PENDAHULUAN Pengaruh Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014).

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan gambaran atas prestasi kerja manajemen, sehingga rentan dipengaruhi oleh kepentingan pribadi manajemen. Pihak eksternal sebagai pengguna laporan keuangan berkepentingan untuk mendapatkan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya, andal, dan relevan. Akuntan publik memiliki peran penting bagi suatu perusahaan, terutama dalam mengaudit laporan keuangan yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemilik perusahaan, investor, kreditur, calon investor dan calon kreditor, pemerintah, dan masyarakat umum.

Pemilik perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk menilai tingkat keberhasilan manajemen dalam memimpin perusahaan. Para investor menggunakan laporan keuangan untuk menilai kinerja manajemen dalam memanfaatkan investasi modal yang sudah ditanam. Para kreditor menggunakan laporan keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi utangnya. Calon investor dan calon kreditor menggunakan laporan keuangan untuk menilai tingkat pengembalian investasi dan risiko berinvestasi di perusahaan yang bersangkutan. Pemerintah menggunakan laporan keuangan untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung


(2)

oleh perusahaan (pajak penghasilan badan) dan dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan pemerintah.

Para agent atau manajer cenderung menyembunyikan informasi dari pemilik perusahaan sebagai priciple, sehingga timbul adanya asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan akibat dari adanya perbedaan kepentingan antara pihak principle dan agent. Akuntan publik sebagai pihak eksternal yang independen bertugas memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan bersifat wajar dan dapat dipercaya serta menampilkan informasi yang sebenarnya mengenai keadaan dan posisi keuangan suatu perusahaan (Sudarno, 2012). Akuntan publik juga berperan sebagai penengah dari perbedaan kepentingan antara pihak manajemen dan pemilik perusahaan. Akuntan publik harus mampu menghasilkan opini yang berkualitas, sehingga opini kewajaran atas laporan keuangan dapat menjamin kehandalan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi para pengguna laporan keuangan.

Perkembangan perusahaan publik sangat berpengaruh terhadap perkembangan profesi akuntan publik, semakin banyak perusahaan publik, maka semakin banyak pula jasa akuntan publik yang dibutuhkan. Oleh karena itu, Kantor Akuntan Publik (KAP) saling bersaing untuk mendapatkan klien dengan berusaha memberikan jasa audit sebaik mungkin (Tanjung dan Tisia. S, 2009). Keberadaan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang banyak di Indonesia, perusahaan memiliki pilihan untuk tetap menggunakan KAP yang sama atau melakukan pergantian KAP (Susan dan Trisnawati, 2011).


(3)

Secara logis, perusahaan akan mencari auditor yang akan memuaskan kepentingan investor, sehingga saham perusahaan senantiasa direspon positif oleh investor. Akan tetapi, perlu diwaspadai bahwa manajer cenderung memilih auditor yang memberi keleluasaan padanya guna memilih prosedur akuntansi yang menguntungkan manajer (Tanjung dan Tisia. S, 2009). Pengawasan auditor atas pengelolaan perusahaan selama periode akuntansi menjadi alat penting bagi investor untuk mendapat jaminan atas kewajaran laporan keuangan.

Pada 2001 masalah Enron di Amerika sempat mengejutkan banyak pihak. Enron memanipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan sebesar 600 juta USD tidak menggambarkan kondisi sebenarnya perusahaan yang sedang merugi. Manipulasi ini didasarkan pada keinginan perusahaan agar tetap diminati investor (Gunady dan Mangoting, 2013). Kecurangan yang dilakukan Enron melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Internasional Arthur Anderson (AA). Banyak pihak menganggap auditor sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas masalah Enron. Independensi auditor merupakan salah satu faktor yang diduga memicu masalah Enron. AA telah melakukan tugas audit keuangan Enron selama hampir 20 tahun. Kondisi ini memunculkan dugaan bahwa tugas audit yang terlalu lama dilakukan oleh seorang auditor atau KAP akan terikat secara emosional dan menurunkan independensinya. Akibat dari masalah Enron, lahirlah The Sarbanes-Oxley (SOX) tahun 2002 sebagai solusi dari skandal perusahaan besar yang terjadi di Amerika (Sudarno, 2012).


(4)

Kasus lain yang cukup menarik adalah kasus audit PT. Telkom yang melibatkan KAP Haryanto Sahari, akan tetapi karena ada suatu hal KAP Haryanto Sahari mundur dan digantikan oleh KAP Eddy Pianto. KAP Haryanto Sahari dengan sengaja memberi interpretasi yang salah terhadap PT. Telkom, PT. Telkomsel dan United States Securities and Exchange Commission mengenai ketentuan standar audit Amerika yang berakibat laporan keuangan auditan PT. Telkom tidak diakui oleh Securities and Exchange Commission (pemegang otoritas pasar modal di Amerika Serikat), sehingga mengharuskan dilakukan audit ulang terhadap PT. Telkom oleh KAP pengganti yaitu KAP Eddy Pianto.

Proses audit KAP Eddy Pianto tidak semulus yang diharapkan. KAP Haryanto Sahari menolak memberi tahu hasil audit yang telah dilakukan dan tidak memberi izin kepada KAP Eddy Pianto untuk mengacu pada hasil audit sebelumnya. PT. Telkom berpendapat tidak memerlukan izin dari KAP Haryanto Sahari untuk melampirkan opininya. Penolakan izin tersebut membuat KAP Eddy Pianto kesulitan dalam mendapatkan opini hasil keuangan sebelumnya dan harus memulai lagi proses audit dari awal tanpa tahu dokumen-dokumen apa saja yang pernah diaudit. Hal ini akan menambah fee audit yang ditanggung oleh PT. Telkom. Tindakan KAP Haryanto Sahari mencoba untuk menyesatkan dan merugikan para pemegang saham. Profesionalitas seorang auditor dalam menjalankan tugas audit merupakan aset penting yang harus dimiliki, saling menghargai sesama profesi dan menjalankan tugas audit sebaik-baiknya. Simbiosis mutualisme


(5)

antara perusahaan dan auditor adalah hal yang tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling membutuhkan. Konsep fair game dalam usaha harus benar-benar dilaksanakan, sehingga tidak terjadi gesekan atas kepentingan-kepentingan yang dilakukan oleh pihak tertentu.

Investor menerima kewajiban rotasi auditor, karena dapat meningkatkan kualitas audit (Chi et al., 2009 dalam Putra 2014). Manajemen memerlukan auditor yang berkualitas dan independen, karena auditor direkomendasi untuk menghindari situasi yang dapat menyebabkan auditor dipengaruhi atau terlalu percaya kepada klien yang mengakibatkan staf audit terlalu bersimpati terhadap kepentingan klien (Nugroho dan Ghozali, 2015). Auditor yang memiliki hubungan yang lama dengan klien diyakini akan membawa konsekuensi ketergantungan yang tinggi, sehingga dapat menciptakan hubungan kesetiaan yang kuat dan pada akhirnya mempengaruhi sikap mental serta opini auditor (Sumarwoto, 2006 dalam Wijayanti dan Januarti 2011). Pembatasan tenure auditor merupakan usaha untuk mencegah auditor terlalu dekat dalam berinteraksi dengan klien, sehingga mengganggu independensinya (Giri, 2010 dalam Nugroho dan Ghozali, 2015). Bluoin et al. (2007) dalam Putra (2014) mengemukakan bahwa pergantian auditor oleh klien bertujuan untuk memperbaiki sistem pengawasan dalam pengelolaan perusahaan.

Oleh karena itu, untuk menjaga kepercayaan publik dalam fungsi audit dan melindungi objektivitas auditor dalam menjaga independensinya, pemerintah Indonesia mengatur adanya kewajiban rotasi audit melalui


(6)

Keputusan Menteri Keuangan 423/KMK.06/2002, tentang “Jasa Akuntan

Publik” (diubah pada KMK Nomor 359/KMK.06/2003). Peraturan rotasi

audit kemudian diperbaharui dengan dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Pasal 3 ayat 1 dalam peraturan rotasi audit menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk tiga tahun buku berturut-turut. Peraturan rotasi audit yang ada diharapkan dapat mempertahankan independensi auditor, sehingga kualitas audit menjadi lebih tinggi. Jadi, yang perlu untuk diteliti adalah jika pergantian KAP bersifat sukarela atau voluntary (di luar PMK No.17/PMK.01/2008).

Namun, ada yang menentang gagasan rotasi wajib auditor yang dianjurkan oleh American Institude of Certified Public Accounting (AICPA), karena mereka percaya bahwa biaya lebih besar daripada manfaat yang diperoleh (Divianto, 2011). Kelemahan lain adalah bahwa pengetahuan yang diperoleh auditor dalam upaya meningkatkan kualitas pekerjaan audit akan percuma dengan adanya pengangkatan seorang auditor baru (Nasser, et al. 2006 dalam Nugroho dan Ghozali 2015). Ketika auditor pertama kali mengaudit satu klien, auditor sama sekali belum memahami lingkungan bisnis klien dan risiko audit klien, sehingga biaya start up menjadi tinggi dan dapat menaikan fee audit (Aprillia, 2013). Fee audit adalah hak yang didapat


(7)

oleh auditor atas jasa yang telah diberikan kepada klien (Astuti dan Ramantha, 2014).

Auditor switching dapat terjadi secara mandatory maupun voluntary. Auditor switching secara mandatory dilakukan hanya berdasarkan peraturan yang berlaku, yang membatasi audit tenure dengan tujuan untuk menjaga independensi auditor. Auditor switching yang dilakukan secara voluntary merupakan keputusan yang hanya berdasar keinginan dari perusahaan itu sendiri (di luar PMK No.17/PMK.01/2008). Pergantian KAP yang bersifat voluntary atau sukarela dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan profitabilitas perusahaan.

Perpindahan KAP karena pemutusan perikatan biasanya dipicu oleh fee audit yang harus dikeluarkan suatu perusahaan atas jasa yang diberikan oleh KAP. Biasanya KAP yang berafiliasi dengan big-four memberikan fee yang sedikit lebih besar dibanding non big-four (Sholihat et al., 2014). Di sisi lain, pergantian KAP dari non big-four ke big-four akan menambah nilai perusahaan di mata calon investor (Gunady dan Mangoting, 2013). Penelitian yang dilakukan Sudarno (2012), Buchari dan Marita (2014) menunjukkan bahwa ukuran KAP memiliki pengaruh signifikan terhadap pergantian auditor. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sholihat et al., (2014) yang menunjukkan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor.

Ukuran perusahaan yang besar mempunyai kemampuan membayar fee audit yang besar, biasanya akan memilih KAP yang besar untuk


(8)

meningkatkan reputasi perusahaan. Dwiyanti dan Sabeni (2014), dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pergantian auditor. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Buchari dan Marita (2014) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap keputusan pergantian auditor.

Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Menurut Hermawan dan Fitriany (2013), perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan berganti ke KAP yang lebih besar, karena perusahaan memiliki kemampuan finansial untuk menyewa KAP yang lebih berkualitas. Menurut Arsih dan Anisykurlillah (2015), profitabilitas tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

Penelitian-penelitian tersebut masih menunjukkan adanya perbedaan yang mempengaruhi auditor switching pada perusahaan di Indonesia, mengingat terdapat pihak yang mendukung dan bahkan menentangnya. Pemilihan KAP oleh perusahaan menjadi isu menarik, karena jumlah KAP yang banyak, tetapi terjadi penguasaan pasar yang tidak merata (Suparlan dan Andayani, 2010). Keinginan KAP agar tetap eksis dalam persaingan berusaha untuk menghalangi objektivitas KAP yang selanjutnya akan mempengaruhi independensi dalam melaksanakan tugas auditnya. Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya masih terdapat hasil yang tidak konsisten, hal


(9)

tersebut yang menjadi dasar peneliti untuk menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan auditor switching dengan menggunakan periode waktu dan objek penelitian yang berbeda dengan sebelumnya, sehingga penelitian ini akan memberika temuan empiris yang berbeda dengan peneliti sebelumnya.

Peneliti menggunakan tiga variabel yaitu ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan profitabilitas perusahaan terkait dengan keputusan perusahaan melakukan auditor switching. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Buchari dan Marita (2014), dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP, opini audit, pertumbuhan perusahaan klien, pergantian manajemen dan ukuran perusahaan klien terhadap pergantian auditor dengan mengambil sampel perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran KAP dan opini audit memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia untuk melakukan pergantian auditor, sedangkan pertumbuhan perusahaan klien, pergantian manajemen dan ukuran perusahaan klien tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia untuk melakukan pergantian auditor.

Variabel yang digunakan dalam penelitian Buchari dan Marita (2014) tidak semua dipakai dalam penelitian ini. Variabel-variabel dalam penelitian Buchari dan Marita (2014) yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel ukuran KAP dan ukuran perusahaan, sedangkan variabel opini audit,


(10)

pertumbuhan perusahaan, dan pergantian manajemen tidak digunakan. Penelitian ini juga menambahkan variabel lain yang tidak ada dalam penelitian Buchari dan Marita (2014), yaitu variabel profitabilitas perusahaan. Variabel profitabilitas perusahaan telah diteliti sebelumnya oleh Hermawan

dan Fitriany (2013), dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Upgrade, Downgrade dan Samegrade pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI”, yang dapat membuktikan bahwa variabel profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap perusahaan dalam melakukan pergantian KAP.

Peneliti mengambil sampel yang sama dari penelitian Buchari dan Marita (2014), tetapi menggunakan periode penelitian yang berbeda. Sampel yang digunakan dalam penelitian Buchari dan Marita (2014) adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012, sedangkan peneliti menggunakan sampel perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dilakukan penelitian dengan judul “PENGARUH UKURAN KAP, UKURAN

PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN

TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014)”.


(11)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penelitian ini bermaksud untuk menguji pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan profitabilitas perusahaan terhadap auditor switching. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching? 2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching? 3. Apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk menguji pengaruh ukuran KAP terhadap auditor switching. 2. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap auditor switching. 3. Untuk menguji pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap auditor

switching.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjadi bahan informasi bagi profesi akuntan publik tentang faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perusahaan melakukan atau tidak melakukan praktik auditor switching, sehingga dapat dijadikan sebagai masukan dalam menghadapi persaingan di dunia usaha.

2. Menjadi salah satu sumber bagi pembuat regulasi yang berkaitan dengan praktik auditor switching oleh perusahaan go-public di Indonesia yang


(12)

erat kaitannya dengan UU Perseroan dan UU Pasar Modal, sehingga dapat menjadi umpan balik bagi penerapan peraturan tentang jasa akuntan publik yang telah diterapkan.

3. Memberikan pandangan dan wawasan mengenai praktik auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan go-public di Indonesia . E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran penelitian yang lebih jelas dan sistematis agar mempermudah bagi pembaca dalam memahami penulisan penelitian ini. Penelitian ini disusun dengan sistematika secara berurutan terdiri dari beberapa bab yang mana setiap bab memiliki keterkaitan yang erat dengan bab-bab yang lainnya, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan ide yang mendasari dilaksanakan penelitian dan berisi latar belakang yang secara garis besar memuat hal-hal yang mengantarkan pada pokok permasalahan, rumusan masalah yang menjadi dasar dilaksanakannya penelitian, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian, manfaat yang diharapkan dari penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari tinjauan pustaka yang menguraikan teori-teori yang relevan tentang auditor switching, mendiskripsikan teoritis variabel penelitian yang meliputi auditor switching, ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan


(13)

profitabilitas perusahaan. Bab ini juga mencantumkan telaah penelitian terdahulu, model penelitian, dan pengembangan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan metode analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan hasil pengumpulan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan tentang hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang diperlukan untuk penelitian selanjutya.


(1)

meningkatkan reputasi perusahaan. Dwiyanti dan Sabeni (2014), dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pergantian auditor. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Buchari dan Marita (2014) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap keputusan pergantian auditor.

Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Menurut Hermawan dan Fitriany (2013), perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan berganti ke KAP yang lebih besar, karena perusahaan memiliki kemampuan finansial untuk menyewa KAP yang lebih berkualitas. Menurut Arsih dan Anisykurlillah (2015), profitabilitas tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

Penelitian-penelitian tersebut masih menunjukkan adanya perbedaan yang mempengaruhi auditor switching pada perusahaan di Indonesia, mengingat terdapat pihak yang mendukung dan bahkan menentangnya. Pemilihan KAP oleh perusahaan menjadi isu menarik, karena jumlah KAP yang banyak, tetapi terjadi penguasaan pasar yang tidak merata (Suparlan dan Andayani, 2010). Keinginan KAP agar tetap eksis dalam persaingan berusaha untuk menghalangi objektivitas KAP yang selanjutnya akan mempengaruhi independensi dalam melaksanakan tugas auditnya. Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya masih terdapat hasil yang tidak konsisten, hal


(2)

tersebut yang menjadi dasar peneliti untuk menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan auditor switching dengan menggunakan periode waktu dan objek penelitian yang berbeda dengan sebelumnya, sehingga penelitian ini akan memberika temuan empiris yang berbeda dengan peneliti sebelumnya.

Peneliti menggunakan tiga variabel yaitu ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan profitabilitas perusahaan terkait dengan keputusan perusahaan melakukan auditor switching. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Buchari dan Marita (2014), dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP, opini audit, pertumbuhan perusahaan klien, pergantian manajemen dan ukuran perusahaan klien terhadap pergantian auditor dengan mengambil sampel perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran KAP dan opini audit memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia untuk melakukan pergantian auditor, sedangkan pertumbuhan perusahaan klien, pergantian manajemen dan ukuran perusahaan klien tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia untuk melakukan pergantian auditor.

Variabel yang digunakan dalam penelitian Buchari dan Marita (2014) tidak semua dipakai dalam penelitian ini. Variabel-variabel dalam penelitian Buchari dan Marita (2014) yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel ukuran KAP dan ukuran perusahaan, sedangkan variabel opini audit,


(3)

pertumbuhan perusahaan, dan pergantian manajemen tidak digunakan. Penelitian ini juga menambahkan variabel lain yang tidak ada dalam penelitian Buchari dan Marita (2014), yaitu variabel profitabilitas perusahaan. Variabel profitabilitas perusahaan telah diteliti sebelumnya oleh Hermawan dan Fitriany (2013), dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Upgrade, Downgrade dan Samegrade pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI”, yang dapat membuktikan bahwa variabel profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap perusahaan dalam melakukan pergantian KAP.

Peneliti mengambil sampel yang sama dari penelitian Buchari dan Marita (2014), tetapi menggunakan periode penelitian yang berbeda. Sampel yang digunakan dalam penelitian Buchari dan Marita (2014) adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012, sedangkan peneliti menggunakan sampel perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dilakukan penelitian dengan judul “PENGARUH UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014)”.


(4)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penelitian ini bermaksud untuk menguji pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan profitabilitas perusahaan terhadap auditor switching. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching? 2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching? 3. Apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk menguji pengaruh ukuran KAP terhadap auditor switching. 2. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap auditor switching. 3. Untuk menguji pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap auditor

switching.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjadi bahan informasi bagi profesi akuntan publik tentang faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perusahaan melakukan atau tidak melakukan praktik auditor switching, sehingga dapat dijadikan sebagai masukan dalam menghadapi persaingan di dunia usaha.

2. Menjadi salah satu sumber bagi pembuat regulasi yang berkaitan dengan praktik auditor switching oleh perusahaan go-public di Indonesia yang


(5)

erat kaitannya dengan UU Perseroan dan UU Pasar Modal, sehingga dapat menjadi umpan balik bagi penerapan peraturan tentang jasa akuntan publik yang telah diterapkan.

3. Memberikan pandangan dan wawasan mengenai praktik auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan go-public di Indonesia . E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran penelitian yang lebih jelas dan sistematis agar mempermudah bagi pembaca dalam memahami penulisan penelitian ini. Penelitian ini disusun dengan sistematika secara berurutan terdiri dari beberapa bab yang mana setiap bab memiliki keterkaitan yang erat dengan bab-bab yang lainnya, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan ide yang mendasari dilaksanakan penelitian dan berisi latar belakang yang secara garis besar memuat hal-hal yang mengantarkan pada pokok permasalahan, rumusan masalah yang menjadi dasar dilaksanakannya penelitian, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian, manfaat yang diharapkan dari penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari tinjauan pustaka yang menguraikan teori-teori yang relevan tentang auditor switching, mendiskripsikan teoritis variabel penelitian yang meliputi auditor switching, ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan


(6)

profitabilitas perusahaan. Bab ini juga mencantumkan telaah penelitian terdahulu, model penelitian, dan pengembangan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan metode analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan hasil pengumpulan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan tentang hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang diperlukan untuk penelitian selanjutya.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 43 85

Pengaruh Auditor spesialis industri ukuran KAP auditor tenure dan independensi auditor terhadap manajemen laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

10 110 142

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Ukuran Kap, Opini Audit, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015).

0 2 12

PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AUDITOR SWITCHING Pengaruh Ukuran Kap, Opini Audit, Dan Profitabilitas Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-

1 6 14

PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AUDITOR SWITCHING Pengaruh Ukuran Kap, Opini Audit, Dan Profitabilitas Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-

0 4 17

PENDAHULUAN Pengaruh Ukuran Kap, Opini Audit, Dan Profitabilitas Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015).

0 3 12

PENDAHULUAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Ukuran Kap, Opini Auditor, Dan Tingkat Profitabilitas Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014) SKRIPSI.

6 19 8

PENGARUH UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP AUDITOR SWITCHING Pengaruh Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek

7 32 14

PENGARUH UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP AUDITOR SWITCHING Pengaruh Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek

0 2 17