Pengaruh Auditor spesialis industri ukuran KAP auditor tenure dan independensi auditor terhadap manajemen laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

(1)

1 SKRIPSI

PENGARUH AUDITOR SPESIALIS INDUSTRI UKURAN KAP

AUDITOR TENURE DAN INDEPENDENSI AUDITORTERHADAP

MANAJEMEN LABAPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

HADIATMAN SINAGA

130522076

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Pengaruh Auditor spesialis industry Ukuran KAP auditor tenureindependensi auditorterhadap Earnings Management pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Medan, 1 Mei 2015 Yang membuat Pernyataan

Hadiatman sinaga 130522076 ABSTRAK


(3)

ii PENGARUH AUDITOR SPESIALIS INDUSTRI UKURAN KAP

AUDITOR TENUREDAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP EARNINGS MANAGEMENTPADAPERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh auditor spesialis industry ukuran KAP auditor tenure dan independensi auditorterhadap manajemen laba riil baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor spesialis industry ukuran KAP auditor tenure dan independensi auditor, sedangkan variabel dependennya adalah manajemen laba riil.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2013 sebanyak 131 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 36 perusahaan sampel yang menjadi objek penelitian dengan 144 unit analisis. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, auditor spesialis industry ukuran KAP auditor tenuredan independensi auditor memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba riil, sedangkan secara parsial auditor spesialis industry berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba riil, ukuran KAP berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba riil ,auditor tenure berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba riil dan independensi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba riil.

Kata Kunci: Auditor spesialis industri, ukuran KAP, auditor spesialisasi industri, auditor tenure, Independensi auditor, manajemen laba riil.


(4)

iii

THE INFLUENCE AUDITOR INDUSTRY SPECIALIZATION THE FIRM SIZE AUDITOR TENURE INDEPENDENCY AUDITOR TOWARDS EARNINGS MANAGEMENT ON MANUFACTURE COMPANIES LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to determine whether there is influence between auditor industry specialization the firm size auditor tenureand independency auditor on real earnings management both partially and simultaneously on the manufacture companies listed on Indonesia Stock Exchange during period 2010 to 2013. Variables used in this study is auditor industry specialization the firm size auditor tenure and independency auditor as independent variable, whereas real earnings management as dependent variable.

The population used in this study is the manufacture companies listed om Indonesia Stock Exchange (BEI) during the period 2010 to 2013 as many as 131 manufacture companies. Sampling method that used is purposive sampling and there are 36 sample companies that will be research objects with 144 unit analysis. An analytical technique used in this research is multiple regression analysis.

The result of this study indicate that simultaneously auditor industry specialization the firms size auditor tenure and independency auditor have a positive and significant influences on real earnings management. In partially, auditor industry specialization has a negative and significant influence on real earnings management, the firm size has a positive and significant influence on real earnings management,auditor tenure has positive and significant influence on real earnings management and independency auditor has positive and significant influence on real earnings management

Keyword: Audit quality, the firm size, auditor industry specialization, auditor tenure, real earnings management


(5)

iv Puji dan Syukur Atas kehadirat AtasAllah swt Tuhan atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Auditor spesialis industri ukuran KAP auditor tenure dan independensi auditor terhadap manajemen laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dan Bapak Drs. H. Hotmal Ja’far, MM, Ak. Selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, Msi., Ak. Selaku Ketua Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. Selaku Sekretaris Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

4. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak. Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi bimbingan, arahan, masukan dan motivasi kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi Universitas Sumatera Utara


(6)

v 5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan arahan, masukan dan motivasi kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Firman syarif, M.si, Ak. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan, masukan dan motivasi kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Kedua orangtua tercinta, Alm ayahanda Sauman sinaga dan Ibunda Rosti Silalahi terima kasih atas dukungan dan doa serta kasih sayang yang telah diberikan selama ini kepada penulis.

8. Kepada kakak, abang dan adik Sarma sinaga, Ali sadar sinaga, Lasma tabena sinaga , fitriyani sinaga dan sahabat seperjuangan Muhammad rizky, Tohiruddin, Dwi Mayasari, Seftin Syaputra, Fadlan, Abdil, Gito, Tripuji, Camai, Elida, Dini, Zetya,atas dukungan yang tiada henti diberikan kepada saya dalam pengerjaaan skripsi saya.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Medan,April2015 Penulis

Hadiatman sinaga 130522076


(7)

vi DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11

2.1 Landasan Teoritis ... 11

2.1.1 Teori Agensi ... 11

2.1.2 Manajemen laba ... 14

2.1.2.1 Definisi Manajemen Laba ... 14

2.1.2.2 Manajemen Laba Riil ... 18

2.1.3 Auditor spesialis industri ... 21

2.1.4. Ukuran KAP ... 22

2.1.5 Auditor tenure ... 24

2.1.6 Independensi auditor ... 26

2.2. Review Penelitian Terdahulu ... 27

2.3. Kerangka Konseptual ... 28

2.4. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Desain Penelitian ... 33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.3 Batasan Operasional ... 34

3.4 Defenisi operasional ... 34

3.5 Skala pengukuran variabel ... 35

3.6. Variabel dependen ... 36

3.6.1 Manajemen laba riil………....36

3.7. Variabel Independen ... 37


(8)

vii

3.7.1.2 Ukuran KAP ... 38

3.7.1.3 Auditor Tenure ... 39

3.7.1.4Independensi auditor………...40

3.8 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

3.9 Jenis dan Sumber Data ... 44

3.10 Metode Pengumpulan Data ... 44

3.11 Teknik Analisis Data ... 44

3.11.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 44

3.11.2 Uji Asumsi Klasik ... 45

3.11.2.1 Uji Normalitas ... 45

3.11.2.2 Uji Multikolonieritas ... 46

3.11.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 46

3.11.2.4 Uji Autokorelasi ... 47

3.12.3 Uji Hipotesis... 47

3.12.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 47

3.12.3.2 Uji Statistik F ... 48

3.12.3.3 Uji Statistik t ... 49

3.12.3.4 Uji Koefisien Determinasi... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 52

4.1 Statistik Deskriptif ... 52

4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 57

4.2.1 Hasil Uji Normalitas ... 58

4.2.2 Hasil Uji Multikolonieritas ... 60

4.2.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 61

4.2.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 62

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 63

4.3.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 63

4.3.2 Hasil Uji Statistik F ... 65

4.3.3 Hasil Uji Statistik t ... 66

4.3.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 68

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

BAB V PENUTUP ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Keterbatasan ... 75

5.3 Saran... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(9)

viii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Ukuran Kantor Akuntan Publik ... 22

2.2 Ringkasan Review Penelitian Terdahulu ... 27

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 35

3.4 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 42

3.5 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 43

4.6 Descriptive Statistics ... 52

4.7 Auditor spesialis industri (SPEC) ... 53

4.8 Ukuran KAP (KAP) ... 54

4.9 Auditor Tenure ... 55

4.10 Independensi auditor ... 56

4.11 Hasil Uji Normalitas ... 58

4.12 Hasil Uji Multikolonieritas ... 60

4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Glejser Test) ... 61

4.14 Hasil Uji Autokorelasi (LM Test) ... 62

4.15 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 63

4.16 Hasil Uji Statistik F ... 65

4.17 Hasil Uji Statistik t ... 66


(10)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 29 4.2 Histogram Uji Normalitas ... 58 4.3 Grafik Normal Plot ... 59


(11)

x DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman Lampiran 1 Data Populasi dan Sampel Peneltian

Perusahaan Manufaktur………. 81 Lampiran 2 Data Penelitian... 85 Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data SPSS... 105


(12)

ii PENGARUH AUDITOR SPESIALIS INDUSTRI UKURAN KAP

AUDITOR TENUREDAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP EARNINGS MANAGEMENTPADAPERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh auditor spesialis industry ukuran KAP auditor tenure dan independensi auditorterhadap manajemen laba riil baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor spesialis industry ukuran KAP auditor tenure dan independensi auditor, sedangkan variabel dependennya adalah manajemen laba riil.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2013 sebanyak 131 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 36 perusahaan sampel yang menjadi objek penelitian dengan 144 unit analisis. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, auditor spesialis industry ukuran KAP auditor tenuredan independensi auditor memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba riil, sedangkan secara parsial auditor spesialis industry berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba riil, ukuran KAP berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba riil ,auditor tenure berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba riil dan independensi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba riil.

Kata Kunci: Auditor spesialis industri, ukuran KAP, auditor spesialisasi industri, auditor tenure, Independensi auditor, manajemen laba riil.


(13)

iii

THE INFLUENCE AUDITOR INDUSTRY SPECIALIZATION THE FIRM SIZE AUDITOR TENURE INDEPENDENCY AUDITOR TOWARDS EARNINGS MANAGEMENT ON MANUFACTURE COMPANIES LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to determine whether there is influence between auditor industry specialization the firm size auditor tenureand independency auditor on real earnings management both partially and simultaneously on the manufacture companies listed on Indonesia Stock Exchange during period 2010 to 2013. Variables used in this study is auditor industry specialization the firm size auditor tenure and independency auditor as independent variable, whereas real earnings management as dependent variable.

The population used in this study is the manufacture companies listed om Indonesia Stock Exchange (BEI) during the period 2010 to 2013 as many as 131 manufacture companies. Sampling method that used is purposive sampling and there are 36 sample companies that will be research objects with 144 unit analysis. An analytical technique used in this research is multiple regression analysis.

The result of this study indicate that simultaneously auditor industry specialization the firms size auditor tenure and independency auditor have a positive and significant influences on real earnings management. In partially, auditor industry specialization has a negative and significant influence on real earnings management, the firm size has a positive and significant influence on real earnings management,auditor tenure has positive and significant influence on real earnings management and independency auditor has positive and significant influence on real earnings management

Keyword: Audit quality, the firm size, auditor industry specialization, auditor tenure, real earnings management


(14)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi dan kinerja keuangan suatu entitas dalam suatu periode. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pihak-pihak eksternal seperti investor, kreditor, pelanggan dan masyarakat luas. Laporan ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu seluruh informasi yang terdapat laporan keuangan harus relevan, reliable dan tidak terdapat kesalahan material sehingga tidak menyesatkan pengguna dalam menginterpretasikannya.

Laporan keuangan yang relevan artinya informasi yang disajikan dalamlaporan keuangan dapat membantu pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan memprediksi peristiwa masa depan. Salah satu informasi laporan keuangan yang menjadi pusat perhatian pemakai laporan keuangan adalah informasi laba. Laba dapat digunakan untuk menaksir resiko dalam investasi dan dasar pembagian deviden, akibatnya pemakai laporan keuangan sering menyoroti laba perusahaan. Nurika (2010) menguatkanbahwa pasar memberikan respon positif terhadap informasi laba perusahaan.Pemakai laporan keuangan melihat laba perusahaan sebagai salah satuindikator pengukuran kinerja manajemen (Suranta dan Merdistusi, 2004). Laba yang meningkat merupakan indikasi meningkatnya kinerja manajemen. Manajemen menyadari


(15)

2 bahwa pemakai laporan keuangan cenderung memperhatikan laba, khususnya manajemen yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi laba perusahaan. Hal ini mendorong manajemen melakukan Praktik manajemen laba.

Manajemen laba adalah suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut)Schipper (1989) dalam Rahmawati (2006)

Konsep manajemen laba dapat menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory), yang isinya menyatakan bahwa pratik manajemen laba dipengaruhi antara kepentingan antara manajemen dengan principal yang timbul karena setiap pihak berusaha mencapai keinginan masing-masing (Salno dan Baridwan, 2000). Manajemen melakukan manajemen laba karena mengharapkan adanya manfaat dari tindakan tersebut dan mengantisipasi kejadian tidak terduga

Salah satu bentuk manipulasi data adalah manajemen laba (earnings management). Manajemen laba mungkin tidak terlalu asing bagi para pemerhati manajemen dan akuntansi, baik praktisi maupun akademisi. Istilah tersebut mulai menarik perhatian para peneliti, khususnya peneliti akuntansi, karena sering dihubungkan dengan perilaku manajer atau para pembuat laporan keuangan (preparers of financial statements), (Gumanti2000:105).Manajemen laba yang dilakukan oleh manajer timbul karena adanya masalah keagenan yaitu konflik kepentingan antara pemilik/pemegang saham (principal) dengan pengelola/manajemen (agent) akibat tidak bertemunya utilitas maksimal diantara mereka, karena manajemen memiliki informasi tentang perusahaan lebih banyak


(16)

3 daripada pemegang saham sehingga terjadi asimetri informasi yang memungkinkan melakukan praktik akuntansi dengan orientasi pada laba untuk mencapai suatu kinerja tertentu. (earnings management) (Cohen dan Zarowin, 2010; Mc Vay, 2006;

Roychowdhury, 2006). Zang (2006) menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan berbagai teknik manajemen laba, tidak hanya satu teknik saja untuk mencapai target laba. Selain itu, hasil survei Graham et al. (2005) menunjukkan bahwa manajer puncak cenderung lebih memilih manajemen laba riil (real earnings management) daripada manajemen laba berbasis akrual untuk mencapai targetlaba. Oleh karena itu, penelitian akuntansi yang mengambil kesimpulan tentang manajemen laba dengan hanya mendasarkan pada pengaturan akrual saja mungkin menjadi tidak valid (Roychowdhury, 2006). Beberapa penelitian manajemen laba terkini menyatakan pentingnya memahami bagaimana perusahaan melakukan manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil selain manajemen laba berbasis akrual (Roychowdhury, 2006; Gunny, 2005; Zhang, 2006; Cohen et al., 2008; Cohen dan Zarowin, 2010).2 Hal ini penting karena hasil penelitian Cohen et al. (2008) menunjukkan bahwa manajer telah beralih dari manajemen laba berbasis akrual ke manajemen laba riil setelah periode Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk menghindari deteksi yang dilakukan auditor dan regulator.

Namun seiring perubahan zaman, hubungan antara manajemen, auditor dan pihak eksternal lama kelamaan mulai terkikis, hal ini dibuktikan beberapa skandal


(17)

4 akuntansi yang terjadi. Skandal-skandal akuntansi bukan hanya terjadi pada perusahaan-perusahaan besar di Amerika seperti Enron, Xerox, Worldcom, Green Tree Financial Corporation, dan lain-lain.Kejadian yang serupa terjadi pula di Indonesia, seperti kasus PT. Ades Alfindo yang terungkap tahun 2004, kasus PT. Indofarma tahun 2004, kasus PT. Perusahaan Gas Negara tahun 2006, kasus PT. Bank Lippo tahun 2002, kasus PT. Kimia Farma tahun 2002, dan masih banyak lagi (Sulistiawan, et al. 2011:53). Sebagai contoh kasus Enron yang terjadi pada tahun 2000, melibatkan Chief Executive Officer (CEO), komisaris, komite audit, auditor internal sampai dengan auditor eksternal. Skandal Enron berupa perhitungan atas total revenue Enron tahun 2000 dinyatakan sebesar $US 100,8 miliar dan dibenarkan oleh auditor eksternal Arthur Anderson. Laporan keuangan tersebut diuji kembali oleh Petroleum Finance Company (PFC) dan ternyata hanya berjumlah $US 9 miliar dan Enron memiliki utang senilai $US 1,2 miliar yang disembunyikan dengan teknik off balance sheet. Hal ini mengakibatkan Enron pailit, rusaknya citra profesi akuntan dan kerugian ratusan juta dollar dialami investor (Sudirman, 2002, Tjager et al. 2003;dalam Luhgiatno, 2010:17). Kasus manajemen laba yang terjadi baru-baru ini adalah kasus kelebihan pencatatan pada laporan keuangan 2004-2008 PT. Waskita Karya. Kasus kelebihan pencatatan laba bersih sebesar Rp. 500 miliar diketahui saat dilakukan audit laporan keuangan menyeluruh seiring pergantian direktur pada tahun 2008.

Pada penelitian ini manajemen laba (earnings management)diukur dengan proksi manajemen laba riil (real earnings management). Hal ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu yang kebanyakan hanya memfokuskan pada teknik


(18)

5 manajemen laba berbasis akrual (accrual-based earnings management) (Roychowdhury, 2006: 336). Konsep manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil merupakan konsep yang dikenalkan oleh Roychowdury (2006) untuk mendeteksi praktik manajemen laba melalui pendekatan aktivitas riil perusahaan. Manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil cenderung dilakukan oleh perusahaan yang kinerjanya menurun dengan motif untuk menghindari laba nol dan laba negatif.

Dalam langkah deteksi potensi manajemen laba, maka strategi yang diperlukan adalah menelusuri kembali hubungan yang saling terkait antara auditor, manajemen dan pihak eksternal. Manajemen akan memenuhi fungsi pertanggungjawaban terhadap pihak eksternal dengan informasi yang ada di dalam laporan keuangan, namun pihak eksternal akan menerima informasi laporan keuangan tersebut jika telah diaudit oleh auditor. Oleh karena itu, manajemen memerlukan jasa profesional seorang auditor untuk memastikan kewajaran laporan keuangan yang disajikan dengan melakukan audit atas laporan keuangan.

Audit dapat mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pengguna laporan keuangan dengan memanfaatkan pihak luar yang independen (auditor eksternal) untuk memberikan pengesahan terhadap laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan akan terbantu dengan laporan yang dibuat oleh auditor dalam mengambil sebuah keputusan.

Dari langkah deteksi potensi manajemen laba yang telah diuaraikan di atas, peneliti memiliki asumsi bahwa Ukuran KAP ,Auditor spesialis industry,Auditor


(19)

6 Tenure dan Independensi Auditorsangat memengaruhi potensi terjadinya manajemen laba.

Auditor spesialis industri merupakan dimensi dari kualitas audit, sebabpengetahuan dan pengalaman auditor tentang industri merupakan salah satu elemendari keahlian auditorZhou dan Elder (2003: 103)

Auditor spesialis industri diyakini mampu mendeteksikesalahan-kesalahan secara lebih baik pada perusahaan industri tertentu. Oleh karenaitu, penggunaan auditor dengan spesialisasi industri diharapkan akan membantumengekang manajemen laba.

ukuran KAP adalah KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four dan Non Big Four. Peneliti mengasumsikan KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP Non Big Four. Auditor yang berkualitas baik kemungkinan dapat mengurangi kecenderungan manajer dalam melakukan manajemen laba. Hal ini karena auditor yang berkualitas baik lebih menjaga sikap independensi dan objektivitas ( theodorus,tuanakkota 2011)

Auditor tenure adalah masa perikatan (keterlibatan) antara KAP dan klien terkait jasa audit yang disepakati atau dapat juga diartikan sebagai jangka waktu hubungan


(20)

7 auditor dan klien. Auditor tenure telah ditentukan secara mandatory oleh peraturan pemerintah.Auditor tenure diukur dengan menghitung jumlah tahun seorang auditor mengaudit laporan keuangan sebuah perusahaan secara berurutan (Al-Thuneibat et al. 2011: 320).

Di Indonesia, peraturan yang mengatur auditor tenure adalah Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/KMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut. Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi.

Independensi auditor adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh pihak lain yang artinya adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkanfakta dan adanya pertimbangan objektif yang tidak memihak dalam diri auditor dalammerumuskan dan menyatakan pendapatnya. Jika auditor memilikisikap independensi, maka diharapkan bisa menemukan salah saji dalam laporankeuangan manajemen termasuk manajemen laba(Mulyadi, 2001)

Beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh ukuran KAP, auditor spesialisasi industri dan auditor tenure terhadap manajemen laba yang diproksikan dengan manajemen laba riil menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda dalam


(21)

8 Penelitian Nihlatih(2014) menyimpulkan bahwa auditor spesialisasi industri berpengaruh positif sedangkan auditor tenure berpengaruh Positif terhadap manajemen laba riil ,perbedaan peneliti terdahulu dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah menambah variable independensi auditor,uji statistik F dimana pada penelitian ini akan diketahui apakah variabel-variabel independen mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen

Berdasarkan Uraian diatas maka peneliti tertarik dan termotivasi untuk menelitidengan judul ‘’Pengaruh auditor spesialis industri,Ukuran KAP,Audit tenure,Independesi Auditor terhadap Manajemen laba Riil ‘’(real earnings management)‘’

1.2 Rumusan masalah penelitian

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah auditor spesialis industri berpengaruh terhadap manajemen laba

riil pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2013

2. Apakah ukuran KAPberpengaruh terhadap manajemen laba riil pada perusahaan yang terdaftar di BEI 2010-2013

3. Apakah auditor tenure berpengaruh terhadap manajemen laba riil pada perusahaan yang terdaftar di BEI 2010-2013

4. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap manajemen laba riil pada perusahaan yang terdaftar di BEI 2010-2013


(22)

9 5. Apakah auditor spesialis industry,ukuran KAP,auditor tenure,independensi

auditor berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2013

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh auditor spesialis industri terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2013 2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP terhadap manajemen laba riil

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2013

3. Untuk mengetahui pengaruh auditor tenure terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur yang terdaftar diBEI 2010-2013

4. Untuk mengetahui pengaruh Independensi auditor terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2013

5. Untuk mengetahui pengaruh auditor spesialis industry,ukuran KAP,auditor tenure,independensi auditor secara simultan terhadap manajemen riil terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2013.

Adapun manfaat yang diharapakan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut : a. Peneliti


(23)

10 Penelitian ini diharapakan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peneliti tentang pengaruh auditor spesialis industry,ukuran KAP,auditor tenure,independensi auditor terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2013

b. Investor dan calon investor

Informasi yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan akan membantu investor dan calon investor dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan modalnya kepada suatu entitas. Informasi tersebut diperoleh dari kualitas audit yang menunjukkan kewajaran laporan keuangan.

c. Auditor

Auditor akan memperoleh pentingnya informasi tentang auditor spesialis industri,ukuran KAP,auditor tenure,independensi auditor terhadap manajemen laba riil sehingga auditor harus lebih berhati-hati dalam melaksanakan tugas auditnya

d. Bagi Penelitian Mendatang

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitan mendatang mengenai, ukuran KAP, spesialisas industri KAP, audit tenur, dan

independensiauditor dalam pengaruhnya terhadap manajemen laba.

BAB II


(24)

11 2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Teori agency ( Agency theory )

Jensen dan Meckling (1976: 308) menggambarkan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara satu orang atau lebih (prinsipal) yang melibatkan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Prinsipal merupakan pihak yang memiliki saham pada suatu perusahaan atau pemilik perusahaan. Agen merupakan pihak yang diberi wewenang oleh prinsipal untuk mengelola aset perusahaan.

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami earnings management. Dalam hubungan prinsipal dan agen akan menimbulkan apa yang dinamakan agency cost yakni risiko yang terjadi ketika prinsipal membayar agen untuk menjalankan sebuah tugas padahal kepentingan agen bertentangan atau tidak selaras dengan kepentingan prinsipal. Kemudian juga akan menimbulkan konflik kepentingan antara kepentingan prinsipal dan kepentingan agen. Pihak prinsipaltermotivasi untuk menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat.Agentermotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman maupun kontrak kompensasi dan bonus. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena prinsipal tidak dapat memonitor aktivitas agen sehari-hari untuk memastikan bahwa agen bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham.


(25)

12 Pada kenyataannya principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agen sedangkan agenmempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang menyebabkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh prinsipal dan agen. Informasi yang lebih sedikit yang dimiliki oleh pemegang saham dapat memicu manajer menggunakan posisinya dalam perusahaan untuk mengelola laba yang dilaporkan (Lobo dan Zhou, 2001 dalam Rusmin, 2010: 620).

Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agen. Hal ini memacu agen untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agen tersebut adalah yang disebut sebagai manajemen laba.

Auditor eksternalmerupakan pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal dan pihak agen dalam mengelola keuangan perusahaan. Auditor akan mengesahkan laporan pertanggungjawaban pihak agen terhadap pihak prinsipal dengan memberikan penilaian secara independen dan profesional atas kehandalan dan kewajaran laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu dalam hal ini, kualitas audit dan auditor tenure memengaruhi auditor eksternal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pihak yang mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal dan pihak agen. Terdapat dua proksi yang dapat digunakan untuk


(26)

13 menggambarkan variabel kualitas audit yaitu auditor spesialis industry, ukuran KAP, auditor tenure dan independensi auditor.

Teori keagenan menjelaskan bahwa seorang auditor dengan kualitas

audit yang tinggi akan memiliki kemampuan dalam mendeteksi adanya praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan (Becker et al., 2010) Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor diharapkan dapat dipercaya dan digunakan oleh pihak principal. Selain itu, teori keagenan menjelaskan variabel arus kas bebas, bahwa arus kas bebas dapat menimbulkan masalah agensi karena adanya konflik kepentingan antara manajemen dan principal (Akhmad, 2011). Manajemen bisa memanfaatkan surplus arus kas bebas untuk melakukan investasi yang sia-sia demi kepentingan pribadi.

Auditor spesialisasi industri yakni auditor yang memiliki keahlian dalam suatu industri tertentu dimungkinkan akan lebih dapat mendeteksi kesalahan-kesalahan dan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen daripada auditor tanpa keahlian khusus.

Ukuran KAP akan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. KAP Big Four menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan KAP Non Big Four (DeAngelo, 1981: 184, Becker et al., 1998: 6). Auditor Big Four memiliki keahlian dan reputasi yang tinggi dibandingkan dengan auditor Non Big Four.

Auditor tenure dalam hal ini juga menjadi sebuah indikasi bahwa sikap independen auditor yang sesungguhnya menjadi sangat sulit untuk diterapkan,


(27)

14 karena adanya kepentingan manajemen klien. Oleh karena itu, lamanya hubungan antara perusahaan dan auditor dapat memengaruhi terjadinya manajemen laba.

Independensi auditor berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan objektif yang tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2001)

2.1.2 Pengertian Manajemen laba ( earnings management) 2.1.2.1 Defenisi manajemen laba

Istilah earnings management atau manajemen laba mungkin tidak terlalu asing bagi para pemerhati manajemen dan akuntansi, baik praktisi maupun akademisi. Istilah tersebut mulai menarik perhatian para peneliti, khususnya peneliti akuntansi karena sering dihubungkan dengan perilaku manajer atau para pembuat laporan keuangan (prepares of financial statements), (Gumanti, 2000: 105). Sekilas tampak bahwa manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba (earnings) atau prestasi usaha suatu organisasi. Hal ini tidaklah aneh karena tingkat keuntungan atau laba yang diperoleh sering dikaitkan dengan prestasi manajemen disamping memang adalah suatu yang lazim bahwa besar kecilnya bounus yang akan diterima oleh manajer tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila manajer sering berusaha menonjolkan prestasinya melalui tingkat keuntungan atau laba yang dicapai


(28)

15 Definisi laba menurut Verawati (2012: 18) adalah salah satu indikator utama untuk mengukur kinerja dan pertanggungjawaban manajemen. Informasi laba juga dapat dijadikan panduan dalam melakukan investasi yang membantu investor ataupun pihak lain dalam menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Selain itu, laba pada umumnya dipandang sebagai dasar untuk perpajakan, pembayaran dividen dan pengambilan keputusan. Adanya kecenderungan untuk memerhatikan laba ini disadari oleh manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi laba tersebut, sehingga mendorong munculnya manajemen laba (earnings management).

Ada perbedaan mendasar antara praktisi dan akademisi dalam memandang manajemen laba. Secara umum para praktisi, yaitu investor, pemerintah, asosiasi profesi, dan pelaku ekonomi lainnya menganggap manajemen laba sebagai kecurangan manajerial. Alasannya adalah aktivitas rekayasa manajerial ini dilakukan untuk menyesatkan dan merugikan pihak lain yang menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informasi untuk mengetahui segala sesuatu mengenai perusahaan. Sementara akademisi, termasuk para peneliti menilai manajemen laba bukan sebagai kecurangan, sebab aktivitas rekayasa manajerial ini pada dasarnya merupakan dampak dari luasnya prinsip yang berterima umum, sehingga bisa dikatakan bahwa perbedaan pemahaman terhadap manajemen laba disebabkan perbedaan sudut pandang antara satu pihak dengan pihak lain (Sulistyanto, 2008, 2012: 18).

Gumanti (2000) 2010: 19) berpendapat bahwa manajemen laba dapat memberikan gambaran akan manajer dalam melaporkan kegiatan usahanya pada


(29)

16 suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk mengatur data keuangan yang dilaporkan. Manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi untuk mengatur keuangan yang dapat dilakukan karena memang diperkenankan menurut peraturan akuntansi. Hal ini sejalan dengan definisi manajemen laba menurut Belkaoui (2011:74)yakni:“Suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia danmengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diharapkan.”

Definisi yang berbeda menurut Healy dan Wahlen dalam Belkaoui (2011:75) yakni:“Manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan pertimbangan mereka dalam pelaporan keuangan dan struktur transaksi untuk mengubah laporan keuangan dengan tujuan menyesatkan beberapa pemangku kepentingan mengenai kondisi kinerja ekonomi perusahaan atau untuk memengaruhi hasil-hasil kontraktual yang bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan.”

Definisi yang dikemukakan oleh Healy dan Wahlen di atas berfokus pada penerapan pertimbangan dalam laporan keuangan (1) untuk menyesatkan para pemangku kepentingan yang tidak ataupun tidak bisa melakukan manajemen laba dan (2) untuk membuat laporan keuangan menjadi lebih informatif bagi para penggunanya. Oleh karenanya, terdapat sisi baik maupun buruk dari manajemen


(30)

17 laba: (1) sisi buruknya adalah biaya yang diciptakan oleh kesalahan alokasi dari sumber-sumber daya dan (2) sisi baiknya adalah potensi peningkatan kredibilitas manajemen dalam mengkomunikasikan informasi pribadi kepada pemangku kepentingan eksternal dan memperbaiki keputusan dalam alokasi sumber-sumber daya.

Dari beberapa pengertian manajemen laba di atas, peneliti menyimpulkan bahwa manajemen laba berkaitan dengan cara manajemen dalam menyajikan laporan keuangan dalam pengambilan keputusan, artinya manajemen punya wewenang untuk menyajikan laporan keuangan baik secara legal maupun ilegal. Kriteria manajemen laba secara legal yakni apabila tidak menyimpang dari Standar Akuntansi Keuangan, misalnya dalam pemilihan metode penyusutan baik melalui metode garis lurus atau saldo menurun. Pemilihan dari salah satu metode tersebut tentu akan berpengaruh terhadap laporan keuangan khususnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan atau lebih banyak berkaitan dengan pengambilan keputusan manajemen terkait laporan keuangan perusahaan. Sedangkan kriteria manajemen laba secara ilegal yakni apabila telah menyimpang dari Standar Akuntansi Keuangan, misalnya penyajian akun akumulasi penyusutan dalam laporan posisi keuangan seharusnya di sisi kredit namun manajemen menyajikannya si sisi debet.

2.1.2.2 Manajemen Laba Riil

Manajemen laba riil merupakan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen melalui aktivitas perusahaan sehari-hari selama periode akuntansi. Motivasi utama atas manipulasi aktivitas riil adalah waktu (timing) manajemen laba. Manajemen


(31)

18 laba riil dapat dilakukan kapan saja sepanjang periode akuntansi dengan tujuan spesifik, yaitu memenuhi target laba tertentu, menghindari kerugian dan mencapai target ramalan analis. Selain itu, menajemen laba riil sulit untuk dideteksi oleh auditor.

Menurut Healy and Wahlen, (1999) dalam Roychowdhury (2006: 337) mendefinisikan manajemen laba sebagai berikut “Earnings management accurs when managers use judgment in financial reporting and in structuring transactions to alter financial reports to either mislead some stakeholders about the underlying economic performance of the company or to influence contractual outcomes that depend on reported accounting practices”. Dengan kata lain bahwa campur tangan manajer dalam proses pelaporan keuangan tidak hanya melalui metode-metode atau estimasi-estimasi akuntansi saja tetapi juga dapat dilakukan melalui keputusan-keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional. Selanjutnya, manajer juga memiliki insentif untuk memanipulasi aktivitas-aktivitas riil selama tahun berjalan untuk memenuhi target laba. Manipulasi aktivitas-aktivitas riil tersebut disebut manajemen laba riil.

Menurut Roychowdhury (2006), Cohen et al. (2008), Cohen dan Zarowin (2010) dalam Ratmono (2010: 5) terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam manipulasi aktivitas riil, yaitu:

1. Manipulasi penjualan

Manipulasi penjualan merupakan usaha untuk meningkatkan penjualan secara temporer dalam periode tertentu dengan menawarkan diskon harga produk secara berlebihan atau memberikan persyaratan kredit yang lebih


(32)

19 lunak. Strategi ini dapat meningkatkan volume penjualan dan laba periode saat ini, dengan mengasumsikan marginnya positif. Namun pemberian diskon harga dan syarat kredit yang lebih lunak akan menurunkan aliran kas periode saat ini.

2. Penurunan beban-beban diskresionari (dicretionary expenditure)

Perusahaan dapat menurunkan discretionary expenditureseperti beban penelitian dan pengembangan, iklan dan penjualan, administrasi dan umum terutama dalam periode dimana pengeluaran tidak langsung menyebabkan pendapatan dan laba. Strategi ini dapat meningkatkan laba dan arus kas periode saat ini namun dengan risiko menurunkan arus kas periode mendatang.

3.Produksi yang berlebihan (overproduction)

Untuk meningkatkan laba, manajer perusahaan dapat memproduksi lebih banyak daripada yang diperlukan dengan asumsi bahwa tingkat produksi yang lebih tinggi akan menyebakan biaya tetap per unit produk lebih rendah. Strategi ini dapat menurunkan harga pokok penjualan (cost of good sold) dan meningkatkan laba operasi.

Ketiga cara manipulasi aktivitas riil di atas biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dengan kinerja yang buruk sehingga tidak banyak memiliki akrual untuk dimanipulasi. Satu-satunya cara adalah dengan manipulasi aktivitas riil tersebut terutama untuk mencapai laba sedikit di atas nol.

Dengan ketiga cara di atas perusahaan-perusahaan yang diduga (suspect) melakukan manipulasi aktivitas riil akan mempunyai abnormal cash flow operations (CFO) dan abnormal discretionary expense yang lebih kecil serta abnormal production cost yang lebih besar dibandingkan perusahaan-perusahaan lain.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Roychowdhury (2006: 338) menunjukkan para eksekutif keuangan lebih memilih untuk memanipulasi laba melalui aktivitas-aktivitas riil daripada aktivitas akrual. Hal ini disebabkan oleh:


(33)

20 1. Manipulasi akrual cenderung membuat para auditor atau regulator melakukan pemeriksaan dengan cepat daripada jika keputusan-keputusan tentang aktivitas riil atau produksi yang dibuat. Hal ini menunjukkan bahwa baik auditor ataupun regulator kurang memberikan perhatian terhadap aktivitas-aktivitas riil yang dimanipulasi oleh manajemen, sehingga manajemen memiliki kesempatan untuk memanfaatkan peluang ini dalam mencapai target laba.

2. Hanya bersandar pada manipulasi akrual saja akan membawa risiko karena pengelolaan laba dengan mengandalkan akrual diskresioner hanya dapat dilakukan pada akhir tahun. Akan tetapi, strategi ini menimbulkan risiko yaitu jika jumlah laba yang perlu dimanipulasi lebih besar daripada akrual diskresioner yang dapat digunakan manager, maka kemampuan manajer dalam memanipulasi laba terbatas, akibatnya target laba tidak dapat dicapai jika hanya menggunakan akrual diskresioner pada akhir tahun.

Berdasarkan Roychowdhury (2006: 34) dalam Subekti, Kee dan Ahmad (2010: 13) pengukuran manajemen laba riil menggunakan 3 cara yakni:

1. Abnormal cash flow operations (CFO). Arus kas operasi abnormal adalah manipulasi laba yang dilakukan perusahaan melalui aliran operasi kas yang akan memiliki aliran kas lebih rendah daripada level normalnya. Estimasi nilai residu arus kas operasi merupakan nilai abnormal arus kas operasi.

2. Abnormal production cost (PO). Biaya kegiatan produksi abnormal adalah manajemen laba riil yang dilakukan melalui manipulasi biaya produksi, dimana perusahaan akan memiliki biaya produksi lebih tinggi daripada level normalnya. Estimasi nilai residu dari biaya produksi merupakan nilai abnormal biaya produksi. 3. Abnormal discretionary expense (DE). Biaya diskresioner abnormal adalah manajemen laba riil yang dilakukan dengan menurunkan discretionary expenditure seperti biayapenelitian dan pengembangan, biaya iklan, biaya penjualan, administrasi dan umum. Estimasi nilai residu dari biaya diskresioner merupakan nilai abnormal biaya diskresioner.

2.1.3 Auditor Spesialis Industri

Dalam Zhou dan Elder (2004: 96) membuktikan bahwa kualitas audit berhubungan dengan auditor spesialis industri. Auditor yang melakukan spesialisasi pada industri tertentu memiliki lebih banyak pengetahuan mengenai informasi industri tersebut dibandingkan auditor non-spesialis.Auditor spesialisasi industri


(34)

21 menggambarkan keahlian dan pengalaman audit seorang auditor pada bidang industri tertentu yang diproksi dengan jasa audit pada bidang industri tertentu. Dengan demikian, auditor spesialisasi industri diharapkan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan auditor lainnya dalam meminimalisir adanya praktik manajemen laba (Solomon et al., Owhoso et al. dalam Rusmin, 2010: 621).

Auditor spesialisasi industri diproksi dengan konsentrasi jasa auditor pada bidang tertentu (Rahmadika, 2013: 36). Auditor yang memiliki spesialisasi industri yakni auditor yang memiliki keahlian dalam suatu industri tertentu, auditor spesialisasi industri dimungkinkan akanlebih dapat mendeteksi kesalahan-kesalahan dan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen daripada auditor tanpa keahlian khusus.

Chi et al. (2011) dalam Inaam dan Khmoussi (2012: 21) menemukan bahwa keahlian industri auditor berhubungan dengan manajemen laba berbasi riil yang lebih besar. Dengan meningkatnya keahlian auditor dimungkinkan bahwa manajemen akan menggunakan berbagai caranya untuk memanipulasi aktivitasnya terkait dengan tingkat laba yang dihasilkan perusahaan. Manajemen memiliki kapasitas untuk mengatur setiap kegiatan di dalam perusahaan sehingga dapat mendorong manajer memenuhi target laba.

Dalam teori agensi dan teori stewardship dimana pihak agen sebagai pihak yang diberi tanggungjawab oleh pihak prinsipal akan terdorong untuk melakukan berbagai hal untuk memberikan hasil pertanggungjawaban yang sebaik mungkin walaupun terkadang tidak sesuai dengan realita misalnya dengan melakukan


(35)

22 perubahan pada laba. Oleh karena itu, auditor dituntut untuk menguasai keahlian di bidang industri perusahan. Dengan demikian auditor yang memiliki keahlian dalam spesialisasi industri maka akan dapat menurunkan praktek manajemen laba.

2.1.4 Ukuran KAP

Dalam agency theory dijelaskan bahwa adanya pihak principal dengan pihak agen yang digambarkan dengan hubungan antara auditee dan auditor dalam proses audit. Untuk memperoleh audit yang berkualitas, seorang principal akan cenderung menunjuk agen (auditor) yang memiliki independensi. Auditor yang memiliki independensi tinggi diasumsikan oleh auditor yang berada dalam KAP yang besar. Dalam hal ini ukuran auditor dijadikan sebagai patokan dalam menentukan hasil audit yang diperlukan dalam pengambilan keputusan.Ukuran KAP akan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. KAP big four menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan KAP non big four (Meutia, dalam Rahmadika 2011:15). Auditor big four memiliki keahlian dan reputasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor non big four. Oleh karena itu auditor big four akan berusaha untuk memberikan kualitas terbaik mereka dalam mempertahankan pangsa pasar, repuatsi dan kepercayaan masyarakat.

Geralyi et al. (2011) melakukan penelitian mengenai ukuran auditor terhadap manajemen laba menemukan bahwa ukuran auditor berhubungan negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian tersebut diasumsikan bahwa semakin besar ukuran auditor akan berdampak pada penurunan aktivitas manajemen laba perusahaan.


(36)

23 Tabel berikut menunjukkan mitra KAP internasional Big Four dengan KAP di Indonesia

Tabel 2.1

Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)

The big four Mitra Indonesia

Deloitte Touche Tohmatsu Osman Bing Satrio dan rekan

Ernst and Young Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja

Kingsfield, Peat, Marwick, Goerdeller (KPMG)

Siddharta dan Widjaja Price Waterhouse Coopers (PWC) Haryanto, Sahari dan rekan

Sumber: Tuanakkotta, Theodorus M., Berfikir Kritis dalam Auditing (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm. 299.

Ukuran KAP menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap independen dan melaksanakan audit secara profesional. KAP Big Four merupakan auditor yang memiliki keahlian dan reputasi yang tinggi dibanding dengan auditor KAP NonBig Four (Nurina, 2010 dalam Kono, 2013: 3). Auditor Big Four diharapkan lebih bisa mengungkap salah saji material antara pihak manajemen dan pemegang saham, selain itu KAP Big Four cenderung memiliki auditor yang lebih berpengalaman yang akhirnya mampumembatasi besarnya manajemen laba pada suatu perusahaan (Kono, 2013: 3). Dahlan (2009: 9) menambahkan bahwa KAP Big Four memiliki dorongan yang lebih besar untuk mengetahui kesalahan dalam sistem akuntansi klien, selain itu perusahaan yang diaudit oleh auditor KAP Big Four cenderung akan membatasi praktik manajemen laba.


(37)

24 2.1.5 Audit Tenure

Pergantian masa kerja (tenure) auditor telah ditentukan secara mandatory oleh peraturanpemerintah. Hal ini dimaksudkan agar independensi seorang auditor dapat lebih terjaga dengan membatasi hubungan antara auditor dan auditee. Auditor ini berguna untuk mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara agen dan principal sehingga auditor harus memiliki tingkat independensi yang tinggi untuk mencegah terjadinya asimetri informasi ini yang salah satunya mengenai manajemen laba yang dilakukan oleh agen.

Reichelt and Wang (2010) dalam Inaam dan Khmoussi (2012) meneliti adanya hubungannegatif antara auditor tenure dengan manajemen laba. Dengan adanya audit tenureyang lebihpendek maka manajemen laba yang dilakukan oleh auditee (agen) akan lebih besar namun semakinlama audit tenure akan memperkecil praktik manajemen laba yang dilakukan. Fanny dan Siregar (2007) dalam Herusetya (2009) menemukan hubungan signifikan antara audit tenure dengan nilai absolute akrual diskresioner sebagai proksi manajemen laba dan hasil penelitian. Mereka menemukan bahwa nilai absolute diskresioner semakin rendah seiring dengan semakin panjangnya jangka waktu penugasan audit.

Namun Johnson et al. (2002) dalam Inaam dan Khmoussi (2012) menemukan bahwa klien dengan masa auditor yang lebih pendek memiliki kualitas akrual yang lebih rendah dibandingkan dengan masa kerja lebih panjang. Penelitian tersebut menyebutkanbahwa masa kerja yang lebih lama akan dikaitkan dengan peningkatan akrual diskresioner dan manajemen laba real. Masa kerja yang lebih pendek akan menurunkan praktik manajemen laba dan masa kerja yang lebih lama


(38)

25 pada auditor akan meningkatkan aktivitas manajemen laba diperusahaan baik secar. Ini dikarenakan auditor yang memiliki masa kerja lebih pendek cenderung akan memiliki independenitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang telah memiliki masa kerja audit yang lebih panjang. Dengan berkurangnya keindependensian maka diasumsikan dapat meningkatkan terjadinya manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen klien.

Pada agency theory dan stewarshipdijelaskan bahwa dapat terjadi keadaan dimana salah satu pihak memiliki lebih banyak informasi sehingga menimbulkan kondisi asimetri informasi.Hal ini terjadi dalam praktik manajemen laba yaitu agen memiliki lebih banyak informasi daripada principal yang salah satunya dapat disebabkan oleh hubungan antara agen dan principal. Semakin lama auditor memiliki hubungan kerjasama dengan agen dikhawatirkan akan mengurangi independensi yang dimiliki auditor sehingga auditor akan cenderung berpihak kepada agen. Hubungan ini yang akan meningkatkan praktik manajemen laba sehingga dapat menimbulkan asimetri informasi antara pihak principal dan agen. Semakin lama auditor berhubungan dengan agen maka keindependensian yang dimiliki akan semakin menurun dan aktivitas manajemen laba baik real akan meningkat

2.1.6 Independensi Auditor

Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan objektif yang tidak memihak dalam diri auditor dalam


(39)

26 merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2001). Independensi auditor merupakan suatu hal yang penting untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan mejadi salah satu faktor untuk menilai mutu jasa audit. Hal ini dikarenakan pendapat yang sering diberikan oleh auditor berkaitan dengan kepentingan banyak pihak.

Pada agency theory dan stewarshipdijelaskan bahwa dapat terjadi keadaan dimana salah satu pihak memiliki lebih banyak informasi sehingga menimbulkan kondisi asimetri informasi.Hal ini terjadi dalam praktik manajemen laba yaitu agen memiliki lebih banyak informasi daripada principal yang salah satunya dapat disebabkan oleh hubungan antara agen dan principal. Semakin lama auditor memiliki hubungan kerjasama dengan agen dikhawatirkan akan mengurangi independensi yang dimiliki auditor sehingga auditor akan cenderung berpihak kepada agen. Hubungan ini yang akan meningkatkan praktik manajemen laba sehingga dapat menimbulkan asimetri informasi antara pihak principal dan agen. Semakin lama auditor berhubungan dengan agen maka keindependensian yang dimiliki akan semakin menurun dan aktivitas manajemen laba baik real akan meningkat

Independensi Auditor akan berdampak terhadap pendeteksian manajemen laba, Dimana Auditor yang independen merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi terjadinya manajemen laba karna independensi Auditor dinilai dari lamanya penugasan auditor tersebut diperusahaan yang sama,semakin lama Auditor melaksanakan audit pada suatu perusahaan maka Auditor dianggap tidak independen


(40)

27 2.2. Review peneliti Terdahulu

No Nama peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1 Dwi Ratmono

( 2010)

Manajemen laba riil dan berbasis akrual : dapatkah Auditor mendeteksinya ? Variabel independen nya adalah deteksi auditor, Variabel dependennya adalah Manajemen laba riil dan

manajemen laba akrual

Kualitas Auditor tidak signifikan berpengaruh dengan manajemen laba riil Kualitas auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba akrual

2 Herawaty

Arlen dan welvin iguna ( 2010) Pengaruh mekanisme GCG,independen si auditor ,kualitas audit terhadap manajemen laba Variable independen GCG,independensi auditor,kualitas audit Variable dependen Manajemen laba Kepemilikan perusahaan,independ ensi auditor,ukuran perusahaan tidak berpengaruh

sedangkan leverage ,kualitas audit tidak berpengaruh

3 Reisa puji

lestari ( 2013) Pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba Variable independenya adalah Auditor Spesialis industri,Audit tenure,Variable dependennya adalah manajemen laba transaksi riil

auditor tenure memiliki hubungan positiff namun tidak signifikan,sementara dan spesialisasi industri auditor memiliki hubungan positif namun tidak signifikan


(41)

28 4 Inaam dan

Khmoussi (2012) Variabel dependen:Earnings Management Variabel independen: Auditor tenure, ukuran KAP, auditor spesialisasi industri Akrual: auditor tenure berpengaruh negatif dan ukuran KAP serta auditor spesialisasi industri berpengaruh positif namun ketiganya secara simultan tidak berpengaruh

signifikan terhadap manajemen laba Riil: ukuran KAP berpengaruh negatif dan signifikan, auditor spesialisasi industri dan signifikan, auditor tenure tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba Sumber : data diolah tahun ( 2014)

2.1Kerangka konsepsual

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya serta kuat

lemahnya hubungan antara variabel dependen berupa manajemen laba riil denganvariabel independen berupa Auditor spesialis industry,Ukuran KAP,Audit tenure,Independensi Auditor.Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa Auditor Spesialis industry,Audit tenure dapat dapat mendeteksi manipulasi manajemen laba riil.Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu yang sudah diuraikan,maka kerangka konseptual ini dapat digambarkan pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Kerangka konsepsual


(42)

29 Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

Chi et al. (2011) dalam Inaam dan Khmoussi (2012: 21) menemukan bahwa keahlian industri auditor berhubungan dengan manajemen laba berbasis riil yang lebih besar. Dengan meningkatnya keahlian auditor dimungkinkan bahwa manajemen akan menggunakan berbagai caranya untuk memanipulasi aktivitasnya terkait dengan tingkat laba yang dihasilkan perusahaan. Manajemen memiliki kapasitas untuk mengatur setiap kegiatan di dalam perusahaan sehingga dapat mendorong memenuhi target laba. Penelitian yang dilakukan oleh Nihlati (2014:9) menyimpulkan bahwa auditor spesialisasi industri berpengaruh positif terhadap

Auditor spesialis Industri (X1)

Ukuran KAP ( X2)

Audit Tenure ( X3)

Independensi Auditor (X4)

Manajemen laba riil


(43)

30 manajemen laba riil sedangkan Inaam dan Khmoussi (2012: 31) menyimpulkan bahwa auditor spesialisasi industri tidak berpengaruh terhadap manajemen laba riil.

Dalam teori agensi dan teori stewardship dijelaskan bahwa dapat terjadi keadaan dimana salah satu pihak memiliki lebih banyak informasi sehingga menimbulkan kondisi asimetri informasi. Hal ini terjadi dalam praktik manajemen laba yaitu agen memiliki lebih banyak informasi daripada prinsipal yang memiliki hubungan kerja sama dengan agen dikhawatirkan akan mengurangi independensi yang dimiliki auditor sehingga auditor akan cenderung berpihak kepada agen. Hubungan ini akan menimbulkan asimetri informasi yang akan meningkatkan praktik manajemen laba. Semakin lama auditor berhubungan dengan agen maka independensi yang dimilikinya akan semakin menurun dan aktivitas manajemen laba akan meningkat.

Dalam teori agensi dan teori stewardship dijelaskan bahwa adanya pihak prinsipal dengan pihak agen yang digambarkan dengan hubungan manajemen dan auditor dalam proses audit. Seorang prinsipal akan cenderung menunjuk auditor yang memiliki independensi untuk memperoleh audit yang berkualitas. Auditor yang memiliki independensi tinggi diasumsikan oleh auditor yang berada dalam KAP yang besar. Dalam hal ini ukuran KAP dijadikan sebagai patokan dalam menentukan hasil audit yang diperlukan dalam pengambilan keputusan.

KAP Big Four merupakan auditor yang memiliki keahlian dan reputasi yang tinggi dibanding dengan auditor KAP Non Big Four (Nurina, 2010 dalam Kono, 2013: 3). Auditor Big Four diharapkan lebih bisa mengungkap salah saji material dalam laporan keuangan atau lebih mampu mendeteksi adanya manipulasi


(44)

31 dalam laporan keuangan, selain itu KAP Big Four cenderung memiliki auditor yang lebih berpengalaman yang akhirnya mampu membatasi besarnya manajemen laba pada suatu perusahaan (Kono, 2013: 3). Dahlan (2009: 9) menambahkan bahwa KAP Big Four memiliki dorongan yang lebih besar untuk mengetahui kesalahan dalam sistem akuntansi klien, selain itu perusahaan yang diaudit oleh auditor KAP Big Four cenderung akan membatasi praktik manajemen laba. Penelitian yang dilakukan oleh Nihlati (2014:9) menyimpulkan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba riil sedangkan Inaam dan Khmoussi (2012: 31) menyimpulkan bahwa ukuran KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba riil.

Dalam teori agensi dan teori stewardship dijelaskan bahwa dapat terjadi keadaan dimana salah satu pihak memiliki lebih banyak informasi sehingga menimbulkan kondisi asimetri informasi. Hal ini terjadi dalam praktik manajemen laba yaitu agen memiliki lebih banyak informasi daripada prinsipal yang memiliki hubungan kerja sama dengan agen dikhawatirkan akan mengurangi independensi yang dimiliki auditor sehingga auditor akan cenderung berpihak kepada agen. Hubungan ini akan menimbulkan asimetri informasi yang akan meningkatkan praktik manajemen laba. Semakin lama auditor berhubungan dengan agen maka independensi yang dimilikinya akan semakin menurun dan aktivitas manajemen laba akan meningkat.

Lamanya hubungan antara agen dan auditor menjadi sebuah indikasi bahwa sikap independen auditor yang sesungguhnya menjadi sangat sulit untuk diterapkan karena adanya kepentingan terhadap klien. Auditor tenure dalam jangka waktu


(45)

32 yang lama, juga dapat menyebabkan auditor mengembangkan “hubungan yang lebih nyaman” dan kesetiaan yang kuat atau hubungan emosional dengan klien mereka, sehingga dapat menyebakan independensi auditor menjadi terancam. Penelitian yang dilakukan oleh Nihlati (2014:9) menyimpulkan bahwa auditor tenure tidak berpengaruh terhadap manajemen laba riil. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Inaam dan Khmoussi (2012: 31) yang menyimpulkan bahwa auditor tenure tidak berpengaruh terhadap manajemen laba riil.

Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidakdikendalikan oleh pihak lain, tidak bergantung pada orang lain (Mulyadi,2001). Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktik akuntansi dan prosedur akuntansi yang harus dimiliki oleh auditor. Independensi auditor diharapkan mampu mengungkapkan informasi yang sebenarnya atas laporan yang telah dibuat oleh manajemen, dimana indpendensi auditor berdampak pada pendeteksian manajemen laba.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina, 2011: 30). Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan kerangka konseptual yang dijelaskan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Auditor spesialis industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba riilpada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013.


(46)

33 H2 : Ukuran KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba riilpada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013.

H3 :Auditor tenure berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba riilpada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013.

H4 : Independensi auditor berpengaruh postitif dan signifikan terhadap manajemen laba riilpada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2013

H5 : Auditor spesialisi indutri,ukuran KAP,auditor tenure,independensi auditor berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2013

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian desain kausal. Menurut Erlina (2011:20) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variable. hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi)


(47)

11 2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Teori agency ( Agency theory )

Jensen dan Meckling (1976: 308) menggambarkan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara satu orang atau lebih (prinsipal) yang melibatkan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Prinsipal merupakan pihak yang memiliki saham pada suatu perusahaan atau pemilik perusahaan. Agen merupakan pihak yang diberi wewenang oleh prinsipal untuk mengelola aset perusahaan.

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami earnings management. Dalam hubungan prinsipal dan agen akan menimbulkan apa yang dinamakan agency cost yakni risiko yang terjadi ketika prinsipal membayar agen untuk menjalankan sebuah tugas padahal kepentingan agen bertentangan atau tidak selaras dengan kepentingan prinsipal. Kemudian juga akan menimbulkan konflik kepentingan antara kepentingan prinsipal dan kepentingan agen. Pihak prinsipaltermotivasi untuk menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat.Agentermotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman maupun kontrak kompensasi dan bonus. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena prinsipal tidak dapat memonitor aktivitas agen sehari-hari untuk memastikan bahwa agen bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham.


(48)

12 Pada kenyataannya principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agen sedangkan agenmempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang menyebabkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh prinsipal dan agen. Informasi yang lebih sedikit yang dimiliki oleh pemegang saham dapat memicu manajer menggunakan posisinya dalam perusahaan untuk mengelola laba yang dilaporkan (Lobo dan Zhou, 2001 dalam Rusmin, 2010: 620).

Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agen. Hal ini memacu agen untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agen tersebut adalah yang disebut sebagai manajemen laba.

Auditor eksternalmerupakan pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal dan pihak agen dalam mengelola keuangan perusahaan. Auditor akan mengesahkan laporan pertanggungjawaban pihak agen terhadap pihak prinsipal dengan memberikan penilaian secara independen dan profesional atas kehandalan dan kewajaran laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu dalam hal ini, kualitas audit dan auditor tenure memengaruhi auditor eksternal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pihak yang mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal dan pihak agen. Terdapat dua proksi yang dapat digunakan untuk


(49)

13 menggambarkan variabel kualitas audit yaitu auditor spesialis industry, ukuran KAP, auditor tenure dan independensi auditor.

Teori keagenan menjelaskan bahwa seorang auditor dengan kualitas

audit yang tinggi akan memiliki kemampuan dalam mendeteksi adanya praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan (Becker et al., 2010) Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor diharapkan dapat dipercaya dan digunakan oleh pihak principal. Selain itu, teori keagenan menjelaskan variabel arus kas bebas, bahwa arus kas bebas dapat menimbulkan masalah agensi karena adanya konflik kepentingan antara manajemen dan principal (Akhmad, 2011). Manajemen bisa memanfaatkan surplus arus kas bebas untuk melakukan investasi yang sia-sia demi kepentingan pribadi.

Auditor spesialisasi industri yakni auditor yang memiliki keahlian dalam suatu industri tertentu dimungkinkan akan lebih dapat mendeteksi kesalahan-kesalahan dan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen daripada auditor tanpa keahlian khusus.

Ukuran KAP akan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. KAP Big Four menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan KAP Non Big Four (DeAngelo, 1981: 184, Becker et al., 1998: 6). Auditor Big Four memiliki keahlian dan reputasi yang tinggi dibandingkan dengan auditor Non Big Four.

Auditor tenure dalam hal ini juga menjadi sebuah indikasi bahwa sikap independen auditor yang sesungguhnya menjadi sangat sulit untuk diterapkan,


(50)

14 karena adanya kepentingan manajemen klien. Oleh karena itu, lamanya hubungan antara perusahaan dan auditor dapat memengaruhi terjadinya manajemen laba.

Independensi auditor berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan objektif yang tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2001)

2.1.2 Pengertian Manajemen laba ( earnings management) 2.1.2.1 Defenisi manajemen laba

Istilah earnings management atau manajemen laba mungkin tidak terlalu asing bagi para pemerhati manajemen dan akuntansi, baik praktisi maupun akademisi. Istilah tersebut mulai menarik perhatian para peneliti, khususnya peneliti akuntansi karena sering dihubungkan dengan perilaku manajer atau para pembuat laporan keuangan (prepares of financial statements), (Gumanti, 2000: 105). Sekilas tampak bahwa manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba (earnings) atau prestasi usaha suatu organisasi. Hal ini tidaklah aneh karena tingkat keuntungan atau laba yang diperoleh sering dikaitkan dengan prestasi manajemen disamping memang adalah suatu yang lazim bahwa besar kecilnya bounus yang akan diterima oleh manajer tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila manajer sering berusaha menonjolkan prestasinya melalui tingkat keuntungan atau laba yang dicapai


(1)

101

(Lanjutan Lampiran 2)

1 ASII 0.08267 0.00008 1.44044 0.28862 -2.856 0.064 -0.092 0.06540664 0.01726336 2 AUTO 0.04629 0.000179 1.31826 0.198456 -2.856 0.064 -0.092 0.065599464 -0.019309464 3 GJTL 0.02934 0.00009 1.14171 0.19162 -2.856 0.064 -0.092 0.05518336 -0.02584336 4 IMAS 0.15218 0.00012 1.97577 0.60629 -2.856 0.064 -0.092 0.07032788 0.08185212 5 INDS 0.030407 0.00129 0.16026 0.26974 -2.856 0.064 -0.092 -0.01824368 0.04865068 6 NIPS -0.13301 0.00296 1.71568 0.52821 -2.856 0.064 -0.092 0.05275444 -0.18576444 7 PRAS 0.01005 0.00216 0.7153 0.09361 -2.856 0.064 -0.092 0.03099812 -0.02094812 8 SMSM 0.21531 0.00093 1.6942 0.23062 -2.856 0.064 -0.092 0.08455568 0.13075432 9 ADES 0.17636 0.00308 0.92269 0.24857 -2.856 0.064 -0.092 0.02738724 0.14897276 10 CEKA 0.14842 0.00117 1.45586 0.61138 -2.856 0.064 -0.092 0.03358656 0.11483344 11 DLTA 0.25025 0.00141 1.96752 0.26626 -2.856 0.064 -0.092 0.0973984 0.1528516 12 ICBP 0.16274 0.00007 1.44949 0.1053 -2.856 0.064 -0.092 0.08287984 0.07986016 13 INDF 0.1051 0.00002 0.95888 0.14656 -2.856 0.064 -0.092 0.04782768 0.05727232 14 MLBI 0.59077 0.00087 1.63466 0.06031 -2.856 0.064 -0.092 0.096585 0.494185 15 ROTI 0.25967 0.00176 1.43127 0.35397 -2.856 0.064 -0.092 0.05400948 0.20566052 16 SKLT 0.08882 0.00502 1.72757 0.15192 -2.856 0.064 -0.092 0.08225072 0.00656928 17 STTP 0.13819 0.00154 1.58282 0.40825 -2.856 0.064 -0.092 0.05934324 0.07884676 18 AISA 0.01531 0.00051 0.90492 0.54084 -2.856 0.064 -0.092 0.00670104 0.00860896 19 ULTJ 0.16095 0.00049 1.04773 0.60897 -2.856 0.064 -0.092 0.00963004 0.15131996 20 ALMI 0.14124 0.00066 2.39993 0.39277 -2.856 0.064 -0.092 0.11557572 0.02566428 21 BTON 0.37367 0.01113 1.71052 0.28642 -2.856 0.064 -0.092 0.05133536 0.32233464 22 INAI 0.05106 0.00257 1.42898 0.24283 -2.856 0.064 -0.092 0.06177444 -0.01071444 23 LION 0.1323 0.00329 0.88323 0.19934 -2.856 0.064 -0.092 0.0287912 0.1035088 24 LMSH 0.06521 0.01279 2.65373 0.59476 -2.856 0.064 -0.092 0.07859256 -0.01338256 25 PICO -0.02423 0.00175 1.08919 0.06121 -2.856 0.064 -0.092 0.05907884 -0.08330884 26 SRSN 0.08163 0.00275 1.06414 0.1222 -2.856 0.064 -0.092 0.04900856 0.03262144 27 IGAR 0.07724 0.00288 1.47572 -0.06731 -2.856 0.064 -0.092 0.09241332 -0.01517332 28 TRST 0.10828 0.00049 0.99818 0.13813 -2.856 0.064 -0.092 0.04977612 0.05850388 29 YPAS 0.07992 0.00498 1.85728 0.12291 -2.856 0.064 -0.092 0.09333532 -0.01341532 30 UNIT 0.12572 0.00323 0.33321 -0.03268 -2.856 0.064 -0.092 0.01510712 0.11061288 31 RICY 0.02574 0.00163 1.005 0.05881 -2.856 0.064 -0.092 0.0542542 -0.0285142 32 DULA 0.0849 0.00117 1.13837 0.05046 -2.856 0.064 -0.092 0.06487184 0.02002816 33 KLBF 0.20952 0.00014 1.55163 0.09741 -2.856 0.064 -0.092 0.08994276 0.11957724 34 KAEF 0.0492 0.0006 2.10051 0.17941 -2.856 0.064 -0.092 0.11621332 -0.06701332 35 PYFA 0.01678 0.00994 1.50212 0.10176 -2.856 0.064 -0.092 0.05838512 -0.04160512 36 TSPC 0.16375 0.00028 1.61039 0.18008 -2.856 0.064 -0.092 0.08569792 0.07805208


(2)

102

Data Tahun 2012 (dinyatakan dalam Rupiah)

No. Kode Arus Kas Operasi Penjualan Perubahan

Penjualan

Aset Awal Tahun 1 ASII 8,932,000,000,000 188,053,000,000,000 25,489,000,000,000 153,321,000,000,000 2 AUTO 537,785,000,000 8,277,485,000,000 913,826,000,000 6,964,227,000,000 3 GJTL 1,707,135,000,000 12,578,596,000,000 737,200,000,000 11,554,143,000,000 4 IMAS 2,876,087,842,113 19,780,838,058,900 3,888,433,790,144 12,913,941,646,042 5 INDS 104,473,676,638 1,476,987,701,603 242,001,410,183 1,139,715,256,754 6 NIPS 10,135,112,124 702,719,255,456 123,494,819,136 446,688,457,381 7 PRAS 47,968,405,047 310,224,018,731 (20,222,648,975) 481,911,700,412 8 SMSM 353,110,841,978 2,163,842,229,019 355,951,448,781 1,136,857,942,381 9 ADES 87,274,000,000 476,638,000,000 177,229,000,000 316,048,000,000 10 CEKA 165,931,107,445 1,123,519,657,631 (104,649,364,405) 823,360,918,368 11 DLTA 248,441,252,000 1,719,814,548,000 325,661,610,000 696,166,676,000 12 ICBP 3,041,616,000,000 21,574,792,000,000 2,207,637,000,000 15,222,857,000,000 13 INDF 7,407,134,000,000 50,059,427,000,000 4,727,171,000,000 53,585,933,000,000 14 MLBI 539,860,000,000 1,566,984,000,000 (291,766,000,000) 1,220,813,000,000 15 ROTI 189,081,795,465 1,190,825,893,340 376,483,814,378 759,136,918,500 16 SKLT 15,260,831,786 401,724,215,506 56,288,485,676 214,237,879,424 17 STTP 24,460,960,446 1,283,736,251,902 156,052,252,583 934,765,927,864 18 AISA 109,316,000,000 2,747,623,000,000 994,821,000,000 3,590,309,000,000 19 ULTJ 491,603,153,597 2,809,851,307,439 707,467,565,907 2,179,181,979,434 20 ALMI (28,929,201,503) 3,221,635,031,146 (388,232,356,448) 1,791,523,164,727 21 BTON 26,137,526,275 155,005,683,770 1,359,545,590 118,715,558,433 22 INAI (99,406,551,083) 582,654,361,422 26,767,633,241 544,282,443,363 23 LION 66,606,219,113 333,921,950,207 65,507,664,775 365,815,749,593 24 LMSH 10,588,729,023 223,079,062,667 15,556,481,286 98,019,132,648 25 PICO (25,484,273,295) 593,266,859,163 (27,966,701,355) 561,840,337,025 26 SRSN (7,454,188,000) 384,145,388,000 (3,208,834,000) 361,182,183,000 27 IGAR 32,191,725,185 556,445,856,927 43,671,678,854 355,579,996,944 28 TRST 76,503,968,063 1,949,153,201,410 (76,713,817,932) 2,132,449,783,092 29 YPAS (28,152,127,352) 413,821,872,609 40,774,110,805 223,509,413,900 30 UNIT 10,862,219,654 88,465,983,753 (14,760,324,511) 304,802,980,424 31 RICY 43,323,124,958 749,972,702,550 133,578,029,417 642,094,672,040 32 DULA 119,207,439,000 1,087,379,869,000 115,082,432,000 928,290,993,000 33 KLBF 1,376,343,990,025 13,636,405,178,957 2,724,545,037,434 8,274,554,112,840 34 KAEF 230,612,654,491 3,734,241,101,309 253,074,660,050 1,794,242,423,105 35 PYFA (448,715,089) 176,730,979,672 25,635,518,627 135,849,510,061 36 TSPC 635,028,604,390 6,630,809,553,343 850,145,436,306 4,632,984,970,719


(3)

103

(Lanjutan Lampiran 2)

No. Kode Y X1 X2 X3 a1 a2 a3 AKO

Normal

AKO Abnormal 1 ASII 0.05825 0.00001 1.22653 0.16624 -11.435 0.08 0.111 0.11646069 -0.05821069 2 AUTO 0.07722 0.00014 1.18857 0.13121 -11.435 0.08 0.111 0.10804901 -0.03082901 3 GJTL 0.14775 0.00009 1.08866 0.0638 -11.435 0.08 0.111 0.09314545 0.05460455 4 IMAS 0.22271 0.00008 1.53174 0.3011 -11.435 0.08 0.111 0.1550465 0.0676635 5 INDS 0.09166 0.00088 1.29592 0.21233 -11.435 0.08 0.111 0.11717943 -0.02551943 6 NIPS 0.02268 0.00224 1.57317 0.27646 -11.435 0.08 0.111 0.13092626 -0.10824626 7 PRAS 0.09953 0.00208 0.64373 -0.04196 -11.435 0.08 0.111 0.02305604 0.07647396 8 SMSM 0.3106 0.00088 1.90335 0.3131 -11.435 0.08 0.111 0.1769593 0.1336407 9 ADES 0.27614 0.00316 1.50811 0.56076 -11.435 0.08 0.111 0.14675856 0.12938144 10 CEKA 0.20152 0.00121 1.36455 -0.1271 -11.435 0.08 0.111 0.08121955 0.12030045 11 DLTA 0.35687 0.00144 2.4704 0.46779 -11.435 0.08 0.111 0.23309029 0.12377971 12 ICBP 0.1998 0.00007 1.41726 0.14502 -11.435 0.08 0.111 0.12867757 0.07112243 13 INDF 0.13822 0.00002 0.93418 0.08821 -11.435 0.08 0.111 0.08429701 0.05392299 14 MLBI 0.44221 0.00082 1.28355 -0.23899 -11.435 0.08 0.111 0.06677941 0.37543059 15 ROTI 0.24907 0.00132 1.56865 0.49593 -11.435 0.08 0.111 0.16544603 0.08362397 16 SKLT 0.07123 0.00467 1.87513 0.26273 -11.435 0.08 0.111 0.12577198 -0.05454198 17 STTP 0.02616 0.00107 1.37332 0.16694 -11.435 0.08 0.111 0.11616049 -0.09000049 18 AISA 0.03044 0.00028 0.76528 0.27708 -11.435 0.08 0.111 0.08877648 -0.05833648 19 ULTJ 0.22559 0.00046 1.2894 0.32464 -11.435 0.08 0.111 0.13392694 0.09166306 20 ALMI -0.01614 0.00056 1.79826 -0.2167 -11.435 0.08 0.111 0.1134035 -0.1295435 21 BTON 0.22016 0.00842 1.30568 0.01145 -11.435 0.08 0.111 0.00944265 0.21071735 22 INAI -0.18263 0.00184 1.0705 0.04917 -11.435 0.08 0.111 0.07005747 -0.25268747 23 LION 0.18207 0.00273 0.91281 0.17907 -11.435 0.08 0.111 0.06168402 0.12038598 24 LMSH 0.10802 0.0102 2.27587 0.1587 -11.435 0.08 0.111 0.0830483 0.0249717 25 PICO -0.04535 0.00178 1.05593 -0.04977 -11.435 0.08 0.111 0.05859563 -0.10394563 26 SRSN -0.02063 0.00277 1.06357 -0.00888 -11.435 0.08 0.111 0.05242497 -0.07305497 27 IGAR 0.09053 0.00281 1.56489 0.122818 -11.435 0.08 0.111 0.106691648

-0.016161648 28 TRST 0.03583 0.00047 0.91404 -0.03597 -11.435 0.08 0.111 0.06375608 -0.02792608 29 YPAS -0.12595 0.00447 1.85147 0.18242 -11.435 0.08 0.111 0.11725177 -0.24320177 30 UNIT 0.03563 0.00328 0.29023 -0.04842 -11.435 0.08 0.111 -0.01966302 0.05529302 31 RICY 0.06747 0.00156 1.168 0.208034 -11.435 0.08 0.111 0.098693174

-0.031222174 32 DULA 0.12841 0.00108 1.17137 0.12397 -11.435 0.08 0.111 0.09512047 0.03328953 33 KLBF 0.16633 0.00012 1.64799 0.32926 -11.435 0.08 0.111 0.16701486 -0.00068486 34 KAEF 0.12852 0.0056 2.08123 0.14104 -11.435 0.08 0.111 0.11811784 0.01040216 35 PYFA -0.0033 0.00736 1.30093 0.188705 -11.435 0.08 0.111 0.040859055


(4)

104

36 TSPC 0.13706 0.00022 1.43121 0.18349 -11.435 0.08 0.111 0.13234849 0.00471151

(Lanjutan Lampiran 2)

No. Kode

Perusahaan

Arus Kas Operasi Penjualan Perubahan Penjualan Aset Awal Tahun

1 ASII 21,250,000,000,000 193,880,000,000,000 5,827,000,000,000 182,274,000,000,000 2 AUTO 551,756,000,000 10,701,988,000,000 2,424,503,000,000 8,881,642,000,000 3 GJTL 1,299,132,000,000 12,352,917,000,000 (225,679,000,000) 12,869,793,000,000 4 IMAS 2,354,544,752,211 20,094,736,395,135 313,898,336,235 17,577,664,024,361 5 INDS 255,755,973,870 1,702,447,098,851 225,859,397,248 1,664,779,358,215 6 NIPS (75,416,394,000) 911,064,069,000 (701,798,191,387) 525,628,737,289 7 PRAS 10,729,054,393 316,174,631,298 6,950,612,567 577,349,886,068 8 SMSM 449,576,533,100 2,372,982,726,295 209,140,497,276 1,441,204,473,590 9 ADES 40,102,000,000 502,524,000,000 25,866,000,000 389,094,000,000 10 CEKA 19,608,725,490 2,531,881,182,546 1,408,361,524,915 1,027,692,718,504 11 DLTA 348,712,041,000 2,001,358,536,000 581,543,988,000 745,306,835,000 12 ICBP 1,993,496,000,000 25,094,681,000,000 3,519,889,000,000 17,753,480,000,000 13 INDF 6,928,790,000,000 57,731,998,000,000 7,672,571,000,000 59,324,207,000,000 14 MLBI 1,181,049,000,000 3,561,989,000,000 1,995,005,000,000 1,152,048,000,000 15 ROTI 314,587,624,896 1,505,519,937,691 34,694,044,351 1,204,944,681,223 16 SKLT 26,893,558,457 567,148,547,543 165,324,332,037 249,746,467,756 17 STTP 58,655,739,190 1,694,935,468,814 411,199,216,912 1,249,840,835,890 18 AISA 78,729,000,000 4,056,735,000,000 1,309,112,000,000 3,867,576,000,000 19 ULTJ 195,989,263,645 3,460,231,249,075 850,309,941,636 2,420,739,382,029 20 ALMI (713,749,446,281) 2,871,313,447,075 (350,321,584,071) 1,881,568,513,922 21 BTON 11,077,976,307 113,547,870,414 (41,457,813,356) 145,100,528,067 22 INAI 77,754,740,234 640,702,671,875 58,048,310,453 612,224,219,835 23 LION 52,556,704,619 333,674,349,966 (247,600,241) 433,497,042,140 24 LMSH 13,814,790,256 256,210,760,822 33,131,698,155 128,547,715,366 25 PICO (5,967,845,178) 684,448,835,916 91,181,976,753 594,616,098,268 26 SRSN 37,888,934,000 392,315,526,000 8,170,138,000 402,108,960,000 27 IGAR 31,571,765,591 643,403,327,263 86,957,470,336 312,342,760,278 28 TRST 135,466,939,215 2,033,149,367,039 83,996,165,629 2,188,129,039,119 29 YPAS (14,058,689,866) 439,680,589,423 25,858,716,814 613,878,797,683 30 UNIT 2,050,933,566 101,886,214,646 13,420,230,893 379,900,742,389 31 RICY (84,879,758,265) 984,185,102,135 234,212,399,585 842,498,674,322 32 DULA 106,931,180,000 1,101,684,170,000 14,304,301,000 1,074,691,476,000 33 KLBF 927,163,654,212 16,002,131,057,048 2,365,725,878,191 9,417,957,180,958 34 KAEF 253,783,664,733 4,348,073,988,385 613,832,887,076 2,076,347,580,785


(5)

105

35 PYFA (5,856,771,777) 192,555,731,180 15,824,751,508 175,118,921,406 36 TSPC 448,669,480,614 6,854,889,233,121 224,079,679,778 4,632,984,970,719

(Lanjutan Lampiran 2)

No. Kode Y X1 X2 X3 a1 a2 a3 AKO

Normal

AKO Abnormal 1 ASII 0.11658 0.00001 1.06367 0.03196 -4.265 0.087 0.208 0.09914432 0.01743568 2 AUTO 0.06212 0.00011 1.20495 0.27297 -4.265 0.087 0.208 0.16113926 -0.09901926 3 GJTL 0.10094 0.00008 0.95983 -0.01753 -4.265 0.087 0.208 0.07951777 0.02142223 4 IMAS 0.13395 0.00006 1.14319 0.01785 -4.265 0.087 0.208 0.10291443 0.03103557 5 INDS 0.15362 0.0006 1.02262 0.13542 -4.265 0.087 0.208 0.1145763 0.0390437 6 NIPS -0.14347 0.0019 1.73328 -1.33515 -4.265 0.087 0.208 -0.13501934 -0.00845066 7 PRAS 0.01858 0.00173 0.54763 0.01203 -4.265 0.087 0.208 0.0427676 -0.0241876 8 SMSM 0.31194 0.00069 1.64652 0.14511 -4.265 0.087 0.208 0.17048727 0.14145273 9 ADES 0.10306 0.00257 1.29152 0.06647 -4.265 0.087 0.208 0.11522695 -0.01216695 10 CEKA 0.01908 0.00097 2.46365 1.37041 -4.265 0.087 0.208 0.49524578 -0.47616578 11 DLTA 0.46787 0.00134 2.68528 0.37775 -4.265 0.087 0.208 0.30647626 0.16139374 12 ICBP 0.11228 0.00006 1.4135 0.19826 -4.265 0.087 0.208 0.16395668 -0.05167668 13 INDF 0.11679 0.00002 0.97316 0.12933 -4.265 0.087 0.208 0.11148026 0.00530974 14 MLBI 1.02517 0.00087 3.09187 1.7317 -4.265 0.087 0.208 0.62547574 0.39969426 15 ROTI 0.26108 0.00083 1.24945 0.26116 -4.265 0.087 0.208 0.15948348 0.10159652 16 SKLT 0.10768 0.004 2.27049 0.66196 -4.265 0.087 0.208 0.31816031 -0.21048031 17 STTP 0.04693 0.0008 1.35612 0.329 -4.265 0.087 0.208 0.18300244 -0.13607244 18 AISA 0.02035 0.00026 1.0489 0.33848 -4.265 0.087 0.208 0.16054924 -0.14019924 19 ULTJ 0.08096 0.00041 1.42937 0.35128 -4.265 0.087 0.208 0.19567278 -0.11471278 20 ALMI -0.37933 0.00053 1.52602 -0.18618 -4.265 0.087 0.208 0.09177785 -0.47110785 21 BTON 0.07634 0.00689 0.78525 -0.28571 -4.265 0.087 0.208 -0.02049678 0.09683678 22 INAI 0.13 0.00163 1.04651 0.09481 -4.265 0.087 0.208 0.1038149 0.0261851 23 LION 0.12123 0.00231 0.76972 -0.00057 -4.265 0.087 0.208 0.05699493 0.06423507 24 LMSH 0.10746 0.00778 1.99311 0.25773 -4.265 0.087 0.208 0.19382671 -0.08636671 25 PICO -0.01003 0.00168 1.15107 0.15334 -4.265 0.087 0.208 0.12487261 -0.13490261 26 SRSN 0.09422 0.00249 0.97564 0.02031 -4.265 0.087 0.208 0.07848531 0.01573469 27 IGAR 0.10108 0.0032 2.05992 0.2784 -4.265 0.087 0.208 0.22347224 -0.12239224 28 TRST 0.0619 0.00046 0.92917 0.03838 -4.265 0.087 0.208 0.08685893 -0.02495893 29 YPAS -0.0229 0.00163 0.71623 0.04212 -4.265 0.087 0.208 0.06412102 -0.08702102 30 UNIT 0.00539 0.00263 0.26819 0.03532 -4.265 0.087 0.208 0.01946214 -0.01407214 31 RICY -0.10074 0.00119 1.16817 0.27799 -4.265 0.087 0.208 0.15437736 -0.25511736 32 DULA 0.09949 0.00093 1.02511 0.01331 -4.265 0.087 0.208 0.0879866 0.0115034 33 KLBF 0.09844 0.00011 1.6991 0.25119 -4.265 0.087 0.208 0.19960007 -0.10116007


(6)

106

34 KAEF 0.12222 0.00048 2.09409 0.29563 -4.265 0.087 0.208 0.24162967 -0.11940967 35 PYFA -0.03344 0.00571 1.09957 0.09036 -4.265 0.087 0.208 0.09010432 -0.12354432 36 TSPC 0.09684 0.00022 1.47958 0.04836 -4.265 0.087 0.208 0.13784404 -0.04100404

Keterangan :

Y = CFO / Aset Awal Tahun

X1 = 1 / Aset Awal Tahun

X2 = Penjualan / Aset Awal Tahun

X3 = Perubahan Penjualan / Aset Awal Tahun

a1, a2, a3 = Hasil regresi dari Y = X1 + X2 + X3

AKO Normal = Arus Kas Operasi Normal {a1(X1) + a2(X2) + a3(X3)}


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 41 94

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)

11 58 15

PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AUDITOR SWITCHING Pengaruh Ukuran Kap, Opini Audit, Dan Profitabilitas Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-

1 6 14

PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AUDITOR SWITCHING Pengaruh Ukuran Kap, Opini Audit, Dan Profitabilitas Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-

0 4 17

PENGARUH UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP AUDITOR SWITCHING Pengaruh Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek

7 32 14

Pengaruh Ukuran KAP, Audit Tenure, dan Auditor Spesialis Industri terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

1 1 17

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 14

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 2

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 10

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 19