Selanjutnya

J

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA, PEMERINTAH REPUBLIK INDIA DAN
. PEMERINTAH KERAJAAN THAILAND

TENTANG PENETAPAN

TITIK PERTEMUAN TIGA GARIS BATAS

DAN PENETAPAN

GARIS BATAS KETIGA NEGARA DI LAUT ANDAMAN

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA,
PEMERINTAH REPUBLIK INDIA, DAN
PEMERINTAH KERAJAAN

THAILAND,

BERHASRAT untuk memperkuat ikatan persahabatan bersejarah

yang ada antara ketiga Negara,
DAN BERHASRAT untuk menetapkan titik pertemuan tiga garis
batas dan menetapkan garis batas yang bersangkutan dari ketiga Negara di Laut Andaman,
TELAH MENYETUJUI SEBAGAI BERIKUT
PASAL

I

Untuk maksud-maksud Pasal ini
1.

Titik pe. emuan tiga garis batas Indonesia, India dan
Thailand di Laut Andaman adalah titik-titik yang koordinatnya 07° 47' 00" Lintang Utara 95° 31' 48" Bujur
Timur.

2.

Garis batas landas kontinen Indonesia dan India adalah
garis lurus yang ditarik dari titik pertemuan tiga
garis batas menuju ke arah Barat Daya sampai ke titik 0

yang dimaksud pada Pasal 1 Persetujuan Antara Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Republik India tentang
Perpanjangan Garis Batas Landas Kontinen Tahun 1974
Antara Kedua Negara di Laut Andaman dan Samudera Hindia,

- 2 -

yang ditandatangani di New Delhi pada tanggal 14 Januari
1977, dan koordinat titik 0 tersebut adalah 07° 46' 06"
Lintang Utara 95° 31' 12" Bujur Timur.
3.

Garis batas dasar laut antara India dan Thailand adalah
garis lurus yang ditarik dari titik pertemuan tiga garis
batas menuju ke arah Timur Laut ke titik nomor 1 yang disebut dalam Pasal ! Persetujuan antara Pemerintah Republik
India dan Pemerintah Kerajaan Thailand tentang Penetapan
Garis Batas Dasar Laut antara kedua Negara di Laut Andaman
yang ditandatangani di New Delhi pada tanggal 22 Juni 1978,
dan koordinat titik nomor 1 itu adalah 07° 48' 00" Lintang
Utara 95° 32' 48" Bujur Timur.


4.

Garis batas dasar laut antara Indonesia dan Thailand adalah
garis lurus yang ditarik dari titik pertemuan tiga garis
batas menuju kearah Tenggara sampai ke titik nomor L seperti
yang disebut dalam Pasal I Persetujuan Antara Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Thailand Tentang
Penetapan Garis Batas Dasar Laut Antara Kedua Negara di
Laut Andaman, yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal
11 Desember 1975, dan koordinat titik L itu adalah 07° 46'
Lintang Utara 95° 33'

5.

.1

.1 Bujur Timur.

Koordinat titik-titik yang dimaksud di atas adalah koordinat

geografis yang diperoleh dari British Admiralty Chart No.
830, yang diterbitkan tanggal 3 Januari 1975 dan garis-garis
lurus yang menghubungkan titik-titik itu ditunjukkan dalam
peta yang dilampirkan sebagai Lampiran "A" pada Persetujuan
ini.

6.

Letak yang sebenarnya dari titik-titik tersebut di atas di
laut akan ditentukan dengan suatu cara yang disetujui bersama oleh pejabat-pejabat yang berwenang dari ketiga
Pemerintah yang bersangkutan.

7.

Yang dimaksud dengan istilah "pejabat-pejabat yang berwenang"
tersebut dalam ayat 6 adalah, untuk Indonesia, Kepala Badan
Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional Republik Indonesia,

-


3 -

termasuk setiap orang yang dikuasakannya; untuk India,
Chief Hydrographer pada Pemerintah India, termasuk setiap
orang yang dikuasakannya; dan untuk Kerajaan Thailand,
Director of the Hydrographic Department, Thailand, termasuk setiap orang yang dikuasakannya.
PASAL

II

Pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah Republik India dan
Pemerintah Kerajaan Thailand mengakui dan menerima hak-hak
berdaulat Pemerintah masing-masing atas dasar laut, termasuk
tanah dibawahnya dalam batas-batas yang ditentukan dalam Persetujuan ini.
PASAL

III

Apabila suatu struktur tunggal atau lapangan minyak dan gas
bumi atau kandungan mineral lain apapun sifatnya, melintasi

garis batas yang dimaksud Pasal I, maka ketiga Pemerintah
akan saling memberitahukan satu sama lainnya semua keteranganketerangan tentang hal itu dan akan berusaha untuk mencapai
persetujuan tentang cara yang paling efektif untuk mengusahakan eksploitasi struktur, lapangan atau kandungan itu dan
keuntungan yang diperoleh dari eksploitasi itu akan dibagi
secara adil.
PASAL

IV

Setiap perselisihan antara ketiga Pemerintah yang timbul dari
penafsiran atau pelaksanaan Persetujuan ini akan diselesaikan
secara damai melalui musyawarah atau perundingan.
PASAL

V

Persetujuan ini akan disahkan sesuai dengan syarat-syarat ketata-negaraan Negara masing-masing. Persetujuan ini akan mulai
berlaku pada tanggal pertukaran Piagam Pengesahan yang

-


4-

akan dilakukan secepat mungkin di Bangkok.
UNTUK MEMBUKTIKANNYA, yang bertandatangan di bawah ini, yang
dikuasakan untuk maksud ini oleh Pemerintah masing-masing,
telah menandatangani Persetujuan ini.
DIBUAT DALAM RANGKAP TIGA di New Delhi pada tanggal 22 Juni
1978, dalam bahasa Indonesia, Hindi, Thai dan Inggris. Dalam
hal timbul perbedaan pengertian antara naskah-naskah tersebut,
maka naskah dalam bahasa Inggris yang akan menentukan.

UNTUK PEMERINTAH

UNTUK PEMERINTAH

UNTUK PEMERINTAH

REPUBLIK INDONESIA


REPUBLIK INDIA

KERAJAAN THAILAND

signed
Prof .Dr .Mochtar Kusunaatmadja
MFNI'ERI LUAR NEGERI

signed
Atal Bihari Vajpayee
MENI'ERI WAR NEGERI

signed
Dr. Upadi t Pachariyangkun
MENTERI LUAR NEGERI

ュセ@

セャウᆬT@


\Hctil\ セ@

tr

セ@

セュ@

セ@

19llhlll om :flsyr;r ID1J! lr T;r BH|Iセ@
セ@

セエイ

hiT
N@

セ@


_!
セ@

アヲ|セ[イ@

セi@


tar
tr セ@
セ@

(\)":if'
セヲ@

エゥャBセ@

セG」ゥ@
セ@


セcZNエᆬTイ[@

,

'r?r*rJJ セ@
C:..".f hiT
セ@

セ@

セ@

セBャGエヲ@

セ@

«tcii..af セ@

セ@

セB@

アゥ|

q;r q _Gョセ@

セN@

'4 セ@

tr
アゥ|セ@

セ@

3T;:miT
..,

stsJJT;r セ@

lf セ@

rtm

tdr

,

r;'t ' :
.:1

========

セ[イ@



if エゥGイセ|L@
t:TTTn om mffts q;r
m -cqr"R" r;"frrr セ@
イNセオcヲゥ@
31lRfn
セ@

f?rrn
セ@

.:1

0 7° 4 7'

セ@

セ|@

0 0"

Wfu

-crm 1f
Bgセ@

Tft

cfir

セ@

セ@

W ifTif

\"1 \CM \ ッ セイ@

·JllTt

ヲ_イセ@

om

セ@

セ@

..,

セ@

mTn ャaBセ@
1r f;f ffi'l11"

エイセ@

セ@

tctr1e: •

セヲエ@

if n;{t

セ|@

エゥャセ@
セ@

tUt
セ@

I

&m,

o octi

Cfif セ@

セ@

q;_cf '

4 8"

lr"6'\cil cfl t4

ti'r.ll\it41 'ffm" mTf( セ@



9 5O 3 I '

セ@
1101|Qセ@

セ@

As Gitセ@

efhr 191 4 cfit
Rfl

2/

- 2 -

lf&N4)4l£1
セ@
..

eN ::d

I 9 77

t
umf

セ@

セ@

lf セ@

セ@

セ@

lf

q;f ;r-( セ@

t Jft"T セ@
Wfu. 9 S0 3 2 '

セ@

セ@

..:1

Fセ@

セイ@

セ@

oUT trr#fs f¥mn1
Gi';if ィセ@

セ@

セr@

セL@

I 9 7 5 セ@

Uifu

"3«ft
キセ@

セ@

Bエ・ヲイセャ@

gq;f'itrn
セイョ@

セ@

rmG
G@

(Of {¥1

.. q; "

..:1

lt

;:s q 4Cf0

(f セ@

セ@

..:1

セ@

r

セ@ {¥1 <

if
セ@

m

II

Stセ@

I

46 '. I

83o

lfT

セ@

セ@

セ@

セ@

mt セ@
m;r

q;r アュセ@

4f "Gctrn
..

ttir

19 15

セ@

m-t

if

I

GMQセ」Zュ|t@
セ@

Tf4t

01°

3 \if;r:rt"t,

'CGfT1it
YIセCt|@

Bgセ@

i\;

セ@

イエセヲア[@

l' sft""f

'3rnT

ttl\IT セ@

m-t «o

セ@
ctiH1trm:rr.r Stセ@

アヲ|セ[イ@

FセャAヲイゥtョ@

セ@

• I

セ@

00 "

at5Jrr;r

ヲNゥセMQエャ@

セヲエイB|ョ@

セョャヲ@

Bセ

セ@

lf

9s 0 . 33 '

lf

L oCfi セ@

i\; セ@

セ@

1978

fl'll t:l:i£1 セ@

セ@

t セ@

48.

b

セ@

セ@

セ@

セ@

22

I

エゥtセ@

..:1

1TliT

if

cf;T セHゥ@

tcrr'k

fir.:G セ@

if Gi';if tfit

I

"

-om m#t$

W

oUT tll セウ@

Stセ@
0 7°

tref セ@

48"

Gmセ@

w

m

セ@

rr"i セ@

(iftf\

セ@

o6 "

m

Hitセ@

Jislrr;r

tGッZゥセエャヲ@

セ@

セ@

エイィセ[@

46 '

セM@

I (1cF

&lOmtrn セ@

fT£IT

セ[ゥエ@

mm

if

I

I

セ@

ttut オセ@

h

lf セ@

セ@

L@

..:1

o1°

セ@

I2"

セGォM

(Cfil T

Stセ@

セ@

セ@

セHゥ@



ヲイゥセ@

..:1

14 |ゥヲセ」エ

Cfim

9 SO 3 l '

M Y'vtijq;r
セ@
セ@ ms セ@ cf;T セ@

セゥヲ@

m lf
セ@

Fセiat|ッ@

lf
セ@

セ@

セ@

セit@

oUT v:n #ts eli! エ セMBヲゥG@

mTO

セ@

セ@

セ@

1TliT

«