Analisis teknik penerjemahan majas ironi dan sarkasme dalam novel the return of sherlock holmes serta dampaknya terhadap kualitas terjemahan Jurnal

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN MAJAS IRONI DAN SARKASME
DALAM NOVEL THE RETURN OF SHERLOCK HOLMES SERTA
DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN
Irene Dinari, M. R. Nababan, Djatmika
Magister Linguistik Program Pascasarjana UNS
irenedinari@gmail.com
Abstact
Background: This research is conducted by analyzing igurative language
as irony and sarcasm in the novel entitled The Return of Sherlock Holmes
(TROSH) and its translation in Bahasa Indonesia. The aims of this research
are to (1) identify such types of igurative language as irony and sarcasm
in the novel TROSH and its translation in Bahasa Indonesia, (2) identify
translation techniques used when translating the irony and sarcasm, (3)
ind out the translation shifts appearing as efects of the application of the
translation techniques, and (4) ind out the efects of the translation shifts
of irony and sarcasm on translation quality considering accuracy,
acceptability, and readability.

Method: The method of this study is descriptive qualitative. The source of
data is a novel entitled The Return of Sherlock Holmes and its translation.
The result of questionnaires from the raters that asses the translations
quality also belong to the source of data in this study. The data in this
study are phrase, clause, or sentence that contain irony or sarcasm in the
novel The Return of Sherlock Holmes. Beside that, the information about
the quality of the translation from the raters and informants is also
belonged to the data. The technique in conducting the data is done by
analysing the document and the questionnaires.
Result: The research indings reveal that (1) 67 data of irony and sarcasm
are found in the novel The Return of Sherlock Holmes and are divided into
6 subcategories consisting of ironical understatement, non-ironical
falsehood, ironical interjections, illocutionary sarcasm, propositional
sarcasm, and lexical sarcasm, (2) Several translation techniques
employed are established equivalence, modulation, ampliication,
variation, transposition, linguistic compression, borrowing, reduction,
linguistic ampliication, compensation, adaptation, and particularization,
while some others are couplets, triplets, and quadruplets, (3) the
application of the aforementioned translation techniques leads to three
possibilities such as the absence of translation shifts of irony and sarcasm,

translation shifts to another igurative language, and translation shifts to
nonigurative language, (4) the translation shifts give moderate positive
efects on the translation quality of irony and sarcasm found in the novel
commit
to userscore of 2.64.
The Return of Sherlock Holmes with
average

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Conclustion: Conclusion: The result of this study shows that established
equivalence is often used in translating irony and sarcasm. The application
of this technique gives a good quality in the translation of irony and
sarcasm because that technique can be applied based on the context of
situations in the target texts. Meanwhile, established equivalence may
give a poor result of the translation quality if it is combined with another
technique, for examples: reduction, transposition, and modulation. The
impact of the quality is caused by the translation shifting of irony and

sarcasm into another igurative language or denotative form. From the
analysis of this study, it can be cncluded that the translation shifting of
igurative language is one of the important thing in igurative language’s
translation and translation quality assessment.
Keywords: irony and sarcasm, translation techniques, shift, translation
quality

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Abstrak
Latar Belakang: Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis majas ironi
dan sarkasme yang ada dalam novel The Return of Sherlock Holmes dan
terjemahannya. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk (1)
mengidentiikasi jenis majas ironi dan sarkasme yang terdapat dalam
novel TROSH dan terjemahannya, (2) mengidentiikasi teknik-teknik
penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan majas ironi dan

sarkasme, (3) mengetahui pergeseran majas yang terjadi sebagai dampak
dari
penerapan
teknik
penerjemahan
yang
digunakan
untuk
menerjemahkan majas ironi dan sarkasme, dan (4) mengetahui dampak
pergeseran majas ironi dan sarkasme terhadap kualitas terjemahan dilihat
dari segi keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Sumber
data penelitian ini adalah novel The Return of Sherlock Holmes dan
terjemahannya juga informan baik rater maupun responden. Data dalam
penelitian ini adalah frasa, klausa maupun kalimat yang mengandung
majas ironi dan sarkasme dalam novel TROSH dan informasi mengenai
kualitas terjemahan yang diberikan oleh para informan. Teknik
pengumpulan data dengan menganalisis dokumen, kuesioner dari para
rater maupun responden.
Hasil: Hasil analisis, terdapat 67 data majas ironi dan sarkasme dalam

novel The Return of Sherlock Holmes yang terbagi menjadi 6 sub kategori.
Sub kategori tersebut yaitu: Ironical Understatement, Non-ironical
Falsehood, Ironical Interjections, Illocutionary Sarcasm, Propositional
Sarcasm, dan Lexical Sarcasm. Penelitian ini menggunakan beberapa
varian teknik, yaitu: varian tunggal, varian kuplet, varian triplet, dan
varian kuartet. Teknik-teknik yang menjadi unsur varian tersebut adalah
teknik kesepadanan lazim, modulasi, ampliikasi, variasi, transposisi,
kompresi linguistik, borrowing, reduksi, ampliikasi linguistik, kompensasi,
adaptasi, dan partikulasi. Penerapan teknik-teknik tersebut memberikan
dampak pada terjemahan majas ironi maupun sarkasme tetap/tidak
bergeser, bergeser menjadi majas lain, dan bergeser menjadi bukan
majas. Secara keseluruhan, nilai rata-rata kualitas terjemahan majas ironi
dan sarkasme dalam novel The Return of Sherlcok Holmes termasuk
dalam kategori sedang, dengan nilai rata-rata 2,64.
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukan bahwa teknik kesepadanan
lazim sering digunakan dalam menerjemahkan majas ironi dan sarkasme.
Penerapan teknik ini memberikan terjemahan yang memiliki kualitas baik
tanpa merubah bentuk dan di sesuaikan dengan konteks situasi yang ada.
Namun penerapan teknik ini juga akan menghasilkan kualitas terjemahan
majas ironi dan sarkasme yang kurang baik apabila digabungkan dengan

teknik penerjemahan lain, misalnya reduksi, transposisi, dan modulasi.
Kualitas yang kurang baik tersebut
diakibatkan
oleh pergeseran bentuk
commit
to user
majas ironi dan sarkasme menjadi majas lain atau menjadi bukan majas.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Secara garis besar ada tidaknya pergeseran bentuk majas dan makna
pada terjemahan merupakan suatu hal yang penting dalam penerjemahan
majas dan penilaian kualitas terjemahannya.
Kata Kunci: majas ironi dan sarkasme, teknik penerjemahan, pergeseran,
kualitas terjemahan.

commit to user


perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENDAHULUAN

dalam hal ini bentuk gaya bahasa

Novel adalah salah satu karya

tersebut adalah majas ironi dan

sastra yang banyak diminati oleh

sarkasme.

pembaca

sarkasme


di

Percakapan
mitra

antar

tutur

ditemukan

penutur

pasti

di

Percakapan
biasanya


Indonesia.
dan

banyak

dalam
yang

novel.
tersebut

mengandung

Majas
hampir

dibedakan
Majas

ironi

sulit

dan
untuk

dalam

prakteknya.

sarkasme

merupakan

majas yang lebih kasar daripada
majas ironi.

tuturan

Ironi mewakili suatu ekspresi


dengan makna implisit maupun

yang dapat menyatakan ejekan,

eksplisit.

sarkasme, tragedi dan komedi,

Tuturan

disampaikan
apa

implisit

biasanya

yang

yang

mewakili

dirasakan

atau

kritik,

dan

dengan

selalu

keambiguan,

dipikirkan penutur terhadap mitra

kontradiksi,

tuturnya.

beberapa

Tidak

jarang

tuturan

dihubungkan
paradoks,

kejutan,

makna

dan

implisit

yang

implist mengandung makna yang

lain (Muecke, dalam Kenkadze,

berlawanan

yang

2012:1). Dari sudut pandang teori

diucapkan. Hal ini dimaksudkan

sastra, ironi adalah suatu acuan

agar mintra tutur dapat mengerti

yang ingin mengatakan sesuatu

maksud dari penutur tanpa secara

dengan

langsung terluka atau tersinggung

berlainan

dengan apa yang diucapkan oleh

terkandung dari rangkaian kata-

penutur. Namun ada hal yang

katanya

perlu diperhatikan yakni, mitra

Menurut Tarigan (2009:61), “ironi

tutur

dengan

adalah sejenis gaya bahasa yang

konteks situasi saat tuturan itu

mengimplikasikan sesuatu yang

diucapkan atau mitra tutur harus

nyata berbeda, bahkan seringkali

memiliki latar belakang budaya

bertentangan

yang

sebenarnya dikatakan itu.”

haruslah

sama

Tuturan
ada

dengan

penulis

paham

dengan

dengan

dalam

apa

sindirian

novel

dengan

penutur.
yang

diwujudkan

makna

atau

dari

apa

(Keraf,

Seperti
disampaikan

maksud
yang

2010:143).

dengan
yang
sebelumnya,

yang
telah
ironi

menggunakancommit to
dan
usersarkasme merupakan salah
gaya bahasa berbentuk majas,
satu bentuk tuturan implisit.

perpustakaan.uns.ac.id

Tuturan

implisit

digilib.uns.ac.id

adalah

suatu

tuturan antara yang disampaikan
oleh

si

penutur

memindahkan

beberapa

yang berisi banyak barang.

berlawanan

Mary: “I’ll never be able

maksudnya. Cook menyampaikan

to

ada

help!”

beberapa

hal

menunjukkan

yang

suatu

bisa

tuturan

sebagai

tuturan
yang

-

echoic
Identiikasi

-

yang berbentuk echoic
Pengenalan
sikap

sumber

terhadap

opini

your

Dari dialog tersebut, Mary
melakukan

sesuatu

penutur

repay

Peter: “Don’t mention it.”

merupakan tuturan mengandung
ironi, yaitu:
- Pengenalan

kardus

tuturan

mengandung

yang

ironi.

Dia

mengatakan pada Peter bahwa
dia tidak akan bisa membalas jasa
Peter

dalam

membantunya.

si

Padahal kenyataannya Peter tidak

opini

membantunya sama sekali. Alih-

echoic yang disampaikan

alih

sebagai suatu penolakan.

tidak membantu” atau “percuma

Adanya tuturan berironi yang

berkata

kau

“kau

benar-benar

membantuku”,

Mary

lebih

mengandung

memilih memakai sindiran kepada

makna implisit, mitra tutur kurang

Peter untuk menimbulkan efek

dapat

sarkastik.

Namun

sebenarnya dari penutur. Untuk

ternyata

Peter

tidak

merasa

lebih jelasnya, tuturan ironi dapat

bahwa

tuturan

Mary

adalah

dilihat pada contoh berikut ini:

sindiran untuknya. Hal ini berarti

Konteks

tuturan ironi yang disampaikan

pada

pada

umumnya

memahami

situasi:

Mary

maksud

Peter

untuk

berjanji

pada

saat

Mary

tidak

pindah rumah. Peter berjanji akan

maksudnya

membantunya

untuk

Peter.

memindahkan

barang-barang

Pada

yang

dapat
dengan

terjadi

ditangkap
baik

kenyataannya

oleh
majas

Mary ke rumah barunya. Akan

ironi dan sarkasme merupakan

tetapi pada hari itu, Peter hanya

salah satu topik yang sulit untuk

memindahkan

diterjemahkan. Hal ini disebabkan

sebuah

dinding

dari

satu

tempat

lain.

Sedangkan

jam

oleh
kecommit to
user keterikatan munculnya ironi
dan sarkamse tersebut dengan
Mary

tempat

perpustakaan.uns.ac.id

latar

digilib.uns.ac.id

belakang

Newmark

(dikutip

budayanya.

bilamana suatu terjemahan dapat

oleh

dikatakan sepadan, yaitu:

Yang,

2010:7) menyatakan “the most

-

serious and satirical comedy and

“ruh”

farce, particularly when used to
expose pomposity and deceit or
dapat menjadi alat yang efektif
percakapan

dan

pesan

teks

-

bahasa sumber
Mempunyai bahasa yang

-

natural dan mudah dibaca
Menghasilkan respon yang

to delate self-importance.”Ironi
dalam

Masuk akal
Dapat
menyampaikan

untuk

sama dengan teks bahasa

menyatakan suatu konlik baik

sumber

secara langsung maupun tidak

Selanjutnya

langsung. Menurut Nida (dikutip

mengidentiikasi

oleh

teks

digunakan dalam menerjemahkan

terjemahan harus mendapatkan

majas ironi dan sarkasme yang

respon

yang

ditemukan dengan menggunakan

dengan

pembaca

Yang,

2010:12),
sama

bagusnya

teks

sumber

peneliti

akan

teknik

yang

teknik Molina Dan Albir (2002)

tanpa mengubah intervensi waktu

lalu

maupun budaya. Jadi, jelas bahwa

terjemahannya

suatu teks terjemahan harus bisa

teori Nababan dkk (2012) baik

dinikmati pembaca seperti halnya

dari

membaca teks aslinya. Ada 4 hal

keberterimaan dan keterbacaan.

menilai

kualitas
menggunakan

segi

keakuratan,

The Return of Sherlock Holmes
METODE PENELITIAN

karya Sir Arthur Conan Doyle dan

Lokasi Penelitian

terjemahannya dalam BSa oleh

Lokasi penelitian memiliki batasan
tertentu agar memudahkan dalam
menentukan

fokus

tempat

di

mana data penelitian diperoleh.
Spradley
elemen

(2006)
utama

penelitian

menjelaskan
pada

adalah

lokasi
setting,

Daisy Dianasari. Participant nya
adalah semua tokoh dalam novel
The Return of Sherlock Holmes
yang

melakukan

mengandung

majas

percakapan
ironi

dan

sarkasme. Terakhir event dalam

lokasi
penelitian
ini
adalah
Setting
Holmes
sebagai tokoh utama
commit to
user
dalam penelitian ini adalah novel
telah tiada, tewas dalam duel
participant

dan

event.

perpustakaan.uns.ac.id

maut

di

air

digilib.uns.ac.id

terjun

membebaskan

Reichenba

masyarakat

dari

dokumen adalah novel The Return
of

Sherlock

Holmes

dan

Profesor Moriarty –Napoleon-nya

terjemahannya karya Sir Arthur

dunia

harus

Conan Doyle dan terjemahannya

nyawanya

dalam BSa oleh Daisy Dianasari.

kejahatan-

membayar

walau

dengan

sendiri. Dr. Watson, sahabat dan

Sedangkan

rekan kerja Holmes jelas merasa

berupa informan diperoleh dari

amat

kehilangan

bantuan

kerap

timbul

dan

hatinya

keinginan

untuk

rater

data

dan

yang

responden

untuk

yang menilai kualitas terjemahan.

mengadakan penyelidikan sendiri,

Data yang digunakan adalah

menerapkan

metode-metode

data primer dan data sekunder.

detektif kondang itu. Namun tidak

Data primer dalam penelitian ini

pernah terlintas dalam benaknya

adalah semua frasa, klausa atau

bahwa kematian misterius Ronald

kalimat majas ironi dan sarkasme

Adair

dalam

yang

akan

coba

diselidikinya

melibatkannya

novel

The

Return

of

dalam

Sherlock Holmes yang berjumlah

petualangan di Rumah Kosong,

67 data serta kuesioner penilaian

dengan hasil yang amat tidak

kualitas

terjemahan

terduga.

dibagikan

kepada

Dr.

mendapat

Watson

kembali

kesempatan

responden.

Kriteria

memecahkan berbagai kasus unik

responden

haruslah

Gambar

yang

Orang

untuk
Menari,

memiliki

yang

rater

dan

rater

dan

seseorang

keahlian

dalam

Petualangan Keenam Napoleon,

bidang penerjemahan, menguasai

Pemain Belakang yang Hilang dan

bahasa

Indonesia

sebagainya-

Inggris

dengan

bersama

Sherlock

Holmes yang bangkit dari kubur!

ketertarikan
bersedia

dan

baik,

pada

bahasa
memiliki

novel

berpartisipasi

penelitian

Penelitian ini menggunakan dua

sekunder adalah semua infomasi

jenis sumber data, yaitu sumber

yang

data

penelitian ini.

dokumen

dan

Untuk

dalam

Sumber Data dan Data

berupa

ini.

serta

berhubungan

sumber data berupa informan.commit to user
Sumber
data
yang
berupa
Sampling

data
dengan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Sampling dilakukan tidak untuk

Data penelitian yang dipilih

memperoleh data representative

berupa frasa,klausa atau kalimat

yang bertujuan untuk generalisasi

dalam

suatu

terjemahannya

populasi

tertentu

dalam

penelitain kualitatif, akan tetapi
untuk

tujuan

purposive

penelitian

sampling

2012: 44).
dalam

(Santosa,

Purposive sampling
penelitian

disebut

atau

juga

teknik

kualitatif
criterion-

based sampling. Dalam penelitian

bahasa

Inggris

dan
yang

mengandung majas ironi di dalam
kedua

novel

The

Return

of

Sherlock Holmes. Seluruh data
yang

dikumpulkan

dianalisis

menggunakan teknik terjemahan
menurut Molina dan Albir (2002)
sehingga

didapatkan

selektif. Dengan demikian tidak

teknik

terjemahan

ada kasus-kasus yang dipaksakan

digunakan

masuk dalam kategori tertentu

menerjemahkan majas ironi dan

(Lincoln & Guba dalam Santosa,

sarkasme yang ada dalam novel

2012).

tersebut.

kualitatif,

sampling

bersifat

Kriteria

pengambilan

dalam

sampling

sejumlah
yang

penerjemah

dalam

harus

didasarkan tujuan penelitian yang

Teknik Pengumpulan Data

melibatkan

Teknik

kejadian,

deskripsi
orang,

setting,

perilaku,

dan

interaksinya.
Dasar
dalam
sumber

penentuan

penelitian
data

ini

kriteria
meliputi

penelitian,

yaitu

novel. Kriteria novel yang dipakai
dalam penelitian ini adalah novel
tersebut merupakan novel iksi
yang sangat diminati oleh orang
dewasa. Ide iksi yang dituangkan
penulis dengan kemasan menarik.
Di dalamnya diselipkan nilai-nilai

yang

digunakan

mengumpulkan

data

untuk
dalam

penelitian ini adalah analisis isi,
kuesioner
mendalam

dan

wawancara

(In-depth

Interview).

Data berupa dokumen diperoleh
dengan

proses

Tahapan

yang

analisis

isi.

dilakukan

oleh

penelitia adalah membaca novel
The return of Sherlock Holmes
baik

novel

asli

maupun

terjemahannya. Mencatat frasa,

klausa
atau
kalimat
yang
seperti:
mengandung majas ironi dan
persahabatan, kekeluargaan, dancommit to user
sarkasme baik dalam novel asli
cinta.
moral

dan

sosial,

perpustakaan.uns.ac.id

maupun

digilib.uns.ac.id

terjemahannya.

adalah

tahapan

yang

meliputi

Selanjutnya menganalisis teknik

domain, taxonomi, komponensial

penerjemahan

dan

yang

digunakan

tema

budaya

menurut

untuk menerjemahkan majas ironi

Spradley (2007). Pertama analisis

dan

domain.

sarkasme.

menganalisis

Kemudian

pergeseran

yang

Pada

tahap

ini

dipisahkan

dari

dihasilkan sebagai dampak dari

Selanjutnya

analisis

teknik

tahap ini data yang diperoleh

penerjemahan

diguanakn

yang

serta

kualitas

terjemahannya

karena

pergeseran tersebut.

bukan

data

diklasiikasikan

taksonomi,
berdasarkan

kategorinya.
majas

data.

Pengelompokan

ironi

dan

sarkasme

Kuesioner dalam penelitian

disesuaikan dengan teori menurut

ini bersifat terbuka (open-ended

Tarigan (2009) dan penanda yang

di

quesioner)
memberikan

mana

peneliti

kebebasan

pada

ada, kemudian dianalisis teknik
penerjemahannya,

rater ataupun responden untuk

bentuk

memberikan alasan atas penilaian

terjemahannya. Setelah diperoleh

yang diberikan. Kuesioner yang

klasiikasi

digunakan

kemudian dicari hubungan antar

ini

memperoleh

bertujuan
penilaian

untuk
kualitas

majas,

pergeseran
dan

yang

aspek-aspek

kualitas

dibutuhkan,

tersebut

dalam

komponensial.

Teknik

terjemahan dari segi keakuratan,

teknik

keberterimaan dan keterbacaan.

analisis data yang terakhir adalah

Terakhir

tema budaya. Pada tahap terakhir

teknik

wawancara

mendalam,

pengumpulan

ini

ini peneliti menarik benang merah

memperoleh

tuturan baik frasa, klausa maupun

informasi yang lebih detail dan

kalimat yang mengandung majas

jelas

ironi dan sarkasme dalam novel

dilakukan

untuk

dari

rater

data

maupun

responden untuk penilaian yang

tersebut

sudah diberikan.

menggunakan

Teknik Analisis Data

diterjemahkan
teknik

penerjemahan

tertentu

akan

menghasilkan

terjemahan

yang

Tahapan teknik analisis data yangcommit to
bergeser
bentuk majasnya atau
user
digunakan dalam penelitian ini
tidak.
Sehingga
dapat

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

disimpulkan apabila majas ironi
dan

sarkasme

dengan

diterjemahkan

teknik

tertentu

penerjemahan

dan

pergeseran
tersebut

mengalami

maka
akan

pergeseran

mempengaruhi

kualitas terjemahan majas.

telah membuatmu sangat
terpukul
dengan
kemunculanku
kembali,
yang seharusnya jangan
secara dramatis begitu.”
Konteks
memanggil

tuturan

baik

klausa

67

berbentuk

maupun

kalimat

Sherlock

tidak

Holmes

percaya

dengan

penglihatannya kemudian mulai

HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak

adalah

Watson yang tersadar berteriak
seakan

Diperoleh

situasinya

data

bertanya

bagaimana

ia

bisa

frasa,

masih hidup dari peristiwa di tepi

dalam

jurang

yang

mengerikan

itu.

Shelock

Sherlock Holmes menanggapinya

Holmes yang mengandung majas

dengan gurauan. Data di atas

ironi dan sarkamse.

merupakan

Tabel 1. Temuan data majas ironi dan
sarkasme

dengan

novel

The

Kategori
Majas
Ironi

Sarkasme

Return

of

Jenis
Ironical
Understatement
Non-ironical Falsehood
Ironical Interjections
Illocutionary Sarcasm
Propositional Sarcasm
Lexical Sarcasm
Jumlah

Jumlah
15
12
7
15
10
8
67

jenis

sub

majas

kategori

ironi

ironical

understatement.

Hal

tersebut

dapat

dari

penanda

diketahui

berupa

hyperbolic

combination

dalam frasa ‘by my unnecessarily
dramatic

reappearance’.

Frasa

tersebut

memberikan

kesan

sindiran halus secara berlebihan
Ironi
Ironical Understatement
Contoh 1

dengan tujuan untuk bergurau
yang

diucapkan

oleh

Sherlock

Holmes setelah melihat kondisi
Bsu: “Wait a moment,” said he.
sahabatnya
Watson
akibat
“Are you sure that you are
really it to discuss things? I
kemunculannya yang tiba-tiba.
have given you a serious
shock
by
my
Contoh 2
unnecessarily
dramatic
BSu: “Not so, Lestrade. I do not
reappearance.”
propose to appear in the
Bsa :
“Tunggu
sebentar,”
matter at all. To you, and to
ucapnya. “Apakah kau yakin
commit to user
you only, belongs the credit
kau sudah cukup kuat untuk
of the remarkable arrest
membicarakan hal ini? Aku

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

which you have afected.
Yes, Lestrade, I congratulate
you! With your usual
happy mixture of cunning
and audacity you have
got him.”
BSa: “Salah, Lestrade. Aku sama
sekali tak berniat untuk
ditampilkan dalam perkara
ini. Kau, ya, kau sendirilah
yang
telah
dipercaya
melakukan
penangkapan
yang luar biasa ini. Ya, aku
mengucapkan
selamat
padamu,
Lestrade!
Sebagaimana
biasanya,
berkat kecerdikan dan
keberanianmu kau telah
berhasil menangkapnya.”
Konteks

situasinya

adalah

Sherlock Holmes menolak untuk

Sherlock Holmes yang berhasil
menangkap penjahat dan ingin
menghindari

publikasi

tentang

dirinya.
Non-ironical Falsehood
Contoh 1
BSu: “ … The instant that the
Professor had disappeared it
struck me what a really
extraordinary
lucky
chance Fate had placed in
my way. …”
BSa: “… Pada saat Profesor
Moriarty tidak muncul lagi,
aku
sadar
betapa
beruntungnya
nasibku.
…”
Konteks

situasinya

adalah

dipublikasikan dalam perkara ini

Sherlock

dan

kejadian di jurang dan bagaimana

menyerahkan

pada

lestrade

berhasil

seluruhnya

karena

menangkap

Holmes

telah

usahanya

pembunuh

sehingga

menceritakan

untuk

membela

berakhir

diri

dengan

yang telah dicari – cari di seluruh

tewasnya Profesor Moriarty. Data

Inggris. Data di atas merupakan

di atas merupakan jenis majas

jenis

sub

ironi dengan sub kategori non-

kategori ironical understatement.

ironical falsehood. Hal tersebut

Hal tersebut dapat diketahui dari

dapat

penanda

berupa

hyperbolic

dalam

frasa

majas

ironi

dengan

berupa

collocation

dalam

unusual
frasa

‘usual

happy mixture of cunning and
audacity’.

Frasa

tersebut

diketahui

dari

penanda

combination

what

a

really

extraordinary lucky chance Fate
had placed in my way. Frasa

memberikan kesan sindiran halus

tersebut

dengan tujuan membuat Lestrade

halus namun berlebihan sebagai

merasa

bahagia

yang

berhasil

penjahat.

karena

Namun

dialah

sebuah
menangkapcommit to user
faktanya

mengandung
penekanan

sindiran
tentang

perpustakaan.uns.ac.id

kondisi

yang

digilib.uns.ac.id

dialami

oleh

Sherlock Holmes.
Contoh 2
BSu: “Well, well, I must not be
selish,” said he, with a
smile, as he pushed back his
chair from the breakfasttable.
BSa: “Yah, yah, tentunya aku
tak boleh mementingkan
diriku
sendiri
saja,”
katanya sambil tersenyum,
dan
dia
lalu
berdiri
meninggalkan meja makan.”
Konteks
Sherlock

situasinya
Holmes

adalah

how deceptive appearances
may be, to be sure! Such a
nice young man to look
at! It is a lesson to us not to
trust our own judgment, is it
not Lestrade?”
BSa:
“Wah!
Wah!
Katanya
akhirnya. “Yah, siapa akan
menyangka demikian? Dan
betapa apa yang kita lihat
bisa
mengelabuhi
kita!
Pemuda itu begitu baik
penampilannya!
Benarbenar pelajaran bagi kita
agar lain kali kita tak begitu
saja mempercayai penilaian
kita-bukankah
demikian,
Lestrade?’

menanggapi

Konteks

sindiran Watson tentang dirinya

Lastrade

yang

jempol

merasa

menjadi

pengangguran

situasinya

adalah

menunjukkan
Mr.

bekas

McFarlane

yang

setelah

melekat di tembok. Raut muka

meninggalnya Profesor Moriarty.

Sherlock Holmes berubah setelah

Data di atas merupakan jenis

melihatnya,

majas ironi dengan sub kategori

kegembiraan

non-ironical
tersebut

dapat

penanda

Hal

falsehood.
diketahui

berupa

dari

unusual

menahan
Karena

ada
dan

diri

pancaran
ia

berusaha

untuk

tertawa.

menurutnya

bukti

itu

adalah bukti palsu. Sementara

collocation dalam kalimat ‘Well,

Lastrade

well,

selish’.

bekas jempol itu adalah bukti

memberikan

yang cukup telak untuk menahan

I

must

Kalimat
kesan

not

tersebut
sindiran

belakang
Sherlock

be

yang

dengan
Holmes

sebenarnya.
Ironical Interjections

bertolak
perasaan
yang

Mr.

mengatakan

McFarlane.

merupakan
dengan

sub

Data

jenis

bahwa

di

atas

majas

ironi

kategori

ironical

interjections. Hal tersebut dapat
diketahui dari penanda berupa

hyperbolic combination dalam
BSu: “Dear me! Dear me! He saidcommit to user
kalimat ‘Such a nice young man
at last. “Well, now, who
would have thought it? And

perpustakaan.uns.ac.id

to

look

yang

Kalimat

at!’.

memberi

digilib.uns.ac.id

kesan

berlebihan

Holmes

dengan

kalimat

seru

tersebut

sindiran
oleh

halus

dengan sub kategori illocutionary
Hal

sarcasm.

tersebut

dapat

Sherlock

diketahui dari penanda berupa

menggunakan

manner violation dalam frasa ‘A

tanpa

menyakiti

lawan bicaranya.

man can’t expect always to have
it his own way’. Frasa tersebut
menjelaskan sindiran kasar yang

Sarkasme

diucapkan

Illocutionary Sarcasm
BSu: “You don’t like being beaten
any more than the rest of us
do,” said he. “A man can’t
expect always to have it
his own way, can he, Dr.
Watson? Step this way, if
you please, gentlemen, and I
think I can convince you
once for all that it was John
McFarlane who did this
crime.”
BSa: “Anda tak mau kalah ya.
Kami juga begitu, kok,”
katanya. “Tapi kita kan tak
bisa selalu mendapatkan
apa yang kita inginkan,
bukankah demikian, Dr.
Watson? Kalau kalian tidak
keberatan,
silahkan
ikuti
saya, Tuan-tuan, dan saya
rasa
saya
akan
bisa
meyakinkan kalian bahwa
John McFarlance-lah yang
melakukan semua kejahatan
ini.
Konteks

situasinya

adalah

Lastrade merasa telah menang
dari

Sherlock

Holmes

karena

dapat membuktikan bahwa Mr.
McFarlane bersalah sesuai dengan

bertele-tele

Lestrade

sebagai

oleh

ungkapan

kebahagian karena merasa telah
mengalahkan Sherlock Holmes.
Propositional Sarcasm
BSu: “Oh, yes; no doubt that is
what I must have meant,”
said
Holmes,
with
his
enigmatical smile.
BSa: “Oh, ya, betul itulah yang
kumaksud,” kata Holmes
sambil
tersenyum
penuh
teka-teki.
Konteks
Sherlock
McFarlane
kisahnya
Oldacre

situasinya

Holmes
untuk
dengan
dari

adalah

meminta

Mr.

menjelaskan
Mr.

Jonas

pihaknya,

ketika

Lastrade ingin menangkap pria
itu.

Setelah

selesai

Lastrade

bertanya adakah pertanyaan lain,
yang

kemudian

dijawab

oleh

Sherlock Holmes tidak ada sampai
ia

mengunjungi

Blackheat,

Lastrade kemudian membetulkan

dengan mengatakan Norwood di
atas
commit to user
mana tempat kejadian perkara
merupakan jenis majas sarkasme
dugaannya.

Data

di

perpustakaan.uns.ac.id

sesungguhnya

terjadi.

atas

majas

temasuk

digilib.uns.ac.id

Data

di

hanya untuk menambah
hartanya
yang
sudah
bertumpuk-tumpuk?”

sarkasme

dengan sub kategori propositional
Konteks

sarcasm. Penanda yang dimiliki
adalah

self-contradiction

yang

terdapat dalam kalimat ‘Oh, yes;
no doubt that is what I must have
meant.’ Kalimat tersebut memberi
kesan sindiran yang diucapkan
oleh

Sherlock

Holmes

kepada

Lestrade atas kesalahan berbicara
tentang

sebuah

sebenarnya

alamat

memang

oleh Sherlock Holmes.

yang

disengaja

Sherlock
pada

Holmes

Watson

adalah

mengatakan

bagaimana

cara

kerja Charles Augustus Milverton
pada

mangsanya

menggambarkan
Charles

dan

kekejian

Augustus

yang

Milverton

lakukan. Data di atas termasuk
jenis

majas

sarkasme

sub

kategori lexical sarcasm dengan
penanda hyperbolic combination.
Penanda

Lexical Sarcasm

situasinya

terbut

terdapat

pada

frasa ‘at his leisure tortures the

BSu: “… I have said that he is
soul and wrings the nerves’. Frasa
the worst man in London,
tersebut mengandung sindiran
and I would ask you how
could one compare the
berlebihan yang ucapkan oleh
ruian who in hot blood
Sherlock
Holmes
untuk
bludgeons his mate with
this
man,
who
menggambarkan kekejian Charles
methodically and at his
Augustus Milverton.
leisure tortures the soul
and wrings the nerves in
order to add to his
Teknik Penerjemahan
already swollen moneybags?”
Frekuensi
kemunculan
teknikBSa: “… Tadi sudah kukatakan
teknik penerjemahan tersebut
bahwa
dia
itu
orang
paling jahat di London,
baik tunggal maupun varian
dan baiklah aku bertanya
teknik
penerjemahan
lainnya
kepadamu
mana
yang
lebih jahat: Seseorang
sebanyak
133
kali
yang
yang
telah
tega
ditemukan
dalam
67
data.
menghabisi
nyawa
istrinya, atau orang ini,
Rekapitulasi penerapan varian
yang dengan santai dan
teknik penerjemahan dapat dilihat
terencana menyiksa jiwa
commit to user
dan
menyayat-nyayat
dalam tabel berikut ini.
perasaan
orang
lain

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 2. Temuan Varian Teknik
Penerjemahan Majas Ironi dan
Sarkasme dalam Novel The Return of
Sherlock Holmes
N
o
1
2
3
2

Varian
Tunggal
Kuplet
Triplet
Kuartet
Jumlah

Jumlah Data

Presentase

21
29
14
3
67

31,34%
43,28%
20,90%
4,48%
100%

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kemudian

untuk

frekuensi

kemunculan tiap teknik penerjemahan

10
11
12

Teknik
Penerjemahan
Kesepadanan
Lazim
Modulasi
Amplifikasi
Variasi
Transposisi
Kompresi
Linguistik
Borrowing
Reduksi
Amplifikasi
Linguistik
Kompensasi
Adaptasi
Partikulasi
Jumlah

Frekuensi

Presentase

57

42,86%

12
12
11
10

9,02%
9,02%
8,27%
7,52%

8

6,02%

7
6

5,26%
4,51%

6

4,51%

2
1
1
133

1,50%
0,75%
0,75%
100%

yang diterapkan dalam menerjemahkan

keakuratan

majas ironi dan sarkasme terangkum

41 data termasuk akurat dan 26

dalam tabel berikut ini.

data termasuk kurang akurat. Dari

diperoleh

sebanyak

segi keberterimaan, diperoleh 46
data termasuk berterima, 20 data
termasuk kurang berterima, dan 1
data termasuk tidak berterima.
Lalu penilaian kualitas terjemahan
yang

terakhir

dari

segi

keterbacaan diperoleh 65 data
termasuk dalam kategori tingkat
keterbacaan
Tabel 3. Frekuensi kemunculan teknik
penerjemahan majas ironi dan
sarkasme dalam novel The Return of
Sherlock Holmes

Terjemahan

Majas

Ironi dan Sarkasme
Setelah dilakukan analisis teknik
terjemahan

yang

berdampak

pada pergeseran bentuk majas
selanjutnya

dianalisis

kualitas

2

data

termasuk dalam kategori tingkat
keterbacaan
penilaian

Kualitas

tinggi,
sedang.

kualitas

tersebut,

maka

Dari

terjemahan

nilai

rata-rata

kualitas terjemahan majas ironi
dan sarkasme dalam novel The
Return

of

dinyatakan

Sherlock

Holmes

berkualitas

sedang,

yaitu dengan nilai akhir 2,64.
terjemahannya. Untuk penilaian
commit to user
kualitas terjemahan dari segi
SIMPULAN

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Kesimpulan yang dapat diperoleh

kasus yang ada, tidak dapat

dari

dihindarkan sisipan-sisipan baik

hasil

penelitian

di

atas

adalah:

majas ironi maupun sarkasme

1. Analisis

majas

sarkasme
Return

dalam

of

data

dan

yang digunakan dengan tujuan

novel

The

secara

Sherlock

memperoleh
tersebut

ironi

67

terbagi

masuk

Holmes

data.

Data

menjadi

dalam

34

kategori

halus

maupun

kasar

memojokkan lawan bicara atau
tersangka

dalam

novel

tersebut.
2. Sebanyak

12

jenis

teknik

majas ironi dan 33 data masuk

penerjemahan digunakan untuk

dalam

menerjemahkan

kategori

sarkasme.
yang

majas

Keseluruhan

diperoleh

data

dan

sarkasme.

majas
Ke

ironi

12

jenis

menunjukkan

teknik penerjemahan tersebut

ada 3 sub kategori majas ironi,

terbagi menjadi 4 varian teknik

yaitu: Ironical Understatement,

dengan frekuensi kemunculan

dan

sebanyak 133 kali. Teknik yang

Non-ironical

Falsehood,

Ironical Interjection. Pembagian

mendominasi

sub katergori juga ditemukan

tersebut

pada majas sarkasme, yaitu:

kesepadanan

Illocutionary

Sarcasm,

kesepadanan lazim lebih sering

dan

digunakan penerjemah karena

Ironical

teknik ini bersifat kontekstual

Propositional
Lexical

Sarcasm,

Sarcasm.

understatement

dari

kategori

sehingga

dalam
adalah

temuan
teknik

lazim.

terjemahan

Teknik

mudah

majas ironi dan Illocutionary

dipahami baik dalam makna

sarcasm dari kategori majas

maupun bentuk kalimat. Alasan

sarkasme

lainnya

merupakan

jenis

karena

teknik

majas yang sering digunakan

kesepadanan

lazim

tidak

oleh

memberikan

dampak

pada

penutur maupun mitra tutur

pergeseran,

yang

dalam

terjemahan

para

Banyaknya

pemain
novel

sebagai
tersebut.

dugaan

dan

pergeseran

tidak

artinya

mengalami
atau

pemaparan berdasarkan teoricommit to user
terjemahannya tetap sebagai
dalam
proses
penyelesaian
majas ironi maupun sarkasme.

perpustakaan.uns.ac.id

Tidak

digilib.uns.ac.id

adanya

pergeseran

mengandung

majas

hendaknya

tersebut maka dapat dipastikan

memperhatikan

kualitas terjemahannya baik.

dan pemilihan kata yang tepat.

3. Tidak

semua

yang

dengan

teknik

hendaknya juga memperhatikan

kesepadanan lazim, khususnya

konteks situasi sehingga dapat

apabila

menghasilkan

digabungkan

dengan

yang

situasi

data

diterjemahkan

Teknik

konteks

teknik lain akan menghasilan

memiliki

terjemahan

yang baik.

yang

Beberapa

baik

data

pula.
yang

diterjemahkan

dengan

menggabungkan

teknik

diterapkan

terjemahan

kualitas

Terkadang

yang

terjemahan
pengambilan

keputusan sangatlah sulit untuk
penerjemah

dalam

memilih

kesepadanan lazim, ampliikasi,

apakah ia harus mempertahankan

dan kompresi linguistik justru

keakuratan

menghasilkan terjemahan yang

suatu

tidak

yang

mengandung

majas.

Hal

ini

terjemahan
mengalami
artinya

unsur

terjemahan
ingin

keberterimaan
agar

pesan

disampaikan

dapat

berarti

dengan

sepadan

tersebut

dengan

BSu.

pergeseran

kualitas

atau

dan

Namun

sesuai
sebagai

yang

pedoman, penerjemah hendaknya

terjemahan

selalu menyadari prinsip utama

belum tentu baik.

penerjemah adalah sebagai suatu

SARAN

kegiatan pengalihan pesan dari

Bagi penerjemah

BSu ke BSa.

Seletah menganalisis data yang
ada baik berupa majas ironi dan

Bagi peneliti di bidang ilmu

sarkasme dalam novel The Return

linguistik penerjemahan.

of Sherlock Holmes, masih banyak

Peneliti menyadari bahwa aspek

ditemukan

perlu

yang diteliti masih pada tataran

penerjemah

yang luas dalam meneliti majas

hal-hal

dipertimbangkan
saat

menerjemahkan

khususnya

majas

sarkasme.

Untuk

sebuah

yang

ironi

majas

ironi dan sarkasme. Diharapkan

dan

pada penelitian selanjutnya dapat

memahamicommit to
mengkaji
jenis majas lain secara
user
ungkapan
yang
khusus dan detail.

perpustakaan.uns.ac.id

Penelitian
penelitian

ini

digilib.uns.ac.id

merupakan

produk

hasil

terjemahan

tanpa

penerjemah

secara

langsung.

Diharapkan

pada

penelitian

selanjutnya

dapat

melibatkan

melibatkan

penerjemah

sehingga

menghasilan

penelitian

yang

holistik. Selain itu pada penelitian
selanjutnya

dapat

membandingkan hasil terjemahan
majas ironi dan sarkasme dari dua
penerjemah,

hal

tersebut

bertujuan agar dapat diketahui
perbedaan

kualitas

terjemahan

masing-masing penerjemah.
Selain

itu

penelitian

ini

diharapkan

dapat

memberikan

gambaran

kepada

penerjemah

tentang

pentingnya

menerjemahakan

majas

dalam

hal ini adalah majas ironi dan
sarkasme.

Sehingga

dapat

diketahui adanya maksud yang
tersembunyi

theory.
Thesis.
Universidad Veracruzana
Facultad de Idiomas

(sindiran)

dalam

setiap percakapan penutur dan

Griiths, Patrick. (2006). An
introduction to english
semantics
and
pragmatics.
Edinburgh:
Edinburgh
University
Press Ltd
Kenkadze, Ilona. (2012). Analysis
of irony in the view of
speech acts. Electronic
Bilingual Scholarly PeerReviewed
Journal
“Spekali” of the Faculty of
Humanities
at
Ivane
Javakhishvili Tbilis State
University
Keraf, Gorys. (2010). Diksi dan
gaya bahasa. Jakarta: PT
Gramedia
Pustaka
Remaja Rosdakarya
Kreuz,

Roger J. dan Gina M.
Caucci. (2007). Lexical
inluences
on
the
perception of sarcasm.
Proceedings
of
the
Workshop
on
Computational
Approaches to Figurative
Language, pages 1-4,
Rochester, NY, April 26,
2007

Liebrecht, Christine dkk. (2013).
mitra tutur.
The perfect solution for
detecting
sarcasm
in
tweets #not, Proceedings
DAFTAR PUSTAKA
of the 4th Workshop on
Computational
Cordova,
Cynthia
Yahaira
Approaches
to
Vazquez.
(2013).
Subjectivity,
Sentiment,
Subtitling
irony
in
and
Social
Media
contemporary
sitcoms:commit to user Analysis, pages 29-37,
The case of the big bang
Atlanta, Georgia 14 June

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2013.  2013 Association
for
Computational
Linguistics
Machali,
Rochayah.
(2009).
Pedoman
bagi
penerjemah. Bandung: PT
Mizan Pustaka
Moleong, L. J. (2010). Metodologi
penelitian
kualitatif.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya
Molina, L., & Albir, A.H. (2002).
Translation
technique
revisited: A dynamic and
functionalist
approach.
Meta Journal Vol. XLVII
Mounts, Joel. (2012). A history of
sarcasm:
Efects
of
balanced use of sarcasm
in a relationship. Honor
Projects.
Paper
155.
Grand
Valley
State
University
Nababan, M.R. (2008). Teori
menerjemah
bahasa
inggris.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Nababan, M.R., Nuraeni, A. &
Sumardiono.
(2012).
Pengembangan
model
penilaian
kualitas
terjemahan.
Kajian
Linguistik dan Sastra, Vol.
24 No. 1, Juni 2012:39-57.
Surakarta: UNS
Nida, E &Taber, C. (1969). The
theory and practice of
translation. Leinden: E.J.
Brill
Pengpanich,
A.
pragmatic

(1998).
look

sarcasm in thai, in Papers
from the Fourth Annual
Meeting of the Southeast
Asian Linguistics Society,
ed. U. Warotamasikkhadit
and T. Panakul, pp. 241250.
Arizona
State
University, Program for
Southeast Asian Studies.
Rilof, Ellen dkk. (2013). Sarcasm
as contrast between a
positive sentiment and
negative
situation,
in
Proceedings of the 2013
Conference on Emphirical
Methods
in
Natural
Language
Processing
(EMNLP 2013). School of
Computing, University of
Utah
Rosolovska, Yulia. (2011). The
perception of irony in
newspaper
articles
in
english and ukrainian.
Thesis. Departamento de
Filología Inglesa I Facultad
de Filología Universidad
Complutense de Madrid
Salik, Teivi. The Translation of
Verbal
Irony
in
the
Estonian
Subtitles
of
House M.D. Tartu: Thesis.
University
of
Tartu,
Department of English
Language and Literature
Santosa, Riyadi. (2012). Metode
penelitian
kualitatif
kebahasaan.
Surakarta:
UNS
Spradley, James P. (2007). Metode
etnograi. Yogyakarta: PT
Tiara Wacana

Suryawinata, Z, & Hariyanto, S.
Translation:
Acommit to user (2003).
bahasa
teori
dan
at

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

penuntun
paktis
menerjemahan.
Yogyakarta: Kanisius

at
University
College
London for the Pragmatic
Theory Online Course

Sutopo,

H.B. (2006). Metode
penelitian
kualitatif.
Surakarta: UNS Press

Tarigan,

Henry Guntur. (2009).
Pengajaran gaya bahasa.
Bandung:
Penerbit
Angkasa

Tarjana,

Sri Samiati. (2012).
Semantik. Surakarta: UNS
Press

Yang, Chan. (2010). A study of
translating irony in cao
yu’s
sunrise.
Thesis.
School of Language &
Comparative
Cultural
Studies, the University of
Queensland. Master of
Arts in Translation and
Interpreting (English and
Chinese)

Tsoory,

et
al.
(2005).the
neuroanatomical basis of
understanding
sarcasm
and its relationship to
social
cognition.
Neuropsychology
2005
Vol. 19

Wilson, Deirdre dan Dan Sperber.
(1992). On Verbal Irony.
Lingua
87
(1992)
53-76.
NorthHolland, licensed for use

Yao, Qin. (2010). Contribution of
cooperative principle to
the
interpretation
of
irony. School of Foreign
Languages,
Jiangsu
University,
Zhenjiang,
Jiangsu, China. Journal of
Language Teaching and
Research, Vol. 1, No. 6,
pp. 852-857, November
2010 © 2010 ACADEMY
PUBLISHER Manufactured
in
Finland.
doi:10.4304/jltr.1.6.852857

commit to user