Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelimpahan Bulu Babi Tripneustes gratilla di Daerah Padang Lamun, Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat T2 422012107 BAB IV

IV Hasil dan Pembahasan

A.

Kondisi Lokasi Penelitian

Pulau Misool merupakan salah satu pulau besar
di antara empat pulau besar yang ada di Kabupaten
Raja Ampat. Secara Umum luas wilayahnya adalah
2.034 km2, dengan titik tertinggi sebesar 535 m,
dengan titik koordinat 10 53`41``S 1300 5`1``E.
Pulau Misool terbagi menjadi empat distrik (Distrik
Misool Selatan, Misool Barat, Misool Timur,
Kepulaauan Sembilan, Kofiau
dan Misool
Utara)(Pemkab Raja Ampat 2006) . Lokasi penelitian
terletak Pantai Waigama dan Pulau Katapuh yang
terletak di Distrik Misool Utara Kabupaten Raja
Ampat. Lamun yang terdapat di daerah ini tidak
menyebar secara merata, namun hanya ditemui
pada beberapa lokasi dan di antaranya dijadikan

tempat untuk pengambilan sampel.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan di 3 stasiun pengamatan yang terletak di
Pantai Waigama (stasiun 1 dan 2), dan di Pulau
Katapuh (stasiun 3).Dasar perairan di lokasi
penelitian terdiri dari pasir, pasir-lumpur dan pasirbatu, yang ditumbuhi oleh vegetasi lamun
campuran.
B. Kelimpahan Bulu Babi Tripneustes gratilla

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
dari bulan Agustus-September di 3 stasiun,
ditemukan kelimpahan bulu babi T. gratilla yang
tidak merata. Kelimpahan bulu babi berkisar dari
0,09-5,31 ind/m2 dengan kelimpahan rata-ratanya
adalah 0,11-1,94 ind/m2. Kelimpahan rata-rata
individu tertinggi ditemukan di stasiun 2, yaitu 1,94
ind/m2, saat pengamatan I. Setelah itu (waktu
penelitian 2, 3, dan 4) kelimpahan hewan ini mulai
berkurang. Bahkan di stasiun 3 untuk penelitian
ke-3 dan ke-4, bulu babi jenis ini tidak ditemukan

14

lagi. Kelimpahan rata-rata bulu babi T. gratilla di
stasiun 1 adalah 1,22 ind/m2. Stasiun 3 memiliki
kelimpahan rata-rata individu terendah, yakni
0,11ind/m2 (Gambar 1 dan 2). Namun jika di
bandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Tamrin (2013) di Saonek Raja Ampat, kelimpahan
individu bulu babi yang ditemukan lebih rendah
(619 ind) dari jumlah individu yang ditemukan di
Pantai Waigama( 683 ind) dan Pulau Katapuh(24
ind)
Distrik
misool
Utara.
Enam
ratus
sembilanbelas individu tersebut terdiri dari tiga
jenis
yaitu

Deadema
sitosum(232
ind),
D.antillarum(269), dan Echinometra mathaei(118
ind).
STASIUN

WAKTU PENELITIAN
1
2
3
4

STASIUN I 1,72 1,04 0,56 1,56
STASIUN II 5,31
1
1,06 0,41
STASIUN III 0,35 0,09
0
0


RATAAN
1,22
1,945
0,11

Gambar 1. Kelimpahan rata-rata bulu babi di Pantai
Waigama dan Pulau Katapuh

15

2

NILAI KELIMPAHAN

1,8
1,6
1,4

1,2

1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
STASIUN I

STASIUN II

STASIUN III

KELIMPAHAN MENURUT PERBEDAAN STASIUN

Gambar 2. Grafik kelimpahan rata-rata bulu babi T.
gratilla di Pantai Waigama dan Pulau
Katapuh
Tingginya kelimpahan bulu babi T. gratilla di stasiun 2
diduga berhubungan dengan ketersediaan makanan
yang cukup dan jenis-jenis lamun yang ada.

Ketersediaan makanan yang cukup ini ditandai dengan
tingginya kerapatan jenis lamunnya. Menurut Azis
(1994), bulu babi sering ditemukan didaerah padang
lamun campuran karena tergantung kepada berbagai
jenis lamun. Selain itu, tingginya kelimpahan juga
diduga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan yang
disukai oleh hewan ini. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Lawrence (1975 dalam Azis 1994),
bahwa bulu babi T. gratilla cenderung menyukai lamun
dari marga Thalassia dan Syringodium.

Lamun
Di kedua lokasi penelitian ditemukan 5 jenis lamun
(Enhalus acoroides,Cymodocea rotundata, Thalassia
hemprichii, Halodule pinifolia, dan
Syringodium
isoetifolium). Ke lima jenis lamun ini memiliki tingkat
kerapatan, frekuensi dan keanekaragaman yang
16


berbeda-beda (gambar 3, 4, dan 5). Empat jenis lamun
ditemukan di semua stasiun pengamata, namun ada
satu jenis yang hanya menempati stasiun 1 dan 2,
yaitu jenis Halodule pinifolia.

STASIUN 1

SPESIES

A E.
acoroides
B C.
rotundata
C T.
hemprichii
D H.
pinifolio
E S.
isoetifoliu
m


KERAPATAN
STASIUN 2

K.Mut K. Relatif K.Mut
lak
(%)
lak

14,0
3
28,3
7
24,0
2
19,7
7
7,73

K.Relatif

(%)

11,5
4
42,6
4
22,0
0

36,49

21,05

1,11

0,95

8,23

39,5

6

33,85

14,94
30,20
25,57

17

9,88

18,83

STASIUN 3
K.
K. Relatif
Mutl
(%)
ak


7,9
7
25,
88
29,
18
0,0
0
7,3
3

11,32
36,79
41,47
0,00
10,41

NILAI KERAPATAN

45,00
40,00
35,00
30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00

A

B
C
D

K1

KR1 (%)

K2

STASIUN 1

KR2 (%)

STASIUN 2

K3

KR3 (%)

STASIUN 3

KERAPATAN
KERAPATAN JENIS & RELATIF (%)

Kerapatan rata-rata jenis lamun di Pantai
Waigama dan Pulau Katapuh berkisar antara 1,11
teg/m2-42,64 teg/m2 dengan kerapatan jenis tertinggi
yang diwakili oleh C. rotundata (42,64teg/m2), dan
kerapatan jenis terendahnya diwakili oleh S. isotifolium
(7,73teg/m2). Kerapatan rata-rata jenis lamun yang
tertinggi di stasiun1 didominasi oleh C. rotundata
(28,37teg/m2),
di stasiun 2 didominasi oleh C.
rotundata (42,64 teg/m2), sedangkan di stasiun 3
didominasi oleh T.hemprichi (41,47 teg/m2).
Berdasarkan gambar 3 dan 4, kerapatan lamun di 3
stasiun pengamatan didominasi oleh C. rotundata dan
T. hemprichi.Tingginya kerapatan kedua jenis lamun ini
disebabkan karena kemampuan jenis lamun ini untuk
beradabtasi dengan dasar perairan. Ini sesuai dengan
apa yang dikemukakan oleh Tomasick dkk (1997)
bahwa C. rotundata hidup pada daerah dangkal yang
tertutup pasir karang dan mempunyai toleransi yang
tinggi pada daerah terbuka (tidak terendam air),
sedangkan T. hemprichi dapat hidup di semua jenis
18

E

substrat, bervariasi dari pecahan karang sampai
substrat lunak.
Kerapatan jenis lamun terendah diwakili oleh jenis S.
isoetifolium. Menurut Phillips dan Menez (1998), lamun
jenis ini tidak mampu untuk mentolerir kekeringan
dalam jangka waktu yang lama.

SPESIES
A E.
acoroides
B C.
rotundata
C T.
hemprichi
i
D H.
pinifolio
E S.
isoetifoliu
m

FREKUENSI
STASIUN 2

STASIUN 1

STASIUN 3

F.Mu
tlak

F.Relati
f (%)

F.Mu
tlak

F.Relati
f (%)

F.Mu
tlak

F.Relati
f (%)

0,98

27,46

0,65

21,67

0,95

29,46

0,93

26,06

0,93

30,83

1,00

31,01

0,93

26,06

0,73

24,17

1,00

31,01

0,48

13,38

0,08

2,50

0,00

0,00

0,25

7,04

0,63

20,83

0,28

8,53

19

35,00
NILAI FREKUENSI

30,00
25,00

20,00
15,00

A

10,00

B

5,00

C

0,00

D

F1

FR1 (%)

F2

STASIUN 1

FR2 (%)

STASIUN 2

F3

FR3 (%)

STASIUN 3

FREKUENSI
FREKUENSI JENIS & RELATIF (%)

Sama halnya dengan nilai kerapatan, frekuensi
kehadiran ke lima jenis lamun di 3 stasiun juga tidak
merata (gambar 4). Frekuensi rata-rata jenis lamun
berkisar antara 0,25-1. Frekuensi jenis lamun tertinggi
didominasi oleh E.acoroides, C. rotundata dan T.
hemprichi. Sedangkan frekuensi jenis lamun terendah
diwakili oleh H. pinifolia
Stasiun 1 memiliki nilai
frekuensi yang lebih tinggi (0,98 dengan frekuensi
relatifnya 27,46%, jika dibandingkan dengan ke empat
jenis lamun lainnya. Di stasiun 2, C. rotundata memiliki
nilai frekuensi yang lebih tinggi (0,93 dengan frekuensi
relatif 30,83 %. Jenis C. rotundata dan T. hemprichii di
stasiun 3 memiliki nilai frekuensi yang sama (1 dengan
frekuensi relatifnya 31,01%). Kedua jenis lamun ini
memiliki nilai frekuensi yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan ketiga jenis lamun lainnya.

20

E

KEANEKARAGAMAN JENIS

SPESIES
E. acoroides
C. rotundata
T. hemprichii
H. pinifolio
S. isoetifolium
Jumlah

STASIUN 1

STASIUN 2

STASIUN 3

0,08
0,25
0,19
0,14
0,03
0,69

0,04
0,36
0,11
0,00
0,31
0,83

0,05
0,37
0,47
0,00
0,05
0,94

1,00
0,90
0,80
0,70
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00

Series1

STASIUN 1

STASIUN 2

STASIUN 3

KEANEKARAGAMAN JENIS

Jika dilihat dari hasil perhitungan indeks
keanekaragamannya (gambar 5), ketiga stasiun
pengamatan memiliki keanekaragaman jenis yang
rendah (H’

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelimpahan dan Keanekaragaman Bulu Babi di Pulau Saonek, Kabupaten Raja Ampat T2 422012114 BAB IV

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komposisi Flora Mangrove di Pantai Sungai Gamta, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat T2 422012108 BAB I

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komposisi Flora Mangrove di Pantai Sungai Gamta, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat T2 422012108 BAB II

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komposisi Flora Mangrove di Pantai Sungai Gamta, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat T2 422012108 BAB IV

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komposisi Flora Mangrove di Pantai Sungai Gamta, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat T2 422012108 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelimpahan Bulu Babi Tripneustes gratilla di Daerah Padang Lamun, Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat T2 422012107 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelimpahan Bulu Babi Tripneustes gratilla di Daerah Padang Lamun, Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat T2 422012107 BAB II

1 15 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelimpahan Bulu Babi Tripneustes gratilla di Daerah Padang Lamun, Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat T2 422012107 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelimpahan Bulu Babi Tripneustes gratilla di Daerah Padang Lamun, Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keanekaragaman Jenis Ikan di Padang Lamun Teluk Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat T2 422012123 BAB IV

0 0 7