Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang T1 152009019 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan
budaya. Hal ini menyebabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain
memiliki kebudayaan dan tradisi yang berbeda-beda pula. Demi upaya
mengembangkan budaya nasional, nilai-nilai budaya daerah yang merupakan
warisan budaya leluhur nenek moyang sangatlah perlu untuk dibina dan
dikembangkan. Perkembangan kebudayaan nasional selalu bersumber dan
berakar pada kepribadian bangsa Indonesia. Oleh karena itu selalu ada usaha
untuk mengembangkan ragam kebudayaan daerah karena kebudayaan nasional
merupakan puncak dari kebudayaan daerah.
Kebudayaan adalah sebagai hasil budi daya manusia yang memberikan
ciri untuk mengangkat derajat manusia sebagai makhluk paling sempurna
diantara makhluk yang lainnya. Dari kebudayaan tersebut dapat diketahui
tingkat keberadaan manusia sebagai pendukung kebudayaan. Kebudayaan
dibagi menjadi beberapa unsur yang sifatnya universal diantaranya sistem
peralatan hidup, sistem mata pencaharian, sistem pengetahuan, bahasa, religi
atau kepercayaan dan organisasi sosial (Koentjaraningrat, 1977 : 11).
Kebudayaan merupakan aturan-aturan yang digunakan sebagai pedoman

dalam berperilaku oleh masyarakat. Masyarakat merupakan sekelompok orang
yang terorganisasi, hidup dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

1

Artinya masyarakat memiliki organisasi dan aturan-aturan untuk berhubungan
satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.
Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak
kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia terhitung sebagai
kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab,
budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari
kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya
kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
Indonesia. (Sujamto, 1991: 17).
Di dalam setiap upacara terdapat unsur-unsur kebudayaan yang tidak
dapat ditinggalkan oleh manusia-manusia sebagai makhluk yang mempunyai
dinamika menghasilkan kebudayaan yang disesuaikan

dengan lingkungan


secara luas. Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan dari kelakuan manusia
yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkan segara belajar yang
semua tersusun kedalam kehidupan bermasyarakat (T.O.Ihromi,1980:18).
Kebudayaan adalah sesuatu yang khas insani artinya hanya terdapat pada
makhluk manusia saja, maka kedudukan manusia di situ adalah sentral, tidak
ada kebudayaan tanpa manusia. Dalam hal ini kebudayaan terdiri dari berbagai
unsur yang membentuk kesatuan. (Bakker, 1984:139).
Masyarakat dan kebudayaan tidak bisa dilepaskan, keduanya merupakan
konsep yang saling tergantung. Jadi masyarakat merupakan pendukung dari
kebudayaan.Wujud dari kebudayaan berupa pola-pola aturan yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat merupakan adat istiadat atau tradisi yang dimiliki

2

oleh masyarakat itu. Masyarakat yang hidup menetap dan memiliki normanorma, sopan santun dan aturan yang berlaku. Terdapat pula suatu sistem yang
membudaya sesuai dengan lingkungan geografis tempat bermukimnya.
Sistem religi atau kepercayaan merupakan simbol dari kebudayaan Jawa
yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa dan merupakan tradisi turun temurun
dari leluhur. Di dalam masyarakat Jawa terdapat banyak sekali tradisi religius
yang masih kental diantaranya adalah selametan. Selametan merupakan wujud

rasa syukur yang ditujukan kepada para leluhur dan Tuhan Yang Maha Esa
atas segalanya. Selametan juga sebagai permohonan agar diberi keselamatan
lahir dan batin.
Tradisi di Indonesia sangat banyak jenis dan ragamnya. Di tiap-tiap
daerah yang ada, tradisi timbul karena adanya suatu kebiasaan dan ajaran dari
pendahulu-pendahulu mereka di wilayah dan daerah masing-masing. Seiring
dengan perkembangan zaman. Tradisi-tradisi yang telah ada tersebut ada yang
tersisihkan dan ada pula yang tetap bertahan hingga sekarang, hal tersebut
tergantung dari masyarakat setempat untuk terus melestarikannya. Banyak
diantaranya tradisi-tradisi yang kita kenal tersebut masih berlangsung hingga
sekarang.
Tradisi Jumat Pahing yang dilaksanakan di Desa Purworejo Kecamatan
Suruh merupakan tradisi yang diadakan setiap 35 hari sekali yang merupakan
upaya tolak balak agar terhindar dari malapetaka atau musibah. Tradisi Jumat
Pahing biasanya dilakukan dengan mengadakan selamatan dengan disertai

3

“uba rampe” yang diperlukan. Tradisi tersebut biasanya bertujuan untuk
memohon keselamatan.

Menurut masyarakat apabila mereka tidak mengadakan tradisi Jumat
Pahing akan timbul :
1. Banyak tanaman padi yang gagal panen dan tanaman petani banyak yang
mati secara bersamaan dan terus menerus.
2. Tanah milik penduduk sulit ditanami.
3. Orang desa (dusun) secara terus menerus sakit dan akhirnya meninggal
dunia.
Sebaliknya apabila tradisi Jumat Pahing dilaksanakan pada setiap 35
hari sekali dengan sesaji lengkap, maka kondisi atau keadaan desa akan aman
tentram, lebih baik dari yang kemarin, mudah rezeki.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas maka dapat
diperoleh suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo
Kecamatan Suruh?
2. Bagaimanakah prosesi pelaksanaan Tradisi Jumat Pahing di Desa
Purworejo Kecamatan Suruh?
3. Apakah makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan
Suruh?


4

C. Tujuan Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui tentang Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan
Suruh.
2. Mendeskripsikan prosesi pelaksanaan Tradisi Jumat Pahing di Desa
Purworejo Kecamatan Suruh.
3. Untuk mengetahui makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo
Kecamatan Suruh.
D. Manfaat Penelitian
1.

Manfaat Akademis
Dengan adanya upaya pengembangan pelestarian adat istiadat

merupakan bagian dari kebudayaan nasional yang perlu dikembangkan
dan

dilestarikan.


Maka

hasil

penelitian

penulis

membantu

memperkenalkan Tradisi Jumat Pahing kepada seluruh masyarakat dan
dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan materi sejarah lokal.
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan sumbangan bermanfaat bagi masyarakat dalam
melestarikan nilai – nilai budaya. Penanaman nilai-nilai budaya pada
generasi muda merupakan upaya untuk meningkatkan ketahanan budaya
dan sekaligus sebagai bagian dari upaya membangun karakter bangsa,
sehingga dapat memperkuat jati diri bangsa dalam rangka menghadapi
pengaruh globalisasi.


5

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Upacara Malem Selikuran di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang T1 152012014 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang T1 152009019 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang T1 152009019 BAB IV

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang T1 152009019 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Jumat Pahing di Desa Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Dhawuhan Ngembang di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T1 152009013 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Dhawuhan Ngembang di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T1 152009013 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Dhawuhan Ngembang di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T1 152009013 BAB IV

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Dhawuhan Ngembang di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T1 152009013 BAB V

0 0 2