KENAKALAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA Kenakalan Anak Dalam Konteks Keluarga.

KENAKALAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mencapai derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh :
Erina Rahmajati
F 100 060 110

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

KENAKALAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
Erina Rahmajati
ABSTRAK
KENAKALAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
Erina Rahmajati
Eny Purwandari


Keluarga merupakan tempat anak pertama kali mempelajari nilai sosial and
norma. Kenakalan yang berkembang dalam diri anak tak lepas dari peran keluarga. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dimanika sebuah keluarga dapat berpengaruh
terhadap perilaku nakal yang dilakukan oleh anak. Informan utama dalam penelitian ini yaitu
terdiri dari 4 anak berusia 14 sampai 16 tahun, yaitu 2 orang anak laki-laki dan 1 orang anak
perempuan beserta keluarganya. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kenakalan anak
merupakan pelanggaran dari commitment atau aturan yang diterapkan dalam lingkungannya,
dalam hal ini adalah keluarga. Kenakalan yang pada awalnya merupakan salah satu bentuk
keingintahuan berlanjut menjadi sebuah perilaku negatif ketika attachment antara anak dan
anggota keluarga yang lain merenggang, yang salah satunya diindikasikan oleh bentuk
komunikasi yang negatif. Bentuk komunikasi yang negatif membuat involvement anak
berkurang, dimana anak mulai menarik diri dari keterlibatannya dalam keluarga. Ketika anak
sudah tidak lagi memilih untuk terlibat dalam keluarga maka ia pun memilih untuk tidak lagi
terikat (unbelief) pada commitment yang ada dalam keluarga tersebut.
Kata kunci

: Kenakalan, Keluarga, Commitment , Attachment, Involvement, Belief

perilaku kenakalan. Banyak faktor yang
berasal dari keluarga yang mempengaruhi


PENGANTAR

terbentuknya perilaku nakal pada anak ini,

Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir,
Merdeka

antara lain yaitu, kemampuan pengasuhan

Indonesia (SAMIN) menangani 69 kasus

orang tua, pengawasan orang tua, pola asuh

kenakalan anak, yang dalam perkiraan

yang

sebelumnya hanya menerima 30 kasus


maltreatment pada anak (Regoli & Hewitt,

(Muchtar,2008). Data populasi kenakalan

2003).

Yayasan

Sekretariat

Anak

di

terapkan

pada

anak


dan

Penelitian yang dilakukan Petterson,

anak di Indonesia pada tahun 2009 berkisar

DeBaryshe & Ramsey (dalam Regoli, 2003)

193.115 anak (DEPSOS, 2010).
Perkembangan perilaku anak tidak

menunjukan bahwa dengan mengetahui cara

lepas dari peranan keluarga, sebagai tempat

pengasuhan anak, dapat pula dilihat bentuk

pertama anak memperlajari nilai dan norma

kenakalan anak dimasa yang akan datang


sosial,

Sedangkan Gottfredson & Hirschi (dalam

terutama

dalam

pembentukan
1

KENAKALAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
Erina Rahmajati

Regoli & Hewitt, 2003) berpendapat bahwa

Orang tua serta anggota keluarga

untuk membangun self-control pada anak


lainnya bukanlah makhluk yang terisoalasi,

guna mencegah perilaku nakal orang tua

melainkan makhluk sosial, maka nilai-nilai

hendaknya memantau perilaku, mengatasi

lain pun masuk kedalam suatu keluarga,

problematika yang ada pada anak dan

seperti tipe kepribadian, nilai agama, nilai

memastikan adanya konsekuensi terhadap

budaya, suku, politik dan sebagainya,, yang

perilaku tersebut.


merupakan

Snyder

(dalam

Flores

nilai

sosial

yang

ada

di

2003)


lingkungan sekitar keluarga (Calhoun, Light

mendapatkan data prosentase mengenai

& Keller dalam Regoli & Hewitt, 2003).

riwayat perilaku Kenakalan berdasarkan

Sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga

usianya, yaitu :

merupakan sekolah pertama bagi seorang

Grafik 1. Usia Kemunculan Perilaku

anak.
Pada akhirnya pengungkapan tentang


delinquen

kenakalan anak berkaitan dengan dinamika
40

yang ada didalam keluarga ini diharapkan

30
20

dapat membukakan wawasan orang tua dan

Usia…

10

masyarakat

0


sebenarnya

7 8 9 1011121314151617

mengenai
pola

bagaimana

kenakalan

anak

itu

terbentuk sehingga nantinya pola ini dapat
dikendalikan

Data Snyder tersebut di atas dimuat


dan

dapat

mengurangi

dalam buletin Child Deliquency, yaitu

kenakalan pada anak. Alasan inilah yang

buletin yang dikeluarkan oleh Departemen

mendasari peneliti dalam menyusun skripsi

Kehakiman di Amerika Serikat,

dengan judul “Kenakalan Anak dalam

namun

Konteks Keluarga”

Snyder tidak menyebutkan macam atau
bentuk

perilaku

kenakalan

dilakukan oleh anak.

apa

yang
KENAKALAN ANAK

Tampak bahwa

kemunculan pertama kenakalan anak adalah

Kementerian Sosial pada tahun 2009

pada usia tujuh tahun hingga masa remaja.

memberikan penjelasan bahwa anak nakal

Pada masa ini, anak masih berada dalam

adalah anak yang berusia 5-18 tahun yang

pengawasan orang tua sebagai keluarga

berperilaku menyimpang dari norma dan

dalam masa perkembangannya.

kebiasaan
2

yang

berlaku

dalam

KENAKALAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
Erina Rahmajati

masyarakat,lingkungannya

sembarangan, berbohong, pergi dari rumah

sehingga

merugikan dirinya, keluarganya dan orang

tanpa pamit. Keluyuran, bergadang

lain, serta mengganggu ketertiban umum,

membolos;

akan tetapi karena usia belum dapat dituntut

memalak, berkelahi, membaca buku porno,

secara hukum (www.database.depsos.go.id).

melihat gambar porno, menonton film

Kenakalan merupakan sebuah label yang

porno, mengendarai motor tanpa SIM dan

diberikan kepada seseorang yang melakukan

kebut kebutan ; dan tingkatan yang berat

sesuatu di luar kewajaran, keluar dari aturan

meliputi,

yang berlaku di lingkungan dimana ia

mencuri,

berada (Tannenbaum, dalam Regoli &

Narkotika

tingkatan

sedang

perkelahian
berjudi,

dan

meliputi

antar

sekolah,

minuman

keras

dan

Hewitt, 2003). Sedangkan Regoli dan

Dapat disimpulkan, bahwa kenakalan

Hewitt (2003) berpendapat bahwa kenakalan

anak merupakan tindakan seorang anak yang

merupakan suatu bentuk perilaku konsisten

melanggar

yang mengarah pada perilaku yang ekstrim

berlaku dalam suatu kelompok masyarakat

secara berkelanjutan.

ataupun bangsa tertentu.

suatu

aturan

tertentu

yang

Menurut ketetapan dalam KUHP (dalam
Anganti, dkk 2010), kenakalan anak di

Faktor Pembentuk Kenakalan Anak
Hircshi’s

bedakan menjadi tiga kategori, yaitu sedang,

social

control/bonding

berat dan ringan. Kategori kenakalan anak

theory (Booth, dkk, 2008; Ozbay & Ozcan

ini pun selanjutnya diterjemahkan dalam

dalam Regoli & Hewitt, 2003) menyebutkan

kajian psikologi menjadi 18 macam dengan

empat

pembagian kategori yang sama yaitu ringan

delinquency, yaitu:

ketika kenakalan tersebut tidak merugikan

Attachment

atau

orang lain; sedang, ketika kenakalan tersebut

merupakan

faktor

merugikan dirinya dan orang lain; dan berat,

mendeskripsikan

ketika kenakalan tersebut menimbulkan

kecenderungan untuk melekatkan diri pada

keruggian berat pada dirinya dan juga orang

orang lain.

lain (Purwandari, 2011). Purwandari (2011)

Commitment

pun mengelompokan perilaku kenakalan ini

aturan. Komitmen merupakan komponen

dalam 3 kategori yaitu, tingkat kenakalan

rasional dari suatu ikatan. Hal ini mengacu

yang ringan, meliputi membuang sampah
3

faktor

yang

dapat

mengontrol

kelekatan.
emosi.

bahwa

atau

anak

komitmen

Kelekatan
Hal

ini

memiliki

terhadap

KENAKALAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
Erina Rahmajati

pada sejauh mana anak-anak terlibat dalam

Kemampuan Pengasuhan (Parenting Skill);

kegiatan konvensional suatu kelompok.

Pemantauan

Involvement atau keterlibatan. Keterlibatan

Supervision); Model Pengasuhan (Parenting

anak berhubungan dengan seberapa banyak

Style);

waktu yang dihabiskan seorang anak untuk

(Parental Attacment); Kesalahan Treatmen

berinteraksi dengan individu lain dalam

pada Anak (Maltreatment of Childrent).

suatu kegiatan.

Pengasuhan

Kelekatan

Kemampuan

dalam

orang

(Parental

Pengasuhan

tua

dalam

Belief atau keyakinan. Keyakinan yaitu

mengasuh dan memantau sangat erat pula

kesediaan dengan penuh kesadaran untuk

kaitannya dengan model pengasuhan yang di

menerima segala aturan. Keyakinan dalam

terapkan

nilai

seberapa lekat hubungan antar keluarga.

moral

dari

norma

konvensional

dalam

keluarga

tersebut

dan

merupakan komponen keempat dari ikatan
sosial.

METODE PENELITIAN
fungsi kontrol sosial yang ada dapat

membentuk

atau

mempengaruhi

Informan utama dalam penelitian ini

pola

yaitu terdiri dari 4 anak berusia 14 sampai

perilaku anak. Kelekatan anak pada keluarga

16 tahun, yaitu 2 orang anak laki-laki dan 2

yang positif dapat mengurangi kemungkinan

orang anak perempuan yang telah memiliki

anak melibatkan diri kedalam aktifitas yang

indikasi nakal, yang di tunjukan dari adanya

melanggar aturan atau nilai tertentu. Hal ini

judgment dari lingkungan sekitar anak, serta

dikarenakan oleh komitmen anak pada

di dukung dengan

aturan yang ada dan juga meyakininya

perilaku kenakalan anak guna mengetahui

sebagai bentuk kontrol sosial terhadap

kenakalan apa saja yang telah dilakukan

perilakunya.

Informan (Purwandari, 2011). Sedangkan

Checklist

Behavior

untuk informan pendukung yaitu keluarga
dari informan yang terdiri dari kedua orang

KELUARGA
Tahapan paling awal dan merupakan

tua dan saudara kandung dari informan

tahapan yang terpenting bagi anak adalah

tersebut.

proses sosialisasi anak dengan keluarganya.
Adapun

keadaan

keluarga

Tekhnik

pengunpulan

data

yang

yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

mempengaruhi perilaku nakal pada anak

wawancara. Wawancara yang digunakan

(Regoli dan Hewitt, 2003) antara lain yaitu :

dalam
4

penelitian

ini

bertujuan

untuk

KENAKALAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
Erina Rahmajati

mengetahui sudut pandang masing-masing

HASIL DAN PEMBAHASAN

anggota keluarga tentang kenakalan yang

Hasil penelitian ini merupakan hasil dari

dilakukan

Guide

wawancara berdasarkan penjabaran tentang

wawancara disusun menggunakan aspek-

Attachment, Comitmen, Involvement dan

aspek

informan

berdasarkan

utama.
Hircshi’s

social

yang kemudian disusun menjadi

belief

control/bonding theory yang menjadi acuan

sebuah dinamika dalam masing-masing

dalam menyusun dinamika kenakalan anak

keluarga

yang terjadi dalam keluarga masing-masing

kenakalan yang dilakukan Informan.

informan

yaitu

Attachment,

1

(Laki-laki,
16 Tahun)

2

KN
(Laki-laki,
16 Tahun)

3

WD
(Perempuan ,
14 Tahun)

Delinquency

atau

yang

dengan

masing-masing keluarga Informan tersebut :

Informan
IJ

berkaitan

Berikut ini adalah dinamika dari

Comitmen,

Involvement dan belief .

No

Informan

Dinamika Keluarga
Penilai negatif dari keluarga dan larangan IJ untuk menentukan
pilihannya (mengikuti eks-kul, tidak mengikuti les mata pelajaran
dan bergaul dengan teman-temannya) membuat IJ lebih sering
berada diluar rumah karena merasa tidak nyaman dengan
penilaian tersebut. Kenakalan yang dilakukan merupakan wujud
pembuktian dirinya kepada keluarga tentang pilihan-pilihannya.
Kenakalan yang dilakukan KN pada awalnya dilakukan hanya
karena iseng bersama teman-temannya, namun karena ia merasa
tidak nyaman berada di rumah ia pun lebih memilih dekat dengan
teman-temannya. Hal yang paling di inginkan KN adalah tidak di
acuhkan oleh kedua orang tuanya dan lebih mendapatkan
pengakuan dan perhatian.
WD dinilai nakal karena malas belajar dan membantah ketika di
nasehati, namun demikian, Ayah dan juga kakak WD senantiasa
melakukan komunikasi yang intensif. WD pun merasa nyaman
berada di rumah, hal ini membuat WD lebih lekat kepada
keluarga di bandingkan teman-temannya di luar rumah.

disebut

pelabelan

sebagai

nakal

merupakan

hal

yang

kenakalan merupakan sebuah labeling yang

subjektif. Keluarga-keluarga pada penelitian

diberikan kepada seseorang yang melakukan

ini mengkhawatirkan tentang intensitas anak

perilaku menyimpang atau keluar dari aturan

mereka yang lebih sering berada di luar

yang berlaku di lingkungan dimana ia berada

rumah dibandingkan waktu yang mereka

(Tannenbaum, dalam Regoli dan Hewitt,

habiskan bersama keluarga. Para anggota

2003). Pengertian tersebut menjelaskan bahwa

keluarga
5

menilai

perilaku

ini

sudah

KENAKALAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
Erina Rahmajati

mengarah kepada kenakalan, karena adanya

mengendalikan perilaku anak. Sebaliknya,

bentuk commitment dalam norma keluarga

keluarga informan yang memiliki pola

yang dilanggar.

komunikasi yang negatif membuat anak

Kenakalan yang dilakukan oleh anak
dalam

penelitian

merupakan
kepuasan

ini

pada

keisengan
bagi

yang

mereka.

cenderung menarik diri dari keterlibatannya

awalnya

didalam keluarga.

membawa

Selain itu kenyaman merupakan hal

Perkembangan

lain

yang

dapan

mengidentifikasikan

kenakalan atau perilaku delikuen bukan

attachment

sesuatu yang ada sebelumnya namun suatu

Kenyamanan akan timbul ketika masing-

perolehan atau sesuatu yang dapat ditempa

masing keluarga memiliki kepercayaan satu

sebagai bentuk dampak dari perkembangan

sama lain.

kehidupan seseorang (Thornberry, dkk,

dalam

keluarga

ini.

Beberapa anak memiliki belief atau

dalam Borg & Dalla, 2005).

keyakinan

Hircshi (2002) menerangkan bahwa

yang

lebih

kuat

dalam

mengikatkan diri dalam aturan sosial,

kenakalan anak merupakan hasil dari lemah

mereka

atau rusaknya hubungan sosial, yang dalam

berkomitmen terhadap kenakalan (Reggoli

penelitian ini adalah hubungan antar anggota

dan Hewitt, 2003). Ketika orang tua

keluarga.

yang

memiliki harapan positif terhadap anak, hal

atau

tersebut akan tercermin dalam pola asuh

Attachment antar anggota keluarga adalah

orang tua sehingga anak pun merasa nyaman

komunikasi (Brank dkk, 2008). Komunikasi

karena adanya penerimaan dan kepercayaan

dapat berjalan dengan baik jika dilandaskan

orang tua tersebut. Infroman yang memiliki

atas kesediaan dari masing-masing anggota

keyakinan yang kuat terhadap komitmen dan

keluarga. Hasil penelitian Caprara dkk

keluarganya , walaupun melakukan perilaku

(Carlk & shields, dalam Brank dkk 2008)

nakal, namun informan tidak melakukan

menunjukan bahwa keluarga yang mudah

kenakalan hingga tahapan yang serius atau

berkomunikasi

Salah

satu

mengidentifikasikan

kelekatan

tidak

cenderung

dapat

berat,

kanakalan

anak.

pengawasan dan kontrol dari keluarga

Keluarga Infornam yang memiliki pola

mereka. Sedangkan Informan yang memiliki

komunikasi yang positif dalam penelitian ini

keyakinan yang negatif terhadap komitmen

cenderung

dan keluarganya ia akan cenderung menarik

perilaku

dapat

sama

lebih

lain

mengurangi

satu

aspek

akan

memantau

dan
6

karena

mereka

mendapatkan

KENAKALAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
Erina Rahmajati

diri dan melakukan kenakakan yang lebih

dalam keluarga dan membuat involvement

serius.

anak berkurang, anak pun mulai menarik
Kenakalan anak yang merupakan

pelanggaran

terhadap

sosial

Anak yang tidak lagi memilih untuk terlibat

berupa aturan dan norma, terbentuk ketika

dalam keluarga, ia pun memilih untuk tidak

adanya

lagi terikat (unbelief) pada commitment yang

anggota

memiliki

komitmen

diri dari keterlibatannya dengan keluarga.

keluarga

yang

ketidakpercayaan,

mulai

penilaian

ada dalam keluarga tersebut.

negatif dan penolakan terhadap apa yang
dilakukan

anak

.

Penolakan

ini

Dari

pun

dan

memilih

untuk

penelitian

ini

diharapkan bagi :

membuat anak tidak nyaman berada di dekat
keluarga

hasil

1. Bagi keluarga, dapat menguatkan

tidak

kelekatan keluarga, salah satunya

melibatkan diri dalam keluarga. Kuranganya

dengan komunikasi dan penilaian

keterlibatan dengan keluarga inilah yang

atau pemberian kesan yang baik

membuat anak lebih memiliki resiko untuk

antar anggota keluarga, dengan lebih

melanggar peraturan dan norma sosial yang

membuka diri antar satu sama lain.

ada.

Komunikasi

yang

baik

akan

menciptakan

kenyamanan

bagi

seluruh anggota keluarga sehingga

KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian

mengenai

Kenakalan

anggota keluarga , terutama anak,

dalam Konteks Keluarga ini menyimpulkan

lebih memilih melibatkan diri dalam

bahwa, kenakalan anak dalam konteks

kegiatan dilingkungan keluarga yang

keluarga mengacu pada pelanggaran dari

dapat

commitment atau aturan yang diterapkan

anak dalam lingkungan yang negatif

dalam lingkungan keluarga. Pelanggaran

. Keterlibatan dan juga kedekatan

yang dilakukan oleh anak dapat terus

antar anggota keluarga ini membuat

berlanjut terutama ketika attachment antara

anak

anak dan anggota keluarga yang lain

mengikuti komitmen atau aturan

merenggang. Komunikasi dan penilaian

yang ada dalam keluarga tersebut.

yang kurang positif menjadi salah satu

2. Bagi pendidik, mampu turut andil

meminimalisir

dengan

penuh

keterlibatan

kesadaran

penyebab kerenggangan ini. kerenggangan

dalam

ini pun menciptakan ketidak nyamanan

pencegahan melalui pengawasan dan
7

penanggulangan

dan

KENAKALAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
Erina Rahmajati

penilaian yang objektif terhadap

Daftar Pustaka

anak di lingkungan sekolah dan

Admin (2009). Data Penyandang Masalah

menjalin komunikasi dengan orang
tua

mengenai

keadaan

perkembangan

Kesejahteraan

dan

anak

(PSKS)

yang

lain,

Tahun

2009.

http://database.depsos.go.id/modules.

nakal pada anak.
peneliti

(PMKS)

Potensi dan Kesejahteraan Sosial

guna

meminimalisir munculnya perilaku

3. Para

Sosial

php?name=Pmks2009&opsi=pmks2

hasil

009-1

penelitian ini mendapat respon kristis

Anganthi , R. N. A.,

terutama dari bidang kajian psikologi
keluarga, karena penelitian ini belum

Purwanto,

dapat

besar

Delinquency Remaja Penyalahguna

peran

Napza

mengungkapkan

sumbangan

efektif

masing-masing

dari

anggota

Y

Purwandari, E &

di

.

(2010).

Surakarta.

Pola

Laporan

Penelitian Fundamental Research

keluarga

Dikti

yang mempengaruhi kenakalan anak.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan

Asfriyati, S.KM (2003). Pengaruh Keluarga

dapat melanjutkan penelitian dengan

Terhadap Kenakalan Anak. Dalam:

tema kenakalan anak dalam keluarga

www.repository.usu.ac.id/

terutama dengan melihat seberapa
besar sumbangsih
faktor

kenakalan

pandangan

kontrol

Astuti, R. D. (2005). Pengaruh Pola Asuh

masing-masing
anak

Orangtua

dalam

sosial

Terhadap

Kemandirian

Siswa dalam Belajar pada Siswa

yang

Kelas XI SMA Negeri Sumpiuh

mempengaruhi kenakalan anak.

Kabupaten

Banyumas

Tahun

Pelajaran 2005/2006: Skripsi, (tidak

diterbitkan).

Universitas

Negeri

Semarang, Semarang.
Booth, J. A., Farrell, A & Varano, S. P
(2008).

Social

Control,

Serious

Delinquency, and Risky Behavior :
A Gendered Analysis. Crime &
8

KENAKALAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
Erina Rahmajati

:

Flores, J.R (2003). Child Delinquency :

http://cad.sagepub.com/content/54/3/

Early Intervention and Prevention.

423

Bulletin Series Child Delinquency

Delinquency

May 2003. USA : Office of Juvenile

Brank, E., Lane, J., Tumer, S., Fain, T &

Justice and Delinquency Prevention.

Sehgai, A (2008). An Experimental
Juvenile Probation Program : Effects

Hadi, S. (2000). Metodologi Research.

on Parents and Peer Relationships.

Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Crime

&

Delinquency:

Hirschi, T (2002). Causes of delinquency.

http://cad.sagepub.com/content/54/2/

New Brunswick, N.J. : Transaction

193

Hoghughi , M S &

Chosiyah ,U (2009). Remaja dan Narkoba .

Long, N. (2004).

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.p

Handbook of Parenting: Theory and

hp?judul=Remaja%20dan%20Narko

Research for Practice. India: SAGE

ba&&nomorurut_artikel=369

Publications

Kusumah, W. M. (2006). Kejahatan terjadi

Church II, W. T., Wharton, T & Taylor, J. K
(2008).

An

Examination

tiap

of

28,17

menit.

Differential Association and Social

http://www.kompas.com/kompasceta

Control Theory: Family System and

k/0306/25/metro/391901.htm

Delinquency. Youth Violence and

Loeber, R., Farrington, D. P & Petechuk, D

Justice:

Juvenile

(2003). Child Delinquency: Early

http://yvj.sagepub.com/content/7/1/3

Intervention and Prevention. U.S.

Department

Davis, C., Tang, C & Ko, J (2004). The

A study of at-risk

Social

:

Child

Mangusdin, H. M. S (2010). Kenakalan

Chinese adolescents in Hong Kong ,

International

Justice

Delinquency Bulletin Series

Impact of peer, family and school on
delinquency:

of

Remaja

Work:

sebagai

Menyimpang

http://isw.sagepub.com/content/47/4/

Keberfungsian

489

ditinjau
Sosial

Perilaku
dari
Keluarga.

http://syuaibmahesa.multiply.com/jo
urnal/item/2
9

KENAKALAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
Erina Rahmajati

Muchtar, F. (2008). Kasus Kenakalan Anak
Meningkat.

Artikel.

http://www.yayasan-samin.org/
Nn,

Kebutuhan

Dasar

Anak,

http://www.dinkes.tulungagung.go.id
/index.php/artikel/39-kesehatan/150kebutuhan-dasar-anak
Purwandari, E (2011). Keluarga, Kontrol
Sosial

dan

“Strain”

:

Model

Kontinuitas Delinquency Remaja.
Fakultas

Psikologi

Universitas

Ahmad

Dahlan,

Jogjakarta.

Humanitas

:

Jurnal

Psikologi

Indonesia , Vol.VIII, No.1, 28-44

Regoli, R. M & Hewitt, J. D (2003).
Delinquency in Socity : fifth edition ,

New

York:

McGraw

Hill

Companies, Inc.

10