PRODUKTIVITAS KERJA PAMONG BELAJAR : (STUDI KORELASI BUDAYA KERJA DAN KEPUASAN KERJA PADA SANGGAR KEGIATAN BELAJAR DI PROVINSI SUMATERA UTARA).

:\. B S T R .\ h:

A L I H A S A N. Produktivitas K c~ ja Pamong Bclajar (.\.'t111h Korelasi 8udan1 Keria
dan Kupuasc111 Ker1a l'aJa Sanggar A."cgialll/1 lie/afar ell /'mvinst .\umttlcru
l !taraj.Tcsis. Program Pasc
~ja
n a Universitas Ncgeri Mcdan, Agustus 2005.
ui hubungan antara Budaya K\!rja dan
1\:nclirian ini bcrtujuan unlllk m.:n~rah
1-:.cpuasan t-:~rja
~;rhitunga

Lampi ran 7:

Rekapitulasi Uji Coba Angket Kepuasan Ker:ja (X 2) ..... . ........... 123

Lampiran 8:

Perhitungan Va!iditas Angket Kcpuasan Kcrja (X 2 ) ......... . ...•..... 125

Lampiran 9:


Pcrhitungan Reliabilitas Angkct Kepuasan Kerja (X 2 ) .....•.......•... 127

. ... 101

. .,. ........................... 103
109

115

(XI) .............. .

Validitas Angket Budaya Kerja (X 1). .. .•. . ••

• • . . .....•.

Lampi ran I 0: Rekapitulasi Uji Coba Angket Produktivitas Kerja (Y)... .. . . . .

117


.... 130

Lampiran 1 I: Perhitungan Validitas Angket Produktivitas Ker:ja (Y) ............... 132
Lampi ran 12: Pcrhitungan Reliabilitas Angket Produktivitas Kerja (Y) ............ 134
Lampi ran 13: Skor Jawan Responden Variabel Budaya Ker:ja (X 1) ••...••••••••••.. 13 7
Lampi ran 14: Skor Ja\van Responden Variabel Kepuasan Ke~ja

(X2 )

. .•. . .• . • .

139

Lampi ran 15: Skor Ja\van Respond en Variabel Produktivitas Kerja (Y) ........... 141
Lampi ran 16: Data Hasil Penelitian Masing-Masing Yariabel.. _.................... 143
Larnpiran 17: Pcrhitungan Harga Rata-Rata (M), Standard Deviasi (SD)
dan Distribusi Frekuensi dari Data Variabel Penelitian ... _........... 145
Lampi ran 18: Uji Normalitas .. . ........................................... ........... _.. 150
Lampi ran 19: Uji llomogenitas ................. ... .......... .............................. !54
Lampiran 20: Perhitungan Pcrsamaan Regresi Scderhana, Uji Kelincran

dan Keberartian Persarnaan Regrcsi Produktivita..arsral dan Uj i 1\.ebcrartian
Kocfisrcn Korelasi Parsial
.......... .

. ..... ...... 173

Lampiran 24 Perhitungan Pcrsamaan Regresi Ganda, Uji Kehnieran
dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda . . . . . . . . . .. .. . . .. . . ........ 176
Lampiran 25: Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda dan Uji Keberartian
Koefisien Korelasi Ganda... ... . .. . . . . . . .. . .. . . ... . . . . . ........... .. ... 180
Lampiran 26: Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Masing-Masing Variabel Prediktor (X) Terhadap Variabel
Prediksi (Y) ........................................................... . .... 182
Lampiran 27: Nilai Kritik L Untuk Uji Lillietors ................................. ........ 183
Lampiran 28: Tabei Kurva Normal.. ....................................................... 184
Lampiran 29: Tabel Nilai-Nilai Chi-Kuadrat. ......................... .................. 185
Lampiran 30: Daftar Distribusi f.. .. . . . .. . . . . .. . .. . . . .. . . . . . . . ... . . . . .. ................ 186
Lampiran 31: Tabel Nilai-Nilai r Product Moment.. ........ ...................... .. ..... 190
Lampiran 32: Nilai-Nilai Distribusi t.. ........................... ... ....... ............... 191
Lampiran 33: 1nterpretasi Koetisien korelasi nilai r .............................. ....... 192

Lampiran 34 Surat Penelitian ....................................................... ... _. 194

XI

BABI

PENDAHULUAN
A. Latar Relakang Masalah
Pcndidikan nonfonnal scbagai sub sistem pcndidikan nasional mempunyai
peranan yang setara dengan pendidikan formal (pend1d1kan st!kolah) dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Mcnurut Undang-undang Sistcm
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Bab VI, pasal ( 13) disebutkan
bahwa "jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal
yang dapat sating melengkapi dan memperkaya" khususnya pendidikan non
formal memiliki keleluasaan kegiatan yang jauh lebih luas dan luwes di banding
dengan pendidikan formal.
Sedangkan dalam pasal 26 ayat (3) Undang-undang Sisdiknas No. 20
Tahun 2003, menyatakan bahwa pendidikan nonformal terdiri dari pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan

pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan Jain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik.
Program pendidikan nonformal dapat dilakukan oleh keluarga, masyarakat
maupun pemerintah. Ciri khusus tersebut akan memungkinkan program-program
pendidikan luar sekolah jauh Jebih cepat berkembang sesuai tuntutan kebutuhan
belajar masyarakat. Salah satu lembaga pemerintah yang mengemban misi
tersebut adalah Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang hampir tersebar di seluruh
kabupatenlkota di Indonesia.

Sanggar Kegiatan Hclajar (SKB)

mcrupakan scbagai

unit pclaksana

teknis (UPT) Pendidikan non fonnal pada Dinas Pendidikan di kabupaten!kota,
yang mempunyai tugas dan fungsi scperti yang tercantum dalam SK Mendikbud
No. 023/0/1997, tanggal

20 Fcbruari


1997. adalah sebagai pembuatan

percontohan dan pcngendalian mulu pclaksanaan program pendidikan luar
sekolah, pcmuda dan olah raga di tingkat kabupaten/ kota.
Tugas utama

Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) adalah meliputi tiga

program besar, yakni: l) Probrram pendidikan masyarakat, dijabarkan dalam
bentuk program yang meliputi: a) kelompok belajar paket A (setara SD), b)
kelompok belajar paket B (setara SMP), c) kelompok belajar paket C (setara
SMA), d) keJompok belajar usaha, e) kelompok bennain, f) magang, g) taman
bacaan masyarakat, h) pelatihan tutor, i) pelatihan penyusunan sarana belajar, j)
kursus-kursus. 2) program pembinaan generasi muda, dijabarkan dalam bentuk
program yang terdiri dari: a) kelompok minat pemuda, b) kelompok pemuda
produktif, c) kemah kerja pemuda, d) pembinaan prarnuka, e) pembinaan pasukan
pengibar bendera, t) paJang merah remaja, 3) program keolahragaan, dijabarkan
dalam bentuk program: a) pembibitan dan pembinaan olah raga tradisionaJ, b)
kelompok berlatih olah raga cabang olah raga sepak bola, bulu tangkis, tenis

meja, bola volly, dan sepak takraw, c) perlombaan antar kelompok berlatih olah
raga, d) pelatih penggerak, pelatih dan wasit olah raga, e) tes kesegaran jasmani
dan rekreasi.
Pamong belajar adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang,

2

untuk mclaksanakan

kcgiatan belajnr-mcngajar dalam rangka pcngemba ngan

model dan pembuatan percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian
mutu dan dampak pelaksanaan program pendidikan luar sekolah, pemuda dan
olah raga (SK. Menko,.,asbang/PAN /No.25/Kep. MK.WASPANi6/ 1999).
Merujuk pada tugas pokok pamong belajar, sebagaimana tertuang dalam
Surat

Keputusan


Mcntcri

Koordinator

Pengawasan

Pembangunan/

Pendayagunaan Aparatur Negara, No.25/Kep.MK.WASPAN/6/ 1999, tanggal 18
Juni 1999, secara garis besamya meliputi: pendidikan, penyuluhan, pembelajaran,
dan pengembangan profesi serta penunjang penyuluhan dan pembelajaran.
Kualitas pamong belajar sangat dituntut bagi terwujudnya produktivitas kerja
Sanggar Kegiatan Belajar yang optimal, dalam memenuhi dan mengantisipasi
kebutuhan belajar masyarakat yang dari tahun ketahun semakin bertambah dan
kompleks baik dilihat dari segi kualitatifmaupun kuantitatif ·
Disadari bahwa penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah dan
pemuda belurn optimal, seiring dengan tuntutan belajar masyarakat yang semakin
variatif, sehingga

menuntut setiap penyenggaraan


program pendidikan luar

sekolah untuk selalu mengembangkan program yang marnpu melayani kebutuhan
belajar masyarakat dengan mutu yang prima dan merata.
Pamong belajar Sanggar Kegiatan Belajar mempunyai peranan yang
sangat strategis dan menentukan bagi terwujudnya produktivitas kerja Sanggar
Kegiatan Belajar sebagai suatu lembaga. Oleh karena itu, pamong belajar
memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi keberhasilan pelaksanaan tugas
dan fungsi Sanggar Kegiatan Belajar.

3

Dalam upaya mcningkatkan produktivitas ker_ja pamong hclajar hanyal\

faktor yang diduga ikut mempengaruhinya antara lain: (I) faktor internal, yaitu
faktor dari diri pamong belajar itu sendiri,

seperti kecerdasan mtelektual,


motivasi kerja, latar bclakang dan tingkat pendidikan, keterampilan, pengalaman,
kepuasan

kc~ja,

komitmen, etos kerja. disipli n, (2) faktor ekstcmal adalah faktor

yang berasal dari luar diri pamong belajar, seperti:

kepemimpinan kepala

Sanggar Kegiatan Belajar, tingkat penghasilan, iklim kerja, saranalprasarana,
budaya kerja, hubungan antar sesama pamong belajar, manajemen, kesempatan
promosi (jenjang karier), kebijakan pemerintah, dan keluarga.
Faktor budaya kerja dan kepuasan kerj a pamong belajar di samping
faktor-faktor lain diduga turut mendukung tingkat produktivitas kerja seorang
pamong belajar. Faktor-faktor di atas menyebabkan perbedaan-perbedaan
produktivitas kerja seorang pamong belajar di Sanggar Kegiatan Belajar, sehingga
dengan demikian perlu dikaji secara lebih mendalam sehingga akan ditemukan
sumber-surnber masalah yang benar-benar menjadi penyebabnya..

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
menguji beberapa faktor

yang dianggap mempunyai hubungan yang paling

signifikan terhadap produktivitas kerja pamong belajar, melalui penelitian ini
dengan rneletakkan fokus pada faktor "budaya kerja dan kepuasan kerja" dengan
mengambil judul ••PRODUKTIVITAS KERJA PAMONG BELAJAR" (Studi

Korelasi Budaya Kerja dan Kepuasan Kerja pada Sanggar Kegiaian Be/ajar di
Provinsi Sui1Ultera Utara).

4

8. lclentifikasi !\l:.tsalah

Para pamong belajar sebagai salah satu elemen di Sanggar Kegiatan
Belajar yang berperan langsung dalam proses kegiatan penyelenggaraan bcrbagai
program, di mana mereka turut mcwujudkan tercapainya produktivitas kerja yang
optimal dari Sanggar Kegiatan Bclajar
Banyak faktor yang diduga ikut berhubungan dengan produktivitas kcrja
pamong belajar, lermasuk fakor-faktor yang telah diungkapkan pada latar
bclakang masalah. Oleh selmb itu ada beberapa faktor yang dapat diidcntifikasi
sebagai berikut: (I) Budaya kerja, (2) Kepuasan kerja, (3) Kepemimpinan, (4)
Motivasi ke~ja

,

(5) Sarana dan prasarana, (6) Tingkat pendidikan, (7) Masa kerja,

(8) Kccerdasan intelcktual, (9) Manajemen, (10) Kerja sama, (I 1) Disiplin, (12)
Tingkat penghasilan, (13) Kesempatan promosi/jenjang karier, (14) Kebljakan
pemerintah. Disamping faktor-faktor tersebut diduga masih terdapat faktor-faktor
lain sebagai pendukung produktivitas kerja pamong belajar.

C. Pembatasan Masalah
Oleh karena banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas
kerja pamong belajar, di samping

melihat waktu, dana dan tenaga yang

diperlukan sangat tcrbatas, maka peneliti membatasi pennasalahan penelitian ini
hanya menyangkut pada dua faktor saja yaitu faktor budaya kerja, dan faktor
kepuasan kerja, serta produktivitas kerja pamong belajar.

5

Pemdihan t~knr

hmbva l.:erja dan l.:cpuasan kerja didasarkan pada

dugaan, cukup besar pengaruhnya terhadap produktivitas kerja pamong belajar,
jika dibanding dengan faktor lain_

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan

pembatasan masalah di atas, masalah penelitian

m1

dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa besar hubungan

roduktivitas ker·a

pamong belajar di Sanggar Kegiatan Belajar se-Sumatera Utara ?

2. Seberapa besar hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja
pamong bel ajar di Sanggar Kegiatan Belajar se-Sumatera Utara ?
3. Seberapa besar lmbungan antara budaya kerja dan kepuasan kerja secara
bersama-sama dengan produktivitas kelja pamong belajar di Sanggar Kegiatan Belajar se-Sumatera Utara ?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah, untuk
mencmukan:
1. Hubungan antara budaya kerja dengan produktivitas kerja pamong belajar di
Sanggar Kegiatan Belajar se-Sumatera Utara.
2. Hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja pamong belajar di
Sanggar Kegiatan Belajar se-Sumatera Utara.

6

3_ llubungan anlara hmlaya l.:crja dan kepuasan kcrja sccara bt.!rsama-sama

dengan produktivitas kerja pamong belajar di Sanggar Kegiatan Belajar seSumatera Utara.

F. Kegunaan Pcnelitian
Hasil pcnelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Parnong bclajar, sebagai hahan masukan dalam mcningkatkan produktivitas
kerja, sehingga tercapai tujuan pen

lebih baik di

masa yang akan datang.
2. Kepala Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Surnatera Utara, selaku unit
pembina para pamong belajar, merupakan bahan masukan untuk pembinaan
pamong bel ajar yang lebih produktif di masa yang akan datang.
3. Dinas Pendidikan di kabupaten/kota di Sumatera Utara, sebagai bahan
masukan dalam hal pembinaan teknis dan bahan pertimbangan

untuk

perencanaan pengembangan pamong belajar di masa yang akan datang yang
lebih produktif.
4. Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BP-PLSP)
Regional I Sumatera Utara di Medan, sebagai bahan masukan dalam hal
pembinaan teknis dan bahan pertimbangan untuk perencanaan pengembangan
pamong belajar di masa yang akan datang di Sumatera Utara.
5. Secara konseptual, dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia
pendidikan, khususnya pendidikan luar sekolah, dalam kerangka usaha

7

meningkatkan produkttvitas kerja baik secara individu, kelompok, dikalangan

pamong belajar.
6, Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi yang memfokuskan studi

penelitian pada masalah produktivitas kerja, pada masa yang akan datang.

8

BABV

SI!\-IPULAN, IMPLIKASI OAi\ SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil pcnelitian yang telah dilakukan, analisis dan pcngu_pan
hipotesis yang ada dalam penelitian ini, maka penulis dapat mengambil beberapa
simpulan sebagai berikut:
I. Terdapat hubungan yang signifikan antara Budaya Ke rja dengan Produktivitas
Kerja Pamong Belajar, dari tabel harga kritik r pada taraf sib'llilikansi a = 0,05
dengan jumlah responden
demikian harga r

h itun.g

>r

=

t.anel

52 orang diperoleh r

tabcl =

0,273. Dengan

yaitu 0,574 > 0,273 sehingga koe{isien korelasi

X 1 terhadap Y adalah signifikan. Dengan dernikian Budaya Kerja yang
dimiliki pamong belajar mampu menunjang peningkatan produktivitas kerja,
sernakin baik Budaya Kerja maka semakin baik pula produktivitas kerja
pamong belajar di Sanggar Kegiatan Bel ajar se Sumatera Utara.
2. Terdapat

hubungan

yang

signi fikan

a ntara

Kepuasan

Kerja

dengan

Produktivitas Kerja Pamong Belajar, dari tabel harga kritik r pada taraf
signifikansi a. = 0,05 dengan jumlah responden =52 orang diperoleh r
0,273. Dengan dernikian harga r hitun~

> r

tabel

tabct =

yaitu 0,516 > 0,273 sehingga

koe tisien kore lasi X2 terhadap Y adalah signifikan. Dengan demikian
Kepuasan Kerja yang dimiliki pamong belajar mampu menunjang peningkatan
produktivitas ker:ia, sehingga semakin tinggi Kepuasan Kerja maka semakin

94

baik produktivitas kerja pamong belajar di Sanggar Kegiatan Belajar se
Sumatera Utara..
3. Terdapat hubungan yang signiti kan secara bersama·sarna antara Budaya Kcrja
dan Kepuasan Kerja

dengan Produktivitas Kerja Panwng Belajar Sanggar

Kegiatan Belajar se Sumatera Utara, dimana koetisien determinasi (R

=

0,658

> 0,273) adalah signifikan pada taraf signitikansi a = 0,05. Dengan demikian
erJa

mampu

menunJang pemng atan

produktivitas kerja pamong belajar, sehingga semakin baik Budaya Kerja da n
Kepuasan Kerja maka semakin tinggi pula Produktivitas Kerja Pamong Bel ajar
Sanggar Kegiatan Belajar di Sumatera Utara.

B. Implikasi
Dengan terujinya ketiga hipotesis yang diajukan da lam penelitian ini
menwtjukkan hasil bahwa Budaya Kerja dan Kepuasan Kerja sangat erat
hubungannya dengan Produktivitas Kerja Pamong Belajar. Semakin baik Budaya
Keija maka Produktivitas Kerja Pamong Belajar akan

semakin baik pula.

Semakin tinggi Kepuasan Kerja maka Produktivitas Kerja Pamong Belajar
semakin tinggi pula. Semakin baik Budaya Kerja dan Kepuasan Kerja secara
bersama-sama maka Produktivitas Kerja Pamong Belajar akan semakin baik.
Dari hasil ternuan penelitian diperoleh Budaya Kerja memberikan
sumbangan efektif sebesar 25,26 % terhadap Produktivitas Kerja Pamong Belajar,

95

dan Kcpuasan Kerja sebesar 17,sia. Jakarta:
Ardadizya Jaya.
Atmosoeprapto, Kisdarto. (2000).
l'roduktivilas, Aktualisasi Hudaya
Perusahaan, Jakarta: Eleks Media Komputindo
Cochran, William, G. (1991). Teknik Penarikan ~\'ampel.
Rudiansya, Jakarta: UI-Press

Penerjemah.

Gaflar, Fakry. ( 1987). Perencanaan f)endidikan, l"eori dan Metodofogi.
Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan LPTK .
Gibson, James L., John M. lvacevich, James H. Donnely Jr. (1997).
Oganisasi dan Manajemen. Prifaku, Struklur, ?roses , Alih
bahasa Djoerban Wahid , Jakarta: Erlangga.
Gunawan, Ade (2004 ). Ana/isis Faktor-Faktor Yang Mempengaruh1

Produkllvitas Kerja Pegawai Hiro Universitas Muhammadiyah,
Sumatera Utara, Tesis (tidak dipublikasikan), PPs. USU. Medan
Handoko, T. Hani, ( 1998). Manajemen. Edisi Kedua, Yo!,»yakarta: Fakultas
Ekonomi.
Hasibuan, Melayu, S.P. (200 l). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Harsey, Paul dan Kenneth H. Blancard. ( 1992). Manajemen Perilaku
Organisasi, Pendayagunaan Sumher Daya Manusia. Penterjemah
Agus Dharma, Jakarta: Erlangga.
Herbert G. Hicks, G. Ray Gullet (1996). Organisasi.
Kartasapoetra, A.G. Jakarta: Bumi Aksara.

Penterjemah.

Komaruddin. (1997). Hnsikiopedia Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.

98

Lindsay, William M, Dan Petrick, Yoseph A. ( 1997). Total Quality and
( )rgani-::ation /)l?vefopment, Florida: St Lucie
Mangkunegara, AA.Anwar.Prabu, (2000). Mana;emen ,\'umber /)aya
A,fanusia i'Nusalwan. Bandung: Rosda Karya.
i\knko" asbangpan ( 1999 ), .\'K ,\lcnkowashangpan .Vo. 2 5
KI!fl. AlA".
lr.-'1.\'/'AN (i IYIJenelitian, Bandung: Mandar Maju

Siagian, S.P. (1998). ManajemenAhad 2/_ Jakarta: Bumi Aksara.

.___ __(2002). Kial Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta:
Rineka Cipta.

99

Sinungan, Muchdarsyah .( 1995). JiroJuktivitas, Apu dan Hagaimww.
Jakarta: Bumi aksara.
Sitorus,

llyas S (2004). K.-puusan Ker1u
dipuhlil,:asikan) PPs_ UNIMED, Mcdan.

l'