UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MATERI KEGIATAN EKONOMI.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN

IPS DENGAN MATERI KEGIATAN EKONOMI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mande 03 Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Program Studi S1 PGSD

Oleh IDA ROSIDAH

NIM 1106895

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS BUMI SILIWANGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2013


(2)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN

IPS DENGAN MATERI KEGIATAN EKONOMI

Oleh Ida Rosidah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Ida Rosidah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

(4)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN

IPS DENGAN MATERI KEGIATAN EKONOMI

IDA ROSIDAH NIM. 1106895

ABSTRAK

Ilmu Pengetahuan Sosila (IPS) merupakan mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampai perguruan tinggi. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosioligi, dan Ekonomi dengan ruang lingkup meliputi aspek-aspek: 1) manusia,tempat, dan lingkungan; 2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; 3) sistem sosial dan budaya; 4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Pembelajaran IPS seringkali dilaksanakan dengan menggunakan metode tradisional. Hal ini membuat siswa kurang antusias untuk mengikuti pembelajaran IPS sehingga pembelajaran di kelas kurang aktif. Maka diperlukan metode yang mampu mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya dengan menggunakan metode bermain peran. Berdasarkan hal tersebut penulis mengambil judul “upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode bermain peran pada pembelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi” di kelas IV SD Negeri Mande 03 Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur. Adapun manfaat penelitian ini adalah ingin mengetahui: 1) bagaimana perencanaan pembelajaran IPS tentang materi kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Mande 03 dengan menggunakan metode bermain peran?; 2) bagaimana penggunaan metode bermain peran pada materi kegiatan ekonomi dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Mande 03?; 3) bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS konteks kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Mande 03 melalui metode bermain peran?. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 2 (dua) siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Mande 03 Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur. Adapun instrumen penelitian ini menggunakan: 1) tes terdiri dari alat evaluasi dan lembar kerja siswa (LKS); 2) non tes yaitu lembar observasi. Hasil belajar siswa setelah menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS terbukti dari hasil nilai rata-rata siklus I yaitu 7,06 dan pada pembelajaran siklus II nilai rata-ratanya menjadi 8,06. Untuk itu saran yang disampaikan pada pelaksanaan pembelajaran agar dapat memilih metode yang bervariatif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.


(5)

EFFORTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING THROUGH THE USE OF THE METHOD OF LEARNING TO PLAY ROLE

IN THE MATTER OF ECONOMIC IPS IDA ROSIDAH

NIM. 1106895 ABSTRACT

Social Sciences is given subject from SD / MI through college. IPS examines a set of events, facts, concepts, and generalizations related to social issues. At the elementary school level social studies material includes Geography, History, Sosioligi, and Economics with scope covers the following aspects: 1) people, places, and environments, 2) time, continuity and change, 3) social and cultural systems, 4 ) economic behavior and welfare. IPS Learning is often carried out using traditional methods. This makes students less than enthusiastic to follow the IPS learning in the classroom so that learning is less active. Thus methods are needed that can enable students in learning activities, one of them by using role playing. Based on the author took the title of "an effort to improve student learning outcomes through the use of methods of playing a role in the learning material IPS with economic activity" in the fourth grade District 03 State Mande Mande Cianjur. The benefit of this study is to determine: 1) how the social studies lesson plan on matter of economic activity in the fourth grade Affairs Mande 03 by using the method of playing a role?, 2) how to use the method of playing a role in the economic activity in the learning material in the fourth grade social studies State Mande 03?, 3) how the learning outcomes of students in learning social studies context of economic activity in the fourth grade Affairs Mande 03 through methods play a role?. This research uses Classroom Action Research (CAR) with 2 (two) cycles. The subjects were students of class IV Elementary School District 03 Mande Mande Cianjur. The research instrument was used: 1) The test consists of an evaluation tool and student worksheet (LKS), 2) non-test the observation sheet. Student learning outcomes after playing the role of methods to improve student learning outcomes in social studies lessons evident from the average value of the first cycle is 7.06 and the learning cycle II the average value being 8.06. For that advice given on the implementation of learning in order to choose the method and varied according to the learning objectives to be achieved.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN Halaman

ABSTRAK ……….. i

PERNYATAAN ……….. ii

KATA PENGANTAR ……...………...……… iii

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR TABEL ……….. v

DAFTAR GAMBAR ……….. vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….………. 1

B. Rumusan Masalah……..………. 6

C. Hipotesis Tindakan……...…….………. 6

D. Tujuan Masalah……….………. 7

E. Manfaat Penelitian………. 8

F. Definisi Penelitian………. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar……….. 11

1. Pengertian Belajar..……….. 11

2. Pengertian Hasil Belajar……….. 12

3. Faktor yang Mempengaruhi Belajar……..………….. 15

B. Metode Bermain Peran……….. 18

1. Pengertian Metode Bermain Peran ………. 18

2. Tujuan Metode Bermain Peran……… 19

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Bermain Peran……… 20

4. Kelebihan dan Kelemahan Bermain Peran …………. 22

C. Pembelajaran IPS…...……… 23

1. Hakekat Pengetahuan Sosial………..…..…… 23

2. Karakteristik Pengetahuan Sosial………...….. 25


(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian………. 28

B. Model Penelitian……...……… 30

C. Subjek Penelitian……...……… 31

D. Prosedur Penelitian dan Tahap Penelitian….……… 32

E. Instrumen Penelitian…………..……… 40

F. Teknik Pengumpulan Data……… 43

G. Pengolahan dan Analisis Data………..…. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………..………...……. 48

1. Paparan Siklus I…...………...………. 48

2. Paparan Siklus II…..………..…………. 60

B. Pembahasan………..……...….………..………. 75

1. Hasil Belajar……….………..………. 75

2. Motivasi Siswa Terhadap Pembelajaran IPS.…………. 77

3. Sikap Siswa………..………..………. 78

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan……….…….………. 79

B. Rekomendasi…………...………. 80

DAFTAR PUSTAKA……… 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN………... 84


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sekolah dasar merupakan bagian dari tingkat pendidikan dasar memiliki tujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Struktur dan muatan kurikulum sekolah dasar memiliki delapan mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan untuk semua tingkatan kelas baik yang dilakukan melalui pendekatan tematik untuk kelas rendah (kelas I s.d III) dan melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi (kelas IV s.d VI).

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi dengan ruang lingkup meliputi aspek-aspek : 1) manusia, tempat, dan lingkungan; 2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; 3) system sosial dan budaya; serta 4) perilaku Ekonomi dan kesejahteraan.

Tujuan pembelajaran mata pelajaran IPS pada sekolah dasar adalah agar peserta didik memiliki kemampuan (Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah) :


(9)

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya;

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan;

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.

Adapun kemampuan minimal peserta didik kelas IV sekolah dasar dalam pembelajaran kurun satu tahun pelajaran/dua semester diharapkan peserta didik memiliki kompetensi : a) memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi; b) mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi dasar pembelajaran IPS memuat, antara lain untuk semester genap (sebagai bahan penelitian) :

a) Memahami bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di lingkungannya;

b) Membuat daftar kegiatan pemanfaatan sumber daya alam setempat untuk kegiatan ekonomi;

c) Pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman di lapangan, penulis beranggapan bahwa pada persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran IPS di kelas IV menunjukan indikasi adanya permasalahan yang cukup signifikan. Permasalahan yang dapat mengakibatkan kurang baik terhadap kelancaran dan


(10)

keberhasilan belajar siswa kelas IV SD Negeri Mande 03. Nilai KKM (Ketuntasan Kemampuan Minimal) untuk mata pelajaran IPS yang ditargetkan guru kelas dan sekolah pada semester I tahun pelajaran 2012-2013 tidak tercapai sehingga diperlukan remedial dan dilakukan pengkajian kembali nilai KKM untuk semester selanjutnya.

Beberapa faktor yang mengakibatkan timbul permasalahan di atas diantaranya:

1. Kegiatan pembelajaran yang masih bersifat tradisional dan dalam pembelajaran yang dilakukan guru hanya berkisar pada aktivitas menerangkan, memberikan contoh, dan siswa diberikan latihan-latihan mengerjakan soal sesuai dengan materi yang telah disampaikan.

2. Guru berkonsentrasi mengajar, dimana hanya bertumpu pada pencapaian target kurikulum yang akhirnya pencapaian daya serap siswa terabaikan, oleh karena itu banyak materi yang harus disampaikan.

Anggapan adanya permasalahan ini didasari perolehan temuan-temuan di lapangan, antara lain :

1) Nilai rata-rata untuk semester ganjil 2012-2013 pada mata pelajaran IPS diperoleh nilai 6.05 Sedangkan nilai rata-rata kelas untuk semua mata pelajaran adalah 7.02, jadi nilai IPS di bawah nilai rata-rata kelas;

2) Rata-rata nilai ulangan harian siswa untuk mata pelajaran IPS selama semester ganjil masih di bawah nilai rata-rata mata pelajaran lainnya. Termasuk nilai rata-rata pekerjaan rumah mata pelajaran IPS masih rendah;


(11)

3) Kuantitas dan kualitas hasil belajar siswa kelas IV untuk bidang tugas mata pelajaran IPS (yang dipajang pada papan pameran/panel kelas) belum tampak menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran IPS;

4) Kuantitas alat peraga (manual) yang dibuat guru kelas belum tampak untuk dijadikan sebagai “Sumber Belajar”.

Perolehan hasil belajar siswa yang kurang baik disebabkan pelaksanaan proses pembelajarannya itu sendiri. Siswa kurang antusias untuk mengikuti pembelajaran IPS sehingga pembelajaran di kelas kurang aktif. Guru dalam membelajarkan siswanya lebih banyak merujuk pada buku paket dan informasi satu arah. Hubungan antar siswa, kelompok secara multi arah dalam pembelajaran di kelas tidak diarakan oleh guru. Pembelajaran bersifat parsial, hanya membina domain kognitif taksonomi kawasan rendah, yaitu hafalan. Guru dalam mendesain perencanaan pembelajaran kurang holistic termasuk penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dan menjenuhkan.

Berdasarkan gejala dan temuan yang kurang baik sebagaimana tersebut di atas, maka untuk keberhasilan pembelajaran diperlukan adanya inovasi dan variasi aktivitas dalam pembelajaran IPS. Penerapan strategi, pendekatan, atau metode pembelajaran yang digunakan harus menyenangkan dan bisa memotivasi siswa belajar. Pembelajaran di kelas hendaknya menunjukan pada pembelajaran yang efektif dan bermakna dengan metode yang tepat guna.

Maka pembelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi perlu diupayakan suatu metode yang dapat diterapkan dalam kehidupan siswa dari lingkungan masyarakat dalam konteks materi pelajaran IPS yang berhubungan dengan sosial peserta didik


(12)

baik di rumah maupun di sekolah disertai perkembangan usia sekolah dasar, maka untuk dijadikan salah satu pilihan penggunaan metode pada pembelajaran IPS di kelas adalah metode Bermain Peran.

Pilihan metode bermain peran dianggap tepat pada pembelajaran IPS didasari atas pertimbangan dan kondisi perkembangan sosial, antara lain :

1) IPS sebagai pengetahuan praktis dengan materi konkrit yang mempelajari gejala dan peristiwa nyata yang ada di sekitar siswa;

2) Perkembangan usia SD Kelas IV (9-10 tahun) merupakan usia peralihan dari masa khayal ke alam nyata, sehingga para siswa dapat membawa masa khayalnya dalam bentuk kreatifitas “permainan peran”;

3) Pengalaman siswa di rumah melalui tayangan “sinetron” media televisi memudahkan siswa untuk mengikuti pertunjuk dalam permainan perannya.

Winataputra (1992 : 40) mengemukakan “….. melalui metode bermain peran anak diajarkan secara aktif sehingga domain kognitif, psikomotorik, dan afektif bisa berkembang secara bersama. Manfaat yang dapat dipetik dari metode bermain peran, antara lain : 1) dapat mempertimbangkan perhatian siswa melalui adegan-adegan yang tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi; 2) siswa ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia; 3) siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.

Melalui penggunaan metode bermain peran dengan langkah-langkah yang tepat disertai perangkat penunjang yang cukup, pembelajaran IPS akan membawa hasil yang baik bagi siswa. Penguasaan materi, variasi metode dan kelengkapan


(13)

sarana/media disertai kecerdasan pendidik merupakan faktor keberhasilan pembelajaran. Guru seyogyanya dapat menunjukkan dan mengilhami kepada para siswanya untuk berkreasi dan berinovasi.

B. Rumusan Masalah

Formulasi masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi persoalan-persoalan yang berhubungan dengan upaya guru dalam peningkatan hasil belajar siswa pada persiapan dan pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas IV (dalam konteks materi Kegiatan Ekonomi) melalui penggunaan metode bermain peran. Adapun pokok-pokok penelitian sebagai rumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagaimana tersebut di bawah ini :

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Mande 03 dengan menggunakan metode bermain peran?

b. Bagaimanakah penerapan metode bermain peran pada materi kegiatan ekonomi dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Mande 03?

c. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kontek kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Mande 03 melalui metode bermain peran?

C. Hipotesis Tindakan

Bertolak dari teoritis yang dikemukakan, maka hipotesis yang disajikan

pada penelitian ini adalah “Pembelajaran dengan menggunakan metode bermain


(14)

secukupnya, dapat menghasilkan hasil belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi”.

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan metode bermain peran dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Mande 03 dalam konteks/materi Kegiatan Ekonomi.

2. Tujuan Khusus

Sesuai pokok-pokok penelitian, maka tujuan khusus penelitian adalah :

a. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang rumusan perencanaan pembelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Man de 03 dengan menggunakan metode Bermain Peran;

b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Bermain Peran di kelas IV SD Negeri Mande 03;

c. Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Mande 03 dengan materi kegiatan ekonomi pada


(15)

pembelajaran IPS dengan konteks kegiatan ekonomi dengan menggunakan metode bermain peran;

d. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran hambatan-hambatan yang dihadapi guru dan siswa kelas IV pada pelaksanaan pembelajaran IPS yang menggunakan metode Bermain Peran.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian secara langsung atau tidak langsung, antara lain : 1. Bagi Siswa

a. Mengembangkan aktivitas, kreativitas, inovasi, dan kemandirian; b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa;

c. Memberikan pengalaman yang bermakna;

d. Meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa;

e. Memberikan motivasi untuk mengoptimalkan kemampuan berfikir dan mengembangkan potensi diri siswa.

2. Bagi Peneliti/Guru

a. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Bermain Peran;

b. Mampu mengembangkan variasi metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi dan tuntutan lingkungan sekitar untuk efektivitas pembelajaran yang bermakna;


(16)

c. Meningkatkan unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPS dan mata pelajaran lainnya;

d. Memberikan pengalaman bagi guru kelas IV dan guru lainnya dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai salah satu fungsi profesionalisme guru;

e. Meningkatkan kerja sama internal guru di lingkungan SD Negeri Mande 03 d alam rangka peningkatan pelaksanaan dan pelayanan pendidikan bagi peserta didik.

3. Bagi Sekolah

a. Pemberian pembelajaran sebagai ajang pembinaan profesionalsme guru dan konstribusi pengembangan satuan pendidikan di lingkungan SD Negeri Mande 03 khususnya;

b. Pemberian pembelajaran untuk peningkatan profesionalisme satuan pendidikan dalam rangka pelayanan pendidikan terhadap peserta didik dan warga lingkungan SD Negeri Mande 03.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran istilah yang berkenaan dengan penelitian ini, dipandang perlu menyamakan persepsi tentang istilah-istilah yang digunakan penulis dalam penyusunan penelitian tindakan kelas ini, antara lain:


(17)

1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dimaksudkan perolehan nilai siswa pada akhir tatap muka/pembelajaran (IPS);

2. Metode bermain peran merupakan cara utama (dalam pembelajaran) yang dipergunakan untuk mencapai suatu jalan (sebagai hasil belajar). Yaitu cara penyajian pembelajaran dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan cara tingkah laku dalam hubungan sosial dengan menghadirkan peran-peran yang ada di dunia nyata ke dalam proses pembelajaran;

3. Pembelajaran IPS yaitu proses interaksi peserta didik dan pendidik dalam lingkungan belajar yang mengkaji berkenaan dengan kehidupan nyata di masyarakat. IPS merupakan kepanjangan Ilmu pengetahuan Sosial yakni nama mata pelajaran yang dibelajarkan pada jenjang sekolah dasar;

4. Materi kegiatan ekonomi: Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus melakukan berbagai kegiatan diantaranya bekerja. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut kegiatan ekonomi. Bentuk kegiatan ekonomi berupa pekerjaan atau mata pencaharian. Jumlah dan jenis mata pencaharian setiap daerah berbeda-beda. Materi kegiatan ekonomi ini dimaksudkan untuk pembelajaran yang akan disajikan dalam pembelajaran sebagai bahan/kajian penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas IV SD Negeri Mande 03.


(18)

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pelaksanaan kegiatan penelitian merupakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas (clasroom action research) yang mengacu kepada tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aqib (2007 : 12) yang mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang di lakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Lebih lanjut Aqib (2006 : 12-14) mengemukakan beberapa alasan pentingnya dilaksanakan penelitian tindakan kelas bagi guru dalam proses pembelajaran di kelas, diantaranya :

1) Penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelas; 2) Penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kinerja guru sehingga

menjadi profesional;

3) Dengan melakukan tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya;

4) Pelaksanaan tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok sebagai seorang guru, karena merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran;

5) Dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.


(20)

Untuk memperoleh data yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan diperlukan suatu metode yang efektif. Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan dalam menguji hipotesa. Penggunaan metode senantiasa memperhitungkan kewajarannya yang ditinjau dari tujuan dan situasi penelitian. Karena itu, dalam penelitian ini penulis mempergunakan metode yang berdasaekan tujuan, situasi penelitian, dan masalah yang diteliti. Maka penulis menetapkan metode bibliografis dan deskriptif.

Bentuk penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristia, atau kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sudjana dan Ibrahim, 1995 : 64).

Pertimbangan menggunakan metode bibliografis karena dalam penelitian ini penulis perlu untuk memperdalam dan menambah wawasan pengetahuan dengan jalan membaca buku-buku bacaan atau referensi lainnya yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Sedangkan alasan dan pertimbangan penggunaan metode deskriptif pada penelitian ini, antara lain: a. Penelitian yang dilakukan ditujukan kepada masalah sekarang dan yang

sedang berkembang;

b. Penelitian yang dilakukan tidak terbatas kepada analisa data, tetapi juga pada perolehan kesimpulan sebagai bahan untuk dilakukan tindakan dan merupakan jawaban terhadap identifikasi masalah.


(21)

B. Model Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan berupa proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) pengamatan atau observasi; dan (4) refleksi.

Alur penelitian yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas disesuaikan dengan model John Elliott. Alur dan desain penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.1

Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK Model John Elliot (Aqib, 2007 : 25)

Masalah Analisis dan Refleksi

Observasi Rencana

Pelaksanaan

Analisis dan Refleksi Masalah

Obsevasi Rencana

Pelaksanaan


(22)

C. Subyek Penelitian

Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian memegang peranan penting, karena merupakan sumber data yang sangat dibutuhkan dan karena populasi itulah yang akan kita jadikan sebagai obyek penelitian. Populasi merupakan sekelompok subyek penelitian yang dijadikan smber data. Populasi dapat berupa manusia, gejala-gejala, nilai tes, benda-benda atau peristiwa. Sebagaimana dikatakan

Nasution (2006 : 29) “….dalam penelitian yang diamati sebagai sumber data adalah manusia, peristiwa dan situasi”.

Penelitian ini merupakan penelitian populasi, karena penulis ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Subyek populasi mungkin terbatas. Atau tidak tergantung kepada perumusan penelitian sebagai pendekatan penelitiannya. Manusia sebagai subyek penelitian pada penelitian ini adalah semua orang yang terlibat dalam penelitian meliputi siswa dan guru kelas IV SD Negeri Mande 03. Adapun jumlah siswa kelas IV ada 30 orang dan guru satu orang, jadi jumlah keseluruhannya adalah 31 orang.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap refresentatif. Karena populasinya kurang dari 100 maka cara penarikan sampel yang digunakan penulis ini adalah pengambilan sampel total yaitu keseluruhan populasi yang disajikan sampel atau sampel total. Maka yang menjadi sampel penelitian ini seperti tersebut pada tabel di bawah ini:


(23)

Tabel 3.1 : Populasi dan Sampel Penelitian

NO. SUBYEK POPULASI SAMPEL

L P JML L P JML

1 Siswa 14 16 30 14 16 30

2 Guru - 1 1 1 1

JUMLAH 14 17 31 14 17 31

Sampel subyek penelitian guru sebagai guru model yang melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran pada pembelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi. Guru model tersebut adalah peneliti, Pertimbangan penggunaan guru model dalam penelitian ini adalah agar penelitian dapat diamati dengan teliti dan obyektif, juga guru model sudah mengenal penggunaan metode Bermain Peran pada pembelajaran di kelas.

D. Prosedur dan Tahap Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral sebagaimana yang dikemukakan oleh John Elliott (Aqib, 2007 : 24) model ini dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur (siklus) yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan (planning), (2) tahap pelaksanaan tindakan (action), (3) tahap pengmatan (observation), dan (4) tahap refleksi (reflection).

1. Tahap Perancanaan (Planning)

Penelitian Tinadakan Kelas (PTK) akan dilaksanakan secara kolaborasi. Pihak yang melakukan tindakan adalah Guru Kelas (sebagai obyek/subyek penelitian) sedangkan yang melakukan observasi terhadap pelaksanaan proses


(24)

oleh dua orang guru yang sedang melakukan tindakan atau secara bergantian. Hal ini dimaksukan untuk perolehan akurasi dan validasi data.

Antara Guru (penyaji tindakan) dan peneliti (pengamat tindakan) harus kerja sama sehingga dapat menghasilkan data yang ideal dalam proses penelitian. Kolaborasi untuk mengurangi subyektivitas peneliti agar akurasi data untuk diberikan tindakan mencapai sasaran dan tujuan yang optimal. Pengamatan terhadap diri sendiri biasanya kurang teliti karena kecenderungan subyektivitas. Dengan pengamatan dilakukan orang lain, maka akan lebih cermat dan akurat sehingga hasilnya akan lebih obyektif.

Kegiatan penelitian pada tahap perencanaan ini , antara lain: a. Permintaan izin dari Kepala Sekolah SD Negeri Mande 03

Permintaan izin dari Kepala Sekolah diperoleh dengan mudah, karena peneliti merupakan salah satu guru dari sekolah tersebut. Dukungan dan motivasi diberikan secara penuh oleh Kepala Sekolah beserta guru-guru yang lainnya. b. Observasi subjek penelitian

Kegiatan observasi awal dilaksanakan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi dan situasi kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, yaitu kelas IV. Hal-hal yang diamati terkait dengan kemampuan intelektual subjek penelitian dan sikap serta perilaku siswa dan Guru Kelas dalam kegiatan pembelajaran.

Selain person sebagai subjek penelitian, juga persiapan materi pembelajaran yang akan dijadikan pedoman dalam penelitian dan perangkat penunjang pembelajaran lainnya. Mempersiapkan materi diawali dengan


(25)

menelaah kurikulum (KTSP) mata pelajaran IPS. Analisis kurikulum difokuskan pada standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang harus dicapai dan kemungkinan pilihan penggunaan metode pembelajaran.

c. Identifikasi masalah

Berdasrkan hasil observasi awal, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang akan dijadikan penelitian, yaitu penggunaan metode Bermain Peran sebagai upaya peningkatan hasil belajar. Atas dasar temuan-temuan di lapangan peneliti mengidentifikasi permasalahan dari aspek siswa, guru rumusan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta hasil belajar siswa untuk mata pelajaran IPS. Begitu juga dengan faktor-faktor yang dapat menunjang dan menghambat terhadap proses pembelajaran.

d. Perumusan media dan desain pembelajaran

Yakni merumuskan media yang digunakan dalam penelitian dan desain secara garis besar tentang pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas IV dengan menggunakan metode Bermain Peran.

e. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan pada tahapan-tahapan penggunaan metode Bermain Peran. Pada tahap ini peneliti menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh berupa siklus tindakan penelitian, menemtukan alat peraga yang sesuai dengan materi yang sudah ditentukan dalam tindakan untuk membantu pemahaman siswa terhadap materi ajar, serta penunjang pembelajaran lainnya.


(26)

f. Penyusunan Instrumen Penelitian

Peneliti menyusun instrumen penelitian untuk setiap tindakan, yaitu berupa format catatan lapangan, lembar wawancara, lembar observasi siswa, lembar observasi guru, kamera photo untuk dokumentasi, dan perangkat lain sesuai kebutuhan.

Pada tahap perencanaan disusun jadwal kegiatan penelitian sebagai panduan bagi penelitian dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Kegiatan penelitian secara keseluruhan meliputi tiga tahap dan dialokasikan waktu selama lima bulan terhitung bulan Agustus sd. Desember 2012. Tahap kegiatan penelitian ini meliputi: 1) Tahap persiapan/perencanaan; 2) tahap pelaksanaan; dan 3) Tahap pelaporan, selengkapnya jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Jenis Kegiatan Pelaksanaan Bulan ke Ke t I II III IV V A Persiapan

1. Penyusunan proposal 2. Seminar usulan penelitian 3. Pengurusan izin

4. Diskusi/wawancara 5. Identifikasi masalah

6. Menyusun teknik pemantauan B Pelaksanaan

1. Siklus I 2. Siklus II C Pelaporan

1. Menyusun konsep laporan 2. Menyusun laporan dan seminar 3. Penggandaan laporan


(27)

2. Tahap Pelaksanaan (Action)

Pelaksanaan penelitian tidakan 2 (dua) siklus dan setiap siklus terdiri atas 2 (dua) kali tindakan. Kegiatan penelitian diawali dengan proses pembelajaran, evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada setiap siklus melalui fase-fase pembelajaran. Pelaksanaan tindakan sesuai perencanaan yang dibuat peneliti bersama guru kelas dengan materi sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus Tindakan Hari/tgl &

Waktu Materi Pembelajaran

I 1

Salasa, 20-11-2012

Pukul 07.30 – 08.40

Kegiatan Ekonomi

Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di

lingkungannya

2

Kamis, 22-11-2012

Pukul 10.30 – 11.40

Membuat daftar tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam setempat

untuk kegiatan ekonomi

II 1

Selasa, 27-11-2012

Pukul 07.30 – 08.40

Menjelaskan pengaruh kondisi alam terhadap

kegiatan ekonomi

2

Kamis, 29-11-2012

Pukul 10.30 – 11.40

Menjelaskan pengaruh kondisi alam terhadap

kegiatan ekonomi

Setiap tindakan pembelajaran meliputi fase-fase kegiatan, sebagai berikut: Fase 1 penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi dengan apersepsi dan/atau pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman dan materi ajar;


(28)

Fase 2 penyajian informasi dengan memperlihatkan alat/media pembelajaran dan perangkat lainnya serta observasi ke lapangan dengan materi kegiatan ekonomi;

Fase 3 pengelompokan siswa untuk kerja kelompok yang dipandu dengan Lembar Kerja Siswa (LKS);

Fase 4 pengawasan kegiatan kelompok siswa dan pemberian bantuan bagi yang memerlukan. Bantuan dapat berupa layanan individual atau layanan kelompok. Bantuan terutama pengarahan pada kegiatan bermain peran;

Fase 5 laporan hasil kerja kelompok dan diskusi kelas melalui setiap kelompok menyampaikan hasil kerja kelompoknya kemudian kelompok lain memberikan sanggahan/tanggapan terhadap kelompok lainnya;

Fase 6 pemberian tes evaluasi setiap tindakan dan siklus. Tes evaluasi berbentuk tes tertulis;

Fase 7 pemberian penghargaan melalui tanggapan atas kerja kelompok dan penilaian prestasi siswa.

Bentuk penilaian tindakan kelas yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sudjana dan Ibrahim, 1995 : 64). Pendekatan kaulitatif adalah pendekatan yang memandang bahwa kenyataan sebagai suatu yang berdimensi jamak, utuh dan merupakan kesatuan dan berubah. Oeh karena itu


(29)

rancangan dalam penelitian ini tidak dapat di susun secara rinci dan baku karena disesuaikan dengan perkembangan selama proses penelitian berlangsung. Menurut Whitney (Nazir, 2005 : 54) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

Dalam penelitian ini antara peneliti dan obyek penelitian saling berinteraksi satu sama lain.sehingga dalam pelaksanaannya peneliti berfungsi sebagai alat penelitian. Hasil penelitian dalam deskriptif kualitatif tidak sepenuhnya dari faktor subjektivitas, karena itu alat penelitian yang baku kebenaran hasil penelitian lebih banyak didukung oleh kepercayaan berdasarkan konfirmasi dari pihak-pihak yang diteliti.

1) Pelaksanaan Siklus I

Kegiatan pembelajaran siklus I, sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya, yakni terlebih dah ulu siswa dibentuk kelompok terdiri dari 6 orang. Kemudian setiap siswa menyimak informasi yang dilakukan guru. Kelompok mengamati bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di lingkungan sekitar dan pengamatan melalui media Video CD dan observasi ke lapangan untuk memudahkan siswa dalam belajar.

Dalam kegiatan kelompok, siswa diberi LKS yang memberikan petunjuk dalam langkah-langkah proses pembelajaran sehingga dapat menenukan sendiri tentang perbedaan, jenis, dan manfaat dari bentuk kegiatan ekonomi. Melakui bermain peran siswa dituntut untuk mendeskripsikan ragam kegiatan ekonomi yang terjadi di lingkungannya dalam bentuk dialog kemudian diperankan sesuai hasil pemgamatan masing-masing di lapanga.


(30)

Akhir kegiatan dilakukan diskusi kelas dan bersama guru, siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru melakukan evaluasi belajar tatap muka siklus I (satu) dan hasilnya dianalisis serta dilakukan refleksi kemudian dibuatkan rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan pembelajaran atau tindakan siklus II.

2) Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I, yaitu terlebih dahulu siswa dibentuk kelompok terdiri dari 6 orang. Kemudian setiap siswa menyimak informasi yang dilakukan guru. Kelompok mengamati bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di lingkungan sekitar dan pengamatan melalui Video CD dan observasi ke lapangan untuk memudahkan siswa dalam belajar.

Dalam kegiatan kelompok, siswa diberi LKS yang memberikan petunjuk dalam langkah-langkah proses pembelajaran sehingga dapat menemukan sendiri tentang perbedaan, jenis, dan manfaat dari bentuk kegiatan ekonomi yang terjadi di lingkungannya dalam bentuk dialog kemudian diperankan sesuai hasil pengamatan masing-masing di lapangan. Akhir kegiatan dilakukan diskusi kelas dan bersama guru, siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru melakukan evaluasi belajar tatap muka siklus II (dua) dan hasilnya dianalisis serta dilakukan refleksi. 3. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan setiap akhir tindakan melalui diskusi bersama Guru Kelas dan pembantu observasi lainnya.pelaksanaan reflekasi difokuskan pada


(31)

berbagai aspek atas dasar pokok-pokok penelitian dan hipotesis tindakan, antara lain:

1) Rumusan naskah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru sebagai panduan proses pebelajaran di kelas;

2) Aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi yang menggunakan metode bermain peran;

3) Hasil evaluasi belajar siswa sebagai muara tujuan penelitian tindakan kelas serta catatan lapangan. Variable sebab sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode bermain peran merupakan akibat dan akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran;

4) Kendala yang dihadapi oleh siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode bermain peran.

Refleksi dilakukan untuk menganalisa semua data yang terkumpul. Hasil analisa sepeti mengambil kesimpulan yang akan dijadikan dasar untuk membuat rencana tindakan berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang pemblajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi yang menggunakan metode bermain peran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk memperoleh data yang objektif diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Instrumen penelitian digunakan untuk pengumpulan data seperti tes diantaranya: 1) alat evaluasi; 2) lembar kerja siswa. Serta non tes


(32)

diantaranya: 1) lembar observasi; 2) lembar wawancara; 3) handycam, tape recorder, dan kamera photo (instrumen penelitian selengkapnya terlampir).

1. Test

a. Alat evaluasi

Alat evaluasi berupa serangkaian soal yang harus dijawab oleh siswa secara individu untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setelah menerapkan pembelajaran berbasis masalah. Alat evaluasi disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam RPP untuk mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar IPS melalui penerapan metode bermain peran.

Pertimbangan penggunaan alat evaluasi sebagai instrumen penelitian, anatara lain untuk memudahkan penelitian dalam ketercapaian hasil belajar siswa sebagai akhir tujuan penelitian. Nilai-nilai hasil evaluasi diolah dan direfleksikan sebagai bahan tindakan pembelajaran berikutnya.

Pertimbangan penggunaan catatan lapangan sebagain instrumen penelitian, antara lain:

1) Keterbatasan penulis dalam memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam pelaksanaan penelitian;

2) Data catatan lapangan sangat berguna untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pada penyusunan RPP dan/atau item-item alat instrumen penelitian secara keseluruhan.


(33)

b. Lembar Kerja Siswa

LKS merupakan panduan bagi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan panduan LKS siswa dapat menemukan konsep-konsep materi ajar IPS serta menerapkannya dalam menyelesaikan soal-soal. Data yang diperoleh dari hasil LKS ini digunakan untuk merancang tindakan berikutnya.

2. Non Test

a. Lembar Observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan terhadap objek atau situasi yang sedang diteliti. Pertimbangan penggunaan lembar observasi ini untuk memudahkan bagi penulis dalam mengamati kejadian-kejadian secara langsung di lapangan. Akurasi data lebih terjamin dan meyakinkan, karena peneliti langsung dapat memperoleh data yang diperlukan sesuai tujuan penelitian. Lembar obsevasi ini pun sekaligus merupakan lembar penilaian proses pembelajaran.

Lembar observasi merupakan panduan pengamatan yang berisikan item-item tentang kejadian yang mungkin terjadi sesuai tujuan penelitian. Lembar obsevasi menggunakan dua jenis lembar obserasi yaitu mengungkap aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil observasi dijadikan bahan refleksi untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. b. Lembar Wawancara

Wawancara adalah pertanyaan lisan yang harus dijawab untuk mendapatkan keterangan dari responden. Wawancara bertujuan untuk


(34)

memperoleh data otentik secara langsung pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode bermain peran. Pertimbangan instrumen wawancara ini antara lain untuk memperoleh data yang bersifat subjektif, seperti sikap responden terhadap penggunaan metode bermain peran dalam pembelajaran.

Kegiatan wawancara dilakukan diluar pembelajaran yang ditujukan untuk mengetahui hambatan dan kesulitan yang dialami ketika pembelajaran berlangsung sebagai bahan merefleksikan hal-hal yang telah dilakukan ketika melaksanakan tindakan. Sasaran dan materi wawancara dibedakan untuk siswa dan guru sesuai kebutuhan dan sasaran tujuan penelitian. Penelitian responden siswa digunakan secara random sekitar 15% dari jumlah sampel penelitian yang ada.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penggunaan metode deskriptif dengan teknik dan alat-alat tertentu didasarkan pada tujuan, situasi dan masalah penelitian dimaksudkan untuk menguji hipotesa tindakan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian yaitu mendeskripsikan data yang dianalisis. Semua data yang terkumpul pada setiap siklusnya diolah dengan menggunakan teknik pengumpulan data secara deskriptif kualitatif (Sudjana, 2005 : 67).

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:


(35)

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap objek atau situasi yang sedang diteliti secara langsung di lapangan. Hasil observasi dianalisis sebagai bahan perenungan untuk mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran sehingga pada pembelajaran berikutnya dapat diperbaiki.

2. Wawancara

Wawancara yaitu menyampaikan pertanyaan kepada responden untuk memperoleh data sesuai tujuan penelitian. Pemilihan responden dilakukan secara random yang diperkirakan dapat mewakili seluruh sampel penelitian kurang lebih 15% dari jumlah responden. Perolehan data hasil wawancara diolah dan ditarik kesimpulan secara umum mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesulitan-kesulitan siswa dan/atau guru dalam penerapan metode pembelajaran bermain peran.

3. Alat evaluasi

Alat evaluasi berupa item tes baik untuk proses melalui lembar pengamatan maupun untuk hasil belajar melalui tes tertulis. Tes hasil belajar difokuskan pada mata pelajaran IPS sesuai tujuan penelitian. Data hasil tes siswa setiap siklus diolah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

Adapun rata-rata hitung dapat dicari dengan rumus:

(Koswara, 1993 : 109) Rata-rata = Skor siswa keselruhan


(36)

G. Pengolahan dan Analisis Data

Pada dasarnya pengolahan dan analisis data dilakukan pada setiap aktivitas sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tindakan kelas (Suryanto, 1996). Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut:

1. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Teknik kualitatif

Teknik ini digunakan untuk menganalisa hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.

b. Teknik kuantitatif (Teknik persentase)

Teknik ini digunakan untuk menganalisa data hasil belajar siswa berupa hasil tes yang diberikan. Analisa data diawali dengan kegiatan penskoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan. Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisa dengan sistem penilaian agar diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep yang dipelajari.

2. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian ditafsirkan secara aktual dan


(37)

sistematis dalam keseluruhan permasalahan dalam kegiatan penelitian. Selanjutnya menganalisis data, hasil tindakan disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus yang telah dilakukan beserta efek yang ditimbulkannya.

a. Analisis kualitatif

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisa hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.

b. Analisis kuantitatif (Teknik persentase)

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan penskoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan. Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada materi yang dipelajari.


(38)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelah dilaksanakan semua rencana tindakan pembelajaran mulai dari siklus I samapi siklus II dengan menerapkan pembelajaran IPS yang menggunakan metode bermain peran di kelas IV SD Negeri Mande 03 Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran berpedoman pada langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: (1) mengidentifikasi masalah dengan cara memotivasi para peserta, (2) pemilihan peran, (3) menyiapkan sebagai pengamat yang akan dicapai, (4) menyusun skenario pembelajaran, (5) pemeranan, (6) tahapan diskusi dan evaluasi, (7) pemeranan ulang, (8) diskusi dan evaluasi tahap dua, (9) membagi pengalaman dan menarik generalisasi.

2. Metode bermain peran dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran model bermain peran mulai dari pelaksanaan siklus I sampai siklus II, peranan kelompok siswa mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada kelompoknya. Siswa yang dibimbing oleh ketua kelompoknya mampu menimbulkan rasa percaya diri untuk menyelesaikan tugasnya. Selain itu, metode bermain peran juga dapat meningkatkan prestasi siswa.


(39)

3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV setelah menggunakan metode bermain peran terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS, ini dapat dilihat dari data nilai proses dan nilai evaluasi siklus I dan siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus I nilai rata-rata proses yang diperoleh yaitu 5,5 (cukup baik), siklus II nilai rata-rata proses mengalami kenaikan menjadi 6,3 (baik). Selain itu pada nilai evaluasi juga, setiap siklusnya mengalami kenaikan yang berarti. Hal ini terlihat dari nilai tara-rata evaluasi siklus I yaitu 7,06 pada siklus ke II nilai rata-rata evaluasi naik menjadi 8,06.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kajian teoritis dan temuan penelitian, maka peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru jangan ragu-ragu menerapkan metode bermain peran dalam pembelajaran di kelas terlebih untuk mata pelajaran IPS yang memiliki konsep konkrit sosial yang dapat ditemukan sehari-hari di masyarakat; b. Guru mempertahankan upaya yang telah dilakukan dalam menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan mencari terobosan-terobosan baru dan aktual untuk lebih mempertajam peningkatan suasana belajar yang kondusif, inovatif, dan menyenangkan siswa;


(40)

c. Kendala-kendala yang dihadapi guru hendaknya dijadikan suatu tantangan bukan hambatan, sebab dengan persepsi demikian ada semangat guru dalam bekerja sebagai pendidik;

d. Semangat yang penuh, etos kerja dan etos belajar yang tinggi perlu ditumbuhkembangkan oleh guru dan siswa selama belajar dan sekolah, sebab minimal dengan modal tersebut proses pembelajaran IPS akan berlangsung dengan baik dan lancar.

2. Bagi siswa

a. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran.

b. Pembelajarn IPS dengan menggunakan metode bermain peran memudahkan siswa dalam memahami pelajaran IPS karena berkaitan dengan kehidupan nyata.

c. Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran siswa merasa senang.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Arsilah, (2005). Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) untuk Peningkatan Aktivitas dalam Pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri gudang Cianjur.

BSNP, (2006). Strandar Isi dan SKL untuk Satuan Pendidikan Dasar, Jakarta. Azies, dkk. (1996). Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Dahlan, (1996). Model-model Mengajar. Bandung: CV. Dipenogoro.

Depdiknas, (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PP Cipta Jaya. Djahiri, (1993). Kurikulum Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial PSL dan PPS yang Menjawab Tantangan Hari Esok. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, I/1993. Bandung: Forum Komunikasi FPIPS/IPS Indonesia.

Darmodjo dan Kalingis (1992/1993). Perkembangan Intelektual dan Emosional Anak. Bandung.

Hamalik. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hermawan R. (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Ibrahim, R dan Syaodib, N. (1991). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tingkat Proyek Pembina Tenaga Kependidikan.

Kasbollah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud Dirjen Dikti. Pelatih Proyek PGSD.

Suhanda, Efendi, dkk (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV. Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa.

Nursid, S. (2007). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sapriya, dkk. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS.


(42)

Sudardja. Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Minat Siswa dalam Pembelajaran.

Slameto, (1987). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.


(1)

sistematis dalam keseluruhan permasalahan dalam kegiatan penelitian. Selanjutnya menganalisis data, hasil tindakan disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus yang telah dilakukan beserta efek yang ditimbulkannya.

a. Analisis kualitatif

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisa hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.

b. Analisis kuantitatif (Teknik persentase)

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan penskoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan. Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada materi yang dipelajari.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelah dilaksanakan semua rencana tindakan pembelajaran mulai dari siklus I samapi siklus II dengan menerapkan pembelajaran IPS yang menggunakan metode bermain peran di kelas IV SD Negeri Mande 03 Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran berpedoman pada langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: (1) mengidentifikasi masalah dengan cara memotivasi para peserta, (2) pemilihan peran, (3) menyiapkan sebagai pengamat yang akan dicapai, (4) menyusun skenario pembelajaran, (5) pemeranan, (6) tahapan diskusi dan evaluasi, (7) pemeranan ulang, (8) diskusi dan evaluasi tahap dua, (9) membagi pengalaman dan menarik generalisasi.

2. Metode bermain peran dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran model bermain peran mulai dari pelaksanaan siklus I sampai siklus II, peranan kelompok siswa mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada kelompoknya. Siswa yang dibimbing oleh ketua kelompoknya mampu menimbulkan rasa percaya diri untuk menyelesaikan tugasnya. Selain itu, metode bermain peran juga dapat meningkatkan prestasi siswa.


(3)

3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV setelah menggunakan metode bermain peran terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS, ini dapat dilihat dari data nilai proses dan nilai evaluasi siklus I dan siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus I nilai rata-rata proses yang diperoleh yaitu 5,5 (cukup baik), siklus II nilai rata-rata proses mengalami kenaikan menjadi 6,3 (baik). Selain itu pada nilai evaluasi juga, setiap siklusnya mengalami kenaikan yang berarti. Hal ini terlihat dari nilai tara-rata evaluasi siklus I yaitu 7,06 pada siklus ke II nilai rata-rata evaluasi naik menjadi 8,06.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kajian teoritis dan temuan penelitian, maka peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru jangan ragu-ragu menerapkan metode bermain peran dalam pembelajaran di kelas terlebih untuk mata pelajaran IPS yang memiliki konsep konkrit sosial yang dapat ditemukan sehari-hari di masyarakat; b. Guru mempertahankan upaya yang telah dilakukan dalam menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan mencari terobosan-terobosan baru dan aktual untuk lebih mempertajam peningkatan suasana belajar yang kondusif, inovatif, dan menyenangkan siswa;


(4)

c. Kendala-kendala yang dihadapi guru hendaknya dijadikan suatu tantangan bukan hambatan, sebab dengan persepsi demikian ada semangat guru dalam bekerja sebagai pendidik;

d. Semangat yang penuh, etos kerja dan etos belajar yang tinggi perlu ditumbuhkembangkan oleh guru dan siswa selama belajar dan sekolah, sebab minimal dengan modal tersebut proses pembelajaran IPS akan berlangsung dengan baik dan lancar.

2. Bagi siswa

a. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran.

b. Pembelajarn IPS dengan menggunakan metode bermain peran memudahkan siswa dalam memahami pelajaran IPS karena berkaitan dengan kehidupan nyata.

c. Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran siswa merasa senang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arsilah, (2005). Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) untuk Peningkatan Aktivitas dalam Pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri gudang Cianjur.

BSNP, (2006). Strandar Isi dan SKL untuk Satuan Pendidikan Dasar, Jakarta. Azies, dkk. (1996). Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Dahlan, (1996). Model-model Mengajar. Bandung: CV. Dipenogoro.

Depdiknas, (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PP Cipta Jaya. Djahiri, (1993). Kurikulum Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial PSL dan PPS yang Menjawab Tantangan Hari Esok. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, I/1993. Bandung: Forum Komunikasi FPIPS/IPS Indonesia.

Darmodjo dan Kalingis (1992/1993). Perkembangan Intelektual dan Emosional Anak. Bandung.

Hamalik. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hermawan R. (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Ibrahim, R dan Syaodib, N. (1991). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tingkat Proyek Pembina Tenaga Kependidikan.

Kasbollah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud Dirjen Dikti. Pelatih Proyek PGSD.

Suhanda, Efendi, dkk (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV. Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa.

Nursid, S. (2007). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sapriya, dkk. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS.


(6)

Sudardja. Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Minat Siswa dalam Pembelajaran.

Slameto, (1987). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.


Dokumen yang terkait

Upaya guru dalam peningkatan hasil belajar PKn siswa melalui penerapan metode bermain peran di MI Sirajul Athfal 5 Depok: PTK di MI Sirajul Athfal 5 Kota Depok

0 11 106

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Upaya Guru Dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn Siswa Melalui Penerapan Metode Bermain Peran di MI Sirajul Atfal 5 Depok

0 4 106

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAJANG III SURAKARTA

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN METODE GROUP INVESTIGATION Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Penggunaan Metode Group Investigation Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Winong 02 Pati Tahun 2012.

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MATERI KEGIATAN EKONOMI.

0 0 38

220634727 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Menjaga Keutuhan Nkri Melalui Metode Bermain Peran

0 1 43

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE ...

1 2 105

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE ... 1 PB

0 1 15

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN PKn di SDN

0 0 17