TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE ...

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA MATERI GAYA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Kertajaya 02 Kec. Rumpin Kab. Bogor)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

PROGRAM STUDI DUAL MODE SISTEM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi pada Materi Gaya Penelitian Tindakan Kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor disusun oleh Masumah, NIM 1812018300180, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.

Jakarta, 31 Maret 2017 Yang Mengesahkan,

Pembimbing

Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd

NIP. 19650115 198703 1 002

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Gaya Penelitian Tindakan Kelas IV SDN

Kertajaya 02 Rumpin Bogor ” disusun oleh Masumah, NIM : 1812018300180, diajukan ke Falkutas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 13 April 2017 di depan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertandatangan di bawah ini: Nama

: Masumah NIM

: 1812018300180 Jurusan

: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Alamat

: Kp. Bojong Jaya RT 001/003 Desa Kertajaya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor 16350

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Melalui Metode Demonstrasi pada Materi Gaya Penelitian Tindakan Kelas

IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor adalah benar karya tulis sendiri dibawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Dr. Ahmad Sofyan. M.Pd NIP

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil sendiri.

ABSTRAK

MASUMAH, NIM 1812018300180. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Gaya Melalui Metode Demonstrasi Penelitian Tindakan Kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya melalui metode Demonstrasi . Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2016 di kelas IV SDN Kertajaya 02 pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research ). Penelitian ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas. Metode ini dilakukan dalam empat tahap yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan ( observasi ) serta refleksi tindakan. Keempat tahapan tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan mencatat hal- hal yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran IPA khususnya materi gaya pada siklus I terdapat 19 orang siswa atau 67,86% telah mengalami peningkatan hasil belajar ( mencapai KKM ). Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 78,57% atau 22 dari 28 siswa telah mencapai KKM. Hasil belajar siswa pada postes siklus I memperoleh nilai rata-rata 71,07, sedangkan postes siklus II terjadi peningkatan hasil belajar rata-rata menjadi 78,21. Dari hasil itu sebagian besar siswa telah mencapai KKM sekolah yang telah ditentukan. Dengan demikian dari hasil analisa peneliti, bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA tentang gaya, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Hasil Belajar, IPA, Metode Demonstrasi

ABSTRACT

MASUMAH, NIM 1812018300180. Improving Learning Outcomes IPA About Style Through Action Research Methods Demonstration Class IV SDN Kertajaya

02 Rumpin Bogor. Thesis Program Government Elementary School Teacher Education Faculty and Science Teaching Tarbiyah State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, in 2016.

This study aims to improve student learning outcomes in style materials through methods Demonstration. This research was conducted from January to March 2016 in the fourth grade SDN Kertajaya 02 in the second semester of the school year 2016/2017. The method used in this research is classroom action research (Classroom Action Research). This study was conducted as an attempt to address the learning happens in the classroom. This method is carried out in four phases including planning, implementation, and observation (observation) and reflection action. The fourth stage is the present cycle repeatedly and carried out with the same measures and focusing on learning the method demonstration. Based on the research that has been done during the process of learning takes place by recording the things that happen, it can be concluded that the science subjects especially the material force in the first cycle there are 19 students or 67.86% have improved learning outcomes (achieving KKM). In the second cycle increased to 78.57% or 22 out of 28 students have reached KKM. The results of students in the first cycle postes obtain the average value of 71.07, while the second cycle occurs postes learning outcome average being 78.21. From the results that most students have reached KKM schools that have been determined. Thus the results of the analysis researchers, that learning by using the method of demonstration in science subjects about style, can improve student learning outcomes.

Keywords: Learning Outcomes, IPA, Methods Demonstration

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas karunia rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat menyususn skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Gaya Melalui Metode Demonstrasi Penelitian Tindakan Kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor ”.

Shalawat dan salam smoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulallah Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan semua selaku ummatnya yang selalu berusaha untuk menjalankan semua sunah-sunahnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan trimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Khalimi, M.Ag Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Sarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dindin Ridwanuddin, M.Pd., Ketua Pengelola Dual Mode System (DMS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr, Ahmad Sofyan, M.Pd. Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang selama ini memberikan ilmu dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kepala Sekolah SDN Kertajaya 02, Bapak Sukarna, S.Pd. yang telah memberikan izin dan kesempatan dalam penelitian.

7. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak H. Arsen dan Ibu Hj. Baenah yang telah memberikan dukungan materil dan moril kepada penulis.

8. Kakakku Musadad, S.Pd.I, Nurpiyah A.Ma. Pd, Paridah, Azis Muslim, Deden Suprihatin, S.Sos dan Nengsih A. Ma. Pd. dan adikku Nurijah, S.Pd yang telah memberikan dukungan moril dan memberikan semangat kepada penulis.

9. Rekan-rekan mahasiswa kelas C dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

10. Guru-guru SDN Kertajaya 02 yang telah memberikan dukungan dalam proses penelitian yang dilakukan di sekolah tersebut.

Semoga dukungan, bantuan dan kontribusi yang diberikan kepada penulis membuahkan karya yang bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membacanya.

Jakarta, 21 April 2017 Penulis

Masumah

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa Sekolah Dasar dalam bidang akademis. Selain itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat diperlukan untuk melanjutkan belajar ke sekolah yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan bakat, minat, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Misalnya dengan mata pelajaran IPA dapat melatih keterampilan anak untuk berpikir secara kreatif dan inovatif. IPA merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam mengembangkan daya cipta dan minat siswa secara dini kepada alam sekitarnya. Adapun arti dari pendidikan adalah “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui up 1 aya pengajaran dan pelatihan.” Sehubungan dengan hal tersebut di atas jelas bahwa pengajaran IPA

menunjang kemajuan perkembangan teknologi. Keberhasilan pengajaran IPA ditentukan oleh berbagai hal, antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran IPA yang terdapat pada kurikulum. Siswa sebagai objek pengajaran, memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang cerdas, ada pula yang kurang. Untuk itu guru harus pandai dalam menyampaikan materi kepada siswa karena keragaman yang ada pada siswa.

Hasil belajar siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor pada pembelajaran IPA di bawah KKM 70. Dari 28 siswa kelas IV SDN Kertajaya

02 Rumpin Bogor, 19 siswa mendapat nilai di bawah KKM, sedangkan hanya 9 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Data diperoleh dari daftar nilai ulangan harian yang dilakukan oleh guru pada awal semester ganjil tahun

1 Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 326.

pelajaran 2016/2017. Berdasarkan observasi, hal ini disebabkan karena keterlibatan siswa secara langsung dalam pembelajaran sangat minim sehingga siswa tidak memahami materi yang diajarkan. Di samping itu, siswa tidak antusias dan tertarik pada materi karena guru menggunakan metode konvensional dalam mengajar.

Pembelajaran dengan metode konvensional tak lebih dari transfer ilmu guru kepada murid di dalam kelas melalui komunikasi satu arah. Murid hanya menjadi obyek pasif yang mempunyai kewajiban untuk menghafal catatan yang telah diberikan guru supaya bisa menjawab soal-soal yang nantinya akan diujikan.

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demontrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan

memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. 2

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi di atas dan didukung oleh referensi studi dan penelitian, maka peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV menerapkan metode pengajaran demonstrasi dalam sebuah penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengantisipasi masalah tersebut, yang sekaligus mengurangi cara belajar konvensional yang sering digunakan dalam belajar mengajar IPA. Besar harapan penulis dalam pembelajaran tentang hantaran panas pada benda menggunakan metode demonstrasi dapat menarik minat belajar siswa dalam pembelajaran sehingga tujuan yang diharapkan yaitu hasil belajar IPA tentang hantaran panas pada benda dapat meningkat.

Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa

Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Gaya ”.

2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, cetakan keempat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 90.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi area dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran IPA di kelas IV. Untuk fokus penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar sebagian besar siswa pada materi IPA di bawah KKM 70.

2. Keterlibatan siswa dalam PBM masih sangat minim sehingga siswa tidak memahami materi yang diajarkan.

3. Proses pembelajaran IPA dirasa masih kurang menarik bagi siswa sehingga berakibat kurang optimalnya hasil pembelajaran.

4. Guru menggunakan metode konvensional dalam mengajar.

C. Pembatasan Masalah Penelitian

Agar masalah tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian yaitu:

1. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar ipa pada konsep gaya

2. Sekolah yang digunakan pada penelitian ini adalah SDN Kertajaya 02 kelas IV, yang beralamat di Kecamatan rumpin kab. Bogor.

3. Hasil belajar kognitif jenjang C1-C2-C3

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan permasalahannya sebagai berikut: “Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya kelas IV di SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor ?”

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa melalui penggunaan metode demonstrasi.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis yang akan diperoleh adalah:

1. Mendapatkan teori/pengetahuan dan pengalaman baru yang relevan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPA.

2. Sebagai dasar untuk mengembangkan dan melaksanakan penelitian lebih lanjut, baik untuk diri sendiri maupun guru kelas. Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti

Bagi perseorangan atau institusi, seperti diuraikan berikut ini:

1. Bagi Siswa

a. Untuk meningkatkan daya tarik siswa dalam mempelajari IPA

b. Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran IPA.

c. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA tentang Gaya.

d. Mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan memuaskan.

e. Untuk melatih kerja sama dalam memecahkan masalah.

2. Bagi guru

a. Memberikan manfaat kepada guru dalam rangka mengembangkan dan memperbaharui cara mengajarnya untuk meningkatkan perhatian siswa.

b. Sebagai masukan bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

c. Menemukan suatu strategi untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang gaya.

3. Bagi Kepala Sekolah

a. Sebagai masukan dalam rangka memotivasi para guru untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

b. Sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk meningkatkan mutu sekolah

c. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan nilai KKM.

4. Bagi Peneliti Dapat digunakan sebagai bahan rujukan yang dapat memberikan manfaat dalam memperkuat landasan teori yang dibutuhkan dalam penelitiannya.

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir,

merasa, maupun dalam bertindak. 1 Menurut Slameto “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 2 ”

Sedangkan menurut Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang

setelah melakukan aktifitas tertentu.Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya. Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang di perolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan

baik. 3

Sedangkan menurut Masitoh dan Laksmi Dewi “belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang di lakukan sehingga membuat suatu perubahan perilaku yang

berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor 4 ”. Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang di maksud dengan belajar,

terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi :

1) Hilgard dan Bower , mengemukakan: “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan

1 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), h.4

2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h.2

3 Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.6.

4 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam 2009), h. 3 4 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam 2009), h. 3

2) Gagne , menyatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”

3) Morgan , mengemukakan: “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalam an.”

4) Witherington , mengemukakan: “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi

yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.” 5

Dari definisi-definisi tersebut di atas, ada beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu : Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.

Dalam perspektif keagamaan belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat

kehidupan. 6 Hal ini dinyatakan dalam surat Mujadalah : 11 yang berbunyi :

Artinya: “….niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang - orang beriman dan berilmu”.

Dari definisi-definisi yang telah diungkapkan di atas peneliti berpendapat belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan memiliki tujuan.

b. Ciri Khas perilaku belajar yaitu :

Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan perilaku yang spesifik. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah :

1) Perubahan Intensional

2) Perubahan Positif dan Aktif

5 M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.84. 6 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.62.

3) 7 Perubahan Efektif dan Fungsional

c. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar dapat di susun oleh calon guru atau pembimbing dengan prinsip yang dapat di laksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individu. Susunan prinsip-prinsip belajar tersebut adalah : 1. Berdasarkan prasarat yang di perlukan untuk belajar, 2. Sesuai hakekat belajar dan yang ke-3 sesuai dengan materi/bahan yang harus dipelajari.

1) Berdasarkan prasarat yang di perlukan untuk belajar

a) Dalam belajar setiap siswa harus di usahakan partisipasi aktif, meningkatkan dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional;

b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;

c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif;

d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2) Sesuai hakekat belajar

a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya;

b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;

c) Belajar adalah proses kontinguitas, (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang di harapkan. Stimulasi yang di berikan menimbulkan respon yang di harapkan.

3) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;

2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.

4) Syarat keberhasilan belajar

1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;

2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa. 8

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Di dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar dapat di lihat dari

7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 116

8 Slameto, op.cit. h.27-28 8 Slameto, op.cit. h.27-28

Secara sederhana, yang di maksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang di kehendaki dapat di ketahui melalui evaluasi.

b. Macam-macam Hasil Belajar

1) Pemahaman konsep Pemahaman menurut bloom diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.

2) Keterampilan Proses Usman dan setiawan mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

3) Sikap

Menurut lange dalam azwar sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik,. 9

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Keberhasilan belajar sangat di pengaruh oleh beberapa faktor.Faktor- Faktor tersebut dapat di kelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern).

1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar di antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa.

2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, meyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan

9 Ahmad Susanto, op.cit, h.5-11.

keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. 10

3. Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Demonstrasi berarti pertunjukan atau peragaan. Dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan pertunjukan sesuatu proses, berkenaan dengan materi pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan baik oleh guru maupun orang luar yang diundang ke kelas. Proses yang didemonstrasikan

diambil dari obyek yang sebenarnya. 11 Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau

prosedur yang dilakukan. 12 Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau

cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Melalui metode demonstrasi guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah di terima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah.

Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Peran penggunaan metode demonstrasi mampu mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima. Oleh karena itu dalam merancang proses belajar hendaknya dipilih metode yang benar-benar efektif dan efisien atau merancang metode sendiri sehingga dapat menyampaikan pesan pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari siswa.

Metode yang di maksud dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi.

10 Ibid , h. 12 11 Zakiah Daradjat, metodik khusus pengajaran agama islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

h.296. 12 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h.162.

Metode demonstrasi mempunyai kemampuan atau potensi mengatasi kekurangan- kekurangan guru, metode demonstrasi mampu menyampaikan meteri secara jelas dan mudah di pahami siswa.Dengan demikian penggunan metode demonstrasi dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan. Dari hal tersebut maka proses belajar akan efektif dan prestasi belajar siswa akan meningkat.

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertujukan kepada siswa tentang suatu proses,situasi atau benda tertentu,baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan

inkuiri. 13

Dari definisi- definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah cara-cara guru dalam mengajar dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, kejadian, urutan melakukan suatu kegiatan atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya maupun tiruan melalui penggunaan berbagai macam media yang relevan dengan pokok bahasan untuk memudahkan siswa agar kreatif dalam memahami materi.

Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk:

1) Memberikan ketrampilan tertentu

2) Penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas

3) Menghindari verbalisme, menbantu peserta didik dalam memahami dengan jelas, jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik. Metode demonstrasi bertujuan untuk memberikan gambaran atau memperlihatkan suatu proses terjadinya suatu peristiwa sesuai dengan materi ajar agar peserta didik dengan mudah untuk memahaminya.

b. Kelebihan dan kelemahan Metode Demonstrasi

1) Kelebihan Metode Demonstrasi

a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan

13 Wina Sanjaya, Strategi Pembeljaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta, Kencana, 2010), h.152.

pelajaran yang dijelaskan.

b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan anatara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

2) Kelemahan Metode Demonstrasi

a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.

b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih

professional. 14

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah Dasar. Mata Pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini di anggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. IPA berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan pada prinsipnya mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami siswa untuk memahami alam

14 Ibid, h. 152-153 14 Ibid, h. 152-153

pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa di paksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa di tuntut untuk memahami informasi yang di peroleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini juga menimpa pada pembelajaran IPA, yang memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran sains disekolah dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional.

Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan di jelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam Bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga

bagian, yaitu : ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap. 16 Pertama, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan sebagai

produk, yaitu kumpulin hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain : fakta-fakta, prinsip,hukum,dan teori-teori IPA.

Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dan menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuwan.

Ketiga, ilmu pengetahuan sebagai sikap. Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan sikap yang harus di miliki oleh seorang ilmuwan dalam melakukan penelitian dan mengkomunikasikan hasil

penelitiannya. 17

b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI

Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa :

15 Budi Setyawan, http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/10/hakekat-pembelajaran-ipa-di- sd.html diunduh 24/2/2016

16 Ahmad Susanto, Op.Cit, h. 165. 17 Ibid ., h.165-169.

1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap saint, teknologi, dan masyarakat. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep saint yang

akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya saint dalam kehidupan sehari-hari.

4) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman di bidang pengajaran lain.

5) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari.

c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD/MI

Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1) Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran.

2) Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak,getaran dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya

d. Gaya

1) PengertianGaya

Gaya sering diartikan sebagai dorongan atau tarikan. Bila kita menarik atau mendorong suatu benda, maka berarti kita memberikan gaya pada benda tersebut. Untuk melakukan suatu gaya, diperlukan tenaga. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Gaya ada yang kuat dan ada yang lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut dinamometer. Satuan gaya dinyatakan dalm Newton (N). Gaya dapat mempengaruhi gerak dan bentuk benda.

2) Macam – macam Gaya

a) Gaya otot

Adalah gaya yang ditimbulkan oleh otot. Misalnya, tangan mengangkat buku, orang mendorong meja, dan kuda menarik delman,

b) Gaya Magnet Adalah gaya yang dihasilkan oleh magnet. Benda magnet akan menarik benda logam. Magnet berasal dari kata Magnesia yaitu tempat orang Yunani menemukan sifat magnet yang terdapat dalam batu-batuan yang dapat menarik logam, misalnya magnet yang terdapat pada pintu kulkas, alat pengumpul sampah besi, dan penutup tempat pensil.

c) Gaya Gesek Adalah gaya yang timbul akibat gesekan dua benda. Gaya gesek adalah gaya yang menahan gerak benda agar benda itu dapat berhenti bergerak. Besar kecilnya gaya gesek dipengaruhi oleh kasar licinnya permukaan benda yang bergesekan. Makin halus/licin permukaan gaya gesek semakin kecil. Makin kasar permukaan gaya gesek semakin besar Misalnya, karet rem yang bergesekan dengan pelek seperti kayuh, amplas dengan kayu, dn ban mobil dengan permukaan jalan.

d) Gaya Pegas Adalah gaya yang dihasilkan oleh benda elastis atau lentur. Misalnya, tali ketapel, tali busur panah, dan pegas.

e) Gaya Gravitasi Adalah gaya tarik dari pusat bumi. Gaya Gravitasi adalah gaya yang menarik semua benda baik benda hidup maupun benda tidak hidup ke arah pusat bumi.Gaya gravitasi bumi menyebabkan semua benda di Bumi mempunyai berat. Gaya gravitasi bumi disebut juga gaya berat, yaitu gaya yang dimiliki suatu

benda terhadap pusat bumi. 18 Contoh: daun berguguran dari pohon, buah yang telah masak jatuh ke tanah, dan penerjun payung. Benda-benda yang mengalami

tarikan gaya gravitasi bumi akan bergerak jatuh ke tanah. Gerak jatuh akan semakin cepat bila benda semakin dekat dengan tanah. Setelah benda mencapai tanah, gaya gravitasi tetap bekerja sehingga benda tetap berada pada tempatnya.Akibat tidak adanya gaya gravitasi semua makhluk hidup dan makhluk tak hidup akan melayang-layang di angkasa.

3) Pengaruh Gaya terhadap Gerak dan Bentuk Benda

18 Jumali, dkk, Kreatif Ilmu Pengatahuan Alam Kelas 4 untuk Sekolah Dasar, (Jakarta: Duta, 2013), h.94-95.

Gaya dapat menyebabkan benda bergerak, gaya dapat menambah kecepatan benda, dan gaya dapat mengurangi kecepatan benda. Gaya dapatmenyebabkan kedudukan benda berubah atau gaya dapat menyebabkan benda yang tadinya diam menjadi bergerak.

a. Gaya Menggerakkan Benda Diam Benda diam akan bergerak jika diberi gaya. Contohnya, bola akan

melambung ke udara jika tendang. Lemari akan bergeser jika kita dorong. Sepeda akan berjalan jika kita kayuh. Batu akan bergerak jika kita lempar.

b. Gaya Membuat Benda Bergerak Menjadi Diam Contoh benda yang bergerak adalah sepeda yang dikayuh, sepeda motor yang

sedang bergerak, kelereng yang menggelinding dan sebagainya. Benda yang bergerak tersebut dapat berhenti jika diberi gaya. Sepeda yang bergerak akan berhenti jika direm. Sepeda motor yang sedang bergerak akan berhenti jika direm. Kelereng yang menggelinding akan berhenti jika kita tahan dengan tangan atau kaki. Mengerem sepeda dan sepeda motor termasuk bentuk gaya. Begitu pula dengan menahan kelereng dengan tangan juga termasuk bentuk gaya, dengan demikian, gaya dapat membuat benda bergerak menjadi diam.

c. Gaya Mengubah Kecepatan Benda Perhatikan mobil yang sedang bergerak! Jika kamu amati, kecepatan mobil

tersebut tidak akan sama. Kamu bisa melihatnya pada spidometer. Gerak mobil terkadang cepat dan terkadang lambat. Apakah yang menyebabkan kecepatan mobil tersebut berubah-ubah? Ketika jalan lengang, pengemudi akan menginjak gasnya, akibatnya, mobil akan melaju kencang. Namun, ketika ada mobil yang lain didepannya, pengemudi akan menginjak rem. Akibatnya, laju mobil akan melambat. Injakan gas dan injakan rem termasuk bentuk gaya. Oleh karena itu, gaya dapat mempengaruhi kecepatan benda.

d. Gaya Mengubah Arah Gerak Benda Sepeda tidak hanya dapat berjalan lurus, sepeda dapat kita belokkan ke arah

yang dibutuhkan. Jika ingin mengubah arah sepeda, kita cukup membelokkan setangnya. Hasilnya, arah sepeda akan berubah. Begitu juga dengan orang yang bermain bola. Bola tidak hanya bergerak ke satu arah. Namun, arah gerak bola tidak dapat berubah dengan sendirinya. Arah gerak bola harus diubah oleh yang dibutuhkan. Jika ingin mengubah arah sepeda, kita cukup membelokkan setangnya. Hasilnya, arah sepeda akan berubah. Begitu juga dengan orang yang bermain bola. Bola tidak hanya bergerak ke satu arah. Namun, arah gerak bola tidak dapat berubah dengan sendirinya. Arah gerak bola harus diubah oleh

e. Gaya Dapat Mengubah Bentuk Benda Gaya dapat mengubah bentuk suatu benda yang terjadi pada karet gelang

yang semula berbentuk lingkaran berubah bentuk ketika ditarik. Kayu yang semula berbentuk gelondong bisa diubah menjadi berbagai bentuk. Ada yang menjadi meja, kursi, mobil-mobilan, patung, dan sebagainya. Tarikan pada karet gelang dan pahatan pada kayu termasuk bentuk gaya. Dengan demikian, terbukti bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda.

f. Gaya Dapat Mempengaruhi Keadaan Benda di dalam Air Di dalam air terdapat suatu gaya yng disebut gaya tekan ke atas. Gaya ini menyebabkan benda bisa mengapung di permukaan. Benda yang masuk ke dalam air akan dikenai gaya tekan ke atas, sehingga benda muncul kembali ke permukaan. Itulah sebabnya, ketika berenang kita tidak akan ke dasar kolam, melainkan berada di permukaan air. Namun gaya tekan ke atas dipengaruhi oleh luas permukaan benda. Benda yang permukaannya lebar mendapat banyak gaya tekan ke atas. Akibatnya benda itu akan tenggelam. Inilah penyebab batu tenggelam ketika dilempar ke dalam air. Hal ini karena batu memiliki luas permukaan yang kecil. Keadaan benda di dalam air di pengaruhi oleh gaya tekan ke atas dan berat benda.

a. Jika gaya tekan ke atas lebih besar dari berat benda, maka benda akan terapung.

b. Jika gaya tekan ke atas sama dengan berat benda, maka benda akan melayang.

c. Jika gaya tekan ke atas lebih kecil dari berat benda, maka benda akan tenggelam.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh ST Rusiah dengan skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Demonstrasi Pada

Materi Bangun Ruang dan Hubungan Antar Bangun Datar” 19 Penelitian Tindakan

19 ST Rusiah, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Bangun Ruang Dan Hubungan Antar Bangun Datar ” PenelitianTindakan Kelas di Kelas IV MI Assyairiyah Attahiriyah, Skripsi S1 UIN Jakarta, 2012, h.77.

Kelas di kelas IV MI Assyairiyah Attahiriyah Tahun Pelajaran 2011/2012, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: proses pembelajaran melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar dari sebelum siklus ke siklus I meningkat sebesar 10,69%. Hasil belajar dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 4,40%. Secara keseluruhan terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 15,09%. Hasil belajar dari awal sampai dengan akhir siklus II, dengan tingkat ketuntasan (pencapaian KKM) pada tes sebelum sikus sebesar 50% (18 orang), pada siklus I yang sudah mencapai nilai KKM 88,88% (32 orang), dan pada siklus II meningkat menjadi 100% telah mencapai nilai yang ditetapkan yaitu 70.

Penelitian yang dilakukan Agus Andriyanto dengan judul skripsi “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat-sifat Cahaya Melalui

Metode Demonstrasi di Kelas V SDN 5 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo 20 ” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Hasil penelitian

menunjukan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada pembelajaran siklus I diperoleh data dari 34 orang siswa. Siswa yang belum tuntas ada 13 orang siswa atau 38.23% dan yang tuntas ada 21 orang siswa atau 61.77%. sedangkan pada siklus II meningkat dimana siswa yang belum tuntas ada 3 orang siswa atau 8.82% dan yang sudah tuntas menjadi 31 orang siswa atau 91.18%. dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka penulis menyampaikan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi hasil belajar siswa di kelas V SDN 5 Telaga Kab Gorontalo tentang sifat-sifat cahaya mengalami peningkatan .

Penelitian yang dilakukan oleh Wahdania dengan judul skripsi “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 9 Mamboro Pada Mata

Pelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi” 21 , dapat ditarik kesimpulan: Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, peningkatan tersebut dapat dilihat pada siklus Isiswa yang tuntas sebanyak 10 orang, persentase tuntas klasikal mencapai 58,82 %dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu siswa yang tuntas sebanyak 16 orangatau presentase ketuntasan klasikal mencapai 94,11%. Bila dilihat dari aspek

20 Agus Andriyanto, Djotin dan Meylan, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat-sifat Cahaya Melalui Metode Demonstrasi di Kelas V SDN 5 Telaga Kecamatan Telaga

Kabupaten Gorontalo ”Jurnal Penelitian Tindakan Kelas (kim.ung.Ac.id/index.php /KIMPIF/…4324, 2013), h.13. 21 Wahdania, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 9 Mamboro Pada Mata Pelajaran

Demonstrasi ”Jurnal Penelitian Tindakan Kelas (jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE/article), h.12.

IPA Melalui

Metode Metode

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh kerangka pikir bahwa kondisi awal pembelajaran IPA kelas IVSDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor lebih banyak berpusat kepada guru, guru lebih banyak berceramah. Siswa hanya sebagai pendengar, kondisi seperti ini mengakibatkan siswa merasa bosan dan enggan belajar IPA. Dengan kondisi awal seperti ini kemudian peneliti akan melaksanakan suatu tindakan untuk mengatasinya. Peneliti akan menerapkan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran IPA.

Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti, diharapkan mencapai kondisi akhir, yaitu hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor dapat meningkat. Melalui metode demonstrasi, diharapkan siswa lebih senang dan tertarik untuk belajar IPA, sehingga hasil belajarnya diduga akan meningkat.

Hasil belajar siswa

KONDISI metode

masih rendah

ceramah

AWAL

SIKLUS I Menggunakan metode

Menerapkan metode

demonstrasi dengan

TINDAKAN demonstrasi

kelompok

SIKLUS II

Menggunakan metode

demonstrasi secara

kelompok dengan

bimbingan guru.

Diharapkan melaluimetode

demonstrasi dapat

meningkatkan

KONDISI

AKHIR keaktifan, kreatifitas,

kerjasama dan hasil

belajar siswa dalam

pelajaran IPA tentang

gaya.

Gambar.2.1 Skema Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian dalam landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut: jika pembelajaran dengan metode demonstrasi diterapkan dalam mata pelajaran IPA, maka dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelas IV SDN Kertajaya 02 yang beralamat di Kp. Bababakan Ds. Kertajaya Kec. Rumpin Kab. Bogor. Alasan penulis mengadakan penelitian di lembaga tersebut adalah : sebagai tempat penulis menjalankan aktivitas sebagai guru mata pelajaran sehingga penulis mengetahui kondisi sekolah tersebut, kurangnya minat siswa untuk belajar IPA. Berdasarkan pengamatan kondisi sekolah tersebut, maka penulis tertarik untuk memeberikan kontribusi untuk meningkatkan mutu pembelajaran bagi siswa di SDN Kertajaya 02.Adapaun Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2016.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.

Wibawa dan arikunta mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Menurut Wiriaatmadja penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka

sendiri. 1 Metode ini dipilih didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti adalah seorang guru. Sebagai seorang guru peneliti sangat berkeinginan

memperbaiki kualitas hasil belajar IPA peserta didik khususnya di SDN

1 Tukiran Taniredja, Irma Pujiati dan Nyata, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Alfabeta, 2011) h. 15-16

Kertajaya 02 Rumpin Bogor, sekolah dimana peneliti melaksanakan tugas sehari-hari.

Penelitian yang dilakukan terdiri dari empat tahapan, yaitu:

a. Perencanaan (Planning).