KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DAN BIMBINGAN GURU TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK PADA TAMAN KANAK-KANAK: Studi Analisis Deskriptif Pada Taman Kanak- Kanak Di Kota Pekanbaru-Riau.

(1)

vii

Halaman

PERNYATAAN………... i

KATA PENGANTAR……… ii

UCAPAN TERIMAKASIH………....……….. iv

ABSTRAK...………. vi

DAFTAR ISI……….. vii

DAFTAR TABEL……….. x

BAB I PENDAHULUAN………... 1

A. LatarBelakangMasalah………... 1

B. Identifikasi Masalah………. 5

C. RumusanMasalah... 7

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian………. 8

F. Asumsi...……….... 9

G. Hipotesis... 10

H. Definisi Operasional Variabel... 12

I. Metode dan Lokasi Penelitian... 13

BAB II POLA ASUH ORANG TUA, BIMBINGAN GURU DAN PERILAKU SOSIAL ANAK ... 15

A. Perkembangan Perilaku Sosial Anak Usia Dini... 15

1. Pengertian Anak Usia Dini... 15

2. Perkembangan Anak Usia Dini…... 17


(2)

viii

2. Pola Perilaku Sosial... 33

3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial anak... 36

C. Pola Asuh Orang Tua Terhadap perkembangan Perilaku Sosial anak... 43

1. Pengertian Pola Auh Orang Tua... 43

2. Penglompokan Pola asuh Orang tua ... 46

D. Bimbingan Guru Terhadap Perilaku Sosial di Taman kanak-kanak……….……. 54

1. Pengertian Bimbingan... 54

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan di Taman Kanak-kanak... 55

3. Prinsip-prinsip Bimbingan di Taman Kanak-Kanak... 60

4. Ruang Lingkup bimbingan Taman Kanak-kanak ... 61

5. Pendekatan Bimbingan di Taman Kanak-Kanak... 64

6. Pendekatan Bimbingan di Taman Kanak-Kanak... 64

E. Penelitian Terdahulu……….. 74

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian... 76

B. Lokasi dan Subjek Penelitian... 77

C. Populasi dan Sampel... 77

D. Instrumen Penelitian... 87

E. Skala Nilai... 91

F. Teknik Pengumpulan Data /Prosedur Penelitian... 92


(3)

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.………... 98

B. Pembahasan ………... 129

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan... 154

B. Rekomendasi ………...………… 157

DAFTAR PUSTAKA……… 160


(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa. Anak tidak akan pernah berhenti belajar karena mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0 sampai 8 tahun NAEYC (1991). Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang kehidupan manusia (Berk, dalam Sujiono, 2007).

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan dari anak lahir sampai usia delapan tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (kordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosioemosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan


(5)

dan tahapan perkembangan yang dilalui oleh anak.

Tujuan pendidikan anak usia dini adalah membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis dan kompetitif.

Untuk mengoptimalkan pencapaian tugas-tugas perkembangan anak, maka perlu adanya rancangan kurikulum yang tepat bagi setiap jenjang pendidikan. Rancangan kurikulum pembelajaran jenjang sekolah dasar merupakan rangakaian yang dimulai di TK. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman bagaimana perubahan perkembangan yang memberikan kesempatan pada anak untuk menggunakan lebih banyak pengalaman alami dan proses berpikir yang lengkap. Sehingga penting bagi guru untuk memahami lebih dalam bagaimana membantu kemajuan perkembangan mereka dengan menggunakan strategi pembelajaran yang baik. Guru perlu mendesain kurikulum yang dapat menyesuaikan perbedaan perkembangan individu untuk menjamin keberhasilan semua siswa. Dalam uraian ini akan mengungkap bagaimana menyediakan keseimbangan antara pembelajaran sistematis yang terpadu, atau kurikulum tematik.

Melalui proses interaksi sosial tersebutlah seorang anak akan memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan perilaku-perilaku penting yang diperlukan dalam partisipasinya di masyarakat kelak; dikenal juga dengan sosialisasi. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Zanden (1986), bahwa kita terlahir bukan sebagai manusia, dan baru akan menjadi manusia hanya jika melalui proses interaksi dengan orang lain. Artinya, sosialisasi merupakan suatu cara untuk


(6)

membuat seseorang menjadi manusia (human) atau untuk menjadi mahluk sosial yang sesungguhnya (social human being).

Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam pikirannya.

Anak merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan psikolog tidak terlepas dari pembinaan dan pendidikan orang tua, masyarakat dan lembaga pendidikan. Perlakuan orang tua dalam mengasuh anak sangat mempengaruhi pembentukan prilaku anak, karena dari perlakuan orang tua ini mendapat kesan-kesan yang akan membentuk perilaku sosialnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hoffman (1970: 130)’’…bahwa perlakuan orang tua dalam pengasuhan anak sangat menentukan perilaku anak menjadi prososial atau anti sosial’’.

Menurut Hurlock (Syamsu Yusuf LN, 2000: 49) pola perlakuan orang tua dalam membimbing anak dapat berupa: “(1) terlalu melindungi (overprotection), (2) pembolehan (permissiveness), (3) penolakan (rejection), (4) penerimaan (acceptance), (5) dominasi (domination), (6) penyerahan (submission), (7) terlalu disiplin (over discipline)’’.

Salah satu program pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal adalah taman kanak-kanak. Aspek-aspek pengembangan yang dikembangakan dalam proses pembelajaran di taman kanak-kanak terdiri dari: “(a) pengembangan moral dan nilai-nilai agama, (b) pengembangan fisik, (c)


(7)

pengembangan bahasa, (d) pengembangan kognitif, (e) pengembangan sosial emosional, dan (f) pengembangan seni’’. (Depdiknas, 2002: 10). Dalam pengembangan aspek-aspek tersebut cenderung anak diharapkan pada masalah pribadi yang akan berdampak pada perilaku sosial.

Pola perilaku sosial anak menurut Hurlock (1980: 118) yaitu: “(a) meniru, (b) persaingan, (c) kerjasama, (d) simpati, (e) empati, (f) dukungan sosial, (g) membagi, dan (h) perilaku akrab’’.

Pada perilaku sosial anak usia dini sudah nampak di taman kanak-kanak, karena mereka sudah mulai berinteraksi dengan teman sebayanya. Apabila anak usia dini tersebut dibimbing dan diarahkan oleh guru dan orang tua secara terus-menerus dan sistematis maka anak tersebut dapat berkembang sesuai dengan tanda-tanda perkembangan. Tanda-tanda perkembangan perilaku sosial anak usia dini ada beberapa tahapan, yaitu: “(a) anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah, (b) sedikit-demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada aturan, (3) anak mulai menyadari hak dan kepentingan orang lain, (4) anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman sebaya’’. (Syamsu Yusuf LN, 2000: 171).

Pengaruh paling besar selama perkembangan anak pada lima tahun pertama kehidupannya terjadi dalam keluarga. Orang tua, khususnya ibu mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak, walaupun kualitas kodrati dan kemauan anak akan ikut menentukan proses perkembangannya. Sedang kepribadian orang tua sangat besar pengaruhnya pada pembentukan pribadi anak. Lingkungan sangat berperan penting dalam mewujudkan kepribadian anak,


(8)

khususnya lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga adalah sebuah tempat awal kehidupan bagi setiap manusia. Agama pun menjelaskan dalam hadis-hadisnya yang meriwayatkan pentingnya pengaruh keluarga dalam pendidikan anak dalam beberapa masalah seperti masalah aqidah, budaya, norma, emosional dan sebaginya. Keluarga sebagai tempat yang menyiapkan sarana pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain, kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya.

Bimbingan yang dilakukan pada anak usia dini di taman kanak-kanak diintergrasikan dalam kegian proses pembelajaran melalui aspek pengembangan moral dan nilai-nilai agama, fisik, bahasa, kognitif, sosial emosional dan aspek pengembangan seni.

Agar permasalahan-permasalahan sosial yang dihadapi anak usia dini di taman kanak-kanak dapat memenuhi tugas perkembangan secara optimal, maka perlu bimbingan dari orang tua dan guru secara berkesinambungan. Untuk mengetahui berbagai data di lapangan maka dalam ini, peneliti akan mencoba mengadakan penelitian tentang kontribusi polah asuh orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku sosial anak pada taman kanak-kanak sekota Pekanbaru.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Sebagai makhluk sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayatnya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan relasi interpersonal. Dalam relasi interpersonal itu ditandai dengan


(9)

berbagai aktivitas tertentu, baik aktivitas yang dihasilkan berdasarkan naluriah semata atau justru melalui proses pembelajaran tertentu. Berbagai aktivitas individu dalam relasi interpersonal ini biasa disebut perilaku sosial. Dengan dasar pertimbangan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Kontribusi Pola Asuh Orang Tua dan Bimbingan Guru terhadap Perilaku Sosial Anak pada Taman Kanak-kanak” dengan identifikasi permasalahan yang diangkat sebagai berikut:

1. Anak merupakan salah satu sasaran utama dalam kegiatan pendidikan atau pembelajaran pada berbagai satuan, jenis dan jenjang pendidikan. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan harus diperhatikan berbagai aspek/dimensi, tahapan dan karakteristik perkembangan anak yang menjadi subjek didik. 2. Psikososial berkaitan dengan perubahan-perubahan emosi dan identitas

pribadi individu, yaitu bagaimana seseorang berhubungan dengan keluarga, teman-teman dan guru-gurunya. Ketiga domain tersebut pada kenyataannya saling berhubungan dan saling berpengaruh.

3. Melalui pelakssanaan bimbingan guru dan orang tua dapat lebih mudah menjangkau/menangani/membatu anak-anak dalam berperilaku sosial anak pada taman kanak-kanak.

4. Dalam perilaku sosial anak, pola asuh orang tua dan bimbingan guru sangat diperlukan.


(10)

C. Perumusan Masalah Penelitian

Masa anak usia dini merupakan masa keemasan yang harus di manfaatkan dengan memberikan kesempatan pada anak untuk dapat berkembang secara optimal. Hasil penelitin ini diharapkan dapat menjadi masukan sejauh mana pemahaman guru TK dan orang tua tetang perilaku sosial anak usia dini.

Dari masalah yang telah dirumuskan maka pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran empiris pola asuh orang tua, bimbingan guru dan perilaku sosial anak pada Taman Kanak-Kanak di Kota Pekanbaru?

2. Seberapa besar kontribusi pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial anak pada Taman Kanak-Kanak di Kota Pekanbaru?

3. Seberapa besar kontribusi bimbingan guru terhadap perilaku sosial anak pada Taman Kanak-Kanak di Kota Pekanbaru?

4. Seberapa besar kontribusi pola asuh orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku sosial anak pada Taman Kanak-Kanak di Kota Pekanbaru?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran empiris pola asuh orang tua, bimbingan guru dan perilaku sosial anak pada taman kanak-kanak di kota Pekanbaru


(11)

2. Mendeskripsikan dan menganalisis besaran kontribusi pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial anak pada taman kanak-kanak sekota Pekanbaru.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis besaran kontribusi bimbingan guru

terhadap perilaku sosial anak pada taman kanak-kanak sekota Pekanbaru.

4. Mendeskripsikan dan menganalisis basaran kontribusi pola asuh orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku sosial anak pada taman kanak-kanak sekota Pekanbaru.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian berikut memiliki manfaat praktis yang diharapkan dapat berguna bagi:

1. Sebagai bahan informasi agar membantu guru-guru pada taman kanak-kanak di kota Pekanbaru dalam perilaku sosial anak, dan beberapa faktor yang lebih dominan mempengaruhinya. Dengan pemahaman tersebut, guru-guru diharapkan dapat memberikan bantuan yang lebih berarti bagi anak.

2. Bermanfaat untuk meningkatkan mutu bimbingan yang digunakan oleh guru pada taman kanak-kanak di kota Pekanbaru dalam upaya mencapai terhadap perilaku sosial yang optimal pada taman kanak-kanak.


(12)

F. Asumsi

Asumsi atau anggapan dasar dan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut.

1. Keluarga yang dilandasi kasih sayang sangat penting bagi anak supaya anak dapat mengembangkan tingkah laku sosial yang baik. Bila kasih sayang tersebut tidak ada, maka seringkali anak akan mengalami kesulitan dalam hubungan sosial, dan kesulitan ini akan mengakibatkan berbagai macam kelainan tingkah laku sebagai upaya kompensasi dari anak. Sebenarnya, setiap orang tua itu menyayangi anaknya, akan tetapi manivestasi dari rasa sayang itu berbeda-beda dalam penerapannya; perbedaan itu akan nampak dalam pola asuh yang diterapkan (Melly, 1986: 6).

2. Perkembangan karakter dan perilaku sosial anak di masa yang akan datang dapat dipengaruhi oleh hubungan antara orang tua dengan anak tersebut. Oleh karena itu, cobalah orang tua memahami perasaan dan kebutuhan anak sejak dini. Sebab, hubungan yang terikat dengan baik, penuh pengertian, kehangatan diantara orang tua dan anak akan mampu membuat anak hidup percaya diri dan merasa aman ketika sedang 'menyelami dunia' (Herold, 2006).

3. Bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan (Surya, 1988: 112).

4. Anak pada dasarnya berpembawaan baik (inner goodness). Artinya, secara bawaan, kecendrungan perkembangan anak itu mengarah kepada suatu


(13)

kehidupan yang baik, dan pada dasarnya anak memiliki kemampuan untuk mencipta dan berkeasi (Solehuddin, 1997: 27).

G. Hipotesis

Nazir (2005:151) menyatakan bahwa hipitesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan peneltian, yang kebenarannya harus diuji secara impiris. Rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2005: 70). Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi pola asuh orang tua yang positif dan signifikan terhadap perilaku sosial anak pada taman kanak-kanak sekota Pekanbaru. 2. Terdapat kontribusi bimbingan guru yang positif dan signifikan terhadap

perilaku sosial anak upada taman kanak-kanak sekota Pekanbaru.

3. Terdapat kontribusi pola asuh orang tua dan bimbingan guru secara bersama-sama yang positif dan signifikan terhadap perilaku sosial anak pada taman kanak-kanak sekota Pekanbaru.

Hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini akan diperjelas dengan bagan sebagai beriku:


(14)

bar 1.

Gambar 1. 1

Bagan Keterkaitan Variabel Peneliti X1

Pola asuh orang tua

terhadap perilaku

sosial anak memahami perasaan dan kebutuhan anak sejak dini, mepedulikan anak, dan meresponsnya, kehangatan di antara orang tua dan anak, Menanamkan pengetahuan nilai dan

perilaku pada anak.

X2 Bimbingan guru

Membantu anak lebih mengenal dirinya, membantu anak agar dapat mengembangkan potensi yng dimilikinya, membantu anak untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, membantu orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anak sebagai individu

Y Perilaku sosial

anak Meniru, persaingan, kerjasama, simpati, empati, dukungan sosial, membagi,

perilaku akrab rx1y

Rx1x2y


(15)

H. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperjelas arah penelitian dan juga menghindari kemungkinan adanya salah tafsir, maka pelu adanya definisi operasional terhadap beberapa istilahyang penting dipergunakan.

1. Prilaku Sosial Anak

Perilaku sosial adalah tindakan atau perbuatan anak melalui interaksi, komunikasi dengan orang lain atau lingkungannya sehingga terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupannya yang menurut Hurlock (1980: 118) ditunjukkan dengan pola perilaku: a) meniru, b) persaingan, c) kerja sama, d) simpati, e) empati, f) dukungan sosial, g) membagi, dan h) perilaku akrab.

2. Pola Asuh Orang Tua

Menurut Hurlock (Syamsu Yusuf LN, 2000: 49) pola perlakuan orang tua dalam membimbing anak dapat berupa: “(1) terlalu melindungi (overprotection), (2) pembolehan (permissiveness), (3) penolakan (rejection), (4) penerimaan (acceptance), (5) dominasi (domination), (6) penyerahan (submission), (7) terlalu disiplin (over discipline)’’.

3. Bimbingan Guru

Bimbingan di taman kanak-kanak terhadap perilaku sosial yang dimaksud adalah pemberian batuan yang terus-menerus, terarah, dan sistematis oleh guru kepada anak didik dalam rangka memperhatikan kemungkinan adanya hambatan/kesulitan yang dihadapi anak serta memfasilitasi pencapaian tugas-tugas perkembangan anak dalam rangka mencapai perkembangan yang optimal.


(16)

Adapun jenis layanan yang digunakan guru adalah: (1) pemgumpulan data, (2) pemberian informasi, (3) Bimbingan Belajar, (4) bimbingan guru.

Menurut Syaodih (dalam Dewi, 2009: 10) menyimpulkan bimbingan dari beberapa pendapat ahli yaitu bimbingan pada anak usia dini dapat diartikan sebagai upaya bantuan yang dilakukan guru terhadap anak usia dini agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.

I. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan survey dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis akan mendeskripsikan hubungan sebab akibat antara variabel-variabel bebas dan terkait melaui uji statistik. Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan teknik stratified random sampling yang biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Dalam penelitian ini dicari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, dan melakukan prediksi dengan analisis regresi.

Melalui penerapan metode penelitian deskriptif, diharapkan dapat diperoleh informasi yang tepat dan gambaran yang lengkap mengenai permasalahan yang diteliti. Penggunaan metode deskriptif dan statistik inferensial, dengan alasan bahwa metode ini dianggap relevan untuk menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung dengan cara mengukur indikator-indikator variabel penelitian dengan parameter dan teknik pengukur statistik, sehingga diperoleh gambaran data tentang pola hubungan diantara


(17)

variabel-variabel yang diukur. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel kontribusi pola asuh orang tua (X1), kontribusi bimbingan guru (X2) terhadap perkembangan perilaku sosial anak pada taman kanak sekota Pekanbaru (Y).

1. Lokasi, Populasi dan sampel penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di TK sekota Pekanbaru terdiri dari 192 TK yang tersebar di delapan kecamatan dengan rincian sebagai berikut: Kecamatan Pekanbaru kota 6 TK, Sail 8 TK, Senapelan 12 TK Bukitraya 59 TK, Rumbai 21 TK, Sukajadi 18 TK, Limapuluh 17 TK, dan Tampan 51 TK. Dan juga pada guru dan orang tua pada taman kanak-kanak sekota Pekanbaru.

Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proposional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis). Penggunaan teknik ini memberi peluang yang sama untuk dijadikan anggota sampel. Terdapat 8 kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru dan dari masing-masing diambil 3 (tiga) TK yang terpilih diambil contoh (sampling), dengan kategori TK kecil, sedang dan besar sehingga berjumlah 24 TK.


(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang pemahaman orang tua dan guru mengenai perkembangan perilaku sosial anak usia dini di Taman Kanak-kanak. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sukmadinata (2006: 72) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan dengan fenomena yang lain. Berkaitan dengan pola asuh orang tua dan bimbingan guru yang dimaksud di atas penulis ingin mengetahui adakah dampak antara pola asuh orang tua dan bimbingan guru terhadap perkembangan perilaku sosial anak usia dini pada Taman Kanak-kanak

Peneliti dalam melakukan pengkajian dan pengungkapan permasalahan-permasalahan penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari subjek peneliti secara langsung dari anak usia dini yang ada di Taman Kanak-kanak. Data-data dari subjek peneliti ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik pengumpulkan data yaitu observasi. Data sekunder yang sifatnya sebagai pelengkap tapi sangat penting yaitu orang tua dan tenaga pelengkap tapi sangat penting yaitu orang tua dan guru di Taman Kanak-kanak


(19)

dengan teknik pengumpulan data berupa angket dan wawancara sebagai pelengkap data.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah pada Taman Kanak-kanak sekota Pekanbaru yang berjumlah 192 TK. Dan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh TK yang ada di kecamatan Pekanbaru Kota - Riau.

C. Populasi dan Sampel

Dalam suatu penelitian yang tersusun dan terencana dengan baik serta sistematis, penetapan populasi merupakan suatu hal yang mutlak harus diperhatikan. Menurut Muhadjir (1996:27), populasi merupakan keseluruhan individu yang dijadikan sasaran atau objek penelitian. Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti dan diharapkan dapat mewakili populasi secara keseluruhan.

Sabjek pada penelitian ini merupakan salah satu komponen utama yang mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena dalam subjek penelitian terdapat variabel-variabel yang menjadi kajian untuk diteliti.

Kemudian Akdon mengungkapkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian Djarwanto, (2005:96) dan Subagyo, (2000: 107), mengemukakan populasi atau universal adalah sejumlah dari keseluruhan


(20)

objek (satuan-satuan/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga, TK sekota Pekanbaru terdiri dari 192 TK yang tersebar di delapan kecamatan.

Tabel 3.1.

Data Populasi Sekota Pekanbaru

NO Nama

Kecamatan

Nama Sekolah Jumlah

Guru

Jumlah Sampel

1. Pekanbaru

Kota

TK Islam An-nur TK Bayangkari TK YKWI 1 Kota TK Islam YMGM TK Darul Hikmah TK Pertiwi Dharma Wanita

15 8 6 6 10 12 15 8 6

2. Bukit Raya TK Negeri Pembina

TK Al- gunung Raya TK Irsyat TK Pertiwi TK Al- Islam Plus TK Bintang Terang

TK Mutiara TK Shafira TK Lembayung

TK Arrafah TK Cahaya Bunda

TK Melati TK Tiara TK Swadaya TK Harapan Jaya TK Lumba-lumba TK Bhakti TK Ar-Rahman TK Bhayangkari TK Bunda TK Al-amin TK Al-Hikmah TK Darul Hikmah TK Bambu Kuning

TK Alam Mayang TK Nurhidayah

TK Al-Ikhlas TK Panca Dhrama

TK Pewari TK Andini 10 8 6 10 9 7 5 8 8 7 6 6 7 7 7 8 7 7 10 9 10 7 8 9 5 8 9 6 7 7 10 8 6


(21)

TK Dharma Bhakti TK Dahlia TK Florence

TK Ariatha TK Dwi sakti TK Dwi Bhakti TK Bunga Alam

TK Delima TK PGRI TK Surya TK Tandika Puri

TK Pertiwi TK Muhajirin TK Nurul Falah

TK Al-Fitroh TK An-Nissa TK Muslimin TK Tunas Nusa

TK Istiqamah TK Al-Furqon TK Bintara TK Dewi Sartika

TK Al- Kahfi TK Pelangi Plus

TK Citra 7 6 7 8 9 6 7 6 5 6 6 10 10 10 5 8 7 8 7 9 8 8 7 6 5

3. Senapelan TK Al-Azhar Syifa Budi

TK Sarbina TK Al- Muroh

TK Pertiwi TK Bina Kasih TK Darma Loka

TK Pelita TK Metha Maltreya TK Islam Mesjid Raya

TK Cempaka TK YLPI Kota

TK Aisyiyah1 10 7 5 10 9 8 7 6 5 8 7 6 10 7 5

4. Sail TK Kartika 1-50

TK Lancang Kuning TK Auri TK Negeri Pembina

TK Darma Bunda TK Aisyiyah 4 TK Hom Pim Pah

TK Tandika Puri

9 8 5 8 5 4 6 4 9 8 5


(22)

TK AbC TK Siak TK Al Fitrah TK Witayu Gifa Kids

TK Nurul Ukhuwah TK Al Ikhsan TK Riyadul Jannah

TK Cempaka TK Rizki TK Karya Bhakti TK Harapan Bangsa

TK Mustika TK Darussalam

TK Mandiri TK Az-Zahra TK Santa Angela

TK Al-Azhar TK Ade Irama

TK Sejahtera TK Al- Fatwa

7 6 8 7 6 7 8 8 6 6 6 5 4 7 8 6 8 7 6 7 7 6

6. Sukajadi TK Alirad

TK Brimob TK Arjuna TK Adh Aksa XXVIII

TK Al-Kairat TK Education 21 Teratai

TK Kemala Bayangkari TK Dimyah TK Al-Jamik TK Baitul Muttqin TK Fastabiqul Kairat

TK Hikmah TK Ridha TK Tarbiyah Islam

TK Amal Ikhlas TK Happy Holy Kids

TK Al-Fatah TK Ak Ramunas

10 7 5 10 10 9 8 7 9 8 7 9 7 6 5 5 10 10 10 7 5

7. Lima Puluh TK Kalam Kudus

TK Juwita TK Trisula Pertiwi TK Puspa Dharma Rini

TK Kalam Kudus TK Riga PLN

TK Pertiwi TK Samuel 10 8 6 10 9 10 7 6 10 8 6


(23)

TK Kartini TK Darul Ma’arif TK Bintang Cendikia

TK Djuwita TK Gifled Kids TK Dharma Yudha TK Islam Asy Syam

TK Montessori TK Palm Kids

7 5 8 7 8 5 7 8 6

8. Tampan TK Pembina II Pekanbaru

TK Mayang TK Al Fath TK Al Jihad TK Al Karimah TK Al Masruriyah

TK An-Namiroh TK Ar Ridho TK Aziziyyah TK Ibu Teladan

TK Ikhyaar TK Islam ar marwa

TK Mufidan TK Nurul Jannah TK Islam Taman Ravah

TK Wanita Mulya TK Aisyah TK Aisyiyah VIII

TK Al-Baryyinat TK Muhajirin TK Babusalam TK Islam Bakti (YBWI) TK Islam Darul Hikmah

TK Nur Ilahi TK Nuruh Janah TK Tiara Purwodadi

TK Dinda TK Waldha Al-Islamy

TK Gunung Agung TK Mentari Indah

TK Pelita Pantai TK Budi Indah

TK Samuel TK Nurul Insan TK Dharma Wanita

TK Fajar TK Arya 10 8 6 6 7 8 8 10 10 7 8 6 7 6 6 6 7 6 7 7 6 6 10 5 6 7 7 7 6 7 7 7 10 8 6 6 6 10 8 6


(24)

TK Muhajirin TK Al- Falah TK Lestari TK Nuansa TK Insani TK Purta Karya TK Tunas Harapan TK Harapan Bangsa

TK Mustika TK Kristen paulus

TK Santa lucia TK Dahlan

TK Azula

7 6 7 6 6 6 6 6 6 10 10 6 6

Indikator tersebut di atas hanya sebagai penyaring untuk melihat kelebihan yang dimiliki TK di tiap-tipa wilayah kecamatan, cara pengambilannya adalah TK yang paling banyak memenuhi kriteria paling tinggi dan lengkap memenuhi indikator tersebut di atas maka TK tersebut akan menjadi perwakilan di kecamatan itu.

Dalam pengambilan data peneliti menggunakan teknik stratified random sampling, Margono (2004:126) menyatakan bahawa stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.

Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proposional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).

Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Rahmat (1998:82) sebagai berikut:


(25)

n = jumlah sampel N= jumlah Populasi

d2= presisi yang ditetapkan

Berdasarkan rumus tersebut, bila tingkatan presisinya ditetapkan sebesar 10%, maka dapat ditetapkan jumlah sampel sebagai berikut:

Dimana n= 31 adalah jumalah sampel siswa dari 3 TK untuk memudahkan pengambilan jumlah samapel dalam strata dari setiap TK.

Dari rumus di atas diperoleh jumlah sampel menurut masing-masing strata sebagai berikut:

Dimana: = jumlah sampel menurut stratrum n = jumlah sampel seluruhnya

= jumlah populasi menurut stratrum N = jumlah populas seluruhnya

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel dari masing-masing Taman Kanak-kanak di Kota Pekanbaru adalah tercantum sebagai berikut:


(26)

Tabel 3.2.

Populasi dan Sampel Penelitian

Kecamatan

Nama TK Jumlah murid Jumlah guru Jumlah orang tua Jumlah

sampel Kualifikasi

Pekan baru kota TK Islam An-Nur 20 siswa

10 guru 20 13 siswa,

dengan 8 guru dan 13 orang tua Baik TK Bayangkari 17 siswa

8 guru 17 12 siswa,

dengan 6 guru dan 12 orang tua Sedang TK YKWI 1 Kota 10 siswa

6 guru 10 6 siswa 5

orang guru dan 6orang tua

Rendah

Bukit Raya TK negeri

pembina

20 siswa

10 guru 20 14 siswa,

8 orang guru dan 14 orang tua baik TK Al Gunung raya 15 siswa

8 guru 15 10 siswa,

6 orang guru dan 10orang tua

Sedang

TK iryat 10

siswa

6 guru 10 7 siswa, 5

guru dan 7 orang tua

Rendah

Senapelan TK

Al-Azhar Syifa budi

17 siswa

10 guru 17 12 siswa,

9 orang guru dan 12 orang tua

Baik

TK Sarbina 15 siswa

7 guru 15 10 siswa,

5 orang guru, 10


(27)

orang tua TK

Al-Muroh

9 siswa 5 guru 9 9 siswa, 4

guru dan 9 orang tua

Rendah

Sail TK Kartika 20

siswa

9 guru 20 13 siswa,

7 guru dan 13 orang tua Baik TK Lancang kuning 17 siswa

8 guru 17 12 siswa,

7 guru dan 12 orang tua

Sedang

TK Auri 10

siswa

5 guru 10 6 siswa, 4

guru dan 6 orang tua

Rendah

Rumbai TK Asyiah 20

siswa

8 guru 20 14 siswa,

6 orang guru dan 14 orang tua

Baik

TK ABC 15

siswa

7 guru 15 10 siswa,

6 guru dan 10 orang tua

Sedang

TK Siak 10 siwa 6 guru 10 7 siswa, 5

guru dan 7 orang tua

Rendah

Sukajadi TK Alirad 17

siswa

10 guru 17 11 siswa

9 guru dan11 orang tua

Baik

TK Brimob 15 siswa

7 guru 15 10 siswa,

5 guru dan 10 orang tua

Sedang

TK Arjuna 10

siswa

5 guru 10 8 siswa, 4

guru dan 8 orang tua

Rendah

Limapuluh TK Kalam

Kudus

20 siswa

10 guru 20 14 siswa,

8 guru dan 14 orang tua


(28)

TK Juwita 15 siswa

8 guru 15 10 siswa,

4 guru dan 10 orang tua

Sedang

TK Trisula 10

siswa

6 guru 10 7 siswa, 5

guru dan 7 orang tua

Rendah

Tampan TK

Pembina II Pekanbaru

17 siswa

10 guru 17 11siswa,

8 guru dan 11 orang tua Baik TK Mayang 15 siswa

8 guru 15 12 siswa,

6 guru dan 12 orang tua

Sedang

TK Al Fath 10 siswa

6 guru 10 8 siswa, 5

Guru dan 8 orang tua

Rendah

Jumlah 354 183 354 120 Siswa, 120 guru

dan 120 orang tua

Tabel 3.3. Data Guru TK

Nama TK Jenis Kelamin Pendidikan Jumlah

L P D2 S1

TK Islam An-Nur

- 10 4 6 10 guru

TK

Bayangkari

- 8 2 4 8 guru

TK YKWI 1 Kota

- 6 2 4 6 guru

TK negeri pembina

- 10 3 7 10 guru

TK Al Gunung raya

- 8 2 6 8 guru

TK iryat

-

6 1 5 6 guru

TK Al-Azhar Syifa budi


(29)

TK Sarbina

-

7 2 5 7 guru

TK Al-Muroh

- 5 3 2 5 guru

TK Kartika

-

9 4 5 9 guru

TK Lancang kuning

- 8 2 6 8 guru

TK Auri - 5 2 3 5 guru

TK Asyiah - 8 3 5 8 guru

TK ABC - 7 2 5 7 guru

TK Siak - 6 2 4 6 guru

TK Alirad - 10 3 7 10 guru

TK Brimob - 7 2 5 7 guru

TK Arjuna - 5 1 4 5 guru

TK Kalam Kudus

- 10 4 6 10 guru

TK Juwita - 8 3 5 8 guru

TK Trisula - 6 2 4 6 guru

TK

Pembina II Pekanbaru

- 10 3 7 10 guru

TK Mayang

- 8 2 6 8 guru

TK Al Fath - 6 2 4 6 guru

jumlah - 183 58 125 183

D. Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen penelitian yang dimaksud adalah untuk mengunkap perilaku sosial anak usai dini yang nampak pada Taman Kanak-kanak


(30)

maka dapat disusun butir-butir pernyataan yang dikembangkan dari indikator-indikator yang disusun dalam kisi-kisi instrimen.

Tabel 3.4.

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PERKEMBANGAN PERILAKU SOSIAL

Variabel Aspek yang

diungkapkan Indikator

Nomor Soal

Teknik Pengumpulan

Data

Perilaku sosial

1. Membagi Anak mampu mambagi

miliknya

sesama teman sebayanya

1, 2, 3 Angket

2. Empati Peka terhadap perasaan

orang lain dan sikap respek

4, 5, 6

3. Perilaku akrab

Anak mampu memberikan kasing sayang kepada guru dan temannya

7, 8, 9, 10

4. persaiangan Anak mampu bersaing

dengan teman untuk

meraih prestasi

11, 12, 13

5. Dukungan sosial

Anak mampu menerima dukungan sosial dari teman sebaya

14, 15, 16

6. Simpati Anak ampu menyapa

teman dan mampu orang lain

17, 18, 19, 20, 21

7. Kerjasama Anak mampu bekerja sama

dengan orang lain

22, 23, 24, 25, 26, 27

8. Meniru Anak mampu meniru

perilaku guru dan teman sebaya


(31)

Untuk mengumpulkan data mengernai perlakuan orang tua dalam memperlakukan anak usia dini di Taman Kanak-kanak, maka penyusunan butir-butir pernyatan dan indikator-indikator yang disusun dalam kisi-kisi instrumen penelitian pola pelakukan orang tua.

Tabel 3.5.

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN MENGUNGKAP POLA ASUH ORANG TUA

Variabel Aspek yang

diungkapkan Indikator

Nomor Soal

Teknik Pengumpulan

Data

Perlakukan 1. Penyerahan (submission)

Membiarkan anak

menetukan pilihan

1, 2 Angket

2. Terlalu melindungi (overprotection)

Penuh perhatian terhadap anak

3, 4, 5, 6

3. Penolakan (rejection)

Bersikap kaku terhadap anak

7, 8, 9, 10 4. Terlalu disiplin

(overdiscipline)

Kedisiplinan secara keras 11, 12

5. Dominasi (domination)

Inisiatif ditentukan oleh orang tua

13, 14

6. Penerimaan (acceptance)

Bersikap respek terhadap anak

15, 16, 17, 18, 19 7. Pembolehan

(permissiveness)

Bebas untuk bertindak 20, 21,

22, 23, 24


(32)

Pada layanan bimbingan perkembangan di Taman Kanak-kanak, dalam indikator-indikator yang tersusun dalam kisi-kisi instrumen.

Tabel 3.6

KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN

Variabel Aspek yang

diungkapkan Indikator

Nomor Soal

Teknik Pengumpulan

Data

Jenis Layanan Bimbingan

1. Layanan pengumpulan data

Tenaga pendidik mampu

mengumpulkan data

tentang identitas anak dan keluarga sebagai bahan

peertimbangan untuk

memberikan layanan

bimbingan

1, 2 Angket

Tenaga pendidik mampu

mengumpulkan data

tentang kemampuan dan sifat yang dimiliki anak

3, 4

2. Layanan pemberian informasi

Tenaga pendidik mampu

memberikan informasi

tentang tata tertib dan peraturan balajar

5, 6, 7

Tenaga pendidik mampu

meberikan informasi

tentang keadaan

lingkungan di kelompok bermain

8, 9, 10


(33)

bimbingan belajar menerapkan

pembentukan perilaku

anak melalui pembiasaan

yang terwujud dalam

kegiatan sehari-hari

13,

Tenaga pendidik mampu menerapkan enam aspek pengembangan

kemampuan dasar

14, 15, 16, 17

4. Layanan bimbingan sisoal

Tenaga pendidik mampu

menjadikan anak

memiliki jiwa sosial dan perilaku sosial sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sesuai

dengan perkemangan

anak

18 , 19, 20, 21, 22

E. Skala Nilai

Data yang dihasilkan dari penyebaran kuesioner ini berskala pengukuran ordinal mengingat kuesioner yang disebarkan menggunakan Skala Likert sebagaimana dalam Sugiyono (2006:107), dengan kisaran 1 – 4 dengan alternatif pilihan sebagai berikut.

Untuk pernyataan dengan skala positif; selalu = 4, sering = 3, kadang = 2, tidak pernah = 1. Dan skala negatif; selalu = 1, sering = 2, kadang-kadang = 3, tidak pernah = 4.


(34)

Pernyataan dengan skala positif selalu artinya reponden tidak pernah tidak melakukannya, sering artinya reponden pernah tidak melakukannya, kadang-kadang artinya melakukan tetapi jarang, tidak pernah artinya responden tidah pernah melakukannya dan begitu sebaliknya untuk pernyataan dengan skala negatif. Penggunaan skala ordinal tidak memungkinkan untuk memperolehnya nilai mutlak (absolute) dari objek yang diteliti, tetapi hanya kecenderungan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. Yang diperlukan di sini adalah teknik pengumpulan data teknik pengumpulan data yang paling tepat , sehingga benar-benar di dapat data yang valid dan reliabel. Adapula langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:

1. Kuensioner atau angket

Sebgian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yag dipilih untuk mengumpulan data. Kuensioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpulan data. Prosedur penyusunan kuensioner:

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner

b. Mengidentifikasikan variabel yang akan disajikan sasaran kuesioner

c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesfik dan tunggal

d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk


(35)

Penentuan sampel sebagai responden kuesioner perlu mandapat perhatian pula. Apabila salah menentukan sampel, informasi yang kita butuhkan barangkali tidak kita peroleh secara maksimal.

Dalam penelitian ini, angket yang dimaksud adalah angket tertutup yakni pilihan/alternatif jawaban sudah ditentukan/disediakan oleh peneliti dan responden memilih salah satu pilihan/alternatif jawaban yang sesuai dengan pilihannya masing-masing.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa instrumen hasil penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item

variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya.

3. Melakukan analisis secara deskriptif, pengolahan dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS).

Teknik ini digunakan untuk menentukan kedudukan setiap item, sekaligus menggambarkan keadaan atau kecenderungan tingkat kesesuaian dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun rumus WMS adalah sebagai berikut:


(36)

Keterangan:

X = Rata-rata skor responden

X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban di kali dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

N = Jumlah responden

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban.

2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih.

3) Mencocokkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikalikan dengan butir alternatif.

4) Menghitung skor total item untuk mencari rata-rata skor dengan

mencocokkan pada rumus di atas.

5) Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap

kemungkinan jawaban.

6) Mencocokkan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan di mana letak kedudukan setiap variabel atau dengan kata lain kemana arah kecenderungan dari masing-masing variabel tersebut.

Tabel 3.7.

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran

4,01 – 5,00 Sangat Baik Selalu

3,01 – 4,00 Baik Sering

2,01 – 3,00 Cukup Kadang-kadang

1,01 – 2,00 Rendah Jarang


(37)

4. Uji Distribusi Normalitas Data dan Uji Linieritas Data

Data variabel penelitian yang dianalisis dengan menggunakan analisis inferensial melalui teknik korelasi dan regresi harus memenuhi persyaratan uji analisis yang akan digunakan. Analisis regresi mensyaratkan data harus berdistribusi normalitas dan linier (Sutrisno, 2000 dan Akdon 2005). Untuk itu data perlu diuji normalitas dan linieritasnya. Pengujian normalitas bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu yakni Program SPSS versi 11.5. 5. Untuk mengetahui hubungan antara X1 dengan Y, dan X2 dengan Y

digunakan teknik korelasi. Teknik korelasi yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment, karena jumlah sampel lebih dari 30, data berbentuk interval, dengan rumus:

(

) ( )( )

( )

{

}

{

( )

}

Υ − Υ Χ − Χ Υ Χ − ΧΥ = 2 2 2 2 . . . . n n n rs

6. Untuk mengetahui hubungan antara variabel X1 dan X2 secara

bersama-sama terhadap Y digunakan rumus korelasi ganda (multiple correlation) sebagai berikut:

( )( )( )

2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 . . 2 X X X X Y X Y X Y X Y X Y X X r r r r r r R − − + =


(38)

Tabel 3.8.

INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI NILAI (r) Interval Koefisien Tingkat Korelasi

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

0,60 – 0,799 Tinggi

0,40 – 0,599 Cukup Tinggi

0,20 – 3,99 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Sugiyono, (1999:216)

7. Uji regresi, digunakan untuk mencari hubungan fungsional antara variabel. Dalam uji ini digunakan regresi linear sederhana dan regresi linear ganda. 1) Regresi linear sederhana berguna untuk menguji hipotesis 1 dan 2.

Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mencari pola hubungan fungsional antara variabel X1 dengan dengan Y, dan variabel X2 dengan Y. persamaan

regresi linear sederhana dinyatakan dengan rumus : bX

a

Yˆ = + (Sugiyono, 2006: 237; Nana Sudjana,2004: 159)

Keterangan:

Yˆ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X=0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel independent.

X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu. 2) Regresi linear ganda digunakan untuk mencari hubungan fungsional antara

variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y. Persamaan

regresi ganda yang digunakan adalah regresi ganda dua prediktor, dengan rumus :


(39)

2 2 1 1

ˆ a b X b X

Y = + + (Sugiyono,2006: 244; Nana Sudjana,2004: 163) Keterangan :

Yˆ = Harga variabel Y yang diperkirakan

a = Koefisien intersep (harga konstan apabila X1 dan X2 sama dengan

nol)

b1 = Koefisien regresi untuk X1 harga yang menunjukkan perubahan

akan terjadi pada Y apabila X1 bertambah 1 satuan dan X2 konstan.

b2 = Koefisien regresi untuk X2 harga yang menunjukkan perubahan


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Pola asuh orang tua siswa TK di Kota Pekanbaru termasuk kategori baik dengan skor rata-rata 3,59, dengan bukti bawah pola asuh orang tua dalam perilaku sosial anak TK di Kota Pekanbaru dapat disimpulkan bahwa: berdasarkan aspek yang diungkap orang tua memperlakukan pola asuh telalu melindungi (overprotection), sehingga berdampak kepada perilaku sosial anak.

2. Bimbingan guru TK di Kota Pekanbaru termasuk ketegori baik dengan skor rata-rata 3, 46, hal tersebut terlihat layanan bimbingan perilaku sosial anak TK di Kota Pekanbaru dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan yang dilakukan oleh guru terhadap perilaku sosial anak adalah dengan terintegrasi dalam pembelajran setiap hari. Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk membimbing anak dapat memberikan model yang baik bagi anak. Guru merupakan fasilitator dan motivator bagi anak untuk mendukung terhadap perilaku sosial anak.


(41)

3. Perilaku sosial anak TK di Kota Pekanbaru termasuk kategori baik dengan skor rata-rata 3,60, hal ini dengan terbukti bahwa mereka sudah mampu menghargai barang milik teman, mau membantu membersihkan meja kursi, mau meminjamkan alat belajar pada teman, saling membagi, sudah terampil dalam bergaul, melakukan kerjasama dalam permainan yang berpasangan/berkelompok, mampu untuk mengikuti permain kelompok, kerjasama dalam kergiatan bercakap-cakap, mampu untuk mengikuti permain kelompok, bernyanyi bersama kelompok, bermain bebas bersama dengan kelompok, menghargai pekerjaan teman, berbagi makanan dengan teman, menghargai penampilan teman, mau saling mengalah, dan sudah tumbuh rasa anak kasih sayang sesama teman dan guru.

4. Dampak pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial anak TK. Dengan hitungan Statistik hitung > Statistik tabel (10,033 > 1,96), maka maka H0 ditolak. Dengan demikian koefisien regresi signifikan. Artinya, pola asuh orang tua berdampak signifikan terhadap perilaku sosial anak. Pola asuh orang tua dalam meperlakukan anak TK di Kota pekanbaru kurang kodusif, bukti empirik pola asuh orang tua berlangsung dalam pola asuh terlalu melindungi (over protection) sehingga anak menjadi manja, belum mampu mau menghargai sesama teman dan belum mampu membagi sesama teman karena merasa sangat terlindungi oleh orang tuanya yang berdampak pada perilaku sosial anak.


(42)

5. Dampak bimbingan guru terhadap perilaku sosial anak TK. Dengan hitungan Statistik hitung > Statistik tabel (14,980 >1.96), maka H0 ditolak. Dengan demikian koefisien regrasi signifikan. Artinya, bimbingan guru berdampak signifikan terhadap perilaku sosial anak. Bimbingan guru cukup baik terlihat dari: layanan pengumpulan data, layanan pemberian

informasi, layanan bimbingan belajar, layanan bimbingan sosial. Dan memberikan laporan evaluasi pada orang tua secara tertulis dan lisan. Sehingga hal inilah yang dapat memberikan kontribusi atau dampak yang signifikan terhadap perilaku sosial anak.

6. Dampak pola asuh orang tua dan bimbingan guru bersama bersama-sama terhadap perilaku sosial anak TK. Dengan hitungan Statistik hitung > Statistik tabel (10,959 > 1,96), maka H0 ditolak. Dengan demikian koefesien regresi signifikan. Artinya, pola asuh orang tua dan bimbingan guru berdampak positif terhadap perilaku sosial anak. Hal ini berarti bahwa antara pola asuh orang tua dan bimngan guru dengan perilaku sosial anak secara bersama-sama berdampak positif terhadap perilaku sosial anak TK di Kota Pekanbaru.


(43)

B. Rekomendasi

Rekomendasi ini peneliti sampaikan dengan harapan mereka dapat melaksanakan bagaimana dampak pola asuh orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku sosial anak TK untuk memperoleh gambaran tentang proses pendidikan pada TK di Kota Pekanabaru. Berdasarkan temuan di lapangan terhadap penelitian ini maka peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut:

1. Keberhasilan suatu bimbingan di Taman kanak-kanak sekota Pekanbaru sangat bergantung pada pelaksanaannya, oleh karena itu guru dan personil yang terkait harus memiliki motivasi yang tinggi untuk menerapkan bimbingan di Taman kanak-kanak sekota Pekanbaru, sebagai upaya membantu mengembangkan potensi yang dimiliki anak usia dini sesuai dengan perkembangannya, agar anak dapat tumbuh dan berkembangan secara holistik (cerdas, sehat, ceria, dan berakhlak mulia). Motivasi tersebut tidak hanya sampai pada timbulnya kesadaran saja, tetapi menerapkan bimbingan dengan di evaluasi secara terus menerus agar dapat memenuhi perkembangan secara optimal, dan bimbingan tersebut perlu dikaji ulang terutama menyangkut relevansi secara empiris dan berkelanjutan. Menurut Nurihsan (2006: 56) berpendapat bahwa berdasarkan konsep pendidikan bermutu, maka proses layanan bimbingan yang bemutu adalah layanan bimbingan yang mampu mengintegrasikan, mendistribusikan, mengelola, dan mendayagunakan program, personel,


(44)

fasilitas, serta pembiayaan bimbingan secara optimal agar dapat mengembangkan seluruh potensi anak.

2. Bagi guru, mengingat siswa TK di pandang sebagai masa kritis bagi perlaku sosial anak yang bedampak di masa mendatang, maka perlu diadakan layanan bimbingan. Layanan harus dikelola secara profesional, artinya, yang menjadi pembimbing harus orang yang ahli dalam bidang bimbingan. Sehubungan yang menjadi pembimbing adalah digarap oleh tenaga pendidik, maka perlu adanya pengembangan sumber daya manusia untuk menuju profesionalisme dalam pelaksanaan layanan bimbingan melalui pemerataan, seminar, atau lokakarya yang berkaitan dengan bimbingan. Menurut Djamarah (2005) dengan demikinan, diharapkan guru dapat melakukan:

a. Dapat mengarahkan dan membimbing yang sistematis dan terencana dalam bentuk program bimbingan agar dalam pencapaian tehadap perilaku sosial anak TK secara optimal.

b. Untuk lebih meningkatkan perkembangan perilaku sosial yang baik bagi siswa TK kerja sama guru dan orang tua perlu ditingkatkan lagi. Kerjasama yang baik dapat dilakukan dengan lebih memfungsikan buku penghubung, adanya pertemuan-pertmuan rutin maupun lebih diintensifkannya kunjungan rumah sebagai wujud kepedulian guru dan kebersamaan dengan pengamatan secara berkala dan berkelanjutan terhadap perkembangan perilaku sosial anak.


(45)

c. Memberikan laporan berdasarkan pengamatan secara terus-menerus terhadap perkembangan perilaku sosial anak dan diberikan kepada orang tua secara berkala.

3. Kerjasama antara orang tua dan guru memiliki kedudukan yang sejajar dalam membantu perkembangan anak. Oleh kerena itu, orang tua diharapkan dapat membantu mengarahkan perkembangan perilaku sosial siswa sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan perilaku sosial anak dapat terarah dengan baik. Seperti pola pengasuhan dapat dilakukan dengan pengertian dan kasih sayang dalam bentuk memperlakukan anak dialogis, menghindati hukuman fisik, memperlakukan anak dengan kasih saying sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara anak dengan orang tua.

4. Kepada peneliti berikutnya yang mempunyai perhatian pada pendidikan anak usai dini, peneliti menyampaikan rekomendasi yaitu: hendaknya menggunakan pendekatan penelitian yang menjadi subjek anak sebagai responden dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi dan juga memfokuskan terhadap perkembangan perilaku sosial anak pada satu sekolah supaya lebih objektif dalam melihat perkembangan perilaku sosial anak.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I. (2003). Pemetaan Tatanan Kebijakan serta Sistem dan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Jakarta: Buletin PADU.

Adam, G., R. (1983). Social Competence During Adolescence: Social Sensitivity, Locus Of Control, And Peer Popularity. Journal of Youth and Adolescence. Vol. 12, No 03, 203-211.

Akdon, Hadi. S. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Alwison. (2007). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press

Badingah, S. (1993). Agresivitas Remaja Kaitannya dengan Pola Asuh, Tingkah Laku Agresif Orang Tua dan Kegemaran Menonoton Film Keras. Program Studi Psikologi – Pascasarjana, UI. Depok.

Bredekamp, Seu (Editor). DAP in Early Childhood Programs Serving Children from Brith through Age 8. Washington, DC: NAEYC

Caray, Label. (2008). Aspek-aspek Perkembangan Perilaku dan pribadi. [On Line]. Tersedia di : http://www.makalahdanskripsi.blogspot.com [17 Januari 2009]

Clemes, Harris. (2001). Mengajarkan Disiplin Kepada Anak. Jakarta: Mitra Utama.

Denham, S., A., & Queenan, P. (2003). Preschool Emotional Competence: Pathway To Social Competence. Journal of Child Development. Vol. 74, No 1, 238-256.

Depdiknas. (2002). Acuan Menu Pembelajaran pada Kelompok Bermain. Jakarta: Direktorat PADU. Dirjen PLSP

Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan

Anak Usia Dini. [On Line]

www.puskur.net/produkpuskur/form/upload/41_Kajian%20Kurikulum %20PAUD.pdf – [16 Juni 2008]


(47)

Dewi, P. Gratia (2009). Implementasi Kegiatan Bimbingan dalam Pengembangan Perilaku Sosial dan Emosional Anak Usia Dini. Tesis Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan

Djamarah, Syaiful Bahri, (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu pendekatan teoritis psikologis. Jakarta: Rineka Cipta

Gutama. (1990). Perilaku Perajin Kaleng Bekas terhadap ide-ide tentang Peningkatan Usaha diperkenalkan Peyuluhan dan factor-faktor yang Melar Belakanginya. Bandung: Tesis (tidak diterbitkan). PPS IKIP Helms, D.B dan Turner, J.S. (1981). Exploring Child Behavior. New York: CBS

College Publishing.

Hoffman, M.L. (1970). Power Assertion by The Perent and its impact on the child. Child Development. 31. 129-143

Hurlock, E.B. (1980). Developental Pschology: A Life-Span Approach. Fifth Edition. Mc Graw-Hill, Inc. New York.

_______ (2002). Perkembangan Anak Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

_______ (1981). Child Development. Sixth Edition. Mc Graw Hill

Kogakusha International Student.

Laila, Shofia. (2007). Peranan Keluarga dalam Membentuk Kepribadian Anak.

[On Line] tersedia di:

http://www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/31012008173637_makal

ah_keluar [ 4 September 2009]

Leman, M. (2000). Disiplin Anak. [On Line]. Tersedia di:

http://www.leman.or.id/. [13 Juli 2008].

Mardalis. (2008). Dampak Kinerja Mengajar Guru dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosio-Emosional Siswa Taman kanak-Kanak. Tesis. Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.

Margono. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Martini, O. (2004). Pengembangan Program Bimbingan Perkembangan Perilaku

Sosial Anak Usia Dini di Kelompok Bermain. Tesis. Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.


(48)

Megawangi, Ratna. (2003). Pendidikan Karakter untuk Membangun Masyarakat Madani. IPPK Indonesia Heritage Foundation.

Nurihsan, Juntika. (2003). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Bandung: PPB FIP & UPT Layanan BK UPI.

_______. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Peterson, Candida. (1996). Looking Forward Through the Lifespan Developmental Psychology. 3rd Edition: Prentice Hall.

Pribadi, Sikun dan Probowo. (1981). Menuju Keluarga Bijaksana. Bandung: Yayasan Sekolah Istri Bijaksana.

Pujiana. (2005). Bimbingan pada Anak Usia Dini yang Mengalami Hambatan Perkembangan Sosial dengan Menggunakan Pendekatan Bermain. Tesis. Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.

Rasyid, M.Dimas. (2008). 20 Kesalahan dalam Mendidik Anak. Bandung: Sygma Publishing

Riyanto, Theo. 2002. Pembelajaran Sebagi Proses Bimbingan Pribadi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Rydell, A., M., Hagekull, B., & Bohlin, G. (1997). Measurement of Two Social Competence Aspect in Middle Childhood. Journal Of Development Psychology. Vol. 33, No 05, 824- 833. Amirican Psychological Association.

Saripah, I. (2006). Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak (Dikembangkan Berdasarkan Studi terhadap Bimbingan Para Pengasuh dan Kemampuan Perilaku Prososial Anak di TPA Babakan Sukaratu, PTPN VIII Malabar, Pangalengan, Kabupaten Bandung). Tesis. Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.

Sa'ud, Udin S. (2004). Model-model Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini. Makalah pada Seminar Sehari Optimalisasi Perkembangan dan Kesiapan Belajar Anak melalui Pendidikan Anak Dini Usia Berkualitas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Santrock, J.W. (2002). Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga.


(49)

Sofa. (2008). Pertumbuhan dan Perkembangan anak. [On Line]. Tersedia di: http:/www.massofa.wordpress.com. [19 Januari 2009].

Sudrajat, Ahmad. (2008). Perilaku Sosial. [On Line]. Tersedia di: http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com. [15 Februari 2009]

Sudjana, N. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sujiono, B dan Sujiono. Y.N. (2005). Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sugiyono. (1997). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. _______ . (2001). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sunarto dan Hartono. (2008). Psikologi tentang Perkembangan. [On Line]. Tersedia di: http://www.anakciremai.blogspot.com. [23 Juni 2009]. Syaodih, E. (2005). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, Dektorat Jendral Pendidikan Tinggi, Dektorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruaan Tinggi.

Yusuf, Syamsu, L.N. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wahini, Meda. (2008). Keluarga Sebagai Tempat Pertama Dan Utama Terjadinya Sosialisasi Pada Anak. [On Line]. Tersedia di: http://tumoutou.net/702_05123/meda_wahini.htm. [6 Mei 2009].

Anakku, dengan Cinta Ibu Mendidikmu tersedia pada

http://www.google.co.id/search?hl=id&q=peranan+keluarga+dalam+me mbentuk+kepribadian+anak&btnG=Telusuri+dengan+Google&meta=. Sosialisasi tersedia dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi. diakses pada

tanggal 4 September 2008

http:/www.bintangbangsaku.org/2008/07/16/328/ - 45k

http:/www.damandiri.or.id/file/muazarhabibiupibab2.pdf. Zanden [18 Februari 2009]

http://www.awidyarso65.files.wordpress.com/2008/08/peranan-keluarga-dalam-pendidikan-


(50)


(1)

c. Memberikan laporan berdasarkan pengamatan secara terus-menerus terhadap perkembangan perilaku sosial anak dan diberikan kepada orang tua secara berkala.

3. Kerjasama antara orang tua dan guru memiliki kedudukan yang sejajar dalam membantu perkembangan anak. Oleh kerena itu, orang tua diharapkan dapat membantu mengarahkan perkembangan perilaku sosial siswa sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan perilaku sosial anak dapat terarah dengan baik. Seperti pola pengasuhan dapat dilakukan dengan pengertian dan kasih sayang dalam bentuk memperlakukan anak dialogis, menghindati hukuman fisik, memperlakukan anak dengan kasih saying sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara anak dengan orang tua.

4. Kepada peneliti berikutnya yang mempunyai perhatian pada pendidikan anak usai dini, peneliti menyampaikan rekomendasi yaitu: hendaknya menggunakan pendekatan penelitian yang menjadi subjek anak sebagai responden dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi dan juga memfokuskan terhadap perkembangan perilaku sosial anak pada satu sekolah supaya lebih objektif dalam melihat perkembangan perilaku sosial anak.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I. (2003). Pemetaan Tatanan Kebijakan serta Sistem dan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Jakarta: Buletin PADU.

Adam, G., R. (1983). Social Competence During Adolescence: Social Sensitivity, Locus Of Control, And Peer Popularity. Journal of Youth and Adolescence. Vol. 12, No 03, 203-211.

Akdon, Hadi. S. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Alwison. (2007). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press

Badingah, S. (1993). Agresivitas Remaja Kaitannya dengan Pola Asuh, Tingkah Laku Agresif Orang Tua dan Kegemaran Menonoton Film Keras. Program Studi Psikologi – Pascasarjana, UI. Depok.

Bredekamp, Seu (Editor). DAP in Early Childhood Programs Serving Children from Brith through Age 8. Washington, DC: NAEYC

Caray, Label. (2008). Aspek-aspek Perkembangan Perilaku dan pribadi. [On Line]. Tersedia di : http://www.makalahdanskripsi.blogspot.com [17 Januari 2009]

Clemes, Harris. (2001). Mengajarkan Disiplin Kepada Anak. Jakarta: Mitra Utama.

Denham, S., A., & Queenan, P. (2003). Preschool Emotional Competence: Pathway To Social Competence. Journal of Child Development. Vol. 74, No 1, 238-256.

Depdiknas. (2002). Acuan Menu Pembelajaran pada Kelompok Bermain. Jakarta: Direktorat PADU. Dirjen PLSP

Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan

Anak Usia Dini. [On Line]

www.puskur.net/produkpuskur/form/upload/41_Kajian%20Kurikulum %20PAUD.pdf – [16 Juni 2008]


(3)

Dewi, P. Gratia (2009). Implementasi Kegiatan Bimbingan dalam Pengembangan Perilaku Sosial dan Emosional Anak Usia Dini. Tesis Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan

Djamarah, Syaiful Bahri, (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu pendekatan teoritis psikologis. Jakarta: Rineka Cipta

Gutama. (1990). Perilaku Perajin Kaleng Bekas terhadap ide-ide tentang Peningkatan Usaha diperkenalkan Peyuluhan dan factor-faktor yang Melar Belakanginya. Bandung: Tesis (tidak diterbitkan). PPS IKIP Helms, D.B dan Turner, J.S. (1981). Exploring Child Behavior. New York: CBS

College Publishing.

Hoffman, M.L. (1970). Power Assertion by The Perent and its impact on the child. Child Development. 31. 129-143

Hurlock, E.B. (1980). Developental Pschology: A Life-Span Approach. Fifth Edition. Mc Graw-Hill, Inc. New York.

_______ (2002). Perkembangan Anak Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

_______ (1981). Child Development. Sixth Edition. Mc Graw Hill Kogakusha International Student.

Laila, Shofia. (2007). Peranan Keluarga dalam Membentuk Kepribadian Anak.

[On Line] tersedia di:

http://www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/31012008173637_makal ah_keluar [ 4 September 2009]

Leman, M. (2000). Disiplin Anak. [On Line]. Tersedia di: http://www.leman.or.id/. [13 Juli 2008].

Mardalis. (2008). Dampak Kinerja Mengajar Guru dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosio-Emosional Siswa Taman kanak-Kanak. Tesis. Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.

Margono. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Martini, O. (2004). Pengembangan Program Bimbingan Perkembangan Perilaku

Sosial Anak Usia Dini di Kelompok Bermain. Tesis. Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.


(4)

Megawangi, Ratna. (2003). Pendidikan Karakter untuk Membangun Masyarakat Madani. IPPK Indonesia Heritage Foundation.

Nurihsan, Juntika. (2003). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Bandung: PPB FIP & UPT Layanan BK UPI.

_______. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Peterson, Candida. (1996). Looking Forward Through the Lifespan Developmental Psychology. 3rd Edition: Prentice Hall.

Pribadi, Sikun dan Probowo. (1981). Menuju Keluarga Bijaksana. Bandung: Yayasan Sekolah Istri Bijaksana.

Pujiana. (2005). Bimbingan pada Anak Usia Dini yang Mengalami Hambatan Perkembangan Sosial dengan Menggunakan Pendekatan Bermain. Tesis. Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.

Rasyid, M.Dimas. (2008). 20 Kesalahan dalam Mendidik Anak. Bandung: Sygma Publishing

Riyanto, Theo. 2002. Pembelajaran Sebagi Proses Bimbingan Pribadi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Rydell, A., M., Hagekull, B., & Bohlin, G. (1997). Measurement of Two Social Competence Aspect in Middle Childhood. Journal Of Development Psychology. Vol. 33, No 05, 824- 833. Amirican Psychological Association.

Saripah, I. (2006). Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak (Dikembangkan Berdasarkan Studi terhadap Bimbingan Para Pengasuh dan Kemampuan Perilaku Prososial Anak di TPA Babakan Sukaratu, PTPN VIII Malabar, Pangalengan, Kabupaten Bandung). Tesis. Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.

Sa'ud, Udin S. (2004). Model-model Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini. Makalah pada Seminar Sehari Optimalisasi Perkembangan dan Kesiapan Belajar Anak melalui Pendidikan Anak Dini Usia Berkualitas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Santrock, J.W. (2002). Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga.


(5)

Sofa. (2008). Pertumbuhan dan Perkembangan anak. [On Line]. Tersedia di: http:/www.massofa.wordpress.com. [19 Januari 2009].

Sudrajat, Ahmad. (2008). Perilaku Sosial. [On Line]. Tersedia di: http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com. [15 Februari 2009]

Sudjana, N. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sujiono, B dan Sujiono. Y.N. (2005). Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sugiyono. (1997). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. _______ . (2001). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sunarto dan Hartono. (2008). Psikologi tentang Perkembangan. [On Line]. Tersedia di: http://www.anakciremai.blogspot.com. [23 Juni 2009]. Syaodih, E. (2005). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, Dektorat Jendral Pendidikan Tinggi, Dektorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruaan Tinggi.

Yusuf, Syamsu, L.N. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wahini, Meda. (2008). Keluarga Sebagai Tempat Pertama Dan Utama Terjadinya Sosialisasi Pada Anak. [On Line]. Tersedia di: http://tumoutou.net/702_05123/meda_wahini.htm. [6 Mei 2009].

Anakku, dengan Cinta Ibu Mendidikmu tersedia pada

http://www.google.co.id/search?hl=id&q=peranan+keluarga+dalam+me mbentuk+kepribadian+anak&btnG=Telusuri+dengan+Google&meta=. Sosialisasi tersedia dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi. diakses pada

tanggal 4 September 2008

http:/www.bintangbangsaku.org/2008/07/16/328/ - 45k

http:/www.damandiri.or.id/file/muazarhabibiupibab2.pdf. Zanden [18 Februari 2009]

http://www.awidyarso65.files.wordpress.com/2008/08/peranan-keluarga-dalam-pendidikan-


(6)

http:/www.perkembangananak.com/2008/03/hubungan-orangtua-dengan-anak.html - 73k – [13 Juli 2008]


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK 'AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL GODEGAN

0 2 73

KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK :Studi Deskriptif pada Guru Taman Kanak-kanak di Kecamatan Sukasari Kota Bandung).

0 0 49

KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DAN BIMBINGAN GURU TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI : Studi Deskriptif Analitik pada Taman Kanak – Kanak Se-Kecamatan Pandeglang.

1 4 58

KONTRIBUSI BIMBINGAN ORANGTUA DAN GURU TERHADAP PERILAKU KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI: Studi Deskriptif Analitis terhadap Perilaku Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak Kelompok B di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

8 258 56

KONTRIBUSI BIMBINGAN ORANG TUA DAN GURU TERHADAP PERILAKU KOGNITIF ANAK USIA DINI : Studi Deskriptif Analisis terhadap Perilaku Kognitif Anak Usia Dini Pada Taman Kanak-Kanak Kelompok B di Kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi.

0 2 65

KONTRIBUSI BIMBINGAN ORANG TUA DAN GURU TERHADAP PERILAKU SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI :Studi Deskriptif Analitik terhadap Perilaku Sosial-Emosional Anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu Tahun ajaran 2008/2009.

1 2 53

Pendidikan Taman Kanak Kanak

0 0 6

Pendidikan Taman Kanak Kanak

0 1 3

View of HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEBIASAAN ENURESIS PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK FRATER TERATAI MAKASSAR

0 1 7

BIMBINGAN GURU TERHADAP ORANG TUA DALAM PEMBERIAN GIZI KEPADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PONTIANAK BARAT

0 0 12