KONTRIBUSI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP SIKAP WIRAUSAHA : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangPenelitian
Pendidikannasionalmemilikitujuanmengembangkanpotensipesertadidik agar menjadimanusia yang berimandanbertaqwakepadaTuhan Yang MahaEsa, berahlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiridanmenjadiwarganegara yang
demokratissertabertanggungjawabdalamrangkamencerdaskaankehidupanbangsa. Konseppendidikanpadahakikatnyamerupakan proses pembentukanpribadi agar diperolehkemampuan yang berlebihdarisebelumnya. Sasaranpembentukannyamenyangkutseluruhaspek, intelektual, sikap, danketerampilan.
Hal tersebutterkait pula denganpernyataantentangSK. Mendikbud No.0490/U/199 yangberbunyi: “Menyiapkan siswa untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi sehingga dapat mengembangkan diri sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan, untuk memasuki duniakerja yang lebihprofessional”.
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai peran penting dalam mengembangkan potensi anak didik. Sekolah tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik,tetapi juga menambahkan nilai-nilai yang mendukung pembentukan dan pengembangan
(2)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kepribadian mereka. Sisi lain sekolah mempunyai tanggung jawab untuk membantu siswa baik sebagai anggota masyarakat dalam mempersiapkan dirinya memasuki masa depan dan memecahkan masalah yang dihadapinya, sehinggaseharusnyaterhindardaripengangguran.
Akan tetapi di
lapanganpengangguranuntuktingkatmenengahdantinggiselamaperiode 2004-2009 selalubertambah. Jikadiratakan, makasetiaptahunpengangguranbertambah, untuklebihspesifik data penganggurandapatterlihatpadagambar 1.1 dibawahini:
Gambar 1.1 Persentase Pengangguran Terbuka Berdasarkan Pendidikan Tertinggitahun 2008-2009
Grafik di atasmenggambarkanbahwapengangguran yang paling tinggiterjadipadapendudukdenganjenjangpendidikantertinggiSekolahMenengahKe juruan (SMK).Padahalsebenarnyakonsep SMK sangatbaik, dimanapelajardididikuntuksiapbekerjadandibekali pula
(3)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diklaimmenjadisalahsatusolusidalammengurangipengangguran yang berpendidikan.Namun, pihak lain menilaibahwapolapembentukan SMK di Indonesia
lebihberbasispadakuantitasdankurangmemperhatikanmutuataukualitasnya.
Jikademikian, makagejalainitentuperlusegeradiperbaiki agar tidaksemakinmengakar, danlulusan SMK benar-benarsiapbekerja, dankalaubisabekerjamandiriataumenciptakanlapangankerjabaru.
Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa rendahnya keinginansiswauntukmelakukansuatukegiatandiluarsekolahdalammencaritujuan
yang ideal pada proses pembelajarandisekolah,
siswahanyaterpakuterhadappembelajarandikelasdankegiatanprakrindiasumsikanse bagaitempat yang ditunggu-tungguolehsiswayaknimerupakankegiatan yang
asyiklagimenyenangkandalamberkolaborasilangsungketempat-tempatsesuaidenganjurusan yang diambilnya,
sementarasiswakurangmemahaminilai yang
terkandungdalamkegiatanprakrintersebuthaliniterlihatbahwadiluarsekolahsiswajus trulebihsukamenghabiskanwaktunmelakukankegiatan-kegiatan lain yang samasekalitidakmenunjukkanbentukrealisasiprakrin yang telahdilakukanmaupunterhadappembelajaran di sekolah, dengan kata lain
siswabelummempunyaitanggapan yang
(4)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Seiringdenganpergeseranzamandanpertukaranwaktuseyogyanyaseorangpen
didikharusrespekterhadapberbagaitantangan yang
memungkinkansuatutindakanuntukperubahanmemberikandayapenggerakpadasisw
adalameksistensi proses
pengembanganlebihmendalamterhadappembelajarandisekolahsehinggaintensitasd
alam proses
pembalajaranpunmemberikankontribusipadasiswadalambentukhasratdankeinginan untukberhasil, dorongankebutuhanbelajarsertaharapanakancita-cita.
Berdasarkan pengamatan dan fenomena yang ada dilapangan, tamatan SMK diperoleh gambaran kurangmemilikisikapberwirausaha. Siswa SMK sebenarnyasudahdiajarkantentangpendidikanberwirausahadisekolah,
haliniterlihatbelummerupakansuatudoronganuntukmerekaberwirausaha.
Sesuai dengan tekad Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, diimbangi dengan adanya upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya. Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) berupaya berperan aktif dalam menyiapkan sumberdaya manusia terdidik yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Siswa tidak cukup hanya menguasai teori-teori, tetapi juga mau dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sosialnya, tidak hanya mampu menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku sekolah, tetapi juga mampu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
(5)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Aspek kualitas sudah menjadi komitmen bagi pendirinya sejak awal. Hal ini tampak dari misalnya ketersediaan fasilitas pembelajaran yang mulai dibenahi disesuaikan dengan kebutuhan industri. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga sudah berusaha menjadikan Sekolah Berstandar Nasional (SBN) dan ada yang meningkatkannya juga menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Namun semua ini tidak berartiapa-apa bagi penciptaan kelulusan yang berkualitas, jika tidak diimbangi dengan upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya. Tanpa motivasi belajar, siswa akan tetap malas belajar, meski fasilitas belajar di sekolahnya memadai. Padahal tanpa belajar, siswa tidak mungkin dapat memahami atau menguasai bahan pembelajaran dengan baik, sehingga kelak tidak mungkin menjadi lulusan yang berkualitas.
TerkaitdenganmotivasiSardiman, (2006: 75)mengatakan: Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar".
Berdasarkansudutpandangdiatasjelaslahbahwapraktekkerjaindustridanmotiv asibelajarmempunyaiperan yang sangatpentingterhadapsikapberwirausahasiswa.
Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktorinternal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal).
(6)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelengensi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran danlingkungan baik berasal dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Selain faktor lingkungankeluarga dan sekolah, faktor eksternal melingkupi sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Upaya peningkatan kualitas pendidikan pembelajaran dapat merujuk pada proses belajar danmengajar.
Salah satu upaya untuk meningkatkan proses belajar dan mengajar adalah dengan meningkatkanmotivasi belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Mayoritassiswa di Sekolah Menengah Kejuruan(SMK)Negeri I TembilahanHulukurang termotivasi untuk belajar kewirausahaan, padahal materi pelajaran ini adalah sebagai bekal dasar untuk berwirausaha. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian siswa dalam menerima pelajaran kewirausahaan di kelas.
Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. "Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana
(7)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa "(Slameto,2010:96).
Secara empirik dalam praktek kerja industri di lapangan seringkali siswa kurang memiliki motivasi yang maksimal dalam melaksanakan perkerjaanya, ini dibuktikan dari sikap berwirausaha yang belum dapat menghasilkan prestasi kerja yang membanggakan, baik bagi dirinya, perusahaan maupun masyarakat, terbukti dengan masih minimnya siswa yang sudah tamat, yang mau berwirausaha. Padahal berwirausaha merupakan salah satu dari tujuan Sekolah menengah kejuruan disamping bekerja dan melanjutkan
Berikut data lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri ITembilahan huluyang melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan SMK.
Jika ditelusuri dari siswa yang telah melaksanakan praktek kerja industri di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri1 Tembilahan Hulu dapat dilihat bahwa sikapkewirausahaannya sangat rendah, hal ini terlihat dari data berikut:
Tabel 1.1 Keadaan Alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tembilahan Hulu.
Program Keahlian Tahun Lulus
T H P AGRONOMI AKUNTANSI
Jumlah B M W B M W B M W
(8)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2008/2009 28 7 2 - - - 37 2009/2010 14 9 4 13 9 2 19 9 3 82 2010/2011 22 11 3 14 9 4 44 18 9 134
Sumber Data: RekapitulasiSiswa SMK Negeri 1 TembilahanHulu yangbekerja, melanjutkandanberwirausaha.
Keterangan
B = Bekerja M = Melanjutkan W = Wirausaha
Melihat data tersebut dapat dibuktikan bahwa sikap berwirausaha siswa SMKN 1 Tembilahan Hulu masih sangat rendah, dari 3 tahun periode tamatan sejumlah 247 siswa, hanya 27 siswa yang berwirausaha, penyebabnya adalah kurang motivasi yang diberikan guru dalam melaksanakan pembelajaran dikelas dan kurang menghayati praktek kerja industri selama mereka melaksanakannya di dunia usaha dan dunia industri.
KurangnyasikapwirausahasiswaSekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Negeri 1
TembilahanHulujugabisadiakibatkanolehkurangyatempatpraktikkerjaindustri, siswabanyak yang prakrin di instansipemerintah, danindustri yang berupaindustriagrikulturdanjasa, halinidapatdilihatdaripadatabel 1.3 dibawahini.
Tabel 1.2 Tempat Praktik Kerja Industri
No TahunAj aran
SEKTOR TEMPAT PRAKRIN
Jumlah Ket Industri Jasa Agrikultur Pemerintah
(9)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2 2009/2010 25 13 10 36 84
3 2010/2011 35 20 15 64 134
Sumber data: RekapitulasiPraktikKerjaSiswa SMK Negeri 1 TembilahanHulu.
Berdasarkanpadatabeldiatasmenunjukkanbahwaskorsimpanganpadapemerin tahmenunjukkanlebihbesardibandingkanIndustri, Jasa, danAgrikultur.Dalamartiansiswalebihbanyakmenggunakaninstansipemerintahketi
mbangIndustri, Jasa, danAgrikultur,
sehingaperilakumerekadalammelaksanakanprakerintidakmenggambarkankearahji wawirausaha.
Pada tanggal 5 September 2005 Ace Suryadi pada seminar Stadium General UPI memaparkan makalah tentang tingkat semangat kewirausahaan tingkat SLTA hanya sebesar 15,30 %, artinya tingkat minat kewirausahaan siswa sekolah menengah kurang dari 20 %.
Sekolah-sekolah kejuruan dapat mengembangkan pengajaran yang mempersiapkan manusia-manusia wirausaha, untuk itu diperlukan adanya sinergi, kerjasama yang efektif dan efisien antara sekolah, keluarga, masyarakat pemakai industri tenaga kerja, dan dunia ekonomi pada umumnya. Sinergi ini diharapkan terus menerus tumbuh dan berkembang dengan memiliki dasar mengembang ide dan meraih peluang sebanyak-banyaknya. Agar para siswa Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) lebih memahami dan menghayati kegiatan para pelakuwirausaha dan
(10)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
semangat berwirausaha, maka diharapkan para siswa dapat melaksanakan praktik kerja industri.
Untuk itu diharapkan kegiatan praktek kerja industri mampu melahirkan keberhasilan-keberhasilan mengembangkan ide dan menciptakan peluang. Secara umum dapat dikatakan, jika mereka menjadi pelakuwirausaha maka akan menjadi orang yang memiliki potensi untuk berprestasidan berwirausaha.
Sikapwirausaha lahir dari adanya dorongan yang kuat pada diri individu. Hal ini sesuai dengan pendapat Ropke yang mengatakan bahwa "kemampuan, motivasi, lingkungan dan hak milik adalah faktor penentu sikap/perilaku kewirausahaan"(Ropke 1995: 49).
Mengingat
pentingnyaPraktekKerjaIndustridanMotivasibelajardalammembentuksikapberwira usahapadasiswasebagaimana mestinya maka peneliti sangattertarik untuk
mengangkatpenelitianinipadasebuahjudul : “KONTRIBUSIPRAKTEK KERJA
INDUSTRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP SIKAP
WIRAUSAHA” (Survey terhadap siswa Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) NegeriI Tembilahan Hulu).
1.2. IdentifikasiMasalah dan Perumusan Masalah
Jiwa kewirausahaan di Indonesia masih sangat rendah, hal ini dibuktikan dengan banyaknya minat tamatan sekolah menengah dan perguruan tinggi yang
(11)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ingin bekerja di sektor formal sangatlah tinggi, tanpa mau berwirausaha. Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) sudah diajarkan bidang studi kewirausahaan yang sebenarnya diharapkan untuk mendorong jiwa wirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan(SMK), namun hal ini terlihat masih belum dapat mendongkrak perilaku kewirausahaan tersebut. Praktek kerja industri merupakan salah satu upaya untuk melatih siswa Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) agar bisa berwirausaha setelah mereka menyelesaikan pendidikan, dengan praktek kerja industri siswa dapat termotivasi menjadi wirausaha yang handal.Dengandemikianrumusanmasalahdalampenelitianiniadalah: " Bagaimanapengaruhmotivasibelajardanpraktekkerjaindustriterhadapperilakukewir ausahaansiswa SMK".
Berdasarkan identifikasi masalah seperti tersebut diatas, maka pertanyaan penelitian yang perlu dijawab adalah sebagai berikut:
1. BagaimanaPraktekKerjaIndustridirancangdandilaksanakan ?
2. ApakahPraktekKerjaIndustriberpengaruhterhadapsikapberwirausahasis wa SMK
3. BagaimanaKontribusiPraktekKerjaIndustriterhadapSikapberwirausahasi swa SMKN 1 tembilahanHulu?
(12)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. BagaimanaKontribusiPraktekKerjaIndustridanMotivasiBelajarterhadap Sikapwirausahasiswa SMKN 1 TembilahanHulu?
1.3. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari permasalahan di atas, Dalam mengungkap permasalahan yang terkait dengan penelitian sasaran yang ingin dicapai yaitu :
1. BagaimanaPraktekKerjaIndustridirancangdandilaksanakan ?
2. ApakahPraktekKerjaIndustriberpengaruhterhadapsikapwirausahasiswa SMK
3. BagaimanaKontribusiPraktekKerjaIndustriterhadapSikapwirausahasisw a SMKN 1 tembilahanHulu?
4. BagaimanaMotivasiBelajarsiswa yang mengikutipraktekkerjaindustri ? 5. BagaimanaKontribusiPraktekKerjaIndustridanMotivasiBelajarterhadap
Sikapwirausahasiswa SMKN 1 TembilahanHulu
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1) Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengayaan khasanah penelitian di bidang pendidikan teknologi dan kejuruan khususnya pada pendidikan jalur profesional dalam meningkatkan kompetensi siswa yang bermuara kepada kualitas sumber daya manusia.
(13)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Diharapkan menjadi bahan kajian pihak lain yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut variabel-variabel lain yang berhubungan dengan peningkatan motivasi belajar siswa.
Memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan strategi pendidikan dan upaya meningkatkan motivasi belajar dan kompetensi siswa yang diharapkan oleh DU/DI.
Memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan penggunaan model pembelajaran yang relevan dan mendukung ketercapaian peningkatan motivasi dalam pembelajaran produktif di SMK.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian ini dapat membuktikanapakah terdapat korelasi yang positif
antara,praktekkerjaindustridanmotivasibelajardengansikapwirausa hasiswa, maka hasilnya dapat dijadikan masukan bagi pihak terkait dalam menyelenggarakan dan mengembangkan program pendidikan di SMK.
2. PraktekKerjaIndustridanMotivasibelajardapatmemberikanumpanba likterhadapsikapwirausahasiswa,
(14)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengankualitasbelajarsiswasehinggadapatmencapaikompetensisecar autuhdanmenyeluruh.
(15)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikanobjekpenelitianadalahsiswa SMKN 1 TembilahanHulu yang telahselesaimelakukanpraktekkerjaindustri. Terdapat tiga variabel yang akan diteliti yaitu praktekkerjaindustri(X 1), motivasibelajar (X 2), dan sikapwirausaha (Y). Masing-masing dikelompokan kedalam dua variabel, pertama variabel bebas adalah praktekkerjaindustridanmotivasi belajardan, kedua variabel terikat sikap berwirausaha.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis, maupun psikologis (Sugiyono, 2006 : 4).
Penelitian survey yang dimaksud adalah menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis, seperti dikemukakan Masri Singarimbun (2003 :21) penelitian survey dapat digunakan untuk maksud: (1)penjajakkan (eksploratif), (2)deskriptif, (3)penjelasan (explanatory atau comfirmatory), yakni menjelaskan
(16)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
hubungan kausal dan pengujian hipotesis, (4)evaluasi, (5)prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang, (6)penelitian operasional, dan (7)mengembangkan indikator-indikator sosial. Studi yang dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data memalui instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.2.1 . Jenis penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan survey, sedangkan metode yang digunakan adalah deskrifif analisis.
Peneltian ini tentang kontribusipraktekkerjaindustridanmotivasi belajar terhadap sikapwirausaha siswa dengan pendekatan kuantitatif dalam hal ini berusaha menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui hipotesis, sedangkan data yang digunakan secara umum berupa angka-angka yang dihitung melalui statistik. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data kualitatif yang diangkakan terdapa dalam skala pengukuran. Suatu pernyataan atau pertanyaan yang memerlukan alternatif
(17)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu x2.y
jawaban, dimana masing-masing : sangat setuju/selalu diberi angka 5, setuju/sering angka 4, ragu-ragu/kadang-kadang diberi angka 3, tidak setuju/jarang angka 2, dan sangat tidak setuju/tidakpernah diberi angka 1. Sugiyono (2002:7).
3.2.2 Desain penelitian
Kerangkaberpikiradalahdasarpemikirandaripenelitian
yangdisintesiskandarifakta-fakta, obsevasidantelaahkepustakaan. Uraiandalamkerangkaberpikirmenjelaskanhubungandanketerkaitanantarvariabelpe
nelitian.Variabel-variabelpenelitiandijelaskansecaramendalamdanrelevandenganpermasalahan yang diteliti, sehinggadapatdijadikandasaruntukmenjawabpermasalahanpenelitian (Ridwan,2005:34–
35).Makadesainpenelitiandarikerangkapikirpenelitianadalahsebagaiberikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
x1.x2.y x1.y
MotivasiBelajar (X2)
SikapBerwirausaha (Y)
PraktekKerjaIndustri(X 1)
(18)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.2.3. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri S. (2003 : 46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Dari variabel-variabeldalampenelitianini,
dapatdibuatdefenisioperasionalnyaadalah:
1. PraktekKerjaIndustriadalahbagiandarisistempendidikangandasebagai program bersamaantarasekolahdenganduniausahadanduniaindustri. Dalampelaksanaanpraktekkerjaindustripola yang di pergunakanadalahpengelolaanbersamaantarasekolahdan DU/DI sebagaiinstitusipasanganbekerjasamamerancangtujuan, proses, materi,
metode, bimbingan, danevaluasi. Dari
hasilpraktekkerjaindustrisiswadiharapkanmampumenyesuaikandirideng
anlingkunganduniakerja yang sesungguhnya,
memilikitingkatkompetensiterstandarsesuaidengan yang dipersyaratkanduniakerja, siswadipersiapkanmenjaditenagakerja yang berwawasanmutu, ekonomis, kewirausahaan, danproduktif,
(19)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dandapatmenyerapnalarteknologidanbudayakerjauntukkepentinganpeng embangandirinya.
2. MotivasiBelajaradalah dorongan atau kekuatan yang ada dalam diri seorang siswa untuk menguasai materi konsep pengetahuan dan melaksanakanpraktekkerjaindustri.
3. Sikapwirausahaadalahlangkahdantindakan yang
dilakukanuntukmenghadapidanmenyiasatipekerjaansehari-hari,
sehinggatergambarbahwasikapseorangsiswatersebutsudahmenggambarka nsikapkearahberwirausaha.
SepertiSikapselaluberfikirpositifdalammenghadapisegalasesuatu
,responpositifterhadapmasalah, sikapberorientasijauhkedepan. Defenisioperasionalpenelitiandapattergambardalamtabelberikut.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian
VARIABEL
DEFINISI OPERASIONAL DARI VARIABEL
DIMENSI SKALADAN
PENGUKURAN 1.PraktekKe rjaIndustri Bagiandaripendidikan sistemganda di SMK yang memilikiperanpen tingdalammengha silkantamatanberk ualitasdanprofesio naluntukmemenuhi kebutuhantenagak erjadiberbagaisekt or
Tujuan
Materi
Metode
Pembimbing
Proses
Evaluasi
(20)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2.MotivasiBe
lajar
Dorongan atau kekuatan yang ada dalam diri seorang siswa untuk menguasai materi konsep pengetahuan dan melaksanakanpraktek kerjaindustri
Intrinsik, dorongan yang timbuldalamdirise orang guru, yaitusesuaiatausej alandengankebutu han.
Ekstrinsik, dorongan yang timbulkarenaadan yarangsangandaril uardiriseorangsisw a
SkalaLinkert
3.Sikap
Wirausaha Langkah tindakan yang dan dilakukan untuk menghadapi dan menyiasati pekerjaan sehari-hari
Sikapselaluberfikir positifdalammeng hadapisegalasesuat u
responpositifterha dapmasalah,
sikapberorientasija uhkedepan,
sikapselaluinginta hu, dan
punyakomitmen yang kuat
SkalaLinkert
3.2.4 Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang diperoleh dari dua sumber yaitu:
Data Primer, data yang diambil dari hasil angket dan observasi yang langsung dilakukan dilapangan, yaitu siswa yang SMKN 1 Tembilahan Hulu kemudian data diolah dengan metode statistik dan SPSS.
Data sekunder, data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dari studi kepustakaan yang berhubungan dengan penulisan penelitian ini.
(21)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.2.5 Populasi, Sample dan Teknik Sampling
Populasi adalahtotalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelasyang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana 1992 : 6, 161), sedangkan menurut sugiyono (2009 : 80) populasi adalah willayah generalisasi yang terdiri dari atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.
Riduwan (2007) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau hasil unit pengukuran yang menjadi obyek penelitian. Nawawi menyebutkan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik yang diperoleh dari hasil menghitung maupun mengukur. Nazir menambahkan bahwa populasi adalah data, bukan orang atau bendanya. Berkenaan dengan populasi penelitian ini maka populasinya adalah siswa SMK yang telah mengikuti praktek kerja industri (kelas XI) di dunia usaha dan dunia industri sebagai berikut:
Tabel 3.2 Siswa SMKN 1 Prakerin 2012
PROGRAM
KEAHLIAN JUMLAH SISWA
THP 27 orang
Agronomi 20 orang
Akuntansi 28 orang
Jumlah 75 orang
(22)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan data tersebut maka populasi sejumlah 75 siswa. Sedangkan berkenaan dengan sampel maka Surakhmad berpendapat bahwa apabila ukuran populasi kurang lebih 100, maka jumlah sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi lebih dari 1000, maka jumlah sampel sekurang-kurangnya 15%. Berdasarkan pendapat tersebut maka sampel yang diambil adalah 50% dari 75 adalah 37,5 maka dibulatkan menjadi 38 orang siswa.
3.2.6 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mencapai pemahaman yang mendalam pada penelitian ini, diperlukan serangkaian data yang dikimpulkan dengan berbagai teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap informasi mengenai variabel-variabel dalam penelitian serta data pendukung lainnya yang dianggap relevan yaitu:
a. VariabelbebasPraktekKerjaIndustri (X1), MotivasiBelajar (X2) b. VariabelterikatSikapWirausaha (Y)
Guna menunjang keberhasilan penelitian dan untuk memperoleh keabsahan data maka, penulis memakai alat pengumpul data berupa:
a. Angket (Kuesioner)
Angket pada umumnya digunakan sebagai keterangan tentang fakta, pendapat, pengetahuan, sikap dan perilaku dalam suatu peristiwa. Menurut Sugiyono (2005: 162), angket atau kuesioner merupakan salah satu alat
(23)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan baik tertulis maupun lisan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis.
Skala model pengukuran yang digunakan untuk menjaring variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi:
Variabelpraktekkerjaindustridenganmenggunakanangketberupapernyata andenganpolajawabantertutup model skalalinkert.
Variabelmotivasibelajardenganmenggunakanangketberupapernyataande nganpolajawabantertutup model skalaLinkert
VeriabelSikapwirausahadenganmenggunakanangketberupapernyataand enganpolajawabantertutup model skalaLinkert
Skala linkert mengharuskan responden hanya memilih salah satu jawaban yang disediakan, sifat penyataan yang perlu jawaban adalah tertutup, dengan penskoringan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Penskoran dalam Angket
NO OPSI SKOR
1 Sangat tidak
setuju/tidakpernah/sering 1 2 Tidak setuju/jarang 2 3
Ragu-ragu/kadang-kadang 3
4 Seuju 4
5 Sangat setuju 5
(24)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Observasi dengan melakukan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti atau dapat dirumuskan sebagai proses pencatatan pola perilaku subyek(orang), obyek(benda) atau kejadian sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.
3.3 Teknis Analsisi Data
Dalam penelitian ini, data dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik analisis korelasi sederhana dan analisis regresi ganda, langkah ini ditempuh terlebih dahulu dengan melakukan langkah-langkah persyaratan analisis statistik regresi ganda, antara lain menguji homogenitas data, normalitas dan multikolinearitas.
Pengolahan data bertujuan mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut (Sudjana, 1992: 128).
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS ( Statistical Product and Service Solution ) karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif 18 dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya.
(25)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sebelum uji hipotesis dilakukan, terlebih dahulu akan dilakukan uji normalitas. Hal ini dilakukan karena pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan menggunakan analisis parametrik atau nonparametrik tergantung hasil uji hipotesis yang dilakukan.
3.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov Smirnov Test, dengan bantuan SPSS 20 for Windows, terhadap data Prakerin (X1) Motivasi Belajar (X2), dan Sikap Berwirausaha (Y).
3.4.1.1 Hasil Uji Normalitas Variabel Prakerin
Hasil perhitungan uji normalitas untuk variabel Praktek Kerja Industri(X1), tampak pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Hasil Uji Normalitas Variabel Prakerin
Descriptives
Statistic Std. Error
VAR00001 Mean 34.5789 .76241
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 33.0342
Upper Bound 36.1237
5% Trimmed Mean 34.8363
Median 35.0000
Variance 22.088
Std. Deviation 4.69981
(26)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Maximum 42.00
Range 19.00
Interquartile Range 6.25
Skewness -.737 .383
Kurtosis .241 .750
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
VAR00001 .141 38 .055 .947 38 .072
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Data Hasil Angket
Kriteria pengujian normalitas data adalah jika nilai probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi normal. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,055. Hasil ini menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Artinya data sampel penelitian untuk variabel Prakerin(X1) berdistribusi normal. Hasil ini menunjukkan data variabel ini dapat dilanjutkan dengan perhitungan menggunakan korelasi parametrik.
3.4.1.2 Hasil Uji Normalitas Variabel Motivasi Belajar
Hasil perhitungan uji normalitas untuk variabel Motivasi Belajar (X2), tampak pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Normalitas Variabel Motivasi Belajar
Descriptives
(27)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
VAR00001 Mean 47.7368 .68273
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 46.3535
Upper Bound 49.1202
5% Trimmed Mean 47.8772
Median 48.5000
Variance 17.713
Std. Deviation 4.20864
Minimum 37.00
Maximum 55.00
Range 18.00
Interquartile Range 6.00
Skewness -.423 .383
Kurtosis -.246 .750
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
VAR00001 .126 38 .135 .971 38 .410
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Data Hasil Angket
Kriteria pengujian normalitas data adalah jika nilai probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi normal. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,135. Hasil ini menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Artinya data sampel penelitian untuk variabel Motivasi Belajar (X2) berdistribusi normal. Hasil ini menunjukkan data variabel ini dapat dilanjutkan dengan perhitungan korelasi parametrik.
(28)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.4.1.3. Hasil Uji Normalitas Variabel Sikap Wirausaha
Hasil perhitungan uji normalitas untuk variabel Sikap Berwirausaha (Y), tampak pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Sikap Wirausaha Descriptives
Statistic Std. Error
VAR00001 Mean 72.2632 1.05583
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 70.1238
Upper Bound 74.4025
5% Trimmed Mean 72.3480
Median 74.0000
Variance 42.361
Std. Deviation 6.50856
Minimum 60.00
Maximum 83.00
Range 23.00
Interquartile Range 6.75
Skewness -.536 .383
Kurtosis -.286 .750
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
VAR00001 .132 38 .095 .930 38 .020
a. Lilliefors Significance Correction
(29)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kriteria pengujian normalitas data adalah jika nilai Signifikansi> 0,05, maka data berdistribusi normal. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,095. Hasil ini menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Artinya data sampel penelitian untuk variabel Sikap Wirausaha (Y) berdistribusi normal. Hasil ini menunjukkan data variabel ini dapat dilanjutkan dengan perhitungan korelasi parametrik.
Tabel berikut merupakan rangkuman hasil uji normalitas data variabel penelitian.
Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
No. Variabel Nilai
Probabilitas Nilai α Kesimpulan 1 Kontribusi Prakerin 0,055 0,05 Normal 2 Motivasi Belajar 0,135 0,05 Normal 3 Sikap Berwirausaha 0,095 0,05 Normal Sumber: Data Hasil Angket
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa data pada masing-masing variabel penelitian ini berdistribusi normal. Hasil ini memberikan makna bahwa pengolahan data memungkinkan dilanjutkan denagn menggunakan perhitungan korelasi parametrik.
3.5. Uji Linieritas
Variabel yang akan diuji linieritasnya adalah variabel X1, X2, atas Y. Perhitungan uji linieritas dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 20. Pedoman yang digunakan untuk menentukan kelinieran antar variabel
(30)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
adalah dengan membandingkan nilai Deviation from Linearity dengan nilai probabilitas pada taraf signifikansi = 0,05. Kaidah keputusan yang berlaku adalah sebagai berikut.
a. Nilai signif sig. Deviation from Linearity nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data berpola Tidak Linier.
b. Nilai signif sig. Deviation from Linearity nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data berpola Tidak Linier.
Tabel 3.8 Perhitungan Nilai signifikansi
ANOVA Tabel
Mean Square F Sig.
Var_Y * Var_X1X2
Between Groups
(Combined) 63.979 .310 203 Linearity 368.289 .539 009 Deviation from Linearity 52.708 1.079 .400 Within Groups 48.851
Total
Dari perhitungan diperoleh nilai Sig untuk deviation from linearity > 0,05; ini berarti bahwa variabel X1, X2, atas Y bersifat linear.
3.6.1 Proses Pengembangan Instrumen 3.6.1.1. ValiditasInstrumen
Berkaitandenganpengujianvaliditasinstrumenarikunto( 1995:63-69)
mengatakanbahwaValiditasinstrumensuatuukuran yang
menunjukantingkatkeandalanataukesahihansuatualatukur.
Alatukur yang kurang valid
(31)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terlebihdahuludicarihargakorelasiantarabagian-bagiandarialatukursecarakeseluruhandengancaramengkorelasikansetiapbutiralatuk urdenganskor total yang merupakanjumlahtiapskorbutirinstrumen, denganmenggunakanrumusPearson Product Momentberikut:
�ℎ� �� = � −
�. 2− 2 �. 2− 2 Dimana:
rhitung = Koefisien korelasi
ΣXi = Jumlah skor item
ΣYi = Jumlah skor total N = Jumlah responden
Dengan taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05.
Kaidah keputusan : Jika rhitung>rtabel berarti valid rhitung<rtabelberarti tidak valid
Jika instrumen tersebut valid, maka kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r), sebagai berikut :
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid)
Berdasarkan hasil uji coba terhadap 30 responden dan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan komputer (PASW Statistics 18) diperoleh hasil sebagai berikut :
(32)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.6.1.2Variabel Praktek Kerja Industri
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan PASW Statistics 18, untuk item X ke 1 nilai korelasinya adalah 0,515, dengan probabilitas korelasi [sig.(2-tailed) sebesar 0,001. Sesuai kriteria sebelumnya, instrumen nomor 1 adalah valid, karena probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < dari taraf signifikan (α) sebesar 0,05. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3 .9 variabel Praktek Kerja Industri
Korelasi Antara ΓHitung ΓTabel (95%) (38) Kesimpulan
ItemNo.1dengan Total 0,515 0,320 Valid Item No. 2 dengan Total 0,457 0,320 Valid ItemNo.3dengan Total 0,450 0,320 Valid Item No. 4 dengan Total 0,309 0,320 Tidak Valid Item No. 5 dengan Total 0,728 0,320 Valid Item No. 6 dengan Total 0,710 0,320 Valid Item No. 7 dengan Total 0,385 0,320 Valid Item No. 8 dengan Total 0,795 0,320 Valid Item No. 9 dengan Total 0,359 0,320 Valid Item No. 10 dengan Total 0,327 0,320 Valid
Berdasarkan data di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari 10item angket yang disebarkan pada variabel kontribusi praktek kerja industri dengan taraf kepercayaan 95% terdapat 1 item yang tidak valid dan 9 item valid, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data penelitian. Perhitungan validitas terlampir.
Tabel 3.10 Validitas Variabel X1 Case Processing Summary
(33)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
N %
Cases Valid 38 100.0
Excludeda 0 .0
Total 38 100.0
Tabel 3.11 Realibilitas X1
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
.687 9
Nilai koefisien reliabilitas di atas adalah 0,687. Sesuai kriteria, nilai ini sudahlebih besar dari 0,60, maka hasil data hasil angket memiliki tingkat reliabilitasyang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya.
3.6.1.3.Variabel Motivasi Belajar
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan PASW Statistics 18, untuk item X ke 1 nilai korelasinya adalah 0,362, dengan probabilitas korelasi [sig.(2-tailed) sebesar 0,026. Sesuai kriteria sebelumnya, instrumen nomor 1 adalah valid, karena probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < dari taraf signifikan (α) sebesar 0,05. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.12 Variabel Motivasi Belajar
Korelasi Antara
Γ
HitungΓ
Tabel (95%)(34)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Item No. 1 dengan Total 0,362 0,320 Valid Item No. 2 dengan Total 0,554 0,320 Valid Item No. 3 dengan Total 0,802 0,320 Valid Item No. 4 dengan Total 0,500 0,320 Valid Item No. 5 dengan Total 0,268 0,320 Tidak Valid Item No. 6 dengan Total 0,681 0,320 Valid Item No. 7 dengan Total 0,427 0,320 Valid Item No. 8 dengan Total 0,585 0,320 Valid Item No. 9 dengan Total 0,577 0,320 Valid Item No.10dengan Total 0,531 0,320 Valid Item No.11dengan Total 0,411 0,320 Valid Item No.12dengan Total 0,491 0,320 Valid
Berdasarkan data di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari 12 item angket yang disebarkan pada variabel motivasi belajar dengan taraf kepercayaan 95% terdapat 1 item yang tidak valid dan 11 item valid, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data penelitian. Perhitungan validitas terlampir.
Tabel 3.13 Validitas X2
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 38 1
00.0
Excludeda 0 .0
Total 38 1
00.0 a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
(35)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.750 11
Nilai koefisien reliabilitas di atas adalah 0,750. Sesuai kriteria, nilai ini sudahlebih besar dari 0,60, maka hasil data hasil angket memiliki tingkat reliabilitasyang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya.
3.6.1.4.Angket Variabel Sikap Wirausaha
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan PASW Statistics 18, untuk item X ke 1 nilai korelasinya adalah 0,751, dengan probabilitas korelasi [sig.(2-tailed) sebesar 0,000. Sesuai kriteria sebelumnya, instrumen nomor 1 adalah valid, karena probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < dari taraf signifikan (α) sebesar 0,05. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.15 Variabel Sikap Wirausaha
Korelasi Antara ΓHitung ΓTabel (95%) (38) Kesimpulan
Item No. 1 dengan Total 0,751 0,320 Valid Item No. 2 dengan Total 0,653 0,320 Valid Item No. 3 dengan Total 0,619 0,320 Valid Item No. 4 dengan Total 0,294 0,320 Tidak Valid Item No. 5 dengan Total 0,381 0,320 Valid Item No. 6 dengan Total 0,594 0,320 Valid Item No. 7 dengan Total 0,553 0,320 Valid Item No. 8 dengan Total 0,485 0,320 Valid Item No. 9 dengan Total 0,677 0,320 Valid ItemNo.10 dengan Total 0,549 0,320 Valid Item No.11dengan Total 0,521 0,320 Valid Item No.12dengan Total 0,592 0,320 Valid Item No.13dengan Total 0,432 0,320 Valid Item No.14dengan Total 0,440 0,320 Valid
(36)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Item No.15dengan Total 0,510 0,320 Valid Item No.16dengan Total 0,411 0,320 Valid Item No.17dengan Total 0,517 0,320 Valid Item No.18dengan Total 0,579 0,320 Valid
Berdasarkan data di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari 18 item angket yang disebarkan pada variabel sikap berwirausaha dengan taraf kepercayaan 95% terdapat 1 item yang tidak valid dan 17 item valid sehingga dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data penelitian. Perhitungan validitas terlampir.
Tabel 3.16 Validitas Y
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 38 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel 3.17 Realibilitas Y
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.845 17
Nilai koefisien reliabilitas di atas adalah 0,845. Sesuai kriteria, nilai ini sudahlebih besar dari 0,60, maka hasil data hasil angket memiliki tingkat reliabilitasyang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya
(37)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULANDAN SARAN
Pada Bab V tesis ini, dikemukakantigahalpokok yang disajikansebagaipemaknaanpenelitian secara terpadu, terhadapsemuahasilpenelitian yang diperoleh. Tigahalpokokterdiridarikesimpulan, implikasi dan saran.
5.1 Kesimpulan
Berdasar hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dengan melalui perhitungan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial, serta temuan-temuan dalam penelitian ini yaitu :
1. PelaksanaanPraktekKerjaIndustri di sekolah (SMK N 1 TembilahanHulu) masihperludiadakanpeningkatan, baikdarisegitujuandariprakerinitusendiri, materipembelajaran, metodepelaksanaannya, pembimbingansiswanya, proses
pelaksanaandanevaluasinya, agar
nantisetelahmelaksanakanprakerinsiswabisamengembangkandiriuntukb ersikapwirausaha,
karenakenyataannyasiswamasihbelummemahamiartipentingprakerindal ammenumbuhkembangkansikapwirausahadalamkehidupansehari-hari.
(38)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hal inibisadilihatdarihasilpenelitianinibahwa, prakerinmempunyaiandil yang positifdalammenumbuhkansikapwirausahasiswa.
2. PelaksanaanPembelajarandisekolahmasihperluadanyapenyempurnaan yang lebihbaik, berupakurikulum, metodepembelajaran, dansistemevaluasi yang digunakandengancaramemberikanmotivasioleh guru kepadasiswa, karenamotivasibelajarsiswa yang tinggiakanmeningkatkansikapwirausaha,
initerlihatdarihasilpenelitianbahwadenganmotivasibelajar yang tinggiakanmenumbuhkembangkansikapwirausaha.
Berdasarkan analisis deskripsi variabel penelitian, disimpulkan pula bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa praktek kerja industri, motivasi belajar dan sikap wirausaha yang cenderung tinggi. Dari analisis penelitian, pelaksanaan prakerin dengan mendorong peningkatan motivasi belajar siwa akan dapat meningkatkan sikap berwirausaha.
5.2 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan temuan yang diperoleh, implikasi dari hasil penelitian ini adalah: Pertama, mengupayakan supaya praktek kerja industri lebih meningkat agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap sikap wirausaha. Kedua, mengusahakan untuk selalu menumbuhkan motivasi belajar dengan berbagai cara, baik itu dengan memberi motivasi secara verbal maupun memberi reward bagi anak yang berprestasi agar lebih meningkat lagi motivasi belajarnya.
(39)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ketiga, mengupayakan meningkatkan secara bersama kualitas dan kuantitas dari praktek kerja industri dan memberi motivasi yang lebih dapat menyentuh semangat siswa secara umum dalam belajar sehingga mampu meningkatkan sikap wirausaha agar lebih baik lagi.
Implikasi penelitian ini secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Praktek Kerja Industri Terhadap Sikap Wirausaha.
Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa Kontribusi Prakerin mempunyai hubungan yang positif dengan sikap wirausaha. Semakin baikpengelolalanprakerin maka akan dapat meningkatkan SikapWirausahasiswa
Suatu prakerin dapat dikatakan telah berhasil dalam pelaksanaanya, dapat dilihat dari beberapa hal. Pertama, dilihat dari tingkat kerajinan siswa yang mengikuti prakerin dalam melaksanakan prakter kerja industrinya di instansi yang bersangkutan, semakin rajin dalam melaksanakan praktek kerjanya ini menunjukan bahwa siswa yang bersangkutan merasa bahwa bidang yang diikutinya sesuai. Kedua, penguasaan siswa prakerin dalam materi yang dipelajari di sekolah dapat diaplikasikan dalam dunia kerja yang dijalaninya di masa prakerin, mengelola informasi yang didapatkan dibangku sekolah dan menerapkannya di tempat kerja merupakan suatu proses yang tidak mudah, keberhasilan melakukan integrasi dua hal ini menunjukan bahwa seorang siswa mampu untuk berwirausaha.Hasil dari prakerin yang dilakukan siswa dapat
(40)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menunjukkan tingkat kemampuan dalam sikap berwirausaha. Dalam prakerin seorang siswa akan diuji kompetensi dalam halpenguasaan materi pembelajaran, penguasaan materi praktek yang diajarkan disekolah, melakukan inovasi dan kreasi dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapai di dunia kerja dengan mengambil ide dan konsep yang telah didapat dari materi belajar di sekolah.
Tinggi rendahnya kualitas dari prakerin yang dilakukan siswa akan berimbas terhadap tinggi rendahnya sikap wirausaha, untuk meningkatkan kualitas prakerin maka perlu diupayakan usaha perbaikan kualitas profesionalitas dari prakerin secara proses, perbaikan ini dilakukan secara berkesinambungan dan tidak terputus dengan kebijakan pendidikan secara umum.
2. Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha.
Analisis data menunjukkan bahwa Motivasi Belajar mempunyai hubungan yang positif dengan sikap wirausaha. Dengan demikian semakin tinggi Motivasi Belajar pada seorang siswa maka akan semakin tinggi sikapnya untuk berwirausaha.
Dalam sebuah proses pembelajaran peranan motivasi sangat vital dalam perananya sebagai pendorong proses pembelajaran. Motivasi merupakan sesuatu hal yang sulit diukur tetapi nyata hasilnya. Motivasi merupakan inti dari kekuatan yang ada pada siswa untuk dapat secara konsisten belajar dan berlatih. Seperti seorang samurai, bahwa untuk dapat menjadi seorang samurai yang baik dia harus
(41)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mampu mengalahkan dirinya sendiri karena itu adalah lawan yang terberat yang dihadapi. Seorang siswa juga adalah seorang samurai seorang pejuang yang harus memiliki motivasi dan tekad kuat untuk mengalahkan rintangan, misalnya rasa malas, malu, kurang nya fasilitas, kurang nya biaya, dan banyak kekurangan yang lain yang jika tidak memiliki motivasi yang kuat, rintangan itu akan akan menjadi suatu gunung es yang lambat laun menghalangi proses belajar yang ada pada diri siswa. Pendidikan kejuruan di SMK terutama pada mata diklat produktif harus didorong, dikuatkan motivasi belajar dan motivasi kerja praktek industrinya agar semakin lama semakin kokoh. Dengan semakin besar motivasi maka pelan tapi pasti sikap berwirausaha akan tumbuh dan mampu memberi perubahan yang signifikan dalam diri siswa untuk mampu berwirausaha.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian Kontribusi PraktekKerjaIndustri, dan Motivasi Belajarterhadapsikap wirausaha ternyata ada keterkaitan secara positif, dan hal tersebut telah dituangkan dalam kesimpulan penelitian. Sebagai tindak lanjut bersama ini penulis menyampaikan beberapa saran untuk dapat menjadi masukan bagi lembaga dalam rangka meningkatkan sikap berwirausaha. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Agar proses pelaksanaanprakerin dimasadepanlebihbaikdarisekarang, perludidukungolehtenaga-tenaga guru yang profesional. Mengingatdalampelaksanaanprakerinmembutuhkanpengetahuan,
(42)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
keterampilandankreatiftasdari guru. Denganadanyatenaga-tenaga guru yang
kompetendanberjiwaentrepreneurmakaakandapatmeningkatkanefektifitasp embelajaran di sekolah. Olehsebabitudalamrekruitmen guru produktifSMK harusmemperhatikandanmempertimbangkanlatarbelakangpendidikan (minimal S1), pengalamankerjadanmotivasikerjanya. 2)
PemerintahdaerahKabupaten Indragiri
Hilirmelaluidinaspendidikansetempathendaknyamampumemfasilitasikekur
angan-kekuranganMotivasiBelajar di
sekolahdenganmemanfaatkanfasilitasindustri yang ada di lingkungansekolahdenganmelakukanakadkerjasamadengansekolah
(outsourcing). 3) PemerintahdaerahmelaluiDinasPendidikanKabupaten Indragiri Hilirhendaknyaikutmempromosikan SMK di masyarakatdalamsetiapkesempatanyaitusebagailembaga yang tidakhanyamendidikketrampilansiswaakantetapijugamampubersaingdenga
nindustri-industrimenengahkebawahdalammemproduksibarang-barangataujasa yang dibutukanmasyarakatsetempat. 2. BagiSekolah
Berikut saran untuksekolah : 1) Sesudahdiangkatmenjadi guru SMK sebaiknya guru diberipembelajaranketerampilanbaikmelaluipusatpelatihan guru
(PPG)maupundimagangkanpadaindustri yang
(43)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(ketrampilan, tanggungjawabdanmotivasikerja)
dapatdibawakedalamlingkungansekolahuntukmendidiksiswadenganmembuatbara ng yang layakjual. 2) Dalamupayameningkatkanefektifitaspembelajaran,
sekolahharusmelengkapikebutuhanfasilitas yang
relevandenganpembelajaranberbasis unit produksi,
bilabelummampumakasekolahdapatmelakukanoutsourcingdenganindustridilingku
ngannyadenganmelakukankerjasama. 3) Agar
pelaksanaanprakerinberhasildenganbaik,
sebaiknyamateripembelajarandisesuaikandengankebutuhansiswadanmasyarakat. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan. Karena pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa. Dengan kata lain bahwa dalam pembelajaran harus memberikan pengetahuan atau keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa sehingga termotivasi dalam belajar. 4) Untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran dalam upaya meningkatkan kompetensi siswa perlu memperhatikan (a) memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat, (b) memilih fasilitator yang profesional, (c) memilih media pembelajaran yang tepat (d) didukung sarana belajar yang memadai (e) kecukupan waktu yang efektif dan efesien, serta faktor lainnya. 5) Proses pembelajaran perlu dilakukan evaluasi baik evaluasi hasil, evaluasi proses pembelajaran, evaluasi tindak lanjut dan evaluasi dampak. 6) Sekolah untuk memenuhi kebutuhan Motivasi Belajar seperti, kurikulum sinkronisasi, silabus, modul, analisis bahan dan peralatan, kinerja unit produksi yang baik, dan guru yang cukup.
(44)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Bagi Guru
Saran bagi guru sebagaiberikut: 1) Sebaiknyauntukselalumeningkatkankualitasbaikpengetahuan,
keterampilandansikapnyadalamupayameningkatkanpembelajaranproduktif di sekolahdenganmemanfaatkansumber-sumberdan media yang tesedia. 2)
Dalammelaksanakantugasmengajar, guru
harusselaluberorientasipadaprodukataujasa yang dapatdihasilkan, sehinggabermanfaatbagipeningkatankompetensisiswadan financial. 3) Guru dituntutmempersiapkan proses
pembelajarandengansebaik-baiknyamulaidaripersiapan, proses pembelajaan,
menganalisispengalamanbelajarsiswasertapengujian. 4. BagiPenelitiLanjutan
Hasilpenelitianiniternyatamasihterdapatketerbatasan yang
harusdikajikembali.Banyakfaktor-faktor lain yang
turutmempengaruhisikapberwirausaha yang belumdikajisecaramendalam.Hal inidisebabkanolehketerbatasandalampenggunaanmetodologi, jumlahresponden yang diteliti, biaya,sertaketerbatasanwawasanpenulissendiri (peneliti) dapat di
lihatpadauraian di atashanyatigavariabel yang
dapatdiungkapmelaluipendekatankuantitatif.Untukituperluadanyapenelitianlanjut agar sikapberwirausahasiswa SMK dapatlebihtumbuh, sejalandenganperkembanganduniausahadanduniaindustri.
(45)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Berdasarkanketerbatasantersebut,
makadisarankankepadapenelitilanjutanuntukmengkajifaktor-faktor yang lain yang turutmempengaruhiterhadapsikapwirausahadenganjumlahresponden yang
lebihbesar agar hasilnyalebihbaik,
baikdenganmenggunakanpendekatankuantitatifmaupunkualitatifsertadenganmeng gunakanteknikpengumpulan data yang lebihlengkap, dengananalisisstatistik yang lebihmendalam.Padapenelitianlanjutandapatlebihfokuspadapenelitianpraktekkerjai ndustriterhadapkesesuaiankurikulumtingkatsatuanpendidikan (KTSP) di manapenelitiandiadakan.
(46)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Adiputro, Kusmini-Rochjati-Wibowo. (2001). Kewirausahaan Untuk 1 SMK. Jakarta: Yudhistira.
Alma, Buchari, (2007), Kewirausahaan, Edisi Revisi, :Bandung Alfabeta.
Alma, Buchari. (2010) Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan UmumBandung: Alfabeta
Anto Dajan. 1991. Pengantar Metode Statistik Jilid 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto Suharsimi, (2008) Dasar-Dasar EvaluasiPendidikan. Jakarta :Bumi Aksara.
Arya.(2010).Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Anak. http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/ diakses pada 14 Maret 2012
Badei. 2002. Kajian Pendidikan dan Kebudayaan. Relevansi SMK Berpendidikan Sistem Ganda dengan Kebutuhan Pasar Kerja di Indonesia. Jakarta: Balitabang Dikbud
Bygrave, William D. (1984) Entrepreuneurship. Dover. MA: Lord Publishing Dahar. Ratna W (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta:Erlangga
Depdikbud. 1995. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Depdikbud. Dikmenjur. 1994. Pendidikan Sistem Ganda. Jakarta: Dikmenjur.
_________. 1997. Pedoman Persiapan dan Pelaksanaan PSG pada SMK di Indonesia. Jakarta: Debdikbud.
Dikmenjur. 2002. Pelaksanaan Prakerin. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Depdiknas
Gulo ,W . (2002) . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Grasindo
Hamalik, Oemar. (1990). Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung:Tarsito
(47)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasibuan, S.P. (2010). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hendro, (2011) Dasar-Dasar Kewirausahaan. Panduan Bagi Mahasiswa untuk. Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Kerja. Jakarta: Erlangga
http://adesyams.blogspot.com/2009/06/hakikat-dan-konsep-dasar-kewirausahaan.html tanggal 15 maret 2012
http://sambasalim.com/pendidikan/praktek-kerja-industri-2.htm diunduh tanggal 15 Maret 2012
(http://naidra.student.fkip.uns.ac.id/?p=375). Diakses tanggal 25 April 2012 Kasmir, ( 2007). Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Perkasa.
Kurikulum SMK (Dikmenjur, 2008) tentang Praktek Kerja Industri
Masri Singarimbun, dan Effendi. (2003). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
Mulyadi. (1991). Psikologi Pendidikan. Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiah IAIN Sunan Ampel.
Nana Sujana. (2008). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya
Prayitno-Erman Amti,M. (2004). Ilmu Pendidikan:jurnal Kajian Teori dan praktik Kependidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Rusyam Tarbini.A (1989) Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press.
Ropke Jochen (1995). Ekonomi Koperasi : Teori dan Manajemen. Jakarta: Selemba Empat.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada Sardiman, A.M (20011) Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Karya
--- (2010) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
(48)
Anramus, 2012
Kontribusi Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Belajar Terhadap Sikap Wirausaha : Survey TerhadapSiswa SMKN 1 Tembilahan Hulu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Slameto. (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Memepengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soesarsono. (2002) Pengantar Kewirausahaan. Buku I. Bogor: Jurusan Teknologi Industri IPB..
Sujana Nana. (2008). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2009). Metoda Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan kualitatif. R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (1992). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Suryana, (2001), Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. (2003). Kewirausahaan. Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat
Sutrisno Hadi. 1992. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Uno, B. Hamzah. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Analisis Dibidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, B. Hamzah.(2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Wahjosumidjo. (1992) Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Rajawali Wena, Made. (1996). Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito
(1)
(ketrampilan, tanggungjawabdanmotivasikerja) dapatdibawakedalamlingkungansekolahuntukmendidiksiswadenganmembuatbara ng yang layakjual. 2) Dalamupayameningkatkanefektifitaspembelajaran,
sekolahharusmelengkapikebutuhanfasilitas yang
relevandenganpembelajaranberbasis unit produksi,
bilabelummampumakasekolahdapatmelakukanoutsourcingdenganindustridilingku
ngannyadenganmelakukankerjasama. 3) Agar
pelaksanaanprakerinberhasildenganbaik,
sebaiknyamateripembelajarandisesuaikandengankebutuhansiswadanmasyarakat. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan. Karena pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa. Dengan kata lain bahwa dalam pembelajaran harus memberikan pengetahuan atau keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa sehingga termotivasi dalam belajar. 4) Untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran dalam upaya meningkatkan kompetensi siswa perlu memperhatikan (a) memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat, (b) memilih fasilitator yang profesional, (c) memilih media pembelajaran yang tepat (d) didukung sarana belajar yang memadai (e) kecukupan waktu yang efektif dan efesien, serta faktor lainnya. 5) Proses pembelajaran perlu dilakukan evaluasi baik evaluasi hasil, evaluasi proses pembelajaran, evaluasi tindak lanjut dan evaluasi dampak. 6) Sekolah untuk memenuhi kebutuhan Motivasi Belajar seperti, kurikulum sinkronisasi, silabus, modul, analisis bahan dan peralatan, kinerja unit produksi yang baik, dan guru yang cukup.
(2)
3. Bagi Guru
Saran bagi guru sebagaiberikut: 1) Sebaiknyauntukselalumeningkatkankualitasbaikpengetahuan,
keterampilandansikapnyadalamupayameningkatkanpembelajaranproduktif di sekolahdenganmemanfaatkansumber-sumberdan media yang tesedia. 2)
Dalammelaksanakantugasmengajar, guru
harusselaluberorientasipadaprodukataujasa yang dapatdihasilkan, sehinggabermanfaatbagipeningkatankompetensisiswadan financial. 3) Guru dituntutmempersiapkan proses
pembelajarandengansebaik-baiknyamulaidaripersiapan, proses pembelajaan,
menganalisispengalamanbelajarsiswasertapengujian. 4. BagiPenelitiLanjutan
Hasilpenelitianiniternyatamasihterdapatketerbatasan yang
harusdikajikembali.Banyakfaktor-faktor lain yang
turutmempengaruhisikapberwirausaha yang belumdikajisecaramendalam.Hal inidisebabkanolehketerbatasandalampenggunaanmetodologi, jumlahresponden yang diteliti, biaya,sertaketerbatasanwawasanpenulissendiri (peneliti) dapat di
lihatpadauraian di atashanyatigavariabel yang
dapatdiungkapmelaluipendekatankuantitatif.Untukituperluadanyapenelitianlanjut agar sikapberwirausahasiswa SMK dapatlebihtumbuh, sejalandenganperkembanganduniausahadanduniaindustri.
(3)
Berdasarkanketerbatasantersebut,
makadisarankankepadapenelitilanjutanuntukmengkajifaktor-faktor yang lain yang turutmempengaruhiterhadapsikapwirausahadenganjumlahresponden yang
lebihbesar agar hasilnyalebihbaik,
baikdenganmenggunakanpendekatankuantitatifmaupunkualitatifsertadenganmeng gunakanteknikpengumpulan data yang lebihlengkap, dengananalisisstatistik yang lebihmendalam.Padapenelitianlanjutandapatlebihfokuspadapenelitianpraktekkerjai ndustriterhadapkesesuaiankurikulumtingkatsatuanpendidikan (KTSP) di manapenelitiandiadakan.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Adiputro, Kusmini-Rochjati-Wibowo. (2001). Kewirausahaan Untuk 1 SMK.
Jakarta: Yudhistira.
Alma, Buchari, (2007), Kewirausahaan, Edisi Revisi, :Bandung Alfabeta.
Alma, Buchari. (2010) Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan UmumBandung: Alfabeta
Anto Dajan. 1991. Pengantar Metode Statistik Jilid 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto Suharsimi, (2008) Dasar-Dasar EvaluasiPendidikan. Jakarta :Bumi Aksara.
Arya.(2010).Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Anak. http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/ diakses pada 14 Maret 2012
Badei. 2002. Kajian Pendidikan dan Kebudayaan. Relevansi SMK Berpendidikan Sistem Ganda dengan Kebutuhan Pasar Kerja di Indonesia. Jakarta: Balitabang Dikbud
Bygrave, William D. (1984) Entrepreuneurship. Dover. MA: Lord Publishing Dahar. Ratna W (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta:Erlangga
Depdikbud. 1995. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Depdikbud. Dikmenjur. 1994. Pendidikan Sistem Ganda. Jakarta: Dikmenjur.
_________. 1997. Pedoman Persiapan dan Pelaksanaan PSG pada SMK di Indonesia. Jakarta: Debdikbud.
Dikmenjur. 2002. Pelaksanaan Prakerin. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Depdiknas
Gulo ,W . (2002) . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Grasindo
Hamalik, Oemar. (1990). Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung:Tarsito
(5)
Hasibuan, S.P. (2010). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hendro, (2011) Dasar-Dasar Kewirausahaan. Panduan Bagi Mahasiswa untuk. Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Kerja. Jakarta: Erlangga
http://adesyams.blogspot.com/2009/06/hakikat-dan-konsep-dasar-kewirausahaan.html tanggal 15 maret 2012
http://sambasalim.com/pendidikan/praktek-kerja-industri-2.htm diunduh tanggal 15 Maret 2012
(http://naidra.student.fkip.uns.ac.id/?p=375). Diakses tanggal 25 April 2012 Kasmir, ( 2007). Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Perkasa.
Kurikulum SMK (Dikmenjur, 2008) tentang Praktek Kerja Industri
Masri Singarimbun, dan Effendi. (2003). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
Mulyadi. (1991). Psikologi Pendidikan. Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiah IAIN Sunan Ampel.
Nana Sujana. (2008). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya
Prayitno-Erman Amti,M. (2004). Ilmu Pendidikan:jurnal Kajian Teori dan praktik Kependidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Rusyam Tarbini.A (1989) Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press.
Ropke Jochen (1995). Ekonomi Koperasi : Teori dan Manajemen. Jakarta: Selemba Empat.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada Sardiman, A.M (20011) Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Karya
--- (2010) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
(6)
Slameto. (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Memepengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soesarsono. (2002) Pengantar Kewirausahaan. Buku I. Bogor: Jurusan Teknologi Industri IPB..
Sujana Nana. (2008). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2009). Metoda Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan kualitatif. R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (1992). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Suryana, (2001), Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. (2003). Kewirausahaan. Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat
Sutrisno Hadi. 1992. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Uno, B. Hamzah. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Analisis Dibidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, B. Hamzah.(2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Wahjosumidjo. (1992) Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Rajawali Wena, Made. (1996). Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito