PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM

ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK

PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN

TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK

NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

SAFRINANDA HARAHAP

N I M. 511 1511 012

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (dirinya); dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang Dengan namanya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. (an-Nisa : 1)

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada Ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan “AH” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (Al-Isra : 23) Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih saying dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil”. (Al-Isra : 24)

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Maha Besar Allah yang telah memberiku sepasang orang tua yang luar biasa

Yang memberikan kasih sayang dan cinta yang tulus dalam mendidik dan membesarkanku Setelah separuh belahan jiwamu dijemput untuk menghadap Allah, Tetapi engkau tetap istiqomah dalam mendidik dan membasarkanku…

Dimasa ku kecil sampai ku dewasa engkau selalu Sabar untuk menjawab segala pertayaanku, ketika engkau bertanya kepadaku tak bisa ku membalas jawaban sesabar engkau menjawab

segala pertanyaanku di waktu kecil, Maaf kan anakmu ibuku…

Dimasa hidupku lebih Banyak Ku mengatakan “Ah” dan membentak mu dari pada ku

mengucapkan perkataan yang baik. Tetapi engkau tetap sabar dan memberikan senyumanmu

untuk memdidik ku…

Kau tegar memperjuangkan ku dalam mencapai pendidikan yang lebih baik, walaupun berbagai rintangan kau hadapi. Susah, Pahit, Sedih, makan , tidak makan, hinaan, cacian, cemohoan dari orang-orang tetapi engkau kuat untuk memperjuangkanku…

Allah mempermudahkan segala langkahku dengan Do’a Mu, Do’a mu lah yang

mempermudah jalanku untuk menyelasaikan pendidikanku. Aku yakin Akan janji Allah

Terhadap Doa yang didiberikan Orang tua kepada Anaknya…

Baktiku selama ini Tak mungkin Dapat membalas Jasa- jasamu, Doa ku lah Yang senantiasa kupanjatkan semoga dapat membuatmu bahagia, Maaf kan Anakmu Ibu, Akhirnya kupersembahkan karya Kecilku padamu dan aku berusaha mengangkat derajad keluarga juga


(6)

i

ABSTRAK

Safrinanda Harahap. NIM 5111511012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mekanika Teknik Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan . Skripsi. Fakultas Teknik–Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran Mekanika Teknik pada kompetensi Dasar Menghitung Tegangan Pada Struktur di Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015 yang berjumlah 25 siswa. Prosedur tindakan dikemas ke dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Pada siklus I mempelajari tentang Lenturan pada balok, Diagram Tegangan, Titik Berat dan Tegangan Lentur pada Balok. Pada siklus II mempelajari tentang Distribusi Tegangan Geser, Momen Inersia, dan Tegangan Geser pada Balok.

Data penelitian diambil dari tes hasil belajar siswa, lembar observasi dan lembar kerja siswa (LKS). Hasil uji coba instrumen penelitian dari 20 soal pada siklus I terdapat 16 soal valid, uji tingkat kesukaran terdapat 5 soal mudah, 11 soal sedang dan 4 soal sukar, uji daya pembeda tes didapat 4 soal buruk, 6 soal cukup dan 10 soal baik, uji reliabilitas tes didapat 0,79 (Tinggi). Pada siklus II dari 20 soal diperoleh 16 soal valid, uji tingkat kesukaran terdapat 6 soal mudah, 9 soal sedang dan 5 soal sukar, uji daya pembeda tes didapat 5 soal buruk, 4 soal cukup dan 11 soal baik, uji reliabilitas tes didapat 0,81 (sangat tinggi). Penelitian dikatakan berhasil diukur berdasarkan rata-rata komulatif aktivitas dan hasil belajar siswa memperoleh nilai minimal 75 dan tuntas secara klasikal jika seluruh kelas≥ 75% siswanya tuntas.

Hasil penelitian menunjukkan aktivitas belajar siswa pada siklus I dengan hasil nilai rata-rata 77 dan prosentase kelulusan yaitu 72% meningkat pada siklus II menjadi 89,60 dan Prosentase kelulusan yaitu 92%. Hasil belajar siswa terjadi peningkatan,pada siklus I dengan hasil nilai rata-rata sebesar 72,75 dan prosentase kelulusan yaitu 72% meningkat pada siklus II menjadi 85,25 dan Prosentase kelulusan yaitu 92%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Mekanika Teknik Kompetensi Dasar Menghitung Tegangan Pada Struktur Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015. Selain itu dapat menimbulkan suasana belajar yang menyenangkan karena siswa aktif dan belajar untuk menemukan sendiri makna dari pembelajarannya.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Team Accelerated Instruction (TAI), Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar


(7)

ii

ABSTRACT

Safrinanda Harahap. Registration number 5111511012. Application of cooperative Learning Model Team Accelerated Instruction (TAI) to Increase Activity and Learning Outcomes At The Engineering Mechanics of Student Class X State Vocational High School 1 Percut Sei Tuan Program The Architecture Engineering Expertise. Skripsi. Faculty of Technique - State University of Medan 2015.

This research represent the Research of Class Action aim to apply the study model which can improve the activity and the result of Engineering Mechanics of Student Class X Program The Architecture Engineering Expertise of State Vocational High School 1 Percut Sei Tuan in the teaching year 2014/2015 amounting to 25 students. Action procedure is created into two cycles which is each cycle consisted of twice meeting. Each cycle consisted by the planning step planning, acting, observing and reflecting. At cycle I learning about bending the beams, Diagram Voltage,Point Weight And Stress Bending on Beams, at cycle II learning about Slide Voltage Distribution, moment of inertia, And Voltage Slide on The Beam.

File research taken away from the test of result learning student, sheet of observation and spread sheet student. Result of test-drive from research instrument 20 questions. At cycle I there are 16 valid question, test the difficulty level there are 5 easy question, 11 medium question and 4 difficult question, the distinguishing energy test got 4 ugly question, 6 question enough and 10 good question, the reliability test got 0,79 (high). At cycle II from 20 questions obtained 16 valid question, the test difficulty level there are 6 easy question, 9 medium question and 5 difficult question, the distinguishing energy test got 5 ugly question, 4 enough question and 11 good problem, the reliability test got 0,81 (very high). Research told to succeed measured by pursuant to mean of cumulative activity and the result of learning student get the minimum value 75 and complete by classical if all class 75% the students are complete.

Result of research show the activity learning of student at cycle I with the Mean result 77 and percentage of graduation is 72% rising at cycle II become 89,60 and percentage of graduation is 92% . Result learning of student happened the improvement, at cycle I with the result flatten to flatten equal to 72,75 and percentage of graduation is 72% mounting at cycle II become 85,25 and percentage of graduation is 92%. Pursuant to inferential research the result that with the application of cooperative Learning Model Team Accelerated Instruction (TAI) can improve the activity and result of learning student at Engineering Mechanics of Student Class X Program The Architecture Engineering Expertise State Vocational High School 1 Percut Sei Tuan in the teaching year 2014/2015. The others, can cause learning fun for the student active and Learn to find their own meaning of the learning.

Keyword: Cooperative Learning Model Team Accelerated Instruction (TAI), Student Activity and Result of Learning.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan dan hikmat sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul :

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mekanika Teknik Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Fakultas Teknik.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik isi maupun tutur bahasanya. Oleh sebab itu, melalui kesempatan ini peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini.

Dalam proses penyusunan Skripsi ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak berupa materi, dukungan dan informasi. Dalam kesempatan ini peneliti tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Drs. Nono Sebayang ST., M.Pd, selaku dosen pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan waktu, nasehat, bimbingan serta masukan dan saran yang sangat berharga dalam penyusunan Skripsi ini. dan selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

2. Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.


(9)

iv

3. Drs. Asri Lubis, ST, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan. Juga selaku Dosen Narasumber

4. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan. Juga selaku Dosen Penguji

5. Drs. Tunggul Tambunan ST., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing Peneliti selama mengikuti Perkuliahan di jurusan Pendidikan Teknik Bangunan. Juga Selaku Dosen Narasumber dan Penguji 6. Drs. Iskandar Tambunan M.Pd, selaku Dosen Narasumber dan Penguji

7. Bapak/Ibu Dosen serta Asisten Dosen di lingkungan Universitas Negeri Medan, khususnya di Fakultas Teknik.

8. Pihak SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan khususnya Kepala Sekolah Bapak Kasni M.Pd, Bapak Sukirman S,Pd Selaku PKS Ketenagaan, Bapak Drs. Heru Purwanto selaku Ketua Jurusan Bangunan dan Ibu Dra. Hapsah Nasution selaku guru mitra yang telah membantu untuk mengadakan obeservasi dan penelitian.

9. Teristimewa kepada kedua orang tua terbaik, Alm. Yuspain R. Harahap dan Ibunda tercinta Afrida Parinduri yang telah membesarkan, membina, mendidik, memberikando’a, dukungan dan semangat kepada peneliti sampai saat ini.

10. Teruntuk adikku Tia Agustina Harahap dan Keluarga besar Peneliti yang telah memberikan Materi, do’a, dukungan dan semangat kepada peneliti sampai saat ini.


(10)

v

11. Siska Elvi Yunita S.Pd yang memberi pengetahuan, masukan dan saran, motivasi, dukungannya, serta Doa dan Nasehatnya

12. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan terbaik khususnya stambuk 2011 ; Yaumilatun, Lianatun, Fiatun, Niatun Lubis, April, Esdina, dan teman – teman yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberi dukungan dan motivasi.

13. Teruntuk Senior-senior PTB yang telah memberikan bantuan, masukan dan saran.

14. Kak Arnawati Lubis, SE yang telah membantu dalam penyelasian Administrasi dan surat-surat.

15. Mas Zek and Friends (Faisal, Eko, Herdi, Juliansyah, dan Zeky) yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, bantuan, dukungannya serta doa dan nasehatnya

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti memohon maaf atas keterbatasan yang ada. Semoga hasil ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju kemungkinan keberhasilan di dalam dunia pendidikan. Akhir kata peneliti menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.

Medan, Juni 2015 Peneliti,

Safrinanda Harahap NIM. 5111511012


(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Mekanika Teknik Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan Tegangan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1

Percut Sei Tuan T.P 2013/2014 Semester Ganjil... 4

Tabel 2. Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Mekanika Teknik Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan Tegangan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2014/2015 Semester Ganjil... 5

Tabel 3. Siklus Penelitian tindakan Kelas ... 41

Tabel 4. Kisi-kisi Tes Materi Tegangan Lentur Pada Balok (siklus I) ... 46

Tabel 5. Kisi-kisi Tes Materi Tegangan Geser Pada Balok (siklus II) ... 46

Tabel 6. Format Observasi Aktivitas Siswa Saat KBM ... 48

Tabel 7. Rekapitilasi Hasil Pretest dan Postest Siklus I ... 64

Tabel 8. Hasil Aktivitas kelompok Pertemuan Pertama Siklus I ... 67

Tabel 9. Hasil Aktivitas kelompok Pertemuan Kedua Siklus I ... 68

Tabel 10. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Pertemuan pertama Siklus I ... 70

Tabel 11. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Pertemuan kedua Siklus I ... 72

Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Pretest dan Postest Siswa Siklus II ... 81

Tabel 13. Hasil Aktivitas kelompok Pertemuan Pertama Siklus II ... 83

Tabel 14. Hasil Aktivitas kelompok Pertemuan Kedua Siklus II ... 84


(12)

x

Tabel 16. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Pertemuan kedua Siklus II ... 89 Tabel 17. Perbandingan Ketercapaian Aktivitas Belajar ... 95 Tabel 18. Perbandingan Ketercapaian Hasil Belajar ... 96


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus ... 105

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 108

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 118

4. Naskah Pembelajaran Siklus I ... 128

5. Naskah Pembelajaran Siklus II ... 136

6. Tes Hasil Belajar Siklus I... 147

7. Kunci Jawaban Siklus I... 153

8. Tes Hasil Belajar Siklus II ... 154

9. Kunci Jawaban Siklus II ... 159

10. Lembar Jawaban Siklus I ... 160

11. Lembar Jawaban Siklus II... 161

12. Lembar Kerja Siswa (LKS) pertemuan pertama Siklus I ... 162

13. Lembar Kerja Siswa (LKS) pertemuan kedua Siklus I... 165

14. Lembar Kerja Siswa (LKS) pertemuan pertama Siklus II ... 168

15. Lembar Kerja Siswa (LKS) pertemuan kedua Siklus I... 172

16. Tabel Nilai r Produk Momen ... 189

17. Format Lembar obsrvasi Aktivitas Siswa ... 190

18. Perhitungan Validitas Tes Hasi Belajar siklus I ... 193

19. Perhitungan Validitas Tes Hasi Belajar siklus II ... 194

20. Perhitungan Data Pembeda Tes Hasi Belajar Siklus I ... 195


(14)

xiii

22. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus I ... 197

23. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus II ... 198

24. Perhitungan Reliabelitas Tes Hasil Belajar Siklus I ... 199

25. Perhitungan Reliabelitas Tes Hasil Belajar Siklus II ... 200

26. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Siklus I ... 201

27. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus I ... 202

28. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Siklus II ... 203

29. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kedua Pertama Siklus II... 204


(15)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 37

Gambar 2. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 65

Gambar 3. Grafik Hasil Aktivitas Seluruh Kelompok pada Siklus I ... 69

Gambar 4. Grafik Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama pada Siklus I ... 71

Gambar 5. Grafik Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua pada Siklus I ... 72

Gambar 6. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 82

Gambar 7. Grafik Hasil Aktivitas Seluruh Kelompok pada Siklus II ... 85

Gambar 8. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kelompok ... 86

Gambar 9. Grafik Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama pada Siklus II ... 88

Gambar 10. Grafik Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus II ... 90

Gambar 11. Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I & II ... 91


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan dan kematangan. Arti kedewasaan dalam konotasi ini sangat luas tidak terbatas hanya pada usia kalender, melainkan lebih menekankkan pada mental–spiritual, sikap nalar, baik intelektual maupun emosional, sosial dan spiritual. Bobot kedewasaan ini akan terungkap dalam kematangannya dalam berfikir, berucap, berperilaku, dan membuat keputusan. Sudah tentu kedewasaan dan kematangan yang dimiliki seseorang merupakan hasil dari kinerja pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya, pendidikan yang tidak hanya terbatas pada pendidikan persekolahan (pendidikan formal).

Pendidikan merupakan pemberdayaan sumber daya manusia. Makna pendidikan adalah memberikan kebebasan kepada seseorang untuk mengembangkan dirinya sendiri sesuai potensi yang dimiliki. Kekakuan harus ditembus dengan memberikan kebebasan pada peseta didik. Namun kebebasan yang dilakukan bukan kebebasan tanpa kendali, kebebasan itu harus dibarengi dengan tanggung jawab, sehigga kebebasan yang bertanggung jawab.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal yang diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki olah peserta didik dan melahirkan lulusan-lulusan yang professional dibidang kejuruan. Lulusan pendidikan kejuruan, diharapkan menjadi individu yang produktif, tangguh, dan memiliki kesiapan untuk menghadapi persaingan kerja.


(17)

2

SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan adalah salah satu SMK yang memberikan bekal pengetahuan, teknologi, keterampilan, disiplin, dan sikap etos kerja yang kuat dan terampil dalam bidangnya sehingga diharapkan dapat bersaing di industri kerja. SMK ini memiliki Program Kejuruan yaitu Teknik Otomotif, Teknik Permesinan, Teknik Bangunan, Teknik Audio-video, Teknik Listrik ,Teknik Komputer Jaringan dan Teknik Pendingin dan Tata Udara. Dari berbagai Program Kejuruan yang ada salah satu Program Studi Keahlian yang dimiliki SMK ini adalah Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan, dimana mempersiapkan siswa agar dapat bersaing dan memenuhi kebutuhan lapangan kerja. Pada Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan ada tiga jenis mata pelajaran yang digolongkan yakni: Mata Pelajaran Normatif, Adaptif, dan Produktif. Dari ketiga golongan mata pelajaran ini, Mata Pelajaran Produktif merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting, karena siswa dituntut untuk mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang merupakan bekal bagi para siswa nantinya untuk dapat diterapkan dan dikembangkan pada dunia kerja. Salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran produktif tersebut adalah Mekanika Teknik. Mata pelajaran ini dianggap penting karena mekanika teknik dapat menghantarkan siswa kepada dasar memahami mata pelajaran produktif lainnya seperti : Mata pelajaran Struktur Beton, Struktur Baja, Struktur Kayu, dan lain- lain.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan, pada tanggal 27 januari 2015 sampai dengan 03 februari 2015, Melakukan Wawancara kepada guru mata pelajaran dan meminta dokumen - dokumen seperti Nilai ulangan


(18)

3

Harian, Absensi siswa, melihat kondisi kelas saat proses Pembelajaran, dan bertanya kepada siswa tentang metode mengajar guru yang dirasakan oleh siswa. Bahwa dari observasi tersebut didapatkan, Hasil Belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan belum sesuai harapan, hal ini terlihat dari Nilai Ulangan Harian siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan, Seperti tabel berikut ini :


(19)

Tabel 1 Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Mekanika Teknik Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan Tegangan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2013/2014 Semester Ganjil

Tahun

Pelajaran Nilai

Skala nilai

s.d 100 Huruf Predikat

UH 1 UH 2 UH 3

Keterangan Juml ah siswa perse ntase Juml ah siswa perse ntase Juml ah siswa perse ntase 2013/2014

1,00–1,17 25–29 D

KURANG - - - Tidak Tuntas

1,18–1,50 29,5–37,5 D+ - - -

-1,51–1,84 38–46

C-CUKUP

- - -

-Tidak Tuntas

1,85–2,17 46,5–54 C - - -

-2,18–2,50 54,5–62,5 C+ 5 20% 3 12% 5 20%

2,51–2,99 63–74,5

B-BAIK

4 16% 7 28% 6 24% Tidak Tuntas

3,00–3,17 75–79 B 15 60% 14 56% 14 56%

Tuntas

3,18–3,50 79,5–87,5 B+ 1 4% 1 4% -

-3,51–3,84 88–96 A- SANGAT

BAIK

- - -

-Tuntas

3,85–4,00 96,5–100 A - - -

-Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%

Sumber : Ulangan Harian Mata Pelajaran Mekanika Teknik pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan


(20)

5

Tabel 2 Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Mekanika Teknik Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan Tegangan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2014/2015 Semester Ganjil

Tahun

Pelajaran Nilai

Skala nilai

s.d 100 Huruf Predikat

UH 1 UH 2 UH 3

Keterangan Juml ah siswa perse ntase Juml ah siswa perse ntase Juml ah siswa perse ntase 2014/2015

1,00–1,17 25–29 D

KURANG - - - Tidak Tuntas

1,18–1,50 29,5–37,5 D+ - - -

-1,51–1,84 38–46

C-CUKUP

- - -

-Tidak Tuntas

1,85–2,17 46,5–54 C - - -

-2,18–2,50 54,5–62,5 C+ 5 20% 2 8% 6 24%

2,51–2,99 63–74,5

B-BAIK

6 24% 10 40% 3 12% Tidak Tuntas

3,00–3,17 75–79 B 14 56% 13 52% 16 64%

Tuntas

3,18–3,50 79,5–87,5 B+ - - -

-3,51–3,84 88–96 A- SANGAT

BAIK

- - -

-Tuntas

3,85–4,00 96,5–100 A - - -

-Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%


(21)

Dari Tabel Nilai ulangan harian di atas, Menunjukkan sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran Mekanika Teknik. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Munimum (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 75, maka dapat dilihat pada tahun pelajaran 2013/2014 Nilai Ulangan harian pertama terdapat 36% tidak tuntas dan 64% tuntas, pada Ulangan Harian kedua terdapat 40% Tidak tuntas dan 60% Tuntas, pada Ulangan Harian ketiga terdapat 44% tidak tuntas dan 56% tuntas. Selanjutnya tahun pelajaran 2014/2015 nilai ulangan harian pertama terdapat 44% tidak tuntas dan 56% tuntas, pada ulangan harian kedua 48% tidak tuntas dan 52% tuntas, pada ulangan harian ketiga 36% tidak tuntas dan 64% tuntas. Dengan demikian kelas tersebut belum tuntas belajarnya. Menurut Arikunto (2012:62) menyatakan “ Tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 75%. Siswa yang belum mencapai Skor 75% dari Skor yang diharapkan, diwajibkan menempuh kegiatan perbaikan (Remedial Program) hingga siswa yang bersangkutan lulus dalam tes, yang artinya siswa tersebut telah mencapai skor 75% dari skor maksimal yang diharapkan”. Berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM) yang ditetapkan Sekolah, maka Suatu kelas telah dikatakan mencapai kompetensi jika siswa pada kelas tersebut memperoleh skor 75 dan tuntas secara klasikal jika seluruh kelas≥ 75 % diantara siswanya sudah tuntas belajar.

Informasi lain yang peneliti peroleh dari observasi melihat keadaan kelas saat proses belajar mengajar adalah aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran rendah, terlihat dari sedikitnya siswa yang merespon pembelajaran, sebagian dari mereka Kurang Aktif. Saat proses pembelajaran guru mata pelajaran 6


(22)

7

cenderung menggunakan pendekatan ekspositori, biasanya bersifat komunikasi satu arah. Pada ekspositori pengajar lebih besar peranannya, biasanya guru berdiri didepan kelas dan menerangkan dengan metode ceramah, siswa diharapkan bisa memproses informasi dari ceramah pengajar didepan kelas. Padahal metode ini membuat guru mendominasi kegiatan belajar mengajar dalam kelas sehingga siswa menjadi kurang aktif. Guru dijadikan satu satunya sumber informasi sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung satu arah. Oleh karena itu timbul kemalasan dan kejenuhan dalam diri siswa, sehingga aktivitas belajar dikelas kurang mengasikkan dan minat belajar dalam diri mereka rendah. Sehingga perlunya inovasi baru dalam proses belajar mengajar agar aktivitas belajar dikelas menjadi mengasikkan dan minat belajar siswa menjadi tinggi.

Penggunaan media pembelajaran juga masih minimum, guru hanya berceramah dan menulis materi pelajaran dipapan tulis. Padahal hasil penelitian, diyakini bahwa suatu materi pembelajaran harus di desain sedemikian rupa agar dapat memperjalas dan mempercepat proses penyampaian materi sehingga waktu dalam proses belajar mengajar dapat seoptimal munggkin digunakan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar di kelas dan hasil belajar siswa

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar yang belum optimal disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2010:54), Ada dua faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan eksternal. 1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri, terbagi menjadi tiga yaitu faktor jasmani (mencakup faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (mencakup inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan


(23)

8

dan kesiapan) dan faktor kelelahan. 2) faktor eksternal adalah faktor yang diluar diri siswa, terbagi menjadi tiga, yaitu faktor keluarga (mencakup cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, sussana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua dan latar belakang kebudayaan) faktor sekolah (mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pengajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah) faktor masyarakat (mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, tempat bergaul dan kehidupan masyarakat.

Dari uraian diatas, peneliti menganalisis terhadap permasalahan di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, di perlukan adanya suatu inovasi terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung dikelas, sebagai alternatif pemecahan masalah dikelas tersebut peneliti merencanakan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI). Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Robert E.Slavin dalam karyanya Cooperative Learning: Teori, Riset,dan Praktik. Slavin (2005 : 187) memberikan penjelasan bahwa dasar pemikiran dibalik individualisasi pembelajaran adalah bahwa para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam – macam kelompok, basar kemungkinan ada sebagian siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut, dan akan gagal dari memperoleh manfaat dari metode tersebut.


(24)

9

Siswa lainnya mungkin malah sudah tahu materi itu, atau bisa mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu mengajar yang dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu.

Tipe ini mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada model pembelajaran TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar model pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual di bawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

Dengan demikian, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI diharapkan mampu membawa siswa mencapai Aktivitas yang baik dengan ketercapaian target minimal mendapat nilai 85 mencapai 80% dari keseluruhan siswa dan Hasil belajar yang baik dengan ketercapaian Target minimal mendapat Nilai 80 mencapai 80% dari keseluruhan siswa diukur berdasarkan indikator ketuntasan belajar dengan rata rata komulatif kelas≥ 80% Khusus mata pelajaran Mekanika Teknik pada Kompetensi Dasar Menghitung Tegangan pada Struktur Materi Pokok Tegangan Lentur Pada Balok dan Tegangan Geser pada Balok sehingga dapat menerapkannya dalam dunia kerja.

Dari uraian di atas , maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team


(25)

10

Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mekanika Teknik Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan”dengan bantuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut :

1. Hasil belajar Mekanika Teknik kelas X Program keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan belum Tuntas

2. Aktivitas belajar siswa terlihat kurang Aktif.

3. Pendekatan yang dilakukan oleh guru cenderung pendekatan ekspositori dimana proses belajar mengajar dikelas lebih didominasi oleh guru sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung satu arah.

4. Minat belajar siswa rendah khususnya pada mata pelajaran Mekanika Teknik

5. Penggunaan media pembelajaran masih terbatas seperti papan tulis dan buku pegangan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, serta mempertimbangkan keterbatasan waktu dan dana serta luasnya cakupan masalah, maka masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut :

1. Penelitian dilaksanakan untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Mekanika Teknik pada Kompetensi Dasar Menghitung


(26)

11

Tegangan pada Struktur Materi Pokok Tegangan Lentur Pada Balok dan Tegangan Geser pada Balok.

2. Penelitian dilaksanakan pada Siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan semester genap tahun pelajaran 2014/2015

3. Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran kooperatif Tipe TAI dapat meningkatkan Aktivitas Belajar siswa pada mata pelajaran Mekanika Teknik Kompetensi Dasar Menghitung Tegangan Pada Struktur materi pokok Tegangan Lentur Pada Balok dan Tegangan Geser pada Balok di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran kooperatif Tipe TAI dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Mekanika Teknik Kompetensi Dasar Menghitung Tegangan Pada Struktur materi pokok Tegangan Lentur Pada Balok dan Tegangan Geser pada Balok di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun pelajaran 2014/2015.


(27)

12

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan utama penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Mekanika Teknik Kompetensi Dasar Menghitung Tegangan Pada Struktur materi pokok Tegangan Lentur Pada Balok dan Tegangan Geser pada Balok di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut sei Tuan tahun pelajaran 2014/2015 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe TAI.

2. Untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Mekanika Teknik Kompetensi Dasar Menghitung Tegangan Pada Struktur materi pokok Tegangan Lentur Pada Balok dan Tegangan Geser pada Balok di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun pelajaran 2014/2015 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe TAI.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat terhadap beberapa pihak antara lain :

1. Bagi kepala sekolah SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melakukan proses pembelajaran yang efektif dan efesien dengan menerapkan Model pembelajaran kooperatif Tipe TAI.


(28)

13

2. Sebagai bahan masukan bagi guru SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Khususnya Guru mata Pelajaran Mekanika Teknik dalam Meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran.

3. Bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas belajar dan ketuntasan hasil belajar pada mata pelajaran mekanika teknik.

4. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan mengenai pembelajaran dengan model kooperatif Tipe TAI.

5. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti dengan topik yang sama.


(29)

98

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Mekanika Teknik Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Hal ini dapat diketahui dengan nilai rata-rata hasil observasi aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I dengan nilai rata-rata komulatif kelas 77 dengan Prosentase kelulusan yaitu 72% meningkat menjadi 89,60 dengan Prosentase kelulusan 92% pada siklus II.

2. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Mekanika Teknik Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Hal ini dapat diketahui dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I nilai rata-rata komulatif kelas 72,75 dengan Prosentase siswa tuntas belajar 72% menjadi 85,25 dengan prosentase siswa tuntas belajar 92% pada siklus II.


(30)

99

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, terdapat hubungan positif antara model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI terhadap aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran Mekanika Teknik pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran Mekanika Teknik pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut sei Tuan. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat diterapkan pada mata pelajaran Mekanika Teknik, terutama untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

Penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI sangat tepat dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI mengajak dan membawa siswa akan lebih aktif, bersemangat dalam menggali kemampuan individu, menumbuhkan rasa kepercayaan diri dengan kemampuan yang dimiliki, bertanya, berdiskusi, menganalisis dan mampu menyelesaikan tugas tepat waktu dalam mengikuti proses pembelajaran karena Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ini berpusat pada siswa (student centered).

Dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI, siswa dilatih untuk mampu menggantikan bentuk persaingan dengan saling kerja sama, melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mereka dapat berdiskusi, menyampaikan gagasan dan konsep.


(31)

100

Mereka memiliki rasa peduli, tanggung jawab terhadap teman lain dalam proses belajarnya. Indikator aktivitas belajar yang dicapai adalah seluruh kegiatan yang berkaitan dengan Memperhatikan Pelajaran, mengajukan pertanyaan, member jawaban, Antusias dalam melakukan percobaan, dan keaktifan dalam diskusi kelompok.

Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas siswa, dimana kelas berfungsi sebagai tempat berdiskusi hasil percobaan yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam Kooperatif Tipe TAI mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada model pembelajaran TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar model pembelajaran yang sudah di persiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok – kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Dengan demikian keaktifan di dalam belajar dapat mempermudah untuk menemukan sendiri materi yang dipelajarinya, hal tersebut terlihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI.


(32)

101

Penilaian terhadap hasil belajar sangat penting karena dapat memberikan informasi kepada guru mengenai ketercapaian tujuan belajar melalui proses belajar mengajar. Pada pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator, selebihnya berpusat pada keaktifan siswa. Hasil belajar yang baik dapat tercapai jika guru menggunakan model pembelajaran yang sesuai dan meningkatkan aktivitas siswa dalam penyampaian materi pembelajaran. Hubungan antara model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI terhadap aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran Mekanika Teknik berpengaruh secara signifikan. Apabila model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI diterapkan dalam pembelajaran, siswa antusias untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar, aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru mata pelajaran, aktif dalam memberi jawaban dari pertanyaan guru mengenai meteri yang diajarkan, antusias dalam melakukan percobaan menjawab soal soal yang diberikan , dan aktif dalam diskusi kelompok. Hasil penelitian membuktikan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar mekanika teknik, terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa.

C. Saran

Setelah melihat hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :


(33)

102

1. Bagi Kepala SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan

Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi sekolah, maka diharapkan mendukung pelaksanaan secara berkesinambungan sebagai referensi yang dapat digunakan oleh guru mata pelajaran lain.

2. Bagi Guru

Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Mekanika Teknik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Guru diharapkan mampu menjadi fasilitator yang terus-menerus membimbing siswa dalam membangun sendiri pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan materi pembelajaran.

3. Bagi Siswa

Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah diharapkan siswa dapat menggali kemampuan individu yang dimiliki dan mengembangkan rasa kepercayaan diri. Dengan demikian siswa diharapkan memiliki keaktifan belajar yang tinggi di dalam menerima suatu materi pelajaran dengan konsep pembelajaran Kooperatif Tipe TAI, hal ini akan berdampak positif bagi hasil belajar siswa itu sendiri.


(34)

103

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar . Jakarta: Rineka Cipta.

Ariestadi, Dian. (2008). Teknik Struktur Bangunan Jilid 2 Untuk SMK oleh dian Ariestadi. Jakarta: Direktorat pembinaan Sekolah menengah Kejuruan, Direktorat manejemen pendidikan dasar dan menengah, Departemen pendidikan Nasional.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Rev.ed). Jakarta: Bumi Aksara.

Dimiyati dan Mudjono. (2006). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. Direktoral Pendidikan Menengah Kejuruan. (1979). Ilmu Gaya Teknik Sipil I.

Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Isnaini, Muhammad. (2011). “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Team Asisted Individualization (TAI) untuk menigkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar membaca dan mengidentifikasi komponen Elektronika siswa kelas X Teknik Audio Vidio SMK Swasta Bandung Kab. Deli serdang Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Medan

Kesumaningrum, Ratna (2007). Keefektifan model pemelajaran Tipe TAI melalui pemanfaatan LKS Terhadap Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Jajargenjang dan belah ketupat pada siswa kelas VII SMPN 11 Semarang T.A 2006/2007,. Skripsi Fmipa Universitas Negeri Semarang

Panjaitan, Daniel. (2011). “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Team Asissted Individualization (TAI) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Dasar – dasar Kopetensi Kejuruan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2010/2011”.Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Medan


(35)

104

Panjaitan, Thoga. (2014). “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ilmu statika dan tegangan pada kelas X Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 2 Siatas Barita T.A 2013/2014”. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Medan

Sanjaya, Wina. (2014). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Bandung: Nusa Media

Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Syamsudin, M.R. (2012). Statika Bangunan. [Online]. Tersedia: (http://materies emka.blogspot.com/2012/01/kompetensi.html/) [diakses 10 Juni 2014]. Tricahyo, Gustus. (2012). “Keefektifan penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dalam Meningkatkan Minat Belajar Dalam Pembelajaran PKM Kelas XI Mesin Si SMK Piri Sleman”. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Uno, B. Hamzah. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Waltiyah, Eka. (2012). “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

(Team Asisted Individualization) dengan Learning Start With A Question Terhadap peran aktif dan Hasil belajar Matematika Siswa. Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.


(1)

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, terdapat hubungan positif antara model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI terhadap aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran Mekanika Teknik pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran Mekanika Teknik pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut sei Tuan. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat diterapkan pada mata pelajaran Mekanika Teknik, terutama untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

Penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI sangat tepat dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI mengajak dan membawa siswa akan lebih aktif, bersemangat dalam menggali kemampuan individu, menumbuhkan rasa kepercayaan diri dengan kemampuan yang dimiliki, bertanya, berdiskusi, menganalisis dan mampu menyelesaikan tugas tepat waktu dalam mengikuti proses pembelajaran karena Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ini berpusat pada siswa (student centered).

Dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI, siswa dilatih untuk mampu menggantikan bentuk persaingan dengan saling kerja sama, melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mereka dapat berdiskusi, menyampaikan gagasan dan konsep.


(2)

100

Mereka memiliki rasa peduli, tanggung jawab terhadap teman lain dalam proses belajarnya. Indikator aktivitas belajar yang dicapai adalah seluruh kegiatan yang berkaitan dengan Memperhatikan Pelajaran, mengajukan pertanyaan, member jawaban, Antusias dalam melakukan percobaan, dan keaktifan dalam diskusi kelompok.

Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas siswa, dimana kelas berfungsi sebagai tempat berdiskusi hasil percobaan yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam Kooperatif Tipe TAI mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada model pembelajaran TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar model pembelajaran yang sudah di persiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok – kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Dengan demikian keaktifan di dalam belajar dapat mempermudah untuk menemukan sendiri materi yang dipelajarinya, hal tersebut terlihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI.


(3)

Penilaian terhadap hasil belajar sangat penting karena dapat memberikan informasi kepada guru mengenai ketercapaian tujuan belajar melalui proses belajar mengajar. Pada pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator, selebihnya berpusat pada keaktifan siswa. Hasil belajar yang baik dapat tercapai jika guru menggunakan model pembelajaran yang sesuai dan meningkatkan aktivitas siswa dalam penyampaian materi pembelajaran. Hubungan antara model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI terhadap aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran Mekanika Teknik berpengaruh secara signifikan. Apabila model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI diterapkan dalam pembelajaran, siswa antusias untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar, aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru mata pelajaran, aktif dalam memberi jawaban dari pertanyaan guru mengenai meteri yang diajarkan, antusias dalam melakukan percobaan menjawab soal soal yang diberikan , dan aktif dalam diskusi kelompok. Hasil penelitian membuktikan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar mekanika teknik, terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa.

C. Saran

Setelah melihat hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :


(4)

102

1. Bagi Kepala SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan

Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi sekolah, maka diharapkan mendukung pelaksanaan secara berkesinambungan sebagai referensi yang dapat digunakan oleh guru mata pelajaran lain.

2. Bagi Guru

Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Mekanika Teknik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Guru diharapkan mampu menjadi fasilitator yang terus-menerus membimbing siswa dalam membangun sendiri pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan materi pembelajaran.

3. Bagi Siswa

Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah diharapkan siswa dapat menggali kemampuan individu yang dimiliki dan mengembangkan rasa kepercayaan diri. Dengan demikian siswa diharapkan memiliki keaktifan belajar yang tinggi di dalam menerima suatu materi pelajaran dengan konsep pembelajaran Kooperatif Tipe TAI, hal ini akan berdampak positif bagi hasil belajar siswa itu sendiri.


(5)

103

Ariestadi, Dian. (2008). Teknik Struktur Bangunan Jilid 2 Untuk SMK oleh dian Ariestadi. Jakarta: Direktorat pembinaan Sekolah menengah Kejuruan, Direktorat manejemen pendidikan dasar dan menengah, Departemen pendidikan Nasional.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Rev.ed). Jakarta: Bumi Aksara.

Dimiyati dan Mudjono. (2006). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. Direktoral Pendidikan Menengah Kejuruan. (1979). Ilmu Gaya Teknik Sipil I.

Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Isnaini, Muhammad. (2011). “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Team Asisted Individualization (TAI) untuk menigkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar membaca dan mengidentifikasi komponen Elektronika siswa kelas X Teknik Audio Vidio SMK Swasta Bandung Kab. Deli serdang Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Medan

Kesumaningrum, Ratna (2007). Keefektifan model pemelajaran Tipe TAI melalui pemanfaatan LKS Terhadap Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Jajargenjang dan belah ketupat pada siswa kelas VII SMPN 11 Semarang T.A 2006/2007,. Skripsi Fmipa Universitas Negeri Semarang

Panjaitan, Daniel. (2011). “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Team Asissted Individualization (TAI) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Dasar – dasar Kopetensi Kejuruan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2010/2011”.Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Medan


(6)

104

Panjaitan, Thoga. (2014). “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ilmu statika dan tegangan pada kelas X Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 2 Siatas Barita T.A 2013/2014”. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Medan

Sanjaya, Wina. (2014). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Bandung: Nusa Media

Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Syamsudin, M.R. (2012). Statika Bangunan. [Online]. Tersedia: (http://materies emka.blogspot.com/2012/01/kompetensi.html/) [diakses 10 Juni 2014]. Tricahyo, Gustus. (2012). “Keefektifan penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dalam Meningkatkan Minat Belajar Dalam Pembelajaran PKM Kelas XI Mesin Si SMK Piri Sleman”. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Uno, B. Hamzah. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Waltiyah, Eka. (2012). “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

(Team Asisted Individualization) dengan Learning Start With A Question Terhadap peran aktif dan Hasil belajar Matematika Siswa. Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas 8 di SMP Negeri 3 Tangerang (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas 8 SMP Negeri 3 Tangerang)

2 9 234

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

0 3 33

PENERAPAN SIMULASI AUTOCAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS XI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

0 2 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

0 3 36

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2016/20

0 1 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

0 2 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 2 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN PADA SISWA KELAS X TEKNIKPERMESINAN SMK NEGERI 1 STABAT.

0 1 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR GAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI I PERCUT SEI TUAN.

0 3 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Accelerated Instruction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri 01 Sepanjang Kecama

0 1 16