PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU.
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR
KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK
DI SMK NEGERI 2 CILAKU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknologi Agroindustri Program Studi Teknologi Agroindustri FPTK UPI
Oleh
RULLY ARFAN HARFAZ 0811778
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
(2)
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR
KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK
DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Oleh
Rully Arfan Harfaz
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknologi Agroindustri Program Studi Teknologi Agroindustri FPTK UPI
© Rully Arfan Harfaz 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
February 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(3)
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
RULLY ARFAN HARFAZ 0811778
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI
MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing : Pembimbing I
Drs. Budi Kudwadi, MT. NIP. 19630622 199001 1 001
Pembimbing II
Drs. Nandan Supriatna, M.Pd. NIP. 19601224 199101 1 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
Dr. Sri Handayani, S.Pd, M.Pd. NIP. 196609301997032001
(4)
Rully Arfan Harfaz,2013
ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi
Memahami Kandang Ternak Di SMK Negeri 2 Cilaku
Rully Arfan Harfaz 0811778
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya keinginan, keberanian, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas X ATU SMK Negeri 2 Cilaku pada standar kompetensi memahami kandang ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa di kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada standar kompetensi memahami kandang ternak. Selain itu juga mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada standar kompetensi memahami kandang ternak di kelas X jurusan ATU SMK Negeri 2 Cilaku.
Metode penelitian yang digunakan yaitu pra eksperimen dengan desain penelitian pre test-post test kelompok tunggal terdiri dari tiga pertemuan, dimana setiap pertemuan materi yang diberikan berbeda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X sebanyak 12 orang pada jurusan Agribisnis Ternak Unggas di SMK Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur. Instrument yang digunakan berupa test tulis pilihan ganda pada pre test dan pos test serta lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa di kelas yang dilakukan oleh observer yaitu teman PPL.
Hasil penelitian aktivitas siswa menunjukan adanya peningkatan pada setiap pertemuannya. Peningkatan rata-rata nilai aktivitas siswa pada pertemuan I sampai ke III yaitu 40%, 65%, 91%. Peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada pertemuan I sampai ke III yaitu 70%, 76%, dan 80%. Peningkatan ini menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi memahami kandang ternak.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Hasil Belajar, Memahami Kandang Ternak.
(5)
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This research [of] background overshadow by lowering of desire, bravery, and opportunity to participate in school activity [at] class student of X ATU SMK Negeri 2 Cilaku [at] interest standard comprehend livestock cage. This research aim to to know student activity [in] class during school activity take place by applying model study of type co-operative of jigsaw [at] interest standard comprehend livestock cage. Besides also know result learn student by applying model study of type co-operative of jigsaw [at] interest standard comprehend livestock cage [in] class of X majors of ATU SMK Negeri 2 Cilaku
used Research method that is experiment pre with desain research of test-post pre test single group consist of three meeting, where each;every meeting of given items differ. Sampel which [is] used in this research entire/all class student of X counted 12 people [at] majors of Agribisnis Livestock Poultry [in] SMK Negeri 2 Cilaku [of] sub-province of Cianjur. used Instrument in the form of test write double helix [at] pre test and post test and also observation sheet to perceive student activity [in] class [done/conducted] by observer that is friend of PPL. Result of research of student activity of that the existence of the make-up of in each its meeting. Make-Up of mean assess student activity [at] meeting of I to III that is 40%, 65%, 91%. Make-Up of mean assess result learn student [at] meeting of I to III that is 70%, 76%, and 80%. This improvement [of] that model study of type co-operative of jigsaw can improve result learn student [at] interest standard comprehend livestock cage.
Keyword : Model Study Of Co-Operative Type of Jigsaw, Result Of Learning, Comprehending Cage Livestock.
(6)
Rully Arfan Harfaz,2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Kegunaan Penelitian ... 6
G. Penjelasan Istilah ... 7
H. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10
B. Hasil Belajar ... 26
C. Standar Kompetensi Memahami Kandang Ternak ... 34
D. Tinjauan Umum Materi Pelajaran Memahami Kandang Ternak ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 49
A. Rencana Penelitian ... 49
B. Desain Penelitian ... 50
C. Metode Penelitian ... 50
D. Paradigma Penelitian ... 51
E. Prosedur Penelitian ... 52
F. Variabel Penelitian ... 57
(7)
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Analisis Data ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69
A. Deskripsi Data ... 69
B. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Pertemuan Pertama .. 69
C. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Pertemuan Kedua ... 75
D. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Pertemuan Ketiga .... 79
E. Pembahasan Penelitian ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89
A. Kesimpulan ... 89
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
(8)
Rully Arfan Harfaz,2013
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif ... 12
Tabel 2.2 Perbedaan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran tradisional . 14 Tabel 3.1 Desain penelitian pretes-postes kelompok tunggal ... 50
Tabel 3.2 Skema proses penelitian tahap 1 ... 54
Tabel 3.3 Skema proses penelitian tahap 2 ... 55
Tabel 3.4 Skema proses penelitian tahap 3 ... 56
Tabel 3.5 Rata-rata hasil belajar... 58
Tabel 3.6 Kriteria gain ternormalisasi ... 59
Tabel 3.7 Klasifikasi aktivitas siswa ... 60
Tabel 3.8 Nilai koefisien korelasi ... 61
Tabel 3.9 Nilai validitas ... 62
Tabel 3.10 Nilai reliabilitas ... 63
Tabel 3.11 Hasil perhitungan nilai reliabilitas ... 63
Tabel 3.12 Indeks kesukaran ... 65
Tabel 3.13 Hasil perhitungan nilai tingkat kesukaran soal ... 65
Tabel 3.14 Daya Pembeda... 67
Tabel 3.15 Hasil perhitungan nilai daya beda ... 67
Tabel 4.1 Hasil perhitungan aktivitas siswa pada pertemuan pertama ... 72
Tabel 4.2 Perhitungan hasil belajar siswa pada pertemuan pertama ... 74
Tabel 4.3 Hasil perhitungan aktivitas siswa pada pertemuan kedua ... 77
Tabel 4.4 Perhitungan hasil belajar siswa pada pertemuan kedua ... 79
Tabel 4.5 Hasil perhitungan aktivitas siswa pada pertemuan ketiga ... 82
(9)
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Pembagian kelompok asal ... 22
Gambar 2.2. Pembagian kelompok ahli ... 24
Gambar 2.3. Proses pembelajaran ... 26
Gambar 3.1. Paradigma sederhana ... 51
Gambar 2.4. Alur RPP ... 36
Gambar 4.1 Rata-rata aktivitas siswa kelas eksperimen ... 87
(10)
Rully Arfan Harfaz,2013
DAFTAR LAMPIRAN
Instrumen penilaian aktivitas siswa ... 94
Kisi-kisi tes ... 100
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen ke 1 ... 102
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen ke 2 ... 109
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen ke 3 ... 115
Rekap Analisis Butir Soal ... 121
(11)
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
(12)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pendidikan sangat bergantung kepada kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah, yang tercermin dari keberhasilan belajar siswa. Proses belajar mengajar di kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga formal yang dituntut untuk menghasilkan siswa yang berkualitas baik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi maupun bekerja di industri. Setiap siswa SMK selain terampil dalam segi praktek, juga diharuskan terampil dalam menyelesaikan soal-soal mata pelajaran.
Proses pembelajaran merupakan salah satu tahap yang menentukan terhadap keberhasilan belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran dapat dilakukan terhadap berbagai komponen seperti: siswa, guru, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan alat evaluasi. Guru sebagai salah satu mediator dan komponen pengajaran dan keberhasilan proses pendidikan, karena mereka terlibat langsung di dalamnya. Kedudukan dan fungsi guru, dalam kegiatan pembelajaran cenderung masih mendominasi. Aktifitas guru jauh lebih banyak dibandingkan dengan aktifitas siswa. Siswa menjadi kurang aktif, dan pembelajaran merupakan sesuatu yang membosankan. Hal tersebut menyebabkan motivasi belajar, inisiatif untuk bertanya, dan mengungkapkan pendapat jarang dilakukan oleh siswa.
(13)
2
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Persoalan di atas, juga terjadi di SMK Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur di mana pelaksanaan pembelajaran belum difokuskan pada siswa, sehingga proses komunikasi hanya terjadi satu arah, dan proses pembelajaran dilakukan berupa ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Akhirnya, berakibat pada hasil belajar siswa yang rendah. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada saat Program Pelatihan Lapangan (PPL) di SMK Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur, khususnya siswa Jurusan Agribisnis Ternak Unggas kelas X, yang mengikuti standar kompetensi memahami kandang ternak. Dari 11 siswa tahun ajaran 2011-2012 terdapat 6 siswa nilai UAS nya kurang dari 75 dan 5 siswa nilai UAS nya diatas 75 . Nilai tersebut mengidentifikasi, siswa itu berada di bawah batas kelulusan. Untuk standar kompetensi memahami kandang teranak disyaratkan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 pada skala 0-100. Nilai yang kurang dari 75 perlu dilakukan perbaikan.
Rendahnya hasil belajar siswa memunculkan banyak pertanyaan, diantaranya: belum optimalnya model pembelajaran konvensional, pembelajaran masih berpusat pada guru, dan fasilitas pendukung dalam kegiatan pembelajaran kurang lengkap. Upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya yaitu pemilihan model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran menjadi sangat penting mengingat pembelajaran sebagai wahana untuk melatih sikap berpikir kritis, logis, kreatif dan sistematis serta dapat meningkatkan ketajaman penalaran siswa. Salah satu model pembelajaran yang dinilai dapat meningkatkan aktifitas dan kemampuan bekerja sama antar siswa, adalah model pembelajaran kooperatif yang dilandasi teori
(14)
3
konstruktivisme. Slavin (1992), bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif, sehingga dapat merangsang siswa bergairah untuk belajar.
Standar kompetensi memahami kandang ternak terdiri dari beberapa kompetensi dasar yang saling berkaitan satu sama lain, sehingga dalam mempelajarinya dibutuhkan pemahaman siswa baik untuk pemahaman teori maupun aplikasinya. Model pembelajaran koopereatif tipe jigsaw menuntut siswa dapat saling bertukar pemahaman, teman yang sudah paham membantu temannya yang belum paham. Disini terjadi hubungan positif dan rasa tanggung jawab atas dirinya dan atas kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan adanya kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Model pembelajaran kooperatif ini lebih meningkatkan cara berfikir dan aktifitas siswa di kelas, dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif lain juga model pembelajaran konvensional yang menitik beratkan semua kegiatan pembelajaran pada guru.
Emildadiany (2008), jumlah siswa yang terlalu banyak mengakibatkan perhatian guru terhadap proses pembelajaran relatif kecil sehingga hanya segelintir siswa yang menguasai arena kelas, yang lain hanya sebagai penonton. Diharapkan
(15)
4
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan jumlah siswa yang relatif kecil guru dapat melaksanakan pembelajaran Cooperative Learning dengan baik. Membagi jumlah siswa secara merata, dalam artian tiap kelas merupakan kelas heterogen.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi memahami kandang ternak pada siswa kelas X Jurusan Agribisnis Ternak Unggas Cilaku kabupaten Cianjur”.
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang timbul perlu diidentifikasi faktor-faktornya, maka dapat penulis identifikasi masalah pada penelirtian ini, ialah sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran siswa pada standar kompetensi memahami kandang ternak kurang optimal.
2. Rendahnya keinginan, keberanian, dan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Pembelajaran oleh guru masih secara konvensional dalam bentuk ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, masalah yang ditimbulkan cukup komplek dan berhubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya maka penulis membatasi permasalahan pada:
(16)
5
1. Hasil belajar siswa yang diukur pada standar kompetensi memahami kandang ternak dibatasi dalam ranah kognitif.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3. Siswa yang akan menjadi objek penelitian adalah peserta didik kelas X jurusan Agribisnis Ternak Unggas (ATU) di SMK Negeri 2 Cilaku Kabupaten Cianjur tahun ajaran 2012-2013.
4. Pertemuan tatap muka dikelas untuk standar kompetensi memahami kandang ternak dilakukan tiga pertemuan.
5. Peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran jarang dilakukan.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah pokok penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran proses pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan aktifitas siswa pada standar kompetensi memahami kandang ternak kelas X SMK Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur, Jurusan Agribisnis Ternak Unggas?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada standar kompetensi memahami kandang ternak kelas X SMK Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur, Jurusan Agribisnis Ternak Unggas?
(17)
6
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Tujuan Penelitian
Agar penelitian mencapai hasil yang optimal, terlebih dahulu dirumuskan tujuan yang terarah sesuai dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktifitas siswa pada standar kompetensi memahami kandang ternak kelas X SMK Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur, Jurusan Agribisnis Ternak Unggas.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada standar kompetensi memahami kandang ternak kelas X SMK Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur, Jurusan Agribisnis Tenak Unggas.
F. Manfaat Peneletian
Manfaat dari penetian ini adalah: 1. Teoritis
Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, keaktifan siswa, kemampuan berpendapat, bertanya dan bertanggung jawab, serta belajar menghargai pendapat orang lain.
2. Praktis
Dapat memperkaya informasi tentang model-model pembelajaran dan merancang kegiatan pembelajaran yang tepat.
(18)
7
G. Penjelasan Istilah
Kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah pada judul penelitian bisa saja terjadi, untuk menghindari hal itu maka perlu dibuat penjelasan istilah yang dapat memberi gambaran mengenai isi penelitian pendidikan ini. Adapun definisi dalam judul ini antara lain:
1. Isjoni (2007:12) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. 2. Isjoni (2007:54) pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.
3. Syah (1997:90) belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme. 4. Syaodih (1983:124) prestasi belajar atau hasil belajar merupakan segala perilaku
yang dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya, meliputi semua akibat dari proses belajar yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotor yang sengaja maupun tidak sengaja, dalam penelitian ini dicapai dari hasil test.
5. Standar kompetensi adalah rumusan kemampuan yang harus dimilki/ditunjukan seseorang dalam melakukan suatu tugas/pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan untuk kerja yang dipersyaratkan dunia/industri Depdiknas (2004). Standar kompetensi memahami
(19)
8
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kandang ternak merupakan bagian dari mata pelajaran produktif terdiri dari beberapa kompetensi dasar yang saling berkaitan satu sama lain pada Jurusan Agribisnis Ternak Unggas kelas X SMK Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur.
Maksud dilakukannya penelitian ini yaitu melihat upaya peningkatan hasil belajar siswa yang diukur dari pre tes dan pos tes dengan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, agar siswa kreatif dan dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Pengamatan suasana kelas diperlukan untuk memperoleh gambaran interaksi antara guru dan siswa atau siswa dengan siswa lain, sehingga pada gilirannya dapat diperoleh hasil belajar yang optimal. Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup.
H. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka, merupakan kajian teoritis dan penjelasan secara umum tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa, yang di hubungkan satu sama lainnya.
(20)
9
Bab III Metodologi Penelitian, pada bab ini membahas secara khusus mengenai rencana penelitian, desain penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini membahas secara khusus mengenai deskripsi data penelitian, pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pembahasan penelitian dan hipotesis penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran, pada bab ini membahas mengenai kesimpulan yang didapat setelah melakukan penelitian serta saran yang disampaikan pada skripsi ini untuk lebih baik lagi.
(21)
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas X jurusan Agribinis Ternak Unggas di SMK Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur.
a. Populasi didefinisikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007: 80). Subjek populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur
b. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007: 81). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X jurusan Agribisnis Ternak Unggas sebanyak satu kelas di SMK Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur.
(22)
50
B. Desain Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes-postes
kelompok tunggal. Desain ini melibatkan satu kelompok yang diberi pretes (O1), diberi treatmen (X) dan diberi postes (O2). Keberhasilan treatmen ditentukan dengan
membandingkan nilai pretes (O1) dan postes (O2). Peningkatan nilai postes
dibandingkan pretes, tidak bisa dianggap akibat treatmen karena sejarah dan pendewasaan tidak dikontrol disini (Sumanto, 1995: 128).
Tabel 3.1
Desain penelitian pretes-postes kelompok tunggal
Kelompok Pretes Perlakuan Postes
E (R) O1 X O2
Keterangan
E(R) : Siswa eksperimen
O1 : Kemampuan awal pada kelas eksperimen
X : Peralakuan pada siswa eksperimen
O2 : Kemampuan akhir pada kelas eksperimen
C. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya Sugiyono (2007: 2)
(23)
51
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengatakan, “Metode adalah suatu cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan”. Oleh karena itu, metode yang relevan dengan suatu kegiatan akan menunjang keberhasilan suatu penelitian.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Pra-eksperimen. Dikatakan pra-eksperimen, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak ada variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2009: 74).
D. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan variabel dependen. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.
Kelas eksperimen
Gambar 3.1 Paradigma Sederhana
Siswa kelas X Jurusan Agribisnis Ternak Unggas Pre tes Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pos Tes Hasil Belajar Analis is Temuan Penelitian Kesimpulan dan saran
(24)
52
E. Prosedur Penelitian
Berdasarkan desain penelitian pretes-postes kelompok tunggal maka prosedur penelitian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:
1) Studi pendahuluan (observasi) ke sekolah, dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa dan kegiatan pembelajaran di kelas.
2) Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai bentuk pembelajaran yang hendak diterapkan.
3) Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan serta Standar Kompetensi Lulusan untuk menentukan materi pembelajaran yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai agar pembelajaran yang diterapkan dapat memperoleh hasil akhir sesuai dengan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam kurikulum dan dapat mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang diharapkan.
4) Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Skenario Pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang akan digunakan. 5) Menyusun instrumen penelitian.
(25)
53
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7) Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan reliabilitas sehingga memenuhi syarat untuk digunakan pada pretest dan postes.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan meliputi: 1) Penentuan populasi penelitian.
2) Penentuan sampel penelitian yaitu satu kelas yang dijadikan kelas eksperimen. Kelas eksperimen adalah kelas yang akan diteliti ketika pembelajaran memahami kandang ternak yang dilakukan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3) Pelaksanaan pembelajaran dilakukan tiga kali pertemuan. Rencana pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Setiap pertemuan 3 x 45 menit dibuat RPP nya terlampir.
(26)
54
Tabel 3.2
Skema proses penelitian tahap pertama
Pretes Proses Pembelajaran Postes
Kompetensi Dasar :
Mengidentifikasi Peralatan dan Perlengkapan Kandang
Kelompok A Peralatan Kandang
Kelompok B Perlengkapan
Kandang
kelompok C Persiapan
(27)
55
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3
Skema proses penelitian tahap kedua
Pretes Proses Pembelajaran Postes
Kompetensi Dasar :
Mengidentifikasi Bagian-Bagian Kandang
Kelompok A Bagian-Bagian
Kandang
Kelompok B Kandang Dari Segi Kesehatan
kelompok C Lingungan
(28)
56
Tabel 3.4
Skema proses penelitian tahap ketiga
Pretes Proses Pembelajaran Postes
Kompetensi Dasar :
c. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap akhir meliputi:
1) Mengolah data hasil pretes, posttes serta lembar observasi keaktifan siswa. 2) Menganalisis dan membahas temuan penelitian.
3) Menarik kesimpulan.
Prinsip Dasar Pembangunan Kandang
Kelompok A Sistem Perkandangan
Kelompok B Menentukan Bangunan
Kandang
kelompok C Kebutuhan
Luas Kandang
(29)
57
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Variabel penelitian
Menurut Sugiyono (2009: 38) variabel penelitian adalah sesuatu yang menjadi objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi variable bebasnya adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sedangkan variabel terikatnya yaitu hasil belajar siswa.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mencatat data yang ada pada arsip, misalnya untuk mengetahui nama siswa kelas X jurusan Agribisnis Ternak Unggas di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur.
2. Tes Keterampilan Proses
Menurut Arikunto (1999: 53) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dari kegiatan belajar, dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab dengan lisan dan sebagainya. Penelitian ini digunakan tes objektif berupa tes pilihan ganda. Alasan digunakan tes pilihan ganda yaitu untuk mempermudah pemberian nilai dan tes pilihan ganda tidak bersifat subjektif.
(30)
58
3. Observasi
Pengamatan dan pencatatan dilakukan terhadap obyek yang berlangsung. Observasi dalam hal ini untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa.
H. Analisi Data
Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, analisis data yang benar dan tepat akan menghasilkan kesimpulan yang benar. Analisis data yang dilakukan yaitu :
a. Memberikan skor terhadap hasil tes siswa baik pretes maupun postes per individu yang dapat ditentukan dengan persamaan:
b. Menentukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran berdasarkan nilai rata-rata (mean) baik pretes maupun postes dengan menggunakan persamaan:
Berikut nilai rata-rata hasil belajar siswa terhadap materi dapat dilihat dalam tabel 3.5 dibawah ini :
Tabel 3.5 Rata-rata hasil belajar Nilai rata-rata Keterangan
40-55 Sangat rendah
56-65 Rendah
66-75 Sedang
76-85 Tinggi
86-100 Tinggi Sekali
(31)
59
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Data peningkatan merupakan data yang diperoleh dari selisih antara pretes dan postes yang diberikan kepada siswa. Pengujian peningkatan dilakukan dengan menggunakan rumus gain skor ternormalisasi.
Keterangan :
< g > = gain skor ternormalisasi Postest = skor hasil postes Pretes = skor hasil pretes Skor maksimum = skor tertinggi
Berikut kriteria gain ternormalisasi dapat dilihat dalam tabel 3.6 dibawah ini : Tabel 3.6
Kriteria gain ternormalisasi
Skor N-Gain Kriterian N-Gain
(< g >) > 0,7 g –tinggi 0,7 < (< g >) > 0,3 g –sedang
(< g >) < 0,3 g –rendah
Sumber: Hake, 1998
d. Analisis data untuk mengukur aktivitas siswa, diolah dalam bentuk penskoran kuantitatif. Aktivitas yang dimaksud adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas dalam pembelajaran ini dilihat
(32)
60
dari hasil observasi, kemudian hasilnya dihitung saat proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya dibandingkan berdasarkan persentase siswa yang aktif dalam pembelajaran dari tabel 3.7 dibawah ini :
Tabel 3.7
Klasifikasi aktivitas siswa
Prosentase rata-rata (%) Kategori
X > 80 % Sangat baik
60 % < X < 80 % Baik
40 % < X < 60 % Cukup
20 % < X < 40 % Kurang
0 < X 20 % Sangat kurang
Sumber: Laksmi (Hermansyah, 2007: 31)
Pembuatan soal pretes dan postes dibuat oleh dan dilakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda untuk memenuhi syarat dijadikan instrument penelitian.
Pengujian dilaksanakan diluar objek penelitan yaitu pada kelas XI SMK Negeri 2 Cilaku jurusan Agribisnis Ternak Unggas (ATU) sebanyak tiga tahap berdasarkan kompetensi dasar yang berbeda, karena telah mendapatkan materi sebelumnya mengenai standar kompetensi memahami kandang ternak dengan jumlah siswa sebanyak 11 orang. Tahap pertama
(33)
61
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jumlah soal yang digunakan untuk instrumen penelitian sebanyak 25 soal pada kompetensi dasar mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan kandang, Tahap kedua jumlah soal yang digunakan untuk instrumen penelitian sebanyak 20 soal pada kompetensi dasar mengidentifikasi bagian-bagian kandang, dan tahap ketiga jumlah soal yang digunakan untuk instrumen penelitian sebanyak 20 soal pada kompetensi dasar prinsip dasar pembangunan kandang.
a. Validitas
Menurut Arikunto (2007: 59) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kesahihan suatu instrumen. Untuk mengetahui valididas butir soal digunakan rumus:
√{ }{ }
Berikut kriteria validitas acuan yang digunakan dapat dilihat dalam tabel 3.8 dibawah ini :
Tabel 3.8 Nilai koefisien korelasi
0,800 ≤ rxy≤ 1,00 korelasi sangat tinggi
0,600 ≤ rxy < 0,800 korelasi tinggi
0,400 ≤ rxy < 0,600 korelasi sedang
0,200 ≤ rxy < 0,400 korelasi rendah
(34)
62
Dari hasil uji coba instrumen, kemudian dilakukan perhitungan validitas diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.9
Hasil perhitungan nilai validitas
Kompetensi dasar Nilai Kategori
Mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan kandang 0.38 rendah
Mengidentifikasi bagian-bagian kandang 0.41 sedang
Prinsip dasar pembangunan kandang 0.47 sedang
Perhitungan nilai validitas dihitung sebanyak tiga tahap berdasarkan kompetensi dasar yang berbeda. Tahap pertama kompetensi dasar mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan kandang didapat nilai validitas sebesar 0.38 termasuk dalam kategori rendah, tahap kedua kompetensi dasar mengidentifikasi bagian-bagian kandang didapat nilai validitas sebesar 0.41 termasuk dalam kategori sedang, dan tahap ketiga kompetensi dasar prinsip dasar pembangunan kandang didapat nilai reliabilitas sebesar 0.47 termasuk dalam kategori sedang.
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sesuatu instrumen dapat dipercaya kebenarannya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2007: 86). Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah
(35)
63
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas
= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Berikut kriteria reliabilitas yang digunakan dapat dilihat dalam tabel 3.9 dibawah ini :
Tabel 3.10 Nilai Reliabilitas
r11 < 0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r11 < 0,70 Sedang
0,70 ≤ r11 < 0,90 Tinggi
0,90 ≤ r11 < 1,00 Sangat tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.11
Hasil perhitungan nilai reliabilitas
Kompetensi dasar Nilai Kategori
Mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan kandang 0.55 sedang
Mengidentifikasi bagian-bagian kandang 0.58 sedang
Prinsip dasar pembangunan kandang 0.64 sedang
2 1 2 1
(36)
64
Perhitungan nilai reliabilitas dihitung sebanyak tiga tahap berdasarkan kompetensi dasar yang berbeda. Tahap pertama kompetensi dasar mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan kandang didapat nilai reliabilitas sebesar 0.55 termasuk dalam kategori sedang, tahap kedua kompetensi dasar mengidentifikasi bagian-bagian kandang didapat nilai reliabilitas sebesar 0.58 termasuk dalam kategori sedang, dan tahap ketiga kompetensi dasar prinsip dasar pembangunan kandang didapat nilai reliabilitas sebesar 0.64 termasuk dalam kategori sedang.
c. Tingkat kesukaran soal
Tingkat kesukaran butir soal menunjukkan kemampuan butir soal tersebut menyaring banyaknya peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal digunakan rumus :
Keterangan:
P = indeks kesukaran butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar JS = jumlah siswa peserta tes
Berikut kriteria tingkat kesukaran yang digunakan dapat dilihat dalam tabel 3.12 dibawah ini :
(37)
65
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.12
Indeks kesukaran 0,00 < p ≤ 0,30 sukar 0,30 < p ≤ 0,70 sedang
0,70 < p ≤ 1,00 mudah
(Arikunto, 2007: 208)
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.13
Hasil perhitungan nilai tingkat kesukaran soal
Kompetensi dasar Indeks Kesukaran
Sukar Sedang Mudah
Mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan kandang 12% 48% 40%
Mengidentifikasi bagian-bagian kandang 10% 30% 60%
Prinsip dasar pembangunan kandang 5% 35% 60%
Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini, diperoleh data sebanyak tiga tahap berdasarkan kompetensi dasar yang berbeda. Tahap pertama butir soal pada kompetensi dasar peralatan dan perlengkapan kandang dengan tingkat kesukaran berkategori mudah sebesar 40% atau 10 soal. Sementara soal yang berkategori sedang sebesar 48% atau 12 butir soal dan soal berkategori sukar sebesar 12% atau berjumlah 3 butir soal. Tahap kedua butir soal pada kompetensi dasar mengidentifikasi bagian-bagian kandang dengan tingkat kesukaran berkategori mudah
(38)
66
sebesar 60% atau 12 soal. Sementara soal yang berkategori sedang sebesar 30% atau 6 butir soal dan soal berkategori sukar sebesar 10% atau berjumlah 2 butir soal, dan tahap ketiga butir soal pada kompetensi dasar prinsip dasar pembangunan kandang dengan tingkat kesukaran berkategori mudah sebesar 60% atau 12 soal. Sementara soal yang berkategori sedang sebesar 35% atau 7 butir soal dan soal berkategori sukar sebesar 5% atau berjumlah 1 butir soal.
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi (kelompok atas) dengan siswa yang berkemampuan rendah (kelompok bawah). Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
Ja = jumlah peserta kelompok atas Jb = jumlah peerta kelompok bawah
Ba = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan benar
Bb = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan benar
Pa= = proporsi kelompok atas yang menjawab dengan benar Pb= = proporsi kelompok bawah yang menjawab dengan benar
(39)
67
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut kriteria daya pembeda soal yang digunakan dapat dilihat dalam tabel 3.14 dibawah ini :
Tabel 3.14 Daya Pembeda 0,71 - 1,00 Sangat Baik 0,41 - 0,70 Baik 0,21 - 0,40 Cukup 0,00 - 0,20 Jelek
Jika Negatif Sangat jelek (Arikunto, 2007: 213)
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.15
Hasil perhitungan nilai daya beda
Kompetensi dasar
Daya Pembeda
Sangat baik Baik Cukup Jelek Sangat jelek Mengidentifikasi peralatan dan
perlengkapan kandang
- 20% 52% 24% 4%
Mengidentifikasi bagian-bagian kandang
5% 5% 35% 50% 5%
(40)
68
Hasil perhitungan daya beda dalam penelitian ini, diperoleh data sebanyak tiga tahap berdasarkan kompetensi dasar yang berbeda. Tahap pertama butir soal pada kompetensi dasar mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan kandang dengan daya beda berkategori sangat jelek sebesar 4% atau 1 soal, soal yang berkategori jelek sebesar 24% atau 6 soal, soal berkategori cukup sebesar 52% atau berjumlah 13 soal, dan soal berkategori baik sebesar 20% atau berjumlah 5 soal. Tahap kedua butir soal pada kompetensi dasar mengidentifikasi bagian-bagian kandang dengan daya beda berkategori sangat jelek sebesar 5% atau 1 soal, soal yang berkategori jelek sebesar 50% atau 10 soal, soal berkategori cukup sebesar 35% atau berjumlah 7 soal, soal berkategori baik sebesar 5% atau berjumlah 1, dan soal berkategori sangat baik sebesar 5% atau berjumlah 1 soal. Tahap ketiga butir soal pada kompetensi dasar prinsip dasar pembangunan kandang dengan daya beda berkategori sangat jelek sebesar 5% atau 1 soal, soal yang berkategori jelek sebesar 35% atau 7 soal, soal berkategori cukup sebesar 35% atau berjumlah 7 soal, soal berkategori baik sebesar 20% atau berjumlah 4 soal, dan soal berkategori sangat baik sebesar 5% atau berjumlah 1 soal.
(41)
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur jurusan Agribisnis Ternak Unggas, maka penulis dapat menyimpulkan:.
1. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa pada standar kompetensi memahami kandang ternak pada pertemuan pertama mencapai 40% dalam kategori kurang, pertemuan kedua mencapai 65% dalam kategori baik, dan pertemuan ketiga mencapai 91% dalam kategori sangat baik.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi memahami kandang ternak pada pertemuan pertama nilai rata-rata mencapai 70 dalam kategori sedang, pertemuan kedua nilai rata-rata mencapai 76 dalam kategori tinggi, dan pertemuan ketiga nilai rata-rata mencapai 80 dalam kategori tinggi.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, maka terdapat beberapa saran yang akan penulis sampaikan :
(42)
90
1. Sebaiknya penelitian ini dilakukan juga dengan adanya kelas kontrol (model pembelajaran konvensional) untuk melihat perbandingan dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dituntut peran aktif guru untuk menyediakan materi yang sesuai dengan model pembelajaran ini, serta mempertimbangkan alokasi waktu dan fasilitas pendukung lain nya. 3. Untuk membuat kegiatan belajar yang lebih menarik maka setiap guru harus
menguasai model-model pembelajaran lebih dari satu sehingga siswa tidak merasa bosan dengan satu model pembelajaran.
(43)
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. (1997). Classroom Instructional and Management. New York: McGraw Hill Comapanies.
Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Darwis, S. (2011). Cara Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. [online].
Tersedia: http://suryantara.wordpress.com [18 Mei 2012]
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SMKN 2 Cilaku tahun 2012. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional (2003). Undang-undang Republik Indonesia No. 20
tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN). Jakarta:
Depdiknas
Emildadiany, N. (2008). Penataan Tempat Duduk Siswa Sebagai Bentuk Pengelolaan
Kelas Persiapan Mengajar. Jakarta: Universitas Kuningan
Hake. (1998). Interactive Engagement Methods in Introductory Mechanic Cours. [online]. Tersedia: http://www.Physiscs.indiana/edu/IEM_2bfdf. [18 Mei 2012]
Hermansyah, L. (2007). Implementasi Model Pembelajaran Interaktif Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Fisika
FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hopkins, D. (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelpha: Open University Press.
Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Lie, A. (2005). Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia.
Nugroho, P. (2008). Agribisnis Ternak Unggas. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Penebar Swadaya. Nasution, S. (1992). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
(44)
92
Rully Arfan Harfaz,2013
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Persada Media.
Slavin. (1992). Cooperative Learning. USA: Allyn and Bacon.
Slavin. (2005). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudrajat, A. (2008). Cooperative Learning Tipe Jigsaw. [online]. Tersedia:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31. [18 Mei 2012]
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, (2008). Evaluasi pendidikan: Prinsip dan operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumanto. (1995). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.
Supriawan, D. (2000). Dktat Kuliah Program Pendidikan Tenaga Instruktur
Pusdiklat PT Garuda Indonesia. Diktat kuliah. Tidak diterbitkan
Syah, M. (1997). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Syaodih, N. (1983). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Taufiq. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa Pada Mata Kuliah IPBA. [online]. Tersedia: http//eprints.unsri.ac.id/802/1. [18 Mei 2012]
Tim penyusun. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (laporan buku, Makalah,
Skripsi, Thesis, dan Desertasi). Bandung: UPI.
Tim Pengembang MKDK. (2002). Kurikulum Pembelajaran. Bandung: UPI.
Wempi. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk
(45)
93
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perikanan Dengan Refrigasi. [online]. Tersedia; http//repositiory.upi.edu
(1)
68
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Hasil perhitungan daya beda dalam penelitian ini, diperoleh data sebanyak tiga tahap berdasarkan kompetensi dasar yang berbeda. Tahap pertama butir soal pada kompetensi dasar mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan kandang dengan daya beda berkategori sangat jelek sebesar 4% atau 1 soal, soal yang berkategori jelek sebesar 24% atau 6 soal, soal berkategori cukup sebesar 52% atau berjumlah 13 soal, dan soal berkategori baik sebesar 20% atau berjumlah 5 soal. Tahap kedua butir soal pada kompetensi dasar mengidentifikasi bagian-bagian kandang dengan daya beda berkategori sangat jelek sebesar 5% atau 1 soal, soal yang berkategori jelek sebesar 50% atau 10 soal, soal berkategori cukup sebesar 35% atau berjumlah 7 soal, soal berkategori baik sebesar 5% atau berjumlah 1, dan soal berkategori sangat baik sebesar 5% atau berjumlah 1 soal. Tahap ketiga butir soal pada kompetensi dasar prinsip dasar pembangunan kandang dengan daya beda berkategori sangat jelek sebesar 5% atau 1 soal, soal yang berkategori jelek sebesar 35% atau 7 soal, soal berkategori cukup sebesar 35% atau berjumlah 7 soal, soal berkategori baik sebesar 20% atau berjumlah 4 soal, dan soal berkategori sangat baik sebesar 5% atau berjumlah 1 soal.
(2)
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur jurusan Agribisnis Ternak Unggas, maka penulis dapat menyimpulkan:.
1. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa pada standar kompetensi memahami kandang ternak pada pertemuan pertama mencapai 40% dalam kategori kurang, pertemuan kedua mencapai 65% dalam kategori baik, dan pertemuan ketiga mencapai 91% dalam kategori sangat baik.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi memahami kandang ternak pada pertemuan pertama nilai rata-rata mencapai 70 dalam kategori sedang, pertemuan kedua nilai rata-rata mencapai 76 dalam kategori tinggi, dan pertemuan ketiga nilai rata-rata mencapai 80 dalam kategori tinggi.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, maka terdapat beberapa saran yang akan penulis sampaikan :
(3)
90
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
1. Sebaiknya penelitian ini dilakukan juga dengan adanya kelas kontrol (model pembelajaran konvensional) untuk melihat perbandingan dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dituntut peran aktif guru untuk menyediakan materi yang sesuai dengan model pembelajaran ini, serta mempertimbangkan alokasi waktu dan fasilitas pendukung lain nya. 3. Untuk membuat kegiatan belajar yang lebih menarik maka setiap guru harus
menguasai model-model pembelajaran lebih dari satu sehingga siswa tidak merasa bosan dengan satu model pembelajaran.
(4)
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. (1997). Classroom Instructional and Management. New York: McGraw Hill Comapanies.
Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Darwis, S. (2011). Cara Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. [online].
Tersedia: http://suryantara.wordpress.com [18 Mei 2012]
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMKN 2 Cilaku tahun 2012. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional (2003). Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN). Jakarta: Depdiknas
Emildadiany, N. (2008). Penataan Tempat Duduk Siswa Sebagai Bentuk Pengelolaan Kelas Persiapan Mengajar. Jakarta: Universitas Kuningan
Hake. (1998). Interactive Engagement Methods in Introductory Mechanic Cours. [online]. Tersedia: http://www.Physiscs.indiana/edu/IEM_2bfdf. [18 Mei 2012]
Hermansyah, L. (2007). Implementasi Model Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hopkins, D. (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelpha: Open University Press.
Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Lie, A. (2005). Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia.
Nugroho, P. (2008). Agribisnis Ternak Unggas. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Penebar Swadaya. Nasution, S. (1992). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
(5)
92
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Persada Media.
Slavin. (1992). Cooperative Learning. USA: Allyn and Bacon.
Slavin. (2005). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudrajat, A. (2008). Cooperative Learning Tipe Jigsaw. [online]. Tersedia:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31. [18 Mei 2012]
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, (2008). Evaluasi pendidikan: Prinsip dan operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumanto. (1995). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.
Supriawan, D. (2000). Dktat Kuliah Program Pendidikan Tenaga Instruktur Pusdiklat PT Garuda Indonesia. Diktat kuliah. Tidak diterbitkan
Syah, M. (1997). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Syaodih, N. (1983). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Taufiq. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa Pada Mata Kuliah IPBA. [online]. Tersedia: http//eprints.unsri.ac.id/802/1. [18 Mei 2012] Tim penyusun. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (laporan buku, Makalah,
Skripsi, Thesis, dan Desertasi). Bandung: UPI.
Tim Pengembang MKDK. (2002). Kurikulum Pembelajaran. Bandung: UPI.
Wempi. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Menangani Hasil
(6)
Rully Arfan Harfaz,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Perikanan Dengan Refrigasi. [online]. Tersedia; http//repositiory.upi.edu [18 Mei 2012]