KEDUDUKAN HUKUM REKOMENDASI OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DALAM FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP LEMBAGA PELAYANAN PUBLIK.

(1)

SKRIPSI

KEDUDUKANHUKUMREKOMENDASIOMBUDSMANREPUBLIK

INDONESIADALAMFUNGSIPENGAWASANTERHADAPLEMBAGA

PELAYANANPUBLIK

Oleh RIDHO ALDILA

07940127

PROGRAMKEKHUSUSAN:HUKUMTATANEGARA

FAKULTASHUKUM

UNIVERSITASANDALAS

PADANG 2011


(2)

BAB

I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Sebagaisebuahnegarahukum,NegaraKesatuanRepublikIndonesia (NKRI) menjadikan Konstitusi sebagai dasar (grundnorm). Yang menjadi puncakdarisegalaperaturanperundang-undanganyangberlakudibawahnya. Konstitusi sebagai hukum dasar memerlukan sebuah naskah berbentuk, susunandanmekanismenyadapatdijadikansebuahlandasanyangutuhdalam rangka mewujudkan tata hukum yang benar-benar mampu menampung aspirasidankebutuhanmasyarakatbaikmasasekarangmaupunmasadepan.

Perkembangan zaman yang diharapkan akan lebih modern, sangat mempengaruhitumbuhkembangnyatatanansistempemerintahan,danketata negaraan Indonesia yang secara tidak langsung menghendaki adanya pembaharuanterhadapKonstitusi.SebuahKonstitusimempunyaiperanuntuk mempertahankan esensi keberadaan sebuah negara dari pengaruh berbagai perkembanganyangbergerakdinamis.Olehkarenaitu,Konstitusiyangideal adalah hasil dari penyesuaian dan penyempurnaan untuk mengikuti segala perkembangan, khususnya yang berkaitan dengan keinginan hati nurani rakyat.1 Perjalanan sejarah bangsa Indonesia membuktikan bahwa UUD

Negara RI Tahun 1945 perlu untuk disesuaikan dengan kondisi dan

1MajelisPermusyawaratanRakyatRI,DalamsambutanwakilketuaMPRRI/koordinator

bidangmaterikemajeliasan,selakutimkerjasosoalisasiputusanMPRRI,A.MFatwa,sosialisasi

pemasyarakatanUUD1945.SekretariatJenderalMPRRI,2007.


(3)

perkembangandemokrasiyangdinilailebihdewasaterutamasejaklahirnya era Reformasi dimana merupakan masa berakhirnya kekuasaan Orde Baru yang telah berlangsung selama 32 tahun yang ditandai dengan peristiwa berhentinyaPresidenSoehartopada21Mei1998,telahterbukapeluangbagi dilakukannyaReformasiKonstitusisetelahmengalamifase“sakralisasiUUD 1945”selamapemerintahanOrdeBaru.DalamperkembangannyaReformasi Konstitusi menjadi salah satu tuntutan berbagai kalangan, termasuk para pakar/akademisi Hukum Tata Negara dan kelompok mahasiswa, yang kemudiandiwujudkanolehMPRmelaluiempatkaliperubahan(1999-2002).

Menurut Plato seorang filosofis besar dunia berbicara tentang demokrasi,mengatakanbahwanegarayangberjalandiatasbentukdemokrasi akanmenuaibentukkenegaraanyangidealyangdisebutwelfarestate,karena demokrasi menginginkan peran negara dalam upaya melakukan reformasi struktur dan kultur negara berdasarkan konstitusi dan peradilan yang

independent,yangbertujuankesejahteraanrakyat.2

Olehkarenaitu,makaperubahanUUDNegaraRITahun1945yang dilakukan pada era Reformasi merupakan sebuah keharusan sejarah yang menginginkan adanya sebuah Undang-Undang Dasar yang benar-benar sempurna dalam rangka menjamin terlaksananya negara hukum Indonesia. Namun,kesepakatandasaramandemenUUDNegaraRITahun1945tidak

2SriSoemantri,“TentangLembaga-LembagaNegaraMenurutUUD1945”,PT.CitraAditya


(4)

mengubahsubstansiUUDNegaraRITahun1945secaraumumyangterdapat dalampembukaanUUDNegaraRITahun19453.

Reformasidisegalabidangadalahsalahsatudampakdaripenegakan demokrasi,yangdalamkelembagaannegaradiIndonesiamuncul lembaga-lembaga baru dengan harapan akan terciptanya bangunan demokrasi yang benar-benardemokrasi.Sebagaisebuahagendayangakanberpengaruhbesar terhadap kehidupan ketatanegaraan, dalam penyusunan dan perubahan konstitusi terdapat dua hal pokok yang perlu ditampung sekaligus yakni pembaharuan sistem perundang-undangan (instrumental reform) dan pembaharuan kelembagaan (structural reform). Pembaharuan sistem perundang-undangan ditujukan untuk menjamin adanya kepastian hukum formal yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan sehingga tidak terjadibenturanantaraperaturanperundang-undanganyangsatudenganyang lainnya. Sedangkan pembaharuan kelembagaan ditujukan untuk mengefektifkanperandanfungsilembaga-lembaganegaraterutamalembaga negara yang kewenangannya diatur langsung dalam peraturan perundang-undangannegaraRepublikIndonesia.

KehadiranUndang-UndangNo.39/2008tentangKementerianNegara menjadi titik awal reformasi birokrasi guna mewujudkan tata kelola pemerintahanyangbaik(goodgovermance).Undang-Undangitumenetapkan jumlahmenterimaksimal34,yanguntukpertamakalinyadilaksanakandalam sejarahpemerintahanRepublikIndonesiapadaKabinetIndonesiaBersatuII.

3Bahan Tayangan Materi Sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indinesia


(5)

Undang-Undangini,selainmengaturkementerianjugalembagapemerintah non kementerian (LPNK) dan Lembaga Non Struktural (LNS) sebagai kelembagaan Pemerintah Pusat. Menurut lsmadi Ananda, Deputi KelembagaanKemenPAN-RB,saatinidiIndonesiaada20LPNKdan92 Lembaga Non Struktural (LNS).Kehadiran LNS ini pada umumnya merupakanjawabanatasberbagaituntutan,dinamikadanaspirasimasyarakat yangberkembangdierareformasi.Pemerintahmembukakrankeikutsertaan masyarakat dalam mewujudkan good governance.4 Dari segi pembaharuan

kelembagaan,UUDNegaraRITahun1945telahmenghasilkan perubahan-perubahanyangsangatsubstansialbagipenyelenggaraannegara. Perubahan-perubahantersebutjugatelahmempengaruhihubunganantarlembaganegara sertakedudukanmasing-masinglembaganegaradalamsistemketatanegaraan Indonesia.

Beberapa perubahan yang terjadi pada aspek kelembagaan negara tersebutantaralain,lahirnyalembaganegarabarusepertiDewanPerwakilan Daerah,MahkamahKonstitusidan KomisiYudisial.Dengankewenangannya masing-masing,lembaganegaratersebutyangdiaturdalamUUDNegaraRI Tahun 1945 telah membawa dampak positif bagi pembangunan hukum di Indonesia. Proses saling mengimbangi (checks and balances) yang proporsional antara masing-masing lembaga negara telah berhasil menghilangkansupremasikekuasaanyangterpusatpadasatulembaganegara

4http://bataviase.co.id/node/407220.PenataanKelembagaanPemerintah,DariKementerian


(6)

tertentusajayangselamamasaOrdeBaruterpusatditanganPresiden5.Selain

itu,hapusnyasistemlembagatertingginegarayangsebelumnyadimilikioleh MajelisPermusyawaratanRakyat(MPR)sebagaipemegangkedaulatanrakyat telahberhasilmengembalikankedaulatanseutuhnyaketanganrakyat.

Salah satu diantara lembaga negara baru yang hadir pada era Reformasi ini adalah Komisi Ombudsman Nasional atau juga yang lazim disebutOmbudsmanNasional.Lembagainidibentukpadatanggal10Maret 2000,berdasarkanKeputusanPresidenNo.44Tahun2000tentangKomisi Ombudsman Nasional yang kemudian setelah berlakunya Undang-Undang OmbudsmanRepublikIndonesiapadatanggal7oktoberTahun2008,maka Komisi Ombudsman Nasional berubah menjadi Ombudsman Republik Indonesia. Pembentukan lembagaOmbudsman bertujuan untuk membantu menciptakan dan mengembangkan kondisi yang kondusif dalam melaksanakanpemberantasankorupsi,kolusi,dannepotisme(KKN)melalui peransertamasyarakat.

Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, UUD 1945 dengan jelas membedakan cabang-cabang kekuasaan negara dalam bidang legislatif, eksekutif,danyudikatifyangtercermindalamfungsi-fungsiMPR,DPRdan DPD, Presiden dan Wakil Presiden, sertaMahkamah Agung(MA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga-lembaganegarayangutama(mainsstateorgans).Adapunselainitu, sepertiKomisiYudisial,KepolisianNegara,TentaraNasionalIndonesia,Bank

5Singka Subekti, Menyusun Konstitusi Transisi, Pergulatan Kepentingan dan Pemikiran


(7)

Sentral, Komisi Pemilihan Umum, Dewan Pertimbangan Presiden, Komisi

Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNASHAM), Komisi Pengawas

PersaianganUsaha(KPPU),termasukOmbudsmanRepublikIndonesia(ORI) dansebagainyaadalahsebagailembaganegarabantu(stateauxiliarybodies).

Selamainikitamemangtelahmemilikilembagapengawasbaikyang bersifatstrukturalolehInspektoratJenderal,maupunfungsionalyaituBadan Pemeriksa Keuangan. Bahkan terdapat lembaga pengawas yang secara eksplisitdicantumkandalamUndang-UndangDasaryaituDewanPerwakilan Rakyat,BadanPemeriksaKeuangandanataupunBankIndonesia.Selainitu, juga ada terdapat organisasi non pemerintah ataupun Lembaga Swadaya Masyarakat yang sekarang ini banyak tumbuh serta turut beraktifitas melakukanpengawasanataspelaksanaanpenyelenggaraannegara.Akantetapi kesemua lembaga itu memiliki catatan tersendiri sehingga mengecewakan masyarakat. Lembagapengawas struktural yangdilakukanoleh Inspektorat Jenderaljelastidakmandirikarenasecaraorganisatorismerupakanbagiandari kelembagaanataudepartemen.PengawasanfungsionalolehBadanPemeriksa Keuangan hanya sempit pada masalah pengawasan uang negara dan tidak menerimakeluhanyangbersifatindividual.DewanPerwakilanRakyatdengan fungsi pengawasannya kepada pemerintah lebih bersifat politis karena memangsecarakelembagaanadalahlembagapolitikdantidakterlepasdari kelompokyangmerekawakili.Kemudianpengawasanyangdilakukanoleh LSM karena lembagaswastadan kurangfokus sehinggaseringditanggapi biasasajadantidakdianggapsebagaipengawasanyangmemilikikekuatan


(8)

hukumyangpasti.Olehkarenaitu,keberadaanOmbudsmansebagailembaga negara yang mandiri dan bebas dari kekuasaan manapun serta menerima pengaduanmasyarakatsangatdibutuhkan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 tentangOmbudsmanRepublikIndonesia,ditegaskanbahwayangdimaksud dengan Ombudsman Republik Indonesia adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakanolehpenyelenggaranegaradanpemerintahantermasukyang diselenggarakanolehBadanUsahaMilikNegara,BadanUsahaMilikDaerah, danBadanHukumMilikNegarasertaBadanSwastaatauPerseoranganyang diberitugasmenyelenggarakanpelayananpubliktertentuyangsebagianatau seluruhdananyabersumberdariAnggaranPendapatandan BelanjaNegara dan/atau Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Tugas Ombudsman adalah memeriksa laporan atas dugaan maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan mengeluarkan Rekomendasi atas laporantersebutyangditujukankepadaTerlapor.

Disinipenulismelihatbeberapahalyangmenarikuntukditelitidan penulis ingin mengetahui bagaimana kewenangan dan fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam menjalankan fungsi pengawasan pada sistem ketatanegaraanRepublikIndonesiauntukmenciptakannegaraIndonesiayang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Penulis memilih untuk melakukanpenelitiandananalisispadaRekomendasiyangdikeluarkanoleh Ombudsmanterhadappenyelenggaranegaradalamhalpelayananpublikyang


(9)

didugatelahmelakukanpenyimpangandalamtugas(maladministrasi).Halini berkaitan dengan fungsi Ombudsman itu sendiri, dalam Pasal 6 Undang-UndangNo.37Tahun2008menyebutkanfungsiOmbudsmanadalahsebagai berikut:

“Ombudsman berfungsi mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yangdiselenggarakanolehPenyelenggaraNegaradanpemerintahanbaik dipusatmaupundidaerahtermasuk yangdiselenggarakanoleh Badan UsahaMilikNegara,BadanUsahaMilikDaerah,danBadanHukumMilik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakanpelayananpubliktertentu.”

Dariuraianyangtelahdituangkandidalampasal6Undang-Undang No.37Tahun2008tersebut,dapatkitaambilkesimpulanbahwaOmbudsman Republik Indonesia merupakan suatu lembaga dengan fungsi pengawasan yang memiliki kewenangan-kewenangan tertentu. Dalam menjalankan fungsinya tersebut penulis menggambarkan secara singkat bagaimana Rekomendasi Ombudsman dikeluarkan, dengan mengacu kepada kewenangan-kewenanganyangtelahdiuraikansecarategasdidalam Undang-Undang.PadatahappertamaOmbudsmanmenerimalaporandarimasyarakat secaralangsungbahwatelahterjadisuatudugaanmaladministrasipadasuatu lembagayangbergerakataumenyelenggarakannegaradibidangpelayanan publik. Berikutnya, Ombudsman akan menindak lanjuti laporan tersebut denganmelakukanpemeriksaanterhadaplaporantersebut,sehinggalaporan tersebutakandinyatakanditerimadanataudapatditolakolehOmbudsman karena alasan-alasan tertentu yangtelah dijelaskan dalam Undang-Undang, kemudian apabila laporan tersebut dinyatakan diterima, maka Ombudsman akan melanjutkan ke tahap selanjutnya yang antara lain yaitu, investigasi,


(10)

koordinasi degan lembaga-laembaga lain yang terkait, maupun langsung meminta keterangan pada lembaga terkait, dan tahap-tahap lain yang dijelaskan di dalam Undang-Undang, sehingga terakhir Ombudsman akan memberikan keputusan berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemui dengan mengeluarkanRekomendasi.

Ombudsaman Republik Indonesia merupakan lembaga pengawasan yangterbilangbarudidirikanpadaerareformasidiIndonesiasehinggapenulis inginmengetahuibagaimanakahkedudukanhukumdariRekomendasitesebut setelah tiga tahun menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengawasan indipenden di Indonesia. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengetahui kedudukan hukum Rekomendasi tersebutsertaketaatanPenyelenggaraPelayananPublikdalammelaksanakan Rekomendasi Ombudsman Republik Indonesia sehingga Rekomendasi tersebutdapatdianggapsebagaisuatukeputusanyangmemilikikedudukan hukumyangkuatdanefektifatauhanyamerupakansuatukesimpulandan saranyangbisasajatidakdiindahkan.Olehkarenaitupenulisberkeinginan untuk menuangkan permasalahan ini dalam bentuk tulisan berupa skripsi

dengan judul : KEDUDUKAN HUKUM REKOMENDASI

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DALAM FUNGSI


(11)

B. RumusanMasalah

Mengacupadajudulyangpenulisambil,makarumusanmasalahpada penelitianiniadalahsebagaiberikut:

1. BagaimanakedudukanhukumRekomendasiOmbudsmansertaketaatan Penyelenggara Pelayanan Publik dalam melaksanakan Rekomendasi OmbudsmanRepublikIndonesia?

2. Bagaimanakah jika Rekomendasi Ombudsman tidak dilaksanakan dan kendala-kendala yang dihadapi Ombudsman dalam melakukan pengawasan?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkanpokokpermasalahansepertidiuraikandiatas,penelitian inibertujuansebagaiberikut:

1. MengetahuikedudukanhukumRekomendasiOmbudsamandanketaatan Penyelenggara Pelayanan Publik dalam melaksanakan Rekomendasi OmbudsmanRepublikIndonesia.

2. MengetahuibagaimanakahtindakanOmbudsmanjikaRekomendasiyang dikeluarkanyatidakdilaksanakanolehPenyelenggaraPelayananPublik, serta apa sajakah kendala-kendala yang dihadapi Ombudsman dalam melakukan pengawasan terhadap penyelenggara Pelayanan Publik yang tidakpatuhterhadapRekomendasiOmbudsmantersebut.


(12)

D. ManfaatPenelitian

Berangkatdariperumusanmasalahyangtelahdikemukakandiatas, adabeberapamanfaatyanginginpenulisperoleh.Adapunmanfaat tersebut penuliskelompokkanmenjadi2(dua)kelompok,yaitu:

1. ManfaatTeoritis:

a. Diharapkanpenelitianinidapatmemberikanmanfaatbagimahasiswa hukum khususnya mengenai efektifitas wewenang/Rekomendasi Ombudsman Republik Indonesia dalam menjalankan tugas untuk mengawasipenyelenggaraanpelayananpublik;

b. Untukmenjadipedomanbagiparapihakyanginginmengetahuidan mendalami tentang wewenang dan fungsi Ombudsman Republik Indonesiadalammengawasipenyelenggaraanpelayananpublik. c. Sebagaipedomanawalbagipenelitianyanginginmendalamimasalah

inilebihlanjut.

2. ManfaatPraktis:

a.Penulis mengharapkan agar memberikan sumbangan pemikiran mengenaiaspekHukumkhususnyawewenangdanfungsiOmbudsman Republik Indonesia untuk memberi Rekomendasi dalam mengawasi penyelenggaraanpelayananpublik.


(13)

b.Diharapkan agar hasil penelitian ini nantinya akan bermanfaat bagi Ombudsman Republik Indonesia menjalankan wewenang mereka dalampenyelenggaraanpengawasanpelayananpublik.

c.Agarhasilpenelitianinimenjadiperhatiandandapatdigunakanoleh semua pihak baik itu bagi pemerintah, masyarakat umum maupun setiappihakyangbekerjasehariandibidanghukum,khusunyaHukum TataNegara.

E. MetodePenelitian

Untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan judul yang telah ditetapkan maka diusahakan memperoleh data yang relevan, adapun metodepenelitianyangpenulislakukanadalah:

1. PendekatanPenelitian

Metode pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah metodepenelitianyuridissosiologisyaknisuatupenelitiandalamdisiplin ilmu hukum berdasarkan kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat dengan pendekatan deskriptif. Kenyataan atau fakta yang terjadi itu dilihatdalamperspektifilmuhukum.Untukitupenulismengumpulkan datadaristudipenelitianlapangan.


(14)

2. SumberData

Datayangdiperolehbersumberdari:

a.PenelitianLapangan(fieldResearch)

Dalamtahapinipenulisberusahauntukmendapatkandataatau informasidenganterjunlangsungkelapangan.Alatyangdipergunakan untuk mendapatkan data padapenelitian lapangan ini adalah dengan cara tanya jawab atau wawancara dengan responden secara semi terstruktur yaitu disamping menyusun pertanyaan penulis juga mengembangkanpertanyaan-pertanyaanlainyangberhubungandengan masalah-masalah penelitian dan studi dokumentasi berupa berkas-berkas Rekomendasi, laporan tahunan dan dokumen yangrelevan di OmbudsmanRepublikIndonesia.

b.PenelitianKepustakaan(LibraryResearch)

Penulismenghimpundatayangadakaitannyadenganskripsiini dapat diperoleh melalui studi buku-buku atau literatur, jurnal-jurnal hukum atau jurnal-jurnal umum, diktat serta majalah-majalah yang dapatdipertanggungjawabkanmuatannya.


(15)

3. JenisData a. DataPrimer

Data primer diperoleh langsung dari sumber pertama yakni pengamatan lapangan yang berbentuk wawancara dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dalamdaftarpertanyaan.

b. DataSekunder

Merupakan data yang siap pakai yang tidak memerlukan pengolahanlagi,antaralaindataatauinformasitertulislainnyayang diperoleh selama melakukan penelitian. Bahan-bahan yang diperoleh terdiridari:

1) BahanHukumPrimer:

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

b) Undang-UndangNomor37Tahun2008tentangOmbudsman RepublikIndonesia

c) Undang-UndangNomor25Tahun2009TentangPelayanan Publik

d) KeputusanPresidenNomor44Thun2000TentangKomisi OmbudsmanNasional

e) Peraturanperundang-undanganlainnya yangterkaitdengan penelitianini


(16)

2) BahanHukumSekunder

Bahanhukumsekunderyaitubahan-bahanhukumyangerat hubungannya dengan bahan hukum primer yang dapat membantu menganalisa dan memahami bahan-bahan hukum primer. Bahan hukumsekunderiniterdiridarisemuatulisanyangtidakberbentuk peraturan perundang-undangan, seperti; buku-buku atau literatur, hasilpenelitian,jurnal-jurnalhukumataujurnal-jurnalumum,hasil seminar, simposium dan lokakarya, diktat dan catatan kuliah, majalah-majalahyangdapatdipertanggungjawabkanmuatannyadan mediamassalainnyabaikelektronikmaupuncetak.

4. AlatPengumpulanData

Alatyangdigunakanuntukmencapaitujuanpenulisanadalah:

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan semi terstruktur, bukan berarti peneliti tidak mempersiapkan dulu pertanyaan yang akan diajukantetapipenelititidakterlampauterikatpadaaturan-aturanyang ketat.Alatyangdigunakanadalahpedomanwawancarayangmemuat pokok yang ditanyakan. Pedoman wawancara ini diperlukan untuk menghindarikeadaankehabisanpertanyaan.Adapunpihak-pihakyang akandiwawancaraiadalahpihak-pihakyangberkompetenpadabidang masalah sebagaimana judul yang penulis ambil pada penelitian ini antara lain pimpinan atau karyawan dari Ombudsman Republik


(17)

Indonesia, Ketua Ombudsman, Asisten Ombudsman, maupun pihak penyelenggara pelayanan publik yang telah mendapat Rekomendasi dariOmbudsmanRepulikIndonesia.

b. StudiDokumen

Merupakan tahap awal dalam penelitian yang akan dibahas nantinya, yaitu dengan meneliti dan mempelajari berkas-berkas RekomendasiyangadadiOmbudsmanRepublikIndonesiatermasuk didalamnyalaporantahunanOmbudsmanRepublikIndonesia.

5. TeknikPengolahan

Hasilpenelitiannantinyadiolahsecara:

a. Editing

Baikdatasekundermaupundataprimerterkadangtidaksemua dibutuhkan sehinggaperludilakukanpengeditankhususuntukdata yangdicatat maupundatadalambentuktulisanlainnya.

b. Coding

Setelah melakukan pengeditan, peneliti akan memberikan tanda-tandatertentuataukode-kodetertentuuntukmenentukandata yang relevan atau betul-betul dibutuhkan. Dari data-data diatas kemudiandisimpulkanataudianalisasecarakualitatif.Kualitatifyaitu


(18)

denganmemperhatikanfaktadandatahukumyangdianalisisdengan uraianuntukmengetahuiaspekhukummengenaikedudukanhukum RekomendasiOmbudsman.

6. AnalisisData

Analisisdatadilakukandengancaramengumpulkansemuabahan hukumyangbersifatkualitatif.Kualitatifadalahanalisadatayangbukan merupakan angka-angka dan kemudian menghubungkannya dengan permasalahan.Hasildaripenelitiandapatmemberikangambarantentang pelaksanaan Rekomendasi Ombudsman Republik Indonesia dalam penyelesaian masalah maladministrasi yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik yang mana semua hasil yang dikumpulkan tersebut diperolehdaridataprimerdansekunder.


(1)

b.Diharapkan agar hasil penelitian ini nantinya akan bermanfaat bagi

Ombudsman Republik Indonesia menjalankan wewenang mereka

dalampenyelenggaraanpengawasanpelayananpublik.

c.Agarhasilpenelitianinimenjadiperhatiandandapatdigunakanoleh

semua pihak baik itu bagi pemerintah, masyarakat umum maupun

setiappihakyangbekerjasehariandibidanghukum,khusunyaHukum

TataNegara.

E. MetodePenelitian

Untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan judul yang telah ditetapkan maka diusahakan memperoleh data yang relevan, adapun

metodepenelitianyangpenulislakukanadalah:

1. PendekatanPenelitian

Metode pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah

metodepenelitianyuridissosiologisyaknisuatupenelitiandalamdisiplin

ilmu hukum berdasarkan kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat dengan pendekatan deskriptif. Kenyataan atau fakta yang terjadi itu

dilihatdalamperspektifilmuhukum.Untukitupenulismengumpulkan


(2)

2. SumberData

Datayangdiperolehbersumberdari:

a.PenelitianLapangan(fieldResearch)

Dalamtahapinipenulisberusahauntukmendapatkandataatau

informasidenganterjunlangsungkelapangan.Alatyangdipergunakan

untuk mendapatkan data padapenelitian lapangan ini adalah dengan cara tanya jawab atau wawancara dengan responden secara semi terstruktur yaitu disamping menyusun pertanyaan penulis juga

mengembangkanpertanyaan-pertanyaanlainyangberhubungandengan

masalah-masalah penelitian dan studi dokumentasi berupa berkas-berkas Rekomendasi, laporan tahunan dan dokumen yangrelevan di

OmbudsmanRepublikIndonesia.

b.PenelitianKepustakaan(LibraryResearch)

Penulismenghimpundatayangadakaitannyadenganskripsiini

dapat diperoleh melalui studi buku-buku atau literatur, jurnal-jurnal hukum atau jurnal-jurnal umum, diktat serta majalah-majalah yang


(3)

3. JenisData

a. DataPrimer

Data primer diperoleh langsung dari sumber pertama yakni pengamatan lapangan yang berbentuk wawancara dengan cara

mengajukan beberapa pertanyaan yang telah disusun sebelumnya

dalamdaftarpertanyaan.

b. DataSekunder

Merupakan data yang siap pakai yang tidak memerlukan

pengolahanlagi,antaralaindataatauinformasitertulislainnyayang

diperoleh selama melakukan penelitian. Bahan-bahan yang diperoleh

terdiridari:

1) BahanHukumPrimer:

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945

b) Undang-UndangNomor37Tahun2008tentangOmbudsman

RepublikIndonesia

c) Undang-UndangNomor25Tahun2009TentangPelayanan

Publik

d) KeputusanPresidenNomor44Thun2000TentangKomisi

OmbudsmanNasional

e) Peraturanperundang-undanganlainnya yangterkaitdengan


(4)

2) BahanHukumSekunder

Bahanhukumsekunderyaitubahan-bahanhukumyangerat

hubungannya dengan bahan hukum primer yang dapat membantu

menganalisa dan memahami bahan-bahan hukum primer. Bahan

hukumsekunderiniterdiridarisemuatulisanyangtidakberbentuk

peraturan perundang-undangan, seperti; buku-buku atau literatur,

hasilpenelitian,jurnal-jurnalhukumataujurnal-jurnalumum,hasil

seminar, simposium dan lokakarya, diktat dan catatan kuliah,

majalah-majalahyangdapatdipertanggungjawabkanmuatannyadan

mediamassalainnyabaikelektronikmaupuncetak.

4. AlatPengumpulanData

Alatyangdigunakanuntukmencapaitujuanpenulisanadalah:

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan semi terstruktur, bukan berarti peneliti tidak mempersiapkan dulu pertanyaan yang akan

diajukantetapipenelititidakterlampauterikatpadaaturan-aturanyang

ketat.Alatyangdigunakanadalahpedomanwawancarayangmemuat

pokok yang ditanyakan. Pedoman wawancara ini diperlukan untuk

menghindarikeadaankehabisanpertanyaan.Adapunpihak-pihakyang

akandiwawancaraiadalahpihak-pihakyangberkompetenpadabidang

masalah sebagaimana judul yang penulis ambil pada penelitian ini antara lain pimpinan atau karyawan dari Ombudsman Republik


(5)

Indonesia, Ketua Ombudsman, Asisten Ombudsman, maupun pihak

penyelenggara pelayanan publik yang telah mendapat Rekomendasi

dariOmbudsmanRepulikIndonesia.

b. StudiDokumen

Merupakan tahap awal dalam penelitian yang akan dibahas nantinya, yaitu dengan meneliti dan mempelajari berkas-berkas

RekomendasiyangadadiOmbudsmanRepublikIndonesiatermasuk

didalamnyalaporantahunanOmbudsmanRepublikIndonesia.

5. TeknikPengolahan

Hasilpenelitiannantinyadiolahsecara:

a. Editing

Baikdatasekundermaupundataprimerterkadangtidaksemua

dibutuhkan sehinggaperludilakukanpengeditankhususuntukdata

yangdicatat maupundatadalambentuktulisanlainnya.

b. Coding

Setelah melakukan pengeditan, peneliti akan memberikan

tanda-tandatertentuataukode-kodetertentuuntukmenentukandata

yang relevan atau betul-betul dibutuhkan. Dari data-data diatas


(6)

denganmemperhatikanfaktadandatahukumyangdianalisisdengan

uraianuntukmengetahuiaspekhukummengenaikedudukanhukum

RekomendasiOmbudsman.

6. AnalisisData

Analisisdatadilakukandengancaramengumpulkansemuabahan

hukumyangbersifatkualitatif.Kualitatifadalahanalisadatayangbukan

merupakan angka-angka dan kemudian menghubungkannya dengan

permasalahan.Hasildaripenelitiandapatmemberikangambarantentang

pelaksanaan Rekomendasi Ombudsman Republik Indonesia dalam

penyelesaian masalah maladministrasi yang dilakukan penyelenggara

pelayanan publik yang mana semua hasil yang dikumpulkan tersebut