RELEVANSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF.

(1)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

RELEVANSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA

MATA PELAJARAN PRODUKTIF

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin pada Kelompok Bidang Keahlian Otomotif

Oleh

DENNY HARYADHI NURDHIANSYAH E. 0551. 0900796

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

RELEVANSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA

MATA PELAJARAN PRODUKTIF

Oleh

Denny Haryadhi Nurdhiansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Denny Haryadhi Nurdhiansyah Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

ABSTRAK

Denny Haryadhi Nurdhiansyah, 0900796: Relevansi Mata Pelajaran Matematika pada Mata Pelajaran Produktif

SMK Negeri 7 Baleendah belum memiliki dokumen mengenai pemetaan relevansi antara materi mata pelajaran Matematika pada Mata pelajaran Produktif. Hal ini bisa terjadi, karena SMK Negeri 7 Baleendah belum pernah melaksanakan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang salah satunya membahas mengenai relevansi antar mata pelajaran. Sementara itu, forum diskusi antara guru mata pelajaran belum terkondisikan sehingga kemungkinan mismatch materi bisa terjadi. Ditambah lagi, materi mata pelajaran matematika hanya sedikit yang terilustrasikan secara jelas pengaplikasiannya pada mata pelajaran produktif. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian mengenai relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 7 Baleendah. Adapun subjek penelitian ini adalah materi mata pelajaran matematika dan materi mata pelajaran produktif tingkat I pada kurikulum yang diterapkan di SMK Negeri 7 Baleendah, dimana guru pengampu mata pelajaran produktif sebagai responden. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan deskripsi relevansi materi dan pemetaan sekuen materi antara materi mata pelajaran Matematika dengan materi mata pelajaran Produktif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa teknik dokumentasi, wawancara, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi mata pelajaran matematika sudah mendukung keseluruhan materi mata pelajaran produktif. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan dapat membantu terlaksananya pembelajaran yang optimal. Guru pengampu mata pelajaran matematika diharapkan dapat mengilustrasikan pengaplikasian materi ajarnya pada mata pelajaran produktif sehingga dapat memberikan penekanan informasi kepada siswa akan pentingnya mempelajari materi yang diajarkan sebagai dasar ketika mempelajari mata pelajaran produktif. Guru pengampu mata pelajaran Produktif diharapkan dapat mengingatkan kepada siswa agar mengaplikasikan materi matematika yang telah dipelajarinya dalam pemecahan masalah pada mata pelajaran produktif yang diajarkan. Sementara itu, bagi siswa diharapkan pembelajaran matematika dapat membekali mereka sehingga memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

SMK Negeri 7 Baleendah not have document yet about the relevance mapping between the mathematics subject matter and the productive subject matter. This could happen, because SMK Negeri 7 Baleendah has never held MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), one of which discusses the relevance between the subjects. Meanwhile, discussions between the subject teachers have not been conditioned so that the possibility of the material mismatch can occur. Plus, the subject matter of mathematics only a few are descriptioned clearly application in productive subjects . Therefore, the need to


(5)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

do a research on the relevance of mathematics courses on subjects productive in SMK Negeri 7 Baleendah. The subject of this research is the subject matter of mathematics and the material productive subjects on the curriculum level I applied at SMK Negeri 7 Baleendah, where teachers custodian of productive subjects as responders. This study aims to produce a description of the relevance of the material and the material sequence mapping between the Mathematics subject matter subject matter Productive. The method used in this research is descriptive data collection techniques such as documentation, interviews, and questionnaires. The results showed that the subject matter of mathematics supports productive overall subject matter. Based on these results, it is expected to help implement optimal learning. Custodian of a mathematics teacher is expected to illustrate the application of the material he taught in productive subjects so as to give emphasis to the importance of information to the students to learn the material being taught as basic as productive subjects studied. Custodian of a productive teacher is expected to remind the students to apply the math they have learned the material in the problem-solving subjects taught productive. Meanwhile, the students are expected to equip their learning of mathematics that has the ability to think logical, analytical, systematic, critical, and creative, as well as the ability to cooperate .


(6)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ... 10

B. Tinjauan tentang Kurikulum ... 11

1. Pengertian Kurikulum ... 11

2. Peranan dan Fungsi Kurikulum ... 15

3. Jenis-Jenis Kurikulum ... 17

4. Keterkaitan antara Kurikulum dan Pembelajaran ... 18

5. Pengembangan Kurikulum ... 19

6. Komponen-Komponen Pengembang Kurikulum ... 19

7. Prinsip Pengembangan Kurikulum ... 20

8. Isi Pengembangan Kurikulum ... 23

9. Pendekatan pengembangan Kurikulum ... 25

C. Tinjauan Umum tentang Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 26

1. Kompetensi ... 27

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 28

D. Mata Pelajaran Produktif ... 29

E. Mata Pelajaran Matematika ... 30

1. Sejarah Matematika ... 31

2. Karakteristik Umum Matematika ... 32

3. Matematika dan Implikasinya dalam Kehidupan... 33

4. Peran Matematika dalam Pendidikan ... 33

5. Matematika Sekolah ... 34


(7)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

7. Peran Matematika Sekolah... 35

8. Fungsi Matematika Sekolah ... 36

9. Tujuan Matematika Sekolah ... 37

10.Tujuan Mata Pelajaran Matematika SMK ... 38

F. Penelitian Relevan ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

B. Desain Penelitian ... 40

C. Metode Penelitian ... 41

D. Paradigma Penelitian ... 42

E. Definisi Operasional ... 43

F. Instrumen Penelitian ... 44

G. Proses Pengembangan Instrumen... 45

H. Teknik Pengumpulan Data ... 46

I. Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52

1. Deskripsi Data ... 52

a. Relevansi Materi Mata Pelajaran Matematika pada Mata Pelajaran Dasar Mesin ... 52

b. Relevansi Materi Mata Pelajaran Matematika pada Mata Pelajaran Gambar Teknik ... 55

c. Relevansi Materi Mata Pelajaran Matematika pada Mata Pelajaran Alat Ukur ... 58

d. Relevansi Materi Mata Pelajaran Matematika pada Mata Pelajaran Service Engine ... 61

e. Relevansi Materi Mata Pelajaran Matematika pada Mata Pelajaran Poros Penggerak Roda ... 64

2. Pemetaan Sekuen Materi ... 67

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70


(8)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran xx... 48 4.1 Relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran dasar

mesin ... 53 4.2 Relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran gambar

teknik ... 56 4.3 Relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran alat

ukur ... 58 4.4 Relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran service

engine ... 61 4.5 Relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran poros

pengggerak roda ... 64


(9)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1 Bagan alur penelitian ... 41 3.2 Paradigma penelitian ... 43 3.3 Diagram ven materi pelajaran matematika yang relevan pada materi inti mata pelajaran produktif ... 50 3.4 Diagram relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran xx 50 4.1 Diagram ven materi pelajaran matematika yang relevan pada materi inti mata pelajaran dasar mesin ... 55 4.2 Diagram relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran

dasar mesin ... 55 4.3 Diagram ven materi pelajaran matematika yang relevan pada materi inti mata pelajaran gambar teknik ... 57 4.4 Diagram relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran

gambar teknik ... 58 4.5 Diagram ven materi pelajaran matematika yang relevan pada materi inti mata pelajaran alat ukur ... 60 4.6 Diagram relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran

alat ukur ... 61 4.7 Diagram ven materi pelajaran matematika yang relevan pada materi inti mata pelajaran service engine ... 63 4.8 Diagram relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran

service engine ... 63 4.9 Diagram ven materi pelajaran matematika yang relevan pada materi inti mata pelajaran poros penggerak roda ... 66 4.10 Diagram relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran


(10)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A. Lembar Wawancara ... 75

B. SKKD Mata Pelajaran Matematika dan Produktif Tingkat I ... 78

C. Lembar Judgement ... 81

D. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian dan Instrumen Penelitian ... 91

E. Pemetaan Sekuen Materi ... 103 F. Agenda Bimbingan


(11)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan bagian dari proses kehidupan manusia yang berkontribusi terhadap peningkatan kualitas individu-individu dalam rangka menjalani keberlangsungan hidupnya di dunia. Selama manusia hidup, tidak akan terlepas dari pendidikan. Pendidikan ini adalah ujung tombak dari ketercapaian manusia dalam menempuh tujuan hidupnya sebagai insan yang telah memahami akan eksistensinya di dunia.

Pemahaman tentang makna pendidikan ini sangat luas, sehingga perlu difokuskan pada pengertian yang lebih sederhana. Pendidikan yang populer dan diakui oleh semua manusia adalah pendidikan formal. Pendidikan formal ini adalah pendidikan yang terprogram dan terencana secara sistematis yang menghasilkan suatu jenjang-jenjang sehingga dapat menunjukkan identitas manusia berpendidikan. Salah satu jenjang pendidikan formal yang dikenal adalah jenjang pendidikan menengah ke atas, dimana jenjang ini terklasifikasikan dalam dua kelompok besar. Dua kelompok besar ini adalah sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan menengah yang marak menjadi sorotan. Tujuan dari sekolah menengah kejuruan ini, tiada lain untuk menghasilkan output lulusan yang siap kerja atau dapat membuka lapangan kerja (berwirausaha). Tentunya, untuk mensinkronkan tujuan ini perlu didukung oleh kurikulum pembelajaran yang merefleksikan Sumber Daya Manusia(SDM) yang berkualitas sesuai dengan eksistensi dari sekolah menengah kejuruan itu sendiri. Sekolah menengah kejuruan agar dapat mencapai tujuan utamanya sehingga sesuai dengan eksistensinya, harus memiliki kurikulum pembelajaran yang dapat menciptakan lulusan SMK yang benar-benar siap kerja. Kurikulum itu sendiri merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang terdiri atas berbagai komponen yang saling keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.


(12)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

Merujuk pada pendapat Sukmadinata (2009: 102) bahwa kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme yang memiliki susunan anatomis tertentu. Hal ini berarti bahwa kurikulum itu terdiri atas perangkat-perangkat atau komponen-komponen. Sementara itu, menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, bahwa:

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Pengertian ini mengandung makna, kurikulum sebagai rencana, pengaturan, cara, dan pedoman. Adanya makna bahwa kurikulum sebagai kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, mengindikasikan pembelajaran sebagai bentuk pelaksanaan kurikulum itu sendiri.

Suatu kurikulum menurut Sukmadinata (2009: 102) harus mempunyai relevansi atau kesesuaian. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua, kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum. Unsur atau komponen-komponen kurikulum yang utama meliputi tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi. Ketiga komponen itu saling berkaitan erat satu dengan yang lain seperti sebuah spiral.

Pendapat berhubungan dengan pernyataan tersebut, dikemukakan juga oleh Ruhimat (2009: 64), bahwa:

Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang memenuhi syarat relevansi internal, yaitu adanya koherensi dan konsistensi antar komponennya. Hal ini harus diperhatikan karena setiap tujuan tertentu akan menuntut adanya isi, metode, dan sistem evaluasi tersendiri. Ketidaksesuaian dalam komponen-komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak akan bisa mencapai tujuannya secara optimal...

Merujuk pada kedua pendapat di atas, kurikulum harus memiliki relevansi atau keterkaitan diantara komponen-komponen penyusunnya. Adanya relevansi tersebut, akan mengoptimalkan pencapaian dari tujuan dibuatnya kurikulum itu sendiri.


(13)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

SMK Negeri 7 Baleendah merupakan SMK bidang studi keahlian Teknologi dan Rekayasa yang memiliki dua kompetensi keahlian, yakni kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Audio Video (TAV). Kurikulum yang diterapkan di SMK Negeri 7 Baleendah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP tersebut telah disusun oleh guru-guru dan komite sekolah sesuai dengan pedoman penyusunan KTSP jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Berkaitan dengan dokumen kurikulum yang diterapkan di SMK Negeri 7 Baleendah, secara umum mata pelajaran dikelompokkan menjadi 3 kelompok mata pelajaran antara lain: mata pelajaran normatif, mata pelajaran adaptif, dan mata pelajaran produktif. Kelompok normatif terdiri atas Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI), dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan.

Mata pelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran kelompok adaptif merupakan ilmu dasar yang sangat penting. Matematika memiliki peranan penting baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Matematika selalu identik dengan cermin perabadan dalam makna penguasaan terhadap matematika dapat menciptakan masa depan yang lebih baik, ditandai dengan nilai kemajuan teknologi yang sangat besar. Hal ini sangat wajar untuk diungkapkan, karena matematika menurut Sutrisman dan Tambunan (Fathani, 2012: 25) adalah queen of science.

Tujuan pembelajaran matematika di SMK menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006) tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika secara umum bila ditafsirkan adalah untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika memiliki peranan yang


(14)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

sangat penting bagi pembelajaran siswa di SMK khususnya SMK Negeri 7 Baleendah pada kompetensi keahlian TKR.

Merujuk pada pendapat Sukmadinata dan Ruhimat sebelumnya bahwa kurikulum harus memiliki relevansi baik relevansi internal maupun eksternal, maka menuntut mata pelajaran matematika yang diajarkan di SMK harus sesuai dan memiliki keterkaitan pada mata pelajaran produktif. Keterkaitan mata pelajaran matematika pada mata pelajaran produktif dapat ditinjau dari dua sisi. Apabila ditinjau dari skala makro, keterkaitan diantara kedua mata pelajaran ini merupakan relevansi internal. Hal ini, mengingat mata pelajaran merupakan komponen dari kurikulum itu sendiri. Namun demikian, apabila ditinjau dari skala mikro keterkaitan mata pelajaran matematika pada mata pelajaran produktif ini dapat dikatakan sebagai relevansi eksternal. Terlepas dari itu semua, idealnya pembelajaran mata pelajaran matematika di SMK harus memiliki relevansi pada mata pelajaran produktif.

Pembelajaran matematika di SMK lebih praktis dari SMA, dimana pembelajarannya diarahkan kepada penyelesaian masalah perhitungan menggunakan rumus instan yang diberikan dalam pembelajaran. Berbeda dengan SMA, pembelajaran matematikanya diarahkan kepada pemahaman tentang konsep matematika itu sendiri sehingga rumus-rumus perhitungan dalam penyelesaian masalah matematika tidak diberikan secara instan tetapi merupakan hasil dari proses pemahaman terhadap konsep yang dipelajari. Implikasinya, siswa SMK akan kesulitan ketika menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perhitungan matematis.

Tujuan dari SMK adalah untuk menghasilkan output lulusan yang siap kerja atau dapat membuka lapangan kerja (berwirausaha) seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Hal ini, tentu menuntut pembelajaran mata pelajaran matematika harus mendukung pada penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan kejuruan. Sementara itu, pembelajaran matematika di SMK yang praktis menyebabkan kemampuan siswa yang berhubungan dengan perhitungan rendah.

Selain itu, kurikulum SMK lebih diarahkan pada kemampuan kejuruan siswa sehingga terkadang memiliki kesan bahwa pembelajaran lebih ditekankan


(15)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

pada mata pelajaran produktif. Padahal, mata pelajaran produktif mengandung konten matematika sehingga seharusnya mata pelajaran matematika pun tidak diabaikan begitu saja. Mata pelajaran matematika ini menjadi ilmu dasar yang membantu siswa untuk dapat memudahkan pada pembelajaran mata pelajaran produktif terutama dalam hal penyelesaian masalah kejuruan yang berhubungan dengan hitungan.

Mata pelajaran matematika yang diajarkan di SMK harus sesuai dan memiliki keterkaitan pada mata pelajaran produktif sebagaimana diutarakan sebelumnya. Sementara itu, adanya keresahan terkait dengan pengimplementasian kurikulum di SMK. Pertama, kurikulum lebih difokuskan pada mata pelajaran produktif sehingga terkesan mata pelajaran lainnya seperti mata pelajaran matematika tidak terlalu begitu penting. Kedua, sarana dan prasarana di SMK lebih pada penyediaan fasilitas pembelajaran kejuruan seperti bengkel atau ruang praktikum yang memungkinkan siswa memandang bahwa belajar di SMK adalah belajar mata pelajaran produktif sehingga terkesan siswa mengabaikan mata pelajaran lainnya seperti mata pelajaran matematika. Ketiga, guru SMK lebih menitikberatkan pada pembelajaran yang mengasah kemampuan keahlian praktikum siswa sehingga terkadang kemampuan dari segi pemahaman konsep ilmu dasarnya seperti matematika kurang begitu diperhatikan. Dengan demikian, perlu dilakukannya penelitian mengenai keterkaitan mata pelajaran matematika pada mata pelajaran produktif sehingga dapat menjawab keresahan yang terjadi.

Berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, penulis akan fokus untuk mengkaji relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran produktif. Sebagai bahan pendukung kajian ini, peneliti melakukan studi pendahuluan yang bermaksud untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Adapun informasi tersebut didasarkan atas hasil wawancara secara nonformal (wawancara tidak terstruktur) dengan beberapa nara sumber (dalam hal ini salah satu guru pengampu mata pelajaran matematika dan wakasek kurikulum).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak M. Zulkifli Lubis (Lampiran A) selaku guru pengampu mata pelajaran matematika, penulis memperoleh informasi bahwa belum adanya forum diskusi antar guru mata pelajaran yang


(16)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

membahas mengenai kebutuhan materi yang diperlukan oleh siswa guna menunjang pembelajaran mata pelajaran produktif. Dokumen mengenai pemetaan keterkaitan antar mata pelajaran juga belum ada, yang ada hanya gambaran global pemetaan antar mata pelajaran. Berkaitan dengan pengaplikasian materi ajar pada mata pelajaran produktif, beliau pernah mengilustrasikan pengaplikasian materi ajarnya. Akan tetapi, hanya sekilas saja pada gambaran materi produktif yang beliau ketahui.

Sementara itu, hasil wawancara dengan Bapak Achmad Rosyadi (Lampiran A) selaku wakasek kurikulum, diperoleh informasi bahwa di SMK Negeri 7 Baleendah belum pernah melaksanakan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang didalamnya membahas mengenai relevansi antar mata pelajaran. Harusnya memang dilaksanakan, tetapi kebijakan sekolah belum ke arah sana, masih terfokus pada pembangunan gedung sekolah. Dokumen mengenai pemetaan keterkaitan antar mata pelajaran belum ada, yang ada hanya sebatas gambaran global saja, itu pun masih hasil copy-paste. SMK Negeri 7 Baleendah ini sendiri sebenarnya belum mempunyai dokumen resmi sekolah mengenai pemetaan keterkaitan antar mata pelajaran, apalagi pemetaan keterkaiatan materi antar mata pelajarannya, karena tidak pernah melaksanakan MGMP. Ada juga pemetaan antar materi mata pelajaran produktif/pemetaan standar kompetensi keahlian. Perlu sekali adanya dokumen mengenai keterkaitan materi antar mata pelajaran ini, supaya proses pembelajaran yang dilaksanakan lebih optimal (dapat mendukung pembelajaran produktif sehingga dapat optimal).

Atas dasar informasi-informasi di atas, penulis terdorong untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Relevansi Mata Pelajaran Matematika pada Mata Pelajara Produktif”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:

1. Pembelajaran matematika di SMK yang praktis menyebabkan kemampuan siswa yang berhubungan dengan perhitungan rendah.


(17)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

2. Kurikulum SMK lebih diarahkan pada kemampuan kejuruan siswa sehingga terkadang memiliki kesan bahwa pembelajaran lebih ditekankan pada mata pelajaran produktif. Padahal, mata pelajaran produktif mengandung konten matematika sehingga seharusnya mata pelajaran matematika pun tidak diabaikan begitu saja.

3. Sarana dan prasarana di SMK lebih pada penyediaan fasilitas pembelajaran kejuruan seperti bengkel atau ruang praktikum yang memungkinkan siswa memandang bahwa belajar di SMK adalah belajar mata pelajaran produktif sehingga terkesan siswa mengabaikan mata pelajaran lainnya seperti mata pelajaran matematika.

4. Guru SMK lebih menitikberatkan pada pembelajaran yang mengasah kemampuan keahlian praktikum siswa sehingga terkadang kemampuan dari segi pemahaman konsep ilmu dasarnya seperti matematika kurang begitu diperhatikan.

5. Belum tersedianya pemetaan keterkaitan antar materi tiap mata pelajaran. 6. Forum diskusi antara guru mata pelajaran belum terkondisikan sehingga

kemungkinan mismatch materi bisa terjadi.

7. Materi mata pelajaran matematika hanya sedikit yang terilustrasikan secara jelas pengaplikasiannya pada materi mata pelajaran produktif.

C.Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya, maka penulis perlu membatasi permasalahan di dalam penelitian ini. Adapun pembatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendeskripsian relevansi dari materi mata pelajaran matematika pada materi mata pelajaran produktif.

2. Pemetaan sekuen antara materi mata pelajaran matematika dengan materi mata pelajaran produktif berdasarkan pendeskripsian relevansi antara kedua mata pelajaran tersebut.

3. Dokumen kurikulum yang digunakan adalah dokumen kurikulum SMK Negeri 7 Baleendah, khususnya kompetensi keahlian TKR.


(18)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

D.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah relevansi materi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran produktif tingkat I di SMK Negeri 7 Baleendah kompetensi keahlian TKR?”.

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terklasifikasikan dalam dua kategori, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran produktif. Sedangkan tujuan khususnya adalah :

1. Menghasilkan deskripsi relevansi dari materi mata pelajaran matematika pada materi mata pelajaran produktif.

2. Menghasilkan pemetaan sekuen materi antara kedua mata pelajaran (mata pelajaran matematika dan mata pelajaran produktif) berdasarkan pendeskripsian relevansi antara kedua mata pelajaran tersebut.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain:

1. Bagi guru matematika, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyampaian materi ajar sehingga dapat mendukung pembelajaran pada mata pelajaran produktif. Adapun bagi guru produktif, hasil penelitian dapat membantu terlaksananya pembelajaran yang optimal. 2. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan pembelajaran

matematika dapat membekali mereka sehingga memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. 3. Bagi peneliti, sebagai penambahan wawasan dalam pengaplikasian ilmu

pendidikan khususnya terkait dengan relevansi sebagai salah satu prinsip pengembangan kurikulum.

4. Bagi sekolah, penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pembelajaran.


(19)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

G.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang dasar-dasar teori umum yang dipakai pada pembahasan dan analisis masalah. Teori diambil dari literatur yang berkaitan dengan pembahasan masalah, internet, pembahasan mengenai teori yang mendasari prinsip relevansi dalam kurikulum, dan teori-teori lainnya yang menunjang permasalahan yang diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi perangkat atau instrumen yang digunakan dan metode-metode yang dapat digunakan dalam penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi analisis data yang dikumpulkan dari proses penelitian dan pembahasan mengenai hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari hasil pembahasan dan saran untuk mendukung kesimpulan yang telah ada.


(20)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 7 Baleendah khususnya pada Jurusan Teknik Otomotif spesialisasi Teknik Kendaraan Ringan (TKR), yang beralamat di Jl. Siliwangi Km. 15 Baleendah kabupaten Bandung. Subjek penelitian adalah materi mata pelajaran matematika dan mata pelajaran produktif tingkat I pada kurikulum SMK yang bersangkutan.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian diperlukan dalam suatu penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Sarwono (2006: 79)

mengemukakan bahwa “Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti

yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara

benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”. Sementara Margono

(2007:100) menyatakan bahwa desain penelitian “...pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan matang tentang hal-hal yang akan

dilakukan”.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat difahami bahwa desain penelitian adalah suatu pijakan pemikiran mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian. Adanya desain penelitian ini, memberikan sebuah pertanggungjawaban terhadap semua langkah yang akan diambil.

Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan antara lain: (1) Memilih masalah; (2) Melakukan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada nara sumber guna memperjelas permasalahan yang akan diteliti; (3) Merumuskan masalah; (4) Menentukan metode penelitian yang akan digunakan; (5) Studi dokumentasi dengan memperlajari kurikulum pada keahlian TKR di Jurusan Otomotif SMK Negeri 7 Baleendah; (6) Menyusun instrumen penelitian berupa lembar wawancara dan angket; (7) Melaksanakan penelitian; (8) Melakukan


(21)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

analisis data; serta (9) Menarik kesimpulan. Berikut ini adalah bagan alur penelitiannya:

Gambar 3.1 Bagan alur penelitian

C.Metode Penelitian

Hakikatnya, pelaksanaan penelitian pendidikan adalah suatu upaya untuk mencari jawaban atas suatu permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan.

Memilih Masalah

Menentukan Metode Penelitian

Studi Dokumentasi

Menyusun Instrumen Penelitian

Melaksanakan Penelitian

Melakukan Analisis Data

Menarik Kesimpulan Studi Pendahuluan

Merumuskan Masalah


(22)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

Sugiyono (2012: 2) mengemukakan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu”. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

mencapai suatu tujuan penelitian. Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui gambaran relevansi materi mata pelajaran matematika pada materi mata pelajaran produktif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif, yang memberikan gambaran tentang realitas pada objek yang diteliti secara objektif pada saat penelitian dilakukan. Metode penelitian deskriptif

menurut Jallaludin Rakhmat (Prabowo, 2012) bahwa „penelitian deskriptif

hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi‟. Adapun pertimbangan pemilihan metode ini berdasarkan pada tujuan dilakukannya penelitian ini sendiri, yakni untuk mengetahui gambaran relevansi materi mata pelajaran matematika pada materi mata pelajaran produktif di program keahlian TKR Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 7 Baleendah.

D.Paradigma Penelitian

Sugiyono (2012: 42) mengemukakan bahwa paradigma penelitian adalah

“pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab

melalui penelitian...”. Pengertian ini mengandung arti paradigma sebagai kerangka berfikir. Hal senada dikemukakan oleh Nasehudin dan Gozali (2012:

101) bahwa ”Kerangka berfikir adalah gambaran pemikiran peneliti atas masalah

yang akan atau sudah diteliti...”.

Merujuk pada kedua pendapat tersebut, paradigma penelitian merupakan sebuah kerangka dalam berpikir yang memberikan gambaran tahapan penelitian yang dilakukan sebagai upaya dalam menjawab suatu permasalahan dalam penelitian tersebut. Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:


(23)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

Keterangan:

: Garis relevansi : Garis alur proses

Gambar 3.2 Paradigma penelitian

E.Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penafsiran tentang judul penelitian yang berpengaruh juga terhadap penafsiran permasalahan yang diteliti. Adanya definisi operasional ini akan memberikan gambaran mengenai isi penelitian pendidikan yang dimaksud.

1. Relevansi

Relevansi dalam Oxford Advanced Dictionary of Current English

“relevant” mempunyai arti (closely) connected with what is happening. Kata

tersebut dapat diberi makna kedekatan hubungan dengan apa yang terjadi. Relevansi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan/keterkaitan antara materi mata pelajaran matematika pada materi mata pelajaran produktif.

Keterkaitan antara kedua mata pelajaran ini, diukur dengan cara memetakan setiap materi mata pelajaran matematika pada materi mata pelajaran produktif. Selanjutnya, keterkaitan antara kedua mata pelajaran ini, dinyatakan dalam bentuk persentase, kemudian dijelaskan secara naratif deskriptif. Data relevansinya diperoleh melalui instrumen angket dan diolah menggunakan persamaan relevansi sehingga menghasilkan deskripsi relevansi.

2. Mata pelajaran matematika

Mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran adaptif. Istilah


(24)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian

masalah mengenai bilangan”.

Teknik dokumentasi dan wawancara dipergunakan untuk memperoleh data tentang pokok bahasan apa saja yang terdapat dalam mata pelajaran ini, sehingga dapat diketahui cakupan materinya. Pokok bahasan mata pelajaran matematika ini antara lain: operasi bilangan riil, aproksimasi kesalahan, sistem persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat, matriks, program linier, serta logika matematika.

3. Mata pelajaran produktif

Mata pelajaran produktif berisikan berbagai mata pelajaran keahlian pada spesialisasi TKR di Jurusan Teknik Otomotif. Mata pelajaran ini diklasifikasikan kedalam 2 kelompok mata pelajaran, yaitu mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dan mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (KK). Instrumen penelitian yang peneliti gunakan untuk memperoleh data pokok bahasan dari masing-masing kelompok mata pelajaran sama dengan instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh pokok bahasan dari mata pelajaran matematika, yaitu teknik dokumentasi dan wawancara.

F. Instrumen Penelitian

1. Dokumen

“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu” (Sugiyono,

2012: 240). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen kurikulum SMK Negeri 7 Baleendah. Dokumen tersebut digunakan untuk menghimpun data awal berupa silabus mata pelajaran matematika dan mata pelajaran produktif tingkat I yang terdapat di SMK Negeri 7 Baleendah. Peneliti mengambil data tertulis yang berkaitan dengan cakupan dan urutan materi yang terdapat dalam silabus dari mata pelajaran matematika dan mata pelajaran produktif, kemudian data tersebut dijadikan referensi untuk pembuatan angket tertutup.


(25)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014 2. Lembar Wawancara

Merujuk pada pendapat Sugiyono (2012:137), lembar wawancara merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk melakukan studi pendahuluan dan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawancara dimana peneliti sudah menyiapkan pedoman wawancara sebelumnya yang tersusun secara sistematis dan lengkap guna mengumpulkan data penelitian. Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara dimana peneliti tidak menyiapkan pedoman wawancara secara khusus, namun pedoman wawancaranya hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Lembar wawancara yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar wawancara dengan salah satu guru pengampu mata pelajaran matematika dan wakasek kurikulum di SMK Negeri 7 Baleendah (Lampiran 1).

3. Angket atau Kuesioner

Arikunto (2010:194) menyatakan bahwa “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Berdasarkan cara menjawabnya, angket terbagi 2 (dua) yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab sesuai dengan pendapatnya sendiri, sedangkan angket tertutup adalah angket yang sudah dilengkapi dengan jawaban sehingga responden tinggal memilihnya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup dan angket terbuka (Lampiran 4).

G.Proses Pengembangan Instrumen

1. Pembuatan instrumen penelitian

Instrumen yang dibuat berisi cakupan materi mata pelajaran matematika dan mata pelajaran produktif tingkat I. Cakupan materi tersebut diambil dari substansi materi pada silabus masing-masing mata pelajaran.


(26)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

2. Uji kelayakan instrumen (judgement)

Sebelum instrumen yang telah dibuat tersebut digunakan, terlebih dahulu dikonsultasikan kepada guru ahli (judgement). Judgement dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen, yaitu kesesuaian cakupan materi pernyataan instrumen dengan substansi materi pada silabus mata pelajaran matematika dan mata pelajaran produktif.

H.Teknik Pengumpulan Data

Nasir (Siregar dan Wiharna, 2012: 48) menyatakan bahwa “Pengumpulan

data adalah proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian”. Ada 3 (dua) teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu studi dokumentasi, wawancara, dan angket.

1. Studi Dokumentasi

Arikunto (Siregar, 2012: 52) mengemukakan bahwa:

Studi dokumentasi merupakan usaha penelaahan terhadap beberapa dokumen (barang-barang tertulis atau arsip). Dalam melaksanakan studi dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.

Studi dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data penelitian. Peneliti memilih teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi ini karena teknik pengumpulan datanya lebih sederhana. Data tidak akan berubah meskipun misalnya terdapat kekeliruan pada sumber data.

2. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Peneliti memilih teknik wawancara tidak terstruktur ini untuk melakukan studi pendahuluan (Lampiran 1) sehingga diperoleh informasi awal terkait dengan permasalahan yang ada. Informasi awal inilah yang menentukan secara pasti tentang penelitian yang akan dilakukan.

3. Angket

Sugiyono (2012:142) menyatakan bahwa “Angket merupakan teknik


(27)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Peneliti memilih teknik pengumpulan data menggunakan angket karena memungkinkan responden memiliki waktu lebih banyak dalam memberikan jawaban secara tertulis, sehingga jawaban bisa lebih lengkap. Selain itu, memudahkan peneliti ketika proses pengolahan data.

Adapun rancangan angket tertutup berbentuk tabel relevansi dari mata pelajaran matematika dengan mata pelajaran produktif. Responden menjawabnya dengan menuliskan nomor urutan materi mata pelajaran matematika yang relevan pada mata pelajaran produktif. Selain itu, peneliti juga merancang angket terbuka berbentuk draf pertanyaan sebagai data pelengkap untuk menggali berbagai informasi yang tidak diperoleh dari angket tertutup.

Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menyusun angket tertutup dan angket terbuka yang digunakan untuk memperoleh data berkenaan dengan relevansi materi dari kedua mata pelajaran (matematika dan produktif).

2. Sebelum angket disebarkan, terlebih dahulu dilakukan proses uji kelayakan instrumen (judgement) oleh guru ahli.

3. Setelah instrumen dinyatakan layak oleh guru ahli, maka instrumen disebar kepada responden, dalam hal ini kepada guru pengampu mata pelajaran produktif tingkat I.

4. Memeriksa jumlah lembaran angket yang dikembalikan.

5. Memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran dalam pengisian.

I. Analisis Data

“Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan” (Siregar dan Wiharna, 2012: 67). Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Membuat lembar ringkasan untuk menghimpun semua data.


(28)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

Tabel 3.1

Relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran xx

No. Materi Mata Pelajaran Relevansi*

Matematika XX

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.

Operasi Bilangan Riil Sistem bilangan riil Operasi bilangan bulat Operasi bilangan pecahan Konversi bilangan

Perbandingan, skala, dan persen Operasi bilangan berpangkat Operasi bilangan irasional Operasi logaritma Aproksimasi Kesalahan Membilang dan mengukur Salah mutlak dan salah relatif Persentase kesalahan

Toleransi hasil pengukuran

Jumlah dan selisih hasil pengukuran Hasil kali pengukuran

Sistem Persamaan dan

Pertidaksamaan Linier dan Kuadrat Persamaan dan pertidaksamaan linier Persamaan dan pertidaksamaan kuadrat Sistem persamaan linier dua variabel Sistem persamaan linier tiga variabel Sistem persamaan dengan dua variabel, satu linier, dan satu kuadrat

Matriks

Macam-macam matriks Operasi matriks

Determinan dan invers matriks Minor, kofaktor, dan adjoin matriks Porgram Linier

Grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier

Model matematika

Fungsi objektif, nilai optimum, dan garis selidik

Logika Matematika

Pernyataan dan bukan pernyataan Ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi dan ingkarannya Invers, konvers, dan kontraposisi Penarikan kesimpulan (modus ponens, Modus tollens, dan silogisme)

Materi Inti-1 Pokok bahasan-1 Pokok bahasan-2 Pokok bahasan-3 Pokok bahasan-4 Pokok bahasan-n Materi Inti-2 Pokok bahasan-1 Pokok bahasan-2 Pokok bahasan-3 Pokok bahasan-4 Pokok bahasan-n Materi Inti-3 Pokok bahasan-1 Pokok bahasan-n Materi Matematika yang Relevan ∑ Materi Relevan Relevansi Materi ... ... ...

Kolom “Relevansi*” diisi dengan nomor urutan materi mata pelajaran matematika yang relevan pada pokok bahasan-n yang terdapat dalam materi inti mata pelajaran xx (mata pelajaran produktif). Kolom “Materi Matematika yang


(29)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

relevan pada mata pelajaran xx (mata pelajaran produktif). Kolom “∑ Materi

Relevan” diisi dengan jumlah cakupan materi yang relevan. Kolom “Relevansi

Materi” diisi dengan hasil relevansi dari materi mata pelajaran matematika pada materi mata pelajaran produktif dalam bentuk persentase.

2. Melakukan proses tabulasi data

Proses tabulasi data dilakukan dengan cara menghitung banyaknya butiran-butiran pernyataan materi mata pelajaran Matematika yang relevan pada materi mata pelajaran Produktif (∑ Materi Relevan) dan dibandingkan dengan jumlah butiran materi matematika keseluruhan sehingga dapat diketahui seberapa besar persentase relevansinya.

3. Menafsirkan hasil pengolahan data yang terdapat pada tabel

Peneliti menafsirkan data yang terdapat pada tabel 3.1 dalam bentuk pendeskripsian materi mata pelajaran Matematika yang relevan maupun tidak relevan pada materi mata pelajaran produktif.

4. Memvisualisasikan data relevansi materi

Materi mata pelajaran matematika yang relevan pada materi mata pelajaran produktif, divisualisasikan dalam bentuk diagram ven. Cakupan materi matematika tesebar urutan materinya dalam himpunan semesta, sedangkan lingkaran-lingkaran yang ada dalam diagram ven merupakan materi-materi inti mata pelajaran produktif. Lingkaran-lingkaran dalam diagram ven tersebut berisi nomor urutan materi mata pelajaran matematika yang relevan pada materi-materi inti mata pelajaran produktif.

Secara lebih jelas, relevansi materi mata pelajaran dapat divisualisasikan dalam diagram ven berikut:


(30)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

Gambar 3.3 Diagram ven materi mata pelajaran matematika yang relevan pada materi inti mata pelajaran produktif

Tanda „ ‟ pada diagram di atas mengandung makna nomor urutan materi-materi matematika yang sama pada materi-materi inti-1 dan materi-materi inti-2 (beririsan).

Tanda „ ‟ ini pada keadaan visualisasi yang sebenarnya diganti dengan nomor

urutan materi yang relevan.

Selain visualisasi dari materi mata pelajaran matematika yang relevan pada materi mata pelajaran produktif, relevansi materi dalam bentuk presentase antara jumlah materi matematika yang relevan dengan jumlah materi matematika yang tidak relevan pada mata pelajaran produktif pun divisualisasikan dalam bentuk diagram lingkaran (Pie). Berikut ini adalah contoh dari visualisasinya:

Gambar 3.4 Diagram relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran xx nn,nn%

nn,nn%

Relevansi Mata Pelajaran

Matematika pada Mata Pelajaran XX

∑ Materi Mate atika ya g Releva ∑ Materi Mate atika ya g Tidak Releva


(31)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014 5. Memetakan materi

Peneliti memetakan materi per-mata pelajaran dan keseluruhan mata pelajaran. Pemetaan materi tersebut akan memberikan informasi mengenai keterkaitan seluruh materi mata pelajaran Matematika pada seluruh materi mata pelajaran produktif. Informasi yang diberikan akan menggambarkan secara jelas tingkat relevansi materi dari kedua mata pelajaran tersebut.

6. Pembahasan hasil penelitian

Pembahasan hasil penelitian merupakan jawaban terhadap rumusan masalah penelitian. Jawaban tersebut diperoleh melalui hasil mengaitkan antara data hasil penelitian dengan kajian teori.


(32)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Materi mata pelajaran matematika memiliki relevansi pada keseluruhan

mata pelajaran produktif (mata pelajaran dasar mesin, gambar teknik, alat ukur, service engine, dan poros penggerak roda). Hal ini menunjukkan adanya relevansi, yakni adanya keterkaitan antara mata pelajaran matematika dan mata pelajaran produktif sehingga pantas bahwa matematika dikatakan sebagai queen of science yang menjadi ilmu dasar untuk mempelajari suatu disiplin ilmu lainnya.

2. Berdasarkan pendeskripsian relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran produktif, dihasilkan suatu pemetaan sekuen materi antara kedua mata pelajaran tersebut. Hal ini memungkinkan guru pengampu mata pelajaran matematika memperoleh gambaran relevansi mata pelajaran yang diampunya pada mata pelajaran produktif, sehingga memudahkan dalam mengilustrasikan pengaplikasian materi yang diajarkannya kepada siswa. Dengan kata lain, guru pengampu mata pelajaran matematika memperoleh gambaran pada materi mata pelajaran produktif yang mana dia harus mengilustrasikan pengaplikasian materi ajarnya.

B.Saran

Ada beberapa saran yang diberikan sebagai bahan masukan, pertimbangan, maupun perbaikan bagi pihak-pihak terkait, antara lain:

1. Bagi sekolah, dengan adanya dokumen pemetaan relevansi materi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran produktif diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Bagi guru pengampu mata pelajaran matematika, dengan adanya dokumen pemetaan relevansi materi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran


(33)

71

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

produktif diharapkan dapat mengilustrasikan pengaplikasian materi ajarnya pada mata pelajaran produktif sehingga dapat memberikan penekanan informasi kepada siswa akan pentingnya mempelajari materi yang diajarkan sebagai dasar ketika mempelajari mata pelajaran produktif. Sementara bagi guru pengampu mata pelajaran produktif sendiri, diharapkan dapat mengingatkan kepada siswa agar mengaplikasikan materi matematika yang telah dipelajarinya dalam pemecahan masalah pada mata pelajaran produktif yang diajarkan. Dengan demikian, diharapkan dapat membantu terlaksananya pembelajaran yang optimal.

3. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan pembelajaran matematika dapat membekali mereka sehingga memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

4. Bagi peneliti selanjutnya, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memacu untuk melakukan penelitian lebih lanjut dimana penelitiannya lebih meneliti tentang keterkaitan materi mata pelajaran matematika di SMK dan di Perguruan Tinggi pada mata pelajaran produktif yang sama sehingga dapat diperoleh gambaran perbandingan relevansinya. Selain itu, penelitiannya bisa juga lebih meneliti tentang keterkaitan mata pelajaran lainnya (misal kimia atau fisika) pada mata pelajaran produktif.


(34)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Alisah, E. dan Idris, M. (2009). Buku Pintar Matematika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian (Edisi revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta. Barliana, M. S. (2012). Kajian Pendidikan Teknologi dan Kejuruan [Online].

Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_AR SITEKTUR/196302041988031-MOKHAMAD_SYAOM_BARLIANA/Ba

han_Ajar/Kajian_PTK/Prtemuan1.pdf [09 Juni 2013]

Dakir. (2010). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

_________. (2008). Keputusan Dirjen Mandikdasmen tentang Spektrum KeahlianPendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Ekawati, E. (2011). Peran, Fungsi, Tujuan, dan Karakteristik Matematika Sekolah. [online]. Tersedia:

http://p4tkmatematika.org/2011/10/peran-fungsi-tujuan-dan-karakteristik-matematika-sekolah/ [22 Desember 2013]

Fathani, A. H. (2012). Matematika Hakikat & Logika.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Hamalik, O. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

_________. (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Idi, A. (2011). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kusnandar. (2007). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.


(35)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

Kurniawan, R. (2012). Matematika sebagai Dasar Ilmu Pengetahuan. [Online]. Tersedia: http://rommykurniawan.blogspot.com/2012/11/matematika-seba

gai -dasar-ilmu.html [10 Desember 2013]

Margono. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Murtiningsih, FR. T B. (2012). Hubungan Hasil Belajar Mata Pelajaran Normatif

dan Adaptif dengan Prestasi Pembelajaran Produktif pada Siswa Program Keahlian Tata Busana di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Karanganyar. Abstrak Tesis Magister pada Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Nasehudin, T. S., dan Gozali, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Oxford Advanced Dictionary of Current English

Prabowo, R. C. (2012). Metode Deskriptif. [Online]. Tersedia: http://radencahyoprabowo.blogspot.com/2012/12/metode-deskriptif.html [23 Januari 2014]

Rinaldi, F. B. (2012). Matematika sebagai Seni. [Online]. Tersedia:

http://feribarca.blogspot.com/2012/04/matematika-sebagai-seni.html [23

Januari 2014]

Ruhimat, T., dkk. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siregar, S. dan Wiharna, O. (2012). Bahan Ajar Penelitian Pendidikan (Silabus, Deskripsi, SAP, dan Hand Out). Bahan Ajar Dosen pada JPTM FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sudira, P. (2009). Guru Agung Pendidikan kejuruan. [Online]. Tersedia:

http://blog.uny.ac.id/putupanji/2009/03/17/guru-agung/ [09 Juni 2013]

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

Suherman, A. (2011). Hand Out Perencanaan Pengajaran. Bandung: JPTM FPTK UPI.


(36)

Denny Haryadhi Nurdiansyah, 2014

Suherman, E. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jica.

Sujatmiko, B. (2010). Spektrum 2008. [Online]. Tersedia: http://aguswuryanto.

files.wordpress.com/2010/07/keputusan-spektrum.ppt [09 Juni 2013]

Sukmadinata, N. S., (2009). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Taman, F. D. A. (2011). Hubungan Prestasi Belajar Mata Diklat Adaptif dengan Prestasi Belajar Mata Diklat Kelistrikan Otomotif Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 1 Kediri. Abstrak pada Skripsi Sarjana pada Universitas Negeri Malang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia: http://www.unpad.ac.id/wp-con tent/uploads/2012/10/UU20-2003-Sisdiknas.pdf

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

5. Memetakan materi

Peneliti memetakan materi per-mata pelajaran dan keseluruhan mata pelajaran. Pemetaan materi tersebut akan memberikan informasi mengenai keterkaitan seluruh materi mata pelajaran Matematika pada seluruh materi mata pelajaran produktif. Informasi yang diberikan akan menggambarkan secara jelas tingkat relevansi materi dari kedua mata pelajaran tersebut.

6. Pembahasan hasil penelitian

Pembahasan hasil penelitian merupakan jawaban terhadap rumusan masalah penelitian. Jawaban tersebut diperoleh melalui hasil mengaitkan antara data hasil penelitian dengan kajian teori.


(2)

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Materi mata pelajaran matematika memiliki relevansi pada keseluruhan

mata pelajaran produktif (mata pelajaran dasar mesin, gambar teknik, alat ukur, service engine, dan poros penggerak roda). Hal ini menunjukkan adanya relevansi, yakni adanya keterkaitan antara mata pelajaran matematika dan mata pelajaran produktif sehingga pantas bahwa matematika dikatakan sebagai queen of science yang menjadi ilmu dasar untuk mempelajari suatu disiplin ilmu lainnya.

2. Berdasarkan pendeskripsian relevansi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran produktif, dihasilkan suatu pemetaan sekuen materi antara kedua mata pelajaran tersebut. Hal ini memungkinkan guru pengampu mata pelajaran matematika memperoleh gambaran relevansi mata pelajaran yang diampunya pada mata pelajaran produktif, sehingga memudahkan dalam mengilustrasikan pengaplikasian materi yang diajarkannya kepada siswa. Dengan kata lain, guru pengampu mata pelajaran matematika memperoleh gambaran pada materi mata pelajaran produktif yang mana dia harus mengilustrasikan pengaplikasian materi ajarnya.

B.Saran

Ada beberapa saran yang diberikan sebagai bahan masukan, pertimbangan, maupun perbaikan bagi pihak-pihak terkait, antara lain:

1. Bagi sekolah, dengan adanya dokumen pemetaan relevansi materi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran produktif diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Bagi guru pengampu mata pelajaran matematika, dengan adanya dokumen pemetaan relevansi materi mata pelajaran matematika pada mata pelajaran


(3)

71

produktif diharapkan dapat mengilustrasikan pengaplikasian materi ajarnya pada mata pelajaran produktif sehingga dapat memberikan penekanan informasi kepada siswa akan pentingnya mempelajari materi yang diajarkan sebagai dasar ketika mempelajari mata pelajaran produktif. Sementara bagi guru pengampu mata pelajaran produktif sendiri, diharapkan dapat mengingatkan kepada siswa agar mengaplikasikan materi matematika yang telah dipelajarinya dalam pemecahan masalah pada mata pelajaran produktif yang diajarkan. Dengan demikian, diharapkan dapat membantu terlaksananya pembelajaran yang optimal.

3. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan pembelajaran matematika dapat membekali mereka sehingga memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

4. Bagi peneliti selanjutnya, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memacu untuk melakukan penelitian lebih lanjut dimana penelitiannya lebih meneliti tentang keterkaitan materi mata pelajaran matematika di SMK dan di Perguruan Tinggi pada mata pelajaran produktif yang sama sehingga dapat diperoleh gambaran perbandingan relevansinya. Selain itu, penelitiannya bisa juga lebih meneliti tentang keterkaitan mata pelajaran lainnya (misal kimia atau fisika) pada mata pelajaran produktif.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Alisah, E. dan Idris, M. (2009). Buku Pintar Matematika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian (Edisi revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta. Barliana, M. S. (2012). Kajian Pendidikan Teknologi dan Kejuruan [Online].

Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_AR SITEKTUR/196302041988031-MOKHAMAD_SYAOM_BARLIANA/Ba han_Ajar/Kajian_PTK/Prtemuan1.pdf [09 Juni 2013]

Dakir. (2010). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

_________. (2008). Keputusan Dirjen Mandikdasmen tentang Spektrum

KeahlianPendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional.

Ekawati, E. (2011). Peran, Fungsi, Tujuan, dan Karakteristik Matematika

Sekolah. [online]. Tersedia:

http://p4tkmatematika.org/2011/10/peran-fungsi-tujuan-dan-karakteristik-matematika-sekolah/ [22 Desember 2013] Fathani, A. H. (2012). Matematika Hakikat & Logika.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Hamalik, O. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

_________. (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Idi, A. (2011). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kusnandar. (2007). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT.


(5)

Kurniawan, R. (2012). Matematika sebagai Dasar Ilmu Pengetahuan. [Online]. Tersedia: http://rommykurniawan.blogspot.com/2012/11/matematika-seba gai -dasar-ilmu.html [10 Desember 2013]

Margono. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Murtiningsih, FR. T B. (2012). Hubungan Hasil Belajar Mata Pelajaran Normatif

dan Adaptif dengan Prestasi Pembelajaran Produktif pada Siswa Program Keahlian Tata Busana di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Karanganyar. Abstrak Tesis Magister pada Universitas Sebelas Maret,

Surakarta.

Nasehudin, T. S., dan Gozali, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Oxford Advanced Dictionary of Current English

Prabowo, R. C. (2012). Metode Deskriptif. [Online]. Tersedia:

http://radencahyoprabowo.blogspot.com/2012/12/metode-deskriptif.html

[23 Januari 2014]

Rinaldi, F. B. (2012). Matematika sebagai Seni. [Online]. Tersedia:

http://feribarca.blogspot.com/2012/04/matematika-sebagai-seni.html [23

Januari 2014]

Ruhimat, T., dkk. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siregar, S. dan Wiharna, O. (2012). Bahan Ajar Penelitian Pendidikan (Silabus,

Deskripsi, SAP, dan Hand Out). Bahan Ajar Dosen pada JPTM FPTK UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Sudira, P. (2009). Guru Agung Pendidikan kejuruan. [Online]. Tersedia:

http://blog.uny.ac.id/putupanji/2009/03/17/guru-agung/ [09 Juni 2013] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

Suherman, A. (2011). Hand Out Perencanaan Pengajaran. Bandung: JPTM FPTK UPI.


(6)

Suherman, E. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jica.

Sujatmiko, B. (2010). Spektrum 2008. [Online]. Tersedia: http://aguswuryanto. files.wordpress.com/2010/07/keputusan-spektrum.ppt [09 Juni 2013]

Sukmadinata, N. S., (2009). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Taman, F. D. A. (2011). Hubungan Prestasi Belajar Mata Diklat Adaptif dengan

Prestasi Belajar Mata Diklat Kelistrikan Otomotif Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 1 Kediri.

Abstrak pada Skripsi Sarjana pada Universitas Negeri Malang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia: http://www.unpad.ac.id/wp-con tent/uploads/2012/10/UU20-2003-Sisdiknas.pdf

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.