HUBUNGAN KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR FUTSAL PADA ANGGOTA UKM FUTSAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

(1)

HUBUNGAN KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR FUTSAL PADA

ANGGOTA UKM FUTSAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Olahraga

Disusun Oleh : Ridha Mustaqim, S.Pd

1101175

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Judul Tesis

HUBUNGAN KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR FUTSAL PADA ANGGOTA UKM FUTSAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh Ridha Mustaqim

NIM 1101175

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Dr. Boyke Mulyana, M. Pd NIP 196210231989031001

Pembimbing II

Agus Rusdiana. Ph. D NIP. 197608122001121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

Prof. Dr. H. Adang Suherman NIP. 1963061811988031002


(3)

HUBUNGAN KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR FUTSAL PADA

ANGGOTA UKM FUTSAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh : Ridha Mustaqim S.Pd UPI Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Olahraga

© Ridha Mustaqim 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

ABSTRAK

Ridha Mustaqim. 2013. Hubungan Kecerdasan Intelektual dan Kebugaran Jasmani dengan Keterampilan Teknik Dasar Futsal pada Anggota UKM Futsal Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis. Dibimbing oleh: Dr. Boyke Mulyana, M.Pd. (Pembimbing 1); dan Agus Rusdiana, Ph.D. (Pembimbing 2). Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perlunya upaya untuk mengidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi keterampilan dasar futsal sebagai langkah awal untuk menyusun program pembinaan atlet futsal. Diantara faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi keterampilan teknik dasar futsal adalah kecerdasan intelektual dan kebugaran jasmani. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kecerdasan intelektual dan kebugaran jasmani dengan keterampilan teknik dasar futsal pada anggota UKM Futsal Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif analitik. Penelitian dilakukan di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia dengan mengambil subjek penelitian yakni 30 orang atlet UKM Futsal UPI yang ditentukan secara non-random menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Tes Kecerdasan Intelektual (IQ) melalui Advance Progressive Matrices (APM), Tes Kebugaran Jasmani dari Cooper dan Tes Keterampilan Teknik Dasar Futsal. Hasil penelitian menunjukkan secara empirik, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan intelektual dengan keterampilan dasar futsal, serta terdapat hubungan positif yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan keterampilan teknik dasar futsal. Rekomendasi penelitian ditujukan bagi atlet futsal, pelatih dan pembina tim futsal, serta peneliti selanjutnya agar lebih mempertimbangkan aspek kebugaran jasmani yang memiliki keterkaitan erat dengan penguasaan keterampilan teknik dasar dalam permainan futsal.

Kata Kunci : kecerdasan intelektual, kebugaran jasmani, dan keterampilan


(5)

ABSTRACT

Ridha Mustaqim. 2013. Relationship of Intellectual Intelligence and Physical Fitness with Basic Techniques Skill in Futsal Game of the Universitas Pendidikan Indonesia Futsal Team Members. Thesis. Supervised by : Dr. Boyke Mulyana, M.Pd., and Agus Rusdiana, Ph.D. Departement of Sports Education, School of Postgraduate Student. UPI Bandung.

The need to identify a number of factors that affect the basic skills of futsal as a first step to develop futsal coaching programs for athletes, became the background of this research. Among the factors that is considered influential to the basic technical skills of futsal is the intellectual intelligence and physical fitness. This research aimed to investigate the relationship between two dependent variable, that is intellectual intelligence and physical fitness, with one independent variable that is basic techniques skill in futsal game of the Universitas Pendidikan Indonesia futsal team members. Quantitative approach with descriptive analytic method was used in this research. The study was conducted at the campus site of Universitas Pendidikan Indonesia by taking 30 members from UPI Futsal Team as research participants using purposive sampling technique. Data was collected by using several research instrument, that is Advance Progressive Matrices (APM) to test intellectual intelligence, Cooper Physical Fitness Test to test physical fitness, and Basic Futsal Technique Skill Test to test basic techniques skill in futsal game. Thus, the correlational analysis was revealed a negative and non-significant relationship between intellectual intelligence and basic techniques skill in futsal game, however, a positive yet strong and significant relationship was found between physical fitness and basic techniques skill in futsal game. Further recommendations was addressed specially to : (1) futsal athletes, (2) coaches and management of futsal team, and (3) future researchers, in order to pay more attention to physical fitness variable that is has a close relationship with the mastery of basic techniques skill in futsal game.

Keywords : intellectual intelligence, physical fitness, and futsal basic


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR GRAFIK... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 9

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Manfaat Penelitian... 10

E. Pembatasan Penelitian... 11

F. Definisi Operasional... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 13

A. Kajian Pustaka... 13

1. Hakikat Permainan Futsal... 13

2. Kecerdasan Intelektual (Inteligensi)... 21

3. Kebugaran Jasmani... 26

B. Penelitian Terdahulu... 38

C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III PROSEDUR PENELITIAN... 52

A. Metode Penelitian... 52

B. Populasi dan Sampel... 53

C. Desain dan Langka-langkah Penelitian... 53

D. Instrumen Penelitian... 55

E. Prosedur Pengolahan Data... 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 71

A. Hasil Penelitian... 71

B. Hasil Uji Normalitas Data Penelitian... 91

C. Hasil Uji Hipotesis Penelitian... 95

D. Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi... 100

E. Uji Signifikansi Korelasi Ganda... 101

F. Pembahasan Hasil Penelitian... 102

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 110

A. Kesimpulan... 110

B. Rekomendasi... 110

DAFTAR PUSTAKA... 113 LAMPIRAN-LAMPIRAN.


(7)

Ridha Mustaqim, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Futsal berasal dari bahasa Spanyol yaitu dari kata futbol sala, artinya sepak bola ruangan. Pada tahun 1930 di Montevideo, Uruguay, futsal diperkenalkan oleh seorang pelatih sepak bola yang bernama Juan Carlos Ceriani. Olahraga ini membentuk seorang pemain agar selalu siap menerima dan mengumpan bola dengan cepat dalam tekanan pemain lawan, dengan lapangan yang sempit, permainan ini menuntut teknik penguasaan bola yang tinggi, kondisi fisik yang bagus, dan kerjasama antar pemain.

Permainan futsal menjadi semakin mengemuka ketika FIFA memberi pengakuan secara resmi pada tahun 1989 dimana kejuaraan dunia futsal mulai diselenggarakan. Kejuaraan dunia tersebut diikuti oleh 16 tim nasional dari 16 negara dan diselenggarakan setiap empat tahun sekali (Chen, Journal of Sport Science, 28 (3) : 237-244, 2010). Sebagai cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan atau sebagai olahraga prestasi, permainan futsal banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Popularitas permainan futsal yang semakin meningkat tersebut memungkinkan untuk membina bakat-bakat baru untuk menjadi pemain futsal profesional yang dapat berkiprah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.


(8)

Ridha Mustaqim, 2014

Futsal merupakan permainan tim, oleh karena itu kerja sama tim merupakan kebutuhan permainan futsal yang harus dipenuhi oleh setiap pemain, karena kemenangan tidak dapat diraih secara perseorangan dalam permainan tim. Selain itu pemain futsal juga dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang bagus, teknik dasar yang baik, dan mental bertanding yang baik pula.

Selain membutuhkan keterlibatan kerjasama antar individu dalam sebuah tim, permainan futsal juga merupakan cabang olahraga yang memiliki unsur gerak yang kompleks. Seorang pemain futsal dalam bertahan maupun menyerang kadang-kadang menghadapi benturan keras, ataupun harus lari dengan kecepatan penuh ataupun berkelit menghindari lawan, dan berhenti menguasai bola dengan tiba-tiba. Seorang pemain futsal dalam mengatasi hal seperti itu haruslah dibina dan dilatih sejak awal agar nantinya memiliki keterampilan yang mumpuni (Muhammad dalam jurnal Unisma Vol. 2 No. 02, 2011).

Performansi permainan futsal sangat ditunjang oleh keterampilan yang dimiliki oleh para pemainnya. Semakin terampil pemain dalam menguasai permainan, maka permainan futsal akan menjadi semakin menarik dan menantang. Dalam permainan futsal, salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh pemain adalah teknik dasar futsal yang baik, keterampilan ini berkaitan dengan skill dalam penguasaan bola yang matang. Oleh karena itu, butuh kekuatan, stamina, akselerasi, dan pergerakan kaki yang lincah dan cepat. Pada dasarnya teknik dasar futsal merupakan teknik atau gerakan yang sederhana, artinya teknik ini mudah dilakukan


(9)

Ridha Mustaqim, 2014

serta dapat dipelajari melalui proses latihan. Dalam teknik dasar futsal terdapat beberapa komponen gerakan atau teknik dalam bermain futsal.

John D.Tenang (2007 : 69), menjelaskan beberapa komponen gerak yang menjadi bagian dari teknik dasar bermain futsal diantaranya:

1) Menghentikan bola bagian alas sepatu (sole of the foot),

2) Menghentikan bola bagian sisi dalam sepatu (inside sole of the foot), 3) Menghentikan bola sisi luar sepatu (outside sole of the foot),

4) Menggiring (dribbling), 5) Menyundul (heading), 6) Mengoper bola (passing),

7) Menendang dengan sisi dalam sepatu/inside of the foot (push pass), 8) Menendang dengan sisi luar sepatu (outside of the foot),

9) Menendang dengan kura-kura kaki (instep drive), 10)Tendangan ke dalam menggunakan kaki (kick in), dan 11)Menjaga gawang (goal keeping).

Bai (European Journal of Experiment Biology, 3 (2), 383-386, 2013) mengemukakan bahwa keterampilan teknik dasar futsal sangat bergantung pada faktor eksternal dan internal, faktor eksternal meliputi perilaku kepelatihan (coaching behavior), keterampilan memotivasi (motivating skill), situasi pertandingan (situation of match) dan level kompetisi (competition level). Sementara itu faktor internal terkait dengan kondisi pemain yang mencakup aspek fisik dan psikis dari pemain.


(10)

Ridha Mustaqim, 2014

Dari sekian banyak faktor fisik yang mempengaruhi keterampilan pemain dalam menguasai teknik dasar futsal, salah satunya adalah kebugaran jasmani para pemain. Hal ini sesuai dengan pendapat Castagna (Journal from Departement of Physical and Sport Education, University of Grenada, Spain, 2010) yang mengemukakan bahwa tuntutan fisik dari permainan futsal dapat menjadi sangat tinggi. Hasil penelitian terbaru dilaporkan bahwa pemain futsal profesional selama pertandingan aktual berlangsung, menggunakan 5% sampai 12% waktu permainan untuk sprinting dan melakukan aktivitas lari intensitas tinggi (kecepatan > 15 km/h-1). Ketika bermain di lapangan, para pemain futsal mencapai 90% sampai 75% dari maksimum heart rate (Hrmax) dan oxygen uptake (VO2max) kurang lebih 71,6

ml/kg/menit. Hal tersebut menunjukkan bahwa permainan futsal pada level profesional merupakan latihan intensitas tinggi yang mengandalkan jalur aerobik dan anaerobik. Kebugaran aerobik dan anaerobik para pemain harus diperiksa dan dikembangkan secara berkala karena merupakan faktor yang dapat menunjang keberhasilan performa permainan futsal di lapangan.

Pentingnya perhatian khusus terhadap kebugaran jasmani dalam pembinaan dan pelatihan pemain futsal terutama terhadap pengembangan keterampilan teknik dasar futsal juga dikemukakan oleh Huang (2010:3) yang melakukan penelitian terhadap 100 orang pemain futsal pria dan wanita. Hasil uji analisis jalur (p = 0,0002) menyatakan bahwa fitness training atau pelatihan kebugaran memiliki pengaruh positif terhadap koordinasi otot, yang kemudian memacu daya otot serta kemampuan cardiovaskuler sehingga menghasilkan peningkatan performa aksi dalam tembakan


(11)

Ridha Mustaqim, 2014

akuratif (accurative shoot), kecepatan tendangan (velocity of kick), dan kecepatan berlari (running speed).

Selain faktor fisik, faktor psikis atau psikologis juga memegang peranan penting dalam performa permainan futsal. Dari berbagai atribusi psikologis yang melekat pada pemain futsal, salah satu yang banyak dibicarakan oleh para tokoh pembina futsal di Indonesia adalah faktor inteligensi.

Menurut pendapat Sudibyo (2001:5) tingkat kecerdasan pemain turut mempengaruhi kemampuan atlet untuk cepat tanggap terhadap berbagai bentuk keterampilan atau teknik yang diajarkan atau dilatihkan. Seorang atlet tidak hanya dilatih untuk meningkatkan semua kemampuan bagian-bagian tubuhnya, tapi juga untuk menguatkan kemauan, kemampuan kreativitas, dan kemampuan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan taktik dan strategi bertanding. Ketiga aspek tersebut tentunya berkaitan erat dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang dimiliki oleh masing-masing atlet yang bersangkutan (Sudibyo, 2001:5).

Pendapat tersebut didukung oleh pemaparan Gugum Rachmat Gumilar dalam artikel online singkat berjudul Lima Upaya Membentuk Atlet Intelektual (<http://sports.sindonews.com/article/12981023.html.> Diakses : 10 April 2013) mengemukakan pentingnya pembinaan terhadap aspek psikologis atlet :

“Atlet-atlet dari kalangan mahasiswa harus mampu membuktikan bahwa dengan status intelektual yang disandang, mereka dapat unggul dalam segi psikologis. Seorang atlet idealnya tidak hanya memiliki skill olahraga yang bagus, tapi juga punya kemampuan intelektual yang mumpuni. Sebagai mahasiswa, para atlet tersebut memiliki kecerdasan tersendiri. Sehingga saat bertanding, para atlet ini tidak hanya mengandalkan kemampuan fisik, tapi juga psikologis. Tanpa bermaksud mengesampingkan atlet lain, itulah nilai


(12)

Ridha Mustaqim, 2014

tambah yang banyak dicari saat ini. Hal ini yang sepertinya dibutuhkan Indonesia untuk lebih memajukan dunia olahraganya.”

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat diketahui bahwa faktor inteligensi khususnya intellectual inteligence atau kecerdasan intelektual merupakan salah satu faktor psikologis yang perlu dibina dalam rangka meningkatkan performa olahraga para atlet. Namun sangat disayangkan pendapat-pendapat tersebut tidak banyak ditunjang oleh hasil penelitian dan fakta-fakta empirik yang relevan, terutama dari dalam negeri. Penelitian seputar hubungan atau kontribusi kecerdasan intelektual terhadap performa atlet khususnya dalam cabang olahraga permainan futsal masih sangat terbatas di Indonesia. Bahkan di luar negeri, seperti di Eropa dan Amerika, penelitian yang relevan mengenai hubungan antara inteligensi dengan performa olahraga sejauh ini dianggap masih minim (Konter & Yurdabakan, International journal of sport sciences and engineering, volume 28, 2010).

Inteligensi merupakan konstruk kognitif yang kompleks terutama ketika diterapkan pada bidang-bidang khusus. Pada awal tahun 1990-an penelitian di area inteligensi dan hubungannya dengan performa olahraga sangat minim dan tidak ada perkembangan. Hal tersebut dikarenakan adanya temuan dalam penelitian seputar kepribadian bahwa konteks hubungan antara kecerdasan intelektual dengan perilaku atau performa motorik masih belum jelas (Konter & Yurdabakan, International journal of sport sciences and engineering, volume 28, 2010).

Pada awal abad ke-21, penelitian terkait pengaruh kecerdasan intelektual (inteligensi) terhadap performa atlet di berbagai cabang olahraga mulai marak


(13)

Ridha Mustaqim, 2014

berkembang. Kecerdasan intelektual dianggap sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap penguasaan keterampilan dan strategi permainan, pembuatan keputusan, penilaian hambatan dan kesulitan serta keterampilan penyelesaian masalah (problem solving skill). Oleh karena itu kecerdasan intelektual dianggap sebagai konstruk penting dalam domain olahraga (Meyer & Fletcher, 2007; dalam Bal, Journal of Physical Education and Sport Management vol. 2, 48-52, 2011).

Kebanyakan penelitian mengenai kecerdasan intelektual di bidang olahraga masih terbatas pada performa olahraga di cabang-cabang olahraga lain seperti Tennis, Judo, Atletik dan sebagainya, sementara yang fokus terhadap olahraga permainan futsal secara khusus masih belum banyak ditemukan. Salah satu penelitian yang mengemukakan pentingnya faktor inteligensi dalam permainan futsal adalah penelitian yang dilakukan Williams & Hodges (2005) dalam Journal of Sport Science edisi Juli 2005. Williams & Hodges (2005) berpendapat bahwa perolehan dan penguasaan keterampilan dalam permainan futsal bergantung pada beberapa faktor di antaranya instruksi, frekuensi latihan, dan game intelligence (inteligensi permainan) seperti kemampuan antisipasi dan pengambilan keputusan. Game intelligence mensyaratkan pemain untuk memiliki beragam jenis kecerdasan, dan salah satunya adalah kecerdasan intelektual.

Berdasarkan hasil penelitian Williams & Hodges tersebut, kecerdasan intelektual merupakan salah satu kecerdasan yang perlu dimiliki oleh pemain futsal dari sekian banyak ragam kecerdasan yang juga harus dimiliki pemain futsal seperti kecerdasan spasial (spatial intelligence), kecerdasan emosional (emotional


(14)

Ridha Mustaqim, 2014

intelligence), kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) dan sebagainya. Oleh karena itu, hubungan antara kecerdasan intelektual dan penguasaan keterampilan pemain futsal (khususnya keterampilan teknik dasar futsal), perlu untuk ditelusuri lebih lanjut agar tersaji sebagai data empiris yang relevan untuk mendukung berbagai pendapat yang menyatakan bahwa kecerdasan intelektual merupakan faktor penting yang perlu dibina dalam diri pemain futsal agar dapat menghasilkan performa bermain futsal yang mumpuni.

Mengingat bahwa keterampilan dasar futsal merupakan hal yang penting sebelum menguasai olahraga futsal secara keseluruhan, maka perlu diteliti lebih lanjut lagi hal-hal yang mempengaruhi keterampilan dasar ini, baik dari aspek fisik maupun aspek psikologis.

Kebugaran jasmani dan kecerdasan intelektual merupakan variabel yang dianggap berpengaruh terhadap pembinaan pemain futsal terutama, karenanya perlu dilakukan penelaahan lebih lanjut terkait bagaimana hubungan antara masing-masing variabel maupun kombinasi dari keduanya terhadap tingkat keterampilan pemain futsal, khususnya dalam hal penguasaan keterampilan teknik dasar futsal, yang merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap pemain futsal bahkan pemain yang baru menggeluti dunia futsal sekalipun.

Dengan diperolehnya data mengenai hubungan antara ketiga variabel tersebut, diharapkan akan menjadi langkah awal untuk menentukan intervensi yang tepat dalam rangka mendukung pembinaan pemain futsal.


(15)

Ridha Mustaqim, 2014

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul :

“Hubungan Kecerdasan Intelektual dan Kebugaran Jasmani dengan

Keterampilan Teknik Dasar Futsal pada Anggota UKM Futsal Universitas

Pendidikan Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Sejalan dengan uraian latar belakang yang penulis kemukakan sebelumnya maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan intelektual dengan penguasaan keterampilan teknik dasar permainan futsal ?

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan penguasaan keterampilan teknik dasar permainan futsal ?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan intelektual dan kebugaran jasmani secara bersama-sama dengan penguasaan keterampilan teknik dasar permainan futsal ?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan intelektual dengan penguasaan keterampilan teknik dasar permainan futsal.


(16)

Ridha Mustaqim, 2014

2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan penguasaan keterampilan teknik dasar permainan futsal.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan intelektual dan kebugaran jasmani secara bersama-sama dengan penguasaan keterampilan teknik dasar permainan futsal.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini merupakan hasil yang ingin dicapai oleh penulis dalam melakukan penelitian ini. Merujuk dari latar belakang dan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penulis mengharapkan melalui penelitian ini dapat bermanfaat baik :

1. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan keilmuan terutama mengenai aspek fisik dan psikologis kepelatihan bagi para pengembang, pembina, dan pelatih cabang olahraga futsal, khususnya mengenai hubungan kecerdasan intelektual dan kebugaran jasmani dengan ketrampilan teknik dasar futsal. Sehingga dapat dipahami mengenai pentingnya kedua hal tersebut dalam mendukung keterampilan teknik dasar futsal seorang atlet.

2. Secara praktis dapat dijadikan acuan dalam menetapkan dan memberikan program latihan dalam membina dan melatih futsal, karena dengan keberadaan suatu proses pelatihan yang baik akan memberikan dampak yang positif, dan akan memiliki pola latihan guna peningkatan keterampilan teknik dasar futsal.


(17)

Ridha Mustaqim, 2014

E. Pembatasan Penelitian

Berdasarkan kepada tujuan penelitian, maka ruang lingkup penelitian ini terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan intelektual dan kebugaran jasmani.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan teknik dasar permainan futsal.

3. Populasi dalam penelitian ini yaitu para mahasiswa yang mengikuti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Olahraga Futsal di Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Instrumen yang digunakan yaitu tes kecerdasan intelektual (tes IQ), tes

kebugaran jasmani (tes Cooper), dan tes keterampilan teknik dasar dalam olahraga futsal.

F. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang tentang suatu istilah sering berbeda-beda. Untuk menghindari kesalahan penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini, maka penulis menjelaskan istilah-istilah tersebut dengan mengacu pada penjelasan para ahli sebagai berikut:

1. Kecerdasan Intelektual adalah kemampuan individu untuk berpikir dan

bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Wecshler dalam Saifuddin Azwar, 2011 : 3).


(18)

Ridha Mustaqim, 2014

2. Kebugaran Jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan

sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih cukup energi untukk bersantai pada waktu luang dan menghadapi hal-hal yang sifatnya darurat (Iskandar Z. Adisapoetra, dkk dalam Suryanto dan Panggung Sutapa, 2006).

3. Keterampilan Teknik Dasar Olahraga adalah teknik-teknik dasar maupun

gerakan-gerakan dasar yang terdapat dalam sebuah cabang olahraga tertentu, yang nantinya akan digunakan dalam pelaksanaan permainan olahraga yang bersangkutan.

4. Futsal : Permainan futsal terdiri dari 5 orang, 1 orang penjaga gawang, 4

orang penyerang dan maksimal 7 orang pemain cadangan. Dari segi teknik futsal sangat mirip dengan sepak bola konvensional, namun yang membedakannya adalah peraturan permainan, ukuran lapangan, dan gawang pun lebih kecil dari sepak bola lapangan konvensional.


(19)

Ridha Mustaqim, 2014

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian membahas mengenai tata cara pelaksanaan penelitian. sedangkan prosedur penelitian membahas urutan kerja penelitian dan teknik penelitian membahas alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian melingkupi prosedur dan teknik penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Mengenai metode penelitian, Suharsimi Arikunto (2006:89) mengemukakan, “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulkan data penelitiannya.” Pendapat tersebut serupa dengan definisi metode deskriptif yang dikemukakan oleh Hasan (2002:22), bahwa “metode deskriptif pada hakekatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini menitik beratkan pada observasi dan suasana alamiah.”

Adapun penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu guna menganalisis pengaruh kecerdasan intelektual dan kebugaran jasmani terhadap keterampilan dasar futsal.


(20)

Ridha Mustaqim, 2014

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi di Jl. Setiabudhi No. 229 Bandung. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan sumber data, dan pada umumnya disebut populasi atau sampel penelitian. Populasi adalah keseluruhan elemen penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Populasi penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti UKM futsal.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling Menurut Erwan A.P dkk (2007:47), purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan keperluan penelitian. Artinya setiap unit/indvidu yang diambil dari sampel yang dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu.” Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengambil sampel penelitian adalah mahasiswa yang mengikuti UKM futsal sebanyak 30 orang.

C. Desain dan Langkah-langkah Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rancangan penelitian yang diperlukan. Adapun untuk memberikan kelancaran dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menyusun desain seperti yang tertera pada halaman 54.


(21)

Ridha Mustaqim, 2014

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber : Sugiyono, 2010:68) Keterangan:

X1 : Kecerdasan Intelektual

X2 : Kebugaran Jasmani

Y : Teknik Dasar Futsal

Adapun langkah-langkah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian (Sumber : Arikunto, 2006:13)

X1

X2

Y

Populasi

Sampel

Pengolahan Data dan Analisis Data

Kesimpulan / Rekomendasi Tes Kebugaran

Jasmani

Tes Keterampilan Teknik Dasar Futsal

Data Tes Kecerdasan


(22)

Ridha Mustaqim, 2014

Dari langkah-langkah di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: langkah pertama adalah menetukan populasi, kemudian memilih sampel yang akan diteliti. Setelah memperoleh sampel langkah berikutnya adalah melakukan tes dan pengukuran terhadap sampel yang telah dipilih. Tes dan pengukuran yang dilakukan adalah tes IQ dengan menggunakan instrumen Advance Progressive Matrices, tes kebugaran jasmani dengan tes Cooper, sedangkan variabel terikatnya adalah tes keterampilan teknik dasar futsal. Setelah diperoleh data, langkah berikutnya adalah mengolah dan menganalisis data. Dari hasil pengolahan dan analisis data maka dapat diketahui koefisien korelasi dan besarnya pengaruh antara kecerdasan intelektual dan kebugaran jasmani terhadap kemampuan dasar dalam permainan futsal.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian memerlukan dukungan data-data faktual dan empiris. Data tersebut diperoleh melalui tes dan pengukuran. Berkaitan dengan penelitian ini, instrument penelitian yang digunakan adalah tes kecerdasan (IQ) dengan menggunakan instrumen Advance Progressive Matrices , tes kebugaran jasmani dengan menggunakan tes Cooper, dan tes keterampilan teknik dasar futsal melalui tes keterampilan passing-stoping, dribbling, dan shooting.

1. Tes Kebugaran Jasmani

Adapun instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kebugaran jasmani Cooper, secara rinci rangkaian pelaksanaan tes ini adalah seperti yang tertera pada halaman 56.


(23)

Ridha Mustaqim, 2014

a. Vertical Jump Test

Tujuan : Mengukur daya ledak otot tungkai

Alat / Fasilitas : 1. Takei Physical Fitness Test / Jump – DF (Duration of Fright type Vertical Jump Meter)

2. Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis Pelaksanaan : Subyek meloncat setinggi mungkin. Kesempatan yang diberikan sebanyak dua kali. Posisi badan tegak. Setelah ada bunyi, testee melompat setinggi-tingginya.

Skor : Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari kedua loncatan tersebut, sebagai hasil tes loncat tegak.

Gambar 3.3

Alat Ukur Vertical Jump Test : Jump DF

(Sumber : <http://www.globalrakuten.com/

file_promo_info_price_and_specification/5682932/319?37925> Diakses : 15 April 2013)


(24)

Ridha Mustaqim, 2014

b. Sit Up Tes

Tujuan : Mengukur komponen daya tahan lokal otot perut.

Alat/Fasilitas : Matras

Pelaksanaan : Subjek tidur terlentang, kedua tangan saling berkaitan di belakang kepala, kedua kaki dilipat sehingga lutut membentuk sudut 90 derajat. Seorang pembantu memegang erat-erat kedua pergelangan kaki subjek dan menekannya pada saat subjek mencoba untuk bangun.

Subjek bangun hingga berada dalam sikap duduk dan kedua siku dikenakan pada kedua lutut dan kemudian kembali ke sikap semula. Lakukan gerakan ini secara berulang-ulang, sampai subjek tidak mampu mengangkat badannya lagi.

Skor : Jumlah gerakan sit-up yang benar, yang dapat dilakukan oleh subjek dalam 1 menit.

Gambar 3.4 Posisi Tes Sit Up

(Sumber : <http://www.armystudyguide.com/


(25)

Ridha Mustaqim, 2014

c. Push Up test

Tujuan : Mengukur daya tahan otot lengan Alat/Fasilitas : Stop watch dan ruangan yang datar

Pelaksanaan : Subjek berbaring dengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat di samping badan, kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan tungkai sempurna garis lurus. Skor : Jumlah gerakan push-ups yang betul dalam 1

menit.

Gambar 3.5 Posisi Tes Push Up

(Sumber : <http://www.armystudyguide.com/file_info_basic_training/ basic_push_up_position.shtml> Diakses : 15 April 2013)

d. Lari 300 Meter

Tujuan : Dilakukan untuk mengukur kapasitas

anaerobic atau jenis kekuatan terkait performa kekuatan kaki dalam penggunaannya di situasi yang spontan. Dalam tes ini, peserta harus melakukan sprint sejauh 300 Meter.

Alat/Fasilitas : Stop watch, lintasan 300 Meter, peluit, bendera start


(26)

Ridha Mustaqim, 2014

Pelaksanaan : Subjek berdiri di belakang garis start, dengan sikap start melayang. Pada aba-aba “ya” , ia berusaha lari secepat mungkin mencapai finish. Setiap orang diberikan kesempatan dua kali percobaan.

Skor : Jumlah waktu tempuh yang terbaik dari dua kali kesempatan.

e. Lari 1,5 Mil (2,4 Km)

Tujuan : Ditujukan untuk mengukur kekuatan aerobik atau daya tahan kardiovaskuler untuk jangka waktu yang berkelanjutan.

Alat/Fasilitas : Stop watch, lintasan 1,5 Mil, peluit, bendera start

Pelaksanaan : Peserta harus berlari / jogging / berjalan menempuh jarak 1,5 mil (setara dengan enam lap di sekitar trek standar 440 meter) dalam waktu yang se-singkat mungkin. Subjek berdiri di belakang garis start, dengan sikap start melayang. Pada aba-aba “ya” , ia berusaha lari secepat mungkin mencapai finish. Setiap orang diberikan kesempatan dua kali percobaan.

Skor : Jumlah waktu tempuh yang terbaik dari dua kali kesempatan.

2. Tes Kecerdasan Intelektual (Tes IQ)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecerdasan intelektual yaitu menggunakan tes IQ melalui Advanced Progressive Matrices (APM). Tes ini disusun oleh J.C Raven pada tahun 1943.

Tes APM terdiri dari 2 set dan bentuknya non-verbal. Set 1 disajikan dalam buku tes yang berisikan 12 butir soal. Set II berisikan 36 butir soal tes. Tes APM dimaksudkan untuk mengungkap kemampuam efisiensi intelektual. Tes


(27)

Ridha Mustaqim, 2014

APM ini sesungguhnya untuk membedakan secara jelas antara individu-individu yang berkemampuan intelektual lebih dari normal bahkan yang berkemampuan intelektual superior. Alat yang digunakan dalam tes APM ini diantaranya yaitu: buku soal APM, lembar jawaban, stopwatch, dan pulpen.

3.Tes Keterampilan Teknik Dasar Futsal

Tindakan menyerang merupakan salah satu indikator performa dalam permainan futsal, tindakan menyerang termasuk dalam tiga konteks utama permainan yakni zona mulai, zona akhir dan cara bermain. Tindakan menyerang dalam permainan futsal ditentukan oleh keterampilan individual yang mendasar dalam permainan tersebut seperti sprinting (43%), accurative shooting (30%), passing (22%) dan sisanya (5%) terdiri atas counter attack, rebound, wing play dan power play. Dengan demikian terdapat tiga keterampilan esensial yang menentukan performa dari permainan futsal yakni sprinting, accurative shooting dan passing (Chen, Journal of sport science, 28 (3) : 237-244, 2010).

Desouky & Mohammed (World Journal of Sport Sciences, 3 (5), 1263-1267, 2010) dalam penelitian eksperimen terhadap 20 orang pemain futsal profesional usia remaja untuk menguji sejauh mana efektivitas pembelajaran jarak jauh melalui CD latihan audio visual terhadap perkembangan keterampilan teknik dasar dalam futsal, membagi keterampilan teknik dasar futsal menjadi tiga jenis yakni kicking the ball (passing-stopping), running the ball (dribbling) dan hit the ball (shooting).


(28)

Ridha Mustaqim, 2014

Berdasarkan kedua hasil kajian empiris tersebut, maka pada tes keterampilan teknik dasar futsal dalam penelitian ini, dipilih tiga keterampilan yang diujikan yakni tes passing-stopping, dribbling, dan shooting ke gawang. Tes disusun dengan memodifikasi tes kemampuan bermain futsal diantaranya :

a. Mengumpan (Passing) dan menahan bola (stopping)

Dari hasil uji coba terhadap 30 orang mahasiswa tes passing-stopping ini telah teruji validitasnya dengan nilai 0,541 dan reliabilitas 0,764 pada penelitian pendahuluan mengenai keterampilan teknik dasar futsal.

 Tujuan : mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menyepak dan menahan bola

Alat : Bola, stopwatch, bangku, dan kapur

 Pelaksanaan : Testi berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 2 meter dari sasaran / papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menendang atau sebaliknya. Pada aba-aba “Ya”, testi mulai menyepak bola ke sasaran/papan dan menahannya kembali dengan kaki di belakang garis tembak kaki yang akan menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan sepakan pertama. lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30 detik. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila : bola ditahan dan di sepak di depan garis sepak yang akan menyepak bola, hanya menahan dan menyepak bola dengan satu kaki saja.

Cara menskor : jumlah passing-stopping yang dilakukan selama 30 detik.


(29)

Ridha Mustaqim, 2014

Gambar 3.6

Diagram Tes Keterampilan Passing-Stopping

b. Menggiring Bola (Dribbling)

Dari hasil uji coba penelitian yang sudah dilakukan terhadap 30 orang mahasiswa, tes passing-stopping ini telah teruji validitasnya dengan nilai 0,511 dan reliabilitasnya sebesar 0,764 pada penelitian pendahuluan mengenai keterampilan teknik dasar futsal.

Tujuan : Mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki dalam memainkan bola.

Alat/Fasilitas : Bola, Stop Watch, 8 buah rintangan, Kapur

Petunjuk pelaksanaan :

1) Pada aba-aba “siap” sample berdiri dibelakang garis start dengan bola dalam penguasaan kakinya.


(30)

Ridha Mustaqim, 2014

2) Pada aba-aba “ya” sample mulai dribbling ke arah kiri melewati rintangan pertama dan berikutnya sesuai dengan arah panah yang telah ditetapkan sampai ia melewati garis finish

3) Salah arah dalam dribbling, ia harus memperbaikinya tanpa mempergunakan anggota badan selain kaki dimana melakukan kesalahan dan selama itu pula stop watch tetap jalan

4) Dribbling dilakukan dengan kaki kanan dan kiri bergantian, atau minimal salah satu kaki telah menyentuh bola satu kali sentuhan Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :

1) Sample dribbling hanya dengan menggunakan satu kaki saja 2) Sample dribbling tidak sesuai dengan arah panah

3) Sample menggunakan anggota badan selain kaki pada saat dribbling Cara menskor :

1) Waktu yang ditempuh oleh sample dari aba-aba “ya” sampai sample melewati garis finish.

2) Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik.

Untuk lebih jelasnya, diagram lapangan untuk tes dribbling ini dapat dilihat pada gambar 3.7 yang tertera pada halaman 64.


(31)

Ridha Mustaqim, 2014

2,5 m

2,5 m

2,5 m

2,5 m

Finish Start Gambar 3.7

Diagram Tes Keterampilan Dribbling

Keterangan :

= Start/ arah maju

= Finish/ arah pembalikan

= Patok

2,5 m 2,5 m


(32)

Ridha Mustaqim, 2014

c. Menembak (Shooting)

Dari hasil uji coba penelitian, tes passing-stopping ini telah teruji validitasnya dengan nilai 0,750 dan reliabilitasnya yaitu 0,764 pada penelitian pendahuluan mengenai keterampilan teknik dasar futsal.

Tujuan : Mengukur keterampilan, ketepatan, dan kecepatan gerak kaki dalam menyepak bola ke sasaran.

Alat/Fasilitas : Bola, stop watch, gawang, nomor-nomor, tali.

Petunjuk pelaksanaan :

1) Testee berdiri di belakang bola yang diletakkan pada sebuah titik berjarak beberapa meter di depan gawang/sasaran

2) Tidak ada aba-aba dari testee

3) Pada saat kaki testee mulai menendang bola, maka stop watch dijalankan dan berhenti saat bola mengenai sasaran

4) Testee diberi 3 kali kesempatan Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila :

1) Bola keluar dari daerah sasaran

2) Menempatkan bola tidak pada jarak yang seharusnya Cara menskor :

1) Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali kesempatan


(33)

Ridha Mustaqim, 2014

2) Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada sasaran, maka diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut.

Gambar 3.8

Diagram Tes Keterampilan Shooting

E. Prosedur Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran merupakan data mentah, sehingga perlu pengolahan data, dan dapat dianalisa sehingga menghasilkan suatu makna atau kesimpulan yang dapat menjelaskan tentang hasil dari penelitian yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengolahan data ini sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata dari hasil data mentah setiap variabel. Rumus untuk menghitung rata-rata tertera pada halaman 67 :


(34)

Ridha Mustaqim, 2014

X = n

X

Arti unsur-unsur tersebut:

X : Nilai rata-rata yang dicari

∑X : Jumlah nilai yang diperoleh oleh seluruh sampel n : Banyaknya sampel

2. Menghitung simpangan baku dari semua variabel. Rumus yang digunakan adalah:

Arti unsur-unsur tersebut: S : Simpangan baku X : Nilai yang didapat X : Nilai rata-rata n : Banyaknya sampel

3. Menghitung t-skor masing-masing variabel, digunakan pendekatan statistik dengan rumus sebagai berikut:

atau

(untuk waktu)

Arti unsur-unsur tersebut diatas adalah: T-skor : Skor standar yang dicari X : Skor yang diperoleh X : Nilai rata-rata S : Simpangan baku

1

)

(

2

n

x

x

s

          s x x skor

T 50 10

         s x x 10 50


(35)

Ridha Mustaqim, 2014

4. Menguji normalitas distribusi data dengan menggunakan pendekatan Uji Liliefors

Uji ini dinamakan uji normalitas distribusi dengan pendekatan non parametrik. Hal ini dilakukan andaikata kelompok sampel yang digunakan dalam sebuah penelitian itu diasumsikan sebagai kelompok kecil. Dalam uji ini tidak diperlukan parameter-parameter tertentu, oleh karena itu dikenal dengan pendekatan uji normalitas distribusi non parametrik.

Adapun langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan menurut Nurhasan (2002:105) adalah sebagai berikut:

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z-skor yaitu :

c. Untuk tiap baku angka tersebut dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan: jika nilai Z negatif, maka dalam menetukan

Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z.

d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknnya sampel.

e. Hitung selish antara F(zi)-S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.

s x x Z  


(36)

Ridha Mustaqim, 2014

f. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo. Dengan bantuan tabel nilai

kritis L untuk Uji Liliefors, maka tentukan nilai L. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil

dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak Ho jika

Lo yang diperoleh dan data pengamatan melebihi L(Ho Jika Lo > L1 = tidak

normal). Dalam hal lainnya hipotesis diterima (Ho jika Lo L1 = normal).

5. Menghitung uji koefisien korelasi dengan rumus pearson product moment:

Keterangan :

rxy = korelasi antara variabel (x)dan variabel (y)

x1 = perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variabel (x)

y1 = perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variabel (y)

6. Menguji signifikasi koefisien korelasi dengan rumus :

Keterangan :

t : nilai t hitung yang dicari r : koefisien korelasi yang dicari n : banyaknya sampel

Kriteria : ) 2 1 1 ( ) 2 1 1 (     

t t t

2 1 2 r n r t  


(37)

Ridha Mustaqim, 2014

7. Menghitung korelasi ganda. Penghitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan multi variabel dalam penelitian ini. Rumusnya adalah:

2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 . . 2 . x x x x x x x x x x r r ry ry y r y r Ry     Keterangan :

Ry.x1x2 : koefisien korelasi ganda yang dicari

Ryx1 : Koefisien korelasi antara Y dan X1 yang dikuadratkan

Ryx2 : Koefisien korelasi antara Y dan X2 yang dikuadratkan

rx1x2 : Koefisien korelasi antara x1 dan X2

8. Menguji signifikan koefisien korelasi. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana korelasi variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

F : Nilai signifikan ganda K : Jumlah variabel bebas

R : Korelasi ganda antara X1 dan X2

n : Jumlah sampel

9. Langkah terakhir adalah mencari seberapa besar persentase dukungan atau kontribusi dari tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan rumus determinan sebagai berikut:

D = r2 x 100% Keterangan:

D : persentase dukungan r2 : kuadrat dari korelasi


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan intelektual dengan keterampilan teknik dasar futsal pada anggota UKM Futsal Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebugaran jasmani dengan keterampilan teknik dasar futsal pada anggota UKM Futsal Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan intelektual dan kebugaran jasmani secara bersama-sama dengan keterampilan teknik dasar futsal pada anggota UKM Futsal Universitas Pendidikan Indonesia.

B. Rekomendasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan berbagai pihak terkait pengembangan keterampilan dasar futsal dilihat dari aspek kebugaran jasmani dan kecerdasan intelektual atlet yang bersangkutan. Adapun hasil penelitian direkomendasikan bagi berbagai pihak seperti yang tertera pada halaman 111:


(39)

1. Pelatih dan pembina cabang olahraga futsal, dapat memanfaatkan hasil penelitian berupa data profil kebugaran jasmani dan kajian literatur untuk mengembangkan suatu model atau program pelatihan atlet futsal yang terstruktur dan berbasis pada fakta sehingga proses pembinaan dan pelatihan atlet futsal menjadi lebih efektif dan efisien.

2. Klub olahraga futsal, dapat menggunakan data penelitian berupa profil kebugaran jasmani dan keterampilan teknik dasar futsal sebagai rujukan untuk membina atlet atau anggota tim futsal baik yang profesional atau amatir, serta untuk menyusun kebijakan manajerial terkait rekruitmen dan seleksi bakat-bakat baru dalam olahraga futsal.

3. Atlet futsal, dapat memanfaatkan hasil penelitian sebagai rujukan atas upaya meningkatkan kebugaran jasmani. Para atlet dapat meningkatkan kebugaran jasmani sebagai salah satu faktor yang memnpengaruhi peningkatan performansi olahraga futsal melalui partisipasi dalam berbagai latihan dan pembinaan fisik yang diselenggarakan, untuk menunjang keterampilan teknik dasar futsal, baik saat latihan maupun saat melakukan pertandingan.

4. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian dapat menjadi rujukan serta starting point untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pengaruh aspek psikologis selain kecerdasan intelektual yang juga turut berkontribusi terhadap keterampilan teknik dasar dasar futsal, seperti kecerdasan emosional, kecerdasan spasial dan kecerdasan spiritual. Selain itu, aspek kebugaran jasmani pun diharapkan dapat diteliti lebih lanjut lagi kontribusinya terhadap keterampilan teknik


(40)

dasar futsal, terutama dari komponen kebugaran jasmani yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Di samping itu, terkait instrumen pengumpul data harus di sesuaikan dengan jenis inteligensi yang ingin diukur, contohnya kuesioner kecerdasan emosional yang dikembangkan Daniel Goleman apabila peneliti ingin memperoleh data mengenai kecerdasan emosional pemain futsal.


(41)

Ridha Mustaqim, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Agus Susworo, Saryono dan Yudanto. (2009). Tes Keterampilan Dasar Bermain Futsal. JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL. 11, No. 2, Mei 2009: 144– 156.

Anwar. (2001). “Pentingnya Menjaga Kesehatan untuk Memelihara Tingkat

Kebugaran Jasmani”. Malang: LKSM.

April, Kurt. (2012). Emotional Intelligence of Elite Futsal Player. International Journal of Business Sport and Commerce. Vol 1 (2).

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke XII, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (2011). Pengantar Psikologi Inteligensi. Jakarta : Pustaka

Pelajar.

Bai, Naser. (2013). The Relationship Between Coaching Behaviors And Competitive Anxiety In Golestan Province Futsal Players. European Journal of experiment biology, 3 (2), 383-386.

Bal, Baljinder Singh. (2011). Emotional Inteligence and Sporting Performance. Journal of Physical Education and Sport Management vol. 2 (5), 48-52. Blair, S. N. (1993). C. H. McCloy Research Lecture: Physical Activity, Physical

Fitness, and Health. Research Quarterly For Exercise and Sport, 365-376. Carter, Philip. (2011). Panduan Lengkap Tes Kecerdasan (Seri Latihan Tes IQ).

Jakarta : Penerbit Indeks.

Castagna, Carlo. (2010). Physiological Demands of an Intermittent Futsal Oriented High Intensity Test. Journal from Departement of Physical and Sport Education, University of Grenada, Spain.

Chen, P.H. (2010). Analysis of Attacking Patterns In Top Level Futsal Player. Journal of Sport Science, 28 (3) : 237-244.

Cooper, J. (2011). Physical Fitness Testing Step by Step. [Online]. Tersedia : http://www.thecooperinstitute.com/home/archive_blog/Physical_Fitness_T esting.html. Diakses : 24 Januari 2013.


(42)

Ridha Mustaqim, 2014

Desouky, G.A., & Mohammed, A.M.I. (2010). Impact Of Distance Education on Some Aspect of Skills in Football. World Journal of Sport Sciences, 3 (5), 1263-1267.

Filipe Casanova, José Oliveira, Mark Williams, Júlio Garganta. (2009). Expertise and Perceptual-cognitive Performance in Soccer. Rev Port Cien Desp 9(1) 115–122. Tersedia : EBSCO.

Fonseca, Sofia. (2013). Measuring Spatial Interaction in Futsal Game Using Voronoi Diagrams. International Journal of Performance Analysis in Sport volume 13, 179-189.

Giriwijoyo, Santosa, Y.S & Zafar Sidik, Dikdik. (2012). Ilmu Faal Olahraga : Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Hadisubroto, Subino. (1984). Analisis Terhadap Kecocokan Advanced Progressive Matrices bagi Siswa-siswa Kelas Satu SMA Dikaitkan dengan Beberapa Faktor yang Melatarbelakangi Kehidupannya. Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : Tidak Diterbitkan.

Harsono. (1988). Coaching : Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : CV Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI

Hidayat, Ramdhan. (2012). Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani Dengan Peforma Teknik Dasar Bermain Futsal. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Huang, C.F . (2010). Biomechanic of Acurrate Instep Kick in Futsal. Journal from Institute of Physical Education, Taiwan.

Irawan, Andri. (2010). Taktik dan Teknik Futsal. Jakarta : Gramedia.

Lhaksana, Justinus. (2011). Taktik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta : Penerbit Bechampion.

Kelme. (2006). Futsal Coaching Clinic Kelme Futsalismo. Jakarta : Tim Kepelatihan dan Difamata Sport EO.

KONI. (2006) Pemahaman Dasar Sport Science dan IPTEK Olahraga. Jakarta : Komite Olahraga Nasional Indonesia.


(43)

Ridha Mustaqim, 2014

Konter, Erkut & Yurdabakan, Irfan. (2010). Non-verbal Intelligence of Futsal Players in Turkey. International journal of sport sciences and engineering, 28 (1).

Menko Kesra. (2012) Olahraga Merasuk Dalam Semua Sektor Kehidupan. (Artikel). Tersedia : http://www.menkokesra.go.id/content/menko-kesraolahraga-merasuk-dalam-semua-sektor-kehidupan

Memet Muhamad, Drs. (2011). Pengaruh Permainan Futsal Terhadap Motor Ability siswa di SDIT Bani Saleh 6 Kota Bekasi. Jurnal UNISMA : www.ejournal-unisma.net/ojs/index.php/motion/article/view/357

Muh. Yusuf. (2011). Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011

M. Sajoto (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta : Depdikbud.

Nelson, Mariah Burton. (2009). The Damage I Have Done to Myself: Physical Intelligence Among College Athletes. Journal of Intercollegiate Sports, 2009, 2, 127-144. Human Kinetics, Inc.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI

Rachmat Gumilar, Gugum. (2012). Liga Mahasiswa Berupaya Membentuk Atlet Intelektual. http://sports.sindonews.com/read/2012/11/03/51/685236/lima-berupaya-membentuk-atlet-intelektual.

Robiussani, Uus. (2009). Uji Validitas dan Reliabilitas Baterai Tes Teknik Dasar Permainan Olahraga Futsal. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia L Tidak Diterbitkan.

Schneider, W., Bjorklund, D.F. (1992). Expertise, aptitude, and strategic remembering. Journal of child development, volume 63 (2) : 461-473. Scheunemann, Timo. (2009). Futsal for Winners. Malang : Penerbit Dioma. Sepasi, H. (2012). Relationship Between Sporting Imagery, Self Confidence, And

Body Mass Index With Sporting Success in Elite Futsal Athlete. Journals of biological research vol 3 (11), 5293-5295.

Sidik, Dikdik Zafar. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. (Diktat Perkuliahan). Bandung : FPOK UPI


(44)

Ridha Mustaqim, 2014

Soetopo. (2003). Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Prestasi Belajar IPS dan MIPA Siswa Sekolah Dasar Negeri 3, 4 dan 7 Banjar Jawa Singaraja. Malang : Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003.

Sudibyo Setyobroto. (2001). Mental Training. Jakarta : Percetakan Solo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryanto dan Panggung Sutapa. (2006). Penilaian Tes Kesegaran Jasmani Dengan ACSPFT dan TKJI. MEDIKORA VOL. II, NO. 2, Oktober 2006 Standar Tes Kebugaran Jasmani untuk para Penegak Hukum dan Militer.

Tersedia: http://www.cooperinstitute.org/vault/2440/web/files/684.pdf Tenang, John, D. (2008). Mahir Bermain Futsal. Jakarta : Mizan Publishing. Tennenbaum, T., Bar-Eli, M. (1995). Personality and Intellectual Capabilities in

Sport Psychology. New York : Plenum Press.

Waryono. (2012) Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV, V, VI Sekolah Dasar Negeri Mejing I Candimulyo Magelang. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Wechsler. (2012). Konsep Inteligensi. [Online]. Tersedia : http://blog2.tp.ac.id/mohfausih/home/intelegensi. Diakses : 24 Januari 2013.

Williams, M.A & Hodges, N.J. (2005). Practice, Instruction and Skill Acquisition in Futsal Game. Journal of Sport Science, July edition 2005.

Winarno Surakhmad (1982). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Penerbit Tarsito

Yuli Anggraeni. (2013). Kontribusi IQ (Intellectual Quotient) dan EQ (Emotional Quotient) terhadap Prestasi Atlet Pelatda Pencak Silat pada PON ke-XVIII tahun 2012. Jurnal PHEDERAL, FKIP Unnes.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI.


(45)

Ridha Mustaqim, 2014

__________. (2012). Price Information : Adidas Futsal Ball. [Online]. Tersedia : http://www.joohuat.com/sport_archive_info_price.shtml. Diakses : 15 April 2013.

__________. (2013). Basic Sit Up Position. [Online]. Tersedia : http://www.armystudyguide.com/file_info_basic_training/basic_sit_up_po sition.shtml. Diakses : 15 April 2013.

__________. (2013). Basic Push Up Position. [Online]. Tersedia : http://www.armystudyguide.com/file_info_basic_training/basic_push_up_ position.shtml. Diakses : 15 April 2013.

__________. (2013). Jump DF Takei Physical Fitness Test. [Online]. Tersedia : http://www.globalrakuten.com/file_promo_info_price_and_specification/5 682932/319?37925. Diakses : 15 April 2013.

__________. (2013). Futsal Court Size. [Online]. Tersedia : http://www.continentalsports.co.uk/archive_picture_futsal_court/2012081 9/tdfajgaf.shtml. Diakses : 15 April 2013.

__________. (2010). Tujuan Permainan Futsal. [Online]. Tersedia : http://kusut.blogdetik.com/2010/04/01/olahraga-futsal/tujuan-permainan-futsal.shtml. Diakses : 24 Januari 2013.


(1)

112

dasar futsal, terutama dari komponen kebugaran jasmani yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Di samping itu, terkait instrumen pengumpul data harus di sesuaikan dengan jenis inteligensi yang ingin diukur, contohnya kuesioner kecerdasan emosional yang dikembangkan Daniel Goleman apabila peneliti ingin memperoleh data mengenai kecerdasan emosional pemain futsal.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Susworo, Saryono dan Yudanto. (2009). Tes Keterampilan Dasar Bermain

Futsal. JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL. 11, No. 2, Mei 2009: 144

156.

Anwar. (2001). “Pentingnya Menjaga Kesehatan untuk Memelihara Tingkat Kebugaran Jasmani”. Malang: LKSM.

April, Kurt. (2012). Emotional Intelligence of Elite Futsal Player. International Journal of Business Sport and Commerce. Vol 1 (2).

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke XII, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (2011). Pengantar Psikologi Inteligensi. Jakarta : Pustaka

Pelajar.

Bai, Naser. (2013). The Relationship Between Coaching Behaviors And

Competitive Anxiety In Golestan Province Futsal Players. European

Journal of experiment biology, 3 (2), 383-386.

Bal, Baljinder Singh. (2011). Emotional Inteligence and Sporting Performance. Journal of Physical Education and Sport Management vol. 2 (5), 48-52. Blair, S. N. (1993). C. H. McCloy Research Lecture: Physical Activity, Physical

Fitness, and Health. Research Quarterly For Exercise and Sport, 365-376.

Carter, Philip. (2011). Panduan Lengkap Tes Kecerdasan (Seri Latihan Tes IQ). Jakarta : Penerbit Indeks.

Castagna, Carlo. (2010). Physiological Demands of an Intermittent Futsal

Oriented High Intensity Test. Journal from Departement of Physical and

Sport Education, University of Grenada, Spain.

Chen, P.H. (2010). Analysis of Attacking Patterns In Top Level Futsal Player. Journal of Sport Science, 28 (3) : 237-244.

Cooper, J. (2011). Physical Fitness Testing Step by Step. [Online]. Tersedia : http://www.thecooperinstitute.com/home/archive_blog/Physical_Fitness_T


(3)

114

Desouky, G.A., & Mohammed, A.M.I. (2010). Impact Of Distance Education on

Some Aspect of Skills in Football. World Journal of Sport Sciences, 3 (5),

1263-1267.

Filipe Casanova, José Oliveira, Mark Williams, Júlio Garganta. (2009). Expertise

and Perceptual-cognitive Performance in Soccer. Rev Port Cien Desp 9(1)

115–122. Tersedia : EBSCO.

Fonseca, Sofia. (2013). Measuring Spatial Interaction in Futsal Game Using

Voronoi Diagrams. International Journal of Performance Analysis in Sport

volume 13, 179-189.

Giriwijoyo, Santosa, Y.S & Zafar Sidik, Dikdik. (2012). Ilmu Faal Olahraga :

Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Hadisubroto, Subino. (1984). Analisis Terhadap Kecocokan Advanced

Progressive Matrices bagi Siswa-siswa Kelas Satu SMA Dikaitkan dengan Beberapa Faktor yang Melatarbelakangi Kehidupannya. Disertasi.

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : Tidak Diterbitkan.

Harsono. (1988). Coaching : Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : CV Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI

Hidayat, Ramdhan. (2012). Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani

Dengan Peforma Teknik Dasar Bermain Futsal. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Huang, C.F . (2010). Biomechanic of Acurrate Instep Kick in Futsal. Journal from Institute of Physical Education, Taiwan.

Irawan, Andri. (2010). Taktik dan Teknik Futsal. Jakarta : Gramedia.

Lhaksana, Justinus. (2011). Taktik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta : Penerbit Bechampion.

Kelme. (2006). Futsal Coaching Clinic Kelme Futsalismo. Jakarta : Tim Kepelatihan dan Difamata Sport EO.

KONI. (2006) Pemahaman Dasar Sport Science dan IPTEK Olahraga. Jakarta : Komite Olahraga Nasional Indonesia.


(4)

Konter, Erkut & Yurdabakan, Irfan. (2010). Non-verbal Intelligence of Futsal

Players in Turkey. International journal of sport sciences and engineering,

28 (1).

Menko Kesra. (2012) Olahraga Merasuk Dalam Semua Sektor Kehidupan. (Artikel). Tersedia : http://www.menkokesra.go.id/content/menko-kesraolahraga-merasuk-dalam-semua-sektor-kehidupan

Memet Muhamad, Drs. (2011). Pengaruh Permainan Futsal Terhadap Motor

Ability siswa di SDIT Bani Saleh 6 Kota Bekasi. Jurnal UNISMA : www.ejournal-unisma.net/ojs/index.php/motion/article/view/357

Muh. Yusuf. (2011). Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011

M. Sajoto (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta : Depdikbud.

Nelson, Mariah Burton. (2009). The Damage I Have Done to Myself: Physical

Intelligence Among College Athletes. Journal of Intercollegiate Sports,

2009, 2, 127-144. Human Kinetics, Inc.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI

Rachmat Gumilar, Gugum. (2012). Liga Mahasiswa Berupaya Membentuk Atlet

Intelektual.

http://sports.sindonews.com/read/2012/11/03/51/685236/lima-berupaya-membentuk-atlet-intelektual.

Robiussani, Uus. (2009). Uji Validitas dan Reliabilitas Baterai Tes Teknik Dasar

Permainan Olahraga Futsal. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia L

Tidak Diterbitkan.

Schneider, W., Bjorklund, D.F. (1992). Expertise, aptitude, and strategic

remembering. Journal of child development, volume 63 (2) : 461-473.

Scheunemann, Timo. (2009). Futsal for Winners. Malang : Penerbit Dioma. Sepasi, H. (2012). Relationship Between Sporting Imagery, Self Confidence, And

Body Mass Index With Sporting Success in Elite Futsal Athlete. Journals of

biological research vol 3 (11), 5293-5295.

Sidik, Dikdik Zafar. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. (Diktat Perkuliahan). Bandung : FPOK UPI


(5)

116

Soetopo. (2003). Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Prestasi Belajar IPS

dan MIPA Siswa Sekolah Dasar Negeri 3, 4 dan 7 Banjar Jawa Singaraja. Malang : Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri

Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003.

Sudibyo Setyobroto. (2001). Mental Training. Jakarta : Percetakan Solo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryanto dan Panggung Sutapa. (2006). Penilaian Tes Kesegaran Jasmani

Dengan ACSPFT dan TKJI. MEDIKORA VOL. II, NO. 2, Oktober 2006

Standar Tes Kebugaran Jasmani untuk para Penegak Hukum dan Militer. Tersedia: http://www.cooperinstitute.org/vault/2440/web/files/684.pdf Tenang, John, D. (2008). Mahir Bermain Futsal. Jakarta : Mizan Publishing. Tennenbaum, T., Bar-Eli, M. (1995). Personality and Intellectual Capabilities in

Sport Psychology. New York : Plenum Press.

Waryono. (2012) Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV, V, VI Sekolah

Dasar Negeri Mejing I Candimulyo Magelang. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Wechsler. (2012). Konsep Inteligensi. [Online]. Tersedia : http://blog2.tp.ac.id/mohfausih/home/intelegensi. Diakses : 24 Januari 2013.

Williams, M.A & Hodges, N.J. (2005). Practice, Instruction and Skill Acquisition

in Futsal Game. Journal of Sport Science, July edition 2005.

Winarno Surakhmad (1982). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Penerbit Tarsito

Yuli Anggraeni. (2013). Kontribusi IQ (Intellectual Quotient) dan EQ (Emotional

Quotient) terhadap Prestasi Atlet Pelatda Pencak Silat pada PON ke-XVIII tahun 2012. Jurnal PHEDERAL, FKIP Unnes.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI.


(6)

__________. (2012). Price Information : Adidas Futsal Ball. [Online]. Tersedia : http://www.joohuat.com/sport_archive_info_price.shtml. Diakses : 15 April 2013.

__________. (2013). Basic Sit Up Position. [Online]. Tersedia : http://www.armystudyguide.com/file_info_basic_training/basic_sit_up_po sition.shtml. Diakses : 15 April 2013.

__________. (2013). Basic Push Up Position. [Online]. Tersedia : http://www.armystudyguide.com/file_info_basic_training/basic_push_up_ position.shtml. Diakses : 15 April 2013.

__________. (2013). Jump DF Takei Physical Fitness Test. [Online]. Tersedia : http://www.globalrakuten.com/file_promo_info_price_and_specification/5 682932/319?37925. Diakses : 15 April 2013.

__________. (2013). Futsal Court Size. [Online]. Tersedia : http://www.continentalsports.co.uk/archive_picture_futsal_court/2012081 9/tdfajgaf.shtml. Diakses : 15 April 2013.

__________. (2010). Tujuan Permainan Futsal. [Online]. Tersedia : http://kusut.blogdetik.com/2010/04/01/olahraga-futsal/tujuan-permainan-futsal.shtml. Diakses : 24 Januari 2013.