PENERAPAN STRATEGI EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PETUNJUK MEMBUAT SESUATU (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang).
PENERAPAN STRATEGI EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PETUNJUK MEMBUAT SESUATU
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN AWILEGA Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh WINDI UTAMI
1003823
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN STRATEGI EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PETUNJUK MEMBUAT SESUATU
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN AWILEGA Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang)
Oleh WINDI UTAMI
1003823
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing, Pembimbing I,
Dr. PRANA DWIJA ISWARA, M.Pd. NIP. 197212262005011002
Pembimbing II
DIAH GUSRAYANI, M.Pd. NIP. 197808222005012003
Mengetahui
Ketua Program Studi S-1 Kelas PGSD UPI Kampus Sumedang
RIANA IRAWATI, M.Si. NIP. 198011252005012002
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN STRATEGI EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PETUNJUK MEMBUAT SESUATU
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang)
WINDI UTAMI 1003823
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Penguji I
Asep Kurnia Jayadinata, M.Pd NIP. 198009292008011023
Penguji II
Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd NIP. 197212262005011002
Penguji III
Ani Nur Aeni, M.Pd NIP. 197608222005012002
Mengetahui, Ketua Prodi,
Riana Irawati, M.Si NIP. 198011252005012002
(4)
PENERAPAN STRATEGI EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PETUNJUK MEMBUAT SESUATU
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang)
Oleh Windi Utami
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelah Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
©Windi Utami 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, di fotocoppy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR DIAGRAM ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... 5
1. Rumusan Masalah ... 5
2. Pemecahan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
1. Bagi Siswa... 7
2. Bagi Guru... 8
3. Bagi Sekolah ... 8
E. Batasan Istilah ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD... 10
B. Pembelajaran Keterampilan Menulis di SD... 11
1. Pembelajaran Menulis di SD... 11
2. Pengertian Menulis... 12
3. Fungsi Menulis... 13
4. Tujuan Menulis... ... 14
5. Kegunaan Menulis... ... 15
6. Macam-Macam Menulis... 16
7. Jenis-Jenis Menulis... 17
C. Media Pembelajaran... 18
1. Pengertian Media Pembelajaran... 18
2. Ciri-Ciri Umum Media Pembelajaran... 19
3. Jenis Media Pembelajaran... 20
4. Fungsi Media Pembelajaran... 21
D. Strategi Example Non-Example... 22
1. Strategi Example Non-Example... 22
2. Pengertian Strategi Example Non-Example... 24
(6)
BAB III METODE
PENELITIAN ... 27
A. Objek Penelitian ... 27
1. Lokasi Penelitian ... 27
2. Waktu Penelitian ... 27
3. Subjek Penelitian ... 27
B. Metode dan Desain Penelitian ... 28
1. Metode Penelitian ... 28
2. Desain Penelitian ... 29
C. Instrumen Penelitian ... 31
1. Lembar Observasi ... 31
2. Pedoman Wawancara ... 31
3. Dokumentasi... ... 32
D. Prosedur Penelitian ... 33
1. Perencanaan Tindakan... 33
2. Tahap Pelaksanaan ... 34
3. Tahap Observasi.... ... 35
4. Tahap Analisis dan Refleksi ... 35
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 35
1. Pengolahan Data ... 35
2. Analisis Data ... 40
F. Validasi Data ... 42
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Paparan Data Awal ... 44
B. Paparan Data Tindakan ... 48
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 48
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 48
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 49
c. Paparan Data Hasil Siklus I ... 53
d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 57
2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 60
a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 60
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 61
c. Paparan Data Hasil Siklus II ... 62
d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 67
3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 70
a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 70
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ... 70
c. Paparan Data Hasil Siklus III ... 72
d. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 76
C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 79
1. Deskripsi Pendapat Siswa... 79
2. Deskripsi Pendapat Guru... 80
(7)
D. Pembahasan ... 81
BAB V SIMPULAN ... 85
A. Simpulan ... 85
B. Saran ... 86
C. Temuan Lain ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Awal Hasil Tes Akhir Siswa... 4
Tabel 3.1 Jumlah Siswa SDN Awilega... 27
Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas IV SDN Awilega... 28
Tabel 3.3 Rentang KKM ... 38
Tabel 4.1 Data Awal Kinerja Guru... 45
Tabel 4.2 Data Awal Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 46
Tabel 4.3 Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa... 47
Tabel 4.4 Kinerja Guru Siklus I... 53
Tabel 4.5 Aktivitas Siswa Siklus I... 54
Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I... 55
Tabel 4.7 Rekapitulasi Kinerja Guru, Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siswa Siklus I... 56
Tabel 4.8 Rangkuman Analisis Data Siklus I... 57
Tabel 4.9 Kinerja Guru Siklus II... 63
Tabel 4.10 Aktivitas Siswa Siklus II... 64
Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Siklus II... 66
Tabel 4.12 Rekapitulasi Kinerja Guru, Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siswa Siklus II... 67
Tabel 4.13 Rangkuman Analisis Data Siklus II... 68
Tabel 4.14 Kinerja Guru Siklus III... 72
Tabel 4.15 Aktivitas Siswa Siklus III... 73
Tabel 4.16 Hasil Belajar Siswa Siklus III... 75
Tabel 4.17 Rekapitulasi Kinerja Guru, Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siswa Siklus III... 76
(9)
DAFTAR GAMBAR
(10)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Perbandingan Peningkatan Kinerja Guru Data
Awal, Siklus I dan Siklus II... 64 Diagram 4.2 Perbandingan Peningkatan Aktivitas Siswa Data
Awal, Siklus I dan Siklus II... 65 Diagram 4.3 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Data Awal, Siklus I dan Siklus II... 67 Diagram 4.4 Perbandingan Peningkatan Kinerja Guru Data
Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 73 Diagram 4.5 Perbandingan Peningkatan Aktivitas Siswa Data
Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III... 74 Diagram 4.6 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III... 76 Diagram 4.7 Perbandingan Peningkatan Pembelajaran Proses
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Instrumen Penilaian Kinerja Guru ... 91
LAMPIRAN B Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 94
LAMPIRAN C Penilaian Hasil Belajar Siswa ... 96
LAMPIRAN D Pedoman Wawancara Guru ... 98
LAMPIRAN E Pedoman Wawancara Siswa ... 99
LAMPIRAN F Siklus I Lampiran F.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 100
Lampiran F.2 Teks Cerita... 106
Lampiran F.3 Lembar Kerja Siswa... 107
Lampiran F.4 Hasil Evaluasi Akhir... 110
LAMPIRAN G Siklus II 12 Lampiran G.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 112
Lampiran G.2 Teks Cerita... 118
Lampiran G.3 Lembar Kerja Siswa... 119
Lampiran G.4 Hasil Evaluasi Akhir... 123
LAMPIRAN H Siklus III 12 Lampiran H.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 125 Lampiran H.2 Teks Cerita... 130
Lampiran H.3 Lembar Kerja Siswa... 131
Lampiran H.4 Hasil Evaluasi Akhir... 135
LAMPIRAN I Hasil Wawancara Guru... 137
LAMPIRAN J Hasil Wawancara Siswa ... 138 LAMPIRAN K Dokumentasi Pelaksanaan...
(12)
139
LAMPIRAN L Surat Pengangkatan Pembimbing Penulisan Skripsi... 143
LAMPIRAN M Surat Permohonan Izin Penelitian... 144
LAMPIRAN N Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian... 145
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di sekolah dasar (SD) merupakan kegiatan yang memberikan pengalaman pada siswa dengan cara memberikan latihan yang mendasar mengenai kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung). Kemampuan calistung adalah kemampuan paling dasar yang dapat dimiliki siswa. Siswa sering melakukan kegiatan calistung dalam kehidupan sehari-hari mereka ketika berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Untuk melatih kemampuan siswa dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan dalam kehidupan sehari-hari maka diperlukan pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat pendidikan khususnya dijenjang sekolah dasar. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang dapat digunakan manusia untuk saling berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik. Dengan adanya bahasa, manusia akan dengan mudah memahami informasi yang disampaikan. Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu seluruh lapisan masyarakat di Nusantara. Dengan keberagaman suku bangsa dan bahasa di Indonesia, maka bahasa Indonesia digunakan masyarakat banyak ketika berkomunikasi. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, bahasa pun memiliki fungsi lain, diantaranya sebagai alat kontrol sosial dan sebagai tolak ukur intelektualitas seseorang. Namun tidak sedikit orang yang sering kali melakukan kesalahan dalam berbahasa, seperti penggunaan serapan bahasa asing yang tidak tepat dan terjadinya alih kode dan campur kode dalam berbahasa.
Dengan demikian, masyarakat luas memerlukan pemahaman yang lebih ketika menggunakan bahasa, khususnya bahasa Indonesia. Salah satu cara untuk menanamkan pemahaman tersebut diantaranya dengan dipelajarinya bahasa Indonesia di setiap jenjang persekolahan terutama sekolah dasar.
Pengajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan di sekolah dasar memiliki beberapa fungsi seperti yang dikemukakan oleh Resmini, et al (2006, hlm. 35) yakni.
(14)
1. Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa.
2. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya.
3. Sarana peningkatan pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.
4. Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan konteks untuk berbagai keperluan dan berbagai masalah. 5. Sarana pengembangan kemampuan intelektual (penalaran).
Resmini, et all (2006, hlm. 31) berpendapat bahwa “pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar”. Dalam
Bahasa Indonesia, terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai untuk menjadikan terampil dalam berbahasa dan berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Empat keterampilan berbahasa yang dimaksud adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Dari keempat keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai siswa salah satunya adalah keterampilan menulis. Menulis merupakan salah satu hal yang terpenting dalam pembelajaran berbahasa di sekolah. Menurut Djuanda, dkk.
(2006, hlm. 295) “menulis pada dasarnya adalah kegiatan seseorang
menempatkan sesuatu pada sebuah dimensi ruang yang masih kosong”.
Selain itu, menulis menurut Cahyani dan Rosmana (2006, hlm. 98) “adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan lambang-lambang bahasa untuk menyampaikan sesuatu baik berupa ide ataupun gagasan kepada orang lain atau
pembaca yang dilakukan dengan bahasa tulisan”.
Merujuk pada beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis adalah penyampaian gagasan, informasi, ide dalam bentuk tulisan, gambar, atau grafik yang mudah dipahami serta dimengerti oleh pembaca. Seseorang menyampaikan informasi, ide, atau pikiran bisa dengan cara tersirat maupun tersurat, sehingga dapat memperkuat argumen berupa tulisan sebagai cara untuk mengekspresikan diri sendiri agar dapat memberikan manfaat bagi orang lain maupun diri sendiri. Dari simpulan tersebut tergambar jelas bahwa keterampilan menulis sangat pentik dikuasi siswa.
(15)
metode, atau strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat menunjang siswa untuk menulis dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Namun fakta dilapangan menunjukan hasil yang kurang memuaskan. Dari hasil observasi di lapangan yang dilakukan pada 24 November 2013 diperoleh data bahwa keterampilan menulis yang dimiliki oleh siswa kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang masih jauh dari harapan. Ketika berlangsungnya pembelajaran menulis siswa mengalami kesulitan ketika ditugasi untuk menuliskan kembali tahapan membuat sesuatu, hal tersebut disebabkan siswa masih merasa bingung ketika mengerjakan tugas untuk menuliskan kembali tahapan membuat sesuatu. Bahkan ketika guru memberikan evaluasi berupa butir-butiran soal, kebanyakan siswa masih mendapatkan nilai di bawah Kriterian Kentutasan Minimum (KKM).
Selama proses pembelajaran menulis petunjuk membuat sesuatu siswa terlihat kurang antusias dan kurang termotivasi mengikuti pembelajaran karena guru hanya menggunakan metode ceramah, penugasan, dan tanya jawab sehingga ketika guru menerangkan materi masaih ada siswa yang melakukan aktivitas di luar pembelajaran seperti mengobrol, bercanda, bulak-balik ke luar kelas, bahkan ada siswa yang menjahili teman sebangkunya sehingga pembelajaran tidak berjalan efektif. Kesulitan siswa ketika menuliskan kembali urutan-urutan tahap membuat sesuau sesuai dengan teks cerita disebabkan karena teks cerita yang disediakan guru terlalu rumit sehingga siswa tidak dapat memahami isi ceritanya. Ketika diakhir pembelajaran guru guru hanya menugasi siswa untuk mengerjakan soal evaluasi tanpa memberikan bimbingan pada siswa untuk mengerjakannya sehingga siswa hanya menyalin hasil pekerjaan dari teman sebangkunya. Melihat permasalahan tersebut maka pembelajaran belum dikatakan berhasil seluruhnya karena masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan yaitu 65.
Dari 20 orang siswa di kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang hanya lima atau 25% orang siswa yang memenuhi KKM sedangkan 15 atau75% orang siswa masih belum dapat mencapai KKM. Adapun
(16)
data awal hasil tes yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut. Tabel 1.1
Data Awal Hasil Tes Akhir Siswa Kelas IV SDN Awilega Dalam Pembelajaran Menuliskan Dan Mengurutkan Tahapan
Petunjuk Membuat Sesuatu KKM : 65
No Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jml.
Skor Nilai
Keterangan Keterurutan Tahap Pembuatan Kreatif Membuat Tahapan
3 2 1 3 2 1 T TB
1 Astri Febryanti √ √ 5 83 √
2 Aulia Ulil Albab √ √ 4 66 √
3 Desti Nurhayati √ √ 2 33 √
4 Daviq Sabilal Haq √ √ 2 33 √
5 Dika Aura R. √ √ 5 83 √
6 Deri Darmawan √ √ 2 33 √
7 Ega Noviyanti √ √ 3 50 √
8 Fitri Jubaedah √ √ 4 66 √
9 Fadilah A. G. √ √ 3 50 √
10 Hadi Yahya L. √ √ 3 50 √
11 Hanip Warman R. √ √ 3 50 √
12 Kiki Yuni L. √ √ 3 50 √
13 Muhamad Haikal √ √ 3 50 √
14 Nina Herawati √ √ 4 66 √
15 Sopi Siti L. √ √ 3 50 √
16 Sinta Erna W. √ √ 3 50 √
17 Sipayanti √ √ 2 33 √
18 Sri Sulastri √ √ 3 50 √
19 Tria Listiani √ √ 3 50 √
20 Yuda Supriyatna √ √ 2 33 √
Jumlah 2 9 9 0 9 11 62 1032 5 15
Persentase (%) 10 45 45 0 45 55 52 52 25 75
Rata-rata 3,1 52
Berdasarkan tabel di atas pada aspek keterurutan tahap pembuatan dapat diketahui bahwa ada dua atau 10% dari 20 orang siswa yang mendapat skor tiga, ada Sembilan atau 45% dari 20 orang siswa yang mendapat skor dua, dan Sembilan atau 45% dari 20 orang siswa yang mendapat skor satu.
Sedangkan untuk aspek kreatif membuat tahapan tidak ada atau 0% siswa yang mampu mendapat skor tiga, sedangkan ada sembilan atau 45% dari 20 orang siswa yang mendapatkan skor dua, dan ada 11 atau 55% dari 20 orang siswa yang mendapat skor satu.
Dari hasil data awal tersebut peneliti mempunyai inisiatif untuk memperbaiki pembelajaran sehingga kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
dilakukanlah penelitian yang berjudul “Penerapan Strategi Example Non-Example
Menggunakan Media Audio Visual di Kelas IV SDN Awilega Kecamatan
(17)
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Masalah yang ditemukan di Kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang adalah siswa tidak mampu menuliskan kembali urutan tahap membuat sesuatu. Berdasarkan masalah yang ada maka rumuskan masalah yang diajukan sebagai berikut :
a. Bagaimana rencana penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visual di kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang?
b. Bagaimana kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran menulis petunjuk membuat sesuatu dengan menerapkan strategi example non-example menggunakan media audio visual di kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang?
c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pelaksanaan pemebelajaran menulis petunjuk membuat sesuatu dengan menerapkan strategi example non-example menggunakan media audio visual di kelas IV SDN Awilega
Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang?
d. Bagaimana peningkatan hasil belajar sisw dalam menulis petunjuk membuat sesuatu dengan menerapkan strategi example non-example menggunakan media audio visual di kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya yakni siswa kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang masih mengalami kesulitan dalam menuliskan kembali urutan tahap membuat sesuatu, maka peneliti merumuskan suatu solusi yakni dengan menerapkan strategi
example non-example menggunakan media audio visual untuk mengatasi
masalah menulis petunjuk membuat sesuatu.
Penerapan strategi Example Non-Examplemelalui media Audio Visual merupakan salah satu cara untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa
(18)
pada materi menuliskan kembali tahap membuat sesuatu dengan berurutan karena ketika berlangsungnya pembelajaran siswa akan ditugasi untuk melakukan analisis terhadap potongan gambar, teks cerita, dan tayangan video.
Dengan cara siswa menganalisis potongan gambar, teks cerita, dan tayangan video keterampilan menulis siswa dapat terlatih, tidak hanya melatih kemampuan menulis akan tetapi kemampuan berfikir kritis siswa juga terlatih karena dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk menguji ketepatan gagasan ketika memecahkan masalah.
Penerapan strategi example non-examplemelalui media audio visualdi kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabuaten Sumedang untuk pencapaian target hasil yakni 85%. Pembelajaran yang dianggap sudah berhasil mencapai 85% apabila siswanya mendapat nilai ≥ 65. Adapun prosedur pelaksanaan penerapan strategi example non-example melalui media audio visual ini sebagai berikut :
a. guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,
b. siswa dibagi menjadi empat kelompok yang heterogen masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa,
c. setiap anggota kelompok ditugasi untuk membaca teks cerita,
d. guru menanyangkan video dan siswa memperhatikan tayangan video,
e. guru menugaskan setiap kelompok untuk menuliskan kembali urutan mengenai tahan membuat sesuatu yang ditayangkan dalam video dengan mengacu pada potongan gambar yang telah disediakan,
f. setelah selesai, maka perwakilan kelompok mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas,
g. selanjutnya guru bersama siswa mengoreksi hasil pekerjaan setiap kelompok, h. setelah itu siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila kurang jelas akan
materi yang telah disampaikan.
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan masalah yang peneliti kemukakan di atas, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah:
(19)
1. Untuk mengetahui bagaimana rencana penerapan strategi example
non-example menggunakan media audio visual di kelas IV SDN Awilega
Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang.
2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran menulis petunjuk membuat sesuatu dengan menerapkan strategi example non-example menggunakan media audio visual di kelas IV SDN Awilega
Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang.
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pelaksanaan pemebelajaran menulis petunjuk membuat sesuatu dengan menerapkan strategi example non-example menggunakan media audio visual di kelas IV SDN Awilega
Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang.
4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar sisw dalam menulis petunjuk membuat sesuatu dengan menerapkan strategi example non-example menggunakan media audio visual di kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini, diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
a. Adanya pembelajaran yang menggunakan media audio visual, motivasi belajar siswa dapat meningkat.
b. Mempermudah siswa ketika menuliskan kembali tahapan membuat sesuatu dengan terurut.
c. Melatih berfikir kritis serta berfikir kreatif siswa ketika menganalisis potongan gambar.
d. Memperjelas informasi yang didapat siswa ketika mengurutkan tahap membuat sesuatu.
e. Memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan menyenangkan.
(20)
2. Bagi Guru
a. Guru dapat membuat media pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami materi dan mengatasi kesulitan belajar.
b. Guru dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan karakteristik siswa.
c. Guru dapat mengatasi masalah belajar di dalam kelas khususnya pada materi petunjuk membuat sesuatu.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan pengetahuan yang baru untuk meningkatkan proses pembelajaran.
b. Menambah pengetahuan baru mengenai cara meningkatkan proses belajar yang berpengaruh terhadap indeks prestasi.
c. Dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik di Sekolah dasar. d. Meningkatkan efektivitas maupun efisiensi proses pembelajaran.
E. Batasan Istilah
Menulis adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan lambang-lambang bahasa untuk menyampaikan sesuatu baik berupa ide atau pun gagasan kepada orang lain atau pembaca yang dilakukan dengan menggunakan bahasa tulisan. (Cahyani dan Rosmana, 2006, hlm. 98)
Media Pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil pembelajran secara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah. (Sudin dan Saptani, 2009, hlm. 5)
Media Audio Visual adalah media intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu dan teknologi meiputi media yang dapat dilihat, didengar, dan dapat dilihat dan didengar). (Rohani, 1997, hlm. 97-98)
Strategi Example Non-Example merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran.
(21)
(22)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian
1. Lokasi
Lokasi yang dijadikan objek Penelitian Tindakan Kelas adalah SDN Awilega yang terletak di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Alasan dilakukan penelitian tindakan kelas di sekolah ini karena sebagian besar siswanya masih mengalami kesulitan pada saat menuliskan kembali petunjuk membuat sesuatu.
Dari keseluruhan jumlah siswa kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang terdapat 12 orang siswa yang berjenis kelamin perempuan dan delapan orang siswa yang berjenis kelamin laki-laki. SDN Awilega memiliki enam ruang kelas yakni kelas satu, dua, tiga, empat, lima, dan enam dengan rincian peserta didik tiap kelas sebagai berikut.
Tabel 3.1
Jumlah Siswa SDN Awilega
No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. I 15 8 23
2. II 8 17 25
3. III 13 6 19
4. IV 8 12 20
5. V 6 4 10
6. VI 14 9 23
Jumlah 64 56 120
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini adalah tujuh bulan. Dimualai dari bulan November tahun 2013 samapai bulan Juni 2014.
3. Subjek Penelitian
Subjek yang dijadikan penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang terdiri dari 12 orang siswa perempuan dan delapan siswa laki-laki. Daftar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
(23)
Tabel 3.2
Daftar siswa Kelas IV SDN Awilega
No Nama Siswa Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
1 Astri Febryanti √
2 Aulia Ulil Albab √
3 Desti Nurhayati √
4 Daviq Sabilal Haq √
5 Dika Aura Ramdani √
6 Deri Darmawan √
7 Ega Noviyanti √
8 Fitri Jubaedah √
9 Fadilah A.G. √
10 Hadi Yahya L. √
11 Hanip Warman R. √
12 Kiki Yuni L. √
13 Muhamad Haikal √
14 Nina Herawati √
15 Sopi Siti L. √
16 Sinta Erna W. √
17 Sipayanti √
18 Sri Sulastri √
19 Tra Listiani √
20 Yuda Supriyatna √
Jumlah 8 12
B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Masalah belajar yang dihadapi siswa ketika menuliskan kembali urutan mengenai tahap membuat sesuatu adalah permasalahan yang muncul dalam konteks pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Maka dari itu diperlukan perbaikan untuk meningkatkan pembelajaran tersebut dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Clssroom Action Research.)
Menurut Kasbolah (1999, hlm. 12) “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas”.
Selanjutnya Sumadoyo (2013, hlm. 21) menyatakan “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas”.
Sedangkan menurut Kemmis (Wiriaatmadja, 2006, hlm. 12):
(24)
secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalisme dan keadilan dari : a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka; b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan itu; dan c) situasi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan praktek itu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami di dalam kelas dan penelitian tindakan kelas dapat dijadikan suatu solusi agar hasil belajar siswa dapat meningkat.
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan untuk penelitian ini mengacu pada model spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2006, hlm. 62). Penelitian diawali dengan tahap perencanaan, tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan tindakan, refleksi dan tahap perencanaan untuk tindakan selajutnya. Alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas setiap siklus dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Gambar 3.1
Model Spiral yang Ditafsirkan Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2006, hlm. 66)
(25)
Pada gambar 3.1 tampak jelas alur aktivitas penelitian tindakan kelas yang diawali dari perencanaan (Plan) seperti permintaan izin kepada kepala sekolah selaku pemimpin SDN Awilega untuk dilakukannya penelitian, serta menentukan guru yang akan menjadi observer saat dilakukannya penelitian tersebut, mengurus administrasi berupa surat izin penelitian lembaga untuk pihak sekolah SDN Awilega, memberikan informasi kepada observer mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi example non-example menggunakan media audio visual, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I yang meliputi kegiatan penelitian yang difokuskan pada tujuan pembelajaran agar siswa mampu menuliskan kembalitahapan membuat sesuatu, menyiapkan instrumen penelitian meliputi format instrumen penelitian kinerja guru, lembar observasi aktivitas siswa, pedoman wawancara, dan kamera sebagai alat untuk dokumentasi serta menyiapkan media pembelajaran meliputi video, invocus, speaker, dan lembar kerja siswa.
Tahap pelaksanaan (Action) yaitu merupakan implementasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Dalam tahap ini diuraikan secara rinci mengenai langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan strategi
example non-example menggunakan media audio visual agar keterampilan
menulis petunjuk membuat sesuatu siswa kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dapat meningkat.
Tahap pengamatan (observe) dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Tahap pengamatan ini mencakup kegiatan pengamatan kinerja guru, aktivitas siswa serta hasil yang diperoleh setelah melaksanakan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Tahap refleksi (Reflect) merupakan tahapan yang dilakukan untuk mengamati kekurangan yang masih muncul saat proses pembelajaran strategi
example non-example menggunakan media audio visual untuk meningkatkan
keterampilan menulis petunjuk membuat sesuatu, yang kemudian akan dijadikan perencanaan pada siklus selanjutnya. Beberapa tahapan tersebut akan dilaksanakan agar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dapat tercapai dan hasil
(26)
beajar siswa pun menjadi lebih baik dengan niali di atas KKM.
C. Instrumen Penilaian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan berbagai instrumen untuk pengumpulan data diantaranya lebar observasi, pedoman wawancara, dokumentasi, dan tes hasil belajar.
1. Lembar Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan. Untuk memaksimalkan kegiatan observasi dipenelitian ini digunakan alat berupa kamera untuk lebih jelas mengamati kekurangan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam penelitian ini. Menurut Popper (Wiriaatmadja, 2006, hlm. 104) mengungkapkan
bahwa ”observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori”.
Alat observasi yang dilakukan untuk menilai kualitas kinerja guru dalam penelitian ini adalah menggunakan format Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) yang berisi tentang kesiapan guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sebagai tindakan perbaikan dan mengevaluasi pembelajaran bahasa. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan. dalam hal ini evaluasi yang dimaksud merupakan tujuan pembelajaran yang ditetapkan agar siswa mampu menuliskan kembali tahapan membuat sesuatu.
Selain itu penelitian ini menggunakan lembar observasi mengenai aktivitas soswa. Adapun aspek yang dinilai dalam aktivitas siswa adalah keaktifan, kerjasama, dan keseriusan siswa (format terlampir). Ketiga aspek tersebut memiliki tiga indikator yang berbeda, setiap indikator diberi skor satu dan skor ideal dari setiap aspek penilaian adalah tiga. Kedua lembar aktivitas guru dan siswa yang digunakan dalam penelitian ini diisi oleh wali kelas selaku observer.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data kualitatif untuk melengkapi data kuantitatif yang telah diperoleh. Hal ini dilakukan untukmemastikan data yang telah dikumpulkan vilid dan reliable. Menurut
(27)
Hopkins (Wiriaatmadja, hlm. 117) “wawancara adalah salah satu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain”. Sedangkan Denzin (Wiriaatmadja, hlm. 117) menjelaskan bahwa “wawancara
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai hal-hal yang dipandang perlu”.
Pedoman wawancara merupakan salah satu alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui kendala yang ditemui dalam tiap siklusnya. Pedoman wawancara ini ditunjukan untuk wali kelas sebagai observer dan siswa sebagai subjek penelitian.
Guru selaku observer yang mengetahui jalannya proses pembelajaran sampai dengan tahap evaluasi pembelajaran akan mampu menganalisis kekurangan, kelebihan serta manfaat yang diperoleh dari pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menerapkan strategi example non-example menggunakan media audio visual yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis pada materi menulis dan mengurutkan petunjuk membuat sesuatu, maka dari itu digunakan pedoman wawancara untuk kegiatan refleksi agar dapat memperbaiki kekurangan pada siklus selanjutnya.
Siswa sebagai subjek penelitian merupakan acuan dari keberhasilan tindakan yang ditetapkan, untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari sebuah tindakan yang bersifat kualitatif maka digunakan pedoman wawancara yang diberikan sebuah tindakan dilakukan. Wawancara yang dilakukan setelah tindakan dilaksanakan bertujuan untuk merefleksi pembelajaran yang diterapkan menggunakan strategi example non-example menggunakan media audio visual agar siswa dapat memperbaiki kekurangan pada siklus selanjutnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu instrumen penelitian pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. dokumentasi tersebut digunakan untuk merekam proses pembelajaran dari awal sampai tahap evaluasi. Pada proses pembelajaran penelitian digunakan dokumentasi berupa foto dan video untuk mengetahui serta menganalisis aktivitas siswa pada saat melakukan kegiatan
(28)
example non-example atau pada saat melakukan diskusi. Dari berbagai
dokumentasi tersebut dilakukanlah analisis juga refleksi untuk mendapat merumuskan kembali tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus sebelumnya.
D. Prosedur Penilaian
Berdasarkan model Kemmis dan Taggart, maka penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan Tindakan
Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan, yakni peneliti mendeskripsikan apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti, dan langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SDN Awilega dan guru kelas IV untuk mengadakan penelitian.
b. Melakukan observasi dengan cara melakukan wawancara pada guru dan siswa untuk mengidentifikasi masalah yang muncul ketika pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis petunjuk membuat sesuatu.
c. Melakukan diskusi dengan guru Bahasa Indonesia untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan strategi example non-example menggunakan media audio visual.
d. Menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi example
non-example menggunakan media audio visual.
e. Membuat lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, pedoman wawancara dan tes berupa soal sebagai teknik mengumpulkan data awal pembelajaran menulis petunjuk membuat sesuatu.
f. Membuat evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan strategi example
non-example menggunakan media audio visual untuk meningkatkan
(29)
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahapan ini peneliti melaksanakan pembelajaran mengurutkan dan menuliskan tahapan membuat sesuatu di kelas IV SDN Awilega dengan menyertakan audio visual. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan:
a.Kegiatan Awal (±10 menit)
1) Guru bersama siswa berdo’a sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai.
2) Guru melakukan absen untuk mengetahui kehadiran siswa.
3) Mempersiapkan materi ajar dengan cara menyuruh siswa mempersiapkan buku tulis, buku sumber, dan alat tulis di atas meja masing-masing.
4) Apersepsi (Menghubungkan pelajaran yang lalu dengan yang
sekarang) dengan cara bertanya “Anak-anak hari ini kita akan belajar bahasa Indonesia lagi, masih ingatkah apa yang kita pelajari pertemuan
sebelumnya?” dan seterusnya hingga ada konektivitas antara pembelajaran
sekarang dengan pembelajaran yang sebelumnya.
5) Mengemukakan tujuan pembelajaran yakni siswa dapat mengurutkan tahap membuat sesuatu dan siswa dapat dengan kreatif memodifikasi hasilnya. b. Kegiatan Inti (±45 menit)
1) Guru menjelaskan materi pembelajaran.
2) Siswa dibagi menjadi empat kelompok masing-masing terdiri dari lima siswa (jumlah total siswa di kelas: 20 orang).
3) Setiap kelompok mendapat teks bacaan sesuai dengan banyak anggotanya. 4) Setiap anggota kelompok ditugasi untuk membaca teks bacaan
5) Guru menanyangkan video
6) Setiap kelompok ditugasi untuk menuliskan kembali isi dari tayangan video serta teks cerita.
7) Selanjutnya guru bersama siswa mengoreksi hasil pekerjaan setiap kelompok.
8) Setelah selesai mengkoreksi siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila kurang jelas.
(30)
c. Kegiatan Akhir (±15 menit)
1) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
2) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.
3) Guru menutup pembelajaran.
3. Tahap Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang bertujuan untuk mengukur kinerja guru berupa Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) sedangkan aktivitas sisw digunakan lembar observasi aktivitas. Tidak hanya menggunakan format instrumen, akan tetapi pada tahap observasi peneliti menggunakan kamera untuk mendokumentasikan penerapan strategi
example non-example menggunakan media audio visual untuk meningkatkan
kemampuan menulis petunjuk membuat sesuatu. 4. Tahap Analisis dan Refleksi
Tahap analisis dan refleksi merupakan kegiatan akhir dalam penelitian yang berfungsi untuk menganalisis semua informasi yang didapat selama penelitian. Hal ini dilakukan sebagai salah satu sumber untuk melakukan tindakan selanjutya agar dapat mencapai semua tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kegiatan refleksi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengecekan terhadap penilaian kinerja guru, lembar aktivitas siswa, menganalisis lembar wawancara dan observasi serta mengecek hasil belajar siswa melalui format penilaian yang disediakan.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data
a. Pengolahan Data Proses
Dalam melakukan data proses, penelitian ini menggunakan format instrumen penilaian kinerja guru dan aktivitas siswa. Format hasil observasi kinerja guru terlebih dahulu dikumpulkan kemudian dilakukan analisis untuk
(31)
dijadikan data dalam perencanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Mengumpulkan dan menganalisis nilai aktivitas siswa yang terdapat pada lembar observasi aktivitas siswa pada lembar observasi aktivitas siswa:
1) Keaktifan
a) Mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran
b) Mengajukan tanggapan mengenai apa yang di kemukakan oleh guru maupun siswa
c) Terlibat langsung dalam pembelajaran 2) Kerjasama
a) Berdiskusi dengan teman sekelompoknya
b) Membantu teman yang mengalami kesulitan saat kerja kelompok c) Melakukan kerja sama saat mengkoreksi kelompok lain
3) Keseriusan
a) Menunjukan perhatian dan antusias saat proses pembelajaran b) Tidak bergurau dengan temannya
c) Memperhatikan guru saat menjelaskan materi pembelajaran
Untuk skor tiga diberikan jika semua kriteria dapat terpenuhi, skor dua diperoleh apabila hanya dua kriteria yang terpenuhi, dan skor satu jika hanya satu kriteria yang terpenuhi, skor nol jika tidak ada satu pun kriteria yang terpenuhi. Apabila semua kriteria dari semua aspek sudah terpenuhi maka skor yang diperoleh siswa adalah sembilan. Skor tersebut merupakan skor ideal sehingga penilaian dilakukan dengan cara menghitung jumlah skor yang diperoleh dengan interpretasi nilai sebagai berikut.
Baik : Jika jumlah skor yang diperoleh 7-9 Cukup : Jika jumlah skor yang diperoleh 4-6 Kurang : Jika jumlah skor yang diperoleh 0-3
Sedangkan untuk menilai kinerja guru dalam mengajar, digunakan lembar IPKG dengan aspek yang dinilai yaitu perencanaan, kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir, dan evaluasi. Skor ideal yang diperoleh adalah 36 dengan persentase dapat dihitung dengan cara skor yang diperoleh dibagi skor ideal dikali seratus persen. Hasil tersebut dapat diinterpretasikan ke dalam lima kriteria,
(32)
yaitu (Baik Sekali) jika persentase 81%-100%, (Baik) jika persentase 61%-80%, (Cukup) jika persentase 41%-60%, (Kurang) jika persentase 21%-40%, dan (Kurang Sekali) jika persentase 0%-20%.
Pengolahan data proses diteruskan dengan mengolah hasil wawancara guru dan siswa mengenai pendapat guru dan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Pedoman wawancara guru dan siswa memuat pertanyaan mengenai pendapat guru dan siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran, kesulitan atau kemudahan yang dirasa ketika pembelajaran dilakukan, dan bagaimana kesan atau perasaan siswa juga guru ketika pembelajaran dengan menerapkan strategi
example non-example menggunakan media audio viasual.Hasil wawancara siswa
dan guru akan dijadikan refleksi pembelajaran. Dari keselurhan hasil wawancara yang sudah terkumpul akan dilakukan penyimpulan. kesimpulan tersebut dijadikan refleksi sebagai acuan dalam mengambil keputusan dan pertimbangan alasan-alasan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.
Pengolahan data proses yang terakhir dilakukan melalui dokumen berupa foto. Foto tersebut berupa gambaran ketika proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil foto tersbut, dapat diketahui situasi pembelajaran yang terjadi ketika guru mengajar dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran.
b. Pengolahan Data Hasil
Dalam pengolahan data hasil, data yang diperoleh peneliti adalah nilai perolehan siswa dari aspek-aspek yang merujuk pada hasil belajar siswa melalui tes tertulis. Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah keterurutan tahap pembuatan dan kreatif membuat tahapan. Rentang skor pada setiap aspek yaitu 1-3, maka skor idealnya adalah 6. Untuk kriteria indikator dalam penskoran setiap aspek terdapat pada format penilaian tes hasil belajar siswa (terlampir). Sedangkan nilai akhir didapat dari skor yang diperoleh siswa dibagi skor ideal dikali 100. Teknik pengolahan data yang akan dilakukan peneliti untuk melihat peningkatan hasil yaitu dengan menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), KKM pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi menulikan kembali tahapan membuat sesuatu adalah 65. Maka siswa dinyatakan telah tuntas apabila sudah
(33)
mencapai nilai akhir ≥ 65, sedangkan siswa yang dinyatakan belum tuntas adalah siswa yang nilainya < 65.
Tabel 3.3
Rentang KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)
Kompetensi Dasar
Kriteria Ketuntasan Minimum
Jumlah Nilai
Nilai KKM Kompleksitas Daya Dukung Intake
Menuliskan dan mengurutkan kembali tahapan membuat sesuatu
65 65 65 195 65
Kriteria Penetapan KKM : a. Kompleksitas
Tingkat kompleksitas adalah tingkat kerumitan materi yang ada dalam indikator pembelajaran sebuah standar kompetensi termasuk kesulitan dan kerumitan guru untuk menyampaikan materi tersebut. Kompleksitas dari standar kompetensi adalah sebagai berikut.
1) Membutuhkan alokasi waktu yang lama.
2) Memerlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi dalam menjelaskan materi.
3) Memerlukan metode pembelajaran yang menarik dan bervariasi.
Tingkat kompleksitas dalam kompetensi dasar ini termasuk dalam kategori sedang yakni 65.
b. Daya Dukung
Daya dukung merupakan aspek yang terdiri dari ketersediaan sarana dan prasarana, pendidik, manajemen administrasi sekolah sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran. Kriteria penilaian pada aspek daya dukung adalah sebagai berikut.
1) Media yang digunakan tersedia
2) Ruang kelas mendukung dalam pelaksanaan diskusi
3) Sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran tersedia.
Daya dukung dalam kompetensi dasar ini memiliki kategori sedang yakni 65. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran terdapat media pembelajaran yang mendukung siswa dalam belajar, namun sarana dan prasarana tidak berfungsi
(34)
secara optimal dalam pembelajaran. c. Intake Siswa
Intake siswa merupakan kemampuan rata-rata siswa memahami indikator
pembelajaran dari sebuah kompetensi dasar. Adapun kriteria penilaian intake siswa adalah sebagai berikut.
a. Sebagian besar siswa mempunyai kemampuan penalaran yang tinggi. b. Sebagian besar siswa terampil menerapkan konsep.
c. Sebagian besar siswa cermat, kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan tugas.
Dalam standar kompetensi ini intake siswa menunjukan angka 65 dengan kategori sedang.
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) diperoleh dari hasil penjumlahan ketiga aspek yaitu kompeksitas, daya dukung dan intake siswa dibagi tiga dengan rumus:
Penafsiran KKM yaitu dengan memberikan rentang nilai pada setiap kriteria yang ditetapkan. Rentang nilai KKM menurut KTSP dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4
Rentang Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum
Kriteria Kategori Rentang Skor
Kompleksitas Indikator Tinggi 50-64
Sedang 65-80
Rendah 81-100
Daya Dukung Sarana dan Prasarana
Tinggi 81-100
Sedang 65-80
Rendah 50-64
Intake Siswa Tinggi 81-100
Sedang 65-80
Rendah 50-64
Kompetensi dasar menulis kan kembali tahapan membuat sesuatu memiliki kriteria kompleksitas sedang yaitu 65, daya dukung sedang yaitu 65, dan intake siswa sedang yaitu 65.
(35)
Jadi siswa dikatakan tuntas apabila telah memperoleh nilai ≥ 65 dan
dinyatakan tidak tuntas apabila mendapatkan nilai < 65. 3. Analisis Data
Sugiyono (2006, hlm.89) mengemukakan pengertian analisis data sebagai berikut.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan membuat kesimpulan dari data yang telah diperoleh agar mudah dipahami dan diinformasikan pada orang lain. Data yang dimaksud terdiri dari hasil observasi kinerja guru, aktivitas siswa,wawancara guru dan murid serta hasil belajar siswa. a) Analisis Data Proses
Analisis data proses didapat dari pengolahan data lembar observasi aktivitas siswa, instrumen penilaian kinerja guru, pedoman wawancara dan dokumentasi. Lembar aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada proses pembelajaran sesuai dengan tindakan yang telah dilaksanakan khususnya pada siswa sebagai subjek penelitian. Dalam lembar observasi terdapat aspek keaktifan, kerjasama dan keseriusan siswa dalam proses pembelajaran. Setiap aspek memiliki indikator dan skor yang berbeda-beda dimana untuk skor ideal adalah sembilan. Jika aspek yang muncul hanya satu maka skor yang diperoleh siswa satu, namun jika aspek yang muncul itu dua maka perolehan skor yang diperoleh siswa pun dua, dan jika ada tiga aspek yang muncul maka skor yang diperoleh siswa tiga. Setiap aspek yang diperoleh maka akan dijumlahkan dengan interpretasi nilai yang berbeda pula, untuk memperoleh tafsiran Baik maka skor yang diperoleh siswa harus 7-9 sedangkan untuk tafsiran cukup perolehan skor siswa harus 4-6 dan jika siswa memperoleh skor 0-3 maka siswa tersebut masuk pada tafsiran kurang.
(36)
Instrumen penilaian kinerja guru terdiri dari bagaimana cara guru merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Berhasil atau tidaknya guru ketika mengajar dapat dilihat dari instrumen kinerja guru. Setiap tahap dari kinerja guru memiliki aspek berbeda sehingga perolehan skornyapun berbeda pula. Untuk tahap perencanaan aspek yang dinilai adalah merumuskan tujuan pembelajaran secara khusus, merencanakan skenario pembelajaran, dan mengembangkan materi pembelajaran sehingga jumlah dari keseluruhan skor pada tahap ini adalah sembilan. Tahap pelaksanaan, aspek yang dinilai berupa kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir dan evaluasi pembelajaran dengan perolehan skor ideal adalah 27. Dari kedua tahap tersebut di ambil jumlah skor total sebesar 36 dengan persentase skor diperoleh dari perolehan skor dibagi skor ideal dikali 100 angka baku dalam persen. Persentase yang telah didapatakan ditafsirkan pada kriteria baik sekali, baik, cukup, kurang, kurang sekali. Baik sekali jika persentase yang diperoleh mulai dari 100%-81%, baik jika persentasenya 80%-61%, cukup jika perolehan persentase 60%-41%, kurang jika persentasenya 40%-21%, dan tafsiran kurang sekali jika perolehan persentasenya 0%-20%.
Pedoman hasil wawancara merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk pendapat guru dan siswa mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan. Wawancara berisikan pertanyaan mengenai pendapat setelah dilaksanakan pembelajaran, hambatan yang dirasa dan bagaimana kesan pembelajaran dengan menerapakan strategi example non-example menggunakan media audio visual. Setelah mendapatkan hasil wawancara akan dilakukan analisis dan diskusi bersama teman atau dosen supaya data-data yang diperoleh memiliki nilai-nilai temuan yang mampu mendukung pada pengembangan teori. Setelah dilakukan analisis dan diskusi, selanjutnya dilakukan penyajian data. Penyajian data dilakukan dengan cara membuat teks naratif yang berisikan rangkuman inti dari semua jawaban yang diperoleh.
Selain itu dokumentasi berupa foto digunakan untuk menganalisis proses pembelajaran dan dapat digunakan sebagai alat refleksi, untuk dapat memperbaiki proses pembelajaran pada siklus selanjutnya.
(37)
b) Analisis Data Hasil
Instrumen yang digunakan untuk menganalisis data hasil berupa format penilaian yang diolah sesuai dengan penilaian yang tersedia dengan aspek keterurutan tahap pembuatan dan kreatif membuat tahapan. Masing-masing aspek memiliki skor satu sampai tiga dengan skor ideal sembilan. Nilai diperoleh dari jumlah skor perolehan dibagi skor ideal dikali seratus dalam angka baku dalam persen. Siswa dinyatakan tuntas apabila melebihi KKM yaitu 65 namun jika siswa mendapat nilai di bawah 65 maka siswa tersebut dinyatakan belum tuntas. Dari penilaian hasil belajar yang telah dilakukan, selanjutnya akan dicocokan dengan dokumentasi berupa evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan agar dapat mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa saat mengikuti pembelajaran dengan menerapkan strategi example non-example menggunakan media audio visual. Hasil yang diperoleh akan dijadikan acuan untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
F. Validasi Data
Penelitian ini menggunakan empat teknik validasi data dengan merujuk kepada teknik validasi yang dikemukakan oleh Hopkins (Wiriaatmadja, 2006, hlm.168-171) yakni sebagai berikut.
1. Member check
Member check adalah memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir pertemuan tindakan. Dalam penelitian ini, member check digunakan untuk meninjau kembali data dan mengkonfirmasikan kepada guru. Hal ini bertujuan untuk menguatkan data yang telah diperoleh mengenai masalah yang terjadi di dalam kelas, serta mengetahui dampak yang terjadi setelah dilakukannya tindakan tersebut. Member check dilakukan dengan cara memeriksa keseluruhan data berupa observasi dan wawancara yang diperoleh ketika pembelajaran menulis petunjuk membuat sesuatu sehingga data tersebut dapat terbukti kebenarannya, kemudian dikonfirmasikan kembali pada guru kelas IV SDN Awilega yakni Ibu
(38)
Yeti Omay Sutarsih, S.Pd. SD.
2. Triangulasi
Triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis
yang peneliti sendiri timbulkan dengan cara membandingkan dengan hasil orang lain. Triangulasi dilakukan untuk memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan cara membandingkandata-data yang diperoleh dari observasi aktivitas siswa, lembar kinerja guru dan pedoman wawancara. Data diperoleh dari mitra peneliti yaitu hadir yakni Ibu Yeti Omay Sutarsih, S.Pd.SD. Apabila ada data yang tidak cocok maka akan segera dilakukan pengecekan kembali sehingga data-data tersebut dapat di pastikan keberhasilannya. Misalnya ketika data penelitian menunjukan bahwa aktivitas siswa baik namun data dari mitra peneliti mengatakan kurang baik, maka diadakan pengecekan ulang terhadap data tersebut dan data yang tidak selaras dapat diketahui kebenarannya sehingga dapat dilakukan perubahan.
3. Audit trail
Audit trail adalah mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan
data dengan cara mendiskusikan kembali dengan teman sejawat yaitu teman mahasiswa. Dalam penelitian ini dilakukan diskusi dengan teman sebaya yaitu Euis mengenai masalah dan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi. Hal ini dilakukan untuk mengecek kembali prosedur dan metode pengumpulan data yang sudah dilakukan.
4. Expert opinion
Expert opinion ini dilakukan untuk mengecek kebenaran temuan kepada
pakar yang ahli di bidangnya, dalam hal ini peneliti melakukan konfirmasi kepada dosen pembimbing yaitu dosen pembimbing I Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd. dan dosen pembimbing II Diah Gusrayani, M.Pd. untuk memperoleh arahan dan masukan agar validasi temuan penelitian dapat dipertanggung jawab..
(39)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan mengenai penerapan strategi
example non-example menggunakan media audio visual yang dilakukan di kelas
IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis pada materi menulis petunjuk membuat sesuatu, maka dapat disimpulkan hasil sebagai berikut.
1. Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru dari mulai pembelajaran siklus I sampai siklus III telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan persentase yang diperoleh dari siklus III sudah melebihi target yang ditentukan yaitu 100%.
2. Kinerja Guru
Penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dapat meningkatkan kinerja guru. a. Pada siklus I persentase kinerja guru mencapai 83,33% dengan tafsiran baik
sekali dan telah dilaksanakan dengan baik.
b. Pelaksanaan pembelajaran siklus II menunjukkan peningkatan kinerja guru menjadi 94,44% dengan tafsiran baik Sekali.
c. Pelaksanaan pembelajaran siklus III menunjukkan peningkatan kinerja guru menjadi 97,22% dengan tafsiran baik sekali.
Dengan demikian, maka penerapanstrategi example non-example
menggunakan media audio visual pada materi menulis petunjuk membuat sesuatu di kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang telah meningkatkan kinerja guru.
3. Aktivitas Siswa
(40)
dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi menulis petunjuk membuat sesuatu.
a. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, persentase siswa yang dinyatakan baik sebanyak 75 %.
b. Pada pelaksanaan siklus II, persentase siswa yang dinyatakan sangat baik dan baik sebanyak 82 %.
c. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus III, persentase siswa yang dinyatakan sangat baik dan baik sebanyak 89 %.
Dengan demikian, penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visualtelah meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi menulis petunjuk membuat sesuatu.
4. Hasil Belajar
Penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menulis petunjuk membuat sesuatu. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, persentase siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 65% atau 13 siswa, pada pelaksanaan siklus II persentase siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 85% atau 17 siswa sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran siklus III persentase siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 95% atau 19 siswa.
Dengan demikian, penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visual telah meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menulis petunjuk membuat sesuatu.
B. Saran
Penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visual merupakan strategi dan media pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa padamateri menulis petunjuk membuat sesuatu. Berdasarkan pemaparan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang ada beberapa hal yang disarankan sebagai implikasi dari penelitian ini, diantaranya sebagai berikut.
(41)
1. Bagi Guru
a. Guru harus mampu memahami berbagai materi serta langkah-langkah mengenai penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visual agar dapat diterapkan dengan maksimal serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Strategi example non-example merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan oleh guru untuk dapat mengembangan berbagai keterampilan bahasa khususnya keterampilan menulis. Akan tetapi guru harus mampu mengembangkan materi serta merencanakan skenario pembelajaran yang menarik serta disesuaikan dengan tingkat kerumitan materi, sarana dan prasarana lingkungan siswa dan kemampuan siswa, hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh seluruh siswa.
c. Media audio visual merupakan jenis media yang dapat dimodifikasi oleh guru serta dapat dipadukan dengan strategi atau pembelajaran lain agar dapat memberikan motivasi bagi siswa dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Kegiatan menulis yang bertujuan untukmenuliskan tahapan membuat sesuatu harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan belajar siswa.
b. Kegiatan menulis yang dilakukan oleh siswa hendaknya dilakukan dengan bimbingan guru, agar keterampilan berbahasa siswa dapat dimaksimalkan khususnya pada kegiatan menulis yang berfungsi untuk berkomunikasi dengan manusia lain.
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, pihak sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan tujuan tersebut.
b. Sekolah sebagai tempat pelaksanaan pendidikan hendaknya memberikan pelatihan kepada guru sebagai praktisi pendidikan agar dapat mengembangkan berbagai metode atau model pembelajaran serta menerapkannya dalam proses pembelajaran.
(42)
C. Temuan Lain
Selain kesimpulan dari penelitian ini yang merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian, didapat temuan lain berdasarkan pedoman wawancara yang yang dilakukan setiap siklusnya, didapat fakta baru mengenai siswa yang tidak pernah mengalami pembelajaran dengan menyertakan media audio visual sehingga membuat siswa kurang termotivasi mengikuti setiap rangkaian pembelajaran, setelah diterapkannyastrategi example non-example menggunakan media audio visualsiswa merasa antusias serta siswa dapat mempraktikan kegiatan yang ada pada tayangan video secara langsung di luar pembelajaran. Selain itu hal ini dapat dijadikan acuan bagi guru agar menerapkan strategi pembelajaranyang dapat melibatkan siswa secara langsung agar proses pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih bermakna.
(43)
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, I. & Rosmana, I.A. (2006). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI PRESS.
Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Keterampilan Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. Bandung: Pustaka Latifah.
Djuanda, D., Resmini, N. & Indihadi, D. (2006) Pembinaan dan Pengembangan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS
Hernawan, H.A., Zaman, B. & Riyana, C. (2007). Media Pembelajaran Sekolah
Dasar. Bandung: UPI PRESS
Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Resmini, N. Hartanti, T. & Cahyani, I. (2006). Pembinaan dan Pengembangan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Bandung: UPI PRESS
Resmini, N. Hartanti, T. & Cahyani, I. (2009). Pembinaan dan Pengembangan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Bandung: UPI PRESS
Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sudin, A. & Saptani, E. (2009). Media Pembelajaran. Sumedang: UPI Kampus Sumedang.
Sumadoyo, S. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu
Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tim Penyusun Kamus Besar. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Tim Penulis. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SD/MI. Jakarta: Bp. Dharma Bhakti
Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
(1)
Yeti Omay Sutarsih, S.Pd. SD. 2. Triangulasi
Triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang peneliti sendiri timbulkan dengan cara membandingkan dengan hasil orang lain. Triangulasi dilakukan untuk memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan cara membandingkandata-data yang diperoleh dari observasi aktivitas siswa, lembar kinerja guru dan pedoman wawancara. Data diperoleh dari mitra peneliti yaitu hadir yakni Ibu Yeti Omay Sutarsih, S.Pd.SD. Apabila ada data yang tidak cocok maka akan segera dilakukan pengecekan kembali sehingga data-data tersebut dapat di pastikan keberhasilannya. Misalnya ketika data penelitian menunjukan bahwa aktivitas siswa baik namun data dari mitra peneliti mengatakan kurang baik, maka diadakan pengecekan ulang terhadap data tersebut dan data yang tidak selaras dapat diketahui kebenarannya sehingga dapat dilakukan perubahan.
3. Audit trail
Audit trail adalah mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan kembali dengan teman sejawat yaitu teman mahasiswa. Dalam penelitian ini dilakukan diskusi dengan teman sebaya yaitu Euis mengenai masalah dan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi. Hal ini dilakukan untuk mengecek kembali prosedur dan metode pengumpulan data yang sudah dilakukan.
4. Expert opinion
Expert opinion ini dilakukan untuk mengecek kebenaran temuan kepada pakar yang ahli di bidangnya, dalam hal ini peneliti melakukan konfirmasi kepada dosen pembimbing yaitu dosen pembimbing I Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd. dan dosen pembimbing II Diah Gusrayani, M.Pd. untuk memperoleh arahan dan masukan agar validasi temuan penelitian dapat dipertanggung jawab..
(2)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan mengenai penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visual yang dilakukan di kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis pada materi menulis petunjuk membuat sesuatu, maka dapat disimpulkan hasil sebagai berikut.
1. Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru dari mulai pembelajaran siklus I sampai siklus III telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan persentase yang diperoleh dari siklus III sudah melebihi target yang ditentukan yaitu 100%.
2. Kinerja Guru
Penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dapat meningkatkan kinerja guru. a. Pada siklus I persentase kinerja guru mencapai 83,33% dengan tafsiran baik
sekali dan telah dilaksanakan dengan baik.
b. Pelaksanaan pembelajaran siklus II menunjukkan peningkatan kinerja guru menjadi 94,44% dengan tafsiran baik Sekali.
c. Pelaksanaan pembelajaran siklus III menunjukkan peningkatan kinerja guru menjadi 97,22% dengan tafsiran baik sekali.
Dengan demikian, maka penerapanstrategi example non-example menggunakan media audio visual pada materi menulis petunjuk membuat sesuatu di kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang telah meningkatkan kinerja guru.
3. Aktivitas Siswa
(3)
dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi menulis petunjuk membuat sesuatu.
a. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, persentase siswa yang dinyatakan baik sebanyak 75 %.
b. Pada pelaksanaan siklus II, persentase siswa yang dinyatakan sangat baik dan baik sebanyak 82 %.
c. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus III, persentase siswa yang dinyatakan sangat baik dan baik sebanyak 89 %.
Dengan demikian, penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visualtelah meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi menulis petunjuk membuat sesuatu.
4. Hasil Belajar
Penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menulis petunjuk membuat sesuatu. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, persentase siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 65% atau 13 siswa, pada pelaksanaan siklus II persentase siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 85% atau 17 siswa sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran siklus III persentase siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 95% atau 19 siswa.
Dengan demikian, penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visual telah meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menulis petunjuk membuat sesuatu.
B. Saran
Penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visual merupakan strategi dan media pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa padamateri menulis petunjuk membuat sesuatu. Berdasarkan pemaparan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Awilega Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang ada beberapa hal yang disarankan sebagai implikasi dari penelitian ini, diantaranya sebagai berikut.
(4)
1. Bagi Guru
a. Guru harus mampu memahami berbagai materi serta langkah-langkah mengenai penerapan strategi example non-example menggunakan media audio visual agar dapat diterapkan dengan maksimal serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Strategi example non-example merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan oleh guru untuk dapat mengembangan berbagai keterampilan bahasa khususnya keterampilan menulis. Akan tetapi guru harus mampu mengembangkan materi serta merencanakan skenario pembelajaran yang menarik serta disesuaikan dengan tingkat kerumitan materi, sarana dan prasarana lingkungan siswa dan kemampuan siswa, hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh seluruh siswa.
c. Media audio visual merupakan jenis media yang dapat dimodifikasi oleh guru serta dapat dipadukan dengan strategi atau pembelajaran lain agar dapat memberikan motivasi bagi siswa dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Kegiatan menulis yang bertujuan untukmenuliskan tahapan membuat sesuatu harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan belajar siswa.
b. Kegiatan menulis yang dilakukan oleh siswa hendaknya dilakukan dengan bimbingan guru, agar keterampilan berbahasa siswa dapat dimaksimalkan khususnya pada kegiatan menulis yang berfungsi untuk berkomunikasi dengan manusia lain.
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, pihak sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan tujuan tersebut.
b. Sekolah sebagai tempat pelaksanaan pendidikan hendaknya memberikan pelatihan kepada guru sebagai praktisi pendidikan agar dapat mengembangkan berbagai metode atau model pembelajaran serta menerapkannya dalam proses pembelajaran.
(5)
C. Temuan Lain
Selain kesimpulan dari penelitian ini yang merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian, didapat temuan lain berdasarkan pedoman wawancara yang yang dilakukan setiap siklusnya, didapat fakta baru mengenai siswa yang tidak pernah mengalami pembelajaran dengan menyertakan media audio visual sehingga membuat siswa kurang termotivasi mengikuti setiap rangkaian pembelajaran, setelah diterapkannyastrategi example non-example menggunakan media audio visualsiswa merasa antusias serta siswa dapat mempraktikan kegiatan yang ada pada tayangan video secara langsung di luar pembelajaran. Selain itu hal ini dapat dijadikan acuan bagi guru agar menerapkan strategi pembelajaranyang dapat melibatkan siswa secara langsung agar proses pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih bermakna.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, I. & Rosmana, I.A. (2006). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI PRESS.
Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Keterampilan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: Pustaka Latifah.
Djuanda, D., Resmini, N. & Indihadi, D. (2006) Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS Hernawan, H.A., Zaman, B. & Riyana, C. (2007). Media Pembelajaran Sekolah
Dasar. Bandung: UPI PRESS
Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Resmini, N. Hartanti, T. & Cahyani, I. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Bandung: UPI PRESS Resmini, N. Hartanti, T. & Cahyani, I. (2009). Pembinaan dan Pengembangan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Bandung: UPI PRESS Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sudin, A. & Saptani, E. (2009). Media Pembelajaran. Sumedang: UPI Kampus Sumedang.
Sumadoyo, S. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu
Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tim Penyusun Kamus Besar. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Tim Penulis. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: Bp. Dharma Bhakti
Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya