IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB.

(1)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA

TUNAGRAHITA DI SMALB

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh :

BAYU DWI SULISTIYO E.0551.0800485

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BADUNG 2014


(2)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Bayu Dwi Sulistiyo (2014). “Implementasi Metode Simulasi Pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif Bagi Siswa Tunagrahita Di SMALB”. Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan kemampuan siswa SMALB dalam keterampilan otomotif yang belum optimal. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai hasil implementasi metode pembelajaran latihan keterampilan simulasi pada pembelajaran keterampilan vokasional otomotif untuk siswa SMALB tunagrahita. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian subjek tunggal single subject research. Metode ini adalah metode yang bertujuan untuk memodifikasi prilaku, dimana pengambilan dan pengolahan data dalam metode ini difokuskan untuk melihat perubahan prilaku subjek, apakah ada atau tidaknya pengaruh intervensi terhadap target behavior dalam fase yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 3 subjek tunagrahita di SMALB pada pembelajaran keterampilan otomotif dapat diketahui pada perubahan level menunjukkan arah yang meningkat artinya kemampuan peserta didik keterampilan mencuci sepeda motor pada tiap fase intervensi menggambarkan peningkatan. Analisis antar kondisi Overlap dengan membandingkan fase Interversi B dengan Baseline A1 serta Intervensi B dengan Baseline A2 menunjukkan peserta didik 1 mendapat nilai 40% sedangkan peserta didik 2 dan 3 mendapat nilai 0% hal ini berarti semakin kecil nilai overlap mengandung makna bahwa intervensi berpengaruh terhadap target behavior berupa kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor. Waktu yang diperlukan dari 3 siswa dalam mengerjakan suatu proses secara keseluruhan mencuci motor bagi peserta 1 adalah 32,96 menit, bagi peserta didik 2 adalah 37,67 menit dan bagi peserta didik 3 adalah 34,03 menit.


(3)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah dan rahmat-Nya, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Implementasi Metode Simulasi Pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif Bagi Siswa Tunagrahita Di SMALB”. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis telah berupaya menampilkan yang terbaik dalam pembuatan skripsi ini, namun kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memenuhi maksud dan tujuannya, serta bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas dengan limpahan kebaikan.

Bandung, Juni 2014

Bayu Dwi Sulistiyo


(4)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah dan rahmat-Nya, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya pembuatan skripsi ini adalah berkat kerjasama dan bantuan dari semua pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Wahid Munawar, M.Pd., selaku Ketua Jurusan dan Dosen Pembimbing I.

2. Bapak Sriyono, S.Pd., selaku Dosen Pembimbing II.

3. Bapak Dr. Eng. AgusSetiawan, M.Si.,selaku Dekan FPTK UPI.

4. Bapak Dr. Amay Suherman, M.Pd., selaku Ketua Prodi S 1 Pendidikan Teknik Mesin JPTM FPTK UPI.

5. Bapak Dr. Wowo Sunaryo K, M.Pd., selaku Ketua KBK Otomotif.

6. Bapak Iyep Sutia, yang telah banyak memberikan dukungan dalam mengerjakan skripsi.

7. Seluruh Dosen partisipanseminar I, seminar II dan sidang.

8. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI.

9. Ayahanda dan ibunda tercinta, yang tiada hentinya memberikan dukungan baik moril maupun materil, nasehat, do’a serta kesabaranya selama penulisan ini berlangsung.

10. Sahabat mahasiswa 2008 Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Otomotif yang telah banyak memberikan semangat dan membantu penulis ketika penulis membutuhkan saran serta bantuan dalam mengerjakan skripsi.

Akhir kata, mudah-mudahan penulisan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya serta bagi yang membaca pada umumnya, dan hanya kepada allah SWT penulis serahkan.


(5)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 92

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Perumusan Masalah ... 5

D. Indikator Keberhasilan. ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

H. Struktur Organisasi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan umum peserta didik difabel ... 8

1. Retardasi Metal (Tunagrahita) ... 8

2. Klasifikasi Tunagrahita ... 9

3. Karakteristik Tunagrahita ... 10

4. Faktor Peyebab ... 11


(6)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Metode Simulasi ... 12

2. Tujuan metode simulasi ... 13

3. Kelebihan dan kelemahan metode simulasi ... 14

4. Jenis dan langkah metode simulasi ... 14

5. Langkah-langkah metode simulasi ... 15

C. Pembelajaran Keterampilan Vokasional ... 16

1. Pengertian pembelajaran keterampilan vokasional ... 16

2. Fungsi mata pelajaran keterampilan vokasional ... 16

3. Tujuan Pengajaran Keterampilan vokasional ... 17

D. Ruang lingkup pengajaran keterampilan ... 17

E. Keterampilan Otomotif ... 18

1. Pengertian Keterampilan Otomotif ... 18

2. Otomotif Sepeda Motor ... 18

3. Langkah-langkah perawatan sepeda motor ... 19

F. Penelitian Terdahulu ... 24

G. Kerangka Pemikiran ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Variabel Penelitian ... 27

1. Definisi Konsep ... 27

2. Definisi Operasional Variabel ... 27

B. Metode Penelitian ... 28

C. Prosedur Penelitian ... 29

1. Prosedur Penelitian ... 29

2. Desain Penelitian ... 29

3. Teknik Pengumpulan Data ... 31

D. Objek Penelitian ... 31

1. Lokasi Penelitian ... 31

2. Populasi dan Sampel ... 32


(7)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Instrumen penelitian ... 33

G. Teknik analisi data ... 34

BAB IV ... 40

A. Deskripsi data ... 40

B. Analisis Visual Kemampuan Keterampilan Mencuci Sepeda Motor ... 49

C. Pembahasan Analisis Dalam Kondisi dan Analisis Antar Kondisi ... 77

D. Waktu yang diperlukan ... 78

BAB V ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 84


(8)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Instrumen Penelitian ... 33

3.2 Panjang Kondisi ... 35

3.3 Estimasi Kecendrungan Arah ... 36

4.1 Kemampuan Mencuci Sepeda Motor Siswa 1 ... 49

4.2 Kemempuan Mencuci Motor Siswa 2 ... 51

4.3 Kemempuan Mencuci Motor Siswa 3 ... 52

4.4 Panjang Kondisi ... 53

4.5 Panjang Kondisi Siswa 1 ... 54

4.6 Panjang Kondisi Siswa 2 ... 55

4.7 Panjang Kondisi Siswa 3 ... 56

4.8 Persentase Stabilitas Siswa 1 ... 66

4.9 Persentase Stabilitas Siswa 2 ... 66

4.10 Persentase Stabilitas Siswa 3 ... 67

4.11 Kecendrungan Jejak Data Siswa 1 ... 67

4.12 Kecendrungan Jejak Data Siswa 2 ... 67

4.13 Kecendrungan Jejak Data Siswa 3 ... 68

4.14 Level Stabilitas Rentang Siswa 1 ... 68

4.15 Level Stabilitas Rentang Siswa 2 ... 69

4.16 Level Stabilitas Rentang Siswa 3 ... 69

4.17 Level Perubahan Siswa 1 ... 69

4.18 Level Perubahan Siswa 2 ... 70


(9)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.20 Rangkungan Hasil Analisis Dalam Kondisi Siswa 1 ... 70

4.21 Rangkungan Hasil Analisis Dalam Kondisi Siswa 2 ... 71

4.22 Rangkungan Hasil Analisis Dalam Kondisi Siswa 3 ... 71

4.23 Jumlah Variable Yang Diubah ... 72

4.24 Perubahan Kecendrungan Arah ... 72

4.25 Perubahan Kecendrungan Stabilitas Dan Efeknya ... 73

4.26 Level Perubahan Siswa ... 74

4.27 Overlap ... 75

4.28 Rangkuman Hasil Analisis Antara Kondisi Siswa 1 ... 75

4.29 Rangkuman Hasil Analisis Antara Kondisi Siswa 2 ... 76

4.30 Rangkuman Hasil Analisis Antara Kondisi Siswa 3 ... 76

4.31 Waktu Rata-Rata Langkah Kegiatan Dalam Mencuci Sepeda Motor ... 78

4.32 Waktu Kegiatan Mencuci Motor ... 80


(10)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Graik Hal

4.1 Keterampilan Mencuci Sepeda Motor Siswa 1 ... 49

4.2 Keterampilan Mencuci Sepeda Motor Siswa 2 ... 51

4.3 Keterampilan MencuciSepeda Motor Siswa 3 ... 53

4.4 Estimasi Kecendrungan Arah Kondisi Baseline-1,Intervensi Dan Base Line -2 Pada Siswa 1 ... 54

4.5 Estimasi Kecendrungan Arah Kondisi Baseline-1,Intervensi Dan Base Line -2 Pada Siswa 2 ... 55

4.6 Estimasi Kecendrungan Arah Kondisi Baseline-1,Intervensi Dan Base Line -2 Pada Siswa 3 ... 56

4.7 Kecendrungan Stabilitas Fase Baseline A1 Siswa 1 ... 58

4.8 Kecendrungan Stabilitas Fase Baseline A1 Siswa 2 ... 59

4.9 Kecendrungan Stabilitas Fase Baseline A1 Siswa 3 ... 60

4.10 Kecendrungan Stabilitas Fase Intervensi Siswa 1 ... 61

4.11 Kecendrungan Stabilitas Fase Intervensi Siswa 2 ... 62

4.12 Kecendrungan Stabilitas Fase Intervensi Siswa 3 ... 63

4.13 Kecendrungan Stabilitas Fase Baseline A2 Siswa 1 ... 64

4.14 Kecendrungan Stabilitas Fase Baseline A2 Siswa 2 ... 65


(11)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR DIAGRAM

Diagram Hal

4.1 waktu Rata-Rata Tiap Langkah Siswa 1 ... 79

4.2 Waktu Rata-Rata Tiap Langkah Siswa 2 ... 79

4.3 Waktu Rata-Rata Tiap Langkah Siswa 3 ... 80

4.4 Waktu Tiap Kegiatan Siswa 1 ... 81

4.5 Waktu Tiap Kegiatan Siswa 2 ... 81

4.6 Waktu Tiap Kegiatan Siswa 3 ... 82


(12)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Pembelajaran Menggunakan Metode Simulasi Cuci Motor ... 13

2.2 Busa ... 19

2.3 Motor Penggerak ... 19

2.4 Lap Plas Chamois ... 20

2.5 Semir Motor ... 20

2.6 Sikat ... 20

2.7 Ember ... 21

2.8 Shampoo Motor ... 21

2.9 Majun/Lap ... 21

2.10 Peyemprotan Sepeda Motor ... 22

2.11 Menyiapkan Sabun Pembersih ... 22

2.12 Memebersihkan Sepeda Motor Pake Sabun ... 22

2.13 Membersihkan Sepeda Motor Dengan Air Bersih ... 23

2.14 Pengeringan Dengan Plas Chamois ... 23

2.15 Semir Motor Sampai Mengkilat ... 23

2.16 Motor Sudah Bersih Dan Mengkilat ... 24

2.17 Kerangka Pemikiran ... 26


(13)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1 Guru Mensimulasikan Alat-Alat Mencuci ... 40

4.2 Guru Mensimulasikan Penggunaan Alat ... 41

4.3 Guru Mensimulasikan Membasuh Bagian Bawah Motor ... 41

4.4siswa Mempraktekanmembasuh Bagian Bawah ... 42

4.5 Guru Mensimulasikan Cara Membasuh Bodi Sepeda Motor ... 42

4.6 Siswa Mempraktekkan Membasuh Bodi Sepeda Motor ... 43

4.7 Guru Mensimulasikan Cara Mencuci Bagian Bawah ... 43

4.8 Siswa Mempraktekkan Mencuci Bagian Bawah ... 43

4.9 Guru Mensimulasikan Cara Mencuci Bagian Bodi ... 44

4.10 Siswa Mempraktekkan Mencuci Bagian Bodi ... 44

4.11 Guru Mensimulasikan Pembilasan ... 45

4.12 Siswa Mempraktekkan Pembilasan ... 45

4.13 Guru Mensimulasikan Penggunaan Canebo ... 46

4.14 Siswa Mempraktekkan Penggunaan Canebo ... 46

4.15 Guru Mensimulasikan Pemolesan Dengan Semir Motor ... 47

4.16 Siswa Mempraktekkan Penggunaan Semir Motor ... 47

4.17 Guru Mensimulasikan Pembersihan Canebo ... 48

4.18 Siswa Mempraktekkan Pembersihan Canebo ... 48


(14)

1

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia mengalami suatu kemajuan sehingga berpengaruh pula kepada bidang pendidikan. Pendidikan ini diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki intelektual yang tinggi. Tercantum dalam tujuan pendidikan pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) pasal 3, yaitu :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Ketetapan pendidikan nasional diatas menegaskan bahwa dalam dunia pendidikan seseorang bisa berpotensi dan berkembang menjadi manusia yang berkualitas untuk dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara, sehingga menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dunia pendidikan terdapat anak-anak yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata anak pada umumnya dan ada yang memiliki kecerdasan dibawah rata anak-anak pada umumnya. Anak-anak yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata disebut Anak-anak terbelakang mental (mentally retardation). Istilah resmi di Indonesia adalah tunagrahita (PP N0.72 tahun1991).

Anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada mental intelektual sejak bayi atau dalam kandungan yang disebabkan oleh faktor-faktor organik biologis maupun faktor fungsional. Adakalanya disertai dengan cacat fisik dan memiliki kecerdasan dibawah rata-rata anak normal pada umumnya berarti perkembangan kecerdasan anak berada dibawah pertumbuhan usia sebenarnya. Menurut Efendi (2006:103)“anak tunagrahita adalah anak yang mengalami taraf kecerdasan di bawah rata-rata


(15)

2

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga untuk meneliti tugas perkembangan ia sangat membutuhkan layanan pendidikan dan bimbingan secara khusus”.

Kecerdasan di bawah rata-rata menurut Efendi ialah apabila perkembangan umur kecerdasan terbelakang atau di bawah pertumbuhan anak seusianya. Masyarakat awam yang menyebut anak tunagrahita itu sebagai orang gila, anak tunagrahita dengan anak sakit ingatan dan sakit mental jelas berbeda. Terdapat dalam bahasa Inggris sakit mental disebut mental illness, yaitu kegagalan dalam membina kepribadian dan tingkah laku. Tunagrahita dalam bahasa Inggris disebut

mentally retarded atau mental retardation, yaitu ketidak mampuan dalam

memecahkan persoalan karena inteligensinya kurang berkembang.

Anak tunagrahita tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan tidak mampu memikirkan hal-hal yang abstrak dan berbelit-belit. Pelajaran seperti mengarang, berhitung, dan pelajaran yang bersifat akademik lainnya. Anak tunagrahita ini ada beberapa macam yang memliki ciri-ciri dan tingkat ketunagrahitaan yang berbeda-beda, Ada yang ringan, ada yang sedang, dan ada yang berat.

Anak tunagrahita memiliki kebutuhan yang sama dengan anak pada umumnya, identity, autonomy, intimacy, integritas dsb, dan mereka pula memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya. hal tersebut sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) 72 Tahun 1991 Bab 2 pasal 2 disebutkan bahwa tujuan pendidikan luar biasa adalah:

membantu siswa yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental, agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat, dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia atau mengikuti pendidikan lanjutan.

Ketetapan pendidikan diatas adalah salah satunya untuk memenuhi kebutuhannya tersebut tertuang dalam kurikulum SLB-C (tunagrahita ringan) dan kurikulum SLB-C1 (tunagrahita sedang) tahun 2004 yang sesuai dengan kondisi masing-masing anak. Standar isi tentang pendekatan sebetulnya bukan hal yang


(16)

3

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

baru, karena pada kurikulum 1994 konsep ini telah direkomendasikan penerapannya, khusus pada tingkat dasar, sedangkan pada tingkat menengah dan atas masih terbatas pada pelajaran bahasa pada waktu itu. Kurikulum tingkat satuan pendidikan, dimana guru diberi keleluasaan mengembangkan pembelajaran dikelas, maka pembelajaran terpadu diharapkan akan lebih memberikan nuansa pengayaan bagi pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

SMALB menjadi jenjang pendidikan bagi anak tunagrahita yang sangat menentukan terciptanya SDM yang siap memasuki dunia kerja, kemasyarakatan, serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. SMALB memiliki kurikulum pendidikan khusus yang lebih difokuskan pada keterampilan vokasional (66%), mata pelajaran (27%), muatan lokal (5,5%) dan pengembangan diri (1,5%). Keterampilan vokasional SMALB yang ada diantaranya adalah keterampilan otomotif tata busana, tata boga, kriya kayu, kriya kramik, komputer, musik, melukis, tari, kecantikan. Keterampilan vokasional tersebut akan dipilih oleh siswa berdasarkan hal yang disenanginya.

Paket belajar SMALB adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang siswanya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku. Proses pembelajaran pada setiap keterampilan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Beban belajar yang ditetapkan diimplementasikan secara berkelanjutan dalam setiap minggunya. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Keterampilan vokasional otomotif secara umum merupakan salah satu program keterampilan pilihan yang banyak diminati oleh siswa namun bukan berarti bidang otomotif mudah untuk dikuasai. Siswa difabel yang ada di lingkungan SMALB khususnya yang memilih paket keterampilan otomotif pada tahun pelajaran 2013/2014, yaitu: siswa C (tunagrahita).

Berdasarkan hasil observasi awal di lapangan bahwa banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran


(17)

4

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan vokasional, sehingga mempengaruhi nilai akhir pada mata pelajaran tersebut. Harapan penulis yang besar supaya siswa dapat berhasil dalam menyelesaikan mata pelajaran keterampilan vokasioanal di SMALB dengan nilai akhir yang di tetapkan sekolah. Penulis menemukan beberapa masalah pembelajaran yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai penyebab siswa kurang menguasai keterampilan vokasional otomotif salah satunya adalah, metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan kondisi anak didik.

Penulis berusaha untuk mengembangkan sikap, pengetahuan dan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Pendidikan yang diarahkan pada keterampilan untuk kemandirian hidup siswa kelak adalah pendidikan vokasional atau kecakapan hidup (life skill). Pendidikan kecakapan hidup ini berupa suatu keterampilan. Sesuai yang diungkapkan dalam Kurikulum Pendidikan Luar Biasa diketahui bahwa pembelajaran untuk siswa tunagrahita disamping bidang akademik juga diarahkan pada keterampilan atau kecakapan hidup. Keterampilan vokasional dalam kurikulum keterampilan tingkat SMALB adalah cuci motor.

Berdasarkan definisi di atas, siswa diarahkan pada penguasaan keterampilan vokasional dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi yang sesuai diharapkan dapat menyelesaikan mata pelajaran keterampilan vokasional dengan nilai yang memuaskan disamping itu penguasaan keterampilan vokasional sebagai bekal keterampilan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Keterampilan vokasional kali ini yaitu keterampilan cuci motor pada siswa SMALB.

Peneliti mencoba mengadakan penelitian dengan menggunakan metode simulasi. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) metode simulasi adalah satu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya. Metode simulasi akan memudahkan anak tunagrahita untuk menyerap informasi dan mengerti akan maksud isi pembelajaran tersebut. Secara profesional peneliti berkeinginan untuk melakukan


(18)

5

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suatu tindakan dalam meningkatkan program pengajaran keterampilan khususnya dalam keterampilan mencuci motor. Atas hal tersebut dan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapan metode simulasi untuk meningkatkan keterampilan vokasional cuci motor pada siswa tunagrahita di SMALB. Berdasarkan dari latar belakang permasalahan tersebut penulis beri judul yaitu :“Implementasi metode Simulasi Pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus”. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, untuk mempermudah dalam pengenalan masalahnya maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Interaksi belajar mengajar keterampilan otomotif cuci motor bagi siswa di

SMALB yang kurang efektif.

2. Hasil belajar mengajar keterampilan vokasional otomotif cuci motor pada siswa di SMALB yang kurang maksimal.

3. Kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan dengan kondisi anak tunagrahita pada mata pelajaran keterampilan.

4. Sulitnya komunikasi anak tunagrahita merupakan faktor penyebab kurangnya pemahaman dalam proses belajar mengajar di SMALB.

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian dimaksudkan agar penulisannya lebih terarah dan memfokuskan pada permasalahan yang hendak dikaji, perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah implementasi metode simulasi pada pembelajaran keterampilan vokasional otomotif,

2. Bagaimanakah hasil belajar keterampilan otomotif bagi siswa SMALB dengan mengunakan metode simulasi.

D. Indikator Keberhasilan


(19)

6

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Siswa dapat melakukan langkah kerja persiapan kerja dengan waktu kurang dari 1 menit sesuai job sheet.

2. Siswa dapat melakukan persiapan alat dan bahan dengan waktu kurang dari 5 menit sesuai job sheet.

3. Siswa dapat menggunakan alat-alat cuci sepeda motor dengan waktu kurang dari 8 menit sesuai job sheet.

4. Siswa dapat melakukan proses kerja pencucian sepeda motor dengan waktu kurang dari 10 menit sesuai job sheet.

5. Siswa dapat melakukan proses pengeringan sepeda motor dengan menggunakan lap canebo pada seluruh bodi motor sampai bersihdengan waktu kurang dari 15 menit sesuai job sheet.

6. Siswa dapat melakukan kerja proses pengecekan dengan waktu kurang dari 5 menit sesuai job sheet.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Mendeskripsikan hasil implementasi pembelajaran keterampilan vokasional otomotif cuci motor menggunakan metode simulasi bagi siswa di SMALB. 2. Mendeskripsikan hasil belajar keterampilan vokasional otomotif cuci motor

dengan menggunakan metode simulasi di SMALB.

F. Manfaat Penelitian

Hasil Setiap penelitian tentunya berguna baik untuk peneliti maupun kepada pihak lain yang akan menggunakan hasil penelitian tersebut. Semua informasi yang akan diperoleh dari hasil penelitian diharapkan akan berguna:

1. Bagi Guru, diharapkan dapat memberikan suatu motivasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar yang lebih berkualitas di SMALB.

2. Bagi peserta didik, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman praktis tentang keterampilan otomotif untuk menjadi bekal bisa lebih mandiri.


(20)

7

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi peneliti, memberikan kontribusi kepada sekolah (SMALB), maupun pihak terkait baik untuk siswa maupun guru.

H. Struktur Organisasi

Bab I Pendahuluan. Membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, penjelasan istilah judul, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori. Bab ini akan membahas teori-teori yang berhubungan

dengan penelitian, anggapan dasar dan hipotesis.

Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini akan membahas metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian. Bab ini membahas tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan akhir penelitian dan juga saran-saran.


(21)

27

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep

Definisi konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.Menurut Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu.Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).

2. Definisi Operasional Variabel

Operasional variable ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain” (Young, dikutip oleh Koentjarangningrat, 1991;23).

Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori utama yaitu variabel bebas dan terikat Sudjana, N. (2005 : 24). Menurut Sugiyono (2010 : 60) menyatakan bahwa “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat”. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas Intervensi dan terikat Target

Behavior


(22)

28

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode penelitian keterampilan. Metode latihan keterampilan adalah metode dimana siswa melakukan kegiatan latihan secara langsung di lapangan agar siswa dapat memiliki pengalaman langsung dalam belajar keterampilan. Seperti yang dikemukakan Roestiyah N.K, (2008 : 125) “ Metode latihan keterampilan adalah suatu metode yang diterapkan untuk membantu siswa dalam mempermudah pemahaman mengenai keterampilan vokasional otomotif”.

b. Variabel Terikat (Target Behavior)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas” Sugiyono, (2010 : 61). Variabel terikat dalam penelitian kasus tinggal dikenal dengan nama perilaku sasaran atau target behavior. Target behavior merupakan perilaku yang diharapkan dapat berubah setelah adanya intervensi Sunanto, J,(2005:12). Target Behavior dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan vokasional cuci motor.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research (SSR) yaitu suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil ada tidaknya pengaruh dan perubahan yang terjadi dari suatu perlakuan yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Perbandingan tidak dilakukan antar individu maupun kelompok tetapi dibandingkan dalam subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda. Dimaksud kondisi disini adalah kondisi baseline dan kondisi eksperimen.

Baseline adalah kondisi dimana pengukuran target behavior dilakukan pada

keadaan natural sebelum dilakukan intervensiapapun. Kondisi eksperimen adalah kondisi dimana suatu intervensitelah diberikan dan target behavior diukur dibawah kondisi tersebut. Penelitian dengan desain subjek tunggal selalu


(23)

29

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan perbandingan antara fase baseline dengan sekurang-kurangnya fase

intervensi.(Sunanto, 2005:56)

C. Prosedur Penelitian 1.Prosedur Penelitian

Pembelajaran keterampilan vokasional cuci motor menggunakan metode simulasi. Adapun prosedur penelitian ini antara lain :

a. Menentukan dan menetapkan prilaku apa yang akan diubah sebagai target

behavior dalam penelitian ini adalah keterampilan otomotif. Keterampilan

otomotif yang diambil yaitu keterampilan cuci motor. Aspek pengamatan dalam penelitian ini adalah menyiapkan alat dalam cuci motor, menggunakan alat dalam cuci motor, melakukan pencucian motor, melakukan pengeringan, menyemir motor atau poles motor.

b. Mengobservasi perilaku subjek dalam kemampuan keterampilan cuci motor. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat respon peserta didik selama observasi. Setiap hari dilakukan dua kali observasi. Peneliti mengamati sekaligus mencatat respon dalam format data yang telah disediakan serta memberi penilaian pada setiap aspek yang dinilai, dengan dibantu teman sebaya (tahap 1, fase

baseline 1).

c. Melakukan intervensi langsung. Tahap ini merupakan tahap intervensi yang kegiatannya adalah memberikan demontrasi pada peserta didik saat cuci motor. Peneliti mengamati sekaligus mencatat respon dalam format data yang telah disediakan serta memberi penilaian pada setiap aspek yang dinilai, tahap 2, fase

intervensi.

d. Mengobservasi perilaku subjek dalam kemampuan keterampilan cuci motor. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat responpeserta didik selama observasi. Setiap hari dilakukan satu kali observasi Peneliti mengamati sekaligus mencatat respon dalam format data yangtelah disediakan serta memberi penilaian


(24)

30

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada setiap aspek yang dinilai,dengan dibantu teman sebaya tahap 3, fase baseline

2.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah desain subjek tunggal Single Subject berulang-ulang dengan periode waktu tertentu misalnya, perminggu, perhari, atau perjam. Perbandingan tidak dilakukan antar individu maupun kelompok tetapi dibandingkan dalam subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda.

Kondisi disini adalah kondisi baseline dan kondisi perlakuan

intervensi.Baseline adalah kondisi dimana pengukuran target behavior

dilakukan pada keadaan natural sebelum dilakukan intervensi apapun. Kondisi eksperimen adalah kondisi dimana suatu intervensi telah diberikan dan target

behavior diukur dibawah kondisi tersebut. Penelitian dengan desain subjek

tunggal selalu dilakukan perbandingan antara fase baseline dengan sekurang-kurangnya fase intervensi. (Sunanto, 2005:56)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A - B - A yang memiliki 2 fase yaitu : A1 baseline, B Intervensi, dan A2 baseline.Bertujuan untuk mempelajari besarnya suatu perlakuan intervensi terhadap target behavior tertentu yang diberikan kepada individu"(Sunanto,2005:61).

Waktu Gambar 3.1

Desain A-B-A (Sunanto dkk2005:59)

Al = baseline

Baseline adalah kondisi awal kemampuan keterampiian subjek sebelum diberi

perlakuan intervensi. Pengukuran fase baseline dilakukan sampai data stabil.

B = intervensi

Target behavior


(25)

31

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Intervensi adalah kondisi keterampilan subjek selama memperoleh perlakuan.Perlakuan diberikan sampai data menjadi stabil, dengan menggunakan media sebaya.

A2 = baseline

Yaitu pengulangan kondisi baseline sebagai evaluasi sejauh mana intervensi diberikan pada subjek. Dilakukan sampai stabil mendapatkan validitas penelitian yang baik, pada saat melakukan eksperimen dengan disain A-B-A, penelitian perlu memperhatian beberapa hal berikut ini.

1. Mendefinisikan target behaviour sebagai perilaku yang dapat diukur secara akurat.

2. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline (A1), secara berkelanjutan sekurang-kurangnya 3atau 5 sampai trend dan level data menjadi stabil.

3. Memberikan intervensi setelah trend data baseline stabil.

4. Mengukur dan mengumpulakan data pada fase intervensi (B) dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil.

5. Setelah kecendrungan dan level data pada fase intervensi(B) stabil mengulang fase baseline (A2).

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan metode simulasi yaitu dengan cara mengamati setiap aspek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini. Pengamatan dilakukan sebelum dan sesudah intervensi dilaksanakan. Fase baseline pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat setiap kegiatan anak yang telah ditentukan selama observasi. Setiap kali dilakukan observasi selama tes unjuk kerja, peneliti mengamati sekaligus mencatat keterampilan anak dalam cuci motor dengan format data yang telah disediakan serta memberkan nilai.

D. Objek Penelitian 1.Lokasi Penelitian


(26)

32

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini membahas mengenai “Studi evaluasi keterampilan cuci motor dengan metode simulasi bagi anak tunagrahitadi SLB N 2 Indramayu.Adapun mengenai siapa yang akan diteliti, dimana tempat penelitian dan waktu penelitian adalah sebagai berikut :

1. Siswa kelas XII SLB N 2 Indramayu. Nama :JM

Tempat,Tgl.Lahir: 28 Mei 1995 Jenis kelamin : L (laki-laki) Agama : Islam

Alamat : Lemah Mekar Indramayu Kelainan : Tunagrahita

2. Tempat penelitian dilakukan di SLB N 2 Indramayu.

3. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung dari bulan Maret 2014 sampai dengan selesai.

2. Populasi dan sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:297) populasi adalah ”wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Sementara Arikunto(1993:173) menyatakan bahwa

“populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.

Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian atau jumlah individu dalam suatu wilayah penelitian yang mempunyai karakteristik yang sama. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SLB N 2 Indramayu.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 299) ”Sampel adalah bagian dari dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sedangkan menurut Arikunto (2010 :174) sampel adalah “sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.” Dalam suatu penelitian, populasi dari penelitian ini adalah seluruh


(27)

33

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa SLB N 2 Indramayu, sedangkan sampel yang di ambil berasal dari siswa SLB N 2 Indramayu yang berjumlah 3 orang siswa.

E. Teknik Penarikan Sampel

Metode penarikan sampel, penulis menggunakan simple sampling, yaitu teknik sampling acak sederhana. Menurut Sugiyono (2012:120) simple random

sampling adalah ”pengambilan sampel sederhana anggota populasi yang

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan stara yang ada dalam populasi itu”. Sedangkan Arikunto (2010: 177) menyatakan bahwa “ Teknik sampling ini diberi nama demikian karena pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subjek -subjek di dalam populasi sehingga semua -subjek dianggap sama.”

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan keterampilan vokasional cuci motor. Instrumen berupa format yang disusun berisi langkah kerja (job sheet) tentang prosedur cuci motor. Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau social yang diamati. (Sugiyono, 2010 : 147). Adapun format instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian

No Kegiatan Indikator

Skoring Penilaian

Ya Tidak 1 Persiapan Kerja Persiapan Operator:

a. Pakaian Kerja b. Kesehatan Fisik c. Identitas Kerja

1 0

2 Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan Alat dan Bahan

a. kuas b. Ember c. Sikat d. Kanebo e. Majun f. Alat steam


(28)

34

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Pengkilat motor h. Sabun motor i. Busa/ spons 3 Mengunakan alat dalam

mencuci kendaraan.

1. Siapkan alat cuci steam 1 0 2. Pasangkan selang pada alat

cuci steam.

1 0

3. Pasang kembali selang yang telah terhubung oleh alat cuci steam ke spray gun.

1 0

4. Kemudian pasangkan spray gun ke batang penyemprot.

1 0

5. Siapkan ember lalu masukan Sabun pembersih motor.

1 0

6. Siapkan busa untuk mencuci motor.

1 0

7. Siapkan kanebo pada tempat yang kering

1 0

4. Proses kerja mencuci kendaraan bermotor.

1. Cuci motor secara keseluruhan dengan mengunakan alat steam.

1 0

2. Bagian bawah (roda, mesin,kaki-kaki yang dibersihkan pertama kali

1 0

3. Gunakan sikat untuk membersihkan ban.

1 0

4. Bagian atas motor dibersihkan sampai tidak ada kotoran yang menempel.

1 0

5. Bilas motor yang telah disabun dengan

mengunakan alat steam.

1 0

5 Proses pengeringan kendaraan.

1. Keringkan bagian atas dengan mengunakan lap Canebo.

1 0

2. Kemudian keringkan bagian bawah dengan mengunakan lap canebo.

1 0

3. Sesudah kering lap

kembali dengan

mengunakan kain kering dan sedikit oleskan cairan pengkilat motor.


(29)

35

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum menarik kesimpulan. Data-data yang diperoleh dari hasil pencatatan kemampuan atau kompetensi yang ada pada subjek merupakan keterampilan cuci motor dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian dengan desain subjek tunggal terfokus pada data individu dari pada data kelompok. Menganalisis data pada penelitian dengan desain subjek tunggal ada bebarapa hal, diantaranya pembuatan grafik, analisis statistic diskriptif dan analisis visual.Penggunaan analisis grafik diharapkan dapat memperjelas gambaran dari suatu kondisi eksperimen baik sebelum perlakuan baseline maupun padasaat setelah diberi perlakuan intervensi, dan perubahan-perubahan yang terjadi setelah perlakuan baseline2.

Menurut Sunanto (2005:96), dalam analisis data dengan metode analisis visual ada beberapa hat yang men jadi perhatian peneliti diantaranya: Banyaknya data point (skor) dalam setiap kondisi, banyaknya variabel terikat yang ingin diubah, tingkat stabilitas dan perubahan level data dalam suatu kondisi atau antar kondisi, arah perubahan dalam kondisi maupun antar kondisi.

Analisis data pada penelitian disain subyek tunggal ini peneliti melakukan 3 hal yaitu: pembuatan grafik, analisis statistik deskriptif, dan analisis visual. Langkah penganalisaan yang dilakukan meliputi analisi dalam kondisi dan analisis antar kondisi

1. Analisis Dalam Kondisi

Menganalisa perubahan data dalam satu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi, sedangkan komponen yang akan dianalisis meliputi:

a. Panjang Kondisi

6 Hasil pencucian motor. Seluruh bodi

dalamkeadaanbersihtanpaadake rusakanpada motor.

1 0


(30)

36

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penentuan panjang kondisi diawali dengan menentukan panjang interval. Panjang interval menunjukan ada berapa fase dalam kondisi tersebut. Selanjutnya di buat dalam bentuk tabel.

Tabel 3.2 Panjang Kondisi

KONDISI BASELINE (A) INTERVENSI (B) I

Panjang Kondisi

b. Estimasi Kecenderungan Arah (trend/slope)

Bagi peneliti di bidang modifikasi perilaku, kecenderungan arah (trend/slope) data pada suatu grafik sangat penting untuk memberikan gambaran perilaku subjek yang sedang diteliti. Menurut Sunanto (2005:98) Ada tiga macam kecenderungan arah grafik (trend) yaitu (1) meningkat, (2) mendatar, dan (3) menurun. Masing-masing maknanya tergantung pada tujuan. Lebih jelasnya dibuat dalam sebuah tabel seperti berikut:

Tabel 3.3

Estimasi Kecenderungan Arah

KONDISI BASELINE (A)

Estimasi Kecenderungan Arah

Meningkat

Mendatar

Menurun

"Ada dua cara untuk menentukan kecenderungan arah gratik(trend) yaitu metode freehand dan metode split-midddle" (Sunanto, 2005: 96). Penelitian ini menggunakan metode belah clua (SpletMiddle).Mengestimasi kecenderungan arah dengan menggunakan metode ini adalah menentukan kecenderungan arah grafik


(31)

37

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkanmedian data point nilai ordinatnya. Menurut Sunanto (2005:108) adabeberapa langkah dalam metode ini, diantaranya:

1) Membagi data pada fase baselinemenjadi dua bagian,

2) Bagian kanan dan kiri hasil tahap l, dibagi menjadi dua bagian, 3) Tentukan posisi median dari masing-masing bagian,

4) Tarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu, antara bagian kanan dan bagian kiri.

c. Kecenderungan Stabilitas

Menurut Sunanto (2005:98), Kecenderungan stabilitas menunjukan derajat variasi atau besar kecilnya rentang kelompok data tertentu. Rentang datanya kecil atau tingkat variasinya rendah maka data dikatakan stabil. Secara umum jika 80% - 90% data masih berada pada 15% di atas dan dibawah mean, maka data dikatakan stabil. Menentukan tingkat stabilitas data biasanya digunakan persentase penyimpangan dari mean sebesar (5, 10, 12 dan 15%). Persentase penyimpangan terhadap mean yang digunakan untuk menghitung stabilitas digunakan yang kecil (10%) jika data mengelompok di bagian atas dan digunakan persentase besar (15%) jika data mengelompok di bagian tengah maupun bagian bawah.

Mean level untuk data di suatu kondisi dihitung dengan caramenjumlahkan

semua data yang ada pada kordinat dibagi banyaknyadata. Adapun langkah penentuan kecenderengun stabilitas menurutSunanto (2005:115) diantaranya:

1) Menentukan Rentang Stabilitas dengan rumusan: Rentang Stabilitas = Skor Tertinggi x Kriteria Stabilitas

2) Menentukan Mean Level dengan cara menjumlahkan semua data yang ada pada kordinat dibagi banyaknya data

3) Menentukan Batas atas dengan rumusan:

Batas Atas = Mean Level + (O,S.Rentang Stabilitas) 4) Menentukan Batas atas dengan rumusan:

Batas bawah = Mean Level - (O,S.Rentang Stabilitas)


(32)

38

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PS =

BP BR

100% PS = Persentase Stabilitas

BR = Banyak Data Poin dalam Rentang BP = Banyak Data Poin

d. Jejak Data

Menentukan kecenderungan jejak data dilakukan dengan proses yang sama dengan proses kecenderungan arah.

e. Level Stabilitas dan Rentang

Istilah Level menunjukan pada besar kecilnya data yang berada pada skala ordinat (sumbu Y).Data diambil berdasarkan hasil perhitungan kecenderungan stabilitas.

f. Level Perubahan (Level Change)

Tingkat perubahan menunjukan berapa besarnya perubahan data dalam suatu kondisi dengan cara:

1) Menentukan berapa besar data poin (skor) pertama dan terakhir dalam kondisi. 2) Kurangi data yang besar dengan data yang kecil

Tentukan apakah selisihnya menunjukkan arah yang membaik therapeutic atau memburuk contratherapeutic sesuai dengan tujuan intervensi atau pengajarannya.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah target behavior yang berubah sepanjang fase intervensi (B) dan bagimana perubahannya dibandingkan dengan fase baseline (A). Apabila benar terjadi perubahan pada fase baseline dan fase intervensi benar-benar hanya pada satu variabel terikat, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh intervensi terhadap target behavior.

2. Analisis Antar Kondisi

Menurut Sunanto, (2005:68) untuk menganalisa visual antarkondisi terdapat lima komponen yaitu :

a. Jumlah Variabel yang Diubah

Mengetahui perubahan variabel bebas intervensi terhadap variabel terikat

target behavior secara jelas, peneliti harus terfokus pada perubahan satu target behavior dua kodisi. Terjadi penibahan pada fase baseline dan fase intervensi


(33)

39

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benar-benar hanya pada satu variabel terikat, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh intervensi terhadap target behaviour.

b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya

Menentukan perubahan kecendrungan arah dengan mengambil data pada analisis Kecendenmgan Arah dalam masing-masing kondisi, baik itu fase baseline maupun intervensi.

c. Perubahan Stabilitas

Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas dengan melihat kecenderungan stabilitas pada masing-masing fase, baik itu fase baseline maupun

intervensi.

d. Perubahan Level

Menentukan level perubahan dengan cara menentukan data skor pada kondisi

baselinepada fase terakhir dan fase pertama pada kondisi intervensi kemudian

dihitung selisih keduannya. e. Data Overlap

Menentukan overlap data pada kondisi baseline dengan intervensi prilakukan dengan cara :

1) Lihat kembali batas bawah dan atas pada kondisi baseline.

2) Hitung ada berapa data point pada kondisi intervensi yang berada pada rentang kondisi.

3) Perolehan pada langkah (b) dibagi dengan banyaknya data poit dalam kondisi kemudian dikalikan 100.

Semakin kecil persentase overlap makin baik pengaruh intervensiterhadap target


(34)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bagi penulis untuk menarik suatu kesimpulan, secara umum penulis dapat menyimpulkan bahwa metode simulasi memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan yang tidak menggunakan metode simulasi.

1. Metode simulasi pada perubahan level menunjukkan arah yang meningkat artinya kemampuan peserta didik mencuci sepeda motor pada tiap fase intervensi menggambarkan peningkatan nilai pada mata pelajaran keterampilan vokasional otomotif.

2. Hasil belajar pada bidang keahlian cuci motor ini dapat dilihat dari ketiga peserta didik estimasi kecenderungan arah menunjukkan perubahan awal pada keterampilan mencuci sepeda motor yang menunjukkan peserta didik masih kurang, setelah diberikan intervensi fase B menunjukkan perubahan yang meningkat pada kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor, selanjutnya pada fase Baseline A2 tanpa intervensi kecenderungan naik. Jejak data menunjukkan arah yang positif (+) mengandung makna bahwa perubahan kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor kearah yang positif atau membaik.

B. SARAN

Hasil pembelajaran mencuci sepeda motor bagi pesertadidik difabel khususnya Tunagrahita. Berdasarkan hal tersebut, penulis merekomendasikan sebagai berikut :

1. Bagi guru, khususnya yang menangani peserta didik tunagrahita di SMALB dapat menggunakan metode pembelajaran simulasi untuk kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor


(35)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi kepala sekolah, sebagai pimpinan dapat merekomendasikan kepada guru-guru yang lain untuk menggunakan metode simulasi guna meningkatkan keterampilan peserta didik tunagrahita di bidang lainnya. 3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran

pembelajaran keterampilan otomotif bagi siswa berkebutuhan khusus dan dapat dijadikan bahan untuk dilakukan pada subjek yang berbeda.


(36)

86

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1995). Pengantar Pendidikan LuarBiasa. Jakarta: New Aqua Press. Amin. (2005). Kendaraan bermotor. Jakarta : Auto sindo.

Anitah, Sri. (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto Suharsimi (1993). Pengantar Penelitian. Jakarta :Bumi Aksara. Bahri. (2008). Konsep- konsep Penelitian. Bandung: PT. Remaja rosda karya. Delphi. Bandi.(2006).Sebab-sebab Keterbelakangan Mental. Bandung: Mitra

Grafika.

Departemen Pendidikan Nasional (2003). Pendidikan keterampilan vokasional. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional (2003). Pendidikan Luar Biasa Kurikulum

Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk

Anak Tunagrahita.Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Departemen Pendidikan Nasional (2005). Metode simulasi. Jakarta: Depdiknas. Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun (2006). Standar Isi Untuk Satuan

Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: IPN.

Depdiknas, (2003).Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Pendidikan Berbasis Life

Skill di Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar

Biasa.

Depdiknas. Peraturan Meteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2008 Tanggal

4 Januari 2008. Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra,

Dipi, Amin. (1995). Orto pedagogic Anak Tunagrahita. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Efendi.M. (2006). Pengantar Pendidikan Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.


(37)

87

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hallahan. (1982). Encyclopedia Of Sepecial Educasion. Canada: Hoboken.

Handriani, Putri. (2012). Penggunaan Media Manipulatif Model Permainan

Piring Hitung Dalam Meninggakatkan Pemahan Konsep Bilangan Pada Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Purnama Asih Bandung Barat. Skripsi

sarjana pada FPIPS Universitas pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Kaplan. (1997). Psikologi Untuk keperawatan. Jakarta : Kedokteran EGC.

Koen Tjarang ningrat. (1991). Asas-Asas Penelitian Behavior (eds. 3). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nana Sudjana. (2002). Dasar-dasar Proses Mengajar. Bandung :Sinar Baru Algesindo.

Nana Sudjana, (2009). Penilaian hasil proses belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Nur, Firdan. (2011). Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif

Menggunakan Metode Demonstrasi Menggunakan Metode Demonstrasi Bagi Peserta Didik Difabel Di SLBN B Pembina Sumedang. Skripsi

sarjana pada FPTK Universitas pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Peraturan Pemerintah Nomor.72 tahun1991 Tentang Istilah Resmi Anak

Tunagrahita.

Peraturan Pemerintah (PP) 72 Tahun 1991 Bab 2 Pasal 2 Tentang Pendidikan Bagi Siswa Yang Menyandang Kelainan Fisik Atau Mental. Tunagrahita, Tunadaksa dan Tunalaras. Jakarta.

Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: RinekaCipta.

Saeful, Rifki. (2014). Hasil Belajar Keterampilan Otomotif Dengan

Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Anak Difabel Di Smalb-B Majalengka. Skripsi sarjana pada FPTK Universitas pendidikan

Indonesia: tidak diterbitkan

Sagala, S. (2003) Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk membantu memecahkan Problematika belajar Mengajar. Bandung :Alfabeta.

Saptaringga, Septian. (2014). Implementasi Metode Latihan Keterampilan/Drill


(38)

88

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Difabel (Tunarungu) Di Smalb. Skripsi sarjana pada FPTK Universitas

pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Slameto. (2003). Belajardan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2005) Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung :Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono.(2010) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatifdan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sunanto, J. (2005) Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung :Universitas Pendidikan Indonesia.

Syaefudin, Udin. (2005) Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto, (2010). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) pasal 3

Universitas Pendidikan Indonesia.(2013) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Bandung UPI.

Yundhini, Anna. (2006). Proposal Penelitian: Pembelajaran Bagi Anak

Tunagrahita di Sekolah Dasar. Bandung: Program Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia.

http://asepyana666.blogspot.com/2013/03/karakteristik-anak-tunagrahita.html [24 April 2014]

http:// aneka tips dan produk. blogspot.com (2013) Tips mencuci motor yang baik dan benar. [24 April 2014]

http://domba-bunting.blogspot.com.(2013) tips jitu perawatan mencuci motor. Html. [ 19 Febuari 2014]


(39)

89

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB


(1)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bagi penulis untuk menarik suatu kesimpulan, secara umum penulis dapat menyimpulkan bahwa metode simulasi memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan yang tidak menggunakan metode simulasi.

1. Metode simulasi pada perubahan level menunjukkan arah yang meningkat artinya kemampuan peserta didik mencuci sepeda motor pada tiap fase intervensi menggambarkan peningkatan nilai pada mata pelajaran keterampilan vokasional otomotif.

2. Hasil belajar pada bidang keahlian cuci motor ini dapat dilihat dari ketiga peserta didik estimasi kecenderungan arah menunjukkan perubahan awal pada keterampilan mencuci sepeda motor yang menunjukkan peserta didik masih kurang, setelah diberikan intervensi fase B menunjukkan perubahan yang meningkat pada kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor, selanjutnya pada fase Baseline A2 tanpa intervensi kecenderungan naik. Jejak data menunjukkan arah yang positif (+) mengandung makna bahwa perubahan kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor kearah yang positif atau membaik.

B. SARAN

Hasil pembelajaran mencuci sepeda motor bagi pesertadidik difabel khususnya Tunagrahita. Berdasarkan hal tersebut, penulis merekomendasikan sebagai berikut :

1. Bagi guru, khususnya yang menangani peserta didik tunagrahita di SMALB dapat menggunakan metode pembelajaran simulasi untuk kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor


(2)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi kepala sekolah, sebagai pimpinan dapat merekomendasikan kepada guru-guru yang lain untuk menggunakan metode simulasi guna meningkatkan keterampilan peserta didik tunagrahita di bidang lainnya. 3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran

pembelajaran keterampilan otomotif bagi siswa berkebutuhan khusus dan dapat dijadikan bahan untuk dilakukan pada subjek yang berbeda.


(3)

86

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1995). Pengantar Pendidikan LuarBiasa. Jakarta: New Aqua Press. Amin. (2005). Kendaraan bermotor. Jakarta : Auto sindo.

Anitah, Sri. (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto Suharsimi (1993). Pengantar Penelitian. Jakarta :Bumi Aksara. Bahri. (2008). Konsep- konsep Penelitian. Bandung: PT. Remaja rosda karya. Delphi. Bandi.(2006).Sebab-sebab Keterbelakangan Mental. Bandung: Mitra

Grafika.

Departemen Pendidikan Nasional (2003). Pendidikan keterampilan vokasional. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional (2003). Pendidikan Luar Biasa Kurikulum

Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk

Anak Tunagrahita.Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Departemen Pendidikan Nasional (2005). Metode simulasi. Jakarta: Depdiknas. Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun (2006). Standar Isi Untuk Satuan

Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: IPN.

Depdiknas, (2003).Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Pendidikan Berbasis Life

Skill di Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar

Biasa.

Depdiknas. Peraturan Meteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2008 Tanggal

4 Januari 2008. Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra,

Dipi, Amin. (1995). Orto pedagogic Anak Tunagrahita. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Efendi.M. (2006). Pengantar Pendidikan Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.


(4)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hallahan. (1982). Encyclopedia Of Sepecial Educasion. Canada: Hoboken.

Handriani, Putri. (2012). Penggunaan Media Manipulatif Model Permainan

Piring Hitung Dalam Meninggakatkan Pemahan Konsep Bilangan Pada Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Purnama Asih Bandung Barat. Skripsi

sarjana pada FPIPS Universitas pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Kaplan. (1997). Psikologi Untuk keperawatan. Jakarta : Kedokteran EGC.

Koen Tjarang ningrat. (1991). Asas-Asas Penelitian Behavior (eds. 3). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nana Sudjana. (2002). Dasar-dasar Proses Mengajar. Bandung :Sinar Baru Algesindo.

Nana Sudjana, (2009). Penilaian hasil proses belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Nur, Firdan. (2011). Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif

Menggunakan Metode Demonstrasi Menggunakan Metode Demonstrasi Bagi Peserta Didik Difabel Di SLBN B Pembina Sumedang. Skripsi

sarjana pada FPTK Universitas pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Peraturan Pemerintah Nomor.72 tahun1991 Tentang Istilah Resmi Anak

Tunagrahita.

Peraturan Pemerintah (PP) 72 Tahun 1991 Bab 2 Pasal 2 Tentang Pendidikan Bagi Siswa Yang Menyandang Kelainan Fisik Atau Mental. Tunagrahita, Tunadaksa dan Tunalaras. Jakarta.

Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: RinekaCipta.

Saeful, Rifki. (2014). Hasil Belajar Keterampilan Otomotif Dengan

Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Anak Difabel Di Smalb-B Majalengka. Skripsi sarjana pada FPTK Universitas pendidikan

Indonesia: tidak diterbitkan

Sagala, S. (2003) Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk membantu memecahkan Problematika belajar Mengajar. Bandung :Alfabeta.

Saptaringga, Septian. (2014). Implementasi Metode Latihan Keterampilan/Drill


(5)

88

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Difabel (Tunarungu) Di Smalb. Skripsi sarjana pada FPTK Universitas

pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Slameto. (2003). Belajardan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2005) Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung :Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono.(2010) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatifdan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sunanto, J. (2005) Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung :Universitas Pendidikan Indonesia.

Syaefudin, Udin. (2005) Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto, (2010). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) pasal 3

Universitas Pendidikan Indonesia.(2013) Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah.Bandung UPI.

Yundhini, Anna. (2006). Proposal Penelitian: Pembelajaran Bagi Anak

Tunagrahita di Sekolah Dasar. Bandung: Program Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia.

http://asepyana666.blogspot.com/2013/03/karakteristik-anak-tunagrahita.html [24 April 2014]

http:// aneka tips dan produk. blogspot.com (2013) Tips mencuci motor yang baik dan benar. [24 April 2014]

http://domba-bunting.blogspot.com.(2013) tips jitu perawatan mencuci motor. Html. [ 19 Febuari 2014]


(6)

Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

IMPLEMENTASI METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB