REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK Realisasi Bentuk Tindak Tutur Direktif Menyuruh Dan Menasihati Guru-Murid Di Kalangan Andik TK Di Kecamatan Sragen Wetan.

(1)

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK

DI KECAMATAN SRAGEN WETAN Naskah Publikasi Ilmiah

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Disusun Oleh:

EPRILIA KARTIKA SARI A 310 080 154

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

PENGESAHAN

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GUR -MURID DI KALANGAN ANDIK TK

DI KECAMATAN SRAGEN WETAN

Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh: EPRILIA KARTIKA SARI

A 310 080 154

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal: 18 Juli 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji

1. Prof. Dr. H. Abdul Ngalim, M.M, M.Hum (……….) 2. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, SE., M.Hum (……….)

3. Dr. H. Yakub Nasucha, M.Hum (……….)

Surakarta, 18 Juli 2012

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Drs. H. Sofyan Anif, M.Si. NIK. 547


(3)

ABSTRAK

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU - MURID DIKALANGAN ANDIK TK

DI KECAMATAN SRAGEN WETAN

Eprilia Kartika Sari, A 310 080 154, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2012, 60 halaman.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan realisasi bentuk tindak tutur direktif menyuruh dan menasihati guru kepada murid dikalangan andik TK di Kecamatan Sragen Wetan. (2) Mendeskripsikan strategi tindak tutur direktif menyuruh dan menasihati guru kepada murid dikalangan andik TK di Kecamatan Sragen Wetan. Manfaat dari penelitian ini menambah wawasan tentang tindak tutur direktif, khususnya tindak tutur direktif menyuruh dan menasihati. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah tindak tutur direktif menyuruh dan menasihati guru-murid dikalangan andik TK di Kecamatan Sragen Wetan yaitu TK IT Az Zahra dan TK Aisyiyah. Data dalam penelitian ini adalah berupa kata-kata dan kalimat-kalimat yang diucapkan oleh guru TK IT Az Zahra dan TK Aisyiyah yang mengandung tuturan direktif menyuruh dan menasihati. Sumber data dalam penelitian ini tindak tutur guru TK IT Az Zahra dan TK Aisyiyah Sragen Wetan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak, rekam dan catat. Temuan dari penelitian ini yaitu ditemukan 16 tuturan menyuruh dan 12 tuturan menasihati. Strategi tindak tutur direktif menyuruh ditemukan 14 tuturan dengan strategi langsung dan 2 tututan menggunakan strategi tidak langsung. Sedangkan strategi tindak tutur direktif menasihati ditemukan 8 tuturan menggunakan strategi langsung dan 4 tuturan menggunakan strategi tidak langsung. Guru TK di Kecamatan Sragen Wetan sering menyuruh dan menasihati andik TK menggunakan strategi langsung. Pada dasarnya anak TK belum begitu mampu untuk memahami maksud dari tuturan guru yang diungkapkan dengan strategi tidak langsung. Oleh karena itu guru sering mengungkapkan tuturan menyuruh dan menasihati menggunakan strategi langsung.

Kata Kunci: tindak tutur direktif, guru TK.


(4)

1. Pendahuluan

Proses komunikasi yang efektif dan interaktif pada dasarnya melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur. Penutur berupaya menyampaikan informasi kepada lawan tutur sedangkan lawan tutur menerima informasi tersebut. Apabila pikiran penutur tersampaikan, maka komunikasi dapat dikatakan berhasil. Sampai atau tidaknya pesan yang hendak disampaikan bergantung pada bahasa yang digunakan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dipahami akan menjadikan pesan lebih mudah bisa diterima oleh lawan tutur.

Yule (2006:83) membagi tindak tutur menjadi tiga yaitu tindak lokusi, tindak ilokusi dan tindak perlokusi. Tindak lokusi yang merupakan tindak dasar tuturan atau menghasilkan suatu ungkapan linguistik yang bermakna. Tindak ilokusi ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan. Tindak perlokusi yaitu tindakan untuk mempengaruhi lawan tutur.

Tindak tutur guru dalam proses pembelajaran haruslah menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh para peserta didiknya agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Adanya interaksi guru dan murid dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari peran guru dalam usahanya mendidik dan membimbing para siswa agar mereka dapat dengan sungguh-sungguh mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Guru sebagai pengajar yang baik harus dapat memunculkan gairah belajar siswa agar melakukan aktivitas belajar. Agar dalam kegiatan belajar dapat terarah seorang guru memiliki peran yang sangat penting guna menciptakan kondisi atau suatu proses yang baik.

Anak TK itu masih belum mengerti apa yang harus mereka kerjakan di sekolah. Jadi, pengarahan guru itu sangat penting untuk mengarahkan siswa agar mereka tahu apa yang harus mereka kerjakan di sekolah. Guru biasanya menggunakan tuturan menyuruh untuk mengarahkan siswanya, contohnya “Coba anak-anak sekarang keluarkan buku kalian!”. Selain itu guru juga menggunakan tuturan menasihati untuk mengarahkan siswa menjadi pribadi yang baik. Contohnya, “Anak-anak setiap sholat, kita harus selalu medoakan


(5)

orang tua kita”. Jadi, peranan guru di TK itu sangan penting untuk membentuk peserta didiknya tumbuh menjadi anak yang baik dan pintar.

Siswa biasanya akan meniru tuturan dari gurunya, karena guru adalah orang tua ketika di sekolah. Jadi, guru harus senantiasa mengunakan bahasa yang baik dan sopan. Anak di TK itu masih belum tahu mana yang benar dan mana yang salah. Hal itu merupakan tugas guru untuk memberi contoh yang baik agar anak didiknya juga berlaku baik. Mengingat guru adalah panutan bagi para anak didiknya.

Berdasarkan masalah di atas penelitian tertarik untuk meneliti tentang tindak tutur karena tindak tutur sangat menarik untuk dikaji. Penelitian ini akan mengkaji realisasi tindak tutur direktif menyuruh dan menasihati guru kepada murid dikalangan andik Taman Kanak-kanak di Kecamatan Widoro Sragen.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti menemukan beberapa masalah yang perlu dibahas dalam penelitian ini, yaitu Bagaimana realisasi bentuk tindak tutur direktif menyuruh dan menasihati guru kepada murid di kalangan andik TK di Kecamatan Sragen Wetan Dan bagaimana strategi tindak tutur direktif menyuruh dan menasihati guru kepada murid di kalangan andik TK di Kecamatan Sragen Wetan ? Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah Mendeskripsikan realisasi bentuk tindak tutur direktif menyuruh dan menasihati guru kepada murid di kalangan andik TK di Kecamatan Sragen Wetan. Mendeskripsikan strategi tindak tutur direktif menyuruh dan menasihati guru kepada murid di kalangan andik TK di Kecamatan Sragen Wetan.

2. Metode Penelitian

a. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Kecamatan Sragen Wetan yaitu TK IT Az Zahra dan TK Aisyiyah. Penelitian ini dilakukan selama delapan bulan yaitu bulan Desember 2011 sampai Juli 2012.


(6)

b. Jenis dan Strategi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang penting untuk memahami suatu fenomena sosial dan perspektif individu yang diteliti (Syamsudin dan Damaianti, 2006:74). Penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang diperoleh tidak dapat dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik. Bertolak dari pendapat di atas, penelitian ini menekankan pada realiasasi tindak tutur direktif menyuruh dan menasihati gunu kepada anak didiknya. Maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

c. Teknik Pengumpulan dan Instrumen

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode simak dengan teknik rekam dan teknik catat. Metode simak merupakan metode untuk memperoleh data yang dilakukan dengan cara menyimak penggunaan bahasa. Teknik rekam yaitu teknik yang dilakukan dengan merekam penggunaan bahasa. Teknik catat yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya (Mahsun, 2007:132-133).

d. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode baca markah dan metode padan. Metode padan adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto,1993:13). Metode baca markah menurut Sudaryanto (1993:95) disebut juga metode membaca pemarkahan: pemarkahan itu menunjukkan kejatian satuan lingual atau identitas konsituen tertentu, dan kemampuan membaca peranan pemarkahan itu (marker) berarti kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud. Artinya peneliti dalam menganalisis berdasarkan data dapat menunjukkan kejatian satuan lingual atau identitas tentang satuan lingual yang dianalisis sesuai dengan kemampuan membaca peranan dalam melihat tanda pengenal akan status satuan lingual yang diamatinya.


(7)

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

a. Bentuk-bentuk Tindak Tutur Direktif Menyuruh dan Menasihati 1) Bentuk Tindak Tutur Direktif menyuruh

Tindak tutur direktif menyuruh adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyuruh mitra tutur agar melakukan sesuatu sebagaimana yang dikatakan oleh penutur. Berdasarkan modusnya tuturan menyuruh ini menggunakan dua verba yaitu transitif dan intransitif.

a) Pemarkah Transitif

(1.a) Eksplikatur :“Dzaki ambil papannya di rak!” (I/4)

Pemarkah Lingual : Intonasi perintah.

Konteks : Suasana ketika pelajaran mewarnai. Implikatur :Penutur melihat ada mitra tutur yang

didak kebagian meja untuk mewarnai.

Maksud :Penutur menyuruh mitra tutur untuk mengambil papan di rak karena mitra tutur tidak dapat meja untuk tempat mewarnai.

Tuturan (1.a) terjadi pada saat pelajaran mewarnai. Penutur mengetahui ada mitra tutur yang tidak kebagian meja. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menyuruh yang bertujuan menyuruh mitra tutur untuk mengambil papan di rak. b) Pemarkah Intransitif

(2.a) Eksplikatur :“Coba duduk rapi!”(I/1) Pemarkah Lingual :Intonasi perintah

Konteks :Suasana ketika pelajaran pilar, penutur berjenis kelamin perempuan.

Implikatur :Penutur tidak akan memulai pelajaran jika mitra tutur belum rapi.

Maksud :Penutur menyuruh mitra tutur untuk duduk rapi karena pelajaran akan dimulai.

Tuturan (2.a) terjadi pada saat pelajaran pilar saat penutur akan memulai pelajaran tetapi mitra tutur masih ramai sendiri


(8)

dan belum rapi. Tuturan tersebut merupakan tindak tutut direktif menyuruh yang bertujuan menyuruh mitra tutur untuk duduk yang rapi karena pelajaran akan segera dimulai.

2) Bentuk Tindak Tutur Direktif Menasihati

Tindak tutur direktif menasihati adalah tuturan yang mengandung unsur nasihat. Berdasarkan modusnya tuturan menasihati itu diungkapkan dengan modus menyarankan, menganjurkan, melarang dan mengingatkan.

1) Modus Menyarankan

(3.a) Eksplikatur :”Mas Mahes yang kerja tangannya ya Mas, kalau bicara terus nanti gak selesai selesai.“ (I/7)

Pemarkah Lingual :[implikatur]

Konteks :Suasana ketika pelajaran mewarnai. Implikatur :Mitra tutur mewarnai gambar sambil

bicara dengan temennya. Penutur menegur mitra tutur untuk tidak bicara terus. Penutur menganjurkan tangannya yang bekerja.

Maksud :Penutur menasihati mitra tutur agar tidak bicara terus dan menganjurkan agar tanggannya saja yang kerja dan mulutnya diam.

Tuturan (3.a) terjadi ketika pelajaran mewarnai. Mitra tutur mewarnai gambar sambil bicara dengan temennya. Penutur menegur mitra tutur untuk tidak bicara terus. Penutur menganjurkan tangannya yang bekerja. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur menasihati yang bertujuan untuk menasihati mitra tutur agar tidak bicara terus dan menganjurkan agar tangannya saja yang kerja dan mulutnya diam.

2) Modus Menganjurkan

(4.a) Eksplikatur :”Kalau makan sambil ngobrol nanti kalau kesedak gimana ya?“ (I/8) Pemarkah Lingual :Kalimat tanya

Konteks :Suasana ketika makan siang.

Implikatur :Mitra tutur makan sambil ngobrol. Penutur menegur agar mitra tutur tidak


(9)

ngobrol. Penutur menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu.

Maksud :Penutur menasihati mitra tutur agar tidak makan sambil ngobrol dan menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu setelah selesai makan baru ngobrol.

Tuturan (4.a) terjadi saat makan siang. Mitra tutur makan sambil ngobrol. Penutur menegur agar mitra tutur tidak ngobrol dan penutur menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menasihati yang digunakan untuk menasihati mitra tutur agar tidak makan sambil ngobrol dan menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu setelah selesai makan baru ngobrol.

3) Modus Melarang

(5.a) Eksplikatur :“Eh Mas Dika kenapa nangis? Udah-udah sayang jangan nangis nanti air matanya keluar terus jadi abis lho. Di mol-mol itu ada yang jualan air mata gak ya? Makanya jangan nangis ya nanti kalau airmatanya abis gak ada yang jual air mata jadi air matanya dihemat ya.“ (A/17)

Pemarkah Lingual : [implikatur]

Konteks : Suasana ketika pelajaran mengaji. Implikatur :Mitra tutur ada yang menangis. Penutur

menegur mitra tutur yang sedang menangis. Penutur menasihati mitra tutur untuk segera diam.

Maksud :Penutur menasihati mitra tutur agar berhenti menangis.

Tuturan (5.a) terjadi saat pelajaran mengaji. Mitra tutur ada yang menangis. Penutur menegur mitra tutur yang sedang menangis. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menasihati yang digunakan untuk menasihati mitra tutur agar segera diam dan penutur bisa melanjutkan pelajaran lagi.

4) Modus Mengingatkan

(6.a) Eksplikatur :”Kita menjadi pendengar yang baik menghargai pendapat orang lain.“ (I/2)


(10)

Pemarkah Lingual : [implikatur]

Konteks : Suasana ketika pelajaran pilar.

Implikatur :Mitra tutur ada yang sedang berpendapat. Salah satu mitra tutur yang lain bicara sendiri. Penutur mengingatkan untuk menghargai pendapat orang lain. Penutur menegur untuk mendengarkan pendapat temannya.

Maksud :Penutur menasihati mitra tutur untuk diam dan mendengarkan temannya yang sedang berpendapat.

Tuturan (6.a) terjadi saat pelajaran pilar. Mitra tutur ada yang sedang berpendapat. Salah satu mitra tutur yang lain bicara sendiri. Penutur mengingatkan untuk menghargai pendapat orang lain. Penutur menegur untuk mendengarkan pendapat temannya. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menasihati yang tujuannya penutur menasihati mitra tutur untuk diam dan mendengarkan temannya yang sedang berpendapat.

b. Strategi Tindak Tutur Direktif Menyuruh dan Menasihati 1) Strategi Tindak Tutur Direktif Menyuruh

a) Strategi Langsung

(3.a) Eksplikatur :“Coba duduk rapi!”(I/1) Pemarkah Lingual :Intonasi perintah

Konteks :Suasana ketika pelajaran pilar, penutur berjenis kelamin perempuan.

Implikatur :Penutur tidak akan memulai pelajaran jika mitratutur belum rapi.

Maksud :Penutur menyuruh mitra tutur untuk duduk rapi karena pelajaran akan dimulai.

Tuturan (3.a) terjadi pada saat pelajaran pilar saat penutur akan memulai pelajaran tetapi mitra tutur masih ramai sendiri dan belum rapi. Tuturan tersebut merupakan tindak tutut direktif menyuruh dengan strategi langsung karena maksudnya jelas yaitu menyuruh mitra tutur untuk duduk yang rapi karena pelajaran akan segera dimulai.


(11)

b) Strategi Tidak Langsung

(4.a) Eksplikatur :“Astaqfirullah hal adzim, itu tasnya siapa ya belum ditaruh di rak?” (I/9) Pemarkah Lingual :Intonasi tanya

Konteks :Suasana ketika pelajaran akan dimulai.

Implikatur :Penutur tidak akan memulai pelajaran jika tas itu belum ditaruh di rak.

Maksud :Penutur menyuruh mitra tutur yang tasnya masih dilantai untuk menaruhnya di rak.

Tuturan (4.a) terjadi ketika akan memulai pelajaran. Penutur melihat ada tas yang masih diletakkan di lantai dan penutur menyuruh mitra tutur yang memiliki tas tersebut untuk meletakkan tasnya di rak. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menyuruh dengan strategi bertutur tidak langsung karena tuturan tersebut bermaksud menyuruh mitra tutur yang tasnya masih di lantai untuk meletakkan tasnya di rak, hal tersebut diwujudkan dengan kalimat tanya.

2) Strategi Tindak Tutur Direktif Menasihati a) Strategi Langsung

(5.a) Eksplikatur :”Kita menjadi pendengar yang baik menghargai pendapat orang lain.“ (I/2)

Pemarkah Lingual :[implikatur]

Konteks : Suasana ketika pelajaran pilar.

Implikatur :Mitra tutur ada yang sedang berpendapat. Salah satu mitra tutur yang lain bicara sendiri. Penutur mengingatkan untuk menghargai pendapat orang lain. Penutur menegur untuk mendengarkan pendapat temannya.

Maksud :Penutur menasihati mitra tutur untuk diam dan mendengarkan temannya yang sedang berpendapat.

Tuturan (5.a) terjadi saat pelajaran pilar. Mitra tutur ada yang sedang berpendapat. Salah satu mitra tutur yang lain bicara sendiri. Penutur mengingatkan untuk menghargai pendapat orang


(12)

lain. Penutur menegur untuk mendengarkan pendapat temannya. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menasihati dengan menggunakan strategi langsung karena maksud penutur diungkapkan secara jelas yaitu menasihati mitra tutur agar diam dan mendengarkan temannya yang sedang berpendapat.

b) Strategi Tidak Langsung

(6.a) Eksplikatur :”Kalau makan sambil ngobrol nanti kalau kesedak gimana ya?“ (I/8) Pemarkah Lingual :Kalimat tanya

Konteks :Suasana ketika makan siang.

Implikatur :Mitra tutur makan sambil ngobrol. Penutur menegur agar mitra tutur tidak ngobrol. Penutur menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu.

Maksud :Penutur menasihati mitra tutur agar tidak makan sambil ngobrol karena bisa mengakibatkan kesedak dan penutur menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu setelah selesai makan baru ngobrol.

Tuturan (6.a) terjadi saat makan siang. Mitra tutur makan sambil ngobrol. Penutur menegur agar mitra tutur tidak ngobrol dan penutur menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menasihati menggunakan strategi tidak langsung karena tuturan trsebut bermaksud menasihati mitra tutur agar tidak makan sambil ngobrol dan menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu setelah selesai makan baru ngobrol, hal tersebut diwujudkan dengan kalimat tanya. 4. Simpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan dalam skripsi yang berjudul “Realisasi Bentuk Tindak Tutur Direktif Menyuruh dan Menasihati Guru-Murid di Kalangan Andik TK di Kecamatan Sragen Wetan” dapatdisimpulkan sebagai berikut.

1. Bentuk realisasi tindak tutur direktif menyuruh guru kepada andik TK di Kecamatan Sragen Wetan dari 28 data ditemukan 16 tuturan menyuruh.


(13)

Dari 16 tuturan menyuruh tersebut ditemukan 9 tuturan dengan verba transitif dan 7 tuturan menggunakan verba intransitif.

2. Bentuk realisasi tindak tutur direktif menasihati guru kepada andik TK di Kecamatan Sragen Wetan ditemukan 12 tuturan. Berdasarkan 12 tuturan tersebut ditemukan 3 menyarankan, 4 menganjurkan, 3 larangan, dan 3 mengingatkan.

3. Strategi tindak tutur direktif menyuruh guru kepada andik TK di Kecamatan Sragen Wetan ditemukan 14 tuturan langsung dan 2 tuturan tidak langsung.

4. Strategi direktif menasihati guru kepada andik TK di Kecamatan Sragen Wetan ditemukan 8 tuturan langsung dan 4 tuturan tidak langsung.

Tuturan yang sering diucapkan oleh guru TK di Kecamatan Sragen Wetan yaitu tuturan menyuruh yang ditemukan sebanyak 16 tuturan. Tuturan menyuruh yang paling dominan yaitu menggunakan verba transitif. Tuturan menasihati yang paling dominan adalah dengan modus menganjurkan. Sedangkan strategi yang dominan digunakan untuk menuturkan tuturan menyuruh dan menasihati yaitu strategi langsung sebanyak 22 tuturan.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Mahsun. 2007. Metode Penelitan Bahasa. Edisi revisi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sudaryanto.1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Wacana. Yogyakarta : Duta Wacana University Press.

Syamsudin dan Damaianti.2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Diterjemahkan oleh Indah Fajar Wahyuni. Cetakan I. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


(1)

ngobrol. Penutur menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu.

Maksud :Penutur menasihati mitra tutur agar tidak makan sambil ngobrol dan menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu setelah selesai makan baru ngobrol.

Tuturan (4.a) terjadi saat makan siang. Mitra tutur makan sambil ngobrol. Penutur menegur agar mitra tutur tidak ngobrol dan penutur menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menasihati yang digunakan untuk menasihati mitra tutur agar tidak makan sambil ngobrol dan menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu setelah selesai makan baru ngobrol.

3) Modus Melarang

(5.a) Eksplikatur :“Eh Mas Dika kenapa nangis? Udah-udah sayang jangan nangis nanti air matanya keluar terus jadi abis lho. Di mol-mol itu ada yang jualan air mata gak ya? Makanya jangan nangis ya nanti kalau airmatanya abis gak ada yang jual air mata jadi air matanya dihemat ya.“ (A/17)

Pemarkah Lingual : [implikatur]

Konteks : Suasana ketika pelajaran mengaji. Implikatur :Mitra tutur ada yang menangis. Penutur

menegur mitra tutur yang sedang menangis. Penutur menasihati mitra tutur untuk segera diam.

Maksud :Penutur menasihati mitra tutur agar berhenti menangis.

Tuturan (5.a) terjadi saat pelajaran mengaji. Mitra tutur ada yang menangis. Penutur menegur mitra tutur yang sedang menangis. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menasihati yang digunakan untuk menasihati mitra tutur agar segera diam dan penutur bisa melanjutkan pelajaran lagi.

4) Modus Mengingatkan

(6.a) Eksplikatur :”Kita menjadi pendengar yang baik menghargai pendapat orang lain.“ (I/2)


(2)

Pemarkah Lingual : [implikatur]

Konteks : Suasana ketika pelajaran pilar.

Implikatur :Mitra tutur ada yang sedang berpendapat. Salah satu mitra tutur yang lain bicara sendiri. Penutur mengingatkan untuk menghargai pendapat orang lain. Penutur menegur untuk mendengarkan pendapat temannya.

Maksud :Penutur menasihati mitra tutur untuk diam dan mendengarkan temannya yang sedang berpendapat.

Tuturan (6.a) terjadi saat pelajaran pilar. Mitra tutur ada yang sedang berpendapat. Salah satu mitra tutur yang lain bicara sendiri. Penutur mengingatkan untuk menghargai pendapat orang lain. Penutur menegur untuk mendengarkan pendapat temannya. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menasihati yang tujuannya penutur menasihati mitra tutur untuk diam dan mendengarkan temannya yang sedang berpendapat.

b. Strategi Tindak Tutur Direktif Menyuruh dan Menasihati 1) Strategi Tindak Tutur Direktif Menyuruh

a) Strategi Langsung

(3.a) Eksplikatur :“Coba duduk rapi!”(I/1) Pemarkah Lingual :Intonasi perintah

Konteks :Suasana ketika pelajaran pilar, penutur berjenis kelamin perempuan.

Implikatur :Penutur tidak akan memulai pelajaran jika mitratutur belum rapi.

Maksud :Penutur menyuruh mitra tutur untuk duduk rapi karena pelajaran akan dimulai.

Tuturan (3.a) terjadi pada saat pelajaran pilar saat penutur akan memulai pelajaran tetapi mitra tutur masih ramai sendiri dan belum rapi. Tuturan tersebut merupakan tindak tutut direktif menyuruh dengan strategi langsung karena maksudnya jelas yaitu menyuruh mitra tutur untuk duduk yang rapi karena pelajaran akan segera dimulai.


(3)

b) Strategi Tidak Langsung

(4.a) Eksplikatur :“Astaqfirullah hal adzim, itu tasnya siapa ya belum ditaruh di rak?” (I/9) Pemarkah Lingual :Intonasi tanya

Konteks :Suasana ketika pelajaran akan dimulai.

Implikatur :Penutur tidak akan memulai pelajaran jika tas itu belum ditaruh di rak.

Maksud :Penutur menyuruh mitra tutur yang tasnya masih dilantai untuk menaruhnya di rak.

Tuturan (4.a) terjadi ketika akan memulai pelajaran. Penutur melihat ada tas yang masih diletakkan di lantai dan penutur menyuruh mitra tutur yang memiliki tas tersebut untuk meletakkan tasnya di rak. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menyuruh dengan strategi bertutur tidak langsung karena tuturan tersebut bermaksud menyuruh mitra tutur yang tasnya masih di lantai untuk meletakkan tasnya di rak, hal tersebut diwujudkan dengan kalimat tanya.

2) Strategi Tindak Tutur Direktif Menasihati a) Strategi Langsung

(5.a) Eksplikatur :”Kita menjadi pendengar yang baik menghargai pendapat orang lain.“ (I/2)

Pemarkah Lingual :[implikatur]

Konteks : Suasana ketika pelajaran pilar.

Implikatur :Mitra tutur ada yang sedang berpendapat. Salah satu mitra tutur yang lain bicara sendiri. Penutur mengingatkan untuk menghargai pendapat orang lain. Penutur menegur untuk mendengarkan pendapat temannya.

Maksud :Penutur menasihati mitra tutur untuk diam dan mendengarkan temannya yang sedang berpendapat.

Tuturan (5.a) terjadi saat pelajaran pilar. Mitra tutur ada yang sedang berpendapat. Salah satu mitra tutur yang lain bicara sendiri. Penutur mengingatkan untuk menghargai pendapat orang


(4)

lain. Penutur menegur untuk mendengarkan pendapat temannya. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menasihati dengan menggunakan strategi langsung karena maksud penutur diungkapkan secara jelas yaitu menasihati mitra tutur agar diam dan mendengarkan temannya yang sedang berpendapat.

b) Strategi Tidak Langsung

(6.a) Eksplikatur :”Kalau makan sambil ngobrol nanti kalau kesedak gimana ya?“ (I/8) Pemarkah Lingual :Kalimat tanya

Konteks :Suasana ketika makan siang.

Implikatur :Mitra tutur makan sambil ngobrol. Penutur menegur agar mitra tutur tidak ngobrol. Penutur menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu.

Maksud :Penutur menasihati mitra tutur agar tidak makan sambil ngobrol karena bisa mengakibatkan kesedak dan penutur menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu setelah selesai makan baru ngobrol.

Tuturan (6.a) terjadi saat makan siang. Mitra tutur makan sambil ngobrol. Penutur menegur agar mitra tutur tidak ngobrol dan penutur menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menasihati menggunakan strategi tidak langsung karena tuturan trsebut bermaksud menasihati mitra tutur agar tidak makan sambil ngobrol dan menganjurkan mitra tutur untuk makan dulu setelah selesai makan baru ngobrol, hal tersebut diwujudkan dengan kalimat tanya. 4. Simpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan dalam skripsi yang berjudul “Realisasi Bentuk Tindak Tutur Direktif Menyuruh dan Menasihati Guru-Murid di Kalangan Andik TK di Kecamatan Sragen Wetan” dapatdisimpulkan sebagai berikut.

1. Bentuk realisasi tindak tutur direktif menyuruh guru kepada andik TK di Kecamatan Sragen Wetan dari 28 data ditemukan 16 tuturan menyuruh.


(5)

Dari 16 tuturan menyuruh tersebut ditemukan 9 tuturan dengan verba transitif dan 7 tuturan menggunakan verba intransitif.

2. Bentuk realisasi tindak tutur direktif menasihati guru kepada andik TK di Kecamatan Sragen Wetan ditemukan 12 tuturan. Berdasarkan 12 tuturan tersebut ditemukan 3 menyarankan, 4 menganjurkan, 3 larangan, dan 3 mengingatkan.

3. Strategi tindak tutur direktif menyuruh guru kepada andik TK di Kecamatan Sragen Wetan ditemukan 14 tuturan langsung dan 2 tuturan tidak langsung.

4. Strategi direktif menasihati guru kepada andik TK di Kecamatan Sragen Wetan ditemukan 8 tuturan langsung dan 4 tuturan tidak langsung.

Tuturan yang sering diucapkan oleh guru TK di Kecamatan Sragen Wetan yaitu tuturan menyuruh yang ditemukan sebanyak 16 tuturan. Tuturan menyuruh yang paling dominan yaitu menggunakan verba transitif. Tuturan menasihati yang paling dominan adalah dengan modus menganjurkan. Sedangkan strategi yang dominan digunakan untuk menuturkan tuturan menyuruh dan menasihati yaitu strategi langsung sebanyak 22 tuturan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Mahsun. 2007. Metode Penelitan Bahasa. Edisi revisi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sudaryanto.1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Wacana. Yogyakarta : Duta Wacana University Press.

Syamsudin dan Damaianti.2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Diterjemahkan oleh Indah Fajar Wahyuni. Cetakan I. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


Dokumen yang terkait

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, Realisasi Tindak Tutur Representatif Dan Direktif Guru Dan Anak Didik Di TK 02 Jatiwarno, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karangannyar.

0 1 17

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, Realisasi Tindak Tutur Representatif Dan Direktif Guru Dan Anak Didik Di TK 02 Jatiwarno, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karangannyar.

0 3 15

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA PEMBUKAAN PROSES BELAJAR-MENGAJARDI KALANGAN ANAK SMP DI SRAGEN Realisasi Tindak Tutur Direktif Pada Wacana Pembukaan Proses Belajar-Mengajardi Kalangan Anak Smp Di Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.

0 2 16

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA PEMBUKAAN PROSES BELAJAR-MENGAJAR DI KALANGAN ANAK Realisasi Tindak Tutur Direktif Pada Wacana Pembukaan Proses Belajar-Mengajardi Kalangan Anak Smp Di Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.

0 3 12

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID Analisis Tindak Tutur Direktif Antara Guru Murid Di Mts Sunan Kalijaga Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri.

0 2 13

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID Analisis Tindak Tutur Direktif Antara Guru Murid Di Mts Sunan Kalijaga Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri.

0 0 14

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK Realisasi Bentuk Tindak Tutur Direktif Menyuruh Dan Menasihati Guru-Murid Di Kalangan Andik TK Di Kecamatan Sragen Wetan.

0 1 14

PENDAHULUAN Realisasi Bentuk Tindak Tutur Direktif Menyuruh Dan Menasihati Guru-Murid Di Kalangan Andik TK Di Kecamatan Sragen Wetan.

0 1 5

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 Realisasi Tindak Tutur Direktif Meminta Dalam Interaksi Anak Guru Di TK Pertiwi 4 Sidoharjo.

0 1 14

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 Realisasi Tindak Tutur Direktif Meminta Dalam Interaksi Anak Guru Di TK Pertiwi 4 Sidoharjo.

0 0 14