PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANTARA ANAK USIA 6-12 TAHUN DARI IBU BEKERJA DAN DARI IBU TIDAK BEKERJA.

(1)

PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANTARA ANAK USIA 6-12 TAHUN DARI IBU BEKERJA DAN DARI IBU TIDAK BEKERJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh : DINI RULIANI

0601972

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Perbedaan Kemandirian Antara

Anak Usia 6

12 Tahun dari Ibu

Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja

Oleh Dini Ruliani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dini Ruliani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Dini Ruliani (0601972). Perbedaan Kemandirian Antara Anak Usia 6-12 Tahun

dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja. Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI,

Bandung (2013)

Orang tua terutama ibu berperan penting dalam perkembangan kemandirian seorang anak. Status pekerjaan ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran perbedaan kemandirian anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode komparatif dengan pengambilan data menggunakan kuesioner. Sampel diambil secara kebetulan (sampling aksidental) dari anak usia 6-12 tahun yang memiliki ibu bekerja dan ibu tidak bekerja di wilayah kota Bandung, sehingga diperoleh 50 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia 6-12 tahun tergolong mandiri. berdasarkan hasil uji komparasi dengan menggunakan t-test dengan α = 0,05, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,953. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemandirian anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja. Diharapkan penelitian ini akan menambah pengetahuan orang tua terutama ibu, baik ibu bekerja maupun tidak bekerja untuk lebih membimbing anaknya agar mencapai kemandirian yang optimal.

Kata Kunci : Kemandirian anak, ibu bekerja dan ibu tidak bekerja, anak usia 6-12 tahun.


(6)

ABSTRACT

Ruliani, Dini (0601972). Differences of autonomy between 6-12 years old

children of working mother and housewife. Undergraduate Thesis of Psychology

DepartementFIP UPI, Bandung (2014).

Parents mostly mother played an important role in developing children’s autonomy. Mother’s employment status was one of the factors that influence the autonomy. The purpose of this study was to get description about autonomy between 6-12 years old children of working mother and housewife. Study design used quantitative approach and comparative method. The data was collected by quetionnaire. Samples were 50 children between 6-12 years of working mother and housewife around Bandung, collected by accidental sampling method. The results of this study showed that mainly respondents were relatively autonomous, (t-test score = 0,953 at α = 0,05). This meant that there was no significant differences of autonomy between 6-12 years old children of working mother and housewife. This study was expected to enrich parent’s knowledge mostly mother, both working mothers and housewifes to guide the children better, for achieving an optimal autonomy.

Keywords : children’s autonomy, working mothers and housewifes, children between 6-12 years old


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Anak Usia 6-12 Tahun 1. Karakteristik Anak Usia 6-12 Tahun... 7

2. Tugas Perkembangan Anak Usia 6-12 Tahun... 8

B. Konsep Kemandirian 1. Pengertian Kemandirian... 10

2. Aspek-aspek Kemandirian... 11

3. Ciri-ciri Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun ... 12

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian... 13

C. Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja... 16

D. Penelitian Terdahulu... 18


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian... 20

B. Desain Penelitian... 20

C. Metode Penelitian... 21

D. Definisi Operasional... 22

E. Instrumen Penelitian... 22

F. Proses Pengembangan Instrumen... 24

G. Teknik Pengumpulan Data... 29

H. Teknik Analisa Data... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 45

B. Rekomendasi... 46

DAFTAR PUSTAKA... 47

LAMPIRAN... 51

A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 32

2. Gambaran Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja Berdasarkan Aspek Kemandirian... 33

3. Gambaran Perbandingan Kemandirian Antara Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 36

B. Pembahasan Penelitian 1. Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja dari Ibu Tidak Bekerja... 40

2. Perbedaan Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 42


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pola Penskoran ... 23 Tabel 3.2 Hasil Pengembangan Instrumen Kemandirian Anak... 25 Tabel 3.3 Koefisien Reliabilitas Instrumen Kemandirian Anak... 28 Tabel 3.4 Nilai Reliabilitas Instrumen Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun

Sebelum Dilakukan Seleksi Item... 28 Tabel 3.5 Nilai Reliabilitas Instrumen Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun

Sesudah Dilakukan Seleksi Item... 28 Tabel 3.6 Kategori Kemandirian ... 30 Tabel 4.1 Gambaran Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja

dan dari Ibu Tidak Bekerja... 32 Tabel 4.2 Gambaran Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja

dan dari Ibu Tidak Bekerja Berdasarkan Aspek Kemandirian ... 34 Tabel 4.3 Perbandingan Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu

Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 37 Tabel 4.4 Perbandingan Kemandirian Emosi Anak Usia 6-12 Tahun dari

Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 38 Tabel 4.5 Perbandingan Kemandirian Ekonomi Anak Usia 6-12 Tahun dari

Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 38 Tabel 4.6 Perbandingan Kemandirian Intelektual Anak Usia 6-12 Tahun

dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 39 Tabel 4.7 Perbandingan Kemandirian Sosial Anak Usia 6-12 Tahun dari


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambaran Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 33 Gambar 4.1 Gambaran Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu

Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja Berdasarkan Aspek Kemandirian ... 36


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pengembangan Instrumen

a. Kisi-kisi Instrumen... 51 b. Instrumen Penelitian... 55 2. Data Penelitian

a. Reliabilitas... 67 b. t-test... 71 3. Surat-surat... 78


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Anak merupakan anugrah terindah yang dimiliki oleh setiap pasangan. Semenjak dilahirkan anak selalu menjadi pusat perhatian. Orang tua adalah yang pertama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani, maupun sosial. Setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Semampunya orang tua memberikan kasih sayang, perhatian, perawatan, pendidikan serta bimbingan yang terbaik untuk anaknya.

Menurut Sujiono (2009 : 6), anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Setiap anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan. Mereka seolah-olah tidak pernah berhenti untuk bereksplorasi dan belajar.

Perkembangan anak sangatlah penting untuk diperhatikan. Jamaris (Sujiono, 2009:84) mengemukakan bahwa perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif, artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh sebab itu, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan.

Dalam setiap fase perkembangan, terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus dijalani atau dihadapi oleh setiap individu. Havighurst (Soetjiningsih, 2012:35) mengemukakan bahwa tugas perkembangan yaitu tugas-tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu yang jika berhasil dicapai akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Menurut Havighurst (Yusuf, 2011:70), salah satu


(13)

2

tugas perkembangan anak usia 6-12 tahun adalah belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap mandiri).

Bersikap mandiri atau kemandirian berakar dari awal kehidupan manusia. Seseorang tumbuh dan berkembang secara mandiri walaupun ia berada di dalam tubuh ibu dan bergantung pada ibu untuk mendapatkan makanan, perlindungan, dan kehangatan. Setelah lahir, seiring dengan perkembangan fisik, perkembangan kognitif, visual motorik, dan perkembangan sosial, ketergantungan pada ibu sedikit demi sedikit berkurang walaupun dalam banyak hal ia masih tergantung. Semakin seseorang tumbuh dan berkembang maka derajat ketergantungan itu makin lama makin berkurang dimana individu menjadi mandiri.

Kemandirian didefinisikan sebagai keadaan pengaturan diri, atau kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan dirinya sendiri (Chaplin, 2004). Selain itu, Ryan&Lynch (dalam Newman&Newman,1991) mendefinisikan bahwa kemandirian sebagai suatu kemampuan untuk mengatur tingkah laku, memilih, dan membimbing keputusan, dan tindakan seseorang, tanpa kontrol orang tua.

Bagi seorang individu, kemandirian merupakan hal terpenting karena berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan lainnya, seperti halnya yang diungkapkan oleh Preston&Robson (dalam Johnson&Medinnus, 1974) bahwa kemandirian berhubungan dengan motivasi berprestasi. Selain itu, Hartup (dalam Johnson&Medinnus, 1974) juga mengemukakan bahwa latihan kemandirian bukan lagi merupakan sesuatu hal yang tepat untuk dilakukan sejak awal masa kanak-kanak, tetapi sudah menjadi suatu keharusan untuk dilaksanakan.

Perkembangan kemandirian anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya dari faktor keluarga yaitu ibu bekerja. Selain ibu bekerja, pola asuh dan urutan kelahiran merupakan faktor keluarga yang ikut mempengaruhi kemandirian seseorang. Oleh karena itu, keluarga sangat


(14)

3

berperan dalam perkembangan kemandirian anak. Faktor lain yang juga ikut mempengaruhi kemandirian yaitu faktor lingkungan budaya.

Seiring dengan perkembangan zaman, banyak wanita saat ini yang tidak hanya menjadi ibu rumah tangga saja, tetapi juga melibatkan diri dalam dunia kerja di luar rumah. Hal ini menyebabkan waktu ibu untuk bersama keluarga terutama anaknya menjadi berkurang, yaitu pada jam-jam dimana ibu bekerja. Ibu yang sibuk bekerja atau berkarir mengakibatkan perhatian terhadap keluarga termasuk anak menjadi berkurang, bahkan tidak sedikit yang akhirnya tidak memperhatikan kondisi anak (Gunarsa, 1995).

Terbatasnya waktu yang ibu berikan untuk anak dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Dampak yang sering muncul adalah bersinggungan dengan masalah tumbuh kembang anak. Hurlock (Mariyam&Apisah, 2008:17) mengemukakan bahwa anak yang seharusnya mulai menguasai berbagai keterampilan fisik, bahasa, dan mencoba mengeksplorasi kemandiriannya menjadi anak yang malas dan cenderung tidak mandiri.

Hasil wawancara pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap dua orang tua yang memiliki anak berusia enam tahun (Wawancara Personal,2013), mendukung terhadap apa yang dikemukakan oleh Hurlock (1998) di atas, yaitu bahwa anak yang memiliki ibu tidak bekerja lebih mandiri dibandingkan dengan anak yang memiliki ibu bekerja.

Namun, peneliti menemukan bukti penelitian yang berbeda. Supardi (Martin, 2000:3) mengemukakan bahwa ibu yang bekerja akan lebih menekankan latihan kemandirian pada anak lebih awal dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Waktu, tenaga, dan pikiran yang semakin terbatas itu pada akhirnya mendorong ibu lebih awal memberikan kesempatan anak berlatih mandiri dibandingkan ibu tidak bekerja. Selain itu, Hoffman (Martin, 2000:2) mengemukakan ibu bekerja lebih menekankan kemandirian pada anaknya sehingga anak akan mencapai kemandirian yang lebih baik.


(15)

4

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa betapa pentingnya peran ibu terhadap tumbuh kembang seorang anak. Perkembangan kemandirian anak ditentukan oleh bagaimana orang tua memberi kesempatan, dorongan, dan bimbingan kepada anak dalam melakukan berbagai hal. Dengan demikian anak yang memiliki ibu tidak bekerja lebih banyak mendapatkan perhatian dibandingkan dengan anak yang memiliki ibu bekerja. Berlatar belakang pada apa yang telah dikemukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Kemandirian Antara Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Kemandirian anak yang terbentuk saat usia 6-12 tahun akan mempengaruhi cara anak bertingkah laku kelak setelah dewasa. Kemandirian pada anak berawal dari keluarga, orang tua lah yang berperan dalam mengasuh, membimbing, serta membantu mengarahkan anak menjadi mandiri. Oleh karena itu sebagai orang tua terutama ibu, perlu menerapkan sikap dan tingkah laku yang sesuai dan tepat kepada anak. Status pekerjaan ibu diduga terkait dengan kemandirian anak usia 6-12 tahun. Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran kemandirian anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja?

2. Apakah terdapat perbedaan kemandirian antara anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil perbedaan kemandirian anak usia 6-12 tahun yang memiliki ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.


(16)

5

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat menghasilkan manfaat atau kegunaan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dari sisi pengembangan ilmu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi ilmu psikologi dan memperkaya pengetahuan mengenai kemandirian, terutama perkembangan kemandirian anak.

b. Menambah literatur penelitian mengenai kemandirian.

c. Memberikan informasi mengenai kemandirian anak usia 6-12 tahun ditinjau dari status pekerjaan ibu.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan inspirasi pada penelitian selanjutnya mengenai kemandirian anak usia 6-12 tahun.

b. Bagi orang tua, agar dapat memahami gambaran kemandirian anak sehingga lebih memperhatikan anak dalam mengasuh dan membimbingnya untuk mandiri.

c. Bagi psikolog, penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan di bidang psikologi perkembangan anak.

E. Struktur Organisasi Skripsi

 Bab I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

 Bab II : Tinjauan kepustakaan yang menguraikan teori yang menjadi dasar pemikiran, hipotesis, dan melandasi penelitian.

 Bab III : Metode penelitian yang berisi definisi operasional, desain penelitian, subjek penelitian, alat penelitian, dan teknik statistik yang dipakai, serta prosedur penelitian.


(17)

6

 Bab IV : Hasil dan analisa hasil, menguraikan gambaran umum subjek, perbedaan skor pada kedua kelompok sampel, dan analisa data hasil penelitian.

 Bab V : Kesimpulan dan saran, merangkum hasil penelitian dan penjelasan mengenai hasil yang diperoleh.


(18)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat. 2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 6-12 tahun di wilayah Kota Bandung.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono, 2005). Artinya, sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan sebagai sumber data yang benar-benar mewakili keseluruhan populasi. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik nonprobability sampling, dimana setiap unsur atau anggota populasi tidak diberi peluang/kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2005). Peneliti mengambil sampel secara kebetulan (sampling aksidental) dari anak usia 6-12 tahun. Sampel yang diambil sebanyak 50 orang, yang terdiri atas 25 orang anak dari ibu bekerja dan 25 orang anak dari ibu tidak bekerja.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dimana data yang diperoleh didominasi angka, mulai dari pengambilan data, penafsiran, hingga hasil pengukuran (Arikunto, 2006:27). Merujuk pada rumusan


(19)

21

masalah dan tujuan penelitian, maka pendekatan penelitian non-eksperimental dengan pola kausal komparatif dirasa lebih tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.

Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas (independent

variable) berupa jenis pekerjaan ibu, yaitu ibu bekerja dan ibu tidak bekerja /

ibu rumah tangga dengan variabel terikat (dependent variable) berupa kemandirian anak. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2005).

Analisa data yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah metode t-test yang didasarkan pada data yang dikumpulkan melalui kuesioner pengukuran kemandirian anak.

C. Metode Penelitian

Pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2006).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif. Penelitian ini juga disebut ex-post facto dimana penelitian ini berusaha mencari hubungan sebab akibat yang mungkin terjadi dengan melihat sebagian gejala yang nampak (Ruseffendi, 2003:31). Penelitian ini berusaha menemukan persamaan dan perbedaan tentang benda, orang, prosedur kerja, ide, cara berpikir, juga kritik terhadap orang, kelompok, ide, atau prosedur kerja (Ruseffendi, 2003)


(20)

22

D. Definisi Operasional

1. Kemandirian

Dalam penelitian ini definisi kemandirian didasarkan pada definisi kemandirian dari Seifert dan Hoffnung (1991) dan kategorisasi kemandirian dari Havighurst yaitu kemandirian didefinisikan sebagai kemampuan anak untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan, dan tindakan serta mengatasi perasaan malu dan ragu-ragu tanpa bantuan orang tua maupun lingkungannya. Kemampuan tersebut mencakup kemampuan pada aspek emosi, ekonomi, intelektual, dan sosial.

2. Ibu bekerja dan ibu tidak bekerja

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan ibu bekerja adalah ibu yang melakukan sesuatu di luar rumah untuk mendapat penghasilan dan berada di luar rumah lebih dari 30 jam dalam seminggu. Sedangkan ibu tidak bekerja atau sering juga disebut dengan ibu rumah tangga adalah wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan di rumah tangga atau tidak di kantor.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa angket atau kuesioner dengan menggunakan skala psikologis. Kuesioner yang digunakan peneliti bersifat tertutup. Peneliti mengharapkan sampel memilih salah satu pilihan jawaban yang disediakan pada setiap item pertanyaannya (Sugiyono, 2006). Pada masing-masing item pernyataan, sampel diminta untuk memilih salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan penilaiannya mengenai kemandirian.


(21)

23

Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan dengan menggunakan skala perbedaan semantik (semantic

differential). Pernyataan yang disajikan pada instrumen ada yang bernilai

positif (+) atau favorable dan negatif (-) atau unfavorable. Pemberian skor instrumen dilakukan dengan memberikan skor berupa angka 3 s/d -3 pada masing-masing jawaban seperti berikut:

Tabel 3.1

Pola Penskoran

Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas 30 item yang mencakup 4 dimensi dengan 18 indikator kemandirian anak usia 6-12 tahun, dan memiliki nilai reliabilitas sebesar α cronbach = 0,881.

Peneliti membagikan kuesioner kepada orang tua subjek, yaitu ibu-ibu yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian orang tua subjek menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan membubuhkan tanda silang (X) pada kotak yang paling cocok dengan perilaku subjek.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen penelitian dilakukan dengan uji coba untuk mengukur sejauh mana instrumen penelitian dapat mengungkap dengan tepat variabel yang akan diukur. Uji coba instrumen dalam penelitian ini bersifat uji coba terpakai, yang berarti bahwa pengambilan data hanya dilakukan satu kali. Data yang terkumpul akan diolah untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitas, yang kemudian diolah lagi dengan menghilangkan item-item yang tidak valid ataupun reliabel.


(22)

24

1. Uji Validitas

a. Validitas Konstruk

Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan pengujian validitas konstruk (construct validity). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012).

Pengujian validitas konstruk dapat menggunakan pendapat para ahli (expert judgement). Dalam hal ini peneliti meminta bantuan kepada dua orang ahli di Jurusan Psikologi, yaitu Drs. MIF Baihaqi, M.Si dan Medianta Tarigan, M.Psi untuk penilaian terhadap instrumen kemandirian anak usia 6-12 tahun. Setelah dianalisis oleh para ahli, instrumen kemandirian anak usia 6-12 tahun sudah bisa digunakan untuk penelitian. Akan tetapi setelah dilakukan pengolahan data terdapat 4 item yang dihapus sehingga tersisa 30 item.

b. Analisis Item

Analisis item didasarkan dari data empiris dengan melakukan analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter item seperti indeks kesukaran item, indeks diskriminasi item, analisis reliabilitas dan validitas alat ukur tersebut (Azwar, 2010). Item-item yang mencapai koefisien korelasi ≥ 0,30 dianggap sebagai item yang memuaskan. Apabila jumlah item yang lolos masih tidak mencukupi jumlah yang diinginakan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan tercapai. (Azwar, 2009).

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, terdapat beberapa item yang tidak layak untuk digunakan. Item-item tersebut kemudian tidak disertakan dalam proses pengolahan data. Hasil pengembangan instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.


(23)

25

Tabel 3.2

Hasil Pengembangan Instrumen Kemandirian Anak

Dimensi Indikator

Item Sebelum Uji Coba Item Setelah Uji Coba No. Item Jumlah No. Item Jumlah

Kemandirian Emosi

Anak memiliki rasa percaya diri 1, 19 2 1, 19 2

Anak mampu berinisiatif 2, 23 2 2, 23 2

Anak mampu mengontrol emosi sendiri 3, 26 2 3 1

Anak bebas secara emosi dari orang tua 4, 32 2 4, 32 2

Anak puas dengan keputusannya sendiri 5, 30 2 5, 30 2

Kemandirian Ekonomi

Anak mampu bersikap hemat 6, 20 2 6, 20 2

Anak mampu melaksanakan transaksi

ekonomi 24

1

24 1

Kemandirian Intelektual

Anak mampu mengatasi masalah dan

hambatan 31, 21

2

31, 21 2

Anak mampu mengerjakan tugas pribadi 13, 27 2 13, 27 2

Anak mampu mempertahankan prinsip yang

dimiliki dan diyakini 10, 28

2


(24)

26

Anak mampu mengambil keputusan 11 1 11 1

Anak mempunyai kehendak yang kuat 12, 34 2 12, 34 2

Anak bertanggung jawab 7, 9 2 7, 9 2

Anak mampu menghargai waktu 14, 33 2 14 1

Kemandirian Sosial

Anak mampu menghindari pengaruh negatif

pergaulan 15, 22

2

15, 22 2

Anak mampu menerima kritik 16, 25 2 16 1

Anak mampu menerima perbedaan pendapat 17, 29 2 17, 29 2

Anak mempunyai hubungan baik dengan

orang lain 8, 18

2


(25)

27

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu (Sarwono, 2006). Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran sehingga reliabilitas dapat diartikan sebagai tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran (Azwar, 2010). Instrumen yang reliabel cenderung menghasilkan data yang sama dalam waktu yang berbeda.

Pengukuran reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha

Cronbach sebagai berikut :

[

]

Keterangan :

n : banyaknya bagian (potongan tes)

Vi : varian tes bagian I yang panjangnya tidak ditentukan Vt : varian skor total (perolehan)

(Ihsan, 2009)

Aiken (2002) mengatakan bahwa koefisien alpha cronbach sebesar 0,6 sampai 0,8 dikatakan cukup pada sebuah alat untuk menentukan perbedaan antar kelompok, selama alat itu tidak dipergunakan untuk membandingkan tiap individu dengan individu lainnya. Pembagian koefisien Alpha Cronbach pun dapat dibedakan sebagai berikut (Guilford dalam Sugiyono, 2010) :


(26)

28

Tabel 3.3

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien

Sangat Reliabel >0,900

Reliabel 0,700-0,900

Cukup Reliabel 0,400-0,700 Kurang Reliabel 0,200-0,400

Tidak Reliabel <0,200

Dengan mengacu pada kategorisasi koefisien reliabilitas Alpha

Cronbach di atas, diperoleh kesimpulan bahwa instrumen yang diuji dapat

dipercaya (reliabel) untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Adapun hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian ditampilkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.4

Nilai Reliabilitas Instrumen Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun Sebelum dilakukan Seleksi Item

Tabel 3.5

Nilai Reliabilitas Instrumen Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun Sesudah dilakukan Seleksi Item

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,867 34

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items


(27)

29

Koefisien reliabilitas alpha cronbach instrumen kemandirian anak usia 6-12 tahun sebelum dilakukan seleksi item bernilai 0,867. Setelah dilakukan seleksi item, instrumen kemandirian anak usia 6-12 tahun mengalami peningkatan nilai alpha cronbach menjadi 0,881. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen kemandirian anak usia 6-12 tahun reliabel. G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008). Pertimbangan penggunaan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data adalah banyaknya jumlah subjek penelitian, sehingga digunakan kuesioner agar pengumpulan data lebih efektif dan efisien.

H. Teknik Analisis Data

1. Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, yaitu gambaran kemandirian antara anak usia 12 tahun dari ibu bekerja dan anak usia 6-12 tahun dari ibu tidak bekerja, digunakan teknik analisis data secara statistik, yaitu dengan perhitungan rata-rata (mean). Rumus perhitungan mean adalah sebagai berikut :

̅

dimana :

ΣX1 = Jumlah seluruh skor X dalam data n = Jumlah seluruh data

(Susetyo, 2010) Dengan diketahui skor mean, maka sampel dapat dikategorikan mandiri dan tidak mandiri dengan ketentuan sebagai berikut :


(28)

30

Tabel 3.6

Kategori Kemandirian

Norma Kategori Kemandirian

̅

> 0 Mandiri

̅

≤ 0 Tidak Mandiri

2. Untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, yaitu apakah terdapat perbedaan kemandirian antara anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan anak usia 6-12 tahun dari ibu tidak bekerja, maka dilakukan teknik analisis data secara statistik dengan menggunakan t-test, dengan rumus :

̅ ̅

dimana :

̅ ̅ : Rata-rata kedua kelompok

dan : Variansi

: Jumlah kedua kelompok

(Sugiyono, 2005)

Menurut Sugiyono (2005), teknik statistik t-test merupakan teknik statistik parametris yang digunakan untuk menguji komparasi data rasio atau interval. Statistik parametrik memiliki persyaratan tertentu terhadap data yang akan dianalisis, yaitu data berdistribusi normal dan homogen. Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, peneliti telah melakukan uji normalitas dengan metode uji One-Sample

Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS version 20.0 for windows. Data dikatakan


(29)

31

berdistribusi tidak normal apabila nilai probabilitasnya 0,05 (Sugiyono,2005)

Hasil perhitungan menunjukkan nilai signifikansi dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja sebesar 0,652 dan 0,697. Nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistibusi normal. Dan untuk mengetahui data homogen atau tidak, peneliti melakukan uji homogenitas dengan metode uji One-Way anova dengan bantuan SPSS version 20.0 for windows. Dari hasil perhitungan menunjukkan nilai 0,04 dengan signifikansinya 0,952. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa variansi kedua sampel sama atau homogen.


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja tergolong mandiri. Artinya sebagian besar anak usia 6-12 tahun sudah menyelesaikan tugas perkembangannya yaitu mencapai kebebasan pribadi (bersikap mandiri). Berdasarkan aspek kemandirian, anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja maupun ibu tidak bekerja memiliki kemandirian emosi, ekonomi, intelektual dan sosial yang hampir sama. Jadi, anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja sudah mandiri dalam emosi, ekonomi, intelektual dan sosial.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemandirian antara anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja. Artinya anak yang memiliki ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbandingan kemandirian anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi orang tua, baik ibu bekerja maupun tidak bekerja. Berikan dukungan agar anak lebih mandiri lagi. Beberapa cara yang bisa dipertimbangkan untuk melatih kemandirian, misalnya dorong anak dalam untuk mengutarakan pendapatnya, biarkan anak melakukan kesalahan agar anak belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan, dan berikan kebebasan dalam menentukan pilihan.


(31)

2. Bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan lebih menggali lagi kajian teori tentang kemandirian anak usia 6-12 tahun dan mengembangkan instrumen agar dapat mengukur variabel penelitian dengan baik. Dan meninjau kemandirian dari pola asuh dengan menjadikan pola asuh sebagai salah satu variabel yang diteliti. Selain itu, sebaiknya melakukan observasi dan wawancara secara langsung untuk mengukur perilaku ibu dalam memperlakukan anaknya.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Aiken, L. R. (2002). Psychological Testing and Assesment. Edisi ke-10. Boston : Allyn Bacon.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Azwar, A. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. Dr.,MA. (2009). Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiman, N. (2008). Perkembangan Kemandirian Pada Remaja, dalam konsep

dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling. Editor : Suherman. Bandung :

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia.

Chaplin, J.P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan). Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Farah, A.D. (1999). Perbedaan Kemandirian Anak Usia Prasekolah yang Pernah

Dititipkan di TPA dengan Anak yang Tidak Pernah Dititipkan di TPA.

Skripsi UI Depok : tidak diterbitkan.

Fuhrmann, B.S. (1990). Adolescence, Adolescents. USA : Scott,Foresman and Company.

Gunarsa,S. D. (1990). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Edisi ke-5. Jakarta : BPK Gunung Mulya.

Gunarsa, S.D. (1995). Psikologi Perkembangan. Jakarta : BPK Gunung Mulya. Hadiwidjojo, V.I. K. (2009). Dampak Ibu Bekerja. Tersedia :

http://www.anakku.net/dampak-ibu-bekerja.html [Akses : 5 Juni 2013] Hartinah, S. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Refika


(33)

Hurlock, E.B. (1990). Developmental Psycologhy : a lifespan approach. Boston : McGraw Hill.

Hurlock, E.B. (1998). Perkembangan Anak (child development). Alih bahasa oleh Tjandrasa. Jakarta : PT. Erlangga.

Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Bandung : tidak diterbitkan.

Imtiyas, Y. (2010). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kemandirian

Remaja. Skripsi UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Johnson, R.C. dan Medinnus, G.R. (1974). Child Psychology, Behavior and

Development. Canada : John Wiley & Son.

Kenyorini, E. (2009). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Authoritative dengan

Kemandirian Emosional Remaja SMA Negeri 77 Jakarta. Skripsi UPI

Bandung : tidak diterbitkan

Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Edisi ke-8. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Malau, E. (2012). Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kemandirian Anak Kelas

Satu Sekolah Dasar Negeri 1 Pondok Cina Kota Depok. Skripsi UI Depok :

tidak diterbitkan.

Mariyam, A. (2008). “Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu dan Tingkat Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Desa Prapag Lor Kecamatan Losari Kabupaten Brebes”. Jurnal Keperawatan. 2, (1), 16-23.

Martin, M.H. (2000). Perbedaan Tingkat Kemandirian Antara Anak Usia 3-5

Tahun yang Ibunya Bekerja Full Time dengan Anak Usia 3-5 Tahun yang Ibunya Tidak Bekerja. Skripsi UI Depok : tidak diterbitkan.

Miller, P.H.(1993). Theories of Developmental Psychology. Edisi ke- 3. New York : W.H. Freeman & Co.

Munandar, S.C.U. (1983). Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia :

Suatu Tinjauan Psikologis. Jakarta : UI Press.

Newman, B.M. dan Newman, P.R. (1991). Development Through Life, A

Psychosocial Approach. Edisi ke-5. Illinois : The Dorsey Press


(34)

Nuryanti, L. (2008). Psikologi Anak. Jakarta : PT. Indeks

Papalia, D.E. dan Olds, S.W (1993). A Child’s World : Infancy through

Adolescence. Edisi ke- 6. New York : McGraw Hill.

Papalia, D.E, Olds, S.W, dan Feldman, R.D. (2009). Human Development, Edisi

ke-10. Jakarta : Salemba Humanika.

Pramudiarja, A.U. (2011). Ditinggal Ibu Kerja, Anak Tak Jadi Hiperaktif. Tersedia :

http://wolipop.detik.com/read/2011/10/02/103943/1734805/857/ditinggal-ibu-kerja-anak-tak-jadi-hiperaktif [Akses : 28 Desember 2013 ]

Pusat Bahasa Depdiknas Republik Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Tersedia : http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php [ Akses : 5 Juni 2013 ]

Ruseffendi, E.T. (2003). Dasar-dasar Penelitian dan Bidang Non-Eksakta

Lainnya. Semarang: UPT UNNESS Press

Sani, A.S. (1999). Konsep Kemandirian Menurut Orang Tua dan Remaja. Skripsi UI Depok : tidak diterbitkan.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Seftiansyah, R. (2012). Hubungan Pola Asuh Ibu yang Bekerja dan Ibu yang

Tidak Bekerja Terhadap Perilaku Anak Usia Prasekolah. Skripsi

UNIBRAW Malang : tidak diterbitkan.

Seifert, K.L & R.J. Hoffnung. (1991). Child and Adolescent Development. Boston : Houghton Mifflin Company.

Setyanti, C. A. (2011). Dampak Positif Ibu Bekerja Bagi Anak. Tersedia :

http://female.kompas.com/read/2011/11/03/10020397 [Akses : 5 Juni 2013] Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Soetjiningsih, C.H. (2012). Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai

Dengan Kanak-Kanak Akhir. Jakarta : Prenada Media Group.


(35)

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sujiono, Y.N. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT.Indeks.

Suroto, A. (2012). Perkembangan Kemandirian Peserta Didik. Tersedia :

http://agus-suroto.blogspot.com/2012/09/perkembangan-kemandirian-peserta-didik.html [Akses : 5 Juni 2013]

Susetyo, B. (2010) . Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung : PT. Refika Aditama.

Widoyoko, S. E.P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Winarto, J. (2011). Teori Belajar Sosial Albert Bandura. Tersedia :

http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura-346947.html [Akses : 31 Desember 2013]

Yulistara, A. (2013). Pola Asuh Anak Oleh Ibu Bekerja dan di Rumah, Apa

Perbedaannya?. Tersedia :

http://wolipop.detik.com/read/2013/01/29/080048/2154776/857/pola-asuh-anak-oleh-ibu-bekerja-di-rumah-apa-perbedaannya [Akses : 31 Desember 2013]

Yullyana. R. (2013). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua

dengan Kecerdasan Interpersonal Remaja. Skripsi UPI Bandung : tidak

diterbitkan

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. dan Sugandhi, N.M. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja tergolong mandiri. Artinya sebagian besar anak usia 6-12 tahun sudah menyelesaikan tugas perkembangannya yaitu mencapai kebebasan pribadi (bersikap mandiri). Berdasarkan aspek kemandirian, anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja maupun ibu tidak bekerja memiliki kemandirian emosi, ekonomi, intelektual dan sosial yang hampir sama. Jadi, anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja sudah mandiri dalam emosi, ekonomi, intelektual dan sosial.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemandirian antara anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja. Artinya anak yang memiliki ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbandingan kemandirian anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi orang tua, baik ibu bekerja maupun tidak bekerja. Berikan dukungan agar anak lebih mandiri lagi. Beberapa cara yang bisa dipertimbangkan untuk melatih kemandirian, misalnya dorong anak dalam untuk mengutarakan pendapatnya, biarkan anak melakukan kesalahan agar anak belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan, dan berikan kebebasan dalam menentukan pilihan.


(2)

2. Bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan lebih menggali lagi kajian teori tentang kemandirian anak usia 6-12 tahun dan mengembangkan instrumen agar dapat mengukur variabel penelitian dengan baik. Dan meninjau kemandirian dari pola asuh dengan menjadikan pola asuh sebagai salah satu variabel yang diteliti. Selain itu, sebaiknya melakukan observasi dan wawancara secara langsung untuk mengukur perilaku ibu dalam memperlakukan anaknya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Aiken, L. R. (2002). Psychological Testing and Assesment. Edisi ke-10. Boston : Allyn Bacon.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Azwar, A. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. Dr.,MA. (2009). Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiman, N. (2008). Perkembangan Kemandirian Pada Remaja, dalam konsep

dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling. Editor : Suherman. Bandung :

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia.

Chaplin, J.P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan). Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Farah, A.D. (1999). Perbedaan Kemandirian Anak Usia Prasekolah yang Pernah

Dititipkan di TPA dengan Anak yang Tidak Pernah Dititipkan di TPA.

Skripsi UI Depok : tidak diterbitkan.

Fuhrmann, B.S. (1990). Adolescence, Adolescents. USA : Scott,Foresman and Company.

Gunarsa,S. D. (1990). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Edisi ke-5. Jakarta : BPK Gunung Mulya.

Gunarsa, S.D. (1995). Psikologi Perkembangan. Jakarta : BPK Gunung Mulya. Hadiwidjojo, V.I. K. (2009). Dampak Ibu Bekerja. Tersedia :

http://www.anakku.net/dampak-ibu-bekerja.html [Akses : 5 Juni 2013] Hartinah, S. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Refika


(4)

Hurlock, E.B. (1990). Developmental Psycologhy : a lifespan approach. Boston : McGraw Hill.

Hurlock, E.B. (1998). Perkembangan Anak (child development). Alih bahasa oleh Tjandrasa. Jakarta : PT. Erlangga.

Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Bandung : tidak diterbitkan.

Imtiyas, Y. (2010). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kemandirian

Remaja. Skripsi UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Johnson, R.C. dan Medinnus, G.R. (1974). Child Psychology, Behavior and

Development. Canada : John Wiley & Son.

Kenyorini, E. (2009). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Authoritative dengan

Kemandirian Emosional Remaja SMA Negeri 77 Jakarta. Skripsi UPI

Bandung : tidak diterbitkan

Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Edisi ke-8. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Malau, E. (2012). Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kemandirian Anak Kelas

Satu Sekolah Dasar Negeri 1 Pondok Cina Kota Depok. Skripsi UI Depok :

tidak diterbitkan.

Mariyam, A. (2008). “Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu dan Tingkat Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Desa Prapag Lor Kecamatan Losari Kabupaten Brebes”. Jurnal Keperawatan. 2, (1), 16-23.

Martin, M.H. (2000). Perbedaan Tingkat Kemandirian Antara Anak Usia 3-5

Tahun yang Ibunya Bekerja Full Time dengan Anak Usia 3-5 Tahun yang Ibunya Tidak Bekerja. Skripsi UI Depok : tidak diterbitkan.

Miller, P.H.(1993). Theories of Developmental Psychology. Edisi ke- 3. New York : W.H. Freeman & Co.

Munandar, S.C.U. (1983). Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia :

Suatu Tinjauan Psikologis. Jakarta : UI Press.

Newman, B.M. dan Newman, P.R. (1991). Development Through Life, A

Psychosocial Approach. Edisi ke-5. Illinois : The Dorsey Press


(5)

Nuryanti, L. (2008). Psikologi Anak. Jakarta : PT. Indeks

Papalia, D.E. dan Olds, S.W (1993). A Child’s World : Infancy through

Adolescence. Edisi ke- 6. New York : McGraw Hill.

Papalia, D.E, Olds, S.W, dan Feldman, R.D. (2009). Human Development, Edisi

ke-10. Jakarta : Salemba Humanika.

Pramudiarja, A.U. (2011). Ditinggal Ibu Kerja, Anak Tak Jadi Hiperaktif. Tersedia :

http://wolipop.detik.com/read/2011/10/02/103943/1734805/857/ditinggal-ibu-kerja-anak-tak-jadi-hiperaktif [Akses : 28 Desember 2013 ]

Pusat Bahasa Depdiknas Republik Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Tersedia : http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php [ Akses : 5 Juni 2013 ]

Ruseffendi, E.T. (2003). Dasar-dasar Penelitian dan Bidang Non-Eksakta

Lainnya. Semarang: UPT UNNESS Press

Sani, A.S. (1999). Konsep Kemandirian Menurut Orang Tua dan Remaja. Skripsi UI Depok : tidak diterbitkan.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Seftiansyah, R. (2012). Hubungan Pola Asuh Ibu yang Bekerja dan Ibu yang

Tidak Bekerja Terhadap Perilaku Anak Usia Prasekolah. Skripsi

UNIBRAW Malang : tidak diterbitkan.

Seifert, K.L & R.J. Hoffnung. (1991). Child and Adolescent Development. Boston : Houghton Mifflin Company.

Setyanti, C. A. (2011). Dampak Positif Ibu Bekerja Bagi Anak. Tersedia :

http://female.kompas.com/read/2011/11/03/10020397 [Akses : 5 Juni 2013] Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Soetjiningsih, C.H. (2012). Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai

Dengan Kanak-Kanak Akhir. Jakarta : Prenada Media Group.


(6)

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sujiono, Y.N. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT.Indeks.

Suroto, A. (2012). Perkembangan Kemandirian Peserta Didik. Tersedia :

http://agus-suroto.blogspot.com/2012/09/perkembangan-kemandirian-peserta-didik.html [Akses : 5 Juni 2013]

Susetyo, B. (2010) . Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung : PT. Refika Aditama.

Widoyoko, S. E.P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Winarto, J. (2011). Teori Belajar Sosial Albert Bandura. Tersedia :

http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura-346947.html [Akses : 31 Desember 2013]

Yulistara, A. (2013). Pola Asuh Anak Oleh Ibu Bekerja dan di Rumah, Apa

Perbedaannya?. Tersedia :

http://wolipop.detik.com/read/2013/01/29/080048/2154776/857/pola-asuh-anak-oleh-ibu-bekerja-di-rumah-apa-perbedaannya [Akses : 31 Desember 2013]

Yullyana. R. (2013). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua

dengan Kecerdasan Interpersonal Remaja. Skripsi UPI Bandung : tidak

diterbitkan

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. dan Sugandhi, N.M. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.


Dokumen yang terkait

Keterlibatan Ibu Bekerja Dalam Perkembangan Pendidikan Anak

1 29 11

PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA 6-7 TAHUN ANTARA IBU YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI DESA Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap.

0 1 15

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak Bekerja Di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap.

0 2 6

PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA 6-7 TAHUN ANTARA IBU YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI DESA SIKAMPUH KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 6-7 Tahun Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak Bekerja Di Desa Sikampuh K

0 2 14

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANAK PADA IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA DI SDIT ADZKIA PADANG.

0 0 12

PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DITINJAU DARI IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA (di Kecamatan Samarinda Kota) Ravika Geofanny1 ABSTRACT - Index of /site/wp-content/uploads/2016/12

0 0 12

PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DITINJAU DARI IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA (di Kecamatan Samarinda Kota) Ravika Geofanny

0 0 11

PERBEDAAN POLA ASUH TERHADAP PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-3 TAHUN PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA

0 3 8

View of PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN ANTARA IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA DI DESA PEPEDAN KECAMATAN KARANGMONCOL KABUPATEN PURBALINGGA

0 0 9

PERBEDAAN PERKEMBANGAN ANAKUSIA 3-6 TAHUN ANTARA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI TK AMONG SIWI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Perbedaan Perkembangan Anak Usia 3-6 Tahun Antara Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja di Tk Among Siwi Sleman Yogyakarta - DIGIL

0 0 24