UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI ALJABAR DI KELAS VIII SMP KARYA BUNDA MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PADA MATERI ALJABAR DI KELAS VIII SMP KARYA BUNDA MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh : Desy Ratna Sari NIM 4103311015

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Desy Ratna Sari dilahirkan di Asam Jawa, pada tanggal 19 Agustus 1991. Ayah bernama Wasruddin dan ibu bernama Erna Wati dan merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Swasta Widya Dharma dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Widya Dharma dan lulus tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Panca Budi Medan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Kegiatan intrakurikuler di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti yaitu sebagai panitia pada Kontes Literasi Matematika (KLM) dan Seminar LokaKarya Nasional Pendidikan Matematika dengan tema “ Melalui Seminar dan Lokakarya Matematika Kita Tingkatkan Mutu Pembelajaran Matematika”.


(4)

iii

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PADA MATERI ALJABAR DI KELAS VIII SMP KARYA BUNDA MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015

DESY RATNA SARI (NIM 4103311015) ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran di kelas VIII SMP Karya Bunda Medan melalui penerapan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A SMP Karya Bunda Medan tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 26 orang. Objek dari penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.

Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah lembar observasi dan tes pemahaman konsep. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan di akhir setiap siklus diberikan tes pemahaman konsep. Sebelum diberikan, tes terlebih dahulu divalidkan ke validator.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar sudah mengalami peningkatan dan kegiatan pembelajarannya efektif. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi untuk guru pada siklus I sebesar 2,41 meningkat pada siklus II menjadi 3,03. Selanjutnya, pelaksanaan pembelajaran berdasarkan observasi untuk siswa pada siklus I sebesar 2,28 meningkat pada siklus II yaitu 3,06. Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep yang diberikan kepada siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,1 dan meningkat pada siklus II menjadi 82,5. Ketuntasan belajar yang dicapai yaitu dari 17 orang siswa (65,38%) pada siklus I meningkat menjadi 23 orang siswa (88,46%) pada siklus II dan tingkat ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus II yakni 88,46% sudah mencukupi syarat ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85% siswa yang mencapai tes kemampuan pemahaman konsep 75. Selain itu waktu pembelajaran saat penelitian berlangsung tidak melebihi waktu pembelajaran seperti biasa.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran kontekstual kemampuan siswa dalam memahami konsep aljabar mengalami peningkatan dan kegiatan pembelajaran efektif.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kontekstual Pada Materi Aljabar Di Kelas VIII SMP Karya Bunda Medan Tahun Ajaran 2014/2015”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd, Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, MS dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran perkuliahan. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si Selaku Sekertaris Jurusan Matematika serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Ahmad Ridwan Pohan selaku Kepala Sekolah SMP Karya Bunda Medan, Ibu Afrina Mustafa, S.Pd, selaku guru bidang studi matematika SMP Karya Bunda Medan, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi SMP Karya Bunda Medan yang namanya


(6)

v

tidak memungkinkan penulis untuk menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Wasruddin dan Ibunda Erna Wati sebagai orang tua penulis yang telah banyak memberi kasih sayang, semangat, nasehat, doa dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayahanda dan Ibunda, amin. Terimakasih juga untuk adinda Devri Syahputra, Triana Devina dan Khairi Afif Fawazy yang telah memberikan doa, semangat dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini berlangsung.

Penulis juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada Deni Heriyansyah yang selalu bersama dan memberikan do’a serta motivasi maupun dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Tak lupa penulis ucapkan juga terima kasih untuk sahabat Aisyah Hutasuhut, Meida Hasda Hasibuan, Cindy Novalia Silitonga, Runny Tri Sulistyowati, Utari Mustika, Andreas Sembiring, Dedi Aprinaldi, Sholahuddin Al’Ayyubi Dalimunthe, adik kami Nurul Indah Pratiwi dan teman-teman seperjuangan di kelas Ekstensi A 2010 pendidikan matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, November 2014 Penulis

Desy Ratna Sari NIM. 4103311015


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xii

Daftar Diagram xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 10

1.3 Batasan Masalah 10

1.4 Rumusan Masalah 10

1.5 Tujuan Penelitian 11

1.6 Manfaat Penelitian 11

1.7 Defenisi Operasional 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 13

2.1.1 Pengertian Belajar 13

2.1.2 Pembelajaran Matematika 14

2.1.3 Efektivitas Pembelajaran 16

2.1.3.1 Ciri-ciri Efektivitas 17

2.1.3.2 Kriteria Efektivitas 17

2.1.4 Pemahaman Konsep Matematika 18

2.1.5 Pentingnya Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran

Matematika 23

2.2 Hakikat Pembelajaran Kontekstual 24

2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kontekstual 24 2.2.2 Sistem Model Pembelajaran Kontekstual 26

2.2.3 Tujuan pembelajaran Kontekstual 27

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan CTL

dan Komponen-komponennya 28

2.2.5 Penerapan Pembelajaran Kontekstual 34 2.2.6 Kelebihan dan kelemahan Pembelajaran Kontekstual 35

2.3 Operasi Hitung Aljabar 36

2.3.1 Pengertian Variabel, Konstanta dan Koefisien 36 2.3.2 Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar 38 2.3.3 Operasi Perkalian Bentuk Aljabar 40


(8)

vii

2.3.4 Operasi Pembagian Bentuk Aljabar 42

2.3.5 Operasi Perpangkatan Bentuk Aljabar 45

2.4 Kerangka Konseptual 48

2.5 Hipotesis Tindakan 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 51

3.1.1 Lokasi Penelitian 51

3.1.2 Waktu Penelitian 51

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 51

3.2.1 SubjekPenelitian 51

3.2.2 Objek Penelitian 51

3.3. Jenis penelitian 51

3.4 Prosedur Penelitian 52

3.5 Alat Pengumpul Data 59

3.5.1 Observasi 59

3.5.2 Tes 60

3.6 Teknik Analisis Data 62

3.6.1 Reduksi data 62

3.6.2 Paparan Data 63

3.7 Indikator Keberhasilan 65

3.8 Penyimpulan Data 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 67

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I 67

4.1.1.1 Tahap Perencanaan Tindakan 67

4.1.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan 71

4.1.1.3 Observasi 73

4.1.1.4 Analisis Data Hasil Siklus I 73 4.1.1.4.1 Hasil Tes Pemahaman Konsep 73

4.1.1.4.2 Hasil Observasi 75

4.1.1.5 Refleksi 77

4.1.1.6 Penyimpulan Data 78

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II 79

4.1.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan 79

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan 80

4.1.2.3 Observasi 82

4.1.2.4 Analisis Data Hasil Siklus II 82 4.1.2.4.1 Hasil Tes Pemahaman Konsep 82

4.1.2.4.2 Hasil Observasi 84

4.1.2.5 Refleksi 86

4.1.2.6 Penyimpulan Data 86

4.2 Kelemahan-kelemahan penelitian 87


(9)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 94

5.2 Saran 94


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Kesalahan siswa menjelaskan unsur-unsur aljabar 4 Gambar 1.2 Kesalahan siswa menjelaskan suku-suku sejenis

dan tak sejenis 5

Gambar 1.3 Kesalahan siswa menghitung soal pada operasi

penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar 5 Gambar 1.4 Kesalahan siswa menghitung soal pada operasi perkalian

aljabar bentuk aljabar 6

Gambar 1.5 Kesalahan siswa menyederhanakan soal pada operasi

pembagian aljabar 6

Gambar 1.6 Kesalahan siswa menyederhanakan soal pada operasi

perpangkatan aljabar 7


(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Pedoman Untuk Melihat Aktivitas Guru dan Siswa 60 Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep I 61 Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep II 61 Tabel 3.4 Rubrik Pensekoran Tes Pemahaman Konsep

Matematika Siswa 61

Tabel 4.1 Deskripsi Ketuntasan Tes Kemampuan Awal Siswa

dengan Kriteria Ketuntasan Belajar 67 Tabel 4.2 Deskripsi Menyatakan Ulang Konsep dengan

Kriteria Ketuntasan Belajar 68 Tabel 4.3 Deskripsi Memberikan Contoh dan Non Contoh

dengan Kriteria Ketuntasan Belajar 68 Tabel 4.4 Deskripsi Menyelesaikan Operasi Penjumlahan Bentuk

Aljabar dengan Kriteria Ketuntasan Belajar 68 Tabel 4.5 Deskripsi Menyelesaikan Operasi Pengurangan Bentuk

Aljabar dengan Kriteria Ketuntasan Belajar 69 Tabel 4.6 Deskripsi Menyelesaikan Operasi Perkalian Bentuk

Aljabar dengan Kriteria Ketuntasan Belajar 69 Tabel 4.7 Menyelesaikan Operasi Pembagian Bentuk Aljabar

dengan Kriteria Ketuntasan Belajar 70 Tabel 4.8 Deskripsi Menyelesaikan Operasi Perpangkatan Bentuk

Aljabar dengan Kriteria Ketuntasan Belajar 70 Tabel 4.9 Deskripsi Menyatakan Ulang Konsep dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus I 74 Tabel 4.10 Deskripsi Memberikan Contoh dan Non Contoh

dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 74 Tabel 4.11 Kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur tertentu dengan Kriteria Ketuntasan

Belajar Siklus I 75

Tabel 4.12 Deskripsi Ketuntasan Pemahaman Konsep Siswa

dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 75 Tabel 4.13 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 76 Tabel 4.14 Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 76 Tabel 4.15 Deskripsi Menyatakan Ulang Konsep dengan

Kriteria KetuntasanBelajar Siklus II 83 Tabel 4.16 Deskripsi Memberikan Contoh dan Non Contoh

dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II 83 Tabel 4.17 Kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur tertentu dengan Kriteria Ketuntasan

Belajar Siklus II 84

Tabel 4.18 Deskripsi Ketuntasan Pemahaman Konsep Siswa


(12)

xi

Tabel 4.19 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus II 85 Tabel 4.20 Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP Siklus I 98

Lampiran 2. RPP Siklus II 120

Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 141 Lampiran 4. Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 153 Lampiran 5. Kisi-kisi Tes Diagnostik 163

Lampiran 6. Tes Diagnostik 164

Lampiran 7. Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 165 Lampiran 8. Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 167 Lampiran 9. Lembar Validasi Soal Tes Diagnostik 171 Lampiran 10. Hasil Tes Diagnostik 174 Lampiran 11. Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal 175

Lampiran 12. Tes Kemampuan Awal 176

Lampiran 13. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Awal 177 Lampiran 14. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Awal 179 Lampiran 15. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Awal 183 Lampiran 16. Hasil Tes Kemampuan Awal 185 Lampiran 17. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep I 186 Lampiran 18. Tes Pemahaman Konsep I 187 Lampiran 19. Alternatif Jawaban Tes Pemahaman Konsep I 189 Lampiran 20. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep I 194 Lampiran 21. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep I 198 Lampiran 22. Hasil Tes Pemahaman Konsep I 204 Lampiran 23. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep II 205 Lampiran 24. Tes Pemahaman Konsep II 206 Lampiran 25. Alternatif Jawaban Tes Pemahaman Konsep II 208 Lampiran 26. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep II 212 Lampiran 27. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep II 217 Lampiran 28. Hasil Tes Pemahaman Konsep II 223 Lampiran 29. Lembar Observasi Guru Siklus I 224 Lampiran 30. Lembar Observasi Guru Siklus II 233 Lampiran 31. Lembar Observasi Siswa Siklus I 242 Lampiran 32. Lembar Observasi Siswa Siklus II 247 Lampiran 33. Dokumentasi penelitian 252


(14)

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 Hasil Observasi Guru 88

Diagram 4.2 Hasil Observasi Siswa 89

Diagram 4.3 Nilai Rata-rata Tes Pemahaman Konsep Siswa 90


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan menyebutkan, bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009: 1).

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang (Trianto, 2009: 1-2).

Pendidikan yang diberikan di sekolah dasar, sekolah lanjutan maupun di sekolah menengah meliputi beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu


(16)

2

pengetahuan yang selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, dan juga menopang cabang pengetahuan yang lain, sehingga matematika sering dikatakan sebagai queen and service of science (ratu dan pelayan ilmu pengetahuan). Matematika berkembang seiring dengan peradaban manusia. Sejarah ilmu pengetahuan menempatkan matematika pada bagian puncak hierarki ilmu pengetahuan. Peletakan demikian ini menimbulkan mitos bahwa matematika adalah penentu tingkat intelektualitas seseorang (Masykur, 2008: 66).

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Namun matematika yang ada pada hakekatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya deduktif formal dan abstrak, harus diberikan kepada anak-anak sejak SD yang cara berfikirnya masih pada tahap operasi konkret. Oleh karena itu kita perlu berhati-hati dalam menanamkan konsep-konsep matematika tersebut. Di satu pihak siswa SD berfikirnya masih sangat terbatas, artinya berfikirnya dengan dikaitkannya dengan benda-benda konkret, di pihak lain matematika itu obyek-obyek penelaahannya abstrak, artinya hanya ada dalam pemikiran manusia sehingga matematika itu hanyalah suatu hasil karya dari kerja otak manusia. Sebagai guru matematika terlebih lagi di SD perlu disadarkan bahwa matematika itu mempunyai sifat-sifat seperti disebutkan di atas, walaupun dalam menyampaikan bahan-bahan matematika harus berorientasi kepada kepentingan siswa (Hudojo, 2005: 37).

Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan aritmatika atau berhitung. Padahal, matematika memiliki cakupan yang lebih luas daripada aritmatika. Aritmatika hanya merupakan bagian dari matematika. Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar (Abdurrahman, 2009: 251-252).


(17)

3

Menurut Johnson dan Myklebust (1967: 244), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk mempermudah berfikir. Menurut Paling (1982: 1), ide manusia tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali dan bagi. Tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar, geometri dan trigonometri. Banyak pula yang beranggapan bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan berfikir logis. Cockroft (1982: 1-5) mengemukakan bahwa :

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan yang sesuai, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Belajar matematika tidak sama dengan belajar sejarah, metode menghafal tidak cukup karena matematika bukanlah ilmu hafalan. Jika ingin berhasil mengerjakan soal-soal matematika maka harus banyak berlatih dan memahami rumus-rumusnya. Salah satu materi matematika yang dianggap sulit oleh siswa khusunya siswa SMP Karya Bunda adalah aljabar. Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap salah satu guru matematika SMP Karya Bunda Medan yaitu Ibu Afrina Mustafa mengenai materi aljabar yaitu dalam prakteknya di sekolah, keaktifan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran masih kurang, misalnya siswa tidak berani untuk mengerjakan soal di depan kelas dan siswa jarang mengajukan pertanyaan. Kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar menghapal konsep yang ada, meniru langkah-langkah penyelesaian yang diberikan oleh guru dan tak jarang ada siswa yang mencontek jawaban temannya. Ketika mereka ditanya apakah mereka mengerti dengan konsep yang dimaksud, maka jawaban mereka adalah tidak, mereka mengakui bahwa hanya hapal saja. Menghafal atau mengingat tidak sama dengan belajar. Hafal atau ingat akan


(18)

4

sesuatu belum menjamin bahwa dengan demikian orang sudah belajar dalam arti yang sebenarnya. Sebab untuk mengetahui sesuatu tidak cukup hanya dengan menghafal saja.

Menurut Sanjaya (2009) pemahaman konsep matematika adalah kemampuan siswa untuk mengenal, memahami, menerangkan atau menjelaskan serta menggunakan konsep, prosedur dan ide matematika berdasarkan pembentukan pengetahuan sendiri bukan sekedar menghapal. Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 5 Maret 2014 berupa tes diagnostik yang berkaitan dengan pemahaman konsep pada materi aljabar khususnya operasi hitung aljabar kepada 31 siswa kelas VIII-A SMP Karya Bunda Medan, terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan oleh siswa untuk setiap nomor soal. Kesalahan yang dilakukan meliputi kesalahan yang berkaitan dengan pemahaman konsep pada materi aljabar, diantaranya :

Gambar 1.1 Kesalahan siswa menjelaskan unsur-unsur aljabar

Berdasarkan Gambar 1.1 siswa tidak dapat menjelaskan yang mana merupakan variabel, koefisien dan konstanta. Mereka hanya menghapal konsep yang diberikan oleh guru saja, sehingga apabila diberikan soal yang berbeda maka mereka tidak dapat menyelesaikannya dengan benar. Sebanyak 77,42% siswa tidak dapat menyatakan ulang konsep unsur-unsur aljabar. Kesalahan lainnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


(19)

5

Gambar 1.2 Kesalahan siswa menjelaskan suku-suku sejenis dan tak sejenis

Berdasarkan Gambar 1.2 siswa tidak dapat menjelaskan yang mana merupakan suku sejenis dan suku tak sejenis, mereka hanya menghapal konsep yang diberikan oleh guru, sehingga apabila diberikan soal yang berbeda mereka tidak dapat menjelaskannya dengan benar. Sebanyak 80,65% siswa tidak dapat menjelaskan suku sejenis dan suku tak sejenis.

Gambar 1.3 Kesalahan siswa menghitung soal pada operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar

Berdasarkan Gambar 1.3 siswa tidak dapat menyelesaikan operasi hitung aljabar. Siswa kurang memahami bahwa operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar hanya dapat digunakan pada suku-suku yang sejenis. Sebanyak 70,97% siswa salah menjumlahkan dan mengurangkan bentuk aljabar


(20)

6

tersebut. Hal ini dikarenakan siswa tidak memahami konsep suku sejenis dan suku tak sejenis. Kesalahan lainnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1.4 Kesalahan siswa menghitung soal pada operasi perkalian aljabar bentuk aljabar

Berdasarkan Gambar 1.4 siswa tidak dapat menyelesaikan operasi perkalian aljabar. Sebanyak 74,19% siswa salah mengalikan bentuk aljabar tersebut. Siswa tidak mengerti konsep perkalian aljabar. Sehingga mereka bingung bagaimana menyelesaikan soal perkalian apabila diberikan bentuk soal yang berbeda.

Gambar 1.5 Kesalahan siswa menyederhanakan soal pada operasi pembagian aljabar

Berdasarkan Gambar 1.5 siswa tidak dapat menyelesaikan operasi pembagian bentuk aljabar. Sebanyak 51,61% siswa salah membagikan bentuk


(21)

7

aljabar tersebut. Mereka hanya mengikuti langkah-langkah penyelesaian yang diberikan oleh guru. Begitu juga dengan Gambar 1.6 di bawah ini. Sebanyak 90,32% siswa salah menyelesaikan operasi perpangkatan aljabar.

Gambar 1.6 Kesalahan siswa menyederhanakan soal pada operasi perpangkatan aljabar

Dari lembar jawaban kesalahan siswa di atas, diperoleh pemahaman siswa kelas VIII-A SMP Karya Bunda tentang konsep aljabar masih sangat rendah, banyak siswa yang kesulitan untuk menyederhanakan operasi aljabar dikarenakan siswa bingung dalam membedakan antara variabel, konstanta dan koefisien. Selain itu siswa juga bingung dalam membedakan antara suku sejenis dan suku tak sejenis. Selain itu kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal hanya dengan meniru langkah-langkah penyelesaian yang diberikan guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes diagnostik yang diberikan oleh peneliti diperoleh 8 orang (25,81%) dari 31 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya ≥ 75) sedangkan 23 siswa lainnya (74,19%) belum tuntas. Sedangkan rata-rata yang didapat secara keseluruhan sebesar 46,2.

Selain itu, rendahnya pemahaman konsep siswa diakibatkan karena dalam proses pembelajaran matematika terlalu berkonsentrasi pada soal yang bersifat prosedural dan mekanistik daripada pengertian. Dalam kegiatan pembelajaran guru biasanya menjelaskan konsep secara informatif, memberikan contoh soal dan memberikan soal-soal latihan. Guru matematika pada umumnya juga mengajar dengan metode ceramah dan ekspositori. Pada kondisi seperti itu, kesempatan siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri


(22)

8

tidak ada. Sebagian besar siswa tampak mengerti dengan baik setiap penjelasan atau informasi dari guru, siswa jarang mengajukan pertanyaan pada guru sehingga guru aktif sendiri menjelaskan apa yang telah disiapkannya. Siswa hanya menerima saja apa yang telah disiapkan oleh guru. Hal ini tentu berakibat informasi yang didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri siswa.

Ansari (2008: 3) mengungkapkan bahwa hal yang seperti ini akan mengakibatkan dua konsekwensi : “(1) siswa kurang aktif dan pola pembelajaran ini kurang menanamkan pemahaman konsep sehingga kurang mengundang sikap kritis. (2) jika siswa diberi soal yang berbeda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus memulai darimana mereka bekerja”.

Sebab kesulitan belajar siswa tidak selamanya disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi bisa disebabkan karena penggunaan metode belajar yang tidak sesuai. Pemilihan metode tidak boleh asal pilih, sesuaikan metode mana yang cocok untuk setiap materi. Hudojo (1988: 3) mendukung pentingnya pemahaman konsep dengan pernyataan bahwa :

Dalam proses belajar matematika, prinsip belajar harus terlebih dahulu dipilih, sehingga waktu mempelajari matematika dapat berlangsung dengan lancar, misalnya mempelajari konsep B yang mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu memahami lebih dahulu konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan serta, mendasarkan pada pengalaman belajar yang lalu.

Berdasarkan pernyataan inilah maka peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman konsep akan suatu materi dalam matematika haruslah ditempatkan pada prioritas yang utama. Berdasarkan fenomena di atas kemudian muncul pertanyaan, metode, pendekatan atau strategi seperti apa yang melibatkan aktivitas siswa secara optimal dan membuat pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna dan menyenangkan sehingga siswa dapat memahami suatu konsep matematika. Salah satu bentuk pembelajaran alternatif yang dirancang sedemikian rupa sehingga mencerminkan keterlibatan siswa secara aktif melalui strategi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual atau contextual teaching and learning(CTL).


(23)

9

Pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan yang memungkinkan terjadinya proses belajar dan di dalamnya siswa dimungkinkan menerapkan pemahaman serta kemampuan akademik siswa, baik secara sendiri-sendiri maupun berkelompok. Selain itu pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja. Pembelajaran kontekstual bukan merupakan konsep baru. Penerapan pembelajaran di kelas-kelas Amerika pertama-tama diusulkan oleh Jhon Dewey. Pada tahun 1916, Dewey mengusulkan suatu kurikulum dan metodologi pengajaran yang dikaitkan dengan minat dan pengalaman siswa (Trianto, 2009: 104).

Perkembangan pemahaman yang diperoleh selama mengadakan telaah pustaka menjadi semakin jelas bahwa CTL merupakan suatu perpaduan dari banyak praktik yang baik dan beberapa pendekatan reformasi pendidikan yang dimaksudkan untuk memperkaya relevansi dan penggunaan fungsional pendidikan untuk semua siswa (Trianto, 2009: 105).

Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni : konstruktivisme(constructivism), inkuiri (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection)dan penilaian sebenarnya(authentic assesment).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar di kelas VIII SMP Karya Bunda Medan tahun ajaran 2014/2015”.


(24)

10

1.2 Identifikasi Masalah

1) Peserta didik beranggapan bahwa matematika merupakan bidang studi yang paling sulit karena memiliki obyek kajian yang abstrak dan bahasa yang simbolis.

2) Penyampaian materi matematika di sekolah yang dilakukan guru masih di dominasi metode ceramah dan ekspositori.

3) Peserta didik hanya mampu menghapal konsep yang diberikan, meniru langkah-langkah penyelesaian seperti yang diberikan oleh guru dan tak jarang terdapat siswa yang mencontek dengan temannya.

4) Keaktifan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan dalam proses pembelajaran masih kurang

5) Peserta didik masih banyak melakukan kesalahan yang berkaitan dengan pemahaman konsep pada operasi hitung aljabar.

6) Pembelajaran kontekstual belum diterapkan dalam membelajarkan materi operasi hitung aljabar.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti dan luasnya cakupan identifikasi masalah dan agar penelitian menjadi lebih efektif, jelas dan terarah maka masalah yang teridentifikasi pada penelitian ini yaitu pada rendahnya pemahaman konsep matematika siswa terhadap operasi hitung aljabar serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkannya.

1.4 Rumusan Masalah

1) Bagaimana peningkatan pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar di kelas VIII SMP Karya Bunda Medan tahun ajaran 2014/2015 ?

2) Bagaimana efektivitas pembelajaran ketika diterapkan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar di kelas VIII SMP Karya Bunda Medan tahun ajaran 2014/2015 ?


(25)

11

1.5 Tujuan Penelitian

1) Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar di kelas VIII SMP Karya Bunda Medan tahun ajaran 2014/2015.

2) Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran ketika diterapkan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar di kelas VIII SMP Karya Bunda Medan tahun ajaran 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, memperoleh pengalaman langsung dengan adanya kebebasan dalam belajar secara aktif.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan bahwa pembelajaran kontekstual dapat digunakan sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa serta sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. c. Bagi peneliti, sebagai bahan pembanding bagi mahasiswa atau peneliti

lainnya yang ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama tentang pemahaman konsep siswa pada materi aljabar.

d. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan.

2. Manfaat Teoritis

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca maupun guru dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika.


(26)

12

1.7 Defenisi Operasional

1. Pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan yang memungkinkan terjadinya proses belajar dan di dalamnya siswa dimungkinkan menerapkan pemahaman serta kemampuan akademik siswa, baik secara sendiri-sendiri maupun berkelompok. Selain itu pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni : konstruktivisme (constructivism), inkuiri (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection)dan penilaian sebenarnya(authentic assesment).

2. Pemahaman konsep matematika adalah kemampuan siswa untuk mengenal, memahami, menerangkan atau menjelaskan serta menerapkan konsep, prosedur dan ide matematika berdasarkan pembentukan pengetahuan sendiri bukan sekedar menghapal.


(27)

94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV dan penemuan selama pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kontekstual, diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan tersebut adalah :

1. Pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar di kelas VIII SMP Karya Bunda Medan tahun ajaran 2014/2015 meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pemahaman konsep yang telah diberikan pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Rata-rata skor tes pemahaman konsep dan persentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.

2. Kegiatan pembelajaran ketika diterapkan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar di kelas VIII SMP Karya Bunda Medan tahun ajaran 2014/2015 efektif. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar yang diperoleh siswa telah mencapai ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal, lembar observasi guru dan siswa yang telah diberikan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan waktu pembelajaran saat penelitian berlangsung tidak melebihi waktu pembelajaran seperti biasa.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa, agar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dimana pembelajaran harus berfokus pada siswa atau student centered. Dengan demikian apabila aktivitas ini terjadi seperti yang diharapkan maka pastinya akan meningkatkan kualitas belajar.


(28)

95

2. Kepada guru matematika kelas VIII-A SMP Karya Bunda Medan diharapkan menerapkan pembelajaran kontekstual dengan memberikan motivasi dan memperbanyak memberi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan berikan selalu tugas atau pekerjaan rumah (PR) yang soal-soalnya sesuai dengan kemampuan siswa yang akan dicapai agar siswa semakin mengerti dan pemahaman konsep matematika siswa dapat meningkat. 3. Bagi sekolah, agar mendukung terhadap perkembangan inovasi

pembelajaran yang telah dilakukan guru guna perbaikan pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.


(29)

96

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Ajrina, S, (2011), Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL),

http://www.sheilajrina.wordpress.com/2011/11/19/pembelajaran-kontekstual-contextual-teaching-and-learning-ctl/, (diakses 5 Maret 2012). Anderson dan Krathwol, (2009),

http://www.idonbiu.com/2009/05perbedaan-perbedaan-kontekstualdan.html, (diakses 20 Maret 2014). Ansari, (2009),Komunikasi Matematik, Penerbit Pena, Jakarta.

Apriyanto, Y, (2013), http://www.ilmu matematika.blogspot.com/2013/05/-indikator-pemahaman-konsep-matematika.html , (diakses 17 juli 2014). Arikunto, S, dkk, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi

Aksara, Jakarta.

Artauly, S, (2011), Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung di SMP Katolik Tri Sakti II Medan Tahun

Ajaran 2011/2012,Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan (Tidak diterbitkan).

Dafril, A, 2011, Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Peningkatan Pemahaman Matematika Siswa, Prosiding PGRI hal 795-796, Palembang. Depdiknas, (2003), Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis

Kompetensi SMP, Depdiknas, Jakarta.

Depdiknas, (2001), Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMP, Depdiknas, Jakarta.

FMIPA Unimed, (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA Medan, Unimed, Medan.

Gafur, (2003), Pembelajaran Kontekstual, http://www.sekolahku.info.com. (diakses 22 maret 2014).

Hazar, S, (2012), Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Dengan

Menerapkan Pembelajaran Kontekstual Pada Pokok Bahasan Geometri di

Kelas VIII MTs Negeri Binjai Tahun Ajaran 2011/201, FMIPA, UNIMED,

MEDAN (Tidak diterbitkan).

Hudojo, H, (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Dirjen Dikti, P2LPTK, Jakarta.


(30)

97

Jauhari, M, (2011), Implementasi PAIKEM dari BEHAVIORISTIK sampai KONSTRUKTIVISTIK Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis

CTL (Contextual Teaching and Learning), Penerbit Prestasi Pustakaraya,

Jakarta.

Johnson, E, B, (2007), Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Penerbit Mizan

Learning Center, Bandung.

Masykur, M, dkk, (2008), Mathematical Intelligence : Cara Cerdas Melatih Otak

dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, Penerbit Ar-Ruzz Media,

Jogjakarta.

Muhli, A, (2011), (https://wicaksono.blogspot.com/2011/08/02/efektivitas-pembelajaran/), (diakses 10 November 2014)

Mulyani, R, (2008), Implementasi Pendekatan Diskursus dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep, Skripsi, FMIPA, UPI, Bandung (Tidak diterbitkan).

Muslich, M, (2009), Melaksanakan Penelitian Kelas Itu Mudah, Bumi Aksara, Jakarta.

Purwanto, (2011), EVALUASI HASIL BELAJAR, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sagala, S, (2009),Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung. Sanjaya, W, (2009),Penelitian Tindakan Kelas,Penerbit Kencana, Jakarta.

Sa’ud, U, S, (2009),Inovasi Pendidikan, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Schoenfeld, A, H, (1992), Learning to Think Mathematically: Problem Solving, Metacognition and Sense of Mathematics, Dalam Handbook of Reasearch

on Mathematics Teaching and Learning (pp. 334- 370), D. A. Grouws

(Ed), Macmillan, New York.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2011),Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sugiyono, (2010),Statistika Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.


(1)

1.5 Tujuan Penelitian

1) Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar di kelas VIII SMP Karya Bunda Medan tahun ajaran 2014/2015.

2) Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran ketika diterapkan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar di kelas VIII SMP Karya Bunda Medan tahun ajaran 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, memperoleh pengalaman langsung dengan adanya kebebasan dalam belajar secara aktif.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan bahwa pembelajaran kontekstual dapat digunakan sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa serta sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. c. Bagi peneliti, sebagai bahan pembanding bagi mahasiswa atau peneliti

lainnya yang ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama tentang pemahaman konsep siswa pada materi aljabar.

d. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan.

2. Manfaat Teoritis

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca maupun guru dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika.


(2)

1.7 Defenisi Operasional

1. Pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan yang memungkinkan terjadinya proses belajar dan di dalamnya siswa dimungkinkan menerapkan pemahaman serta kemampuan akademik siswa, baik secara sendiri-sendiri maupun berkelompok. Selain itu pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni : konstruktivisme (constructivism), inkuiri (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection)dan penilaian sebenarnya(authentic assesment).

2. Pemahaman konsep matematika adalah kemampuan siswa untuk mengenal, memahami, menerangkan atau menjelaskan serta menerapkan konsep, prosedur dan ide matematika berdasarkan pembentukan pengetahuan sendiri bukan sekedar menghapal.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV dan penemuan selama pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kontekstual, diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan tersebut adalah :

1. Pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar di kelas VIII SMP Karya Bunda Medan tahun ajaran 2014/2015 meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pemahaman konsep yang telah diberikan pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Rata-rata skor tes pemahaman konsep dan persentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.

2. Kegiatan pembelajaran ketika diterapkan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar di kelas VIII SMP Karya Bunda Medan tahun ajaran 2014/2015 efektif. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar yang diperoleh siswa telah mencapai ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal, lembar observasi guru dan siswa yang telah diberikan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan waktu pembelajaran saat penelitian berlangsung tidak melebihi waktu pembelajaran seperti biasa.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa, agar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dimana pembelajaran harus berfokus pada siswa atau student centered. Dengan demikian apabila aktivitas ini terjadi seperti yang diharapkan maka pastinya akan meningkatkan kualitas belajar.


(4)

2. Kepada guru matematika kelas VIII-A SMP Karya Bunda Medan diharapkan menerapkan pembelajaran kontekstual dengan memberikan motivasi dan memperbanyak memberi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan berikan selalu tugas atau pekerjaan rumah (PR) yang soal-soalnya sesuai dengan kemampuan siswa yang akan dicapai agar siswa semakin mengerti dan pemahaman konsep matematika siswa dapat meningkat. 3. Bagi sekolah, agar mendukung terhadap perkembangan inovasi

pembelajaran yang telah dilakukan guru guna perbaikan pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Ajrina, S, (2011), Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL),

http://www.sheilajrina.wordpress.com/2011/11/19/pembelajaran-kontekstual-contextual-teaching-and-learning-ctl/, (diakses 5 Maret 2012). Anderson dan Krathwol, (2009),

http://www.idonbiu.com/2009/05perbedaan-perbedaan-kontekstualdan.html, (diakses 20 Maret 2014). Ansari, (2009),Komunikasi Matematik, Penerbit Pena, Jakarta.

Apriyanto, Y, (2013), http://www.ilmu matematika.blogspot.com/2013/05/-indikator-pemahaman-konsep-matematika.html , (diakses 17 juli 2014). Arikunto, S, dkk, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi

Aksara, Jakarta.

Artauly, S, (2011), Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung di SMP Katolik Tri Sakti II Medan Tahun Ajaran 2011/2012,Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan (Tidak diterbitkan). Dafril, A, 2011, Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Peningkatan Pemahaman Matematika Siswa, Prosiding PGRI hal 795-796, Palembang. Depdiknas, (2003), Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis

Kompetensi SMP, Depdiknas, Jakarta.

Depdiknas, (2001), Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMP, Depdiknas, Jakarta.

FMIPA Unimed, (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA Medan, Unimed, Medan.

Gafur, (2003), Pembelajaran Kontekstual, http://www.sekolahku.info.com. (diakses 22 maret 2014).

Hazar, S, (2012), Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Dengan Menerapkan Pembelajaran Kontekstual Pada Pokok Bahasan Geometri di Kelas VIII MTs Negeri Binjai Tahun Ajaran 2011/201, FMIPA, UNIMED, MEDAN (Tidak diterbitkan).

Hudojo, H, (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Dirjen Dikti, P2LPTK, Jakarta.


(6)

Jauhari, M, (2011), Implementasi PAIKEM dari BEHAVIORISTIK sampai KONSTRUKTIVISTIK Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning), Penerbit Prestasi Pustakaraya, Jakarta.

Johnson, E, B, (2007), Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Penerbit Mizan Learning Center, Bandung.

Masykur, M, dkk, (2008), Mathematical Intelligence : Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, Penerbit Ar-Ruzz Media, Jogjakarta.

Muhli, A, (2011), (https://wicaksono.blogspot.com/2011/08/02/efektivitas-pembelajaran/), (diakses 10 November 2014)

Mulyani, R, (2008), Implementasi Pendekatan Diskursus dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep, Skripsi, FMIPA, UPI, Bandung (Tidak diterbitkan).

Muslich, M, (2009), Melaksanakan Penelitian Kelas Itu Mudah, Bumi Aksara, Jakarta.

Purwanto, (2011), EVALUASI HASIL BELAJAR, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sagala, S, (2009),Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung. Sanjaya, W, (2009),Penelitian Tindakan Kelas,Penerbit Kencana, Jakarta.

Sa’ud, U, S, (2009),Inovasi Pendidikan, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Schoenfeld, A, H, (1992), Learning to Think Mathematically: Problem Solving, Metacognition and Sense of Mathematics, Dalam Handbook of Reasearch on Mathematics Teaching and Learning (pp. 334- 370), D. A. Grouws (Ed), Macmillan, New York.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2011),Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sugiyono, (2010),Statistika Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI METODE GROUP RESUME PADA SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 8 BATU TAHUN AJARAN 2011/2012

0 5 26

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI I BANYUPUTIH - SITUBONDO

0 3 20

KONSTRUKSI KONSEP BENTUK ALJABAR MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

8 47 83

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMP TAMAN SISWA GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 51

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KARAKTER DASAR PADA SISWA KELAS VIII G MELALUI LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 34 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

0 21 282

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 34 SEMARANG TAHUN AJARAN 2015 2016

1 16 283

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BESAR SUDUT MELALUI PENDEKATAN PMRI

1 1 11

UPAYA MENINGKATKAN KONSEP DIRI RENDAH MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP 2 BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013 SKRIPSI

0 0 21

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KEBUMEN

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 CILACAP TAHUN AJARAN 20132014

0 0 8