PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI: Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Siti Fatimah dan Taman Kanak-kanak Al-Muqaddhasah Tahun Ajaran 2015-2

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL

GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN

BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Siti Fatimah dan Taman Kanak-kanak Al-Muqaddhasah Tahun Ajaran 2015-2016)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

SHINTA SUNANTI NIM. 1105396

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Halaman Hak Cipta

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN

TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP

KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA

DINI

Oleh Shinta Sunanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

© Shinta Sunanti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SHINTA SUNANTI

1105396

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL

GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASA BODILY-KINESTHETIC

ANAK USIA DINI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Disetujui dan disahkan oleh :

MENGETAHUI, KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN

ANAK USIA DINI

Dr. Badru Zaman, M. Pd NIP. 19740806 200112 1 002

PEMBIMBING II

Dr. Euis Kurniati, M. Pd NIP. 19770611 200112 2 002

PEMBIMBING I

Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 19770828 200312 1 002


(4)

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL

GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK

USIA DINI

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Siti Fatimah dan Taman Kanak-kanak Al-Muqaddhasah Tahun Ajaran 2015-2016)

SHINTA SUNANTI 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan permainan tradisional galahbandung terhadap kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah Kuasi Eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini dilakukan pada kelompok B di TK Siti Fatimah dan TK Al-Muqaddhasah dengan jumlah sampel kelompok eksperimen sebanyak 14 orang anak dan kelompok kontrol sebanyak 12 orang anak. Data penelitian diperoleh menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman observasi kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia 5-6 tahun. Berdasarkan hasil penelitian kondisi awal pada kelompok eksperimen menunjukkan anak pada kriteria muncul pada kecerdasan bodily-kinesthetic sebanyak 66% dan pada kriteria belum muncul sebanyak 34%, sementara pada kelompok kontrol menunjukkan anak pada kriteria muncul pada kecerdasan bodily-kinesthetic sebanyak 57% dan kriteria belum muncul sebanyak 43%. Setelah dilakukan treatment dan proses uji statistic menggunakan uji t independen (Independent Sampel T-test) pada data posttest diperoleh hasil p value (0,027) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa pembelajaran dengan permainan tradisional galahbandung memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan bodily-kinesthetic antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan permainan tradisional galahbandung dapat dijadikan salah satu metode alternatif bagi pendidik dalam mengembangkan kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini.

Kata Kunci : Kecerdasan bodily-kinesthetic, Anak Usia Dini, Permainan Tradisional Galahbandung.


(5)

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

THE INFLUENCE OF GALAHBANDUNG, A TRADITIONAL GAME TOWARD YOUNG LEARNERS’ BODILY-KINESTHETIC INTELLIGENCE (A Quasi Experimental Study Toward Group B Young Learners of Siti Fatimah

and Al-Muqaddhasah Kindergarten 2015 – 2016) SHINTA SUNANTI

2015

The purpose of the study is to investigate influences of Galahbandung as a traditional game toward young learners’ bodily-kinesthetic intelligence. The research design used is Nonequivalent Control Group Design. This research takes place at group B of Siti Fatimah and Al-Muqaddhasah kindergarten for 14 young learners and 12 young learners in a controlled class. Research data obtained using bodily-kinesthetic intelligence observation for young learners at age of 5-6 as instrument. Based on research data result, it shows that there is a significance appears at bodily-kinesthetic intelligence for 66% which it is only 34% before. Besides, in controlled class, it shows that there is a significance appears at bodily-kinesthetic intelligence for 57% which it is only 43% before. After the treatment and statistic test applied using independent t-test on post-test, data p value (0,027) < 0,05 as result data gained. It means that Ho is refused but Ha is accepted. It concludes that galahbandung as a traditional game gives significant influences in studying and learning activity which can be used as a method for teacher in developing bodily-kinesthetic at young learners level.

Keywords: Bodily-kinesthetic Intelligence, Young Learners, Galahbandung as a Traditional Game


(6)

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penelitian ... 6

BAB II PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG DAN PENGEMBANGANNYA TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ... 8

A. Konsep Multiple Intelligences ... 8

B. Karakteristik Anak Usia Dini ... 12

C. Kecerdasan Bodily-Kinestetic ... 14

D. Konsep Permainan Tradsional ... 18

E. Galahbandung ... 20

F. Hubungan Permainan Tradisional Galahbandung Terhadap Kecerdasan Bodily-Kinesthetic ... 25

G. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 26

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 28


(7)

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Metode Penelitian ... 28

2. Desain Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 30

1. Lokasi Penelitian ... 30

2. Subjek Penelitian ... 31

C. Definisi Operasional Variabel ... 31

1. Kecerdasan Bodily-Kinesthetic ... 31

2. Permainan Tradisional ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 34

1. Kisi-kisi Instrumen ... 34

2. Analisis Instrumen ... 36

F. Prosedur Penelitian ... 40

G. Hipotesis Penelitian ... 41

H. Teknik Analisis Data ... 42

1. Analisis Data ... 42

2. Uji Statistik ... 42

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Temuan ... 46

1. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic di TK Siti Fatimah Sebagai Kelompok Eksperimen dan TK Al-Muqaddhasah Sebagai Kelompok Kontrol (Pretest) ... 46

2. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Anak di TK Siti Fatimah Pada Kelompok Eksperimen dan TK Al-Muqaddhasah Pada Kelompok Kontrol (Posttest) ... 56

3. Perbedaan Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Anak Antara Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol Pada Saat Pretest dan Posttest...66

4. Pembahasan ... 72

1. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Anak di TK Siti Fatimah Pada Kelompok Eksperimen dan TK Al-Muqaddhasah Pada Kelompok Kontrol (Pretest) ... 72


(8)

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Anak di TK Siti Fatimah Pada Kelompok Eksperimen dan TK Al-Muqaddhasah Pada

Kelompok Kontrol (Posttest)...73

3. Analisis Perbedaan Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Antara Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol Pretest dan Posttes ...75

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 77

A. Simpulan ... 77

B. Rekomendasi ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN


(9)

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Sampel TK Siti Fatmah dan TK Al-Muqaddhasah ... 29

3.2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kecerdasan Bodily-Kinesthetic ... 43

3.3. Kriteria Penilaian Kecerdasan Bodily-Kinesthetic ... 44

3.4. Hasil Perhitungan Pengujian Validasi Kecerdasan Bodily-Kinesthetic ... 44

3.5. Rincian Validasi Item Pernyataan ... 45

3.6. Hasil Perhitungan Pengujian Reliabilitas ... 45

3.7. Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 46

4.1. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Eksperimen (Pretest) ... 46

4.2. Profil Aspek Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Eksperimen (Pretest) ... 47

4.3. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Kontrol (Pretest)... 47

4.4. Profil Aspek Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok kontrol (Pretest) ... 48

4.5. Rangkuman Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Pretest) ... 49

4.6. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Eksperimen (Postest) ... 49

4.7. Profil Aspek Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Eksperimen (Postest) .. 50

4.8. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Kontrol (Postest) ... 51 4.9. Profil Aspek Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Kontrol (Postest) ... 4.10. Rangkuman Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Postest) ... 4.11. Uji Normalitas Data Pretest ... 4.12. Uji Homogenitas Varians Pretest ... 4.13. Hasil Uji Indenpenden Data Pretest ... 4.14. Uji Normalitas Data Postest ... 4.15. Uji Homogenitas Varians Postest ... 4.16. Hasil Uji Indenpenden Data Postest ...


(10)

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Anak Meloncat ... ... 21

2.2. Anak Meloncat Dengan Rintangan yang Lebih Meningkat ... 21

2.3. Anak Melewati Rintangan Dengan Cara Duduk ... ... 22

2.4. Anak Melewati Rintangan Dengan Cara Duduk ... ... 23


(11)

1

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Karakteristik anak yang bersifat aktif dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi menjadikan sebuah pembelajaran pada anak usia dini kental akan kegiatan bermain, namun kegiatan bermain dalam pembelajaran yang dilakukan juga tentu harus memiliki manfaat untuk anak, menjaga dan mengoptimalkan potensi yang telah dimiliki oleh anak seperti kemampuan berbahasa, motorik, sosial, emosional, spiritual dan intelektual, maka agar anak mendapatkan pengalaman langsung terhadap kegiatan atau pembelajaran yang dilakukan yaitu salah satunya dengan kegiatan bermain yang menyenangkan, sejalan dengan itu, menurut Depdikbud (Kurniati, E, 2010, hlm. 5) mengemukakan bahwa,

„Bermain merupakan cara alamiah anak untuk menemukan lingkungan, orang

lain dan diriinya sendiri. Selain itu karena masa anak-anak adalah masa keemasan atau biasa disebut dengan golden age maka setidaknya kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah yang dapat mengembangkan segala kecerdasan yang terdapat dalam diri anak‟.

Berhubungan dengan pemaparan di atas yang menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk anak hendaklah dapat mengembangkan segala kecerdasan yang terdapat dalam diri anak, karena telah kita ketahui bahwa setiap anak memilki kapasitas yang berbeda-beda dalam setiap kecerdasan, Gardner sebagai pakar psikologi menjelaskan tentang temuannya yang sudah Ia kaji selama kurang lebih 20 tahun mengenai kecerdasan jamak atau juga disebut multiple intellegences yang dimuliki manusia.

Gardner (1993, hlm. 24) mengemukakan bahwa :

“Manusia mempunyai tujuh macam intelegansi, yaitu musical intelegence (musikalitas), logical mathematical (logika matematika), bodily kinesthetic intelegence (kelenturan tubuh), linguistic intelegence (intelegensi dalam bidang kebahasaan), spatial intellegence (intelegensi ruang), interpersonal intellegence (kecerdasan yang terkait dengan hubungan pribadi, intrapersonal intellegence (kecerdasan hubungan antar personal). Ketujuh kecerdasan tersebut biasa disebut dengan kecerdasan jamak atau dengan istilah modernnya adalah multiple intellegences.”


(12)

2

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam ketujuh macam kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner terdapat kecerdasan yang terkait dengan kelenturan tubuh atau yang biasa disebut dengan kecerdasan bodily-kinesthetic yang sesungguhnya jarang kita temui jika anak-anak dapat megembangkan kecerdasan tersebut dengan hanya menainkan video game sendiri saja. Amstrong (2002, hlm. 3) mengemukakan bahawa “kecerdasan bodily-kinesthetic atau kecerdasan fisik adalah suatu kecerdasan dimana pada saat menggunakannya, seseorang mampu atau terampil menggunakan anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan seperti berlari, menari, membangun sesuatu, melakukan kegiatan seni dan hasta karya.” berhubungan dengan pendapat Amstrong dapat disimpulkan bahwa untuk mengembangkan kecerdasan bodily-kinesthetic pada seorang anak diperlukan kegiatan-kegiatan yang bersifat aktif, menyenangkan, juga permainan yang memiliki aturan, yang mengajarkan kesabaran untuk dapat menunggu giliran, permianan yang memancing anak untuk memecahkan suatu konflik secara bersama-sama.

Sehubungan dengan pemaparan diatas, Gardner yang menyatakan bahwa ketika seorang anak menunjukan cara yang unik dalam hal berpikir dan belajar maka mereka tidak hanya diarahkan pada situasi tertentu saja seperti memasukan mereka ke kelas-kelas yang lebih memfokuskan pada bahasa dan logika matematikas saja. (Edu Dev Center). (Yuliani Nuriani Sujiono & Bambang Sujiono, 2010, hlm. 54), menanggapi pendapat tersebut, memang tidak semua anak tertarik pada kegiatan yang bersifat logika, maka disitulah orangtua atau guru harus bisa lebih mengarahkan anak agar kegiatan yang dilakukan dirasa seimbang sesuai dengan kebutuhan anak, selain itu agar dapat mengoptimalkan berbagai macam kemampuan dalam diri anak.

Namun seiring berjalannya waktu, saat ini yang banyak kita lihat pada usia prasekolah, anak sudah dapat bermain sendiri tanpa memerlukan teman dalam melakukan permainan tersebut, seperti halnya anak memainkan tablet, smartphone, android, gameboy, psp dan lain sebagainya, kegiatan yang dilakukan mereka dengan menggunakan alat-alat canggih tersebut tidaklah menjanjikan dapat mengembangkan keerdasan bodily-kinesthetic dan juga kemampuan bersosial antar anak, memang banyak sekali manfaat bermain terhadap segala kecerdasan anak, namun kegiatan bermain seperti apakah yang sangat anak


(13)

3

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

butuhkan pada usia keemasan tersebut, berhubungan dengan pendapat Kurniati (2010, hlm. 31) mengemukakan bahwa, jika permainan yang kental dengan sentuhan teknologi yang sangat canggih (high tech), maka permainan tradisional merupakan permainan yang sangat kental dengan sentuhan rasa sosial (high touch), karena didalamnya dikembangkan berbagai keterampilan sosial. Banyak sekali permainan tradisional yang sifatnya aktif dan menyenangkan yang tentu saja dapat mengembangkan kecerdasan bodily-kinesthetic anak, juga didalamnya terdapat unsur sosial, beberapa contoh permainan tradisonal tersebut adalah seperti bermain gatrik, bermain ucing kub, bermain boy-boyan, bermain sondah, bermain galah asin, ucing-ucungan, luncat tinggi dan banyak lagi.

Terdapat salah satu permainan yang saat ini sudah jarang peneliti jumpai padahal dulu sewaktu kecil peneliti pernah memainkan permainan tradisional tersebut, dan yang dirasakan itu sangat menyenangkan, bermain sampai berkeringat dan merasa cape itu memanglah hal yang wajar karena permainan ini banyak menggunakan fisik motorik kasar, walaupun permiann ini sangat sedehana, karena memang permianan ini tidak memerlukan alat bantu apapun untuk dapat memulai memainkannya, maka dari itu peneliti rasa permainan ini banyak mengandung manfaat, terutama untuk melatih kecerdasan bodily-kinesthetic anak yang lebih banyak menstimulusi bagian gerak tungkai, nama permainan tradisional tersebut adalah Galahbandung, dengan kegiatan bermain setidaknya menuntut anak untuk bergerak secara lebih kreatif, selain dapat menstimulusi kecerdasan bodily-kinesthetic, beberapa permainan tradisional seperti Galahbandung ini dapat juga menstimulusi kecerdasan interpersonal, kecerdasan emosional, kecerdasan natural dan dan lain-lain. Selain itu Dapat digunakan sebagai terapi kepada anak, karena pada saat bermain, anak-anak akan melepaskan emosinya, mereka dapat tertawa lepas dan mengekspresikan perasaan yang sedang dirasakan dalam diri anak, permainan ini menuntut anak untuk bersifat jujur pada saat melakukan permainan tersebut.

Ternyata memang benar, sudah tidak banyak kita jumpai anak-anak yang melakukan kegiatan bermain permainan tradisonal, terkecuali anak-anak yang tinggal dan tumbuh dipesisir pantai, pegunungan atapun pedesaan kemungkinan besar anak-anak disana masih memainkan permainan tradisional tersebut untuk


(14)

4

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bermain karena masih jarang sekali benda berteknologi canggih menghampiri mereka, walaupun mereka belum mengenal permainan modern yang bertknologi, setidaknya mereka masih melestarikan kebudayaan yang sejak dulu sudah digunakan dan diwarisakan oleh nenek moyang kita. Seperti yang telah

dikemukakan oleh Atmadibrata, dkk (1982, hlm. 5) “Dengan berkecamuknya

polusi kebudayaan yang datangnya dari luar, jangan sampai kemurnian budaya bangsa Indonesia ikut tercemar, kehilangan warna aslinya, sehingga dapat berakibat fatal yaitu anak cucu kehilangan jejak leluhur nenek moyangnya.” Dapat kita ketahui bahwa banyak sekali warisan dari leluhur kita lengkap degan berbagai macam manfaatnya salah satunya permainan tradisional, walaupun bersifat sederhana, peneliti yakin mereka telah memberikan pemikiran yang sangat mendalam tentang itu semua guna mencerdaskan anak penerus bangsa ini. Selain itu peneliti sangat setuju dengan pendapat Rosyadi, dkk (1999, hlm. 6) mengemukakan bahwa, “Perbedaan yang sangat mendasar antara jenis-jenis permainan tradisonal dengan permainan modern yaitu permainan tradisional lebih menonjolkan kepada nilai-nilai sosial, permainan modern lebih bersifat individualis, karena mereka tidak memerlukan teman bermain untuk melangsungkan permainan” lalu bagaimana dengan anak-anak yang tumbuh dan berkembang di perkotaan, apakah mereka masih dapat merasakan bermain permainan tradisional, berlari-lari, bermain bersama-sama dengan aktif, merasa senang dan gembira, karena menurut Solehudin, (200, hlm. 54) mengemukakan bahwa:

“Anak perlu belajar untuk menggunakan tubuhnya. Aktifitas mengontrol

tubuh mempengaruhi kuat bidang-bidang belajar lainnya. Anak yang mempraktekan gerakan-gerakan akan cenderung untuk memperoleh kepercayaan diri dan kemandirian. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif

sepanjang hayat.”

Beranjak dari permasalahan yang telah dipaparkan diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh dari salah satu permainan tradisional tersebut. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis memfokuskan kajian pada judul “Pengaruh Pembelajaran Permainan Tradisional Galahbandung Terhadap Kecerdasan Bodily-kinesthetic Anak Usia Dini”.


(15)

5

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Seperti apa profil kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini kelas B di TK

Siti Fatimah dan TK Al-Muqaddhasah, sebelum diterapkan metode pembelajaran menggunakan permainan tradisional Galahbandung?

2. Seperti apa profil kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini kelas B di TK

Siti Fatimah dan TK Al-Muqqadhasah, setelah diterapkan metode pembelajaran menggunakan permainan tradisional Galahbandung?

3. Apakah terdapat perubahan yang sigifikan dari penerapan pembelajaran

dengan menggunakan permainan tradisional Galahbandung terhadap kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini kelas B di TK Siti Fatimah dan TK Al-Muqadhasah?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penerapan pembelajaran menggunakan metode bermain permainan tradisional galahbandung terhadap kemampuan kecerdasan bodily-kinesthetic anak kelas B di TK Siti Fatimah dan anak kelas B di TK Al-Muqadhasah.

2. Tujuan Khusus

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.Mengetahui profil kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini kelas B di TK Siti Fatimah dan TK Al-Muqadhasah, sebelum diterapkan metode pembelajaran menggunakan permainan tradisional galahbandung.

b.Mengetahui profil kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini kelas B di TK Siti Fatimah dan TK Al-Muqadhasah, setelah diterapkan metode pembelajaran menggunakan permainan tradisional galahbandung

c.Mengetahui apakah terdapat perubahan yang sigifikan dari penerapan pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional galahbandung


(16)

6

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini kelas B di TK Siti Fatimah dan anak kelas B di TK Al-Muqadhasah

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagaimana akan diuraikan sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, yaitu:

a. Peneliti dapat memperoleh gambaran mengenai pengaruh dari penerapan pembelajaran menggunakan permainan tradisional galahbandung terhadap kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini. b. Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam melakukan sebuah

penelitian yang baik sehingga mampu memberikan gambaran data dari sebuah penelitian.

2. Bagi siswa, yaitu:

a. Memberi kesempatan bagi anak untuk mengenal permainan tradisional galahbandung yang mana permainan tersebut sudah jarang dimainkan. b. Memberikan metode atau model pembelajaran yang berbeda bagi anak. c. Memberikan motivasi dalam kemampuan bodily-kinesthetic anak. 3. Bagi pendidik, yaitu:

a. Memberi pengetahuan dan wawasan lebih kepada pendidik mengenai model pembelajaran yang baru dalam pendidikan anak usia dini dengan menggunakan permainan tradisional galahbandung.

b. Memberi pengetahuan dan wawasan mengenai pembelajaran permainan tradisional yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini.

4. Bagi sekolah, yaitu:

a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi pembelajaran di sekolah melalui pengayaan model pembelajaran yang baru.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, secara umum dalam bab ini terdiri dari bagian latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika


(17)

7

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penulisan skripsi yang secara keseluruhan menggambarkan mengenai penelitian yang dilaksanakan dan akan dijabarkan dalam bab selanjutnya.

Bab II Kajian Pustaka, secara umum dalam bab ini terdiri dari beberapa kajian pustaka yang berkaitan dengan penelitian diantaranya pembelajaran sains bagi anak usia dini, keterampilan sains anak usia dini dan model perolehan konsep. Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi tentang beberapa hal yang terkait dengan metode penelitian yang digunakan seperti metode dan pendekatan penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik alanisis data.

Bab IV Temuan dan Pembahasan, secara umum dalam bab ini berisi tentang hasil temuan penelitian dan pembahasan mengenai kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan.

Bab V Simpulan Implikasi dan Rekomendasi, Bab ini merupakan bab terakhir dan berisi tentang simpulan dari kegiatan penelitian, pembahasan penelitian dan temuan penelitian juga berisi tentang implikasi dan rekomendasi penelitian.


(18)

28

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan pembelajaran menggunakan permainan tradisional galahbandung terhadap kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen.

Metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dau faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminesi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu, eksperimen selalu dilakukan untuk dengan maksud melihat sebab akibat suatu perlakuan Arikunto (2006, hlm. 56). Dalam studi eksperimen, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel lain yang relevan dan mengobservasi efek atau pengaruh terhadap satu atau lebih variabel terikat, peneliti menentukan “siapa memperoleh apa” dan kelompok mana dari subjek yang memperoleh perlakuan Emzir (2008, hlm. 64) Selain itu Menurut Campbel dan Stanley (Arikunto, 2007, hlm. 209) penelitian eksperimen terbagi menjadi dua, yaitu eksperimen kuasi dan eksperimen murni. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Menurut Nursalam (Kuntjojo, 2009, Hlm. 48) eksperimen kuasi adalah penelitian yang berupaya untuk mengungkap hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tetapi pemilihan dua kelompok tersebut tidak dilakukan secara acak melainkan secara alami.


(19)

29

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu adanya desain penelitian yang sesuai dengan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan dan hipotesis penelitian untuk diuji kebenarannya. Pola desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan pola non equivalent control group design atau pretest-postest dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Emzir (2008, hlm. 102-103) subjek penelitian mungkin tidak menyadari bahwa mereka dilibatakan dalam studi, sebagaimana dalam desain kelompok prastes-postes, desain no equivalent ini dapat merepresentasikan X1 dan X2 daripada X lawan tanpa X dan juga dapat diperluas dengan melibatkan lebih dari dua kelompok. Sebagai gambaran rancangan penelitian kuasi eksperimen dengan pola non equivalent control group design akan digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2013, hlm. 79):

Gambar 1. Eksperimen Pola Non Equvalent Control Group Design Keterangan :

O1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen O2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen X : Pemberian perlakuan/treatment

O3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol O4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok control

Pada penelitian non equivalent atau control group pretest-posttest design ini, sebelum dimulai perlakuan, kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (O1), selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (T) dan pada kelompok pembanding tidak diberi perlakuan, dan setelah selesai perlakuan yang diberikan, maka kedua kelompok tersebut dberi tes lagi yaitu postest. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen adalah karena peneliti hendak mengetahui suatu pengaruh dari sebuah model atau metode pembelajaran bagi peserta didik atau

O

1

x

O

2


(20)

30

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam hal ini sebagai objek penelitian. Metode ini membantu peneliti untuk mendapatkan hasil nyata dengan bentuk angka sebagai perhitungan pengaruh dari model pembelajaran permainan tradisional galahbandung terhadap kecerdasan bodily-kineshtetic anak usia dini.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2013, hlm. 80). Populasi dalam penelitian ini yaitu salah satu kelas B yang berada di TK Siti Fatimah dan kelompok B di TK Al-Muqadhasah. Penelitian ini dilakukan untuk mengujikan model pembelajaran yang dirancang oleh peneliti untuk pelaksanaan proses pembelajaran dilapangan.

Sementara sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono (2013, hlm. 81). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang anggota sampelnya dipilih secara sengaja atas dasar pengetahuan dan keyakinan peneliti Anggoro (2009, hlm. 10). dengan teknik purposive sampling maka peneliti menentukan kelompok B di TK Siti Fatimah sebagai kelompok eksperimen dan kelompok B di TK Al-Muqadhasah sebagai kelompok kontrol, penelti mengambil sampel di TK tersebut karena kebetulan memeiliki karakteristik umur yang sama, bahwa di kelas B adalah dengan rentang usia 5-6 tahun, berikut adalah lokasi dan subjek penelitiannya:

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua TK, yaitu TK Siti Fatimah yang beralamat di Perum Gandasari indah kec. Katapang kab. Bandung sebagai kelompok eksperimen dan TK Al-Muqadhasah yang beralamat di kec. Cimaung, kab. Bandung.


(21)

31

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian atau partisipan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah anak dengan rentang usia lima sampai enam tahun yaitu kelas B dari TK Siti Fatimah kab. Bandung dan kelas B dari TK Al-Muqadhasah, Tahun Pelajaran 2015-2016. Adapun jumlah partisipan yang terlibat yaitu kelas B TK Siti Fatimah kab. Bandung kelompok eksperimen dengan jumlah partisipan sebanyak 13 anak selanjutnya kelas B TK Al-Muqadhasah sebagai kelompok kontrol dengan jumlah partisipan sebanyak 15 anak dan diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Sampel TK Siti Fatimah dan TK Al-Muqaddhasah

Kelas Kontrol Eksperimen

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Jumlah 3 9 6 7

Total 12 14

C. Definisi Operasional Variabel (DOV)

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 61) menyatakan bahwa, “Variabel

penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Untuk menghindarkan terjadinya kekeliruan terhadap suatu istilah di dalam variabel penelitian, maka definisi oprasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kecerdasan Bodily-Kinesthetic

Gardner (1993, hlm. ) anak-anak dengan kecerdasan bodily-kinesthetic di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan dan keanggunan dalam bergerak. Mereka megekplorasi dunia dengan otot-ototnya. Maka dapat diartikan bahwa anak yang memilki kecerdasan bodily-kinesthetic di atas rata-rata adalah anak yang memilki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan dan keanggunan dalam bergerak.


(22)

32

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi operasional kecerdasan bodily-kinesthetic dalam penelitian ini adalah kemampuan seorang anak untuk memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan dan keanggunan dalam bergerak. Berikut ini penjelasan ke empat poin yang telah disebutkan di atas:

a. Kontrol pada gerakan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan anggota tubuhnya sesuai dengan seharusnya pada saat melakukan gerakan, yaitu seperti, seseorang dapat berhenti saat berlari dengan mudah dan tepat b. Keseimbangan adalah keringanan dan ketenangan dalam mempertahankan posisi tubuh yaitu seperti kemampuan berpindah dari satu titik ke titik lain dengan cara seimbang.

c. Ketangkasan adalah kemampuan seseorang dalam mengontraksikan koordinasi kecepatan dan ketepatan dari otot-otot besar pada badan dalam suatu kegiatan.

d. Keanggunan dalam bergerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan fisik motorik yang indah dan terorganisasi.

2. Permainan Tradisonal

Menurut Atmadibrata (Kurniati, 2010, hlm. 2) masyarakat Jawa Barat disinyalir sejak jaman klasik memiliki kecenderungan untuk memiliki keterampilan prestatif yang bersifat entertainment dalam wujud permainan rakyat yang dapat dijumpai dimana-mana. Bila permainan yang ada di Jawa Barat ini dikaji ternyata memiliki nilai edukatif, mengandung unsur pendidikan jasmani, kecermatan, kelincahan, daya pikir, apresiasi artistic, kesegaran psikologis, dan lain sebagainya.

Permainan tradisional yang digunakan dalam penelitian ini adalah permainan tradisional galahbandung. Permainan galahbandung dilakukan oleh minimal 4 orang anak yang berumur sekitar 5 sampai 11 tahun. Permainan ini sangat sederhana tidak memakai perlengkapan yang khusus juga tidak mmerlukan iringan, baik vokal maupun instrumental, dikutip dari Depdikbud (1980/1981, hlm. 184-188) berikut adalah cara pelaksanaan permainan galahbandung : Pertama-tama membagi kelompok dengan cara hompimpah untuk menentukan kelompok dan grup karena setiap kelompok


(23)

33

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdiri dari 4 orang anak yang di bagi menjadi 2 grup, setelah terbagi menjadi 2 grup maka setiap wakil dari kedua grup melakukan suit seperti (batu, gunting, kertas) lalu jika sudah diketahui, maka yang menang pada saat suit menjadi giliran yang main dan yang kalah menjadi penjaga dibaratkan grup menang adalah grup A sebagai pemain dan grup B adalah grup yang kalah sebagai penjaga.

Terdapat beberapa peraturan dalam permainan galahbandung ini yaitu para pemain tidak boleh menyentuh kaki atau bagian badan para penjaga, maka harus diperhatikan betul entah baju atau kulit yang aka mengenai kaki dan badan si penjaga agar tidak gugur dan para penjaga juga harus memperhatikan secara teliti barangkali para pemain mengenai kaki dan badan para penjaga, jika gugur maka para pemain dan penjaga bertukar posisi. Jika para pemain tidak ada yang gugur maka para pemain dinyatakan menang, namun jika para pemain gugur, maka para penjaga bergiliran menjadi pemain, dalam permainan ini memang para penjaga dan pemain diharuskan untuk jujur dalam setiap kejadian yang akan mengugurkan atau menajdi pemenang dalam permainan galahbadnung ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh permainan tradisional galahbandung terhadap kecerdasan bodily-kinesthetic anak kelompok di TK Siti Fatimah dan di TK Al-Muqadhasah. Dalam penelitian ini variabel yang akan diukur adalah perkembangan kecerdasan bodily-kinesthetic anak kelompok B. Teknik dan instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian. Dalam proses pelaksanaan observasi peneliti akan bertindak sebagai observer dengan observasi yakni peneliti terlibat dalam aktivitas sebagai pengamat dan pemberi treatment, maka observasi yang dilakukan adalah participant


(24)

34

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observation, dengan menggunakan observasi terstruktur yang mana observasi yang digunakan adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen yang disebut dengan pedoman observasi berupa daftar ceklis. Instrumen penelitian ini disusun oleh peneliti sendiri dengan mengacu teori yang di ungkapkan oleh Gardner yang telah diuji validitas dan realibilitasnya

2. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan sumber data yang dapat digunakan untuk mengetahui gambaran ketika permainan tradisional tersebut dilakukan. seperti foto, video dan gambar elektronik lainnya.

E. Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan suatu alat

yang disebut instrumen. Sugiyono (2013, hlm. 148) “Alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian, jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati” instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mengacu pada pedoman observasi yang berupa pengamatan secara langsung yang digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas anak selama penelitian berlangsung yang bertujuan untuk memperoleh informasi dengan cara peneliti terlibat langsung dengan kegiatan yang dilakukan pada saat itu, sehingga untuk menilai kegiatan subjek, peneliti menggunakan daftar ceklis pada lembar observasi.

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2010:86). Format pengamatan ini dirancang untuk mengetahui pengaruh permainan tradisonal terhadap terhadap kecerdasan kinestetik anak usia dini di TK Siti Fatimah . Aspek-aspek yang diteliti dalam pelaksanaan obsevasi ini dengan mengacu pada tabel kisi-kisi instrumen berikut ini:


(25)

35

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kisi-kisi instrumen penelitian kecerdasan bodily-kinesthetic pada anak usia dini

Variabel Dimensi Indikator Pernyataan

Kecerdasan bodily-kineshtetic kontrol pada gerakan tungkai kemampuan mengontrol gerakan pada saat berkegiatan

1. Anak dapat menendang bola secara tepat kedalam gawang 2. Anak dapat

menggiring bola futsal sambil berjalan lurus 3. Anak dapat

menggiring bola futsal sambil melewati rintangan 4. Anak dapat berhenti

saat berlari dengan mudah dan tepat

Keseimbangan Anak mampu

melakukan gerakan dengan seimbang pada saat berkegiatan

5. Anak dapat berdiri dengan satu kaki selama 8 detik 6. Anak dapat berdiri

dengan kaki berjinjit selama 8 detik

7. Anak dapat berjalan lurus dengan berjinjit sejauh 2 meter

8. Anak dapat meloncat

menggunakan satu kaki dengan ketinggian kurang lebih (30 cm) 9. Anak dapat berjalan

diatas papan titidan sepanjang 3 meter 10. Anak dapat

melakukan gerakan twisting atau gerakan memutar menggunakan seluruh tubuh Ketangkasan kemampuan bergerak

dengan tenaga yang baik serta

memerlukan suatu keberanian dalam diri

11. Anak dapat memanjat alat permainan panjatan atau pohon dengan tinggi kurang lebih 2 meter

12. Anak dapat


(26)

36

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 balok dengan lurus

13. Anak dapat melompati 3 balok secara zig zag 14. Anak dapat

melakukan ge rakan berguling ke depan 15. Anak dapat

melakukan gerakan berguling ke belakang 16. Anak dapat

melakukan gerakan tiger sprong keanggunan dalam bergerak Anak mampu mengikuti gerakan melalui irama dan gerak

17. Anak dapat mengikuti gerakan latian ritmik 18. Anak tidak

mengalami kelelahan yang berlebihan setelah selesai melakukan kegiatan

Sumber: diadaptasi dari Gardner yang disesuaikan dengan kegiatan penelitian. Tabel 3.3

Kriteria penilaian kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia 5-6 tahun Pernyataan Kecerdasan

Bodily-Kinesthetic

Kriteria Penilaian

1 0

Muncul Belum Muncul

2. Analisis Instrumen a. Uji Coba

Penelitian ini dilakukan setelah diadakan uji coba instrumen untuk menentukan apakah instrument tersebut layak dipakai. Pengujian validitas dan reabilitas instrument penelitian dilakukan melalui expert judgment. Uji coba instrument yang kemudian dilakukan uji reabilitas, yang kemudian dihitung dengan program SPSS 20.

Dalam penelitian ini diperlukan pedoman observasi untuk mampu mengukur keterampilan kecerdasan bodily-kinesthetic anak. Untuk mengukur keterampilan kecerdasan bodily-kinesthetic ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah sebanyak 21 item. Setelah dilakukan uji coba maka


(27)

37

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen tersebut dilakukan penyeleksian item dengan cara melihat nilai validitas hasil instrumen. Instrumen yang baik haruslah memenuhi dua persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas Arikunto (2006, hlm. 168)

b. Validitas

Menurut Arikunto ( 2006, hlm. 168) validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Penelitian validitas dilakukan dengan membandingkan atau mengkorelasikan antara hal yang dinilai dengan kriterianya. Menurut Sugiyono (2008, hlm. ) terdapat dua cara dalam pengujian validitas, yaitu: 1) Validitas isi (Content Validity)

Untuk menguji validitas isi, digunakan pendapat dari ahli (judgement expert), yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan pada suatu teori tertentu. Instrument yang telah di judgement dan mendapatkan penilaian cuku baik oleh para ahli dibidangnya maka dapat digunakan dalam melakukan penelitian.

2) Validitas item

Setelah dilakukan judgement oleh para ahli, maka instrument tersebut divalidasi item dengan cara diujicobakan. Dalam menguji validitas item, maka dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Pada setiap instrumen baik tes maupun non tes terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan. Adapun langkah-langkah perhitungan validitas adalah sebagai berikut :

Menghitung validitas bertujuan untuk mengukur ketepatan subjek penelitian yang dilakukan. Untuk menguji validitas instrumen ini digunakan rumus korelasi point biserial (r pbis) (Ireene, 1993, hlm. 359-360) dan Glass and Stanley, 1970, hlm. 169-170) dalam (Setiasih, 2010, hlm. 114) dengan gambaran sebagai berikut:


(28)

38

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

Mp : rata-rata skor anak yang memperoleh 1 Mt : rata-rata skor total

Sdt : simpangan baku skor total

p : proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban anak

q : 1- p

c. Proses Pengambilan Keputusan

Penentuan keputusan item diterima (valid) atau tidak valid didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut : jika r hitung positif dan r hitung = > 0,3 maka butir item valid, dan jika r hitung negatif dan r hitung = < 0,3 maka butir item tidak valid. Pada tahap awal, instrumen melalui tahap judgement oleh ahli terkait mengenai bodily-kinesthetic. Uji coba tes kecerdasan bodily-kinestetik anak dilakukan di TK Asshidiq di Komplek Gandasari indah, kabupaten Bandung. Penelitian dilakukan terhadap siswa TK B di sekolah tersebut dengan jumlah 11 siswa. Lebih jelasnya berikut hasil rekapitulasi uji validitas kecerdasan bodily-kinesthetic anak dengan menggunakan program SPSS 20. Dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4

Hasil perhitungan pengujian validasi kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia 5-6 tahun

No R Hitung R Tabel Kriteria

1 0,662 0,553 Valid

2 0,662 0,553 Valid

3 0,662 0,553 Valid

4 0,662 0,553 Valid

5 0,662 0,553 Valid

6 0,662 0,553 Valid

7 0,662 0,553 Valid

8 0,662 0,553 Valid

9 0,662 0,553 Valid

10 0,662 0,553 Valid

11 0,662 0,553 Valid

12 0,662 0,553 Valid

13 0,662 0,553 Valid

14 0,607 0,553 Valid


(29)

39

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16 0,541 0,553 Invalid

17 0,662 0,553 Valid

18 0,662 0,553 Valid

Berdasarkan tabel diperoleh hasil dari 18 pernyataan, item yang valid ada 16 pernyataan yang masing-masing telah mewakili setiap indikator dan 2 pernyataan yang tidak valid. Secara rinci penyebaran item yang valid dan tidak valid pada setiap indikator tersaji pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Rincian validasi item pernyataan

No Indikator Item valid Item invalid

1 Kontrol pada gerakan tungkai

1,2,3,4

2 Keseimbangan 5,6,7,8,9,10

3 Ketangkasan 11,12,13,14 15,16

4 Keanggunan dalam

bergerak

17,18

d. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 178) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test- retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat di uji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. (Sugiyono, 2013, hlm. 183-184). Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil reliabilitas dengan bantuan SPSS versi 20 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Hasil perhitungan pengujian reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(30)

40

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Tinggi

0,80-0,1000 Sangat Tinggi

Titik tolok ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2013, hlm.231)

Maka, berdasarkan pada tabel 3.7 diatas, interpretasi nilai koefisien korelasi, maka reliabilitas instrumen ini dinyatakan tinggi, karena 0,655 berada diantara 0,60-0,799. Oleh karena itu instrument ini dapat digunakan untuk penelitian.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini berupa prosedur awal sebelum pelaksaan penelitian dan prosedur ketika pelaksanaan penelitian dilakukan serta prosedur setelah penelitian dilakukan. Adapun prosedur berupa langkah penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan penelitian

a. Melakukan observasi awal ke sekolah yang akan di teliti yaitu TK Siti Fatimah kec. Katapanng sebagai kelompok eksperimen dan TK Al-Muqadhasah kec. Cimaung sebagai kelompok kontrol.

b. Menentukan waktu pembelajaran yang akan digunakan untuk memberikan permainan tradisional galahbandung.

c. Menyiapkan instrument penelitian

d. Menyusun rencana pemberian permainan tradisional galahbandug dalam kegiatan permainan terpimpin

e. Melakukan uji validitas dan reliabilitas 2. Tahap penelitian

a. Melakukan pre-test kecerdasan bodily-kinesthetic untuk kelompok eksperimen


(31)

41

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Melakukan treatment yaitu pelaksanaan permainan tradisional galahbandung

d. Melakukan post-test pada kelas eksperimen e. Melakukan post-tes pada kelas kontrol 3. Tahap penyusunan laporan hasil penelitian

a. Mengolah data-data hasil penelitian eksperimen melalui pengujian statistik dengan membandingkan skor post-tes dan pre-test

b. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis

c. Menyusun keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan.

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif maka hipotesis penelitian pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan kecerdasan bodily-kinesthetic antara kelas B TK Nurrri Halli dengan menggunakan metode pembelajaran permainan tradisional galahbandung dan kelas B TK Al-Muqadhasah yang tidak menggunakan metode pembelajaran permainan tradisional galahbandung.

Ho: µ1=µ2

2. Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan kecerdasan bodilykinesthetic antara kelas B TK Siti Fatimah yang menggunakan metode pembelajaran permainan tradisional galahbandung dan kelas B TK Al-Muqadhasah yang tidak menggunakan metode pembelajaran permainan galahbandung


(32)

42

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Teknik Analisis Data

1. Analisis data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan secara kuantitatif. Data yang akan dianalisis, merupakan hasil data dari observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap pertama adalah mengumpulkan data dari tahap pretes dari kelas kontrol dan eksperimen, lalu hasilnya disajikan dalam sebuah tabel kecerdasan bodily-kinesthetic anak. Lalu tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data dari tahap postes yang bisa menunjukkan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Uji Statistik

Sebelum peneliti menentukan uji statistik yang akan digunakan maka perlu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas digunakan apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Apabila hasil dari uji normalitas ini menunjukkan data berdistribusi normal, maka data diolah dengan menggunakan statistika parametrik dan bila hasil yang didapat menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka data diolah menggunakan satistik non parametrik serta pengujian normalitas dan homogenitas varians dalam penelitian ini diolah menggunakan software SPSS Versi 20.

a. Jika Data Berdistribusi Normal

Jika data berdistribusi normal maka dapat digunakan Uji t-dua independent. Berikut langkah-langkahnya:

Langkah 1

a) Membuat hipotesis

b) Mencari nilai kritis dengan menggunakan nilai α dengan tabel distribusi normal

c) Mencari t-hitung dengan rumus

(Susetyo, 2012, hlm. 203)

t = − − µ − µ

� +

� �


(33)

43

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

t = Nilai t-test

x = Rata-rata kelompok

µ = 0

S = Standar defiasi n = Jumlah sampel

d) Membandingkan nilai kritis dan t-hitung Langkah 2

Apabila skor pre-test tidak memiliki perbedaan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan memberikan treatmen. Setelah treatmen diberikan maka deilanjutkan dengan menguji perbedaan skor post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan manggunakan Uji t-dua independent sampel sebagai berikut:

Mencari t-hitung dengan rumus:

(Susetyo, 2012, hlm. 203) Keterangan:

t = Nilai t-test

x = Rata-rata kelompok

µ = 0

S = Standar defiasi n = Jumlah sampel

Namun apabilah skor pre-test berbeda secara signifikan, maka analisis perbedaan skor pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dua independent sampel. Kondisi ini memungkinkan peneliti menggunakan ANCOVA (Analysis of Covarience) dengan bantuan SPSS versi 20.

t = − − µ − µ

� +

� �


(34)

44

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Jika Data Berdistribusi Tidak Normal

Jika data yang dianalisis berdistribusi normal, maka digunakan rumus Uji U Mann-Whitney, berikut langkah-langkahnya:

Langkah 1

a) Membuat hipotesis

b) Mencari nilai kritis pada tabel k

c) Mencari nilai t, yaitu dengan langkah-langkah: - Membuat tabel

Post-test Pretest D= xb - xa D Rank ∑ Rank

- Mencari perbedaan nilai post-test dan pre-test, kemudian simpan pada kolom ke-3 (D= xb - xa)

- Mencari nilai absolut dari setiap perbedaan, kemudian simpan pada kolom ke-4 (D)

- Mengurutkan nilai absolut dari yang terendah hingga tertinggi, kemudian simpan pada kolom ke-5 (∑ Rank)

- Memberikan tanda (+) atau (-) berdasarkan perbedaan - Mencari jumlah nilai (+) atau (-) secara terpisah

- Untuk nilai terkcil dari nilai absolut dan gunakan sebagai nilai tes den lambang Wf

- membuat keputusan dengan meolak Ho jika nilai tes-nya ≤ dari nilai kritis (nk)

- menjumlahkan hasil.

Catatan: Karena jumlah sampel (n) ≤ 30, maka menggunakan Tabel E dan

melanjutkan ke tes nilai sebagai berikut

(Susetyo, 2012, hlm. 238) Langkah 2

Apabila perbedaan skor pre-test tidak berbeda secara signifikan, maka dilanjutkan dengan memberikan treatmen. Setelah treatmen diberikan,

Z = ��−

�− � =

4

� �= �=


(35)

45

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka dilanjutkan dengan menguji perbedaan skor post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan rumus Uji U mann Whitney, dengan langkah-langkah berikut:

- Membuat tabel

Post-test Pretest D= xb - xa D Rank ∑ Rank

- Mencari perbedaan nilai post-test dan pre-test, kemudian simpan pada kolom ke-3 (D= xb - xa)

- Mencari nilai absolut dari setiap perbedaan, kemudian simpan pada kolom ke-4 (D)

- Mengurutkan nilai absolut dari yang terendah hingga tertinggi, kemudian simpan pada kolom ke-5 (∑ Rank)

- Memberikan tanda (+) atau (-) berdasarkan perbedaan - Mencari jumlah nilai (+) atau (-) secara terpisah

- Untuk nilai terkcil dari nilai absolut dan gunakan sebagai nilai tes den lambang Wf

- membuat keputusan dengan meolak Ho jika nilai tes-nya ≤ dari nilai kritis (nk)

- menjumlahkan hasil

Catatan: Karena jumlah sampel (n) ≤ 30, maka menggunakan Tabel E dan

melanjutkan ke tes nilai sebagai berikut:

(Susetyo, 2012, hlm. 238)

Namun apabila skor pre-test berbeda secara signifikan, maka analisis perbedaan skor pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dua independent sampel. Kondisi ini memungkinkan peneliti menggunakan ANCOVA (Analysis of Covarience) dengan bantuan SPSS versi 20.

Z = ��−

�− � =

4

� �= �=


(36)

77

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Merujuk pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan peningkatan kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini di TK Siti Fatimah dan TK AL-Muqaddhasah dengan permainan tradisional galahbandung, serta rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan analisis data yang telah diperoleh dan uraian yang telah dikemukakan, maka kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sebelum diterapkan Permainan Tradisiona Galahbandung, kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini dengan menggunakan empat aspek pencapaian yaitu kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak, maka pada kelompok eksperimen dengan jumlah sampel sebanyak 14 anak dan kelompok kontrol dengan jumlah sampel 12 anak diperoleh tingkatan pada kecerdasan bodily-kinesthetic anak di TK Siti Fatimah sedikit lebih rendah dibanding TK Al-Muqaddhasah.

Penerapan permainan tradisional Galahbandung terhadap kecerdasan Bodily-Kinesthetic anak usia dini ini pada dasarnya permainan tersebut sangat mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan media apapun untuk melakukannya hanya membutuhkan pemain dan tempat untuk melakukan permainan ini, pada awal penerapan permainan tradisional galahbandung beberapa anak masih belum memahami cara bermain permainan tradisional ini namun beberapa anak juga sangat antusias mengikutinya, setelah dua kali pertemuan melakukan permainan ini anak-anak semakin terlihat ketertariakan untuk melakukannya, berhubung permainan yang dilakukan tidak setiap hari dalam seminggu, anak-anak semakin mengerti peraturan dalam permainan ini bahwa harus bersikap jujur dan sabar menunggu giliran karena terdapat aturan yang memerlukan kejujuran dari setiap pemain.


(37)

78

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat peningkatan pada kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini pada kelompok eksperimen setelah dilakukan penerapan permainan tradisional galahbandung, hal tersebut dapat dilihat pada pencapaian setiap indikator dan aspek kecerdasan bodily-kinesthetic yang semakin meningkat, terdapat 7 orang anak memperoleh kategori tinggi, dan sisanya pada kategori sedang. Sedangkan pada kelompok kontrol semua anak memperoleh kategori sedang.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, diberikan beberarapa saran untuk berbagai pihak diantaranya yaitu:

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya dapat mestimulasi kecerdasan bodily-kinesthetic anak melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat menyenagkan serta terdapat kegiatan bermain yang menggunakan aktifitas fisik motorik karena pada dasarnya setiap anak menyukai kegiatan bermain.

b. Sebagai proses pembelajaran bagi anak, banyak sekali permainan yang sangat mudah dilakukan tanpa harus memerlukan media yang mahal seperti halnya permainan tradisional galahbandung ini, selain dapat mengenalkan permainan-permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan juga dapat menggali banyaknya manfaat yang dapat dirasakan pada saat kegiatan.

2. Bagi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

a. Sekolah diharapkan dapat memfasilitasi media pembelajaran bagi guru serta menyiapkan metode pembelajaran yang menyenagkan untuk anak agar kegiatan belajar dirasa tidak membosankan.

b. Pihak sekolah hendaknya dapat mengikutsertakan para pendidik untuk mengikuti pelatihan profesi untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam penggunaan metode, pencapaian materi serta penggunaan media pembelajaran yang baik.

c. Sekolah sebaiknya diberikan fasilitas tempat dan area yang memadai guna terselenggaranya kegiatan belajar dan bermain yang dapat memberikan


(38)

79

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesempatan kepada anak mengeksplore seluruh pengetahuan melalui lingkungannya terutama dalam hal ini mengeksplore kecerdasan bodily-kinestehetic anak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan yang sesuai dan yang lebih baik lagi serta terasa manfaatnya bagi pihak-pihak yang ikut andil didalamnya.

b. Sebaiknya dapat kembali mengembangkan dna mengupas tentang kecerdasan bodily-kinesthetic namun dengan metode atau permainan tradisional yang lainnya sehingga dapat memberikan kontribusi lain yang bermakna dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu baru atau cara baru demi mengembangkan pembelajaran pendidikan anak usia dini

c. Selain kecerdasan bodily-kinesthetic, masih banyak kecerdasan yang lainnya yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya seperti tentang linguistic intelligence, logical–mathematical, intelligence, visual– spatial intelligence, musical intelligence, interpersonal intelligence, intra personaliIntelligence, naturalist intelligence dan existence intelligence.


(39)

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Mubiar. (2008). Mengenali dan mengembangkan kecerdasan jamak anak taman kanak-kanak/raudhatul atfhal. Bandung: RIZQIPRESS.

Amstrong, Thomas (2008). Multiple Intelligences in the classroom, 3rd edition,

Sonoma County, Clifornia.

Amstrong, Thomas (2002) Sekolah Sang Juara: Menerapkan Multipple Intellegence di Dunia Pendidikan, terjemahan Yudhi Murtanto. Bandung: Kaifa.

Ardy Wiyani, Novan & Barnawi (2012) Format Paud: Kosep,

karakteristik & implementasi pendidikan anak usi dini, Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Atmadibrata, dkk (1982), Permainan Anak-anak Daerah Jawa Barat. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Campbell, Linda, Bruce Campbell dan Dee Dickinso. (2002) Teaching and Learning through Multiple intellegences (terjemahan Tim Inisiasi) Depok: Inisiasi Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1982). Permainan Anak-Anak Daerah Jawa Barat. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Efendi Agus (2005), Revolusi kecerdasan abad 21 (kritik MI, EI, SQ, AQ & SUCCESFUL INTELLIGENCE ATAS IQ) Bandung: Alfabeta Emzr. Prof (2008), Metodelogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan

kualitatif. Jakarta PT RAJAGRAFINDO.PERSADA.

Gardner, H. (1993). Multiple Intelegences. New York: Basic Book Harper Collins Publishing, Inc.

Gardner, Howard. (1993). Multiple intelligences (Kecerdasan Majemuk). Batam: Interaksara

Gardner, Howard. (2013). Multiple Intelligences (Memaksimalkan Potensi dan Kecerdasan Individu dari Masa Kanak-Kanak Hingga


(40)

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jasmine Julia (2007) Kecerdasan badani- kinestetik ( mengajar dengan metode kecerdasan majemuk implementasi multiple intelligences. Bandung: Nuansa

Kurnia, Rita (2012). Konsepsi Bermain dalam menumbuhkan Kreativitas Pada Anak Usia Dini. Jurnal.

Kurniati, Euis. (2010). Main Yuk! (30 Permainan Tradisonal Jawa Barat).Bandung.

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyadi, S., 2004. Bermain dan Kreativitas (Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain). Papas Sinar Sinanti : Jakarta

Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Musfiroh, Tadkiroatun (2004) Bermain Sambil Belajar dan Mengasah

Kecerdasan (Stimulasi Muliple Intelligences Anak Usia Taman Kanak-Kanak). Yogyakarta: direktorat pembinaan pendidikan tenaga kependidikan dan ketenagaan perguruan tinggi subdit PGTK dan PLB.

Ramadhy Sufyan dan DR. H. Dadi Permadi (2012), Kecerdasan kinesteik Bagaimana Mengembangkan Kecerdasan? (Metode Baru Untuk Mengoptimalkan Fungsi Otak Manusia). Bandung: PT SARANA PANCA KARYA NUSA

Solehuddin, M (2000) Konsep Dasar Pendidikan Anak Prasekolah. Bandung: FIP Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian Kuantitatif kualitatif dan r&b. Bandung:

Sugiyono. (2008). Metode penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&B. Bandung: alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian. Bandung: alfabeta

Sujiono, Bambang dan Yuliani Nurani Sujiono (2004). Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Elexmedia Computindo.


(41)

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sujiono, Yuliani Nurani & Sujiono Bambang (2010). Bermain Kratif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.

Sujiono, Yuliani Nurani. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks

Suherman, A. (2013). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suherman, A., Cholil, D. H., Cipta, S.A., Nuryadi. (2009). Laporan: Hasil penelitian pengkajian instrumen tes keterampilan olahraga

berbasis IPTEKOR 2009 (tes keterampilan olahraga squash). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

77 Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Merujuk pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan peningkatan kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini di TK Siti Fatimah dan TK AL-Muqaddhasah dengan permainan tradisional galahbandung, serta rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan analisis data yang telah diperoleh dan uraian yang telah dikemukakan, maka kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sebelum diterapkan Permainan Tradisiona Galahbandung, kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini dengan menggunakan empat aspek pencapaian yaitu kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak, maka pada kelompok eksperimen dengan jumlah sampel sebanyak 14 anak dan kelompok kontrol dengan jumlah sampel 12 anak diperoleh tingkatan pada kecerdasan bodily-kinesthetic anak di TK Siti Fatimah sedikit lebih rendah dibanding TK Al-Muqaddhasah.

Penerapan permainan tradisional Galahbandung terhadap kecerdasan Bodily-Kinesthetic anak usia dini ini pada dasarnya permainan tersebut sangat mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan media apapun untuk melakukannya hanya membutuhkan pemain dan tempat untuk melakukan permainan ini, pada awal penerapan permainan tradisional galahbandung beberapa anak masih belum memahami cara bermain permainan tradisional ini namun beberapa anak juga sangat antusias mengikutinya, setelah dua kali pertemuan melakukan permainan ini anak-anak semakin terlihat ketertariakan untuk melakukannya, berhubung permainan yang dilakukan tidak setiap hari dalam seminggu, anak-anak semakin mengerti peraturan dalam permainan ini bahwa harus bersikap jujur dan sabar menunggu giliran karena terdapat aturan yang memerlukan kejujuran dari setiap pemain.


(2)

78

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat peningkatan pada kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini pada kelompok eksperimen setelah dilakukan penerapan permainan tradisional galahbandung, hal tersebut dapat dilihat pada pencapaian setiap indikator dan aspek kecerdasan bodily-kinesthetic yang semakin meningkat, terdapat 7 orang anak memperoleh kategori tinggi, dan sisanya pada kategori sedang. Sedangkan pada kelompok kontrol semua anak memperoleh kategori sedang.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, diberikan beberarapa saran untuk berbagai pihak diantaranya yaitu:

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya dapat mestimulasi kecerdasan bodily-kinesthetic anak melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat menyenagkan serta terdapat kegiatan bermain yang menggunakan aktifitas fisik motorik karena pada dasarnya setiap anak menyukai kegiatan bermain.

b. Sebagai proses pembelajaran bagi anak, banyak sekali permainan yang sangat mudah dilakukan tanpa harus memerlukan media yang mahal seperti halnya permainan tradisional galahbandung ini, selain dapat mengenalkan permainan-permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan juga dapat menggali banyaknya manfaat yang dapat dirasakan pada saat kegiatan.

2. Bagi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

a. Sekolah diharapkan dapat memfasilitasi media pembelajaran bagi guru serta menyiapkan metode pembelajaran yang menyenagkan untuk anak agar kegiatan belajar dirasa tidak membosankan.

b. Pihak sekolah hendaknya dapat mengikutsertakan para pendidik untuk mengikuti pelatihan profesi untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam penggunaan metode, pencapaian materi serta penggunaan media pembelajaran yang baik.

c. Sekolah sebaiknya diberikan fasilitas tempat dan area yang memadai guna terselenggaranya kegiatan belajar dan bermain yang dapat memberikan


(3)

79

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesempatan kepada anak mengeksplore seluruh pengetahuan melalui lingkungannya terutama dalam hal ini mengeksplore kecerdasan bodily-kinestehetic anak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan yang sesuai dan yang lebih baik lagi serta terasa manfaatnya bagi pihak-pihak yang ikut andil didalamnya.

b. Sebaiknya dapat kembali mengembangkan dna mengupas tentang kecerdasan bodily-kinesthetic namun dengan metode atau permainan tradisional yang lainnya sehingga dapat memberikan kontribusi lain yang bermakna dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu baru atau cara baru demi mengembangkan pembelajaran pendidikan anak usia dini

c. Selain kecerdasan bodily-kinesthetic, masih banyak kecerdasan yang lainnya yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya seperti tentang linguistic intelligence, logical–mathematical, intelligence, visual– spatial intelligence, musical intelligence, interpersonal intelligence, intra personaliIntelligence, naturalist intelligence dan existence intelligence.


(4)

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Mubiar. (2008). Mengenali dan mengembangkan kecerdasan jamak anak taman kanak-kanak/raudhatul atfhal. Bandung: RIZQIPRESS.

Amstrong, Thomas (2008). Multiple Intelligences in the classroom, 3rd edition,

Sonoma County, Clifornia.

Amstrong, Thomas (2002) Sekolah Sang Juara: Menerapkan Multipple Intellegence di Dunia Pendidikan, terjemahan Yudhi Murtanto. Bandung: Kaifa.

Ardy Wiyani, Novan & Barnawi (2012) Format Paud: Kosep,

karakteristik & implementasi pendidikan anak usi dini, Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Atmadibrata, dkk (1982), Permainan Anak-anak Daerah Jawa Barat. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Campbell, Linda, Bruce Campbell dan Dee Dickinso. (2002) Teaching and Learning through Multiple intellegences (terjemahan Tim Inisiasi) Depok: Inisiasi Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1982). Permainan Anak-Anak Daerah Jawa Barat. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Efendi Agus (2005), Revolusi kecerdasan abad 21 (kritik MI, EI, SQ, AQ & SUCCESFUL INTELLIGENCE ATAS IQ) Bandung: Alfabeta Emzr. Prof (2008), Metodelogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan

kualitatif. Jakarta PT RAJAGRAFINDO.PERSADA.

Gardner, H. (1993). Multiple Intelegences. New York: Basic Book Harper Collins Publishing, Inc.

Gardner, Howard. (1993). Multiple intelligences (Kecerdasan Majemuk). Batam: Interaksara

Gardner, Howard. (2013). Multiple Intelligences (Memaksimalkan Potensi dan Kecerdasan Individu dari Masa Kanak-Kanak Hingga


(5)

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jasmine Julia (2007) Kecerdasan badani- kinestetik ( mengajar dengan metode kecerdasan majemuk implementasi multiple intelligences. Bandung: Nuansa

Kurnia, Rita (2012). Konsepsi Bermain dalam menumbuhkan Kreativitas Pada Anak Usia Dini. Jurnal.

Kurniati, Euis. (2010). Main Yuk! (30 Permainan Tradisonal Jawa Barat).Bandung.

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyadi, S., 2004. Bermain dan Kreativitas (Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain). Papas Sinar Sinanti : Jakarta

Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Musfiroh, Tadkiroatun (2004) Bermain Sambil Belajar dan Mengasah

Kecerdasan (Stimulasi Muliple Intelligences Anak Usia Taman Kanak-Kanak). Yogyakarta: direktorat pembinaan pendidikan tenaga kependidikan dan ketenagaan perguruan tinggi subdit PGTK dan PLB.

Ramadhy Sufyan dan DR. H. Dadi Permadi (2012), Kecerdasan kinesteik Bagaimana Mengembangkan Kecerdasan? (Metode Baru Untuk Mengoptimalkan Fungsi Otak Manusia). Bandung: PT SARANA PANCA KARYA NUSA

Solehuddin, M (2000) Konsep Dasar Pendidikan Anak Prasekolah. Bandung: FIP Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian Kuantitatif kualitatif dan r&b. Bandung:

Sugiyono. (2008). Metode penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&B. Bandung: alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian. Bandung: alfabeta

Sujiono, Bambang dan Yuliani Nurani Sujiono (2004). Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Elexmedia Computindo.


(6)

Shinta Sunanti, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sujiono, Yuliani Nurani & Sujiono Bambang (2010). Bermain Kratif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.

Sujiono, Yuliani Nurani. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks

Suherman, A. (2013). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suherman, A., Cholil, D. H., Cipta, S.A., Nuryadi. (2009). Laporan: Hasil penelitian pengkajian instrumen tes keterampilan olahraga

berbasis IPTEKOR 2009 (tes keterampilan olahraga squash). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK TERHADAP KEMAMPUAN LONCAT ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK PKK Pengaruh Permainan Engklek Terhadap Kemampuan Loncat Anak Usia 4-5 Tahun Di Taman Kanak-Kanak Pkk Semanding Dan Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Pabelan.

0 3 8

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK TERHADAP KEMAMPUAN LONCAT ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK PKK Pengaruh Permainan Engklek Terhadap Kemampuan Loncat Anak Usia 4-5 Tahun Di Taman Kanak-Kanak Pkk Semanding Dan Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Pabelan.

0 4 16

PENDAHULUAN Pengaruh Permainan Engklek Terhadap Kemampuan Loncat Anak Usia 4-5 Tahun Di Taman Kanak-Kanak Pkk Semanding Dan Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Pabelan.

0 3 4

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN KONSTRUKTIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN KONSTRUKTIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL-ANIS, KARTASURA, TAHUN PELAJAR

0 1 14

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL ANJANG-ANJANGAN TERHADAP KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK USIA DINI (Penelitian Quasi Eksperimen terhadap anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Tahun Ajaran 2015-2016).

2 7 39

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN.

0 1 41

PENGARUH TOKEN ECONOMY TERHADAP DISIPLIN ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK.

1 1 149

Pendidikan Taman Kanak Kanak

0 0 6

Pendidikan Taman Kanak Kanak

0 1 3

View of PENGARUH PERMAINAN PUZZLE PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL DI TAMAN KANAK-KANAK SUSTER DAN TAMAN KANAK-KANAK BRUDER MELATI PONTIANAK TAHUN 2014

0 0 13