PERANCANGAN KURSI KERJA PACKING DI PT.X DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ANTROPOMETRI UNTUK KENYAMANAN KERJA.

(1)

PERANCANGAN KURSI KERJA PACKING DI PT.X DENGAN

MEMPERTIMBANGKAN ANTROPOMETRI UNTUK KENYAMANAN KERJA

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Studi Strata Satu Dan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

O

O

l

l

e

e

h

h

:

:

A

A

R

R

D

D

H

H

I

I

A

A

N

N

W

W

I

I

S

S

N

N

U

U

P

P

E

E

R

R

D

D

A

A

N

N

A

A

0

0

7

7

3

3

2

2

0

0

1

1

5

5

0

0

1

1

7

7

J

J

U

U

R

R

U

U

S

S

A

A

N

N

T

T

E

E

K

K

N

N

I

I

K

K

I

I

N

N

D

D

U

U

S

S

T

T

R

R

I

I

F

F

A

A

K

K

U

U

L

L

T

T

A

A

S

S

T

T

E

E

K

K

N

N

O

O

L

L

O

O

G

G

I

I

I

I

N

N

D

D

U

U

S

S

T

T

R

R

I

I

U

U

N

N

I

I

V

V

E

E

R

R

S

S

I

I

T

T

A

A

S

S

P

P

E

E

M

M

B

B

A

A

N

N

G

G

U

U

N

N

A

A

N

N

N

N

A

A

S

S

I

I

O

O

N

N

A

A

L

L

V

V

E

E

T

T

E

E

R

R

A

A

N

N

J

J

A

A

W

W

A

A

T

T

I

I

M

M

U

U

R

R

2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga Fakultas Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional dapat menyelesaika Penyusunan Skripsi dengan judul “ PERANCANGAN KURSI KERJA PACKING DI PT.X DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ANTHROPOMETRI UNTUK KENYAMANAN KERJA “.Tiada kata yang pantas untuk di ucapkan selain doa yang tulus sebagai ucapan rasa syukur dan terima kasih kepada allah swt atas segala rahmat dan hidayat yang telah diberikan kepada kita.

Skripsi ini dibuat sesuai dengan ruang lingkup Fakultas Teknik Industri dengan tetap mengacu pada kaidah-kaidah penulisan skripsi. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan masih adanya beberapa kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan masukan dari semua pihak selalu diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya.

Semua pihak yang ikut berpartisipasi demi terwujudnya skripsi ini,kami ucapkan terima kasih kepada :

1. Prof.Dr.Ir.Teguh MP. Selaku rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur.

2. Ir.Sutiyono.MT. selaku Dekan fakultas Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasioanal “Veteran” Jawa Timur.

3. Dr.Ir.Minto Waluyo.MM selaku ketua jurusan Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ir.Rus Indiyanto.MT selaku Dosen Pembimbing I 5. Ir.Endang PW.MMT selaku Dosen Pembimbing II

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknik Industri yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada kami.

7. Terima kasih kepada kedua orang tua ku yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk menyelsaikan skripsi ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(3)

8. Terima kasih kepada sahabat – sahabat ku yang selalu mendukung dan membantu dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayat nya atas kebaikan yang telah diberikan.Akhir kata,semoga hasil pemikiran yang tertuang pada skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Gresik, 18 November 2011

Penyusun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

i DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah ………. ..1

1.2Rumusan Permasalahan ……….. .2

1.3Tujuan Penelitian ………2

1.4Batasan Masalah ………....3

1.5Asumsi ………4

1.6Manfaat Penelitian ………4

1.7Sistematika Penulisan Tugas Akhir ………5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakang ………7

2.2 Ruang Lingkup Penelitian Kerja ………10

2.3 Pengujian Keseragaman Data ………....11

2.4 Sistem Kerja ………....12

2.5 Perbaikan Sistem Kerja ………13

2.6 Kelelahan (Fatique) ………14

2.7 Anthropometri ………14

2.7.1 Cara Pengukuran Dan Faktor Yang Mempengaruhi Dimensi Tubuh Manusia ………....15

2.7.2 Aplikasi Distribusi Normal dalam Penetapan Data Antropometri ...18

2.7.3 Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Fasilitas Kerja ...20

2.8 Hasil – Hasil Penelitian Sebelumnya Tentang Ergonomi ...29

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ` 3.1 Waktu Dan Tempat ………31

3.2 Indentifikasi Variabel ...………..31

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(5)

ii

3.3 Langkah – Langkah Pemecahan Masalah ..………...33

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data ………..39

4.1.1 Data Anthropometri Pengguna ………..39

4.2 Pengolahan Data ………..41

4.2.1 Uji Keseragaman Data ………..41

4.2.2. Uji Kecukupan Data ………..48

4.2.3 MenentukanPercentil ………..51

4.2.4 Desain Kursi Kerja packing ………..54

4.2.5 Pembuatan Kursi Kerja ………..57

4.2.6 Uji Coba Kursi Kerja ………..60

4.2.7 Membandingkan Kursi Kerja Awal Dengan Kursi Kerja Baru ……..62

4.3 Hasil Dan Pembahasan ………..63

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………..65

5.2 Saran ………..66

DAFTAR PUSTAKA ……….………... LAMPIRAN ……….………...

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

iii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 ……..………. ..3

Gambar 2.1 ……….……….. .15

Gambar 2.1 ……….………15

Gambar 2.3 ……….………....16

Gambar 2.4 ……….………20

Gambar 2.5 …..………24

Gambar 2.6 ….……….………25

Gambar 4.1 ..……….. .42

Gambar 4.2 ..………43

Gambar 4.3 ..………....44

Gambar 4.4 .………46

Gambar 4.5 ………..………47

Gambar 4.6 ………..………55

Gambar 4.7 ………..………56

Gambar 4.8 ………...……….. .57

Gambar 4.9 ...………60

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(7)

ABSTRAK

Kinerja manusia merupakan sumbangan yang sangat penting bagi kinerja suatu organisasi. Metode kerja dan fasilitas kerja yang digunakan dalam bekerja seharusnya dapat membuat pekerja merasa aman, nyaman dan tidak menimbulkan rasa lelah (fatique) yang berlebihan sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dengan hasil yang seoptimal mungkin dan mutu yang tetap terjaga. PT.X, Gresik adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan pupuk.

Metode kerja yang diterapkan oleh perusahaan khususnya pada bagian (packing) terlihat bahwa operator (pekerja) didalam melaksanakan pekerjaannya bekerja dengan cara berdiri selama jam kerja. Yang mana penerapan metode ini memberikan dampak seperti: pekerja mengalami rasa lelah (fatique) yang berlebihan terutama pada bagian kaki, dan tidak menentunya hasil kerja yang dicapai oleh masing-masing pekerja yang akhirnya berdampak pada kapasitas bagian pengemasan (packing) yang bersifat fluktuatif. Karena itu penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi dan memperlihatkan tingkat kelelahan (fatique) otot yang telah dialami oleh operator secara empirik dengan menggunakan kuisioner data keluhan pekerja, sehingga dibutuhkan penambahan fasilitas kerja yang dapat mengurangi rasa lelah (fatique) yang berlebihan dalam upaya

peningkatan produktivitas kerja.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian-bagian otot pekerja yang mengalami rasa lelah (fatique) yang berlebihan pada punggung,pinggul,bahu,paha dan bokong. Dan saya mengusulkan adanya penambahan fasilitas kerja berupa: kursi tinggi (high chair) tanpa sandaran bahu yang adjustable, dengan ukuran: Tinggi penyangga kursi dalam rentang: 85,2cm.;Tinggi sandaran kursi dalam rentang: 52,4cm.; dan Lebar dudukan kursi: 58,3 cm ; Lebar sandaran kursi 67,9 cm.

Kata kunci:fatique, packing, antropometri, adjustable.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(8)

ABSTRACT

Man hours are one of contribution that very important for operating

organization. Works methods & facility that used in works should be can making worker feels safe, comfortable, and no impact of fatigue until this works can be efficiently finished with optimum result and good quality. PT.X-Surabaya is a consumer goods industry especially fertilizer industry.

Work methods that implemented by industry especially on packing where worker is wrapping mosquito coils on standing position during one shift (8 hours). This condition can be impact on fatigue feels especially leg or foots and can be decreasing quantity and quality product. Because of this searching to try to identifying and showing muscle fatigue level that has been conducted by operator with fatigue questioners data, until needed adding work facility that could be minimizing fatigue for increasing work productivity.

From searching result that muscle workers that got fatigue as follows. And we have any idea to adding work facility like adjustable high chair with dimension : high of chair about 85,2 cm.; back high chair 52,4cm.; and width of chair about : 58,83 cm.

Words key: fatigue, packing, anthropometry, adjustable

.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Permasalahan

Kinerja manusia merupakan sumbangan yang sangat penting bagi kinerja suatu organisasi. Suatu organisasi tidak akan berfungsi dengan baik tanpa didukung oleh manusia yang andal. Selain manusia, faktor penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam sistem kerja adalah metode kerja dan fasilitas kerja. Metode kerja dan fasilitas kerja merupakan komponen yang berhubungan langsung dengan manusia dimana rancangan metode kerja yang baik sangat diperlukan sesuai dengan kemampuan manusia untuk berinteraksi dengan fasilitas kerjanya.

Metode kerja dan fasilitas kerja yang digunakan dalam bekerja seharusnya dapat membuat pekerja merasa aman, nyaman dan tidak menimbulkan rasa lelah (fatique) yang berlebihan sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dengan hasil yang seoptimal mungkin dan mutu yang tetap terjaga. Hal ini akan memberikan kepuasan kerja kepada pekerja dan meningkatkan motivasi kerja serta pekerjaan yang dilakukan tersebut akan menjadi lebih efektif (sesuai dengan target organisasi).

PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan Pupuk, dengan salah satu produk yang dihasilkan perusahaan ini adalah Pupuk

NPK KEBOMAS, dimana pada bagian produksi para pekerjanya belum bekerja

secara optimal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(10)

2 Dalam pembuatan Pupuk NPK KEBOMAS PT. X, Gresik melalui beberapa stasiun kerja yang salah satunya adalah stasiun kerja packing dimana distasiun kerja packing ini, para pekerja tersebut bekerja dengan cara posisi duduk selama jam kerja sehingga cara kerja ini dapat menimbulkan rasa lelah (fatique) yang berlebihan pada bagian pinggang yang akan dapat memicu timbulnya nyeri otot . Hal ini akan menurunkan performance si pekerja dimana pekerja dengan nyeri otot di pinggangnya sudah tentu tidak akan tahan untuk duduk dengan intensitas waktu yang panjang. Sehingga akan menyebabkan menurunnya kuantitas dan kualitas hasil kerja.

Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian untuk melakukan perbaikan system kerja packing dengan merancang kursi kerja yang ergonomis sehingga diharapkan dapat mengurangi rasa lelah yang berlebihan pada saat pekerja beraktifitas.

1.2. Rumusan Permasalahan

Bagaimana merancang kursi kerja yang ergonomis pada sistem kerja packing di PT. X, Gresik.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menghasilkan sebuah rancangan kursi kerja di bagian packing yang ergonomis di PT. X Gresik, untuk kenyamanan kerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(11)

3

Gambar 1.1 Kursi Packing Sebelum diModifikasi

1.4. Batasan Masalah

Melihat luas dan kompleksnya masalah yang ada pada masing-masing departemen dan agar analisa yang dilakukan dapat lebih terarah dan obyektif maka perlu dibuat suatu pembatasan masalah, yaitu:

1. Penelitian hanya dilakukan pada bagian pengemasan (packing) PT. X, Gresik.

2. Penelitian ini hanya memberikan usulan perancangan kursi dari sistem kerja yang ada sekarang tanpa diikuti dengan penerapan usulan metode kerja.

3. Penelitian ini bukan bersifat menyusun ulang sistem kerja yang telah ada tetapi bersifat menambahi/melengkapi sistem kerja yang sudah ada.

4. Penelitian ini tidak membahas masalah biaya.

5. Tingkat ketelitian yang digunakan adalah: 50% dan tingkat keyakinan 95%. 6. Penelitian ini tidak membahas masalah tingkat konsumsi energi yang

dibutuhkan dan dikeluarkan operator pada saat bekerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(12)

4

I.5. Asumsi

Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kondisi lingkungan kerja dianggap baik dan telah memenuhi persyaratan. 2. Dalam penentuan waktu standard (studi waktu), kelonggaran (allowance)

untuk hambatan yang tidak dapat dihindarkan tidak diperhitungkan dalam penelitian ini dan metoda kerja yang ada sekarang (aktual) dianggap sudah baik.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : Manfaat teoritis:

1. Merupakan media aplikasi dari ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan.

2. Sebagai salah satu bahan acuan bagi dunia pengetahuan agar hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penulisan ilmiah yang berkaitan dengan pengembangan sistem kerja.

Manfaat praktis :

1. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan sistem kerja terutama fasilitas kerja yang ergonomis sehingga mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(13)

5

1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan asumsi serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mengemukakan teori-teori dari referensi dan literature yang sesuai dengan materi penelitian yang dijelaskan dan mendukung terhadap masalah-masalah yang terjadi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Melakukan langkah-langkah metodologi yang digunakan untuk pembahasan masalah berupa uraian langkah yang diambil dalam pembahasan beserta penjelasan untuk setiap langkah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Mengidentifikasi seluruh data yang dikumpulkan dalam penelitian serta pengolahan data yang berhubungan dengan perbaikan sistem kerja tersebut untuk mendapatkan standart operasi yang lebih baik. Menganalisis terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(14)

6

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian, yakni pengolahan data dan analisis permasalahan maka dapat disimpulkan suatu usulan perbaikan metode kerja yakni: melakukan pembakuan gerakan tangan untuk seluruh operator di bagian packing dan bekerja dengan cara duduk-berdiri (dengan adanya tambahan fasilitas berupa kursi kerja).

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(15)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Latar Belakang Sejarah dan Perkembangan Studi Penelitian Kerja

Ergonomi berasal dari kata – dalam bahasa yunani yaitu ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti ilmu,sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaannya.Definisi ergonomi dapat dilakukan dengan cara menjabarkan dalam focus tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut :

1. Secara fokus : Ergonomi memfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk,peralatan,fasilitas,prosedur dan lingkungan dimana sehari – hari manusia hidup dan bekerja.

2. Secara tujuan : Tujuan ergonomic ada dua hal,yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan nilai – nilai kemanusiaan seperti peningkatan keselamatan kerja,pengurangan rasa lelah dan sebagainya.

3. Secara pendekatan : Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan – keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik, tingkah laku, dan motivasi untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktifitas manusia sehari – hari.

Berdasarkan ketiga pendekatan diatas, definisi ergonomi dapat terangkum dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi – informasi mengenai perilaku

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(16)

8 manusia,keterbatasan kemampuan dan karateristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin system pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktifitas ,keselamatan dan kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia.

Definisi mengenai ergonomi juga dating dari Iftikar Z.Sutalaksana (1979) yang mendefinisikan ergonomi sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi – informasi nmengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu system kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada system itu dengan baik,yaitu mencapai tujuan yang diingkan melalui pekerjaan itu dengan efektif,aman dan nyaman.

Ergonomi pertama kali dipopulerkan pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof.Murrel.Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995).Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda - benda sederhana seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya , sampai dilakukan perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya.Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah,bahkan kadang – kadang terjadi secara kebetulan.Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yag lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan pengguna ergonomi secara nyata dimulai pada perang dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antaa produk dengan manusia.Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works Of Wertrn Electric (Amerika) melakuakan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects”.Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(17)

9 kerja dan menunjukan hubungan fisik langsung antara manusia dan mesin.Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah perang dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa pengguna peralatan yang sesuai dapat meningatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif.Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan – perusahaan senjata perang.

Inti dari Ergonomi adalah suatu prinsip fitting the task yang artinya pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia.Hal ini menegaskan bahwa dalam merancang suatu jenis pekerjaan perlu memperhitungkan keuntungan dalam proses pemilihan pekerjaan tertentu.Mecari pekerja yang mampu menahan beban kerja yang berat bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.Namun mengupayakan cara kerja lainya yang mengurangi beban kerja sampai berada dalam batas kemampuan rata –rata akan mempermudah kita dalam mencari pekerja yang sanggup melaksanakan pekerjaan tersebut.

Aktivitas penelitian kerja yang terdiri dari penelitian metode atau gerakan kerja (motion study) dan pengukuran waktu kerja (time study atau work

measurement) dalam perkembangannya tidaklah dapat terlepas dari dua buah nama

yaitu Frederick W. Taylor dan Frank B. Gilberth. Aktivitas pengukuran waktu kerja diperkenalkan pertama kali oleh Taylor terutama sekali dipergunakan untuk menentukan waktu baku untuk penyelesaian kerja. Dengan adanya waktu ini maka sistem pengaturan upah ataupun insentif/bonus kerja akan dapat dibuat berdasarkan konsep “a fair day’s pay for a fair day’s work” (Sritomo, 1995). Begitu pula dengan mengetahui waktu baku ini maka estimasi akan output kerja yang dihasilkan serta jadwal perencanaan kerja bisa dibuat secara lebih akurat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(18)

10 Penelitian mengenai metode kerja dan gerakan kerja yang dikembangkan oleh Frank B. Gilberth dilaksanakan dengan mempelajari gerakan-gerakan tubuh manusia yang dipergunakan untuk melaksanakan operasi kerja. Tujuan pokok dari studi gerakan/metode kerja ini adalah untuk memperbaiki pelaksanaan operasi kerja dengan menghilangkan gerakan-gerakan kerja yang tidak efektif dan tidak diperlukan, menyederhanakan gerakan-gerakan kerja serta menetapkan gerakan dan urutan kerja ynag paling efektif guna mencapai tingkat kerja yang optimal.

Penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan Gilberth walaupun tidak dilakukan bersama-sama, tetapi berlangsung pada periode waktu yang hampir bersamaan. Pada awalnya, aktivitas lebih ditekankan untuk mengikuti apa-apa yang sebelumnya ditulis oleh Taylor sampai pada akhirnya timbul kesadaran untuk terlebih dahulu melaksanakan studi kerja dengan tujuan memperoleh metode kerja yang lebih baik dan sederhana sebelum akhirnya waktu baku untuk penyelesaian kerja tersebut diukur dan ditetapkan. Kedua aktivitas penelitian metode/gerakan kerja dan pengukuran waktu kerja harus digabungkan menjadi satu kesatuan aktivitas yang terpadu dan dikenal sebagai Studi Gerak dan Pengukuran Waktu Kerja (Motion and Time Study).

2.2 Ruang Lingkup Penelitian Kerja

Telaah metode adalah kegiatan pencatatan secara sistematis dan pemeriksaan dengan seksama mengenai cara-cara yang berlaku atau diusulkan untuk melaksanakan kerja. Sasaran pokok dari efektivitas ini adalah mencari, mengembangkan, dan menerapkan metode kerja yang lebih efektif dan efisien.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(19)

11 Tujuan akhir adalah waktu penyelesaian pekerjaan akan bisa lebih singkat/cepat dalam situasi sistem kerja.

Proses penelitian kerja pada prinsipnya akan menitikberatkan pada studi tentang gerakan kerja yang dilakukan oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Dari hasil studi ini diharapkan akan dihasilkan gerakan-gerakan standar untuk penyelesaian pekerjaan yaitu rangkaian gerakan kerja yang efektif dan efisien. Untuk mencapai maksud ini maka terlebih dahulu haruslah diperoleh kondisi pekerjaan yang memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan secara ekonomis. Hal ini disebut studi gerakan. Untuk mendapatkan kondisi kerja yang baik yaitu memungkinkan dilakukan gerakan ekonomis maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu:

- Penggunaan badan/anggota tubuh manusia serta gerakan-gerakannya - Perancangan alat-alat dan perlengkapan kerja

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok dari studi kegiatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan keletihan yang tidak perlu dengan menggunakan alat bantu kerja.

2. Penghematan waktu siklus penyelesaian pekerjaan.

3. Pengurangan resiko kecelakaan kerja akibat keletihan kerja.

2.3 Pengujian Keseragaman Data

Pengujian keseragaman data adalah suatu pengujian yang berguna untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan berasal dari satu sistem yang sama. Melalui pengujian ini kita dapat mengetahui adanya perbedaan-perbedaan dan data-data yang di luar batas kendali (out of control) yang dapat kita gambarkan pada peta kontrol. Data-data yang demikian dibuang dan tidak dipergunakan dalam perhitungan selanjutnya. Untuk membuat peta kontrol, terlebih dahulu kita tentukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(20)

12 batas-batas kontrolnya dengan menggunakan rumus uji keseragaman data sebagai berikut :

BKA= x + k BKB = x - k

Dimana :

x = Nilai rata - rata  = Standar deviasi k = Tingkat keyakinan

Standar deviasi : = n-1

2.4 Sistem Kerja

Sistem kerja adalah suatu sistem dimana komponen-komponen kerja seperti manusia (operator), mesin dan/atau fasilitas kerja lainnya, material serta lingkungan kerja fisik akan berinteraksi (Sritomo, 1995).

Mendapatkan sistem kerja yang lebih baik dari sistem kerja yang telah ada atau memiliki sutu sistem kerja yang diajukan merupakan salah satu hal yang ingin dicapai dengan mempelajari teknik tata cara kerja. Kemampuan untuk membentuk atau menciptakan cara-cara kerja yang baik merupakan kebutuhan utama dalam kegiatan di atas yaitu mencari satu sistem kerja yang baik dari yang lainnya, karena dari alternatif-alternatif cara-cara kerja yang baiklah diadakan pemilihan tersebut dan bukan dari cara kerja yang dibentuk dari sembarangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(21)

13

2.5 Perbaikan Sistem Kerja

Perbaikan sistem kerja berisi prinsip-prinsip untuk mendapatkan perbaikan sistem kerja yang efisien dan sistem kerja yang baik, seorang perancang kerja harus dapat menguasai dan mengendalikan faktor-faktor yang membentuk suatu sistem kerja. Faktor-faktor tersebut bila dilihat dalam kelompok besarnya terdiri atas pekerja, peralatan dan mesin, serta lingkungannya. Dengan demikian diharapkan para perancang pekerja dapat menyusun suatu sistem kerja yang antara lain terdiri dari gerakan-gerakan yang baik yaitu gerakan yang memberikan hasil kerja yang baik, misalnya gerakan yang dapat mengakibatkan waktu pengerjaan yang singkat. Sedangkan ekonomi gerakan berisi prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam sistem kerja yang baik (Sutalaksana, 1979)

Dari hal diatas jelas bahwa di dalam memperbaiki suatu sistem kerja ada 4 macam komponen sistem kerja yang harus dipelajari guna memperoleh sistem kerja yang sebaik-baiknya meliputi (Sritomo, 1995)

a. Komponen Material: Bagaimana cara menempatkan material, jenis material yang mudah diproses dan lain-lain.

b. Komponen Manusia: Bagaimana sebaiknya postur orang pada saat bekerja agar mampu memberikan gerakan-gerakan kerja yang efektif dan efisien.

c. Komponen Mesin : Bagaimana desain dari mesin / peralatan kerja.

d. Komponen Lingkungan: Bagaimana kondisi lingkungan kerja fisik tempat operasi kerja tersebut dilaksanakan.

2.6 Kelelahan

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahati. Kelelahan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(22)

14 diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat parasimpatis). Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :

1. Kelelahan otot: merupakan tremor pada otot/perasaan nyeri pada otot

2. Kelelahan umum: biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh intensitas atau lamanya kerja.

2.7 Antropometri

Antropomentri merupakan kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia (ukuran, volume dan berat) serta penerapan dari data tersebut untuk perancangan fasilitas atau produk.

Pengukuran antropometri terbagi atas dua bagian yaitu : 1. Antropometri Statis

Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur tubuh. Antropometri statis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi standar dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi tubuh ukuran kepala, panjang lengan dan sebagainya.

2. Antropometri Dinamis

Antropometri disebut juga dengan pengukuran dimensi fungsional tubuh. Disini pengukuran dilakukan terhadap dimensi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan yang harus disesuaikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(23)

15

2.7.1 Cara Pengukuran dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dimensi Tubuh Manusia.

Dalam antropometri, dimensi yang diukur diambil secara linear dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu dan tubuh harus dalam keadaan diam.

Media sederhana yang dilakukan untuk keperluan mengukur bentuk dan ukuran tubuh mjanusia antara lain meliputi:

1. Spreading and sliding calipers, digunakan untuk mengukur dalam jarak pendek misalnya untuk megukur tebal badan.

2. Antropometer berupa tongkat meteran dengan dua palang dimana palang yang satu posisinya tetap sementara palang yang lain bisa digerakkan.

3. Tapes, untuk mengukur dalam arah melingkar atau keliling.

4. Kursi ergonomis, untuk mengukur dimensi tubuh manusia dalam posisi duduk. 5. Timbangan untuk mengukur berat badan.

Dimensi atau ukuran tubuh tiap manusi berbeda-beda, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia antara lain1

1. Keacakan/ random

Walaupun dalam satu kelompok populasi terdapat manusia dengan jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan pekerjaan yang sama, pasti terdapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(24)

16 perbedaan yang cukup signifikan antara individu yang satu dengan yang lainnya.

2. Jenis Kelamin

Pada umumnya laki-laki memilki dimensi tubuh yang lebih besar, kecuali bagian dada dan pinggul. Selain itu pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya dibandingkan wanita.

3. Suku bangsa

Variasi dimensi tubuh terjadi karena pengaruh etnis. Meningkatnya jumlah migrasi dari suatu negara ke negara lain juga akan mempengaruhi antropometri secara nasional.

4. Usia

Pada umumnya bertambahnya umur manusia akan menyebabkan semakin berkembangnya ukuran tubuh. Ukuran tubuh berkembang dari saat lahir sampai umur  20 tahun untuk pria dan  17 tahun untuk wanita. Dimensi tubuh manusia akan berkurang setelah umur 60 tahun. Setelah mengijak usia dewasa, tinggi badan manusia memiliki kecenderungan untuk menurun yang disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang dan gerakan tangan dan kaki. 5. Pakaian

Karena terjadinya perbedaan iklim/musim menyebabkan manusia memakai pakaian tertentu sehingga merubah dimensi tubuh, misalnya pada waktu musim dingin menyebabkan orang memakai pakaian tebal dan ukuran relatif besar. 6. Faktor Kehamilan pada Wanita

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(25)

17 Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti bila dibandingkan dengan antara wanita yang hamil dengan wanita yang tidak hamil.

7. Cacat Tubuh secara Fisik

Berikut ini beberapa penjelasan dan gambar pengukuran dimensi struktur tubuh dan dimensi fungsional tubuh, sebagai berikut :

1. Pengukuran dimensi struktur tubuh (struktural body dimensions). - Tubuh diukur dalam posisi tidak bergerak (static anthropometri).

- Meliputi : berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, panjang lengan, dsb.

- Percentile : 5-th dan 95-th percentile.

Gambar 2.1. Pengukuran Dimensi Struktur Tubuh dalam Posisi Berdiri dan Duduk Tegap

2. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (functional body dimensions).

- Tubuh diukur dalam posisi melakukan gerakan kerja atau posisi dinamis (dynamic anthropometri).

- Banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas/ ruang kerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(26)

18

Gambar 2.2. Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh dalam Berbagai Posisi Gerakan Kerja

2.7.2 Aplikasi Distribusi Normal dalam Penetapan Data Antropometri

Untuk penetapan data antropometri, diterapkan pemakaian distribusi normal. Distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean, X ) dan

standar deviasi (SD, x). Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.

Dalam pokok bahasan antropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95% populasi maka 2.5 dan 97.5 persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai. Seperti tampak pada diagram berikut ini :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(27)

19

Gambar 2.3 Grafik untuk persentil 95%

Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.2 Perhitungan Persentil Persentil Kalkulasi 1 x - 2,325x 2.5 th x - 1,96x 5 th x - 1,645x 10 th x - 1,280x 50 th x

90 th x + 1,280x 95 th x + 1,645x 97.5 th x - 1,96x 99 th x - 2,325x

Adapun pendekatan data untuk antropometri adalah sebagai berikut: a) Pilihlah standart deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud

b) Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimakud untuk populasi yang sesuai.

c) Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan d) Pilihlah jenis kelamin yang sesuai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(28)

20 Pengukuran bentuk tubuh bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh manusia sehingga peralatan yang dirancang lebih sesuai dengan bentuk tubuh manusia agar lebih nyaman dan menyenangkan.

2.7.3 Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Data-data hasil pengukuran tubuh manusia atau yang disebut dengan data antropometri digunakan untuk perancangan peralatan. Oleh karena itu keadaan dan ciri fisik manusia dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu sama lainnya, maka terdapat tiga prinsip dalam pemakaian data untuk perancangan, perbaikan dan pengukuran sistem kerja yaitu sebagai berikut:

1. Perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim

Prinsip ini digunakan apabila mengharapkan agar fasilitas yang dirancang dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar pemakai (biasanya minimal oleh 95% pemakai) misalnya ketinggian suatu alat sesuai dengan jangkauan ke atas orang pendek, lebar tempat duduk sesuai dengan lebar pinggul orang gemuk, dan lain-lain.

2. Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan

Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar bisa digunakan dengan enak dan nyaman bagi orang yang memerlukannya. Jadi bisa disesuaikan dengan ukuran tubuh sipemakai. Misalnya kursi pengemudi mobil yang bisa diatur maju atau mundur dan kemiringan sandarannya.

3. Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakai

Prinsip ini hanya bisa digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin digunakan serta tidak layak jika menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip ini tidak mungkin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(29)

21 dilaksanan jika lebih banyak ruginya, artinya hanya sebagian kecil pemakai yang merasa sesuai menggunakannya. Sedangkan jika fasilitas tersebut dirancang berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan tidak juga layak karena biayanya mahal.

Seorang desainer seharusnya mengetahui aspek dimensi tubuh dari populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangan tersebut. Dalam hal ini, harus ada semacam target, misalnya sedikitnya 90% sampai 95% dari populasi yang harus dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.

Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk, rekomendasi yang bisa diberikan :

1. Tetapkan anggota tubuh yang mengoperasikan rancangan tersebut.

2. Tentukan dimensi tubuh yang penting ((struktural body dimensions atau

functional body dimensions).

3. Tentukan populasi terbesar yang menjadi target utama.

4. Tetapkan prinsip ukuran (ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata)

5. Pilih nilai percentile yang dikehendaki (90-th, 95-th, 99-th atau yang lain). 6. Tetapkan nilai ukuran dari tabel data anthropometri yang sesuai, aplikasikan

data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(30)

22 Gambar 2.4 data anthropometri yang diaplikasikan dalam perancangan dan pengukuran kerja.

Gambar 2.4 Data Anthropometri Untuk Perancangan Produk/ Fasilitas Kerja

Keterangan :

1 = dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala). 2 = tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.

3 = tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.

4 = tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).

5 = tinggi kepalan tangan yang berjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukkan).

6 = tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/ pantat sampai dengan kepala).

7 = tinggi mata dalam posisi duduk. 8 = tinggi bahu dalam posisi duduk.

9 = tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus). 10 = tebal atau lebar paha.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(31)

23 11 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut.

12 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari lutut/betis. 13 = tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.

14 = tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha.

15 = lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk). 16 = lebar pinggul/ pantat.

17 = lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam gambar).

18 = lebar perut.

19 = panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus.

20 = lebar kepala.

21 = panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari. 22 = lebar telapak tangan.

23 = lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri-kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar).

24 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus ke atas (vertikal).

25 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya no. 24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar).

26 = jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(32)

24

Tabel 2.2 Perkiraan Anthropometri Untuk Masyarakat Hongkong, Dewasa, dapat Diekivalensikan Sementara Untuk Masyarakat Indonesia

(Kesamaan Etnis Asia) (mm)

Pria Wanita Dimensi Tubuh

5% X 95% S.D 5% X 95% S.D 1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri

tegak 1.585 1.680 1.775 58 1.455 1.555 1.655 60 2. Tinggi Mata 1.470 1.555 1.640 52 1.330 1.425 1.520 57 3. Tinggi Bahu 1.300 1.380 1.460 50 1.180 1.265 1.350 51 4. Tinggi Siku 950 1.015 1.080 39 870 935 1.000 41 5. Tinggi Genggaman Tangan

(knuckle) pada posisi relaks kebawah

685 750 815 40 650 715 780 41 6. Tinggi Badan pada Posisi

Duduk 845 900 955 34 780 840 900 37

7. Tinggi Mata pada Posisi Duduk 720 780 840 35 660 720 780 35 8. Tinggi Bahu pada Posisi Duduk 555 605 655 31 165 230 295 38 9. Tinggi Siku pada Posisi Duduk 190 240 290 31 165 230 295 38 10. Tebal Paha 110 135 100 14 105 130 155 14 11. Jarak dari Pantat ke Lutut 505 550 595 26 470 520 570 30 12. Jarak dari Lipat Lutut

(popliteal) ke Pantat 405 450 495 26 385 435 485 29 13. Tinggi Lutut 450 495 540 26 410 455 500 27 14. Tinggi Lipat Lutut (popliteal) 365 405 445 25 325 375 425 29 15. Lebar Bahu (bideltoid) 380 425 470 26 335 385 435 29 16. Lebar Panggul 300 335 370 22 295 330 365 21 17. Tebal Dada 155 195 235 25 160 215 270 34 18. Tebal Perut (abdominal) 150 210 270 36 150 215 280 39 19. Jarak dari siku ke ujung jari 410 445 480 22 360 400 400 24 20. Lebar Kepala 150 160 170 7 135 150 165 8 21. Panjang Tangan 165 190 195 9 150 165 180 9

22. Lebar Tangan 70 80 90 5 60 70 80 5

23. Jarak Bentang dari ujung jari

tangan kanan ke kiri 1.480 1.635 1.790 95 1.350 1.480 1.610 80 24. Tinggi pegangan tangan (grip)

pada posisi tangan vertikal ke atas & berdiri tegak

1.835 1.970 2.105 83 1.685 1.825 1.965 86 25. Tinggi pegangan tangan (grip)

pada posisi tangan vertikal ke atas & duduk

1.110 1.205 1.3 58 855 940 1.025 51 26. Jarak genggaman tangan (grip)

ke punggung pada posisi tangan ke depan (horisontal)

640 705 770 38 580 635 690 32

Tabel 2.3 Anthropometri Masyarakat Indonesia Yang Didiapat Dari Interpolasi Masyarakat British dan Hongkong (Phesant, 1286)

Terhadap Masyarakat Indonesia (mm)

Pria Wanita Dimensi Tubuh

5% X 95% S.D 5% X 95% S.D

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(33)

25 1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri

tegak 1.532 1.632 1.732 61 1.464 1.563 1.662 60 2. Tinggi Mata 1.425 1.52 1.615 58 1.35 1.446 1.542 58 3. Tinggi Bahu 1.247 1.338 1.429 55 1.184 1.272 1.361 54 4. Tinggi Siku 932 1.003 1.074 43 886 957 1.028 43 5. Tinggi Genggaman Tangan

(knuckle) pada posisi relaks kebawah

655 718 782 39 646 708 771 38 6. Tinggi Badan pada Posisi

Duduk 809 864 919 33 775 834 893 36

7. Tinggi Mata pada Posisi Duduk 694 749 804 33 666 721 776 33 8. Tinggi Bahu pada Posisi Duduk 523 572 621 330 501 550 599 30 9. Tinggi Siku pada Posisi Duduk 181 231 282 31 175 229 283 33 10. Tebal Paha 117 140 163 14 115 140 165 15 11. Jarak dari Pantat ke Lutut 500 545 590 272 488 527 586 30 12. Jarak dari Lipat Lutut

(popliteal) ke Pantat 405 450 495 27 488 537 586 30 13. Tinggi Lutut 448 496 544 29 428 472 516 27 14. Tinggi Lipat Lutut (popliteal) 361 403 445 26 337 382 428 28 15. Lebar Bahu (bideltoid) 382 424 466 26 342 385 428 26 16. Lebar Panggul 291 331 371 24 298 345 392 29 17. Tebal Dada 174 212 250 23 178 228 278 30 18. Tebal Perut (abdominal) 174 228 282 33 175 231 287 34 19. Jarak dari siku ke ujung jari 405 439 473 21 374 409 287 34 20. Lebar Kepala 140 450 160 6 135 146 157 7 21. Panjang Tangan 161 176 190 9 153 168 183 9

22. Lebar Tangan 71 79 87 5 64 71 78 4

23. Jarak Bentang dari ujung jari

tangan kanan ke kiri 1.52 1.663 1.806 87 1.4 1.523 1.646 75 24. Tinggi pegangan tangan (grip)

pada posisi tangan vertikal ke atas & berdiri tegak

1.795 1.923 2.051 78 1.713 1.841 1.969 79 25. Tinggi pegangan tangan (grip)

pada posisi tangan vertikal ke atas & duduk

1.065 1.169 1.273 63 945 1.03 1.115 52 26. Jarak genggaman tangan (grip)

ke punggung pada posisi tangan ke depan (horisontal)

649 708 767 37 610 661 712 31

Tabel 2.4 Anthropometri Telapak Tangan Orang Indonesia (mm)

Pria Wanita Dimensi Tubuh

5th 50th 95th S.D 5th 50th 95th S.D 1. Panjang tangan 163 176 189 8 155 168 181 8 2. Panjang telapak tangan 92 100 108 5 87 94 101 4 3. Panjang ibu jari 45 48 51 2 42 45 48 2 4. Panjang jari telunjuk 62 67 72 3 60 65 70 3 5. Panjang jari tengah 70 77 84 4 69 74 79 3 6. Panjang jari manis 62 67 72 3 59 64 69 3 7. Panjang jari kelingking 48 51 54 2 45 48 51 2 8. Lebar ibu jari (IPJ) 19 21 23 1 16 18 20 1 9. Tebal ibu jari (IPJ) 19 21 23 1 15 17 19 1 10. Lebar Jari telunjuk 18 20 22 1 15 17 19 1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(34)

26 11. Tebal jari telunjuk 16 18 20 1 13 15 17 1 12. Lebar telapak tangan (Metacarpal) 74 81 88 4 68 73 78 3 13. Lebar telapak tangan (sampai ibu jari) 88 98 108 6 82 89 96 4 14. Lebar telapak tangan (minimum) 68 75 82 4 64 59 74 3 15. Tebal telapak tangan (Metacarpal) 28 31 34 2 25 27 29 1 16. Tebal telapak tangan (sampai ibu jari 41 48 47 2 41 44 47 2 17. Diameter genggam (maksimum) 45 48 51 2 43 46 49 1 18. Lebar maksimum (ibu jari ke jari

kelingking) 177 192 206 9 169 184 199 9 19. Lebar fungsional maksimum (ibu jari

ke jari lain) 122 132 142 6 113 123 134 6 20. Segiempat minimum yang dapat

dilewati telapak tangan 57 62 67 3 51 56 61 3

Gambar 2.5 Anthropometri Tangan

Tabel 2.5 Anthropometri Kepala Orang Indonesia

Dimana : Lebar Kepala = 9,2% Tinggi Badan Pria dan 9,3% Tinggi Badan Wanita (mm)

Pria Wanita Dimensi Tubuh

5th 50th 95th S.D 5th 50th 95th S.D 1. Panjang kepala 166 176 186 6 158 168 178 6 2. Lebar kepala 132 140 148 5 121 129 137 5 3. Diameter maksimum dari dagu 217 230 243 8 198 209 221 7 4. Dagu ke puncak kepala 192 203 215 7 185 196 208 7 5. Telinga ke puncak kepala 70 77 84 4 69 74 79 3 6. Telinga ke belakang kepala 62 67 72 3 59 64 69 3 7. Antara dua telinga 48 51 54 2 45 48 51 2 8. Mata ke puncak kepala 19 21 23 1 16 18 2 1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(35)

27 9. Mata ke belakang kepala 19 21 23 1 15 17 19 1 10. Antara dua pupil mata 18 20 22 1 15 17 19 1 11. Hidung ke puncak kepala 16 18 20 1 13 15 17 1 12. Hidung ke belakang kepala 74 81 88 4 68 73 78 3 13. Mulut ke puncak kepala 88 98 108 6 82 89 96 4 14. Lebar mulut 68 75 82 4 64 59 74 3

Gambar 2.6 Anthropometri Kepala

Tabel 2.6 Anthropometri Kaki Orang Indonesia

Dimana : Panjang Telapak Kaki = 15,2 % Tinggi Badan Pria dan 14,7 % Tinggi Badan Wanita (mm)

Pria Wanita Dimensi Tubuh

5th 50th 95th S.D 5th 50th 95th S.D 1. Panjang telapak kaki 230 248 266 11 212 230 248 11 2. Panjang telapak lengan kaki 165 178 191 8 158 171 184 8 3. Panjang kaki sampai jari 186 201 216 9 178 191 204 8 4. Lebar kaki 82 89 96 4 81 88 95 4 5. Lebar tangkai kaki 61 66 71 3 49 54 59 3 6. Tinggi mata kaki 61 66 71 3 59 64 69 3 7. Tinggi bagian tengah telapak kaki 68 75 82 4 64 69 74 3

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(36)

28

Gambar 2.7 Anthropometri Kaki

.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(37)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di PT.X dengan alamat: Jl. A. Yani Gresik. Sedangkan waktu pelaksanaannya yakni pada bulan Juni 2011 s/d data terpenuhi.

3.2. Indentifikasi Variabel

Secara garis besar, hanya ada 2 (dua) variabel yaitu variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. Arinya adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas adalah variable yang mempengaruhi variabel terikat, variabel

tersebut meliputi : - Layout kerja packing

- Data Observasi, yang terdiri atas : a. Data keluhan pekerja

b. Data dimensi tubuh :

- Tinggi bahu posisi duduk (tb) - Lebar bahu

- Tinggi badan posisi duduk (Tt) - Tinggi lipat Lutut / popliteal (Tpo) - Lebar Panggul (Tp)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(38)

32 c. Data dimensi Kursi

- Nilai Percentil (5-th, 50-th, & 95-th)

2. Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini variabel terikat nya adalah merancang kursi kerja yang ergonomis untuk para pekerja packing.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(39)

33

3.3. Langkah – Langkah Pemecahan Masalah

Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

==

Mulai

Observasi Penelitian Studi Pustaka

Uji Keseragaman Data Identifikasi Masalah

Perumusan Tujuan

Pengumpulan Data : 1.Data observasi :

a. Data antropometri Pekerja b. Data Dimensi Tubuh 2.Sampling 30 orang

Uji Kecukupan Data Ya Data Seragam

A Data cukup

Ya

Tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(40)

34

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(41)

35

Penjelasan Flowchart : 1. 0bservasi Penelitian

Observasi Penelitian dilakukan dengan tujuan mengenal kondisi perusahaan agar dapat dijadikan kerangka dasar pemikiran pada tahap-tahap selanjutnya. Pada tahap ini juga berguna untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yang dapat dijadikan sebagai topik bahasan penelitian (riset) yang akan dipilih.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan teori-teori yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Studi pustaka ini juga bermanfaat sebagai landasan logika berpikir dalam menyelesaikan masalah secara ilmiah. Kegiatan yang harus dilakukan pada studi pustaka adalah mencari teori-teori yang berhubungan dengan pemecahan masalah sehingga dapat mendukung aplikasi dalam merancang sistem kerja pada industri.

3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan bahwa kenyamanan dan keamanan pekerja saat melakukan pekerjaannya dapat meningkatkan kinerja/performance operator agar dapat bekerja secara optimal, maka permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana perancangan fasilitas kerja tersebut dapat dicapai dengan mempertimbangkan posisi komponen, peralatan kerja dan metode kerja untuk mendapatkan kondisi kerja yang ENASE (Efektif,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(42)

36 Nyaman, Aman, Sehat, dan Efisien). Identifikasi masalah yang dihadapi diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan para pekerja maupun dengan supervisor di lapangan.

4. Perumusan Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa fasilitas kerja yang ada di perusahaan dan menganalisa faktor-faktor penyebabnya serta memberikan usulan untuk melakukan perbaikan terhadap fasilitas kerja.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan didalam penelitian ini adalah:

- Layout kerja packing

- Data observasi di lapangan, yang meliputi : a. Data keluhan pekerja packing

b. Data dimensi tubuh pekerja c. Data dimensi Kursi kerja packing - Nilai percentil : 5 – th, 50 – th, & 95 - th

6. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data, selanjutnya diolah untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai usulan perbaikan sistem kerja berdasarkan metode kerja yang lama dan fasilitas kerja yang lama, meliputi :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(43)

37 a. Uji keseragaman data

Pengujian ini untuk melihat apakah ada data yang out of control (diluar batas kendali). Data yang out of control harus dikeluarkan dan harus dihitung batas kendali yang baru. Untuk membuat peta kontrol, terlebih dahulu ditentukan batas-batas kontrolnya dengan menggunakan rumus: BKA= x + 2x

BKB = x - 2

x

Dimana :

x = nilai rata - rata x = standard deviasi

b. Uji kecukupan data dengan rumus:

2 2 2

' 40. .( ( ) ( ) )

       

i i i x x x n N

c. Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.

Rumus umum persentil adalah sebagai berikut: Px = data ke

100 ) 1 (nx

PX = Persentil ke x yang akan dihitung

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(44)

38

7. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan rancangan metode kerja dan fasilitas kerja yang baru, maka dihasilkan suatu hasil dan pembahasan terhadap perbaikan fasilitas kerja yang ada. Hasil analisa tersebut yaitu hasil perancangan kursi kerja untuk sistem kerja packing yang telah disesuaikan dari hasil pengolahan data yang ada. Apabila hasil perancangan kursi tersebut belum sesuai maka perlu dilakukan analisa pengolahan data kembali.

8. Kesimpulan dan Saran

Bagian ini menguraikan secara singkat hasil yang dicapai setelah dilakukan analisa dan evaluasi permasalahan sehingga dapat ditarik kesimpulan dan dapat pula diberikan saran yang dibutuhkan untuk aplikasi hasil pemecahan masalah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(45)

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

4.1.1 Data Antropometri Pengguna

Ukuran untuk perancangan kereta dorong yang baru ini diambil dari data antropometri pengguna tersebut yaitu dimensi tubuh orang Indonesia. Dalam pengukuran Kursi packing ini juga memperhatikan aspek-aspek ergonomis dan dimensi tubuh yang sesuai dengan alat kerja yang akan di rancang.

Dalam pelaksanaan pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data terdiri dari dua kegiatan pokok yakni studi lapangan dan studi kepustakaan. Melalui studi lapangan didapatkan data-data yang berkenaan dengan aktivitas kerja pengguna, data antropometri, analisa persentil. Sedangkan studi kepustakaan didapatkan melalui referensi-referensi yang terkait dengan ergonomi dan berbagai informasi mengenai perancang produk yang akan diperlukan dalam penelitian ini.Untuk kepentingan itulah maka data anhtropometri diharapkan mengikuti distribusi normal.Dalam statistik,distribusi normal dapat diformulasikanberdasarkan harga rata – rata (Mean X ) dan simpangan standart nya (Standart deviation) dari data.Dari data

yang ada tersebut kemudian dapat ditetapkan “percentile”.Data yang diambil berdasakan data antropometri yang berasal dari 30 orang pekerja.

Adapun dimensi tubuh duduk besesuaian yang diukur adalah sebagai berikut 1. Tinggi bahu posisi duduk (Tb)

2. Tinggi badan posisi duduk (Tt) 3. Lebar pinggul (Lp)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(46)

40 4. Tinggi lipat lutut / popliteal (Tpo).

5. Lebar bahu (Lb)

Data dimensi pekerja packing sebagai berikut :

Dimensi Tubuh (cm) Operator

Ke Tb Tt Lp Tpo Lb 1 55 84 33,4 41.5 47

2 54 82 32 40.2 51

3 53 80 33,7 41.6 48

4 54 80 30,9 44.9 45

5 52 78 35,2 34.8 46

6 56 86 30,5 38.1 50

7 53 80 34 43.4 52

8 55 85 32,2 41.9 47

9 57 89 34,1 35.8 46

10 54 81 35,5 42.8 47

11 55 84 34,2 37 43

12 53 79 34,5 38.6 48

13 56 85 30,1 37.5 50

14 54 83 33,5 36 45

15 54 84 35 38.1 43

16 53 82 35,3 44.2 43

17 56 87 34,2 34 46

18 57 90 33,5 34.9 53

19 54 83 31,1 41 48

20 53 81 32 41.1 42

21 55 85 30,5 45 54

22 54 84 33,2 42.5 45

23 54 84 32,8 40 43

24 53 80 34,7 43.2 47

25 54 84 31,1 44.8 48

26 53 81 32,2 37.5 41

27 53 80 33,2 37 45

28 55 85 31,6 36.1 46

29 54 83 35,7 35 47

30 56 87 32,5 37.3 52

X 1574 2496 992,4 1185.8 1356

Tabel 4.1 Dimensi Tubuh Pekerja packing

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(47)

41

4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Tinggi bahu posisi duduk (Tb) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk mencari X dan  adalah sebagai berikut: n X X X X

X  1  2  3 ... 30

4 , 52 30 56 ... 53 54 55       X 1 ) ( ... ) ( )

( 1 2 2 2 30 2

        n X X X X X X  1 30 ) 4 , 52 56 ( ... ) 4 , 52 54 ( ) 4 , 52 55

( 2 2 2

   

  

 = 5,4

 Uji keseragaman data Tinggi bahu posisi duduk (Tb) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:

k X

BKA 

BKA = 52,4 + 2 (5,4) = 63,2

k X

BKB 

BKB = 52,4 - 2 (5,4) = 41,6

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi bahu posisi duduk pada halaman sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(48)

42

Gambar 4.1 Uji Keseragaman Dimensi Tb

 Dari grafik di atas diperoleh kesimpulan bahwa data dimensi Tinggi bahu posisi duduk (Tb) seragam karena berada dibawah nilai BKA= 63,2 & diatas Nilai BKB= 41,6

 Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Tinggi tubuh posisi duduk (Tt) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk mencari X dan  adalah sebagai berikut:

n

X X

X X

X  1 2  3 ... 30

2 , 83 30 87 ... 80 82 84       X 1 ) ( ... ) ( )

( 1 2 2 2 30 2

        n X X X X X X  1 30 ) 2 , 83 87 ( ... ) 2 , 83 82 ( ) 2 , 83 84

( 2 2 2

   

  

 = 8,5

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(49)

43

 Uji keseragaman data Tinggi tubuh posisi duduk (Tt) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:

k X

BKA 

BKA = 83,2 + 2 (8,5) =100,2

k X

BKB 

BKB = 83,2 - 2 (8,5) = 66,2 cm

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi tubuh posisi duduk (Tt) pada halaman berikut :

Gambar 4.2 Uji Keseragaman Dimensi Tt

 Dari grafik di atas diperoleh kesimpulan bahwa data dimensi Tinggi tubuh posisi duduk (Tt) seragam karena berada dibawah nilai BKA= 100,2 & diatas Nilai BKB=66,2

 Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Lebar pinggul (Lp) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk mencari X dan  adalah sebagai berikut:

n

X X

X X

X  1 2  3 ... 30

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(50)

44 25 , 33 30 5 , 32 ... 7 , 33 32 4 , 33      

X cm

1 ) ( ... ) ( ) ( 2 30 2 2 2 1         n X X X X X X  1 30 ) 25 , 33 5 , 32 ( ... ) 25 , 33 32 ( ) 25 , 33 4 , 33

( 2 2 2

   

  

 = 2,79 cm

 Uji keseragaman data Lebar pinggul (Lp) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:

k X

BKA 

BKA = 33,25 + 2 (2,79) = 38,83

k X

BKB 

BKB = 33,25 - 2 (2,79) = 27,67

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Lebar pinggul (Lp) sebagai berikut :

Gambar 4.3 Uji Keseragaman Dimensi Lp

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(51)

45

 Dari grafik halaman sebelumnya diperoleh kesimpulan bahwa data dimensi Lebar pinggul (Lp) seragam karena berada dibawah nilai BKA= 38,83 & diatas Nilai BKB=27,67

 Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Tinggi popliteal (Tpo) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk mencari X dan  adalah sebagai berikut:

n

X X

X X

X  1 2  3 ... 30

cm

X 39,5

30 3 . 37 ... 6 . 41 2 . 40 5 . 41       1 ) ( ... ) ( )

( 30 2

2 2 2 1         n X X X X X X  69 , 11 1 30 ) 12 , 38 2 . 30 ( ... ) 12 , 38 7 . 40 ( ) 12 , 38 5 , 41

( 2 2 2

        

 cm

 Uji keseragaman data Tinggi pop liteal (Tpo) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:

k X

BKA 

BKA = 39.5 + 2 (11.69) =62,88 cm

k X

BKB 

BKB = 39.5- 2 (11.69) = 16,12 cm

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi pop liteal (Tpo) sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(52)

46

Gambar 4.4 Uji Keseragaman Dimensi Tpo

 Dari grafik di atas diperoleh kesimpulan bahwa data dimensi Tinggi popliteal (Tpo) seragam karena berada dibawah nilai BKA= 62,88 & diatas Nilai BKB=16,12

 Dari tabel 4.1 diperoleh nilai jarak Lebar bahu (Lb) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk mencari X dan  adalah sebagai berikut:

n

X X

X X

X  1  2  3... 30

2 , 45 30 52 ... 48 51 47      

X cm

1 ) ( ... ) ( )

( 30 2

2 2 2 1         n X X X X X X  1 30 ) 2 , 45 52 ( ... ) 2 , 45 ` 51 ( ) 2 , 45 47

( 2 2 2

   

  

 = 13,84 cm

 Uji keseragaman data jarak Lebar bahu (Lb) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:

k X

BKA 

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(53)

47 BKA = 45,2 + 2 (13,84) = 72,88 cm

k X

BKB 

BKB = 45,2 - 2 (13,84) = 17,52 cm

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji Lebar bahu (Lb) sebagai berikut :

Gambar 4.5 Uji Keseragaman Dimensi Lb

 Dari grafik di atas diperoleh kesimpulan bahwa data dimensi Lebar bahu (Lb) seragam karena berada dibawah nilai BKA= 72,88 & diatas Nilai BKB=17,52 Berdasarkan grafik uji keseragaman data untuk seluruh dimensi Pekerja packing, diperoleh tabel 4.2 hasil uji keseragaman data sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Uji Keseragaman Data

Dimensi

Tubuh BKA BKB

(cm)

Simp. Baku

Data min.

Data

max. Keterangan

Tb 63,2 41,6 52,4 5,4 52 57 Data seragam Tt 100,2 66,2 83,2 8,5 78 90 Data seragam Lp 38,83 27,67 33,25 2,79 32 35,7 Data seragam Tpo 62,88 16,12 39,5 11,69 34 44,9 Data seragam

Lb 72,88 17,52 45,2 13,84 32 36,3 Data seragam

X

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(54)

48

4.2.2 Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data digunakan untuk menganalisa jumlah pengukuran apakah sudah representative, dimana tujuannnya membuktikan bahwa data sampel yang diambil sudah dapat mewakili populasi.

Untuk uji kecukupan data dengan tingkat ketelitian 50 % dan tingkat keyakinan 95 % digunakan persamaan:

 

2

2 2 / '          

X X X N s k N

Jika, N`<N maka data sudah cukup untuk melakukan perancangan N`>N maka data belum cukup untuk melakukan perancangan.

Data Tinggi popliteal (Tpo) dari tabel 4.1 diperoleh nilai:

 X =1574

 X2 = 2477476

Maka : 13 , 0 1574 (1574) ) 2477476 ( 30 40 ' 2 2          N Kesimpulan:

N’ = 0,13 < N data = 30

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup karena memenuhi syarat . N’< N,maka tidak dibutuhkan pengambilan data lagi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(55)

49

 Data Tebal paha (Tp) dari tabel 4.1 diperoleh nilai::

 X = 2496

 X2 = 6230016

Maka : 08 , 0 2496 (2496) ) 6230016 ( 30 40 ' 2 2          N Kesimpulan:

N’ = 0,08 < N data = 30

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup karena memenuhi syarat . N’< N,maka tidak dibutuhkan pengambilan data lagi.

 Data Lebar pinggul (Lp) dari tabel 4.1 diperoleh nilai:

 X = 992,4

 X2 = 984857,76 Maka : 048 , 0 4 , 992 (992,4) ) 76 , 984857 ( 30 40 ' 2 2          N Kesimpulan:

N’ = 0,048 < N data = 30

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup karena memenuhi syarat . N’< N,maka tidak dibutuhkan pengambilan data lagi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(56)

50

 Data Tinggi popliteal (Tpo) dari tabel 4.1 diperoleh nilai:

 X = 1185,8

 X2 = 1406121,64 Maka : 034 , 0 8 , 1185 (1185,8) ) 64 , 1406121 ( 30 40 ' 2 2          N Kesimpulan:

N’ = 0,0034 < N data = 30

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup karena memenuhi syarat . N’< N,maka tidak dibutuhkan pengambilan data lagi.

 Data Lebar bahu (Lb) dari tabel 4.1 diperoleh nilai::

 X = 1356

 X2 = 1838736 Maka : 16 , 0 1356 (1356) ) 1838736 ( 30 40 ' 2 2          N Kesimpulan:

N’ = 0,16 < N data = 30

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup karena memenuhi syarat . N’< N,maka tidak dibutuhkan pengambilan data lagi.

Berdasarkan hasil uji kecukupan data yang diperoleh pada masing-masing elemen pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.3

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(57)

51

Tabel 4.3 Hasil Uji Kecukupan Data

No. Ukuran N N` Keterangan

1. Tinggi bahu (Tb) 30 0,13 Data Cukup 2. Tinggi tubuh posisi duduk (Tt) 30 0,08 Data Cukup 3. Lebar pinggul (Lp) 30 0,048 Data Cukup 4. Tinggi popliteal (Tpo) 30 0,034 Data Cukup

5. Lebar bahu (Lb) 30 0,16 Data Cukup

4.2.3 Menentukan Percentil

Bedasarkan data-data dimensi tubuh tubuh pekerja packing yang telah diperoleh selanjutnya dapat ditentukan ukuran kursi usulan dengan penyesuaian penentuan percentil.Percentil ”Adalah suatu nilai yang menunjukan presentase tertentu dari orang – orang yang memiliki ukuran dibawah atau nilai tersebut. Dalam antropometri, angka persentil ke-95 akan menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar” dan persentil ke-5 sebaliknya akan menunjukkan ukuran “terkecil”.

A. Menentukan tinggi kursi

Dari perhitungan uji keseragaman data diperoleh nilai: X = 83,2 cm Selanjutnya untuk menentukan tinggi kursi digunakan P50% (nilai 50% persentil), yang merupakan persentil rata-rata dari populasi pekerja packing yang diukur dengan maksud yang pendek bisa menyesuaikan dan yang tinggi juga bisa menyesuaikan, sehingga agar dapat menggunakan kursi ini dengan nyaman. Berdasarkan hasil perhitungan standard deviasi, selanjutnya dilakukan perhitungan tinggi kursi dengan nilai percentil 50%:

Perhitungan tinggi kursi dengan nilai percentil 50%, adalah sebagai berikut :

Tkursi = + allowance = 83,2 cm + 2 = 85,2 cm

X

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(58)

52 Jadi ukuran tinggi kursi Pekerja packing dengan nilai percentil 50% adalah

85,2 cm.

B. Menentukan Lebar Kursi

Dari perhitungan uji keseragaman data diperoleh nilai: X = 33,25cm

= 2.79 Selanjutnya untuk menentukan lebar kursi digunakan P95% (nilai95% persentil), yang menunjukan tubuh berukuran besar dan merupakan persentil besar dari populasi pekerja packing yang diukur,dengan maksud agar yang bertubuh besar dapat menggunakan kursi ini dengan nyaman. Berdasarkan hasil perhitungan standard deviasi diatas, selanjutnya dilakukan perhitungan lebar kursi dengan nilai percentil 95% sebagai berikut :

Perhitungan lebar kursi dengan nilai percentil 95%, adalah sebagai berikut :

Lkursi = + P95 .(SD) + Allowence = 33,25 + 1,645 (2,79) + 20 = 58,83 cm.

Jadi ukuran lebar kursi Pekerja packing dengan nilai percentil 95% adalah

58,83 cm.

C. Menentukan Tinggi Sandaran kursi

Dari perhitungan uji keseragaman data diperoleh nilai: X = 52,4 cm

(SD) =5,4. Selanjutnya untuk menentukan tinggi sandaran kursi digunakan P50% (nilai 95%persentil), yang merupakan persentil rata-rata dari populasi Pekerja packing yang diukur dengan maksud yang pendek bisa menyesuaikan yang tinggi agar dapat menggunakan kursi ini dengan nyaman. Berdasarkan hasil

X

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(59)

53 perhitungan standard deviasi diatas, selanjutnya dilakukan perhitungan tinggi sandaran kursi dengan nilai percentil 95% sebagai berikut:

Perhitungan tinggi sandaran kursi dengan nilai percentil 95%, adalah sebagai berikut:

Tskursi = + P95 .(SD) = 52,4 + 1,645 (SD) = 61,2 cm

Jadi ukuran tinggi sandaran kursi pekerja packing dengan nilai percentil 95% adalah 61,2 cm.

D. Menentukan Lebar sandaran kursi

Dari perhitungan uji keseragaman data diperoleh nilai:X = 45,2

(SD)= 13,84.Selanjutnya untuk menentukan lebar sandaran kursi digunakan P95% (nilai 95%persentil), yang merupakan persentil besar dari populasi pekerja packing yang diukur dengan maksud agar dapat menggunakan kursi ini dengan nyaman.Berdasarkan hasil perhitungan standard deviasi diatas, selanjutnya dilakukan perhitungan lebar sandaran kursi dengan nilai percentil 95% sebagai berikut :

Perhitungan lebar sandaran kursi dengan nilai percentil 95%, adalah sebagai berikut:

Lskursi = + P95 .(SD) = 45,2 + 1,645 (13,84) = 67,9 cm.

Jadi ukuran lebar sandaran kursi pekerja packing dengan nilai percentil 95% adalah 67,9 cm.

X

X

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(60)

54

4.2.4 Desain Kursi Pekerja packing

Bedasarkan hasil perhitungan penentuan ukuran kursi dan meja sesuai dimensi tubuh pekerja packing diatas, adalah sebagai berikut :

 Ukuran tinggi penyangga kursi pekerja packing dengan nilai percentil 50% adalah

85,2 cm.

Ukuran lebar dudukan kursi pekerja packing dengan nilai percentil 95% adalah

58,83 cm.

 Ukuran tinggi sandaran kursi pekerja packing dengan nilai percentil 95% adalah

52,4 cm.

 Ukuran lebar sandaran kursi pekerja packing dengan nilai percentil 95% adalah

67,9 cm.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(61)

55 Maka gambar teknik untuk kursi baru dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :

Gambar 4.6

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(62)

56

Gambar 4.7

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(63)

57

Gambar 4.8

4.2.5 Pembuatan Kursi Kerja

Dari sub bab 4.2.4 mengenai desain kursi kerja, kami memilih desain kursi adjustable karena desain ini memiliki kenyamanan dalam hal pengaturan ketinggian kursi.

Adapun rencana kerja pembuatan produk usulan, sebagai berikut :

A. Menetapkan jadwal kerja

Dalam pembuatan kursi adjustable ini, ditetapkan jadwal kerja selama 8 (Delapan) hari kerja efektif (tujuh jam kerja per hari) mulai persiapan material hingga penyelesaian akhir.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(64)

58

B. Persiapan material dan alat

Setelah menetapkan jadwal kerja, selanjutnya mulai melakukan persiapan material yang menyesuaikan dengan desain produk usulan (kursi adjustable). Material yang perlu dipersiapkan, sebagai berikut :

1. Dudukan kursi dengan tebal = 20 cm dengan ukuran 58,8 cm (lebar dudukan kursi),52,4 cm (Tinggi sandaran kursi) dan 67,9 cm (Lebar sandaran kursi)

2. Pipa Stainles untuk ketinggian penyangga kursi, ukuran Ø 3 inch dengan panjang 50 cm dan ukuran Ø 2 inch dengan panjang 35,2 cm.

3. Lempengan stainless untuk kaki bagian bawah kursi, dengan diameter 50 cm. 4. Bearing untuk memudahkan dudukan kursi berputar, ukuran Ø 1 inch sebanyak 1

unit.

5. Pompa hidrolik untuk mengatur naik turun nya kursi sebanyak 1 unit.

6. Electrode las untuk pengelasan konstruksi, type RB 26 welding electrode sebanyak 1 kg.

Sedangkan peralatan kerja yang digunakan dalam pembuatan produk usulan (kusi adjustable), meliputi : meteran, penanda, water pass, sarung tangan kerja, masker, gergaji potong, mesin gerinda, mesin las, mesin bor, sarung tangan las, helm las.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(65)

59

C. Pelaksanaan kerja

Dalam tahap ini apabila seluruh material dan peralatan sudah disiapkan dan sesuai, maka pelaksanaan pembuatan produk usulan (kursi adjustable) sebagai berikut : 1. Pembuatan dudukan kursi dengan pembuatan rangka untuk penyangga spon yang

akan dibentuk,dengan ukuran = 58,8 cm (lebar dudukan kursi),52,4 cm (Tinggi sandaran kursi) dan 67,9 cm (Lebar sandaran kursi) .

2. Pembuatan ketinggian kursi dengan melakukan pemotongan pipa stainles ukuran ukuran Ø 3 inch menjadi panjang 50 cm dan ukuran Ø 2 inch menjadi panjang 35,2.kemudian ditengah pipa ukuran Ø 3 inch dimasukan pompa hidrolis untuk pengaturan naik turun nya kursi.Setelah itu pipa ukuran Ø 2 inch dimasukan ketengah – tengah pipa ukuran Ø 3 inch yang sudah terpasang pompa hidrolis.. 3. Pembuatan kaki kursi dengan melakukan pemotongan besi pelat stainles dengan

diameter 50 . Kedua material tersebut dirangkai membentuk persilangan dengan pengelasan.Selanjutnya kaki kursi dirangkai dengan pipa besi untuk ketinggian kursi tepat pada posisi tengah diameter kaki kursi. Untuk memastikan rangkaian tersebut tegak lurus digunakan water pass sebelum dirangkai (proses pengelasan). 4. Pemasangan bearing pada ujung pipa ketinggian ukuran Ø 1 inch, sebelum

dirangkai dengan dudukan kursi.

5. Setting dan pengecekan konstruksi kursi adjustable secara keseluruhan sesuai dengan kebutuhan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(66)

60

4.2.6 Ujicoba Kursi Kerja

Sebelum melakukan uji coba kursi kerja setelah proses pembuatan selesai, dilakukan koordinasi dengan supervisor produksi sebagai bentuk pengenalan kursi adjustable untuk sarana kerja dibagian packing kepada operator packing.

Selanjutnya ujicoba produk usulan dilaksanakan dengan responden sebanyak 30 orang (operator packing) dengan tingkat ketrampilan yang rata – rata sama yang disertai dengan quisioner. Waktu yang diambil selama 2 (dua) hari dalam 4 shift dimana setiap shift dilakukan uji coba untuk 4 orang (operator packing) secara bergantian selama 2 jam.

Berikut ini adalah gambar 4.9 uji coba actual kursi kerja yang telah dibuat digunakan oleh operator packing.

Gambar 4.9 Gambar Uji Coba Kursi Kerja

Hasil uji coba produk usulan ini menghasilkan data jawaban responden sebanyak 30 orang (operator packing) dalam bentuk prosentase dibawah ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(67)

61 Dari hasil ujicoba kursi kerja diatas berupa bentuk prosentase, dapat diambil kesimpulan berdasarkan nilai persentase kesesuaian (sesuai (S) + sangat sesuai (SS)), sebagai berikut :

1. Ketinggian kursi mudah diatur tinggi rendahnya.

Persentase kesesuaian sebesar : 85,2%+ 12,7% = 97,9% ~ 98% 2. Lebar kursi lebih longgar dari lebar pinggul

Persentase kesesuaian sebesar : 58,8% + 29,4% = 88,2% ~ 89% 3. Tinggi sandaran kursi

Persentase kesesuaian sebesar : 52,4% + 41,6% = 94,4% ~ 95% 4. Lebar sandaran kursi.

Persentase kesesuaian sebesar : 67,9% + 27,7% = 95,6% ~ 96%

Sesuai hasil nilai persentase kesesuaian diatas, dapat dihitung nilai rata – rata dari point no. 1 – no. 4 sebesar 94,03% ~ 95%. Hal ini menyatakan bahwa secara kualitatif desain kursi kerja (kursi adjustable).pada bagian packing di PT X, Gresik secara maksimum sudah dapat dicapai dan ergonomis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(68)

62

4.2.7 Membandingkan Kursi Packing Awal dengan Desain Kursi Packing Baru

Berikut ini gambar kursi awal yang tampak dibawah ini:

Gambar Kursi Packing sebelum

Sedangkan dari hasil perhitungan di atas maka menghasilkan bentuk desain kursi pekerja packing yang baru sebagai berikut :

Gambar Kursi Packing Baru

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(69)

63 Dengan hasil perhitungan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk kursi kerja packing yang baru memenuhi unsur tubuh para pekerja sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna dan memenuhi unsur ergonomis.

4.3 Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan pencapaian pada sub bab 4.2 khususnya pada pada point perhitungan kursi sesuai percentil, desain kursi kerja, pembuatan kursi kerja, dan uji coba kursi kerja dapat diperoleh hasil dan pembahasan sebagai berikut :

1. Perhitungan Kursi Sesuai Percentil

Bedasarkan hasil perhitungan penentuan ukuran kursi kerja sesuai dimensi tubuh operator diatas, adalah sebagai berikut :

Ukuran tinggi kursi pekerja packing dengan nilai percentil 50% adalah 85,2 cm.

Ukuran lebar kursi pekerja packing dengan nilai percentil 95% adalah 58,83 cm.

 Ukuran tinggi sandaran kursi pekerja packing dengan nilai percentil 95% adalah

52,4 cm.

 Ukuran lebar sandaran kursi pekerja packing dengan nilai percentil 95% adalah

67,9 cm.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(1)

62

4.2.7 Membandingkan Kursi Packing Awal dengan Desain Kursi Packing Baru

Berikut ini gambar kursi awal yang tampak dibawah ini:

Gambar Kursi Packing sebelum

Sedangkan dari hasil perhitungan di atas maka menghasilkan bentuk desain kursi pekerja packing yang baru sebagai berikut :

Gambar Kursi Packing Baru

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

63 Dengan hasil perhitungan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk kursi kerja packing yang baru memenuhi unsur tubuh para pekerja sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna dan memenuhi unsur ergonomis.

4.3 Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan pencapaian pada sub bab 4.2 khususnya pada pada point perhitungan kursi sesuai percentil, desain kursi kerja, pembuatan kursi kerja, dan uji coba kursi kerja dapat diperoleh hasil dan pembahasan sebagai berikut :

1. Perhitungan Kursi Sesuai Percentil

Bedasarkan hasil perhitungan penentuan ukuran kursi kerja sesuai dimensi tubuh operator diatas, adalah sebagai berikut :

Ukuran tinggi kursi pekerja packing dengan nilai percentil 50% adalah 85,2 cm. Ukuran lebar kursi pekerja packing dengan nilai percentil 95% adalah 58,83 cm.  Ukuran tinggi sandaran kursi pekerja packing dengan nilai percentil 95% adalah

52,4 cm.

 Ukuran lebar sandaran kursi pekerja packing dengan nilai percentil 95% adalah

67,9 cm.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(3)

64

2. Desain Kursi Kerja

Sesuai hasil perhitungan kursi sesuai percentil dihasilkan desain kursi kerja yang ada di bawah ini:

Tinggi Penyangga kursi = 85,2 cm Lebar dudukan kursi = 58,83 cm Tinggi sandaran = 54,2 cm Lebar sandaran kursi = 67,9 cm

3. Dengan hasil perhitungan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk kursi usulan memenuhi unsur tubuh pekerja packing dan tinggi mesin packing 155 cm sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna dan memenuhi unsur ergonomis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Untuk membuat sebuah rancangan kursi kerja di bagian packing yang ergonomis di PT. X Gresik.Maka,dilakukan penelitian dan perhitungan untuk mengahasilkan rancangan kursi kerja Untuk mengurangi kelelahan (fatique) yang berlebihan saat bekerja pada bagian packing PT.X Gresik.Diusulkan merancangan kursi kerja berupa kursi jenis ‘kursi tinggi’ (high chair) dengan adjustable dan sandaran. Adapun ukuran-ukuran kursi tersebut antara lain adalah:

Kursi Kerja Adjustable

 Tinggi penyangga kursi 85,2 cm.  Lebar dudukan kursi: 58,3 cm.  Tinggi sandaran kursi 52,4 cm  Lebar sandaran kursi 67,9 cm

Perancangan kursi yang sesuai dengan aspek ergonomi dan adanya beberapa fungsi pada kursi tersebut, sudah memberikan kenyamanan bagi pengguna, sehingga faktor kelelahan dapat dikurangi dan dapat memberikan kenyaman bagi pengguna.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(5)

66

5.2. Saran

Setelah dilakukan penelitian ini, disarankan :

1. Dalam merancang suatu fasilitas kerja tentunya harus memperhatin ukuran dimensi tubuh operator,sehingga operator dapat bekerja dalam posisi kerja yang nyaman.

2. Hasil ukuran produk merancang kursi ini hendaknya diterapkan karena hasil penelitian ini telah disesuaikan dengan ukuran tubuh pekerja packing sehingga pengguna alat ini dan kenyamanan dalam penggunaan alat ini lebih diutamakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Asri Sentosa & Ibnu Hermawan, 2009, Analisis Penerapan Aspek Ergonomis

Perancangan Kursi DiLaboratorium Dasar Elektronika Berbasis Teknologi Informasi, Dosen Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia,

Tangerang.

Frasis Triyasari, 2007, Perancangan Prototype Meja Bangku Ergonomis untuk

Murid Sekolah Dasar Kelas Satu dan Dua Teknik Industri, Universitas

Muhammadiyah Malang.

Nurmianto, Eko, 2004, Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Widya, Jakarta.

Sutalaksana, dkk, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung.

Wignjosoebroto, Sritomo, 2003, Ergonomi: Studi Gerak dan Waktu, Guna Widya, Surabaya.

Wahyu Susiallina, 2005, Perancangan ulang kursi kuliah sebagai upaya untuk

memperoleh rancangan alternatif yang lebih ergonomis, UPN ”Veteran”

Jatim.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :