HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

  

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN

TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN

DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

studi Kasus Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang

Jl. Charitas No. 1, Tegalrejo – Gumawang BK X

  Belitang – OKU Timur 32382 Sumatera Selatan SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarja Ekonomi Program Manajemen

Oleh:

ELISABETH SUSILOWATI

  

NIM : 042214006

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN

TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN

DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

Studi Kasus Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang

Jl. Charitas No. 1, Tegalrejo – Gumawang BK X

  Belitang - OKU Timur 32382

Sumatera Selatan

Oleh :

  

ELISABETH SUSILOWATI

NIM : 042214006

  ! "

  

#

! " $

  ! &

  • %
  • %

  &

  • %

  ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN

TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN

DAN MOTIVASI KARYAWAN

  

Studi Kasus di Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang

JL. Charitas No. 01 Tegalrejo-Belitang

Ogan Komering Ulu-Timur 32832

Sumatera Selatan

  

Elisabeth Susilowati

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

  Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gaya

kepemimpinan yang di gunakan oleh pemimpin Yayasan Pendidikan Charitas

Cabang Belitang, serta untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan dan

motivasi kerja karyawan.

  Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan teknik observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Kuesioner berisikan

tentang gaya kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan. Teknik analisis data

yang digunakan untuk menganalisis masalah pertama adalah dengan cara

menggolongkan total skor gaya kepemimpinan menurut persepsi pemimpin

sendiri, kepala sekolah dan para guru atau karyawan. Teknik analisis data

penelitian yang dilakukan adalah teknik Korelasi Product Moment dengan

signifikansi 5%, yang digunakan untuk mengkaji hipotesis penelitian.

  Hasil analisa pada masalah pertama dapat diketahui bahwa gaya

kepemimpinan yang diterapkan menurut persepsi pemimpin yayasan dan kepala

sekolah adalah gaya kepemimpinan Laizess Faire, sedangkan menurut persepsi

para guru atau karyawan adalah gaya kepemimpinan demokratik. Koefisien

korelasi yang diperoleh sebesar 0.519 (r > r = 0.2185), artinya bahwa

  hitung tabel

  

hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara gaya kepemimpinan dan

motivasi kerja karyawan dapat diterima.

  ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN EMPLOYEES PERCEPTION TOWARDS

LEADERSHIP STYLE AND MOTIVATION OF EMPLOYEES

  

A Case study at Charitas Educational Foundation, Belitang,

South Sumatera

Elizabeth Susilowati

Sanata Dharma University

  

Yogyakarta

2008

The aim of this research was to know the leadership style used by the

principal of the Charitas Educational Foundation, Belitang, and to know the

relationship between the leadership style and the motivation of the employees.

  To obtain the data, the research used observation, questionnaires and

documentation. Questionnaires contained the elements of leadership style and

motivation of the employees. To answer the fist problem, the research classified

the total score of leadership style according to the perception of the principal,

headmaster, teachers and administrative employees. Then, to answer the second

problem, the research employed Product Moment Correlation with 5% level of

significant.

  The research found that the leadership style employed according to the

perception of the principal and headmaster was the Laizess Faire style but

according to the teachers and employees was democratic style. The correlation

coefficient was 0.519 (r > r = 0.2185). It showed that there was positive

  count . table relationship between leadership style and the motivation of the employees.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Elisabeth Susilowati

  Nomor Mahasiwa : 04 2214 006

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Hubungan antara Persepsi Karyawan terhadap Gaya Kepemimpinan dan

Motivasi Karyawan : Studi Kasus di Yayasan Pendidikan Charitas Cabang

Belitang JL. Charitas No. 01 Tegalrejo-Belitang Ogan Komering Ulu-Timur

32832 Sumatera Selatan”.

  

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 30 Agustus 2008 Yang menyatakan, Elisabeth Susilowati

KATA PENGANTAR

  Puji syukur atas kasih setia Tuhan dan rahmat yang dilimpahkan kepada

penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan bimbingan

Roh Kudus dan kesetiaan Allah yang tiada batasnya.

  Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi Karyawan

Terhadap Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Karyawan” studi kasus

di Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang, disusun untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  Tersusunnya skripsi ini tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa

bantuan dari berbagai pihak kepada penulis, baik secara langsung dan tidak

langsung, oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati mengucapkan banyak

terimakasih kepada :

  1. Dr. Ir. P. Wiryono P, SJ, selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

  2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  3. Drs. Hendra Purwanto, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan bersedia meluangkan waktunya disela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

  DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii HALAMAN MOTO ............................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... v PENYERTAAN KEASLIAN KARYA ................................................ vi

ABSTRAK .......................................................................................... vii

ABSTRACT ........................................................................................ viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................ix KATA PENGANTAR ......................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 4 C. Batasan Masalah ...................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

  F.

  Sistimatika Penulisan ............................................................... 6

  BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen .............................................................................. 7 B. Kepemimpinan ......................................................................... 11 C. Gaya Kepemimpinan ................................................................ 15 D. Motivasi ................................................................................... 22 E. Hipotesis .................................................................................. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................ 34 B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .................................... 34 C. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 34 D. Variabel Penelitian ................................................................... 35 E. Pengukuran Variabel Penelitian ................................................ 36 F. Populasi dan Sampel ................................................................ 38 G. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 39 H. Definisi Operasional ................................................................. 39 I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .............................................. 40 J. Metode Analisis Data ............................................................... 42 BAB IV GAMBARAN UMUM YAYASAN A. Sejarah Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang ............ 44 B. Visi, Misi, Moto, dan Tujuan Yayasan Pendidikan Charitas ................................................................. 46

  D.

  Organisasi Yayasan Pendidikan Charitas .................................. 49 E. Tanggungjawab dan Wewenang Pengurus Yayasan Pendidikan Charitas ................................................................. 50

  F.

  Penyelenggara Pendidikan ........................................................ 51 G.

  Struktur Organisasi Yayasan Pendidikan Charitas .................... 53 H. Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab ................................... 54 I. Struktur Organisasi Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang ................................................................................... 62

  J.

  Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab ................................... 63

  BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian ................... 72 B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................... 75 C. Analisis Deskriptif tanggapan Subjek Penelitian ....................... 78 D. Analisis Korelasi dan Pengujian Hipotesiss .............................. 88 E. Pembahasan ............................................................................. 89 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................. 93 B. Saran ........................................................................................ 95 C. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 96 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar II.1 : Hubungan antara pemimpin, bawahan dan situsi ........ 21

  

Gambar II.2 : Kerangka Pikir Penelitian ............................................ 32

Gambar IV.1 : Struktur Organisasi Yayasan pendidikan Charitas ..... 52

Gambar IV.2 : Struktur Organisasi Yayasan pendidikan Charitas Cabang Belitang ......................................................... 61

  DAFTAR TABEL Halaman

Tabel II.1 : Faktor-faktor Pemuas dan Pemelihara Dalam kerja .......... 24

  

Tabel V.1 : Jenis Kelamin Responden ................................................ 73

Tabel V.2 : Usia Responden ............................................................... 73

Tabel V.3 : Pendidikan Responden .................................................... 74

Tabel V.4 : Lama Bekerja .................................................................. 75

Tabel V.5 : Hasil Uji Validitas Instrumen .......................................... 76

Tabel V.6 : Hasil Uji Reliabilitas Istrumen .......................................... 78

Tabel V.7 : Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Ditinjau dari Aspek Cara Pemimpin dalam Mengambil Keputusan ........................................... 79 Tabel V.8 : Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Ditinjau dari Aspek Cara Pemimpin dalam Memperlakukan Karyawan .................................... 80

  Tabel V.9 : Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Ditinjau dari Aspek Cara Pemimpin dalam Menyelesaikan Masalah ......................................... 81 Tabel V.10 : Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Ditinjau dari Aspek Hubungan antara Pemimpin dengan Karyawan ............................................ 83

  Tabel V.11 : Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap

  Tabel V.12 : Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Motivasi Kerja Karyawan ................................... 85

Tabel V.13 : Interval Gaya Kepemimpinan .......................................... 86

Tabel V.14 : Skor Gaya Kepemimpinan menurut Persepsi Koordinator

  Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang ................. 86

Tabel V.15: Skor Gaya Kepemimpinan menurut Persepsi Kepala Sekolah

di Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang ............. 87 Tabel V.16: Skor Gaya Kepemimpinan menurut Persepsi Para Guru di Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang ............. 87 Tabel V.17: Hasil Analisis Korelasi Gaya Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja Karyawan ................................................ 88

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Kuesioner Lampiran 2 : Gambar Logo Instrumen Lampiran 3 : Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 4 : Data Hasil Penelitian Tanggapan Responden

Lampiran 5 : Analisis Korelasi product Moment Lampiran 6 : Tabel r Lampiran 7 : Surat Ijin Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan dalam suatu organisasi akan berhasil dalam mencapai

  tujuan bila pemimpin organisasi tersebut mampu mengembangkan sumber daya manusia yang telah tersedia yaitu tenaga manusia. Pemimpin yang berhasil adalah mereka yang mampu melihat sumber daya manusia sebagai aset yang harus dikelola sesuai dengan kebutuhan bisnis (Rendall S. Schuler dan Susan E. Jackson, 2005:3). Dalam mengembangkan sumber daya manusia, maka organisasi tersebut mempunyai kualitas yang baik sehingga produktifitas meningkat.

  Fungsi manajemen dalam organisasi yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian. Keempat fungsi manajemen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  Jika salah satu fungsi manajemen tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik, maka akan terdapat ketimpangan-ketimpangan atau kegagalan dalam suatu organisasi. Fungsi manajemen dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan seorang pemimpin yang berkualitas dengan gaya kepemimpinan yang mampu mengedalikan kelangsungan hidup suatu organisasi. Seorang pemimpin memegang suatu peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi. Seorang pemimpin adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk ikut campur

  

wewenang untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi organisasi.

Pemimpin dituntut memiliki kecerdasan, wawasan yang luas, insting yang

tajam, dan kepribadian yang baik sehingga diharapkan mampu mengerakkan

rekan-rekan kerjanya untuk bekerja sesuai keinginan organisasi. Idealnya

seorang pemimpin tidak hanya memimpin diri sendiri tetapi harus memimpin

orang lain. Perjalanan pertama dalam kepemimpinan adalah perjalanan dari

dalam diri untuk menemukan jati diri melalui pengembangan diri, tumbuh rasa

percaya diri yang dibutuhkan untuk memimpin (James M. Kouzes dan Berry

Z. Posner, 2004:417).

  Bermacam-macam perilaku yang digunakan oleh seorang pemimpin

untuk dapat menggerakkan dan mempengaruhi rekan-rekan kerjanya.

  

Kehadiran seorang pemimpin mempengaruhi lingkup kerja, sehingga

kehadirannya bermakna bagi sistem kerja, dengan demikian konsep ataupun

gagasan-gagasan seorang pemimpin dengan mudah dicerna oleh rekan-rekan

kerjanya, setelah disosialisasikan dan akhirnya konsep-konsep yang

diputuskan bersama menjadi suatu komitmen bersama. Sikap pemimpin yang

sejati selalu memberi contoh teladan yang baik, dan bukan hanya berbicara

saja tetapi bagaimana seorang pemimpin memberi perintah sambil bekerja

sehingga rekan-rekan kerjanya termotivasi (Martino Sardi, 2006:9). Seorang

pemimpin dalam kepemimpinannya harus disertai tanggungjawab dan mampu

membangun atau mendorong atau memotivasi bawahannya untuk bekerja

dengan baik (Veithzal Rivai, 2004:235). Pemimpin yang sejati mesti punya

  

sikap mental seorang pelayan, mesti punya motivasi seorang abdi atau hamba

atau pelayan (Eka Darmaputra, 2005:69).

  Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi, sebab

keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan

motivasi yang diciptakan. Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan

dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas manajer (T. Hani

Handoko, 2003:293). Seorang pemimpin mempunyai tanggungjawab

membantu rekan-rekan kerjanya untuk melaksanakan tugas secara efektif dan

efisien. Pemimpin tidak akan dapat mempengaruhi rekan kerjanya apabila

tidak memahami apa yang menjadi kebutuhannya. Keberhasilan akan

mendorong rekan kerjanya untuk mencapai produktifitas kerja melalui

pemahaman motivasi yang ada pada diri karyawan dan pemahaman yang ada

diluar diri karyawan akan sangat membantu mencapai produktifitas kerja yang

optimal. Memahami peranan penting motivasi, pemimpin dapat

mengembangkan prestasi rekan-rekan kerjanya dan dapat meningkatkan

kepuasan kerjanya.

  Menurunnya motivasi rekan-rekan kerjanya bukan saja disebabkan

oleh ketidakmampuan mereka dalam bekerja, tetapi juga disebabkan oleh gaya

kepemimpinan pemimpin organisasi tempat dia bekerja. Berdasarkan uraian

diatas, bahwa dalam tulisan skripsi ini penulis tertarik untuk memilih judul :

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP GAYA

  KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN studi kasus

di Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang Sumatera Selatan.

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan di atas dirumuskan sebagai berikut :

  1 Gaya kepemimpinan apa yang diterapkan menurut persepsi Pemimpin Yayasan (koordinator Yayasan), Kepala Sekolah, Guru/karyawan di Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang?

  2 Apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan di Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang? C. Batasan Masalah

  Penelitian ini lebih fokus pada permasalahan tentang ruang lingkup sebagai berikut :

  1 Gaya kepemimpinan bermacam-macam, tetapi penulis hanya membatasi pada tingkat gaya kepemimpinan yaitu: gaya kepemimpinan otokratik, gaya kepemimpinan demokratik, dan gaya kepemimpinan Laissez Faire.

2 Motivasi kerja karyawan meliputi keinginan berprestasi, penghargaan, tantangan, tanggungjawab, dan pengembangan.

  D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

  1 Mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan menurut Koordinator Yayasan, kepala Sekolah dan karyawan di Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang.

  2 Mengetahui apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan yang dipimpin oleh Yayasan pendidikan Charitas Cabang Belitang.

  E. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi pihak pemimpin Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang, sehingga rekan kerja semakin termotivasi dalam melaksanakan tugas pelayanan.

  2. Bagi Universitas Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pelengkap perpustakaan, bagi penyusun skripsi selanjutnya dalam bidang yang sama.

  3. Bagi penulis Mampu mengetahui sejauh mana ilmu pengetahuan khususnya mata kuliah nyata khususnya mengenai gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan.

F. Sistematika Penulisan

  Bab I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II Landasan Teori Berisi tentang pengertian Manajemen, Kepemimpinan, Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Hipotesis. Bab III Metode Penelitian Jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, pengukuran variabel penelitian, populasi dansampel, metode pengumpulan data, definisi operasional,

uji validitas dan uji reliabilitas, dan metode analisis data.

  

Baba IV Gambaran Umum Yayasan Pendidikan Charitas Cabang Belitang

Sejarah, visi dan misi, moto dan tujuan yayasan, arti logo, penyelenggara Yayasan, struktur organisasi yayasan.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan Uraian tentang analisis deskriptif data, uji validitas dan reliabilitas, analisis data, analisis korelasi, dan pembahasan.

  Bab VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian Meliputi kesimpulan yang diambil dari penelitian dan saran-saran kepada pihak yayasan disertai pernyataan penulis akan keterbatasan penelitian yang dilakukan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari bahasa Italia. Management berasal

  dari kata maneggiare, yang artinya megendalikan, dan dalam bahasa Perancis kata menage berarti tindakan membimbing atau memimpin (Winardi, 1990:3), dalam hal ini dimaksudkan sebagai pengurusan atau pengaturan atau membimbing untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut M.

  Manullang, manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: a.

  Manajemen sebagai suatu proses b.

  Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen c.

  Manajemen sebagai suatu seni dan suatu ilmu. 1) Menurut pengertian yang pertama yaitu manajemen sebagai suatu proses, ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu : (a)

George R. Terry (dalam H. Hadari Nawawi, 2005:15)

  Manajemen adalah pencapaian tujuan (organisasi) yang sudah ditentukan sebelumnya dengan mempergunakan bantuan orang lain.

  (b) James A. F. Stoner (dalam T. Hani Handoko, 2003:8) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pegawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. (c) Ordway Tead (dalam M. Manullang, 1982:15)

  Manajemen adalah proses dari perangkat yang mengerahkan serta membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2)

Definisi manajemen menurut pengertian kedua yaitu manajemen

adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Maksud aktivitas manajemen adalah kegiatan-kegiatan atau fungsi- fungsi yang dilakukan oleh setiap manajer (M. Manullang, 1992:16) antara lain dikemukakan oleh Ralp C. Davis yaitu manajemen adalah fungsi dari setiap pemimpin eksekutif di manapun.

  3)

Definisi manajemen yang ketiga yaitu manajemen sebagai suatu seni

dan ilmu, yaitu definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain : (a) Luther Gallick (dalam T. Hani Handoko, 2003:11)

  Manajemen sebagai bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistimatis untuk memahami mengapa dan bagaimana bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.

  (b) Mary Paker Follet (dalam Richard L. Daft, 2006:6) Manajemen adalah seni untuk menyelesaikan segala sesuatu melalui orang lain.

  Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa proses pencapaian tujuan tersebut, manajemen tidak melakukan pekerjaannya sendiri melainkan dengan bantuan orang lain bekerjasama untuk mencapai tujuan.

2. Arti Penting Manajemen

  Kerjasama sangatlah penting untuk pencapaian suatu tujuan bersama dan diperlukan keterampilan manajemen dalam suatu organisasi.

  Tujuan organisasi sangat sulit tercapai dan sering mengalami kegagalan apabila fungsi dari manajemen tersebut tidak dijalankan karena keterbatasan dan kelemahan manusia sehingga hasilnya tidak memuaskan akibatnya dapat menghancurkan kinerja organisasi. Misalnya tidak ada suatu perencanaan dan cara-cara yang dilakukan tidak efisien dengan yang

diharapkan, maka tujuan yang telah ditetapkan pun tidak akan tercapai.

  Manajemen yang diharapkan adalah kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain terutama dengan orang-orang yang ada di sekitar organisasi, karena tanpa orang lain manajer tidak dapat mencapai tujuannya.

3. Fungsi Manajemen

  Beberapa fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh banyak ahli : a.

  

Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding,

Coordinating, Controlling

  b. : Planning, Organizing, Stafing, Directing, Luther Gullick Coordinating, Reporting, Controlling

  

c. : Planning, Organizing, Actuating, Controlling

George Terry

d. : Planning, Organizing, Asembling of resources,

William Newman

  Directing, Controlling e.

   Dr. S. P. Siagian, MPA : Planning, Organizing, Motivating, Controlling

  

f. : Planning, Organizing, Leading, Controlling

James A. F. Stoner

g. : Planning, Organizing, Leading, Controlling.

  Mary Paker Follet Berbagai pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen diatas, penulis mengambil salah satu ahli yaitu Marry Paker Follet yang memberi penjelasan umum fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut : 1) Planning (Perencanaan)

  Fungsi manajemen yang berkaitan dengan menentukan tujuan untuk kinerja organisasi dimasa depan, memutuskan tugas, dan penggunaan sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

  2) Organizing (pengorganisasian) Fungsi manajemen berkaitan dengan penentuan dan pengelompokan tugas dalam departemen, serta alokasi sumberdaya kedalam departemen. 3) Leading (Kepemimpinan)

  Fungsi manajemen menggunakan pengaruh untuk memberikan motivasi kepada karyawan sehingga mencapai tujuan organisasi.

  4) Controlling (Pengendalian) Fungsi manajemen berkaitan dengan pengawasan aktivitas karyawan, pertahanan organisasi pada jalur pemenuhan tujuan pengoreksian bila diperlukan.

B. Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan

  Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda pada orang yang berbeda-beda pula. Kepemimpinan merupakan perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama, menurut Hemhill dan Coon (dalam M.

  Mas`ud Said, 2007:11).

Beberapa pendapat tentang kepemimpinan adalah sebagai berikut :

a

  Menurut Andrew J. DuBrin, definisi kepemimpinan sebagai berikut : 1) Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui

  2) Kepemimpinan adalah tindakan yang menyebabkan orang lain

bertindak atau merespon dan memberikan perhatian positif.

3) Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan. b

Menurut Fred Fieder dan Martin M. Chemers (dalam Wahjosmidjo,

  1987:21), definisi kepemimpinan sebagai berikut : 1) Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan pembuat keputusan.

  2) Kepemimpinan adalah langkah yang pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan.

  3) Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan penciptaan tujuan. Butir-butir pengertian dari berbagai definisi diatas, pada hakekatnya memberi makna :

  (a) Kepemimpinan adalah yang melekat pada diri seorang pemimpin

yang berupa sifat-sifat kepribadian, kemampuan itu sendiri.

(b) Kepemimpinan merupakan serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan serta gaya perilaku pemimpin itu sendiri.

  (c) Kepemimpinan merupakan proses hubungan atau interaksi antara pemimpin, bawahan dan situasi.

  Maka kepemimpinan merupakan kemampuan dan kecakapan seseorang di dalam kegiatan mempengaruhi orang lain agar mereka mau bekerjasama melaksanakan tugas dengan baik, sehingga akan tercapai tujuan yang telah ditentukan secara efisien.

2. Keterampilan-keterampilan Pemimpin

  Sebagian besar seorang pemimpin menjadi pemimpin karena mempelajari keterampilan-keterampilan yang didapat dengan bekerja keras dan ulet dalam menghadapi situasi dimana ia bekerja. Seorang

pemimpin harus menguasai keterampilan-keterampilan sebagai berikut:

a Keterampilan Konseptual (conceptual skill) adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi. b Keterampilan kemanusiaan (human skill) adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami dan memotivasi orang lain baik sebagai individu ataupun kelompok. c Keterampilan administrasi (administrative skill) adalah seluruh keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kepegawaian, dan pengawasan. d Keterampilan teknik (technical skill) adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosedur, atau teknik- teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produksi, penjualan, atau permesinan, dan sebagainya.

  3. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan: Kelompok dalam suatu organisasi akan berjalan dengan baik dan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama yaitu: a Fungsi-fungsi yang behubungan dengan tugas atau pemecahan masalah Fungsi pertama ini menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi, dan pendapat b

  Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial.

  Fungsi kedua ini mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar, penengahan perbedaan pendapat, dan sebagainya.

  4. Sifat-sifat Seorang Pemimpin yang baik Pemimpin yang berhasil cenderung memiliki empat macam kelebihan dari sifat pribadi dan idealnya memiliki suatu kombinasi dari kebanyakan sifat, menurut Kinth Davis (dalam Wahjosumidjo, 1987:46) sebagai berikut : a Inteligensi

  Umumnya para pemimpin memiliki kecerdasan yang relatif lebih tinggi daripada bawahannya. b Kematangan dan keluasan pandangan sosial

  Pemimpin harus lebih matang dan lebih luas dalam hal-hal yang berkaitan dengan kemasyarakatan. c Mempunyai motivasi dan keinginan berprestasi yang datang dari dalam Seorang pemimpin diharapkan harus selalu mempunyai dorongan yang besar untuk dapat menyelesaikan sesuatu. d

Mempunyai kemampuan mengadakan hubungan antar manusia

  Seorang pemimpin lebih mengetahui situasi bawahannya, sebab dalam kehidupan organisasi diperlukan adanya kerjasama atau saling ketergantungan antara anggota-anggota kelompok.

C. Gaya kepemimpinan 1. Definisi Gaya Kepemimpinan

  Gaya kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya supaya sasaran atau tujuan dapat tercapai. Pemimpin dalam menetapkan perilaku atau gaya kepemimpinan akan sangat diwarnai oleh seberapa jauh penguasaan dan pemahaman nilai-nilai moral serta sifat-sifat kepribadian yang ada pada diri pemimpin. Kegagalan perilaku yang sering dialami oleh para pemimpin dalam menggerakkan sumberdaya dalam organisasi diakibatkan oleh ketidakmatangan pribadinya seperti harga diri, pengendalian diri, keteladanan, emosional, dan sebagainya walaupun pemimpin itu sendiri memiliki berbagai keterampilan.

  Gaya kepemimpinan dari seorang manajer akan menjadi ukuran bagi suatu komunikasi timbal balik antara pemimpin dan karyawan agar tujuan organisasi dapat tercapai, maka karyawan akan termotivasi untuk melakukan pekerjaannya penuh tanggungjawab karena karyawan tahu akan kepribadian yang terpancar dalam diri pemimpinnya.

  Berbagai pendapat mengenai gaya kepemimpinan, diantaranya adalah : a.

  Menurut Wahjosumidjo (1987:63), gaya kepemimpinan adalah bagaimana pemimpin itu berhubungan dengan bawahan.

  b.

  Menurut T. Hani Handoko (2003:299), ada dua gaya kepemimpinan, yaitu : 1) Gaya kepemimpinan oreintasi tugas, manajer berorientasi tugas mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang diinginkannya.

  2) Gaya berorientasi karyawan, mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka.

2. Macam-macam Gaya Kepemimpinan

  Seorang pemimpin dalam mengembangkan dan memotivasi rekan- rekan kerjanya menggunakan gaya kepemimpinannya sesuai dengan kebutuhan organisasi dan situasi tertentu, saat mana seorang pemimpin menempatkan situasi tersebut. Menurut Heidjrachman dan Husanan Suad ada tiga gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi, yaitu :

  a Kepemimpinan Otokratik Gaya kepemimpinan otokratik adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pemimpin (Sutarto, 1989:73).

  Menurut B. Erwin Flippo, gaya kepemimpinan otokrasi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : 1) Kepemimpinan otokrasi yang bersifat memaksa, pemimpin memberi perintah, bila perlu dengan memaksa. 2) Kepemimpinan otokrasi yang bersifat kebaikan, pemimpin memberi perintah dan menjelaskan, memberi dorongan yang positif dilakukan apa yang diinginkan oleh atasan.

  3) Kepemimpinan otokratis yang manipulasi, yaitu pemimpin mengemudikan para bawahannya ke dalam pemikiran bahwa mereka sangat bepartisipasi pada saat pemimpin menarik tali di belakang layar dan hasilnya adalah seorang pemimpin otokrat yang canggih.

  Gaya kepemimpinan otokratik sangat cocok digunakan dalam situasi-situasi kritis dimana ada masalah yang menuntut penyelesaian dengan tegas dan tepat. Gaya kepemimpinan otokratik dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa kecepatan serta ketegasan dalam keputusan dalam bertindak, juga dapat menimbulkan ketidakpuasan karena mengalami kerugian yang diakibatkan oleh ketegangan dan suasana yang kurang nyaman. b Kepemimpinan yang Demokratik

  Gaya kepemimpinan demokratik adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapan dengan cara berbagi kegiatan yang akan dilakukan dan ditentukan bersama baik oleh pimpinan dan karyawan.

  Pemimpin berusaha membawa karyawannya menuju ketujuan dan cita- cita dengan memperlakukan karyawan sejajar, sehingga karyawan dapat menyumbang ide, pendapat, dan saran yang dimilikinya. Gaya kepemimpinan ini cocok diterapkan pada organisasi yang menghadapi masalah yang membutuhkan pemikiran yang banyak dan keterlibatan yang tinggi dari karyawan dalam pelaksanaannya.

  Kepemimpinan demokratis dinyatakan oleh Sri Sujati Kadarisma, bahwa kepemimpinan yang demokratis ditunjukan dengan adanya partisipasi atau ikut sertanya kelompok dalam penentuan tujuan, dan ditindaklanjuti sebagai tipe kepemimpinan yang demokratis dan diperinci atas beberapa unsur, yaitu sebagai berikut : 1)

  Ikut sertanya yang dipimpin dalam kepengurusan (sosial participation )

  2) Adanya tanggungjawab daripada pemimpinan terhadap yang dipimpin (social responsibility)

  3) Adanya dukungan daripada yang dipimpin terhadap pimpinan (social support) 4)

  Adanya pengawasan yang dilakukan oleh yang dipimpin terhadap pimpinan (social Control) Kelebihan gaya kepemimpinan ini adalah tumbuhnya rasa ikut memiliki, karena pemimpin berusaha melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan. Kekurangannya adalah keputusan dan tindakan terkadang lamban, rasa tanggungjawab kurang, keputusan yang dibuat terkadang bukan keputusan yang baik. c Kepemimpinan Laissez Faire

  Gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan dan diserahkan kepada bawahan. Ciri-ciri kepemimpinan Laissez Faire (Sutarto, 1986:77) adalah: 1) Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan 2) Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan 3) Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan 4)

Peranan pemimpin sangat sedikit dalam kegiatan kelompok

5) Tanggungjawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per orang.

  Tentang ciri kepemimpinan bebas ini, angota menentukan tujuan mencapainya. Fungsi pemimpin sebagian besar sebagai anggota kelompok, hanya memberikan nasehat atau pengarahan sejauh diminta

(Herbert G. Hick dan Ray C. Gullett) dalam Sutarto, 1986:78.

  Kelebihan dari gaya kepemimpinan laissez faire adalah karyawan akan dapat mengembangkan kemampuan dirinya, dan kekurangannya berupa kekacauan karena tiap pejabat bekerja menurut selera masing- masing (Sutarto, 1989:79).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan

  Gaya kepemimpin yang digunakan oleh seorang pemimpin akan mempengaruhi sistem kinerja rekan-rekan kerjanya baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhui gaya kepemimpinan adalah pimpinan sendiri dan dari rekan kerjanya dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan kepada mereka. Faktor dari rekan kerjanya yang dilihat dari keadaan, kondisi rekan-rekan kerjanya dalam melakukan tanggungjawabnya. Situasi atau kondisi suatu organisasi akan mendukung gaya kepemimpinan dalam melaksanakan tugas bersama rekan-rekan kerjanya, maka diperlukan kerjasama antara pemimpin dan yang dipimpin.

  Mary Paker Follett (dalam Hani Handoko, 2003:307) yang mengembangkan hukum situasi, mengatakan bahwa ada tiga variabel kritis yang mempengaruhi gaya kepemimpinan, yaitu: 1) pemimpin, 2) bawahan, dan 3) situasi. Ketiganya saling berhubungan dan berinteraksi. Follett juga mengatakan bahwa para pemimpin seharusnya berorientasi pada kelompok

  Kemampuan dan kualitas pemimpin situasi Kemampuan dan kualitas bawahan

  Gambar II.1 hubungan antara pemimpin, bawahan dan situsi.

  4. Arti Penting Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan di dalam suatu organisasi akan membantu

pelaksanaan produktivitas dan mempengaruhi kinerja rekan-rekan

kerjanya. Gaya kepemimpinan yang dipakai seorang pemimpin akan

menjadi ukuran bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjan dalam situsi

dan kondisi tertentu. Sikap atau gaya kepemimpinan yang tepat akan

memberikan dorongan timbulnya kesediaan rekan-rekan kerjanya untuk

berperilaku dan berbuat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh seorang

pemimpin saat itu, maka kita dapat mengetahui semangat karyawan yang

pengaruhnya pada kinerja karyawan tersebut.

  5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Kepribadian dan motivasi yang dimiliki rekan-rekan kerjanya dalam

melaksanakan suatu pekerjaan sangat berbeda. Motivasi dapat berkembang

atau berkurang sesuai dengan situasi dan kondisi yayasan pendidikan

tempat dimana mereka bekerja.