DISKRIPSI AKTUALISASI DIRI SISWI REMAJA ASRAMA STELLA DUCE SAMIRONO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20132014 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK PRIBADI-SOSIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DISKRIPSI AKTUALISASI DIRI SISWI REMAJA ASRAMA STELLA DUCE SAMIRONO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK PRIBADI-SOSIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: Susanna Stella Wulandari NIM: 101114036 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

“Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan

penuh kepercayaan , kamu akan menerimanya”

Matius 21:22

  (ThomaMs Alva Edison)

Everyday may not be good, but there is something good

  Skripsi ini saya kepada: persembahkan Tuhan Yesus Kristus Orangtuaku tercinta

  Program Studi Bimbingan dan Konseling USD Orang-orang yang ku cinta Teman-teman BK Angkatan 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Susanna Stella Wulandari

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2014 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat aktualisasi diri siswi asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Serta implikasinya terhadap topik-topik bimbingan kelompok pribadi sosial.

  Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian

adalah siswi asrama kelas X tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 55 orang. Instrumen

penelitian berupa kuesioner yang mengungkap tingkat aktualisasi diri yang terbagi dalam 15

aspek, yaitu mengamati realitas secara efisien, penerimaan umum atas kodrat, orang-orang

lain dan diri sendiri, spontanitas, kesederhanaan, kewajaran, fokus pada masalah-masalah di

luar diri mereka, kebutuhan akan privasi dan independensi, berfungsi secara otonom,

apresiasi yang senantiasa segar, pengalaman-pengalaman mistik atau “puncak”, minat sosial,

hubungan antar pribadi, struktur watak demokratis, perbedaan antara sarana dan tujuan,

antara baik dan buruk, perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan, kreativitas,

resistensi terhadap inkulturasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah

pengkategorisasian tingkat aktualisasi diri siswi asrama Stella Duce Samirono angkatan

2013/2014 berdasarkan kriteria Azwar. Terdapat lima tingkat aktualisasi diri siswi yaitu

sangat rendah/minimal, rendah/kurang optimal, sedang/cukup optimal, tinggi/optimal, dan

sangat tinggi/sangat optimal.

  Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam beraktualisasi diri: 17 (30,9%) siswi tergolong sangat tinggi/sangat optimal, 32 (58,2%) siswi tergolong tinggi/optimal, 6 (10,9%)

siswi tergolong sedang/cukup optimal,dan tidak ada (0%) siswi yang tergolong

rendah/kurang optimal dan sangat rendah/minimal. Usulan-usuan topik bimbingan untuk

meningkatkan tingkat aktualisasi diri siswi asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu menentukan tujuan hidup, keterbukaan, dan kelebihan dan kekeurangan. Usulan-usulan topik tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan siswi asrama yang memiliki tingkat aktualisasi diri sedang/cukup optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

DESCRIPTION OF SELF-ACTUALIZATION

STELLA DUCE SAMIRONO YOGYAKARTA DORMITORIES

TEEN STUDENT 2013 / 2014 SCHOOL YEAR AND IMPLICATIONS

  

TOWARDS THE TOPICS OF COUNSELING GROUP

PERSONAL-SOCIAL

Susanna Stella Wulandari

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  

2014

This research is aimed to obtain an overview of self-actualization level of Stella Duce

Samirono Dormitories Yogyakarta Students School Year 2013/2014 and their implications on

the guidance topics of personal-social groups.

  This study includes a descriptive study using survey method. Subjects were student of

class X school year 2013/2014 with total 55 peoples. The research instrument was a

questionnaire that reveal the level of self-actualization which is divided into 15 aspects, that

is the observed reality in an efficient, general acceptance of the nature other people and self,

spontaneity, simplicity, fairness, focus on problems outside themselves, the need for privacy

and independence, functioning autonomously, appreciation that always fresh, mystical

experiences or "peak", interest in social, interpersonal relations, democratic character

structure, the difference between means and ends, between good and bad, the feeling of

humor that not lead to hostility, creativity, resistance to enculturation. The data analysis

technique that has been used is categorization of self-actualization level of student

dormitories Stella Duce Samirono school year 2013/2014 based on Azwar criteria. There are

five levels of students’ self-actualization that is a very low / minimal, low / less optimal,

average / optimal enough, high / optimal, and very high / very optimal.

  The results showed that in the self actualize: 17 (30.9%) female students classified as

very high / very optimal, 32 (58.2%) students is high / optimal, 6 (10.9%) students averge /

optimal enough, and 0 (0%) student who are low / less optimal and very low / minimal.

Suggestions of guidance topics to increase the level of self-actualization Stella Duce

Samirono Yogyakarta dormitories students were grouped into three, which is determining the

purpose of life, openness, and the advantages and lack. Topic suggestions are based on the

needs of the dormitories students which have the self-actualization level of average / optimal

enough.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas pertolongan,

hikmat, dan penyertaanNya dalam persiapan, pelaksanaan serta penyelesaian laporan

penelitian dalam bentuk skripsi ini.

  Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan dari program studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

  Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih yang tulus kepada:

  1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan tulus telah memberikan waktu, motivasi, masukan, dan banyak pembelajaran berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  2. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.

  3. Para Siswi Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014, atas kesediaannya mengisi kuesioner.

  4. Suster Karina, CB yang telah membantu dan memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………... ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………….. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ….. vi ABSTRAK ………………………………………………………………... vii

ABSTRACT .............................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ix DAFTAR ISI ……………………………………………………………... xi xiii DAFTAR TABEL ………………………………………………………... DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xiv BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..

  1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….

  1 B. Perumusan Masalah ………………………………………………

  5 C. Tujuan Penelitian …………………………………………………

  5 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………..

  6 E. Definisi Operasional ……………………………………………...

  7 BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………

  8 A. Hakikat Aktualisasi Diri ………………………………………….

  8

  1. Pengertian Aktualisasi Diri ……………………………………

  8

  2. Ciri-ciri Orang Mengaktualisasikan Diri ………………………

  9 3. Aspek-aspek Aktualisasi Diri …………………………………..

  9 B. Hakikat Remaja …………………………………………………...

  17 1. Pengertian Remaja……………………………………………...

  17 2. Ciri-ciri Remaja ………………………………………………..

  18

  3. Tugas Perkembangan Remaja …………………………………

  20 4. Kehidupan Remaja Asrama …………………………………..

  21

  5. Faktor-faktor yang Menghambat Aktualisasi Diri Remaja

  22 Asrama ………………………………………………………..

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  C. Hakikat Bimbingan ……………………………………………….

  23 1. Pengertian Bimbingan ………………………………………..

  23 2. Bentuk-bentuk Bimbingan …………………………………...

  24

  3. Ragam-ragam Bimbingan ……………………………………

  24 BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………

  27 A. Jenis Penelitian …………………………………………………..

  27 B. Subjek Penelitian ………………………………………………...

  27 C. Instrumen Penelitian ……………………………………………..

  27 D. Prosedur Pengumpulan Data ……………………………………..

  31

  1. Tahap Persiapan ………………………………………………

  31 2. Uji Coba Alat ………………………………………………...

  31 3. Reliabilitas …………………………………………………...

  31 E. Teknik Analisis Data …………………………………………….

  35 BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN

  39 TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK PRIBADI-SOSIAL A. Hasil Penelitian …………………………………………………..

  39 B. Pembahasan ……………………………………………………...

  42 C. Usulan Topik-topik Bimbingan Kelompok Pribadi-Sosial yang Sesuai Bagi Siswi Kelas X Asrama Stella Duce Yogyakarta Tahun

  44 Ajaran 2013/2014 ……………………………………………….

  BAB V PENUTUP ……………………………………………………….

  47 A. Kesimpulan ………………………………………………………

  47 B. Saran-saran ………………………………………………………

  47 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………....

  50 LAMPIRAN ……………………………………………………………..

  52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Penentuan Skor Setiap Alternatif Jawaban ……………..

  28 Tabel 2. Aspek-aspek Aktualisasi Diri dan Indikator Item ………

  28 Tabel 3. Rincian Item Valid dan Gugur ………………………….

  33 Tabel 4. Kriteria Guilford ……………………………………….

  34 Tabel 5. Norma Kategorisasi Aktualisasi Diri …………………..

  36 Tabel 6. Norma Kategorisasi Tingkat Aktualisasi Diri Siswi Kelas X Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta ………….

  37 Tabel 7. Norma Kategorisasi Skor Butir Instrumen Aktualisasi Diri

  38 Tabel 8. Aktualisasi Diri Siswi Kelas X Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 ……….

  39 Tabel 9. Penggolongan Skor Item Aktualisasi Diri Siswi Kelas X Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 ……………………………………………….

  41 Tabel 10. Identifikasi Bentuk-bentuk Aktualisasi Diri ……………

  42 Tabel 11. Item-item yang Mempunyai Skor Sedang ……………....

  44 Tabel 12. Usulan Topik-topik Bimbingan Kelompok Pribadi-Sosial di Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta …………..

  46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner.........................................................................

  52 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian ……………………………………

  60 Lampiran 3. Hasil Uji Validitas …………………………………….

  61 Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas ………………………………….

  74 Lampiran 5. Tabulasi Data Penelitian..................................................

  75    

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN Bab ini dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan

  dalam dirinya. Kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan menggunakan kemampuannya disebut aktualisasi diri. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan puncak yang ingin dicapai oleh setiap individu sesuai dengan kemampuannya. Kebutuhan aktualisasi diri muncul jika kebutuhan- kebutuhan di bawahnya telah tercapai. Dalam hirarki kebutuhan menurut Maslow kebutuhan-kebutuhan di bawah kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan cinta dan memiliki, dan kebutuhan penghargaan.

  Proses aktualisasi merupakan perkembangan atau penemuan potensi yang sudah ada maupun yang terpendam. Pribadi yang teraktualisasi akan menggunakan potensi, bakat, dan kemampuannya sepenuhnya. Pribadi yang teraktualisasi memiliki kadar konflik yang rendah dan menggunakan kemampuannya untuk tujuan yang produktif.

  Hal utama yang menyebabkan kadar konflik rendah dalam proses aktualisasi diri yaitu kegagalan individu untuk menyalurkan kemampuannya. Individu sadar akan potensi, kemampuan, dan bakat yang dimilikinya, namun individu kehilangan arah untuk menyalurkan dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya. Sehingga kebutuhan untuk menjadi kreatif tidak dapat diwujudkan secara memadai.

  Maslow (Poduska, 1997: 126-145) menegaskan bahwa aktualisasi diri menekankan proses pertumbuhan dan perkembangan pribadi kepada tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang sebaik mungkin, realisasi keunikan, keadaan pentingnya pribadi, dan potensi-potensi yang dimiliki. Tingkat pertumbuhan pribadi dengan sangat baik diterangkan dalam “hirarki kebutuhan” Abraham Maslow yang terdapat lima tingkat dalam hirarki kebutuhan, dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain seperti yang ada pada piramid berikut ini : PENGHARGAAN  DARI  AKTUALISASI HARGA DIRI  DIRI    CINTA  DAN RASA MEMILIKI‐DIMILIKI ORANGLAIN

PERLINDUNGAN

FISIOLOGIS  DAN RASA AMAN  

  Gambar 1. Hirarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow Prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri ialah terpenuhi empat kebutuhan yang berbeda dalam tingkat yang lebih rendah yaitu :

  1. Kebutuhan fisiologis adalah udara, air, makanan, tempat berteduh, tidur, dan seks.

  2. Kebutuhan rasa aman adalah mampu mengembangkan kemampuan individu untuk menghadapi rasa takut.

  3. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki adalah suatu hubungan yang bermakna, mempunyai kemampuan bawaan yang berkembang kepada suatu hubungan cinta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Kebutuhan harga diri adalah mampu menghargai penghargaan diri sendiri maupun penghargaan terhadap orang lain.

  Keempat kebutuhan di atas jika sudah terpenuhi maka manusia dapat mencapai kebutuhan aktualisasi diri atau kebutuhan puncak. Setiap manusia dapat mencapai kebutuhan aktualisasi diri karena kebutuhan- kebutuhan lainnya telah terpenuhi. Walaupun sejak masa balita sudah terpenuhi beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai kebutuhan puncak, baik secara fisik mapun psikologis, setiap manusia dapat mencapai kebutuhan aktualisasi diri yang berbeda-beda tergantung dari potensi dan kemampuan yang dimiliki individu. Sebagai bagian dari individu pada umumnya, remaja juga dapat mencapai kebutuhan aktualisasi diri sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

  Setiap orang ingin mencapai aktualisasi diri termasuk pada diri remaja. Dalam pandangan Gunarsa (1987 :16-17) masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Sedangkan menurut Hurlock (Gunarsa, 1981 : 18) masa remaja dapat dilihat dari patokan batas umur yakni terlihat tanda-tanda fisik yang menunjukkan kematangan seksual dengan timbulnya gejala-gejala biologis. Erikson (Gunarsa 1981 : 18) mengatakan masa remaja merupakan masa dimana dibentuk suatu perasaan baru mengenai identitas. Identitas mencakup cara hidup pribadi yang dialami sendiri dan sulit dikenal oleh orang lain.

  Masa remaja berbeda dengan masa sebelumnya maupun dengan masa sesudahnya. Masa remaja terlihat dari perubahan bentuk fisik dan terjadinya kematangan seksual. Selain perubahan fisik, pada remaja juga terjadi perubahan psikis. Remaja cenderung ingin melepaskan diri dari ikatan orang tuanya dan mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya.

  Terdapat beberapa perubahan yang dialami oleh remaja yang memerlukan bimbingan dari orang dewasa khususnya orangtua. Karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  masa remaja berbeda dengan masa anak-anak tentunya kebutuhan remaja juga berbeda dengan kebutuhan anak, sehingga remaja perlu mendapatkan bimbingan agar remaja dapat menjadi pribadi yang sehat dan tidak hanya sehat secara fisik namun juga sehat secara psikologis. Selain itu tujuan orang dewasa membimbing remaja agar remaja mampu berkembang menjadi pribadi yang optimal dengan menggunakan dan memanfaatkan semua bakat, potensi, dan kemampuan yang dimilikinya.

  Oleh sebab itu peneliti sebagai calon konselor tertarik untuk membantu dan membimbing siswi Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta untuk dapat mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliknya. Judul ini perlu diteliti karena terdapat masalah di asrama, terlebih masalah tentang aktualisasi diri siswi. Masalah yang terjadi pada siswi di asrama terkait dengan aktualisasi diri seperti siswi kurang mampu menerima orang lain dan diri sendiri, siswi kurang mampu untuk bersikap spontanitas, sederhana dan wajar, dan siswi kurang dapat membedakan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk. Masalah-masalah tersebut masuk ke dalam aspek aktualisasi diri dan bentuk-bentuk aktualisasi diri yang kurang optimal sesuai dengan aspek tersebut yaitu siswi kurang dapat menerima kekurangan yang ada pada diri, siswi kurang dapat bertingkah laku terbuka atau siswi cenderung menutup diri, dan siswi kurang dapat menentukan tujuan hidup atau cita- cita. Akibatnya para siswi kurang dapat mengaktualisasikan diri mereka. Peneliti tertarik untuk membantu para siswi dengan pendekatan bimbingan kelompok pribadi sosial dengan tujuan para siswi dapat mengaktualisasikan dirinya serta dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang sehat. Dengan demikian para siswi remaja Asrama Stella Duce Samirono diharapkan mampu mengenal potensi dan kemampuannya serta berani untuk mengaktualisasikannya baik di lingkungan asrama, sekolah mapun di masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Perumusan Masalah

  Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang aktualisasi diri siswi remaja Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014, dan melihat implikasinya terhadap usulan topik- topik bimbingan kelompok dalam bidang aktualisasi diri. Secara khusus, pertanyaan yang ingin dijawab adalah :

  1. Seberapa optimalkah tingkat aktualisasi diri dalam tugas perkembangan remaja secara umum pada siswi Asrama Stella Duce Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014?

  2. Bentuk-bentuk aktualisasi diri apakah yang belum optimal dilakukan siswi Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014?

  3. Berdasarkan bentuk aktualisasi diri yang belum optimal tersebut, topik bimbingan apakah yang sesuai diusulkan bagi siswi Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014? C.

   Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :

1. Mengetahui tingkat optimalisasi aktualisasi diri secara umum pada siswi Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta.

  2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk aktualisasi diri yang belum optimal dilakukan siswi Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

  3. Mengusulkan topik bimbingan kelompok pribadi sosial pada siswi Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014

dalam rangka mengoptimalkan tingkat aktualisasi diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak :

  1. Manfaat Teoritik

  a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian teoritik dibidang bimbingan dan konseling, khusunya mengenai aktualisasi diri yang dimiliki oleh para siswi dan dapat merangsang penelitian selanjutnya yang hendak mengkaji topik yang berkaitan dengan aktualisasi diri.

  2. Manfaat Praktis

  a. Para siswi Dapat memperoleh gambaran mengenai aktualisasi diri sehingga mereka dapat mengenal potensi dan kemampuannya untuk berani mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan kemampuannya.

  b. Pendamping Asrama Dapat menggunakan hasil peneliti ini sebagai bahan acuan untuk memberikan bimbingan yang sesuai bagi para siswi sehingga mereka mampu untuk mengaktualisasikan dirinya dan tumbuh menjadi pribadi yang sehat.

  c. Peneliti Peneliti memperoleh pengalaman dalam membantu dan membimbing para siswi untuk mengenal potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh para siswi, serta peneliti dapat membantu para siswi untuk berani mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan kemampuannya.

  d. Peneliti lain Peneliti lain dapat menambah pengetahuan baru serta dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian yang baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Definisi Operasional.

  1. Deskripsi merupakan penggambaran atas penjelasan mengenai suatu hal dengan menggunakan kalimat yang jelas dan dapat dimengerti.

  2. Aktualisasi diri merupakan proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi-potensi yang dimiliki.

  3. Bentuk-bentuk aktualisasi diri merupakan suatu wujud perihal mengaktualkan diri individu itu sediri.

  4. Siswi Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta adalah siswi yang tinggal dan bertempat tinggal di Asrama Stella Duce Samirono Yogyakarta.

  5. Remaja merupakan masa setelah masa anak-anak dan mengalami perubahan baik secara fisik maupun psikis.

  6. Bimbingan kelompok pribadi sosial merupakan bimbingan yang diberikan kepada siswi secara berkelompok dengan memberikan topik bimbingan pribadi dan sosial yang sesuai dengan kebutuhan siswi.

  7. Optimal merupakan suatu kondisi paling baik atau paling tertinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian tentang hakikat aktualisasi diri, hakikat

  remaja, kehidupan remaja di asrama, faktor-faktor yang menghambat aktuaisasi diri remaja, dan hakikat bimbingan.

A. Hakikat Aktualisasi Diri

  1. Pengertian Aktualisasi Diri Maslow (Paduska, 1997 : 126) mengatakan bahwa aktualisasi diri adalah suatu perluasan atau lanjutan dari aliran eksistensialis. Jika aliran eksistensialis menyerukan kebebasan memilih, maka aliran aktualisasi diri menyerukan kebebasan memilih dengan pengarahan. Secara eksistensialis , manusia dapat memilih neorotik, namun dalam aktualisasi diri, pengarahan sudah disediakan sebagai suatu dorongan untuk tidak memilih alternatif-alternatif seperti itu, tapi supaya memilih suatu tingkat yang lebih tinggi dari pertumbuhan diri. Aktualisasi diri lebih mempersoalkan pertumbuhan pribadi individu. Aktualisasi diri menekankan proses pertumbuhan dan perkembangan pribadi kepada tingkat yang sebaik mungkin terhadap realisasi keunikan, keadaan penting, dan potensi-potensi yang dimiliki. Berbeda dengan psikoanalisa, yang mengutamakan sebab- sebab kemacetan atau terhalangnya realisasi potensi dan tingkat perkembangan, dalam aliran aktualisasi diri, pengutamaan terbesar ialah mengenai pertumbuhan diri terhadap perkembangan dan pemenuhan potensi diri.

  Menurut Rogers (Schultz, 1991 : 50) aktualisasi berlangsung terus, tidak pernah merupakan suatu kondisi yang selesai atau statis. Tujuannya adalah orientasi ke masa depan, menarik individu ke depan, yang selanjutmya mendiferensiasikan dan mengembangkan segala segi dari diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Hal yang kedua tentang aktualisasi diri adalah suatu proses yang sukar dan kadang-kadang menyakitkan. Hal ini berarti meluncurkan diri sendiri sepenuhnya ke dalam arus kehidupan. Hal yang ketiga tentang orang- orang yang mengaktualisasikan diri yakni mereka yang benar-benar diri mereka sendiri. Diri adalah tuan dari kepribadian dan beroprasi terlepas dari norma-norma yang ditentukan orang-orang lain. Akan tetapi orang- orang yang mengaktualisasikan diri tidak agresif, memberontak secara terus-terang atau dengan sengaja tidak konvensional dalam mencemooh aturan-aturan dari orangtua atau masyarakat. Mereka mengetahui bahwa mereka dapat berfungsi sebagai individu-individu dalam sanksi-sanksi dan garis-garis pedoman yang jelas dari masyarakat.

  2. Ciri-ciri Orang Mengaktualisasikan Diri Menurut Maslow (Paduska, 1997 : 127) pribadi yang mengaktualisasikan diri adalah pribadi yang sudah memenuhi tingkat- tingkat keinginan yang diharapkan. Ciri-ciri orang yang khas beraktualisasi-diri adalah sebagai berikut :

  a. Persepsi yang efektif, orang melihat dunia dan dirinya sendiri sebagaimana dunia dan dirinya itu sebenarnya.

  b. Jujur menjadi diri sendiri dan merasa serta mengekspresikan pikiran dan emosi-emosinya yang sebenarnya.

  

c. Mencari dan menghadapi emosi dari pada menghindarinya.

  3. Aspek-aspek Aktualiasi Diri Maslow (Schultz, 1991 : 99-116) mengemukakan beberapa aspek atau sifat dari mengaktualisasikan diri sebagai berikut : a. Mengamati realitas secara efisien.

  Orang-orang yang sehat dapat mengamati objek-objek dan orang-orang di sekitarnya secara objektif. Mereka tidak memandang dunia hanya sebagaimana mereka inginkan atau butuhkan, tetapi mereka melihat sebagaimana adanya. Sebagai bagian dari persepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  objektif ini, pengaktualisasi diri merupakan hakim-hakim yang teliti terhadap orang lain, mampu menemukan dengan cepat penipuan dan ketidak jujuran. Kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subjektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokkannya dengan bentuk-bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan , dan nilai-nilai mereka sendiri. Seseorang tidak dapat berinteraksi dengan dunia, orang-orang disekitarnya, dan menanggulanginya apabila hanya memiliki gambaran subjektif. Semakin objektif orang mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik kemampuan untuk berpikir secara logis, mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual.

b. Penerimaan Umum atas Kodrat, Orang-orang Lain dan Diri Sendiri.

  Orang-orang yang mengaktualisasikan-diri menerima diri mereka, kelemahan-kelemahan, dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atau kesusahan. Individu yang sehat tetap mempunyai kelemahan-kelemahan atau cacat-cacat tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut, karena orang- orang sehat menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memalsukan diri. Mereka menerima selera hawa nafsu mereka tanpa rasa malu atau minta maaf, dan mereka menerima tingkat-tingkat cinta dan memiliki, penghargaan, dan harga diri mereka. Pada dasarnya mereka juga sabar terhadap kelemahan dari orang-orang yang mereka kenal, tentu saja kelemahan-kelemahan dari seluruh spesies manusia. Sebaliknya, orang yang tidak sehat dilumpuhkan oleh perasaan malu atau perasaan salah atas kelemahan- kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka. Orang yang sehat mengalami perasaan salah atau malu yang tidak ada gunanya terhadap kodrat mereka sendiri dan terlalu banyak membuang-buang waktu mencemaskan hal-hal yang tidak dapat diubah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran Dalam segi kehidupan, para pengaktualisasi diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Mereka tidak harus menyembunyikan emosi mereka, tetapi dapat memperlihatkan emosi-emosi tersebut dengan jujur. Dalam istilah yang sederhana orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka. Akan tetapi para pengaktualisasi diri juga bijaksana dan penuh perhatian terhadap orang-orang lain. Dalam situasi-situasi di mana ungkapan perasaan-perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang- orang lain, atau di mana hal tersebut penting, maka untuk sementara mereka akan mengekang perasaan-perasaan itu. Orang- orang yang tidak sehat tidak akan berfungsi secara spontan, mereka harus mengubah segi-segi diri mereka yang menyebabkan mereka merasa malu atau merasa salah.

  d. Fokus pada Masalah-masalah di Luar Diri Mereka Orang-orang yang mengaktualisasikan-diri akan melibatkan diri pada pekerjaan. Tanpa pengecualian, mereka memiliki suatu perasaan akan tugas yang menyerap mereka dan mereka mengabdikan kebanyakan energi mereka kepadanya. Orang-orang yang mengaktualisasikan-diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwa pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan, tentu sesuatu yang harus mereka lakukan tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan. Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang, popularitas, atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan kebutuhan, menantang dan mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling tinggi, dan membantu merumuskan pengertian tentang diri mereka. Sebagai akibat dari terbenam dalam pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ini dan dari kepuasan yang hebat yang ditimbulkannya, maka kepribadian-kepribadian yang sehat ini bekerja dengan keras lebih daripada orang-orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.

  e. Kebutuhan akan Privasi dan Independensi Orang-orang yang mengaktualisasikan-diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Meskipun mereka tidak menjauhkan diri dari kontak dengan manusia, mereka tidak membutuhkan orang-orang lain. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain untuk kepuasan-kepuasan mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan mereka sangat egosentris dan terarah kepada diri mereka sendiri. Mereka memiliki kemampuan untuk membentuk pikiran, mencapai keputusan, dan melaksanakan dorongan disiplin mereka sendiri. Sebaliknya, orang-orang yang tidak sehat biasanya secara sangat emosional tergantung pada orang-orang lain untuk kepuasan di mana mereka tidak mampu menghasilkannya untuk diri mereka, karena mereka tidak memiliki suatu perasaan diri yang kuat maka mereka bersandar pada orang- orang lain untuk bantuan, ide-ide, nilai-nilai, dan tingkah laku. Mereka berpikir dan bertindak sesuai dengan kebiasaan orang- orang lain. Perasaan diri mereka hanya merupakan suatu pemantulan dari orang-orang lain dan bukan suatu hasil dari perkembangan mereka sendiri yang otonom, karena pengaktualisasian-diri tidak tergantung pada orang lain dan lebih suka akan privasi dan kesunyian, maka mereka kadang-kadang megalami kesulitan sosial.

  f. Berfungsi Secara Otonom Kebutuhan akan privasi dan independensi erat hubungannya dengan preferensi dan kemampuan pengaktualisasian-diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik. Mereka tidak lagi didorong oleh motif-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  motif kekurangan, maka mereka tidak tergantung pada dunia nyata untuk kepuasan mereka karena pemuasan dari motif-motif pertumbuhan datang dari dalam. Kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi mereka yang tinggi menaklukkan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis-krisis atau kerugian-kerugian. Sebaliknya orang-orang yang kurang sehat sangat tergantung pada dunia yang nyata untuk pemuasan motif- motif kekurangan.

  g. Apresiasi yang Senantiasa Segar Pengaktualisasi diri senantiasa menghargai pengalaman- pengalaman tertentu. Pengaktualisasian-diri memiliki kemampuan untuk menghargai pengalaman-pengalaman baru. Mereka tidak menjadi puas atau bosan terhadap pengalaman-pengalaman hidup. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang pasti tetapi senantiasa berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami. Kerapkali pengalaman-pengalaman mereka yang menggembirakan adalah kegiatan-kegiatan setiap hari yang kurang penting, peristiwa-peristiwa yang mungkin malahan tidak diperhatikan oleh orang-orang yang kurang sehat.

h. Pengalaman-pengalaman Mistik atau “Puncak”.

  Orang-orang yang mengaktualisasikan-diri mengalami ekstanse, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat, sama seperti pengalaman keagamaan yang mendalam. Pengalaman-pengalaman puncak biasanya di kalangan orang-orang yang sehat dan memiliki perasaan kekuatan, kepercayaan, kepastian, dan suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diselesaikannya. Pengalaman puncak itu sangat kuat, dapat juga ada pengalaman-pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan dapat terjadi pada semua orang. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering daripada orang-orang biasa. Pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  puncak tidak mesti berhubungan dengan agama. Setiap orang bisa mengalaminya, dalam intensitas dan kata yang berbeda-beda. Pengalaman puncak dapat didapat ketika bekerja, mendengarkan musik, memenangkan perlombaan, membaca cerita bahkan ketika melihat matahari terbenam. Dengan timbulnya agama, pengalaman puncak biasanya hadir berupa pengalaman mistik atau ekstanse. Orang-orang yang sembahyang khusuk dapat juga mengalami pengalaman puncak. i. Minat Sosial Pengaktualisasi diri memiliki perasaan empati, afeksi yang kuat terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan. Pengaktualisasi diri mencintai kemanusiaan, mereka kerap merasa tertekan karena tingkah laku orang lain namun mereka cepat memahami dan memaafkannya. Pengaktualisasian-diri merupakan suatu pertalian keluarga dengan semua orang, karena mereka berbeda secara mencolok dari orang- orang biasa, mereka menyadari bahwa mereka berfungsi pada suatu tingkat yang lebih tinggi. Orang-orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal-hal dengan lebih baik daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan memahami hal-hal itu dengan lebih jelas. j. Hubungan Antar Pribadi Pengaktualisasi diri mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang-orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa. Mereka mampu memiliki cinta yang lebih besar, persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain. Cinta yang dirasakan oleh pengaktualisasi diri terhadap orang lain adalah cinta yang khusus. Orang yang sehat tidak menderita suatu kekurangan, sama sekali tidak mengharapkan cinta dan mungkin terjadi demikian dalam waktu yang cukup lama, karena orang yang sehat tidak memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  suatu tingkat dependensi yang tinggi pada orang yang dicintai, mereka tidak memiliki ketakutan atau iri hati. Cinta mereka bukan cinta egosentris, di mana memberi cinta sekurang-kurangnya sama pentingnya dengan menerimanya dan di mana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah

sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.

k. Struktur Watak Demokratis Orang-orang yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatiakan kelas sosial, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, dan warna kulit. Perbedaan- perbedaan serupa itu tidak menjadi masalah bagi pengaktualisasian-diri. Tingkah laku mereka lebih dalam daripada toleransi. Mereka sangat siap untuk mendengarkan atau belajar dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.

l. Perbedaan antara Sarana dan Tujuan, antara Baik dan Buruk

Pengaktualisasian-diri membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan dan cita-cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya. Hal ini lebih sulit karena sarana bagi orang-orang yang kurang sehat kerapkali dianggap oleh pengaktualisasian-diri sebagai tujuan dalam dirinya sendiri. Pengaktualisasian-diri juga sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Orang-orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal-hal etis atau berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya. Sebaliknya, pengaktualisasian-diri memiliki norma-norma etis dan moral yang dirumuskan dengan baik yang mereka pegang teguh dalam semua situasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

m. Perasaan Humor yang Tidak Menimbulkan Permusuhan

Orang-orang yang sehat sepenuhnya berbeda dari individu- individu biasa dalam apa yang mereka anggap humor yang menyebabkan mereka tertawa. Orang-orang yang kurang sehat menertawakan tiga macam humor yaitu humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari perasaan rendah diri orang lain, dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi percakapan cabul. Humor pengaktualisasian- diri bersifat filosofis, humor yang menertawakan manusia pada umumnya tetapi bukan kepada seorang individu yang khusus. Humor ini bersifat instruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang dituju dan juga menimbulkan tertawa, itu adalah semacam humor yang bijaksana yang mengakibatkan suatu senyuman dan anggukan tanda mengerti daripada gelak tawa yang keras. Humor semacam ini hanya dihargai oleh orang-orang yang sehat. n. Kreativitas Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasian-diri serta sesuatu yang asli, inventif, dan inovatif meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan bereaksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni. Orang yang sehat dalam pekerjaan apa saja dapat memperlihatkan kreativitas. o. Resistensi tehadap inkulturasi Pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosial untuk berpikir atau bertindak menurut cara-cara tertentu. Orang yang sehat mempertahankan otonomi batin, tidak terpengaruh oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kebudayaan mereka, dibimbing oleh diri mereka bukan oleh orang- orang lain. Akan tetapi tidak terus terang menentang kebudayaan dan tidak sengaja melanggar aturan-aturan sosial untuk memperlihatkan independensi.

Dokumen yang terkait

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 15

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT BELAJAR SISWI -SISWI KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009 DAN USULAN TERHADAP TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidik

0 0 120

SURVEI PERMASALAHAN PENYESUAIAN DIRI SISWI ASRAMA STELLA DUCE SUPADI YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

0 1 141

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbinga

0 0 146

KEBUTUHAN REMAJA DI ASRAMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN 2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

0 0 115

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK DALAM BELAJAR SISWA KELAS VII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20112012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidi

0 0 115

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20132014 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progra

0 1 96