KEBUTUHAN REMAJA DI ASRAMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN 2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK
KEBUTUHAN REMAJA DI ASRAMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN 2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh: Fransiska Ayu Novianti NIM: 031114031 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011
KEBUTUHAN REMAJA DI ASRAMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN 2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh: Fransiska Ayu Novianti NIM: 031114031 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Kesabaran sering kali diabaikan dengan alas an percepatan dan sebagainya.
Namun, harus di catat dengan baik bahwa kesabaran memegang peranan
penting dalam kehidupan kita.
Firman Tuhan berkata, “Orang sabar melebihi seorang pahlawan dan orang
yang menguasai diri melebihi orang yang merebut kota”. pahlawan bisa
mengalahkan musuh, tapi belum tentu bisa mengalahkan diri sendiri karena
musuh yang terbesar adalah diri kita sendiri.
Kuasailah diri dan jadilah sabar, maka kita akan melihat satu per satu rencana
Tuhan digenapi dalam hidup kita.Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Orang tuaku Bapak Ig. Soedardjo (Alm.) dan Ibu RDL. Siti Ngatmi
2. Kakak-kakakku Mas Rudy, Mas Hary, Mas jati, Mbak Aan, Mas Noel
ABSTRAK
KEBUTUHAN REMAJA DI ASRAMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA
TAHUN 2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-
TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK
Fransiska Ayu Novianti Universitas Sanata Dharma
2011 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kebutuhan remaja di asrama Stella Duce 2
Yogyakarta tahun 2011. Masalah pertama yang diteliti yaitu kebutuhan-kebutuhan remaja di asrama Stella Duce 2 Yogyakarta berdasarkan tugas-tugas prkembangan. Masalah yang kedua, berdasarkan hasil penelitian nomor satu, topik-topik bimbingan apakah yang sesuai dengan kebutuhan remaja di asrama Stella Duce 2 Yogyakarta.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengn menggunakan metode survei. Subjek penelitian ini adalah remaja kelas X dan kelas XI sebanyak 80 anak. Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner kebutuhan remaja berdasarkan aspek perkembangan remaja yang terdiri dari 55 item pernyataan yang bersifat favorable yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat butuh, butuh, tidak butuh, sangat tidak butuh. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor total masing-masing responden, kemudian mengkategorikan kebutuhan remaja ke dalam jenjang kontinum yang disusun berdasarkan Azwar (2007:108). Kategorisasi tersebut terdiri dari lima jenjang yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah.
Hasil penelitian deskriptif ini menunjukkan bahwa kebutuhan remaja terhadap aspek-aspek perkembangan termasuk dalam kategori sangat tinggi ada 34 anak (42,5%), yang termasuk kategorisasi tinggi ada 46 anak (57,5%). Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian terhadap item-item yang masuk dalam kategori “sangat tinggi” dan “tinggi” disusunlah topik-topik bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan remaja di asrama Stella Duce 2 Yogyakarta tahun 2011.
ABSTRACT
THE NEEDS OF HIGH SCHOOL STUDENTS AT STELLA DUCE 2
DORMITORY YOGYAKARTA IN 2011 AND THE IMPLICATIONS
TOWARDS THE TOPICS
FOR GUIDANCE
Fransiska Ayu Novianti Sanata Dharma University
2011 This research belongs to a descriptive study to obtain description about the needs of high school students at Stella Duce 2 dormitory Yogyakarta in 2011. The primary goal of this study is to gain information about the needs of high school students at Stella Duce 2 dormitory Yogyakarta based on the developmental tasks. From the results, the writer set up the second goal, i.e. to find out the most appropriate topics for guidance in accordance with the needs of high school students at Stella Duce 2 dormitory Yogyakarta.
This study belongs to a descriptive study using survey methodology. There were 80 students from the tenth and eleventh grade as the subject of this study. The writer used questionnaires as the instrument of her study, consisting of 55 favorable statements developed based on Likert scale model with four alternative responses, i.e. highly necessary, necessary, unnecessary, highly unnecessary. For the data analysis, the writer created tabulation of score for each item, calculated the total score for each respondent and categorized the needs of the students to the continuum level (Azwar 2007:108). The categories consist of five stages, i.e. very high, high, average, low, and very low.
The result shows that the needs of high school students towards the developmental aspects are very high (34 students or 42.5%) and high (46 students or 57.5%). Based on the analysis and result discussion, the writer then promoted the topics for guidance in accordance with the needs of high school students at Stella Duce 2 dormitory Yogyakarta in 2011.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha kasih, atas segala rahmat, dan pendampingan-Nya sehingga skripsi ini dapat selesai. Berkat penyertaan dan bimbingan-Nya, peneliti mendapatkan kekuatan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling.
Disadari bahwa skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan, perhatian, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran, ketulusan hati, pengertian telah memberikan bimbingan, petunjuk, masukan, pikiran, waktu, tenaga, dan dukungan kepada peneliti sehingga tersusun skripsi ini.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikanijin untuk penulisan skripsi ini.
3. Suster Fidelis CB selaku Koordinator Asrama Stella Duce 2 Yogyakarta, ibu Umi selaku pendamping anak asrama, mbak Maria Eminingsih selaku Psikolog asrama Stella Duce 2 Yogyakarta, yang penuh keterbukaan menerima dan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
4. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang dengan kesabaran dan ketulusan membimbing dan mendidik serta membagikan ilmunya.
5. Seluruh siswi kelas X dan XI yang sudah bersedia menjadi responden.
6. Bapak dan Ibu tercinta Ig. Soedardjo dan RDL. Siti Ngatmi atas doa, dukungan, perhatian, cinta, biaya yang telah diberikan serta untuk kakak- kakakku tercinta mas Rudy, mas Hary, paknuk, mbak Aan, catur atas doa, perhatian, dan dukungannya.
7. Keponakan-keponakanku Gading, Tina, Dinda, Nitis, Bunga (terimakasih atas keceriaannya selama ini).
8. Sahabat- sahabatku tercinta (Asih, Ayu, Angga “bogel”) terimakasih atas waktu, doa, sharing, dan kebersamaannya selama ini.
9. Teman-teman BK angkatan 2003 kelas A dan kelas B terimakasih atas kebersamaan dan dukungannya.
10. Teman-teman seperjuangan selama menempuh skripsi seluruhnya: Ayu, Monica weru, Sonya, Ria, Dwi, Kris “koemis”, Sigit “simbah”, Sepri, Hana, Fenty, terimakasih sudah memberikan bantuan, semangat dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
11. Seseorang yang setia mendampingi, membantu, menyemangati, mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih untuk cinta dan kesetiaan hingga saat ini.
12. Semua pihak yang telah membantu peneliti yang tidak dapat disebutkan satu per satu namun telah banyak membantu.
Disadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik terhadap karya ini sangat disyukuri dan dihargai. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima Kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..….… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………...… ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….…..... iii HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………………..….. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………….…….. v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………….…... vi ABSTRAK……………………………………………………………….……....vii ABSTRACT……………………………………………………………………..viii KATA PENGANTAR…………………………………………………………... ix DAFTAR ISI…….………………………………………………………….…… xi DAFTAR TABEL……………………………………………………………… xiii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………………………1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 5 C. Tujuan Penelitian …………………………………………….………….. 5 D. Manfaat Penelitian …………………………………………….……….... 5 E. Definisi Operasional …………………………………………………….. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebutuhan Remaja………………..………………………………........... 7 B. Tugas Perkembangan Remaja………………………………………....... 15 C. Asrama………………………………………………………………….. 22 D. Bimbingan Kelompok….…………………………………………….…. 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian……………………………………………....…………..34 B. Subyek Penelitian………………………………………………………..35
C. Alat Pengumpul Data……………………………………………………35
1. Jenis alat ukur………………………………………….…………….35
2. Format pernyataan …………………………………………………..36
3. Penentuan skor …………………………………………………...… 37
4. Kisi-kisi kuesioner ………………………………………….……….38
5. Persiapan penelitian dan pelaksanaan penelitian….……………...… 46
6. Validitas dan reliabilitas
a. Validitas ……………………………………………………..… 47
b. Reliabilitas………………………………………………………..49
D. Pengolahan Data……...………………………………………...………...50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian………………………………………….………………..56 B. Pembahasan………………………………………………………………58 C. Implikasi hasil penelitian bagi penyusunan topik bimbingan……………61
BAB V USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK……………69
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………...……………....79 B. Saran…………………………………………………………………......80DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..….81
LAMPIRAN………………………………………………………………..……83
DAFTAR TABEL
TABEL 1 : Skor Alternatif Jawaban………………………………………......... 37 TABEL 2 : Kisi-kisi Kuesioner…………………………………………………. 38 TABEL 3 : Norma Kategorisasi Kebutuhan Remaja di Asrama
Stella Duce 2 Yogyakarta………………………………………….. 53 TABEL 4 : Norma Kategorisasi Skor Item Kebutuhan Remaja di Asrama Stella Duce 2 Yogyakarta……………………………… 55 TABEL 5 : Kategorisasi Kebutuhan Remaja di Asrama Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun 2011 Berdasarkan Tugas-Tugas Perkembangan…………………………………………….………... 57
TABEL 6 : Kategorisasi Skor Item Kebutuhan Remaja kelas X dan XI di Asrama Stella Duce 2 Yogyakarta………….….. 61 TABEL 7 : Item Pernyataan Yang Termasuk Kategori Sangat Tinggi…….…… 62 TABEL 8 : Item Pernyataan Yang Termasuk Kategori Tinggi………………… 65 TABEL 9 : Usulan Topik-Topik Bimbingan…………………………………… 71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner ………………………………………………………84 Lampiran 2 : Hasil Uji Reliabilita ……………………………………………89 Lampiran 3 : Tabulasi Data …………………………………………………..91 Lampiran 4 : Surat Keterangan ……………………………………………….97 Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian …………………………………………….98
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dituliskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk individu memiliki kapasitas, potensi, dan
kekurangan tertentu. Manusia sebagai makhluk sosial, merupakan makhluk yang berada dalam relasi dengan makhluk-makhluk lain (Supratiknya, 1996:24). Setiap individu memiliki keunikan yang menampakkan perbedaan bila individu berada bersama individu lain. Perbedaan-perbedaan tersebut, baik disadari maupun tidak disadari dapat menimbulkan masalah dalam hidup bersama.
Menurut Hurlock (1994:206) masa remaja berlangsung kira-kira 13- 18 tahun, yaitu usia matang secara seksual. Hurlock juga berpendapat bahwa masa remaja sebagai usia bermasalah. Masalah yang mungkin timbul dapat berhubungan antara lain dengan pelaksanaan tugas perkembangan. Tugas perkembangan yang baru, bagi individu tertentu menimbulkan masalah tertentu dalam dirinya, namun bagi individu yang lain kemungkinan tidak menimbulkan masalah.
Pengaruh kelompok teman sebaya sangat kuat bagi remaja. Pergaulan dengan kelompok teman sebaya dapat membantu remaja dalam proses menyelesaikan tugas perkembangannya. Dalam kelompok tersebut remaja dididik untuk dapat menangani masalahnya sendiri tanpa bergantung pada orang dewasa, karena dalam kelompok itu remaja dapat menuntaskan tugas perkembangannya, yaitu mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita; dan mencapai peran sosial sebagai pria maupun wanita.
Pada periode perkembangan ke arah otonomi atau mandiri remaja harus dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya seperti, menerima keadaan fisiknya dan memanfaatkannya secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya, mencapai jaminan kemandirian ekonomi, memilih dan mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, dan mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang perlu bagi kompetensi kewarganegaraan.
Sepanjang rentang kehidupan, individu berkembang melalui fase-fase dalam hidupnya. Setiap fase individu memiliki tugas perkembangan tertentu.
Masa remaja memiliki tugas perkembangan yang berbeda dengan masa sebelumnya. Untuk mencapai tugas perkembangan itu, remaja belajar melaksanakan peran-peran individu dan sosial yang sesuai dengan harapan masyarakat.
Remaja berada pada suatu tahap tugas perkembangan dan memiliki suatu kebutuhan yang harus dipenuhinya. Dalam masa perkembangannya, remaja sangat memerlukan berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan psikis. Apabila kebutuhan tersebut terpenuhi, dapat membawa anak menuju masa depan yang baik dan tenang. Kebutuhan merupakan dasar tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Maslow (Yusuf, 2010:203) mengemukakan bahwa motivasi manusia diorganisasikan ke dalam sebuah hirarki kebutuhan (needs), yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematik, dalam nama kebutuhan dasar (basic needs) harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan-kebutuhan ini bersifat instingtif yang mengaktifkan atau mengarahkan tingkah laku manusia.
Setiap remaja mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan tiap remaja berbeda satu sama lain. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut remaja memiliki sikap dan perilaku yang berbeda. Sebaliknya, apabila ada suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi, akan berdampak pada perubahan sikap dan perilakunya. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan tingkah laku anak. Tingkah laku anak di asrama timbul karena adanya suatu kebutuhan, dan tingkah laku tersebut mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan seseorang muncul karena adanya ketidakseimbangan dalam diri orang tersebut yang dapat mengganggu ketenangannya atau kesejahteraannya.
Asrama Stella Duce 2 Yogyakarta hanya menampung siswi yang sekolah di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Remaja di asrama Stella Duce 2 Yogyakarta berada pada rentang usia 15-18 tahun yang mana dalam rentang kehidupan tersebut manusia berada pada tahap masa remaja. Remaja di asrama Stella Duce 2 Yogyakarta berasal dari luar kota. Mereka berasal dari latar belakang keluarga dan budaya yang berbeda-beda. Perbedaan latar belakang tersebut memungkinkan remaja memiliki penyelesaian yang berbeda dalam tugas perkembangannya. Tugas perkembangan yang belum mereka selesaikan dan kebutuhan yang belum terpenuhi dengan memuaskan dapat menimbulkan suatu masalah bagi dirinya.
Pencapaian tugas perkembangan remaja yang utuh dan optimal dibutuhkan tenaga bimbingan yang profesional di asrama untuk membantu remaja dalam memenuhi kebutuhannya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh pembimbing adalah dengan mengadakan bimbingan kelompok dengan topik-topik yang sesuai dengan kebutuhan remaja di asrama. Agar pelaksanaan pelayanan bimbingan di asrama tepat pada sasarannya, pembimbing harus memahami tugas-tugas perkembangan remaja, mengenal ciri-ciri remaja, mengenal kebutuhan remaja dan memahami jenis-jenis bimbingan yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan remaja. Untuk itu perlu disadari bahwa dalam mendampingi remaja di asrama dalam menjalankan tugas-tugas perkembangannya dan memenuhi kebutuhannya, dibutuhkan adanya pelayanan bimbingan di asrama.
Remaja diharapkan dapat menjadi pribadi yang utuh dan optimal, artinya mampu mengatur hidupnya, bertanggung jawab atas hidupnya sendiri, memiliki pandangan sendiri, mampu menanggung segala resiko dari keputusan yang telah diambil dan menjadi manusia proaktif dalam menghadapi hidupnya, dibutuhkan adanya topik-topik bimbingan di asrama yang tepat guna dan tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan remaja di asrama tersebut.
B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimanakah kebutuhan-kebutuhan remaja berdasarkan tugas perkembangannya?
2. Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai dengan kebutuhan remaja di asrama Stella Duce 2 Yogyakarta tahun 2011?
C. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kebutuhan-kebutuhan remaja di asrama Stella Duce 2 Yogyakarta berdasarkan tugas perkembangannya yang tinggi tingkat keperluannya.
2. Mengusulkan topik-topik bimbingan kelompok yang sesuai dengan kebutuhan remaja di asrama Stella Duce 2 Yogyakarta tahun 2011.
D. Manfaat penelitian
1. Secara praktis:
a. Bagi penulis sebagai calon guru BK dapat memahami arti dan pentingnya pemenuhan suatu kebutuhan dasar manusia, mengetahui kebutuhan-kebutuhan remaja yang masih kurang dalam pemenuhannya dan semakin mampu dalam menyusun topik- topik bimbingan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan. b.
Pendamping asrama: mengetahui dan semakin memahami akan kebutuhan-kebutuhan penghuni asrama yang banyak dirasakan perlu dibantu dalam pemenuhannya, dapat menyusun topik-topik bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan remaja asrama, membantu remaja untuk memenuhi kebutuhannya agar remaja dapat berkembang dengan optimal dengan memberikan bimbingan pada remaja, dan semakin menyadari bahwa bimbingan di asrama sangat penting untuk perkembangan remaja.
c.
Anak asrama: setelah mengisi kuesioner kebutuhan, anak semakin menyadari bahwa pemenuhan kebutuhan sangat penting untuk perkembangannya.
2. Secara Teoritis:
Manfaat penelitian ini bertujuan untuk menambah wacana yang sebelumnya sudah ada.
E. Definisi operasional
1. Kebutuhan adalah hal-hal yang dirasa kurang dan harus dipenuhi oleh seorang remaja untuk kesejahteraannya.
2. Tugas perkembangan menurut Havighurst adalah tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa hidup tertentu sesuai dengan norma masyarakat dan norma kebudayaan (Monks, 2004:22)
3. Topik bimbingan adalah topik-topik yang disusun berdasarkan kebutuhan yang perlu dan sangat diperlukan oleh remaja di asrama.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dituliskan mengenai kebutuhan remaja, tugas-tugas perkembangan, asrama, dan bimbingan kelompok. A. Kebutuhan Remaja Remaja mengalami proses yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangannya, yakni proses guna memenuhi kebutuhannya. Dalam tugas perkembangannya, remaja memiliki suatu kebutuhan
khusus yakni kebutuhan yang dibutuhkan selama remaja mengalami tugas perkembangan. Tugas perkembangan dan kebutuhan sangat berhubungan.
Misalnya, kebutuhan fisilogis (makan, minum, temapat tinggal, istirahat, dll) remaja yang telah terpenuhi dengan baik akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi optimal. Namun jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dengan baik, maka pertumbuhan dan perkembangan remaja tersebut tidak optimal. Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dapat dilihat dari perilaku remaja.
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu dalam menjalankan kelangsungan hidupnya. Manusia bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup manusia sendiri. Jika manusia berhasil dalam memenuhi kebutuhannya, maka ia akan merasa puas. Sebaliknya, jika ia gagal dalam memenuhi kebutuhannya maka akan banyak timbul masalah bagi dirinya maupun bagi lingkungan di mana ia berada.
Tingkah laku remaja tampak di kehidupan sehari-hari baik di rumah, di sekolah atau asrama, maupun di dalam masyarakat. Terlebih lagi pada masa perkembangannya tampak dalam tingkah laku remaja terutama dalam memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan adalah kecenderungan-kecenderungan permanen dalam diri seseorang yang menimbulkan dorongan dan kelakuan untuk mencapai tujuan tertentu. Kebutuhan ini timbul berkat pengaruh rangsangan atau kejadian dari lingkungan organisme. Jadi munculnya kebutuhan akan menimbulkan dorongan atau motivasi yang mendasari tingkah laku tertentu atau mencapai tujuan tertentu pula (Hamalik, 1990:93). Menurut Chaplin dalam kamus lengkap Psikologi (1989:320) mengartikan kebutuhan sebagai hal-hal yang dianggap kurang dan harus dimiliki individu agar dapat menjalankan kehidupannya dengan baik dan lancar.
Kebutuhan remaja adalah hal-hal yang dirasakan kurang dan harus dipenuhi agar remaja dapat melaksanakan tugas perkembangannya dengan baik yang dalam melaksanakannya menimbulkan motivasi yang mendasari tingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Chaplin (Kartini, 1981:36-37) kebutuhan adalah substansi sekuler, dorongan hewani, atau motif fisiologis dan psikologis, yang harus dipenuhi atau dipuaskan oleh organisme, binatang atau manusia, supaya mereka bisa sehat sejahtera dan mampu melakukan fungsinya. Gunarsa (1984:17) kebutuhan adalah kekurangan, artinya ada sesuatu yang kurang, oleh karena itu timbul kehendak untuk memenuhi atau mencukupinya. Kehendak dapat disamakan dengan pendorong untuk bertingkah laku. Winkel & Hastuti (2004:155) mengartikan kebutuhan sebagai suatu kekosongan dalam kehidupan manusia atau tidak terdapatnya sesuatu pada seseorang yang diperlukan bagi kesejahteraannya. Bila kebutuhan akan sesuatu dihayati, maka akan timbul dorongan sebagai daya pengaruh untuk melakukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan itu.
Dari deskripsi di atas bisa diambil garis besar pengertian dari kebutuhan yaitu kekurangan atau kekosongan yang harus dipenuhi, yang mana dalam pemenuhan tersebut menimbulkan kehendak untuk bertingkah laku, dorongan, motif fisiologis dan psikologis untuk memenuhinya supaya bisa sehat sejahtera dan mampu melakukan fungsinya.
Maslow (Goble, 1987:70) menyatakan bahwa manusia di motivasi oleh sejumlah kebutuhan yang bersifat sama untuk seluruh individu, tidak berubah dan berasal dari sumber genetis atau naluri. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tindakan manusia di motivasi untuk memenuhi kebutuhannya.
Maslow mengelompokkan kebutuhan secara hirarki sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis. Kebutuhan paling dasar, paling kuat, dan paling jelas di antara kebutuhan-kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk mempertahankan hidup secara fisik, yaitu makan, minum, tempat tinggal, seks, tidur dan oksigen.
2. Kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan muncul bila kebutuhan paling dasar telah terpenuhi, yang meliputi kebutuhan akan keselamatan, keamanan, kemantapan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa takut.
3. Kebutuhan akan rasa dimiliki-memiliki dan kasih sayang. Kebutuhan ini akan muncul jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpenuhi.
4. Kebutuhan akan penghargaan. Tiap individu memiliki dan mengharapkan penghargaan terhadap dirinya. Kebutuhan ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu: pertama, keinginan akan kekuatan, prestasi, kecukupan, akan keunggulan dan kemampuan, percaya diri dan kebebasan. Kedua, hasrat akan nama baik, prestise (penghormatan dan penghargaan dari orang lain), status, ketenaran, martabat.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini maka individu mampu mengembangkan kemampuan dalam dirinya dengan baik.
Remaja diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya agar tugas perkembangannya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Winkel (1991:147) membagi kebutuhan remaja sebagai berikut:
1. Kebutuhan usia 12-15 tahun:
a. Mendapat kasih sayang
b. Menerima pengakuan terhadap dorongan untuk semakin mandiri
c. Memperoleh prestasi di berbagai bidang yang dihargai oleh orang dewasa dan teman sebaya d. Merasa aman terhadap perubahan jasmani sendiri
2. Kebutuhan usia 16-19 tahun: a.
Mendapat perhatian dan dukungan b.Menerima kebebasan yang wajar dalam mengatur kehidupannya sendiri tanpa dilepaskan sama sekali dari perlindungan keluarga c.Memperoleh prestasi-prestasi yang patut dibanggakan di bidang akademik dan non akademik d. Membina persahabatan dengan teman sejenis dan lawan jenis
e. Memiliki cita-cita hidup yang pantas untuk dikejar Remaja mempunyai berbagai kebutuhan yang menuntut untuk dipenuhi, dan merupakan sumber munculnya berbagai problema di dalam dirinya terutama dalam rangka penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Kebutuhan remaja menurut Willis (1981:32) yaitu:
1. Kebutuhan biologis, adalah motif yang berasal daripada dorongan- dorongan biologis. Motif ini sudah dibawa sejak lahir yang bersifat naluriah. Motif biologis ini dapat diperinci sebagai berikut: a. Motif akan makan, minum, bernafas, dan istirahat.
b. Dorongan seks, berujuan untuk mengembangkan jenis keturunan.
Dorongan seks pada remaja lebih menonjol sehingga dapat mempengaruhi tingkah lakunya, misal pada anak wanita suka bersolek, tertarik pada lawan jenis begitu juga pada laki-laki yang tertarik pada lawan jenisnya, dan ingin mengetahui masalah hubungan seks.
2. Kebutuhan psikis, adalah segala dorongan yang menyebabkan orang bertindak mencapai tujuannya yang bersifat psikis (kejiwaan- kerohanian). Yang termasuk di dalam kebutuhan psikis misalnya: a.
Kebutuhan akan agama. Kebutuhan beragama pada masa remaja terlihat menonjol. Pendidikan agama diberikan sejak kecil. Jika sejak kecil tidak di didik agama maka di usia remaja mugkin akan menjauhkan diri dari agama atau menentang ajaran agama. Agama remaja tergantung pada lingkungan masyarakat. Jika lingkungan masyarakat taat agama, maka remaja secara otomatis akan taat agama pula. Begitu pula sebaliknya.
b. Kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan ini bersifat sosial karena berhubungan dengan orang lain. Rasa aman dibutuhkan sejak kecil hingga dewasa. Perasaan aman ini dapat dirasakan apabila orang tua memberikan pelayanan atau bimbingan pada anak terlebih remaja dengan penuh kasih sayang. Sebaliknya, jika orang tua memberikan pelayanan dengan cara kekerasan maka akan menimbulkan kenakalan pada remaja. Rasa aman merupakan sumber ketenangan mental dalam perkembangan selanjutnya.
3. Kebutuhan sosial, adalah kebutuhan yang berhubungan dengan orang lain atau ditimbulkan oleh orang lain/hal-hal diluar diri. Menurut Thomas (Willis, 1981:39) kebutuhan manusia ada empat:
a. Kebutuhan untuk dikenal
b. Kebutuhan untuk mendapat respon dari orang lain c.
Kebutuhan untuk memiliki d.
Kebutuhan untuk memperoleh pengalaman yang baru e. Kebutuhan (motif) untuk dibutuhkan f. Kebiasaan (habit) g.
Kebutuhan untuk berkelompok h. Kebutuhan unuk memperoleh penghargaan Kebutuhan sosial di atas dibutuhkan oleh masing-masing remaja.
Kebutuhan-kebutuhan yang menonjol pada remaja (Willis, 1981:39): 1.
Kebutuhan untuk dikenal.
Kebutuhan ini tampak adanya kecenderungan remaja untuk menarik perhatian orang-orang yang ada disekitarnya seperti, mengenakan pakaian yang sedang tren, berkendara dengan kencang, membentuk suatu kelompok, dll. Agar tidak terjadi penyelewengan atau hal-hal negatif, maka remaja harus di dukung untuk menyalurkan bakatnya dengan baik sesuai dengan minatnya. Kebutuhan untuk dikenal ini berhubungan dengan kebutuhan untuk mendapatkan respon dari orang lain dan mendapat penghargaan atau harga diri.
2. Kebutuhan berkelompok
Pada kenyataannya, remaja lebih membutuhkan kelompok daripada individu. Maka dari itu banyak dijumpai bahwa remaja suka berkelompok dengan teman sejenis maupun lawan jenis. Hal ini disebabkan karena adanya motif untuk berkelompok dan adanya dorongan seksual yang sedang berkembang pada masa remaja.
3. Kebiasaan (habit)
Adalah dorongan untuk melakukan sesuatu pekerjaan karena pengaruh lingkungan. Kebiasaan remaja awal mula dari coba-coba dan meniru dari orang tua. Kebiasaan dibagi menjadi dua, yaitu kebiasaan positif seperti kebiasaan sembahyang, bangun pagi, belajar, berpakaian atau berpenampilan rapi. Kebiasaan negatif seperti, merokok, bicara kotor, malas, melanggar aturan, dll. Dalam hal ini remaja membutuhkan adanya penyadaran akan kebiasaan yang selama ini mereka lakukan.
Kebutuhan remaja adalah kekosongan atau hal yang dirasa kurang oleh seorang remaja dalam tugas perkembangannya yang harus dipenuhi oleh remaja untuk menuju kesejahteraannya sehingga remaja tersebut mampu melakukan fungsinya dengan optimal. Dimana dalam memenuhi kebutuhan tersebut menimbulkan suatu reaksi atau tingkah laku. Pemenuhan kebutuhan remaja dalam tugas perkembangan dibutuhkan selama remaja itu mengalami tugas perkembangannya. Tiap remaja memiliki kebutuhan yang berbeda-beda yang harus dipenuhi dalam tugas perkembangannya. Apabila kebutuhan terhadap tugas perkembangannya itu tidak terpenuhi, maka remaja akan memiliki perilaku menyimpang.
Tugas perkembangan remaja dapat diartikan sebagai kebutuhan remaja karena munculnya tugas-tugas perkembangan bersumber pada faktor- faktor: 1) kematangan fisik, misalnya belajar berjalan karena kematangan otot- otot kaki, belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual, 2) tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya belajar membaca, belajar menulis, belajar berhitung, belajar berorganisasi, 3) tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya memilih pekerjaan, memilih teman hidup.
B. Tugas Perkembangan Remaja
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin, adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan (Ali, 2005:9). Menurut Hurlock (1991:206) adolescence dalam perkembangan selanjutnya memiliki arti yang sangat luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Piaget (Ali, 2005:9) mengatakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak merasa sejajar.
Remaja adalah suatu usia dimana individu tumbuh untuk mencapai kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik sehingga ia merasa sama, atau sejajar dengan orang yang lebih tua darinya.
Masa remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun bagi wanita dan umur 13-22 tahun bagi pria. Rentang usia dibagi menjadi 2 bagian, yaitu usia 12/13 tahun – 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun – 21/22 tahun adalah remaja akhir (Mappiare, 1982). Menurut Hurlock (1991:206) hukum di Amerika Serikat saat ini, menganggap individu telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti ketentuan sebelumnya. Salzman dan pikunas (Yusuf, 2010:71) masa remaja ditandai dengan berkembangnya sikap dependen kepada orang tua kearah independen, minat seksualitas, dan kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral.
Remaja sekolah menengah berada pada tingkat perkembangan yang disebut “masa remaja atau pubertas”. Pada masa ini remaja mengalami perubahan psikologis. Masa perubahan ini remaja mengalami berbagai kesulitan dan masalah di dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan.
Individu yang telah memasuki usia remaja memiliki tugas perkembangan. Setiap remaja memiliki tugas perkembangan sejak dari masa bayi melalui periode kanak-kanak, masa pubertas atau masa remaja berkembang ke arah manusia dewasa. Setiap tingkat perkembangan itu, remaja berusaha untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan terhadap tingkat perkembangan yang lebih tinggi.
Remaja dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya mengalami penyesuaian diri terhadap harapan-harapan sosial dan tugas-tugas perkembangannya. Havighurst (Hurlock, 1997:9) mengemukakan bahwa tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi, kalau gagal menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. Tugas perkembangan itu muncul akibat dari kematangan fisik, tuntutan-tuntutan budaya masyarakat, dan nilai-nilai serta aspirasi-aspirasi individual. Willis (1981: 8) mengemukakan bahwa kegagalan dalam menyelesaikan tugas perkembangan di masa remaja merupakan penyebab utama timbulnya kelainan-kelainan tingkah laku, seperti salah suai, kenakalan remaja, dan bahkan kejahatan.
Jadi tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada suatu periode tertentu dari kehidupan individu akibat dari kematangan fisik, tuntutan-tuntutan budaya dari masyarakat, dan nilai-nilai serta aspirasi-aspirasi individual yang jika berhasil akan menimbulkan perasaan bahagia dan berhasil melaksanakan tugas-tugas berikutnya, dan apabila gagal maka akan menimbulkan kelainan-kelainan timgkah laku seperti salah suai, kenakalan remaja, dan kejahatan.
Tugas perkembangan setiap fase kehidupan manusia berbeda. Pada fase perkembangan remaja, individu memiliki tugas perkembangan yang khas.
Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Havighurst (Ali, 2005:165) dirumuskan sebagai berikut:
1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
Di usianya, remaja senang memperluas pergaulannya dengan menjalin pertemanan baik dengan teman yang sejenis maupun dengan lawan jenis. Remaja juga suka membentuk kelompok bermain, kelompok organisasi, kelompok belajar. Di dalam kelompok organisasi, remaja belajar bertingkah laku sebagai orang dewasa, namun dalam kelompok bermain (geng) remaja cenderung membuat aturan yang bisa dikatakan sebagai ciri khas kelompok tersebut misal, cara berpakaian, gaya rambut, dll. Dalam hal ini remaja melakukan penyesuaian diri untuk masuk dalam kelompok maupun masuk di lingkungan yang baru dengan teman-teman yang baru pula.
Menurut Yusuf (2010:75) Kebudayaan dapat menentukan pola hubungan sosial remaja. Pergaulan remaja di Negara yang maju, relatif berbeda dengan remaja di Negara berkembang. Begitu juga dengan pola pergaulan remaja yang tinggal di perkotaan dengan yang tinggal di pedesaan.
Remaja yang berhasil menyelesaikan tugas perkembangan ini mengantarkannya ke dalam suatu kondisi penyesuaian sosial yang baik dalam keseluruhan hidupnya. Namun bila gagal, remaja akan mengalami ketidakbahagiaan atau kesulitan dalam hidupnya di masa dewasa, seperti kurang mampu bergaul dengan orang lain, kekanak- kanakan.
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
Remaja pada usianya telah mengetahui akan perubahan pada dirinya baik fisik maupun psikis. Di mana masing-masing memiliki peran sebagai pria atau wanita yang membedakan adalah peranan sosial. Dalam hal ini remaja mengalami penyesuaian diri terhadap lingkungannya dan teman. Di mana remaja laki-laki berperan sebagai laki-laki dan remaja wanita berperan sebagai wanita. Peran sosial pria dan wanita telah diajarkan sejak kecil oleh orang tua.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
Remaja adalah masa dimana seseorang harus belajar memahami fisiknya (panjang-pendeknya, kurus-gemuknya, dan kuat-lemahnya).
Remaja wania lebih cepat pertumbuhan fisiknya daripada remaja pria (Yusuf, 2010:78). Remaja menyadari akan adanya perubahan pada fisiknya dan mempergunakannya, menjaganya serta menerima apa adanya. Perubahan-perubahan ini ditandai dengan perkembangan biologis. Dengan begitu remaja secara otomatis mengalami perubahan sikap dan minat dalam dirinya. Maka dari itu remaja perlu dibimbing untuk diberikan pemahaman akan perubahan dirinya agar remaja mampu menerima perubahan dirinya. Contoh: mampu mengarahkan diri dalam memelihara kesehatan secara rutin, memiliki ketrampilan olahraga, merasa senang untuk menerima dan memanfaatkan fisknya, memiliki pengetahuan reproduksi, menerima penampilannya secara feminim.
4. Mencapai kebebasan emosional dari oang tua dan orang dewasa lainnya Dalam hal ini remaja ingin merdeka atau dengan kata lain remaja ingin mandiri, tanpa tergantung pada orang tua atau orang dewasa.
Kebebasan tersebut terlihat dari sikap atau tingkah laku remaja. Namun ada juga remaja yang memberontak karena adanya kekangan dari orang tua. Pemberontakan itu dapat disebabkan oleh aturan yang sangat mengekang sehingga remaja sulit untuk mengekspresikan dirinya dengan bebas sesuai dengan keinginannya. Kebebasan remaja biasanya diekspresikan dengan adanya kebebasan untuk memilih teman, mengungkapkan perasaannya, berani bicara di muka umum, mengungkapkan pendapatnya dan mempertahankan pendapatnya sendiri, menerima konsekuensi dari kesalahannya tanpa mengeluh.
5. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan.
Pada remaja sekolah menengah selalu dipersiapkan oleh orang tua untuk memahami dan menentukan pilhan masa depannya. Hal ini dapat dilihat dari minat remaja terhadap suatu kegiatan yang disenanginya atau bidang jurusan yang sedang diambilnya. Untuk itu remaja perlu dibimbing dan diberi informasi lebih dari para orang tua tentang lapangan pekerjaan. Hurlock (Yusuf, 2010:83) mengemukakan bahwa anak sekolah menengah atas mulai memikirkan masa depan mereka secara sungguh-sungguh.
6. Mencapai jaminan kebebasan ekonomi.
Dalam kehidupan di asrama, remaja pada dasarnya dilatih untuk mengatur keuangannya sendiri selama satu bulan. Yang tidak lepas dari pengawasan orang tua atau pembimbing. Pengawasan tersebut dapat dengan adanya laporan keuangan setiap minggunya untuk dapat dicek akan pemasukan dan pengeluarann keuangan anak.
7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.