7.1 Pengembangan Permukiman 7.1.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, Dan Tantangan Pengembangan Permukiman A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman Isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah: Me
7.1
Pengembangan Permukiman
7.1.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, Dan Tantangan
Pengembangan Permukiman
A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat
ini adalah:
Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim.
Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah
tangga kumuh perkotaan.
Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden
yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.
Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi
Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.
Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.
Meningkatnya
urbanisasi
yang
berimplikasi
terhadap
proporsi
penduduk
perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan
bertambahnya kawasan kumuh.
Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.
Perlunya
kerjasama
lintas
sektor
untuk
mendukung
sinergitas
dalam
pengembangan kawasan permukiman.
Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan
permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan
kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan
permukiman.
Penjabaran isu-isu strategis ini difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti
kawasan kumuh di perkotaan, dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Isuisu strategis pengembangan permukiman di Kota Bogor meliputi :
Tingginya kebutuhan akan perumahan sedangkan lahan yang tersedia terbatas
yaitu hanya 52 % dari luas Kota Bogor
Pengembangan perumahan di Kota Bogor tidak dapat hanya berupa hunian
horizontal namun harus dimulai dengan pengembangan hunian vertikal yang
menjangkau semua lapisan masyarakat
Menurunnya kualitas lingkungan perumahan dan permukiman
Muculnya permukiman kumuh perkotaan
Belum optimalnya sistem pembiayaan dan pasar perumahan
Pengembangan
permukiman
yang
tidak
terkendali
pada
kawasan
lindung
(sempadan sungai) dan kawasan rawan bencana
Belum terintegrasinya pengembangan kawasan perumahan dan permukiman
dengan
pembangunan
prasarana,
sarana,
dan
utilitas
perumahan
dan
permukiman
Ketidakseimbangan antara penyediaan infrastruktur dan utilitas kota dengan
dinamika aktivitas kota sehingga tingkat pelayanan menjadi tidak optimal
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
1. Perumahan
Permukiman di kota Bogor berdasarkan cara membangunnya dapat diklasifikasikan
menjadi perumahan terstruktur dan permukimkan swadaya. Permukiman terstruktur
adalah perumahan yang dibangun oleh pemerintah/ swasta/ developer/ kelompok
masyarakat secara bersama dan membentuk kelompok beberapa unit rumah.
Biasanya perumahan terstruktur ini secara luasan kavling, tipe rumah atau bentuk
rumah
sama.
Perumahan
terstruktur
ini
biasanya
dilengkapi
dengan
fasilitas
pelayanan untuk kepentingan penduduk kompleks perumahan tersebut.
Sedangkan
permukiman
swadaya
adalah
kawasan
permukiman
dimana
pembangunan rumah dilakukan secara individual. Pada kawasan ini luasan, tipe dan
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
model rumah tidak ada aturannya, masyarakat membangun dan merancang sendiri
rumah sesuai dengan keinginan mereka. Pada kawasan ini sarana dan prasarana
permukiman dibangun oleh pemerintah.
Perkembangan penduduk Kota Bogor sebagai salah satu kota di Metropolitan
Jabodetabek, akan terus meningkat dengan pesat. Dengan jumlah penduduk pada
tahun 2031 yang mencapai kurang lebih 1,8njuta jiwa maka kebutuhan lahan untuk
perumahan akan meningkat pula. Sedangkan luas wilayah Kota Bogor hingga 20
tahun mendatang tidak akan berubah yaitu seluas 11.850 Ha. Hal ini perlu
pengaturan yang baik karena alokasi ruang untuk Kota Bogor tidak hanya terbatas
pada pengembangan permukiman saja namun juga harus dapat menampung
kegiatan lain sebagai tempat usaha, ruang untuk konservasi dan RTH serta ruang
untuk infrastruktur jalan dan utilitas lainnya.
Luas perumahan di Kota Bogor pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Tabel 7.1 Luas Perumahan Kota Bogor Per Kelurahan
KECAMATAN
KELURAHAN
Kec. Bogor barat
Kel. Balumbangjaya
Kec. Bogor barat
Kel. Bubulak
Kec. Bogor barat
Kel. Cilendek barat
Kec. Bogor barat
Kel. Cilendek timur
Kec. Bogor barat
Kel. Curug
Kec. Bogor barat
Kel. Curugmekar
Kec. Bogor barat
Kel. Gunungbatu
Kec. Bogor barat
Kel. Loji
Kec. Bogor barat
Kel. Margajaya
Kec. Bogor barat
Kel. Menteng
Kec. Bogor barat
Kel. Pasirjaya
Kec. Bogor barat
Kel. Pasirkuda
Kec. Bogor barat
Kel. Pasirmulya
Kec. Bogor barat
Kel. Semplak
Kec. Bogor barat
Kel. Sindangbarang
Kec. Bogor barat
Kel. Situgede
Total kecamatan bogor barat
Kec. Bogor selatan Kel. Batutulis
Kec. Bogor selatan Kel. Bojongkerta
Kec. Bogor selatan Kel. Bondongan
Kec. Bogor selatan Kel. Cikaret
Kec. Bogor selatan Kel. Cipaku
Perumahan Swadaya
Luas
%
35,47
26,42%
34,68
21,34%
45,33
35,97%
34,35
28,06%
22,51
18,73%
27,92
18,66%
58,86
50,90%
51,70
39,18%
27,75
28,13%
61,95
27,35%
54,74
39,74%
46,17
35,94%
29,78
34,15%
49,57
34,61%
57,07
32,75%
43,39
15,25%
681,25
29,07%
46,42
63,68%
39,46
16,03%
49,31
81,90%
62,72
32,40%
34,79
22,16%
Perumahan terstruktur
Luas
%
1,16
0,86%
5,96
3,67%
17,78
14,11%
27,02
22,07%
16,95
14,10%
59,98
40,08%
7,23
6,25%
10,79
8,18%
0,46
0,47%
33,94
14,98%
10,48
7,61%
4,39
3,42%
12,71
14,58%
0,01
0,01%
1,90
1,09%
2,54
0,89%
213,30
9,10%
1,73
2,37%
0,88
0,36%
3,54
5,88%
4,55
2,35%
10,73
6,83%
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 3
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
KECAMATAN
KELURAHAN
Kec. Bogor selatan Kel. Empang
Kec. Bogor selatan Kel. Genteng
Kec. Bogor selatan Kel. Harjasari
Kec. Bogor selatan Kel. Kertamaya
Kec. Bogor selatan Kel. Lawanggintung
Kec. Bogor selatan Kel. Muarasari
Kec. Bogor selatan Kel. Mulyaharja
Kec. Bogor selatan Kel. Pakuan
Kec. Bogor selatan Kel. Pamoyanan
Kec. Bogor selatan Kel. Rancamaya
Kec. Bogor selatan Kel. Ranggamekar
Total kecamatan bogor selatan
Kec. Bogor tengah
Kel. Babakan
Kec. Bogor tengah
Kel. Babakanpasar
Kec. Bogor tengah
Kel. Cibogor
Kec. Bogor tengah
Kel. Ciwaringin
Kec. Bogor tengah
Kel. Gudang
Kec. Bogor tengah
Kel. Kebon kalapa
Kec. Bogor tengah
Kel. Pabaton
Kec. Bogor tengah
Kel. Paledang
Kec. Bogor tengah
Kel. Panaragan
Kec. Bogor tengah
Kel. Sempur
Kec. Bogor tengah
Kel. Tegalega
Total kecamatan bogor tengah
Kec. Bogor timur
Kel. Baranangsiang
Kec. Bogor timur
Kel. Katulampa
Kec. Bogor timur
Kel. Sindangrasa
Kec. Bogor timur
Kel. Sindangsari
Kec. Bogor timur
Kel. Sukasari
Kec. Bogor timur
Kel. Tajur
Total kecamatan bogor timur
Kec. Bogor utara
Kel. Bantarjati
Kec. Bogor utara
Kel. Cibuluh
Kec. Bogor utara
Kel. Ciluar
Kec. Bogor utara
Kel. Cimahpar
Kec. Bogor utara
Kel. Ciparigi
Kec. Bogor utara
Kel. Kedunghalang
Kec. Bogor utara
Kel. Tanahbaru
Kec. Bogor utara
Kel. Tegalgundil
Total kecamatan bogor utara
Kec. Tanah sareal
Kel. Cibadak
Perumahan Swadaya
Luas
%
62,38
73,03%
18,75
9,42%
44,91
32,30%
22,82
5,51%
21,20
27,51%
31,51
19,26%
64,36
12,18%
24,01
22,01%
56,61
12,21%
23,07
10,14%
46,32
27,92%
648,61
19,64%
76,67
66,04%
18,79
59,83%
23,20
49,58%
50,68
61,24%
20,82
68,95%
36,82
74,72%
33,82
54,00%
44,00
25,95%
24,86
73,09%
29,71
65,07%
45,58
40,42%
404,94
51,84%
78,18
27,85%
52,09
11,94%
37,14
32,40%
44,32
38,63%
44,20
69,26%
28,31
62,84%
284,24
26,94%
68,94
37,46%
64,46
32,64%
33,37
13,74%
35,65
11,05%
71,65
32,80%
59,33
33,32%
71,73
19,37%
48,44
27,16%
453,56
23,97%
78,08
27,67%
Perumahan terstruktur
Luas
%
0,00
0,00%
14,41
3,24
3,48%
4,20%
31,39
27,27
1,09
14,48
10,29
123,59
4,71
5,94%
25,00%
0,23%
6,36%
6,20%
3,74%
4,06%
36,76
41,47
92,85
62,58
5,09
1,28
32,60%
5,31%
33,08%
14,35%
4,44%
1,11%
161,80
44,23
5,88
22,97
17,86
42,15
28,33
19,45
65,21
246,07
33,64
15,34%
24,03%
2,98%
9,46%
5,54%
19,30%
15,91%
5,25%
36,57%
13,01%
11,92%
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
KECAMATAN
KELURAHAN
Kec. Tanah sareal
Kec. Tanah sareal
Kec. Tanah sareal
Kec. Tanah sareal
Kel. Kayumanis
Kel. Kebonpedes
Kel. Kedungbadak
Kel. Kedungjaya
Kel.
Kec. Tanah sareal
Kedungwaringin
Kec. Tanah sareal
Kel. Kencana
Kec. Tanah sareal
Kel. Mekarwangi
Kec. Tanah sareal
Kel. Sukadamai
Kec. Tanah sareal
Kel. Sukaresmi
Kec. Tanah sareal
Kel. Tanahsereal
Total kecamatan tanah sareal
Total kota bogor
Perumahan Swadaya
Luas
%
57,63
20,38%
89,80
66,05%
73,23
31,36%
38,97
40,41%
Perumahan terstruktur
Luas
%
10,20
3,61%
0,00%
37,74
16,16%
18,88
19,58%
48,50
31,40%
41,28
26,73%
47,72
56,54
30,93
52,39
69,98
643,76
3.116,35
15,04%
15,66%
24,71%
24,43%
59,57%
27,74%
26,65%
20,21
77,01
14,30
0,01
5,55
258,82
1.045,04
6,37%
21,33%
11,42%
0,01%
4,72%
11,15%
8,94%
Sumber: SPPIP Kota Bogor Tahun 2011
Tabel 7.2 Luas Perumahan Kota Bogor 2010
Perumahan
No
KECAMATAN
Perumahan
Swadaya
Luas (ha)
%
Perumahan
terstruktur
Luas (ha)
%
Total Perumahan
Luas (ha)
%
Luas
Non Perumahan Wilaya
h
Luas (ha)
%
1
Kecamatan Bogor
Tengah
404,94 49,81%
41,47
5,10%
446,41 54,91%
366,60 45,09%
813
2
Kecamatan Bogor Barat
681,25 20,74%
213,30
6,49%
894,55 27,23%
2.390,45 72,77%
3.285
3
Kecamatan Tanah
Sareal
643,76 34,17%
258,82 13,74%
902,57 47,91%
981,43 52,09%
1.884
4
Kecamatan Bogor Utara 453,56 25,60%
246,07 13,89%
699,63 39,48%
1.072,37 60,52%
1.772
5
Kecamatan Bogor Timur 284,24 28,00%
161,80 15,94%
446,03 43,94%
568,97 56,06%
1.015
6
Kecamatan Bogor
Selatan
123,59
772,19 25,06%
2.308,81 74,94%
3.081
Total Kota Bogor
648,61 21,05%
3.116,35 26,30% 1.045,04
4,01%
8,82%
6.161,39
35,12%
7.688,61
64,88%
11.850
Sumber : Naskah Akademis RTRW Kota Bogor 2011-2031 dalam SPPIP Kota
Bogor 2011
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 5
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Luasan (Hektar)
PERBANDINGAN LUAS WILAYAH KECAMATAN DENGAN LUAS
PERUMAHAN EKSISTING
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
Luas Wilayah
Bogor
Tengah
813
Bogor
Barat
3,285
Tanah
Sareal
1,884
Bogor
Utara
1,772
Bogor
Timur
1,015
Bogor
Selatan
3,081
Perumahan
446.41
894.55
902.57
699.63
446.03
772.19
Gambar 7.1 Grafik Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan Dengan Luas
Perumahan Eksisting
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa luas perumahan saat ini yang
paling luas berada pada Kecamatan Bogor Tengah dengan jumlah 54,91% dari luas
kecamatan,
sedangkan
luas
perumahan
paling
kecil
saat
ini
berada
pada
Kecamatan Bogor Selatan dengan jumlah 25,06% dari luas kecamatan. Total luas
perumahan untuk Kota Bogor saat ini sejumlah 35,12% dari luas kota keseluruhan.
a.
Kecamatan Bogor Tengah, dengan luas wilayah 813 Hektar, hampir 54,91
persen dari luas wilayah Kecamatan merupakan perumahan yaitu seluas 446,41
Hektar.
b.
Kecamatan Bogor Barat, dengan luas wilayah terbesar di Kota Bogor (3285
Hektar), penggunaan lahan untuk perumahan sekitar 27,23% luas wilayah
Kecamatan atau sekitar 894,55 Hektar.
c.
Kecamatan Tanah Sareal, dengan luas wilayah 1884 hektar, penggunaan lahan
perumahan sekitar 47,91 % dari luas wilayah Kecamatan atau seluas 902,57
Hektar.
d.
Kecamatan Bogor Utara, dengan luas wilayah 1772 Hektar, untuk penggunaan
lahan perumahan sekutar 39,48% atau seluas 699,63 Hektar.
e.
Kecamatan Bogor Timur, dengan luas wilayah 1015 Hektar, meliputi 43,94%
berupa perumahan atau seluas 446,03 hektar.
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 6
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
f.
Kecamatan
Bogor
Selatan,
dengan
luas
wilayah
terbesar
kedua,
setelah
Kecamatan Bogor Barat, penggunaan lahan perumahan sekitar 25,6% atau
seluas 772,19 Hektar.
LUASAN PERUMAHAN DAN NON PERUMAHAN
2500.00
2000.00
Luas (Ha)
1500.00
1000.00
500.00
0.00
Perumahan
Bogor
Tengah
446.41
Bogor
Barat
894.55
Tanah
Sareal
902.57
Bogor
Utara
699.63
Bogor
Timur
446.03
Bogor
Selatan
772.19
non Perumahan
366.60
2390.45
981.43
1072.37
568.97
2308.81
Gambar 7.2 Grafik Luasan Perumahan dan Non Perumahan
Dalam grafik dan tabel diatas terlihat perbandingan luasan penggunaan lahan
perumahan dan non perumahan untuk setiap Kecamatan:
a.
Kecamatan Bogor Tengah, perbandingan peruntukan perumahan dan non
perumahan adalah 55 % : 45%, sehingga dapat diketahui bahwa untuk
Kecamatan Bogor Tengah dominan peruntukan perumahan.
b.
Kecamatan Bogor Barat, dominasi peruntukan lahannya adalah non perumahan
(72,77%
atau
2390,45
Hektar),
Hal
ini
dapat
dilihat
bahwa
di
Wilayah
Kecamatan Bogor Barat masih banyak terdapat lahan terbuka dan areal
persawahan.
c.
Kecamatan Tanah Sareal, Perbandingan penggunaan lahan perumahan dan
non perumahan adalah 47,91% berbanding 52,09%, hampir berimbang luasan
untuk peruntukan lahan di Kota Bogor.
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 7
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
d.
Kecamatan
Bogor
Utara,
perumahan
dengan
60,52%
dominasi
penggunaan
berbanding
39,48%
lahannya
untuk
adalah
penggunaan
non
lahan
perumahan..
e.
Kecamatan Bogor Timur, perbandingan penggunaan lahan antara perumahan
dan non perumahan relatif berimbang yakni 43,94% berbanding 56,06% untuk
penggunaan lahan non perumahan.
f.
Kecamatan Bogor Selatan, kawasan Bogor Selatan dengan topografi yang
relatif tinggi, didominasi penggunaan lahan non perumahan yakni 74,94%
Untuk banyaknya rumah di Kota Bogor, diasumsikan dengan menggunakan data
bangunan yang digunakan
sebagai tempat tinggal berdasarkan hasil sensus
penduduk 2010 pada Bogor Dalam Angka 2010. Berdasarkan data Bogor Dalam
Angka tahun 2010 tersebut bahwa
pada tahun 2010 terdapat 249.911 unit rumah.
Kondisi ini mengalami kenaikan cukup tinggi dibandingkan data hasil BPS tahun
2005 yang mengungkapkan bahwa stok rumah pada tahun 2005 sebesar 126.473
unit (Laporan Akhir RP4D, 2007).
Tabel 7.3 Jumlah Bangunan Kota Bogor Per Kelurahan
Jumlah Bangunan
Kelurahan
Tempat
Tinggal
Bukan
Tempat
Tinggal
Campura
n
Jumlah
010. Bogor Utara
1. Bantarjati
5,895
901
548
7,344
2. Tegal Gundil
6,720
443
589
7,752
3. Tanah Baru
5,526
437
696
6,659
6. Cimahpar
4,340
241
270
4,851
5. Ciluar
3,723
206
323
4,252
6. Cibuluh
5,073
550
393
6,016
7. Kedunghalang
5,110
439
658
6,207
8. Ciparigi
6,441
311
518
7,270
1. Pasirmulya
1,115
128
57
1,300
2. Pasirkuda
3,155
260
345
3,760
3. Pasirjaya
4,623
359
436
5,418
020. Bogor Barat
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 8
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Jumlah Bangunan
Kelurahan
Tempat
Tinggal
Bukan
Tempat
Tinggal
Campura
n
Jumlah
6. Gunungbatu
4,262
452
394
5,108
5. Loji
2,825
228
366
3,419
6. Menteng
3,682
366
342
4,390
7. Cilendek Timur
3,973
113
247
4,333
8. Cilendek Barat
4,166
365
331
4,862
9. Sindangbarang
3,833
495
281
4,609
10. Margajaya
1,423
197
172
1,792
11. Balungbangjaya
2,887
152
217
3,256
12. Situgede
1,938
119
187
2,244
13. Bubulak
3,098
211
277
3,586
16. Semplak
2,353
240
293
2,886
15. Curugmekar
3,336
202
242
3,780
16. Curug
3,057
108
182
3,347
1. Sindangsari
2,368
345
257
2,970
2. Sindangrasa
3,190
113
320
3,623
3. Tajur
1,629
236
136
2,001
6. Katulampa
7,763
317
411
8,491
5. Baranangsiang
6,406
726
558
7,690
6. Sukasari
2,772
584
216
3,572
1. Mulya Harja
4,404
392
464
5,260
2. Pamoyanan
3,081
369
412
3,862
3. Ranggamekar
2,947
226
284
3,457
6. Genteng
1,537
132
134
1,803
5. Kertamaya
1,465
104
74
1,643
6. Rancamaya
1,280
81
63
1,424
7. Bojongkerta
1,774
225
307
2,306
8. Harjasari
3,427
362
410
4,199
9. Muarasari
2,137
259
337
2,733
030. Bogor Timur
040. Bogor Selatan
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 9
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Jumlah Bangunan
Kelurahan
Tempat
Tinggal
Bukan
Tempat
Tinggal
Campura
n
Jumlah
10. Pakuan
1,471
181
206
1,858
11. Cipaku
2,936
234
266
3,436
12. Lawang Gintung
2,023
164
134
2,321
13. Batutulis
2,245
235
257
2,737
16. Bondongan
2,710
202
431
3,343
15. Empang
3,610
367
443
4,420
16. Cikaret
3,860
305
439
4,604
1. Paledang
2,279
1,440
310
4,029
2. Gudang
1,605
520
159
2,284
3. Babakan Pasar
2,130
1,529
270
3,929
6. Tegal Lega
4,368
530
328
5,226
5. Babakan
2,268
591
191
3,050
6. Sempur
1,743
132
218
2,093
7. Pabaton
700
359
75
1,134
8. Cibogor
1,590
2,059
164
3,813
9. Panaragan
1,654
87
98
1,839
10. Kebon Kalapa
2,388
1,293
435
4,116
11. Ciwaringin
1,661
149
171
1,981
1. Kedungwaringin
5,280
268
425
5,973
2. Kedungjaya
2,997
217
317
3,531
3. Kebonpedes
4,789
305
595
5,689
6. Tanahsareal
1,978
153
276
2,407
5. Kedungbadak
6,425
458
658
7,541
6. Sukaresmi
2,601
203
266
3,070
7. Sukadamai
3,380
164
279
3,823
8. Cibadak
7,152
281
501
7,934
9. Kayumanis
3,237
180
301
3,718
10. Mekarwango
5,628
267
460
6,355
050. Bogor Tengah
060. Tanah Sareal
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Jumlah Bangunan
Kelurahan
Tempat
Tinggal
11. Kencana
Kota Bogor
4,574
228,01
6
Bukan
Tempat
Campura
n
Tinggal
Jumlah
214
475
5,263
25,081
21,895
274,992
Sumber: Bogor Dalam Angka 2010, BPS Kota Bogor dalam SPPIP Kota Bogor
2011
Kota Bogor merupakan lokasi ”idaman” investasi perumahan karena mempunyai
keunggulan
lokasi
dibandingkan
wilayah
lainnya
pada
kawasan
Jabodetabek.
Dengan demikian, penyediaan perumahan di Kota Bogor saat ini masih didominasi
oleh pihak swasta dan swadaya masyarakat, sedangkan pemerintah daerah secara
murni sampai saat ini masih belum mampu untuk menyediakan perumahan.
Penyediaan rumah susun sederhana sewa pun merupakan bantuan dari APBN,
sedangkan Pemerintah Kota Bogor hanya menyediakan lahannya saja.
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Gambar 7.3 Profil Permukiman Kota Bogor
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
2. Rumah Tidak Layak Huni
Dari banyaknya bangunan rumah di atas, terdapat rumah-rumah yang kualitasnya
rendah untuk dihuni atau disebut Rumah Tidak Layak Huni (RTHLH). Untuk rumah
tidak layak huni, berdasarkan pendataan tahun 2011 adalah sebanyak 2.528 unit.
Namun
tidak
menutup
kemungkinan
akan
bertambah,
karena
belum
semua
kelurahan melakukan pendataan secara lengkap.
Tabel 7.4 Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2011
No.
1
2
3
Kecamatan
No
Kelurahan
RTLH
Bogor Selatan
503
1
Mulyaharja
27
2
Pamoyanan
46
3
Ranggamekar
65
4
Genteng
5
Kertamaya
29
6
Rancamaya
-
7
Bojongkerta
61
8
Harjasari
-
9
Muarasari
71
10
Pakuan
-
11
Cipaku
37
12
Lawanggintung
13
Batutulis
74
14
Bondongan
65
15
Empang
-
16
Cikaret
28
-
Bogor Timur
-
150
1
Sindangsari
43
2
Sindangrasa
-
3
Tajur
20
4
Katulampa
31
5
Baranangsiang
33
6
Sukasari
23
Bogor Utara
229
1
Bantarjati
27
2
Tegalgundil
28
3
Tanahbaru
29
4
Cimahpar
23
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
No.
4
5
6
Kecamatan
No
Kelurahan
RTLH
5
Ciluar
0
6
Cibuluh
43
7
Kedunghalang
40
8
Ciparigi
39
Bogor Tengah
690
1
Paledang
104
2
Gudang
45
3
Babakan Pasar
55
4
Tegallega
0
5
Babakan
25
6
Sempur
87
7
Pabaton
37
8
Cibogor
156
9
Panaragan
23
10
Kebonkalapa
100
11
Ciwaringin
58
Bogor Barat
581
1
Pasirmulya
23
2
Pasirkuda
35
3
Pasirjaya
27
4
Gunungbatu
32
5
Loji
0
6
Menteng
42
7
Cilendek Timur
27
8
Cilendek Barat
36
9
Sindangbarang
48
10
Margajaya
49
11
Balungbangjaya
31
12
Situgede
31
13
Bubulak
122
14
Semplak
28
15
Curugmekar
0
16
Curug
50
Tanah Sareal
375
1
Kedungwaringin
0
2
Kedungjaya
0
3
Kebonpedes
283
4
Tanahsareal
0
5
Kedungbadak
34
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
No.
Kecamatan
No
Kelurahan
RTLH
6
Sukaresmi
0
7
Sukadamai
20
8
Cibadak
0
9
Kayumanis
38
10
Mekarwangi
0
11
Kencana
0
TOTAL
2.528
Sumber : Hasil Pendataan BKM pada Program BSPS Kemenpera 2011
3. Rumah Susun
Untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan rumah yang liveable dan optimalisasi
pemanfaatan lahan di perkotaan, Pemerintah Kota Bogor telah bekerja sama
dengan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah untuk merealisasikan
rencana pembangunan rusunawa.
Rumah susun sederhana sewa tersebut dikenal dengan sebutan Rusunawa Menteng
karena berlokasi di Kelurahan Menteng yang terletak di bagian wilayah tengah kota
pada kawasan perumahan Bumi Menteng Asri dengan aksesibilitas yang cukup
tinggi terhadap kegiatan kota lainnya serta sesuai dengan peruntukan di dalam
RDTRK Bogor Barat.
Saat ini, Rusunawa yang akan dioperasikan sebanyak 2 blok kembar ( twin blok)
secara bertahap dari 4 blok kembar yang direncanakan pada tanah seluas + 1,6
Ha milik Pemerintah Kota Bogor dengan dana pembangunan yang berasal dari
dana APBN diarahkan khususnya bagi pekerja tingkat bawah di kota Bogor yang
belum memiliki rumah sebagai tempat tinggal. Tahapan pembangunan Rusunawa
Menteng antara lain dibangun sejak tahun 2004 sampai tahun 2008 ini. Adapun
secara jelas tahapan pembangunan terdiri dari :
1) Twin block satu dibangun pada tahun 2004/2005. Status pengelolaan sudah
diserahterimakan kepada Pemerintah Kota dari Pemerintah Pusat. Kapasitas 80
unit hunian dengan luas ruang hunian masing-masing seluas 27 M2 per unit.
2) Twin
block
dua
dibangun
pada
tahun
2005.
Status
pengelolaan
sudah
diserahterimakan kepada Pemerintah Kota dari Pemerintah Pusat.
3) Twin
block
tiga
dibangun
pada
tahun
2007.
Status
pengelolaan
belum
diserahterimakan kepada Pemerintah Kota dari Pemerintah Pusat.
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 15
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
4) Twin block empat dibangun pada tahun 2007/2008. Status pengelolaan belum
diserahterimakan kepada Pemerintah Kota dari Pemerintah Pusat.
Setiap twin block terdiri dari empat lantai hunian dan lantai dasar diperuntukkan
bagi kantor pengelola, balai pertemuan, dan balai pengobatan, mushala, ruang
serba guna, fasilitas penunjang lainnya (area komersil). Fasilitas umum lainnya
seperti Sekolah Dasar, tempat bermain dan lapangan olahraga. Utilitas penunjang
terdiri dari air bersih (PDAM) dan Listrik (PLN) serta jaringan gas.
Biaya tarif sewa rumah susun per unit sangat variatif, hal ini berdasarkan pada
posisi keberadaan lantai. Tarif biaya per unit antara lain :
Lantai satu, biaya sewa sebesar Rp. 250.000./bulan
Lantai dua, biaya sewa sebesar Rp. 225.000./bulan
Lantai tiga, biaya sewa sebesar Rp. 200.000./bulan
Lantai empat, biaya sewa sebesar Rp. 175.000./bulan
Kelompok sasaran penghuni Rusuna adalah masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) yang bekerja disektor formal dengan penghasilan dibawah UMK, diantaranya
tenaga kontrak di lingkungan Pemerintah Kota atau dilingkungan kerja lainnya.
Diprioritaskan untuk yang sudah berkeluarga dengan jumlah anak maksimal dua
anak.
Identifikasi kawasan prioritas permukiman untuk ketiga tipologi permasalahan di atas
dirumuskan berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan, rencana dan studi yang
telah
ada
seperti
kebijakan
pembangunan
kota,
rencana
tata
ruang
kota,
masterplan infrastruktur yang ada, studi permukiman (studi kumuh, RP4D) dan
sebagiannya serta masukan dari hasil diskusi dengan stakeholder Kota Bogor.
Kawasan Padat Kumuh
Permukiman
padat
kumuh
di
Kota
Bogor
secara
lokasi
menyebar
dengan
penyebaran utama di kawasan WP A atau Bogor bagian tengah/pusat kota.
Karakteristik kawasan padat kumuh ini cenderung berada pada wilayah yang dilalui
sungai, sehingga ada yang merupakan kawasan yang berbatasan dengan sempadan
sungai namun ada pula yang berada pada wilayah sempadan sungai. Kondisi
kepadatan kawasan dapat dilihat dari kepadatan dan kerapatan bangunan di
kawasan tersebut, ketidakteraturan arah bangunan, kondisi bangunan, ketidakaturan
dan minimnya aksesibilitas jalan pada kawasan, serta kondisi infrastruktur penunjang
permukiman yang ada. Meskipun dalam penetapan kawasan ini satuan wilayah
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 16
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
yang dipergunakan adalag skala kelurahan, namun yang dimaksud dengan kawasan
permukiman prioritas hanya sebagian dari wilayah kelurahan tersebut, hanya
kawasan permukiman dengan tipe permasalahan padat kumuh saja. Beberapa data
kondisi eksisting kawasan permukiman prioritas pada tipe kawasan padat kumuh
adalah sebagai berikut:
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 17
Tabel 7.4 Data Bangunan dan Penduduk Kawasan Padat Kumuh
Data lokasi kawasan permukiman padat - kumuh
No.
WP / Kelurahan
Luas kawasan
Permukiman
Padat (Ha)
Luas Kawasan
Terbangun
(Ha)
Jumlah
Bangunan di
Kawasan
Permukiman
Padat
Data Kelurahan
Kepadatan
Bangunan/Ha
Koefisien
Wilayah
Terbangun
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
WP A
1
Menteng
12,65
10,450
574
45
82,61%
16.407
Rendah
2
Kebon Kalapa
13,38
9,131
836
62
68,25%
11.147
Sangat Padat
3
Sempur (Lebak kantin)
9,68
7,139
497
51
73,69%
9.107
Padat
4
Panaragan– Paledang
20,51
17,525
1.324
65
85,34%
7.305
Sangat Padat
5
Tegallega (Babakan Fakultas)
15,47
10,532
1.114
72
68,10%
18.667
Padat
6
Babakan Pasar (Pulo Geulis)
7,82
7,398
750
96
94,65%
10.164
Sangat Padat
7
Bondongan
20,31
12,028
1.260
62
59,28%
13.306
Padat
8
Empang
9,69
5,025
642
66
51,91%
17.263
Sangat Padat
9
Batutulis
17,04
9,723
980
58
57,07%
9.072
10
Sukasari
9,98
7,511
807
81
75,26%
11.961
Sangat Padat
11
Gudang
5,66
541
96
97,50%
7.682
Sangat Padat
Padat
WP B
1
Gunungbatu
31,33
16,870
1.417
45
53,75%
18.534
Sedang
2
Pasirjaya
20,14
12,616
1.393
69
62,59%
20.222
Rendah
3
Loji
371
49
83,99%
13.715
Rendah
7,54
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 18
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Data lokasi kawasan permukiman padat - kumuh
No.
WP / Kelurahan
Luas kawasan
Permukiman
Padat (Ha)
Luas Kawasan
Terbangun
(Ha)
Jumlah
Bangunan di
Kawasan
Permukiman
Padat
Data Kelurahan
Kepadatan
Bangunan/Ha
Koefisien
Wilayah
Terbangun
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
WP C
1
Kebon Pedes
2
3
17,72
13,281
1.014
57
74,98%
21.672
Sangat Padat
Kedungjaya
12.083
Padat
Kedungbadak
25.314
Padat
WP D
1
Bantarjati
21,22
12,752
1.171
55
60,12%
26.060
Padat
2
Cibuluh
22,92
22,059
1.092
48
96,26%
15.836
Sedang
3
Ciluar
12,31
9,814
820
67
79,79%
13.103
Rendah
4
Cimahpar
22,64
14,185
1.170
52
62,67%
15.234
Rendah
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 19
Tabel 7.5 Aksesibilitas Kawasan Padat-Kumuh
NO
WP / KELURAHAN
KLASIFIKASI
JALAN
TERDEKAT
1
Menteng
Kolektor
2
Kebon Kalapa
Arteri
3
Sempur - lebak kantin
Arteri
4
Panaragan
Arteri
5
Paledang
Arteri
6
7
Tegallega (Babakan
Fakultas)
Babakan Pasar (Pulo
Geulis)
Arteri
Arteri
8
Bondongan
Arteri
9
Empang
Arteri
10
Batutulis
Kolektor
11
Sukasari
Arteri
12
Gudang
Arteri
AKSESIBILITAS INTERNAL KAWASAN
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Lebar jalan lingkungan 1-1,5 m, dibeberapa lokasi lebar
jalan kurang dari 1m, perkerasan jalan semen
Ketinggian permukaan tidak rata, lebar jalan lingkungan
1 m, dibeberapa lokasi lebar jalan kurang dari 1m,
perkerasan jalan semen, dan sebagian masih tanah
Ketinggian permukaan tidak rata, lebar jalan lingkungan
1 m, dibeberapa lokasi lebar jalan kurang dari 1m,
perkerasan jalan semen, dan sebagian masih tanah
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Lebar jalan lingkungan 1-1,5 m, dibeberapa lokasi lebar
jalan kurang dari 1m, perkerasan jalan semen
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Lebar jalan lingkungan 1-1,5 m, dibeberapa lokasi lebar
jalan kurang dari 1m, perkerasan jalan semen
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
WP B
1
Gunungbatu
Kolektor
2
Pasirjaya
Kolektor
3
Loji
Kolektor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
WP C
1
Kebon Pedes
Kolektor
2
Kedungjaya
Kolektor
3
Kedungbadak
Kolektor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
WP D
1
Bantarjati
Kolektor
2
Cibuluh
Kolektor
3
Ciluar
Kolektor
4
Cimahpar
Kolektor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 20
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Tabel 7.6 Kondisi Infrastruktur Kawasan Padat Kumuh
Eksisting
No
A
1
2
3
4
5
6
7
Kawasan
Padat
Kumuh
Drainase
(sumber:
master plan
drainase
Kota Bogor
2007 dan
Output EHRA
Drainase
2010)
Air Minum
(Sumber:
Perkembanga
n Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni
2009)
Air Limbah
(Sumber :
Master Plan Air
Limbah dan
Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Persampahan
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan
Kota Bogor
Tahun 2008 dan
Output EHRA
Sampah 2010)
Sanitasi
(Sumber :
Strategi Sanitasi
Kota Bogor
Tahun2010)
WP A
Menteng
Kebon
Kelapa
Sempur
(Lebak
Kantin)
Panaragan
Paledang
Tegallega
Babakan
Pasar (Pulo
Geulis)
Cakupan
SPAH (Sistem
Penangkap
Air Hujan)
61,7%
Cakupan
SPAH (Sistem
Penangkap
Air Hujan)
36,8%
Area rawan
banjir dan
memiliki
masalah
drainase
lingkungan
Lokasi
Genangan Kp.
Mantarena
dan
Panaragan
Penyebab
Luapan S.
Cisadane
Daerah
genangan
akibat luapan
sungai
cisadane
Area rawan
banjir dan
memiliki
masalah
drainase
lingkungan
Daerah
Genangan
Sungai
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
87,14%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
85,05%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
87,73%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
35,16%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 89,14 %
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
88,3%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 60,5%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
52,6%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
78,85%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 74,2%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
90,3%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
51,34%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
82,52%
Saluran
pembuangan
limbah domestic
di buang ke
badan sungai.
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 57,1%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
52,4%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
47,79%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
65,93%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 47,4%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
83,64%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
28,9%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
55,11 %
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 69,4%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
69,4%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
56 %
Sarana dan
prasarana dasar
pengelolaan
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
Zona Area
Sanitasi Beresiko
Tinggi dan
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 21
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Eksisting
No
8
9
10
11
12
Kawasan
Padat
Kumuh
Bondongan
Empang
Batu Tulis
Sukasari
Drainase
(sumber:
master plan
drainase
Kota Bogor
2007 dan
Output EHRA
Drainase
2010)
Ciliwung
Area rawan
banjir dan
memiliki
masalah
drainase
lingkungan
Lokasi
Genangan Kp.
Parung
Jambu,
penyebab
luapan Sungai
Cisadane
Cakupan
SPAH (Sistem
Penangkap
Air Hujan)
40,6%
Cakupan
SPAH (Sistem
Penangkap
Air Hujan)
51,6%
Air Minum
(Sumber:
Perkembanga
n Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni
2009)
Juni 2011
95,78%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
87,14%
Cakupan
Pelayanan 38
%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
93,86%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
87,14%
Persampahan
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan
Kota Bogor
Tahun 2008 dan
Output EHRA
Sampah 2010)
limbah domestic
masih kurang
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 21,1%
Derah rawan
pelayanan air
limbah
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 35 %
86,8%
Sanitasi
(Sumber :
Strategi Sanitasi
Kota Bogor
Tahun2010)
kurangnya Akses
Sanitasi
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
80%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
80,55%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 77,6%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
79,3%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
68,54%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 71,9%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
75%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 78,84 %
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
77,4%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
78,29%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
70,04%
Gudang
WP B
B
1
Air Limbah
(Sumber :
Master Plan Air
Limbah dan
Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Gunung
Batu
2
Pasirjaya
3
Loji
Lokasi
Genangan Kp.
Gunung Batu.
Penyebab
Luapan S.
Cisadane
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
46,14%
Cakupan
pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
48%
Cakupan
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
63,8%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
76,84%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
42.6%
Cakupan
Cakupan
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
%
Akses Terhadap
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 77,6%
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 22
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Eksisting
No
Kawasan
Padat
Kumuh
Drainase
(sumber:
master plan
drainase
Kota Bogor
2007 dan
Output EHRA
Drainase
2010)
Air Minum
(Sumber:
Perkembanga
n Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni
2009)
pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
55%
C
1
2
3
Kebon
Pedes
Kedung
Badak
Lokasi
Genangan Kp.
Pacilong
Penyebab
luapan
Sal.Cibalok
Lokasi
genangan Kel.
Kedungbadak
, penyebab
luapan S.
Ciliwung
Kedungjaya
4
Pelayanan Air
Limbah
Pelayanan
Persampahan
41.5%
Sanitasi
(Sumber :
Strategi Sanitasi
Kota Bogor
Tahun2010)
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
71,34%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 79,3%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
84,1%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
68,98%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Kedungbadak
85%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
75%
Cakupan
pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
45%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Sukaresmi
67,7%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
60.6%
-
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
Kedungbadak :
89,55%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
%
WP D
Bantarjati
-
3
Persampahan
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan
Kota Bogor
Tahun 2008 dan
Output EHRA
Sampah 2010)
WP C
D
7
Air Limbah
(Sumber :
Master Plan Air
Limbah dan
Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Cibuluh
Ciluar
Lokasi
Genangan Kp.
Kaumsari
Luapan
S.Ciparigi dan
Cibuluh, Kp.
Pangkalan
penyebab
Luapan
sungai
Ciliwung.
Lokasi
Genangan
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011 =
92%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 88,5 %
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
82,7%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
95,49%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
18,62%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 79,6 %
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
38,8%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki)
88,99%
Cakupan
Pelayanan
Badan air sungai
sebagai badan
Cakupan
Pelayanan
Zona Area
Beresiko Sanitas
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 23
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Eksisting
Kawasan
Padat
Kumuh
No
5
Cimahpar
Drainase
(sumber:
master plan
drainase
Kota Bogor
2007 dan
Output EHRA
Drainase
2010)
Penyebab
luapan
S.Ciluar
Area rawan
banjir dan
memiliki
masalah
drainase
lingkungan
Air Minum
(Sumber:
Perkembanga
n Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni
2009)
sampai dengan
Juni 2011
41,56%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011 19%
Air Limbah
(Sumber :
Master Plan Air
Limbah dan
Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Persampahan
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan
Kota Bogor
Tahun 2008 dan
Output EHRA
Sampah 2010)
penerima
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 53,5%
Persampahan
37,5%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 82,5%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
35%
Sanitasi
(Sumber :
Strategi Sanitasi
Kota Bogor
Tahun2010)
Sangat Tinggi
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
69,34%
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Kawasan Pengembangan Terbatas
Permukiman pada kawasan pengembangan terbatas di Kota Bogor berada pada
sebagian WP B dan WP E.
Pengembangan terbatas ini karena keterbatasan
daya dukung lingkungan serta keberadaan sawah irigasi teknis yang berbaur
dengan kawasan permukiman. Pada beberapa kawasan, ditemukan embrio-embrio
permukiman padat dan tidak teratur yang apabila tidak direncanakan dan ditata
maka akan berpotensi menjadi kawasan kumuh. Pengembangan permukiman
pada kawasan ini harus sangat memperhatikan arahan KDB dalam tata ruang
yaitu KDB rendah sesuai dengan kondisi topografi, daya dukung lingkungan dan
keberadaan sumber mata air.
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 24
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Tabel 7.6 Data Bangunan dan Penduduk Kawasan Pengembangan Terbatas
Data lokasi kawasan permukiman padat - kumuh
No
.
WP / Kelurahan
Luas
kawasan
Permukiman
Padat (Ha)
Luas
Kawasan
Terbangun
(Ha)
Jumlah
Banguna
n di
Kawasan
Permuki
man
Padat
Data Kelurahan
Kepadatan
Bangunan
/Ha
Koefisien
Wilayah
Terbangun
Jumlah
Pendudu
k
Kepadatan
Penduduk
WP B
1
Balumbang jaya
101.71
20.24
81.47
812
6.94
10441
Rendah
2
Situgede
215.88
43.36
172.52
1555
13.77
8741
Rendah
WP E
3
Sindangrasasindangsari
4
Muarasari
5
13036
Padat
136.88
47.10
89.78
1952
17.50
7280
Sedang
45.98
23.57
22.41
862
5.84
10003
Rendah
harjasari
107.83
30.09
77.74
847
6.61
14969
Sedang
6
Genteng
103.13
8.10
95.04
269
1.96
7526
Rendah
7
Kertamaya
79.27
21.24
58.03
676
6.56
5115
Rendah
8
pamoyanan
46.98
9.51
37.47
467
3.12
12693
Rendah
Tabel 7.7 Aksesibilitas Kawasan Pengembangan Terbatas
WP / KELURAHAN
KLASIFIKASI JALAN
TERDEKAT
AKSESIBILITAS INTERNAL KAWASAN
WP B
1
Balumbangjaya
Kolektor Sekunder
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik
2
Situgede
Kolektor sekunder
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik
WP E
3
Sindangrasa
Arteri
Jalan local dengan lebar < 5m , kondisi baik, orientasi
aksesibilitas jalan belum baik
4
Sindangsari
Arteri
Jalan local dengan lebar < 5 m , kondisi baik, orientasi
aksesibilitas jalan belum baik
5
Muarasari
Arteri
Jalan local dengan lebar < 5 m , kondisi baik, orientasi
aksesibilitas jalan belum baik
6
Harjasari
Arteri
Jalan local dengan lebar < 5 m , kondisi baik, orientasi
aksesibilitas jalan belum baik
7
Genteng
Kolektor
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik
8
Kertamaya
Kolektor
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik
9
Pamoyanan
Kolektor
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 25
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Tabel 7.8 Kondisi Infrastruktur Kawasan Pengembangan
Terbatas
Eksisting
Drainase
No
Lokasi Calon
Kawasan
Prioritas
(sumber:
master plan
drainase Kota
Bogor 2007
dan Output
EHRA Drainase
2010)
Air Minum
(Sumber:
Perkembangan
Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni 2009)
2
Balumbang
Jaya
2
3
4
5
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan Kota
Bogor Tahun 2008
dan Output EHRA
Sampah 2010)
(Sumber : Strategi
Sanitasi Kota Bogor
Tahun2010)
Sanitasi
Situgede
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011 =
0,24%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 88,9%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
27,8%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = 66,47%
Daerah
genangan yang
berasal dari
saluran cibenda
dan cibanten
Daerah tidak
terlayani PDAM
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 79,3%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
13,8%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = 60,46%
WP E
Sindangrasa
Sindangsari
Muarasari
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011 = 42%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011 = 21%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Cakupan Pelayanan
Persampahan
48.3%
Zona area beresiko
sanitasi tinggi
Cakupan Pelayanan
Persampahan
27.3%
Zona area beresiko
sanitasi tinggi
-
Cakupan
Pelayanan
sampai 4dengan
Juni 2011 =
30,24%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 44,4%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
25,9%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = 43,32%
-
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011 =
8,70%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 56,8 %
Cakupan Pelayanan
Persampahan 9,1%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = 61,87%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 74,2%
Cakupan Pelayanan
Persampahan 0%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = 51,40%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 87,5 %
Cakupan Pelayanan
Persampahan 0%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
Harjasari
Genteng
Daerah
genangan
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
35,66%
6
(Sumber : Master
Plan Air Limbah
dan Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Cakupan SPAH
(Sistem
Penangkap Air
Hujan) 50%
E
1
Persampahan
WP B
B
1
Air Limbah
Kertamaya
-
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 26
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Eksisting
Drainase
Lokasi Calon
Kawasan
Prioritas
No
(sumber:
master plan
drainase Kota
Bogor 2007
dan Output
EHRA Drainase
2010)
Air Minum
(Sumber:
Perkembangan
Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni 2009)
Air Limbah
Persampahan
(Sumber : Master
Plan Air Limbah
dan Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan Kota
Bogor Tahun 2008
dan Output EHRA
Sampah 2010)
Juni 2011
Sanitasi
(Sumber : Strategi
Sanitasi Kota Bogor
Tahun2010)
memiliki) = 52,20%
13,40%
7
Pamoyanan
Daerah
genangan dari
saluran
ciranjang
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 71,4%
Cakupan Pelayanan
Persampahan 9,5%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = 55,67%
37,35%
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Kawasan Pengembangan Permukiman Baru
Pengembangan permukiman baru dapat dilakukan pada semua WP yang ada di
Kota Bogor. Namun dalam penentuan kawasan prioritas permukiman, arahan
pengembangan permukiman baru lebih ditekankan kepada kawasan permukiman
baru sesuai arahan RTRW yaitu pada WP C dan WP D. Perkemnbangan
permukiman baru pada kedua WP ini sejak 5 tahun terakhir telah mulai
berkembang, namun masing-masing perumahan terstruktur yang ada maupun
permukiman
swadaya
berkembang
sendiri-sendiri.
Infrastruktur
jalan
sebagai
penghubung di dalam kawasan dan keluar akwasan belum terintegrasi dengan
baik. Demikian pula dengan infrastruktur perkotaan seperti drainase, air limbah
dan persampahan.
Sejalan dengan arahan tata ruang untuk pengembangkan permukiman lebih berat
kepada WP C dan WP D maka beberapa kawasan dipandang perlu dijadikan
kawasan permukiman prioritas agar perencanaan dan penataannya menjadi lebih
baik.
Kawasan
permukiman
prioritas
pada
tipe
pengembangan
baru
tidak
merupakan suatu wilayah administrasi kelurahan secara utuh namun merupakan
kesatuan permukiman dan lahan kosong diantara permukiman (calon kawasan
permukiman)
yang
dapat
mencakup
lebih
dari
satu
wilayah
administrasi
keluarahan.
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 27
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Tabel 7.10 Data Bangunan Kawasan Pengembangan Permukiman Baru
Data lokasi kawasan permukiman padat - kumuh
No.
WP / Kelurahan
Luas
kawasan
Permukiman
Padat (Ha)
Luas
Kawasan
Terbangun
(Ha)
Jumlah
Bangunan di
Kawasan
Permukiman
Padat
Kepadatan
Bangunan/Ha
Koefisien
Wilayah
Terbangun
WP C
1
Kayumanis-Mekarwangi
307.784
76.254
233.530
1013
9.534
2
Kedungbadak-Sukaresmi
273.742
95.198
178.544
3022
32.893
3
Cibadak
189.317
97.240
92.077
3119
30.483
4
Sukadamai-Kedungjaya
156.180
71.068
83.112
1887
20.363
WP D
5
Ciparigi-Kedunghalang
199.156
108.374
90.782
3956
38.495
6
Ciluar-Tanah Baru-Cimahpar
290.548
103.493
187.055
4707
51.839
205.562
81.259
126.303
1512
13.728
WP E
7
Katulampa
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Tabel 7.11 Aksesibilitas Kawasan Pengembangan Permukiman baru
NO.
WP / KELURAHAN
KLASIFIKASI
JALAN TERDEKAT
AKSESIBILITAS INTERNAL KAWASAN
WP C
1
Kayumanis –Mekarwangi
Kolektor
2
Kedungbadak – Sukaresmi
Kolektor
3
Cibadak
Kolektor
4
Sukadamai-Kedungjaya
Kolektor
Akses saat ini tidak akan memadai sebagai jalan
kolektor
Akses saat ini tidak akan memadai sebagai jalan
kolektor
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik, orientasi
aksesibilitas jalan belum baik
Akses saat ini tidak akan memadai sebagai jalan
kolektor
WP D
5
Ciparigi-Kedunghalang
Kolektor
6
Ciluar- Tanah baru – Cimahpar
Kolektor
Akses saat ini tidak akan memadai sebagai jalan
kolektor
Akses saat ini tidak akan memadai sebagai jalan
kolektor
WP E
7
Katulampa
Kolektor
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik, orientasi
aksesibilitas jalan belum baik
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 28
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Tabel 7.12 Kondisi Infrastruktur Kawasan Pengembangan Permukiman Baru
Eksisting
No
Lokasi Calon
Kawasan
Prioritas
Drainase
(sumber:
master plan
drainase
Kota Bogor
2007 dan
Output EHRA
Drainase
2010)
Air Minum
(Sumber:
Perkembangan
Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni 2009)
C
1
2
3
4
5
6
Air Limbah
(Sumber : Master
Plan Air Limbah
dan Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Persampahan
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan Kota
Bogor Tahun 2008
dan Output EHRA
Sampah 2010)
Sanitasi
(Sumber : Strategi
Sanitasi Kota Bogor
Tahun2010)
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Kayumanis 21,4%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Kayumanis: 83,57%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Mekarwangi 17,6%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Mekarwangi :
87,58%
WP C
Kayu Manis
Mekarwangi
Kedung Badak
Sukaresmi
Cibadak
Sukadamai
Lokasi
Genangan
Kelurahan
Kayumanis
penyebab
saluran
Cikeumeuh
dan Saluran
Cimanggu
Lokasi
Genangan
Kelurahan
Mekarwangi
Kp. Asem
Penyebab
Saluran
Cigede
Wetan
Lokasi
genangan
Kel.
Kedungbadak
, penyebab
luapan S.
Ciliwung
Lokasi
Genangan
Kelurahan
Sukaresmi,
penyebab
saluran Kali
Duren dan
Saluran
Tersier
Cidepit 4 dan
Cidepit 5 dan
air lapangan
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
43,96%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Kayumanis 92,2%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
56,16%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Mekarwangi
88,2%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
68,98%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Kedungbadak 85%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Kedungbadak 75%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Kedungbadak :
89,55%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
33,04%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Sukaresmi 67,7%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Sukaresmi 29%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Sukaresmi : 90,96%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Cibadak
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Cibadak 37.7%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Sukadamai
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Sukadamai 28.9%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
44%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
100%
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 29
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Eksisting
No
7
Lokasi Calon
Kawasan
Prioritas
Drainase
(sumber:
master plan
drainase
Kota Bogor
2007 dan
Output EHRA
Drainase
2010)
Kedungjaya
Air Minum
(Sumber:
Perkembangan
Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni 2009)
Air Limbah
(Sumber : Master
Plan Air Limbah
dan Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Persampahan
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan Kota
Bogor Tahun 2008
dan Output EHRA
Sampah 2010)
Sanitasi
(Sumber : Strategi
Sanitasi Kota Bogor
Tahun2010)
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
45%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Kedungjaya
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Kedungjaya60.6%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Ciparigi 31,7%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = Ciparigi:
91,37%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Kedunghalang 50%
Akses Terhadap
Sanitasi Da
Pengembangan Permukiman
7.1.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, Dan Tantangan
Pengembangan Permukiman
A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat
ini adalah:
Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim.
Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah
tangga kumuh perkotaan.
Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden
yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.
Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi
Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.
Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.
Meningkatnya
urbanisasi
yang
berimplikasi
terhadap
proporsi
penduduk
perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan
bertambahnya kawasan kumuh.
Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.
Perlunya
kerjasama
lintas
sektor
untuk
mendukung
sinergitas
dalam
pengembangan kawasan permukiman.
Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan
permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan
kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan
permukiman.
Penjabaran isu-isu strategis ini difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti
kawasan kumuh di perkotaan, dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Isuisu strategis pengembangan permukiman di Kota Bogor meliputi :
Tingginya kebutuhan akan perumahan sedangkan lahan yang tersedia terbatas
yaitu hanya 52 % dari luas Kota Bogor
Pengembangan perumahan di Kota Bogor tidak dapat hanya berupa hunian
horizontal namun harus dimulai dengan pengembangan hunian vertikal yang
menjangkau semua lapisan masyarakat
Menurunnya kualitas lingkungan perumahan dan permukiman
Muculnya permukiman kumuh perkotaan
Belum optimalnya sistem pembiayaan dan pasar perumahan
Pengembangan
permukiman
yang
tidak
terkendali
pada
kawasan
lindung
(sempadan sungai) dan kawasan rawan bencana
Belum terintegrasinya pengembangan kawasan perumahan dan permukiman
dengan
pembangunan
prasarana,
sarana,
dan
utilitas
perumahan
dan
permukiman
Ketidakseimbangan antara penyediaan infrastruktur dan utilitas kota dengan
dinamika aktivitas kota sehingga tingkat pelayanan menjadi tidak optimal
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
1. Perumahan
Permukiman di kota Bogor berdasarkan cara membangunnya dapat diklasifikasikan
menjadi perumahan terstruktur dan permukimkan swadaya. Permukiman terstruktur
adalah perumahan yang dibangun oleh pemerintah/ swasta/ developer/ kelompok
masyarakat secara bersama dan membentuk kelompok beberapa unit rumah.
Biasanya perumahan terstruktur ini secara luasan kavling, tipe rumah atau bentuk
rumah
sama.
Perumahan
terstruktur
ini
biasanya
dilengkapi
dengan
fasilitas
pelayanan untuk kepentingan penduduk kompleks perumahan tersebut.
Sedangkan
permukiman
swadaya
adalah
kawasan
permukiman
dimana
pembangunan rumah dilakukan secara individual. Pada kawasan ini luasan, tipe dan
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
model rumah tidak ada aturannya, masyarakat membangun dan merancang sendiri
rumah sesuai dengan keinginan mereka. Pada kawasan ini sarana dan prasarana
permukiman dibangun oleh pemerintah.
Perkembangan penduduk Kota Bogor sebagai salah satu kota di Metropolitan
Jabodetabek, akan terus meningkat dengan pesat. Dengan jumlah penduduk pada
tahun 2031 yang mencapai kurang lebih 1,8njuta jiwa maka kebutuhan lahan untuk
perumahan akan meningkat pula. Sedangkan luas wilayah Kota Bogor hingga 20
tahun mendatang tidak akan berubah yaitu seluas 11.850 Ha. Hal ini perlu
pengaturan yang baik karena alokasi ruang untuk Kota Bogor tidak hanya terbatas
pada pengembangan permukiman saja namun juga harus dapat menampung
kegiatan lain sebagai tempat usaha, ruang untuk konservasi dan RTH serta ruang
untuk infrastruktur jalan dan utilitas lainnya.
Luas perumahan di Kota Bogor pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Tabel 7.1 Luas Perumahan Kota Bogor Per Kelurahan
KECAMATAN
KELURAHAN
Kec. Bogor barat
Kel. Balumbangjaya
Kec. Bogor barat
Kel. Bubulak
Kec. Bogor barat
Kel. Cilendek barat
Kec. Bogor barat
Kel. Cilendek timur
Kec. Bogor barat
Kel. Curug
Kec. Bogor barat
Kel. Curugmekar
Kec. Bogor barat
Kel. Gunungbatu
Kec. Bogor barat
Kel. Loji
Kec. Bogor barat
Kel. Margajaya
Kec. Bogor barat
Kel. Menteng
Kec. Bogor barat
Kel. Pasirjaya
Kec. Bogor barat
Kel. Pasirkuda
Kec. Bogor barat
Kel. Pasirmulya
Kec. Bogor barat
Kel. Semplak
Kec. Bogor barat
Kel. Sindangbarang
Kec. Bogor barat
Kel. Situgede
Total kecamatan bogor barat
Kec. Bogor selatan Kel. Batutulis
Kec. Bogor selatan Kel. Bojongkerta
Kec. Bogor selatan Kel. Bondongan
Kec. Bogor selatan Kel. Cikaret
Kec. Bogor selatan Kel. Cipaku
Perumahan Swadaya
Luas
%
35,47
26,42%
34,68
21,34%
45,33
35,97%
34,35
28,06%
22,51
18,73%
27,92
18,66%
58,86
50,90%
51,70
39,18%
27,75
28,13%
61,95
27,35%
54,74
39,74%
46,17
35,94%
29,78
34,15%
49,57
34,61%
57,07
32,75%
43,39
15,25%
681,25
29,07%
46,42
63,68%
39,46
16,03%
49,31
81,90%
62,72
32,40%
34,79
22,16%
Perumahan terstruktur
Luas
%
1,16
0,86%
5,96
3,67%
17,78
14,11%
27,02
22,07%
16,95
14,10%
59,98
40,08%
7,23
6,25%
10,79
8,18%
0,46
0,47%
33,94
14,98%
10,48
7,61%
4,39
3,42%
12,71
14,58%
0,01
0,01%
1,90
1,09%
2,54
0,89%
213,30
9,10%
1,73
2,37%
0,88
0,36%
3,54
5,88%
4,55
2,35%
10,73
6,83%
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 3
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
KECAMATAN
KELURAHAN
Kec. Bogor selatan Kel. Empang
Kec. Bogor selatan Kel. Genteng
Kec. Bogor selatan Kel. Harjasari
Kec. Bogor selatan Kel. Kertamaya
Kec. Bogor selatan Kel. Lawanggintung
Kec. Bogor selatan Kel. Muarasari
Kec. Bogor selatan Kel. Mulyaharja
Kec. Bogor selatan Kel. Pakuan
Kec. Bogor selatan Kel. Pamoyanan
Kec. Bogor selatan Kel. Rancamaya
Kec. Bogor selatan Kel. Ranggamekar
Total kecamatan bogor selatan
Kec. Bogor tengah
Kel. Babakan
Kec. Bogor tengah
Kel. Babakanpasar
Kec. Bogor tengah
Kel. Cibogor
Kec. Bogor tengah
Kel. Ciwaringin
Kec. Bogor tengah
Kel. Gudang
Kec. Bogor tengah
Kel. Kebon kalapa
Kec. Bogor tengah
Kel. Pabaton
Kec. Bogor tengah
Kel. Paledang
Kec. Bogor tengah
Kel. Panaragan
Kec. Bogor tengah
Kel. Sempur
Kec. Bogor tengah
Kel. Tegalega
Total kecamatan bogor tengah
Kec. Bogor timur
Kel. Baranangsiang
Kec. Bogor timur
Kel. Katulampa
Kec. Bogor timur
Kel. Sindangrasa
Kec. Bogor timur
Kel. Sindangsari
Kec. Bogor timur
Kel. Sukasari
Kec. Bogor timur
Kel. Tajur
Total kecamatan bogor timur
Kec. Bogor utara
Kel. Bantarjati
Kec. Bogor utara
Kel. Cibuluh
Kec. Bogor utara
Kel. Ciluar
Kec. Bogor utara
Kel. Cimahpar
Kec. Bogor utara
Kel. Ciparigi
Kec. Bogor utara
Kel. Kedunghalang
Kec. Bogor utara
Kel. Tanahbaru
Kec. Bogor utara
Kel. Tegalgundil
Total kecamatan bogor utara
Kec. Tanah sareal
Kel. Cibadak
Perumahan Swadaya
Luas
%
62,38
73,03%
18,75
9,42%
44,91
32,30%
22,82
5,51%
21,20
27,51%
31,51
19,26%
64,36
12,18%
24,01
22,01%
56,61
12,21%
23,07
10,14%
46,32
27,92%
648,61
19,64%
76,67
66,04%
18,79
59,83%
23,20
49,58%
50,68
61,24%
20,82
68,95%
36,82
74,72%
33,82
54,00%
44,00
25,95%
24,86
73,09%
29,71
65,07%
45,58
40,42%
404,94
51,84%
78,18
27,85%
52,09
11,94%
37,14
32,40%
44,32
38,63%
44,20
69,26%
28,31
62,84%
284,24
26,94%
68,94
37,46%
64,46
32,64%
33,37
13,74%
35,65
11,05%
71,65
32,80%
59,33
33,32%
71,73
19,37%
48,44
27,16%
453,56
23,97%
78,08
27,67%
Perumahan terstruktur
Luas
%
0,00
0,00%
14,41
3,24
3,48%
4,20%
31,39
27,27
1,09
14,48
10,29
123,59
4,71
5,94%
25,00%
0,23%
6,36%
6,20%
3,74%
4,06%
36,76
41,47
92,85
62,58
5,09
1,28
32,60%
5,31%
33,08%
14,35%
4,44%
1,11%
161,80
44,23
5,88
22,97
17,86
42,15
28,33
19,45
65,21
246,07
33,64
15,34%
24,03%
2,98%
9,46%
5,54%
19,30%
15,91%
5,25%
36,57%
13,01%
11,92%
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
KECAMATAN
KELURAHAN
Kec. Tanah sareal
Kec. Tanah sareal
Kec. Tanah sareal
Kec. Tanah sareal
Kel. Kayumanis
Kel. Kebonpedes
Kel. Kedungbadak
Kel. Kedungjaya
Kel.
Kec. Tanah sareal
Kedungwaringin
Kec. Tanah sareal
Kel. Kencana
Kec. Tanah sareal
Kel. Mekarwangi
Kec. Tanah sareal
Kel. Sukadamai
Kec. Tanah sareal
Kel. Sukaresmi
Kec. Tanah sareal
Kel. Tanahsereal
Total kecamatan tanah sareal
Total kota bogor
Perumahan Swadaya
Luas
%
57,63
20,38%
89,80
66,05%
73,23
31,36%
38,97
40,41%
Perumahan terstruktur
Luas
%
10,20
3,61%
0,00%
37,74
16,16%
18,88
19,58%
48,50
31,40%
41,28
26,73%
47,72
56,54
30,93
52,39
69,98
643,76
3.116,35
15,04%
15,66%
24,71%
24,43%
59,57%
27,74%
26,65%
20,21
77,01
14,30
0,01
5,55
258,82
1.045,04
6,37%
21,33%
11,42%
0,01%
4,72%
11,15%
8,94%
Sumber: SPPIP Kota Bogor Tahun 2011
Tabel 7.2 Luas Perumahan Kota Bogor 2010
Perumahan
No
KECAMATAN
Perumahan
Swadaya
Luas (ha)
%
Perumahan
terstruktur
Luas (ha)
%
Total Perumahan
Luas (ha)
%
Luas
Non Perumahan Wilaya
h
Luas (ha)
%
1
Kecamatan Bogor
Tengah
404,94 49,81%
41,47
5,10%
446,41 54,91%
366,60 45,09%
813
2
Kecamatan Bogor Barat
681,25 20,74%
213,30
6,49%
894,55 27,23%
2.390,45 72,77%
3.285
3
Kecamatan Tanah
Sareal
643,76 34,17%
258,82 13,74%
902,57 47,91%
981,43 52,09%
1.884
4
Kecamatan Bogor Utara 453,56 25,60%
246,07 13,89%
699,63 39,48%
1.072,37 60,52%
1.772
5
Kecamatan Bogor Timur 284,24 28,00%
161,80 15,94%
446,03 43,94%
568,97 56,06%
1.015
6
Kecamatan Bogor
Selatan
123,59
772,19 25,06%
2.308,81 74,94%
3.081
Total Kota Bogor
648,61 21,05%
3.116,35 26,30% 1.045,04
4,01%
8,82%
6.161,39
35,12%
7.688,61
64,88%
11.850
Sumber : Naskah Akademis RTRW Kota Bogor 2011-2031 dalam SPPIP Kota
Bogor 2011
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 5
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Luasan (Hektar)
PERBANDINGAN LUAS WILAYAH KECAMATAN DENGAN LUAS
PERUMAHAN EKSISTING
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
Luas Wilayah
Bogor
Tengah
813
Bogor
Barat
3,285
Tanah
Sareal
1,884
Bogor
Utara
1,772
Bogor
Timur
1,015
Bogor
Selatan
3,081
Perumahan
446.41
894.55
902.57
699.63
446.03
772.19
Gambar 7.1 Grafik Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan Dengan Luas
Perumahan Eksisting
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa luas perumahan saat ini yang
paling luas berada pada Kecamatan Bogor Tengah dengan jumlah 54,91% dari luas
kecamatan,
sedangkan
luas
perumahan
paling
kecil
saat
ini
berada
pada
Kecamatan Bogor Selatan dengan jumlah 25,06% dari luas kecamatan. Total luas
perumahan untuk Kota Bogor saat ini sejumlah 35,12% dari luas kota keseluruhan.
a.
Kecamatan Bogor Tengah, dengan luas wilayah 813 Hektar, hampir 54,91
persen dari luas wilayah Kecamatan merupakan perumahan yaitu seluas 446,41
Hektar.
b.
Kecamatan Bogor Barat, dengan luas wilayah terbesar di Kota Bogor (3285
Hektar), penggunaan lahan untuk perumahan sekitar 27,23% luas wilayah
Kecamatan atau sekitar 894,55 Hektar.
c.
Kecamatan Tanah Sareal, dengan luas wilayah 1884 hektar, penggunaan lahan
perumahan sekitar 47,91 % dari luas wilayah Kecamatan atau seluas 902,57
Hektar.
d.
Kecamatan Bogor Utara, dengan luas wilayah 1772 Hektar, untuk penggunaan
lahan perumahan sekutar 39,48% atau seluas 699,63 Hektar.
e.
Kecamatan Bogor Timur, dengan luas wilayah 1015 Hektar, meliputi 43,94%
berupa perumahan atau seluas 446,03 hektar.
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 6
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
f.
Kecamatan
Bogor
Selatan,
dengan
luas
wilayah
terbesar
kedua,
setelah
Kecamatan Bogor Barat, penggunaan lahan perumahan sekitar 25,6% atau
seluas 772,19 Hektar.
LUASAN PERUMAHAN DAN NON PERUMAHAN
2500.00
2000.00
Luas (Ha)
1500.00
1000.00
500.00
0.00
Perumahan
Bogor
Tengah
446.41
Bogor
Barat
894.55
Tanah
Sareal
902.57
Bogor
Utara
699.63
Bogor
Timur
446.03
Bogor
Selatan
772.19
non Perumahan
366.60
2390.45
981.43
1072.37
568.97
2308.81
Gambar 7.2 Grafik Luasan Perumahan dan Non Perumahan
Dalam grafik dan tabel diatas terlihat perbandingan luasan penggunaan lahan
perumahan dan non perumahan untuk setiap Kecamatan:
a.
Kecamatan Bogor Tengah, perbandingan peruntukan perumahan dan non
perumahan adalah 55 % : 45%, sehingga dapat diketahui bahwa untuk
Kecamatan Bogor Tengah dominan peruntukan perumahan.
b.
Kecamatan Bogor Barat, dominasi peruntukan lahannya adalah non perumahan
(72,77%
atau
2390,45
Hektar),
Hal
ini
dapat
dilihat
bahwa
di
Wilayah
Kecamatan Bogor Barat masih banyak terdapat lahan terbuka dan areal
persawahan.
c.
Kecamatan Tanah Sareal, Perbandingan penggunaan lahan perumahan dan
non perumahan adalah 47,91% berbanding 52,09%, hampir berimbang luasan
untuk peruntukan lahan di Kota Bogor.
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 7
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
d.
Kecamatan
Bogor
Utara,
perumahan
dengan
60,52%
dominasi
penggunaan
berbanding
39,48%
lahannya
untuk
adalah
penggunaan
non
lahan
perumahan..
e.
Kecamatan Bogor Timur, perbandingan penggunaan lahan antara perumahan
dan non perumahan relatif berimbang yakni 43,94% berbanding 56,06% untuk
penggunaan lahan non perumahan.
f.
Kecamatan Bogor Selatan, kawasan Bogor Selatan dengan topografi yang
relatif tinggi, didominasi penggunaan lahan non perumahan yakni 74,94%
Untuk banyaknya rumah di Kota Bogor, diasumsikan dengan menggunakan data
bangunan yang digunakan
sebagai tempat tinggal berdasarkan hasil sensus
penduduk 2010 pada Bogor Dalam Angka 2010. Berdasarkan data Bogor Dalam
Angka tahun 2010 tersebut bahwa
pada tahun 2010 terdapat 249.911 unit rumah.
Kondisi ini mengalami kenaikan cukup tinggi dibandingkan data hasil BPS tahun
2005 yang mengungkapkan bahwa stok rumah pada tahun 2005 sebesar 126.473
unit (Laporan Akhir RP4D, 2007).
Tabel 7.3 Jumlah Bangunan Kota Bogor Per Kelurahan
Jumlah Bangunan
Kelurahan
Tempat
Tinggal
Bukan
Tempat
Tinggal
Campura
n
Jumlah
010. Bogor Utara
1. Bantarjati
5,895
901
548
7,344
2. Tegal Gundil
6,720
443
589
7,752
3. Tanah Baru
5,526
437
696
6,659
6. Cimahpar
4,340
241
270
4,851
5. Ciluar
3,723
206
323
4,252
6. Cibuluh
5,073
550
393
6,016
7. Kedunghalang
5,110
439
658
6,207
8. Ciparigi
6,441
311
518
7,270
1. Pasirmulya
1,115
128
57
1,300
2. Pasirkuda
3,155
260
345
3,760
3. Pasirjaya
4,623
359
436
5,418
020. Bogor Barat
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 8
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Jumlah Bangunan
Kelurahan
Tempat
Tinggal
Bukan
Tempat
Tinggal
Campura
n
Jumlah
6. Gunungbatu
4,262
452
394
5,108
5. Loji
2,825
228
366
3,419
6. Menteng
3,682
366
342
4,390
7. Cilendek Timur
3,973
113
247
4,333
8. Cilendek Barat
4,166
365
331
4,862
9. Sindangbarang
3,833
495
281
4,609
10. Margajaya
1,423
197
172
1,792
11. Balungbangjaya
2,887
152
217
3,256
12. Situgede
1,938
119
187
2,244
13. Bubulak
3,098
211
277
3,586
16. Semplak
2,353
240
293
2,886
15. Curugmekar
3,336
202
242
3,780
16. Curug
3,057
108
182
3,347
1. Sindangsari
2,368
345
257
2,970
2. Sindangrasa
3,190
113
320
3,623
3. Tajur
1,629
236
136
2,001
6. Katulampa
7,763
317
411
8,491
5. Baranangsiang
6,406
726
558
7,690
6. Sukasari
2,772
584
216
3,572
1. Mulya Harja
4,404
392
464
5,260
2. Pamoyanan
3,081
369
412
3,862
3. Ranggamekar
2,947
226
284
3,457
6. Genteng
1,537
132
134
1,803
5. Kertamaya
1,465
104
74
1,643
6. Rancamaya
1,280
81
63
1,424
7. Bojongkerta
1,774
225
307
2,306
8. Harjasari
3,427
362
410
4,199
9. Muarasari
2,137
259
337
2,733
030. Bogor Timur
040. Bogor Selatan
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 9
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Jumlah Bangunan
Kelurahan
Tempat
Tinggal
Bukan
Tempat
Tinggal
Campura
n
Jumlah
10. Pakuan
1,471
181
206
1,858
11. Cipaku
2,936
234
266
3,436
12. Lawang Gintung
2,023
164
134
2,321
13. Batutulis
2,245
235
257
2,737
16. Bondongan
2,710
202
431
3,343
15. Empang
3,610
367
443
4,420
16. Cikaret
3,860
305
439
4,604
1. Paledang
2,279
1,440
310
4,029
2. Gudang
1,605
520
159
2,284
3. Babakan Pasar
2,130
1,529
270
3,929
6. Tegal Lega
4,368
530
328
5,226
5. Babakan
2,268
591
191
3,050
6. Sempur
1,743
132
218
2,093
7. Pabaton
700
359
75
1,134
8. Cibogor
1,590
2,059
164
3,813
9. Panaragan
1,654
87
98
1,839
10. Kebon Kalapa
2,388
1,293
435
4,116
11. Ciwaringin
1,661
149
171
1,981
1. Kedungwaringin
5,280
268
425
5,973
2. Kedungjaya
2,997
217
317
3,531
3. Kebonpedes
4,789
305
595
5,689
6. Tanahsareal
1,978
153
276
2,407
5. Kedungbadak
6,425
458
658
7,541
6. Sukaresmi
2,601
203
266
3,070
7. Sukadamai
3,380
164
279
3,823
8. Cibadak
7,152
281
501
7,934
9. Kayumanis
3,237
180
301
3,718
10. Mekarwango
5,628
267
460
6,355
050. Bogor Tengah
060. Tanah Sareal
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Jumlah Bangunan
Kelurahan
Tempat
Tinggal
11. Kencana
Kota Bogor
4,574
228,01
6
Bukan
Tempat
Campura
n
Tinggal
Jumlah
214
475
5,263
25,081
21,895
274,992
Sumber: Bogor Dalam Angka 2010, BPS Kota Bogor dalam SPPIP Kota Bogor
2011
Kota Bogor merupakan lokasi ”idaman” investasi perumahan karena mempunyai
keunggulan
lokasi
dibandingkan
wilayah
lainnya
pada
kawasan
Jabodetabek.
Dengan demikian, penyediaan perumahan di Kota Bogor saat ini masih didominasi
oleh pihak swasta dan swadaya masyarakat, sedangkan pemerintah daerah secara
murni sampai saat ini masih belum mampu untuk menyediakan perumahan.
Penyediaan rumah susun sederhana sewa pun merupakan bantuan dari APBN,
sedangkan Pemerintah Kota Bogor hanya menyediakan lahannya saja.
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Gambar 7.3 Profil Permukiman Kota Bogor
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
2. Rumah Tidak Layak Huni
Dari banyaknya bangunan rumah di atas, terdapat rumah-rumah yang kualitasnya
rendah untuk dihuni atau disebut Rumah Tidak Layak Huni (RTHLH). Untuk rumah
tidak layak huni, berdasarkan pendataan tahun 2011 adalah sebanyak 2.528 unit.
Namun
tidak
menutup
kemungkinan
akan
bertambah,
karena
belum
semua
kelurahan melakukan pendataan secara lengkap.
Tabel 7.4 Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2011
No.
1
2
3
Kecamatan
No
Kelurahan
RTLH
Bogor Selatan
503
1
Mulyaharja
27
2
Pamoyanan
46
3
Ranggamekar
65
4
Genteng
5
Kertamaya
29
6
Rancamaya
-
7
Bojongkerta
61
8
Harjasari
-
9
Muarasari
71
10
Pakuan
-
11
Cipaku
37
12
Lawanggintung
13
Batutulis
74
14
Bondongan
65
15
Empang
-
16
Cikaret
28
-
Bogor Timur
-
150
1
Sindangsari
43
2
Sindangrasa
-
3
Tajur
20
4
Katulampa
31
5
Baranangsiang
33
6
Sukasari
23
Bogor Utara
229
1
Bantarjati
27
2
Tegalgundil
28
3
Tanahbaru
29
4
Cimahpar
23
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
No.
4
5
6
Kecamatan
No
Kelurahan
RTLH
5
Ciluar
0
6
Cibuluh
43
7
Kedunghalang
40
8
Ciparigi
39
Bogor Tengah
690
1
Paledang
104
2
Gudang
45
3
Babakan Pasar
55
4
Tegallega
0
5
Babakan
25
6
Sempur
87
7
Pabaton
37
8
Cibogor
156
9
Panaragan
23
10
Kebonkalapa
100
11
Ciwaringin
58
Bogor Barat
581
1
Pasirmulya
23
2
Pasirkuda
35
3
Pasirjaya
27
4
Gunungbatu
32
5
Loji
0
6
Menteng
42
7
Cilendek Timur
27
8
Cilendek Barat
36
9
Sindangbarang
48
10
Margajaya
49
11
Balungbangjaya
31
12
Situgede
31
13
Bubulak
122
14
Semplak
28
15
Curugmekar
0
16
Curug
50
Tanah Sareal
375
1
Kedungwaringin
0
2
Kedungjaya
0
3
Kebonpedes
283
4
Tanahsareal
0
5
Kedungbadak
34
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
No.
Kecamatan
No
Kelurahan
RTLH
6
Sukaresmi
0
7
Sukadamai
20
8
Cibadak
0
9
Kayumanis
38
10
Mekarwangi
0
11
Kencana
0
TOTAL
2.528
Sumber : Hasil Pendataan BKM pada Program BSPS Kemenpera 2011
3. Rumah Susun
Untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan rumah yang liveable dan optimalisasi
pemanfaatan lahan di perkotaan, Pemerintah Kota Bogor telah bekerja sama
dengan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah untuk merealisasikan
rencana pembangunan rusunawa.
Rumah susun sederhana sewa tersebut dikenal dengan sebutan Rusunawa Menteng
karena berlokasi di Kelurahan Menteng yang terletak di bagian wilayah tengah kota
pada kawasan perumahan Bumi Menteng Asri dengan aksesibilitas yang cukup
tinggi terhadap kegiatan kota lainnya serta sesuai dengan peruntukan di dalam
RDTRK Bogor Barat.
Saat ini, Rusunawa yang akan dioperasikan sebanyak 2 blok kembar ( twin blok)
secara bertahap dari 4 blok kembar yang direncanakan pada tanah seluas + 1,6
Ha milik Pemerintah Kota Bogor dengan dana pembangunan yang berasal dari
dana APBN diarahkan khususnya bagi pekerja tingkat bawah di kota Bogor yang
belum memiliki rumah sebagai tempat tinggal. Tahapan pembangunan Rusunawa
Menteng antara lain dibangun sejak tahun 2004 sampai tahun 2008 ini. Adapun
secara jelas tahapan pembangunan terdiri dari :
1) Twin block satu dibangun pada tahun 2004/2005. Status pengelolaan sudah
diserahterimakan kepada Pemerintah Kota dari Pemerintah Pusat. Kapasitas 80
unit hunian dengan luas ruang hunian masing-masing seluas 27 M2 per unit.
2) Twin
block
dua
dibangun
pada
tahun
2005.
Status
pengelolaan
sudah
diserahterimakan kepada Pemerintah Kota dari Pemerintah Pusat.
3) Twin
block
tiga
dibangun
pada
tahun
2007.
Status
pengelolaan
belum
diserahterimakan kepada Pemerintah Kota dari Pemerintah Pusat.
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 15
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
4) Twin block empat dibangun pada tahun 2007/2008. Status pengelolaan belum
diserahterimakan kepada Pemerintah Kota dari Pemerintah Pusat.
Setiap twin block terdiri dari empat lantai hunian dan lantai dasar diperuntukkan
bagi kantor pengelola, balai pertemuan, dan balai pengobatan, mushala, ruang
serba guna, fasilitas penunjang lainnya (area komersil). Fasilitas umum lainnya
seperti Sekolah Dasar, tempat bermain dan lapangan olahraga. Utilitas penunjang
terdiri dari air bersih (PDAM) dan Listrik (PLN) serta jaringan gas.
Biaya tarif sewa rumah susun per unit sangat variatif, hal ini berdasarkan pada
posisi keberadaan lantai. Tarif biaya per unit antara lain :
Lantai satu, biaya sewa sebesar Rp. 250.000./bulan
Lantai dua, biaya sewa sebesar Rp. 225.000./bulan
Lantai tiga, biaya sewa sebesar Rp. 200.000./bulan
Lantai empat, biaya sewa sebesar Rp. 175.000./bulan
Kelompok sasaran penghuni Rusuna adalah masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) yang bekerja disektor formal dengan penghasilan dibawah UMK, diantaranya
tenaga kontrak di lingkungan Pemerintah Kota atau dilingkungan kerja lainnya.
Diprioritaskan untuk yang sudah berkeluarga dengan jumlah anak maksimal dua
anak.
Identifikasi kawasan prioritas permukiman untuk ketiga tipologi permasalahan di atas
dirumuskan berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan, rencana dan studi yang
telah
ada
seperti
kebijakan
pembangunan
kota,
rencana
tata
ruang
kota,
masterplan infrastruktur yang ada, studi permukiman (studi kumuh, RP4D) dan
sebagiannya serta masukan dari hasil diskusi dengan stakeholder Kota Bogor.
Kawasan Padat Kumuh
Permukiman
padat
kumuh
di
Kota
Bogor
secara
lokasi
menyebar
dengan
penyebaran utama di kawasan WP A atau Bogor bagian tengah/pusat kota.
Karakteristik kawasan padat kumuh ini cenderung berada pada wilayah yang dilalui
sungai, sehingga ada yang merupakan kawasan yang berbatasan dengan sempadan
sungai namun ada pula yang berada pada wilayah sempadan sungai. Kondisi
kepadatan kawasan dapat dilihat dari kepadatan dan kerapatan bangunan di
kawasan tersebut, ketidakteraturan arah bangunan, kondisi bangunan, ketidakaturan
dan minimnya aksesibilitas jalan pada kawasan, serta kondisi infrastruktur penunjang
permukiman yang ada. Meskipun dalam penetapan kawasan ini satuan wilayah
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 16
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
yang dipergunakan adalag skala kelurahan, namun yang dimaksud dengan kawasan
permukiman prioritas hanya sebagian dari wilayah kelurahan tersebut, hanya
kawasan permukiman dengan tipe permasalahan padat kumuh saja. Beberapa data
kondisi eksisting kawasan permukiman prioritas pada tipe kawasan padat kumuh
adalah sebagai berikut:
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 17
Tabel 7.4 Data Bangunan dan Penduduk Kawasan Padat Kumuh
Data lokasi kawasan permukiman padat - kumuh
No.
WP / Kelurahan
Luas kawasan
Permukiman
Padat (Ha)
Luas Kawasan
Terbangun
(Ha)
Jumlah
Bangunan di
Kawasan
Permukiman
Padat
Data Kelurahan
Kepadatan
Bangunan/Ha
Koefisien
Wilayah
Terbangun
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
WP A
1
Menteng
12,65
10,450
574
45
82,61%
16.407
Rendah
2
Kebon Kalapa
13,38
9,131
836
62
68,25%
11.147
Sangat Padat
3
Sempur (Lebak kantin)
9,68
7,139
497
51
73,69%
9.107
Padat
4
Panaragan– Paledang
20,51
17,525
1.324
65
85,34%
7.305
Sangat Padat
5
Tegallega (Babakan Fakultas)
15,47
10,532
1.114
72
68,10%
18.667
Padat
6
Babakan Pasar (Pulo Geulis)
7,82
7,398
750
96
94,65%
10.164
Sangat Padat
7
Bondongan
20,31
12,028
1.260
62
59,28%
13.306
Padat
8
Empang
9,69
5,025
642
66
51,91%
17.263
Sangat Padat
9
Batutulis
17,04
9,723
980
58
57,07%
9.072
10
Sukasari
9,98
7,511
807
81
75,26%
11.961
Sangat Padat
11
Gudang
5,66
541
96
97,50%
7.682
Sangat Padat
Padat
WP B
1
Gunungbatu
31,33
16,870
1.417
45
53,75%
18.534
Sedang
2
Pasirjaya
20,14
12,616
1.393
69
62,59%
20.222
Rendah
3
Loji
371
49
83,99%
13.715
Rendah
7,54
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 18
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Data lokasi kawasan permukiman padat - kumuh
No.
WP / Kelurahan
Luas kawasan
Permukiman
Padat (Ha)
Luas Kawasan
Terbangun
(Ha)
Jumlah
Bangunan di
Kawasan
Permukiman
Padat
Data Kelurahan
Kepadatan
Bangunan/Ha
Koefisien
Wilayah
Terbangun
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
WP C
1
Kebon Pedes
2
3
17,72
13,281
1.014
57
74,98%
21.672
Sangat Padat
Kedungjaya
12.083
Padat
Kedungbadak
25.314
Padat
WP D
1
Bantarjati
21,22
12,752
1.171
55
60,12%
26.060
Padat
2
Cibuluh
22,92
22,059
1.092
48
96,26%
15.836
Sedang
3
Ciluar
12,31
9,814
820
67
79,79%
13.103
Rendah
4
Cimahpar
22,64
14,185
1.170
52
62,67%
15.234
Rendah
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 19
Tabel 7.5 Aksesibilitas Kawasan Padat-Kumuh
NO
WP / KELURAHAN
KLASIFIKASI
JALAN
TERDEKAT
1
Menteng
Kolektor
2
Kebon Kalapa
Arteri
3
Sempur - lebak kantin
Arteri
4
Panaragan
Arteri
5
Paledang
Arteri
6
7
Tegallega (Babakan
Fakultas)
Babakan Pasar (Pulo
Geulis)
Arteri
Arteri
8
Bondongan
Arteri
9
Empang
Arteri
10
Batutulis
Kolektor
11
Sukasari
Arteri
12
Gudang
Arteri
AKSESIBILITAS INTERNAL KAWASAN
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Lebar jalan lingkungan 1-1,5 m, dibeberapa lokasi lebar
jalan kurang dari 1m, perkerasan jalan semen
Ketinggian permukaan tidak rata, lebar jalan lingkungan
1 m, dibeberapa lokasi lebar jalan kurang dari 1m,
perkerasan jalan semen, dan sebagian masih tanah
Ketinggian permukaan tidak rata, lebar jalan lingkungan
1 m, dibeberapa lokasi lebar jalan kurang dari 1m,
perkerasan jalan semen, dan sebagian masih tanah
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Lebar jalan lingkungan 1-1,5 m, dibeberapa lokasi lebar
jalan kurang dari 1m, perkerasan jalan semen
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Lebar jalan lingkungan 1-1,5 m, dibeberapa lokasi lebar
jalan kurang dari 1m, perkerasan jalan semen
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
WP B
1
Gunungbatu
Kolektor
2
Pasirjaya
Kolektor
3
Loji
Kolektor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
WP C
1
Kebon Pedes
Kolektor
2
Kedungjaya
Kolektor
3
Kedungbadak
Kolektor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
WP D
1
Bantarjati
Kolektor
2
Cibuluh
Kolektor
3
Ciluar
Kolektor
4
Cimahpar
Kolektor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Jalan lingkungan dengan lebar 1- 1,5 m, perkerasan
semen, dapat dilalui sepeda motor
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 20
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Tabel 7.6 Kondisi Infrastruktur Kawasan Padat Kumuh
Eksisting
No
A
1
2
3
4
5
6
7
Kawasan
Padat
Kumuh
Drainase
(sumber:
master plan
drainase
Kota Bogor
2007 dan
Output EHRA
Drainase
2010)
Air Minum
(Sumber:
Perkembanga
n Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni
2009)
Air Limbah
(Sumber :
Master Plan Air
Limbah dan
Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Persampahan
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan
Kota Bogor
Tahun 2008 dan
Output EHRA
Sampah 2010)
Sanitasi
(Sumber :
Strategi Sanitasi
Kota Bogor
Tahun2010)
WP A
Menteng
Kebon
Kelapa
Sempur
(Lebak
Kantin)
Panaragan
Paledang
Tegallega
Babakan
Pasar (Pulo
Geulis)
Cakupan
SPAH (Sistem
Penangkap
Air Hujan)
61,7%
Cakupan
SPAH (Sistem
Penangkap
Air Hujan)
36,8%
Area rawan
banjir dan
memiliki
masalah
drainase
lingkungan
Lokasi
Genangan Kp.
Mantarena
dan
Panaragan
Penyebab
Luapan S.
Cisadane
Daerah
genangan
akibat luapan
sungai
cisadane
Area rawan
banjir dan
memiliki
masalah
drainase
lingkungan
Daerah
Genangan
Sungai
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
87,14%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
85,05%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
87,73%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
35,16%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 89,14 %
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
88,3%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 60,5%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
52,6%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
78,85%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 74,2%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
90,3%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
51,34%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
82,52%
Saluran
pembuangan
limbah domestic
di buang ke
badan sungai.
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 57,1%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
52,4%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
47,79%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
65,93%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 47,4%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
83,64%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
28,9%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
55,11 %
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 69,4%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
69,4%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
56 %
Sarana dan
prasarana dasar
pengelolaan
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
Zona Area
Sanitasi Beresiko
Tinggi dan
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 21
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Eksisting
No
8
9
10
11
12
Kawasan
Padat
Kumuh
Bondongan
Empang
Batu Tulis
Sukasari
Drainase
(sumber:
master plan
drainase
Kota Bogor
2007 dan
Output EHRA
Drainase
2010)
Ciliwung
Area rawan
banjir dan
memiliki
masalah
drainase
lingkungan
Lokasi
Genangan Kp.
Parung
Jambu,
penyebab
luapan Sungai
Cisadane
Cakupan
SPAH (Sistem
Penangkap
Air Hujan)
40,6%
Cakupan
SPAH (Sistem
Penangkap
Air Hujan)
51,6%
Air Minum
(Sumber:
Perkembanga
n Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni
2009)
Juni 2011
95,78%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
87,14%
Cakupan
Pelayanan 38
%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
93,86%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
87,14%
Persampahan
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan
Kota Bogor
Tahun 2008 dan
Output EHRA
Sampah 2010)
limbah domestic
masih kurang
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 21,1%
Derah rawan
pelayanan air
limbah
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 35 %
86,8%
Sanitasi
(Sumber :
Strategi Sanitasi
Kota Bogor
Tahun2010)
kurangnya Akses
Sanitasi
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
80%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
80,55%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 77,6%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
79,3%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
68,54%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 71,9%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
75%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 78,84 %
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
77,4%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
78,29%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
70,04%
Gudang
WP B
B
1
Air Limbah
(Sumber :
Master Plan Air
Limbah dan
Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Gunung
Batu
2
Pasirjaya
3
Loji
Lokasi
Genangan Kp.
Gunung Batu.
Penyebab
Luapan S.
Cisadane
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
46,14%
Cakupan
pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
48%
Cakupan
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
63,8%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
76,84%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
42.6%
Cakupan
Cakupan
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
%
Akses Terhadap
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 77,6%
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 22
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Eksisting
No
Kawasan
Padat
Kumuh
Drainase
(sumber:
master plan
drainase
Kota Bogor
2007 dan
Output EHRA
Drainase
2010)
Air Minum
(Sumber:
Perkembanga
n Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni
2009)
pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
55%
C
1
2
3
Kebon
Pedes
Kedung
Badak
Lokasi
Genangan Kp.
Pacilong
Penyebab
luapan
Sal.Cibalok
Lokasi
genangan Kel.
Kedungbadak
, penyebab
luapan S.
Ciliwung
Kedungjaya
4
Pelayanan Air
Limbah
Pelayanan
Persampahan
41.5%
Sanitasi
(Sumber :
Strategi Sanitasi
Kota Bogor
Tahun2010)
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
71,34%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 79,3%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
84,1%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
68,98%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Kedungbadak
85%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
75%
Cakupan
pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
45%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Sukaresmi
67,7%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
60.6%
-
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
Kedungbadak :
89,55%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
%
WP D
Bantarjati
-
3
Persampahan
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan
Kota Bogor
Tahun 2008 dan
Output EHRA
Sampah 2010)
WP C
D
7
Air Limbah
(Sumber :
Master Plan Air
Limbah dan
Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Cibuluh
Ciluar
Lokasi
Genangan Kp.
Kaumsari
Luapan
S.Ciparigi dan
Cibuluh, Kp.
Pangkalan
penyebab
Luapan
sungai
Ciliwung.
Lokasi
Genangan
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011 =
92%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 88,5 %
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
82,7%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
95,49%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
18,62%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 79,6 %
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
38,8%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki)
88,99%
Cakupan
Pelayanan
Badan air sungai
sebagai badan
Cakupan
Pelayanan
Zona Area
Beresiko Sanitas
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 23
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Eksisting
Kawasan
Padat
Kumuh
No
5
Cimahpar
Drainase
(sumber:
master plan
drainase
Kota Bogor
2007 dan
Output EHRA
Drainase
2010)
Penyebab
luapan
S.Ciluar
Area rawan
banjir dan
memiliki
masalah
drainase
lingkungan
Air Minum
(Sumber:
Perkembanga
n Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni
2009)
sampai dengan
Juni 2011
41,56%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011 19%
Air Limbah
(Sumber :
Master Plan Air
Limbah dan
Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Persampahan
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan
Kota Bogor
Tahun 2008 dan
Output EHRA
Sampah 2010)
penerima
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 53,5%
Persampahan
37,5%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 82,5%
Cakupan
Pelayanan
Persampahan
35%
Sanitasi
(Sumber :
Strategi Sanitasi
Kota Bogor
Tahun2010)
Sangat Tinggi
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, %
rumah memiliki) =
69,34%
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Kawasan Pengembangan Terbatas
Permukiman pada kawasan pengembangan terbatas di Kota Bogor berada pada
sebagian WP B dan WP E.
Pengembangan terbatas ini karena keterbatasan
daya dukung lingkungan serta keberadaan sawah irigasi teknis yang berbaur
dengan kawasan permukiman. Pada beberapa kawasan, ditemukan embrio-embrio
permukiman padat dan tidak teratur yang apabila tidak direncanakan dan ditata
maka akan berpotensi menjadi kawasan kumuh. Pengembangan permukiman
pada kawasan ini harus sangat memperhatikan arahan KDB dalam tata ruang
yaitu KDB rendah sesuai dengan kondisi topografi, daya dukung lingkungan dan
keberadaan sumber mata air.
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 24
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Tabel 7.6 Data Bangunan dan Penduduk Kawasan Pengembangan Terbatas
Data lokasi kawasan permukiman padat - kumuh
No
.
WP / Kelurahan
Luas
kawasan
Permukiman
Padat (Ha)
Luas
Kawasan
Terbangun
(Ha)
Jumlah
Banguna
n di
Kawasan
Permuki
man
Padat
Data Kelurahan
Kepadatan
Bangunan
/Ha
Koefisien
Wilayah
Terbangun
Jumlah
Pendudu
k
Kepadatan
Penduduk
WP B
1
Balumbang jaya
101.71
20.24
81.47
812
6.94
10441
Rendah
2
Situgede
215.88
43.36
172.52
1555
13.77
8741
Rendah
WP E
3
Sindangrasasindangsari
4
Muarasari
5
13036
Padat
136.88
47.10
89.78
1952
17.50
7280
Sedang
45.98
23.57
22.41
862
5.84
10003
Rendah
harjasari
107.83
30.09
77.74
847
6.61
14969
Sedang
6
Genteng
103.13
8.10
95.04
269
1.96
7526
Rendah
7
Kertamaya
79.27
21.24
58.03
676
6.56
5115
Rendah
8
pamoyanan
46.98
9.51
37.47
467
3.12
12693
Rendah
Tabel 7.7 Aksesibilitas Kawasan Pengembangan Terbatas
WP / KELURAHAN
KLASIFIKASI JALAN
TERDEKAT
AKSESIBILITAS INTERNAL KAWASAN
WP B
1
Balumbangjaya
Kolektor Sekunder
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik
2
Situgede
Kolektor sekunder
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik
WP E
3
Sindangrasa
Arteri
Jalan local dengan lebar < 5m , kondisi baik, orientasi
aksesibilitas jalan belum baik
4
Sindangsari
Arteri
Jalan local dengan lebar < 5 m , kondisi baik, orientasi
aksesibilitas jalan belum baik
5
Muarasari
Arteri
Jalan local dengan lebar < 5 m , kondisi baik, orientasi
aksesibilitas jalan belum baik
6
Harjasari
Arteri
Jalan local dengan lebar < 5 m , kondisi baik, orientasi
aksesibilitas jalan belum baik
7
Genteng
Kolektor
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik
8
Kertamaya
Kolektor
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik
9
Pamoyanan
Kolektor
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 25
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Tabel 7.8 Kondisi Infrastruktur Kawasan Pengembangan
Terbatas
Eksisting
Drainase
No
Lokasi Calon
Kawasan
Prioritas
(sumber:
master plan
drainase Kota
Bogor 2007
dan Output
EHRA Drainase
2010)
Air Minum
(Sumber:
Perkembangan
Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni 2009)
2
Balumbang
Jaya
2
3
4
5
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan Kota
Bogor Tahun 2008
dan Output EHRA
Sampah 2010)
(Sumber : Strategi
Sanitasi Kota Bogor
Tahun2010)
Sanitasi
Situgede
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011 =
0,24%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 88,9%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
27,8%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = 66,47%
Daerah
genangan yang
berasal dari
saluran cibenda
dan cibanten
Daerah tidak
terlayani PDAM
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 79,3%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
13,8%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = 60,46%
WP E
Sindangrasa
Sindangsari
Muarasari
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011 = 42%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011 = 21%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Cakupan Pelayanan
Persampahan
48.3%
Zona area beresiko
sanitasi tinggi
Cakupan Pelayanan
Persampahan
27.3%
Zona area beresiko
sanitasi tinggi
-
Cakupan
Pelayanan
sampai 4dengan
Juni 2011 =
30,24%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 44,4%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
25,9%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = 43,32%
-
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011 =
8,70%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 56,8 %
Cakupan Pelayanan
Persampahan 9,1%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = 61,87%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 74,2%
Cakupan Pelayanan
Persampahan 0%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = 51,40%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 87,5 %
Cakupan Pelayanan
Persampahan 0%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
Harjasari
Genteng
Daerah
genangan
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
35,66%
6
(Sumber : Master
Plan Air Limbah
dan Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Cakupan SPAH
(Sistem
Penangkap Air
Hujan) 50%
E
1
Persampahan
WP B
B
1
Air Limbah
Kertamaya
-
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 26
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Eksisting
Drainase
Lokasi Calon
Kawasan
Prioritas
No
(sumber:
master plan
drainase Kota
Bogor 2007
dan Output
EHRA Drainase
2010)
Air Minum
(Sumber:
Perkembangan
Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni 2009)
Air Limbah
Persampahan
(Sumber : Master
Plan Air Limbah
dan Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan Kota
Bogor Tahun 2008
dan Output EHRA
Sampah 2010)
Juni 2011
Sanitasi
(Sumber : Strategi
Sanitasi Kota Bogor
Tahun2010)
memiliki) = 52,20%
13,40%
7
Pamoyanan
Daerah
genangan dari
saluran
ciranjang
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah 71,4%
Cakupan Pelayanan
Persampahan 9,5%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = 55,67%
37,35%
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Kawasan Pengembangan Permukiman Baru
Pengembangan permukiman baru dapat dilakukan pada semua WP yang ada di
Kota Bogor. Namun dalam penentuan kawasan prioritas permukiman, arahan
pengembangan permukiman baru lebih ditekankan kepada kawasan permukiman
baru sesuai arahan RTRW yaitu pada WP C dan WP D. Perkemnbangan
permukiman baru pada kedua WP ini sejak 5 tahun terakhir telah mulai
berkembang, namun masing-masing perumahan terstruktur yang ada maupun
permukiman
swadaya
berkembang
sendiri-sendiri.
Infrastruktur
jalan
sebagai
penghubung di dalam kawasan dan keluar akwasan belum terintegrasi dengan
baik. Demikian pula dengan infrastruktur perkotaan seperti drainase, air limbah
dan persampahan.
Sejalan dengan arahan tata ruang untuk pengembangkan permukiman lebih berat
kepada WP C dan WP D maka beberapa kawasan dipandang perlu dijadikan
kawasan permukiman prioritas agar perencanaan dan penataannya menjadi lebih
baik.
Kawasan
permukiman
prioritas
pada
tipe
pengembangan
baru
tidak
merupakan suatu wilayah administrasi kelurahan secara utuh namun merupakan
kesatuan permukiman dan lahan kosong diantara permukiman (calon kawasan
permukiman)
yang
dapat
mencakup
lebih
dari
satu
wilayah
administrasi
keluarahan.
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 27
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Tabel 7.10 Data Bangunan Kawasan Pengembangan Permukiman Baru
Data lokasi kawasan permukiman padat - kumuh
No.
WP / Kelurahan
Luas
kawasan
Permukiman
Padat (Ha)
Luas
Kawasan
Terbangun
(Ha)
Jumlah
Bangunan di
Kawasan
Permukiman
Padat
Kepadatan
Bangunan/Ha
Koefisien
Wilayah
Terbangun
WP C
1
Kayumanis-Mekarwangi
307.784
76.254
233.530
1013
9.534
2
Kedungbadak-Sukaresmi
273.742
95.198
178.544
3022
32.893
3
Cibadak
189.317
97.240
92.077
3119
30.483
4
Sukadamai-Kedungjaya
156.180
71.068
83.112
1887
20.363
WP D
5
Ciparigi-Kedunghalang
199.156
108.374
90.782
3956
38.495
6
Ciluar-Tanah Baru-Cimahpar
290.548
103.493
187.055
4707
51.839
205.562
81.259
126.303
1512
13.728
WP E
7
Katulampa
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Tabel 7.11 Aksesibilitas Kawasan Pengembangan Permukiman baru
NO.
WP / KELURAHAN
KLASIFIKASI
JALAN TERDEKAT
AKSESIBILITAS INTERNAL KAWASAN
WP C
1
Kayumanis –Mekarwangi
Kolektor
2
Kedungbadak – Sukaresmi
Kolektor
3
Cibadak
Kolektor
4
Sukadamai-Kedungjaya
Kolektor
Akses saat ini tidak akan memadai sebagai jalan
kolektor
Akses saat ini tidak akan memadai sebagai jalan
kolektor
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik, orientasi
aksesibilitas jalan belum baik
Akses saat ini tidak akan memadai sebagai jalan
kolektor
WP D
5
Ciparigi-Kedunghalang
Kolektor
6
Ciluar- Tanah baru – Cimahpar
Kolektor
Akses saat ini tidak akan memadai sebagai jalan
kolektor
Akses saat ini tidak akan memadai sebagai jalan
kolektor
WP E
7
Katulampa
Kolektor
Jalan local dengan lebar < 6 m , kondisi baik, orientasi
aksesibilitas jalan belum baik
Sumber : SPPIP Kota Bogor 2011
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 28
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Tabel 7.12 Kondisi Infrastruktur Kawasan Pengembangan Permukiman Baru
Eksisting
No
Lokasi Calon
Kawasan
Prioritas
Drainase
(sumber:
master plan
drainase
Kota Bogor
2007 dan
Output EHRA
Drainase
2010)
Air Minum
(Sumber:
Perkembangan
Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni 2009)
C
1
2
3
4
5
6
Air Limbah
(Sumber : Master
Plan Air Limbah
dan Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Persampahan
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan Kota
Bogor Tahun 2008
dan Output EHRA
Sampah 2010)
Sanitasi
(Sumber : Strategi
Sanitasi Kota Bogor
Tahun2010)
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Kayumanis 21,4%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Kayumanis: 83,57%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Mekarwangi 17,6%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Mekarwangi :
87,58%
WP C
Kayu Manis
Mekarwangi
Kedung Badak
Sukaresmi
Cibadak
Sukadamai
Lokasi
Genangan
Kelurahan
Kayumanis
penyebab
saluran
Cikeumeuh
dan Saluran
Cimanggu
Lokasi
Genangan
Kelurahan
Mekarwangi
Kp. Asem
Penyebab
Saluran
Cigede
Wetan
Lokasi
genangan
Kel.
Kedungbadak
, penyebab
luapan S.
Ciliwung
Lokasi
Genangan
Kelurahan
Sukaresmi,
penyebab
saluran Kali
Duren dan
Saluran
Tersier
Cidepit 4 dan
Cidepit 5 dan
air lapangan
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
43,96%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Kayumanis 92,2%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
56,16%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Mekarwangi
88,2%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
68,98%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Kedungbadak 85%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Kedungbadak 75%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Kedungbadak :
89,55%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
33,04%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Sukaresmi 67,7%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Sukaresmi 29%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Sukaresmi : 90,96%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Cibadak
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Cibadak 37.7%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Sukadamai
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Sukadamai 28.9%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
44%
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
100%
Rencana Pembangunan Infrastruktur - 29
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KOTA BOGOR 2015-2019
Eksisting
No
7
Lokasi Calon
Kawasan
Prioritas
Drainase
(sumber:
master plan
drainase
Kota Bogor
2007 dan
Output EHRA
Drainase
2010)
Kedungjaya
Air Minum
(Sumber:
Perkembangan
Pelanggan
PDAM Kota
Bogor Juni 2009)
Air Limbah
(Sumber : Master
Plan Air Limbah
dan Output EHRA
Air Limbah Kota
Bogor Tahun
2010)
Persampahan
(Sumber : Review
Master Plan
Persampahan Kota
Bogor Tahun 2008
dan Output EHRA
Sampah 2010)
Sanitasi
(Sumber : Strategi
Sanitasi Kota Bogor
Tahun2010)
Cakupan
Pelayanan
sampai dengan
Juni 2011
45%
Cakupan
Pelayanan Air
Limbah
Kedungjaya
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Kedungjaya60.6%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) =
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Ciparigi 31,7%
Akses Terhadap
Sanitasi Dasar
(jamban, % rumah
memiliki) = Ciparigi:
91,37%
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Kedunghalang 50%
Akses Terhadap
Sanitasi Da