Aspek Lingkungan dan Sosial
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Aspek Lingkungan dan
Sosial
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
1
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal
lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan
infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di
perkotaan maupun di
perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial
meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan
dan
sosial,
analisis
dengan
instrumen, serta pemetaan antisipasi dan
rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.
8.1
Aspek Lingkungan
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam
penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota
telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai
berikut:
1.
UU No.
32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS),
Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan
(AMDAL),
dan
Upaya
Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup (SPPLH)”
2.
UU
No.
17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional:
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu
penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara
konsisten di segala bidang”
3.
Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah
perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di
perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan
peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
2
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”.
4.
Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian
Lingkungan Hidup Strategis:
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS
digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan,
rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang
tidak diharapkan dapat diminimalkan
5.
Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen
Lingkungan.
Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu
disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan
SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta
Karya mengacu pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yaitu:
1.
Pemerintah Pusat
a. Menetapkan kebijakan nasional.
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKLUPL.
e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup.
f. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian
dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.
g. Melakukan pembinaan dan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
i. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.
j. Menetapkan standar pelayanan minimal.
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
3
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
2.
Pemerintah Provinsi :
a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKLUPL.
d. Melakukan
kebijakan,
pembinaan
peraturan
dan
pengawasan
daerah,
dan
terhadap
peraturan
pelaksanaan
kepala
daerah
kabupaten/kota.
e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
f. Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada
kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan.
g. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3.
Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKLUPL.
d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
8.1.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya
disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan
partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena:
1.
RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur.
2.
KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM
adalah karena RPI2-JM bidang Cipta Karya berada pada tataran
Kebijakan/Rencana/Program. Dalam
hal
ini,
KLHS
menerapkan
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
4
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau
program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan
yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan
hidup.
KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dengan
dibantu oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah sebagai instansi yang
memiliki tugas dan fungsi terkait langsung dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten. Koordinasi penyusunan
KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer
pemahaman mengenai pentingnya penerapan
prinsip
perlindungan
dan
pengelolaan lingkungan hidup untuk mendorong terjadinya pembangunan
berkelanjutan.
Tahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan pelaksanaan KLHS
diawali
dengan
penapisan usulan
rencana/program dalam RPI2-JM per sektor dengan mempertimbangkan isuisu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2) kerusakan, kemerosotan, dan/atau
kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan intensitas dan cakupan
wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan
lahan, (4) penurunan mutu dan
kelimpahan
sumber
daya
alam,
(5)
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan
jumlah
penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan
dan
keselamatan
manusia.
Isu-isu
tersebut
menjadi
kriteria
apakah
rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau
dampak terhadap isu-isu tersebut.
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
5
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Tabel. VIII.1.
Kriteria Penapisan Usulan/Program Kegiatan
Bidang Cipta Karya
N
o
Kriteria Penapisan
Penilaian
Uraian
Kesimpulan:
Pertimbangan*
(Signifikan/Tida
k)
Pembangunan
Tidak
infrastruktur tidak
mereduksi ruang
hijau secara
signifikan
Pembangunan
Tidak
infrastruktur tidak
mereduksi ruang
hijau secara
signifikan
Sebagian
Tidak
infrastruktur
dibangun justru
dengan tujuan
mencegah dan
mengatasi bencana,
terutama banjir
1.
Perubahan Iklim
2.
Kerusakan, kemerosotan,
dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati
3.
Peningkatan intensitas dan
cakupan wilayah bencana
banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan dan
lahan,
Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya
alam
Infrastruktur tidak
membutuhkan lahan
yang signifikan
Tidak
4.
Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan,
Infrastruktur tidak
membutuhkan lahan
yang signifikan
Tidak
5.
Peningkatan jumlah penduduk
miskin atau terancamnya
keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat
Infrastruktur
dibangun untuk
memenuhi
kebutuhan dan
meningkatkan
kualitas lingkungan
permukiman
Tidak
Peningkatan risiko terhadap
kesehatan dan keselamatan
manusia
Infrastruktur
dibangun untuk
memenuhi
kebutuhan dan
meningkatkan
kualitas lingkungan
permukiman
Tidak
6.
7.
Berdasarkan Pedoman Umum Penyusunan Dokumen RPI2-JM, tahap
selanjutnya yang harus dilakukan setelah penapisan terdapat dua kegiatan,
yaitu Jika melalui proses penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa
rencana/program dalam
RPI2-JM tidak berpengaruh terhadap kriteria
penapisan di atas maka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
6
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
tentang Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dapat
menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan
ditandatangani oleh Ketua Satgas RPI2-JM dengan persetujuan BPLHD, dan
dijadikan lampiran dalam dokumen RPI2-JM.
Namun meskipun demikian, untuk dapat mengkaji aspek lingkungan
sebagai dasar mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, substansi ini
tetap perlu menelaah kondisi hubungan antara issue-issue lingkungan secara
eksisting dengan pembangunan bidang cipta karya, serta menelaah jenis
infrastruktur bidang cipta karya yang memerlukan kajian dampak lingkungan
terlebih dahulu.
Identifikasi pembangunan berkelanjutan bidang cipta karya di
Kabupaten Bungo dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel. VIII.2.
Identifikasi Issue-issue Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya
Di Kabupaten Bungo
No
1
2
3
4
5
6
Issue
Penjelasan
Lingkungan Hidup Permukiman
Kualitas air baku yang terindikasi tercemar
Secara umum, air baku bersumber dari Batang
mercury sebagai dampak perkembangan PETI
Bungo dan Batang Tebo.
di kawasan hulu
Kualitas lingkungan permukiman sempadan
Sebagian kawasan permukiman berada di
sungai yang sangat rendah
kawasan sempadan sungai.
Kepadatan
bangunan non permanen yang tinggi, sanitas
yang buruk, kontruksi bangunan rumah non
permanen, rendah proteksi kebakaran dan
lainnya
Limbah rumah tangga yang disalurkan langsung Pola ini terutama terjadi pada kawasan
ke aliran sungai
sebagaimana digambarkan pada poin 2.
Pengelolaan persampahan yang sulit
Sulit yang dimaksud adalah pengaruh sebaran
pusat-pusat permukiman di Kabupaten Bungo
yang memiliki rentang jarak yang cukup jauh
antara satu sama lainnya, sehingga pelayanan
persampahan
cenderung
hanya
dapat
dilakukan pada kawasan perkotaan
Ekonomi
Sebagian besar penduduk terutama penduduk
Kegiatan ekonomi yang berpengaruh terhadap
bermata pencaharian pada sektor primer,
keberlangsungan lingkungan terkait bidang
terkecuali di kawasan perkotaan terutama
keciptakaryaan adalah mata pencaharian yang
perkotaan Muara Bungo
bergantung kepada sektor primer yang
berkaitan dengan aktivitas PETI yang beresiko
mengganggu eksistensi sumber air baku.
Sosial
Pemahaman masyarakat terhadap aspek
Secara umum, pengelolaan sanitasi dan
sanitasi
persampahan tidak dapat lepas dari kesadaran
dari masyarakat itu sendiri. Kondisi ini dapat
merupakan hubungan timbal balik dengan
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
7
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
No
Issue
Penjelasan
kemiskinan,
dimana
kemiskinan
dapat
menyebabkan taraf pendidikan rendah dan
pemahaman yang rendah pula, sehingga dapat
menimbulkan kerentanan terhadap tumbuh
dan
berkembangnya
kawasan
kumuh,
lingkungan permukiman yang cenderung slum
mempengaruhi karakter dan pola pikir
penghuni
Dari tabel diatas dapat disimpulkan beberapa bahan pertimbangan,
diantaranya:
a.
Batang Tebo dan Batang Bungo sebagai sumber air baku adalah sungai
dalam lingkup kewenangan nasional karena melintasi 2 (dua) wilayah
provinsi.
Penanganan pencemaran tidak dapat dilakukan hanya oleh
Pemerintah Kabupaten Bungo , sehingga diperlukan dorongan bersama
daerah lainnya untuk mengatasi sumber pencemaran terutama diwilayah
hulu ;
b.
Diperlukan pembangunan dan pengembangan pengelolaan air limbah
komunal terutama di kawasan permukiman padat pada kawasan
perkotaan ;
c.
Pengembangan TPA menjadi Sanitary Landfill.
Pengembangan ini
memerlukan tambahan luas lahan untuk kinerja TPA yang lebih maksimal.
8.1.2. Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH
Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun
2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang
Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu:
1.
Proyek wajib AMDAL
2.
Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL
3.
Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
8
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Tabel. VIII.3.
Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL
Deskripsi
a) Rujukan
Peraturan
Perundangan
Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
1. UU 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan
2. Pengelolaan Lingkungan
Hidup
3. Permen LH 09/2011 tentang
Pedoman umum KLHS
b) PengertianUmum
Rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh,
dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program.
c) Kewajiban
pelaksanaan
Pemerintah dan Pemerintah
Daerah
d) Keterkaitan
studi lingkungan
dengan:
e) Mekanisme
pelaksanaan
1. Penyusunan atau evaluasi
RTRW, RPJP dan RPJM
2. Kebijakan,
rencana
dan/atau
program
yang
berpotensi
menimbulkan
dampak dan/atau resiko
lingkungan
1. pengkajian pengaruh
kebijakan, rencana, dan/
atau program terhadap
kondisi lingkungan hidup di
suatu wilayah;
2. perumusan
alternatif
penyempurnaan kebijakan,
rencana, dan/atau program;
dan
3. rekomendasi perbaikan
untuk pengambilan
keputusan kebijakan,
rencana, dan/atau program
yang mengintegrasikan
prinsip pembangunan
berkelanjutan.
1.
2.
3.
4.
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal)
UU 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang
jenis kegiatan bidang PU wajib UKL UPL
Permen LH 5/2012 tentang jenis
rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib
AMDAL
Kajian mengenai dampak penting suatu
usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup
yang
diperlukan
bagi
proses
pengambilan
keputusan
tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala
bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan
perubahan terhadap rona lingkungan hidup
serta menyebabkan dampak terhadap
lingkungan.
Pemrakarsa rencana usaha dan/atau
kegiatan yang
masuk kriteria sebagai wajib AMDAL
(Pemerintah/swasta)
Tahap perencanaan suatu usaha dan atau
kegiatan
a. Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang
berkompeten sebagai penyusun AMDAL
b. Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi
penilai AMDAL yang dibentuk oleh Menteri,
Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya dan dibantu oleh Tim
Teknis.
c. Komisi penilai AMDAL menyampaikan
rekomendasi berupa kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri,
gubernur, dan bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.
d. Menteri, gubernur, dan bupati/walikota
berdasarkan rekomendasi komisi penilai
AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan
atau Ketidaklayakan lingkungan
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
9
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Deskripsi
f) Muatan Studi
Lingkungan
g) Output
h) Outcome
i) Pendanaan
j) Partisipasi
Masyarakat
k) Atribut Lainnya:
1. Posisi
2. Pendekatan
3. Fokus analisis
4. Dampak
kumulatif
Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
1. Isu Strategis terkait
Pembangunan
2. Berkelanjutan
3. Kajian
pengaruh
rencana/program
dengan
isu-isu
strategis
terkait
pembangunan berkelanjutan
4. Alternatif
rekomendasi
untuk rencana/program
Dasar bagi kebijakan,
rencana, dan/atau program
pembangunan dalam suatu
wilayah.
1. Rekomendasi
KLHS
digunakan
sebagai
alat
untuk melakukan perbaikan
kebijakan,
rencana,
dan/atau
program
pembangunan
yang
melampaui daya dukung
dan
daya
tampung
lingkungan.
2. segala
usaha
dan/atau
kegiatan
yang
telah
melampaui daya dukung
dan
daya
tampung
lingkungan hidup sesuai
hasil
KLHS
tidak
diperbolehkan lagi.
APBD Kabupaten/Kota
Masyarakat adalah salah satu
komponen dalam
kabupaten/kota yang dapat
mengakses dokumen
pelaksanaan KLHS
Hulu siklus pengambilan
keputusan
Cenderung pro aktif
Evaluasi implikasi lingkungan
dan pembangunan
berkelanjutan
Peringatan dini atas adanya
dampak komulatif
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal)
1. Kerangka acuan;
2. Andal; dan
3. RKL-RPL.
Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan
Andal dan RKL-RPL. Kerangka acuan wajib
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
dan/atau rencana tata ruang kawasan.
Keputusan Menteri, gubernur dan
bupati/walikota sesuai
kewenangan tentang kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan.
1. Dasar pertimbangan penetapan
kelayakan atau ketidak layakan lingkungan
2. Jumlah dan jenis izin perlindungan
hidup yang diwajibkan
3. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa
sesuai yang tercantum dalam RKL RPL.
1. Kegiatan penyusunan AMDAL (KA,
ANDAL, RKL-RPL) didanai oleh
pemrakarsa,
2. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim
Teknis dan sekretariat Penilai AMDAL
dibebankan pada APBN/APBD
3. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL
oleh komisi AMDAL dan tim teknis dibiayai
oleh pemrakarsa.
4. Dana pembinaan dan pengawasan
dibebankan pada anggaran instansi
lingkungan hidup pusat, provinsi dan
kabupaten/kota
Masyarakat yang dilibatkan adalah:
1. Yang terkena dampak;
2. Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau
3. Yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL
Akhir sklus pengambilan keputusan
Cenderung bersifat reaktif
Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak
lingkungan
Amat terbatas
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
10
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Deskripsi
5. Titik
berat
telaahan
6. Alternatif
7. Kedalaman
8. Deskripsi
proses
9. Fokus
pengendalian
dampak
10. Institusi
Penilai
Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
Memelihara keseimbangan
alam, pembangunan
berkelanjutan
Banyak alternatif
Luas dan tidak rinci
sebagai landasan untuk
mengarahkan visi dan
kerangka umum
Proses multi pihak, tumpang
tindih komponen, KRP
merupakan proses iteratif dan
kontinu
Fokus pada agenda
pembangunan berkelanjutan
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal)
Mengendalikan dan meminimalkan dampak
negative
Tidak diperlukan institusi
yang berwenang memberikan
penilaian dan persetujuan
KLHS
Diperlukan institusi yang berwenang
memberikan
penilaian dan persetujuan AMDAL
Alternatif terbatas jumlahnya
Sempit, dalam dan rinci
Proses dideskripsikan dengan jelas,
mempunyai awal dan
akhir
Menangani gejala kerusakan lingkungan
Tabel. VIII.4.
Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No
.
A.
B.
C.
Jenis Kegiatan
Persampahan:
a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan
sistem Control landfill/sanitary landfill:
- luas kawasan TPA, atau
- Kapasitas Total
b. TPA di daerah pasang surut:
- luas landfill, atau
- Kapasitas Total
c. Pembangunan transfer station:
- Kapasitas
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah
terpadu:
- Kapasitas
e. Pengolahan dengan insinerator:
- Kapasitas
f. Composting Plant:
- Kapasitas
g. Transportasi sampah dengan kereta api:
- Kapasitas
Pembangunan Perumahan/Permukiman:
a. Kota metropolitan, luas
b. Kota besar, luas
c. Kota sedang dan kecil, luas
d. keperluan settlement transmigrasi
Air Limbah Domestik
a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas
penunjang:
Skala/Besaran
> 10 ha
> 100.000 ton
semua kapasitas/
besaran
> 500 ton/hari
> 500 ton/hari
semua kapasitas
> 500 ton/hari
> 500 ton/hari
> 25 ha
> 50 ha
> 100 ha
> 2.000 ha
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
11
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
No
.
D.
E.
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
- Luas, atau
- Kapasitasnya
b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk
fasilitas penunjangnya:
- Luas, atau
- Kapasitasnya
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:
> 2 ha
> 11 m3/hari
- Luas layanan, atau
- Debit air limbah
Pembangunan Saluran Drainase (Primer
dan/atau sekunder) di permukiman
a. Kota besar/metropolitan, panjang:
b. Kota sedang, panjang:
Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan
> 500 ha
> 3 ha
> 2,4 ton/hari
> 16.000 m3/hari
> 5 km
> 10 km
a. Pembangunan jaringan distribusi
- Luas layanan
b. Pembangunan jaringan transmisi
-
> 500 ha
panjang
> 10 km
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah
batas menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib
dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan bidang Cipta karya dan
batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel. VIII.5.
Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi
Wajib UKL-UPL
a.
b.
Sektor Teknis CK
Persampahan
Air Limbah Domestik
Permukiman
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
1. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan
sistem controlled landfill atau sanitary
landfill termasuk instansi penunjang:
a. Luas kawasan, atau < 10 Ha
b. Kapasitas total < 10.000 ton
2. TPA daerah pasang surut
a. Luas landfill, atau < 5 Ha
b. Kapasitas total < 5.000 ton
3. Pembangunan Transfer Station
a. Kapasitas < 1.000 ton/hari
4. Pembangunan Instalasi/Pengolahan
Sampah Terpadu
a. Kapasitas < 500 ton
5. Pembangunan Incenerator
a. Kapasitas < 500 ton/hari
6. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos
a. Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha
1. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT) termasuk fasilitas penunjang
a. Luas < 2 ha
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
12
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Sektor Teknis CK
c. Drainase Permukaan
Perkotaan
d.
Air Minum
e.
Pembangunan
Gedung
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
b. Atau kapasitas < 11 m3/hari
2. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air
Limbah
a. Luas < 3 ha
b. Atau bahan organik < 2,4 ton/hari
3. Pembangunan
sistem
perpipaan
air
limbah (sewerage/off-site sanitation system)
diperkotaan/permukiman
a. Luas < 500 ha
b. Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari
1.
Pembangunan saluran primer dan sekunder
a. Panjang < 5 km
2. Pembangunan
kolam
retensi /polder
di area/kawasan pemukiman
a. Luas kolam retensi/polder (1 – 5) ha
1. Pembangunan jaringan distribusi:
a. luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha
2. Pembangunan jaringan pipa transmisi
a. Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d 50 lps s.d. < 100 lps
5. Pengambilan air tanah dalam untuk
kebutuhan:
a. Pelayanan masyarakat oleh
penyelenggara SPAM : 2,5 lps - < 50 lps
b. Kegiatan komersil: 1,0 lps - < 50 lps
1. Pembangunan bangunan gedung di atas /
bawah tanah:
a. Fungsi usaha meliputi bangunan gedung
perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan
bangunan gedung tempat penyimpanan:
5000 m2 s.d. 10.000 m2
b. Fungsi keagamaan, meliputi bangunan
masjid termasuk mushola, bangunan gereja
termasuk kapel, bangunan pura, bangunan
vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2
s.d. 10.000 m2
c. Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan
gedung pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan
bangunan gedung pelayanan umum : 5000
m2 s.d. 10.000 m2
d. Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir,
instalasi pertahanan dan keamanan dan
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh
menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan
untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
13
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Sektor Teknis CK
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
Pembangunan bangunan gedung di bawah
tanah yang melintasi prasarana dan atau
sarana umum:
a. Fungsi
usaha
meliputi
bangunan
gedung perkantoran,
perdagangan,
perindustrian,
perhotelan,
wisata dan
rekreasi, terminal dan bangunan gedung
tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000
m2
b. Fungsi keagamaan, meliputi bangunan
masjid termasuk mushola, bangunan gereja
termasuk kapel, bangunan pura, bangunan
vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2
s.d. 10.000 m2
c. Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan
gedung pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan
bangunan gedung pelayanan umum : 5000
m2 s.d. 10.000 m2
d. Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir,
instalasi pertahanan dan keamanan dan
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh
menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan
untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
3. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau
di atas air:
a. Fungsi usaha meliputi bangunan gedung
perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan
bangunan gedung tempat penyimpanan:
5000 m2 s.d. 10.000 m2
b. Fungsi keagamaan, meliputi bangunan
masjid termasuk mushola, bangunan gereja
termasuk kapel, bangunan pura, bangunan
vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2
s.d. 10.000 m2
c. Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan
gedung pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan
bangunan gedung pelayanan umum : 5000
m2 s.d. 10.000 m2
d. Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir,
instalasi pertahanan dan keamanan dan
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh
menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan
untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
1. Kawasan Permukiman Sederhana untuk
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),
misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja;
a. Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
b. Luas kawasan: < 10 ha
2. Pengembangan kawasan permukiman baru
sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal
pedesaan (Kota Terpadu Mandiri eks
transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di
2.
f.
Pengembangan kawasan
permukiman baru
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
14
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Sektor Teknis CK
3.
1.
g. Peningkatan Kualitas
Permukiman
2.
3.
1.
h. Penanganan Kawasan Kumuh
Perkotaan
Sumber :
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
perbatasan);
a. Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
b. Luas kawasan: < 10 ha
Pengembangan kawasan permukiman baru
dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan
Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun)
a. Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
b. Luas kawasan: < 10 ha
Penanganan kawasan kumuh di perkotaan
dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan
dasar (basic need) pelayanan infrastruktur,
tanpa pemindahan penduduk;
a. Luas kawasan: < 10 ha
Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil,
kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;
a. Luas kawasan: < 10 ha
Pengembangan kawasan perdesaan untuk
meningkatkan ekonomi lokal (penanganan
kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat
pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat
pertumbuhan DPP)
a. Luas kawasan: < 10 ha
Penanganan menyeluruh terhadap kawasan
kumuh berat di perkotaan metropolitan yang
dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota
(urban renewal), disertai dengan pemindahan
penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan
penyediaan bangunan rumah susun
a. Luas kawasan: < 5 ha
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah
batas wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL menjadikannya tidak wajib
dilengkapi
dokumen UKL-UPL
tetapi
wajib
dilengkapi
dengan
Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(SPPLH).
Tabel. VIII.6.
Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Cipta
Karya
No.
1
2
3
4
Komponen
Kegiatan
TPA
IPAL Komunal
IPLT
IPA
Lokasi
Amdal
TJ.Meranti
Pasar Muara Bungo
TJ.Meranti
Kuamang Kuning, Rimbo Tengah,
Tanah Tumbuh, Jujuhan Ilir,
√
√
√
UKL/UPL
√
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
15
SPPLH
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
8.2
Aspek Sosial
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur
bidang Cipta Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan,
maupun
pasca
pembangunan/pengelolaan.
Pada
taraf
perencanaan,
pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek
sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti
pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat
pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan
proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun
permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan
perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya
tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial
ekonomi masyarakat sekitarnya.
Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya
memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:
1.
UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional:
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga
dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok
masyarakat yang kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan
masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah
bencana. Penguatan
kelembagaan
dan
jaringan
pengarusutamaan
gender dan anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan
data dan statistik gender.
2.
UU
No.
2/2012
tentang Pengadaan
Lahan
bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum:
Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan
menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat dengan
tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang Berhak.
3.
Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat
diwujudkan melalui sejumlah
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
16
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
program
pembangunan
untuk
penanggulangan
kemiskinan
dan
penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di bidang
pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan infrastruktur dasar.
Untuk
mewujudkan
keadilan
dan
kesetaraan
gender, peningkatan
akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.
4.
Peraturan
Presiden
No.
15/2010
tentang
Percepatan
penanggulangan Kemiskinan
Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin
melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha
ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan
kegiatan ekonomi.
5.
Instruksi
Presiden
No.
9
Tahun
2000
tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
Menginstruksikan
pengarusutamaan
kepada
gender
Menteri
guna
untuk
melaksanakan
terselenggaranya
perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan
program
pembangunan
nasional
dan
yang berperspektif gender sesuai
dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:
1. Pemerintah Pusat:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat
strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang
bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
c. Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
miskin
melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil,
serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di
tingkat pusat.
d. Melaksanakan
pengarusutamaan
gender
guna
terselenggaranya
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
17
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan nasional berperspektif gender,
khususnya untuk bidang Cipta Karya.
2. Pemerintah Provinsi:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat
regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang
bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
c. Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
miskin
melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil,
serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di
tingkat provinsi.
d. Melaksanakan
pengarusutamaan
gender
guna
terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan di tingkat provinsi berperspektif
gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota:
a. Menjamin
tersedianya
tanah
untuk
kepentingan
umum
di
kabupaten/kota.
b. Menjamin
tersedianya
pendanaan
untuk
kepentingan
umum
di
kabupaten/kota.
c. Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
miskin
melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil,
serta program lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat
kabupaten/kota.
d. Melaksanakan
pengarusutamaan
gender
guna
terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan di tingkat kabupaten/kota
berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
18
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
8.2.1. Aspek Sosial Pada Tahap Perencanan Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Pembangunan infrastruktur bidang cipta karya adalah merupakan
bagian dari upaya pengentasan kemiskinan. Kajian terhadap karakter dasar
kemiskinan di Kabupaten Bungo diharapkan dapat menjadi pelengkap
efektifitas pembangunan masing-masing sektor yang dimulai dari tahap
perencanaan program pembangunan.
Pada dasarnya pengentasan kemiskinan telah digariskan dalam target
MDG’s yang diharapkan dapat terwujud pada tahun 2015. Namun tahun 2015
yang dimaksud telah berakhir tahun ini. Oleh karena itu, pembangunan bidang
cipta karya diharapkan juga dapat menunjang rencana dan pelaksanaan
pengentasan kemiskinan pasca tahun 2015 ini.
Tabel. VIII.7.
Analisis Kebutuhan Penduduk Miskin di Kabupaten Bungo
Jumlah
Penduduk
Miskin
persentase
Kondisi
Umum
Permasalahan
1. Mata
pencaharian
penduduk
miskin
secara
umum pada
sektor
primer
dengan
pengelolaan
tradisional ;
2. Kondisi
lingkungan
hunian yang
cenderung
belum layak
huni
1. Keterbatasan
lapangan
pekerjaan,
sehingga
masih
bergantung
pada
sektor
primer ;
2. Prasarana dan
sarana
pada
lingkungan
hunian masih
terbatas
Bentuk
Penanganan
yang sudah
dilakukan
Pemenuhan
prasarana
lingkungan
permukiman
melalui
program padat
karya
Kebutuhan
penanganan
1. Pemenuhan
kebutuhan AM ;
2. Pemenuhan
kebutuhan sarana
sanitasi ;
3. Pembangunan
dan peningkatan
prasarana jalan
lingkungan ;
4. Pengembangan
kawasan
permukiman yang
tidak berorientasi
sempadan sungai
Keterangan : bentuk penanganan yang sudah dilakukan dan kebutuhan penanganan yang ditampilkan
dikhususkan terkait dengan bidang cipta karya
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
19
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa bidang cipta karya telah berkontribusi
dalam upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bungo, salah satunya
melalui program padat karya.
8.2.2. Aspek Sosial Pada Tahap Pelaksanaan Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran
kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir
terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan
beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi, pengadaan lahan dan
pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta permukiman kembali.
1.
Konsultasi masyarakat
Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada
masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena
dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini
sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa pendapat,
usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses
perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan
program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.
2.
Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah
dan bangunan.
Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas
tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta
karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah
ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip
utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus
dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan
standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan
tanah ini.
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
20
Dinas Pekerjaan Umum
Aspek Lingkungan dan
Sosial
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
1
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal
lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan
infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di
perkotaan maupun di
perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial
meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan
dan
sosial,
analisis
dengan
instrumen, serta pemetaan antisipasi dan
rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.
8.1
Aspek Lingkungan
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam
penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota
telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai
berikut:
1.
UU No.
32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS),
Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan
(AMDAL),
dan
Upaya
Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup (SPPLH)”
2.
UU
No.
17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional:
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu
penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara
konsisten di segala bidang”
3.
Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah
perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di
perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan
peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
2
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”.
4.
Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian
Lingkungan Hidup Strategis:
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS
digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan,
rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang
tidak diharapkan dapat diminimalkan
5.
Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen
Lingkungan.
Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu
disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan
SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta
Karya mengacu pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yaitu:
1.
Pemerintah Pusat
a. Menetapkan kebijakan nasional.
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKLUPL.
e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup.
f. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian
dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.
g. Melakukan pembinaan dan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
i. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.
j. Menetapkan standar pelayanan minimal.
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
3
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
2.
Pemerintah Provinsi :
a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKLUPL.
d. Melakukan
kebijakan,
pembinaan
peraturan
dan
pengawasan
daerah,
dan
terhadap
peraturan
pelaksanaan
kepala
daerah
kabupaten/kota.
e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
f. Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada
kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan.
g. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3.
Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKLUPL.
d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
8.1.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya
disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan
partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena:
1.
RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur.
2.
KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM
adalah karena RPI2-JM bidang Cipta Karya berada pada tataran
Kebijakan/Rencana/Program. Dalam
hal
ini,
KLHS
menerapkan
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
4
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau
program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan
yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan
hidup.
KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dengan
dibantu oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah sebagai instansi yang
memiliki tugas dan fungsi terkait langsung dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten. Koordinasi penyusunan
KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer
pemahaman mengenai pentingnya penerapan
prinsip
perlindungan
dan
pengelolaan lingkungan hidup untuk mendorong terjadinya pembangunan
berkelanjutan.
Tahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan pelaksanaan KLHS
diawali
dengan
penapisan usulan
rencana/program dalam RPI2-JM per sektor dengan mempertimbangkan isuisu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2) kerusakan, kemerosotan, dan/atau
kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan intensitas dan cakupan
wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan
lahan, (4) penurunan mutu dan
kelimpahan
sumber
daya
alam,
(5)
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan
jumlah
penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan
dan
keselamatan
manusia.
Isu-isu
tersebut
menjadi
kriteria
apakah
rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau
dampak terhadap isu-isu tersebut.
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
5
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Tabel. VIII.1.
Kriteria Penapisan Usulan/Program Kegiatan
Bidang Cipta Karya
N
o
Kriteria Penapisan
Penilaian
Uraian
Kesimpulan:
Pertimbangan*
(Signifikan/Tida
k)
Pembangunan
Tidak
infrastruktur tidak
mereduksi ruang
hijau secara
signifikan
Pembangunan
Tidak
infrastruktur tidak
mereduksi ruang
hijau secara
signifikan
Sebagian
Tidak
infrastruktur
dibangun justru
dengan tujuan
mencegah dan
mengatasi bencana,
terutama banjir
1.
Perubahan Iklim
2.
Kerusakan, kemerosotan,
dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati
3.
Peningkatan intensitas dan
cakupan wilayah bencana
banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan dan
lahan,
Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya
alam
Infrastruktur tidak
membutuhkan lahan
yang signifikan
Tidak
4.
Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan,
Infrastruktur tidak
membutuhkan lahan
yang signifikan
Tidak
5.
Peningkatan jumlah penduduk
miskin atau terancamnya
keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat
Infrastruktur
dibangun untuk
memenuhi
kebutuhan dan
meningkatkan
kualitas lingkungan
permukiman
Tidak
Peningkatan risiko terhadap
kesehatan dan keselamatan
manusia
Infrastruktur
dibangun untuk
memenuhi
kebutuhan dan
meningkatkan
kualitas lingkungan
permukiman
Tidak
6.
7.
Berdasarkan Pedoman Umum Penyusunan Dokumen RPI2-JM, tahap
selanjutnya yang harus dilakukan setelah penapisan terdapat dua kegiatan,
yaitu Jika melalui proses penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa
rencana/program dalam
RPI2-JM tidak berpengaruh terhadap kriteria
penapisan di atas maka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
6
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
tentang Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dapat
menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan
ditandatangani oleh Ketua Satgas RPI2-JM dengan persetujuan BPLHD, dan
dijadikan lampiran dalam dokumen RPI2-JM.
Namun meskipun demikian, untuk dapat mengkaji aspek lingkungan
sebagai dasar mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, substansi ini
tetap perlu menelaah kondisi hubungan antara issue-issue lingkungan secara
eksisting dengan pembangunan bidang cipta karya, serta menelaah jenis
infrastruktur bidang cipta karya yang memerlukan kajian dampak lingkungan
terlebih dahulu.
Identifikasi pembangunan berkelanjutan bidang cipta karya di
Kabupaten Bungo dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel. VIII.2.
Identifikasi Issue-issue Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya
Di Kabupaten Bungo
No
1
2
3
4
5
6
Issue
Penjelasan
Lingkungan Hidup Permukiman
Kualitas air baku yang terindikasi tercemar
Secara umum, air baku bersumber dari Batang
mercury sebagai dampak perkembangan PETI
Bungo dan Batang Tebo.
di kawasan hulu
Kualitas lingkungan permukiman sempadan
Sebagian kawasan permukiman berada di
sungai yang sangat rendah
kawasan sempadan sungai.
Kepadatan
bangunan non permanen yang tinggi, sanitas
yang buruk, kontruksi bangunan rumah non
permanen, rendah proteksi kebakaran dan
lainnya
Limbah rumah tangga yang disalurkan langsung Pola ini terutama terjadi pada kawasan
ke aliran sungai
sebagaimana digambarkan pada poin 2.
Pengelolaan persampahan yang sulit
Sulit yang dimaksud adalah pengaruh sebaran
pusat-pusat permukiman di Kabupaten Bungo
yang memiliki rentang jarak yang cukup jauh
antara satu sama lainnya, sehingga pelayanan
persampahan
cenderung
hanya
dapat
dilakukan pada kawasan perkotaan
Ekonomi
Sebagian besar penduduk terutama penduduk
Kegiatan ekonomi yang berpengaruh terhadap
bermata pencaharian pada sektor primer,
keberlangsungan lingkungan terkait bidang
terkecuali di kawasan perkotaan terutama
keciptakaryaan adalah mata pencaharian yang
perkotaan Muara Bungo
bergantung kepada sektor primer yang
berkaitan dengan aktivitas PETI yang beresiko
mengganggu eksistensi sumber air baku.
Sosial
Pemahaman masyarakat terhadap aspek
Secara umum, pengelolaan sanitasi dan
sanitasi
persampahan tidak dapat lepas dari kesadaran
dari masyarakat itu sendiri. Kondisi ini dapat
merupakan hubungan timbal balik dengan
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
7
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
No
Issue
Penjelasan
kemiskinan,
dimana
kemiskinan
dapat
menyebabkan taraf pendidikan rendah dan
pemahaman yang rendah pula, sehingga dapat
menimbulkan kerentanan terhadap tumbuh
dan
berkembangnya
kawasan
kumuh,
lingkungan permukiman yang cenderung slum
mempengaruhi karakter dan pola pikir
penghuni
Dari tabel diatas dapat disimpulkan beberapa bahan pertimbangan,
diantaranya:
a.
Batang Tebo dan Batang Bungo sebagai sumber air baku adalah sungai
dalam lingkup kewenangan nasional karena melintasi 2 (dua) wilayah
provinsi.
Penanganan pencemaran tidak dapat dilakukan hanya oleh
Pemerintah Kabupaten Bungo , sehingga diperlukan dorongan bersama
daerah lainnya untuk mengatasi sumber pencemaran terutama diwilayah
hulu ;
b.
Diperlukan pembangunan dan pengembangan pengelolaan air limbah
komunal terutama di kawasan permukiman padat pada kawasan
perkotaan ;
c.
Pengembangan TPA menjadi Sanitary Landfill.
Pengembangan ini
memerlukan tambahan luas lahan untuk kinerja TPA yang lebih maksimal.
8.1.2. Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH
Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun
2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang
Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu:
1.
Proyek wajib AMDAL
2.
Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL
3.
Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
8
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Tabel. VIII.3.
Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL
Deskripsi
a) Rujukan
Peraturan
Perundangan
Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
1. UU 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan
2. Pengelolaan Lingkungan
Hidup
3. Permen LH 09/2011 tentang
Pedoman umum KLHS
b) PengertianUmum
Rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh,
dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program.
c) Kewajiban
pelaksanaan
Pemerintah dan Pemerintah
Daerah
d) Keterkaitan
studi lingkungan
dengan:
e) Mekanisme
pelaksanaan
1. Penyusunan atau evaluasi
RTRW, RPJP dan RPJM
2. Kebijakan,
rencana
dan/atau
program
yang
berpotensi
menimbulkan
dampak dan/atau resiko
lingkungan
1. pengkajian pengaruh
kebijakan, rencana, dan/
atau program terhadap
kondisi lingkungan hidup di
suatu wilayah;
2. perumusan
alternatif
penyempurnaan kebijakan,
rencana, dan/atau program;
dan
3. rekomendasi perbaikan
untuk pengambilan
keputusan kebijakan,
rencana, dan/atau program
yang mengintegrasikan
prinsip pembangunan
berkelanjutan.
1.
2.
3.
4.
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal)
UU 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang
jenis kegiatan bidang PU wajib UKL UPL
Permen LH 5/2012 tentang jenis
rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib
AMDAL
Kajian mengenai dampak penting suatu
usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup
yang
diperlukan
bagi
proses
pengambilan
keputusan
tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala
bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan
perubahan terhadap rona lingkungan hidup
serta menyebabkan dampak terhadap
lingkungan.
Pemrakarsa rencana usaha dan/atau
kegiatan yang
masuk kriteria sebagai wajib AMDAL
(Pemerintah/swasta)
Tahap perencanaan suatu usaha dan atau
kegiatan
a. Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang
berkompeten sebagai penyusun AMDAL
b. Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi
penilai AMDAL yang dibentuk oleh Menteri,
Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya dan dibantu oleh Tim
Teknis.
c. Komisi penilai AMDAL menyampaikan
rekomendasi berupa kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri,
gubernur, dan bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.
d. Menteri, gubernur, dan bupati/walikota
berdasarkan rekomendasi komisi penilai
AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan
atau Ketidaklayakan lingkungan
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
9
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Deskripsi
f) Muatan Studi
Lingkungan
g) Output
h) Outcome
i) Pendanaan
j) Partisipasi
Masyarakat
k) Atribut Lainnya:
1. Posisi
2. Pendekatan
3. Fokus analisis
4. Dampak
kumulatif
Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
1. Isu Strategis terkait
Pembangunan
2. Berkelanjutan
3. Kajian
pengaruh
rencana/program
dengan
isu-isu
strategis
terkait
pembangunan berkelanjutan
4. Alternatif
rekomendasi
untuk rencana/program
Dasar bagi kebijakan,
rencana, dan/atau program
pembangunan dalam suatu
wilayah.
1. Rekomendasi
KLHS
digunakan
sebagai
alat
untuk melakukan perbaikan
kebijakan,
rencana,
dan/atau
program
pembangunan
yang
melampaui daya dukung
dan
daya
tampung
lingkungan.
2. segala
usaha
dan/atau
kegiatan
yang
telah
melampaui daya dukung
dan
daya
tampung
lingkungan hidup sesuai
hasil
KLHS
tidak
diperbolehkan lagi.
APBD Kabupaten/Kota
Masyarakat adalah salah satu
komponen dalam
kabupaten/kota yang dapat
mengakses dokumen
pelaksanaan KLHS
Hulu siklus pengambilan
keputusan
Cenderung pro aktif
Evaluasi implikasi lingkungan
dan pembangunan
berkelanjutan
Peringatan dini atas adanya
dampak komulatif
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal)
1. Kerangka acuan;
2. Andal; dan
3. RKL-RPL.
Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan
Andal dan RKL-RPL. Kerangka acuan wajib
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
dan/atau rencana tata ruang kawasan.
Keputusan Menteri, gubernur dan
bupati/walikota sesuai
kewenangan tentang kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan.
1. Dasar pertimbangan penetapan
kelayakan atau ketidak layakan lingkungan
2. Jumlah dan jenis izin perlindungan
hidup yang diwajibkan
3. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa
sesuai yang tercantum dalam RKL RPL.
1. Kegiatan penyusunan AMDAL (KA,
ANDAL, RKL-RPL) didanai oleh
pemrakarsa,
2. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim
Teknis dan sekretariat Penilai AMDAL
dibebankan pada APBN/APBD
3. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL
oleh komisi AMDAL dan tim teknis dibiayai
oleh pemrakarsa.
4. Dana pembinaan dan pengawasan
dibebankan pada anggaran instansi
lingkungan hidup pusat, provinsi dan
kabupaten/kota
Masyarakat yang dilibatkan adalah:
1. Yang terkena dampak;
2. Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau
3. Yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL
Akhir sklus pengambilan keputusan
Cenderung bersifat reaktif
Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak
lingkungan
Amat terbatas
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
10
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Deskripsi
5. Titik
berat
telaahan
6. Alternatif
7. Kedalaman
8. Deskripsi
proses
9. Fokus
pengendalian
dampak
10. Institusi
Penilai
Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
Memelihara keseimbangan
alam, pembangunan
berkelanjutan
Banyak alternatif
Luas dan tidak rinci
sebagai landasan untuk
mengarahkan visi dan
kerangka umum
Proses multi pihak, tumpang
tindih komponen, KRP
merupakan proses iteratif dan
kontinu
Fokus pada agenda
pembangunan berkelanjutan
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal)
Mengendalikan dan meminimalkan dampak
negative
Tidak diperlukan institusi
yang berwenang memberikan
penilaian dan persetujuan
KLHS
Diperlukan institusi yang berwenang
memberikan
penilaian dan persetujuan AMDAL
Alternatif terbatas jumlahnya
Sempit, dalam dan rinci
Proses dideskripsikan dengan jelas,
mempunyai awal dan
akhir
Menangani gejala kerusakan lingkungan
Tabel. VIII.4.
Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No
.
A.
B.
C.
Jenis Kegiatan
Persampahan:
a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan
sistem Control landfill/sanitary landfill:
- luas kawasan TPA, atau
- Kapasitas Total
b. TPA di daerah pasang surut:
- luas landfill, atau
- Kapasitas Total
c. Pembangunan transfer station:
- Kapasitas
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah
terpadu:
- Kapasitas
e. Pengolahan dengan insinerator:
- Kapasitas
f. Composting Plant:
- Kapasitas
g. Transportasi sampah dengan kereta api:
- Kapasitas
Pembangunan Perumahan/Permukiman:
a. Kota metropolitan, luas
b. Kota besar, luas
c. Kota sedang dan kecil, luas
d. keperluan settlement transmigrasi
Air Limbah Domestik
a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas
penunjang:
Skala/Besaran
> 10 ha
> 100.000 ton
semua kapasitas/
besaran
> 500 ton/hari
> 500 ton/hari
semua kapasitas
> 500 ton/hari
> 500 ton/hari
> 25 ha
> 50 ha
> 100 ha
> 2.000 ha
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
11
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
No
.
D.
E.
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
- Luas, atau
- Kapasitasnya
b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk
fasilitas penunjangnya:
- Luas, atau
- Kapasitasnya
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:
> 2 ha
> 11 m3/hari
- Luas layanan, atau
- Debit air limbah
Pembangunan Saluran Drainase (Primer
dan/atau sekunder) di permukiman
a. Kota besar/metropolitan, panjang:
b. Kota sedang, panjang:
Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan
> 500 ha
> 3 ha
> 2,4 ton/hari
> 16.000 m3/hari
> 5 km
> 10 km
a. Pembangunan jaringan distribusi
- Luas layanan
b. Pembangunan jaringan transmisi
-
> 500 ha
panjang
> 10 km
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah
batas menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib
dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan bidang Cipta karya dan
batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel. VIII.5.
Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi
Wajib UKL-UPL
a.
b.
Sektor Teknis CK
Persampahan
Air Limbah Domestik
Permukiman
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
1. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan
sistem controlled landfill atau sanitary
landfill termasuk instansi penunjang:
a. Luas kawasan, atau < 10 Ha
b. Kapasitas total < 10.000 ton
2. TPA daerah pasang surut
a. Luas landfill, atau < 5 Ha
b. Kapasitas total < 5.000 ton
3. Pembangunan Transfer Station
a. Kapasitas < 1.000 ton/hari
4. Pembangunan Instalasi/Pengolahan
Sampah Terpadu
a. Kapasitas < 500 ton
5. Pembangunan Incenerator
a. Kapasitas < 500 ton/hari
6. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos
a. Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha
1. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT) termasuk fasilitas penunjang
a. Luas < 2 ha
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
12
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Sektor Teknis CK
c. Drainase Permukaan
Perkotaan
d.
Air Minum
e.
Pembangunan
Gedung
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
b. Atau kapasitas < 11 m3/hari
2. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air
Limbah
a. Luas < 3 ha
b. Atau bahan organik < 2,4 ton/hari
3. Pembangunan
sistem
perpipaan
air
limbah (sewerage/off-site sanitation system)
diperkotaan/permukiman
a. Luas < 500 ha
b. Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari
1.
Pembangunan saluran primer dan sekunder
a. Panjang < 5 km
2. Pembangunan
kolam
retensi /polder
di area/kawasan pemukiman
a. Luas kolam retensi/polder (1 – 5) ha
1. Pembangunan jaringan distribusi:
a. luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha
2. Pembangunan jaringan pipa transmisi
a. Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d 50 lps s.d. < 100 lps
5. Pengambilan air tanah dalam untuk
kebutuhan:
a. Pelayanan masyarakat oleh
penyelenggara SPAM : 2,5 lps - < 50 lps
b. Kegiatan komersil: 1,0 lps - < 50 lps
1. Pembangunan bangunan gedung di atas /
bawah tanah:
a. Fungsi usaha meliputi bangunan gedung
perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan
bangunan gedung tempat penyimpanan:
5000 m2 s.d. 10.000 m2
b. Fungsi keagamaan, meliputi bangunan
masjid termasuk mushola, bangunan gereja
termasuk kapel, bangunan pura, bangunan
vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2
s.d. 10.000 m2
c. Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan
gedung pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan
bangunan gedung pelayanan umum : 5000
m2 s.d. 10.000 m2
d. Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir,
instalasi pertahanan dan keamanan dan
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh
menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan
untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
13
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Sektor Teknis CK
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
Pembangunan bangunan gedung di bawah
tanah yang melintasi prasarana dan atau
sarana umum:
a. Fungsi
usaha
meliputi
bangunan
gedung perkantoran,
perdagangan,
perindustrian,
perhotelan,
wisata dan
rekreasi, terminal dan bangunan gedung
tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000
m2
b. Fungsi keagamaan, meliputi bangunan
masjid termasuk mushola, bangunan gereja
termasuk kapel, bangunan pura, bangunan
vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2
s.d. 10.000 m2
c. Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan
gedung pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan
bangunan gedung pelayanan umum : 5000
m2 s.d. 10.000 m2
d. Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir,
instalasi pertahanan dan keamanan dan
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh
menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan
untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
3. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau
di atas air:
a. Fungsi usaha meliputi bangunan gedung
perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan
bangunan gedung tempat penyimpanan:
5000 m2 s.d. 10.000 m2
b. Fungsi keagamaan, meliputi bangunan
masjid termasuk mushola, bangunan gereja
termasuk kapel, bangunan pura, bangunan
vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2
s.d. 10.000 m2
c. Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan
gedung pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan
bangunan gedung pelayanan umum : 5000
m2 s.d. 10.000 m2
d. Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir,
instalasi pertahanan dan keamanan dan
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh
menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan
untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
1. Kawasan Permukiman Sederhana untuk
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),
misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja;
a. Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
b. Luas kawasan: < 10 ha
2. Pengembangan kawasan permukiman baru
sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal
pedesaan (Kota Terpadu Mandiri eks
transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di
2.
f.
Pengembangan kawasan
permukiman baru
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
14
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Sektor Teknis CK
3.
1.
g. Peningkatan Kualitas
Permukiman
2.
3.
1.
h. Penanganan Kawasan Kumuh
Perkotaan
Sumber :
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
perbatasan);
a. Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
b. Luas kawasan: < 10 ha
Pengembangan kawasan permukiman baru
dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan
Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun)
a. Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
b. Luas kawasan: < 10 ha
Penanganan kawasan kumuh di perkotaan
dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan
dasar (basic need) pelayanan infrastruktur,
tanpa pemindahan penduduk;
a. Luas kawasan: < 10 ha
Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil,
kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;
a. Luas kawasan: < 10 ha
Pengembangan kawasan perdesaan untuk
meningkatkan ekonomi lokal (penanganan
kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat
pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat
pertumbuhan DPP)
a. Luas kawasan: < 10 ha
Penanganan menyeluruh terhadap kawasan
kumuh berat di perkotaan metropolitan yang
dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota
(urban renewal), disertai dengan pemindahan
penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan
penyediaan bangunan rumah susun
a. Luas kawasan: < 5 ha
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah
batas wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL menjadikannya tidak wajib
dilengkapi
dokumen UKL-UPL
tetapi
wajib
dilengkapi
dengan
Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(SPPLH).
Tabel. VIII.6.
Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Cipta
Karya
No.
1
2
3
4
Komponen
Kegiatan
TPA
IPAL Komunal
IPLT
IPA
Lokasi
Amdal
TJ.Meranti
Pasar Muara Bungo
TJ.Meranti
Kuamang Kuning, Rimbo Tengah,
Tanah Tumbuh, Jujuhan Ilir,
√
√
√
UKL/UPL
√
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
15
SPPLH
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
8.2
Aspek Sosial
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur
bidang Cipta Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan,
maupun
pasca
pembangunan/pengelolaan.
Pada
taraf
perencanaan,
pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek
sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti
pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat
pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan
proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun
permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan
perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya
tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial
ekonomi masyarakat sekitarnya.
Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya
memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:
1.
UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional:
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga
dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok
masyarakat yang kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan
masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah
bencana. Penguatan
kelembagaan
dan
jaringan
pengarusutamaan
gender dan anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan
data dan statistik gender.
2.
UU
No.
2/2012
tentang Pengadaan
Lahan
bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum:
Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan
menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat dengan
tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang Berhak.
3.
Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat
diwujudkan melalui sejumlah
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
16
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
program
pembangunan
untuk
penanggulangan
kemiskinan
dan
penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di bidang
pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan infrastruktur dasar.
Untuk
mewujudkan
keadilan
dan
kesetaraan
gender, peningkatan
akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.
4.
Peraturan
Presiden
No.
15/2010
tentang
Percepatan
penanggulangan Kemiskinan
Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin
melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha
ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan
kegiatan ekonomi.
5.
Instruksi
Presiden
No.
9
Tahun
2000
tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
Menginstruksikan
pengarusutamaan
kepada
gender
Menteri
guna
untuk
melaksanakan
terselenggaranya
perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan
program
pembangunan
nasional
dan
yang berperspektif gender sesuai
dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:
1. Pemerintah Pusat:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat
strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang
bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
c. Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
miskin
melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil,
serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di
tingkat pusat.
d. Melaksanakan
pengarusutamaan
gender
guna
terselenggaranya
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
17
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan nasional berperspektif gender,
khususnya untuk bidang Cipta Karya.
2. Pemerintah Provinsi:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat
regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang
bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
c. Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
miskin
melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil,
serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di
tingkat provinsi.
d. Melaksanakan
pengarusutamaan
gender
guna
terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan di tingkat provinsi berperspektif
gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota:
a. Menjamin
tersedianya
tanah
untuk
kepentingan
umum
di
kabupaten/kota.
b. Menjamin
tersedianya
pendanaan
untuk
kepentingan
umum
di
kabupaten/kota.
c. Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
miskin
melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil,
serta program lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat
kabupaten/kota.
d. Melaksanakan
pengarusutamaan
gender
guna
terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan di tingkat kabupaten/kota
berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
18
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
8.2.1. Aspek Sosial Pada Tahap Perencanan Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Pembangunan infrastruktur bidang cipta karya adalah merupakan
bagian dari upaya pengentasan kemiskinan. Kajian terhadap karakter dasar
kemiskinan di Kabupaten Bungo diharapkan dapat menjadi pelengkap
efektifitas pembangunan masing-masing sektor yang dimulai dari tahap
perencanaan program pembangunan.
Pada dasarnya pengentasan kemiskinan telah digariskan dalam target
MDG’s yang diharapkan dapat terwujud pada tahun 2015. Namun tahun 2015
yang dimaksud telah berakhir tahun ini. Oleh karena itu, pembangunan bidang
cipta karya diharapkan juga dapat menunjang rencana dan pelaksanaan
pengentasan kemiskinan pasca tahun 2015 ini.
Tabel. VIII.7.
Analisis Kebutuhan Penduduk Miskin di Kabupaten Bungo
Jumlah
Penduduk
Miskin
persentase
Kondisi
Umum
Permasalahan
1. Mata
pencaharian
penduduk
miskin
secara
umum pada
sektor
primer
dengan
pengelolaan
tradisional ;
2. Kondisi
lingkungan
hunian yang
cenderung
belum layak
huni
1. Keterbatasan
lapangan
pekerjaan,
sehingga
masih
bergantung
pada
sektor
primer ;
2. Prasarana dan
sarana
pada
lingkungan
hunian masih
terbatas
Bentuk
Penanganan
yang sudah
dilakukan
Pemenuhan
prasarana
lingkungan
permukiman
melalui
program padat
karya
Kebutuhan
penanganan
1. Pemenuhan
kebutuhan AM ;
2. Pemenuhan
kebutuhan sarana
sanitasi ;
3. Pembangunan
dan peningkatan
prasarana jalan
lingkungan ;
4. Pengembangan
kawasan
permukiman yang
tidak berorientasi
sempadan sungai
Keterangan : bentuk penanganan yang sudah dilakukan dan kebutuhan penanganan yang ditampilkan
dikhususkan terkait dengan bidang cipta karya
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
19
Pemerintah Kabupaten Bungo
Dinas Pekerjaan Umum
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa bidang cipta karya telah berkontribusi
dalam upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bungo, salah satunya
melalui program padat karya.
8.2.2. Aspek Sosial Pada Tahap Pelaksanaan Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran
kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir
terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan
beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi, pengadaan lahan dan
pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta permukiman kembali.
1.
Konsultasi masyarakat
Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada
masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena
dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini
sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa pendapat,
usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses
perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan
program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.
2.
Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah
dan bangunan.
Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas
tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta
karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah
ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip
utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus
dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan
standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan
tanah ini.
Penyusunan Dokumen RPI2JM
(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020
20