Analisis penghitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak pertambahan nilai : studi kasus pada PT Tirta Jaya - USD Repository

  

ANALISIS PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN

PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

  (Studi Kasus pada PT Tirta Jaya )

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi Oleh :

  Deasy Ariyani Aditya NIM : 03 2114 086

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

ANALISIS PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN

PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

  (Studi Kasus pada PT Tirta Jaya ) SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi Oleh :

  Deasy Ariyani Aditya NIM : 03 2114 086

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  MOTTO

  

“ Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu”

(Amsal 3: 6)

Raihlah ketinggian karena bintang-bintang tersembunyi di dalam jiwamu.

  

Bermimpilah dalam-dalam karena setiap mimpi mengawali tujuan.

  

(Pamela Vaull Starr)

Kesempatan demi kesempatan biasanya tersamar dalam kerja keras,

Maka banyak orang yang tak mengenalnya.

  

(Ann Landers) PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan skripsi ini untuk

Yesus Kristus yang selalu menuntun dan menyertai aku setiap saat.

Bunda Maria, perantara dan pelindungku.

Papa dan mama tercinta yang selalu memberikan cinta dan doanya.

  Kakak-kakakku dan adik-adikku serta seluruh keluarga

yang telah memberikan dukungan sampai terselesaikannya skripsi ini. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

  Nama : Deasy Ariyani Aditya Nomor mahasiswa : 032114086

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  ANALISIS PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

  (Studi Kasus Pada PT Tirta Jaya, Pelabuhan Ratu) Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 9 Februari 2009 Yang menyatakan

  UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

  Analisis Penghitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Studi Kasus pada PT Tirta Jaya Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 19 Januari 2009 adalah karya saya.

  Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

  Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

  Yogyakarta, Januari 2009 Yang membuat pernyataan ABSTRAK ANALISIS PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN

  PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Studi Kasus pada PT Tirta Jaya

  Deasy Ariyani Aditya 032114086

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2009 Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah penghitungan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai di PT Tirta Jaya, Pelabuhan

  Ratu telah sesuai dengan Undang-Undang No 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN ) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

  Data yang diambil dalam penelitian ini adalah gambaran umum perusahaan dan data-data lain yang berhubungan dengan PPN. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan dokumentasi.

  Langkah-langkah dalam menganalisis data yang diperoleh ada dua tahap, yaitu (1) menganalisis penghitungan PPN yang terutang berdasarkan Undang-Undang No

  18 Tahun 2000 tentang PPN dan PPnBM, dan (2) menganalisis penyetoran dan pelaporan PPN berdasarkan Undang-Undang No 18 Tahun 2000 tentang PPN dan PPnBM..

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghitungan, penyetoran, dan pelaporan PPN yang dilakukan PT Tirta Jaya telah sesuai dengan Undang-Undang No 18 Tahun 2000 tentang PPN dan PPnBM.

  ABSTRACT THE ANALYSIS OF VALUE ADDED TAX CALCULATION,

  SUBMISSION, AND REPORTING A Case Study at PT Tirta Jaya

  Deasy Ariyani Aditya 032114086

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  2009 The aim of this research was to know whether the value added tax calculation, submission, and reporting at PT Tirta Jaya, Pelabuhan Ratu was suitable with the

  Law No. 18 Years 2000 about Value-added Tax and Luxuries Tax.

  The data taken in this research were company’s general description and other data related to Value-added Tax. The data collecting techniques done were interview and documentation.

  The steps taken to analyze the acquired data were done in two phases, they were (1) analyzing the Value-added Tax in debt calculation based on the Law No. 18 Years 2000 about Value Added Tax and Luxuries Tax, and (2) analyzing the value- added tax submission and reporting based on the Law No. 18 Years 2000 about Value-added Tax and Luxuries Tax.

  The result of the research showed that the Value-added Tax calculation, submission, and reporting of PT Tirta Jaya was suitable with the Law No. 18 Years 2000 about Value-added Tax and Luxuries Tax.

  KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan bimbingan-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: “Analisis Penghitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai.”

  Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. selaku rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian penulis.

  2. Drs YP Supardiyono, M.Si., Akt, QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan selaku dosen pembimbing II yang telah mendampingi dan memberikan berbagai saran kepada penulis sampai selesainya skripsi ini.

  3. M. Trisnawati Rahayu, SE, Akt, QIA, selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu serta memberikan pengarahan dan petunjuk dalam

  4. Dra. YFM. Gien Agustinawansari., MM, Akt, selaku dosen penguji yang telah memberi banyak saran dan bantuan dalam skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan membimbing, berbagi ilmu, pengalaman, serta nasehat berharga selama kuliah.

  6. M. T. Ernawati SE., M. A., selaku dosen pembimbing akademik.

  7. Staff PT Tirta Jaya yang telah memberikan ijin dan membantu penulis dalam pengambilan data dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

  8. Papa, mama, kakak-kakakku, adik-adikku dan seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang sangat besar kepada penulis, baik moril maupun materiil.

  9. Anaxagoras, terima kasih atas semua kontribusimu, doa, semangat, dan nasihatmu, terutama kasih sayang, perhatian, dan waktumu.

  10. My best friend, Venta. Terima kasih atas semua dukungan dan semangatmu serta bantuan yang diberikan untuk skripsiku.

  11. Semua orang di sekelilingku yang telah membantu dan mendampingi baik saat suka maupun duka.

  Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena terbatasnya waktu, pengetahuan, pengalaman yang penulis miliki.

  Penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar penyusunan skripsi ini memenuhi macam kritik maupun saran yang merupakan pertimbangan yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini.

  Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan.

  Yogyakarta, Januari 2009 Deasy Ariyani Aditya

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii MOTTO ........................................................................................................ iv PERSEMBAHAN ........................................................................................ v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... vi HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................. vii ABSTRAK .................................................................................................... iii ABSTRACT ................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................. x DAFTAR ISI................................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ............................................................................

  3 C. Tujuan Penelitian .............................................................................

  3 D. Manfaat Penelitian ...........................................................................

  4 E. Sistematika Penulisan ......................................................................

  4

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................

  11 2. Pengertian .................................................................................

  21 10. Cara Menghitung Pajak ............................................................

  19 9. Tarif Pajak ................................................................................

  18 8. Dasar Pengenaan Pajak.............................................................

  17 7. Sifat dan Prinsip Pemungutan...................................................

  14 6. Saat dan Tempat Pajak Terutang..............................................

  14 5. Barang dan Jasa yang Tidak Dikenakan Pajak.........................

  12 4. Objek Pajak...............................................................................

  11 3. Subjek Pajak .............................................................................

  11 1. Dasar Hukum............................................................................

  6 A. Pajak..................................................................................................

  11 B. Pajak Pertambahan Nilai...................................................................

  10 8. Tarif Pajak ................................................................................

  9 7. Teori-teori yang Mendukung Pemungutan Pajak.....................

  8 6. Asas-Asas Pemungutan Pajak ..................................................

  8 5. Cara Pemungutan Pajak............................................................

  7 4. Syarat Pemungutan Pajak .........................................................

  7 3. Pengelompokan Pajak...............................................................

  6 2. Fungsi Pajak .............................................................................

  6 1. Pengertian .................................................................................

  21

  13.

  27 Penyetoran dan Pelaporan ........................................................

  14.

  29 Sanksi dalam PPN ....................................................................

  BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................

  30 A.

  30 Jenis Penelitian..................................................................................

  B.

  30 Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................

  C.

  30 Subjek dan Objek Penelitian.............................................................

  D.

  31 Teknik Pengumpulan Data................................................................

  E.

  31 Teknik Analisis Data.........................................................................

  BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................

  33 A.

  33 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan............................................

  B.

  35 Struktur Organisasi ...........................................................................

  C.

  37 Deskripsi Jabatan ..............................................................................

  D.

  40 Proses Produksi.................................................................................

  BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .....................................

  42 A.

  42 Analisis Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai..............................

  B.

  64 Analisis Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai..........

  BAB VI PENUTUP ......................................................................................

  68 A.

  68 Kesimpulan .......................................................................................

  B.

  69 Keterbatasan Penelitian.....................................................................

  C.

  69 Saran ................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...

  70

  DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Faktur Pajak Standar .................................................................

  23 Gambar 2.2 Faktur Pajak Sederhana.............................................................

  25 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Tirta Jaya .............................................

  36

  DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Buku Penjualan dan PPN Keluaran PT Tirta Jaya Bulan Januari ....... 44Tabel 5.2 Buku Penjualan dan PPN Keluaran PT Tirta Jaya Bulan Februari....... 46Tabel 5.3 Buku Penjualan dan PPN Keluaran PT Tirta Jaya Bulan Maret .......... 48Tabel 5.4 Buku Penjualan dan PPN Keluaran PT Tirta Jaya Bulan April............ 50Tabel 5.5 Buku Penjualan dan PPN Keluaran PT Tirta Jaya Bulan Mei.............. 52Tabel 5.6 Buku Penjualan dan PPN Keluaran PT Tirta Jaya Bulan Juni.............. 53Tabel 5.7 Buku Penjualan dan PPN Keluaran PT Tirta Jaya Bulan Juli .............. 54Tabel 5.8 Buku Penjualan dan PPN Keluaran PT Tirta Jaya Bulan Agustus ....... 55Tabel 5.9 Buku Penjualan dan PPN Keluaran PT Tirta Jaya Bulan September ... 56Tabel 5.10 Buku Penjualan dan PPN Keluaran PT Tirta Jaya Bulan Oktober ..... 57Tabel 5.11 Buku Penjualan dan PPN Keluaran PT Tirta Jaya Bulan November . 58Tabel 5.12 Buku Penjualan dan PPN Keluaran PT Tirta Jaya Bulan Desember .. 59Tabel 5.13 Ringkasan Buku Penjualan dan PPN Keluaran PT Tirta Jaya............ 60Tabel 5.14 Perhitungan DPP................................................................................. 62Tabel 5.15 Perhitungan PPN Terutang ................................................................. 63Tabel 5.16 Analisis Penyetoran dan Pelaporan PPN ............................................ 65

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahap awal pelaksanaan pembangunan, struktur penerimaan dalam negeri sangat di dominasi oleh penerimaan dari sektor migas. Namun sektor tersebut mempunyai kelemahan yaitu harga migas di pasar internasional yang tidak stabil sehingga mengakibatkan ketidakstabilan dalam penerimaan negara, yang pada akhirnya mengganggu kestabilan kegiatan perekonomian nasional. Oleh karena itu, pemerintah kemudian mengalihkan sumber penerimaannya dari sektor di luar migas, terutama penerimaan dari sektor pajak.

  Pajak adalah pungutan yang dilaksanakan pemerintah kepada seseorang atau badan berdasarkan Undang-undang. Hasil pungutan pajak dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran negara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.

  Pajak digolongkan menjadi dua jenis, yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang dibebankan secara langsung kepada individu atau rumah tangga sebagai Wajib Pajak dan kewajiban membayarnya tidak dapat dialihkan kepada orang lain. Sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan jika terdapat suatu peristiwa atau transaksi, yang kewajiban membayarnya dapat dialihkan kepada pihak lain yang dianggap

  2 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan salah satu jenis pajak tidak langsung yang termasuk sebagai pajak konsumsi di dalam negeri, baik konsumsi barang maupun konsumsi jasa. Secara umum PPN merupakan pajak yang dikenakan atas nilai tambah dari suatu barang atau jasa setelah melalui proses produksi. Sehingga nilai tambah merupakan elemen utama yang digunakan sebagai dasar perhitungan PPN. Pertambahan nilai itu sendiri timbul karena digunakannya faktor-faktor produksi pada setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen.

  Semua orang orang pribadi atau badan, dalam bentuk apapun, yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean adalah Pengusaha. Pengusaha yang melakukan penyerahan barang dan/atau jasa yang dikenakan pajak adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). Pengusaha tersebut diwajibkan untuk melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.

  Setelah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, kewajiban selanjutnya, yang harus dilakukan oleh pengusaha yang bersangkutan, adalah memungut, menyetorkan, melunasi, dan melaporkan PPN yang terutang. Dalam hal pemungutan PPN yang terutang, perlu di ketahui tentang jumlah PPN

  3 Perhitungan PPN berguna untuk mengetahui besarnya pajak yang terutang yang nantinya harus di setorkan ke kas negara. Penyetoran pajak tersebut berguna bagi negara sebagai sumber penerimaan dalam negeri yang dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, termasuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan pelaporan pajak di maksudkan agar tidak terjadi penyimpangan kas negara dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban PKP atas pajak yang di potong atau di pungut dan di setorkannya.

  B.

  Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penghitungan, penyetoran, dan pelaporan PPN yang dilakukan oleh PT Tirta Jaya sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu Undang-undang Nomor 18 tahun 2000 tentang PPN dan PPnBM? C.

  Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan intuk mengetahui apakah perhitungan, penyetoran, dan pelaporan PPN yang dilakukan oleh PT Tirta Jaya sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu Undang-undang Nomor 18 tahun 2000 tentang PPN dan PPnBM.

  4 D.

  Manfaat Penelitian 1.

  Bagi peneliti Melalui penelitian ini, peneliti dapat menerapkan teori-teori, terutama mengenai PPN, yang telah didapatkan selama kuliah untuk diterapkan pada kondisi yang nyata.

  2. Bagi perusahaan Hasil ini dapat dijadikan sebagai kajian dan masukan untuk mengevaluasi penghitungan, penyetoran, dan pelaporan PPN di perusahaan tersebut.

  3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperluas wawasan mengenai PPN.

  E.

  Sistematika Penulisan

  Bab I : Pendahuluan Pada bagian ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

  Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini akan membahas mengenai dasar-dasar teori yang digunakan sebagai landasan untuk mendukung penelitian. Bab III : Metode Penelitian

  5 pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah.

  Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan yang menyangkut sejarah, lokasi, struktur organisasi dan jenis usaha yang dilakukan.

  Bab V : Analisis Data dan Pembahasan Pada bab ini akan dijelaskan cara pengolahan data dan hasil analisis data, serta interpretasi hasil yang diarahkan untuk menjawab rumusan masalah pada Bab I.

  Bab VI : Penutup Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Pengertian Berikut ini adalah pengertian pajak menurut beberapa ahli, (Zain, 2003: 10-

  11) yaitu: Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani:

  Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan- peraturan umum (Undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

  Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan kontra prestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

  Definisi tersebut kemudian direvisi: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk

  public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

  Menurut Sommerfeld, Anderson, Brock: Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan,

  2. Fungsi Pajak a.

  Fungsi penerimaan (budgetair) Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

  b.

  Fungsi mengatur Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi (Waluyo,2000: 5).

  3. Pengelompokkan Pajak a.

  Menurut golongannya 1)

  Pajak langsung, yaitu pajak yang langsung ditanggung oleh wajib pajak (tidak dapat dialihkan kepada pihak lain).

  2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang dapat dilimpahkan kepada pihak lain.

  b.

  Menurut sifatnya 1)

  Pajak subjektif, yaitu pajak yang mendasarkan pemungutannya dengan memperhatikan subyek pajak.

  2) Pajak obyektif, yaitu pajak yang mendasarkan pemungutannya pada objek pajak saja tanpa memperhatikan subjek pajaknya.

  c.

  Menurut pemungutnya 1)

  Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

  7

  8

  4. Syarat Pemungutan Pajak a.

  Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan) b.

  Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang (syarat yuridis) c. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomis) d.

  Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil) e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana (Mardiasmo, 2000: 2-3).

  5. Cara pemungutan pajak a.

  Stelsel pajak 1)

  Stelsel nyata, yaitu pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan nyata), sehingga pemungutan baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah penghasilan sesungguhnya diketahui. 2)

  Stelsel anggapan, yaitu pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh Undang-undang.

  3) Stelsel campuran, stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.

  b.

  Sistem pemungutan pajak 1)

  Official assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang berwenang atas penentuan besarnya pajak yang dipungut dari wajib pajak adalah pemerintah, sehingga yang menghitung dan menagih besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak adalah fiskus

  9 2)

  Self assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang penuh kepada wajib pajak untuk menghitung, melaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan menyetorkan pajaknya sendiri ke kas negara.

  3) Withholding system adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong dan memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

6. Asas-asas Pemungutan Pajak

  Menurut Adam Smith, seperti yang dikutip oleh Waluyo dan Wirawan (2000:5), pemungutan pajak hendaknya didasarkan pada empat asas, yaitu: a.

  Equality Pemungutan pajak harus bersifat final adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak (ability to pay) dan sesuai dengan manfaat yang diterima.

  b.

  Certainty Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.

  c.

  Convenience Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan

  10 d.

  Economy Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul wajib pajak.

7. Teori-teori yang Mendukung Pemungutan Pajak a.

  Teori asuransi Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut.

  b.

  Teori kepentingan Pembebanan pajak kepada masyarakat berdasarkan atas kepentingan masyarakat terhadap keamanan yang diberikan oleh negara atas harta kekayaannya.

  c.

  Teori daya pikul Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai daya pikul masing-masing orang.

  d.

  Teori bakti Pembayaran pajak sebagai suatu kewajiban umtuk menunjukkan bakti masyarakat kepada negara, dasar hukumnya terletak pada hubungan masyarakat dengan negara.

  11

  8. Tarif Pajak Dalam menghitung seberapa besar pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak, ada empat macam tarif yang digunakan: a.

  Tarif tetap, yaitu berupa jumlah angka atau angka yang tetap, berapapun besarnya dasar pengenaan pajak.

  b.

  Tarif proporsional, yaitu berupa persentase tertentu yang sifatnya tetap terhadap berapapun dasar pengenaan pajaknya.

  c.

  Tarif progresif, yaitu berupa persentase tertentu yang meningkat dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak.

  d.

  Tarif degresif, yaitu berupa persentase tertentu yang semakin menurun dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak.

  B.

  Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 1.

  Dasar Hukum Dasar hukum pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah Undang- undang Nomor 8 tahun 1983 tentang PPN dan PPnBM sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 11 tahun 1994, dan diubah lagi dengan Undang-undang Nomor 18 tahun 2000.

  2. Pengertian PPN merupakan pajak yang dikenakan atas pertambahan nilai yang tercipta karena adanya suatu proses menghasilkan, menyalurkan, dan

  12 Semua biaya untuk mendapatkan dan mempertahankan laba termasuk bunga modal, sewa, tanah, upah kerja, dan laba perusahaan adalah merupakan unsur pertambahan nilai yang menjadi dasar pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

3. Subjek Pajak a.

  Pengusaha dan Pengusaha Kena Pajak (PKP) Pengusaha adalah orang pribadi atau badan, dalam bentuk apapun, yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean. PKP adalah pengusaha yang menyerahkan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang berdasarkan Undang-undang dikenai PPN, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP.

  b.

  Pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP Tidak semua pengusaha adalah PKP karena ada pengusaha yang bukan PKP yaitu pengusaha kecil. Penyerahan BKP dan atau JKP yang dilakukan oleh pengusaha kecil dibebaskan dari PPN. Namun agar tidak menghambat kegiatan usahanya, pengusaha kecil juga diberi kebebasan memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP.

  Batasan pengusaha kecil PPN adalah pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan: 1)

  BKP dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari

  2) JKP dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp180.000.000,00.

  Dalam hal pengusaha melakukan penyerahan BKP maupun JKP, maka batas peredaran brutonya adalah: 1)

  Rp360.000.000,00 jika peredaran BKP lebih dari 50% dari jumlah seluruh peredaran bruto, 2)

  Rp180.000.000,00 jika peredaran JKP lebih dari 50% dari jumlah seluruh peredaran bruto.

  Apabila sampai dengan suatu bulan dalam tahun buku, jumlah peredaran brutonya melebihi batas sebagaimana dimaksud di atas maka pengusaha kecil tersebut wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.

  c.

  Kewajiban PKP Pengusaha yang menyerahkan BKP dan/atau JKP di dalam daerah pabean dan atau melakukan ekspor BKP diwajibkan untuk:

  1) Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP,

  2) Memungut pajak yang terutang,

  3) Menyetor PPN yang masih harus di bayar dalam hal pajak keluaran lebih besar dari pajak masukan yang dapat dikreditkan, serta menyetorkan PPnBM yang terutang,

4) Melaporkan penghitungan pajak.

  4. Objek Pajak PPN dikenakan atas: a.

  Penyerahan BKP di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha; b.

  Impor BKP; c. Penyerahan JKP yang dilakukan di dalam daerah pabean oleh pengusaha; d.

  Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean; e.

  Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean; f. Ekspor BKP oleh PKP; g.

  Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan; h.

  Penyerahan aktiva oleh PKP yang menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan;

  5. Barang dan Jasa yang Tidak Dikenakan Pajak a.

  Jenis barang yang tidak dikenakan PPN Penetapan jenis barang yang tidak dikenakan PPN, didasarkan atas kelompok-kelompok barang sebagai berikut:

  1) Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya, jenisnya terdiri dari: minyak mentah, gas menjadi briket batubara, bijih besi,bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih perak serta bijih bauksit; 2)

  Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak, jenisnya: beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam baik yang beryodium maupun tidak beryodium;

  3) Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, tidak termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering;

  4) Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.

  b.

  Jenis jasa yang tidak dikenakan pajak Penetapan jenis jasa yang tidak dikenakan PPN didasarkan atas kelompok-kelompok jasa sebagai berikut:

  1) Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik.

  Meliputi: jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi; jasa dokter hewan; jasa ahli kesehatan seperti akupunktur, ahli gizi, ahli gigi, dan fisioterapis; jasa kebidanan dan dukun bayi; jasa paramedis dan perawat; jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium kesehatan, dan sanatorium. 2) Jasa di bidang pelayanan sosial. pemberian pertolongan pada kecelakaan; jasa lembaga rehabilitasi kecuali yang bersifat komersial; jasa pemakaman termasuk krematorium; jasa di bidang olahraga kecuali yang bersifat komersial.

  3) Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko. 4)

  Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi.

  5) Jasa di bidang keagamaan.

  Meliputi: jasa pelayanan rumah ibadah; jasa pemberian khotbah atau dakwah; jasa lainnya di bidang keagamaan.

  6) Jasa di bidang pendidikan.

  Meliputi: jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti jasa penyelenggaraan pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik dan pendidikan professional; jasa pendidikan luar sekolah (kursus-kursus). 7)

  Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan.

  8) Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan. 9) Jasa di bidang angkutan umum di darat dan air. 10) Jasa di bidang tenaga kerja.

11) Jasa di bidang perhotelan.

  Meliputi jasa persewaan kamar dan jasa persewaan ruang untuk kegiatan pertemuan.

  12) Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum.

  Meliputi: jenis jasa yang dilakukan oleh instansi pemerintah seperti pemberian Izin Mendirikan Bangunan, Pemberian Izin Usaha Perdagangan, Pemberian NPWP, Pembuatan KTP.

6. Saat dan Tempat Pajak Terutang a.

  Saat terutangnya pajak Terutangnya pajak terjadi pada saat:

  1) Penyerahan BKP;

  2) Impor BKP;

  3) Penyerahan JKP;

  4) Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean;

  5) Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean;

6) Ekspor BKP.

  b.

  Tempat pajak terutang Undang-undang PPN menyebutkan bahwa tempat terutangnya PPN adalah : 1)

  Atas penyerahan BKP dan/atau JKP dan/atau ekspor BKP Tempat pajak terutang adalah di tempat tinggal atau tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha dilakukan, atau tempat lain yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. 2)

  Atas impor Terutangnya pajak terjadi di tempat BKP dimasukkan ke dalam daerah pabean dan dipungut melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai.

  3) Atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari luar daerah pabean

  Terutangnya pajak terjadi di tempat orang pribadi atau badan tersebut terdaftar sebagai wajib pajak.

  4) Atas kegiatan membangun sendiri Tempat terutangnya adalah di tempat bangunan tersebut didirikan.

  5) Satu atau lebih tempat yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak dalam hal terjadi pemusatan tempat terutangnya pajak.

7. Sifat dan Prinsip Pemungutan a.

  Sifat pemungutan 1)

  PPN sebagai pajak objektif

  2) PPN sebagai pajak tidak langsung Secara ekonomis beban PPN dapat dialihkan kepada pihak lain.

  3) Pemungutan PPN multistage tax

  Pemungutan PPN dilakukan pada setiap mata rantai jalur produksi maupun jalur distribusi dari pabrikan, pedagang besar sampai dengan pengecer. 4)

  PPN dipungut dengan alat bukti faktur pajak Pengusaha kena pajak harus menerbitkan faktur pajak sebagai bukti pemungutan PPN.

  5) PPN bersifat netral

6) PPN tidak menimbulkan pajak ganda.

  b.

  Prinsip pemungutan 1)

  Prinsip tempat tujuan Pada prinsip ini PPN dipungut di tempat barang atau jasa tersebut dikonsumsi.

  2) Prinsip tempat asal

  Pada prinsip ini diartikan bahwa PPN dipungut di tempat asal barang atau jasa yang akan dikonsumsi.

8. Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

  Yang dimaksud dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) adalah jumlah Harga Jual atau Penggantian atau Nilai Impor atau Nilai Ekspor atau Nilai Lain

  Selanjutnya yang dimaksud dengan harga jual, penggantian, nilai impor dan nilai ekspor, dan nilai lain yang ditetapkan Menteri Keuangan adalah: a.

  Harga jual Harga jual adalah nilai berupa uang, ternasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan BKP, tidak termasuk pajak yang dipungut menurut Undang-undang PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.

  b.

  Penggantian Penggantian adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan JKP tidak termasuk pajak yang dipungut menurut Undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.

  c.

  Nilai ekspor Nilai ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir.

  d.

  Nilai impor Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pabean untuk impor BKP, tidak termasuk pajak yang dipungut menurut Undang-undang PPN e. Nilai lain yang ditetapkan sebagai DPP

  9. Tarif Pajak a.

  Tarif PPN adalah 10%.

  b.

  Tarif PPN atas ekspor BKP adalah 0%.

  c.

  Dengan peraturan pemerintah, tarif pajak tersebut dapat diubah menjadi serendah-rendahnya 5 % (lima persen) dan setinggi-tingginya 15% (lima belas persen).

  10. Cara Menghitung Pajak PPN yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan DPP. Atau dapat di rumuskan sebagai berikut:

  PPN yang terutang = tarif PPN (10%) x DPP 11. Faktur Pajak

  Berdasarkan pada prinsip akrual dalam pemungutan PPN, pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi PKP, wajib untuk membuat faktur pajak pada saat dilakukan penyerahan BKP atau JKP. Yang dimaksud dengan faktur pajak menurut Undang-undang PPN adalah:

  Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh pengusaha kena pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak, atau bukti pungutan pajak karena impor Barang Kena Pajak yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai.

  Fungsi faktur pajak antara lain: a.

  Sebagai bukti pungutan pajak bagi PKP yang menyerahkan BKP atau JKP dan bagi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. c.

  Sebagai sarana untuk mengkreditkan pajak masukan. Jenis faktur pajak, antara lain: a.

  Faktur pajak standar Faktur pajak standar adalah faktur pajak yang bentuk dan isinya telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.

  Faktur pajak standar harus mencantumkan keterangan tentang penyerahan BKP atau penyerahan JKP yang meliputi : 1)

  Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang menyerahkan BKP atau JKP; 2)

  Nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP; 3)

  Jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau penggantian, dan potongan harga; 4)

  PPN yang dipungut; 5)

  PPnBM yang dipungut;

6) Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan faktur pajak;.

  7) Nama, jabatan, dan tanda tangan yang berhak menandatangani faktur pajak (UU PPN, 2000: 177).

  FAKTUR PAJAK STANDAR Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : Pengusaha Kena Pajak Nama : Alamat : NPWP : Tanggal Pengukuhan PKP : Pembali Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak Nama : Alamat : NPWP : NPKP : No Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Harga Jual/ Penggantian/ Uang Urut Pajak Muka/ Termin

  (Rp) Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin*) Dikurangi Potongan Harga Dikurangi Uang Muka yang Telah Diterima Dasar Pengenaan Pajak PPN = 10% X Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penjualan atas Barang Mewah

  Tarif DPP PPnBM ……………….Tgl……………. % Rp ……………... Rp ……………...

  ……………………………….. % Rp ……………... Rp ……………...

  Nama % Rp ……………... Rp ……………... Jabatan % Rp ……………... Rp ……………...

  Jumlah Rp ……………..

  • )coret yang tidak perlu Lembar ke 1 : untuk pembeli BKP/penerima JKP sebagai bukti pajak masukan

  Gambar 2.1 Faktur Pajak Standar

  b.

  Faktur pajak sederhana Faktur pajak sederhana adalah faktur pajak yang dibuat sebagai bukti pemungutan pajak atas penyerahan BKP atau JKP kepada konsumen akhir atau kepada pembeli/penerima jasa dengan identitas tidak lengkap. Faktur pajak sederhana dapat berbentuk bon kontan, faktur penjualan, segi kas register, karcis, kuitansi, atau tanda bukti penyerahan atau pembayaran lain yang sejenis. Faktur pajak sederhana paling sedikit harus mencantumkan:

  1) Nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP;

  2) Jenis dan kuantum;

  3) Jumlah harga jual atau penggantian yang sudah termasuk pajak atau besarnya pajak dicantumkan secara terpisah,

4) Tanggal pembuatan faktur pajak sederhana (UU PPN, 2000: 179).

  FAKTUR PAJAK SEDERHANA Pengusaha Kena Pajak Nama : Alamat : NPWP :

  No. Faktur : Nama Barang Kena Harga Jual

  No. Kuantum Harga Satuan Pajak

  (Rp) Dasar Pengenaan Pajak PPN = 10 % X Dasar Pengenaan Pajak Jumlah ………………………….

  (………………………..) Lembar Ke 1: Untuk Pembeli Lembar Ke 1 : Untuk Pengusaha Kena Pajak KP PPN. 2D.