Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas : survei guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta - USD Repository

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS

  Survei: Guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta

  SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh:

  Dwi Indarti 041334074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

Rasulullah SAW:

“Barang siapa yang senantiasa memohon ampun

kepada Allah,

Allah akan membuatkan untuknya, untuk setiap duka cita,

sebuah kebahagiaan, dan untuk setiap sesuatu yang sulit

sebuah jalan keluar, dan Dia akan menambahnya

dengan makanan dari tempat yang tiada

ia sangka-sangka datangnya.”

  

(HR. Abu Daud dan Achmad)

Skripsi ini didedikasikan untuk: Allah SWT Bapak dan Ibuku tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang tak terhingga Dan sudah menjadi orang tua terbaik, Mbakku dan Adikku tersayang yang selalu memberikan dukungan dan doa, Mas Sam yang telah setia mendengar

   

MOTTO

  

Jangan berputus asa dalam mencari Ilmu bila ilmu yang dicari itu

tidak mau masuk ke dalam sanubari, tapi bersabarlah,

Karena air yang lembut itu apabila menetes

Ke atas sebiji batu yang besar secara berterusan,

batu itu pasti akan mempunyai lekuk.

Jalan menuju kebahagiaan itu tidak ditaburi bunga mawar yang harum,

melainkan penuh duri dan pahit.

  (William Shakespeare)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 Agustus 2009 Penulis

  Dwi Indarti

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma : Nama : Dwi Indarti Nomor Mahasiswa : 041334074

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 20 Agustus 2009 Yang menyatakan Dwi Indarti

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat, inayah dan hidayah-Nya, serta tidak lupa shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir perkuliahan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  Skripsi ini berjudul “Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dengan Kepuasan Kerja Guru Sekolah Menengah Atas survei Guru-guru SMA se-Kota Yogyakarta.

  Tujuan penulisan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu secara moril maupun materiil dalam penulisan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Romo Ir. P. Wiryono, SJ serta staf karyawan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis mengikuti dan menyelesaikan perkuliahan.

  2. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.

  4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Unversitas Sanata Dharma.

  5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar memberikan bimbingan, dukungan, kritik, saran dan meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini.

  6. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan doa yang tiada hentinya, dukungan, semangat dan perhatian kepada penulis selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini.

  7. Mbakku (Siwi Puji Astuti) dan Adikku (Tri Sunarni) yang selalu memberikan doa yang tiada hentinya, dukungan, semangat dan perhatian kepada penulis selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini.

  8. Mbah Putri (Simbok), bulek Mari, om Dardi, om Haryono dan bulek Emi yang tidak pernah bosan untuk memberikan nasihat dan dukungan.

  9. Alm. Mbah Kakung, dan Alm. Mbomang yang semasa hidupnya selalu memberikan nasehat, doa, dan dukungan.

  10. Nining, Via dan Ana terimakasih buat bantuan yang diberikan selama ini.

  11. Guru-guru yang ada di Kota Yogyakarta serta semua pihak yang sabar membantu penulis dalam penelitian dan memberikan informasi dalam penyelesaian skripsi.

  12. Mas Sam yang selalu sabar memberi dukungan, semangat dan meluangkan waktu selama penulis kuliah dan penyelesaian skripsi ”I Love U”.

  13. Teman-teman kuliah Via, Nining, Dwi utami, Ana, Tanti, Rika, Lusia Mawarti, Sari, Fitri, Agnes, Eli, Nova, sari dan Sisil yang selalu memberi semangat, belajar dan bermain bersama selama kuliah.

  14. Moko dan Tri Purnomo yang sudah membantu memperbaiki komputerku, sehingga skripsiku dapat selesai terima kasih ya.

  15. Teman-teman PAK seperjuangan saat pendadaran Siska, Hening, Wina, Agatha, Nova, Sisil, Sari, dan Shinta ”Akhirnya kita lulus bareng teman-teman.

  16. Teman-teman Pak ’04 terimakasih buat semuanya .

  17. Teman-teman kos ”SWA”, Windru, Sherly, Ike, Tata, Arum, dan Berlin terima kasih ya.

  18. Komputerku yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  19. Teman-temanku serta pihak yang telah memberikan semangat dukungan dan membantu penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, disebabkan terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis. Akhir kata hanya Allah SWT yang mampu membalas segala budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

  Yogyakarta, 20 Agustus 2009 Penulis

  

ABSTRAK

  HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KEPUASAN KERJA GURU Survei : Guru-guru SMA se-Kota Yogyakarta

  Dwi Indarti Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2009

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara Supervisi Kepala Sekolah dengan Kepuasan Kerja Guru. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta.

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang datanya dikumpulkan dengan metode survei. Dari populasi sebanyak 1.829 guru diambil sejumlah sampel 317 orang. Anggota sampel ditarik dengan teknik Purposive Sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan teknik Korelasi

  Product Moment.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan dan signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru ( ρ = 0,564 dan α = 0,000).

  .

  

ABSTRACT

  THE RELATIONSHIP BETWEEN SUPERVISION OF SCHOOL PRINCIPALS AND TEACHERS’ SATIFICATION

  A Survey of Yogyakarta High Schools Teachers Dwi Indarti

  Universitas Sanata Dharma Jogyakarta

  2009 This research aims to test the relationship between Supervision of School Principals and Teachers’ Satisfaction. It was done in all highscools in Jogjakarta. This is a descriptive research of which data were collected by using survey method. From the population of 1.829 teachers, the writer chose 317 teachers as the samples. The samples were chosen by using Purposive Sampling Technique. The data were collected by questionnaire and analyzed by using Product Moment Correlation Technique.

  The result of this research shows that there is a significant relationship between principals supervision and teachers’ satisfaction ( ρ = 0,564 and α = 0,000).

  .

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

PERSEMBAHAN ................................................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

ABSTRAK ............................................................................................................ xi

ABSTRACT ......................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Batasan Masalah ................................................................................. 5 C. Rumusan Masalah ................................................................................ 5 D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ..................................................................................... 7 1. Pengertian Kepuasan Kerja .......................................................... 7 2. Faktor-faktor Kepuasan Kerja .................................................... 9 3. Gejala-gejala ketidakpuasan Kerja ............................................ 11 4. Pengertian Supervisi .................................................................... 12 5. Tipe-tipe Supervisi ....................................................................... 16 6. Ciri-ciri Supervisor Yang Baik ................................................... 21 7. Fungsi Supervisi dalam Bidang Kepemimpinan ....................... 21 8. Tugas-tugas Supervisor ............................................................... 22 9. Jenis-jenis Supervisi ..................................................................... 24 10. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ........................................... 29 11. Perencanaan Supervisi ................................................................ 29 12. Teknik Supervisi .......................................................................... 33 B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 36 C. Rumusan Hipotesis ............................................................................ 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................... 39 B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 39 C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 40

  E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ............................................... 41 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 44 G. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................ 44 H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 51

  BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Instrumen ......................................................................... 56 B. Deskripsi Data .................................................................................... 57 C. Analisis Data ....................................................................................... 58 D. Uji Hipotesis ........................................................................................ 60 E. Pembahasan ....................................................................................... 61 BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ......................................................................................... 66 B. Keterbatasan penelitian ..................................................................... 66 C. Saran .................................................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 70

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.10 Interval Skor Supervisi Kepala Sekolah ................................... 52Tabel 4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................... 59Tabel 4.3 Deskripsi Data Variabel Kepuasan Kerja Guru ...................... 58Tabel 4.2 Deskripsi Data Variabel Supervisi Kepala Sekolah ................. 57Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian ................................................... 56Tabel 3.12 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ................................ 55Tabel 3.11 Interval Skor Kepuasan Kerja ................................................... 53Tabel 3.9 PAP II ........................................................................................... 51Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Supervisi Kepala Sekolah ....... 42Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas ............................................. 50Tabel 3.7 Kriteria Indeks Reliabilitas ........................................................ 49Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Guru .......................... 47Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Supervisi Kepala Sekolah .................... 46Tabel 3.4 Skoring Pernyataan Kepuasan Kerja Guru ............................ 43Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kepuasan Kerja ......................... 43Tabel 3.2 Skoring Pernyataan Supervisi Kepala Sekolah ....................... 43Tabel 4.5 Uji I Korelasi Product Moment dari Pearson .......................... 60

  DAFTAR LAMPIRAN Halaman

LAMPIRAN I KUESIONER ................................................................... 70

LAMPIRAN II DATA VALIDITAS DAN RELIABILITAS ............... 77

A. DATA MENTAH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH ................................................................... 78 B. DATA MENTAH KEPUASAN KERJA GURU ..... 80 C. HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL SUPERVISI KEPALA SEKOLAH ........................... 82 D. HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL SUPERVISI KEPALA SEKOLAH ........................... 83 E. HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL KEPUASAN KERJA GURU ...................................... 85 F. HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL KEPUASAN KERJA GURU ...................................... 86

LAMPIRAN III DATA INDUK PENELITIAN ..................................... 88

A. DATA MENTAH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH ................................................................... 89 B. DATA MENTAH KEPUASAN KERJA GURU ...... 95 C. TABEL R PRODUCT MOMENT ............................ 102 D.

   INTERPOLASI PENGUJIAN HIPOTESIS ............ 103

LAMPIRAN IV SURAT IJIN PENELITIAN ....................................... 104

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah adalah pejabat yang bertanggung jawab atas keberhasilan

  pendidikan pada lembaga yang dipimpinnya. Untuk mencapai keberhasilan itu kepala sekolah harus melakukan kegiatan salah satunya supervisi secara kontinu dan baik terhadap proses aktivitas belajar-mengajar yang dilakukan guru-guru, karena guru adalah orang yang langsung berhadapan dengan anak didik dan sekaligus sebagai penentu baik-buruknya hasil belajar.

  Meskipun guru dapat dianggap sebagai penentu keberhasilan proses belajar, apabila kepala sekolah di SMA tidak memberikan supervisi dengan baik kepada guru, hal itu akan mempengaruhi terhadap proses belajar- mengajar yang dilakukan oleh guru sebagai penentu baik-buruknya hasil belajar dengan demikian, berarti kepala sekolah adalah orang yang secara langsung atau tidak langsung menjadi penentu keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. Mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan dan jenjang pendidikan sangatlah tergantung kepada pimpinan sekolah. Semakin sering kepala sekolah melaksanakan supervisi kepada guru, maka semakin baik pula kondisi dan hasil belajar- mengajar pada sekolah yang bersangkutan.

  Kepala sekolah dan guru yang penuh dedikasi tentu saja dapat Untuk mencapai produktivitas kerja yang dapat membantu kelancaran tercapainya tujuan pendidikan tentu saja dibutuhkan bimbingan dan binaan dari atasan. Guru sebagai pelaksana operasional di sekolah mengemban tugas inti di sekolah, sedangkan pengelola lain diharapkan dapat berperan sebagai penunjang kelancaran tugas tersebut. Oleh karena itu usaha organisasi sekolah sebaiknya lebih banyak dipusatkan kepada pembinaan guru dalam tugas profesinya. Hal ini sangat penting karena masih banyak guru yang tidak mengetahui tentang dirinya dan lingkungannya.

  Dikemukakan oleh Sahertian dan Mateharu (1981) bahwa masih terdengar orang berbicara tentang merosotnya mutu pendidikan dan pengajaran. Guru- guru masih banyak masalah misalnya, masih ada guru yang memerlukan bantuan orang lain dan mengharapkan pengalaman belajar sesuai dengan kebutuhan pendidik, masih ada yang membutuhkan pengalaman untuk mengenal dan menilai hasil belajar, masih ada guru yang kurang puas dalam melaksanakan tugas. Hal ini menunjukkan bahwa guru masih membutuhkan bantuan dari seseorang yang mempunyai kelebihan dalam hal ini adalah kepala sekolah sebagai supervisor. Bantuan supervisor merupakan salah satu faktor yang sangat efektif untuk meningkatkan kerja guru sebagai seorang pendidik. Tugas dan peranan supervisor diantaranya adalah memberi dorongan, membantu dan membina guru-guru. Supervisor dapat menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas dalam mengembangkan potensi dan daya kreasinya dengan penuh tanggung jawab. Namun kenyataannya, supervisi di sekolah belum dilakukan secara efektif oleh kepala sekolah. Supervisi yang efektif dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena tidak ada satu pekerjaan dalam pendidikan yang dapat mencapai tujuan tanpa supervisi, sekalipun petugasnya memiliki dedikasi yang tinggi, kepandaian dan keterampilan.

  Pembinaan kepala sekolah sebagai supervisor kepada guru-guru adalah membantu guru-guru dalam pengembangan kurikulum, pengorganisasian pengajaran, pemenuhan fasilitas belajar, perencanaan dan pemerolehan bahan pengajaran sesuai dengan rancangan kurikulum, perancangan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar, pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar-mengajar, pengkoordinasian antar kegiatan belajar-mengajar dengan kegiatan layanan yang lain, pengembangan hubungan dengan masyarakat, dan dalam pelaksanaan evaluasi.

  Usaha kepala sekolah sebagai supervisor dalam mewujudkan peningkatan mutu ini sudah banyak dilakukan pada setiap sekolah, diantaranya dengan mengadakan pemeriksaan terhadap guru dalam membuat persiapan mengajar, memasuki ruangan atau kelas sewaktu guru mengajar, observasi, diskusi, membantu guru dalam menganalisis kesulitan, membantu guru dalam merumuskan tujuan, dan penerbitan operasional tugas-tugas yang disertai dengan tindakan pencegahan. Hingga saat ini masih terlihat tanda-tanda bahwa realitasnya belum memuaskan. Masih ada rasa ketidakpuasan terhadap kepala sekolah sebagai supervisor. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Aisyah A.R. dkk (1996) yang menuliskan bahwa masih langkanya guru-guru profesional adalah akibat sikap nilai dan kepribadian guru belum mendapat perhatian khusus. Dapat dilihat pula dari hasil diskusi panel tentang peranan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan yang dilaksanakan Kanwil Depdikbud Sumatera Selatan, bahwa sikap profesional guru masih memprihatinkan, karena kurangnya bimbingan dari kepala sekolah sebagai supervisor sehingga guru gagal menjadi tokoh identifikasi karena dalam jiwa dan diri mereka belum muncul motivasi untuk menjadi tenaga- tenaga yang profesional. Ini menunjukkan bahwa usaha-usaha yang telah dilakukan supervisor belum dapat sepenuhnya melakukan pengarahan, membimbing dan memberikan rasa kepuasan kepada guru-guru.

  Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ini untuk mencari sebab-sebab kelemahan sebagai umpan balik dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya supervisor dan guru-guru sekolah menengah atas.

  B. Batasan Masalah

  Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja guru di sekolah menengah atas diantaranya lingkungan kerja, tingkat pekerjaan, supervisi, sifat pekerjaan, lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi perasaan seseorang untuk bekerja. Dalam penelitian ini yang akan dibahas hanya salah satu penentu kepuasan kerja guru sekolah menengah atas yaitu supervisi kepala sekolah.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru?

  D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru.

  E. Manfaat Penelitian

  1) Bagi kepala sekolah Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk bahan pertimbangan kepala sekolah dalam melakukan kegiatan supervisi secara kontinu dan baik terhadap proses aktivitas belajar- mengajar yang dilakukan guru-guru, karena guru adalah orang yang langsung berhadapan dengan anak didik dan sekaligus sebagai penentu baik-buruknya hasil belajar.

  2) Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan bacaan bagi Mahasiswa / Mahasiswi Universitas Sanata Dharma, bahan pertimbangan dan bahan acuan untuk penelitian selanjutnya, khususnya yang menyangkut supervisi kepala sekolah. Selain itu juga dapat memberikan gambaran tentang bagaimana hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas. 3) Bagi Penulis

  Pelaksanaan penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan pengalaman yang bermanfaat khususnya mengenai bagaimana dan seperti apa hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Kepuasan Kerja Menurut Robbins (1993:177) kepuasan kerja adalah sikap umum individu

  terhadap pekerjaannya. Dia juga menekankan bahwa seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya, sementara seseorang yang tidak puas dengan pekerjaan cenderung mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaannya.

  Menurut Joseph Tiffin kepuasan kerja adalah sikap karyawan terhadap pekerjaan, situasi kerja, kerjasama diantara pemimpin dan sesama karyawan.

  Begitu juga dengan Spector (1996:214) yang berpendapat bahwa kepuasan kerja merupakan variabel sikap yang menggambarkan perasaan seseorang terhadap keseluruhan pekerjaan mereka dan juga berbagai aspek pekerjaan tersebut.

  Menurut Anoraga (1992:81) kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaannya penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja.

  Dari beberapa pengertian dirumuskan untuk para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap positif yang kondisi-kondisi kerja yang terkait sebagai hasil dari terpenuhinya berbagai kebutuhan dalam pekerjaan.

  Secara umum kepuasan kerja adalah cara seorang karyawan merasakan pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaan yang dirasakan pada aspek-aspek pekerjaannya. Kepuasan muncul bila keuntungan yang dirasakan dari pekerjaannya melampaui biaya marginal yang dikeluarkan oleh karyawan tersebut dianggap cukup memadai.

  Kepuasan kerja merupakan salah satu kebutuhan menengah atas dari guru dalam proses belajar-mengajar. Kepuasan kerja menurut Hoy Miskel (1978) adalah pengalaman seseorang dalam kerjanya dan dicapai melalui pemenuhan kebutuhan baik kebutuhan psikologis maupun kebutuhan fisiologis.

  Dipertegas oleh Smith, Kendal dan Hulin (1969) bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap berbagai situasi kerja yang dihadapi individu, diantaranya perasaan gembira, semangat, gairah, dan puas terhadap pekerjaan dan lingkungan kerja yang berkaitan dengan sejauh mana kebutuhan telah terpenuhi. Rasa kepuasan itu dapat tercermin dari tindakan-tindakannya.

  Mc Groger yang dikutip Terry (1988) menegaskan bahwa manusia adalah manusia yang terus menerus memiliki kebutuhan, secara kontinu melakukan usaha untuk memuaskannya. Kebutuhan setiap individu dapat dipenuhi melalui aneka cara dan usaha. Diantara usaha untuk memenuhi kebutuhan itu adalah dengan bekerja, dalam hal ini mengajar.

2. Faktor-faktor kepuasan kerja

  Faktor-faktor kepuasan kerja menurut Anoraga dikemukakan sebagai berikut:

  a. faktor finansial yaitu terpenuhi keinginan karyawan terhadap finansial yang diterima untuk memenuhi kebutuhannya sehingga kepuasan kerja bagi karyawan dapat terpenuhi. Meliputi gaji, macam-macam pinjaman, promosi, jaminan sosial dan pemberian balas jasa.

  b. faktor fisik yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan. Meliputi umur, kondisi badan, jenis pekerjaan, waktu dan sistem kerja.

  c. faktor sosial yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik hubungan antara pimpinan dan karyawan maupun hubungan antara sesama karyawan, meliputi rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana serta pengarahan dan perintah yang wajar.

  d. faktor psikologi yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan, meliputi cita-cita dan pandangan hidup, minat dan kemauan, sikap, bakat dan kecakapan. Faktor-faktor lain yang menimbulkan kepuasan kerja menurut Gilmer (As’ad, 1995) adalah sebagai berikut:

  a. kesempatan untuk maju Dalam hal ini tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama bekerja. b. keamanan kerja Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja baik bagi karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama bekerja.

  c. gaji Gaji lebih banyak ketidakpuasan kerja dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.

  d. perusahaan dan manajemen Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang menentukan kepuasan kerja karyawan.

  e. pengawasan atau supervisi Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dalam turnover.

  f. faktor intrinsik dari pekerjaan Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan keterampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan.

  g. kondisi kerja Termasuk ini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, toilet, kantin dan tempat parkir. h. aspek sosial dalam pekerjaan Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam bekerja. i. komunikasi

  Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja. j. fasilitas

  Fasilitas cuti, dan pensiun atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.

  Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja akan menjadi frustasi yang menyebabkan karyawan akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, sering absent dan mengakibatkan turunnya kinerja karyawan.

3. Gejala-gejala ketidakpuasan kerja

  Gejala-gejala ketidakpuasan kerja para karyawan haruslah diketahui sedini mungkin oleh pihak perusahaan sehingga dapat diambil tindakan yang tepat dalam menanggulanginya. Tanda-tanda ketidakpuasan kerja meliputi (Moh. As’ad, 2000:109) a. Kelesuan yang berlebihan.

  b. Banyak bercakap-cakap pada waktu jam kerja, terutama yang menyangkut pribadi masing-masing.

  c. Pemakaian barang-barang kepunyaan dinas dengan boros.

  d. Banyak waktu terbuang.

  e. Keteledoran dan ketidak hati-hatian.

  f. Ketidaksediaan untuk bekerjasama antara atasan dengan bawahannya.

  Apabila pihak perusahaan menemui adanya gejala-gejala ketidakpuasan kerja, maka sebaiknya pihak perusahaan langsung mencari penyebabnya serta langsung mengambil tindakan tepat untuk menanggulanginya.

4. Pengertian Supervisi

  Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif (Purwanto, 1987: 84).

  Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Burton (Purwanto, 1987:85),

  “Sepervision is an expert technical service primarily aimed at studying and improving co-operatively all factors which affect child growth and development “.

  Sesuai dengan rumusan Burton tersebut, maka: a. Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya kepada dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum pendidikan.

  b. Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar- mengajar secara total. Ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk didalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar-mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran, dan sebagainya.

  c. Fokusnya pada setting for learning, bukan pada seseorang atau sekelompok orang. Semua orang seperti guru-guru, kepala sekolah, dan pegawai sekolah lainnya, adalah teman sekerja (coworkers) yang sama- sama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan belajar-mengajar yang baik. Sesuai dengan rumusan diatas, maka kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam rangka pelaksanaan supervisi adalah. a. Membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.

  b. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan termasuk macam-macam media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses belajar-mengajar yang baik.

  c. Bersama guru-guru, berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru dalam proses belajar-mengajar yang lebih baik.

  d. Membina kerja sama yang baik dan harmonis antara guru, murid, dan pegawai sekolah lainnya.

  e. Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan workshop, seminar, inservice-

  training , atau up-grading

  Perlu ditambahkan di sini bahwa menurut struktur organisasi Dep. P & K (Purwanto) yang berlaku sekarang ini, yang termasuk supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penilik sekolah, dan para pengawas di tingkat kabupaten/kotamadya, serta staf kantor bidang yang ada di tiap Provinsi.

  Menurut Keputusan Menteri P dan K RI No.0134/0/1997, tugas pegawas dalam pendidikan dirinci sebagai berikut. a. Mengendalikan pelaksanaan kurikulum meliputi isi, metode penyajian, penggunaan alat perlengkapan dan penilaiannya agar berlangsung sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  b. Pengendalian tenaga teknis sekolah agar terpenuhi persyaratan formal yang berlaku dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  c. Mengendalikan pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan sarana sekolah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menjaga agar kualitas dan kuantitas sarana sekolah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku.

  d. Mengendalikan tata usaha sekolah meliputi urusan kepegawaian, urusan keuangan dan urusan perkantoran agar berjalan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  e. Mengendalikan hubungan kerja sama dengan masyarakat, antara lain dengan pemerintah daerah, dunia usaha dan lain-lain.

  f. Menilai proses dan hasil pelaksanaan kurikulum berdasarkan ketahapan dan waktu.

  g. Menilai pelaksanaan kerja tenaga teknis sekolah.

  h. Menilai pemanfaatan sarana sekolah. i. Menilai efesiensi dan keefektifan tata usaha sekolah. j. Menilai hubungan kerja sama dengan masyarakat, antara lain pemerintah daerah, dunia usaha, dan lain-lain. k. Melaksanakan program supervisi sekolah serta memberikan petunjuk perbaikan terhadap penyimpangan dalam pengelolaan kelas yang meliputi segi: 1) proses dan hasil pelaksanaan kurikulum yang dicapai pada periode tertentu; 2) kegiatan sekolah di bidang pengelolaan gedung dan bangunan, halaman, perabot dan alat-alat kantor dan sarana pendidikan lainnya; 3) pengembangan personel sekolah termasuk kepala sekolah, guru, tenaga tata usaha yang mencakup segi disiplin, sikap dan tingkah laku, pembinaan karier, peningkatan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan profesi masing-masing;

  4) tata usaha sekolah termasuk urusan keuangan, urusan sarana, dan urusan kepegawaian; hubungan sekolah dengan badan pembantu penyelenggara pendidikan dan masyarakat umumnya.

5. Tipe-tipe supervisi

  Fungsi pokok pemimpin sekolah sebagai supervisor terutama ialah membantu guru-guru dalam mengembangkan potensi-potensi mereka sebaik- baiknya. Burton dan Brueckner (Purwanto, 1987:88) mengemukakan adanya lima tipe supervisi yaitu inspeksi, laissez-faire, coercive, training and guidance, dan democratic leadership. Secara singkat kelima tipe tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

  a.

   Supervisi sebagai inspeksi

  Dalam administarsi dan kepemimpinan yang otokritas, supervisi berarti inspeksi. Dalam bentuk inspeksi ini, supervisi semata-mata merupakan kegiatan menginspeksi pekerjaan-pekerjaan guru atau bawahan. Orang-orang yang bertugas/mempunyai tanggung jawab tentang pekerjaan itu disebut inspektur. Istilah ini masih berlaku resmi dan umum di negara kita meskipun sebenarnya tugas dan pelaksanaan sudah banyak mengalami perubahan.

b. Laissez faire

  Kepengawasan yang bertipe laissez faire sesungguhnya merupakan kepengawasan yang sama sekali tidak konstruktif. Kepengawasan ini membiarkan guru-guru/bawahan bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk dan bimbingan. Guru-guru boleh menjalankan tugasnya menurut apa yang mereka sukai, boleh mengajar apa yang mereka ingini dengan cara yang mereka kehendaki masing-masing.

  Seorang kepala sekolah yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan bantuan, pengawasan, dan koreksi terhadap perkerjaan guru- guru/anggota yang dipimpinnya. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada mereka masing-masing, tanpa petunjuk atau saran-saran, tanpa adanya koordinasi.

  c. Coercive supervision Hampir sama dengan kepengawasan yang bersifat inspeksi, tipe kepengawasan ini bersifat otoriter. Mungkin dalam hal-hal tertentu kepengawasan tipe coercive ini berguna dan sesuai; misalnya bagi guru yang mulai belajar-mengajar. Akan tetapi, untuk perkembangan pendidikan pada umumnya tipe coercive ini banyak kelemahannya. Tidak semua kepala sekolah atau supervisi cara-cara mengajar yang baik untuk seluruh mata pelajaran.

  d. Supervisi sebagai latihan bimbingan Tipe supervisi ini berlandaskan suatu pandangan bahwa pendidikan itu merupakan proses pertumbuhan bimbingan. Juga Berdasarkan pandangan bahwa orang-orang yang diangkat sebagai guru pada umumnya telah mendapat pendidikan pre-service di sekolah guru. Oleh karena itu melatih (to train) dan memberi (to guide) kepada guru-guru tersebut dalam tugas pekerjaannya sebagai guru.

  Tipe ini baik, terutama bagi guru-guru yang baru mulai mengajar setelah keluar dari sekolah guru. Kelemahannya ialah pengawasan, petunjuk-petunjuk, ataupun nasihat-nasihat yang diberikan dalam rangka dan bimbingan itu bersifat kuno, sudah tidak sesuai lagi dengan

  training perkembangan pendidikan dan tuntutan zaman sehingga dapat terjadi kontradiksi antara pengetahuan yang telah diperoleh guru dari sekolah guru dengan pendapat supervisor itu sendiri. Kontradiksi ini dapat pula terjadi karena sebaliknya, pendapat supervisi itu lebih maju sedangkan pengetahuan yang diperoleh guru dari sekolah guru masih bersifat konservatif.

  e. Kepengawasan yang demokrasi Dalam kepemimpinan yang demokratis, kepengawasan atau supervisi bersifat demokrasi pula. Supervisi merupakan kepemimpinan pendidikan secara kooperatif. Dalam tingkat ini, supervisi bukan lagi suatu pekerjaan yang dipegang oleh seorang petugas, melainkan merupakan pekerjaan- pekerjaan bersama yang dikoordinasikan. Tanggung jawab tidak dipegang sendiri oleh supervisor, melainkan dibagi-bagikan kepada para anggota sesuai dengan tingkat, keahlian, dan kecakapannya masing-masing. Masalah penting yang perlu mendapat perhatian bagi para pengawas dan kepala sekolah selaku supervisor ialah menemukan cara-cara bekerja

  secara kooperatif dan efektif.

  Bagi usaha-usaha dan tujuan-tujuan itu, maka kerja sama yang sesuai dan esensial ialah yang dapat memajukan dan mengembangkan.

  1) Pengertian yang mendalam pada individu dan kelompok tentang tujuan-tujuan pendidikan, serta pengabdiannya terhadap tujuan-tujuan itu. 2) Kesediaan dan kerelaan untuk menerima tanggung jawab pribadi dan kelompok bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama.

  3) Kecakapan untuk memberi sumbangan-sumbangan secara efektif dan kreatif bagi terpecahkannya masalah-masalah yang bertalian dengan pencapaian tujuan-tujuan. 4) Koordinasi untuk kepentingan usaha bersama secara keseluruhan.

  Bentuk-bentuk kerja sama yang sesuai dengan maksud-maksud tersebut sangatlah banyak. Akan tetapi, bentuk-bentuk kerjasama yang pokok dan sangat penting bagi kepengawasan ini adalah. 1) Kerja sama dengan merencanakan pekerjaan-pekerjaan, terutama dalam merumuskan tujuan-tujuan dan menentukan prosedur-prosedur pelaksanaannya. 2) Kerja sama dalam membagi sumber-sumber tenaga dan tanggung jawab-tanggung jawab dalam berbagai aspek pekerjaan.

  3) Kerja sama dalam pelaksanaan tugas-tugas penting bagi tercapainya tujuan-tujuan.

  4) Kerja sama dalam menilai pelaksanaan prosedur serta penilaian terhadap hasil-hasil pekerjaan.

  6. Ciri – ciri Supervisor yang baik

  Di samping harus memiliki ilmu administrasi dan memahami fungsi-fungsi administrasi dengan sebaik-baiknya, untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik seorang supervisor harus memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat sebagai berikut.

  a. Berpengetahuan luas tentang seluk-beluk semua pekerjaan yang berada di bawah pengawasannya.

  b.

   Menguasai/memahami benar-benar rencana dan program yang telah digariskan yang akan dicapai oleh setiap lembaga atau bagian.

  c.

   Berwibawa, dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik kepengawasan, terutama human relation.

  d.

   Memiliki sifat-sifat jujur, tegas, konsekuen, ramah, dan rendah hati.

  e. Berkemauan keras, rajin bekerja demi tercapainya tujuan atau program yang telah digariskan/disusun.

  7. Fungsi Supervisi dalam bidang kepemimpinan

  Fungsi supervisi pendidikan dalam bidang kepemimpinan yang sangat penting diketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah sebagai berikut.

  a. Menyusun rencana dan policy bersama.

  b. Mengikutsertakan anggota-anggota kelompok (guru-guru, pegawai) dalam berbagai kegiatan. c. Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan.

  d. Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau memupuk moral yang tinggi kepada anggota kelompok.

  e. Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan putusan-putusan.

  f. Membagi-bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota kelompok, sesuai dengan fungsi-fungsi dan kecakapan masing- masing.

  g. Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.

  h. Menghilangkan rasa malu dan rendah diri pada anggota sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama.

8. Tugas-tugas supervisor

  Berikut dikemukakan tugas macam-macam tugas supervisi pendidikan yang riel dan lebih terinci sebagai berikut.

  a. Menghadiri rapat/pertemuan-pertemuan organisasi profesional.

  b. Mendiskusikan tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-guru

  c. Mengadakan rapat-rapat kelompok untuk membicarakan masalah-masalah umum (common problems).

  d. Melakukan classroom visitation atau class visit.

  e. Mengadakan pertemuan-pertemuan individual dengan guru-guru tentang masalah-masalah yang mereka usulkan. f. Mendiskusikan metode-metode mengajar dengan guru-guru.

  g. Memilih dan menilai buku-buku yang diperlukan bagi murid-murid.

Dokumen yang terkait

Hubungan Intensitas pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dengan motivasi kerja guru di SMPN 106 Jakarta

0 4 81

Hubungan pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru di MTs Islamiyah Ciputat

1 8 111

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas : survei guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta.

1 3 125

Pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompensasi terhadap kinerja guru : studi kasus guru-guru di sekolah milik Yayasan Xaverius khususnya di Kota Metro, Lampung.

0 2 153

Hubungan persepsi guru terhadap supervisi klinis dan bantuan supervisor dengan kinerja guru sekolah menengah atas negeri di Kabupaten Magelang.

0 0 14

Hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru di smpn 16 medan - Repository UIN Sumatera Utara IKRI MALIA B

0 0 123

Pengaruh supervisi akademik kepala sekolah, iklim kerja sekolah dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja guru SLB se Kota Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014

0 0 9

Sikap guru terhadap program sertifikasi dalam peningkatan kinerja guru : studi kasus guru-guru sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 111

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru : studi kasus guru-guru sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 2 147

Hubungan pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru : studi kasus pada guru-guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul - USD Repository

0 0 125