Korelasi Body Mass Index (BMI) dengan abdominal skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL pada staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DENGAN ABDOMINAL SKINFOLD

  

THICKNESS TERHADAP RASIO KADAR LDL/HDL PADA STAF WANITA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

  Oleh : Desi Natalia

  NIM : 088114190

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DENGAN ABDOMINAL SKINFOLD

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  

Program Studi Farmasi

  Oleh : Desi Natalia

  NIM : 088114190

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

“You only live your life once. Do not waste a minute of it

avoiding things. Let them come to you and learn from

them”.

  Kupersembahkan karya ini buat: Wo pa, wo ma Adik-adikku Sahabatku

  Almamaterku

  

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Desi Natalia Nomor Mahasiswa : 088114190

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

“KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DENGAN ABDOMINAL SKINFOLD

THICKNESS TERHADAP RASIO KADAR LDL/HDL PADA STAF WANITA

  UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA”

  beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 8 Januari 2012 Yang menyatakan

  

PRAKATA

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala bimbingan, penyertaan dan perlindungan yang tak henti-hentinya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak memperoleh bimbingan, pengarahan, bantuan, dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., OIA, selaku Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

  4. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk berdiskusi serta memberikan segala masukan dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Phebe Hendra, Ph.D., Apt., selaku dosen penguji atas masukan dan saran yang membangun dan berharga.

  7. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.

  8. Semua dosen Fakultas Farmasi yang telah memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis.

  9. Pak Narto yang telah membantu membuat surat perijinan untuk penelitian ini.

  10. Pak Agung yang telah besedia menyediakan waktu memberikan bimbingan.

  11. Bapak, ibu, dan adik-adikku tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis. Cinta kalian adalah kekuatan bagiku.

  12. Teman satu tim, Andin, Icha, Ella, Lia, Mbak Vita, Mb Ju, Pika, Carol, Gary, dan Vivi semua tidak akan terlaksana tanpa kalian semua.

  13. Teman seperjuangan Anna, Pika, Dewi, dan Dian, yang selalu ada setiap saat baik suka maupun duka untuk memberikan semangat, motivasi, dan bantuan.

  14. Ardani, Yuvita, Yosephine, Lia Yumi Yusvita, dan Felisia, yang selalu memberikan semangat, masukan dan saran.

  16. Teman-teman FKK B angkatan 2008, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  17. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat tidak hanya untuk penulis tetapi bermanfaat untuk pembaca dan kiranya skripsi ini dapat menjadi salah satu sumbangan bagi ilmu pengetahuan.

  Yogyakarta, 15 November 2011 Penulis

  

INTISARI

  Obesitas merupakan kondisi di mana terjadi akumulasi lemak (adiposit) secara berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Penentuan obesitas umum dilakukan berdasarkan Body Mass Index (BMI). Metode antropometri lain yang dinilai praktis dengan mengukur tebal lipatan kulit menggunakan Skinfold Caliper pada daerah abdominal. Orang yang memiliki berat badan di atas normal cenderung mengalami peningkatan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dan mengalami penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Semakin rendah rasio kadar LDL/HDL semakin rendah tingkat risiko PJK. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara BMI dan abdominal skinfold thickness (AST) terhadap rasio kadar LDL/HDL.

  Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan

  

cross-sectional. Pengambilan sampel penelitian ini adalah secara purposive sampling

  dengan jumlah responden sebanyak 56 orang. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah wanita premenopause berusia 30-50 tahun. Kriteria eksklusi meliputi responden dengan penyakit jantung koroner, hamil, menderita Diabetes Melitus (DM), mengkonsumsi obat penurun kadar lemak darah, mengkonsumsi obat kontrasepsi, merokok, menderita penyakit hati akut maupun kronis. Pengukuran meliputi berat badan, tinggi badan, tebal lipatan kulit abdomen, dan profil lipid (Kolesterol Total, Trigliserida dan HDL). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Uji korelasi menggunakan analisis Spearman dengan taraf kepercayaan sebesar 95%.

  Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi positif yang bermakna (p<0,05) dengan kekuatan korelasi sedang antara BMI terhadap rasio kadar LDL/HDL (r=0,454, p=0,000). Terdapat korelasi positif yang bermakna (p<0,05) dengan kekuatan korelasi lemah antara AST terhadap rasio kadar LDL/HDL (r=0,316, p=0,018).

  

Kata kunci : obesitas, Body Mass Index (BMI), abdominal skinfold thickness, rasio

LDL/HDL.

  

ABSTRACT

  Obesity is a condition in which the accumulation of fat (adipocytes) are excessive it may have an adverse effect on health. Obesity measurement commonly used Body Mass Index (BMI). Other anthropometric method is abdominal skinfold thickness (AST) use skinfold caliper. People who have excessive body weight tend to have increased levels of total cholesterol, Low Density Lipoprotein (LDL), triglycerides and decreased levels of High Density Lipoprotein (HDL). The lower ratio of LDL/HDL caused lower risk of CHD. The aim of this study is to explore whether there is significant positive correlation between BMI and AST to ratio LDL/HDL.

  This research is a type of observational analytic study used cross-sectional design. This research use purposive sampling that one type of non-random sampling and total respondents is 56 people. Inclusion criteria in this study were premenopausal women aged 30-50 years. The exclusion criteria included respondents with Coronary Heart Disease (CHD), pregnant, suffering from Diabetes Mellitus (DM), taking the drug that can lowering blood lipid levels, taking oral contraceptives, smoking, suffering from acute or chronic liver disease. Measurements included weight, height, abdominal skinfold thickness, and lipid profile (Total Cholesterol, Triglycerides and HDL). The normality of data were analyzed using the Kolmogorov- Smirnov test. Correlation analysis using Spearman's test with Confidence Interval (CI) 95%.

  The results showed a significant positive correlation (p<0.05) between BMI and ratio of LDL/HDL (r=0.454, p=0.000). There is a significant positive correlation (p<0.05) between AST and ratio LDL/HDL (r=0.316, p=0.018).

  

Key words: obesity, Body Mass Index (BMI), abdominal skinfold thickness, ratio of

LDL/HDL.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii PRAKATA .......................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... viii

  INTISARI ............................................................................................................ ix

  ABSTRACT .......................................................................................................... x

  DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

  BAB I. PENGANTAR ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang............................................................................................ 1

  1. Perumusan Masalah................................................................................ 5

  2. Keaslian Penelitian ................................................................................. 5

  3. Manfaat Praktis dan Teorotis .................................................................. 13

  4. Tujuan Umum dan Khusus ..................................................................... 13

  BAB II.PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................... 15 A. Obesitas ...................................................................................................... 15

  1. Definisi Obesitas .................................................................................... 15

  4. Adiposa Berperan di Dalam Pengaturan Keseimbangan Energi .............. 16

  3. Variabel Pengacau .................................................................................. 30

  2. Permohonana izin dan kerja sama ........................................................... 35

  1. Observasi awal ....................................................................................... 35

  I. Tata Cara Penelitian .................................................................................... 35

  H. Instrumen Penelitian ................................................................................... 35

  G. Teknik Sampling......................................................................................... 34

  F. Ruang Lingkup ........................................................................................... 33

  E. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 33

  D. Responden .................................................................................................. 31

  C. Definisi Operasional ................................................................................... 30

  2. Variabel Tergantung ............................................................................... 30

  5. Tipe-Tipe Obesitas ................................................................................. 17

  1. Variabel Bebas ....................................................................................... 30

  BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 29 A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................................... 29 B. Variabel Penelitian...................................................................................... 29

  G. Hipotesis ..................................................................................................... 28

  F. Landasan Teori ........................................................................................... 27

  E. Aterosklerosis Pemicu terjadinya PJK ......................................................... 25

  D. Rasio LDL Terhadap HDL .......................................................................... 24

  C. Profil Lipid ................................................................................................. 22

  2. Skinfold Thickness (Tebal Lipatan Kulit) ................................................ 21

  1. BMI ................................................................................................... 19

  B. Pengukuran Antropometri ........................................................................... 19

  3. Pencarian responden ............................................................................... 36

  6. Pembagian hasil pemeriksaan ................................................................. 39

  7. Pengolahan data ..................................................................................... 39

  8. Analisis data penelitian........................................................................... 39 J. Kesulitan dalam penelitian .......................................................................... 40

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 41 A. Karakteristik Responden ............................................................................. 41

  2 B. Karakteristik Responden Kelompok BMI <23,0 kg/m dan

  2 BMI ≥23,0 kg/m ....................................................................................... 49

  C. Kolerasi BMI terhadap kadar LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL ................... 52

  D. Kolerasi AST dengan kadar LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL ..................... 56

  E. Kolerasi BMI dengan Lemak Subkutan ....................................................... 60

  F. Kolerasi Positif bermakna BMI dan AST terhadap rasio LDL/HDL ............ 62

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 64 A. Kesimpulan................................................................................................. 64 B. Saran .......................................................................................................... 64 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65 LAMPIRAN ........................................................................................................ 72 BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 107

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I. Klasifikasi BMI untuk orang dewasa Asia ......................................... 19 Tabel II. Klasifikasi Kolesterol LDL, HDL, Total, dan Trigliserida (mg/dl) ..... 23 Tabel III. Persentase Risiko Terjadinya PJK Dilihat dari Rasio LDL terhadap HDL .................................................................................... 24 Tabel IV. Rasio LDL/HDL ................................................................................ 24 Tabel V. Panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan kolerasi, nilai p, dan arah kolerasi .................................................................... 40 Tabel VI. Karakteristik Responden.................................................................... 41 Tabel VII. Distribusi Frekuensi BMI pada Responden ........................................ 44 Tabel VIII. Distribusi Frekuensi Kadar HDL Responden...................................... 46 Tabel IX. Distribusi Frekuensi Kadar LDL Responden...................................... 47 Tabel X. Distribusi Frekuensi Rasio LDL/HDL Responden.............................. 48

  2

  2 Tabel XI. Perbedaan Rerata Kelompok BMI <23,0 kg/m dan BMI ≥23 kg/m . 50

  Tabel XII. Hasil Analisis Kolerasi BMI dengan kadar HDL, LDL, dan Rasio LDL/HDL .......................................................................................... 52

  Tabel XIII. Hasil Analisis Kolerasi AST dengan kadar LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL .......................................................................................... 57

  Tabel XIV. Perbedaan Rerata Kelompok AST <14,5 mm dan ≥14,5 mm ............. 59

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Obesitas tipe pear shape (Gynoid) dan apple shape (Android) ........... 18 Gambar 2.Distribusi lemak terdapat di area subkutan dan visceral ....................... 18 Gambar 3. Skinfold Caliper .................................................................................. 21 Gambar 4. Pengukuran AST ................................................................................ 21 Gambar 5. Arteri normal dengan aliran darah normal (atas). Arteri dengan adanya plak menandakan terjadinya aterosklerosis (bawah) ........................... 26 Gambar 6. Plak pada pembuluh arteri koroner ...................................................... 27 Gambar 7. Skema responden ................................................................................ 32 Gambar 8. Histogram usia responden ................................................................... 42 Gambar 9. Histogram tinggi badan responden ...................................................... 43 Gambar 10. Histogram berat badan responden ..................................................... 43 Gambar 11. Histogram BMI responden ................................................................ 44 Gambar 12. Histogram AST responden ................................................................ 45 Gambar 13. Histogram kadar HDL responden ...................................................... 46 Gambar 14. Histogram kadar LDL responden ...................................................... 47 Gambar 15. Histogram rasio LDL/HDL responden .............................................. 48 Gambar 16. Grafik sebar kadar HDL terhadap BMI ............................................. 53 Gambar 17. Grafik sebar kadar LDL terhadap BMI .............................................. 54 Gambar 18. Grafik sebar rasio LDL/HDL terhadap BMI ...................................... 55 Gambar 19. Grafik sebar kadar HDL terhadap AST ............................................. 57

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Komisi Etik Kedokteran................................... 72 Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ........... 73 Lampiran 3. Uji Reabilitas Instrumen Penelitian .................................................. 74 Lampiran 4. Uji Normalitas Karakteristik Responden .......................................... 75 Lampiran 5. Uji Beda Kelompok Obes dan Non-Obes ......................................... 83 Lampiran 6. Uji Kolerasi...................................................................................... 91 Lampiran 7. Uji Beda AST <14, 5 dan ≥14,5 ...................................................... 93 Lampiran 8. Informed Consent ............................................................................. 99 Lampiran 9. Contoh Hasil Pemeriksaan Laboratorium Parahita ............................ 100 Lampiran 10. Surat Peminjaman Ruangan ............................................................ 101 Lampiran 11. Blangko Pengisian Data Pengukuran Antropometri dan

  Tekanan Darah ................................................................................ 103 Lampiran 12. Leaflet ............................................................................................ 104 Lampiran 13. Foto-Foto Pengukuran Antropometri dan Pengambilan Sampel

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak tubuh

  yang berlebihan (Mann dan Truswell, 2007). Obesitas disebabkan oleh dua faktor yaitu adanya peningkatan asupan makanan dan penurunan pengeluaran energi. Untuk menjaga berat badan yang stabil diperlukan keseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar. Hal yang menjadi masalah adalah bahwa ternyata sangat sulit bagi seseorang untuk mengatur asupan dan pengeluaran energinya. Asupan makanan semakin meningkat karena ketersediaan beragam makanan siap saji yang makin bervariasi, mudah didapat, nikmat dan murah. Di lain sisi aktivitas fisik masyarakat modern menjadi semakin berkurang dan kemajuan teknologi menyebabkan pada saat kerja maupun santai orang semakin mengurangi kegiatan fisik (Pusparini, 2007). Menurut Sugiharto (2007) makanan siap saji mengandung kalori yang tinggi, kadar lemak, gula, dan garam juga tinggi, tetapi rendah serat. Apabila makanan jenis ini dikonsumsi secara rutin dan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan terjadinya obesitas.

  Obesitas merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius di seluruh dunia karena berperan dalam meningkatnya morbiditas dan mortalitas

  2004 prevalensi obesitas pada pria 32% dan wanita 34% (Ogden, Yanovski, Carrol, dan Flegal, 2007). Pada tahun 2007-2008, terjadi peningkatan prevalensi obesitas pada pria 32,2% dan wanita 35,5% (Ogden, Carroll, McDowell, dan Flegal, 2010). Di Inggris, prevalensi obesitas meningkat dari 12% menjadi 24% pada tahun 1993-2002.

  Peningkatan prevalensi di Cina dari 1,5% pada tahun 1989 menjadi 12,6% pada tahun 1997 (Ogden et al., 2007). Di Indonesia angka prevalensi obesitas juga menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi obesitas secara nasional mencapai 19,1%. Prevalensi obesitas di Yogyakarta penduduk dewasa (15 tahun ke atas) pada laki-laki 14,6% dan perempuan 22,5% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2007).

  Angka kejadian overweight lebih umum terjadi dibandingkan dengan obesitas. Menurut World Health Organization, 2011 sekitar 1,5 miliar orang dewasa (usia >20 tahun) mengalami overweight, 200 juta laki-laki dan hampir 300 juta perempuan mengalami obesitas. Di Korea Selatan, 20,5% tergolong overweight dan 1,5% tergolong obesitas. Di Thailand, 16% penduduknya mengalami overweight dan 4% mengalami obesitas (Mann dan Truswell, 2007).

  Penentuan obesitas umum dilakukan berdasarkan Body Mass Index (BMI)/Indeks Massa Tubuh (IMT) (Soetiarto, Roselinda, dan Suhardi, 2010). BMI merupakan suatu indeks yang digunakan untuk mengklasifikasikan seseorang kurus,

  

overweight, atau mengalami obesitas (WHO, 2006). Kriteria overweight untuk orang seseorang melebihi BB normal. Obesitas merupakan kondisi di mana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan (International Association For The Study Of

  

Obesity, 2000). Metode antopometri lain yang dinilai praktis adalah skinfold thickness

  (tebal lipatan kulit) yang diukur dengan Skinfold Caliper pada kulit lengan, subskapula dan daerah pinggul. Cara ini murah, mudah dilakukan, tidak butuh waktu lama (Budiman, 2008). Demura dan Sato (2007) melakukan penelitian mengenai pengukuran suprailiac dan abdominal skinfold thickness (AST) untuk memprediksi kerapatan badan (Body Density) pada orang dewasa Jepang. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pengukuran tebal lipatan kulit menggunakan skinfold caliper sangat sederhana dan tidak mahal.

  Orang yang memiliki berat badan di atas normal cenderung mengalami peningkatan kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida dibandingkan dengan mereka yang berat badannya normal. Dengan meningkatnya komponen-komponen tersebut di atas, risiko untuk mengalami Penyakit Jantung Koroner (PJK) meningkat. Semakin rendah rasio kadar LDL/HDL semakin rendah tingkat risiko PJK (Soeharto, 2002). PJK merupakan kelainan pada satu atau lebih arteri koroner di mana terdapat penebalan dinding dalam pembuluh darah (intima) disertai adanya aterosklerosis yang akan mempersempit lumen arteri koroner dan akhirnya akan menggangu aliran darah ke jantung sehingga terjadi kerusakan dan gangguan pada otot jantung (Hariadi dan Ali, 2005). Penelitian Sihadi dan Djaiman kali dibandingkan orang normal untuk mempunyai kolesterol borderline dan kolesterol tinggi.

  Humayun, Shah, Alam, dan Hussein (2009) melakukan penelitian untuk melihat hubungan BMI dengan dislipidemia. Pada penelitian ini, disimpulkan bahwa BMI memiliki hubungan linier dengan kolesterol total, LDL, dan trigliserida. Dan memiliki hubungan terbalik dengan HDL. Dislipidemia merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit jantung koroner (Anwar, 2004). Lemieux, Pascot, dan Couillard (2000) juga menyatakan bahwa BMI yang semakin meningkat berhubungan dengan meningkatnya kadar kolesterol, trigliserida, LDL kolesterol dan menurunkan kadar HDL kolesterol.

  Penelitian serupa telah pernah dilakukan oleh Christasani (2010), penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya. Pengukuran antropometri

  

triceps skinfold thickness pada penelitian sebelumnya diganti dengan pengukuran

abdominal skinfold thickness (AST). Menurut Demura dan Sato (2007), terjadinya

measurement error paling kecil ketika dilakukan pengukuran pada AST. Kemudian

  untuk subyek penelitian staf pria diganti dengan staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti tertarik untuk meneruskan penelitian karena penelitian yang dilakukan oleh Christasani (2010) hanya melibatkan subyek penelitian pria.

  Peneliti ingin melihat apakah terdapat korelasi positif bermakna antara BMI dan AST terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah dengan subyek penelitian wanita.

  Menurut Vella dan Kravitz (2005), wanita mempunyai persentase lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Persentase lemak tubuh yang normal untuk wanita usia 34-55 tahun adalah 25%-32%. Sedangkan untuk pria persentase lemak tubuh normal pada usia yang sama adalah 10%-18% (National Institute of

  

Health, 2008). Estrogen yang diproduksi wanita selama masa premenopause

  membuat wanita cenderung terlindung dari penyakit kardiovaskular dibandingkan pria (American Heart Association, 2011). Hal ini diperkuat dengan hasil review Saltiki dan Alevizaki (2007) yang menjelaskan bahwa wanita pada usia produktif memiliki risiko rendah terkena penyakit jantung karena adanya pengaruh estrogen.

  Pengukuran BMI dan AST memiliki keterkaitan dengan obesitas dan dapat digunakan sebagai deteksi awal terhadap penyakit kardiovaskular.

  Perumusan masalah 1.

  Apakah terdapat korelasi positif bermakna antara BMI dan AST terhadap rasio kadar LDL/HDL pada staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

2. Keaslian penelitian

  Penelitian yang telah dilaksanakan dan terkait dengan penelitian ini antara lain: a. “Kolerasi Body Mass Index (BMI) dengan Triceps Skinfold Thickness Christasani (2009) melakukan penelitian pada 70 dosen dan karyawan pria di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan korelasi body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah memiliki nilai signifikansi (p) berturut-turut 0,000 dan 0,009. Disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna antara body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah.

  b. “Indeks Massa Tubuh sebagai Determinan Penyakit Jantung Koroner pada Orang Dewasa Berusia di atas 35 Tahun”.

  Mawi (2003) melakukan penelitian rancangan potong silang pada 80 responden laki-laki dan perempuan berusia 35-85 tahun di kelurahan di Jakarta Utara dan Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar kolesterol HDL dan trigliserid laki- laki dengan perempuan (p=0,001 dan p=0,035). Studi ini menunjukkan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan determinan terjadinya PJK, risiko terjadinya PJK pada kelompok overweight lebih besar dibandingkan dengan kelompok ideal dan underweight. Pada mereka yang overweight dan obesitas, risiko terjadinya PJK 1,79 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok underweight dan ideal.

  c. “Hubungan Ketebalan Intima Media Arteri Karotis Berdasarkan

  Bahar, Murtala, Ilyas, Liyadi, Aman, dan Bahar (2011), melakukan penelitian pada sampel berjumlah 120 orang, sampel laki-laki 53 orang dan sampel perempuan 67 orang berusia 31-80 tahun. Dipilih dengan metode

  consecutive sampling, terdiri dari 97 penderita dislipidemia dan 23 sampel

  normal sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan (p<0,05) antara Ketebalan Intima Media (KIM) arteri karotis dengan kadar HDL dan LDL, sedangkan kolesterol total menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p>0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar HDL semakin tinggi efek perlindungan terhadap kejadian aterosklerosis, namun semakin tinggi kadar LDL maka semakin tebal KIM arteri karotis atau semakin besar kemungkinan menderita aterosklerosis, sedangkan kolesterol total dan trigliserida dianggap tidak mempunyai peran yang signifikan terhadap timbulnya aterosklerosis.

  d. “Studi Validasi Indeks Massa Tubuh dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Profil Lipid pada Pasien Rawat Jalan di Poli Jantung RSUP Dr.

  Sardjito Yogyakarta”.

  Septina, Purba, dan Hartriyanti (2010), penelitian dilakukan pada 97 orang, yang terdiri dari 67 orang pria dan 30 orang wanita pada rentang umur 40-79 tahun serta sampel dengan umur >80 tahun. Hasil penelitian IMT menunjukkan 21 orang (21,6%) tergolong ke dalam kategori non-obes dan non-obes dan 79 orang (81,5%) tergolong obes sentral. Disimpulkan bahwa

  IMT dan RLPP dapat digunakan untuk mendeteksi hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia karena tingkat sensitivitasnya baik, namun tidak dapat digunakan untuk prediksi normokolesterolemia dan normotrigliserildemia karena tingkat spesifisitasnya kurang baik.

  e. “Prevalence of Obesity in Working Premenopausal and Postmenopausal Women of Jalandhar District, Punjab”.

  Khokhar, Kaur, dan Sidhu (2010) melakukan penelitian cross sectional, pada 595 wanita (330 wanita premenopausal dan 265 wanita postmenopausal).

  Kategori obesitas dibagi berdasarkan BMI, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang panggul. Prevalensi obesitas lebih banyak terjadi pada wanita postmenopause dibandingkan dengan wanita premenopause. Prevalensi obesitas dengan pengukuran BMI untuk wanita premenopause 70,30% dan 75,09% untuk wanita postmenopause. Prevalensi obesitas sentral dengan pengukuran lingkar pinggang untuk wanita premenopause 75,15% dan 89,05% untuk wanita postmenopause. Prevalensi obesitas sentral dengan pengukuran rasio lingkar pinggang panggul untuk wanita

  

premenopause 74,54% dan 87,92% untuk wanita postmenopause.

  f. “The New Criteria for Asians by Regional Office for Western Pasific of

  WHO Suitable for Screening of Overweight to Prevent Metabolic Syndrome

  Anuurad, Shiwaku, Nogi, Kitaima, Enkhmaa, dan Shimono (2003) melakukan penelitian pada 479 partisipan pria dan 432 partisipan wanita pada kelompok usia 18-44 tahun dan 45-60 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan parameter antropometri dan sindrom metabolik untuk kategori overweight berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi overweight dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom metabolik baik pada pria dan wanita pada usia di atas 45 tahun. Batasan (cut-off) nilai BMI yang berlaku universal tidak sesuai untuk karakteristik obesitas pada orang Jepang, kriteria Western Pacific Region of WHO (WPRO) sesuai untuk melihat karakteristik obesitas pada orang Jepang. Rasio LDL/HDL pada wanita berdasarkan klasifikasi BMI (kurus, normal, overweight, dan obes) antara kelompok usia 18-44 tahun dan 45-60 tahun mempunyai perbedaan yang signifikan (p<0,05) p=0,013 dan p=0,001.

  g. “Relationship of Body Mass Index with Lipid Profile and Blood Pressure in

  Healthy Female of Lower Socioeconomic Group, in Kaduna Northern Nigeria”.

  Abubakar et al. (2009), melakukan penelitian pada 52 wanita sehat berusia 19-32 tahun. Partisipan dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan BMI.

  2

  2 Kategori kurus BMI <19 kg/m , normal BMI 19-26 kg/m , dan overweight bermakna (p>0,05) antara kelompok BMI kurus, normal, dan overweight. Terdapat perbedaan kadar HDL yang bermakna (p<0,05) antara kelompok BMI kurus, normal, dan overweight (p=0,04), kadar trigliserida (p=0,001), tekanan sistolik (p<0,001), dan tekanan diastolik (p=0,01). Tidak terdapat kolerasi yang bermakna antara profil lipid (kolesterol total, trigliserida, LDL, HDL) dan tekanan darah dengan BMI.

  h. “Frequency of Dyslipidemia in Obese Versus Non-obese in Relationship to

  Body Mass Index (BMI), Waist Hip Ratio (WHR), and Waist Circumference (WC)”.

  Shah, Devrajani, dan Bibi (2010) melakukan penelitian pada 200 subyek penelitian pria dan wanita berusia 20-79 tahun, dibagi menjadi 2 kelompok (obes, n=100 dan non obes n=100). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) kadar HDL, LDL, dan trigliserida antara kelompok obes dan non obes. Kadar kolesterol total tidak berbeda signifikan (p>0,05) antara kelompok obes dan non obes. i. “The Relation of BMI and Skinfold Thicknesses to Risk Factors Among Young and Middle-Aged Adults: The Bogalusa Heart Study”.

  Freedman, Katzmarzyk, Dietz, Srinivasan, dan Berenson (2010) melakukan penelitian cross sectional (n=3318, pria=1471, wanita 1847) pada kelompok usia 18-44 tahun. Studi longitudinal (n=1593) pada kelompok usia 6-16 dan diastolik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk studi cross

  sectional, BMI dan penjumlahan pengukuran skinfold thicknes/SF sum

  (triceps dan subscapular) mempunyai kolerasi positif bermakna dengan faktor risiko PJK r=0,55 (BMI) dan r=0,49 (SF sum), p<0,001. Studi longitudinal juga menunjukkan kolerasi positif bermakna dengan faktor risiko PJK, r=0,50 (BMI) dan r=0,38 (SF sum). j. “Correlation of Dyslipidemia with Waist to Height Ratio, Waist Circumference, and Body Mass Index In Iranian Adults”.

  Chehrei, Sadrnia, Keshteli, Daneshmand, dan Rezaei (2007) melakukan penelitian pada 750 subyek penelitian (580 wanita, rerata usia 40,41±15,44 tahun dan 170 pria, rerata usia 43,57±17,88 tahun) tidak mempunyai riwayat kronik. Terdapat kolerasi positif bermakna antara BMI dan LDL dengan nilai r=0,111 (p<0,001). Terdapat kolerasi positif bermakna antara BMI dan rasio LDL/HDL dengan nilai r=0,099 (p<0,001). Terdapat kolerasi positif tidak bermakna antara BMI dan HDL dengan nilai r = -0,04 (p>0,05). k. “LDL-C/HDL-C Ratio Predicts Carotid Intima-Media Thickness Progression Better Than HDL-C or LDL-C Alone”.

  Enomoto et al. (2011) melakukan penelitian pada 1920 subyek penelitian (usia di atas 40 tahun) dengan jumlah pria 794 orang dan wanita 1126 orang. Penelitian dimulai pada tahun 1999 dan kemudian diikuti (follow-up) delapan tahun kemudian perubahan IMT mempunyai hubungan terbalik yang signifikan dengan kadar HDL (p<0,05). Perubahan IMT mempunyai hubungan linier dan signifikan dengan ratio LDL/HDL (p<0,05). Ratio LDL/HDL dibagi dalam bentuk kuartil dan analisis kovarian menunjukkan peningkatan ratio LDL/HDL menyebabkan kenaikan IMT (p<0,05). Analisis regresi linear menunjukkan rasio LDL/HDL merupakan prediktor kuat terhadap IMT (β=1,55453, p<0,05). l. “Anthropometric Measurements as Predictors of Intraabdominal Fat Thickness”.

  Roopakala et al. (2009), melakukan penelitian dengan jumlah subyek penelitian 60 orang sehat berusia 25-55 tahun (32 pria dan 28 wanita).

  Lemak subkutan dan visceral diukur 1 cm diatas umbilicus menggunakan

  ultrasonography. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkar pinggang

  mempunyai kolerasi positif bermakna (p<0,001) dengan lemak subkutan dan

  visceral pada pria dan wanita. BMI menunjukkan kolerasi postif bermakna (p<0,001) dengan lemak subkutan saja pada subyek penelitian wanita.

  m. “Association Of Subcutaneous Fat With Some Antrophometric

  Characteristics and Lipid Profile in Vegetarian and Non-Vegetarian Middle Aged Menopausal Women of Central India”.

  Koley (2010) melakukan penelitian pada 47 subyek penelitian wanita (usia tinggi dan berat badan, BMI, lima pengukuran skinfold thickness (bicep,

  tricep, subscapular, suprailiac, dan abdominal). Hasil penelitian

  menunjukkan bahwa terdapat kolerasi positif bermakna (p<0,01) antara BMI dengan lemak subkutan dengan nilai r=0,504. Terdapat kolerasi positif namun tidak bermakna (p>0,05) antara AST dengan lemak subkutan dengan nilai r=0,239.

  3. Manfaat Praktis dan Teoritis

  a. Manfaat praktis Mendapat informasi mengenai BMI dalam kaitannya dengan obesitas.

  Pengetahuan mengenai pengukuran BMI dan AST terhadap rasio kadar LDL/HDL dapat digunakan sebagai prediktor terjadinya PJK.

  b. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan atau rujukan untuk penelitian yang terkait dengan pengukuran BMI dan AST terhadap rasio kadar

  LDL/HDL dalam darah.

  4. Tujuan Umum dan Khusus

  a. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mencari ada tidaknya korelasi positf dan b. Tujuan khusus i. Mencari ada tidaknya kolerasi antara BMI dengan kadar LDL, kadar HDL, rasio kadar LDL/HDL. ii. Mencari ada tidaknya kolerasi antara AST dengan kadar LDL, kadar HDL dan rasio kadar LDL/HDL. iii. Mencari adakah perbedaan parameter antropometri (BMI dan AST) dan profil lipid (kadar LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL) kelompok dengan BMI

  2

  2 <23 kg/m dan BMI ≥23 kg/m .

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Obesitas Definisi Obesitas 1. Obesitas didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi akumulasi lemak (adiposit) secara berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2011). Etiologi 2. Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan

  keluaran energi sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Kelebihan energi tersebut disebabkan oleh konsumsi makanan yang berlebihan, sedangkan keluaran energi rendah disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh dan aktivitas fisik. Faktor lingkungan berperan sebagai penyebab terjadinya obesitas, seperti nutrisional (perilaku makan) dan aktivitas fisik (Mann dan Truswell, 2007).

  Jaringan Adiposa 3.

  Jaringan adiposa merupakan istilah anatomi jaringan ikat yang terdiri dari sel adipose. Jaringan adiposa dapat ditemukan di bawah kulit tetapi juga dapat ditemukan

  (Gambar 2). Tumpukan jaringan adiposa pada obesitas memiliki peran biologis, tidak hanya berperan pasif sebagai tempat penyimpanan dan berlangsungnya proses metabolisme trigliserida tetapi juga berperan sebagai kelenjar endokrin yang mensekresi berbagai sitokin dan hormon peptida yang turut berperan dalam pengaturan keseimbangan berat badan dan metabolisme energi. Beberapa substansi jaringan adiposa seperti adinopektin, leptin, resistin, interleukin-6, Tumor Necrosis

  Factor (TNF), Plasminogen Activator Inhibitor-1 (PAL-1) (Marfianti, 2006).

  

Adiposa Berperan di Dalam Pengaturan Keseimbangan Energi

4.

  Adiposa berperan pada pengaturan proses homeostasis energi, yaitu suatu proses yang membutuhkan keseimbangan antara asupan energi (asupan makanan) dan pengeluaran energi (metabolisme dan aktifitas fisik) serta jumlah cadangan energi dalam tubuh (massa lemak) (Mann dan Truswell, 2007).

  Hipotalamus, suatu bagian otak merupakan pusat pengatur utama dari nafsu

makan. Terdapat area di otak pada hipotalamus yaitu arcuate nucleus yang mengatur

keseimbangan asupan makanan dan penggunaan energi. Arcuate nucleus memiliki

dua neuron utama dengan aksi berlawanan. Neuron tipe pertama memproduksi

neurotransmitter peptida yaitu neuropeptide Y (NPY) dan agouti related peptide

(AgRP), aktivasi neuron ini akan menstimulasi selera makan sambil mereduksi

metabolisme. Terdapat neuron lainnya yaitu neuron proopiomelanocortin (POMC) menurun, neuron NPY dan AgRP diaktivasi dan neuron POMC diinhibisi sehingga terjadi menstimulasi selera makan yang akan meyebabkan terjadinya kenaikan berat badan (Pusparini, 2007).

  Tipe-Tipe Obesitas 5.

  National Institute of Health, 2008, membagi tipe obesitas menjadi dua apple

shape (android) dan pear shape (gynoid) (Gambar 1). Lemak disimpan di sekitar

  pinggul dan bokong, tipe gynoid cenderung dimiliki oleh wanita. Risiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil. Bentuk tubuh apel (apple shape) biasanya terdapat pada pria, di mana lemak tertumpuk di sekitar perut. Risiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe gynoid, karena sel-sel lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan lemaknya ke pembuluh darah dibandingkan dengan sel- sel lemak di tempat lain.