Peran Badab Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestarian perkawinan (BP4) dalam Menekan Angka Perceraian (Studi Kasus di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Karanggede) - Test Repository

  

PERAN BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN

PERKAWINAN (BP4) DALAM MENEKAN ANGKA PERCERAIAN

(STUDI DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN

KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Disusun oleh

AHMAD WIJAYA

211 11 027

  

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

“Belajar Untuk Kemudian Mengabdi Dan Bermanfaat

Bagi Masyarakat

  

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini peneliti persembahkan untuk: 

  Orang tua peneliti, Bapak Sumyani dan Ibu Endang Sri Rahayu 

  Saudara peneliti, Mas Abdul Wahib, Mas M. Syafii Hazami, Adhek Laila Rahmawati.

   Dosen-dosen di IAIN Salatiga khususnya dosen-dosen di lingkungan Fakultas

  Syariah 

  Sahabat-sahabat terbaik yang selalu mendukung peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini

KATA PENGANTAR

  Bismillaahirrahmaanirrahiim Alhamdulillahi robbil’aalamiin, segala puji dan syukur kami panjatkan

  atas kehadiran Allah swt yang telah memberikan taufiq sertahidayah-Nya yang tiada terhingga, sehingga peneliti dapat menyelesaikanskripsi ini dengan judul “Peran Badab Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestarian perkawinan (BP4) dalam Menekan Angka Perceraian (Studi Kasus di KUA Kecamatan Karanggede) ”.

  Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta parapengikutnya yang setia. Beliaulah sebagai rasul utusan Allahuntuk membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah sampai pada zamanyang modern ini.Beliau juga lah yang selalu menjadi inspirasi dalam langkah-langkah kita.

  Alhamdulillah berkat kerja keras serta dukungan dari berbagai pihak, skripsi yang peneliti susun ini dapat terselesaikan tanpa ada suatu halangan apapun. Tentunya dalam skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan dengan sempurna tanpabantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu peneliti. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sedalam- dalamnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah.

  3. Bapak Sukron Ma‟mun, S.HI., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ahwal Al- Syakhsiyyah.

  

ABSRTAK

  Wijaya, Ahmad. Peran Badab Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestarian

  perkawinan (BP4) dalam Menekan Angka Perceraian (Studi Kasus di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Karanggede) . Skripsi.

  Jurusan Syariah. Jurusan Ahwal Al- Syakhsiyyah. Fakultas Syari‟ah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Heni Satar Nurhaida, M.Si.

  Kata Kunci: Peran, BP4, Perceraian, KUA.

  Skripsi yang peneliti tulis ini berusaha mengungkap Badan penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) merupakan lembaga semi resmi yang bertugas membantu Departemen Agama dalam meningkatkan mutu perkawinan dengan mengembangkan gerakan keluarga sakinah dan pendidikan agama di lingkungan keluarga dan penasehatan tentang masalah perkawinan kepada masyarakat. BP4 mempunyai tujuan mempertinggi mutu perkawinan guna mewujudkan keluarga sakinah menuju ajaran Islam untuk mencapai masyarakat dan bangsa Indonesia yang maju, mandiri, sejahtera, materiil dan spriritual. Berangkat dari hal-hal tersebut, peneliti membahas pada dua fokus masalah dalam skripsi ini, yaitu Bagaimana peran BP4 dalam menekan angka perceraian di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali? Serta kendala apa saja yang dihadapi oleh BP4 dalam memberikan penyuluhan untuk menekan angka perceraian ?

  Melalui penelitian kualitatif, peneliti mengungkap fokus permasalahan diatas. Dengan metode tersebut peneliti langsung melakukan observasi lapangan untuk melihat secara langsung pelaksanaan penyuluhan di KUA tersebut. Selain itu, untuk menambah data peneliti juga melakukan wawancara kepada berbagai narasumber sesuai dengan data yang dibutuhkan. Peneliti juga menggunakan data serta dokumentasi yang ada pada KUA Kecamatan Karanggede untuk melengkapi data yang peneliti butuhkan. Dan untuk menguji hasil temuan data tersebut maka peneliti mengadakan analisis data dengan menggunakan kerangka teoritik yang peneliti buat. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa peran yang dilakukan oleh pihak BP4 KUA Kecamatan Karanggede dalam menekan angka perceraian adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut seperti penasehatan yang dilakukan oleh Tokoh Agama, Pemerintah Desa, dan Puskesmas, kemudian juga pembinaan dan pelestarian. Kendala yang dihadapi oleh BP4 dalam melaksanakan program kerjanya adalah sebagai berikut kendala dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) BP4, Rendahnya anggaran dana yang diberikan kepada KUA Kecamatan Karanggede dibanding volume tugasnya, serta rendahnya alat penunjang berupa sarana dan prasarana yang diberikan oleh pemerintah, seperti kurangnya komputer dan peralatan administrasi lain yang dapat menunjang kinerja BP4.

  .

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL………………………………………………………. LEMBAR BERLOGO ……..…………………………………………….... NOTA PEMBIMBING …………..…..……………………………………. LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN……………………………….. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .………………………………… MOTTO ……………………………………………………………………. PERSEMBAHAN

  ……..………………………………………………… KATA PENGANTAR ...…………………………………………………… ABSTRAK ………………………………………………………………… DAFTAR ISI………………………………………………………………

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………...………………………………………... B. Rumusan masalah……………………………………………….. C. Tujuan Penelitian……………………………………………....... D. Manfaat Penelitian .……………………………………………… E. Penegasan Istilah ….…………………………………………...... F. Metodologi Penelitian …….…………………………………......

  1. Jenis Penelitian dan Pendekatan ...............................................

  2. Kehadiran Peneliti …………………………………………… 3.

  Tempat Penelitian .............................................................. i ii iii iv v vi vii viii x xi

  1

  4

  4

  5

  5

  7

  7

  8

  8

  4. Sumber Data ………………………………………………….

  18

  9

  10

  11

  13

  15

  17

  18

  4. Usaha dan kegiatan BP4 ……………………………………..

  19

  20

  21

  22

  23

  25

  28

  9

  Pengertian Pembinaan ……………………………………….

  5. Prosedur Pengumpulan Data .....................................................

  Rukun Pernikahan …………………………………………...

  6. Analisis Data .............................................................................

  G.

  Tinjauan Pustaka………………………………………………...

  H.

  Sistematika Penulisan .…………………………………………...

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pernikahan 1. Pengertian Pernikahan ……………………………………….

  2. Prinsip-Prinsip Pernikahan Dalam Islam …………………… 3.

  4. Tujuan Pernikahan …………………………………………..

  2. Pengertian Umum BP4 ……………………………………… 3.

  B.

  Perceraian (Talak) 1.

  Pengertian Perceraian ………..……………………………… 2. Macam-Macam Cerai ………………………………………..

  3. Alasan-Alsan Bercerai ……………………………………..

  4. Akibat-Akibat Dari Perceraian ……………………………… C. Badan Penasehatan, Pembinaan, Dan Pelestarian Perkawinan

  (BP4) 1.

  Sejarah Berdirinya BP4 ……………………………………...

  34

  5. Visi dan Misi BP4…………………………………………… 6.

  36

  57

  57

  55

  54

  53

  51

  47

  46

  44

  42

  40

  40

  37

  37

  4. Tugas dan Wewenang BP4 …………………………………

  Tujuan BP4 …………………………………………………..

  3. Struktur Organisasi BP4 …………………………………….

  Sejarah BP4 di KUA Kecamatan Karanggede ……………… 2. Landasan Hukum …………………………………………….

  Badan Penasehatan, Pembinaan, Dan Pelestarian Perkawina (BP4) 1.

  B.

  7. Sarana dan Prasarana KUA Kecamatan Karanggede ………..

  6. Data Pernikahan, Rujuk, Cerai, dan Talak Tahun 2004-2015 di KUA Kecamatan Karanggede ……………………………

  5. Rancangan dan Strategi KUA Kecamatan Karanggede ……..

  4. Tugas dan wewenang KUA Kecamatan Karanggede ……….

  Struktur Organisasi KUA Kecamatan Karanggede ………….

  2. Landasan Hukum KUA Kecamatan Karanggede …………… 3.

  BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum KUA Kecamatan Karanggede 1. Sejarah Berdirinya KUA Kecamatan Karanggede …………..

  9. Pengurus Organisasi BP4 ……………………………………

  8. Susunan Organisasi BP4 …………………………………….

  7. Peranan BP4 Dalam Upaya Penyelesaian Perselisihan Perkawinan …………………………………………………..

  58

  5. Upaya BP4 Kecamatan Karanggede Dalam Menekan angka

  60 Perceraian …………………………………………………… 6.

  68 Program-Program BP4 Dalam Menekan Angka Perceraian 7.

  69 Metode Pembinaan Yang Dilakukan oleh BP4 ……………..

  8.

  72 Kendala-Kendal Yang Dihadapi BP4 ………………………

  BAB IV ANALISIS A. Peran Badan Penasehatan, Pembinaan, Dan Pelestarian Perkawina (BP4) Dalam Menekan Angka Perceraian Di Kua Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

  73 1.

  80 Penasehatan Perkawinan …………………………………….

  2.

  82 Pembinaan Perkawinan ……………………………………...

  3. Pelestarian Perkawinan …………………………………….

  B.

  Analisis Terhadap Kendala BP4 dalam Mencegah Terjadinya Perceraian

  85 ……..............................................................................

  1.

  86 Kendala Dari Segi Sumber Daya Manusia (SDM) BP4 ……..

  2.

  86 Kendala Dari Segi Anggaran ………………………………...

  3.

  87 Kendala Sarana Prasarana …………………………………...

  4.

  87 Kendala Partisipasi Masyarakat ……………………………..

  BAB V PENUTUP

  88 A. Kesimpulan …….………………………………………………...

  90 B. Saran ……………………………….…………………………….

  90

  DAFTAR PUSTAKA ..

  91 ………………………………………………………. LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terbentuknya keluarga yang kokoh merupakan syarat penting bagi

  kesejahteraan masyarakat, berkaitan dengan itu haruslah diakui pula pentingnya langkah persiapan untuk membentuk sebuah keluarga. Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu pengertian perkawinan dalam ajaran agama Islam mempunyai nilai ibadah, sehingga Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam menegaskan bahwa perkawinan adalah akad yang sangat kuat (mitsqan ghalidhan) untuk menaati perintah Allah, dan melaksanakannya merupakan ibadah ( Zainudin, 2006:7).

  Dalam pengertian lain pernikahan merupakan pintu gerbang untuk memasuki kehidupan baru yang sah menurut kaca mata agama islam bagi pria dan wanita. Pernikahan bagi masyarakat jawa sendiri diyakini sebagai sesuatu yang sakral, sehingga diharapkan dalam menjalaninya cukup sekali dalam seumur hidup (Sholikhin, 2010 : 180). Tujuan perkawinan menurut perintah Allah adalah untuk memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat dengan mendirikan rumah tangga ideal yang damai, sejahtera, dan bahagia yang dalam Islam sering di kenal dengan sebutan keluarga sakinah, mawadah wa rahmah.

  Dalam kehidupan berumah tangga, wajar-wajar saja suami dengan isteri mengalami perselisihan karena berbagai masalah yang mereka hadapi. Sering dikatakan bahwa perselisihan dalam keluarga merupakan bumbu penyedap, asal dapat di kelola dengan baik. Perselisihan suami dengan isteri, bisa berupa masalah prinsip, perbedaan sikap mendasar dan watak yang sudah mendarah daging, atau karena hanya persolan-persolan sepele yang tidak berarti. Manakala perselisihan atau konflik dalam rumah tangga tersebut tidak di kelola secara baik, berkecenderungan akan mengalami percekcokan, kegersangan hidup rumah tangga dan tidak jarang pada akhirnya memuncak pada terjadinya perceraian.(Redaksi Ayah Bunda, 2002: 36)

  Sungguh tragis pada awalnya pernikahan itu diawali dengan berbagai impian manis dan harus berujung perceraian, yang kebanyakan penyebabnya hanyalah masalah salah paham atau masalah kecil saja. Melihat dan mencermati masalah-masalah perceraian maka diperlukan suatu pencegahan, untuk itu dibutuhkan suatu peran dari Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam menanggulangi kasus percerian tersebut khususnya di daerah Karanggede Kabupaten Boyolali dengan daftar peristiwa nikah dan talak yang terjadi pada bulan januari sampai desember 2015, jumlah pernikahan yang terjadi pada tahun 2015 adalah 411 pernikahan dan perceraian sebanyak 46 kasus perceraian. Melihat banyaknya perceraian maka di perlukan suatu pembinaan keagamanan.

  Istilah pembinaan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pembinaan adalah proses, cara, perbuatan, membina (negara dan sebagaianya), Pembaruan atau penyempurnaan atau usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

  Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) merupakan lembaga semi resmi yang bertugas membantu Departemen Agama dalam meningkatkan mutu perkawinan dengan mengembangkan gerakan keluarga sakinah dan pendidikan agama di lingkungan keluarga dan penasehatan tentang masalah perkawinan kepada masyarakat. Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) mempunyai tujuan mempertinggi mutu perkawinan guna mewujudkan keluarga sakinah menuju ajaran Islam untuk mencapai masyarakat dan bangsa Indonesia yang maju, mandiri, sejahtera, materiil dan spiritual.

  Sedangkan istilah keagamaan berasal dari kata “agama” yang mendapatkan imbuhan ke-an, dimaksudkan untuk menjelaskan hal-hal tentang agama. Yang dimaksud agama disini adalah agama Islam. Pada dasarnya percerain itu dalam Islam adalah hal yang dibenci Allah akan tetapi diperbolehkan, untuk itu lebih baik kita semua sebagai umat muslim lebih baik menghindari hal yang dibenci Allah.

  Melihat kasus perceraian yang sering terjadi, khususnya di daerah Karanggede Kecamatan Boyolali maka penulis berpikiran sangatlah perlu peran dari Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) setempat untuk mencegah suatu perceraian tersebut, sehingga penulis tertarik untuk meneliti dengan judul

  “PERAN BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DALAM MENEKAN ANGKA PERCERAIAN (STUDI DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI).

  B. Rumusan Masalah

  Sebagai pokok permasalahan yang berangkat dari latar belakang masalah, maka penulis mengambil beberapa hal yang dijadikan sebagai rumusan masalah atau fokus dalam penelitian, adalah sebagai berikut : 1.

  Bagaimana peran Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinann (BP4) dalam menekan angka perceraian di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali? 2. Kendala apa saja yang dihadapi oleh Badan Penasehatan Pembinaan dan

  Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam memberikan penyuluhan untuk menekan angka perceraian di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.

  C. Tujuan Penelitian 1.

  Mengetahui Bagaimana peran Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinann (BP4) dalam menekan angka perceraian di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali? 2. Mengetahui Kendala apa saja yang dihadapi oleh Badan Penasehatan

  Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam memberikan penyuluhan untuk menekan angka perceraian di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.

D. Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan yang hendak dicapai dari penelitihan ini antara lain : 1. Pembaca dapat mengetahui konsep Badan Penasehatan Pembinaan dan

  Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam menekan angka perceraian di Kantor Agama Islam (KUA) Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.

2. Pembaca dapat mengetahui Kendala apa saja yang dihadapi oleh Badan

  Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam memberikan pembinaan untuk menekan angka perceraian di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Karnggede Kabupaten Boyolali.

E. Penegasan Istilah

  Agar di dalam penelitian ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda dengan maksud penulis, maka penulis akan menjelaskan istilah di dalam judul ini. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah : 1.

  Peran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia peran adalah seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat ( Departemen pendidikan dan kebudayaan . 1988 :667). Pengertian lain peran menurut Soeryono Soekanto, peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat (Suryono Soekanto. 1998 : 667).

2. Penasehatan

  Ajaran atau pelajaran baik, anjuran, (petunjuk, peringatan atau teguran) yang baik (http://Kbbi.web.id. Lestari. 2012/2016) Sedangkan yang dimaksud oleh penulis adalah upaya seseorang atau lembaga untuk memberikan nasehat kepada masyarakat dalam membina rumah tangga yang sakinah.

3. Pembinaan

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pembinaan adalah

  a) proses, cara, perbuatan, membina (negara dan sebagaianya)

b) Pembaruan atau penyempurnaan.

  c) Usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

  Sedangkan yang dimaksud oleh penulis adalah orang yang memberikan pendidikan, pembinaan dan penerangan kepada masyarakat tentang Agama Islam, khususnya dalam kasus yang penulis bahas adalah pembinaan dalam perceraian.

4. Pelestariaan

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pelestariaan adalah

a) Proses, cara , perbuatan melestariakan.

  b) Perlindungan dari kemusnahan atau perusakan, pengawetan atau konservasi.

  c) Menjadikan (membiarkan) tetap tidak berubah, membiarkan tetap dengan keadaan semula, mempertahankan kelangsungan hodup dan sebagainya

  (http://Kbbi.web.id. Lestari. 2012/2016) Sedangkan yang dimaksud oleh penulis adalah orang yang memberikan gerakan untuk melestarikan keluarga yang sakinah sehingga di perlukan pelestarian masyarakat tentang pentingnya menjaga keharmonisan dalam berkeluarga dan menekan angka perceraian.

  5. Perkawinaan Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Zainudin, 2006 : 7).

  6. Perceraian Berahkirnya suatu pernikahan, saat kedua pasangan tak ingin melanjutkan kehidupan pernikahannya, mereka bisa meminta pemerintah untuk dipisahkan (Wikipedia bahasa Indonesia).

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan sosiologi yuridis, yaitu suatu penelitia yang dilakukan terhadap keadaan nyata masyarakat atau lingkungan masyarakat dengan maksud dan tujuan untuk menemukan fakta, yang kemudian menuju pada identifikasi dan pada akhirnya menuju kepada penyelesaian masalah (Soenatom 1982:10). Dalam pendekatan sosiologi yuridis ini penulis langsung mengkaji persepsi dan perilaku hukum orang yang bersangkutan dengan kasus yang diteliti penulis yaitu tentang perceraian. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui penyebab perceraian di KUA Karanggede dan bagaimana peran Badan Penasehatan Pembinaan dan

  Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam menekan angka perceraian di Kantor Urusan Agama (KUA ) di Karanggede.

  Karena semua itu bisa diketahui dengan penulis harus terjun langsung kelapangan guna mengadakan penelitian pada obyek yang dibahas (Mukhtar, 2007:29), sehingga data yang diperoleh bisa bervariasi, akurat dan lengkap.

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitihan Kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Meleong, 2008 :6).

  2. Kehadiran Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti hadir dalam lokasi guna memperoleh data.

  Selain itu penulis juga harus membaur dengan obyek penelitian dan juga berperan dan berpartisipi dalam seluruh rangkain Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam mencegah perceraian, dengan tujuan penulis mendapatkan data yang akurat. Kehadiran penulis sebagai peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti.

  3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Karanggede Kabupaten

  Boyolali. Karena di Kecamatan Karanggede banyak terjadi kasus perceraian, yang dibuktikan dengan jumlah kasus perceraian pada tahun 2015 terdapat kasus perceraian sebanyak 46 kasus dengan jumlah pernikahan pada tahun 2015 sebanyak 411.

  4. Sumber Data Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari proses penelitian, penulis menggunakan obyek penelitian berupa informan. Sedangkan untuk mendapatkan informan tersebut penulis harus terjun di KUA Karanggede Kabupaten Boyolali. Baik itu dari pegawai Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) maupun pasangan pasutri yang bercerai.

  5. Prosedur Pengumpulan Data a.

  Observasi Yaitu metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara langsung dengan sistematika terhadap fenomena- fenomena yang diselidiki (Arikunto, 1987:128). Oleh karena itu peneliti harus terjun langsung di KUA Karanggede Kabupaten Boyolali agar bisa mengamati kinerja dari Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam melakukan pembinaan guna menekan angka perceraian dan observasi dalam lingkungan masyarakat tersebut.

  b.

  Wawancara Wawancara ini digunakan untuk memperoleh beberapa jenis data dengan teknik komunikasi secara langsung (Winarno,1990:174).

  Wawancara ini dilakukan dengan acuan catatan-catatan mengenai pokok masalah yang akan ditanyakan. Sasaran yang akan diwawancara adalah Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) di Kantor Urusan Agama (KUA) dan para suami isteri (Pasutri) di daerah tersebut. c.

  Dokumentasi Mencari data mengenai beberapa hal, baik berupa catatan dan data dari Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) di

  Kantor Urusan Agama (KUA) dan para suami isteri Pasutri yang dimintai keterangan mengenai perceraian. Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap dalam memperoleh data.

  d.

  Studi Pustaka Studi pustaka yaitu peneliti yang mencari data dari bahan-bahan tertulis (M. Amirin, 1990:135) berupa catatan, buku-buku, surat kabar, makalah dan sebagainya.

6. Analisis Data

  Menganalisa data artinya, menguraikan data, menjelaskan data, sehingga dari data-data tersebut dapat ditarik pengertian-pengertian yang kemudian dipahami sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Dalam penelitian ini penulis menentukan bentuk analisa terhadap data-data tersebut, antara lain dengan metode: a.

  Deskriptif Adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, dan pandangan sikap yang tampak (Winarno, 1985:139). Mendeskripsikan data yang didapat penulis tentang situasi di KUA Karanggede, kegiatan Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam melakukan penekanan angka perceraian. b.

  Kualitatif Adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia pada kawasan sendiri berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa(Meleong, 2003:3). Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data dengan cara membaur dalam masyarakat dan melakukan pengamatan langsung pada masyarakat Karanggede.

G. Tinjauan Pustaka

  Penelitian tentang peran Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (Bp4) dalam menekan angka perceraain (studi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali telah dilakukan oleh : 1.

  Nurlia Zulfatun Nisa‟ mahasiswi Universitas Islam Negeri( UIN) Jakarta dalam Skripsinya yang berjudul Peran Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (Bp4) Dalam Mencegah Kasus Perceraian Di Kantor Urusan Agama (Kua) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Penelitian tersebut menjelaskan tentang bagaimana peran BP4 dalam mencegah kasus perceraian di KUA Kec. Cipayung, dan apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan mediasi. Dalam skripsi Nurlia dapat diambil kesimpulan bahwa Peran BP4 KUA Kec. Cipayung sangat penting dan memberikan nilai- nilai positif, dengan mengikuti mediasi diharapkan dapat membantu masyarakat agar permasalahan yang ada di dalam rumah tangga dan keinginan untuk bercerai dapat tercegah. Adapun faktor pendukung mediasi adalah: a) Itikad baikpasangan suami istri, b) Lingkungan sosial yang mendukung c) Peningkatan kualitas mediator, d) Keterbukaan klien.

  Sedangkan faktor penghambat mediasi adalah: a) Tidak ingin masalah diketahui orang lain, b) Ketidakperdulian masing-masing pihak (suami istri), c) Masalah yang diadukan sudah terlalu berat, d) Faktor psikologis, e) Faktor biaya (Nurlia,2013)

2. Rifki Andrias Furi Nurlia Zulfatun Nisa‟ mahasiswi Universitas Islam

  Negeri( UIN) Yogyakarta dalam Skripsinya yang berjudul Peran Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Dalam Mencegah Kasus Perceraian Di Kecamatan Depok. Penelitian ini memfokuskan pada peran BP4 Kecamatan Depok dalam mencegah perceraian yang terjadi di sekitar wilayah Kecamatan Depok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peran dan tingkat keberhasilan BP4 dalam mencegah perceraian di wilayah Kecamatan Depok. Dalam skripsi Rifki dapat diambil kesimpulan bahwa Upaya BP4 Kecamatan Depok dalam mencegah perceraian belum begitu optimal, hal ini karena tidak ada dukungan dari pasangan suami isteri yang mencatatkan kasusnya di BP4 Kecamatan Depok berupaya menyelesaikan perkara tersebut secara kekeluargaan, rata- rata perkara yang masuk ke BP4 Kecamatan Depok telah mengalami perselisishan yang sudah parah,sehingga setiap pasangan suami isteri yang berperkara meminta jalan keluar perceraian setelah datang berkonsultasi ke BP4 Kecamatan Depok (Rifki : 2009)

  Dari kajian sebelumnya hanya fokus pada bagaimana peran Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (Bp4) Dalam Mencegah Kasus Perceraian tersebut di Jakarta yang dilakukan oleh Nurfia dan Depok yang dilakukan oleh Rifki yang ahkirnya dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda, oleh karena itu penulis bermaksud untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang pencegahan peristiwa perceraian yang terjadi di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali yang dilakukan oleh Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (Bp4). Fokus penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitiannya adalah bagaimana peran Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (Bp4) dalam menekan angka perceraian dan apa sja kendala yang menghambat peran Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (Bp4) dalam melakukan penekanan angka perceraian di Kecamatan Karanggede.

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan penlitian ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB 1 : Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, tinjauan pustaka, metedo penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II : Dalam bab ini berisi kajian pustaka yang menjelaskan tentang pernikahan dan perceraian, faktor penyebab perceraian, konsep perceraian dalam Fiqh dan undang-undang, dan apa itu Badan

  Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (Bp4) dan tugas dan tujuan Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (Bp4).

  BAB III : Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang dilakukan di KUA Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali, yaitu hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis berupa konsep peran Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (Bp4) di KUA Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali dalam menekan angka perceraian dan gambaran umum Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.

  BAB IV : Dalam bab ini berisi tentang analisa data, yaitu bagaimana faktor atau kendala yang menghambat, pemecahan masalah dan keberhasilan peran Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (Bp4) dalam menekan angka perceriaan di kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.

  BAB V : Dalam bab ini berisi penutup yang menjelaskan tentang kesimpulan dan saran. Bagian ahkir terdiri dari daftar pustaka dari riwayat hidup penulis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pernikahan 1. Pengertian Pernikahan Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara pria dengan seorang wanita

  sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Tim Redaksi Fokusmedia .200 :1)

  Allah berfirman dalam Al- qu‟an surat An-Nuur ayat 32-33

   ْاْووْوُكَي ْنِأ ْمُكِئبَمِأو ْمُكِدبَبِع ْهِم َهْىئِحِلَّصلُاَو ْمُكْىِم َئَمَيَلاٌا اْوُحِكِوَأَو ٌمْ ِلَع ٌ ِ َو ُ ُ َو ِ ِلْ َ ُهِم ُ ُ ُمِ ِىْ ُي َااَ َ ُ

  Artinya : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia- Nya dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Pernikahan atau perkawinan dalam literatur fiqh berbahasa Arab disebut dengan dua kata, yaitu nikah dan

  za’aj. Kedua kata ini yang terpakai

  dalam kehidupan sehari-hari orang Arab dan banyak terdapat dalam Al-quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Kata na-ka-ha banyak terdapat dalam Al- quran dengan arti kawin. Secara arti kata nikah berarti bergabung, hubungan kelamin, dan juga berarti akad yang berarti mengadakan perjanjian pernikahan.

  Dalam pemakaian bahasa sehari-hari perkataan nikah lebih banyak dipakai dalam arti kiasan daripada arti yang sebenarnya jarang sekali dipakai pada saat ini (Muhtar, 1974 :11) Menurut istilah Hukum Islam, terdapat beberapa definisi, di antaranya adalah :“Perkawinan menurut syara‟ yaitu akad yang ditetapkan syara‟ untuk membolehkan bersenang-senang antara laki-laki dengan perempuan dan menghalalkan bersenang-senangnya perempuan dengan laki- laki”. Abu Yahya

  Zakariya Al- Anshary mendefinisikan :“ Nikah menurut istilah syara’ ialah yang mengandung ketentuan hukum kebolehan hubungan seksual dengan lafaz nikah atau dengan kata- kata yang semakna dengannya”(Ghazaly :8)

  Pengertian lain nikah adalah: Mengumpulkan. Menurut syara‟ artinya : akad yang telah terkenal dan memenuhi rukun-rukun serta syarat (yang telah tertentu) untuk berkumpul.

  Firman Allah :

  ِءاَسِنْلا َنِم ْمُكَل َب اَط اَم اْوُحِكْنَاف “Maka nikahilah wanita-wanita yang kami senangai. “(Idris dan

  Ahmadi, 1994 : 198)(QS. An- Nisa‟: 3)

  Dalam Kompilasi Hukum Islam, pengertian perkawinan dan tujuannya dinyatakan dalam pasal 2 dan 3 sebagai berikut : Pasal 2 : Perkawinan menurut Hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mutsaqon ghalizhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.

  Pasal 3 : Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Sayyid Sabiq, lebih lanjut mengomentari : Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Perkawinan merupakan cara yang dipilih Allah sebagai jalan bagi manusia untuk beranak-pinak, berkembang biak, dan melestarikan hidupnya setelah masing-masing pasangan siap melakukan perannya yang positif dalam memwujudkan tujuan perkawinan (Ghazaly :11)

  Selain beberapa pengertian diatas juga disebutkan bahwa perkawinan ialah suatu aqad atau perikatan untuk menghalalkan hubungan kelamin antar laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa ketentraman serta kasih sayang dengan cara yang diridhai Allah (Zakiah,darajat. 1995 :38) 2.

   Prinsip-Prinsip Pernikahan dalam Islam

  Ada beberapa prinsip perkawinan menurut agama Islam yang perlu diperhatikan agar perkawinan itu benar-benar berarti dalam hidup manusia melaksanakan tugasnya mengabdi kepada Tuhan.

  a.

  Pilihan jodoh yang tepat.

  b.

  Pernikahan didahului dengan pinangan.

  c.

  Ada ketentuan tentang larangan perkawinan antara laki-laki dan perempuan.

  d.

  Pernikahan didasarkan atas suka rela antara pihak-pihak yang bersangkutan.

  e.

  Ada persaksian dalam akad nikah.

  f.

  Pernikahan tidak ditentukan untuk waktu tertentu.

  g.

  Ada kewajiban membayar maskawin/mahar atas suami.

  h.

  Ada kebebasan mengajukan syarat dalam akad nikah. i.

  Tanggung jawab pimpinan keluarga pada suami. j.

  Ada kewajiban bergaul dengan baik dalam kehidupan rumah tangga(Tihami, 2009 :12)

3. Rukun Pernikahan.

  a.

  Rukun Pernikahan.

  Jumhur ulama sepakat bahwa rukun pernikahan itu terdiri atas. 1) Adanya calon suami dan istri yang akan melakukan perkawinan. 2) Adanya wali dari pihak calon pengantin wanita.

  Akad nikah akan dianggap sah apabila ada seorang wali atau wakilnya yang akan menikahkannya.

  3) Adanya dua orang saksi. 4)

  Sighat akad nikah, yaitu ijab kabul yang diucapkan oleh wali atau wakilnya dari pihak wanita, dan dijawab oleh calon pengantin laki-laki (Ghazaly,2006 : 48) 4.

   Tujuan Pernikahan

  Tujuan perkawinan menurut agama Islam ialah untuk memenuhi petunjuk agma dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia. Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban anggotan keluarga, sejahtera artinya terciptanya ketenangan lahir dan batin disebabkan terpenuhinya keperluan hidup lahir dan bathinyanya sehingga timbullah kebhagiannya, yakni kasih sayang antar anggota keluarga(Zakiah, darajat .1995:48)

  Lima (5) tujuan perkawinan menurut Zakiah Daradjat : a. Mendapatkan dan melangsungkan keturunan b.

  Memenuhi hajat manusia menyalurkan syahwat dan menumpahkan kasih sayang.

  c.

  Memenuhi panggilan agama; memelihara diri dari kejahatan dan kerusakan.

  d.

  Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima hak dan kewajiban, serta bersungguh-sungguh untuk memperoleh harta kekayaan yang halal e. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang tenteram atas dasar cinta dan kasih sayang (Zakiyah,darajar .1995 :49)

B. Perceraian/Talak 1. Pengertian Perceraian

  Perceraian merupakan salah satu sebab putusnya perkawinan. UU perkawinan menyebutkan adanya 16 hal penyebab perceraian. Penyebab perceraian tersebut lebih dipertegas dalam rujukan Pengadilan Agma, yaitu Kompilasi Hukum Islam (KHI), dimana yang pertama adalah melanggar hak dan kewajiban. Cerai dalam kamus diartikan sebagai pisah, putus hubungan suami-istri atau lepasnya ikatan perkawinan. Namun menurut hukum cerai ini harus berdasarkan pada aturan hukum yang berlaku (Bahari, 2012. 12)

  Islam menyebut perceraian dengan sebutan “Talak”, talak berasal dari bahasa Arab ya itu kata “id’laqk” artitnya lepasnya suatu ikatan perkawinan dan berakhirnya hubungan perkawinan. Menurut istilah

  syara’, talak adalah:

  melepas tali perkawianan dan mengahkiri hubungan suami istri. Menurut Al-

  Jaziri, talak ialah : “ Talak ialah menghilangkan ikatan perkawinan atau

  mengurangi pelepasan ikatannya dengan mengunakan , perceraian, dan kata tertentu

  ”. Sedangkan menurut Abu Zakaria Al-Ashari, talak ialah: “melepaskan

  tali akad nikah dengan kata dan yang semacamnya

  ”. Jadi talak adalah

  menghilangkan ikatan perkawinan sehingga setelah hilangnya ikatan perkawinan itu istri tidak lagi halal bagi suaminya” (Tihami & Sahrani,

  2002:17) 2.

   Macam-Macam Cerai

  Perkawinan dapat putus karena kematian, perceraian, dan atas putusan pengadilan. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan mengenal 2 (dua) jenis gugatan perceraian, yakni : a.

  Cerai Talak, yaitu cerai khusus bagi yang beragama Islam, di mana suami (pemohon) mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama untuk memperoleh izin untuk menjatuhkan talak kepada istri. Berdasarkan agama Islam, cerai dapat dilakukan oleh suami dengan mengikrarkan talak kepada istri, namun agar sah secara hukum suami mengajukan permohonan menjatuhkan ikrar talak terhadap termohon di hadapan Pengadilan Agama.

  b.

  Cerai Gugat, yaitu gugatan perceraian yang diajukan oleh istri (penggugat) terhadap suami (tergugat) kepada Pengadilan Agama dan berlaku pula pengajuan gugatan terhadap suami istri yang beragama Islam di Pengadilan Agama. Cerai gugat inilah yang mendominasi jenis perceraian.

Dokumen yang terkait

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

5 53 167

PERAN BADAN PENASIHATAN PERKAWINAN DALAM MEMBINA KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan Kantor Urusan Agama Kecamatan Klojen, Kota Malang)

0 29 2

Pencatatan pernikahan beda agama di Kantor Urusan Agama (KUA) (studi kasus kantor urusan Agama (KUA) Kec. Cilandak)

0 6 112

Efektifitas Mediasi Dalam Menekan Angka Perceraian Di Pengadilan Agama Depok

0 3 89

Gambaran Persepsi Petugas Kesehatan dan Petugas Kantor Urusan Agama (KUA) Pada Pelaksanaan Program Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Calon Pengantin Wanita di Kota Tangerang Selatan

0 24 95

Peran Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam mencegah kasus perceraian di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur

4 36 0

Pencatatan Perkawinan di Kantor Urusan Agama (studi di Bantargebang, Kota Bekasi)

0 7 93

Sistem Informasi Kegiatan Penyuluhan Agama di Kantor Urusan Agama Kecamatan Coblong Kota Bandung

0 17 26

Sistem Informasi Kegiatan Penyuluhan Agama di Kantor Urusan Agama Kecamatan Coblong Kota Bandung

0 6 26

Korelasi Antara Bimbingan Pranikah dengan Perceraian di Kabupaten Nagan Raya (Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kec. Kuala Kab. Nagan Raya) Gamal Achyar Samsul Fata Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Ar-Raniry Email: gamalachyaryahoo.com samsulfata95gmail

0 0 18