MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

  

MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP

SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN

TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

  SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: Sri Wuryani NIM : 111 10 112 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP

SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN

TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

  SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: Sri Wuryani NIM : 111 10 112 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

MOTTO

“Dengan kesederhanaan hidup bukan berarti tidak ada kebahagian, kebahagian

ada pada seberapa besar keberartian hidup kita untuk hidup orang lain dan

sekitar, seberapa besar kita menginspirasi mereka. Kebahagian ada pada hati

yang bersih, lapang dan bersyukur dalam setiap penerimaan...”

  (Tere Liye. Amelia, Serial Anak-Anak Mamak.2013) PERSEMBAHAN:

  Untuk orang tuaku, para dosenku, Suamiku, Anakku, seluruh saudaraku tercinta di LDK Darul Amal STAIN Salatiga,

  

KATA PENGANTAR

ﻢﻴﺣﺮﻟﺍ ﻦﻤﺣﺮﻟﺍ ﷲ ﻢﺴﺑ

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Model Pelaksanaan Supervisi Klinis Pada Guru Pendidikan

  

Agama Islam Di SMP Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Tahun

Pelajaran 2014/2015 bisa diselesaikan.

  Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Sang teladan utama, Nabi Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, keluarga dan orang yang istikomah mengikuti petunjukNya

  Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih setulusnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. selaku Ketua IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selakuketua JurusanTarbiyah IAIN Salatiga.

  3. Bapak Rasimin, M. Pd., selaku Dekan Prodi PAI.

  4. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd., selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  5. Ibu Muna Erawati, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang

  6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  7. Bapak dan Ibu Penulis (Bapak Sarjono dan Ibu Pawwit), Bapak dan Ibu Mertua (Bapak Suripto dan Ibu Marfu’ah), Rudi Yanto (Suami penulis) M.arka AlHafiz(Anak Penulis), Yoko, Dewi, Heru (Kakak penulis), Desi, Sulis, Iwan( Adik penulis) yang senantiasa memberikan dukungan berupa moril, materil, dan spiritual kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  8. Alfirdaus family (Khusnul, Fatimah, Nurhayati, Ika, Siti Qomariyah). Kalian adalah sahabat dan saudara terbaik yang pernah kumiliki. Jazakumullah

  ahsanul jaza’ atas dukungan, motivasi, serta inspirasinya.

  9. Keluarga Besar Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal. Teruslah berkarya dan berjuang di jalan cinta para pejuang.

  10. Teman-teman senasib seperjuangan 2010, khususnya kelas PAI C. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

  11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuan dan dorongannya.

  Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah mencatatnya sebagai amal salih yang akan mendapatkan balasan terbaik. Semoga skripsi bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin.

  ` ABSTRAK

  Wuryani, Sri. 2015. Model Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Se-Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2014/2015 . Skripsi.

  Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd Kata Kunci: Model, Pelaksanaan Supervisi Klinis, Guru PAI.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang model pelaksanaan supervisi klinis di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung.

Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana model

pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015? (2) Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015? (3) Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan

agama Islam se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?.

  Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan, wawancara yang mendalam, dan dokumentasi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan pendekatan kualitatif sesuai dengan analisis, maka yang dilakukan penulis adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi.

  Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : (1) Model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam: SMP N 3 (model yang dipakai perkunjungan kelas dan pecakapan pribadi), SMP N 2 (model yang dipakai observasi kelas dan percakapan

pribadi), SMP PGRI (model yang dipakai percakapan pribadi). (2) Kendala yang

dihadipi dalam pelaksanaan supervisi klinis pendidikan agama Islam SMP N 3: (kendala untuk metode kunjungan kelas siswa dirasa terganggu oleh supervisor yang masuk ke dalam kelas ketika proses belajar mengajar, kendala untuk metode percakapan pribadi memakan banyak waktu), SMP N2(kendala untuk metode observasi kelas guru terlihat canggung dalam mengajar, kendala untuk metode percakapan pribadi minimnya waktu guru ketika tidak mengajar.), SMP PGRI (minimnya jam kosong untuk guru dalam mengajar). (3) Upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala supervisi klinis: SMP N

3 (upaya yang dilakukan untuk metode perkunjungan kelas dengan melakukan

pengamatan diluar kelas, upaya yang dilakukan untuk metode percakapan pribadi guru yang di supervisi diajak untuk berdiskusi sesingkat mungkin), SMP N 2(upaya untuk metode observasi kelas dengan membagikan angket kepada peserta didik dimana isinya adalah mengenai bagaimana cara guru itu mengajar, upaya untuk metode percakapan

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL ..................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ................................................................................. ii JUDUL ......................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ iv PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................. viii ABSTRAK ................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................

  1 B. Rumusan Masalah ...................................................................

  7 C. Tujuan Penelitian ....................................................................

  7 D. Manfaat Penelitian ..................................................................

  8

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan .......................................

  2. Tujuan Supervisi Klinis................................................. 30

  70 C. Gambaran Umum SMP PGRI Kedu ....................................

  43 B. Gambaran Umum SMP N 2 Kedu .......................................

  41 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP N 3 Kedu .......................................

  39 C. Supervisi Pendidikan Agama Islam ........................................

  5. Tahapan Supervisi Klinis.............................................. 36 6. Bentuk Supervisi Klinis...............................................

  35

  3. Ciri-Ciri Supervisi Klinis............................................... 32 4. Manfaat Supervisi Klinis..............................................

  1. Pengertian Supervisi Klinis........................................... 29

  18 1. Pengertian Supervisi Pendidikan.................................

  29

  7. Tipe-Tipe Supervisi Pendidikan.................................... 27 B. Supervisi Klinis ...................................................................... .

  26

  24 6. Teknik Supervisi...........................................................

  22 5. Macam-Macam Supervisi.............................................

  21 4. Prinsip-Prinsip Supervisi..............................................

  20 3. Fungsi Supervisi..........................................................

  18 2. Tujuan Supervisi Pendidikan.......................................

  93

  BAB IV PEMBAHASAN A. SMP N 3 KEDU .....................................................................

  95

  1. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam ....................................................................................

  96

  2. Pembahasan Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Agama Islam ....................................................................................

  97 B. SMP N 2 KEDU .....................................................................

  97

  1. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam ....................................................................................

  97

  2. Pembahasan Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Agama Islam ....................................................................................

  98 C. SMP PGRI KEDU ..................................................................

  99

  1. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam .......................................................................................

  99

  2. Pembahasan Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Agama Islam ....................................................................................... 100

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 102 B. Saran ....................................................................................... 105

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran

  1 Insrumen Penelitian......................................................... 107 Lampiran

  2 Surat Tugas Pembimbing Skripsi.................................... 143 Lampiran

  3 Surat Permohonan Izin Penelitian................................... 144 Lampiran

  4 Daftar Nilai SKK............................................................ 145 Lampiran

  5 Lembar Bimbingan Skripsi............................................. 148 Lampiran

  6 Riwayat Hidup Penulis............................................. 149

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, tuntutan untuk mengembangkan potensi yang

  ada dalam diri manusia sangatlah penting agar tidak tergeser oleh persaingan yang semakin lama semakin kompleks, salah satuya dengan mendapatkan pendidikan yang benar sehingga potensi manusia dapat berkembang secara maksimal. Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik peserta didik (Sukmadinata, 2006:1). Hal ini mendorong lembaga-lembaga sekolah untuk selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan agar lebih berkualitas dan dapat mengikuti perkembangan zaman untuk mencetak para lulusan yang handal, berkualitas, kreatif dan juga beriman dan bertakwa.

  Kepribadian yang bermoral dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa haruslah tertanam dengan baik dalam diri anak didik, karena kemajuan yang tidak dibarengi dengan kuatnya iman dan takwa maka dapat menyebabkan anak akan terjerumus ke dalam hal-hal yang dapat merusak moral mereka seperti pergaulan bebas, berhura-hura, melakukan aksi kerusakan, pencurian dan lainnya, hal yang itu akan merusak dirinya penting sebagai pendidikan mereka untuk memperkuat dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.

  Keberhasilan suatu pendidikan didasarkan oleh banyak faktor yang mendukung. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa terdiri dari faktor internal (faktor dari dalam siswa) yaitu keadaan atau kondisi siswa, faktor internal (faktor dari luar siswa), faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Muhibbin, 2004:132).

  Dari faktor-faktor tersebut, faktor pendekatan pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta sebagai sumber pendidikan (Sukmadinata, 2006:24). Interaksi antara peserta didik dengan para pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan serta bimbingan. Oleh karena itu hendaknya seorang guru harus menyadari bahwa tugas mengajar adalah sebuah pekerjaan yang tidak sederhana dan mudah. Hal ini dikarenakan guru adalah seorang yang mempunyai gagasan dan harus mewujudkan gagasan-gagasan tersebut untuk kepentingan anak didik. Sehingga dapat menunjang hubungan sebaik-baiknya antara guru dengan anak didik. Dalam

  Guru adalah salah satu unsur penentu keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Tidak semua guru memahami seluk-beluk pelaksanaan kegiatan adanya perkembangan dan kemajuan dunia pembelajaran yang belum diketahui oleh guru tersebut. Guru yang demikian memerlukan bimbingan, pelayanan dan supervisor.

  Kegiatan utama pendidikan di sekolah yakni bertujuan untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran. Seluruh aktifitas organisasi bermuara pada pencapaiaan efesiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu tugas kepala sekolah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan (Mulyasa, 2007:111).

  Terkait dengan hal itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan sebagaimana tertuang dalam undang-undang SIDIKNAS Bab XIX pasal 66 ayat 1 menyebutkan “pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing” (UU RI no. 20 tahun 2003, 2006:111). Untuk itu, supervisor baik kepala sekolah maupun kantor pengawas wilayah harus dapat berperan memberikan bantuan, motivasi kepada guru-guru sebagai usaha peningkatan kualitas pengajaran dan pembinaan termasuk guru pendidikan agama Islam. Idealnya supervisor harus bisa memberikan teladan bagi bawahannya, menyuruh pada yang

  × p ¨ B é & ö Nä 3 Y Ï i B ` ä 3 t F ø 9 u r Î Ž ö ’ n < Î ) t b q ã ã ô ‰t ƒ ฀ sƒ ø : $ # t b r ã

  ฀ ã Bù' t ƒ u r Å $ r ã ฀ ÷ è p R ùQ$ $ Î / Ç ` t ã t b ö q y g ÷ Z t ƒ u r y 7 Í ´ ¯ » s9 ' r é & u r 4 Ì ฀ s3 Yß J ø 9 $ #

  Ç Ê É Í È š c q ß sÎ = ø ÿ ß J ø 9 $ # ã Nè d

  artinya : dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh dari yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.(Departemen Agama RI Al Qur’an dan Terjemahnya, 1989:63).

  Berdasarkan pernyataan itulah, maka seorang guru memerlukan pembinaan(supervisi) secara berkala dan berkelanjutan. Fungsi dari adanya pengawas pada semua jenjang pendidikan itu adalah menyuruh atau mengajak yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Namun dalam kenyataannya, penggunaan aspek administratif lebih diutamakan, karena hal tersebut hanya membutuhkan waktu yang singkat dibanding dengan aspek akademik. Kondisi tersebut terlihat dari peran pengawas(supervisor) yang jarang bertatap muka dengan guru atau kadang-kadang dalam mengadakan survei hanya melalui kunjungan kelas. Semua pengawasan itu hanya menitik beratkan pada aspek administratife dalam pengelolaan dalam pengajaran yang dialami oleh guru, yakni sebagian besar tidak diketahui oleh pengawas.

  Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga pendidik. Pengawas dan pengendalian merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para pendidik tidak melakukan penyimpangan dan lebih hati-hati dalam melaksanakan pekerjaanya.

  Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikanya khususnya adalah guru, itulah yang dinamakan supervisi klinis yang bertujuan meningkatkan kemampuan profesional dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang melalui pembelajaran yang efektif (Mulyasa, 2007:112).

  Apa yang telah diungkapkan sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan juga bergerak pesat sehingga menuntut penguasaan yang profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melakukan pengembangan pendidikan secara terarah, terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas

  Sebagai kegiatan pengawasan, supervisi pendidikan saat ini belum sesuai harapan. Meski terbukti tetap dilakukan hingga saat ini, namun hasil dari supervisi ada yang justru tidak mencerminkan gambaran informasi dan data yang sebenarnya. Supervisi telah kehilangan ruhnya sebagai fungsi controling dan pembinaan terhadap guru di sekolah. Supervisi yang apaadanya (natural) telah hilang dari budaya pendidikan. yang lazim pelaksanaan. supervisi di sekolah sudah diketahui jauh-jauh hari sebelumnya. Dengan demikian , tidak ada kejutan lagi dan terkesan sudah dipersiapkan.

  Dari pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam dengan judul “MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

  PELAJARAN 2014/2015”

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan judul tersebut maka dapat diambil beberapa masalah pokok yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, diantaranya:

  1. Bagaimana model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?

  2. Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?

  3. Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015? C.

   Tujuan Penelitian

  Dengan adanya uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah:

  1. Untuk mengetahui model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.

  2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.

  3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.

D. Manfaat Hasil Penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini ada dua:

  1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, wawasan pemikiran dan pengetahuan dalam bidang pendidikan bagi penyusun pada khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.

  2. Secara praktis, sepervisor dapat mengevaluasi kinerjanya dalam melakukan bimbingan dan kegiatan sebagai supervisor yang menjadi tanggung jawabnya sebagai supervisor, dapat memberikan bantuan dan dorongan agar semua guru dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta meningkatkan kreatifitasnya dalam mengajar. Sehingga guru dapat menemukan inovasi-inovasi baru untuk menunjang pembelajaran yang kreatif.

  E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan pemahaman judul ini, maka penulis perlu memberi pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini:

  1. Supervisi klinis

  Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang ketrampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional (Sahertian, 2008:36).

  Supervisi klinis yang dimaksud di sini adalah supervisi yang di fokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, yang bertujuan mengadakan perubahan secara rasional.

  2. Pendidikan Agama Islam

  Pendidikan agama Islam adalah usaha bimbingan dan usaha terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikan sebagai pandangan hiikutip 27 Februari 2015).

  Yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah bagaimana supervisor memberi atau bimbingan kepada guru pendidikan agama Islam untuk selalu berinovasi dan kreatif dalam mendidik siswa.

  3. Guru Pendidikan Agama Islam

  Secara umum pengertian guru agama dapat diartikan guru yang mengajarkan mata pelajaran agama. Menurut Ahmad D. Marimba bahwa pendidik Islam atau guru agama adalah orang yang bertanggung jawab Islam adalah orang yang mengajarkan bidang studi agama Islam. Guru agama juga diartikan sebagai orang dewasa yang memiliki kemampuan agama Islam secara baik dan diberi wewenang untuk mengajarkan bidang studi agama Islam untuk dapat mengarahkan, membimbing dan mendidik peserta didik berdasarkan hukum-hukum Islam untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. dikutip 23 Februari 2015).

  F. Metode penelitian Metodologi penelitian merupakan ilmu yang membahas metode ilmiah dalam proses penelitian. Untuk mendapat hasil penelitian yang baik, cermat dan akurat, maka pada penelitian ini akan digunakan tahap-tahap berikut:

  1. Jenis Pendekatan dan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Pemilihan penggunaan pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada fenomena kasus yang akan diteliti yaitu pelaksanaan supervisi pendidikan. Supervisi pendidikan merupakan salah satu kegiatan supervisor guna menjadikan guna memantapkan profesionalisme seorang guru. Hal ini bersesuaian dengan pengertian penelitian kualitatif yaitu proses penelitian dan pemahaman berdasarkan pada metologi yang menyelidiki suatu fenomenologi yaitu penelitian yang berorientasi untuk memahami, menggali, dan menafsirkan arti dari peristiwa-peristiwa, fenomena-fenomena dan hubungan dengan orang-orang tertentu.

  2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangatlah penting.

  Karena penelitian harus melakukan pengamatan sekaligus terjun langsung di lapangan untuk mendapatkan hasil yang diperlukan untuk menunjang penelitiannya, maka, peneliti akan melakukan penelitian langsung di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung.

  3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis di SMP Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah.

  4. Sumber Data Sumber data adalah subjek yang akan diteliti. Subjek penelitian adalah orang atau siapa saja yang menjadi sumber penelitian

  iakses 17 Februari 2015).

  a. Data primer Data primer adalah data dari sumber utama. Yaitu data yang diperoleh dari kepala sekolah sebagai supervisor di SMP Se

  Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Tentang model pelaksanaan supervisi klinis, kendala yang ditemui dan upaya b. Data sekunder Data sekunder adalah data tambahan untuk menunjang penelitian.

  Yaitu data yang diperoleh dari waka kurikulum, guru agama SMP, dan data dokumentasi.

  5. Pengumpulan Data Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode observasi

  Observasi adalah metode dengan pengamatan yang dilakukan secara sistematis dan objektif dalam kondisi yang didefinisikan secara tepat dan hasilnya dicatat secara hati-hati (Aritonang, 2007:147).

  Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data pelaksanaan supervisi klinis dan juga mendapatkan data tentang lokasi penelitian yaitu gambaran umum SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung.

  b. Metode Dokumentasi Tobroni (2003:158) mengemukakan metode dokumentasi adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, notulen.

  Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang c. Metode interview atau wawancara Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka

  (face to fece) dengan maksud tertentu (Suprayogo dan Tobroni, 2003:167).

  Sedangkan Moleong dalam Suprayogo dan Tobroni(2003:172) menyatakan, wawancara merupakan metode penggalian data yang paling banyak dilakukan, baik untuk tujuan praktis maupun ilmiah, terutama untuk penelitian social yang bersifat kualitatif.

  Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang bagaimana pelaksanaan supervisi klinis, apa yang menjadi kendala pada pelaksanaan supervisi klinis dan bagaimana tindak lanjut pelaksaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam. Pelaksanaan metode ini dengan cara wawancara yang mendalam dengan para responden.

  6. Analisis Data Analisis Data adalah rangkaian kegiatan penelaah, pengelompokan, sistematis, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah (Subrayogo dan Tobroni, 2003:191).

  Menurut Miles dan Huberman dalam Subrayogo dan Tobroni (2003:192), tahap analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum menarikan kesimpulan. Adapun penjelasan tentang empat komponen kegiatan tersebut meliputi: a. Pengumpulan data

  Pengumpulan data lapangan berwujud kata-kata dilakukan melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi.

  b. Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, trasformasi dan kesan yang muncul dari catatan- catatan lapangan. Dalam proses reduksi data ini peneliti dapat melakukan pemilihan terhadap data yang hendak dikode,mana yang dibuang, mana yang merupakan ringkasan.

  c. Penyaji data Penyaji data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan pengambilan tindakan.

  d. Penarikan kesimpulan/ verifikasi Penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama kegiatan berlangsung. Keempat langkah-langkah analisis data mulai pengumpulan data, selama, sesudah pengumpulan data dalam dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis.

  7. Pengecekan Keabsahan Data Untuk memperoleh keabsahan data digunakan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecakan atau sebagai perbandingan data itu (Moleong, 2006:330). Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data triangulasi metode. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

  Banyak cara yang dapat dipakai dalam mendapatkan derajat kepercayaan suatu informasi dengan sumber, dalam hal ini penulis menggunakan 2 cara yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Untuk memudahkan serta memberikan gambaran selintas kepada para pembaca, maka penulisan skripsi ini dibuat sistematika sebagai berikut:

  BAB I : Pendahuluan Pendahuluan ini berisi beberapa masalah meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan.

  BAB II : Kajian Pustaka Pada bab ini akan membahas konsep dasar supervisi pendidikan, pengertian supervisi, tujuan supervisi, prinsip dan fungsi supervisi, macam supervisi, teknik-teknik supervisi, pengertian supervisi klinis, tujuan supervisi klinis, ciri-ciri supervisi klinis, langkah-langkah supervisi klinis, bentuk-bentuk supervisi klinis.

  BAB III : Laporan hasil penelitian Pada bab ini berisi tentang A.Profil sekolah SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. B.Data pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung.

  2. Kendala pelaksanaan supervisi klinis pagu guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. 3. Upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung.

  BAB IV : Analisis data Meliputi 1. Pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. 2. Kendala pelaksanaan supervisi klinis padu guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. 3. Upaya-upaya yang dilakukan dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung.

  BAB V : Penutup Berisi kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan 1. Pengertian Supervisi Pendidikan Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “ super” dan

  “vision” yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis supervisi berarti penglihatan dari atas. Pengertian seperti itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat kedudukan paling tinggi daripada yang dilihat (Mulyasa, 2006:4).

  Kamus besar bahasa indonesia, supevisi berarti pengawasan utama, pengkontrolan utama (Suharso, 2005:506). Sedangkan dalam dictionary

  ofeducation , Good Carter memberi pengertian supervisi adalah segala usaha

  dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainya dalam meperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar dan evaluasi pengajaran (Sahertian, 2008:17).

  Banyak pengertian menjabarkan tentang supervisi, setiap pengertian berdasarkan sudut pandang yang berbeda oleh para ahli berikut ini disajikan pandangan oleh para ahli tentang supervisi pendidikan. a. P. Adam dan Frank G Dickey Supervisi adalah Program yang berencana untuk memperbaiki pelajaran (Mulyasa, 2006:5).

  b. Bortdman Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara berlanjut pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara pribadi maupun secara kelompok agar lebih memahami dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran (Sahertian, 2008:17).

  c. Mc.Nerney

  Supervision is the procedures of giving direction to and providing critical evaluations of the instructional process

  (Mulyasa, 2006:5).

  Dari beberapa definisi yang dipaparkan dapat diketahui bahwa supervisi pendidikan merupakan pembinaan yang berupa dorongan, bimbingan, bantuan, arahan, penilaian, yang diberikan kepada seluruh staf sekolah secara kontinyu dan profesional sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik, yang pada akhirnya tujuan pendidikan dapat tercapai yaitu perkembangan pribadi anak secara maksimal.

2. Tujuan Supervisi Pendidikan

  Tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf sekolah yang lain agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas yaitu dalam melaksanakan proses pembelajaran (Suharsimi, 2004:19).

  Secara umum supervisi pembelajaran adalah menolong guru agar mampu melihat persoalan yang dihadapi. Guru yang dapat berdiri sendiri, guru yang dapat atau mampu mengarahkan diri sendiri merupakan tujuan dari supervisi pendidikan sesungguhnya (Mulyasa, 2006:13).

  Berdasarkan tujuan tersebut sangatlah jelas bahwa supervisi pembelajaran bertujuan sebagai berikut: a) Memperbaiki proses belajar mengajar.

  b) Perbaikan tersebut dilaksanakan melalui supervisi.

  c) Yang melakukan supervisi adalah supervisor.

  d) Sasaran supervisi tersebut adalah guru atau orang lain yang ada kaitanya atau dalam rangka memberikan layanan supervisi kepada guru.

  e) Dalam rencana jangka panjang maksud supervisi tersebut adalah memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan Jadi supervisi hendaknya dapat menciptakan suatu proses yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik yaitu dengan meningkatkan mutu para pendidik, meningkatkan pengelola sarana dan prasarana, dan semua hal penunjang kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini juga termasuk menanamkan nilai-nilai moral sebagai dasar dalam pembentukan sikap dan kepribadian subjek didik.

3. Fungsi Supervisi

  Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth jane, maupun Ayer dalam bukunya Sahertian yang berjudul konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan dalam rangka mengembangkan suberdaya manusia mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan (Sahertian, 2008:21).

  Supervisi juga berfungsi mengoordinasi, menstimulasi, dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru, mengkoordinasikan semua usaha sekolah, memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman guru-guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, situasi belajar mengajar, memberikan pengetahuan dan ketrampilan guru staf, mengintregasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan guru (Imron,

4. Prinsip-Prinsip Supervisi

  Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan ialah bagaimana cara merubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-guru merasa aman dan merasa diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif. Sahartian ( dalam

  Konsep dasar Dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia , 2008:20) mengemukakan bila

  demikian, maka prinsip supervisi yang dilakukan adalah :

  a. Prinsip ilmiah ( scientific) Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

  1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar. 2) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya. 3) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinyu. b. Prinsip Demokratis Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.

  c. Prinsip Kerjasama Menembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi

  sharing of idea, sharing of experience , memberi support, mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

  d. Prinsip konstruktif dan kreatif Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.

  Supervisi yang dilakukan harus berdasarkan inisiatif para guru lebih dulu. Perilaku supervisor harus sedemikian taktis sehingga guru-guru terdorong untuk meminta bantuan dari supervisor. Objek kajiannya adalah kebutuhan profesional guru yang riil dan alami.

  Dalam pelaksanaanya supervisor harus menggunakan prinsip-prinsip tersebut sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan yang semakin modern

5. Macam-Macam Supervisi a. Supervisi umum dan supervisi pengajaran

  Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau kegiatan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan administrasi kantor, supervisi pengelolaan sekolah atau kantor pendidikan dan sebagainya (Purwanto, 2002:89).

  Supervisi yang diungkapkan tersebut sama pengertiannya dengan yang dimaksud pengertian supervisi administrasi dalam bukunya Suharsimi Arikunto. Beliau mengunggkapkan bahwa supervisi administrasi adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran (Purwanto, 2002:90).

  Jadi dapat disimpulkan supervisi umum adalah supervisi yang ditujukan pada aspek-aspek pendukung terlaksanannya pembelajaran dengan kegiatan yang tidak langsung berhubungan dengan pengajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki baik mengajar lebih baik demi terciptannya tujuan pendidikan (Purwanto, 2002 :89).

  b. Supervisi Klinis

  Menurut Richard Waller dalam bukunya Ngalim Purwanto mendefinisikan supervisi klinis adalah supervisi yang memfokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional. Selain itu definisi supervisi klinis juga dikemukakan oleh Keith Acheson dan Meredith D. Gall, mereka mendefinisikan supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal.(Purwanto, 2002:90) dari dua definisi diatas maka kita dapat mengetahui bahwa supervisi klinis termasuk dari bagian supervisi pengajaran, karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi pada proses belajar mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.

  c. Pengawas melekat dan pengawas fungsional

  Istilah “ pengawas melekat” yang berarti suatu kepengawasan yang dimaksud dengan “pengawas fungsional” adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang dilakukan yang dilakukan orang-orang yang fungsi jabatannya sebagai pengawas (Purwanto, 2002:92).

  Jadi semua pemimpin bertanggung jawab atas pengawasan atas pelaksanaan semua tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh pimpinan bawahannya dalam organisasi kerjanya. Hal ini sesuai dengan definisi pengawasan melekat. Sedangkan supervisi pengawasan bertugas mengawasi khusus bagian-bagian yang telah ditunjuk.

6. Teknik Supervisi

  Teknik dalam supervisi ini adalah cara-cara yang digunakan dalam kegiatan supervisi. Menurut Bafadal diakses 27 Februari 2015), teknik-teknik supervisi itu bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik supervisi individual, dan teknik supervisi kelompok.

  a. Teknik supervisi individual Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru-guru tertentu yang mempunyai masalah khusus yang bersifat perorangan. Teknik supervisi yang bersifat individual antara lain perkunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas dan menilai diri sendiri. b.Teknik supervisi kelompok Teknik supervisi kelompok adalah suatu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Teknik kelompok dapat dilakukan dengan cara seperti rapat guru, lokakarya, penataran, seminar, diskusi, dan sebagainya.

7. Tipe-Tipe Supervisi Pendidikan

  Dalam konsep lama, supervisor dilakukan oleh seorang pemimpin, maka dalam tipe-tipe supervisi tidak dapat dilepaskan dari tipe-tipe kepemimpinan, tetapi juga tipe-tipe kepengawasan. Menurut (Arikunto, 2004:14)ada lima tipe supervisi yaitu:

  a. Tipe Inpeksi Dalam administrasi dan kepemimpinan yang otakratis, supervisi berarti inspeksi. Inspeksi bukanlah suatu pengawasan yang memperbaiki cara dan daya kerja sebagai pendidik dan mengajar.

  b. Tipe Laisses Faire Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik c. Tipe Coersive Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.

  d. Tipe Training and Guidance Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan.

  Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya. pendistribusian dan pendelegasian. Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.

B. Supervisi klinis 1. Pengertian Supervisi klinis

  Menurut Acheson dan Gall supervisi klinis ialah proses membina guru untuk memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku mengajar seharusnya yang ideal (Sahertian, 2008:31).

  Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematis, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional (Sahertian, 2008:36).

  Jadi supervisi klinis adalah suatu bimbingan yang tertuntun atau terencana oleh kepala sekolah untuk mengetahui kapasitas guru yang sesungguhnya. Dan juga kepala sekolah dapat membantu guru dalam menyelesaikan masalah dalam mengajar dan pastinya memberikan cara dicari terlebih dahulu sebab-sebab dan jenis penyakitnya dengan cara menanyakan kepada pasien, apa yang dirasakannya, dibagian mana dan bagaimana rasanya dan sebagainya. Setelah mengetahuinya semua tentunya sang dokter akan mengetahui jenis penyakitnya dan tahu cara pengobatanya, agar penyakit tersebut tidak semakin parah. Tentu saja prosedur yang digunakan oleh supervisor di sekolah tidak sama persis dengan seorang dokter dengan pasiennya tetapi hampir mendekati sama.

  Dalam supervisi klinis cara “memberikan obatnya” dilakukan setelah supervisor mengadakan pengamatan lagsung bagaimana cara guru mengajar, dengan cara mengadakan “diskusi balikan” antara supervisor yang bersangkutan.

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 0 13

USAHA-USAHA GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS II MTs AL MANAR DESA BENER KEC.TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 - Test Repository

0 1 105

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SALAT KELAS III MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SD NEGERI 3 PINGIT PRINGSURAT TEMANGGUNG - Test Repository

0 2 126

TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 2 NGADIMULYO KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 94

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI METODE DRILL DI SDN I TEGALSARI KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 120

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP TAWADU' SISWA PADA SEKOLAH DASAR NEGERI I PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 2 71

PENGARUH AKTIVITAS KEAGAMAAN ORANG TUA TERHADAP PENGUASAAN MATERI PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN 2 KLEPU KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 89

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SHALAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD NEGERI I MERGOWATI KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 126

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM DI KELAS III MI MIFTAKHUL HUDA TEGALSARI KEDU TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 - Test Repository

0 0 129

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118