S PSO 1005705 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Adanya lokasi penelitian tentu merupakan hal yang penting bagi berlangsungnya sebuah proses penelitian. Lokasi penelitian merujuk pada sebuah tempat dimana terdapat pelaku dan fenomena yang akan diteliti. Untuk mendapatkan segala informasi yang peneliti butuhkan demi menunjang terlaksananya penelitian mengenai peran peergroup dalam membentuk gaya hidup konsumtif remaja, oleh karena itu peneliti memilih lokasi penelitian di sekolah menengah atas. Karena rentang usia remaja SMA berkisar antara 15 sampai 17 tahun maka peneliti merasa tepat apabila melakukannya di SMA. Dalam penelitian ini SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di Jalan Lengkong Kecil No. 53 dipilih sebagai lokasi penelitian. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang letaknya strategis di tengah-tengah kota Bandung. SMA Negeri 7 Bandung juga merupakan sekolah yang cukup diminati pendaftar. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian disini adalah karena karakteristik siswa-siswi di sini sangat heterogen. Selain itu juga mereka berasal dari status sosial yang berbeda-beda. Banyak siswa yang datang ke sekolah dengan mobil, motor, bus, kereta api dan bahkan jalan kaki. Tetapi kebanyakan siswa mengendarai motor ke sekolah. Selain itu juga, berdasarkan pengamatan penulis siswa-siswi SMA Negeri 7 Bandung bergaul secara berkelompok yang dari setiap kelompoknya tentu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Lokasi penelitian juga dekat dengan peneliti, sehingga dapat memudahkan pengambilan data dan peneliti dapat berkomunikasi dengan intensif dengan sumber informasi (informan).


(2)

Subjek merupakan pelaku, dalam hal ini adalah semua orang yang dapat dimintai informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan penelitian. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 216):

Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.

Tujuan dari digunakannya purposive karena peneliti ingin memperoleh data yang lengkap dari informan-informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang akurat. Kemudian yang menjadi subjek penelitian dalam pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah:

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

No Subjek Penelitian Jumlah

1 Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Negeri 7 Bandung

1 orang

2 Siswa-Siswi SMA Negeri 7 Bandung 15 orang

Jumlah 16 orang

B. DESAIN PENELITIAN DAN JUSTIFIKASI PEMILIHAN DESAIN

Untuk lebih memudahkan dalam melakukan penelitian, diperlukan pendekatan penelitian. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif. Dikemukakan oleh Bungin (2008, hlm.302) bahwa

“Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat”. Menurut Creswell (1988, hlm.117):


(3)

Qualitaive research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analizes words, report detailed views of information, and conducts the study in a natural setting.

Sedangkan menurut Herdiansyah (2010, hlm.9) “Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti”. Sementara itu Sukmadinata (2006, hlm.60) menyatakan bahwa “Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok”. Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka pendekatan kualitatif dipandang tepat untuk melihat lebih jelas aktifitas sosial kelompok teman sebaya (peergroup).

Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk terjun ke lapangan untuk menemukan jawaban dengan secara langsung melihat, mengamati dan mendengarnya langsung dari objek yang akan diteliti. Tujuan dari pemilihan pendekatan kualitatif agar didapatkan informasi yang mendalam dengan wawancara dan observasi yang dilakukan antara peneliti dengan objek penelitian. Karena yang menjadi masalah penelitian yaitu bagaimana peran teman sebaya (peergroup) dalam membentuk gaya hidup konsumtif maka diperlukan data yang benar-benar dapat menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena tersebut melalui data yang berupa kata-kata atau lisan dari perilaku kelompok yang diamati. Untuk itulah pendekatan kualitatif dirasa tepat apabila digunakan dalam penelitian ini.

C. METODE PENELITIAN DAN JUSTIFIKASI PEMILIHAN

METODE

Metode adalah jalan yang digunakan untuk mencari informasi melalui data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebelum lebih jauh


(4)

menjelaskan mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini, hendaknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai metode penelitian. Metode penelitian merupakan cara atau proses yang digunakan dalam pendekatan masalah penelitian untuk menemukan jawaban atas suatu masalah. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1992, hlm.121):

Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya mengkaji suatu rangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini digunakan setelah penyidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Menurut Ruslan (2008, hlm.24) “Metode adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya”. Sedangkan

Menurut Sugiyono (2013, hlm.2) “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dapat disimpulkan bahwa metode merupakan unsur penting dalam penelitian yaitu sebagai jalan untuk menemukan jawaban. Pemilihan metode yang tepat dapat menunjang keberhasilan penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Yin (2002, hlm.1):

Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial.Studi kasus juga bisa memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, dan karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas akan dijadikan sebagai suatu hal yang bersifat umum.

Kemudian dikemukakan oleh Raco (2010, hlm.50) “Studi kasus ini dapat membantu peneliti untuk mengadakan studi mendalam tentang perorangan, kelompok, program, organisasi, budaya, agama, daerah atau bahkan Negara”. Penelitian ini ingin melihat proses interaksi yang dilakukan oleh peergroup bersama anggotanya sehingga menimbulkan gaya hidup yang konsumtif. Pandangan ini didukung oleh pendapat Muin (2013, hlm.230) yang mengatakan bahwa “Metode studi kasus merupakan penelitian tentang status subjek penelitian


(5)

yang berkenaan dengan suatu fase khusus atau khas dari keseluruhan kejadian”. Dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (Mulyana, 2004, hlm.201) penggunaan metode studi kasus dalam penelitian kualitatif memiliki beberapa keuntungan, diantaranya:

a.Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti;

b. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca kehidupan sehari-hari;

c.Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dengan responden;

d. Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan bagi penilaian atau transferabilitas;

Berdasarkan beberapa pandangan dari beberapa ahli serta keuntungan-keuntungannya, peneliti menimbang bahwa metode studi kasus adalah metode yang tepat jika digunakan dalam penelitian ini, karena peneliti ingin menghasilkan data yang berupa kata-kata yang dapat mendeskripsikan perilaku yang telah diamati peneliti. Kemudian tujuan dari penelitian ini juga untuk memberikan gambaran pola interaksi dari peergroup yang menyebabkan gaya hidup konsumtif.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk mengetahui jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini maka diperlukan data yang menunjang penelitian ini. Dalam pengumpulan data-data maka diperlukan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data tentulah harus disesuaikan dengan metode dan pendekatan yang digunakan. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 224) “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari sebuah penelitian adalah mendapatkan data”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi serta studi kepustakaan. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm.62) bahwa:

Bila dilihat dari segi cara atau tekhnik pengumpulan data, maka tekhnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan),


(6)

interview (wawancara), kuisioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.

Untuk menunjang hal tersebut penulis menggunakan beberapa teknik yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Pengertian observasi menurut Kartono (1980, hlm.142) adalah “Studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi

adalah: “mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari inter relasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam

pola-pola kulturil tertentu”. Menurut Nawawi dan Martini (1992, hlm.74) “Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek penelitian”.

Dalam Sugiyono (2013, hlm.227) “Observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation. Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan adalah participant observation dimana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari objek yang sedang diamati. Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati hal yang dikerjakan oleh sumber data, mengamati, mencatat, menganalisis dan selanjutnya membuat kesimpulan mengenai perilaku remaja bersama peergroupnya serta melihat aktivitas mereka sehari-hari di sekolah maupun diluar sekolah.

Lebih lanjut dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm.228) “Manfaat dari observasi salah satunya adalah dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh informan dalam wawancara karena bersifat sensitiF”. Untuk itulah peneliti memandang bahwa observasi dirasa tepat dalam penelitian ini karena peneliti terlibat langsung sehingga antara peneliti dan objek penelitian tidak ada yang dirahasiakan.


(7)

Menurut Sugiyono (2013, hlm.231):

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam.

Melalui wawancara ini peneliti ingin mendapatkan informasi secara verbal mengenai sikap, pengetahuan dan tindakan yang menjadi target penelitian yaitu tentang peranan peergroup dalam membentuk gaya hidup konsumtif pada remaja di SMAN 7 Bandung. Wawancara digunakan peneliti dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada informan untuk mengetahui kejelasan dari suatu permasalahan. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstrukur (unstructured interview) dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis. Pedoman wawancara disusun secara sederhana. Teknik ini dilakukan agar interaksi yang dilakukan antara peneliti dengan responden lebih lugas dan tidak ada yang merasa diintimidasi. Wawancara ini juga dilakukan agar suasana diantara peneliti dan informan tidak ada rasa canggung. Sehingga peneliti dengan responden dapat berbincang seperti layaknya teman yang sedang mendengarkan curahan hati remaja. Pendekatan seperti ini sangat tepat apabila respondennya para remaja. Tujuannya adalah untuk memperkuat suatu data yang telah diperoleh serta untuk memperoleh informasi secara meluas dan mendalam. Alasan tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Creswell (2013, hlm.267) bahwa:

Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam kelompok) yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan dalam kelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (open-ended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari partisipan.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap dua kelompok teman sebaya yang berada di SMA Negeri 7 Bandung sebagai informan utama, yang merupakan sumber data terpenting untuk menjawab penelitian ini.


(8)

3. Studi Dokumentasi

Menurut Moleong (2006, hlm.161) mendefinisikan bahwa “Studi dokumentasi yaitu mencari sumber data-data tertulis di lapangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti”. Sedangkan dikemukakan oleh Arikunto (2006, hlm.231), “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Studi dokumentasi dapat

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.

Studi dokumentasi yang akan dilakukan peneliti yaitu mengumpulkan berbagai dokumen seperti catatan yang ada pada guru BK, wali kelas, dan guru lainnya, buku laporan pribadi siswa serta catatan lain yang berkaitan dengan sumber data. Kemudian dalam penelitian ini studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengamati social media yang digunakan oleh informan. Informasi yang didapatkkan dari social media merupakan data pendukung yang dianggap penting oleh peneliti, sebab melalui social media biasanya para remaja suka mempublikasikan kegiatanya bersama teman-temannya.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Menurut Arikunto (2006, hlm.134), “Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Instrumen merupaka alat bantu yang digunakan peneliti untuk memperoleh sebuah data. Teknik pengumpulan data akan menjadi lebih mudah apabila didukung dengan intrumen penelitiannya. Menurut Sugiyono (2013, hlm.305) menjelaskan bahwa “…dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Selanjutnya Sugiyono (2013, hlm.223) menyatakan:


(9)

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai intrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Merujuk pada pendapat diatas, sudah jelas bahwa intrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, selebihnya instrumen-instrumen pendukung disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang digunakan. Adapun instrumen-instrumen tersebut adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, tape recorder, kamera serta catatan lapangan.

F. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini peneliti mengajukan proposal usulan penelitian kepada pihak Prodi Pendidikan Sosiologi. Setelah disetujui, peneliti mengikuti seminar proposal penelitian pada tanggal 24 Juni 2013 dan diuji oleh 2 dosen penguji. Setelah ditetapkan bahwa usulan penelitian ini layak untuk diteliti, maka Prodi Pendidikan Sosiologi mengeluarkan SK yang jatuh pada tanggal 28 Juni 2013 dan disetujui oleh Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Rangkaian selanjutnya peneliti melakukan observasi dengan terlebih dahulu mengunjungi SMA Negeri 7 Bandung. Tujuan dilakukannya observasi ini adalah untuk mengetahui gambaran umum SMA Negeri 7 Bandung, terutama yang terkait dengan objek penelitian yaitu peer group. Observasi ini dilakukan dengan cara mengamati perilaku siswa-siswi bersama dengan peer groupnya. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data awal mengenai peergroup yang ada di SMA Negeri 7 Bandung.


(10)

Setelah melakukan kegiatan tersebut, peneliti membuat rancangan penelitian sederhana serta membuat kelengkapan penelitian yang meliputi surat penelitian yang merupakan prosedur penelitian serta guna mendapatkan izin dari instansi terkait. Prosedur perizinan yang dilakukan antara lain:

a. Mengajukan surat izin penelitian kepada Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial melalui prodi Pendidikan Sosiologi yang ditandatangani oleh Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi.

b. Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Pembantu Dekan I mengeluarkan surat permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Bandung.

c. Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Bandung melalui Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolahnya.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah pada tahap pra penelitian, peneliti melengkapi segala kelengkapan yang diperlukan selama penelitian, tahap selanjutnya peneliti mulai terjun ke lapangan untuk memulai pelaksanaan penelitian. Karena dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan intrumen utama sebuah penelitian, maka peneliti secara langsung berhubungan dengan responden. Dalam kegiatan penelitian, peneliti dibantu dengan pedoman wawancara sederhana. Kegiatan wawancara ini dibagi menjadi 4 bagian, diantaranya:

a.Wawancara yang dilakukan kepada Wakasek Humas SMA Negeri 7 Bandung. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi keseluruhan mengenai gambaran sekolah di SMA Negeri 7 Bandung.

b. Wawancara yang dilakukan kepada dua kelompok teman sebaya (peergroup) yang ada di SMA Negeri 7 Bandung. Pada tahap ini tentu saja peneliti bertujuan untuk mendapatkan data selengkap-lengkapnya mengenai karakteristik setiap anggotanya, bagaimana mereka


(11)

berinteraksi satu sama lain, bagaimana mereka bergaul dan apakah karenanya dapat menimbulkan gaya hidup konsumtif.

Setelah melakukan proses wawancara dengan para responden, penulis menyusun secara runut kemudian menuliskan kembali informasi-informasi yang telah didapatkan. Tidak lupa pula menuliskan catatan tambahan yang berasal dari catatan pengamatan, foto maupun dokumen lainnya. Tujuan dilakukannya hal ini agar peneliti dapat melihat data apalagi yang harus peneliti cari dan lengkapi. Hal ini juga dilakukan sampai peneliti sampai pada titik jenuh dan tidak ada lagi mendapat informasi yang baru.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Tahap pengolahan dan analisis data merupakan tahap yang paling penting. Setelah peneliti melakukan serangkaian penelitian, data yang diperoleh dari berbagai responden kemudian diolah dan dianalisis. Maka diperlukan tahap ini untuk mengemas sebuah penelitian dalam sebuah laporan yang mudah dimengerti oleh pembaca. Hal-hal yang berkaitan dengan tahap pengolahan dan analisis data akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.

G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

Teknik pengolahan data dan analisis data merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kegiatan ini terdiri dari beberapa rangkaian proses yang akan mengasilkan interpretasi data secara sistematis, mudah dibaca dan dipahami.

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm.244)”

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


(12)

Selebihnya Cresswell (2013, hlm.275) mengemukakan bahwa “analisis data kualitatif yang dilaporkan dalam artikel-artikel jurnal dan buku-buku ilmiah seringkali menjadi model analisis yang umum digunakan”. Dalam model analisis tersebut, peneliti mengumpulkan data kualitatif, menganalisisnya berdasarkan tema atau perpektif tertentu dan melaporkannya. Dalam penelitian ini juga peneliti memilah informasi yang informasi yang mendukung serta tidak memasukkan informasi yang tidak penting.

Menurut Sugiyono (2013, hlm.245) “analisis data pada penelitian kualitatif telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”. Dalam penelitian ini analisis sebelum di lapangan dilakukan untuk memberikan gambaran awal mengenai hasil penelitian. Namun menurut Sugiyono (2013, hlm.245) “…focus penelitian ini masih bersifat sementara , dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan”. Demikian pula juga dalam penelitian ini gambaran awal mengenai penelitian ini dapat berkembang seiring dengan proses penelitian.

Kemudian beberapa aktivitas analisis di lapangan menurut Sugiyono (2013, hlm.246) “…berdasarkan Model Miles dan Huberman terdiri dari 3 aktivitas yaitu, data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verivication. Untuk lebih jelasnya langkah-langkah dalam analisis tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Menurut Daymon dan Holloway (2008, hlm.369) “Reduksi data adalah proses memilah-milah data yang tidak beraturan menjadi potongan-potongan yang lebih teratur dengan mengoding, menyusunnya menjadi kategori (memoing), dan merangkumnya menjadi pola dan susunan yang sederhana”. Untuk itulah dengan adanya reduksi data akan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan informasi selanjutnya dan melengkapi data yang diperlukan. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm.247) menyatakan bahwa “Reduksi


(13)

data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”. Sementara Nasution (2003, hlm.128) mengungkapkan bahwa:

Data yang diperoleh di lapangan akan terus bertambah sehingga akan menyulitkan jika dianalisis sejak awal. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dipilih-pilih hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal penting, dan dicari tema atau polanya, jadi laporan lapangan sebagai bahan mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan.

Kondisi-kondisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, merupakan hal yang sangat relevan dengan apa yang peneliti temui di lapangan. Terkadang peneliti kesulitan dalam menganalisis data karena data terlalu banyak dan tidak fokus pada pokok penelitiannya. Setelah melakukan beberapa observasi dan wawancara data yang diperoleh semakin lama semakin bertambah dan semakin rumit jika analisis dilakukan pada keseluruhan data yang diperoleh. Untuk itulah penulis melakukan proses pemilahan terhadap data. Dengan cara seperti itu dapat mempermudah penulis untuk melengkapi data yang sekiranya masih diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah melakukan kegiatan reduksi data, langkah selanjutnya yang dilakukan dalan analisis data adalah data display atau penyajian data. Menurut Rasyad (2002, hlm.15) “Penyajian data dilakukan untuk menganalisis masalah agar mudah dicari pemecahannya”. Penyajian data juga dilakukan untuk mempermudah melihat gambaran di lapangan secara tertulis.

Penyajian data dapat dilakukan ke dalam beberapa bentuk. Menurut Sugiyono (2013, hlm.49) “Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya”. Pendapat tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Nasution (2003, hlm.128) beliau mengungkapkan bahwa:


(14)

dalam penelitian harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, uraian singkat, network, chart dan grafik.

Berdasarkan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013,hlm.249) “…yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”. Merujuk pada pendapat para ahli diatas, peneliti melakukan penyajian data ke dalam bentuk uraian narasi. Tujuan digunakannya teknik itu agar peneliti mudah membaca, mempermudah proses penyusunan laporan, serta mempermudah memahami gejala di lapangan.

3. Conclusion Drawing/Verification

Langkah yang terakhir dalam analisis data adalah conclusion drawing/verification atau penarikan kesimpulan/verifikasi. Dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm.252) bahwa:

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.

Sama halnya dengan penelitian ini, bahwa kesimpulan yang ditarik merupakan kesimpulan yang masih bersifat sementara. Keadaan itu akan berubah apabila peneliti tidak menemukan penemuan-penemuan atau informasi baru di lapangan yang dapat mendukung pernyataan peneliti. Maka kesimpulan yang telah dibuat mestilah dirubah. Tetapi apabila fakta-fakta yang ditemukan di lapangan sesuai dan didukung oleh bukti serta teori yang dapat dipertanggungjawabkan, maka kesimpulan tersebut dapat dinyatakan benar. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm.252) bahwa:

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.


(15)

H. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA

1. Triangulasi

Dikemukakan oleh Sugiyono (2013,hlm. 273) bahwa “Triangulasi dalam

pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Proses triangulasi dalam penelitian ini dilakukan pada informasi yang diberikan oleh responden-responden yang terkait. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan pada teknik pengumpulan data. Pada mulanya peneliti melakukan observasi, lalu setelah data terkumpul peneliti melakukan wawancara serta studi dokumentasi. Setelah mendapatkan data dari ketiga teknik pengumpulan tersebut barulah dicocokkan untuk menguji kredibilitas data. Untuk itu bagan proses triangulasi dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

Bagan 3.1

Triangulasi Sumber Data

Observasi Wawancara


(16)

(1)

berinteraksi satu sama lain, bagaimana mereka bergaul dan apakah karenanya dapat menimbulkan gaya hidup konsumtif.

Setelah melakukan proses wawancara dengan para responden, penulis menyusun secara runut kemudian menuliskan kembali informasi-informasi yang telah didapatkan. Tidak lupa pula menuliskan catatan tambahan yang berasal dari catatan pengamatan, foto maupun dokumen lainnya. Tujuan dilakukannya hal ini agar peneliti dapat melihat data apalagi yang harus peneliti cari dan lengkapi. Hal ini juga dilakukan sampai peneliti sampai pada titik jenuh dan tidak ada lagi mendapat informasi yang baru.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Tahap pengolahan dan analisis data merupakan tahap yang paling penting. Setelah peneliti melakukan serangkaian penelitian, data yang diperoleh dari berbagai responden kemudian diolah dan dianalisis. Maka diperlukan tahap ini untuk mengemas sebuah penelitian dalam sebuah laporan yang mudah dimengerti oleh pembaca. Hal-hal yang berkaitan dengan tahap pengolahan dan analisis data akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.

G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

Teknik pengolahan data dan analisis data merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kegiatan ini terdiri dari beberapa rangkaian proses yang akan mengasilkan interpretasi data secara sistematis, mudah dibaca dan dipahami.

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm.244)”

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


(2)

Selebihnya Cresswell (2013, hlm.275) mengemukakan bahwa “analisis data kualitatif yang dilaporkan dalam artikel-artikel jurnal dan buku-buku ilmiah seringkali menjadi model analisis yang umum digunakan”. Dalam model analisis tersebut, peneliti mengumpulkan data kualitatif, menganalisisnya berdasarkan tema atau perpektif tertentu dan melaporkannya. Dalam penelitian ini juga peneliti memilah informasi yang informasi yang mendukung serta tidak memasukkan informasi yang tidak penting.

Menurut Sugiyono (2013, hlm.245) “analisis data pada penelitian kualitatif telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”. Dalam penelitian ini analisis sebelum di lapangan dilakukan untuk memberikan gambaran awal mengenai hasil penelitian. Namun menurut Sugiyono (2013, hlm.245) “…focus penelitian ini masih bersifat sementara , dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan”. Demikian pula juga dalam penelitian ini gambaran awal mengenai penelitian ini dapat berkembang seiring dengan proses penelitian.

Kemudian beberapa aktivitas analisis di lapangan menurut Sugiyono (2013, hlm.246) “…berdasarkan Model Miles dan Huberman terdiri dari 3 aktivitas yaitu, data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verivication. Untuk lebih jelasnya langkah-langkah dalam analisis tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Menurut Daymon dan Holloway (2008, hlm.369) “Reduksi data adalah proses memilah-milah data yang tidak beraturan menjadi potongan-potongan yang lebih teratur dengan mengoding, menyusunnya menjadi kategori (memoing), dan merangkumnya menjadi pola dan susunan yang sederhana”. Untuk itulah dengan adanya reduksi data akan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan informasi selanjutnya dan melengkapi data yang diperlukan. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm.247) menyatakan bahwa “Reduksi


(3)

data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”. Sementara Nasution (2003, hlm.128) mengungkapkan bahwa:

Data yang diperoleh di lapangan akan terus bertambah sehingga akan menyulitkan jika dianalisis sejak awal. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dipilih-pilih hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal penting, dan dicari tema atau polanya, jadi laporan lapangan sebagai bahan mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan.

Kondisi-kondisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, merupakan hal yang sangat relevan dengan apa yang peneliti temui di lapangan. Terkadang peneliti kesulitan dalam menganalisis data karena data terlalu banyak dan tidak fokus pada pokok penelitiannya. Setelah melakukan beberapa observasi dan wawancara data yang diperoleh semakin lama semakin bertambah dan semakin rumit jika analisis dilakukan pada keseluruhan data yang diperoleh. Untuk itulah penulis melakukan proses pemilahan terhadap data. Dengan cara seperti itu dapat mempermudah penulis untuk melengkapi data yang sekiranya masih diperlukan. 2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah melakukan kegiatan reduksi data, langkah selanjutnya yang dilakukan dalan analisis data adalah data display atau penyajian data. Menurut Rasyad (2002, hlm.15) “Penyajian data dilakukan untuk menganalisis masalah agar mudah dicari pemecahannya”. Penyajian data juga dilakukan untuk mempermudah melihat gambaran di lapangan secara tertulis.

Penyajian data dapat dilakukan ke dalam beberapa bentuk. Menurut Sugiyono (2013, hlm.49) “Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart, dan sejenisnya”. Pendapat tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Nasution (2003, hlm.128) beliau mengungkapkan bahwa:

Data yang bertumpuk dan laporan lapangan yang tebal akan sulit dipahami. Oleh karena itu, agar dapat melihat gambaran atau bagian-bagian tertentu


(4)

dalam penelitian harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, uraian singkat, network, chart dan grafik.

Berdasarkan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013,hlm.249) “…yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”. Merujuk pada pendapat para ahli diatas, peneliti melakukan penyajian data ke dalam bentuk uraian narasi. Tujuan digunakannya teknik itu agar peneliti mudah membaca, mempermudah proses penyusunan laporan, serta mempermudah memahami gejala di lapangan.

3. Conclusion Drawing/Verification

Langkah yang terakhir dalam analisis data adalah conclusion drawing/verification atau penarikan kesimpulan/verifikasi. Dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm.252) bahwa:

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.

Sama halnya dengan penelitian ini, bahwa kesimpulan yang ditarik merupakan kesimpulan yang masih bersifat sementara. Keadaan itu akan berubah apabila peneliti tidak menemukan penemuan-penemuan atau informasi baru di lapangan yang dapat mendukung pernyataan peneliti. Maka kesimpulan yang telah dibuat mestilah dirubah. Tetapi apabila fakta-fakta yang ditemukan di lapangan sesuai dan didukung oleh bukti serta teori yang dapat dipertanggungjawabkan, maka kesimpulan tersebut dapat dinyatakan benar. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm.252) bahwa:

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.


(5)

H. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA 1. Triangulasi

Dikemukakan oleh Sugiyono (2013,hlm. 273) bahwa “Triangulasi dalam

pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Proses triangulasi dalam penelitian ini dilakukan pada informasi yang diberikan oleh responden-responden yang terkait. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan pada teknik pengumpulan data. Pada mulanya peneliti melakukan observasi, lalu setelah data terkumpul peneliti melakukan wawancara serta studi dokumentasi. Setelah mendapatkan data dari ketiga teknik pengumpulan tersebut barulah dicocokkan untuk menguji kredibilitas data. Untuk itu bagan proses triangulasi dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

Bagan 3.1

Triangulasi Sumber Data

Observasi Wawancara


(6)