S PKR 1105541 Chapter3

(1)

3.1 Desain Penelitian

Melaksanakan suatu penelitian tentunya diperlukan sejumlah data yang dapat membantu memecahkan masalah penelitian. Suatu metode pengumpulan data yang tepat dapat dijadikan pedoman bagi penulis untuk mencapai tujuan penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian. Suharsimi Arikunto (2007, hlm. 160) mengungkapkan bahwa

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian survey, deskriptif dan verifikatif. Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011, hlm. 6) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan keputusan. Metode survey digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data.

Sedangkan pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 29) sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Metode deskriptif pada penelitian disini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas komunikasi pembelajaran dan tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang. Data yang digunakan pada penelitian in menggunakan data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian data tersebut dikumpulkan, untuk dianalisis dan diproses sesuai dengan teori-teori yang dipelajari, lalu ditarik kesimpulan.


(2)

Sedangkan Masyhuri (2010, hlm. 45) mengemukakan bahwa “Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan perhitungan statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel X terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan pengamatan di lapangan untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang.

3.2 Partisipan

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang yang berjumlah 43 siswa. Setelah dilakukan penyebaran, angket pun terkumpul seluruhnya atau 100%. Jadi, responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang sebanyak 43 siswa. Berikut ini akan diuraikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 3. 1 Partisipasi Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Responden Jumlah Presentase (%)

1 Perempuan 33 77

2 Laki-laki 10 23

Jumlah 43 100

Sumber: Data responden angket 2015

Berdasarkan hasil pengolahan data dari 43 responden siswa administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang, terdapat 10 orang responden yang berjenis kelamin pria dan 33 orang responden yang berjenis kelamin wanita.


(3)

Apabila dilihat dari persentasenya, maka jumlah siswa administrasi perkantoran pada sekolah tersebut di dominasi oleh wanita dengan persentase 77% sedangkan pria 23%.

3.3 Populasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian pasti akan dihadapkan pada objek penelitian, langkah yang paling penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Pengertian populasi menurut Sugiyono (2014, hlm. 80) menyatakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Pengertian populasi menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm 1), adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).

Dari pendapat di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa populasi merupakan wilayah keseluruhan yang memiliki ciri untuk dijadikan objek atau subjek penelitian untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau menggunakan seluruh populasi yaitu sebanyak 43 orang sebagai subjek penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010, hlm. 101) yaitu:

“Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian,

pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel

penelitian”.

Berdasarkan beberapa definisi populasi di atas, populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah siswa administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang yang berjumlah 43 orang. Mengingat ukuran populasi dari penelitian ini hanya sebanyak 43 orang, maka untuk penentuan jumlah


(4)

populasinya dianggap mencukupi maka yang dijadikan ukuran sampelnya lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data secara lisan dengan mengadakan tanya jawab dengan para murid di sekolah untuk memperoleh data mengenai gambaran efektifitas komunikasi pembelajaran dan gambaran tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.

2) Angket atau kuesioner, menurut Mardalis (2008, hlm. 66) Angket atau Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pernyataan yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) dan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat.

3) Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui laporan, naskah, brosur serta dokumentasi yang dimiliki sekolah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan tujuan penelitian.

4) Studi kepustakaan yaitu kegiatan pengumpulan data melalui buku-buku dan literatur lain yang relevan dengan penelitian dan sebagai landasan teoritis yang dapat menunjang terhadap permasalahan yang diteliti.

3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Kegiatan pengujian instrumen penelitian meliputi dua hal, yaitu pengujian validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas ini sangat penting


(5)

untuk memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kekeliruan dapat diminimalkan. Pengujian kelayakan instrumen ini dilakukan melalui analisis validitas dan reliabilitas. Instrumen pengumpul data dikatakan layak jika telah memenuhi syarat valid dan reliabel.

3.4.1.1 Uji Validitas

Alat ukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus tepat (valid). Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tepat tidaknya angket-angket yang disebarkan kepada responden.

Pengujian validitas instrumen menggunakan formula koefisien korelasi Product Moment dari Karl Pearson dalam Sambas Ali M (2010, hlm. 26), yaitu :

� = �∑ − ∑ ∑

√[�∑ − ∑ ][�∑ − ∑

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antaravariabel X dan Y

X : Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke-i yang akan diuji validitasnya.

Y : Skor kedua, dala hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperoleh tiap responden.

∑X : Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N : Banyaknya responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya repsonden untuk uji coba instrument sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang responden.


(6)

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid. Sebaliknya jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan tidak valid.

Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu 20 orang siswa administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 cimahi. Data angket yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Jumlah item angket yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini


(7)

Tabel 3. 2 Hasil Uji Validitas Variabel X No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,68 0,444 Valid 2 0,54 0,444 Valid 3 0,63 0,444 Valid 4 0,51 0,444 Valid 5 0,60 0,444 Valid 6 0,51 0,444 Valid 7 0,52 0,444 Valid 8 0,58 0,444 Valid 9 0,51 0,444 Valid 10 0,61 0,444 Valid 11 0,48 0,444 Valid 12 0,56 0,444 Valid 13 0,49 0,444 Valid 14 0,49 0,444 Valid 15 0,69 0,444 Valid 16 0,47 0,444 Valid 17 0,74 0,444 Valid


(8)

Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Y No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,47 0,444 Valid 2 0,56 0,444 Valid 3 0,51 0,444 Valid 4 0,55 0,444 Valid 5 0,77 0,444 Valid 6 0,45 0,444 Valid 7 0,56 0,444 Valid 8 0,61 0,444 Valid 9 0,54 0,444 Valid 10 0,53 0,444 Valid 11 0,45 0,444 Valid 12 0,50 0,444 Valid 13 0,47 0,444 Valid 14 0,48 0,444 Valid 15 0,51 0,444 Valid 16 0,49 0,444 Valid Sumber: Hasil uji coba angket

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel komunikasi pembelajaran (X) dengan 17 item dinyatakan valid, sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel komunikasi pembelajaran adalah sebnyak 17 item. Selanjutnya uji validitas pada variabel motivasi belajar siswa (Y) dengan 16 item dinyatakan valid, sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel motivasi belajar siswa sebanyak 16 item. 3.4.1.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), menyatakan bahwa:

“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan


(9)

untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”

Sugiyono (2010, hlm. 137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Alfa ( ) dari Cronbach dalam Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), yaitu:

� = [ �

�− ] . [ −

∑ � � ]

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

� = ∑ − ∑ �

Keterangan:

� = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha K = Banyaknya bulir soal

∑ � = Jumlah varians bulir

� = Varians total N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31-35), adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.


(10)

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2. 9. Selanjutnya nilai r n diatas dibandingkan dengan r l pada tingkat

kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk = n - 2)

10. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya:

 Jika nilai r n > nilai r l, maka instrumen dinyatakan reliabel.

 Jika nilai r n < nilai r l , maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y

No. Variabel Hasil Keterangan

rhitung rtabel

1 Komunikasi Pembelajaran 0,868 0,444 Reliabel 2 Motivasi Belajar Siswa 0,816 0,444 Reliabel

Sumber: Hasil uji coba angket

Hasil uji reliabilitas variabel X dan Variabel Y menunjukan bahwa kedua variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel. Sebagaimana terlihat pada tabel diatas, menunjukan bahwa kedua variabel yang dinyatakan


(11)

reliabel. Dengan hasil kedua pengujian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen yang belum teruji kevalidannya dan kereliabilitasnya.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen).Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini terdapat terdapat dua variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu (1) Komunikasi pembelajaran, dan (2) Motivasi Belajar Siswa.

Kedudukan variabel Komunikasi pembelajaran sebagai variabel independen (variabel bebas/Variabel X), sedangkan variabel Motivasi belajar siswa sebagai variabel dependen (variabel terikat/Variabel Y).

3.5.1 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran

Dalam penelitian ini, komunikasi pembelajaran dikaji melalui efektivitas komunikasi guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka dari itu indikator komunikasi pembelajaran difokuskan pada persepsi peserta didik terhadap kemampuan guru dalam menciptakan suasana komunikasi pembelajaran efektif. Menurut Fathurohman dan Sutikno ( 2009, hlm 41) terdapat minimal lima indikator yang dapat dikembangkan untuk menciptakan komunikasi yang efektif yaitu :

1. Respect (Menghargai)

2. Empathty ( Empati)

3. Audible (Mudah dimengerti)

4. Clarity (Jelas maknanya)


(12)

menciptakan suasana komunikasi yang harmonis dengan rasa takut dan cemas dalam diri peserta didik. Rasa takut yang ada dalam diri peserta didik akan menyebabkan peserta didik enggan untuk mengemukakan pendapat serta bersifat defensif dan cenderung tertutup terhadap penjelasan apapun yang disampaikan oleh guru.

Tabel 3. 5 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran

Variabel Indikator Ukuran Skala Nomor item Komunikasi Pembelajaran (Variabel X) Terdapat minimal lima strategi yangdapat dikembangkan dalam menciptakan komunikasi

pembelajaran yaitu : respect, empati, audible, jelas maknanya, dan rendah hati. Jadi guru tidak hanya menempatkan diri sebagai seorang pengajar tetapi mampu memahami karakteristik peserta didik dengan baik.

(Fathurohman dan Sutikno, 2009, hlm 41)

Respect

(Menghargai) 

Kemampuan guru bersikap adil dalam proses

pembelajaran.

 Penghargaan guru terhadap usaha peserta didik dalam belajar.

 Guru mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan di dalam kelas. Interval Intervel Intervel 1 2 3 Empathy

(Empati) 

Kemampuan guru dalam mendengarkan keluhan peserta didik.

 Kemampuan guru dalam memberikan pelayanan kesulitan belajar peserta didik

 Kemampuan guru dalam mendekatkan diri kepada siswa Interval Interval Interval 4, 5 6 7


(13)

dimengerti atau didengar)

menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti

 Kemampuan guru dalam mengkomunik asikan bahan pelajaran

 Guru mampu memberikan motivasi kepada siswa dalam proses pembelajaran Interval Interval 9,10 11 Clarity

(Jelas) 

Kemampuan guru dalam menyampaikan tujuan

pembelajaran.

 Kemampuan guru dalam memberikan instruksi (perintah)

 Kemampuan guru dalam menyampaikan evaluasi Interval Interval Interval 12 13 14 Humble

(Rendah hati) 

Kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang hangat

 Kemampuan guru dalam mengajari siswa yang kurang

mengerti akan materi pelajaran Interval Interval 15, 16 17


(14)

Uno (2009, hlm 23) bahwa indikator motivasi belajar, di antaranya : 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita – cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar

5. Adanya kegiatan yang manrik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang Efektif

7. Sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Indikator-indikator motivasi belajar menurut Wena (2010, hlm 33) Keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran.

Lebih lanjut lagi keller dalam Wena (2010, hlm. 33) mengemukakan bahwa indikator-indikator motivasi belajar, antara lain :

1. Tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran

2. Tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa

3. Tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam mengerjakan tugas – tugas pembelajaran

4. Tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pendapat – pendapat di atas bahaw indikator dari motivasi belajar terdiri dari hasrat dan keinginan siswa untuk berhasil, perhatian siswa, dorongan belajar sebagai relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, harapan dan cita-cita yang membuatnya selalu berusaha mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran, penghargaan, kegiatan belajar yang menarik yang dapat memberikan kepuasan kepada siswa, dan lingkungan belajar yang Efektif.


(15)

Variabel Indikator Ukuran Skala No item Motivasi Belajar

(Variable Y) Motivasi belajar adalah Keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran.

Wena (2010, hlm 33)

Antusias  Tingkat dorongan kepada siswa untuk

memperoleh hasil / nilai terbaik

 Tingkat dorongan untuk menjadi peringkat teratas di kelas

 Tingkat dorongan dalam

memperbaiki nilai yang kurang

 Tingkat dorongan untuk

meningkatkan kualitas diri dalam proses pembelajaran Interval Interval Interval Interval 1 2 3 4

Minat dalam pembelajaran 

Tingkat dorongan kebutuhan untuk tergabung dan diterima dalam kelompok belajar

 Tingkat dorongan untuk belajar dengan sungguh – sungguh agar tidak mendapat teguran karena gagal

 Tingkat keinginan untuk menjadi lebih baik lagi dalam proses pembelajaran Interval Interval Interval 5 6 7 Keterlibatan dalam

kegiatan di kelas

 Tingkat dorongan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

 Tingkat keantusiasan siswa dalam

Interval

Interval

8


(16)

kepada guru

 Selalu berusaha untuk jadi anggota yang berguna didalam keompok

Interval

11

Rasa ingin tahu pada isi pembelajaran

 Tingkat keingin tahuan siswa dalam pemecahan masalah

pembelajaran

Interval 12

Ketekunan

dalam belajar 

Tingkat

ketekunan dalam menyelesaikan tugas

Interval 13

Selalu

berusaha 

Tingkat keinginan untuk berusaha dalam proses pembelajaran

Interval 14

Aktif dalam mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran

 Tingkat keaktifan siswa dalam melakukan tanya jawab dengan guru

 Tingkat keaktifan siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh Guru Interval Interval 15 16


(17)

3.6 Uji Asumsi

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Syarat yang harus dipenuhi adalah dengan melakukan beberapa pengujian, yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji linieritas.

3.6.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti adalah normal.

Penggunaan statistik parametrik bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal, maka teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan demikian penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 69),

“Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di

bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya”. Uji normalitas yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Liliefors Test dengan bantuan Microsoft Office Excel 2010. Menurut Harun Al-Rasyid (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 93), kelebihan Liliefors Test adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil.

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 93-95) menyatakan langkah–langkah pengujian normalitas data dengan Liliefors adalah sebagai berikut:

a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

b) Periksa data beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

d) Berdasarkan frekuensi kumulatif hitunglah proporsi empirik (observasi). e) Hitung nilai Z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel Z. f) Menghitung theoritical proportion.


(18)

carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsisi. h) Buat kesimpulan dengan kriteria uji, tolak H jika D hitung > D tabel

dengan derajat kebebasan (dk) (0,05)

i) Memasukkan besaran seluruh angka tersebut ke dalam tabel distribusi berikut:

Tabel 3. 7 Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas

X F Fk Sn( Z Sn( - [�� � − � ]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:94)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. fk = f + fk sebelumnya

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formla, Sn( = fki : n

Kolom 5 : Nilai Z, formula, Z = = �−�̅,

dimana X̅ = ∑ X

n dan S = √

−(∑ ��)

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical Propotion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 : Nilai Mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada ∝ = 0,05 dengan cara ,88

√n .

kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

1) D hitung < D tabel, maka H diterima, artinya data berdistribusi normal. 2) D hitung ≥ D tabel, maka H ditolak, artinya data tidak berdistribusi


(19)

Pengujian homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Sambas Ali Muhidin

(2010, hlm. 96) menyatakan “pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen”. Pengujian homogenitas

digunakan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan terhadap hasil penelitian.

Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2010. Kriteria yang digunakannya adalah apabila nilai hitung �2> nilai tabel�2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :

� = ln [� − ∑ � . � � ]

Sumber: Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 294) Dimana :

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = log ∑ �

S2gab = Varians gabungan

=

=

∑ � ∑

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 295), langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah sebagai berikut :

a) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

b) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut :

c)

d) Tabel 3. 8 Model Tabel Uji Barlett

Sampel db=n-1 Logdb. Log db.

1

2 3


(20)

(21)

g) Menghitung log dari varians gabungan. h) Menghitung nilai Barlett.

i) Menghitung nilai � .

j) Menentukan nilai dan titik kritis.

k) Membuat kesimpulan, dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika nilai � hitung < dari nilai � tabel, maka H diterima atau variasi data dinyatakan homogen.

2) Jika nilai � hitung ≥ dari nilai � tabel, maka H diterima atau variasi data dinyatakan tidak homogen.

3.6.3 Uji Linieritas

Uji linieritas menjadi salah satu syarat untuk analisis data yang menggunakan uji parametrik. Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 99) menyatakan bahwa:

Teknik analisis data yang didasarkan pada asumsi linieritas adalah analisis hubungan. Teknik analisis statistika yang dimaksud adalah teknik yang terkait dengan korelasi, khususnya korelasi Product Moment, termasuk di dalamnya teknik analisis regresi dan analisi jalur (path analysis).

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Variabel terikat dengan Variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Uji linieritas dihitung dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 99-101), mengatakan bahwa pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah sebagai berikut:

a) Menyusun tabel kelompok data Variabel x dan Variabel y b) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK dengan rumus:

� = ∑

c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK / , dengan rumus:

� / = b. ∑ − ∑ .∑

d) Menghitung jumlah kuardat residu (JK dengan rumus: = ∑ − � /

e) Menghitung rata-rata kuadrat regresi a (RJK ) dengan rumus: =


(22)

/ = � /

g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ) dengan rumus: = ��

h) Menghitung jumlah kuadrat error JKE dengan rumus:

� = ∑ {∑� − ∑ }

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JK C) dengan rumus:

JK C = JK − JKE

j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK C) dengan rumus:

� = �−��

k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE dengan rumus:

� =

l) Mencari nilai uji F dengan rumus:

F = ��

m) Menentukan kriteria pengukuran : Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

n) Mencari nilai F l pada taraf signifikansi 95% atau ∝ = 5% menggunakan rumus: F l= F −∝ C, E dimana db TC = k-2 dan db E = n-k

o) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

1) Jika F n <F l , maka dinyatakan berpola linier.

2) Jika F n ≥ F l , maka dinyatakan tidak berpola linier.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011, hlm. 158), yaitu: “Upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan

penelitian”.

Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mendeskripsikan data dan membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisi data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.


(23)

3.7.1 Analisis Data Deskriptif

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.

Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2 maka teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai komunikasi pembelajaran dan untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari responden. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing-masing variabel. Untuk itu penulis menggunakan langkah langkah seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 81) yaitu

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus: SK=ST x JB x JR.

Ket:

SK = Skor Kriterium ST = Skor Tertinggi JB = Jumlah Bulir Soal JR = Jumlah Responden

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus:

∑xi= x1 x2 x3 ...+ x37.

Keterangan :

X1 = Jumlah skor hasil angket variabel x

X1-Xn = Jumlah skor angket masing masing responden

c. Membuat daerah kontinum. Langkah langkahnya sebagai berikut: 1) Menentukan kontinum tertinggi dan terendah

Sangat Tinggi : K = ST x JB x JR Sangat Rendah : K = SR x JB x JR


(24)

(25)

3) Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi.

3.7.2 Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan minimal untuk data interval dan ratio serta statistik non parametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelintian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah nomor 3, yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh positif komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris antara lain dengan menggunakan F-testdan t-test terhadap koefisien regresi.

Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka dalam penelitian ini digunakan analisis regresi sederhana yang dilakukan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai Variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).

3.8 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan langkah terakhir dalam menganalisis data. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Untuk menguji adanya hubungan antar variabel maka perlu melakukan uji hipotesis. Dengan pengujian tersebut maka akan diperoleh suatu keputusan untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menolak atau menerima hipotesis ini.

Tujuan dari hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) terhadap variabel Y (Motivasi belajar siswa).


(26)

hipotesis untuk penelitian populasi (sensus), adalah sebagai berikut: 1. Menentukan rumusan hipotesis H dan H

� : = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif Komunikasi Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).

H1: β > 0 : Terdapat pengaruh yang positif Komunikasi

Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).

Menentukan taraf kemaknaan/nyata ∝ (level of significance ): ∝= , 5 2. Membuat Persamaan dan Koefisien Regresi Sederhana.

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 105), regresi sederhana berguna untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Model persamaan regresi sederhana adalah:

Ŷ = a + bX

Dimana : Ŷ: variabel tak bebas (nilai duga) a : penduga bagi intersap (α)

b : penduga bagi koefisien regresi (β)

= ∑ − ∑ = Υ − Χ dan = �. ∑ −∑ ∑

�.∑ − ∑.

3. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F, yaitu F =

Untuk melakukan uji F, dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadran regresi ( dengan rumus:

� = ∑

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK l , dengan rumus:

� / = b. ∑ − ∑ .∑

c. Menghitung kuadrat residu (JK res), dengan rumus: = ∑ − � /

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK ), dengan rumus:

=

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK ), dengan rumus:


(27)

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ), dengan rumus: = ��

g. Menghitung F, dengan rumus: F = �� �

4. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk

db = 1 dan db = n – 2

5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai F l = F (db db )

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F ≥ F l , maka tolak H yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa

6. Membuat kesimpulan.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 26), seperti berikut:

r = � ∑ − ∑ . ∑

√[� ∑ − ∑ ] . [� ∑ − ∑ ]

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel X dan variabel Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif atau korelasi antara kedua variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai variabel X maka akan diikuti dengan penurunan nilai Y, dan berlaku sebaliknya.

a) Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan positif

b) Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negatif.

c) Jika nilai r = 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus:

KD = r x 100% dimana:

KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi


(1)

rumus:

/ = � /

g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ) dengan rumus: = ��

h) Menghitung jumlah kuadrat error JKE dengan rumus:

� = ∑ {∑� − ∑ }

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JK C) dengan rumus:

JK C = JK − JKE

j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK C) dengan rumus:

� = �−��

k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE dengan rumus:

� =

l) Mencari nilai uji F dengan rumus:

F = ��

m) Menentukan kriteria pengukuran : Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

n) Mencari nilai F l pada taraf signifikansi 95% atau ∝ = 5% menggunakan rumus: F l= F −∝ C, E dimana db TC = k-2 dan db E = n-k

o) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

1) Jika F n <F l , maka dinyatakan berpola linier.

2) Jika F n ≥ F l , maka dinyatakan tidak berpola linier.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011, hlm. 158), yaitu: “Upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian”.

Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mendeskripsikan data dan membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisi data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.


(2)

76

3.7.1 Analisis Data Deskriptif

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.

Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2 maka teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai komunikasi pembelajaran dan untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari responden. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing-masing variabel. Untuk itu penulis menggunakan langkah langkah seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 81) yaitu

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus: SK=ST x JB x JR.

Ket:

SK = Skor Kriterium ST = Skor Tertinggi JB = Jumlah Bulir Soal JR = Jumlah Responden

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus:

∑xi= x1 x2 x3 ...+ x37. Keterangan :

X1 = Jumlah skor hasil angket variabel x

X1-Xn = Jumlah skor angket masing masing responden

c. Membuat daerah kontinum. Langkah langkahnya sebagai berikut: 1) Menentukan kontinum tertinggi dan terendah

Sangat Tinggi : K = ST x JB x JR Sangat Rendah : K = SR x JB x JR


(3)

(4)

78

3) Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi.

3.7.2 Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan minimal untuk data interval dan ratio serta statistik non parametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelintian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah nomor 3, yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh positif komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris antara lain dengan menggunakan F-testdan t-test terhadap koefisien regresi.

Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka dalam penelitian ini digunakan analisis regresi sederhana yang dilakukan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai Variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).

3.8 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan langkah terakhir dalam menganalisis data. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Untuk menguji adanya hubungan antar variabel maka perlu melakukan uji hipotesis. Dengan pengujian tersebut maka akan diperoleh suatu keputusan untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menolak atau menerima hipotesis ini.

Tujuan dari hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) terhadap variabel Y (Motivasi belajar siswa).


(5)

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 43), langkah-langkah pengujian hipotesis untuk penelitian populasi (sensus), adalah sebagai berikut:

1. Menentukan rumusan hipotesis H dan H

� : = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif Komunikasi Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).

H1: β > 0 : Terdapat pengaruh yang positif Komunikasi

Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).

Menentukan taraf kemaknaan/nyata ∝ (level of significance ): ∝= , 5 2. Membuat Persamaan dan Koefisien Regresi Sederhana.

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 105), regresi sederhana berguna untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Model persamaan regresi sederhana adalah:

Ŷ = a + bX

Dimana : Ŷ: variabel tak bebas (nilai duga) a : penduga bagi intersap (α)

b : penduga bagi koefisien regresi (β)

= ∑ − ∑ = Υ − Χ dan = �. ∑ −∑ ∑

�.∑ − ∑.

3. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F, yaitu F =

Untuk melakukan uji F, dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadran regresi ( dengan rumus:

� = ∑

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK l , dengan rumus:

� / = b. ∑ − ∑ .∑

c. Menghitung kuadrat residu (JK res), dengan rumus:

= ∑ − � /

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK ), dengan rumus:

=

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK ), dengan rumus:


(6)

80

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ), dengan rumus: = ��

g. Menghitung F, dengan rumus: F = ��

4. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk

db = 1 dan db = n – 2

5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai F l = F (db db ) Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F ≥ F l , maka tolak H yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa

6. Membuat kesimpulan.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 26), seperti berikut:

r = � ∑ − ∑ . ∑

√[� ∑ − ∑ ] . [� ∑ − ∑ ]

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel X dan variabel Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif atau korelasi antara kedua variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai variabel X maka akan diikuti dengan penurunan nilai Y, dan berlaku sebaliknya.

a) Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan positif

b) Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negatif.

c) Jika nilai r = 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus:

KD = r x 100% dimana:

KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi