T GEO 1201192 Chapter3

(1)

47

Ahmad Taufiq, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode kualitatif verifikatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan realitas sosial yang terjadi atau tampak, mengapa relaitas sosial itu terjadi dan kemudian dicari makna yang terkandung di dalam realitas sosial yang terjadi atau tampak tadi. Menurut Bungin (2010:71 ) bahwa “sebenarnya keunggulan penelitian kualitatif salah satunya ada pada metode ini, kerana ia berupaya mengungkapkan makna yang ada di balik data yang tampak”. Pendekatan metode kualitatif verifikatif mengharuskan peneliti untuk ikut terlibat dengan objek penelitian (partisipan) secara intensif untuk mendapatkan kebenaran sebagai mana menurut Bungin (2010:71) bahwa :

Aliran ini menyatakan suatu hal yang tidak mungkin mencapai atau melihat kebenaran apabila pengamat berdiri di belakang layar tanpa ikut terlibat dengan objek secara langsung. Oleh karena itu, hubungan antara pengamat dengan objek harus bersifat interaktif, dengan catatan bahwa pengamat harus bersifat senetral mungkin, sehingga tingkat subjektifitas dapat dikurangi secara minimal.

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif verifikatif dengan maksud ingin mengetahui makna yang tersembunyi di balik fenomena yang ada di lokasi penelitian. Untuk mengetahui makna tersebut maka kita harus memahami data yang kita peroleh dari penelitian tersebut yaitu dengan cara kita memahami dulu teori tentang data tersebut. Peran teori dalam penelitian kualitatif adalah sebagai pendamping peneliti di dalam melakukan proses penelitian sehingga proses penelitian akan fokus dan tidak melebar. Meskipun demikian yang harus dilakukan peneliti di dalam proses penelitian adalah fokus terhadap data yang harus didapatkan. Menurut Bungin (2010:25) bahwa :

Para ahli mengatakan bahwa pemahaman terhadap teori bukan sesuatu yang haram, namun data tetap menjadi fokus peneliti di lapangan. Teori menjadi tak penting, namun pemahaman objek penelitian secara teoretis juga membantu peneliti dii lapangan saat mengumpulkan data. Pandangan kedua ini lebih banyak digunakan pada desain kualitatif-verifikatif, bahwa penelitian tidak perlu buta sama sekali terhadap data namun pemahamannya terhadap


(2)

48

data sebelumnya cukup membantu peneliti untuk memahami data yang akan diteliti. Teori sedikit banyak membantu peneliti membuka misteri data yang sebenarnya tidak diketahui peneliti, namun fokus peneliti hanya tertuju pada data karena pemahaman terhadap data adalah kunci jawaban terhadap masalah penelitian.

Merujuk pada penjelasan di atas, peneliti menggunakan metode kualitatif-verifikatif dalam melakukan proses penelitiannya dengan tidak mengesampingkan teori yang mendukung terhadap keabsahan data dari proses penelitian yang dilakukan. Observasi awal yang penulis lakukan telah menemukan beberapa fakta terhadap pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Sukadaya. Fakta-fakta tersebut diantaranya adalah

a) hutan yang terjaga kelestariannya,

b) terdapat tiga mata air yang terpelihara dengan baik,

c) masyarakat membuang sampah ke tempat pembuangan sampah sementara yang terdapat di depan kampung,

d) penolakan warga terhadap upaya investor untuk menambang pasir yang terdapat di sebelah barat Kampung Sukadaya.

Fakta-fakta tersebut kemudian diteliti dan dianalisis oleh peneliti dengan metode deskriftif kualitatif dan tidak mengesampingkan peran teori. Makna apakah yang terkandung di balik fakta-fakta yang penulis temukan ? Nilai-nilai kearifan apakah yang bisa diambil dari fakta yang ada mengenai pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Sukadaya.

B. Lokasi Objek, Informan dan Waktu Penelitian

Peneliti mengambil lokasi penelitian di Kampung Sukadaya Desa Sukasari Kecamatan Dawuan Kabupaten Subang. Lokasi penelitian ini diambil karena peneliti yang bertempat tinggal di kampung tersebut melihat telah terjadi gangguan-gangguan terhadap proses tata lingkungan yang dilakukan oleh warga kampung sendiri ataupun yang dilakukan oleh warga dari luar Kampung Sukadaya. Peneliti ingin mengetahui alasan dari dilakukannya gangguan atau rongrongan terhadap tata lingkungan yang sudah rapi untuk kemudian dicarikan jalan keluarnya sehingga dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi pelajaran geografi, utamanya pada pokok bahasan pembangunan lingkungan hidup berkelanjutan.

Menurut Bungin (2010:76) bahwa : “informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang


(3)

49

Ahmad Taufiq, 2014

memahami objek penelitian”. Untuk memperoleh informan penelitian maka penulis menggunakan teknis key person yang dilatarbelakangi karena penulis secara kebetulan bertempat tinggal di lokasi penelitian dan sudah memahami informasi awal tentang objek penelitian.

Menurut Bungin (2010:77) bahwa :

memperoleh informan penelitian melalui key person digunakan apabila peneliti sudah memahami informasi awal tentang objek penelitian maupun informan penelitian, sehingga ia membutuhkan key person untuk memulai melakukan wawancara atau observasi. Key person ini adalah tokoh formal atau tokoh informal.

Key person tokoh formal dalam penelitian ini adalah yang memegang kekuasaan secara struktural di kampung Sukadaya seperti RT atau RW, sedangkan tokoh informalnya adalah masyarakat di kampung Sukadaya yang memahami tentang objek penelitian. Key person formal dan informal adalah informan yang harus dijadikan sumber data oleh peneliti. Kedua informan ini mengetahui tentang objek penelitian. Gambaran key person tokoh informal dan formal pada penelitian ini dijelaskan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Key person tokoh informal dan tokoh formal

Tokoh informal Tokoh formal

Sesepuh Kampung Sukadaya (Bapak Darsum )

RT atau RW Kampung Sukadaya ( Bapak Danu dan Bapak Ruhmid )

Pemilik sumber mata air di Kampung Sukadaya (Bapak Carlan)

Ulu-ulu (Ketua pengelola tata air ) ( Bapak Warma )

Tokoh pemuda Kampung Sukadaya (Bapak Kamsu)

Guru mata pelajaran geografi ( Ibu Silvia Erika )

Sumber : Hasil olahan penulis

Peneliti memilih key person seperti yang tertera pada tebel di atas dilatarbelakangi oleh banyaknya informasi yang mereka ketahui mengenai berbagai kegiatan di Kampung Sukadaya. Peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap informan-informan tersebut di atas. Data yang diperoleh dari satu informan-informan kemudian dilakukan triangulasi dengan informan yang lain. Apabila data yang diperoleh dari informan-informan tersebut belum cukup maka peneliti mencari informan yang lain untuk melengkapi data yang diperlukan. Dijadikannya mereka sebagai informan


(4)

50

diharapkan akan banyak data yang peneliti dapatkan mengenai upaya penduduk dalam pemeliharaan lingkungan di Kampung Sukadaya.

Pemilihan banyaknya sampel dalam penelitian kualitatif tergantung kepada kesamaan data yang didapat dari informan penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2014:225) bahwa

Pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperoleh informasi, dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka penarikan sampel pun sudah dapat diakhiri. Jadi, kuncinya di sini ialah jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan.

Seandainya di dalam proses pengambilan data, peneliti menemukan data baru yang berbeda dengan informasi yang di dapat dari informan sebelumnya maka ia harus terus melakukan pengambilan data. Masih ada atau mungkin masih banyak data yang harus didapat. Apabila data yang diperoleh penelitin dari berbagai informan telah memiliki kesamaan, maka proses pengambilan data harus segera dihentikan.

Jadwal penelitian diawali dengan survey awal dari bulan Agustus – September 2013. Survey awal dilakukan dengan melihat kondisi kehidupan sosial masyarakat kampung Sukadaya sebagai objek penelitian dan mencoba untuk mendekati informan agar lebih harmoni dalam melakukan proses wawancara yang akan dilakukan kemudian. Tahap selanjutnya adalah dilanjutkan dengan pengumpulan data pada bulann Oktober 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi partisipan, wawancara mendalam, life history, analisis dokumen, catatan harian, dan teknik gabungan / triangulasi. Kemudian dilakukan pengolahan data dimulai dari bulan Desember 2013 sampai bulan Mei 2014.

C. Sumber Data Penelitian

Dalam peneltiann kualitatif penentuan sampel bukan dinamakan responden tetapi nara sumber, atau partisipan, informan, teman, guru atau konsultan dalam peneltian. Populasi atau sampel pada penelitian kualitatif yang dinamakan sumber data adalah benda atau orang yang mengetahui tentang objek peneltian. Kedudukan sumber data peneltian ini bersifat sentral karena data tentang objek penelitian yang menjadi masalah penelitian ada pada sumber data tersebut.

Menurut Satori (2011:50) bahwa : “penentuan sumber data pada penelitian kualitatif dilakukan secara purposive, yaitu ditentukan dengan menyesuaikan pada


(5)

51

Ahmad Taufiq, 2014

tujuan penelitian atau tujuan tertentu” . Pada penelitian kualitatif, untuk pengambilan sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan peneliti, sampel tersebut mengetahui tentang data yang diperlukan atau tidak, keperluan untuk memperoleh informasi secara lengkap, sesuai dengan tujuan dan masalah penelitian. Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif berlandaskan tingkat kefahaman informan tentang masalah yang menjadi fokus penellitian. Meskipun teknik pengambilan sampel purposive menghasilkan jumlah sampel yang relatif sedikit, tetapi dengan tingkat pengetahuan informan yang mendalam mengenai masalah penelitian akan mendapatkan data yang lengkap dan mendalam.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Tahap awal dari prosedur pengumpulan data adalah membuat jadwal penelitian agar proses penelitian berjalan sesuai dengan waktu dan harapan peneliti. Setelah itu kemudian dilakukan survey awal untuk melihat situasi dan kondisi objek penelitian serta mencoba untuk lebih dekat dengan informan agar mempermudah untuk mendapatkan data sebagaimana menurut Bungin (2010:137)

dalam penelitian sosial, sering terjadi peneliti tidak saja melakukan gerakan telaah manusia, tetapi juga sering peneliti justru lebih banyak mendapatkan pelajaran dari manusia yang ditelaah tersebut. Peneliti-peneliti kualitatif selalu mempertimbangkan dua proses ini sehingga akhirnya tejalin harmoni hubungan di antara dua belah pihak, yaitu peneliti dan masyarakat yang diteliti.

Untuk mendapatkan data yang akurat dibutuhkan kejelian dan kedekatan peneliti dengan informan. Penelitin harus luwes dalam berinterkasi dengan informan sehingga menimbulkan keharmonisan diantara keduanya. Keharmonisan yang terjalin antara peneliti dengan informan akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai objek penelitian.

Langkah selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data kualitatif adalah melakukan observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview), life history, analisis dokumen, catatan harian, dan gabungan/triangulasi. Peneliti akan melakukan semua prosedur pengumpulan data kualitatif ini. Observasi berperanserta (participant observation) dilakukan peneliti dengan cara ikut aktif berinteraksi dengan kehidupan masyarakat. Peneliti adalah penduduk Kampung Sukadaya sehingga dalam berinteraksi dengan masyarakat berlangsung dengan baik. Wawancara mendalam (in depth interview) akan peneliti


(6)

52

Macam teknik pengumpulan data penelitian kualitatif

lakukan terhadap informan yang secara kebetulan dikenal oleh peneliti sehingga proses wawancara berlangsung diharapkan berlangsung baik. Peneliti juga akan melakukan pengumpulan dokumen catatan harian, gambar dan foto mengenai objek penelitian untuk melengkapi data penelitian ( dapat dilihat pada gambar 3.1 ).

Gambar 3.1 Macam-macam teknik pengumpulan data kualitatif Sumber : Sugiyono (2013:63)

Selanjutnya dilakukan langkah-langkah teknik pengumpulan data yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi objek penelitian sebagai berikut:

1. Dilakukan observasi langsung terhadap objek penelitian sebagai langkah awal untuk melihat kondisi objek penelitian.

2. Setelah tahapan observasi langsung dilaksanakan, maka tahapan selanjutnya adalah pemilihan sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu dari peneliti.

3. Untuk mendapatkan data yang lebih valid dan akurat maka penelitian ini juga menggunakan teknik wawancara mendalam. Teknik ini dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap informan dengan cara tanya jawab secara terbuka, bebas, dan tidak kaku sehingga informasi yang akan kita dapatkan mengenai masalah penelitian akan mudah kita dapatkan.

4. Sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif juga dilakukan pengumpulan data berupa “dokumen -dokumen kualitatif yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life hidtories), cerita, biogeografi, gambar dan foto” (Sugiyono 2013:82). Peneliti menggunakan dokuman catatan harian, gambar dan foto mengenai objek penelitian untuk melengkapi data penelitian. Dokumen ini sangat

Observasi

Wawancara Dokumentasi Gabungan / Triangulasi


(7)

53

Ahmad Taufiq, 2014

dibutuhkan untuk melengkapi data penelitian sehingga permasalahan penelitian akan mudah untuk dijawab.

5. Melakukan pemotretan terhadap objek-objek penelitian yang nantinya akan dijadikan sebagai data visual penelitian.

Selain teknik observasi partisipan, wawancara mendalam, dan pengumpulan data berupa dokumen-dokumen, penulis juga melakukan teknik triangulasi data. “Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”(Sugiyono 2013:83). Pengumpulan data penelitian yang penulis lakukan adalah dengan triangulasi teknik dan triangulasi sumber dengan tujuan agar data yang diperoleh lebih kredibel. Proses triangulasi ini dilakukan dengan melakukan berbagai teknik dalam pengumpulan data, kemudian dalam menentukan sumber informan juga dilakukan dengan beberapa teknik. Ini semua dilakukan agar data yang diperoleh memiliki kreadibilitas yang tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh (Sugiyono 2013:83) bahwa :

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Observasi partisipasif dilakukan dengan ikut berperan aktif dalam kegiatan sosial masyarakat. Wawancaa mendalam terhadap informan perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang diharapkan. Teknik mendokumentasikan data melalui rekaman hasil wawancara atau pemotretan camera perlu dilakukan untuk melengkapi data yang kita perlukan. Ketiga teknik ini perlu dilakukan dalam proses pengumpulan data dari sumber yang sama yang tujuannya agar data tersebut memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Ilustrasi triangulasi teknik dapat dilihat paa gambar 3.2.

Gambar 3.2 : Triangulasi “teknik” pengumpulan data kualitatif Wawancara

mendalam Dokumentasi

Sumber data sama Observasi


(8)

54

(bermacam-macam cara pada sumber yang sama) Sumber : Sugiyono (2013:84)

Selain triangulasi teknik, peneliti juga menggunakan triangulasi sumber dalam proses pengumpulan data. Sugiyono (2013:83) mengatakan bahwa “triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama”. Peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap beberapa informan yang berbeda. Tujuan dari dilakukannya triangulasi sumber ini adalah untuk melakukan cek dan recek terhadap data yang diperoleh. Data yang diperoleh dari informan yang satu kemudian dicek kebenarannya terhadap informan yang kedua, kemudian dari informan yang kedua dicek kebenaran data tersebut kepada informan yang ketiga. Apabila dari informan kesatu, kedua dan ketiga memperoleh kesamaan data atau data yang diperoleh sudah mencapai titik jenuh maka proses pengumpulan data telah selesai dilakukan. Tetapi sebaliknya jika setelah dilakukan triangulasi terhadap tiga informan dan data yang dicari belum mencapai tingkat kesamaan atau belum mencapai titik jenuh maka peneliti harus melakukan proses triangulasi terhadap orang lain sampai mencapai tingkat kesamaan data. Ilustrasi triangulasi sumber dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 :

Triangulasi “sumber” pengumpulan data kualitatif (satu teknik pengumpulan data pada bermacam-macam sumber data A, B, dan C )

Sumber : Sugiyono (2013:84)

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif-verifikatif dilakukan dengan tahapan pengumpulan data-data yang dilakukan dengan observasi atau pengamatan langsung di lapangan, wawancara mendalam dan pengumpulan dokumen-dokumen yang ada

Wawancara mendalam

B

C

A


(9)

55

Ahmad Taufiq, 2014

DAT A

Klasifikasi Data

Kesimpulan Kategorisasi Kesimpulan Ciri-ciri umum Dalil

Hukum Teori

kaitannya dengan masalah penelitian seperti dokumen kependudukan atau data monografi desa, kemudian data tersebut diklasifikasikan tanpa menggunakan teori dan selanjutnya klasifikai data tersebut disimpulkan, sebagaimana menurut Bungin (2010:147) bahwa

Format penelitian kualitatif-verifikatif mengkonstruksi format penelitian dan strategi untuk lebih awal memperoleh data sebanyak-banyaknya di lapangan, dengan mengesampingkan peran teori (sebagaimana desain deksriptif-kualitatif menggunakannya sebagai alat utaman alanisis), walaupun demikian, teori bukanlah sesuatu yang tidak penting dalam format ini.

Format penelitian kualitatif-verifikatif dilakukan peneliti sebelum, selama, dan setelah memasuki lapangan. Sebelum ke lapangan, peneliti melakukan analisis terhadap hasil studi pendahuluan ataupun data sekunder mengenai kondisi lingkungan Kampung Sukadaya. Setelah itu peneliti melakukan analisis data pada saat pengumpulan data berlangsung. Pada saat wawancara mendalam peneliti sudah harus melakukan analisis terhadap data yang diperoleh. Hal ini perlu untuk dilakukan karena data yang diperoleh belum sepenuhnya sempurna. Perlu dilakukan wawancara tindak lanjut jika data yang diperoleh dirasa belum memuaskan. Jadi dalam penelitian kualitatif-verifikatif peneliti melakukan proses pengumpulan data dimulai sebelum, selama dan setelah memasuki lapangan, kemudian data tersebut diklasifiksikan dan dianalisis selanjutnya dilakukan penyimpulan terhadap data yang diperoleh ( dapat dilihat pada gambar 3.4 ).

Gambar 3.4 : Model Strategi Analisis Data Kualitatif-Verifikatif Sumber : Bungin (2010:148)

Sugiyono (2013:89) mengemukakan bahwa “analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan”. Jadi melakukan analisis data penelitian sudah dilakukan peneliti sebelum ia memasuki lapangan penelitian dengan melakukan analisis terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk

DATA DATA DATA


(10)

56

menentukan fokus penelitian. Selanjutnya analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data. Pada saat melakukan wawancara, peneliti melakukan analisis apakah hasil wawancara tersebut memuaskan atau tidak. Kalau jawaban yang diwawancara terasa tidak memuaskan peneliti, maka peneliti melanjutkan pertanyaan lagi sampai jawaban yang dilontarkan informan sesuai dengan yang diharapkan peneliti.

Selanjutnya Sugiyono (2013:91) mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”, ungkapan ini dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut : 1) Data reduction (reduksi data)

Sugiyono (2013:92) berpendapat bahwa “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya” . Selama proses penelitian di lapangan, maka data yang diperoleh peneliti sangat banyak dan rumit sehingga perlu dilakukan reduksi data untuk memilih data yang diperlukan dan data yang harus dbuang.

Dalam melakukan reduksi data, peneliti harus berpedoman kepada tujuan penelitian yang hendak diraih. Tujuan dari penelitian ini adalah temuan-temuan yang ada di lapangan selama peneliti terjun melakukan penelitian. Apabila dalam melakukan penelitian di lapangan, peneliti menemukan data yang aneh yaitu data yang menunjukkan mengapa suatu fenomena terjadi padahal seharusnya tidak maka itulah yang harus dilakukan perlakuan reduksi data.

2) Data Display (penyajian data)

Sugiyono (2013:95) mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya” . Display data dilakukan agar memudahkan untuk memahami data tersebut sehingga dapat direncanakan tahap selanjutnya dalam proses penelitian.

3). Conclusion Drawing /verification

Penarikan kesimpulan adalah langkah ketiga dalam melakukan analisis data kualitatif. Kesimpulan ini bersifat sementara, dan apabila ditemukan data yang lebih valid yang baru maka kesimpulan tersebut akan mengalami perubahan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin akan menjawab


(11)

57

Ahmad Taufiq, 2014

rumusan masalah yang ditetapkan sejak awal penelitian, tetapi bisa juga tidak, karena rumusan masalah yang ditetapkan sejak awal penelitian bersifat sementara dan akan berkembang setelah dilakukan penelitian di lapangan.

Aktifitas dalam analisis data kualitatif-verifikatif dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 : Komponen dalam analisis data kualitatif (interactive model) Sumber : Sugiyono (2013:92)

Proses analisis data dalam penelitian ini, yaitu tentang upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan dilakukan dengan reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpula (verification). Data yang didapat dari lapangan harus dipilih mana yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian dan mana yang tidak sesuai. Ketika menemukan data yang tidak sesuai sesuai dengan masalah penelitian, maka data tersebut harus dibuang. Setelah data dipilih, kemudian disesuaikan dengan masalah penelitian maka langkah selanjutnya adalah dilakukan proses penyajian data. Proses penyajian data dalam penelitian ini bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Data yang di dapat dari lapangan yang sesuai dengan masalah penelitian dideskripsikan dalam bentuk uraian singkat sehingga peneliti akan mudah untuk memahaminya. Setelah dilakukan proses penyajian data maka tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini bisa menjawab rumusan masalah penelitian dan bisa juga tidak. Rumusan masalah penelitian yang ditetapkan sejak awal penelitian bersifat sementara karena akan berkembang pada saat penelitian dilakukan.

F. Keabsahan Data

Dari beberapa hasil penelitian kualitatif masih banyak diragukan kebenarannya yang bisa diakibatkan oleh subjektifitas atau perlakuan khusus peneliti ataupun alat penelitian yang banyak mengandung kelemahan sehingga perlu dilakukan uji keabsahan data seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:121)

Data

reduction Conclusions

Drawing/verification Data

collection Data


(12)

58

“uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).

Dalam penelitian dilakukan pengecekan keabsahan data melalui kriteria : 1. Uji credibility (derajat kepercayaan), yaitu menunjukkan tingkat kepercayaan

terhadap data hasil penelitian yang meliputi teknik pemeriksaan : a. Perpanjangan pengamatan

Peneliti harus selalu ada dalam setiap tahapan penelitian sehingga semua data yang diperoleh dapat dipahami langsung oleh si peneliti. Peneliti yang terus aktif dan selalu ada dalam proses penelitian akan dapat mengecek ulang setiap informasi yang didapat dari informan sehingga distorsi data tidak akan terjadi. Menurut Bungin (2010:225) bahwa :”semakin lama ia berada dilapangan, maka ia dapat memperbanyak informan sehingga informasi yang diperolehnya semakin banyak pula”. Perpanjangan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti kembali lagi ke lapangan, melakukan observasi lagi dan melakukan wawancara lagi sehingga terjalin hubungan yang akrab antara peneliti dengan informan. Apabila sudah terjalin hubungan yang akrab antara peneliti dengan informan maka diharapkan tidak akan ada informasi yang disembunyikan. Peneliti melakukan pengamatan semenjak pembuatan proposal penelitian, selama proses pengambilan data dan pada saat melakukan analisis data. Setiap ada waktu dan kesempatan maka peneliti akan selalu mencari informasi mengenai objek penelitian. Dilakukannya hal seperti itu agar data yang harus diperoleh akan cepat tercapai.

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti peneliti lebih intensif dalam melakukan pengamatan terhadap objek penelitian. Peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap data yang diperoleh apakah data tersebut perlu diterima atau tidak. Ketika peneliti menemukan data yang salah atau dirasakan kurang maka dia perlu kembali ke lapangan untuk memperbaikinya dan memperluas data yang diperlukan. Sebagai bekal dalam meningkatkan ketekunan di dalam proses penelitian kualitatif, peneliti perlu untuk menambah wawasannya dengan membaca buku, membaca hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan judul penelitian.


(13)

59

Ahmad Taufiq, 2014

c. Triangulasi

Triangulasi adalah metode pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dengan waktu yang berubah-ubah.

1) Triangulasi sumber

Pengecekan data dilakukan terhadap berbagai sumber dengan tujuan untuk mengetahui kreadibilitas data. Proses triangulasi sumber data pada penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat kampung Sukadaya yang mengetahui tentang objek penelitian. Ketika data yang diperoleh dari berbaai sumber data telah memiliki persamaan, maka proses pengambilan data dapat dihentikan.

2) Triangulasi teknik

Pengujian kreadibilitas data maka dilakukan pengecekan data terhadap sumber yang sama dengan teknik yang sama. Teknik yang bisa dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi lapangan dan dokumentasi. Peneliti menggunakan ketiga teknik ini dalam melakukan pengujian data terhadap satu sumber atau informan.

3) Triangulasi waktu

Pengujian kreadibilitas data dapat juga dilakukan dalam waktu dan situasi yang berbeda. Proses pengumpulan data bisa dilakukann pada waktu pagi, siang, sore dan malam hari. Tujuan dari triangulasi waktu ini untuk menguji tingkat keakuratan data yang didapat bila proses pengumppulan datanya dilakukan dalam waktu dan situasi yang berbeda. Pengujian kreadibilits data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini selain menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, juga dilakukan dengan triangulasi waktu. Jawaban yang dilontarkan oleh informan pada waktu pagi hari kadang-kadang akan berbeda dengan jawaban yang dilontarkan pada waktu sore hari.

d. Analisis Kasus Negatif

Analisis kasus negatif yang dimaksud disini adalah peneliti mancari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah didapat. Peneliti harus mencari jawabannya mengapa terjadi hal seperti itu. Sebagai contoh, bila dalam upaya pemeliharaan lingkungan di kampung Sukadaya masih ada


(14)

60

beberapa orang yang membuang sampah ke sungai, maka peneliti harus mencari tahu kepada siapa masih ada data yang berbeda.

e. Menggunakan bahan referensi

Data yang telah diperoleh peneliti harus didukung oleh bahan-bahan referensi. Hasil wawancara yang didapat peneliti harus didukung oleh hasil rekaman wawancara. Tingkat kreadibilitas data dalam proses penelitian kualitatif harus didukung oleh beberapa alat bantu seperti kamera foto, alat rekan suara, dan kamera film.

f. Mengadakan member check

Menurut Sugiyono (2013:129) bahwa “member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data”. Jadi proses ini adalah untuk mengecek kembali kehsahihan data kepada sumber data yang sama. Ketika data yang diperoleh peneliti disepakati oleh pemberi data, maka data tersebut telah valid.

Pelaksanaan membercheck ini bisa dilakukan oleh peneliti setelah satu putaran pengumpulan data selesai. Proses membercheck ini bisa dilakukan dengan mendatangi kembali informan yang menjadi sumber data secara langsung atau melalui forum diskusi.

2. Uji transferability Sugiyono (2013:130) mengatakan bahwa “…transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana samper tersebut diambil”. Dapat atau tidaknya suatu hasil penelitian diterapkan maka laporan penelitian itu harus jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Pembaca harus mengerti laporan hasil penelitian sehingga dapat diterapkan di suatu tempat. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:130) bahwa

…maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.


(15)

61

Ahmad Taufiq, 2014

Suatu hasil penelitian yang sudah dapat diterapkan,hasil penelitian tersebut telah memiliki standar transferability. Penelitian yang penulis lakukan mengenai upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung Sukadaya harus dilakukan pengujian transferability agar hasil penelitian ini dapat diterapkan ke populasi di mana dia berdomisili. Penulis mencoba untuk menghasilkan penelitian yang jelas, sistematis dan dapat dipercaya agar mudah dimengerti oleh pembaca sehingga dapat diaplikasikan di tempat yang lain dan memenuhi standar tranferabilitas. 3. Uji depenability (reliabilitas) menunjukkan hasil penelitian harus dapat

dipertanggungjawabkan keabsahannya kepada auditor yang independen. Seluruh tahapan penelitian diperiksa oleh auditor atau pembimbing, apakah peneliti melakukannya atau tidak. Penulis dalam penelitian mengenai upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung Sukadaya melakukan uji dependability. Penulis berkonsultasi dengan pembimbing tesis mengenai proses penelitian ini. Semua proses penelitian mulai dari penentuan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan dikonsultasikan dengan pembimbing. Apabila dirasakan ada proses yang terlewat ataupun data yang salah atau kurang, maka dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.

4. Uji konfirmability, dalam penelitian kualitatif biasa disebut dengan uji obyektifitas penelitian. Sugiyono (2013:131) mengatakan bahwa “Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan”. Penelitian dikatakan sudah memenuhi standar konfirmability bila semua proses penelitian dilakukan oleh peneliti dan disepakati oleh banyak orang. Jangan sampai proses penelitian yang dilakukan hanya sebagian saja dari seluruh proses yang seharusnya dilakukan. Disinilah perlunya kejujuran dari peneliti dalam melakukan proses penelitian. Penulis dalam melakukan penelitian inipun menggunakan uji konfirmability. Seluruh proses penelitian dikonsultasikan dengan pembimbing. Pembimbing memberikan penilaian terhadap seluruh proses penelitian tentang upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung sukadaya itu obyektif atau tidak. Penulis harus jujur dalam memberikan keterangan mengenai proses


(16)

62

penelitian yang dilakukannya. Seluruh proses penelitian harus dikemukakan dan dikonsultasikan terhadap pembimbing.

G. Uji Coba dalam Pembelajaran Geografi

Raca cinta terhadap lingkungan perlu ditanamkan kepada peserta didik mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA karena mereka merupakan generasi yang diwarisi oleh generasi sebelumnya. Apabila rasa cinta terhadap lingkungan tidak tertanam dalam diri setiap anak didik maka bukan tidak mungkin kelestarian lingkungan akan semakin rusak sehingga keberadaan generasi selanjutnya akan terancam punah. Melalui pembelajaran geografi yang dipelajari di sekolah yang di dalamnya dipelajari pentingnya kelestairan lingkungan bagi kehidupan manusia di muka bumi maka peserta didik akan sadar dan termotifasi untuk selalu menjaga dan memelihara serta membina kelestaian lingkungan di mana mereka bertempat tinggal.

Penelitian ini yang bertemakan upaya pemeliharaan lingkungan oleh masyarakat akan menjadi bahan ajar yang bisa dipelajari dan akan menambah materi dari pembelajaran Geografi di sekolah-sekolah. Model pembelajaran geografi yang dilakukan oleh guru-guru di sekolah hanya dilakukan di dalam kelas. Siswa akan merasa jenuh serta bosan bila proses pembelajaran geografi hanya dilakukan di dalam kelas. Proses pengajaran geografi di sekolah-sekolah harus memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah atau di luar lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Peserta didik harus dibawa ke luar kelas untuk melihar fenomena-fenomena yang terjadi di dalam lingkungannya. Penelitian ini yang membahas tentang upaya pemeliharaan lingkungan oleh masyarakat di Kampung Sukadaya bisa menjadi sumber belajar geografi. Pelestarian lingkungan yang terdapat di Kampung Sukadaya bisa dijadikan sebagai sumber belajar untuk materi pelestarian lingkungan hidup. Kehidupan di desa yang terjada kelestarian lingkungannya akan menjadi contoh untuk peserta didik dalam mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.

H. Jadwal Penelitian

No Tahapan Kegiatan

Rencana Pelaksanaan

Keterangan Okt-Des

2013

Jan 2014

Peb Mar Apr Mei

1

Persiapan Implematasi hasil penelitian


(17)

63

Ahmad Taufiq, 2014

 Orientasi lokasi akan di uji

coba di

SMAN 2

Subang

 Proposal

 Seminar Proposal

2 Pelaksanaan

 Wawancara

 Observasi

 Studi Dokumentasi

3 Uji Keabsahan data

4 Implikasi Bagi pembelajaran geogafi

5 Penyusunan Laporan


(1)

58

“uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).

Dalam penelitian dilakukan pengecekan keabsahan data melalui kriteria : 1. Uji credibility (derajat kepercayaan), yaitu menunjukkan tingkat kepercayaan

terhadap data hasil penelitian yang meliputi teknik pemeriksaan : a. Perpanjangan pengamatan

Peneliti harus selalu ada dalam setiap tahapan penelitian sehingga semua data yang diperoleh dapat dipahami langsung oleh si peneliti. Peneliti yang terus aktif dan selalu ada dalam proses penelitian akan dapat mengecek ulang setiap informasi yang didapat dari informan sehingga distorsi data tidak akan terjadi.

Menurut Bungin (2010:225) bahwa :”semakin lama ia berada dilapangan,

maka ia dapat memperbanyak informan sehingga informasi yang diperolehnya

semakin banyak pula”. Perpanjangan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti kembali lagi ke lapangan, melakukan observasi lagi dan melakukan wawancara lagi sehingga terjalin hubungan yang akrab antara peneliti dengan informan. Apabila sudah terjalin hubungan yang akrab antara peneliti dengan informan maka diharapkan tidak akan ada informasi yang disembunyikan. Peneliti melakukan pengamatan semenjak pembuatan proposal penelitian, selama proses pengambilan data dan pada saat melakukan analisis data. Setiap ada waktu dan kesempatan maka peneliti akan selalu mencari informasi mengenai objek penelitian. Dilakukannya hal seperti itu agar data yang harus diperoleh akan cepat tercapai.

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti peneliti lebih intensif dalam melakukan pengamatan terhadap objek penelitian. Peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap data yang diperoleh apakah data tersebut perlu diterima atau tidak. Ketika peneliti menemukan data yang salah atau dirasakan kurang maka dia perlu kembali ke lapangan untuk memperbaikinya dan memperluas data yang diperlukan. Sebagai bekal dalam meningkatkan ketekunan di dalam proses penelitian kualitatif, peneliti perlu untuk menambah wawasannya dengan membaca buku, membaca hasil penelitian terdahulu yang relevan


(2)

59

Ahmad Taufiq, 2014

c. Triangulasi

Triangulasi adalah metode pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dengan waktu yang berubah-ubah.

1) Triangulasi sumber

Pengecekan data dilakukan terhadap berbagai sumber dengan tujuan untuk mengetahui kreadibilitas data. Proses triangulasi sumber data pada penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat kampung Sukadaya yang mengetahui tentang objek penelitian. Ketika data yang diperoleh dari berbaai sumber data telah memiliki persamaan, maka proses pengambilan data dapat dihentikan.

2) Triangulasi teknik

Pengujian kreadibilitas data maka dilakukan pengecekan data terhadap sumber yang sama dengan teknik yang sama. Teknik yang bisa dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi lapangan dan dokumentasi. Peneliti menggunakan ketiga teknik ini dalam melakukan pengujian data terhadap satu sumber atau informan.

3) Triangulasi waktu

Pengujian kreadibilitas data dapat juga dilakukan dalam waktu dan situasi yang berbeda. Proses pengumpulan data bisa dilakukann pada waktu pagi, siang, sore dan malam hari. Tujuan dari triangulasi waktu ini untuk menguji tingkat keakuratan data yang didapat bila proses pengumppulan datanya dilakukan dalam waktu dan situasi yang berbeda. Pengujian kreadibilits data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini selain menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, juga dilakukan dengan triangulasi waktu. Jawaban yang dilontarkan oleh informan pada waktu pagi hari kadang-kadang akan berbeda dengan jawaban yang dilontarkan pada waktu sore hari.

d. Analisis Kasus Negatif

Analisis kasus negatif yang dimaksud disini adalah peneliti mancari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah didapat. Peneliti harus mencari jawabannya mengapa terjadi hal seperti itu. Sebagai contoh, bila dalam upaya pemeliharaan lingkungan di kampung Sukadaya masih ada


(3)

60

beberapa orang yang membuang sampah ke sungai, maka peneliti harus mencari tahu kepada siapa masih ada data yang berbeda.

e. Menggunakan bahan referensi

Data yang telah diperoleh peneliti harus didukung oleh bahan-bahan referensi. Hasil wawancara yang didapat peneliti harus didukung oleh hasil rekaman wawancara. Tingkat kreadibilitas data dalam proses penelitian kualitatif harus didukung oleh beberapa alat bantu seperti kamera foto, alat rekan suara, dan kamera film.

f. Mengadakan member check

Menurut Sugiyono (2013:129) bahwa “member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh

sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data”. Jadi proses ini adalah

untuk mengecek kembali kehsahihan data kepada sumber data yang sama. Ketika data yang diperoleh peneliti disepakati oleh pemberi data, maka data tersebut telah valid.

Pelaksanaan membercheck ini bisa dilakukan oleh peneliti setelah satu putaran pengumpulan data selesai. Proses membercheck ini bisa dilakukan dengan mendatangi kembali informan yang menjadi sumber data secara langsung atau melalui forum diskusi.

2. Uji transferability Sugiyono (2013:130) mengatakan bahwa “…transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana

samper tersebut diambil”. Dapat atau tidaknya suatu hasil penelitian diterapkan maka laporan penelitian itu harus jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Pembaca harus mengerti laporan hasil penelitian sehingga dapat diterapkan di suatu tempat. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:130) bahwa

…maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang

rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.


(4)

61

Ahmad Taufiq, 2014

Suatu hasil penelitian yang sudah dapat diterapkan,hasil penelitian tersebut telah memiliki standar transferability. Penelitian yang penulis lakukan mengenai upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung Sukadaya harus dilakukan pengujian transferability agar hasil penelitian ini dapat diterapkan ke populasi di mana dia berdomisili. Penulis mencoba untuk menghasilkan penelitian yang jelas, sistematis dan dapat dipercaya agar mudah dimengerti oleh pembaca sehingga dapat diaplikasikan di tempat yang lain dan memenuhi standar tranferabilitas. 3. Uji depenability (reliabilitas) menunjukkan hasil penelitian harus dapat

dipertanggungjawabkan keabsahannya kepada auditor yang independen. Seluruh tahapan penelitian diperiksa oleh auditor atau pembimbing, apakah peneliti melakukannya atau tidak. Penulis dalam penelitian mengenai upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung Sukadaya melakukan uji dependability. Penulis berkonsultasi dengan pembimbing tesis mengenai proses penelitian ini. Semua proses penelitian mulai dari penentuan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan dikonsultasikan dengan pembimbing. Apabila dirasakan ada proses yang terlewat ataupun data yang salah atau kurang, maka dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.

4. Uji konfirmability, dalam penelitian kualitatif biasa disebut dengan uji obyektifitas penelitian. Sugiyono (2013:131) mengatakan bahwa “Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga

pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan”. Penelitian dikatakan sudah memenuhi standar konfirmability bila semua proses penelitian dilakukan oleh peneliti dan disepakati oleh banyak orang. Jangan sampai proses penelitian yang dilakukan hanya sebagian saja dari seluruh proses yang seharusnya dilakukan. Disinilah perlunya kejujuran dari peneliti dalam melakukan proses penelitian. Penulis dalam melakukan penelitian inipun menggunakan uji konfirmability. Seluruh proses penelitian dikonsultasikan dengan pembimbing. Pembimbing memberikan penilaian terhadap seluruh proses penelitian tentang upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung sukadaya itu obyektif atau tidak. Penulis harus jujur dalam memberikan keterangan mengenai proses


(5)

62

penelitian yang dilakukannya. Seluruh proses penelitian harus dikemukakan dan dikonsultasikan terhadap pembimbing.

G. Uji Coba dalam Pembelajaran Geografi

Raca cinta terhadap lingkungan perlu ditanamkan kepada peserta didik mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA karena mereka merupakan generasi yang diwarisi oleh generasi sebelumnya. Apabila rasa cinta terhadap lingkungan tidak tertanam dalam diri setiap anak didik maka bukan tidak mungkin kelestarian lingkungan akan semakin rusak sehingga keberadaan generasi selanjutnya akan terancam punah. Melalui pembelajaran geografi yang dipelajari di sekolah yang di dalamnya dipelajari pentingnya kelestairan lingkungan bagi kehidupan manusia di muka bumi maka peserta didik akan sadar dan termotifasi untuk selalu menjaga dan memelihara serta membina kelestaian lingkungan di mana mereka bertempat tinggal.

Penelitian ini yang bertemakan upaya pemeliharaan lingkungan oleh masyarakat akan menjadi bahan ajar yang bisa dipelajari dan akan menambah materi dari pembelajaran Geografi di sekolah-sekolah. Model pembelajaran geografi yang dilakukan oleh guru-guru di sekolah hanya dilakukan di dalam kelas. Siswa akan merasa jenuh serta bosan bila proses pembelajaran geografi hanya dilakukan di dalam kelas. Proses pengajaran geografi di sekolah-sekolah harus memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah atau di luar lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Peserta didik harus dibawa ke luar kelas untuk melihar fenomena-fenomena yang terjadi di dalam lingkungannya. Penelitian ini yang membahas tentang upaya pemeliharaan lingkungan oleh masyarakat di Kampung Sukadaya bisa menjadi sumber belajar geografi. Pelestarian lingkungan yang terdapat di Kampung Sukadaya bisa dijadikan sebagai sumber belajar untuk materi pelestarian lingkungan hidup. Kehidupan di desa yang terjada kelestarian lingkungannya akan menjadi contoh untuk peserta didik dalam mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.

H. Jadwal Penelitian

No Tahapan Kegiatan

Rencana Pelaksanaan

Keterangan Okt-Des

2013

Jan 2014

Peb Mar Apr Mei


(6)

63

Ahmad Taufiq, 2014

 Orientasi lokasi akan di uji

coba di SMAN 2 Subang  Proposal

 Seminar Proposal 2 Pelaksanaan

 Wawancara  Observasi

 Studi Dokumentasi 3 Uji Keabsahan data 4 Implikasi Bagi

pembelajaran geogafi 5 Penyusunan Laporan 6 Sidang