PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN ANYAMAN PADA SISWA TUNANETRA KELAS VI DI SLB ABC PGRI CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN ANYAMAN PADA
SISWA TUNANETRA KELAS VI DI SLB ABC PGRI CIAWI
KABUPATEN TASIKMALAYA

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperloeh gelar Sarjana Pendidikan
Khusus Strata Satu (S1)

Oleh :
Ismie Dewi Maryan
1001490

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTASI ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014

Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Anyaman Pada Siswa Tunanetra
Kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya


Oleh
Ismie Dewi Maryan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Khusus

© Ismie Dewi Maryan 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Dr. Hj. Ehan, M.Pd

NIP : 19570712 1984032001

Pembimbing II

Dra. Hj. Neni Meiyani, M.Pd
NIP : 19620512 1988032003

Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M.Pd
NIP. 19560722 198503 1 001

ABSTRAK
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN ANYAMAN PADA
SISWA TUNANETRA KELAS VI DI SLB ABC PGRI CIAWI KABUPATEN
TASIKMALAYA
ISMIE DEWI MARYAN

1001490
Pembelajaran keterampilan anyaman untuk anak tunanetra merupakan salah satu
alternatif yang harus dikembangkan, dimulai dengan hal yang sifatnya sederhana,
seperti memperkenalkan bahan anyaman, tujuan pembelajaran, manfaat kegiatan
serta tata cara pengerjaan. Hasil pengamatan penulis, pembelajaran keterampilan
anyaman untuk anak tunanetra tidak berjalan dengan baik, karenakan tidak adanya
guru khusus dan buku sumber mengenai keterampilan anyaman untuk anak
tunanetra. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan
pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC
PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, yang meliputi persiapan pelaksanaan
pembelajaran, proses, serta evaluasi pelaksanaan pembelajaran keterampilan
anyaman. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu mengetahui tentang pelaksanaan,
proses dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman. Melalui
penelitian ini, peneliti menyampaikan rekomendasi untuk guru, Sekolah, dan bagi
para peneliti berikutnya.
Kata Kunci : Pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI

Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF LEARNING SKILLS WEBBING ON SIXTH GRADE
STUDENTS WITH VISUAL IMPAIRMENTS IN SLB ABC PGRI CIAWI
TASIKMALAYA DISTRICT
ISMIE DEWI MARYAN
1001490

Learning skills for blind children webbing is one alternative that should be
developed, that are simple, introducing a simple material, learning objectives, the
benefits of the skills. From the results of the author's observation, learning
weaving skills for blind children in the sixth grade PGRI Ciawi ABC SLB doesn’t
well. Authors are interested in conducting research how the implementation of
learning skills webbing on sixth grade students with visual impairments This
study used a descriptive method with qualitative approach and uses data collection
techniques with interview, observation and documentation. The results obtained
prior to the implementation learning the skills weaving, namely learning program
preparing teachers to use the book and simplify existing source material will be

provided. The method used in the weaving skill learning activities are lectures,
discussion and practice using the skills approach in which children are involved
directly in the process of learning the skills webbing. facilitate the teacher in
providing, for Schools and the next researchers.
Key Word : learning skills webbing students with visual impairments

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
UCAPAN TERIMA KASIH.................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN.................Error! Bookmark not defined.
B. RUMUSAN MASALAH ......................................Error! Bookmark not defined.
C. TUJUAN PENELITIAN .......................................Error! Bookmark not defined.
D. MANFAAT PENELITIAN...................................Error! Bookmark not defined.

BAB II PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN ANYAMAN PADA
SISWA TUNANETRA KELAS VI DI SLB ABC PGRI CIAWI KABUPATEN
TASIKMALAYA...................................................................................................7
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN ....................Error! Bookmark not defined.
B. PENGERTIAN KETERAMPILAN ....................Error! Bookmark not defined.
C. KETERAMPILAN ANYAMAN .........................Error! Bookmark not defined.
1.

Pengertian Keterampilan Anyaman ........ Error! Bookmark not defined.

2.

Macam-Macam Anyaman ....................... Error! Bookmark not defined.

3.


Motif Anyaman Dasar ............................. Error! Bookmark not defined.

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi
Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

4.

Persiapan dalam Pembelajaran Keterampilan AnyamanError! Bookmark not

defined.
D. ANAK TUNANETRA ..........................................Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................24
A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN ..........Error! Bookmark not defined.
B. DEFINISI OPERASIONAL ...............................Error! Bookmark not defined.

C. INSTRUMEN PENELITIAN ...............................Error! Bookmark not defined.
D. PROSEDUR PENELITIAN .................................Error! Bookmark not defined.
E. LOKASI PENELITIAN ........................................Error! Bookmark not defined.
F.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA ...................Error! Bookmark not defined.

G. ANALISIS DATA .............................................. Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................34
A. HASIL PENELITIAN ...........................................Error! Bookmark not defined.
B. PEMBAHASAN HASIL ANALISIS DATA.....Error! Bookmark not defined.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ............Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN....................................................................61
A. SIMPULAN ............................................................Error! Bookmark not defined.
B. SARAN ....................................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR


PUSTAKA..........................................................................................Error!

Bookmark not defined.
LAMPIRAN..........................................................................................................66
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi
Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

RIWAYAT HIDUP

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi
Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Pendidikan

bagi

anak

berkebutuhan

khusus

memerlukan

sistem

pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya, seperti yang

tertuang dalam pasal 32 ayat 1 UUSPN No. 20 tahun 2003 : Bahwa warga
negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan sosial
berhak memperoleh pendidikan
berkebutuhan

khusus

adalah

khusus”. Salah satu jenis kelainan anak
anak

Tunanetra.

Tunanetra

adalah

ketidakmampuan seseorang untuk melihat benda disekelilingnya dan
ketidakberfungsian indera penglihatannya.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003
menyatakan bahwa “Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pendidikan merupakan
upaya untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Anak tunanetra merupakan bagian dari warga negara yang memerlukan
bimbingan, latihan dan keterampilan-keterampilan. Tugas ini merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, masyarakat dan
pemerintah, juga merupakan perwujudan dari Tri Darma Perguruan Tinggi
yaitu Tri Darma yang ke tiga, sehingga permasalahan anak luar biasa
khususnya tunanetra dapat diatasi dan tidak menjadi beban masyarakat dan
1
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemerintah. Untuk mempersiapkan anak tunanetra agar mampu hidup mandiri
dan diterima oleh masyarakat, maka perlu adanya usaha untuk memberikan
mereka keterampilan, sehingga mereka diharapkan mampu mengatasi dan
menanggulangi hidup mereka sendiri.
Memberikan pelajaran keterampilan khusus pada siswa dengan gangguan
penglihatan memang bukan perkara mudah, dibutuhkan kesabaran yang
cukup besar. Mereka juga membutuhkan guru yang benar-benar ahli dalam
bidang keterampilan tersebut. Pihak sekolah wajib melengkapi fasilitas
pendukung keterampilan khusus. Selain itu, dibutuhkan metode ajar yang
tidak kaku dan monoton. Sekolah harus mengupayakan pembelajaran
keterampilan khusus yang diberikan kepada siswa berguna untuk mengasah
dan meningkatkan kemampuan penglihatan siswa. Pembelajaran bagi anak
tunanetra sebaiknya berpusat pada apa, bagaimana, dan dimana pembelajaran
khusus yang sesuai dengan kebutuhan dengan kelainannya
Keterampilan mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills) yang
meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional
dan keterampilan akademik. Keterampilan merupakan kemampuan untuk
menggunakan akal, fikiran, ide dan kreativitas dalam mengerjakan, mengubah
ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna, sehingga menghasilkan
sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. (Karlina, 2010, hlm. 8).
Keterampilan/kemampuan tersebut pada dasarnya akan lebih baik bila terus
diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan, sehingga akan menjadi ahli
atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada. Salah satu
bidang keterampilan yang harus dipelajari anak yaitu bisa dengan
pembelajaran keterampilan anyaman. Keterampilan anyaman merupakan satu
usaha kegiatan atau keterampilan masyarakat dalam pembuatan barangbarang dengan cara teknik susup menyusup antara fungsi dan pakan (Koko K.
Arifien, 2011, hlm. 4). Hasil keterampilan anyaman di Indonesia sangat
beragam sehingga banyak pilihan motif dan bahan yang dapat disesuaikan
dengan kemampuan anak. Mengingat pentingnya keterampilan anyam dalam
2
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sektor industri alat-alat rumah tangga, perlu adanya pengembangan kegiatan
terhadap anak tunanetra yang dilatih untuk mampu menciptakan nilai kreasi
dari anyaman yang akan dibuatnya.
Keterampilan anyaman merupakan bentuk kerajinan tradisional yang
sudah lama tumbuh di Indonesia. Perkembangan kerajinan anyaman pada
awalnya memiliki bentuk sederhana sebagai karya seni untuk memenuhi
kebutuhan praktis sehari-hari. Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini
produk kerajinan anyaman sudah mulai merambah ke berbagai jenis
keperluan, seperti digunakan untuk keperluan cindera mata, fashion, tas,
sepatu, dan lain sebagainya. Bahan yang digunakan pun cukup beragam, baik
dengan menggunakan bahan alami maupun bahan buatan (sintetis). Jika kita
memerhatikan beberapa motif anyam yang ada di Indonesia dengan ciri
khasnya masing-masing, maka setiap anyaman yang dibuat tidak lepas dari
pengaruh budaya setempat. Produk anyaman biasanya dibuat sesuai dengan
kebutuhan daerah. Sebagai salah satu contoh produk anyaman keranjang di
Tasikmalaya, berbeda dengan produk anyaman di Kalimantan, baik dari segi
motif, bentuk maupun kegunaannya. Dalam masa perjalanannya yang cukup
panjang, kerajinan anyaman mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai
hal yang menyangkut anyaman pada saat ini dapat dibuat dalam berbagai
produk sesuai permintaan konsumen. Perubahan ini tumbuh dan berjalan
seiring dengan bentuk, motif, serta fungsi dari tradisional sampai yang baru.
Keanekaragaman bentuk, motif, maupun fungsi dari kriya anyam menjadikan
produk anyaman mempunyai daya tarik tersendiri dan khas dalam
penampilannya.
Beberapa sekolah menengah di daerah Tasikmalaya bagian utara telah
mengembangkan program khusus yaitu pembelajaran keterampilan anyaman
1 X 2 Jam pelajaran tiap minggunya termasuk salah satunya SLB yang
mengadakan program tersebut namun tidak berjalan dengan baik dikarenakan
keterbatasan guru dalam memberikan pembelajaran tersebut terhadap anak
tunanetra di sekolah. Program tersebut kemudian dimasukan ke dalam
3
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian (KTK) dan hanya menjadi
bagian dari mata pelajaran tersebut.
Berdasarkan masalah yang ada di lapangan, maka perlu dilakukan
penelitian tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran program-program
keterampilan bagi anak tunanetra, khususnya bagi anak low vision, yang
mana kemampuannya dalam bekerja dapat dioptimalkan, seperti pada
bidang

keterampilan

yang

bersifat

sederhana,

misalnya

dalam

memperkenalkan bahan anyaman sederhana seperti kertas berwarna
(kertas origami), manfaat dan cara pengerjaan. Oleh karena itu peneliti
tertarik

untuk

mengadakan

penelitian

tentang

“Pelaksanaan

Pembelajaran Keterampilan Anyaman Pada Siswa Tunanetra Kelas VI di
SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, masalah utama
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran
Keterampilan Anyaman Pada Anak Tunanetra Kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?”. Selanjutnya, untuk memperoleh ruang
lingkup dari pokok permasalahan tersebut, dapat

dijabarkan dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana persiapan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa
tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa
tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?
3. Bagaimana evaluasi pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa
tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?

4
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. TUJUAN PENELITIAN
Setiap proses dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran hendaknya
mempunyai arah untuk memperjelas langkah-langkah yang akan menjadi
tujuannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban terhadap
permasalahan yang telah dikemukakan, maka di bawah akan diuraikan tujuan
dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dari
pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada tunanetra yaitu di
kelas VI SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk

mengetahui

perencanaan

program

dalam

pelaksanaan

pembelajaran keterampilan anyaman pada anak tunanetra kelas VI di
SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
b) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman
pada anak tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten
Tasikmalaya
c) Untuk mengetahui hasil evaluasi pembelajaran keterampilan anyaman
pada anak tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Kabupaten
Tasikmalaya.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini mengembangkan
kreativitas anak melalui pembelajaran keterampilan anyaman yang
diberikan kepada anak untuk meningkatkan kreativitas anak tunanetra.
5
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juga dapat mengetahui tingkat kemampuan sejauh mana anak dapat
melakukan pekerjaan dan memahami instruksi yang diberikan selama
proses pembelajaran keterampilan anyaman.
2. Secara Praktis
a) Bagi guru : hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam
memperluas pengetahuan mengenai pembelajaran keterampilan
anyaman pada anak tunanetra yang sesuai dengan kemampuan
anak sehingga keterampilan tersebut dapat dioptimalkan.
b) Bagi siswa : hasil penelitian dapat meningkatkan kemampuan
dalam pembuatan keterampilan anyaman yang sesuai bagi anak
tunanetra dan dapat bermanfaat bagi kehidupannya.
c) Bagi Sekolah : hasil penelitian ini dapat menjadi sumber acuan
dalam peningkatan pembelajaran keterampilan, khususnya untuk
anak tunanetra serta sekolh bisa menjadi sarana belajar kreatif
dalam kegiatan pembelajaran siswa sehari-hari.
d) Bagi peneliti : hasil peneliti ini diharapkan menjadi sumber acuan
dalam pembelajaran keterampilan anyaman juga menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti serta pengalaman tentang
pembelajaran keterampilan anyaman bagi anak tunanetra.

6
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN
Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu penelitian agar
memberikan gambaran yang

jelas serta dapat menjadi pemandu peneliti

untuk mengetahui bagaimana penelitian itu dilaksanakan, sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif supaya peneliti dapat memahami dan
memberikan penjelasan tentang fenomena yang terjadi di lapangan atau
mendapat

gambaran

tentang

bagaimana

pelaksanaan

pembelajaran

keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Sebagaimana dikemukakan oleh Nazir, M.
(1983, hlm. 63) bahwa “suatu metode dalam meneliti status sekeklompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang”. Untuk dapat memperoleh data
penelitian yang lebih akurat dari individu secara utuh, peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif. Basrowi dan Suwardi (2008, hlm. 1)
menjelaskan bahwa: “Penelitian kualitatif adalah salah satu metode
penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang
kenyataan melalui proses berpikir induktif”. Melalui penelitian ini juga,
peneliti dapat merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan seharihari. Bogdan dan Tailor [dalam Moleong, L.J. (1975, hlm. 4)
mendefinisikan “pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

diyakini mampu mengarahkan pencarian-pencarian konsep baru dari
kombinasi antara perspektif yang diteliti dan pespektif peneliti
Situasi di lapangan penelitian bersifat natural dan sebagaimana
adanya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nasution, S
(1996, hlm. 18), yaitu: “Penelitian kualitatif disebut juga penelitian
naturalistik”, karena data yang dikumpulkan bercorak kualitatif. Sesuai
dengan permasalahan yang diteliti, metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif merupakan metode yang tepat, sejalan dengan tujuan dari
penelitian naturalistik kualitatif, yaitu mengungkap kenyataan yang ada
dilapangan kemudian di deskripsikan melalui kata-kata, foto maupun
gambar dokumentasi.

B. DEFINISI OPERASIONAL
1. Kegiatan Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian
kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Winarno (1983, hlm. 50) bahwa: pembelajaran adalah proses
berlangsungnya kegiatan belajar dan membelajarkan siswa di kelas.
Pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi guru dan siswa dalam rangka
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Keterampilan Anyaman adalah bentuk kerajinan tradisional yang sudah
lama tumbuh di Indonesia. Menganyam merupakan suatu kegiatan
menjalin bahan yang berbentuk pita sehingga satu sama lainnya saling
kuat-menguatkan dan menggunakan teknik tertentu untuk menghasilkan
motif yang berulang. Dalam masa perjalanannya yang cukup panjang,
keterampilan anyaman mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai hal
yang menyangkut anyaman pada saat ini dapat dibuat dalam berbagai
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

produk sesuai permintaan konsumen. Perubahan ini tumbuh dan berjalan
seiring dengan bentuk, motif, serta fungsi dari tradisional sampai yang
baru. Keanekaragaman bentuk, motif, maupun fungsi dari keterampilan
anyaman menjadikan produk anyaman mempunyai daya tarik tersendiri
dan khas dalam penampilan.
3. Anak tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam
penglihatan. Tunanetra dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu
buta total (blind) dan low vision. Karena tunanetra memiliki keterbatasan
dalam indra penglihatan, maka proses belajar mengajar menekankan pada
alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena
itu, prinsip harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada
individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan
bersuara. Anak tunanetra memiliki karakteristik kognitif, sosial, emosi,
motorik dan kepribadian yang sangat bervariasi. Hal ini sangat tergantung
pada

waktu

anak

mengalami

ketunanetraan,

tingkat

ketajaman

penglihatannya, usianya, dan tingkat pendidikannya.

Jadi dari definisi operasional variabel diatas dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud judul penelitian ini adalah suatu upaya yang dilakukan
peneliti dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran keterampilan anyaman
pada anak tunanetra, sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai
pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman yang sesuai dengan
kemampuan anak tunanetra yang tersusun dalam persiapan pembelajaran,
proses, hambatan dan evaluasi pembelajaran keterampilan anyaman pada
anak tunanetra.

C. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen utama pengumpulan data pada sebuah penelitian kualitatif
adalah peneliti itu sendiri atau apa yang disebut sebagai human instrument
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

(Bungin, 2001, hlm. 71 dan Danim, 2002, hlm. 135). Panduan bagi penelitian
yang digunakan adalah pedoman wawancara/insterview guide. Penggunaan
model wawancara tentu saja disesuaikan dengan keberadaan data data
lapangan yang dicari dan diperlukan oleh peneliti.
Sebagaimana disebutkan, tujuan kualitatif bersifat mendeskripsikan
keadaan atau fenomena yang sedang terjadi, oleh sebab itu instrumen
diperlukan karena peneliti dituntut dapat menemukan data yang diangkat dari
fenomena atau peristiwa tertentu, peneliti dalam melaksana walaupun
wawancara sifatnya tak terstruktur tetapi minimal peneliti menggunakan
pokok-pokok pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai catatan, yang juga
disebut sebagai pedoman wawancara interview guide. (Suharsimi, 1998, hlm.
137).
Wawancara tak terstruktur identik dengan wawancara bebas, sifatnya
hanya membimbing dan membantu dalam proses wawancara. Peneliti hanya
mengajukan sejumlah pertanyaan yang mengandung jawaban/komentar
informan yang diwawancarai tidak banyak dipengaruhi pewawancara dan
biasanya berlangsung secara informal. Penulis melakukan 3 (tiga) langkah
yang perlu dalam melakukan wawancara, yaitu:
1. Pembukaan, yaitu peneliti menciptakan suasana kondusif, memberi
penjelasan fokus yang dibicarakan, tujuan wawancara, waktu yang akan
dipakai dsb.
2. Pelaksanaan, yaitu ketika memasuki inti wawancara, sifat kondusif tetap
diperlakukan dan juga suasananya informal.
3. Penutup yaitu berupa pengakhiran dari wawancara, ucapan terima kasih,
kemungkinan wawancara lebih lanjut, tindak lanjut yang bakal
dilakukan, dan sebagainya (Danim, 2002, hlm. 139).

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

D. PROSEDUR PENELITIAN
Tahap-tahap penelitian merupakan aspek-aspek yang sangat berperan
penting dalam membantu proses penelitian, karena usaha inilah yang nantinya
akan memberikan gambaran tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan,
pengumpulan data, analisis data, penafsiran data hingga penulisan laporan
hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Menyusun Rancangan penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyusun
rancangan/proposal penelitian yang diajukan kepada Dewan Skripsi,
kemudian disetujui untuk mengikuti seminar proposal penelitian.
Selanjutnya peneliti melakukan bimbingan dan konsultasi dengan Dosen
Pembimbing I dan Dosen Pembimbing 2 untuk melengkapi dan
menyempurnakan rancangan penelitian.
2. Memilih Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini berdasarkan hasil pengamatan peneliti mengenai
kegiatan pembelajaran tunanetra di SLB ABC PGRI Ciawi yang memang
di Sekolah tersebut tidak adanya guru yang berasal dari spesialisasi
tunanetra, sehingga guru kelas mendapatkan kesulitan untuk mengajarkan
keterampilan terhadap anak tunanetra. Dari hasil pengamatan tersebut,
pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) siswa tunanetra di
SLB ABC PGRI Ciawi hanya mempelajari beberapa aspek saja seperti
musik, menyanyi dan memasak, tetapi untuk pembelajaran keterampilan
anyaman tidak dipelajari walaupun sudah ada dalam buku paket pelajaran
SBK. Pembelajaran keterampilan anyaman hanya disebutkan teori
mengenai ciri-ciri anyaman dan daerah asal anyaman tersebut dibuat,
namun tidak melakukan praktek pembelajaran sehingga siswa hanya
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

mengetahui teorinya saja. Maka dalam kesempatan ini peneliti mencoba
mengamati, mengetahui, menggali dan menggambarkan bagaimana
pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman untuk anak tunanetra
kelas VI tersebut.
3. Mengurus Perizinan
Kegiatan penelitian ini memerlukan perizinan yang tepat pada setiap
lembaga yang bersangkutan dimulai dari jurusan Pendidikan Khusus,
kemudian Fakultas Ilmu Pendidikan hingga samapai pada tingkat institut
yaitu Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UPI.
Kemudian mengurus perizinan ke pemerintahan Provinsi Jawa Barat yaitu
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Jawa Barat dan
selanjutnya merekomendasikan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
dan memeberikan surat rekomendasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat kepada Kepala Sekolah untuk mengadakan penelitian di sekolah
tersebut.
4. Persiapan Perlengkapan Penelitian
Persiapan perlengkapan penelitian ini meliputi perlengkapan segala
sesuatu yang berkenaan dengan kegiatan penelitian untuk membantu dan
mempermudah

kelancaran

dalam

pengumpulan

data

yang

tepat,

diantaranya pedoman wawancara, pedoman observasi, dokumentasi serta
peralatan penunjang kegiatan penelitian yag dibutuhkan.

E. LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten
Tasikmalaya yang berlokasi di Jl. K.H Moh Bagowi Desa Sukamantri
Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

1.

Identitas Sekolah
a.

Nama Sekolah

: SLB ABC PGRI Ciawi

b.

No. Statistik Sekolah : 80.2.02.12.36.001

c.

Tanggal Pendirian

: 24 Juli 1986

d.

Status Sekolah

: Swasta

e.

Penyelenggaraan

: PPLP/PGRI/KPT

f.

Alamat Yayasan

: Jl. Talaga Bodas No.56 Bandung

g.

Akreditasi

: C

h.

E-mail

: slbciawisdlb@gmail.com

i.

Luas Lahan Sekolah : 432 M2 (31 Bata)

j.

Luas Bangunan

: 144 M2

k.

Status Kepemilikan

: Hak Guna Pakai/Milik Yayasan

l.

Jumlah Pendidik

: 9 Orang

m. Jumlah PTK

: 1 Orang

n.

Waktu Belajar

: Pagi

o.

Pemanfaatan lahan

: 1) Bangunan
2) Sarana Olahraga
3) Sarana Pertanian

p.

Bangunan
1) Ruang Belajar

: Empat Ruangan permanen

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

2.

3.

4.

2) Ruang Kepsek

: Satu Bangunan permanen

3) Ruang Guru

: Satu Bangunan permanen

4) Dapur

: Satu Bangunan permanen

5) Kamar Mandi

: Dua Bangunan permanen

q.

Penyediaan Air Bersih: Sumur, Pompa

r.

Penerangan

: Listrik 440

Peserta Didik SLB ABC PGRI Ciawi Tasikmalaya
a.

Anak Tunanetra (Low Vision)

b.

Anak Tunarungu

c.

Anak Tunagrahita

d.

Anak Tunadaksa

e.

Anak Tunaganda

Satuan Pendidikan
a.

TKLB

b.

SDLB

c.

SMPLB

d.

SMALB

Visi Misi Sekolah
a. Visi Sekolah

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

“Terwujudnya Sekolah Luar Biasa yang memfasilitasi peserta
didik dalam hal kemandirian, kedisiplinan, kerja keras dan
bertanggung jawab dengan mengembangkan potensi diri melalui
pendidikan layanan terpadu yang dijiwai oleh nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa .”
b. Misi Sekolah
(1) Menumbuhkan sikap kemandirian untuk beraktifitas dalam
menjalani kehidupannya (ADL).
(2) Mengembangkan

sikap

bersosialisasi

dengan

lingkungan

disekitarnya
(3) Membentuk peserta didik yang dapat berkomunikasi secara
komunikatif
(4) Mewujudkan siswa yang berprestasi dalam bidang olahraga,
kesenian, dan keterampilan baik di tingkat kabupaten, provinsi,
dan nasional
(5) Menanamkan

sikap

disiplin

untuk

melaksanakannya

kewajibannya sebagai umat muslim
(6) Memenuhi target bidang akademik dengan menyelesaikan
pendidikan sampai ke jenjang SMPLB di SLB ABC PGRI
Ciawi
c.

Motto Sekolah
“Jujur dalam bentindak, amanah dalam menjalankan kewajiban,
memiliki sikap diplomatis dalam menyikapi berbagai masalah”

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

F.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu obyek penelitian yang
lebih menekankan pada aspek materi, segala sesuatu yang hanya
berhubungan dengan keterangan tentang suatu fakta yang ditemui peneliti di
daerah penelitian (Bungin, 2001, hlm 123). Dalam penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif yang menjadi instrumen adalah peneliti itu
sendiri. Selain itu peneliti sebagai instrumen, peneliti bisa menggunakan
hubungan langsung dengan responden dan objek lainnya untuk memahami
kaitan-kaitan

dengan

kenyataan.

Oleh

karena

itu,

pada

waktu

mengumpulkan data dilapangan, peneliti berperanserta pada situs penelitia
dan

mengikuti

secara

aktif

kegiatan

penelitian

tersebut.

Teknik

pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.

Studi literatur atau kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dengan cara
mempelajari buku-buku dan dokumen yang berhubungan dengan pokok
penelitian. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk menjaring data
sekunder.

2.

Studi lapangan, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung pada objek penelitian. Studi lapangan ini
menggunakan tiga bentuk kegiatan, yaitu :
a. Observasi, yaitu pengumpulan data atau informasi dengan mengamati
langsung terhadap objek yang sedang diteliti untuk mengetahui
kondisi yang sebenarnya. Dengan observasi, maka data yang
diperoleh akan lebih lengkap sampai mengetahui pada tingkat makna
dari setiap perilku yang nampak. Observasi ini dilakukan terhadap
dua siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi.
b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengadakan tanya
jawab secara langsung dengan berbagai pihak yang terkait dengan
penelitian. Wawancara dilakukan terhadap dua orang guru dengan

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

berpedoman pada instumen yang telah dibuat, dimana setiap
wawancara peneliti melakukan tatap muka secara langsung dengan
bantuan alat rekam, buku catatan, dan alat tulis.
c. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan mempelajari datadata yang ada, dan merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara.
G.

ANALISIS DATA
Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun
data berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau katagori (Nasution,
1988, hlm 126). Data hanya akan bermakna jika dianalisis secara akurat dan
seksama untuk diberi makna. Dalam analisis data, peneliti dilibatkan
sedemikian rupa agar kesimpulan dan keputusan dapat dirumuskan secara
baik dan benar. Analisis data merupakan proses pencandraan/discription dan
penyusunan transkrip interview serta material lain yang telah terkumpul.
Maksudnya agar peneliti dapat menyempurnakan pemahaman terhadap data
tersebut untuk kemudian menyajikannya kepada orang lain dengan lebih
jelas tentang apa yang telah ditemukan atau dapatkan dari lapangan (Danim,
2002, hlm 210).
Proses analisis data di mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang ditulis dalam
catatan lapangan. Setelah semua data penelitian diperoleh, kemudian dibuat
reduksi data yakni memilih data-data yang dianggap penting, setelah dipilih
data yang dianggap penting kemudian data yang tidak penting dibuang, lalu
disajikan dalam pola, kemudian ditarik kesimpulan dari data-data yang akan
digunakan tersebut.

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Anyaman
Hasil penelitian mengenai pelaksanaan pembelajaran keterampilan
anyaman yaitu data yang dikumpulkan terdiri dari hasil wawancara yang
dilakukan kepada dua orang guru dengan kode responden 1 dan responden 2
sebagai data utama dan observasi dilakukan kepada dua siswa tunanetra
kelas VI dengan kode subjek A dan subjek B sebagai data pelengkap
penelitian.
Wawancara dilakukan kepada responden 1 dan 2, yaitu guru wali kelas
dan guru keterampilan yang dilakukan sebanyak tiga kali. Wawancara
pertama dilakukan pada hari kamis tanggal 17 April 2014 jam 13.00-14.00
WIB, kedua pada hari sabtu tanggal 19 April 2014 jam 10.00-12.00 WIB,
dan terakhir pada hari senin tanggal 28 April 2014 jam 09.30-10.20 WIB.
Hal yang diungkap dalam wawancara adalah sebagai berikut :
a.

Persiapan pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada anak
tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya :
Persiapan (Menyusun Program), Hambatan yang dialami pada saat
proses persiapan (Menyusun Program), dan Upaya mengatasi hambatan
selama proses persiapan (Menyusun Program).

b.

Proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa
tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya :
Pelaksanaan program keterampilan anyaman (Kegiatan Awal, Kegiatan

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

Inti, Kegiatan Akhir), penggunanaan materi pembelajaran sesuai
dengan buku sumber, penggunaan media pembelajaran yang sesuai
dengan kegiatan pembelajaran keterampilan, serta metode pembelajaran
yang digunakan. Hambatan yang dialami pada proses pelaksanaan
pembelajaran keterampilan anyaman (Kegiatan Awal, Kegiatan Inti,
Kegiatan

Akhir).

Upaya

mengatasi

hambatan

selama

proses

pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman (Kegiatan Awal,
Kegiatan Inti, Kegiatan Akhir).
c.

Evaluasi pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa
tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Tasikmalaya : Prosedur
yang digunakan dalam mengevaluasi pembelajaran keterampilan
anyaman (Prosedur evaluasi pembelajaran keterampilan anyaman),
Hambatan yang dialami selama proses evaluasi (Hambatan dalam
proses evaluasi pembelajaran keterampilan anyaman), Upaya mengatasi
hambatan selama proses evaluasi (Upaya mengatasi hambatan dalam
evaluasi pembelajaran keterampilan anyaman).

Dari hasil wawancara, diperoleh data sebagai berikut :
1). Responden 1
a) Bagaimana persiapan pelaksanaan pembelajaran keterampilan
anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya ?
(1) Persiapan program pembelajaran keterampilan anyaman
Seharusnya ada guru khusus yang mengajarkan keterampilan
anyaman

khususnya

keterbatasan

anak

anak
yang

tunanetra
membuat

di

sini.

bingung,

Karena

sebaiknya

dilakukan dulu asesmen penglihatan anak supaya kita
mengetahui jarak pandang anak tersebut. Program pengajaran
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

harus disusun sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mengenai pembelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan (SBK) agar pencapaian tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Apabila tujuan-tujuan dalam program yang
dibuat belum tercapai oleh anak, maka program itu masih tetap
dipakai. Penggunaan media pembelajaran seperti contoh hasil
karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi, agar anak
mengetahui contoh dan hasil karya anyaman yang ada. Contoh
seni rupa anyaman 2 dimensi yaitu tikar, bilik/dinding rumah,
tatakan gelas anyaman dan tatakan piring anyaman.
(2) Hambatan yang dialami pada saat proses persiapan
pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman
Hambatannya yaitu tidak adanya buku pedoman khusus
pembelajaran keterampilan anyaman dan buku pedoman
pembelajaran keterampilan khusus untuk anak tunanetra,
sehingga sulit dalam mencari materi, sumber pembelajaran
maupun dalam menentukan tujuan pembelajaran. Kemudian
pencarian di internet pun tidak mendapatkan hasil yang akurat
karena tidak adanya materi pembelajaran keterampilan maupun
keterampilan anyaman yang merujuk pada anak tunanetra.
(3) Upaya mengatasi hambatan selama proses persiapan
Upaya dalam mengatasi hambatan yang dilakukan oleh
responden

dalam

hambatan

menyususn

program

yaitu

membuat program dengan menggunakan buku pelajaran SBK
SD reguler dan buku keterampilan seadanya supaya tujuan
pembelajaran keterampilan anyaman dapat tercapai dengan
baik.

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

b) Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan
anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
(1) Pelaksanaan program keterampilan anyaman
Pelaksanaan program pembelajaran keterampilan anyaman
yaitu responden mempersiapkan media yang akan dijadikan
contoh dalam pembuatan anyaman, seperti benda yang ada di
dapur sekolah yaitu bakul nasi, kipas bambu dan ayakan.
Kemudian

responden

membuat

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan kelas VI mengenai keterampilan anyaman
dengan 2 X pertemuan dalam 1 minggu selama hari jumat dan
sabtu dengan alokasi waktu 2 X 35 menit. Responden
melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab mengenai
pembelajaran keterampilan yang sulit dipelajari oleh anak,
dengan menggunakan media pembelajaran seperti contoh hasil
karya seni rupa anyaman 2 dimensi, yaitu tikar anyaman daun
pandan, contoh dinding anyaman bilik, tatakan gelas yang
terbuat dari anyaman bambu serta tatakan piring yang terbuat
dari anyaman bambu. Anak meraba benda-benda tersebut,
kemudian responden menjelaskan mengenai bahan yang
digunakan dan manfaat dari anyaman tersebut, lalu responden
memperkenalkan alat dan bahan yang digunakan untuk
pembelajaran keterampilan anyaman, yaitu bahan anyaman
dari kertas. Bahan iratan anyaman telah disediakan oleh
responden dan siswa tinggal mempraktekan instruksi yang
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

telah diberikan. Selama proses kegiatan belajar pembelajaran
keterampilan anyaman, responden dan subjek melakukan tanya
jawab mengenai materi yang tidak dipahami, lalu diberikan
keterangan

mengenai

pertanyaan-pertanyaan

tersebut.

Responden menyiapkan alat dan bahan untuk pembuatan
anyaman dari kertas warna seperti alat penganyam iratan
(kertas warna berukuran 20 cm X 20 cm), alat ukur (penggaris,
pensil), alat pemotong (cutterIdan gunting), lem atau double
tape dan jepitan alat anyam yang terbuat dari lidi. Pelaksanaan
pembelajaran keterampilan anyaman yang pertama pada hari
jumat dilakukan pada jam ke 6, dikarenakan waktu yang
sempit, maka siswa pun minta agar kegiatan pembelajaran
diakhiri. Pada kegiatan akhir, responden memberikan tes
kepada anak dalam bentuk praktek membuat anyaman sasag
sebanyak 5 lungsi dan memberikan pertanyaan sederhana
mengenaimateri yang sudah diberikan.
(2) Hambatan yang dialami pada saat proses pelaksanaan
pembelajaran keterampilan anyaman
Hambatan yang dialami yaitu pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung adalah anak dari kelas lain yang ingin melihat
kegiatan pembelajaran keterampilan anyaman. terkadang anak
dari kelas tunagrahita mengikuti kegiatan pembelajaran dan
mengambil kertas yang akan digunakan untuk menganyam
sehingga

anyaman

yang

dibuat

menjadi

rusak

atau

berhamburan dan harus mengulang dari awal. Karena tidak
adanya buku sumber khusus tentang keterampilan untuk anak
tunanetra, maka dalam penyusunan program pembelajaran
menemui kesulitan dalam merumuskan tujuan pembelajaran
maupun materi pembelajaran, serta tidak adanya buku
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

mengenai keterampilan anyaman khusus untuk anak tunanetra.
Pengkondisian anak pada saat belajar mengalami hambatan
karena diruangan tersebut dicampur dengan siswa SMPLB
Tunarungu dan SMALB Tunagrahita. Kemudian hambatan
yang paling utama yaitu hambatan dalam biaya untuk
pembelian bahan-bahan keterampilan anyaman yang relatif
mahal, sehingga disini responden menggunakan kertas warna
agar biaya yang dikeluarkan lebih ekonomis.
(3) Upaya mengatasi hambatan selama proses pelaksanaan
pembelajaran keterampilan anyaman
Upaya yang dilakukan oleh responden yaitu mengkondisikan
siswa terlebih dahulu supaya kegiatan pembelajaran lebih
tenang dan teratur. Dalam kegiatan inti, upaya yang dilakukan
yaitu memberikan materi pembelajaran mengenai keterampilan
anyaman khusus untuk anak tunanetra lebih disederhanakan
tata cara pembelajarannya. Kemudian dalam pengkondisian
siswa, responden lebih berfokus pada siswa tunanetra yang
sedang melakukan praktek, dan apabila ada anak yang lainnya,
maka responden mengalihkan perhatian anak tersebut dengan
memberikan media pembelajaran atau buku bergambar. Upaya
yang dilakukan dalam mengatasi masalah biaya yaitu
responden menggunakan kertas sebagai bahan anyaman agar
pengeluaran

lebih

praktis

dan

ekonomis

sehingga

mempermudah kegiatan pembelajaran karena kertas dapat
dibeli dalam jumlah yang banya untuk per packnya.
c)

Bagaimana evaluasi pembelajaran keterampilan anyaman
pada siswa tunanetra kelas VI SLB ABC PGRI Ciawi
Kabupaten Tasikmalaya ?

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

(1) Prosedur

yang

digunakan

dalam

mengevaluasi

pembelajaran keterampilan anyaman
Setelah kegiatan praktek menganyam selesai, biasanya
responden melakukan evaluasi dengan metode tanya jawab
atau

dengan

tes

perbuatan.

Responden

memberikan

pertanyaan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan,
kemudian mencari tahu dimana tingkat kesulitan siswa dalam
melakukan praktek menganyam. Tanya jawab responden
dengan siswa meliputi cara menganyam, rumus anyaman dan
perintah rumus yang diaplikasikan kedalam anyaman agar
mempermudah responden dalam memberikan penilaian.
Kemudian tes dilakukan dengan cara menyuruh anak
melakukan sendiri kegiatan menganyam tanpa bantuan,
sehingga

dapat

diketahui

kemampuan

anak

dalam

mempraktekan kegiatan menganyam.
(2) Hambatan yang dialami selama proses evaluasi
Hambatan saat pemberian evaluasi kepada anak yaitu subjek
b sering kali tidak mau melakukan praktek, subjek b hanya
melaksanakan praktek ketika responden b melihat pekerjaan
anak tersebut namun harus dengan bantuan. Waktu untuk
melakukan evaluasi juga tidak cukup karena mata pelajaran
ini dilaksanakan pada jam terakhir, sehingga terkadang
subjek sudah dijemput oleh orang tuanya dan ingin segera
pulang.
(3) Upaya mengatasi hambatan selama proses evaluasi
Biasanya

responden

ketika

orang

tua

subjek

sudah

menjemput akan memberikan tugas tambahan sebagai
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

pekerjaan rumah agar pembelajaran keterampilan anyaman
tersebut dapat dikerjakan pada waktu luang sehingga anak
menjadi rileks dalam pengerjaannya di rumah.

2) Responden 2
a) Bagaimana persiapan pelaksanaan pembelajaran keterampilan
anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya ?
(1) Persiapan program pembelajaran keterampilan anyaman
Persiapan pembelajaran keterampilan anyaman, yaitu membuat
RPP mengenai keterampilan anyaman, lalu menyiapkan alat
dan bahan untuk pembuatan anyaman, kemudian menyiapkan
contoh media pembelajaran sebagai bahan acuan siswa dalam
mengenal hasil karya seni rupa dalam bentuk anyaman. contoh
media pembelajaran yang digunakan seperti hasil karya seni
rupa dua dimensi, yaitu tikar yang ada dikelas, kemudian hasil
anyaman kertas yang sebelumnya dibuat oleh anak tunarungu
dan hasil karya seni rupa tiga dimensi yang ada di dapur
sekolah, seperti bakul/boboko, kipas/hihid, tampah bambu, dan
ayakan

bambu.

Kemudian

dalam

menyusun

program,

sebaiknya memperbanyak sumber yang diperlukan, mengingat
buku-buku untuk keterampilan tu