PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM STUDI ADMINSTRASI PERKANTORAN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SE-KOTA SUKABUMI.

(1)

1

No. Daftar : 171/UN.40.FPEB.I.PL/2012

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM STUDI ADMINSTRASI PERKANTORAN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

SE-KOTA SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh:

RESTU FAUZIAH 0704687

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

2

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM STUDI ADMINSTRASI PERKANTORAN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

SE-KOTA SUKABUMI

Oleh

RESTU FAUZIAH 0704687

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Restu Fauziah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

3

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM STUDI

ADMINSTRASI PERKANTORAN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SE-KOTA SUKABUMI

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Drs. EndangSupardi, M.Si NIP. 19590508 198703 1 002

Pembimbing II

Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si NIP. 19720127 200604 2 001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran

Dr. Rasto, M.Pd NIP. 197207112001121001


(4)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM STUDI ADMINSTRASI PERKANTORAN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

SE-KOTA SUKABUMI

Oleh:

Restu Fauziah 0704687

Skripsiinidibimbingoleh:

Drs. EndangSupardi, M.SidanHady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si

Masalah dalam penelitian ini adalah mengenai ketidak sesuaian antara latar belakang pendidikan guru Mata Pelajaran Produktif Program Studi Administrasi Perkantoran. inti dari kajian ini difokuskan pada satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru yaitu kepemimpinan kepala sekolah. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh kepemimpinan kepala seolah terhadap kinerja guru.

Penelitianini ada dua variable yaitu kepemimpianan kepala sekolah (X)dan kinerja guru (Y). Variabel (X) di ukur melalui indicator mengelola perubahan dan pengembangan sekolah, menciptakan budaya dan iklim sekolah yang baik, pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan sekolah dan tindak lanjutnya, memanfaatan kemajuan teknologi informasi, menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan, melakukan tugas-tugas pengawasan dan pengendalian, memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan SDM secara optimal. Variabel (Y) diukur melalui indikator kesetiaan dan komitmen dalam mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam melakukan pengajaran, kinerja dengan semua komunitas sekolah, kepemimpinanyang menjadipenutansiswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membangun siswa, bertanggungjawab terhadap tugas.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru pelajaran produktif Program Administrasi Perkantoran se-Kota Sukabumi yang berjumlah 48 orang. Metode penelitian menggunakan metode survey explanatory, teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket, wawancara. Angket yang digunakan adalah model skala likert. Teknik analisis yang digunakan adalah teknis analisis korelasi dan teknis analisis regresi sederhana.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh cukup kuat terhadap kinerja guru. secara garis besar kepemimpinan kepala bisa dikatakan baik berdasarkan angket yang tersebar. kondisi ini perlu dipertahankan oleh setiap sekolah. Keadaan kinerja guru termasuk dikatakan baik pula, artinya sekolah harus terus memperhatikan dan mengupayakan agar kinerja guru bisa terus ditingkatkan sehingga dapat mencapai kinerja guru yang tinggi sesuai dengan tujuan pendidikan.


(5)

ABSTRACT

THE EFFECT OF THE HEADMASTER LEARDERSHIP

AGAINTS THE TEACHER PERFORMANCE OF PRODUCTIVE LESSON ON OFFICE ADMINISTRATION PROGRAM

IN VOCATIONALHIGH SCHOOL (SMK) AT SUKABUMI By:

Restu Fauziah, 0704687

This paperwere supervised by:

Dr. Endang Supardi,M.SidanHadySitiHadijah,S.Pd., M.Si

The problem on this study is about the issue of mismatch between the educational background of Productive lesson teachers on Office Administration Program. The main of this study focused on one factor that affect the teacher performance that is headmaster leadership. Accordingly, the main problem is revealed in this study is the effect of headmaster leadership against to the teacher's performance.

This study have two variables that is headmaster leadership (X) and teacher performance (Y). Variable (X) is measured through indicators of managing change and developing of school, creating a culture and climate of the school is good, the implementation of evaluation monitoring and report on the implementation of school activities and the follow-up, using progress of technology information, school planning for various levels of planning, done tasks monitoring and control, lead the school in an optimal utilization of human resources. Variable (Y) is measured through indicators of loyalty and commitment in teaching, mastering and development teaching materials, teaching and discipline in other tasks, creativity in make the teaching, performance with all the school community, the leadership of the role mode students, good personality, honest and objective in building the student, responsible for the task.

The population of this study is teachers of productive lesson on office administration program at Sukabumi amount 48 respondents. Research methods using survey explanatory methods, data collection techniques by distributing of questionnaires, interviews. Questionnaire used are Likert scale models.

The technical analysis used is a correlation analysis and simple regression analysis. Based on the results of data analysis known headmaster leadership is enough strong against teachers performance. The leadership in general it can be said either by questionnaire scattered. This condition needs to be maintained by each school. The situation of teacher performance, including good said too, that mean the school should be continue to pay attention and strive for teacher performance could be improved so as to achieve the high performance of teachers in accordance with the purpose of education.


(6)

xii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... xii DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A.Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B.Identifikasi Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D.Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 2. Kegunaan Praktis... Error! Bookmark not defined.

BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined.

A.Tinjauan Tentang Kepemimpinan Kepala SekolahError! Bookmark not defined. 1. Pengertian Kepemimpinan ... Error! Bookmark not defined.

a. Ciri-Ciri Pemimpin ... Error! Bookmark not defined. b. Sifat-Sifat Kepemimpinan ... Error! Bookmark not defined. c. Teori Kepemimpinan ... Error! Bookmark not defined. d. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... Error! Bookmark not defined. e. Manajerial Kepala sekolah ... Error! Bookmark not defined.

f. Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin PendidikanError! Bookmark not defined g. Keterampilan Kepala Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

2. Tinjauan Kinerja Guru ... Error! Bookmark not defined. a. Pengertian Kinerja ... Error! Bookmark not defined. b. Pengertian Kinerja Guru ... Error! Bookmark not defined.

c. Tujuan, Manfaat dan Standard Penilaian KinerjaError! Bookmark not defined. d. Syarat-Syarat Penilaian Kinerja dan Aspek-Aspek yang DinilaiError! Bookmark not e. Faktor-faktor Mempengaruhi KinerjaError! Bookmark not defined.

B.Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. C.Kerangka Pemikiran... Error! Bookmark not defined. D.Hipotesis Error! Bookmark not defined.

BAB III DESAIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.


(7)

xiii

B.Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Operasional Variabel Kepemimpinan Kepala SekolahError! Bookmark not defined. 2. Operasional Variabel Kinerja Guru ... Error! Bookmark not defined.

C.Sumber Data... Error! Bookmark not defined. 1. Data primer ... Error! Bookmark not defined. 2. Data Sekunder ... Error! Bookmark not defined. D. Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik Dan Alat Pengunpulan Data PenelitianError! Bookmark not defined.

1. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 2. Prosedur Pengujian Instrumen PenelitianError! Bookmark not defined. F. Pengujian Instrument Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Uji Reliabilitas... Error! Bookmark not defined. G.Teknik Analisis Data... Error! Bookmark not defined. 1. Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 2. Analisis Deskriptif... Error! Bookmark not defined. a. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. b. Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

a. Analisis Regresi Linier Sederhana . Error! Bookmark not defined.

b. Menghitung Koefisien Korelasi antara Variable X dan YError! Bookmark not define c. Uji Hipotesis dengan Uji SignifikansiError! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

A.Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Profil Organisasi ... Error! Bookmark not defined.

a. Sejarah Sekolah Menengah KejuruanError! Bookmark not defined.

1. SMK NEGERI 2 KOTA SUKABUMIError! Bookmark not defined. 2. SMK PGRI 1 SUKABUMI Error! Bookmark not defined.

3. SMK 2 PASUNDAN SUKABUMIError! Bookmark not defined.

4. SMK MUHHAMADIYAH 1 SUKABUMIError! Bookmark not defined. 5. SMK ISLAM PENGUJI SUKABUMIError! Bookmark not defined.

6. SMK YASPI “SYAMSUL ULUM” SUKABUMIError! Bookmark not defin

7. SMK BPK PENABUR SUKABUMIError! Bookmark not defined.

8. SMK TERPADU IBADURRAHMAN SUKABUMIError! Bookmark not de 9. SMK ULUL ALBAB SUKABUMIError! Bookmark not defined.


(8)

xiv

b. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Menengah KejuruanError! Bookmark not defined. 1. SMK NEGERI 2 KOTA SUKABUMIError! Bookmark not defined. 2. SMK PGRI 1 SUKABUMI Error! Bookmark not defined.

3. SMK 2 PASUNDAN SUKABUMIError! Bookmark not defined.

4. SMK MUHHAMADIYAH 1 SUKABUMIError! Bookmark not defined. 5. SMK ISLAM PENGUJI SUKABUMIError! Bookmark not defined.

6. SMK YASPI “SYAMSUL ULUM” SUKABUMIError! Bookmark not defin

7. SMK BPK PENABUR SUKABUMIError! Bookmark not defined.

8. SMK TERPADU IBADURRAHMAN SUKABUMIError! Bookmark not de 9. SMK ULUL ALBAB SUKABUMIError! Bookmark not defined.

c. Struktur Organisasi Sekolah Menengah KejuruanError! Bookmark not defined. 1. SMK NEGERI 2 KOTA SUKABUMIError! Bookmark not defined. 2. SMK PGRI 1 SUKABUMI Error! Bookmark not defined.

3. SMK 2 PASUNDAN SUKABUMIError! Bookmark not defined.

4. SMK MUHHAMADIYAH 1 SUKABUMIError! Bookmark not defined. 5. SMK ISLAM PENGUJI SUKABUMIError! Bookmark not defined.

6. SMK YASPI “SYAMSUL ULUM” SUKABUMIError! Bookmark not defin

7. SMK BPK PENABUR SUKABUMIError! Bookmark not defined.

8. SMK TERPADU IBADURRAHMAN SUKABUMIError! Bookmark not de 9. SMK ULUL ALBAB SUKABUMIError! Bookmark not defined.

2. Hasil Uji Coba Angket ... Error! Bookmark not defined. a. Uji Validitas... Error! Bookmark not defined.

1) Uji Validitas Variabel X (Kepemimpinan Kepala Sekolah)Error! Bookmark n 2) Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Guru)Error! Bookmark not defined.

b. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3. Gambaran Karaktersitik Responden.... Error! Bookmark not defined.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark not defined. b. Karakteristik Responden Berdasarkan UsiaError! Bookmark not defined.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang PendidikanError! Bookmark not defin d. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa KerjaError! Bookmark not defined. 4. Pengujian Persyaratan Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

a. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. b. Uji Regresi Sederhana ... Error! Bookmark not defined. c. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

1) Merumuskan hipotesis statistikError! Bookmark not defined. 2) Membuat Persamaan RegresiError! Bookmark not defined.

3) Menguji Keberartian Persamaan RegresiError! Bookmark not defined. 4) Menghitung Koefisien KorelasiError! Bookmark not defined.

5) Menghitung Nilai DeterminasiError! Bookmark not defined. 6) Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 5. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(9)

xv

1) Tanggapan responden mengenai mengelola perubahan dan pengambangan sekolah ... Error! Bookmark not defined. 2) Tanggapan responden mengenai indikator menciptakan

budaya dan iklim sekolah yang baik.Error! Bookmark not defined. 3) Tanggapan Responden Mengenai Indikator Pelaksanaan

monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan sekolah dan tindak lanjutnya.Error! Bookmark not defined. 4) Tanggapan responden mengenai indikator memanfaatan

kemajuan teknoligi informasiError! Bookmark not defined. 5) Tanggapan responden mengenai indikator perencanaan

sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaanError! Bookmark not defined. 6) Tanggapan responden mengenai indikator melakukan

tugas-tugas pengawasan dan pengendalianError! Bookmark not defined. 7) Tanggapan responden mengenai indikator Memimpin

sekolah dalam rangka pendayagunaan SDM secara optimalError! Bookmark n b. Deskripsi Variabel Kinerja Guru .... Error! Bookmark not defined.

1) Tanggapan Responden Mengenai Indikator Kesetiaan dalam Mengajar ... Error! Bookmark not defined. 2) Tanggapan Responden Mengenai Indikator Menguasai dan

Mengembangkan Bahan PelajaranError! Bookmark not defined. 3) Tanggapan Responden Mengenai Indikator Kedisiplinan

dalam Mengajar ... Error! Bookmark not defined. 4) Tanggapan Responden Mengenai Indikator Kreatifitas

dalam Pelaksanaan PembelajaranError! Bookmark not defined. 5) Tanggapan Responden Mengenai Indikator Kerja Sama

dengan Sekolah ... Error! Bookmark not defined. 6) Tanggapan Responden Mengenai Indikator Kepribadian

yang Objektif ... Error! Bookmark not defined. 7) Tanggapan Responden Mengenai Indikator Kepemimpinan yang Menjadi Penutan SiswaError! Bookmark not defined. B.Pembahasan... Error! Bookmark not defined.

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

a. Indikator Mengelola Perubahan dan Pengambangan SekolahError! Bookmark not de b. Indikator Menciptakan Budaya dan Iklim Sekolah yang BaikError! Bookmark not d c. Indikator Pelaksanaan Monitoring Evaluasi Dan Pelaporan

Pelaksanaan Kegitan Sekolah Dan Tindak LanjutnyaError! Bookmark not defined. d. Indikator Memanfaatan Kemajuan Teknoligi InformasiError! Bookmark not defined e. Indikator Menyusun Perencanaan Sekolah Untuk Berbagai

Tingkatan. ... Error! Bookmark not defined.

f. Indikator Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat.Error! Bookmark not define g. Indikator Menyusun Memimpin Sekolah Dalam Rangka

Pendayagunaan SDM Secara OptimalError! Bookmark not defined. 2. Kinerja Guru ... Error! Bookmark not defined.


(10)

xvi

a. Indikator Kesetiaan dalam MengajarError! Bookmark not defined.

b. Indikator Menguasai dan Mengembangkan Bahan PelajaranError! Bookmark not de c. Indikator Kedisiplinan dalam MengajarError! Bookmark not defined.

d. Indikator Kreatifitas dalam Pelaksanaan PembelajaranError! Bookmark not defined e. Indikator Kerja Sama dengan SekolahError! Bookmark not defined.

3. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja GuruError! Bookmark not d

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A.Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B.Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang berkualitas dan memiliki daya saing adalah pendidikan yang ditunjang oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kinerja guru. Mulyasa (2008:28) mengemukakan “guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam kegiatannya dengan proses belajar mengajar”. Seorang guru merupakan sosok pertama yang menjadi andil atas kesuksesan yang diperoleh peserta didik, karena guru adalah yang melakukan kontak langsung dalam proses pembelajaran dengan peserta didik. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menciptakan peningkatan mutu pendidikan.

Dalam pelaksanaan tugas mendidik, guru memiliki sifat dan perilaku yang berbeda, ada yang bersemangat dan penuh tanggung jawab, ada juga guru yang dalam melakukan pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa tanggung jawab, selain itu juga ada guru yang masih belum memadai dalam bidang keilmuannya atau bisa juga di artikan tidak sesuai pada dengan bidang kependidikannya saat ia mengajar. Dengan kondisi guru yang demikian pendayagunaan sumber daya organisasi disekolah kurang berjalan dengan baik. Dengan adanya guru yang mempunyai kinerja rendah, sekolah akan sulit untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan oleh guru dan kepala sekolah.

Menurut Dahrin (2005), mengemukakan:

“Kinerja guru kependidikan masih belum memadai utamanya dalam hal bidang keilmuan. Misalnya, guru biologi dapat mengajar kimia atau fisika. Ataupun guru IPS dapat mengajar bahasa indonesia. Kendati jumlah tenaga pendidik secara kuantitatif sudah cukup memadai, tetapi kualitas dan kinerjanya


(12)

belum sesuai dengan harapa. Banyak diantaranya yang tidak berkualitas dan menyampaikan materi yang keliru sehingga tidak tahu atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar berkualitas”.

Sekolah menengah kejuruan merupakan jenjang pendidikan formal yang menyiapkan output atau lulusan yang siap kerja oleh karena itu harus betul-betul dipersiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran. Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar oleh karena itu sekolah harus menyiapkan guru yang berkualitas dan berkompeten dalam bidangnya agar menghasilkan kinerja yang baik. Namun dari data yang di peroleh oleh penulis menunjukan masih banyak guru mata pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran se-Kota Sukabumi yang mempunyai bidang keilmuan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan S1, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1

Tabel 1. 1

Jumlah Guru yang Tidak Sesuai dengan Bidang Studi Administrasi Perkantoran di SMK Kota Sukabumi

N

o Nama Sekolah

Jumlah Guru

Jumlah Guru yang Tidak Sesuai

Dengan Bidang Studi Administrasi Perkantoran

Jumlah Guru Yang Sesuai Dengan Bidang

Studi Administrasi Perkantoran

1. SMK Negeri 2 Kota Sukabumi 7 Orang 1 orang 6 orang

2. SMK PGRI 1 Kota Sukabumi 6 Orang 4 orang 2 orang

3. SMK 2 Pasundan Sukabumi 5 Orang 4 orang 1 orang

4. SMK Muhhamadiyah 1 Kota Sukabumi 3 Orang 1 orang 2 orang

5. SMK Islam Penguji Sukabumi 2 Orang 2 orang 0 orang

6. SMK Yaspi “Syamsul Ulum” Sukabumi 6 Orang 6 orang 0 orang

7. SMK BPK Penabur Sukabumi 7 Orang 4 orang 3 orang

8. SMK Terpadu Ibadurrahman Sukabumi 2 Orang 1 orang 1 orang

9. SMK Ulul Albab Sukabumi 10 Orang 10 orang 0 orang

Jumlah 48 33 orang 15 orang


(13)

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa masih banyak guru mata pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran yang tidak sesuai dengan bidang keilmuannya, bahkan dari data diatas masih ada sekolah yang tidak mempunyai guru yang sesuai dengan bidang keilmuannya, sehingga wajar saja jika mereka (guru-guru) bekerja tidak optimal kurang menguasai materi dan pelajaran yang diampu, hal ini mengakibatkan guru-guru tersebut kurang mengembangkan buku pembelajaran, penyampaian materi yang keliru serta tidak kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran, dan hal ini menunjukkan tidak relevan dan akan berpengaruh kepada pencapaian tujuan sekolah. Sehingga perlu diupayakan untuk meningkatkan kinerjanya. Namun hal ini tidak mudah dilakukan, sebab banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja guru.

Rendahnya kinerja disebabkan oleh banyak faktor yaitu seperti yang diungkapkan oleh Donnelly dalam Tengko (2003:82) (1) Faktor individu yang meliputi kemampuan, keterampilan mental, fisik, latar balakang pendidikan, tingkat sosial, pengalaman dan demografi, (2) Faktor organisasi, meliputi sumber daya, kepemimpinan imbalan dan motivasi, (3) Faktor psikologi, meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.

Di dalam proses pembelajaran, guru diharapkan dapat menyesuaikan materi pembelajaranya dengan kompetensinya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai oleh siswa. Setiap guru khususnya guru mata pelajaran Produktif Program Administrasi Perkantoran diharapkan dapat menguasai 4 kompetensi guru sesuai dengan Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang kompetensi Guru. Sudarminta (2001) dikemukakan antara lain tampak dari gejala-gejala berikut:


(14)

(1) Lemahnya penguasaan bahan yang diajarkan; (2) ketidaksesuaian anatara bidang studi yang dipelajari guru dan yang dalam kenyataan dilapangan yang diajarkan; (3) kurang efektifnya cara pengajaran; (4) kurangnya wibawa guru diharapan murid; (5) lemahnya motivasi dan dedikasi untuk mendidik yang sungguh-sungguh; semakin banyak kurangnya kematangan emosional, kemadirian berfikir, dan keteguhan sikap dalam cukup banyak guru sehingga dari pribadi mereka sebenarnya tidak siap sebagai pendidik; kebanyakan guru dalam hubungan dengan murid masih hanya berfungsi sebagai pengajar dan belum sebagai pendidik, (6) relative rendahnya tingkat intelektual para mahasiswa calon guru yang masuk LPTK (Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan) dibandingkan dengan masuk universitas.

Demikian pula SMK-SMK yang ada di Kota Sukabumi, berdasarkan hasil wawancara mengenai kinerja guru di SMK Kota Sukabumi dengan Kepala Sekolah dan Wakasek Bidang Kurikulum, bahwa kinerja guru memang sangat penting baik bagi kualitas pendidikan, mutu sekolah, dan kualitas peserta didik itu sendiri sehingga kinerja guru perlu ditingkatkan.

Selain itu, penulis juga melakukan wawancara dengan Ketua Jurusan Program Administrasi Perkantoran yaitu Dra. Hj. Lilis Y.Yusup.,MM di sekolah SMK PGRI 1 Kota Sukabumi menyatakan bahwa masih banyak guru yang mengajar mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran yang tidak sesuai dengan bidang keilmuannya. Hal ini akan mengakibatkan dalam menyampaikan materi yang keliru/tidak optimal sehingga tidak tahu atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar berkualitas. Pernyataan tersebut diperkuat pula oleh Ketua Jurusan Program Administrasi Perkantoran Dra. Nany Sumarni di sekolah SMK Muhammadiyah 1 Kota Sukabumi sebagian besar SMK-SMK yang ada di Kota Sukabumi mempunyai guru yang tidak sesuai dengan bidang keilmuannya. Untuk guru mata pelajaran Produktif Program Administrasi Perkantoran sendiri terkadang merasa kewalahan


(15)

dalam pembelajaran apalagi guru tersebut belum menguasai pelajaran yang mempunyai unsur praktek misalnya kearsipan, mengelola peralatan kantor, mengetik, stenografi, maka guru tersebut akan sulit mengajarkan atau menuangkan persepsinya kepada peserta didik karena guru tersebut belum menguasai dengan benar pelajaran yang beliau ampu pada saat mengajar, sedangkan guru sekolah SMK terutama guru mata pelajaran Produktif Program Administrasi Perkantoran di tuntut untuk bisa menyampaikan meteri pelajaran dengan sebaik-baiknya dan menyiapkan ouput atau lulusan yang siap kerja oleh kerena itu harus betul-betul diperhatikan segala sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran. Senada dengan penyataan di atas peneliti juga mengadakan wawancara kepada peserta didik, peserta didik menyatakan ada beberapa guru produktif yang memang terlihat kurang menguasai dalam bidang pelajaran yang sedang diajarkan, sehingga dalam mengajar guru tersebut menjadi pasif dan jika ada peserta didik yang bertanya guru tersebut menjawab pertanyannya dengan asal-asalan/tidak berdasarkan ilmu yang dipelajari.

Berikut ini merupakan hasil pengamatan melalui kuisioner mengenai guru mata pelajaran produktif program studi Administrasi Perkantoran Pada SMK se-Kota Sukabumi.


(16)

Gambar 1. 1

Tanggapan Mengenai Kinerja Guru Mata Pelajaran Produktif Program Studi Administrasi Perkantoran se-Kota Sukabumi

Sumber : Hasil survey pada SMK se-Kota Sukabumi

Gambar di atas merupakan pandangan mengenai kinerja guru 44% responden menjawab banyaknya guru yang tidak sesuai dengan bidangnya, 24% responden menjawab guru kurang kreatif dalam mengajar, 15% responden menawab guru yang tidak disiplin dan 17% alasan guru lainnya.

Ketidaksesuaian bidang ilmu dari guru yang mengajar mata pelajaran Produktif Program Administrasi Perkantoran adalah masalah. Untuk mengurangi dampak negatif masalah ini maka peran seorang kepala sekolah sangat diperlukan dalam manajerial, membina guru yang bersangkutan. Peran kepala sekolah sebagai pendidik atau motivator dapat mendorong agar guru yang mengajar bidang studi yang tidak sesuai agar termotivasi untuk mempelajari bidang yang diajarkannya.

Kepala sekolah merupakan pejabat formal yang pengangkatannya melalui proses, prosedur, dan peraturan yang berlaku. Kepala sekolah merupakan

44% Guru yang tidak sesuai

dengan bidangnya

24% Guru yang kurang

kreatif 17% Alasan

LAinnya

18% Guru yag tidak disiplin


(17)

pemimpin dalam suatu institusi pendidikan dalam manajemen sekolah. Sebagai pemimpin kepala sekolah merupakan seorang perencana, organisator, dan pengendali. Oleh karena itu tugas dan fungsi kepala sekolah merupakan sosok sentral dalam peningkatan mutu kualitas pendidikan di sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah harus memperhatikan tiga hal, yaitu proses; pendayagunaan seluruh sumber organisasi; dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus mampu mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri dari para guru, staf dan peserta didik dalam melaksanakan tugas masing-masing. Juga memberikan bimbingan dan pengarahan, penilaian para guru, staf dan para peserta didik serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.

Kepala sekolah yang memimpin suatu sekolah apabila mampu melakukan fungsi komunikasi yang baik dengan semua pihak, maka penilaian yang umum diberikan oleh guru, staf, peserta didik dan masyarakat sudah cukup untuk menyatakan bahwa kepala sekolah tersebut adalah kepala sekolah yang ideal.

Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.

Mengacu kepada keseluruhan paparan di atas bahwa masih banyaknya guru mata pelajaran produktuf program studi administrasi perkantoran yang tidak sesuai dengan bidangnya hal tersebut dikarenakan kepemimpinan kepala


(18)

sekolahnya. berikut adalah tanggapan guru mengenai kepemimpinan kepala sekolah SMK se-Kota Sukabumi.

Gambar 1. 2

Tanggapan Guru Mengenai Kepemimpinan Kepala Sekolah

Sumber : Hasil survey pada SMK se-Kota Sukabumi

Gambar diatas merupakan tanggapan guru mata pelajaran produktif program studi Administrasi Perkantoran yang di ambil dari pengisisan kuisioner, dari 48 guru tersebut 40% menjawab bahwa kepala sekolah kurang mampu mengelola SDM dengan baik, 36% memjawab bahwa kepala sekolah kurang mampu merencanakan perencanaan sekolah. 16% menjawab kepala sekolah kurang mapu mengarahkan dan mengawasi, dan 8% alasan guru lainnya.

Dalam upaya memahami dan memecahkan masalah ketidaksesuaian jenjang pendidikan yang diambil atau ketidaksesuaian bidang ke ilmuan para guru mata pelajaran Produktif Program Administrasi Perkantoran se-SMK Kota Sukabumi maka perlu dan penting dilakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru mata pelajaran Produktif

36% Kepala sekolah kurang

mampu merencanakan

sekolah

40% Kepala sekolah kurang

mempu mengelola

SDM 16% Kepala sekolah kurang

mampu mengarahkan dan mengawasi

8% Alasan LAinnya


(19)

Program Administrasi Perkantoran. Hal inilah yang menarik penulis untuk meneliti dan mendalami dan mengadakan penelitian SMK se-Kota Sukabumi, dan selanjutnya akan dituangkan dengan judul sebagai berikut: “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Mata Pelajaran Produktif Program Studi Administrasi Perkantoran pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Kota Sukabumi”.

B. Identifikasi Rumusan Masalah

Penelitian ini mengkaji masalah kinerja guru mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran di sekolah SMK se-Kota Sukabumi. Hal tersebut diduga sebagai kekuatan strategis yang perlu dibina dan dikembangkan untuk menciptakan organisasi yang baik. Rendahnya tingkat kinerja guru akan berakibat pada rendahnya kinerja kualitas proses pembelajaran, sehingga menghambat tercapainya tujuan pendidikan.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru, pada pelaksanaannya, kinerja akan sangat dipengaruhi kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana di integrasikan dengan komponen sekolah baik kepala sekolah, fasilitas kerja, guru, karyawan, maupun anak didik. Pidarta (1995) dalam Saerozi (2005:2) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu salah satunya adalah kepemimpinan kepala sekolah Dengan demikian nampaklah bahwa kepemimpinan kepala sekolah akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah


(20)

1. Bagaimana gambaran tingkat Kepemimpinan Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Kota Sukabumi.

2. Bagaimana gambaran tingkat kinerja guru mata pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Kota Sukabumi.

3. Adakah pengaruh tingkat kepemimpinan kepala sekolah tehadap tingkat kinerja guru mata Pelajaran program administrasi perkantoran pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Kota Sukabumi.

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan terutama kegiatan ilmiah mempunyai tujuan yang ingin dicapai, termasuk juga dalam penelitian ini. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh kajian secara ilmiah tentang manfaat kinerja guru mata pelajaran Program Administrasi Perkantoran pada SMK se-Kota Sukabumi.

Sesuai dengan judul yang telah dikemukan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran mengenai tingkat kepemimpinan kepala sekolah pada sekolah menengah kejuruan (SMK) se-Kota Sukabumi

2. Memperoleh gambaran mengenai tingkat kinerja guru mata pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran pada sekolah menengah kejuruan (SMK) se-Kota Sukabumi

3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat kepemimpinan kepala sekolah tehadap tingkat kinerja guru mata pelajaran Produktif Program Administrasi Perkantoran pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Kota Sukabumi


(21)

D. Kegunaan Penelitian

Jika tujuan penelitian tersebut di atas tercapai, maka akan ada dua kegunaan dari penelitian ini yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam pengembangan ilmu-ilmu yang dipelajari di Manajemen Perkantoran. Selain itu, diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan di bidang pendidikan yang beraitan dengan kinerja guru yang ditimbulkan oleh pengaruh kepemimpinan kepala sekolah. Serta dapat dijadikan bahan kajian untuk mengkaji berbagai ilmu pendidikan.

2. Kegunaan Praktis

1. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua tenaga pendidik khususnya guru yang berada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Administrasi Perkantoran agar menjadi pendorong dalam membangun kinerja guru yang lebih optimal.

Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat mengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, data, gejala dan peristiwa yang terjadi untuk dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah


(22)

BAB III

DESAIN PENELITIAN A. Objek Penelitian

Penelitian ini mengenai pengaruh kompetensi kepala sekolah terhadap kinerja guru mata pelajaran Produktif Program Administrasi Perkantoran di SMK se-Kota Sukabumi. Objek penelitian terdiri dari variabel bebas (indevendent

variable) yaitu kepemimpinan kepala sekolah yang indikatornya terdiri dari

kompetensi kepala Sekolah ialah: 1) Mengelola perubahan dan pengambangan sekolah (2) Menciptakanbudaya dan iklim sekolah yang baik (3) Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegitan sekolah dan tindak lanjutnya (4) Memanfaatan kemajuan teknoligi informasi (5) Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan. (6) Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan SDM secara optimal (7) Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dan variabel terikatnya (dependent variable) adalah kinerja guru, yang indikatornya terdiri dari (1) Kesetiaan dan komitmen dalam mengajar, (2) Menguasai dan mengembangkan bagan pelajaran, (3) Kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, (4) Kreativitas dalam melakukan pengajaran, (5) Bekerja sama dengan sekolah, (6) Kepribadian yang objektif (7) Bertanggung jawab terhadap tugasnya.

Adapun subjek yang ditelitinya adalah guru mata pelajaran Produktif Program Administrasi Perkantoran di SMK se-Kota Sukabumi.


(23)

B. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu melihat keterkaitan antara dua variabel atau lebih melalui analisis data yang di dapat. Menurut Nazir (1996:63) bahwa:

Metode deskriptif pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat, dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serat hubungan antara fenomena yang diselidiki. Sementara pada penelitian analitis, analisa ditujukan untuk mengkaji hipotesa-hipotesa dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan.

Metode ini juga sering disebut deskriptif verifikatif analisis karena mencari seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah (variable X) terhadap veriabel terkait yaitu kinerja guru (variable Y). Operasional Variabel

Operasional variabel penelitian dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan memudahkan dalam menetapkan pengukuran terhadap variabel yang diamati. Menurut Ating Somantri dan Sambas (2006:27) “Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan pengamatan”. Sedangkan menurut Arikunto (2006:118) “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Definisi variabel digunakan untuk menghindari perbedaan penafsiran atau kesalahan tentang definisi atau istilah-istilah yang dipergunakan sehingga pembatasan masalah yang diteliti akan lebih terarah, terutama dalam mengartikan


(24)

variabel yang ada dalam penelitian, maka peneliti perlu menguraikan istilah-istilah dalam variabel tersebut.

Untuk lebih jelasnya operasional masing-masing variabel tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Operasional VariabelKepemimpinan Kepala Sekolah

kompetensi manajerial dapat diartikan sebagai kemampuan mengelola sumber daya melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien Menurut Kandar (2007:1). kepala sekolah sebagai manajer harus mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal. Berikut yang menjadi indicator kepemimpinan Kepala sekolah (1) Mengelola perubahan dan pengambangan sekolah (2) Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang baik (3) Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan sekolah dan tindak lanjutnya (4) Memanfaatan kemajuan teknoligi informasi (5) Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan. (6) Melakukan tugas-tugas pengawasan dan pengendalian (7) Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan SDM secara optimal.

Tabel 3. 1

Operasional Variabel X (Kepemimpinan Kepala Sekolah )

Variabel X

Manajerial dapat diartikan sebagai

kemampuan mengelola sumber

Indikator Ukuran Skala No

Item

Mengelola perubahan dan

pengambanga n sekolah

 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif

.

Ordinal 1

 Mengambangkan organisasi sekolah kearah yang lebih


(25)

daya melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif danefisien. MenurutKandar (2007:1) Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang baik  Kemampuan membudidayakan

kedisiplinan kepada guru. Ordinal 3  Menciptakan iklim sekolah

yang kondusif dan inovatif

bagi peserta didik. Ordinal 4  Menciptakan situasi belajar

mengajar yang baik. Ordinal 5

Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan sekolah dan tindak lanjutnya

 Tingkat kemampuan merencanakan,

mengorganisasikan,

melaksanakan, megevaluasi, memimpindan mengendalikan program realisasi program pengembangan saran dan prasarana sekolah

Ordinal 6

 Tingkat kemampuan merencanakan,

mengorganisasikan,

melaksanakan, megevaluasi, memimpindan mengendalikan program realisasi program pengembangan guru dan sekolah

Ordinal 7

 Tingkat kemampuan merencanakan,

mengorganisasikan,

melaksanakan, megevaluasi, memimpindan mengendalikan program realisasi program pengembangan saran dan prasarana sekolah dan program pengembangan fasilitas sekolah

Ordinal 8

Memanfaatan kemajuan teknologi informasi

 Kemampuan menggunakan teknologi informasi alam

peningkatan pembelajaran. Ordinal 9  Kemampuan menggunakan

teknologi informasi bagi peningkatan manajemen sekolah

Ordinal 10

Menyusun perencanaan sekolah untuk

berbagai

 Melakukan koordinasi dengan

berbagai elemen pendidikan 11  Membangun prosedur

operasional lembaga pendidikan.


(26)

tingkatan perencanaan. 

. Memberi contoh bagaimana dan mebangun motivasi serta kerja sama dengan semua pihak

Ordinal 13

 Melakukan koordinasi dengan

berbagai elemen pendidikan Ordinal 14

Melakukan tugas-tugas pengawasan

dan pengendalian

 Melakukan pengawasan dalam bidang pengembangan keterampilan dan kompetensi administrasi dan kelembagaan

Ordinal 15

 Melakukan pengawasan dan kendali terhadap tugas-tugas

serta kemampuan pendidik Ordinal 16 Memimpin

sekolah dalam rangka pendayagunaa n SDM secara

optimal

 Memanfaatkan Sumberdaya yang ada di sekolah dengan sebaik-baiknya.

Ordinal 17

2. Operasional Variabel Kinerja Guru

Kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar yang memiliki keahlian mendidik anak dalam rangka pembinaan peserta didik untuk tercapainya pendidikan.

Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Suyanto (2001:3)

Indikator kinerja yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) Kesetiaan dan komitmen dalam mengajar, (2) Menguasai dan mengembangkan bagan pelajaran, (3) Kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, (4) Kreativitas dalam melakukan pengajaran, (5) Bekerja sama dengan sekolah, (6) Kepribadian yang objektif, (7) Bertanggung jawab terhadap tugasnya


(27)

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Y (Kinerja Guru)

Variabel (Y)

Kinerja guru (Y) Kinerja guru adalah

kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Suyanto (2001:3)

Indikator Ukuran Skala No

Item

Kesetiaan Dan Komitmen

Dalam Mengajar

 Tingkat kemampuan guru dalam memiiki komitmen tinggi dalam menjalankan tugas mengajar

Ordinal 1

 Tingkat kemampuan guru dalam memiliki kesetiaan yang tinggi dalam mengajar

Ordinal 2

Menguasai Dan Mengembangka

n Bahan Pelajaran

 Tingkat kemampuan guru dalam mengembangkan bahan pembelajaran yang sesuai

Ordinal 3

 Tingkat kemampuan guru menguasai pelajaran yang akan diajarkan

Ordinal 4

 Tingkat kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran

Ordinal 5

Kedisiplinan Dalam Mengajar Dan Tugas Lainnya

 Tingkat kemampuan guru dalam melaksakan tugas-tugas pokok dalam mengajar

Ordinal 6

 Tingkat kemampuan guru dalam membudidayakan disiplin belajar dalam sistem belajar mengajar dikelas

Ordinal 7

 Tingkat kemampuan guru melaksanakan tata tertib yang sudah dibuat oleh sekolah

Ordinal 8

Kreatifitas Dalam Pelaksanaan Pembelajaran

 Tingkat kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan

Ordinal 9

 Tingkat kemampuan guru dalam mengguanakan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

Ordinal 10

Kerja Sama Dengan Sekolah

 Tingkat kemampuan guru dalam bekerja sama dengan siswa

Ordinal 11

 Tingkat kemampuan guru dalam bekerja sama dengan guru lain


(28)

 Tingkat kemampuan guru menjadi teladan untuk siswa

Ordinal 13

Kepribadian Yang Objektif

 Tingkat kemampuan guru dalam bersikap objektif dalam proses belajar mengajar

Ordinal 14

Tanggung jawab terhadap tugasnya

 Tingkat kemampuan guru dalam melaksanankan semua yang menjadi tanggung jawab seorang guru

Ordinal 15

C. Sumber Data

Data merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:148) “Data merupakan sesuatu yang sangat penting kedudukannya, karena dengan data, peneitian akan dapat: 1) menjawab problematikanya, 2) mencapai tujuannya 3) membuktikan hipotesisnya”.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan penybaran angket. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah seluruh data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada responden yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap memiliki seluruh populasi data penelitian adalah wakasek kurikulum dan guru mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran di SMK se-Kota Sukabumi. Guru adalah responden yang mengisi kuesioner untuk variabel X dan Wakasek kurikulum adalah responden yang mengisi kuesioner untuk variabel Y. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang


(29)

berhubungan dengan penelitian dalam hal ini adalah guru mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian tetapi data ini mendukung untuk memperoleh data. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu buku, dokumen-dokumen, artikel-artikel, situs internet, jurnal baik berupa teori maupun data yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian merupakan keseluruhan objek penelitian yang mempunyai karekteristik tertentu, populasi dalam hal ini bukan hanya sekedar manusia, tetapi juga benda-benda atau peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai objek atau sarana penelitian.

Winarwo Surakhmad (1992:93) mengemukakan bahwa: populasi adalah sekumpulan objek baik manusia, gejala, nilai, peristiwa, benda-benda.” Pengertian lain dikemukakan oleh Sudjana (1992:6) bahwa:

“Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jenis yang ingin di pelajari sifat-sifatnya”.

Dalam penelitian ini yang akan dipelajari atau diamati adalah guru mata pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di SMK se-Kota Sukabumi yang selanjutnya disebut analisis. Jadi guru mata pelajaran Produktif Program Administrasian Perkantoran di SMK se-Kota Sukabumi merupakan populasi dari penelitian ini. Dikarenakan jumlah guru mata pelajaran Produktif Administrasi


(30)

Perkantoran di SMK se-Kota Sukabumi kurang dari 100 orang, maka penelitian ini menggunakan seluruh guru mata pelajaran produktif administrasi perkantoran yaitu sebanyak 48 orang dan sekaligus dijadikan sampel dalam penelitian ini. Menurut Suharsimi Arikunto (1993:100-102), apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih tergantung pada:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana;

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, hal ini menyangkut banyaknya sedikit data;

c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang risikonya besar, maka sampelnya lebih besar, hasilnya akan lebih besar.

Berikut ini merupakan tabel populasi jumlah Guru Produktif Program Administrasi Perkantoran di SMK Se-kota Sukabumi:

Tabel 3. 3

Data Guru Mata Pelajaran Produktif Program Administrasi Perkantoran SMK Sekota Sukabumi

NO Nama Sekolah Jumlah

Guru

1 SMKN 2 KOTA SUKABUMI 7 Orang

2 SMK PGRI 1 KOTA SUKABUMI 6 Orang

3 SMK 2 PASUNDAN SUKABUMI 5 Orang

4 SMK MUHHAMADIYAH 1 KOTA SUKABUMI 3 Orang

5 SMK ISLAM PENGUJI SUKABUMI 2 Orang

6 SMK YASPI “SYAMSUL ULUM” SUKABUMI 6 Orang

7 SMK BPK PENABUR SUKABUMI 2 Orang

8 SMK TERPADU IBADURRAHMAN SUKABUMI 7 Orang

9 SMK ULUL ALBAB SUKABUMI 10 Orang

Jumlah 48 Orang


(31)

E. Teknik Dan Alat Pengunpulan Data Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan informasi atau keterangan mengenai suatu objek penelitian. Pelaksanaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang disebut dengan istilah teknik pengumpulan data. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas permasalahan penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa teknik yang dapat digunakan sebagai pengumpul data sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang diteliti khususnya mengenai kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran di SMK kota sukabumi. Peneliti mendatang satu persatu sekolah yang menjadi objek penelitian untuk memastikan bahwa memang benar adanya guru yang memiliki latar belakang yang tidak sesuaidengan jenjang S1. Alat pengumpulan data dalam observasi, diantaranya catatan informal, daftar cek, dan pencatatan dengan alat. Teknik observasi ini dilakukan untuk memperoleh data yang dijelaskan pada latar belakang. Data yang penulis peroleh yaitu data guru program administrasi perkantoran di SMK kota sukabumi

2. Wawancara (interview) yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara lisan dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak


(32)

yang bersangkutan (perusahaan/instansi) secara bertatap muka dengan sumber data untuk memperoleh data sekolah diantaranya, data guru mata pelajaran administrasi perkantoran, profil sekolah, penulis melakukan wawancara langsung kepada kepala sekolah untuk mengetahui mengenai gambaran kepemimpian kepala sekolah di sekolah tersebut, tidak lupa juga penulis melakukan wawancara dengan wakasek kurikulum dan ketua program administrasi perkantoran untuk mengetahui gambaran mengenai kinerja guru mata pelajaran administrasi perkantoran di SMK se-Kota Sukabumi. Pengumpulan data dimulai dari tanggal 22 Desember 2011 sampai dengan tanggal 25 Januari 2012. Tempat melakukan wawancara SMK Negeri 2 Kota Sukabumi, SMK PGRI 1 Kota Sukabumi, SMK 2 Pasundan Kota Sukabumi, SMK Muhhamadiyah 1 Kota Sukabumi, SMK Islam Penguji kota Sukabumi, SMK Yaspi “Syamsul Ulum” Kota Sukabumi, SMK BPK Penabur Kota Sukabumi, SMK Terpadu Ibadurrahman Kota Sukabumi, dan SMK Ulul Albab Kota Sukabumi. Dari hasil wawancara diketahui bahwa guru-guru produktif administrasi perkantoran di SMK-SMK se-Kota Sukabumi tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya atau jurusan yang tempuh pada saat kuliah. Alat pengumpulan data dalam wawancara biasanya berbentuk pedoman atau schedule wawancara, yaitu daftar pertanyaan yang telah disusun peneliti untuk ditanyakan kepada responden dalam suatu wawancara yang pengisiannya dilakukan oleh pewawancara atau enumerator. Teknik wawancara dilakukan untuk


(33)

mengetahui kompetensi kepala sekoloah dan kinerja guru program administrasi perkantoran yang dijelaskan pada latar belakang masalah. 3. Kuesioner atau yang juga dikenal sebagai angket merupakan salah satu

teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden. Menurut Uep dan Sambas (2011:108). Kuesioner dalam peneletian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kuesioner yang berisi instrumen X (kepemimpinan Kepala sekolah) dan variabel Y (Kinerja Guru). Penulis menyebarkan angket yang harus dijawab oleh responden. Bentuk angket yang dipergunakan adalah angket tertutup yaitu pernyataan-pernyataan yang dibuat tidak memerlukan penjelasan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda checklist () pada masing-masing jawaban yang di anggap tepat. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala lima yang diadaptasi dari kategori likert. Akan tetapi, sebelum angket disebarkan kepada respondan, angket tersebut harus di uji kelayakannya dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

4. Studi kepustakaan, yaitu usaha untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan teori-teori atau berbagai hal yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti baik berupa buku, internet dan bahan bacaan lainnya.


(34)

2. Prosedur Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan pengumpulan data, angket terlebih dahulu diuji kelayakannya sebagai alat pengumpul data yang sah. Kelayakan instrumen tersebut akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bisa. Pengujian kelayakan instrumen ini dilakukan melalui analisis validitas dan reliabilitas. Instrumen pengumpul data di katakan layak jika telah memenuhi syarat valid dan reliabel.

F. Pengujian Instrument Penelitian

Melakukan pengujian terhadap instrument merupakan langkah penting dalam rangka pengumpulan data. Kegiatan ini terdiri dari dua hal yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas

1. Uji Validitas

Pengujian yang pertama yaitu pengujian validitas Menurut Suharsimi Arikunto, (1992: 136) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang vaild dan sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaiknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas rendah Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner yang disebar.

Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan alat pengumpul data tersebut (angket) dalam mengukur pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru .Pengujian alat pengumpul data pada penelitian ini dilakukan dengan cara analisis butir angket.


(35)

Formula yang digunakan untuk tujuan ini adalah rumus Korelasi Product

Moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:

  

 

 

2

2 2

2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

r

xy (Syafaruddin S, 2001:61)

dimana:

rxy = koefisien korelasi antara butir soal (X) dengan skor total

(Y) dari sautu variabel N = banyaknya data

∑ Y = jumlah hasi kali skor item dan skor total setiap responden

∑ = jumlah skor item

∑ = jumlah skor keseluruhan (∑ 2) = kuadrat jumlah skor X

∑ 2 =

kuadrat jumlah skor total

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrumen angket tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden sebanyak 20 orang

2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk memudahkan perhitungan dan pengolahan data selanjutnya.


(36)

Tabel 3. 4

Contoh format Tabel Perhitungan Uji Validitas

No. Responden

Nomor Item Instrumen

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5) Menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

Tabel 3. 5

Contoh Format Perhitungan Korelasi

No.

Responden X Y XY X

2

Y2

7) Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas db = N – 2. Dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

8) Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid.

r hitung > r tabel, maka instrumen dinyatakan valid.

r hitung  r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Penelitian ini menggunakan penelitian populasi, maka pengujian validitas cukup menggunakan koefisien korelasi. Artinya, keputusan valid tidaknya item instrumen, cukup membandingkan nilai hitung r


(37)

dengan nilai tabel r tanpa melakukan uji t. Pengujian validitas atau reliabilitas dengan sensus (populasi) tidak diperlukan generalisasi atau penarikan kesimpulan yang bersifat umum, karena seluruh anggota populasi dilibatkan dalam penilitian sehingga kesimpulan yang dibuat berlaku untuk populasi itu sendiri.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian reliabilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Instrumen penelitian yang dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Secara teoritis, besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai dengan  1,00 dan interpretasinya selalu mengacu pada koefisien yang positif. Dalam konteks ini, koefisien reliabilitas yang mendekati nilai satu, menunjukan tingginya tingkat kepercayaan, kehandalan atau tingkat konsistensi dari instrumen penelitian dalam mengukur apa yang hendak diukur.


(38)

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrument dalam penelitian adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (1951), yaitu (Arikunto, 2006:196):              

2

2

11 .1

1 t b k k r   Dimana :

Rumus varians =

 

N N x x t

 2 2 2 

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

2

b

 = Jumlah varians butir

2

t

 = Varians total N = Jumlah responden

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus diatas yakni sebagai berikut:

1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan item angket.

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.


(39)

5) Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6) Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

 

N N X X t

  2 2 2  Keterangan:

 = varians

X

= jumlah skor N = jumlah peserta tes

Menggunakan tabel pembantu sebagai berikut:

Tabel 3. 6

Contoh Format Tabel Perhitungan Varians Item dan Varians Total

No. Responden X X2

7) Menghitung nilai koefisien Alfa.

             

2

2

11 .1

1 t b k k r

(Arikunto, 2006:196)

Keterangan:

11

r = Reabilitas instrument/koefisien Alfa k = Banyaknya butir pertanyaan

2

b

= Jumlah varians butir

2

t

= Varians total

8) Membuat nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2. 9) Membuat kesimpulan dengan membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r, dengan tingkat signifikasi 0,05.


(40)

Jika r hitung  r tabel, maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Uep dan Sambas (2011:158) yaitu “Upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian”. Tujuan dilakukannya analisis data antara lain untuk mendeskripsikan data, sehingga dapat dipahami karakteristiknya, juga untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi berdasarkan data yang telah diperoleh. Kesimpulan ini biasanya dibuat berdasarkan pendugaan dan pengujian hipotesis.

1. Pengolahan Data

a. Menyusun data, pemeriksaan terhadap angket yang telah diisi dan dikumpulkan dari reponden. Pemeriksaan ini khususnya berkaitan dengan masalah kelengkapan jumlah lembaran angket dan kelengkapan pengisiannya.

b. Skoring, pemberian skor jawaban pada setiap item angket dijadikan alat pengumpul data. Untuk masing-masing pernyataan angket dimana penelitian ini menganalisis satu variabel bebas yaitu kepemimpinan kepala sekolah (variabel X) dan satu variabel terikat yaitu kinerja guru (variabel Y). Untuk setiap pertanyaan dari angket diberi 5 kategori:


(41)

Tabel 3. 7

Skor Setiap Item Pertanyaan

Alternatif Jawaban

Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

Sumber : Diadaptasi dari skor kategori Likert.

c. Tabulasi yaitu perekapan data hasil skoring pada langkah ke dua ke dalam tabel seperti berikut :

Tabel 3. 8

Tabulasi Data Penelitian

Resp. Skor item Total

1 2 3 4 5 6 ………

1 2

N…

d. Mengubah skala ordinal ke interval

Skala pengukuran semua variabel dalam penelitian ini adalah pengukuran pada skala ordinal. Untuk kepentingan analisis data dengan Analisis Regresi Linier Sederhana yang menisyaratkan skala pengukuran minimal interval. Maka untuk menaikan tingkat pengukuran ordinal ke interval digunakan

method of successive intervals (Harun Al Rasyid, 2005). Berikut langkah kerja

untuk menaikkan tingkat pengukuran dari skala pengukuran ordinal ke tingkat skala pengukuran interval melalui method of successive intervals :


(42)

1) Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab (memberikan) respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia. 2) Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (N),

kemudian tentukan proporsi untuk setiap alternatif jawaban responden tersebut.

3) Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif untuk setiap alternatif jawaban responden.

4) Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, hitung nilai z untuk setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif jawaban responden tadi.

5) Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan menggunakan rumus :

6) Melakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai skala ordinal ke nilai skala interval, dengan terlebih dahulu menentukan angka indeks skala interval (SIx) yang diperoleh dari pengurangan angka satu (diperoleh dari nilai skala yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar yang kemudian diubah menjadi sama dengan satu) dengan SVi terkecil (= SVMin). SIx = 1 - SVMin. Sehingga untuk setiap alternatif jawaban, skala intervalnya dapat diketahui dengan rumus : SIx = SVi + SIx.

Density at lower limit - Density at upper limit Area under upper limit - Area under lower limit SV =


(43)

2. Analisis Deskriptif

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran mengenai kepemimpinan cerdas emosi, dan untuk mengetahui gambaran mengenai kinerja. Berkaitan dengan analisis data deskriptif yaitu dengan:

a. Penyajian data melalui tabel, berdasarkan angka frekuensi dan persentase (%). Seperti pada contoh tabel di bawah ini:

Tabel 3. 9

Distribusi Frekuensi

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju

2 Setuju

3 Ragu-ragu

4 Tidak Setuju

5 Sangat Tidak setuju b. Membuat grafik


(44)

Penyajian data melalui tabel, yang kemudian dipresentasekan dan dibuat grafiknya, sehingga terlihat gambaran kepemimpinan cerdas emosi dan budaya organisasi dalam bentuk grafik.

a. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas digunakan untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang digunakan adalah Uji Barlett.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas dengan uji Barlett adalah:

1) Menentukan hipotesis statistik

H0: , artinya semua kelompok dalam peubah

memiliki varians skor yang sama (homogen).

H1: Paling tidak ada satu kelompok dalam peubah yang variansinya

berbeda dari yang lainnya.

2) Menentukan kelompok-kelompok dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

3) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 10

Contoh Format Tabel Pembantu Perhitungan Uji Barlett

Sampel db = n-1

S

i2 Log

S

2i db.Log

S

i2 db.

S

i2


(45)

S

gab

2

=

db S db. i2

5) Menghitung log dari varians gabungan. 6) Menghitung nilai Barlett.

B = Nilai Barlett = (Log

S

gab

2

)(

db ) i

Keterangan:

dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

7) Menghitung nilai

2

.

2

= (ln 10)

S

i

Log db

B . 2

Keterangan:

S

i

2

= Varians tiap kelompok data

8) Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0,05 dan db = k - 1. 9) Membuat kesimpulan

Kriteria uji yang digunakan adalah apabila nilai < , maka H0

diterima atau variasi data dinyatakan homogen.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi.

Langkah-langkah uji linearitas regresi adalah:

1) Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y. 2) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(a)) dengan rumus:


(46)

 

2 ) (

n Y JKrega

3) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(b/a)) dengan rumus:

JKreg(b/a) =

  

 

Xn Y XY

b.

4) Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JKres)

JKres =

reg(b/a) reg(a) 2 JK -JK -Y

5) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKreg(a))

RJKreg(a) = JKreg(a)

6) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKreg(b/a))

RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)

7) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKres)

RJKres =

2

-n JKres

8) Mengurutkan data mulai dari data terkecil sampai data terbesar disertai pasangannya.

9) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE)

JKE =

 

         k n Y Y 2 2

10) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC)

JKTC = JKres - JKE

11) Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC)

RJKE =

2

-k JKTC

12) Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE)

RJKE =

k n JKE

-13) Mencari nilai Fhitung


(47)

Fhitung =

E TC

RJK RJK

14) Menentukan kriteria pengukuran: jika Fhitung < Ftabel, maka distribusi

berpola linier.

15) Mencari nilai Ftabel pada taraf siginifikansi 95% atau α = 5%

menggunakan rumus: Ftabel = F(1-α)(db TC, db E) dimana db TC = k – 2 dan

db E = n – k.

16) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan, yakni Fhitung < Ftabel berarti linier.

3. Pengujian Hipotesis

Langkah terakhir dalam kegiatan analisis data adalah dengan melakukan uji hipotesis. Tujuan dari pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dipercaya antara variabel independen dan variabel dependen. Melalui pengujian hipotesis ini akan diambil kesimpulan menerima atau menolak hipotesis. Prosedur pengujian hipotesis ini meliputi beberapa langkah, yaitu:

a. Analisis Regresi Linier Sederhana

Langkah selanjutnya adalah dengan menghitungnya dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Sederhana. Analisis regresi digunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam sebuah fenomena. Dalam Analisis Regresi Linier Sederhana ini terdapat satu variabel yang diramalkan (dependent variable) yaitu kinerja guru


(48)

(independent variable) kepemimpinan kepala sekolah. Maka bentuk umum dari Analisis Regresi Linier Sederhana adalah:

Ŷ = a + bx

dimana:

Ŷ = Kompetensi Kepala Sekolah X = Kinerja Guru

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah/koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan.

Dengan nilai a dan b adalah sebagai berikut:

 



      2 2 2 2 2 X X n Y X XY n b X X n XY X X Y a (Sugiyono, 2007:206)

b. Menghitung Koefisien Korelasi antara Variable X dan Y

Untuk mengetahui hubungan variabel X (Kepemimpinan Kepala Sekolah) dengan variabel Y (Kinerja Guru) dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu:

  

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy


(49)

Sementara untuk mengetahui tingkat hubungan (koefisien korelasi) antara variabel X (Kepemimpinan Kepala Sekolah) dengan Y (Kinerja Guru). Maka dapat digunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi seperti yang dituangkan dalam tabel 3.11:

Tabel 3. 11

Pedoman Interprestasi Korelasi

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,799 Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Antara 0,000 sampai dengan 0,199

Sangat Kuat Kuat

Sedang/Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah

Sumber : Sugiyono (2010:231)

Untuk menentukan besarnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y, dapat digunakan rumus koefisien determinasi atau koefisien penentu. Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi digunakan untuk untuk menghitung besarnya pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah (variabel X) terhadap Kinerja Guru (variabel Y). Koefisien determinasi dihitung dengan rumus:

KD = r2x 100% (Riduwan dan Sunarto, 2010:224) dimana:

KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien korelasi

c. Uji Hipotesis dengan Uji Signifikansi

Sebagai langkah terakhir dari analisis data adalah teknik pengujian hipotesis. Dengan uji signifikan menurut metode statistik.


(1)

3

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru mata pelajaran Program Administrasi Perkantoran pada sekolah menengah kejuruan (SMK) se-Kota Sukabumi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas dan merujuk pula pada frekuensi jawaban responden dalam setiap indikator yang digunakan pada penelitian ini, sasaran yang diberikan dalam penelitian ini mengacu pada indikator yang memiliki presentase terendah dalam jawaban responden dibadingkan dengan indikator-indikator lainnya pada masing-masing variabel. berdasarkan hal tersebut rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat kepemimpinan kepala sekolah pada indikator memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan SDM secara optimal memiliki skor terendah. Berdasarkan hal tersebut rekomendasi untuk menanggulangi masalah dalam hal ini, maka perlu adanya upaya dari kepala sekolah untuk dapat lebih selektif dalam memilih guru yang lebih sesuai dengan bidang keilmuaanya sehingga dalam pembelajaran terhadap siswa lebih optimal.

2. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat kinerja guru pada indikator kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya memiliki skor terendah. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya upaya sekolah untuk mengevaluasi serta memberikan pengarahan kepada guru produktif untuk peduli terhadap kedisiplinan yang sudah di tetapkan disekolah. Dengan tingkat kepedulian


(2)

4

yang tinggi, guru produktif administrasi perkantoran akan berusaha mematuhi semua peraturan kedisiplinan yang ada di sekolah. Selain itu, untuk mengatasi rendahnya kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya dalam hal tingkat kemampuan mencapai standar kinerja yang diinginkan sekolah, maka pihak sekolah perlu memberikan pengevaluasian setiap minggunya, sehingga para guru dapat meningkatkan keahlian dan kemampuan kerjanya. Hal ini akan menjadi motivasi untuk berprestasi serta guru itu sendiri akan beranggapan dan memiliki rasa malu jika kuantitas kerja mereka lebih rendah dari rekan kerja yang lainnya.


(3)

Restu Fauziah, 2013

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Mata Pelajaran Produktif Program Studi Adminstrasi Perkantoran Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Se-Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku

Aris suherman dan Ondi Saondi (2010) Etika Profesi Keguruan Bandung: PT Refika Aditama

Arikunto, Suharsimi (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

--- (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

--- (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Ating Somantri dan Sambas Ali muhidin (2006) Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Benjo Sujanto (2009) Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta :CV Agung Sagung Seto

Gomes, Faustini Cardoso. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakata: Andi Yogya.

Hasibuan, H. Malayu S. P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Heny Simamora, 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia: Jakarta : STIE YKPN Jones, Pam. (2002) Buku Pintar Manajemen Kinerja. Terjemah Antthony R.

Indra. Jakarta: Metalexia Publishing & PT Qreator Tata Qarakter.

Kunandar (2007) Guru Profesional (Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan KTSP)dan Sukses dalam Sertifikasi Guru) Jakarta: Raja Grafindo.

Ukas, Maman. (2006). Manajemen : Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung: Agnini.

Margono. (2004) Metodologi Penelitian Pendidikan.jakarta: RinekaCipta

Muhaimin. (2007) Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bnadung: Remaja Rosdakarya.


(4)

Riduwan dan Sunarto. (2010). Pengantar Statistika (Untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis). Bandung: Alfabeta. Rivai Veizhal. 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari

Teori Pratik. Jakarta:PT: rajaGrafindo Persada.

Robbins, Stephen P. 2002 Perilaku Organisasi, ed. 8, Alih Bahasa: Hadayana Pujatmaka. Jakarta: PT Prehalindo.

---. (2003) Perilaku organisasi.New Jersey: Pearson Education International.

Serdamayanti. (2008) Sember Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung: Mandar Maju

S.E M. Phil, Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Persada Grafindo.

Sudjana (2005). Metoda Statistika. Bandung: Penerbit TARSITO

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

--- 2006.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta.

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Muhidin. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Andhika Utama.

Syafaruddin, S. (2004) Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta : Grasindo. Tim dosen Adpen(2005) Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi

Pendidikan

---(2009) Manajemen Pendidikan. Bandung: FIP UPI

Universitas pendidikan Indonesia. (2010) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Laporan buku, Makalah, Skripsi, tesis, disertasi: Bandung: UPI

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. Pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen.


(5)

Restu Fauziah, 2013

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Mata Pelajaran Produktif Program Studi Adminstrasi Perkantoran Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Se-Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Purwo. M ngalim 2008. Penilaian Kinerja Guru. Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Depdiknas.

Wahjosumidjo (2003) Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta: PT RajaGrasindo Persada

Wibowo. (2008). Manajemen Kinerja. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.

B. Karya Sekripsi danTesis

Hesti, Sugesti pengaruh Penguasaan Kompetensi Profesional Terhadap Kinerja Guru Produktif Administrasi perkatoran pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Bandung Barat. Bandung: Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. tidak diterbitkan.

Muhidin, Sambas Ali. (2007). Pengaruh Pengawasan Langsung dan Tidak Langsung Kepala Bagian terhadap Kinerja Pegawai Bidang Pelayanan Air Bersih pada Bagian Distribusi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung. Bandung: Pascasarjana UPI

Mylan, sely.2010. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Di Cv Rabbaniasysa Wilayah Jawa Barat. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

Sartono.2007. Kemampuan Manajerial Kepala sekolah Dalam Upaya Peningkatan Kinerja Tenaga Pendidik Dan Kependidikan. Karya Ilmiah SMA 2 Mataram.

Tresnawati Suci Ramadhan. (2010). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah terhadap Moral kerja Guru di Sekolah Menenngah Kejuruan Negeri 1 Majalaya. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Yosi, Pengaruh Supervisis Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Smk Negeri1 Karanganyar Kebumen Bandung: Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. tidak diterbitkan.

Yune, Nurdiani (2008) Studi Tentang Kompetensi Guru Bidang Keahlian Manajemen Perkantoran Padas sekolah menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Bandung Bandung: Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. tidak diterbitkan.


(6)

C. Sumber Internet

Dahrin. (2005) Hubungan Stres kerja, Motivasi dan Kinerja Guru. [Online]. Tersedia : Http://www.guruvalah/penelitian.html?200813

Tanggal 28 desember 2011

Fatah, Nanang. (2005) Sebagai Besar Guru Tidak Layak Untuk Mengajar

[Online]. Tersedia: Http://www.

pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1005/24/0830.html Tanggal 5 januari 2012

Permen Diknas no. 13 tahun 2007 tentang satndar kinerja kepala sekolah

Rastodio. 2009. Kinerja Mengajar Guru [Online]. tersedia di restodio.com/…/Mengukur Kinerja Mengajar-Guru.html [ 16 Desember 2010].

Tempe. A Dale. (2005) Hubungan Stress Kerja Motivasi Kerja, Motivasi Dan

Kinerja Guru. [online]Tersedia:

Http://www.guruvalah.20.com/stress_motivasi-kinerja.pdf. Tanggal 5 januari 2012

Timotius (1998) Guru Profesional. [Online]. Tersedia: Http://www.geocities/guruvalah/penelitia.html?201211

Tanggal 11 januari 2012

http://obeeth.wordpress.com/2011/10/06/kompetensi/

www.mgp-be.depdikna.go.id www.depdiknas.go.id. www.GudangMentri.com