KESALAHAN PENGGUNAAN TEMO II DESUKA MAHASISWA UNIVERSITAS UDAYANA.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), Kuta, Bali, INDONESIA, 29 – 30 Oktober 2015 P-PNL-114

KESALAHAN PENGGUNAAN ~ TE MO II DESUKA
MAHASISWA SASTRA JEPANG UNIVERSITAS UDAYANA
N.P.L. Wedayanti
Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana
Email : l_wedayanti@yahoo.co.jp

Pendahuluan

Pembelajaran bahasa asing, sebagai bahasa kedua, yang
dilakukan setelah dewasa kerap menemui kesulitan karena sistem
bahasa ibu telah tertanam dalam di otak pembelajar bahasa kedua
tersebut. Orientasi idealis penelitian ini adalah teridentifikasinya
kesalahan-kesalahan berbahasa mahasiswa, sehingga dapat dengan
segera dievaluasi dan ditemukan langkah-langkah untuk memperbaiki
kesalahan tersebut sebagai solusi konkrit bagi proses pembelajaran
bahasa Jepang, di Universitas Udayana.
Dalam pembelajaran bahasa, Tarigan (2009: 14) menyatakan
bahwa kesalahan berbahasa sering dijumpai tidak hanya oleh
pembelajar bahasa kedua sebagai bahasa asing, tetapi juga oleh

pembelajar bahasa pertama. Menurut Tarigan, berkaitan dengan istilah
kesalahan berbahasa, terdapat dua istilah yang memiliki makna yang
hampir sama, yaitu kesalahan dan kekeliruan. Kesalahan berbahasa
menurutnya adalah penggunaan bahasa yang menyimpang dari
kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa tersebut, sedangkan
kekeliruan berbahasa didefinisikan sebagai penggunaan bahasa yang
menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa tersebut
namun tidak dipandang sebagai pelanggaran berbahasa (Tarigan,
1997:70). Nurhadi (dalam Indihadi, 2009 7--8) juga memberikan empat
kategori taksonomi kesalahan berbahasa yaitu taksonomi kategori
linguistik, taksonomi kategori strategi performansi, taksonomi kategori
komparatif, dan taksonomi kategori efek komunikasi.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang
menggambarkan dengan jelas suatu hal/fenomena, sekaligus
menerangkan hubungan, menentukan prediksi serta mendapatkan
makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan.
Populasi penelitian ini adalah kesalahan berbahasa dalam tes tertulis
pembelajar bahasa Jepang di Universitas Udayana semester enam
tahun 2015. Sumber data primer dari penelitian ini adalah jawaban

dari kuisioner yang disebarkan kepada 60 orang mahasiswa.
Hasil dan Pembahasan
Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu, data
diklasifikasikan berdasarkan jenis kesalahan, setelah terpilah, kemudian
dianalisis kalimat-kalimat yang dibuat tersebut dibandingkan dengan
kalimat dalam bahasa Jepang yang seharusnya. Dari kalimat-kalimat
yang salah tersebut, dicari kalimat-kalimat yang memiliki kesalahan
sama atau mirip dan kemudian dianalisis penyebab kesalahannya.
Kalimat bahasa Jepang tersebut dibandingkan dengan kalimat bahasa
Jepang dari data secara langsung sehingga akan terlihat kesalahankesalahan yang ada dengan lebih jelas.
Berikut adalah analisis dari data yang secara kuantitas merupakan
kesalahan terbanyak yang dilakukan mahasiswa.
(Data 1) Sensei, sumimasen, kono shukudai wo atsumaru
jikan wa ninichi enchou shitemo ii desuka.
‘Ibu (dosen), maaf, waktu mengumpulkan tugas ini,
bolehkah ditangguhkan hari dua?’

Kesalahan yang terjadi pada data 1 adalah kesalahan
interlingual,
yaitu

digunakannya
verba
atsumaru
‘mengumpulkan’ untuk kata mengumpulkan tugas dan frasa
~shitemo ii desuka ‘bolehkah …’ untuk meminta sesuatu.
Dalam bahasa Jepang, untuk mengungkapkan kata yang
berarti
mengumpulkan
tugas
adalah
dashimasu
‘mengeluarkan’, meskipun secara harfiah kata tersebut berarti
mengeluarkan, akan tetapi jika disandingkan dengan kata
seperti shukudai ‘pekerjaan rumah’ maka kata shukudai wo
dashimasu akan berarti ‘mengumpulkan tugas’.
Kesimpulan
Dari kelima data yang dianalisis, sebagian besar kesalahan
yang terjadi adalah kesalahbentukkan (misformation).
Kesalahbentukkan sebagai kesalahan yang paling berat
dikarenakan kesalahbentukkan melingkupi kesalahan

pemilihan kosakata, kesalahan penggunaan tatabahasa,
kesalahan penggunaan partikel, dan kesalahpahaman
mahasiswa terhadap konsep sistem bahasa bahasa Jepang.
Sebagian besar responden menggunakan bentuk ~te mo ii
desu dengan produktif karena makna bentuk ~te mo ii desu
yang diterjemahkan langsung sebagai cara untuk meminta
ijin. Hal-hal tersebut terjadi karena adanya overgeneralisasi
oleh mahasiswa terhadap tata bahasa bahasa Jepang dan
makna kosakatanya. Kekurangpahaman mahasiswa terhadap
bahasa target membawa banyak kekurangan dalam
penguasaannya. Faktor transfer budaya yang tidak sempurna
juga mewarnai kesalahan-kesalahan berbahasa mahasiswa
Ucapan Terima Kasih
Penulis
menyampaikan terima kasih kepada Rektor
Universitas Udayana, Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universita
Udayana, dan Dekan Fakultas Sastra dan Budaya atas
dukungan serta bantuan Dana PNPB sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan. Semoga penelitian ini dapat memberi

sumbangan ilmiah khususnya bagi bidang pengajaran
bahasa asing.
Daftar Pustaka
Juaningsih, Juju. 2010. Analisis Kesalahan Bahasa Jepang Dilihat Dari
Latar Belakang Cara Pemerolehan Bahasanya. Seminar Gakkai
Korwil Jabar.
Mahsun,M.S.2005.Metode Penelitian Bahasa.Jakarta:Rajawali Pers.
Nugraha, Tri Setya. 2001. Kesalahan-kesalahan Berbahasa Indonesia Pembelajar
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing : Sebuah
Penelitian
Pendahuluan. Jurnal Penelitian Lembaga Penelitian
Universitas Sanata
Darma.
Prasetya, Ika Wahyu, dkk. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa Tuturan
Mahasiswa dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa. Jurnal
Pancaran, Vol.2, No. 2.
Sudipa, I Nengah. 2012. Pengaruh Negatif Sintaksis dan Semantik
Bahasa
Indonesia pada Bahasa Inggris Tulis Mahasiswa di Bali. Jurnal Pustaka
Volume XII, No. 1.

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan B erbahasa.
Bandung : Penerbit Angkasa.
_____. 1989. Pengajaran Remedi Bahasa: Suatu
Penelitian
Kepustakaan. Jakarta: Depdikbud.