IMPLEMENTASI UU NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK OLEH DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA MEDAN DALAM MENANGANI ANAK JALANAN.

(1)

IMPLEMENTASI UU NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG

PERLINDUNGAN ANAK OLEH DINAS SOSIAL DAN

TENAGA KERJA KOTA MEDAN DALAM

MENANGANI ANAK JALANAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat-Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Iis Hernisyah Beru Ginting NIM 308111050

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

viii ABSTRAK

IIS HERNISYAH BERU G, NIM 308111050. IMPLEMENTASI UU NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK OLEH DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA MEDAN DALAM MENANGANI ANAK JALANAN.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan Dalam Menanganai Anak Jalanan. Adapun metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak jalanan yang telah terdata di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan. Dengan jumlah anak jalanan 675. Dengan melihat jumlah populasi seperti ini maka penulis mengambil sampel dengan menggunakan Snowball Sampling. Snowball Sampling teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlanya kecil, kemudian membesar. Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil sampel penelitian ini adalah 10 orang anak jalanan yang ada di Jalan Aksara Kota Medan dan untuk melengkapi data dari 10 orang anak jalanan sebelumnya, penulis mengambil data dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan. Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis, ternyata 6 dari anak jalanan memutuskan untuk turun ke jalanan dikarenakan tuntutan ekonomi. Sedangkan 4 anak jalanan lainnya, turun ke jalanan dikarenakan kurangnya perhatian dari orang tua. Selanjutnya menurut penuturan Bapak Zailun (Staf Bagian Pelayananan di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan), kinerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan belum optimal. Hal itu dikarenakan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan belum memiliki panti sendiri, sehingga tugas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan hanya bertugas untuk mengantar anak jalanan ke panti penampungan di Binjai. Setelah sampai di sana Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan menyerahkannya ke Dinas Sosial Provinsi Sumut, untuk dibina.


(3)

iv

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala berkat dan karunia-Nya yang selalu melimpah bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan Skripsi ini sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Penyelesaian Skripsi ini, merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Skripsi ini diberi judul

“Implementasi UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Oleh Dinas

Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan Dalam Menangani Anak Jalanan”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai piihak sehingga skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, Selaku Rektor Unimed.

2. Bapak Drs. H. Restu, M.S, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unimed. 3. Ibu Prof. Dr. Hj. Djanius Djamin, SH. MS, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi

(PS), yang dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PP-Kn) dan sekaligus Dosen Penguji Penulis yang


(4)

v

telah banyak memberi masukan, petunjuk dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si, selaku Dosen PA (Pembimbing Akademik) dan sekaligus Dosen Penguji Penulis yang telah banyak memberi masukan, petunjuk dan sarannya dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Bapak Drs. Buha Simamora, S.H, M.H, Selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberi masukan, petunjuk dan sarannya dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Gabriel Siahaan, S.H, M.Hum, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PP-Kn).

8. Bapak Majda El Muhtaj S.H., M.Hum, Bapak Arief Wahyudi S.H, Bapak Fahmi Siregar S.H dan bapak Bakhrul Khair Amal, S.H, yang selalu membimbing saya di PUSHAM.

9. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PP-Kn) yang telah membekali ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama dalam perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

10.Bapak Marah Husni Lubis, SH, selaku Plt. Kepala di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan.

11.Teristimewa kepada orang tuaku, ayahanda Insya Ginting dan Ibunda Haryanti yang telah memberikan doa, membesarkan, membimbing, dan memberikan semangat dengan penuh kasih sayang serta pengorbanan yang tiada taranya kepada penulis.


(5)

vi

12.Terkhusus kepada abangku Taqwa Kariyanto Ginting, yang selalu memberiku semangat dalam penulisan skripsi ini.

13.Kepada adik-adikku yang kukasihi dan kusayangi Agus Sentosa Ginting dan Apriansyah Sehmalam Ginting.

14.Kepada teman-temanku di PUSHAM Abangnda Quadi Azam, Elvi Novia Prastika Br. Milala, Helena Sitompul, Ade Chepy Adrean, Wirawan Mansyuri, Diana, Muhammad Nashry, dan Yuda.

15.Kepada teman-temanku yang telah banyak membantu penulis khususnya, Dani Sukma Agus Setiawan, Ida R. Simatupang, Rifka Situmorang, Tarulina simamora, Diana Br. Muham dan kepada semua teman di kelas reguler B 2008 yang banyak membantu penulis selama kuliah di Universitas Negeri Medan (UNIMED).

16.Kepada semua keluarga yang yang tidak dapat penulis sebutkkan satu persatu, terimaksih atas dukungan, doa, dan semangat yang telah diberikan hingga terselesaikannya Skripsi ini.


(6)

vii

Mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang ada, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun tata bahasanya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, 24 Juli 2012 Penulis,

Iis Hernisyah Beru G


(7)

x

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kerangka Teori ... 7

1. Pengertian Anak Jalanan ... 7

2. Implementasi Undang-Undang ... 14

2.1Implementasi ... 14

2.2 Jaminan Perlindungan Hak-Hak Anak Jalanan Menurut Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak ... 15

3. Perlindungan Anak Jalanan oleh Dinas Sosial dan Tenaga kerja Kota Medan ... 16


(8)

xi

3.1Perlindungan Anak Jalanan ... 16

3.2Peran Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan ... 17

3.3Langkah-langkah Penanganan Anak Jalanan yang sebaiknya dilakukan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) ... 20

4 Kerangka Berfikir ... 22

5 Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Lokasi Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 27

C. Teknik Pengumpulan Data ... 28

1. Variabel Penelitian ... 28

2. Definisi Operasional ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Teknik Analisis Data ... 29

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Hasil Penilitian ... 30

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN


(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Anak Jalanan

2. Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan

3. Nota Tugas

4. Kartu Bimbingan Skripsi

5. Surat Penelitian Dari Jurusan PP-Kn 6. Surat Penelitian Dari Fakultas Ilmu Sosial

4. Surat Balasan Menandakan Sudah Selesai Penelitan Dari Dinas Sosial dan Tenaga kerja Kota Medan

5. Surat Keterangan Dari Laboratorium Jurusan PP-Kn

6. Surat Keterangan Dari Perpustakaan Universitas Negeri Medan 7. Kartu Mengikuti Seminar Proposal Penelitian

8. Pernyataan Keaslian Tulisan 9. Daftar Riwayat Hidup


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak jalanan merupakan kelompok anak yang sering ditemui di jalanan oleh masyarakat. Penanganan anak jalanan dan pemenuhan hak-hak anak oleh pemerintah belum melekat dalam diri anak jalanan. Sementara razia-razia yang dilakukan oleh petugas secara nyata melanggar hak anak untuk mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan. Kebijakan yang ada untuk menangani anak jalanan tidak terjadi diskriminasi dan marginalisasi anak jalanan yang semakin menjauhkan mereka dari hak-hak yang semestinya mereka peroleh. UU No. 23 Tahun 2002 Pasal 4 Tentang Perlindungan Anak Pasal 4 menegaskan setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. UU No. 23 Tahun 2002 Pasal 8 menyatakan setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spritual, dan sosial. Keberadaan anak di jalanan dikarenakan tidak terpenuhinya hak-hak mereka selama berada di ranah domestik, karena adanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang menjadi salah satu penyebab anak turun ke jalan. Beberapa anak jalanan harus berada di jalanan karena keadaan ekonomi keluarga juga menunjukkan kegagalan dalam pemenuhan hak asuh yang ideal untuk keadaan anak.


(11)

2

Pada pasal 34 UUD 1945 juga sudah jelas ditegaskan fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara dan apabila dikaitkan dengan UU No. 23 Tahun 2002, yang menjelaskan tentang perlindungan anak maka lengkaplah suatu peraturan yang melindungi hak-hak anak. Menurut data tahun 2009/2010 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Medan diperkirakan sekitar 1000 gelandangan dan pengemis (gepeng) serta anak jalanan yang berada di Kota Medan (http://www.starberita.com). Hal ini tentu sangat memprihatinkan dan membutuhkan penanganan secara khusus. Memang Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan telah melakukan penanganan, namun penanganan tidak jauh-jauh dari penertiban selanjutnya dibawa ke penampungan. Seyogianya anak-anak jalanan dapat ditangani sesuai dengan amanat dari Pasal 34 UUD 1945. Undang-undang tersebut sebenarnya sudah menjelaskan perlindungan anak jalanan, yang dalam hal ini masuk katagori anak terlantar yang dipelihara oleh negara.

Tiga istilah untuk mengkelompokkan anak jalanan yang mengambarkan tingkat keterlibatan anak-anak dengan jalanan, Menurut Asmoro dalam Klasifikasi Anak Jala nan (http://www.misipelmasgbi.org) yaitu:

1. Anak-Anak Jalanan

Adalah mereka yang seluruh eksistensinya bergantung pada sumber-sumber yang mereka dapati di jalanan, dan mereka tinggal disana 24 jam setiap hari.

Yang dapat disebut para pengamen “tulen”. Mereka sering memperkenalkan

dirinya sebagai anak jalanan sejati. Mereka biasanya membuat wilayah-wilayah kekuasaan dan etika sendiri yang berlaku dikalangan mereka sendiri. Hukumnya adalah siapa yang kuat itulah yang menang dan mempunyai kekuasaan daerah yang luas (hukum rimba).

2. Anak-Anak yang Ada di Jalanan

Mereka adalah anak-anak yang mungkin mempunyai rumah atau bahkan bersekolah seperti anak-anak biasanya, akan tetapi mereka rata-rata menghabiskan waktunya di jalanan atau hanya sekedar mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Anak-anak ini biasanya disebut sebagai


(12)

3

anak-anak jalanan “nafkah”, yaitu anak-anak yang sengaja turun kejalanan untuk mencari uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ada sebagian mereka yang disuruh oleh orang tuanya, ada yang karena kemauannya sendiri, dan ada yang dipaksa oleh orang tuanya. Untuk sekarang ini menurut kami sebagai LSM yang bergerak di jalanan, anak-anak demikianlah yang paling banyak ada di jalanan.

3. Anak-Anak Pra Jalanan

Mereka adalah anak-anak yang tidak terus-menerus berada di jalanan, akan tetapi melihat keadaan mereka dan keluarga mereka, serta latar belakang keluarganya, ada kemungkinan besar mereka akan turun ke jalanan. Biasanya untuk memulai kegiatan ini mereka hanyalah sekedar iseng, atau diajak teman yang biasanya ada di jalanan. Mereka mengamen atau melakukan hal yang lain sekedar menambah uang jajan saja. Mereka mempunyai tempat tinggal yang pasti dan bahkan mempunyai orang tua yang lengkap serta keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan. Namun ada kemungkinan mereka dapat

mengalami keadaan yang buruk atau “kepepet” sehingga salah satu cara yang

pasti akan diambil untuk bertahan hidup adalah mengamen atau mengemis di jalanan. Anak jalanan yang demikian kami sering menyebutnya sebagai anak

jalanan “jajan”. Mereka inilah yang sebenarnya membutuhkan pelayanan

secara serius supaya mereka dicegah atau diupayakan untuk tidak terlanjur turun kejalanan seperti kelompok anak-anak jalanan sebelumnya

Klasifikasi di atas, sudah pasti penanganan anak jalanan berbeda-beda, oleh sebab itu, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) Kota Medan perlu mengidentifikasi anak-anak jalanan sehingga dapat diberikan perlakuan sesuai dengan kebutuhan (pendidikan, pembinaan, pembimbingan dan pelatihan). Sebab ini tertulis dalam UU RI No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak terutama pada Pasal 3, yang berbunyi Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak – hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera.

Melihat fakta yang mengemuka di atas, maka penulis tertarik menulis skripsi dengan judul : Implementasi UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak


(13)

4

Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Medan dalam Menangani Anak Jalanan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Banyaknya anak jalanan khususnya di kota Medan.

2. Peran Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) dalam menangani anak jalanan khususnya di Kota Medan.

3. Peran keluarga dalam memberikan hak-hak yang melekat pada anak.

4. Implementasi UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Medan dalam Menangani Anak Jalanan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesimpangsiuran dari penelitian ini, serta mengingat keterbatasan kemampuan penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah untuk memberi arah pada pembatasan ini yaitu:

1. Faktor penyebab banyaknya anak jalanan di kota Medan.

2. Implementasi UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Medan dalam Menangani Anak Jalanan.


(14)

5

D. Rumusan Masalah

Agar judul penelitian tidak kelihatan panjang, maka yang disebutkan hanya ciri yang ditonjolkan oleh peneliti saja. Selebihnya diterangkan di luar judul. Hal ini sesuai dengan pendapat arikunto (2006:50). Agar peneliti dapat memperjelas hal yang menjadi masalah dibagian rumusan masalah. Oleh karena itu penulis merumuskan masalah penelitian ini melalui pertanyaan secara operasional.

1. Apakah faktor penyebab banyaknya anak jalanan di kota Medan?

2. Bagaimanakah Implementasi UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Medan dalam Menangani Anak Jalanan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian merupakan dasar untuk mencapai sasaran penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan Iqbal (2004:11)

Secara umum penelitian mempunyai empat tujuan utama, yaitu: a. Tujuan eksloratif (tujuan penemuan), menemukan suatu (pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. b. Tujuan verifikatif (tujuan pengujian), menuju kebenaran sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada. c. Tujuan developmental (tujuan pengembangan), mengembangkan sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada. d. Tujuan penulisan karya ilmiah, pembuatan skripsi, tesis, dan disertasi.

Adapun tujuan yang ingin dicapai selain untuk tujuan penulisan karya ilmiah, pembuatan skripsi melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:


(15)

6

2. Mengetahui bagaimanakah sebenarnya implementasi UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Medan dalam Menangani Anak Jalanan.

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini terdapat manfaat penelitian yang dirincikan di bawah ini:

1. Hasil penelitian dapat menjadi masukan khususnya bagi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) dalam menangani permasalahan anak jalanan.

2. Hasil Penelitian dapat mendorong pemaksimalan implementasi UU No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Medan dalam menangani Anak Jalanan.


(16)

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Bedasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Menurut Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan Anak jalanan adalah anak yang berusia 5-18 Tahun yang menghabiskan sebahagian besar waktunya untuk mencari nafkah yang berkeliaran di jalanan dan di tempat-tempat umum.

2. Dalam UU No. 23 Tahun 2002 Perlindungan Anak pasal 1 menyatakan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Biasanya anak-anak yang belum berusia 18 tahun, masih memerlukan bimbingan dan kasih sayang orang tua, tapi beda halnya dengan anak jalanan.

3. UU RI No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak terutama pada Pasal 3, yang berbunyi Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak – hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera.


(17)

79

2. Dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

menjelaskan: “Perlindungan Anak” adalah segala kegiatan untuk menjamin

dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Dari penjelasan undang-undang tersebut sangat jelas hak-hak anak yang harus dilindungi oleh pemerintah sebagai implementasi dari undang-undang tersebut.

3. Dari hasil penelitian yang diwawancarai dari anak jalanan di Jalan Aksara Kota Medan dapat disimpulakan 6 dari anak jalanan tersebut, memutuskan untuk turun ke jalanan dikarenakan tuntutan ekonomi. Sedang 4 diantaranya dikarenakan kurangnya perhatian dari orang tua. Dalam hal ini perlunya Implementasi UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Pasal 53 ayat 1 dan 2, serta Pasal 55 ayat 1).

4. Kinerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan pada saat ini, belum optimal hal itu terlihat dari penuturan Pak Zailun. Pak Zailun menuturkan bahwa selama ini Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan baru hanya mengantar anak jalanan yang sudah menandatangani pernyataan tidak turun ke jalan dan selanjutnya mengantar anak jalanan tersebut ke panti pungli di Binjai milik Dinas Sosial Provinsi Sumut.


(18)

80

B. SARAN

1. Perlu dilakukan pendataan secara spesifik mengenai pekerjaan dan alasan anak jalanan untuk tidak bersekolah. Karena kebanyakan anak jalanan yang putus sekolah dikarenakan tidak adanya biaya untuk melanjutkan sekolah. Sebab tidak semua anak jalanan bisa masuk sekolah negeri yang dibiayai oleh negara. Hal tersebut dikarenakan persyaratan untuk masuk sekolah negeri melalu sebuah tes atau melihat nilai ijazah siswa. Padahal ada pemerintah sudah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun dan memberikan dana BOS (Bantuan operasional Sekolah) kepada sekolah negeri. Pendataan tersebut dapat dilakukan dalam program penertiban yang dilakukan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan setiap tiga bulan sekali.

2. Sebaiknya ini menjadi tugas dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan untuk mendata berapa anak jalanan yang putus sekolah karena tidak adanya biaya. Selanjutnya Dinas Sosial mengajukan data-data tersebut kepada pemerintah. Supaya pemerintah membuat rapat dengan instansi pendidikan dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan untuk mencari solusi yang terbaik. Solusi tersebut bisa saja, membebaskan anak jalanan dari tes dan memasukkan mereka ke sekolah negeri yang ada di dekat rumah mereka. Solusi yang selanjutnya bisa saja, setelah diketahui alasan anak jalanan turun ke jalanan bukan karena faktor ekonomi melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan bisa membawa anak jalanan


(19)

81

itu untuk pulang ke rumah dan membicarakannya secara baik-baik kepada orang tua anak jalan sehingga dapat memperhatikan anaknya dengan baik. Jika tidak sanggup, maka bisa melimpahkannya kepada negara sebagai anak terlantar sesuai ketentuan UUD RI Tahun 1945 Pasal 34 yang berbunyi: Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

3. Selain itu, bisa juga Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan, bekerjasama dengan pihak Universitas Negeri Medan dengan mewajibakn mahasiswanya yang mendapat bea siswa untuk mengajar anak-anak jalan di beberapa titik tempat mangkal anak jalanan. Dengan Mengadakan Program Paket A, Paket B dan Paket C. Sehingga nantinya anak jalanan ketika dewasa sudah memiliki modal untuk meninggalkan jalanan menuju lapangan pekerjaan yang lebih layak.

4. Sehingga anak jalanan masih bisa bersekolah dan mencari nafkah untuk melanjutkan kehidupannya. Selain itu juga dengan adanya pendidikan anak jalanan bisa terarah dan nantinya anak jalanan mengerti sopan santun (mengetahui mana yang baik dan yang tidak baik) sehingga tidak melakukan tindak kriminal di jalanan. Dengan adanya pendidikan, anak jalanan juga bisa terhindar dari bahaya narkoba.


(20)

82

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. 2003. Prosedur dan Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Bina Aksara.

Arikunto, Suharsmini. 2006. Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsmini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

El Muhtaj, Majda. 2008. Dimensi-Dimensi HAM Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan

Budaya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. HAM, Komnas. 2005. Advokasi Terhadap Pendidikan Nasional, Pendidikan Untuk

Semua. Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Hukum, Departemen. 2006. Evaluasi Pemenuhan Hak Untuk Mendapatkan

Pendidikan dan Pengajaran Bagi Anak Pidana di lembaga Pemasyarakatan Anak. Jakarta: Departemen Hukum dan HAM RI.

Hukum, Departemen. 2006. Evaluasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Anak

Terlantar. Jakarta: Departemen Hukum dan HAM RI.

Hukum, Departemen. 2007. Perlindungan Terhadap Wanita dan Anak-Anak

Terlantar Dalam Ketentuan Pelanggaran HAM Berat di Indonesia. Jakarta:

Departemen Hukum dan HAM RI. 2007.

Hukum, Departemen. 2008. Laporan Akhir Seminar Perlindungan HAM Bagi Anak


(21)

83 Hukum dan HAM RI.

Hukum, Departemen. 2009. Evaluasi Kebijakan Pelaksanaan MBS (Manajemen

Berbasis Sekolah) Dalam Rangka Pemenuhan Hak atas Pendidikan Dasar.

Jakarta: Departemen Hukum dan HAM RI.

Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2009. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Tomasevski, Katarina. 2003. PENDIDIKAN YANG TERABAIKAN “Masalah dan Penyelesaiannya.” Jakarta: Departemen Hukum dan HAM RI.

Undang – undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002, Jakarta: Kementerian

Pemberdayaan Perempuan RI dan Departemen Sosial RI, 2003.

Angeline. 2012. Permasalahan Anak Jalanan. http://www.dinsos.pemda-diy.go.id/in dex.php?option=content&task=view&id=88. 17 Januari 2012. Online

Asmoro. 2012. Stop Beri Uang. http://www.misipelmasgbi.org/index.php?option=co

m_content&view=article&id=16:stop-beri-uang&catid=7:artikel-misi&Itemid=3. 16 Januari 2012. Online

Handayani, Kartika

.

2012. Identifikasi Anak Jalanan Dikota, Medan. http://new.mad yainsani.com/index.php/using-joomla/extensions/components/content-compon ent/article-categories/77-demo. 16 Januari 2012. Online


(22)

84

http://kreatifonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65

:fenomena-anak-jalanan-dulu-hingga-kini&catid=34:catatan-utama&Itemid=64. 17 Januari 2012. Online

Tanjung, Lian. 2012. Disosnaker Kota Medan Akui Sering Lakukan Penertiban

Gepeng. http://www.starberita.com/index.php?option=com_content&view=art

icle&id=6609:gepeng-makin-ramai-di-kota-medan&catid=158:sosial&Itemid=391. 17 Januari 2012. Online

Wikipedia. 2011. Undang-Undang. http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang/. 15 Januari 2012. Online


(1)

79

2. Dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak menjelaskan: “Perlindungan Anak” adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Dari penjelasan undang-undang tersebut sangat jelas hak-hak anak yang harus dilindungi oleh pemerintah sebagai implementasi dari undang-undang tersebut.

3. Dari hasil penelitian yang diwawancarai dari anak jalanan di Jalan Aksara Kota Medan dapat disimpulakan 6 dari anak jalanan tersebut, memutuskan untuk turun ke jalanan dikarenakan tuntutan ekonomi. Sedang 4 diantaranya dikarenakan kurangnya perhatian dari orang tua. Dalam hal ini perlunya Implementasi UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Pasal 53 ayat 1 dan 2, serta Pasal 55 ayat 1).

4. Kinerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan pada saat ini, belum optimal hal itu terlihat dari penuturan Pak Zailun. Pak Zailun menuturkan bahwa selama ini Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan baru hanya mengantar anak jalanan yang sudah menandatangani pernyataan tidak turun ke jalan dan selanjutnya mengantar anak jalanan tersebut ke panti pungli di Binjai milik Dinas Sosial Provinsi Sumut.


(2)

80 B. SARAN

1. Perlu dilakukan pendataan secara spesifik mengenai pekerjaan dan alasan anak jalanan untuk tidak bersekolah. Karena kebanyakan anak jalanan yang putus sekolah dikarenakan tidak adanya biaya untuk melanjutkan sekolah. Sebab tidak semua anak jalanan bisa masuk sekolah negeri yang dibiayai oleh negara. Hal tersebut dikarenakan persyaratan untuk masuk sekolah negeri melalu sebuah tes atau melihat nilai ijazah siswa. Padahal ada pemerintah sudah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun dan memberikan dana BOS (Bantuan operasional Sekolah) kepada sekolah negeri. Pendataan tersebut dapat dilakukan dalam program penertiban yang dilakukan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan setiap tiga bulan sekali.

2. Sebaiknya ini menjadi tugas dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan untuk mendata berapa anak jalanan yang putus sekolah karena tidak adanya biaya. Selanjutnya Dinas Sosial mengajukan data-data tersebut kepada pemerintah. Supaya pemerintah membuat rapat dengan instansi pendidikan dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan untuk mencari solusi yang terbaik. Solusi tersebut bisa saja, membebaskan anak jalanan dari tes dan memasukkan mereka ke sekolah negeri yang ada di dekat rumah mereka. Solusi yang selanjutnya bisa saja, setelah diketahui alasan anak jalanan turun ke jalanan bukan karena faktor ekonomi melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan bisa membawa anak jalanan


(3)

81

itu untuk pulang ke rumah dan membicarakannya secara baik-baik kepada orang tua anak jalan sehingga dapat memperhatikan anaknya dengan baik. Jika tidak sanggup, maka bisa melimpahkannya kepada negara sebagai anak terlantar sesuai ketentuan UUD RI Tahun 1945 Pasal 34 yang berbunyi: Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

3. Selain itu, bisa juga Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan, bekerjasama dengan pihak Universitas Negeri Medan dengan mewajibakn mahasiswanya yang mendapat bea siswa untuk mengajar anak-anak jalan di beberapa titik tempat mangkal anak jalanan. Dengan Mengadakan Program Paket A, Paket B dan Paket C. Sehingga nantinya anak jalanan ketika dewasa sudah memiliki modal untuk meninggalkan jalanan menuju lapangan pekerjaan yang lebih layak.

4. Sehingga anak jalanan masih bisa bersekolah dan mencari nafkah untuk melanjutkan kehidupannya. Selain itu juga dengan adanya pendidikan anak jalanan bisa terarah dan nantinya anak jalanan mengerti sopan santun (mengetahui mana yang baik dan yang tidak baik) sehingga tidak melakukan tindak kriminal di jalanan. Dengan adanya pendidikan, anak jalanan juga bisa terhindar dari bahaya narkoba.


(4)

82

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. 2003. Prosedur dan Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Bina Aksara.

Arikunto, Suharsmini. 2006. Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsmini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

El Muhtaj, Majda. 2008. Dimensi-Dimensi HAM Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. HAM, Komnas. 2005. Advokasi Terhadap Pendidikan Nasional, Pendidikan Untuk

Semua. Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Hukum, Departemen. 2006. Evaluasi Pemenuhan Hak Untuk Mendapatkan Pendidikan dan Pengajaran Bagi Anak Pidana di lembaga Pemasyarakatan Anak. Jakarta: Departemen Hukum dan HAM RI.

Hukum, Departemen. 2006. Evaluasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Anak Terlantar. Jakarta: Departemen Hukum dan HAM RI.

Hukum, Departemen. 2007. Perlindungan Terhadap Wanita dan Anak-Anak Terlantar Dalam Ketentuan Pelanggaran HAM Berat di Indonesia. Jakarta: Departemen Hukum dan HAM RI. 2007.

Hukum, Departemen. 2008. Laporan Akhir Seminar Perlindungan HAM Bagi Anak yang Bekerja di Luar Hubungan Kerja di Surabaya. Jakarta: Departemen


(5)

83 Hukum dan HAM RI.

Hukum, Departemen. 2009. Evaluasi Kebijakan Pelaksanaan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) Dalam Rangka Pemenuhan Hak atas Pendidikan Dasar. Jakarta: Departemen Hukum dan HAM RI.

Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2009. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Tomasevski, Katarina. 2003. PENDIDIKAN YANG TERABAIKAN “Masalah dan Penyelesaiannya.” Jakarta: Departemen Hukum dan HAM RI.

Undang – undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002, Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI dan Departemen Sosial RI, 2003.

Angeline. 2012. Permasalahan Anak Jalanan. http://www.dinsos.pemda-diy.go.id/in dex.php?option=content&task=view&id=88. 17 Januari 2012. Online

Asmoro. 2012. Stop Beri Uang. http://www.misipelmasgbi.org/index.php?option=co

m_content&view=article&id=16:stop-beri-uang&catid=7:artikel-misi&Itemid=3. 16 Januari 2012. Online

Handayani, Kartika

.

2012. Identifikasi Anak Jalanan Dikota, Medan. http://new.mad yainsani.com/index.php/using-joomla/extensions/components/content-compon ent/article-categories/77-demo. 16 Januari 2012. Online


(6)

84

http://kreatifonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65

:fenomena-anak-jalanan-dulu-hingga-kini&catid=34:catatan-utama&Itemid=64. 17 Januari 2012. Online

Tanjung, Lian. 2012. Disosnaker Kota Medan Akui Sering Lakukan Penertiban Gepeng. http://www.starberita.com/index.php?option=com_content&view=art

icle&id=6609:gepeng-makin-ramai-di-kota-medan&catid=158:sosial&Itemid=391. 17 Januari 2012. Online

Wikipedia. 2011. Undang-Undang. http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang/. 15 Januari 2012. Online


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN PACITAN DALAM MENANGANI ANAK TERLANTAR SETELAH BERLAKUNYA UU RI NO. 23 TAHUN 2002

2 46 176

PERAN PUSAT KAJIAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM MENANGANI KASUS PERDAGANGAN ANAK DI KOTA MEDAN MENURUT UU NO. 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.

0 3 19

IMPLEMENTASI PASAL 59 UU NO. 23 TAHUN 2002 MENGENAI PERLINDUNGAN ANAK JALANAN Implementasi Pasal 59 Uu No. 23 Tahun 2002 Mengenai Perlindungan Anak Jalanan (Studi Kasus di Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2013).

0 3 15

IMPLEMENTASI HAK ANAK DALAM PENDIDIKAN BERDASARKAN UU RI NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK Implementasi Hak Anak Dalam Pendidikan Berdasarkan UU RI No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Studi Kasus pada Keluarga Nelayan di Desa Pecangaan K

0 1 16

IMPLEMENTASI HAK ANAK DALAM PENDIDIKAN BERDASARKAN UU RI NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK Implementasi Hak Anak Dalam Pendidikan Berdasarkan UU RI No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Studi Kasus pada Keluarga Nelayan di Desa Pecangaan K

0 0 13

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Jalanan Dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Dikaitkan Dengan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

0 0 1

UU Perlindungan Anak No.23 Th.2002

0 0 18

UU NO 23 TAHUN 2002 PERLINDUNGAN ANAK

0 0 32

02. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

0 0 43

PERLAKUAN SALAH TERHADAP ANAK (ANALISIS UU NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK)

0 0 91