PROFIL PEREMPUAN SEBAGAI BURUH HARIAN LEPAS (MENOL) DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV SEI KOPAS, KECAMATAN BANDAR PASIR MANDOGE, KABUPATEN ASAHAN.

(1)

PROFIL PEREMPUAN SEBAGAI BURUH HARIAN LEPAS

(MENOL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV

SEI KOPAS KECAMATAN BANDAR PASIR

MANDOGE KABUPATEN ASAHAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

NURUL KUMALA SARI SARAGIH

NIM. 309122049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

LEMBAR

PERSETUJUAIY

PEMBIMBING

$kiipsi yang diajukan oleh Nurul Kumala Sari Saragih, NfM :309122049 Program Studi Pendidikan Antropologi, Jenjang S-l

'Fakultas IImu Sosial Universitas Negeri Medan

Telah Diperiksa dan Diujikan

Dalam Mempertahankan Skripsi

Medan,23 Juli 2013

Diketahuit

Disetu3ui:

Ketua Prodi Pend.

Antropologi

Dosen Pembimbing

(,q"

Wfril"""e

Dra.Puspitowati.M.Si

@


(4)

(5)

i ABSTRAK

Nurul Kumala Sari Saragih, NIM : 309122049, Profil Perempuan Sebagai Buruh Harian Lepas (Menol) di PT Perkebunan Nusantara IV Sei Kopas, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, Skripsi. Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2013.

Penelitian ini mendeskripsikan tentang Profil Perempuan Sebagai Buruh Harian Lepas (Menol) di PT Perkebunan Nusantara IV Sei Kopas, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan. Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi perempuan menjadi buruh harian lepas (menol), menjelaskan sistem pembagian kerja dan pembagian upah terhadap perempuan yang bekerja sebagai menol, memaparkan hambatan-hambatan yang dialami perempuan yang bekerja sebagai menol, menjelaskan hubungan perempuan yang bekerja sebagai menol dengan atasan dan teman kerjanya, dan memaparkan kehidupan rumah tangga perempuan yang bekerja sebagai menol.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan life

history. Dalam pengambilan data digunakan teknik pengumpulan data melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi. Terknik purposive digunakan untuk pemilihan informan. Dalam penelitian ini terdapat tiga orang sebagai informan kunci yakni perempuan yang bekerja sebagai buruh harian lepas (menol) dilihat dari tingkatan umur yang paling tua, menengah dan umur yang paling muda.

Hasil dari penelitian ini menggambarkan profil perempuan yang bekerja sebagai buruh harian lepas di perkebunan dilatar belakangi oleh faktor ekonomi yang memaksa perempuan untuk bekerja, kemudian pendidikan yang rendah, dan faktor sosial yang mendorong perempuan untuk mengisi waktu luang. Hambatan yang dialami berasal dari kondisi lahan pekerjaan yang curam, selain itu beban kerja ganda yang dirasakan perempuan yakni dalam ranah domestik dan publik, anggapan bahwa perempuan memiliki kewajiban dalam ranah domestik masih secara umum dirasakan. Streotipe yang berkembang bahwa laki-laki yang menjadi kepala keluarga, sedangkan perempuan tidak memiliki tanggungjawab terhadap keluarga dan anggapan bahwa pekerjaan sebagai buruh harian lepas tidak membutuhkan pendidikan tinggi sehingga perempuan yang bekerja menol dapat di bayar dengan upah yang rendah. Kemiskinan menjadikan hubungan keluarga perempuan yang bekerja menol mengalami berbagai konflik.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, Dzat yang senantiasa memberikan karunia dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Profil Perempuan

Sebagai Buruh Harian Lepas (Menol) di PT. Perkebunan Nusantara IV Sei

Kopas, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan”. Shalawat

berangkaikan salam kepada putra Abdullah, buah hati Aminah, kekasih Allah SWT, Nabi besar Muhammad SAW yang syafaatnya diharapkan di akhirat kelak.

Penyususunan skripsi ini merupakan syarat menjadi Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan. Selama menyusun skripsi ini penulis banyak belajar, mendapatkan ilmu, diberikan motivasi dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS)

Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Antropologi.

4. Ibu Dra. Nurjannah, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak memberikan saran, dan kritik serta kesabarannya dalam membimbing selama proses penulisan skripsi.


(7)

iii

5. Ibu Supsiloani, M.Si selaku Dosen Penguji I sekaligus Dosen

Pembimbing Akademik yang bersedia meluangkan waktu untuk mengkritik dan memberi masukan terehadap skripsi, serta telah membantu penulis dalam memberikan motivasi dan masukan terhadap kegiatan akademik penulis selama perkuliahan.

6. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum selaku Dosen Penguji II yang dengan

ikhlas memberikan saran dan masukan yang bermanfaat untuk menyempurnakan skripsi penulis.

7. Ibu Rosramadhana, M.Si selaku Dosen Penguji III yang dengan

senantiasa memberikan masukan, mengoreksi dan memberikan motivasi selama penulis mengerjakan skripsi.

8. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen Prodi Pendidikan Antropologi yang

telah membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

9. Manager Unit PT Perkebunan Nusantara IV Sei Kopas, Bapak Eddy

Yanto beserta jajarannya yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi dan kelengkapan data. Bapak Ananda Arpan, SP selaku Asisten Afdeling VII yang telah membantu penulis mengumpulkan data. Informan yang telah membantu penulis mengumpulkan data. Ibu Iyas, Om Amin Hasibuan dan Om Adam yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan administrasi, serta seluruh pihak di PT Perkebunan Nusantara IV Sei Kopas yang tidak bisa disebut satu-persatu.


(8)

iv

10.Ayah (Risman Saragih) dan mamak (Supatmawati) yang senantiasa

mendoakan, memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis yang jasanya tidak akan pernah bisa mungkin terbalas, semoga Syurga Firdaus menjadi kado terindah untuk kita bertemu nantinya.

11.Saudara-saudari penulis Risna Mira Bella Saragih, M.Pd (kakak),

Khoiruddin Matondang, S.Pd (abang ipar), Dini Fauzi Lestari Saragih, SE (kakak), Nashrullah Siregar, S.IQ, S.Th.I (abang ipar), Azizah Laily Saragih (adik), dan Fanniyah El-kamil Matondang (keponakan) yang telah mendoakan dan memotivasi penulis.

12.Sahabat-sahabat penulis Cici Mei Putriyadi Siregar, S.Ked, Hamidah

Nasution, A.Md, Fadhlan Robbi Rodhiyah, Rizka Ar-rahmah, Nanda Rahmatul Fadhillah Dalimunthe, Rahyu Swisty Sipayung, Sriyani, Ayu Febryani, Vivi Hardyanti Saqinah Damanik, A.Md, Tusilawati, Diah Utari Prasetya, Astri Anisa Simanjuntak yang telah memotivasi dan membantu penulis selama menyelesaikan studi dan penulisan skripsi.

13.Alumni, kakanda, teman-teman dan adinda Himpunan Mahasiswa

Islam Komisariat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

14.Teman-teman, kakanda dan adinda di Prodi Pendidikan Antropologi

Universitas Negeri Medan.

Medan, Juli 2013


(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Pembatasan Masalah ... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Pandangan Tentang Budaya Patriarki ... 8

2.1.2 Konsep Gender ... 10

2.1.3 Kondisi Buruh di Perkebunan ... 13

2.1.4 Buruh Perempuan di Perkebunan ... 15

2.2 Landasan Teori ... 18


(10)

vi

2.2.2 Teori Fungsional ... 21

2.2.3 Teori Strategi Bertahan Hidup (Survival Strategy) ... 23

2.3 Kerangka Berfikir ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Lokasi Penelitian ... 27

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.4.1 Observasi ... 29

3.4.2 Wawancara ... 30

3.4.3 Dokumentasi... 32

3.5 Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 36

4.2 Sejarah PTPN IV Sei Kopas ... 37

4.3 Latar Belakang Menol ... 39

4.4 Profil Perempuan ... 47

4.4.1 Ibu Lina ... 47

4.4.2 Ibu Rohana ... 52


(11)

vii

4.5 Faktor yang Melatar Belakangi Perempuan Menjadi Buruh Harian Lepas (Menol)... 59 4.6 Sistem Pembagian Kerja dan Pembagian Upah Terhadap

Perempuan yang Bekerja Sebagai Buruh Harian Lepas

(Menol) ... 62

4.7 Hambatan-hambatan yang Dialami Perempuan yang Bekerja Sebagai Buruh Harian Lepas (Menol) ... 65 4.8 Hubungan Perempuan yang Bekerja Sebagai Buruh Harian

Lepas (Menol) dengan Atasan dan Teman Kerja ... 68 4.9 Kehidupan Rumah Tangga Perempuan yang Bekerja Sebagai

Buruh Harian Lepas (Menol)... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 73 5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA


(12)

1 BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1Latar Belakang

Perkebunan merupakan suatu badan usaha yang memiliki beberapa cabang-cabang perusahaan. Salah satunya Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PTPN IV merupakan perusahaan yang pengolahan komoditas kelapa sawit yang meliputi pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

Perusahaan perkebunan merupakan salah satu penyumbang devisa negara. Selain berkontribusi terhadap negara, perkebunan yang memiliki produksi tinggi juga memberikan sumbangsih terhadap lapangan pekerjaan, dengan tingginya produksi maka lapangan pekerjakaan juga semakin besar. Hubungan antara perusahaan dengan pekerja merupakan hubungan yang saling mempengaruhi dan saling memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Sehingga perusahaan tidak akan memiliki produksi yang tinggi jika tanpa adanya pekerja. Begitu juga dengan pekerja, jika tidak ada perusahaan maka tidak ada lapangan pekerjaan sehingga mata pencaharian juga tidak diperoleh yang akan berdampak pada ketidak terpenuhinya kebutuhan sehari-hari para pekerja.


(13)

2

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan suatu produksi di perusahan di samping faktor teknologi, sarana dan prasarana. Kesuksesan produksi perusahaan bergantung pada pekerjanya, tidak terlepas perempuan juga memberikan sumbangsih jasanya sebagai pekerja. Hal tersebut juga dijelaskan dalam pasal 5 dan 6 Undang-undang Republik Indonesia Tahun

2003 tentang ketenagakerjaan yang menyatakan “bahwa setiap tenaga kerja

memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan berhak

memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi”.

Pekerja ataupun buruh di perkebunan ada dua klasifikasi, pertama buruh yang berstatus SKU (Syarat Kerja Umum) yang berstatus sebagai buruh tetap, memiliki upah yang dibayar setiap bulannya dan memiliki fasilitas atas rumah, jaminan kesehatan, cuti haid maupun hamil dan melahirkan dan tunjangan lainnya. Kedua Buruh Harian Lepas (BHL) yakni buruh yang berstatus sebagai buruh borongan.

Istilah menol merupakan suatu sebutan yang ditujukan pada para perempuan-perempuan yang menjadi BHL. Menol merupakan suatu bentuk lahirnya kesetaraan gender, dalam hal ini perempuan yang dianggap hanya mampu bekerja pada ranah domestic namun kini mampu bekerja di luar rumah. Faktor yang melatar belakangi perempuan bekerja sebagai buruh harian lepas di perkebunan yakni ingin membantu perekonomian keluarga, karena upah suami tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain faktor ekonomi banyak faktor lain yang melatar belakangi perempuan menol misalnya saja faktor


(14)

3

pendidikan dan umur. Sehingga banyak hal yang masih perlu digali dari kehidupan menol.

Status yang dimiliki oleh menol yang hanya menempati status sebagai pekerja borongan memiliki upah yang rendah, karena upah yang diperoleh menol tergantung pada hasil kerjaannya. Pekerjaan yang dilakukan menol biasanya garuk (membersihkan rumput disekitaran pohon sawit), brondol (mengutip buah sawit yang tercecer dari janjangannya), memupuk, menyemprot dan lain-lain. Status sebagai buruh harian lepas yang disandang menol menjadikan menol tidak memiliki fasilitas yang dimiliki oleh buruh tetap (karyawan).

Selain itu menol menghadapi permasalahan lain, yakni banyaknya hambatan-hambatan bagi perempuan yang bekerja sebagai buruh harian lepas (menol) seperti permasalahan dalam rumah tangganya, walaupun perempuan tersebut telah mampu bekerja ke luar rumah (public sphere) namun pekerjaan mengurus rumah, suami dan anak (domestic sphere) tetap menjadi kewajiban perempuan, sehingga waktu dan tenaga yang di keluarkan perempuan lebih

banyak. Hal di atas yang melatar belakangi penulis mengkaji tentang Profil

Perempuan Sebagai Buruh Harian Lepas (Menol) di PT. Perkebunan Nusantara IV Sei Kopas, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan”.


(15)

4 1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi merupakan “tahap permulaan dari penguasaan masalah di

mana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat dikenali sebagai suatu masalah. Identifikasi muncul didasarkan masalah pada masalah yang sudah

tertulis, baik secara implisit (tersirat) maupun eksplisit (tersurat) di latar belakang”

(H. Usman dan Purnomo S. Akbar 2009 : 22). Sesuai dengan latarbelakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Faktor yang melatar belakangi perempuan menjadi menol.

2. Tingkat pendapatan perempuan yang bekerja sebagai menol.

3. Tingkat pendidikan perempuan yang bekerja sebagai menol.

4. Sistem pembagian kerja dan pembagian upah perempuan sebagai

menol.

5. Hambatan-hambatan yang dirasakan perempuan yang bekerja sebagai

menol.

6. Kehidupan rumah tangga perempuan yang bekerja sebagai menol.

7. Hubungan perempuan yang bekerja sebagai menol dengan atasan dan

teman kerjanya.

8. Anggapan-anggapan masyarakat terhadap perempuan yang bekerja


(16)

5 1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah tersebut dibatasi dan difokuskan pada:

1. Faktor yang melatar belakangi perempuan menjadi menol.

2. Sistem pembagian kerja dan pembagian upah terhadap perempuan

yang bekerja sebagai menol.

3. Hambatan-hambatan yang dialami perempuan yang bekerja sebagai

menol.

4. Hubungan perempuan yang bekerja sebagai menol dengan atasan dan

teman kerjanya.

5. Kehidupan rumah tangga perempuan yang bekerja sebagai menol.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Faktor apa saja yang melatar belakangi perempuan menjadi buruh

harian lepas (menol).

2. Bagaimana sistem pembagian kerja dan pembagian upah terhadap

perempuan yang bekerja sebagai menol.

3. Hambatan-hambatan apa saja yang dialami perempuan yang bekerja


(17)

6

4. Bagaimana hubungan perempuan yang bekerja sebagai menol dengan

atasan dan teman kerjanya.

5. Kehidupan rumah tangga perempuan yang bekerja sebagai menol.

1.5Tujuan Penelitian

Penelitian tentang “Profil Perempuan Sebagai Buruh Harian Lepas (Menol) di PT Perkebunan Nusantara IV Sei Kopas Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan” bertujuan untuk:

1. Mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi perempuan menjadi

buruh harian lepas (menol).

2. Menjelaskan sistem pembagian kerja dan pembagian upah terhadap

perempuan yang bekerja sebagai menol.

3. Memaparkan hambatan-hambatan yang dialami perempuan yang

bekerja sebagai menol.

4. Menjelaskan hubungan perempuan yang bekerja sebagai menol

dengan atasan dan teman kerjanya.

5. Memaparkan kehidupan rumah tangga perempuan yang bekerja


(18)

7 1.6Manfaat Penelitian

Secara teoritis diharapkan penelitian ini memiliki manfaat sebagai:

1. Sebagai penyumbang analisis dan masukan bagi perkembangan dunia

ilmu Antropologi tentang pemahaman menol (perempuan yang bekerja sebagai buruh harian lepas di perkebunan).

2. Sebagai penyumbang perkembangan ilmu bagi masyarakat

khususnya perempuan untuk membuka cakrawala pemikiran bahwa perempuan mampu mandiri dan mampu membantu perekonomian keluarga.

Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai:

1. Kajian lebih lanjut untuk sumbangan pemikiran bagi peneliti yang

akan melakukan penelitian.

2. Dapat digunakan sebagai bahan untuk berpikir ilmiah untuk dapat

memperdalam pengetahuan tentang menol dan meningkatkan kesejahteraan menol.

3. Memajukan PTPN IV Sei Kopas Kecamatan Bandar Pasir Mandoge


(19)

74 BAB V

S I M P U L A N D A N S A R A N

1.1 Simpulan

Perempuan yang dianggap the second sex pada saat ini sudah mampu menjajaki pekerjaan dibeberapa bidang, anggapan mengenai perempuan yang

hanya memeiliki perasn tiga “I” yakni sebagai Istri, Ibu rumahtangga dan Ibu

keluarga yang selalu berkutat di dalam rumah mengerjakan pekerjaan rumah seperti mempersiapkan kebutuhan rumah tangga, mengurus anak dan suami serta kegitan lainnya. Peran perempuan sudah di perhitungkan di ranah publik, mereka telah mampu bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.

Masalah ekonomi merupakan alasan dasar perempuan muncul di ranah publik selain masalah pendidikan dan keahlian, kemiskinan menuntut para perempuan di perkebunan untuk bekerja sebagai buruh haria lepas (menol). Bekerja sebagai buruh lepas di perkebunan (menol) merupakan pilihan bagi perempuan yang tinggal di lingkungan perkebunan yang letaknya jauh dari perkotaan, karena hanya pekerbunan yang mampu memberikan pekerjaan bagi perempuan-perempuan tersebut. Bekerja sebagai buruh harian lepas (menol) tidak memerlukan ijazah melainkan hanya membutuhkan tenaga dan keuletan saja, sehingga bagi para perempuan-perempuan yang tidak memiliki jenjang pendidikan tinggi mampu bekerja sebagai buruh harian lepas (menol).


(20)

75

Menol merupakan pekerjaan yang disepakati oleh kedua belah pihak

yakni antara perkebunan yang memberikan lapangan pekerjaan, dan perempuan-perempuan yang mengambil pekerjaan tersebut tanpa adanya paksaan. Namun upah yang menetukan adalah pihak perkebunan, dengan alasan pekerjaan tidak membutuhkan ijazah ataupun pendidikan tingghi serta keahlian yang mendukung melainkan hanya tenaga menjadi salah satu faktor pendukun untuk memperoleh pekerjaan tersebut maka upah yang dibayarkan murah. Selama bekerja tidak pernah terjadi konflik antara atasan dan bawahan atau sesama penol, dimana pembagian kerja yang dilakukan adil.

Perempuan-perempuan yang bekerja sebagai buruh harian lepas (menol) di perkebunan tidak terlepas dari berbagai hambatan, misalnya saja ancak yang medannya sangat curam, banyak binatang dan hambatan-hambatan pekerjaan yang di rumah yang menuntut para penol tersebut bangun lebih pagi demi mempersiapkan kebutuhan keluarga, kemudian ketika pulang kerja dalam kondisi badan yang kelelahan harus kembali mengerjakan pekerjaan rumah. Namun ada beberapa keluarga dari para penol dimana semua keluarga ikut andil dalam membantu pekerjaan rumah, tidak terkecuali ayah sebagai kepala keluarga serta anak laki-lakinya. Sehingga sudah tertanam bahwa pekerjaan rumah bukan hanya pekerjaan perempuan saja. Namun ada juga beberapa keluarga yang masi menganggap pekerjaan rumah tersebut adalah pekerjaan perempuan.


(21)

76

Selama bekerja komunikasi yang dibangun oleh atasan dan bawahan yakni para penol terjalin dengan baik, antara sesama penol juga terjalin dengan baik karena tidak pernah ada konflik yang terjadi. Sedangkan kehidupan ruamh tangga para penol secara umum tidak sejah terah, walaupun ada beberapa perempuan yang memiliki suami sebagai karyawan tetap di perkebunan memiliki kehidupan yang sudah layak di lihat dari pendidikan anak, kesehatan, pola konsumsi dan rumah. Namun bagi perempuan-perempuan dimana pemasukannya hanya di gantungkan kepada penghasilan dari bekerja sebagai buruh harian lepas kehidupan keluarganya dikatakan tidak sejahtera.

1.2 Saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mensosialisasikan kepada seluruh warga di perkebunan tentang

pentingnya pendidikan untuk kehidupan yang sejahterah serta investasi masa depan, agar anak-anak untuk mau meneruskan sekolahnya dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

2. Menghilangkan stereotipe bahwasannya laki-laki sebagai kepala keluarga

yang pencari nafkah utama sedangkan perempuan hanya bekerja untuk tambahan bagi ekonomi keluarga, sehingga baik laki-laki dan perempuan sama-sama dapat memiliki kesempatan bekerja sebagai karyawan tetap mendapatkan tunjangan dan fasilitas serta upah yang sama agar dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.


(22)

77

3. Memberikan sosialisasi gender dengan tujuan agar memberikan

pemahaman bahwasannya perempuan dan laki-laki dapat bekerjasama dalam hal mencari nafkah dan bekerja mengurus rumah tangga.

4. Mengupayakan kehidupan yang layak bagi para perempuan yang bekerja


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Fadah, Isti. 2004. Karakteristik Demografi dan Sosial Ekonomi Buruh Wanita

Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus pada Buruh Tembakau di Kabupaten Jember). Jurnal Manajemen &

Kewirausahaan Vol. 6, No. 2.

Fakih, Mansour.1996. Analisis Gender dan Transformasi Sosial, cetakan ke-1. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hubeis, Aida V. S. 2010. Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor : PT Penerbit IPB Press

Ihromi, T.Omas. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : GP Press

Jackson, Stevi. Jackie Jones. 2009. Teori-teori Feminis Kontemporer. Yogyakarta dan Bandung : Jalasutra.

James C. Scott, 1981. Moral Ekonomi Petani; Pergolakan dan Subsistensi di

Asia Tenggara. Jakarta : LP3ES

Juliastuti, Nuraini. 8 September 2000. Kebudayaan yang Maskulin, Macho,

Jantan, dan Gagah. Newsletter KUNCI hal. 4.

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka CBPTA ______________. 2007. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta : UI Press

Mazdalifa. 2007. Kehidupan Buruh Perempuan Perkebunan di Desa Sukaluwei,

Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli serdang. Jurnal Harmoni

Sosial. Volume II No. 1

Moleong, Lexy.2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulia, Siti Musdah. Anik Farida. 2005. Perempuan dan Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ratna P. Tjaja. 2000. Wanita Bekerja dan Implikasi Sosial. Naskah No. 20, Juni-Juli

Ritzer, George. Douglas J. Goodman. 2008. Teori Sosiologi Modern Edisi Ke-6. Jakarta : Kencana.


(24)

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali

Stoler, Ann Laura. 2005. Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan

Sumatera, 1870-1979. Yogayakarta : KARSA

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi (Edisi Revisi). Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Syiamitri, Puty. 2009. Kondisi Kerja Karyawan Perempuan dan Hubungannya

dengan Kesejahteraan Keluarga (Kasus pada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI Kebun Kayu Aro, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi). Skripsi. Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB

Ustman, Husaini. Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Wisdaningtyas, Karunia. 2011. Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Nelayan di

Daerah Pencemaran Pesisir, Strudi Kasus Nelayan Kampung Bambu, Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Skripsi.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB


(25)

Bacaan dari Internet

Anonim. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero). Available at

http://www.ptpn4.co.id/ diakses pada 25 Maret 2013 Pukul 12.45 WIB

Anonim. Survival Strategy. Available at

http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/736/D_902 008103_BAB%20II.pdf?sequence=3 diakses pada 10 April Pukul 21.40 WIB

Anonim. Available at http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/

123456789/736 /D_902008103_BAB%20II.pdf?sequence=3 diakses pada 12 April 2013 pukul 01.29 WIB

Nainggolan, Benhidris. 2012. Buruh Kontrak di Perkebunan. Available at

http://www.majalahsedane.net/2012/09/buruh-kontrak-di-perkebunan.html

diakses pada 3 April 2013 pukul 19.41 WIB

Zurinani, Siti. 2010. Karyawan dan Buruh Lepas: (Sketsa Pekerja Perempuan di

Perkebunan Kelapa Sawit Sei Dekan, Afdeling Satu). Available at

http://ruraleconomics.fib.ugm.ac.id/wp-content/uploads/meliau-2010-siti-zurinani.pdf diakses pada 4 April 2013 pukul 06.52 WIB


(1)

75

Menol merupakan pekerjaan yang disepakati oleh kedua belah pihak yakni antara perkebunan yang memberikan lapangan pekerjaan, dan perempuan-perempuan yang mengambil pekerjaan tersebut tanpa adanya paksaan. Namun upah yang menetukan adalah pihak perkebunan, dengan alasan pekerjaan tidak membutuhkan ijazah ataupun pendidikan tingghi serta keahlian yang mendukung melainkan hanya tenaga menjadi salah satu faktor pendukun untuk memperoleh pekerjaan tersebut maka upah yang dibayarkan murah. Selama bekerja tidak pernah terjadi konflik antara atasan dan bawahan atau sesama penol, dimana pembagian kerja yang dilakukan adil.

Perempuan-perempuan yang bekerja sebagai buruh harian lepas (menol) di perkebunan tidak terlepas dari berbagai hambatan, misalnya saja ancak yang medannya sangat curam, banyak binatang dan hambatan-hambatan pekerjaan yang di rumah yang menuntut para penol tersebut bangun lebih pagi demi mempersiapkan kebutuhan keluarga, kemudian ketika pulang kerja dalam kondisi badan yang kelelahan harus kembali mengerjakan pekerjaan rumah. Namun ada beberapa keluarga dari para penol dimana semua keluarga ikut andil dalam membantu pekerjaan rumah, tidak terkecuali ayah sebagai kepala keluarga serta anak laki-lakinya. Sehingga sudah tertanam bahwa pekerjaan rumah bukan hanya pekerjaan perempuan saja. Namun ada juga beberapa keluarga yang masi menganggap pekerjaan rumah tersebut adalah pekerjaan perempuan.


(2)

76

Selama bekerja komunikasi yang dibangun oleh atasan dan bawahan yakni para penol terjalin dengan baik, antara sesama penol juga terjalin dengan baik karena tidak pernah ada konflik yang terjadi. Sedangkan kehidupan ruamh tangga para penol secara umum tidak sejah terah, walaupun ada beberapa perempuan yang memiliki suami sebagai karyawan tetap di perkebunan memiliki kehidupan yang sudah layak di lihat dari pendidikan anak, kesehatan, pola konsumsi dan rumah. Namun bagi perempuan-perempuan dimana pemasukannya hanya di gantungkan kepada penghasilan dari bekerja sebagai buruh harian lepas kehidupan keluarganya dikatakan tidak sejahtera.

1.2 Saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mensosialisasikan kepada seluruh warga di perkebunan tentang pentingnya pendidikan untuk kehidupan yang sejahterah serta investasi masa depan, agar anak-anak untuk mau meneruskan sekolahnya dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

2. Menghilangkan stereotipe bahwasannya laki-laki sebagai kepala keluarga yang pencari nafkah utama sedangkan perempuan hanya bekerja untuk tambahan bagi ekonomi keluarga, sehingga baik laki-laki dan perempuan sama-sama dapat memiliki kesempatan bekerja sebagai karyawan tetap mendapatkan tunjangan dan fasilitas serta upah yang sama agar dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.


(3)

77

3. Memberikan sosialisasi gender dengan tujuan agar memberikan pemahaman bahwasannya perempuan dan laki-laki dapat bekerjasama dalam hal mencari nafkah dan bekerja mengurus rumah tangga.

4. Mengupayakan kehidupan yang layak bagi para perempuan yang bekerja sebagai buruh harian lepas (menol).


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Fadah, Isti. 2004. Karakteristik Demografi dan Sosial Ekonomi Buruh Wanita Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus pada Buruh Tembakau di Kabupaten Jember). Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 6, No. 2.

Fakih, Mansour.1996. Analisis Gender dan Transformasi Sosial, cetakan ke-1. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hubeis, Aida V. S. 2010. Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor : PT Penerbit IPB Press

Ihromi, T.Omas. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : GP Press

Jackson, Stevi. Jackie Jones. 2009. Teori-teori Feminis Kontemporer. Yogyakarta dan Bandung : Jalasutra.

James C. Scott, 1981. Moral Ekonomi Petani; Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara. Jakarta : LP3ES

Juliastuti, Nuraini. 8 September 2000. Kebudayaan yang Maskulin, Macho, Jantan, dan Gagah. Newsletter KUNCI hal. 4.

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka CBPTA ______________. 2007. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta : UI Press

Mazdalifa. 2007. Kehidupan Buruh Perempuan Perkebunan di Desa Sukaluwei, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli serdang. Jurnal Harmoni Sosial. Volume II No. 1

Moleong, Lexy.2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulia, Siti Musdah. Anik Farida. 2005. Perempuan dan Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ratna P. Tjaja. 2000. Wanita Bekerja dan Implikasi Sosial. Naskah No. 20, Juni-Juli

Ritzer, George. Douglas J. Goodman. 2008. Teori Sosiologi Modern Edisi Ke-6. Jakarta : Kencana.


(5)

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali

Stoler, Ann Laura. 2005. Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan Sumatera, 1870-1979. Yogayakarta : KARSA

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi (Edisi Revisi). Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Syiamitri, Puty. 2009. Kondisi Kerja Karyawan Perempuan dan Hubungannya dengan Kesejahteraan Keluarga (Kasus pada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI Kebun Kayu Aro, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi). Skripsi. Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB

Ustman, Husaini. Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Wisdaningtyas, Karunia. 2011. Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Nelayan di Daerah Pencemaran Pesisir, Strudi Kasus Nelayan Kampung Bambu, Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Skripsi. Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB


(6)

Bacaan dari Internet

Anonim. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero). Available at http://www.ptpn4.co.id/ diakses pada 25 Maret 2013 Pukul 12.45 WIB

Anonim. Survival Strategy. Available at

http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/736/D_902 008103_BAB%20II.pdf?sequence=3 diakses pada 10 April Pukul 21.40 WIB

Anonim. Available at http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/ 123456789/736 /D_902008103_BAB%20II.pdf?sequence=3 diakses pada 12 April 2013 pukul 01.29 WIB

Nainggolan, Benhidris. 2012. Buruh Kontrak di Perkebunan. Available at http://www.majalahsedane.net/2012/09/buruh-kontrak-di-perkebunan.html diakses pada 3 April 2013 pukul 19.41 WIB

Zurinani, Siti. 2010. Karyawan dan Buruh Lepas: (Sketsa Pekerja Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit Sei Dekan, Afdeling Satu). Available at http://ruraleconomics.fib.ugm.ac.id/wp-content/uploads/meliau-2010-siti-zurinani.pdf diakses pada 4 April 2013 pukul 06.52 WIB