Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Belief Untuk Lulus Ujian Nasional (UN) pada Siswa SMA Kelas XII di SMA "X" Bekasi.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ii

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai Self-efficacy belief Untuk Lulus Ujian Nasional (UN) pada Siswa SMA kelas XII di SMA “X” Bekasi. Penelitian tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran derajat Self-Efficacy belief pada siswa SMA kelas XII di SMA “X” Bekasi yang mengikuti Ujian Nasional untuk lulus Ujian Nasional.

Self-efficacy adalah keyakinan (belief) siswa terhadap kemampuannya dalam mengorganisir dan melaksanakan arah-arah tindakan yang dibutuhkan untuk dapat lulus Ujian Nasional. Keyakinan dan kemampuan diri ini akan mempengaruhi bagaimana mereka bertingkah laku, terlihat melalui pilihannya untuk belajar di kelas, usahanya yang dikeluarkannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan siswa untuk dapat bertahan saat dihadapkan pada hambatan atau rintangan untuk mencapai nilai yang baik serta bagaimana penghayatan perasaan yang dimiliki siswa terhadap hambatan atau rintangan yang dihadapinya.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif dengan teknik survey. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang Siswa SMA kelas XII di SMA “X” Bekasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner Self-Efficacy yang terdiri dari 38 item yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori Self-Efficacy dari Bandura (2002). Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil berkisar antara 0,30 –0,71. Sedangkan reliabilitas diperoleh 0,82.

Berdasarkan pengolahan data, maka didapat hasil sebagian besar 70% siswa memiliki derajat efficacy belief yang tinggi, sedangkan sisanya 30% memiliki


(2)

self-Universitas Kristen Maranatha

iii

efficacy yang rendah. Kesimpulan yang diperoleh adalah persentase siswa SMA kelas XII yang merasa yakin akan kemampuannya untuk lulus ujian nasional lebih besar daripada persentase siswa yang merasa tidak yakin akan kemempuannya untuk lulus ujian nasional.

Peneliti mengajukan saran agar dilakukan penelitian mengenai Studi Perbandingan mengenai Self-efficacy belief Untuk Lulus Ujian Nasional (UN) berdasarkan gender pada Siswa SMA kelas XII di SMA “X” Bekasi


(3)

Universitas Kristen Maranatha

iv

DAFTAR ISI

Lembar Judul

Lembar Pengesahan ………... ... i

Abstrak... ii

Kata Pengantar ………... iv

Daftar Isi ………... vi

Daftar Tabel dan Bagan... ... viii

Daftar Lampiran... ...ix

Bab I. PENDAHULUAN ……….………… ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……….………... 1

1.2 Identifikasi Masalah ……….…... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……… ...8

1.3.1 Maksud Penelitian... ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian... ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ………... 9

1.4.1 Kegunaan teoretis...9

1.4.2 Kegunaan praktis... ...9

1.5 Kerangka Pemikiran ……… ...10

1.6 Asumsi ……….…… ... 17

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA ………... 18

2.1 Self-Efficacy ………...18


(4)

Universitas Kristen Maranatha

v

2.1.2 Sumber-Sumber Self-Efficacy belief ………. 20

2.1.3 Pemprosesan Secara Kognitif………... 25

2.1.4 Proses–proses utama Self-Efficacy belief ……..……….. 26

2.1.5 Manfaat Adaptif dari Self-efficacy belief yang Optimistik………… 37

2.1.6 Self-efficacy belief dan Remaja...40

2.2 Masa Remaja ……….………. 41

2.2.1 Pengertian Masa Remaja... 41

2.2.2 Proses Perkembangan Kognitif Remaja... ………. 42

2.2.2 Proses Perkembangan Fisik Remaja... 43

Bab III METODOLOGI PENELITIAN ………... 47

3.1 Rancangan Penelitian ……….…….……….47 3.2 Bagan Rancangan Penelitian………47

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……….……… 48

3.3.1 Variabel Penelitian ………..……….48

3.3.2 Definisi Operasional... ………48

3.4 Alat Ukur ………..…...………...49

3.4.1 Alat Ukur Self-Efficacy belief………….……...………..49

3.4.2 Prosedur Pengisian ………...52

3.4.3 Sistem Penilaian ………..………...52

3.4.4 Kriteria Penilaian Self-Efficacy ………... 53

3.4.5 Kuesioner Data Pribadi dan Data Penunjang ……... 54

3.4.6 Uji Coba Alat Ukur ………... 54


(5)

Universitas Kristen Maranatha

vi

3.4.6.2 Reliabilitas Al at Ukur ………... 55

3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel …………... 56

3.5.1 Popu lasi Sasaran ………..……… ... 56

3.5.2 Karakteristik Populasi ………...…………... 56

3.6 Teknik Anal isis Data ………..………...56

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN... 57

4.1 Gambaran responden... 57

4.2 Hasil penelitian... 58

4.3 Pembahasan...60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...……... 66

5.1 Kesimpulan... 66

5.2 Saran... ……... 68

5.2.1 Penelitian Lanjutan... ………... 68

5.2.2 Guna Laksana... ……… 69

DAFTAR PUSTAKA……… 70

DAFTAR RUJUKAN………... 71 LAMPIRAN


(6)

Universitas Kristen Maranatha

vii

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Bagan 1.1 Skema kerangka pikir ... 16

Bagan 3.1 Skema rancangan penelitian... 47

Tabel 3.1 Aspek, indikator, item... 49

Tabel 3.4 Skor Jawaban... 53

Tabel 4.1 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin... 57

Tabel 4.2 Gambaran responden berdasarkan usia...57

Tabel 4.3 Derajat Self-efficacy... 58

Tabel 4.4 Tabulasi silang antara derajat Self-efficacy dengan aspek …...58

Tabel 4.5 Tabulasi silang antara derajat Self-efficacy dengan aspek …...59

Tabel 4.6 Tabulasi silang antara derajat Self-efficacy dengan aspek …...59


(7)

Universitas Kristen Maranatha

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas kuesioner Self-efficacy Lampiran 2 Alat ukur lengkap

Lampiran 3 Skor untuk kuesioner Self-efficacy Lampiran 4 Tabulasi silang


(8)

Lampiran 1

Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner Self-Efficacy


(9)

VALIDITAS

keterangan:

< 0.30 : item ditolak Item diterima : 38 item Reliabilitas item:0,82 0.30-1.00 : item diterima Item dibuang : 10 item

No item Koefisien korelasi

Keterangan

25 0.37 Diterima

26 0.39 Diterima

27 0.33 Diterima

28 0.16 Dibuang

29 0.44 Diterima

30 0.56 Diterima

31 0.45 Diterima

32 0.27 Dibuang

33 0.30 Diterima

34 0.12 Dibuang

35 0.49 Diterima

36 0.52 Diterima

37 0.39 Diterima

38 0.28 Dibuang

39 0,56 Diterima

40 0,25 Dibuang

41 0.62 Diterima

42 0.33 Diterima

43 0,50 Diterima

44 0.21 Dibuang

45 0,37 Diterima

46 0,58 Diterima

47 0.60 Diterima

48 0,39 Diterima

No item Koefisien korelasi

Keterangan

1 0.33 Diterima

2 0.32 Diterima

3 0,26 Dibuang

4 0.71 Diterima

5 0.41 Diterima

6 0.12 Dibuang

7 0.57 Diterima

8 0.47 Diterima

9 0.57 Diterima

10 0.42 Diterima

11 0.14 Dibuang

12 0.45 Diterima

13 0.47 Diterima

14 0.37 Diterima

15 0.59 Diterima

16 0.45 Diterima

17 0,42 Diterima

18 0.50 Diterima

19 0,41 Diterima

20 0,39 Diterima

21 0,24 Dibuang

22 0,40 Diterima

23 0,45 Diterima


(10)

Lampiran 2

Kata Pengantar kuesioner

Kuesioner data Penunjang

Kuesioner Self-Efficacy


(11)

Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung sedang melakukan survey mengenai derajat self-efficacy untuk lulus Ujian Nasional pada siswa SMA kelas XII .

Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengharapkan bantuan Anda sekalian untuk mengisi kuesioner ini. Data yang Anda berikan akan sangat bermanfaat bagi survey yang dilakukan. Oleh karena itu, saya harapkan, agar Anda mengisi daftar pertanyaan ini dengan sungguh-sungguh, sejujur-jujurnya dan sesuai dengan diri Anda. Semua hasil data bersifat rahasia dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan penelitian saja.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi Anda.

Bandung, Juni 2010 Peneliti


(12)

Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan mengenai pengalaman Saudara. Saudara diharapkan menjawab pertanyaan dengan jujur dan terbuka sesuai dengan kenyataan yang ada pada diri Saudara.

1. Apakah Saudara pernah mengalami keberhasilan? a. Pernah

b. Tidak pernah

2. Seberapa sering Saudara mengalami keberhasilan dalam belajar ? a. Sering

b. Cukup sering c. Jarang d. Tidak pernah

3. Apakah Saudara pernah mengalami kegagalan? a. Pernah

b. Tidak pernah

4. Seberapa sering Saudara mengalami kegagalan dalam belajar ? a. Sering

b. Cukup sering c. Jarang d. Tidak pernah

5. Keberhasilan teman membuat Saudara...

a. Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki dan ingin berusaha lebih giat


(13)

b. Menurunkan keyakinan diri dan tidak percaya diri pada kemampuan yang dimiliki

c. Lain-lain (Tidak berpengaruh) 6. Kegagalan teman membuat Saudara :

a. Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki dan tertantang untuk lebih berusaha

b. Menurunkan keyakinan diri dan tidak percaya diri pada kemampuan yang dimiliki

c. Tidak berpengaruh

7. Apakah Saudara pernah mendapat pujian dari guru, orang tua, atau teman? a. Pernah

b. Tidak pernah

8. Apakah Saudara pernah mendapat pujian dari guru, orang tua, atau teman? a. Sering

b. Tidak sering

9. Pujian yang diberikan oleh guru, orang tua, maupun teman membuat Saudara: a. Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki

b. Biasa saja dan tidak berpengaruh

10. Apakah Saudara pernah mendapat kritikan dari guru, orang tua, atau teman? a. Sering


(14)

11. Kritikan yang diberikan oleh guru, orang tua, maupun teman membuat Saudara: a. Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki

b. Merasa malas untuk berusaha mencapai keberhasilan c. Biasa saja dan tidak berpengaruh

12. Bagaimana Saudara menilai kondisi fisik Saudara selama belajar? a. Cepat lelah dan mudah sakit

b. Segar dan sehat

c. Lain-lain...

12. Apakah suasana hati mempengaruhi keyakinan diri Saudara dalam mengikuti kegiatan belajar?

a. Ya berpengaruh... b. Tidak berpengaruh ...


(15)

Petunjuk pengisian

Bacalah baik-baik pernyataan-pernyataan di bawah ini, kemudian tentukanlah seberapa yakin Saudara mampu melaksanakan tiap tugas dalam pernyataan tersebut dengan memberi tanda checklist (v) pada setiap kolom yang sesuai dengan derajat

keyakinan Saudara.

a. Pilihlah “SY ” jika Saudara Sangat Yakin mampu melakukan tugas tersebut b. Pilihlah ”Y ” jika Saudara Yakin mampu melakukan tugas tersebut

c. Pilihlah “KY ” jika Saudara Kurang Yakin mampu melakukan tugas tersebut

d. Pilihlah “TY ” jika Saudara Tidak Yakin mampu melakukan tugas tersebut

Contoh:

Pernyataan SY Y KY TY

1. Saya yakin dapat mengerjakan tugas dengan baik walaupun sangat sulit


(16)

IDENTITAS

Kelas :

Usia :

Jenis Kelamin : L / P

No Pernyataan SY Y KY TY

1 Saya memilih untuk mengerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahulu, sehingga dapat menyelesaikan seluruh soal ujian nasional. 2 Saya akan mempelajari soal-soal Ujian Nasional tahun-tahun

sebelumnya sebagai persiapan menghadapi Ujian Nasional.

3 Meskipun soal ujian yang diberikan sulit, saya mampu tetap berusaha untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.

4 Apabila ada soal yang sulit saat ujian nasional, saya tetap berusaha mengerjakan sendiri, tanpa bekerja sama dengan teman.

5 Saya tetap mampu untuk menyelesaikan soal-soal yang sedang dikerjakan sampai selesai meskipun sudah mulai merasa lelah.

6 Sebanyak apapun soal yang diberikan dan sulit, saya mampu terus berusaha untuk menyelesaikan soalnya hingga selesai.

7 Saat mendapat soal yang sulit, saya mampu terus berusaha untuk menyelesaikan soal-soal tersebut.

8 Saya tertantang untuk mencoba mengerjakan latihan soal-soal Ujian Nasional tahun lalu.

9 Saya merasa lebih tenang apabila saya telah berlatih mengerjakan latihan-latihan soal menjelang ujian nasional.

10 Saya dapat menentukan jadwal belajar yang sesuai sebagai persiapan Ujian Nasional daripada bermain dengan teman-teman.

11 Saya dapat mengulang kembali apa yang telah dipelajari di kelas agar dapat lebih memahami materi pelajaran buat menghadapi Ujian Nasional.

12 Saya mampu mempergunakan waktu luang saya semaksimal mungkin untuk mempelajari bahan-bahan Ujian Nasional.


(17)

13 Saya mampu melaksanakan jadwal belajar dengan displin sebagai persiapan Ujian Nasional.

14 Saya mampu berusaha meminta penjelasan kepada orang yang lebih mengerti ketika mengalami kesulitan untuk memahami materi yang sedang dipelajari.

15 Saya mampu belajar lebih giat dari biasanya agar dapat lulus Ujian Nasional dengan nilai yang baik.

16 Saya berusaha untuk dapat bertahan dengan belajar yang giat, sekalipun mengetahui bahwa standar kelulusan dinaikkan.

17 Saya mampu berusaha keras mengumpulkan bahan materi untuk ujian nasional dengan lengkap (misalnya, dengan memfotokopi, atau meminjam dari teman).

18 Saya optimis bahwa akan tetap berhasil mencapai standar kelulusan Ujian Nasional meskipun ada kenaikan standar kelulusan.

19 Saya merasa tenang jika sudah mampu menguasai materi buat Ujian Nasional dengan baik.

20 Saya merasa tenang jika sudah mampu menguasai materi untuk Ujian Nasional dengan baik.

21 Saya dapat datang tepat waktu pada setiap jadwal bimbingan belajar yang sudah ditetapkan.

22 Meskipun cuaca tidak mendukung, saya tetap mampu menghadiri bimbingan belajar.

23 Saya dapat menghadiri bimbingan belajar meskipun teman-teman yang lain bolos.

24 Saya akan berusaha untuk mengikuti bimbingan belajar dengan rutin untuk membantu persiapan dalam menghadapi Ujian Nasional.

25 Saya dapat selalu memenuhi absensi kehadiran saya dengan tidak memberi kesempatan kepada diri saya untuk membolos.

26 Walaupun sakit, jika masih dapat ditahan, saya mampu terus berusaha untuk tetap hadir setiap hari mengikuti kegiatan belajar dibimbingan


(18)

belajar.

27 Saya dapat tetap mengikuti bimbingan belajar meskipun teman-teman mengatakan bahwa pengajar berhalangan hadir.

28 Saya merasa tenang setelah mengikuti bimbingan belajar sejak jauh hari sebelum ujian.

29 Saya merasa tidak nyaman apabila saya tidak masuk bimbingan belajar untuk mata pelajaran yang cenderung membosankan

30 Saya mampu menepati rencana belajar dalam persiapan try out meskipun gagal dalam try out sebelumnya.

31 Saya memilih belajar sejak jauh hari sebelum try out daripada dekat-dekat hari ujian.

32 Saya akan belajar dengan giat ketika akan mengikuti try out sehingga mendapatkan hasil yang baik.

33 Saya mampu untuk tetap mengikuti try out meskipun kondisi fisik saya sedang kurang sehat.

34 Saya tetap belajar lebih giat meskipun tidak lulus dalam try out.

35 Saya tetap belajar dengan giat untuk try out meskipun try out hanya simulasi dari ujian nasional.

36 Saya tetap bersemangat dalam belajar meskipun gagal dalam try out. 37 Saya merasa cemas jika materi yang dipelajari sulit untuk dipahami. 38 Saya tertantang untuk mengikuti try out yang diadakan karena hal


(19)

Lampiran 3

Skor untuk Kuesioner Self-Efficacy


(20)

Responden/Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2

2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 2 4 3 3 3 3 3

3 3 4 2 3 2 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3

4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2

5 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3

6 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2

7 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 1 2 3 3

8 3 3 2 3 4 3 3 3 4 2 2 4 2 3 3 3 4 3 4

9 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3

10 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3

11 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 4

12 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 3

13 2 3 4 2 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3

14 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3

15 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

16 3 3 3 2 2 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4

17 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4

18 3 3 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3

19 3 3 2 1 3 2 2 4 4 2 3 4 2 3 4 3 2 2 2

20 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3

21 2 2 3 3 2 4 3 4 4 2 3 4 3 3 2 3 3 4 4

22 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2

23 3 2 2 2 2 2 2 3 4 2 4 3 2 4 4 3 2 3 3

24 4 3 1 3 3 4 3 2 4 3 3 4 2 2 4 3 1 4 1

25 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3

26 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3

27 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2

28 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3

29 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3

30 2 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3

31 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3


(21)

33 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

34 4 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 2 3 4 4

35 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 4 2

36 4 2 2 3 3 3 4 3 4 2 2 4 3 3 4 3 4 3 3

37 2 1 2 2 1 2 2 1 3 2 2 1 2 1 2 2 3 2 3

38 4 3 4 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 2 4 2 4 4 3

39 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 2

40 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 3 2

41 2 2 2 2 1 2 2 3 4 2 3 1 1 2 4 4 3 3 1

42 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3

43 4 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 1 1 1 3 4 3 3 3

44 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 1 2 1 3

45 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2

46 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 4 2 2 2 2 2 1 2 1

47 2 2 3 1 2 2 2 1 3 1 2 2 1 2 3 3 2 3 3

48 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3

49 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

50 3 1 2 2 1 2 2 2 4 2 4 2 2 3 2 2 3 2 3

51 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2

52 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4

53 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

54 3 4 2 3 2 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3

55 3 1 2 2 1 2 2 2 4 2 4 2 2 3 2 2 3 2 3

56 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3

57 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2

58 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3

59 4 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 1 1 1 3 4 3 3 3


(22)

Responden/Item 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Total keterangan

1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 103 tinggi

2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 1 3 111 tinggi

3 2 2 2 3 2 3 3 2 4 3 1 2 1 2 2 1 3 2 3 96 tinggi

4 2 2 2 1 2 1 3 1 1 3 2 2 2 2 1 1 1 3 3 83 tinggi

5 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 100 tinggi

6 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 95 tinggi

7 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 3 3 70 rendah

8 2 3 4 3 3 4 2 3 3 2 4 2 2 2 2 2 3 3 3 110 tinggi

9 1 3 3 3 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 1 3 2 2 4 106 tinggi

10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 2 3 107 tinggi

11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 83 tinggi

12 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4 116 tinggi

13 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 1 3 98 tinggi

14 2 1 1 1 1 2 1 3 2 2 1 3 2 1 2 1 2 1 2 76 rendah

15 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 2 2 3 3 3 72 rendah

16 4 4 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 102 tinggi

17 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 3 4 2 3 130 tinggi

18 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 99 tinggi

19 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 1 3 1 3 2 3 96 tinggi

20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 1 3 1 4 106 tinggi

21 3 2 3 4 2 3 1 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 2 2 113 tinggi

22 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 2 2 3 3 3 71 rendah

23 2 3 2 2 3 3 3 1 4 4 1 1 1 2 2 1 3 2 2 94 tinggi

24 4 1 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 1 2 1 4 1 2 107 tinggi

25 4 2 3 3 3 4 4 2 4 3 2 2 2 1 4 2 4 3 2 105 tinggi

26 2 1 2 3 3 2 2 3 2 2 1 1 1 2 3 3 2 1 3 93 tinggi

27 3 2 1 2 2 1 2 2 2 3 1 1 2 2 1 1 2 2 3 76 rendah

28 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 97 tinggi

29 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 1 2 99 tinggi

30 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 3 1 3 1 3 101 tinggi

31 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 1 1 2 3 4 3 1 118 tinggi


(23)

33 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 91 tinggi

34 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 3 1 3 2 3 101 tinggi

35 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 1 102 tinggi

36 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 3 1 2 109 tinggi

37 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 3 3 74 rendah

38 2 2 3 4 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 1 3 97 tinggi

39 3 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 1 2 1 3 2 3 88 tinggi

40 3 1 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 76 rendah

41 1 1 1 2 1 2 1 2 3 3 2 2 1 2 1 1 2 1 3 76 rendah

42 2 2 2 2 1 2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 1 3 3 80 tinggi

43 3 1 1 2 2 1 1 3 1 1 2 2 2 2 3 2 3 2 1 76 rendah

44 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 3 3 66 rendah

45 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 2 2 3 3 3 73 rendah

46 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 3 74 rendah

47 3 2 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 3 73 rendah

48 4 2 3 3 3 4 4 2 4 3 2 2 2 1 4 2 4 3 2 105 tinggi

49 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 3 1 92 tinggi

50 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 83 tinggi

51 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 91 tinggi

52 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 83 tinggi

53 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 2 2 3 3 3 72 rendah

54 2 2 2 3 2 3 3 2 4 3 1 2 1 2 2 1 3 2 3 96 tinggi

55 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 84 tinggi

56 4 2 3 3 3 4 4 2 4 3 2 2 2 1 4 2 4 3 2 105 tinggi

57 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 2 2 3 3 3 71 rendah

58 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 100 tinggi

59 3 1 1 2 2 1 1 3 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 1 74 rendah


(24)

Responden/Item 1 2 10 11 12 21 22 23 30 31 Pilihan Kategori

1 2 3 3 3 3 2 3 2 2 4 27 tinggi

2 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 30 tinggi

3 3 4 2 3 4 2 2 3 3 2 28 tinggi

4 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 24 rendah

5 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 27 tinggi

6 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 27 tinggi

7 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 16 rendah

8 3 3 2 2 4 3 4 3 4 2 30 tinggi

9 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31 tinggi

10 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 27 tinggi

11 2 4 2 2 3 2 2 2 2 3 24 rendah

12 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 tinggi

13 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 27 tinggi

14 2 2 2 3 2 1 1 1 1 3 18 rendah

15 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 17 rendah

16 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 28 tinggi

17 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 36 tinggi

18 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 27 tinggi

19 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 27 tinggi

20 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 tinggi

21 2 2 2 3 4 2 3 4 4 4 30 tinggi

22 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 17 rendah

23 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 27 tinggi

24 4 3 3 3 4 1 3 4 2 2 29 tinggi

25 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 27 tinggi

26 2 2 3 3 3 1 2 3 2 2 23 rendah

27 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 17 rendah

28 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 27 tinggi

29 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 27 tinggi

30 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 27 tinggi

31 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 35 tinggi


(25)

33 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 28 tinggi

34 4 2 3 2 3 3 3 3 2 2 27 tinggi

35 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 28 tinggi

36 4 2 2 2 4 3 4 3 2 2 28 tinggi

37 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 18 rendah

38 4 3 3 3 3 2 3 4 2 2 29 tinggi

39 3 2 2 2 2 1 1 2 3 2 20 rendah

40 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 17 rendah

41 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 18 rendah

42 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 29 tinggi

43 4 2 2 1 1 1 1 2 2 2 18 rendah

44 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 16 rendah

45 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 17 rendah

46 2 2 1 4 2 1 2 2 2 2 20 rendah

47 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 17 rendah

48 3 3 2 4 2 2 3 3 3 2 27 tinggi

49 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 27 tinggi

50 3 4 3 4 2 2 2 2 2 3 27 tinggi

51 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 28 tinggi

52 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 24 rendah

53 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 17 rendah

54 3 4 2 3 4 2 2 3 2 2 27 tinggi

55 3 3 3 4 2 2 3 2 2 3 27 tinggi

56 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 22 rendah

57 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 17 rendah

58 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 27 tinggi

59 4 2 2 1 1 1 1 2 2 2 18 rendah


(26)

Responden/ Item 3 4 13 14 15 24 25 32 33

Usaha yang

dikeluarkan Kategori

1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 24 tinggi

2 3 3 2 4 3 3 4 2 3 27 tinggi

3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 25 tinggi

4 4 2 4 3 2 3 2 3 2 25 tinggi

5 2 2 3 3 3 3 3 3 3 25 tinggi

6 3 2 2 3 3 3 3 2 2 23 tinggi

7 2 2 1 2 3 1 1 2 2 16 rendah

8 2 3 2 3 3 3 4 2 2 24 tinggi

9 2 3 2 4 3 4 4 3 2 27 tinggi

10 3 2 3 3 3 3 3 3 1 24 tinggi

11 4 2 2 2 3 2 2 2 2 21 rendah

12 2 3 3 3 4 3 3 3 2 26 tinggi

13 4 2 2 3 3 3 3 3 1 24 tinggi

14 3 2 3 3 3 2 2 3 2 23 tinggi

15 2 2 2 2 2 1 2 1 3 17 rendah

16 3 2 2 3 3 4 4 3 1 25 tinggi

17 3 3 4 3 4 4 4 2 2 29 tinggi

18 2 3 2 3 3 3 3 2 2 23 tinggi

19 3 2 2 3 4 2 2 3 2 23 tinggi

20 3 3 3 3 4 3 3 2 1 25 tinggi

21 3 3 3 3 2 2 3 3 2 24 tinggi

22 2 2 2 2 2 1 2 1 3 17 rendah

23 3 2 2 4 4 3 3 4 2 27 tinggi

24 1 3 2 2 4 4 4 3 1 24 tinggi

25 2 3 2 3 2 3 4 2 2 23 tinggi

26 2 3 3 3 4 3 2 2 2 24 tinggi

27 2 2 2 2 2 2 1 2 2 17 rendah

28 2 3 3 2 2 3 3 2 3 23 tinggi

29 3 2 3 3 2 3 3 3 3 25 tinggi

30 3 2 3 3 3 3 3 1 2 23 tinggi

31 3 3 3 4 3 3 4 1 1 25 tinggi


(27)

33 3 2 3 3 3 3 3 2 1 23 tinggi

34 2 3 2 3 4 2 3 2 2 23 tinggi

35 2 3 2 3 4 3 3 1 2 23 tinggi

36 2 3 3 3 4 3 4 2 3 27 tinggi

37 2 2 2 1 2 2 2 2 2 17 rendah

38 4 2 3 2 4 2 2 2 2 23 tinggi

39 3 2 3 3 4 3 3 3 3 27 tinggi

40 3 2 3 2 3 2 3 2 3 23 tinggi

41 2 2 1 2 4 1 2 1 2 17 rendah

42 2 2 2 2 3 1 2 2 3 19 rendah

43 2 2 1 1 3 2 1 2 2 16 rendah

44 2 2 1 2 3 1 1 2 2 16 rendah

45 2 2 2 2 2 1 2 1 3 17 rendah

46 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 rendah

47 3 3 2 2 3 3 2 3 2 23 tinggi

48 2 3 2 3 2 3 4 2 2 23 tinggi

49 2 2 3 3 3 3 3 2 2 23 tinggi

50 3 3 2 3 4 3 2 3 3 26 tinggi

51 4 2 2 3 3 3 3 2 2 24 tinggi

52 3 2 3 2 2 2 2 2 2 20 rendah

53 2 2 2 2 2 1 2 1 3 17 rendah

54 3 4 3 3 3 2 3 1 2 24 tinggi

55 3 3 2 3 3 2 2 3 2 23 tinggi

56 2 3 2 3 2 3 4 2 2 23 tinggi

57 2 2 2 2 2 1 2 1 3 17 rendah

58 2 2 3 3 3 3 3 3 3 25 tinggi

59 2 2 1 1 3 2 1 2 2 16 rendah


(28)

Responden/Item 5 6 7 16 17 26 27 34 35

Daya

Tahan Kategori

1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 25 tinggi

2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 26 tinggi

3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 24 tinggi

4 2 3 2 3 3 3 2 2 2 22 rendah

5 3 3 2 2 3 3 2 3 2 23 tinggi

6 3 2 2 3 3 3 2 3 3 24 tinggi

7 2 2 2 1 2 1 1 1 2 14 rendah

8 4 3 3 3 4 2 3 2 2 26 tinggi

9 3 3 3 3 3 2 2 1 3 23 tinggi

10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 tinggi

11 4 2 2 4 2 3 3 3 4 27 tinggi

12 3 3 3 4 2 4 3 3 2 27 tinggi

13 2 3 3 3 3 3 2 2 2 23 tinggi

14 3 3 2 3 3 2 3 2 2 23 tinggi

15 2 2 2 2 2 1 1 2 2 16 rendah

16 2 3 2 3 3 4 2 2 2 23 tinggi

17 3 3 3 4 3 4 3 4 3 30 tinggi

18 2 3 2 3 3 3 3 3 2 24 tinggi

19 4 2 2 3 2 3 2 3 2 23 tinggi

20 3 3 3 3 2 3 3 3 1 24 tinggi

21 2 4 3 3 3 1 4 3 2 25 tinggi

22 2 2 2 2 2 1 1 2 2 16 rendah

23 2 2 2 3 2 3 3 2 1 20 rendah

24 3 4 3 3 1 4 4 2 1 25 tinggi

25 3 4 3 3 4 4 2 4 2 29 tinggi

26 2 3 3 3 4 2 3 3 3 26 tinggi

27 2 3 2 3 1 2 2 1 1 17 rendah

28 4 2 3 2 3 2 2 2 3 23 tinggi

29 2 2 3 2 3 3 3 3 2 23 tinggi

30 2 3 3 3 3 3 2 3 1 23 tinggi

31 4 3 3 4 3 3 3 2 3 28 tinggi


(29)

33 3 2 3 3 3 3 3 2 1 23 tinggi

34 3 3 3 2 3 3 3 3 1 24 tinggi

35 3 3 3 4 3 3 2 2 2 25 tinggi

36 3 3 4 3 4 3 2 3 1 26 tinggi

37 1 2 2 2 3 2 3 1 2 18 rendah

38 3 2 3 2 4 3 2 2 2 23 tinggi

39 4 3 2 3 2 3 2 4 3 26 tinggi

40 1 2 2 3 2 2 1 1 2 16 rendah

41 1 2 2 4 3 1 2 1 1 17 rendah

42 4 3 2 3 3 2 3 4 2 26 tinggi

43 3 2 1 4 3 3 3 3 2 24 tinggi

44 2 2 2 1 2 1 1 1 2 14 rendah

45 2 2 2 2 2 1 1 2 2 16 rendah

46 2 2 1 2 1 2 2 3 1 16 rendah

47 2 2 2 3 2 1 1 1 1 15 rendah

48 3 4 3 3 4 4 2 4 2 29 tinggi

49 3 4 2 3 3 3 2 2 1 23 tinggi

50 1 2 2 2 3 2 3 3 2 20 rendah

51 2 3 3 3 3 3 3 2 4 26 tinggi

52 4 3 4 2 3 2 4 4 3 29 tinggi

53 2 2 2 2 2 1 1 2 2 16 rendah

54 2 3 2 3 3 3 2 2 3 23 tinggi

55 3 2 2 3 3 2 3 2 3 23 tinggi

56 3 4 3 3 4 4 2 4 2 29 tinggi

57 2 2 2 2 2 1 1 2 2 16 rendah

58 3 3 2 2 3 3 2 3 2 23 tinggi

59 3 2 1 4 3 3 3 2 2 23 tinggi


(30)

Responden/Ite

m 8 9 18 19 20 28 29 36 37 38

Penghayatan n Perasaan

Kategor i

1 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 29 tinggi

2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 29 tinggi

3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 24 rendah

4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 28 tinggi

5 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 30 tinggi

6 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 28 tinggi

7 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 28 tinggi

8 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 32 tinggi

9 3 4 3 3 2 3 2 3 2 4 29 tinggi

10 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 29 tinggi

11 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 29 tinggi

12 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 32 tinggi

13 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 28 tinggi

14 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 21 rendah

15 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 28 tinggi

16 2 4 3 4 4 3 3 2 1 2 28 tinggi

17 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 34 tinggi

18 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 28 tinggi

19 4 4 2 2 3 3 3 3 2 3 29 tinggi

20 3 3 3 3 3 2 3 3 1 4 28 tinggi

21 4 4 4 4 3 3 2 3 2 2 31 tinggi

22 3 2 1 2 2 2 3 3 3 3 24 rendah

23 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 29 tinggi

24 2 4 4 1 4 4 2 4 2 2 29 tinggi

25 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 31 tinggi

26 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29 tinggi

27 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28 tinggi

28 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 29 tinggi

29 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 29 tinggi

30 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 29 tinggi

31 3 3 4 3 2 2 2 4 3 3 29 tinggi


(31)

33 3 3 4 3 2 4 3 2 3 2 29 tinggi

34 3 4 4 4 2 4 2 3 2 3 31 tinggi

35 3 3 4 4 2 3 2 3 3 2 29 tinggi

36 3 4 4 3 3 3 2 3 2 2 29 tinggi

37 1 3 2 3 2 3 2 1 3 3 23 rendah

38 4 2 4 3 2 4 3 3 1 3 29 tinggi

39 4 3 3 2 4 3 2 3 2 3 29 tinggi

40 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 24 rendah

41 3 4 3 1 1 2 2 2 1 3 22 rendah

42 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29 tinggi

43 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 26 rendah

44 2 3 1 3 1 2 2 1 3 3 21 rendah

45 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28 tinggi

46 2 2 2 1 2 2 3 3 2 3 22 rendah

47 1 3 3 3 3 3 3 1 1 3 24 rendah

48 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 31 tinggi

49 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 29 tinggi

50 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 29 tinggi

51 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 24 rendah

52 3 3 4 4 2 3 3 2 2 3 29 tinggi

53 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 28 tinggi

54 4 3 4 3 2 3 2 3 2 3 29 tinggi

55 2 4 4 3 2 3 3 2 3 3 29 tinggi

56 3 3 3 3 4 2 2 4 3 2 29 tinggi

57 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 23 rendah

58 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 29 tinggi

59 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 26 rendah


(32)

Lampiran 4

Tabulasi Silang


(33)

CROSSTABS

Tabel IV.1 Tabulasi Silang Antara Keberhasilan dengan Derajat Self-efficacy

Derajat self-efficacy

Total

Tinggi Rendah

Keberhasilan

Pernah

42 20 60

70% 30% 100.0%

Tidak Pernah 0 0 0

0 % 0 % 0%

Tabel IV.2 Tabulasi Silang Antara Frekuensi Keberhasilan dengan Derajat Self-efficacy

Derajat self-efficacy

Total

Tinggi Rendah

Frekuensi keberhasilan Sering

5 2 7

71.4% 28.6% 100%

Cukup Sering 25 3 28

89.3% 10.7% 100%

Jarang

12 13 25

48% 52% 100%

Tidak Pernah 0 0 0

0 % 0 % 0%

Tabel IV.3 Tabulasi Silang Antara Kegagalan dengan Derajat Self-efficacy

Derajat self-efficacy

Total

Tinggi Rendah

Kegagalan

Pernah

42 18 60

70% 30% 100%

Tidak pernah

0 0 0


(34)

Tabel IV..4 Tabulasi Silang Antara Frekuensi Keberhasilan dengan Derajat Self-efficay

Derajat self-efficacy

Total

Tinggi Rendah

Frekuensi kegagalan Sering

2 9 11

18.2% 81.8% 100%

Cukup Sering 27 7 34

79.4% 20.6% 100%

Jarang

13 2 15

86.7% 13.3% 100%

Tidak Pernah 0 0 0

.0% .0% .0%

Tabel IV.5 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Keberhasilan Tokoh yang Signifikan dengan Derajat Self-efficacy

Derajat self-efficacy

Total

Tinggi Rendah

Pengaruh Keberhasilan Tokoh yang Signifikan Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki dan ingin berusaha lebih giat

37 10 47

78.7% 21.3% 100%

Menurunkan keyakinan diri dan tidak percaya diri pada kemampuan yang dimiliki

3 6 9

33.3% 66.7% 100%

Lain-lain

(tidak berpengaruh)

2 2 4


(35)

Tabel IV.6 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Kegagalan Tokoh yang Signifikan dengan Derajat Self-efficacy

Derajat self-efficacy

Total

Tinggi Rendah

Pengaruh Kegagalan Tokoh yang Signifikan Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki dan tertantang untuk lebih berusaha

30 10 40

75% 25% 100%

Menurunkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki (tidak percaya diri)

11 9 20

55% 45% 100%

Lain-lain 0 0 0

.0% .0% .0%

Tabel IV.7 Tabulasi Silang Antara Pujian dengan Derajat Self-efficacy

Derajat self-efficacy

Total

Tinggi Rendah

Pujian Sering

38 13 51

75.5% 25.5% 100%

Tidak sering

4 5 9

44.4% 55.6% 100%

Tabel IV.8 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Pujian dengan Derajat Self-efficacy

Derajat self-efficacy

Total

Tinggi Rendah

Pengaruh pujian

Meningkatkan keyakinan diri dan lebih berusaha untuk mencapai keberhasilan lagi

38 13 51

75.5% 25.5% 100%

Biasa saja dan tidak berpengaruh

4 5 9


(36)

Tabel IV.9 Tabulasi Silang Antara Kritikan/Komentar Negatif dengan Derajat Self-efficacy

Derajat self-efficacy

Total

Tinggi Rendah

Kritikan

Sering

38 15 53

71.7% 28.3% 100%

Tidak sering

4 3 7

57.1% 42.9% 100%

Tabel IV.10 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Kritikan dengan Derajat Self-efficacy

Derajat self-efficacy

Total

Tinggi Rendah

Pengaruh kritikan

Meningkatkan keyakinan diri dan lebih berusaha untuk lulus ujian nasional

29 9 38

76.3% 23.7% 100%

Merasa malas untuk berusaha mencapai keberhasilan

8 7 15

53.3% 46.7% 100%

Biasa saja dan tidak berpengaruh

5 2 7

71.4% 28.6% 100%

Tabel IV.11 Tabulasi Silang Antara Kondisi Fisik dengan Derajat Self-efficacy

Derajat self-efficacy

Total

Tinggi Rendah

Kondisi fisik

Cepat lelah dan mudah sakit 12 8 20

60% 40% 100%

Segar dan sehat

30 10 40

75% 25% 100%

Lain-lain


(37)

Tabel IV.12 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Suasana Hati dengan Derajat Self-efficacy

Derajat self-efficacy

Total

Tinggi Rendah

Suasana hati

Berpengaruh 33 18 51

64.7% 35.3% 100%

Tidak berpengaruh 9 0 9


(38)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bidang kehidupan yang penting bagi setiap negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengutamakan pentingnya pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Undang-undang No.20 tahun 2005 tentang Pendidikan Nasional). Pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan non-formal. Pendidikan informal dapat diperoleh seseorang melalui keluarga dan lingkungan sekitar dan akan terus berlangsung sepanjang hidup. Jalur pendidikan formal dapat diperoleh dengan mengenyam pendidikan di sekolah, diantaranya pendidikan dasar, menengah, atas dan tinggi sedangkan pendidikan non-formal dapat diperoleh individu melalui kursus-kursus seperti kursus bahasa inggris, komputer, dan sebagainya.

Salah satu jenis pendidikan yang mendapat perhatian pemerintah adalah pendidikan formal. Di Indonesia terdapat banyak sekolah dengan berbagai tingkatan, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah


(39)

2

Universitas Kristen Maranatha

Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hingga Perguruan Tinggi.

Dalam penelitian ini yang ingin diteliti adalah tentang Sekolah Menengah Atas (SMA) yang merupakan pendidikan tingkat lanjutan yang dimulai sejak kelas X sampai kelas XII. Dalam menempuh pendidikan di sekolah, siswa mengikuti proses belajar. Proses belajar merupakan sejumlah perubahan yang diatur dan direncanakan, supaya tujuan pendidikan sekolah tercapai. Didalam kelas terdapat proses belajar yang dilakukan siswa meliputi antara lain proses belajar di kelas, proses mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, ulangan harian serta absensi kehadiran siswa, kegiatan laboratorium, Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) khusus untuk kelas XII sekolah mengadakan try-out sebelum menghadapi Ujian Nasional. Dalam satu tahun ajaran, siswa menempuh dua semester. Setelah siswa melaksanakan proses belajar selama satu semester, siswa akan mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS), demikian pula pada semester berikutnya.

Apabila siswa telah mengikuti proses belajar selama dua tahun, maka pada akhir semester 2 kelas XI, siswa akan dipisahkan ke dalam kejurusan yang berbeda, ada jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan beberapa mata pelajaran yang berbeda, diantaranya untuk bidang jurusan IPA terdapat mata pelajaran biologi, fisika, dan kimia sedangkan untuk bidang jurusan IPS terdapat mata pelajaran ekonomi, sosiologi, dan tata negara. Kriteria penentuan program studi adalah berdasarkan minat siswa dan nilai akademik sebagaimana telah


(40)

3

Universitas Kristen Maranatha

ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam buku Panduan Penyusunan Laporan Hasil Belajar Perserta Didik berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA 2007 (Pikiran Rakyat, 15 September 2008). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bimbingan Konseling (BK) SMA”X”, penentuan program studi dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat belajar pada program studi yang sesuai dengan minat dan potensinya, sehingga diharapkan siswa dapat lebih mengembangkan potensinya untuk mencapai prestasi yang optimal.

Ketika siswa memasuki akhir tahun ketiga (kelas XII SMA), siswa tersebut akan dihadapkan dengan Ujian Nasional (UN) yang harus mereka hadapi jika ingin lulus dari sekolah dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Soal-soal yang akan diujikan tergantung dengan materi yang diajarkan pada bidang kejurusannya masing-masing yang digabungkan dengan pelajaran dari kelas X dan XI. Berdasarkan artikel yang diperoleh dari www.surya.co.id, Ujian Nasional dilaksanakan oleh pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dengan tujuan untuk mengevaluasi sejauh mana kualitas siswa dalam memahami pelajaran yang telah diajarkan selama bersekolah di suatu tingkatan pendidikan. Ujian Nasional merupakan ujian yang rutin diadakan secara serentak di seluruh Indonesia, yang akan menentukan apakah siswa yang bersangkutan dinyatakan lulus dari bangku sekolah atau tidak serta untuk dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Ujian Nasional yang diselenggarakan dapat berubah-ubah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, baik dalam soal-soalnya, jumlah pelajaran yang akan diujikan, maupun dalam standar nilai kelulusan siswa.


(41)

4

Universitas Kristen Maranatha

Penyelenggara Ujian Nasional dan perumusan standar kelulusan diatur oleh Badan Sensor Nasional Pendidikan (BSNP) Departemen Pendidikan Nasional, yang merupakan lembaga mandiri, independen, dan profesional yang ditugaskan untuk mengembangkan standar pendidikan nasional demi perbaikan mutu pendidikan nasional, terutama untuk meningkatkan kemampuan teknologi siswa. Pada tahun akademik 2009/2010 ini, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui Permendiknas no 33 tahun 2007 pasal 5 menetapkan bahwa Ujian Nasional yang diselenggarakan ditambah menjadi enam mata pelajaran, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya tiga mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika atau Ekonomi. Namun Ujian Nasional tahun 2009/2010 ini untuk jurusan IPA akan ditambah Fisika, Biologi dan Kimia sedangkan untuk jurusan IPS akan ditambah dengan Matematika dasar, Geografi dan Sosiologi.

Dalam kebijakan pemerintahan yang baru ditetapkan bahwa siswa akan dinyatakan lulus jika memenuhi kriteria memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan tidak ada nilai dibawah 4,25 serta memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran dan nilai mata pelajaran lainnya minimal 6,00 (BSNP). Penambahan mata pelajaran ini diakui oleh ketua BSNP dan wakil ketua komisi X (Komisi Pendidikan) akan memperberat siswa, dan dikhawatirkan akan menambah jumlah siswa yang tidak lulus. Dari data yang diperoleh, pada Ujian Nasional tahun ajaran 2009/2010 diketahui sebanyak persen 20,96 % untuk siswa SMA yang tidak lulus Ujian Nasional dan 22,58% dari Sekolah Menengah Kejuruan (www.indonesia.go.id)


(42)

5

Universitas Kristen Maranatha

Siswa juga dibebankan dengan semakin padatnya kegiatan belajar mengajar seperti penambahan waktu belajar di sekolah dan diberikan bimbingan belajar untuk semua mata pelajaran yang akan diujiankan. Siswa menjalankan bimbingan belajar yang diadakan oleh sekolah selama 4-5 bulan dengan tujuan agar siswa terlatih dalam menyelesaikan berbagai bentuk soal. Tak hanya mengikuti bimbingan belajar di sekolah, siswa pun mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah untuk lebih mempersiapkan diri siswa untuk menghadapi Ujian Nasional, bertambah banyaknya ulangan harian dan tugas yang diberikan guru, dan try-out.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa-siswa diperoleh pula informasi mengenai kesulitan dan hambatan dalam menghadapi ujian nasional, yaitu seluruh siswa mengatakan bahwa dengan bertambahnya mata pelajaran yang diujiankan dan standar kelulusan yang semakin naik membuat mereka merasa takut dan kurang yakin dengan kemampuannya untuk bisa lulus ujian, banyaknya materi yang harus dihafalkan serta membahas soal-soal ujian setiap harinya, selain itu juga waktu belajar mereka juga dipadatkan dikarenakan jadwal ujian dimajukan dari rencana sebelumnya. Mereka juga merasa kurang yakin dengan pelajaran tambahan yang diberikan oleh sekolah agar dapat meningkatkan kemampuannya menghadapi ujian dengan mudah. Siswa merasa bahwa pelajaran tambahan yang diberikan justru membebani dirinya dan membuatnya merasa cemas karena harus menghafalkan lebih banyak materi pelajaran sehingga merasa kewalahan dengan pelajaran tambahan tersebut, serta merasa bahwa dengan ada atau tidaknya pelajaran tambahan kemampuannya dalam menghadapi ujian tidak akan


(43)

6

Universitas Kristen Maranatha

bertambah baik justru malah membebani dirinya dan menjadi tidak yakin dapat menghadapi ujian.

Berdasarkan hal-hal tersebut dapat dilihat bahwa siswa SMA yang akan menghadapi Ujian Nasional mengalami cukup hambatan, sehingga selain dibutuhkan usaha untuk mempersiapkan diri juga dibutuhkan keyakinan akan kemampuan yang dimiliki. Keyakinan (belief) seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki dalam mengatur sumber–sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi yang berhubungan dengan masa yang akan datang (Bandura,2002). Keyakinan dan kemampuan diri ini akan mempengaruhi bagaimana mereka bertingkah laku dalam menjalani proses belajarnya dalam menghadapi ujian nasional. keyakinan ini terlihat melalui beberapa hal yaitu pilihannya untuk belajar di kelas, usahanya yang dikeluarkannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan siswa untuk dapat bertahan saat dihadapkan pada hambatan atau rintangan untuk mencapai nilai yang baik serta bagaimana penghayatan perasaan yang dimiliki siswa terhadap hambatan atau rintangan yang dihadapinya.

Siswa dengan self-efficacy belief yang tinggi memandang ujian nasional sebagai suatu tantangan yang harus dikuasai dan bukan sebagai ancaman atau sesuatu yang harus dihindari. Mereka memilih untuk menetapkan target yang tinggi dalam menghadapi ujian dan berkomitmen dalam mencapainya. Mereka akan yakin dapat mempertahankan dan mengerahkan usaha yang lebih besar ketika menghadapi kegagalan, memandang kegagalan sebagai kurangnya usaha yang dilakukan atau kurangnya pengetahuan atau keterampilan yang dipelajari, serta usaha yang penuh


(44)

7

Universitas Kristen Maranatha

keyakinan itu memungkinkan siswa untuk mendapat hasil yang optimal dan yakin dapat mengendalikan stres dan depresi ketika menghadapi kegagalan.

Sebaliknya siswa yang memiliki self-efficacy belief yang rendah memandang ujian nasional sebagai sesuatu yang menakutkan dan merupakan ancaman terhadap diri mereka. Ketika mereka berhadapan dengan kesulitan maka mereka terpaku pada kelemahan-kelemahan mereka. Siswa menurukan usahanya dan cepat menyerah dalam menghadapi kesulitan. Mereka lambat bangkit dari kegagalan karena mereka melihat performa yang kurang sebagai kemampuan yang tidak mencukupi, hanya dengan sedikit kegagalan saja mereka bisa kehilangan keyakinan mengenai kemampuannya, dan juga kurang yakin dapat mengendalikan stres dan depresi ketika menghadapi kegagalan sehingga hasil yang dicapai tidak optimal.

Berdasarkan hasil survey awal terhadap 20 orang siswa kelas XII di SMA

“X”, diperoleh 65% siswa yang meyakini kemampuannya untuk dapat lulus ujian

nasional. Mereka yakin lulus ujian dengan nilai yang tinggi, untuk mencapai tujuan tersebut mereka yakin mampu menentukan cara atau metode belajar yang efektif bagi mereka. Dengan demikian, mereka berhasil menyelesaikan soal-soal dalam ujian. Siswa juga mengakui bahwa keberhasilan akan mereka dapatkan jika mereka mengerahkan usaha yang lebih besar dan tidak mudah putus asa. Selain itu mereka juga memiliki prestasi yang baik saat dikelas satu dan dua, tidak jarang mereka memenangkan kompetensi baik yang bersifat akademis maupun non akademis. Pengalaman keberhasilan ini menumbuhkan keyakinan dirinya untuk dapat mencapai tujuan yang mereka inginkan. Mereka juga yakin dapat bertahan jika mengalami


(45)

8

Universitas Kristen Maranatha

kesulitan dalam pencapaian tujuannya lulus ujian nasional, serta mereka juga dapat menghayati secara positif setiap hambatan dan kesulitan yang dihadapinya sebagai sesuatu yang harus diselesaikan.

Sedangkan 35% siswa kurang meyakini kemampuannya untuk dapat lulus ujian nasional. Mereka kurang yakin dapat lulus ujian dengan nilai yang tinggi, untuk mencapai tujuan tersebut mereka kurang mampu dapat menentukan cara atau metode belajar yang efektif bagi mereka, terkadang mereka belajar dekat-dekat ujian. Jika siswa memperoleh nilai yang rendah mereka akan mudah putus asa dan kurang mampu mengerahkan usaha yang lebih besar, mereka kurang mampu mengerjakan soal-soal ujian tahun lalu yang dapat membuat mereka akan dapat lulus. Mereka juga kurang yakin dapat bertahan jika mengalami kesulitan dalam pencapaian tujuannya untuk lulus ujian nasional, begitu juga dalam hal penghayatan perasaan siswa juga kurang yakin dapat mengatasi kecemasan pada dirinya saat mengalami hambatan. Berdasarkan hasil data tampak bahwa terdapat derajat self-efficacy belief yang berbeda-beda pada siswa kelas XII maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai self-efficacy belief untuk lulus ujian nasional pada siswa kelas XII SMA

“X” Bekasi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin meneliti seberapa besar derajat self-efficacy belief untuk lulus ujian nasional pada siswa kelas XII SMA “X” Bekasi.


(46)

9

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai

self-efficacy belief untuk lulus ujian nasional pada siswa kelas XII SMA “X” Bekasi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui derajat Sef-Efficacy belief siswa kelas XII SMA “X” di Bekasi untuk lulus Ujian Nasional berdasarkan aspek-aspek self-efficacy belief, yaitu aspek-aspek menentukan pilihan, seberapa besar usaha dikerahkan untuk mencapai goal, lamanya daya tahan ketika menghadapi hambatan dan kegagalan, dan penghayatan perasaan pada siswa.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan teoretis

1. Sebagai masukan bagi ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Pendidikan dalam hal self-efficacy belief pada siswa SMA.

2. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian

lanjutan mengenai self-efficacy belief pada siswa SMA kelas XII SMA”X” Bekasi yang menghadapi Ujian Nasional.


(47)

10

Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Kegunaan praktis

Sebagai masukan bagi Siswa SMA kelas XII SMA”X” Bekasi mengenai derajat self-efficacy mereka, sehingga dapat menjadi bahan untuk pengenalan diri, dan bagi siswa yang memiliki self-efficacy yang rendah agar dapat meningkatkan self-efficacy-nya.

2. Sebagai masukan bagi staf pengajar di SMA “X” Bekasi mengenai

efficacy pada siswa serta faktor-faktor yang menunjang peningkatan self-efficacy sehingga dapat membantu siswa untuk persiapan diri yang lebih

matang sehubung dengan Ujian Nasional.

3. Sebagai masukan bagi orang tua siswa yang memiliki anak yang akan menghadapi Ujian Nasional agar dapat membantu mereka meningkatkan

self-efficacynya.

1.5 Kerangka pemikiran

Siswa SMA”X” di kota Bekasi berada pada masa remaja, yang tugas-tugas perkembangannya adalah membentuk identitas diri, mengambil keputusan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masa depannya, melakukan penalaran deduktif hipotesis, yaitu siswa memiliki kemampuan kognitif untuk mengembangkan hipotesis atau dugaan terbaik mengenai pola mana yang diterapkan dalam pemecahan masalah. Mereka juga diharapkan dapat menyelesaikan masalah atau tantangan yang mereka hadapi dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan. Salah satu


(48)

11

Universitas Kristen Maranatha

hambatan atau tantangan yang dihadapi oleh siswa dalam bidang pendidikan adalah Ujian Nasional, yang harus mereka hadapi setiap tingkat akhir sekolah sebagai sarana untuk lulus dari bangku sekolah. Mereka juga dihadapkan pada berbagai kesulitan dalam mengatasi tantangan tersebut, seperti kondisi fisik siswa yang kurang baik, perasaan malas, perasaan tidak yakin, kurangnya pemahaman pada materi, kurangnya persiapan belajar, kenaikan standar kelulusan, dan berbagai hambatan lainnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mengatasi hambatan dan kesulitan tersebut adalah self-efficacy belief (Bandura,2002).

Menurut Bandura (2002), self-efficacy belief dapat mempengaruhi academic

performance seseorang. Keyakinan siswa mengenai kemampuannya dalam

menguasai aktivitas akademis akan mempengaruhi aspirasi mereka, tingkat ketertarikan terhadap bidang akademis dan performace akademis siswa. Self-efficacy

belief yang dihayati siswa tidak berkaitan dengan seberapa banyak keterampilan yang

dimiliki untuk menyelesaikan suatu kegiatan, namun berkaitan dengan keyakinan siswa bahwa dengan keterampilan yang mereka miliki, mereka mampu berhasil mencapai prestasi akademis yang optimal. Self-efficacy belief merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan untuk mengintegrasi dan melaksanakan arah-arah tindakannya yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang prospektif (Bandura, 2002). Self-efficacy belief siswa dibentuk melalui empat sumber informasi yang relevan dalam menilai kemampuan siswa (personal capability). Empat sumber tersebut adalah mastery experiences, vicarious experience, verbal persuasion, dan


(49)

12

Universitas Kristen Maranatha physiological and affective states (Bandura, 2002) dan diproses melalui proses

kognitif.

Mastery experiences, yaitu pengalaman keberhasilan maupun kegagalan

dalam menguasai keterampilan atau mata pelajaran tertentu. Siswa yang sering mengalami keberhasilan akan mempunyai self-efficacy belief tinggi, sedangkan siswa yang sering mengalami kegagalan akan mempunyai self-efficacy belief yang rendah. Misalnya siswa sering berhasil dalam mata pelajaran matematika (mendapatkan nilai yang tinggi) maka siswa akan memiliki keyakinan pada dirinya bahwa ia akan berhasil juga pada ujian nasional. Pada siswa yang sering mengalami kegagalan, seperti mendapatkan nilai yang rendah pada salah satu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan memiliki self-efficacy belief rendah terutama jika kegagalan terjadi sebelum siswa membentuk self-efficacy belief-nya dengan mantap sehingga mereka kurang yakin pada kemampuan yang dimilikinya. Semakin sering siswa mengalami pengalaman keberhasilan maka siswa akan memiliki self-efficacy belief tinggi,sedangkan semakin sering siswa mengalami pengalaman kegagalan maka siswa memiliki self-efficacy belief yang rendah.

Vicarious experiences, yaitu pengalaman keberhasilan maupun kegagalan

yang diamati siswa dari orang lain sebagai model, misalnya teman sebaya. Jika siswa yang mengamati teman dengan latar belakang kemampuan yang kurang lebih serupa dengannya sering berhasil mendapatkan nilai yang tinggi, maka siswa akan juga yakin mampu berhasil, sedangkan bila mengamati teman yang memiliki kompetensi yang sama, sering mengalami kegagalan walaupun telah mengeluarkan usaha yang


(50)

13

Universitas Kristen Maranatha

besar, akan membuat siswa kurang yakin terhadap kemampuan yang dimiliki untuk dapat mencapai nilai yang tinggi saat ujian. Semakin sering siswa mengamati pengalaman keberhasilan dari orang-orang yang signifikan akan memiliki

self-efficacy belief tinggi, sedangkan semakin sering siswa mengamati pengalaman

kegagalan dari orang-orang yang signifikan maka siswa tersebut akan memiliki

self-efficacy belief rendah.

Verbal persuasions, yaitu ucapan berupa pujian, kritik, dorongan dari teman,

guru, dan anggota keluarga, yang dapat menguatkan maupun melemahkan keyakinan bahwa siswa memiliki hal–hal yang dibutuhkan untuk berhasil. Misalnya guru ataupun orang tua sering memberikan dorongan atau pujian jika mereka mempunyai kemampuan untuk mendapat nilai yang tinggi pada saat ulangan atau try-out UN, maka siswa tersebut akan meningkat self-efficacy belief sehingga siswa merasa yakin akan kemampuannya untuk dapat lulus ujian. Sebaliknya, jika persuasi yang diberikan adalah berupa kritikan, maka siswa akan merasa kurang yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk dapat lulus ujian nasional dengan nilai yang tinggi. Semakin sering siswa dipersuasi positif secara verbal atas keberhasilan yang dialaminya maka siswa akan memiliki self-efficacy belief tinggi sedangkan semakin sering dipersuasi negatif secara verbal atas kegagalan yang dialaminya dapat menurunkan self-efficacy belief.

Physiological and affective states, yaitu penghayatan siswa tentang keadaan

fisik, reaksi stres dan kondisi emosional. Siswa yang menghayati bahwa dalam mengerjakan soal-soal try-out UN, siswa tersebut mengalami reaksi fisiologis yang


(51)

14

Universitas Kristen Maranatha

negatif (lelah dan mengantuk) dan emosional yang negatif (cemas,stres) dan tidak mampu mengatasinya maka siswa tersebut memiliki self-efficacy belief yang rendah daripada siswa yang mengerjakan soal-soal try out UN tidak mengalami reaksi fisiologis dan emosional yang negatif. Semakin sering siswa mengalami kondisi fisik yang positif (tenang) dan reaksi emosional yang positif (optimistik) pada saat mengerjakan suatu tugas akademik, maka akan memiliki self-efficacy belief yang tinggi dan semakin sering siswa mengalami kondisi fisik yang negatif (lelah,mengantuk) dan reaksi emosional yang negatif (cemas,kecewa,stres) pada saat mengerjakan suatu tugas akademik maka akan memiliki self-efficacy belief yang rendah.

Keempat sumber efficacy belief ini akan mempengaruhi derajat

self-efficacy belief yang bervariasi di antara siswa. Derajat self-self-efficacy belief ini

ditunjukkan melalui keyakinan siswa terhadap kemampuan menentukan goal, kemampuan mengeluarkan usaha mencapai goal, kemampuan bertahan ketika menghadapi hambatan dan kegagalan, dan kemampuan dalam mengatasi rasa stres dan depresi ketika menghadapi kesulitan. Aspek yang pertama yaitu menentukan pilihan, siswa yang menunjukkan self-efficacy belief yang tinggi yakin dapat menentukan pilihan yang menantang dan yakin untuk berkomitmen terhadap pilihannya tersebut. Siswa merasa yakin dapat menentukan jadwal belajar yang sesuai sebagai persiapan ujian, dan ketika menghadapi ujian mereka yakin dapat mengerjakannya sendiri tanpa harus melihat hasil temannya. Sebaliknya siswa yang memiliki derajat self-efficacy belief yang rendah akan merasa kurang yakin dalam


(52)

15

Universitas Kristen Maranatha

menentukan pilihan yang menantang dan komitmen yang lemah terhadap pilihan yang telah mereka tetapkan.

Aspek yang kedua yaitu keyakinan dalam usaha yang dikerahkan untuk mencapai tujuan, dan saat mengalami kegagalan. Jika siswa yang self-efficacy belief tinggi mendapatkan tugas yang sulit, maka mereka yakin dapat tetap berusaha untuk bisa menyelesaikannya dengan baik, sebaliknya siswa yang memiliki self-efficacy

belief yang rendah kurang yakin mampu menyelesaikannya dan terpaku pada

kelemahan-kelemahannya. Mereka kurang yakin dapat bangkit dari kegagalan karena melihat hasil belajar yang diperolehnya kurang memuaskan sebagai kemampuan yang tidak mencukupi, hanya dengan sedikit kegagalan saja mereka bisa kehilangan keyakinan mengenai kemampuannya.

Aspek yang ketiga yaitu keyakinan akan daya tahan saat menghadapi hambatan, siswa yang memiliki self-efficacy belief yang tinggi akan yakin dapat bertahan menghadapi kesulitan dan menyelesaikannya hingga selesai. Ketika mereka mendapat tugas yang sulit atau soal ujian yang sulit maka siswa tersebut akan yakin tetap mampu bertahan menyelesaikan dan menghadapi kesulitan tersebut, mereka yakin mampu tetap hadir di sekolah atau bimbingan belajar meskipun dalam keadaan sakit. Sedangkan siswa yang memiliki self-efficacy belief yang rendah menjadikan kesulitan sebagai hambatan yang melemahkan, dan kurang yakin dapat bertahan lama saat menghadapi kesulitan. Ketika seorang siswa mendapat soal yang sulit maka siswa tersebut akan cenderung tidak yakin dapat bertahan untuk tetap menyelesaikannya.


(53)

16

Universitas Kristen Maranatha

Sehubungan dengan aspek terakhir yaitu penghayatan perasaan, siswa kelas XII yang yakin akan kemampuannya dalam mengatasi stres ketika mengalami hambatan, yakin tidak akan mudah merasa cemas, perasaan muram, dan stres. Jika siswa yakin dapat berhasil mengatur perasaannya dalam mengatasi stres ketika mengalami hambatan, maka di kemudian hari siswa membentuk keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur perasaannya sehingga dapat meningkatkan self-efficacy

belief-nya. Sebaliknya, siswa kelas XII yang kurang yakin akan kemampuannya

mengatasi stres ketika mengalami hambatan, akan mudah merasa stres karena berpikir bahwa dirinya kurang yakin mampu mengatasi kesulitan tersebut. Dengan demikian siswa menjadi gagal mengatasi stres sehingga di kemudian hari akan menurunkan self-efficacy belief siswa. Keempat aspek self-efficacy belief ini akan membentuk derajat self-efficacy belief yang bervariasi di antara siswa. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan pada skema kerangka pemikiran sebagai berikut:


(54)

17

Universitas Kristen Maranatha

Bagan 1.1 Skema kerangka pikir

Siswa kelas XII SMA

”X” Bekasi yang akan menghadapi Ujian

Nasional

Self-Efficacy belief

- Pilihan yang dibuat - Usaha yang dikeluarkan - Daya tahan saat dihadapkan

pada rintangan dan kegagalan

- Penghayatan perasaan

Self-Efficacy

Tinggi

Self-Efficacy

Rendah Proses Kognitif

Sumber Self-Efficacy belief: - Mastery experience

- Vicarious experience

- Verbal Social persuasion

- Physiological and affective states


(55)

18

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

1. Derajat Self Efficacy belief yang dihayati setiap siswa kelas XII SMA “X”

Bekasi mencakup 4 aspek, yaitu pilihan yang dibuat, besarnya usaha yang dikeluarkan, berapa lama dapat bertahan saat dihadapkan pada rintangan dan kegagalan serta penghayatan perasaannya.

2. Siswa kelas XII SMA “X” Bekasi tergolong memiliki self-efficacy tinggi jika siswa yakin terhadap kemampuan menentukan pilihan yang menantang, yakin dapat mengerahkankan usaha yang optimal, yakin dapat bertahan ketika menghadapi hambatan, dan kegagalan serta yakin dapat mengatasi stres serta kecemasan.

3. Siswa kelas XII SMA “X” Bekasi tergolong memiliki self-efficacy rendah jika siswa tidak yakin terhadap kemampuan menentukan pilihan yang menantang, tidak yakin dapat mengerahkan usaha yang optimal, tidak yakin dapat bertahan ketika menghadapi hambatan dan kegagalan serta tidak yakin dapat mengatasi stres serta kecemasa.

4. Mastery experiences, vicarious experience, verbal persuasion, dan

physiological and affective states merupakan sumber-sumber yang

membentuk self-efficacy pada siswa kelas XII SMA “X” Bekasi melalui proses kognitif.


(56)

66 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Sebagian besar (70%) Siswa kelas XII SMA yang menghadapi ujian nasional

mempunyai Self-efficacy pada derajat tinggi dan sisanya (30%) siswa kelas XII SMA memiliki self-efficacy rendah.

2. Siswa kelas XII SMA dengan derajat Self-efficacy tinggi memiliki keyakinan yang tinggi dalam menentukan pilihan, usaha untuk mencapai goal, daya tahan dalam menghadapi rintangan dan kemampuan mengendalikan stres dan depresi.

3. Siswa kelas XII SMA dengan derajat Self-efficacy rendah memiliki keyakinan yang rendah terkait dengan kemampuan menetukan pilihan, usaha, daya tahan saat menghadapi rintangan dan keyakinan yang rendah dalam penghayatan. 4. Sumber-sumber self-efficacy yang menunjukan adanya kecenderungan keterkaitan

dengan self-efficacy yaitu :

- Mastery experience ( pengalaman keberhasilan dan pengalaman kegagalan ) - Vicarious experience (penghayatan keberhasilan tokoh yang signifikan bagi

siswa)


(57)

67

Universitas Kristen Maranatha

5. Sumber self-efficacy belief yang kurang memiliki keterkaitan dengan self-efficacy

belief yaitu:

- Vicarious experience (penghayatan kegagalan panutan bagi siswa)

- Verbal persuation (pengaruh kritikan terhadap siswa)

- Physiological and affective states ( kondisi fisik dan suasana hati).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini:

5.2.1. Penelitian Lanjutan

Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan mengenai self-efficacy belief untuk lulus ujian nasional pada siswa SMA kelas XII berdasarkan gender di SMA “X” Bekasi.

5.2.2. Guna Laksana

1. Bagi siswa SMA kelas XII di Bekasi diharapkan dapat menyadari pentingnya memiliki self-efficacy belief yang tinggi dalam menghadapi Ujian Nasional. Oleh karena itu diharapkan siswa dapat meningkatkan self-efficacy belief melalui keempat sumber self-efficacy belief agar mencapai prestasi yang optimal.

2. Bagi guru pengajar kelas XII di SMA “X” Bekasi diharapkan dapat menyadari pentingnya self-efficacy belief siswa dalam menghadapi Ujian Nasional, sehingga


(58)

68

Universitas Kristen Maranatha

dapat memberikan dorongan atau pujian kepada siswa dalam rangka meningkatkan self-efficacy belief.

3. Bagi Sekolah bekerja sama dengan institusi tertentu agar dapat memberikan pelatihan atau bimbingan pada siswa yang memiliki self-efficacy belief rendah.


(59)

70 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert. 1997. Self-efficacy - The Exercise of Control, New York: W.H. Freeman and Company.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Grasindo.

Santrock, John W.2003. Adolescence : Perkembangan Remaja, edisi keenam, Jakarta: Erlangga.

______________,2002. Life Span Development Perkembangan Masa Hidup

Jilid2, terjemahan Juda Damanik, Ahmad Chusairi, Jakarta : Erlangga.

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik untuk ilmu-ilmu sosial, Jakarta : PT. Gramedia Utama.

Steinberg, Laurence. 2002. Adolescence Psychology, edisi keenam. The Mc.Graw-Hill Companies, inc All rights reserved, inc 1221.


(60)

71 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Aryamanda, Anindita. 2001. Skripsi Studi Deskriptif Mengenai Derajat

Self-Efficacy Pada Mahasiswa/I Psikologi yang sedang Menyusun Skripsi Pada Universitas “X ”di Bandung. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Dian, Permata. 2010. Skripsi Studi Deskriptif Mengenai Derajat SelfEfficacy -Pada Mahasiswa Dual Degree di Universitas”X” kota Bandung. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Pikiran Rakyat, 15 September 2008.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.75 Pasal 20 tahun 2009. Standar Kelulusan Ujian Nasional SMA 2009/2010.

Undang-undang No.20 tahun 2005 tentang Pendidikan Nasional.

http://www.des.emory.edu?mfp/self-efficacy.html#info. http://www.google.com/UN2010/Ujian Nasional.htm. http://www.indonesia.go.id/daftar kelulusan..htm http://www.surya.co.id,18 januari 2010.


(1)

18

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

1. Derajat Self Efficacy belief yang dihayati setiap siswa kelas XII SMA “X”

Bekasi mencakup 4 aspek, yaitu pilihan yang dibuat, besarnya usaha yang

dikeluarkan, berapa lama dapat bertahan saat dihadapkan pada rintangan dan kegagalan serta penghayatan perasaannya.

2. Siswa kelas XII SMA “X” Bekasi tergolong memiliki self-efficacy tinggi jika siswa yakin terhadap kemampuan menentukan pilihan yang menantang, yakin dapat mengerahkankan usaha yang optimal, yakin dapat bertahan ketika menghadapi hambatan, dan kegagalan serta yakin dapat mengatasi stres serta kecemasan.

3. Siswa kelas XII SMA “X” Bekasi tergolong memiliki self-efficacy rendah jika siswa tidak yakin terhadap kemampuan menentukan pilihan yang menantang, tidak yakin dapat mengerahkan usaha yang optimal, tidak yakin dapat bertahan ketika menghadapi hambatan dan kegagalan serta tidak yakin dapat mengatasi stres serta kecemasa.

4. Mastery experiences, vicarious experience, verbal persuasion, dan physiological and affective states merupakan sumber-sumber yang membentuk self-efficacy pada siswa kelas XII SMA “X” Bekasi melalui proses kognitif.


(2)

66 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Sebagian besar (70%) Siswa kelas XII SMA yang menghadapi ujian nasional

mempunyai Self-efficacy pada derajat tinggi dan sisanya (30%) siswa kelas XII SMA memiliki self-efficacy rendah.

2. Siswa kelas XII SMA dengan derajat Self-efficacy tinggi memiliki keyakinan yang tinggi dalam menentukan pilihan, usaha untuk mencapai goal, daya tahan dalam menghadapi rintangan dan kemampuan mengendalikan stres dan depresi.

3. Siswa kelas XII SMA dengan derajat Self-efficacy rendah memiliki keyakinan yang rendah terkait dengan kemampuan menetukan pilihan, usaha, daya tahan saat menghadapi rintangan dan keyakinan yang rendah dalam penghayatan. 4. Sumber-sumber self-efficacy yang menunjukan adanya kecenderungan keterkaitan

dengan self-efficacy yaitu :

- Mastery experience ( pengalaman keberhasilan dan pengalaman kegagalan ) - Vicarious experience (penghayatan keberhasilan tokoh yang signifikan bagi

siswa)


(3)

67

Universitas Kristen Maranatha 5. Sumber self-efficacy belief yang kurang memiliki keterkaitan dengan self-efficacy

belief yaitu:

- Vicarious experience (penghayatan kegagalan panutan bagi siswa) - Verbal persuation (pengaruh kritikan terhadap siswa)

- Physiological and affective states ( kondisi fisik dan suasana hati).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini:

5.2.1. Penelitian Lanjutan

Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan mengenai self-efficacy belief untuk lulus ujian nasional pada siswa SMA kelas XII berdasarkan gender di SMA “X” Bekasi.

5.2.2. Guna Laksana

1. Bagi siswa SMA kelas XII di Bekasi diharapkan dapat menyadari pentingnya memiliki self-efficacy belief yang tinggi dalam menghadapi Ujian Nasional. Oleh karena itu diharapkan siswa dapat meningkatkan self-efficacy belief melalui keempat sumber self-efficacy belief agar mencapai prestasi yang optimal.

2. Bagi guru pengajar kelas XII di SMA “X” Bekasi diharapkan dapat menyadari pentingnya self-efficacy belief siswa dalam menghadapi Ujian Nasional, sehingga


(4)

68

Universitas Kristen Maranatha dapat memberikan dorongan atau pujian kepada siswa dalam rangka meningkatkan self-efficacy belief.

3. Bagi Sekolah bekerja sama dengan institusi tertentu agar dapat memberikan pelatihan atau bimbingan pada siswa yang memiliki self-efficacy belief rendah.


(5)

70 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert. 1997. Self-efficacy - The Exercise of Control, New York: W.H. Freeman and Company.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Grasindo.

Santrock, John W.2003. Adolescence : Perkembangan Remaja, edisi keenam, Jakarta: Erlangga.

______________,2002. Life Span Development Perkembangan Masa Hidup Jilid2, terjemahan Juda Damanik, Ahmad Chusairi, Jakarta : Erlangga. Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik untuk ilmu-ilmu sosial, Jakarta :

PT. Gramedia Utama.

Steinberg, Laurence. 2002. Adolescence Psychology, edisi keenam. The Mc.Graw-Hill Companies, inc All rights reserved, inc 1221.


(6)

71 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Aryamanda, Anindita. 2001. Skripsi Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy Pada Mahasiswa/I Psikologi yang sedang Menyusun Skripsi Pada Universitas “X ”di Bandung. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Dian, Permata. 2010. Skripsi Studi Deskriptif Mengenai Derajat SelfEfficacy -Pada Mahasiswa Dual Degree di Universitas”X” kota Bandung. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Pikiran Rakyat, 15 September 2008.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.75 Pasal 20 tahun 2009. Standar Kelulusan Ujian Nasional SMA 2009/2010.

Undang-undang No.20 tahun 2005 tentang Pendidikan Nasional.

http://www.des.emory.edu?mfp/self-efficacy.html#info. http://www.google.com/UN2010/Ujian Nasional.htm. http://www.indonesia.go.id/daftar kelulusan..htm http://www.surya.co.id,18 januari 2010.