Studi Deskriftif Mengenai Derajat Self-Efficacy Belief Pada Siswa Kelas XII Untuk Dapat Lulus UAN di SMAN “X” di Kota Bandung.

(1)

xiii

Universitas Kristen Maranatha Abstrak

Penelitian ini adalah Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy Belief Pada Siswa Kelas XII Untuk Dapat Lulus UAN di SMAN “X” di Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui mengenai Derajat Self-Efficacy Belief pada siswa kelas XII untuk dapat lulus UAN di SMAN “X” di Kota Bandung.

Responden dari penelitian ini adalah siswa kelas XII sebanyak 73 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti sendiri berdasarkan teori dari Bandura (2002). Uji validitasnya menggunakan construct validity dengan hasil uji 0,407 sampai dengan 0,902. Uji realibilitasnya menggunakan metode Alpha Cronbach di SPSS dengan hasil uji 0,818.

Hasil dari penelitian menunjukan siswa kelas XII untuk dapat lulus UAN di SMAN “X” di Kota Bandung dibagi menjadi dua kategori. 72,% siswa kelas XII memiliki derajat Self-Efficacy Belief yang rendah, dan sisanya 27,4% siswa kelas XII memiliki derajat Self-Efficacy Belief yang tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang diberikan kepada pihak sekolah, dalam hal ini kepada kepala sekolah, guru pengajar, dan guru BP mengenai derajat Self-Efficacy Belief sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merencanakan program-program untuk meningkatkan proses kegiatan pembelajaran seperti membuat seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sebagai bahan masukan kepada siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung mengenai derajat Self-Efficacy Belief yang dimiliki agar siswa tersebut dapat memahami mengenai dirinya dan dapat mengembangkan kemampuan dirinya sehingga dapat mencapai nilai standar UAN.


(2)

xiv

Universitas Kristen Maranatha Abstract

The research is a descriptive study about Self-Efficacy Belief Degree to the XII Grade Student for Graduate the UAN at Senior Hight School “X” in Bandung. The purpose of this research is to know about Self-Efficacy Belief degree to the XII grade student for graduate the UAN at Senir High School “X” in Bandung.

Sample of this research is the XII grade student as many as 73 people. The instrument that being use is questionaire that develop by the researcher herself based on Bandura Theory (2002). The validity testing is using construct validity with 0,407 to 0,902 as the result. The reability testing is using Alpha Cronbach Method in SPSS with 0,818 as the result.

For the final result we can see that Self-Efficacy Belief Degree to the XII Grade Student for Graduate the UAN at Senior Hight School “X” in Bandung in two categories. 72,6% have low Self-Efficacy Belief degree, and another 27,4% have a high Self-Efficacy Belief degree.

Basen on this research, suggestion given to school staff is in this case such as head master, teacher, and counseling teacher about Self-Efficacy Belief degree with the factors that support the increasing of Self-Efficacy Belief, so that could be a reference consideration in planning some programs to improve the process of learning activities, made such a set of plans and arrangements regarding content and materials lesson and way use to guide the event learning teaching at school. And also as inputs to the students regarding the Sefl-Efficacy Belief degree that these students owned can understand about their self and their ability to develop so that it can reach the standard of UAN.


(3)

viii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...viii

ABSTRAK...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi Masalah...8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian...9

1.3.2 TujuanPenelitian...9

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis...9

1.4.2 Kegunaan Praktis...9

1.5 Kerangka Pikir...10

1.6 Asumsi Penelitian...19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Self-Efficacy Belief 2.1. Pengertian Self - Efficacy Belief...20

2.1.1 Aspek Self –Efficacy Belief...20

2.1.2 Sumber - sumber Self - Efficacy Belief...22

2.2 Pengaruh Self-Efficacy Belief pada pendidikan...25

2.2.1 Motivasi Akademis...26


(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha

2.2.3 Perkembangan Personal dan Akademis...27

2.3 Masa Remaja 2.3 Pengertian Remaja...27

2.3.1 Perkembangan Kognitif Remaja...28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian...31

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian...33

3.2.2 Definisi Operasional...33

3.3 Alat ukur 3.3.1 Alat Ukur Self-Efficacy Belief ...33

3.3.2 Prosedur Pengisian...37

3.3.3 Sistem Penilaian...37

3.4 Validitas dan Reliabilitas 3.4.1 Validitas alat ukur Self-Efficacy Belief...39

3.4.2 Reliabilitas alat ukur Self-Efficacy Belief...39

3.4.3 Kuesioner Data Penunjang...40

3.5 Populasi Sasaran dan Tehnik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi Sasaran...40

3.5.2 Karakteristik Populasi...40

3.5.3 Tehnik Penarikan Sampel...41


(5)

x

Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Responden...42

4.1.1 Usia...42

4.1.2 Jenis Kelamin...43

4.2 Hasil penelitian...43

4.2.1 Derajat Self-Efficacy Belief...43

4.2.2 Tabulasi Silang Aspek dengan Derajat Self-Efficacy Belief...44

4.2.3 Tabulasi Silang Sumber dengan Derajat Self-Efficacy Belief...45

4.2 Pembahasan...48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...56

5.2 Saran...57

5.2.1 Saran Teoritis...57

5.2.2 Saran Praktis...57

DAFTAR PUSTAKA...59


(6)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran...18

Bagan 3.1 Skema Prosedur Penelitian...31

Tabel 3.1 Rincian Alat Ukur...34

Tabel 3.3 Skor Jawaban...37

Tabel 4.1 Tabel persentase responden berdasarkan usia...42

Tabel 4.2 Tabel persentase responden berdasarkan jenis kelamin...43

Tabel 4.3 Persentase Derajat Self-Efficacy Belief...43

Tabel 4.4 Tabel Tabulasi Silang Aspek-Aspek dengan Self-Efficacy Belief...44

Tabel 4.5.1 Tabel Tabulasi silang antara derajat Self-Efficacy Belief dengan sumber Mastery Experience...45

Tabel 4.5.2 Tabel Tabulasi silang antara derajat Self-Efficacy Belief dengan sumber Vicarious Experience...46

Tabel 4.5.3 Tabel Tabulasi silang antara derajat Self-Efficacy Belief dengan sumber Verbal Persuasion...46

Tabel 4.5.4 Tabel Tabulasi silang antara derajat Self-Efficacy Belief dengan sumber Psychological & Affective States...47


(7)

xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Letter of Consent

LAMPIRAN 2 : Kuesioner Self Efficacy Belief • LAMPIRAN 3 : Kuesioner Data Penunjang

LAMPIRAN 4 : Tabel perhitungan Validitas dan Reliabilitas Self Efficacy

Belief

LAMPIRAN 5 : Tabel perhitungan Self Efficacy Belief, aspek-aspek Self

Efficacy Belief, Crosstabulation aspek-aspek Self Efficacy Belief dengan Self Efficacy Belief, dan Crosstabulation sumber-sumber Self Efficacy Belief


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu kebutuhan dalam kehidupan manusia untuk memperoleh pengetahuan atau menambah wawasan. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui pendidikan formal, non formal maupun informal. Sekolah merupakan sarana yang didirikan untuk memberikan pendidikan, dan merupakan suatu instansi formal yang bertujuan untuk menghasilkan siswa yang berkualitas agar kelak mampu bertahan untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, disusunlah kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan berikut metode pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Kurikulum digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Hal tersebut untuk melihat tingkat pencapaian dari tujuan pendidikan tersebut perlu dilakukan dengan adanya evaluasi. (Judika Malau, 2008)

Evaluasi pendidikan merupakan salah satu komponen utama yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum pendidikan. Ujian Akhir Nasional atau yang


(9)

2

Universitas Kristen Maranatha biasa disingkat dengan sebutan UAN, merupakan salah satu bentuk evaluasi yang diberlakukan oleh pemerintah. UAN adalah sistem evaluasi dalam bentuk pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik tingkat dasar dan menengah secara nasional. (Hermawanov Titov, 2008)

UAN pada setiap tahunnya dilaksanakan bagi siswa kelas IX SMP dan kelas XII SMA. Siswa diharapkan dapat memenuhi standar nilai yang telah ditentukan dalam UAN. Harapan pemerintah dengan diberlakukannya Ujian Nasional adalah untuk memetakan pendidikan yang ada di Indonesia. Sampai sejauh mana tingkat keberhasilan pendidikan dari kabupaten atau pun kota di seluruh Indonesia. Selain itu pemerintah juga berharap dengan diadakannya UAN akan meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia di Indonesia. (Ujian Nasional Antara Harapan dan Kenyataan, 2011)

Peraturan Mendiknas Nomor 59 Tahun 2012 tentang UAN menyebutkan tahun pelajaran 2011/2012 kelulusan untuk SMA ditetapkan oleh

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) berdasarkan perolehan Nilai Akhir

(NA). Penghitungan Nilai Akhir (NA) adalah NA = 0,6 NUN (Nilai Ujian Nasional) + 0,4 NS (Nilai Sekolah). Peserta didik SMA dinyatakan lulus UAN apabila mencapai nilai rata-rata NA paling rendah 5,50 dan NA tiap mata pelajaran 4,00. Sedangkan dalam peraturan ujian akhir nasional (UAN) tahun 2013 terdapat ketentuan yang menyatakan bahwa peserta didik dinyatakan lulus diperoleh dari NA (Nilai Akhir) diperoleh berdasarkan gabungan Nilai Ujian Sekolah dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dengan nilai UAN,


(10)

3

Universitas Kristen Maranatha dengan pembobotan 40% untuk Nilai Ujian Sekolah dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan 60% untuk nilai UAN.

Pada tahun ajaran berikutnya, yaitu pada tahun ajaran 2012/2013 pemerintah berencana untuk menaikkan kembali standar nilai kelulusan UAN. Standar nilai pada UAN setiap tahunnya mengalami kenaikan yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Selain itu pada jenjang SMA, jumlah mata pelajaran yang diujikan secara nasional juga bertambah dari tiga mata pelajaran menjadi enam mata pelajaran. Untuk program IPA meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Program IPS meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi. Kemudian Program Bahasa meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Asing lain, Antropologi, dan Sastra Indonesia. (Zulmasri, 2011)

Berdasarkan data statistik secara nasional jumlah siswa yang berhasil lulus pada tahun 2013 sebanyak 1,5 juta siswa. Meski demikian, hasil kelulusan UN SMA 2013 turun sebanyak 0,02% dari hasil tahun 2012 yang mencapai 99,50%. (Tingkat Kelulusan UAN SMA Turun, 2013)

Tingginya kekhawatiran dan kekuatan mereka mengenai nilai standar yang semakin tinggi akan mempengaruhi mempengaruhi performance akademis mereka. Maka dari itu, siswa perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk dapat berhasil lulus dalam UAN. Siswa dituntut untuk menguasai setiap materi pelajaran yang akan diujiankan dalam UAN. Salah satu bentuk persiapan untuk menguasai setiap materi pelajaran yang akan diujiankan tersebut adalah dengan


(11)

4

Universitas Kristen Maranatha memanfaatkan kegiatan belajar di sekolah, mengerjakan soal-soal latihan, mengikuti try-out yang diadakan sekolah maupun bimbingan belajar, dan membuat strategi belajar di rumah yang efektif. Selain itu peran sekolah pun akan dapat mempengaruhi siswa untuk dapat yakin mampu untuk menguasai aktivitas akademis mereka.

SMAN “X” di kota Bandung merupakan sekolah yang berada pada cluster pertama dalam passing grade di kota Bandung. Selain itu sejak tahun

2008-2012, kelulusan dari SMAN “X” di kota Bandung adalah 100%. Kegiatan belajar mengajar di SMAN “X” di Kota Bandung pun dapat dikatakan baik, hal tersebut terlihat dari disiplin dan ketaatan para siswa di SMAN “X” di Kota Bandung dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Nilai-nilai para siswa di SMAN “X” di Kota Bandung pun dapat dikatakan di atas dari nilai standar sekolah, hal tersebut terlihat dari nilai rapot para siswa yang memuaskan. Walaupun begitu, siswa dan para guru tetap merasa khawatir dalam menghadapi tuntutan standar nilai UAN yang dirasakan terlalu tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru wali kelas XII di SMAN “X” di kota Bandung, diungkapkan bahwa beliau sering mendapatkan keluh kesah dari siswa di kelasnya dalam menghadapi UAN. Menurut beliau, permasalahan yang dialami siswa kelas XII adalah khawatir dan ketakutan tidak lulus UAN. Siswa tersebut sudah merasa tidak memiliki keyakinan untuk mampu lulus UAN dari awal, sehingga mereka semakin ketakutan saat hari UAN semakin dekat. Meskipun demikian, dari hasil ujian


(12)

5

Universitas Kristen Maranatha harian maupun hasil latihan sehari-harinya siswa di kelasnya mendapatkan nilai yang cukup baik.

Peneliti kemudian melakukan wawancara kepada seorang guru BP di SMAN “X” di kota Bandung. Dari wawancara tersebut terungkap bahwa cukup banyak siswa yang datang kepadanya untuk sharing mengenai UAN. Permasalahan mengenai UAN yang diungkapkan adalah kebanyakan mengenai kekhawatiran dan ketakutan mereka mengenai nilai standar yang semakin tinggi dan juga mengenai rumor akan digantinya kembali kebijakan mengenai penghitungan UAN. Rumor-rumor tersebut membuat siswa kelas XII merasa tidak yakin mampu untuk lulus UAN.

Dengan adanya hambatan yang dialami oleh siswa kelas XII, yaitu mengenai kekhawatiran mereka mengenai nilai standar yang semakin tinggi, maka diperlukan keyakinan bahwa dirinya mampu mencapai target kelulusan nilai standar UAN. Keyakinan siswa mengenai kemampuan mereka dalam menguasai aktivitas akademis mempengaruhi performance akademis mereka.

Keyakinan diri terhadap kemampuan oleh Bandura disebut Self-Efficacy

Belief. Self-Efficacy Belief merupakan keyakinan seseorang mengenai kemampuan

dirinya dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang diinginkan (Bandura, 2002). Self-efficacy belief memiliki aspek-aspek, yaitu pilihan yang dibuat, usaha yang dikeluarkan, daya tahan pada saat dihadapkan pada rintangan dan penghayatan perasaan individu.

Self-efficacy belief pada siswa SMA kelas XII yang berkaitan dengan keyakinan


(13)

6

Universitas Kristen Maranatha Siswa yakin mampu untuk memutuskan pilihan yang dibuat untuk dapat lulus UAN, yakin mampu mengeluarkan usaha untuk dapat lulus UAN, yakin mampu untuk bertahan saat dihadapkan pada rintangan untuk dapat lulus UAN, dan yakin mampu untuk meregulasi emosi individu dalam kaitannya dengan penghayatan siswa dalam menghadapi UAN.

Bandura (2002) mengatakan bahwa individu yang memiliki

Self-efficacy yang tinggi merasa yakin dalam menentukan pilihan langkah atau cara

yang tepat untuk dilakukan dalam mencapai tujuan, dapat bertahan lama dalam melakukan usaha dan tidak akan mudah untuk menyerah, serta cenderung memiliki penghayatan yang positif terhadap setiap hambatan dan tuntutan yang akan dihadapinya tersebut. Pentingnya self-efficacy belief untuk siswa itu sendiri adalah bahwa self-efficacy belief akan mempengaruhi performance akademis mereka. Adanya hubungan positif antara self-efficacy belief dengan minat akademis, motivasi, manajemen terhadap stressor akademis dan perkembangan kompetensi kognitif pada siswa. Siswa akan percaya bahwa mereka dapat melakukan suatu tugas dengan baik, mereka akan menjadi lebih berkomitmen dalam aktivitas yang terkait, bekerja lebih keras, dan memperlihatkan usaha yang besar dalam menghadapi rintangan. Siswa yang lebih yakin diri juga akan menampilkan keefektifannya mengatasi masalah, diduga memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhasil dan mencapai prestasi akademis yang tinggi.

Siswa SMA kelas XII dengan self-efficacy belief yang tinggi memiliki keyakinan untuk dapat lulus UAN. Siswa akan yakin mampu untuk mencapai nilai standar UAN, yakin mampu untuk mentaati strategi belajar yang dibuat, yakin


(14)

7

Universitas Kristen Maranatha mampu mengikuti setiap try-out yang diadakan sekolah maupun tempat bimbingan belajar dan mencapai nilai yang tinggi, yakin mampu untuk berusaha mengulang setiap materi, yakin mampu untuk rajin mengerjakan persoalan-persoalan latihan, dan yakin mampu apabila gagal mereka tidak akan putus asa melainkan berusaha lebih maksimal.

Sementara itu, siswa SMA kelas XII dengan self-efficacy belief yang rendah memiliki ketidakyakinan untuk dapat lulus UAN. Siswa tidak yakin mampu untuk mencapai nilai standar UAN, tidak yakin mampu mentaati strategi belajar yang dibuat, tidak yakin mampu mengikuti setiap try-out yang diadakan sekolah maupun tempat bimbingan belajar dan tidak yakin mampu mencapai nilai yang tinggi, tidak yakin mampu untuk berusaha mengulang setiap materi, tidak yakin mampu untuk rajin mengerjakan persoalan-persoalan latihan, dan tidak yakin mampu apabila gagal mereka akan tidak putus asa.

Peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui penghayatan siswa mengenai keyakinan akan kemampuan yang dimiliki siswa kelas XII di SMAN “X” di kota Bandung terkait UAN. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 20 orang siswa, diperoleh fakta bahwa terdapat 12 siswa (60%) yang merasa tidak yakin untuk mampu lulus UAN. Mereka tidak yakin untuk dapat lulus UAN. Terlihat dari nilai ulangan harian yang kadang mendapatkan nilai yang rendah, tugas-tugas harian yang nilainya rendah karena mereka merasa tidak mengerti, dan juga try-out yang dianggap sulit yang membuat hasil try-out dari siswa tersebut pun rendah. Melihat dari hal tersebut, dengan melihat nilai standar UAN semakin tinggi, siswa tersebut merasa patah semangat dan semakin takut untuk


(15)

8

Universitas Kristen Maranatha menghadapi UAN kelak. Walaupun mereka tetap mengatakan bahwa mereka masih akan berusaha sebisa mungkin untuk dapat lulus UAN.

Sedangkan sebanyak 8 siswa (40%) yang merasa cukup yakin untuk mampu lulus UAN. Mereka mengatakan bahwa hal yang membuat mereka merasa yakin salah satunya adalah melihat dari nilai ujian harian mereka yang tergolong tinggi pada mata pelajaran yang dianggap sulit. Siswa juga memiliki keyakinan diri akan kemampuan dalam diri mereka sendiri adalah dari nilai tugas harian dan juga nilai try-out. Siswa juga berusaha untuk mengerjakan latihan persoalan-persoalan dari buku latihan dan juga berdiskusi dengan teman yang lebih pintar atau pada guru di sekolah atau pun guru di tempat bimbingan belajar. Walaupun nilai standar UAN semakin tinggi, tetapi siswa tetap tidak patah semangat dan semakin rajin belajar, karena mereka menyadari bahwa dengan hasil usaha yang mereka lakukan mereka akan lulus UAN dengan hasil yang memuaskan.

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan di atas, walaupun terdapat siswa yang tidak yakin untuk dapat lulus UAN, tetapi tetap ada siswa yang memiliki keyakinan diri untuk dapat lulus UAN. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui dan meneliti lebih lanjut mengenai derajat Self-efficacy pada siswa kelas XII untuk dapat lulus UAN di SMAN “X” di kota Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang hendak diteliti adalah derajat self-efficacy belief pada siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung untuk dapat lulus UAN.


(16)

9

Universitas Kristen Maranatha 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Untuk memperoleh gambaran mengenai self-efficacy belief untuk lulus UAN pada siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui derajat self-efficacy belief dan faktor-faktor yang mempengaruhi untuk lulus UAN pada siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoretis

 Memberikan tambahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai derajat self-efficacy belief.

1.4.2. Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada pihak sekolah, dalam hal ini kepada kepala sekolah, guru pengajar, dan guru BP mengenai derajat

self-efficacy belief sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

merencanakan program-program untuk meningkatkan proses kegiatan pembelajaran seperti membuat seperangkat rencana dan pengaturan


(17)

10

Universitas Kristen Maranatha mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

1.5. Kerangka Pikir

Siswa kelas XII SMA termasuk pada kelompok remaja akhir, yaitu berada pada usia 17 sampai dengan 19 tahun. Siswa sebagai remaja dalam tahap ini akan mengalami perkembangan dalam beberapa hal, salah satunya adalah perkembangan kognitif. Pada tahap ini proses berpikir individu akan menjadi lebih kompleks (Santrock, 2003). Perubahan dalam pola pikir tentang kemungkinan yang terjadi pada dirinya terutama pada masa depannya, yakni salah satunya adalah pemilihan kelanjutan pendidikan. Siswa akan mulai memikirkan tahapan apa saja yang perlu mereka tempuh dalam mencapai kelanjutan pendidikannya tersebut. Salah satu tahap yang perlu mereka tempuh dalam pencapaian kelanjutan pendidikannya tersebut yakni adalah lulus UAN.

UAN pada setiap tahunnya dilaksanakan bagi siswa kelas kelas XII SMA. Siswa diharapkan dapat memenuhi nilai yang telah ditentukan dalam UAN. Siswa kelas XII merasa khawatir dan ketakutan mengenai nilai standar yang semakin tinggi, namun siswa tetap perlu memiliki keyakinan bahwa mereka mampu menghadapi UAN. Siswa membutuhkan belief atau keyakinan akan kemampuan diri bahwa mereka dapat menguasai keadaan mereka dalam menghadapi UAN dan menghasilkan nilai di atas standar kelulusan UAN untuk dapat lulus UAN.


(18)

11

Universitas Kristen Maranatha Keyakinan diri terhadap kemampuan disebut dengan Self-Efficacy

Belief. Self-Efficacy Belief adalah keyakinan diri akan kemampuan dalam

menghadapi situasi yang akan datang (Bandura, 2002). Self-efficacy diperoleh melalui empat sumber utama, yakni Mastery Experience, Vicarious Experience,

Verbal Persuasions, dan Physiological and Affective States (Bandura, 2002). Mastery Experience merupakan pembentukan self-efficacy belief

melalui pengalaman keberhasilan dan kegagalan. Pengalaman tersebut didapat oleh siswa melalui pretasi akademis dan non-akademis yang pernah diraihnya di sekolah. Siswa yang lebih sering mengalami keberhasilan daripada kegagalan akan memiliki derajat self-efficacy belief yang tinggi, misalnya siswa yang lebih sering mendapatkan nilai try-out yang tinggi akan merasa lebih yakin akan kemampuan dirinya bahwa dirinya akan dapat lulus UAN. Sebaliknya, siswa yang lebih sering mengalami kegagalan daripada keberhasilan akan memiliki derajat

self-efficacy belief yang rendah, misalnya siswa yang lebih sering mendapatkan

nilai try-out yang rendah akan merasa tidak yakin akan kemampuan dirinya untuk dapat lulus UAN.

Vicarious Experience merupakan pengalaman yang diamati dari

seorang model sosial, baik teman, saudara, kakak kelas, atau pun orang lain, yang memiliki kesamaan dalam hal kemampuan dengan dirinya. Siswa mengamati keberhasilan dan kegagalan yang dialami figur signifikan yang mempengaruhi derajat self-efficacy belief dalam dirinya. Siswa yang mengamati orang lain yang memiliki kesamaan dalam hal kemampuan dengan dirinya dan seseorang yang diamatinya tersebut lebih sering mengalami keberhasilan, maka siswa tersebut


(19)

12

Universitas Kristen Maranatha akan memiliki self-efficacy belief yang tinggi. Misalnya saat figur yang signifikan tersebut mengalami keberhasilan karena telah lulus UAN, maka siswa akan memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat lulus UAN juga. Sebaliknya, Siswa yang mengamati orang lain yang memiliki kesamaan dalam hal kemampuan dengan dirinya dan seseorang yang diamatinya tersebut lebih sering mengalami kegagalan, maka siswa tersebut akan memiliki self-efficacy belief yang rendah. Misalnya saat figur yang signifikan tersebut mengalami kegagalan pada UAN, maka siswa akan memiliki ketidakyakinan bahwa dirinya dapat lulus UAN juga.

Verbal Persuasions merupakan dukungan yang disampaikan oleh figur

yang signifikan, baik keluarga, guru, saudara, kakak kelas, atau pun orang lain, yang berupa pemberian nasehat, saran, pujian, kritik maupun semangat kepada siswa. Siswa yang secara verbal lebih sering diberi masukan oleh figur signifikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk dapat lulus UAN akan dapat memiliki

self-efficacy belief yang tinggi, misalnya saat figur signifikannya memberikan

nasehat, saran, pujian, kritik maupun semangat bahwa siswa akan dapat mengerjakan UAN dan lulus, maka siswa akan merasa dirinya yakin dengan kemampuan dapat lulus UAN. Sedangkan, siswa yang secara verbal tidak pernah diberikan masukan oleh fitur signifikannya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk dapat lulus UAN akan dapat memiliki self-efficacy belief yang rendah, misalnya saat figur signifikannya tidak memberikan nasehat, saran, pujian, kritik maupun semangat bahwa siswa akan dapat mengerjakan UAN dan lulus, maka siswa akan merasa bahwa dirinya tidak yakin dengan kemampuan dapat lulus UAN.


(20)

13

Universitas Kristen Maranatha

Physiological and Affective States merupakan kondisi fisik dan

emosional yang mempengaruhi derajat self-efficacy belief siswa kelas XII dalam menghadapi UAN. Siswa yang sering memiliki kondisi fisik yang sehat dan memiliki emosi yang stabil, misalnya tidak mudah cemas atau stress ketika berhadapan dengan soal-soal try-out yanng sulit akan memiliki derajat

self-efficacy belief tinggi. Sebaliknya siswa yang lebih sering lelah, sakit dan tidak

bersemangat serta sering merasa cemas saat dihadapkan pada soal-soal try-out yang sulit akan memiliki derajat self-efficacy belief rendah.

Dalam melakukan tugas akademiknya, individu menetapkan tujuan dan sasaran perilaku sehingga individu dapat merumuskan tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Penetapan sasaran pribadi tersebut dipengaruhi oleh penilaian individu akan keyakinan kemampuan dirinya. Fungsi kognitif memungkinkan individu untuk meramalkan kejadian dan mengembangkan cara untuk mengontrol kejadian yang mempengaruhi hidupnya. Keahlian ini membutuhkan proses kognitif yang efektif dari berbagai macam informasi.

Pada proses kognitif individu tersebut, self-efficacy belief

mempengaruhi pilihan orang dalam membuat dan menjalankan tindakan yang mereka kejar. Individu cenderung berkonsentrasi dalam tugas-tugas yang mereka rasakan mampu dan percaya dapat diselesaikan serta menghindari tugas-tugas yang tidak dapat mereka kerjakan. Self-efficacy belief juga membantu menentukan sejauh mana usaha yang akan dikerahkan orang dalam suatu aktivitas, seberapa lama mereka akan gigih ketika menghadapi rintangan, dan seberapa ulet mereka akan menghadapi situasi yang tidak cocok. Self-efficacy


(21)

14

Universitas Kristen Maranatha

belief juga mempengaruhi sejumlah stress dan pengalaman kecemas an individu

seperti ketika mereka menyibukkan diri dalam suatu aktifitas. Dengan demikian, perilaku dapat diprediksi melalui self-efficacy belief , yaitu berdasarkan keyakinan individu terhadap kemampuannya.

Maka dari itu, empat sumber diatas akan diolah secara kognitif sehingga akan mempengaruhi derajat self-efficacy belief pada siswa kelas XII.

Self-efficacy belief yang dimiliki siswa kelas XII akan menginterpretasikan

keyakinan akan kemampuannya berdasarkan sumber-sumber yang mereka peroleh dari empat sumber tersebut. Selanjutnya self-efficacy belief yang sudah terbentuk akan tercermin dari aspek-aspek self-efficacy belief yang kemudian menjadi tolak ukur dalam menentukan derajat self-efficacy belief. Aspek-aspek self-efficacy

belief adalah pilihan yang dibuat, usaha yang dikeluarkan, ketahanan pada saat

menghadapi rintangan, dan penghayatan perasaan individu (Bandura, 2002). Pilihan yang dibuat, yakni berhubungan dengan keyakinan individu dalam memilih aktivitas tertentu. Siswa SMA kelas XII yang memiliki derajat

self-efficacy belief yang tinggi akan yakin mampu untuk memanfaatkan kegiatan

belajar di sekolah, yakin mampu mengerjakan soal-soal latihan, yakin mampu mengikuti try-out, dan yakin mampu mentaati strategi belajar yang berkaitan dengan persiapan mereka dalam menghadapi UAN. Sebaliknya siswa SMA kelas XII yang memiliki derajat self-efficacy belief yang rendah akan tidak yakin yakin mampu untuk memanfaatkan kegiatan belajar di sekolah, tidak yakin mampu mengerjakan soal-soal latihan, tidak yakin mampu mengikuti try-out, dan tidak


(22)

15

Universitas Kristen Maranatha yakin mampu mentaati strategi belajar yang berkaitan dengan persiapan mereka dalam menghadapi UAN.

Usaha yang dikeluarkan, yakni berhubungan dengan keyakinan dalam diri untuk mengerahkan usaha dalam mencapai sesuatu hal. Siswa SMA kelas XII yang memiliki derajat self-efficacy belief yang tinggi akan yakin mampu mengerahkan usaha yang besar untuk hadir di kelas, yakin mampu untuk berusaha mengerjakan soal-soal latihan, yakin mampu berusaha untuk mengikuti try-out, serta yakin mampu berusaha keras untuk dapat lulus UAN. Sebaliknya siswa SMA kelas XII yang memiliki derajat self-efficacy belief yang rendah akan tidak yakin mampu mengerahkan usaha yang besar untuk hadir di kelas, tidak yakin mampu untuk berusaha mengerjakan soal-soal latihan, tidak yakin mampu berusaha untuk mengikuti try-out, serta tidak yakin mampu berusaha keras untuk dapat lulus UAN.

Daya tahan ketika dihadapkan pada rintangan dan kesulitan adalah berhubungan dengan kemampuan mengendalikan situasi dan mempertahankan usaha saat dihadapkan pada situasi yang tidak baik. Siswa SMA kelas XII yang memiliki derajat self-efficacy belief yang tinggi akan yakin mampu bertahan dan tidak mudah menyerah saat dihadapkan pada kesulitan, misalnya siswa SMA kelas XII yakin mampu bertahan untuk tetap hadir di kelas, yakin mampu untuk bertahan mengerjakan soal-soal latihan yang sulit, yakin mampu bertahan untuk mengikuti try-out, serta yakin mampu bertahan untuk tetap mentaati strategi belajar yang sudah dibuat untuk dapat lulus UAN. Sebaliknya siswa SMA kelas XII yang memiliki derajat self-efficacy belief yang rendah akan tidak yakin yakin


(23)

16

Universitas Kristen Maranatha mampu bertahan untuk tetap hadir di kelas, tidak yakin mampu untuk bertahan mengerjakan soal-soal latihan yang sulit, tidak yakin mampu bertahan untuk mengikuti try-out, serta tidak yakin mampu bertahan untuk tetap mentaati strategi belajar yang sudah dibuat untuk dapat lulus UAN.

Penghayatan perasaan adalah berhubungan dengan keyakinan akan kemampuan dalam menciptakan ketenangan ketika dihadapkan pada situasi tertentu, berkaitan dengan kondisi psikis dan fisik dari siswa tersebut. Para siswa yang memiliki derajat self-efficacy belief yang tinggi akan merasa yakin mampu mengendalikan kecemasan dan stress saat dihadapkan pada situasi yang sulit, baik secara psikis maupun fisik. Siswa akan yakin mampu untuk tetap hadir di kelas, yakin mampu untuk mengerjakan soal-soal latihan yang sulit, yakin mampu untuk mengikuti try-out, serta yakin mampu untuk tetap mentaati strategi belajar yang sudah dibuat untuk dapat lulus UAN. Sedangkan, para siswa yang memiliki derajat self-efficacy belief yang rendah akan merasa tidak yakin mampu mengendalikan kecemasan dan stress saat dihadapkan pada situasi yang sulit, baik psikis maupun fisik. Siswa akan tidak yakin mampu untuk tetap hadir di kelas, tidak yakin mampu untuk mengerjakan soal-soal latihan yang sulit, tidak yakin mampu untuk mengikuti try-out, serta tidak yakin mampu untuk tetap mentaati strategi belajar yang sudah dibuat untuk dapat lulus UAN.

Siswa SMA kelas XII yang memiliki derajat self-efficacy belief yang tinggi akan yakin mampu memilih, berusaha dan bertahan ketika menghadapi kesulitan, serta penghayatan perasaan yang berkaitan dengan kehadiran mereka ketika dalam kegiatan belajar mengajar, dan mengikuti try-out yang diadakan oleh


(24)

17

Universitas Kristen Maranatha sekolah maupun tempat bimbingan belajar sebagai proses menghadapi UAN. Sebaliknya siswa SMA kelas XII yang memiliki derajat self-efficacy belief yang rendah tidak akan merasa tidak yakin mampu memilih, cenderung mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan, serta penghayatan perasaan yang berkaitan dengan kehadiran mereka ketika dalam kegiatan belajar mengajar, dan mengikuti try-out yang diadakan oleh sekolah maupun tempat bimbingan belajar sebagai proses menghadapi UAN.


(25)

18

Universitas Kristen Maranatha Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran

Sumber-sumber Self-Efficacy Belief 1. Mastery Experince

2. Vicarious Experience 3. Verbal Persuasion

4. Physiological And Affective States

Tinggi Siswa kelas XII di

SMAN “X” di Kota Bandung

Self-efficacy belief

Untuk lulus UAN Proses Kognitif

Rendah

Aspek - aspek Self-Efficacy Belief 1. Pilihan yang dibuat. 2. Usaha yang dikeluarkan.

3. Ketahanan pada saat menghadapi rintangan. 4. Penghayatan perasaan individu.


(26)

19

Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi Penelitian

1. Siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung memiliki derajat

self-efficacy belief yang berbeda.

2. Self-efficacy belief memiliki aspek-aspek yaitu, pilihan yang dibuat,

usaha yang dikeluarkan, ketahanan saat menghadapi hambatan dan rintangan, dan penghayatan perasaan individu.

3. Terdapat empat sumber self-efficacy belief pada siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung, yakni Mastery Experience, Vicarious Experience, Verbal Persuasions, dan Physiological and Affective States.

4. Terdapat proses kognitif pada siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung dalam menghayati sumber-sumber self-efficacy belief.

5. Siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung yang memiliki derajat

self-efficacy belief yang tinggi akan memiliki keyakinan akan

kemampuannya dalam menetapkan pilihan, berusaha, bertahan ketika menghadapai kesulitan, dan mampu menghayati perasaannya.

6. Siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung yang memiliki derajat

self-efficacy belief yang rendah akan tidak memiliki keyakinan akan

kemampuannya dalam menetapkan pilihan, berusaha, bertahan ketika menghadapi kesulitan, dan tidak mampu mengendalikan perasaannya.


(27)

56

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Self-Efficacy belief yang dilakukan kepada 73 siswa kelas XII untuk dapat lulus UAN di SMAN “X” di Kota Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Sebagian besar Self-Efficacy belief siswa kelas XII untuk dapat lulus UAN di SMAN “X” di Kota Bandung adalah rendah.

2. Sebagian besar siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung yang memiliki

Self-Efficacy belief yang tinggi, tinggi pula pada aspek usaha dan aspek

penghayatan perasaan, namun rendah pada aspek pilihan dan aspek daya tahan. 3. Sebagian besar siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung yang memiliki

Self-Efficacy belief yang rendah, rendah pula pada semua aspek, yaitu aspek

pilihan, usaha, daya tahan, aspek penghayatan perasaan.

4. Dari empat sumber-sumber derajat Self-Efficacy belief pada siswa kelas XII untuk dapat lulus UAN di SMAN “X” di Kota Bandung, semuanya menunjukan tidak adanya keterkaitan dengan Self-Efficacy belief.


(28)

57

Universitas Kristen Maranatha 5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

4.2.1. Saran Teoritis

1. Melakukan penelitian mengenai kontribusi aspek-aspek derajat self-efficacy

belief dengan self-efficacy belief pada siswa kelas XII untuk dapat lulus

UAN.

2. Melakukan penelitian mengenai hubungan sumber-sumber derajat

self-efficacy belief dengan self-self-efficacy belief pada siswa kelas XII untuk dapat

lulus UAN.

3. Melakukan penelitian mengenahi hubungan proses kognitif dengan

self-efficacy belief pada siswa kelas XII untuk dapat lulus UAN.

4.2.2. Saran Praktis

1. Sebagai bahan masukan kepada pihak sekolah, dalam hal ini kepada kepala sekolah, guru pengajar, dan guru BP mengenai derajat self-efficacy belief serta faktor-faktor yang menunjang peningkatan self-efficacy belief sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merencanakan program-program untuk meningkatkan proses kegiatan pembelajaran seperti membuat seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta


(29)

58

Universitas Kristen Maranatha cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

2. Sebagai bahan masukan kepada siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung mengenai derajat self-efficacy belief yang dimiliki agar siswa tersebut dapat memahami mengenai dirinya dan dapat mengembangkan kemampuan dirinya sehingga dapat mencapai nilai standar UAN.


(30)

59 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert. 2002. Self-Efficacy ; The Exercise of Control. New York : W. H. Freeman and Company

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing, Design, Analysis, and Use. USA : Allyn and Bacon.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo

Pajares, F. & Urdan, T. 2006. Self-Efficacy Belief of Adolescence. Greenwich, CT : Information Age

Santrock, John. W. 2002. Life Span Development – Perkembangan Masa Hidup Jilid 2, Terjemahan Juda Damanik, Akhmad Ghusairi. Indonesia : Erlangga

Steinberg, Laurence. 2002 Adolescence Pshychology , 6th Edition. New York : The McGraw – Hill Companies, Inc.


(31)

60 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Malau, Judika. Tujuan Pendidikan Nasional. http://www.putra-putri-indonesia.com/tujuan-pendidikan-nasional.html -- Diakses Januari 2008 Titov, Hermawan. Ujian Akhir Nasional (UAN) Sebagai Issue Kritis Pendidikan.

http://titoreds.wordpress.com/2008/04/27/ujian-akhir-nasional-uan-sebagai-issue-kritis-pendidikan/ -- Diakses 27 April 2008

Ujian Nasional Antara Harapan dan Kenyataan.

http://taktiktek.blogdetik.com/2011/04/25/ujian-nasional-antara-harapan-dan-kenyataan/ -- Diakses 25 April 2011

Zulmaris. Kriteria Kelulusan UN 2012, POS UN, Permendikbud Nomor 59, dan Perihal UN 2012.60 http://zulmasri.wordpress.com/2011/12/21/kriteria-kelulusan-un-2012-pos-un-permendikbud-59-dan-perihal-un-2012/ -- Diakses 21 Desember 2011

Kriteria Kelulusan UN 2013. http://www.ujiannasional.web.id/2013/02/kriteria-kelulusan-un-2013.html -- Diakses April 2013

Tingkat Kelulusan UAN SMA Turun .

http://www.metrotvnews.com/metronews/video/2013/05/27/3/177994/Tingkat-Kelulusan-UN-SMA-2013-Turun-dari-UN-2012 -- Diakses 27 Mei 2013


(1)

19

1.6. Asumsi Penelitian

1. Siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung memiliki derajat

self-efficacy belief yang berbeda.

2. Self-efficacy belief memiliki aspek-aspek yaitu, pilihan yang dibuat, usaha yang dikeluarkan, ketahanan saat menghadapi hambatan dan rintangan, dan penghayatan perasaan individu.

3. Terdapat empat sumber self-efficacy belief pada siswa kelas XII di

SMAN “X” di Kota Bandung, yakni Mastery Experience, Vicarious

Experience, Verbal Persuasions, dan Physiological and Affective States.

4. Terdapat proses kognitif pada siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung dalam menghayati sumber-sumber self-efficacy belief.

5. Siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung yang memiliki derajat self-efficacy belief yang tinggi akan memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam menetapkan pilihan, berusaha, bertahan ketika menghadapai kesulitan, dan mampu menghayati perasaannya.

6. Siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung yang memiliki derajat

self-efficacy belief yang rendah akan tidak memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam menetapkan pilihan, berusaha, bertahan ketika menghadapi kesulitan, dan tidak mampu mengendalikan perasaannya.


(2)

56

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Self-Efficacy belief yang dilakukan kepada 73 siswa kelas XII untuk dapat lulus UAN di SMAN “X” di Kota Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Sebagian besar Self-Efficacy belief siswa kelas XII untuk dapat lulus UAN di

SMAN “X” di Kota Bandung adalah rendah.

2. Sebagian besar siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung yang memiliki Self-Efficacy belief yang tinggi, tinggi pula pada aspek usaha dan aspek penghayatan perasaan, namun rendah pada aspek pilihan dan aspek daya tahan. 3. Sebagian besar siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung yang memiliki

Self-Efficacy belief yang rendah, rendah pula pada semua aspek, yaitu aspek pilihan, usaha, daya tahan, aspek penghayatan perasaan.

4. Dari empat sumber-sumber derajat Self-Efficacy belief pada siswa kelas XII untuk dapat lulus UAN di SMAN “X” di Kota Bandung, semuanya menunjukan tidak adanya keterkaitan dengan Self-Efficacy belief.


(3)

57

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

4.2.1. Saran Teoritis

1. Melakukan penelitian mengenai kontribusi aspek-aspek derajat self-efficacy belief dengan self-efficacy belief pada siswa kelas XII untuk dapat lulus UAN.

2. Melakukan penelitian mengenai hubungan sumber-sumber derajat self-efficacy belief dengan self-self-efficacy belief pada siswa kelas XII untuk dapat lulus UAN.

3. Melakukan penelitian mengenahi hubungan proses kognitif dengan self-efficacy belief pada siswa kelas XII untuk dapat lulus UAN.

4.2.2. Saran Praktis

1. Sebagai bahan masukan kepada pihak sekolah, dalam hal ini kepada kepala sekolah, guru pengajar, dan guru BP mengenai derajat self-efficacy belief serta faktor-faktor yang menunjang peningkatan self-efficacy belief sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merencanakan program-program untuk meningkatkan proses kegiatan pembelajaran seperti membuat seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta


(4)

58

Universitas Kristen Maranatha cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

2. Sebagai bahan masukan kepada siswa kelas XII di SMAN “X” di Kota Bandung mengenai derajat self-efficacy belief yang dimiliki agar siswa tersebut dapat memahami mengenai dirinya dan dapat mengembangkan kemampuan dirinya sehingga dapat mencapai nilai standar UAN.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert. 2002. Self-Efficacy ; The Exercise of Control. New York : W. H. Freeman and Company

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing, Design, Analysis, and Use. USA : Allyn and Bacon.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo

Pajares, F. & Urdan, T. 2006. Self-Efficacy Belief of Adolescence. Greenwich, CT : Information Age

Santrock, John. W. 2002. Life Span Development – Perkembangan Masa Hidup Jilid 2, Terjemahan Juda Damanik, Akhmad Ghusairi. Indonesia : Erlangga

Steinberg, Laurence. 2002 Adolescence Pshychology , 6th Edition. New York : The McGraw – Hill Companies, Inc.


(6)

60 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Malau, Judika. Tujuan Pendidikan Nasional. http://www.putra-putri-indonesia.com/tujuan-pendidikan-nasional.html -- Diakses Januari 2008 Titov, Hermawan. Ujian Akhir Nasional (UAN) Sebagai Issue Kritis Pendidikan.

http://titoreds.wordpress.com/2008/04/27/ujian-akhir-nasional-uan-sebagai-issue-kritis-pendidikan/ -- Diakses 27 April 2008

Ujian Nasional Antara Harapan dan Kenyataan.

http://taktiktek.blogdetik.com/2011/04/25/ujian-nasional-antara-harapan-dan-kenyataan/ -- Diakses 25 April 2011

Zulmaris. Kriteria Kelulusan UN 2012, POS UN, Permendikbud Nomor 59, dan Perihal UN 2012.60 http://zulmasri.wordpress.com/2011/12/21/kriteria-kelulusan-un-2012-pos-un-permendikbud-59-dan-perihal-un-2012/ -- Diakses 21 Desember 2011

Kriteria Kelulusan UN 2013. http://www.ujiannasional.web.id/2013/02/kriteria-kelulusan-un-2013.html -- Diakses April 2013

Tingkat Kelulusan UAN SMA Turun .

http://www.metrotvnews.com/metronews/video/2013/05/27/3/177994/Tingkat-Kelulusan-UN-SMA-2013-Turun-dari-UN-2012 -- Diakses 27 Mei 2013