Suatu Penelitian Mengenai Kontribusi Sumber Self-Efficacy Terhadap Academic Self-Efficacy Pada Siswa Kelas XII SMA "X" di Kota Bandung (Suatu Studi Pada Siswa Kelas XII Yang Akan Menghadapi Ujian Nasional, Pada Pelajaran Bahasa Inggris, Matematika dan Bah

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul suatu penelitian mengenai kontribusi sumber-sumber self-efficacy terhadap academic self-efficacy pada siswa kelas XII SMA “X” di kota Bandung yang akan menghadapi UN (Ujian Nasional) pada pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari sumber-sumber self-efficacy terhadap pembentukan academic self-efficacy pada siswa kelas XII SMA “X” di kota Bandung yang akan menghadapi UN.

Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA “X” di kota Bandung yang akan menghadapi UN, yaitu sebanyak 349 orang. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber self-efficacy para siswa adalah modifikasi dari “Sources of Mathematics Self-Efficacy Scale” yang dikembangkan oleh Lent,Lopez dan Bieschke (1991) dan terdiri dari 40 item untuk masing-masing mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris). Sedangkan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui derajat self-efficacy siswa adalah kuesioner yang dimodifikasi dari PALS (Patterns of Adaptive Learning Scales) dan terdiri dari 5 item untuk masing-masing mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris).

Melalui pengolahan data melalui reliability analysis pada program SPSS 16.0, diketahui bahwa validitas (item-total correlation) dan reliabilitas (Alpha Cronbach) dari alat ukur sumber-sumber self-efficacy pada mata pelajaran Bahasa Inggris ini berkisar antara 0,24 – 0,72 dengan α = 0,45 – 0,86; Matematika berkisar antara 0,18 – 0,64 dengan α = 0,42 – 0,83; Bahasa Inggris berkisar antara 0,16 – 0,59 dengan α = 0,45 – 0,86. Lalu validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang mengukur self-efficacy pada pelajaran Bahasa Inggris berkisar antara 0,60 – 0,77 dengan α = 0,85; Matematika, berkisar antara 0,57 – 0,74 dengan α = 0,83; dan Bahasa Indonesia, berkisar antara 0,60 – 0,72 dengan α = 0,84.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sumber-sumber self-efficacy berkontribusi signifikan dalam pembentukan academic self-efficacy. Melalui metode multiple regression pada SPSS 16.0 didapat bahwa besaran kontribusinya adalah sebagai berikut: Bahasa Inggris sebesar 42,9%, Matematika sebesar 32,5%, dan Bahasa Indonesia sebesar 47,5%.

Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada siswa agar dapat lebih menyadari cara-cara untuk mengembangkan self-efficacy dalam menghadapi UN melalui pemahaman mengenai sumber-sumber self-efficacy. Kepada orangtua, orangtua dapat memberi dukungan secara verbal (verbal persuasion). Kepada pihak sekolah,mengemas pelajaran dalam bentuk yang lebih menarik bagi siswa sekaligus menantang. Peneliti juga menyarankan agar dilakukan penelitian mengenai hubungan self-efficacy dengan prestasi belajar siswa, dan penelitian yang serupa mengenai kontribusi sumber-sumber self-efficacy terhadap academic self-efficacy pada mata pelajaran lain yang diujikan pada UN.

Universitas Kristen Maranatha


(2)

DAFTAR ISI

Lembar Judul Lembar Pengesahan

Abstrak ... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... v

Daftar Tabel... ix

Daftar Bagan/Skema... ix

Daftar Lampiran... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 10

1.3.1 Maksud Penelitian... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian... 11

1.4 Kegunaan Penelitian... 11

1.4.1 Kegunaan Teoritis... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis... 11

1.5 Kerangka Pikir... 12

1.6 Asumsi Penelitian... 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-efficacy... 21

2.1.1 Definisi Self-efficacy... 21

2.1.2 Sumber-Sumber Self-Efficacy... 22

Universitas Kristen Maranatha


(3)

vi

2.1.2.1 Mastery Experiences... 23

2.1.2.2 Vicarious Experiences... 24

2.1.2.3 Verbal Persuasion... 25

2.1.2.4 Physiological and Affective States... 26

2.1.3 Integrasi Sumber Informasi Self-Efficacy... 27

2.1.4 Sekolah sebagai Sarana untuk Menanamkan Self-Efficacy... 27

2.1.5 Pertumbuhan Self-Efficacy dalam Masa Transisi Remaja... 31

2.1.6 Self-Efficacy dan Remaja... 32

2.2 Task Value (Expectancy Value Theory)... 33

2.3 Tahap Perkembangan Remaja... 35

2.3.1 Pengertian Remaja (Adolescence)... 35

2.3.2 Karakteristik Perkembangan Remaja... 36

2.3.2.1 Perkembangan Biologis... 36

2.3.2.2 Perkembangan Kognitif... 38

2.3.2.3 Perkembangan Sosial, Emosional dan Kepribadian... 40

2.3.3 Remaja dan Sekolah... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian... 45

3.2 Bagan Prosedur Penelitian... 45

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 46

3.3.1 Variabel Penelitian... 46

3.3.2 Definisi Operasional... 46

3.4 Alat Ukur... 47

3.4.1 Alat Ukur Sumber-sumber Self-Efficacy... 47

3.4.2 Alat Ukur Academic Self-Efficacy... 48

3.4.3 Prosedur Pengisian... 49


(4)

vii

3.4.4 Sistem Penilaian... 49

3.4.5 Data Penunjang... 50

3.4.6 Validitas dan Realibilitas Alat Ukur... 51

3.4.6.1 Validitas Alat Ukur... 51

3.4.6.2 Reliabilitas Alat Ukur... 52

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel... 53

3.5.1 Populasi Sasaran... 53

3.5.2 Karakteristik Populasi... 53

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel... 54

3.6Teknik Analisis... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden... 55

4.1.1 Jenis Kelamin... 55

4.1.2 Usia... 56

4.1.3 Program Jurusan... 56

4.2 Hasil dan Pembahasan Penelitian... 57

4.2.1 Hasil Bahasa Inggris... 57

4.2.1.1 Validitas... 57

4.2.1.2 Reliabilitas... 58

4.2.1.3 Kontribusi sumber Self-Efficacy terhadap self-efficacy (Bahasa Inggris)... 59

4.2.2 Pembahasan Bahasa Inggris... 61

4.2.3 Hasil Matematika... 65

4.2.3.1 Validitas... 65

4.2.3.2 Reliabilitas... 65 4.2.3.3 Kontribusi sumber Self-Efficacy terhadap self-efficacy


(5)

viii

(Matematika)... 67

4.2.4 Pembahasan Matematika... 69

4.2.5 Hasil Bahasa Indonesia... 74

4.2.5.1 Validitas... 74

4.2.5.2 Reliabilitas... 74

4.2.5.3 Kontribusi sumber Self-Efficacy terhadap self-efficacy (Bahasa Indonesia)... 76

4.2.6 Pembahasan Bahasa Indonesia... 78

4.3 Pembahasan Umum... 81

4.3.1 Pembahasan Umum Sumber Self-Efficacy... 81

4.3.2 Pembahasan Umum Data Penunjang (Task Value)... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 86

5.2 Saran... 87

5.2.1 Saran Metodologis... 87

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Lain... 88

5.2.3 Saran Guna Laksana... 88

5.3 Keterbatasan Penelitian... 89

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN


(6)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil survei awal sumber mastery experiences... 8

Tabel 1.2 Hasil survei awal sumber vicarious experiences... 9

Tabel 1.3 Hasil survei awal sumber verbal persuasion... 9

Tabel 1.4 Hasil survei awal sumber physiological and affective states... 10

Tabel 3.1 Rincian alat ukur... 48

Tabel 4.1 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin... 55

Tabel 4.2 Gambaran responden berdasarkan usia... 56

Tabel 4.3 Gambaran responden berdasarkan program jurusan... 56

Tabel 4.4 Hasil Multiple Regression efficacy dan empat sumber self-efficacy pada mata peajaran Bahasa Inggris... 59

Tabel 4.5 Hasil Multiple Regression self-efficacy dan task value (data penunjang) pada mata pejaran Bahasa Inggris... 60

Tabel 4.6 Hasil Multiple Regression efficacy dan empat sumber self-efficacy pada mata pelajaran Matematika... 67

Tabel 4.7 Hasil Multiple Regression self-efficacy dan task value (data penunjang) pada mata pelajaran Matematika... 68

Tabel 4.8 Hasil Multiple Regression efficacy dan empat sumber self-efficacy pada mata pelajaran Bahasa Indonesia... 76

Tabel 4.9 Hasil Multiple Regression self-efficacy dan task value (data penunjang) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia... 77

DAFTAR SKEMA/BAGAN Bagan 1.1 Kerangka Pikir... 19

Skema 3.1 Rancangan Penelitian... 46


(7)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Sumber self-efficacy dan academic self-efficacy Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas Sumber self-efficacy

Lampiran 3. Validitas dan Reliabilitas Academic Self-efficacy Lampiran 4. Mutiple Regression

Lampiran 5. Distribusi Frekuensi Task Value (Data Penunjang


(8)

La m p ira n 1 Kue sio ne r Sum b e r se lf- e ffic ac y d a n a c a d e m ic se lf- e ffic ac y

IDENTITAS DIRI

Silahkan isi atau beri tanda silang (X) pada kotak yang disediakan

1. Nama :__________________________________________________ 2. Usia :_____________ tahun.

3. Jenis kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan 4. Kelas/ No. absen :_____________

5. Jurusan : □ IPA □ IPS 6. Peringkat kelas :_____________ 7. Nilai raport terakhir:

a. Matematika :_____________

b. Bahasa Indonesia :_____________ c. Bahasa Inggris :_____________

8. Menurut saya, matematika adalah pelajaran yang…

Tidak penting 1---2---3---4---5---6---7 penting Membosankan 1---2---3---4---5---6---7 menarik Tidak berguna 1---2---3---4---5---6---7 berguna Mudah 1---2---3---4---5---6---7 sukar 9. Menurut saya, bahasa Indonesia adalah pelajaran yang…

Tidak penting 1---2---3---4---5---6---7 penting Membosankan 1---2---3---4---5---6---7 menarik Tidak berguna 1---2---3---4---5---6---7 berguna Mudah 1---2---3---4---5---6---7 sukar 10. Menurut saya, bahasa Inggris adalah pelajaran yang…

Tidak penting 1---2---3---4---5---6---7 penting Membosankan 1---2---3---4---5---6---7 menarik Tidak berguna 1---2---3---4---5---6---7 berguna Mudah 1---2---3---4---5---6---7 sukar 11. Menurut saya, prestasi belajar saya...

□ Di atas rata-rata kelas


(9)

I. PETUNJUK PENGISIAN: Lingkarilah salah satu angka dengan derajat kesesuaian yang paling menggambarkan diri kamu untuk masing-masing mata pelajaran.

B. INGGRIS MATEMATIKA B. INDONESIA

PERNYATAAN Sangat

Tidak Sangat Tidak Sangat Tidak sesuai Sangat sesuai Sesuai Sangat sesuai Sesuai Sangat sesuai

1. Saya mendapatkan nilai-nilai yang tinggi pada saat mengerjakan latihan soal-soal Ujian Nasional (UN) untuk pelajaran…..

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2. Guru-guru yang saya sukai biasanya guru-guru pelajaran…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 3. Teman-teman saya mengatakan bahwa kemampuan saya kurang

memadai dalam pelajaran….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 4. Dada saya terasa sesak bila sedang mempelajari materi yang sulit

pada pelajaran….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 5. Saya mendapatkan nilai-nilai yang baik untuk pelajaran…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6. Ketika saya masih kecil, orang-orang dewasa yang sangat saya kagumi

pandai dalam….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 7. Pada umumnya, orang-orang melihat bahwa kemampuan saya kurang

baik dalam pelajaran….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 8. Saya merasa kesal apabila harus mempelajari…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 9. Teman-teman sekelas saya biasanya mendapatkan nilai-nilai yang

lebih tinggi daripada saya pada pelajaran….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 10. Kebanyakan teman saya kurang berprestasi dalam pelajaran…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 11. Saya merasa tegang ketika mengerjakan ulangan-ulangan…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 12. Guru saya mengatakan bahwa saya memiliki kemampuan yang baik

dalam….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 13. Di antara teman-teman saya, sayalah yang biasanya ditanyai apabila

mereka mengalami kesulitan memahami….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 14. Orangtua saya meyakinkan saya untuk merasa bangga akan

kemampuan saya dalam pelajaran….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 15. Pikiran saya menjadi kosong dan saya tidak dapat berpikir dengan

jernih ketika mempelajari….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 16. Saya menerima penghargaan-penghargaan khusus untuk kemampuan

saya dalam bidang….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 17. Orang-orang panutan saya dalam berkarier pada umumnya bekerja

dalam bidang yang tidak berkaitan dengan….


(10)

B. INGGRIS MATEMATIKA B. INDONESIA

PERNYATAAN Sangat

Tidak Sangat Tidak Sangat Tidak Sesuai Sangat sesuai Sesuai Sangat sesuai Sesuai Sangat sesuai

18. Teman-teman saya mengatakan bahwa saya memiliki kemampuan yang tinggi dalam….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 19. Pelajaran …. Selalu merupakan mata pelajaran yang sulit untuk saya. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 20. Saya tidak pernah merasa tegang ketika mengerjakan

ulangan-ulangan….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 21. Teman-teman saya pada umumnya tidak menyukai pelajaran…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 22. Orangtua saya tidak pandai dalam…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 23. Guru saya menganjurkan agar saya tidak memilih pekerjaan yang

memerlukan kemampuan yang tinggi dalam….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 24. Saya jarang dapat membantu teman-teman saya dalam menyelesaikan

soal-soal yang sulit pada pelajaran….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 25. Orang-orang yang saya hormati (seperti orangtua, teman-teman, atau

guru-guru) pandai dalam….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 26. Pada umumnya saya tidak khawatir akan kemampuan saya dalam…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 27. Saya sering didorong untuk mengikuti klub di sekolah yang berkaitan

dengan kemampuan dalam….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 28. Dibandingkan kebanyakan siswa lain, saya tidak memerlukan banyak

pemantapan pelajaran menjelang Ujian Nasional (UN) dalam pelajaran….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

29. Teman-teman dekat saya mendapat nilai yang tinggi ketika

mengerjakan soal-soal latihan Ujian Nasional (UN) pada pelajaran….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 30. Saya menjadi merasa gelisah dan bingung ketika mempelajari…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 31. Orang-orang yang saya hormati menyarankan agar saya tidak

melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang berkaitan dengan….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 32. Ketika saya menghadapi soal-soal pelajaran …. yang sulit, saya terus

berusaha sampai saya dapat menyelesaikannya.

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 33. Kebanyakan orang dewasa yang saya kenal bekerja dalam bidang

yang memerlukan kemampuan yang tinggi dalam….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 34. Biasanya saya merasa tenang ketika mengerjakan ulangan-ulangan…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 35. Saya berbakat dalam bidang…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5


(11)

B. INGGRIS MATEMATIKA B. INDONESIA

II. PETUNJUK PENGISIAN: Lingkarilah salah satu angka dengan derajat kesesuaian yang paling menggambarkan diri kamu untuk masing-masing mata pelajaran.

PERNYATAAN Sangat

Tidak Sesuai Sangat sesuai Sangat Tidak Sesuai Sangat sesuai Sangat Tidak Sesuai Sangat sesuai

36. Guru-guru saya tidak menyarankan saya untuk mendalami pelajaran…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 37. Saya merasa tidak nyaman dan gugup ketika mempelajari…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 38. Kebanyakan teman saya bergerak dalam, atau bermaksud memasuki,

bidang pekerjaan yang tidak memerlukan kemampuan yang tinggi dalam….

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

39. Orangtua saya mendorong saya untuk berprestasi pada pelajaran…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 40. Pada umumnya saya merasa tenang dan relaks dalam mempelajari…. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

B. INGGRIS MATEMATIKA B. INDONESIA

PERNYATAAN Sangat

Tidak Sesuai Sangat sesuai Sangat Tidak Sesuai Sangat sesuai Sangat Tidak Sesuai Sangat sesuai

1. Saya yakin saya dapat menguasai materi pelajaran …. yang diajarkan di kelas tahun ini.

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2. Saya dapat menemukan cara untuk mengerjakan tugas-tugas …. yang

paling sukar di sekolah.

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 3. Saya bisa melakukan hamper semua tugas …. di kelas kalau saya

pantang menyerah.

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 4. Meskipun materi pelajarannya sulit, saya bisa mempelajarinya. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 5. Jika Saya berusaha, saya dapat mengerjakan tugas-tugas …. yang

paling sulit di sekolah.

1 2 3 4 5


(12)

2.1 BAHASA INGGRIS

Lampiran 2.1.1 Validitas dan Reliabilitas Mastery Experiences Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

Lampiran 2.1.2 Validitas dan Reliabilitas Vicarious experiences

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

ve_B_Ing_2 31.09 15.038 .277 .174 .383

ve_B_Ing_6 30.38 15.125 .306 .229 .375

ve_B_Ing_10_r 31.35 16.853 .100 .193 .444

ve_B_Ing_17_r 31.33 16.480 .019 .048 .492

ve_B_Ing_21_r 31.50 16.379 .146 .254 .430

ve_B_Ing_22_r 31.38 15.922 .101 .082 .453

ve_B_Ing_25 30.81 15.706 .282 .211 .389

ve_B_Ing_29 31.11 16.409 .190 .122 .417

ve_B_Ing_38_r 31.37 16.214 .109 .030 .446

ve_B_Ing_33 30.58 14.952 .372 .265 .357

.856 .859 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

me_B_Ing_1 26.61 38.630 .555 .363 .844

me_B_Ing_5 26.50 37.403 .683 .511 .835

me_B_Ing_9_r 27.25 36.201 .610 .426 .838

me_B_Ing_13 27.04 34.176 .718 .540 .827

me_B_Ing_16 27.38 34.759 .591 .363 .840

me_B_Ing_19_r 26.76 36.168 .581 .400 .840

me_B_Ing_24_r 26.78 36.746 .546 .334 .843

me_B_Ing_28 27.55 37.339 .452 .249 .853

me_B_Ing_32 26.31 41.086 .237 .090 .867

me_B_Ing_35 26.64 35.825 .705 .525 .830

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

.446 .480 10


(13)

Rotated Component Matrixa

Lampiran 2.1.3 Validitas dan Reliabilitas Verbal persuasion

Component

1 2

ve_B_Ing_33 .756

ve_B_Ing_6 .700

ve_B_Ing_25 .682

ve_B_Ing_2 .470

ve_B_Ing_22_r ve_B_Ing_38_r

ve_B_Ing_21_r .798

ve_B_Ing_10_r .717

ve_B_Ing_29 .490

ve_B_Ing_17_r

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

.564 .571 4

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

.756 .764 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

vp_B_Ing_3_r 31.04 26.757 .479 .364 .727

vp_B_Ing_7_r 31.10 25.616 .619 .503 .706

vp_B_Ing_12 31.15 27.470 .514 .464 .724

vp_B_Ing_14 30.70 26.428 .552 .350 .717

vp_B_Ing_18 31.18 26.800 .576 .547 .716

vp_B_Ing_23_r 30.65 28.390 .305 .216 .752

vp_B_Ing_27 31.48 28.709 .255 .181 .761

vp_B_Ing_31_r 30.72 27.658 .325 .262 .751

vp_B_Ing_36_r 30.50 28.449 .334 .212 .747


(14)

Lampiran 2.1.4 Validitas dan Reliabilitas Physiological and affective states Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

2.2 MATEMATIKA

Lampiran 2.2.1 Validitas dan Reliabilitas Mastery experiences

.861 .863 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

pas_B_Ing_4_r 30.01 40.434 .445 .252 .860

pas_B_Ing_8_r 30.00 40.234 .495 .281 .855

pas_B_Ing_11_r 30.68 37.980 .648 .456 .842

pas_B_Ing_15_r 30.22 39.237 .617 .441 .845

pas_B_Ing_20 30.55 39.787 .549 .359 .850

pas_B_Ing_26 30.53 41.872 .437 .273 .859

pas_B_Ing_30_r 30.52 38.551 .654 .520 .841

pas_B_Ing_34 30.44 40.163 .621 .477 .845

pas_B_Ing_37_r 30.31 37.985 .674 .501 .839

pas_B_Ing_40 30.26 40.131 .593 .409 .847

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

.801 .810 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

me_Mat_1 25.84 28.044 .558 .373 .776

me_Mat_5 25.61 27.870 .637 .449 .770

me_Mat_9_r 26.37 27.890 .463 .277 .785

me_Mat_13 25.89 26.704 .536 .326 .776

me_Mat_16 26.56 27.761 .402 .238 .794

me_Mat_19_r 26.02 27.545 .538 .331 .777

me_Mat_24_r 25.84 27.407 .475 .304 .784

me_Mat_28 26.72 29.328 .302 .159 .804

me_Mat_32 25.06 29.498 .319 .198 .801


(15)

Lampiran 2.2.2 Validitas dan Reliabilitas Vicarious experiences Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

.414 .445 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

ve_Mat_2 30.35 15.196 .060 .072 .421

ve_Mat_6 30.16 13.660 .271 .273 .350

ve_Mat_10_r 31.56 13.450 .245 .131 .355

ve_Mat_17_r 31.09 14.811 -.021 .022 .478

ve_Mat_21_r 31.78 14.604 .083 .152 .418

ve_Mat_22_r 30.72 13.660 .212 .113 .368

ve_Mat_25 30.57 13.611 .272 .279 .349

ve_Mat_29 31.09 14.122 .217 .102 .370

ve_Mat_33 30.56 13.287 .317 .266 .331

ve_Mat_38_r 31.22 14.670 .063 .058 .427

Rotated Component Matrixa

Component

1 2

ve_Mat_25 .734

ve_Mat_33 .718

ve_Mat_6 .708

ve_Mat_22_r .464

ve_Mat_29 ve_Mat_2

ve_Mat_21_r .739

ve_Mat_10_r .661

ve_Mat_38_r .508

ve_Mat_17_r

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items


(16)

Lampiran 2.2.3 Validitas dan Reliabilitas Verbal persuasion Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

Lampiran 2.2.4 Validitas dan Reliabilitas Physiological and affective states

.743 .752 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

vp_Mat_3_r 30.30 23.699 .532 .399 .703

vp_Mat_7_r 30.37 23.507 .559 .410 .699

vp_Mat_12 30.13 24.774 .497 .415 .711

vp_Mat_14 29.79 24.176 .455 .256 .714

vp_Mat_18 30.28 24.714 .492 .427 .711

vp_Mat_23_r 29.84 23.659 .439 .279 .716

vp_Mat_27 30.82 26.502 .180 .107 .756

vp_Mat_31_r 29.80 24.908 .306 .246 .739

vp_Mat_36_r 29.64 24.363 .373 .210 .727

vp_Mat_39 29.25 26.246 .282 .105 .738

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

.826 .829 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

pas_Mat_4_r 28.36 32.245 .481 .325 .817

pas_Mat_8_r 28.10 33.555 .503 .328 .811

pas_Mat_11_r 29.19 32.303 .625 .483 .798

pas_Mat_15_r 28.30 33.136 .573 .415 .804

pas_Mat_20 28.78 36.137 .343 .183 .826

pas_Mat_26 28.64 35.921 .377 .234 .823

pas_Mat_30_r 28.67 32.929 .636 .475 .798

pas_Mat_34 28.66 34.879 .491 .347 .813

pas_Mat_37_r 28.30 33.602 .548 .396 .807


(17)

2.3 BAHASA INDONESIA

Lampiran 2.3.1 Validitas dan Reliabilitas Mastery experiences Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

Lampiran 2.3.2 Validitas dan Reliabilitas Vicarious experiences

.744 .758 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

me_B_Ind_1 27.27 22.913 .443 .255 .719

me_B_Ind_5 27.14 22.660 .519 .383 .711

me_B_Ind_9_r 27.76 22.493 .403 .223 .723

me_B_Ind_13 27.81 20.872 .566 .361 .697

me_B_Ind_16 28.31 22.001 .348 .250 .734

me_B_Ind_19_r 27.30 22.090 .436 .264 .718

me_B_Ind_24_r 27.40 22.525 .393 .184 .725

me_B_Ind_28 28.24 23.207 .220 .087 .755

me_B_Ind_32 27.27 23.388 .256 .193 .746

me_B_Ind_35 27.40 21.367 .590 .443 .697

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

.523 .533 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

ve_B_Ind_2 29.17 15.860 .353 .192 .454

ve_B_Ind_6 29.38 15.635 .366 .233 .449

ve_B_Ind_10_r 29.36 17.663 .198 .120 .504

ve_B_Ind_17_r 29.61 18.336 .022 .044 .567

ve_B_Ind_21_r 29.63 16.273 .280 .144 .478

ve_B_Ind_22_r 29.02 17.369 .231 .072 .495

ve_B_Ind_25 29.13 17.235 .284 .199 .482

ve_B_Ind_29 29.18 18.208 .175 .085 .509

ve_B_Ind_33 29.50 16.924 .275 .206 .482


(18)

Rotated Component Matrixa Reliability Statistics

Component

1 2

ve_B_Ind_6 .736

ve_B_Ind_33 .699

ve_B_Ind_25 .676

ve_B_Ind_2 .541

ve_B_Ind_22_r

ve_B_Ind_10_r .706

ve_B_Ind_21_r .673

ve_B_Ind_38_r .454

ve_B_Ind_29 Cronbach's Alpha Based on Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

.626

ve_B_Ind_17_r

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations.

Lampiran 2.3.3 Validitas dan Reliabilitas Verbal persuasion

.630 4

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

.648 .659 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

vp_B_Ind_3_r 29.68 19.745 .322 .299 .622

vp_B_Ind_7_r 29.68 19.690 .371 .320 .613

vp_B_Ind_12 29.83 20.160 .336 .283 .620

vp_B_Ind_14 29.78 19.021 .422 .287 .601

vp_B_Ind_18 29.98 19.327 .456 .400 .598

vp_B_Ind_23_r 29.58 20.081 .238 .195 .640

vp_B_Ind_27 30.65 20.977 .160 .158 .655

vp_B_Ind_31_r 29.74 19.364 .273 .155 .634

vp_B_Ind_36_r 29.40 19.913 .278 .143 .631


(19)

Lampiran 2.3.4 Validitas dan Reliabilitas Physiological and affective states Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

.780 .783 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

pas_B_Ind_4_r 30.98 27.320 .376 .234 .771

pas_B_Ind_8_r 31.54 26.059 .465 .285 .760

pas_B_Ind_11_r 31.55 27.199 .425 .239 .765

pas_B_Ind_15_r 31.35 26.509 .444 .303 .763

pas_B_Ind_20 31.62 26.841 .422 .265 .765

pas_B_Ind_26 31.60 29.106 .256 .187 .784

pas_B_Ind_30_r 31.46 26.073 .571 .358 .747

pas_B_Ind_34 31.44 26.916 .500 .316 .756

pas_B_Ind_37_r 31.23 26.777 .510 .318 .754


(20)

3.1 BAHASA INGGRIS

Lampiran 3.1.1 Validitas dan Reliabilitas Academic Self-Efficacy Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

3.2 MATEMATIKA

Lampiran 3.2.1 Validitas dan Reliabilitas Academic Self-Efficacy

.850 .851 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

SE_B_Ing_1 14.40 8.358 .654 .464 .821

SE_B_Ing_2 14.65 8.432 .641 .448 .824

SE_B_Ing_3 14.34 8.077 .639 .414 .825

SE_B_Ing_4 14.31 7.917 .769 .595 .790

SE_B_Ing_5 14.06 8.347 .605 .416 .834

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

.828 .829 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

SE_Mat_1 14.20 8.743 .578 .357 .807

SE_Mat_2 14.50 8.493 .579 .374 .807

SE_Mat_3 14.06 8.061 .634 .418 .791

SE_Mat_4 14.17 7.672 .743 .559 .759

SE_Mat_5 13.87 7.962 .599 .410 .803


(21)

3.3 BAHASA INDONESIA

Lampiran 3.3.1 Validitas dan Reliabilitas Academic Self-Efficacy Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items Cronbach's

Alpha N of Items

.840 .841 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

SE_B_Ind_1 14.47 7.797 .639 .426 .809

SE_B_Ind_2 14.69 8.043 .600 .409 .819

SE_B_Ind_3 14.44 7.442 .642 .424 .808

SE_B_Ind_4 14.41 7.395 .721 .524 .786


(22)

4.1 BAHASA INGGRIS

Lampiran 4.1.1 Multiple Regression (Data primer) Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .655a .429 .420 .55234

a. Predictors: (Constant), ve_B_Ing_tot01, pas_B_Ing_tot, me_B_Ing_tot, vp_B_Ing_tot

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 55.245 4 13.811 45.271 .000a

Residual 73.524 241 .305

1

Total 128.770 245

a. Predictors: (Constant), ve_B_Ing_tot01, pas_B_Ing_tot, me_B_Ing_tot, vp_B_Ing_tot b. Dependent Variable: SE_B_Ing_tot

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .594 .257 2.315 .021

me_B_Ing_tot .343 .082 .323 4.153 .000

vp_B_Ing_tot .265 .098 .221 2.697 .007

pas_B_Ing_tot .125 .073 .122 1.698 .091

1

ve_B_Ing_tot01 .165 .055 .157 3.025 .003

a. Dependent Variable: SE_B_Ing_tot


(23)

Correlations SE_B_Ing _tot me_B_Ing _tot vp_B_Ing_ tot pas_B_Ing_ tot ve_B_Ing_t ot01 Pearson

Correlation 1.000 .603

**

.590** .511** .309**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

SE_B_Ing_to t

N 343.000 316 318 282 339

Pearson

Correlation .603

**

1.000 .743** .684** .173**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002

me_B_Ing_t ot

N 316 322.000 304 269 321

Pearson

Correlation .590

**

.743** 1.000 .679** .308**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

vp_B_Ing_tot

N 318 304 324.000 266 321

Pearson

Correlation .511

**

.684** .679** 1.000 .112

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .061

pas_B_Ing_t ot

N 282 269 266 287.000 283

Pearson

Correlation .309

**

.173** .308** .112 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .061

ve_B_Ing_tot 01

N 339 321 321 283 345.000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 4.1.2 Multiple Regression (Data penunjang) Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .385a .148 .138 .65649

a. Predictors: (Constant), B_Ing_Mudah, B_Ing_Penting, B_Ing_Bosan, B_Ing_Guna

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 25.004 4 6.251 14.504 .000a

Residual 143.518 333 .431

1

168.522 337

Total

a. Predictors: (Constant), B_Ing_Mudah, B_Ing_Penting, B_Ing_Bosan, B_Ing_Guna b. Dependent Variable: SE_B_Ing_tot


(24)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 2.516 .327 7.705 .000

B_Ing_Penting .105 .064 .119 1.629 .104

B_Ing_Bosan .099 .033 .174 2.961 .003

B_Ing_Guna .064 .056 .080 1.145 .253

1

B_Ing_Mudah -.121 .027

4.2 MATEMATIKA

Lampiran 4.2.1 Multiple Regression (Data primer)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 37.173 4 9.293 28.204 .000a

Residual 77.105 234 .330

1

Total 114.278 238

a. Predictors: (Constant), ve_Mat_tot01, pas_Mat_tot, me_Mat_tot, vp_Mat_tot b. Dependent Variable: SE_Mat_tot

-.226 -4.441 .000

a. Dependent Variable: SE_B_Ing_tot

Model Summary

Model R R Square

Std. Error of the Estimate Adjusted R Square

.570a

1 .325 .314 .57403

a. Predictors: (Constant), ve_Mat_tot01, pas_Mat_tot, me_Mat_tot, vp_Mat_tot

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .895 .295 3.039 .003

me_Mat_tot .312 .092 .260 3.397 .001

vp_Mat_tot .391 .101 .306 3.859 .000

pas_Mat_tot .053 .077 .050 .693 .489

1

ve_Mat_tot01 .064 .063 .060 1.029 .305


(25)

Correlations SE_Mat_t ot me_Mat_t ot vp_Mat_t ot pas_Mat_t ot ve_Mat_tot 01 Pearson

Correlation 1.000 .501

**

.530** .402** .281**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

SE_Mat_to t

N 340.000 314 309 278 334

Pearson

Correlation .501

**

1.000 .665** .617** .222**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

me_Mat_to t

N 314 322.000 297 269 318

Pearson

Correlation .530

**

.665** 1.000 .596** .347**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

vp_Mat_tot

N 309 297 317.000 262 314

Pearson

Correlation .402

**

.617** .596** 1.000 .131*

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .028

pas_Mat_t ot

N 278 269 262 286.000 280

Pearson

Correlation .281

**

.222** .347** .131* 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .028

ve_Mat_tot 01

N 334 318 314 280 343.000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 4.2.2 Multiple Regression (Data penunjang) Model Summary

Model R R Square

Std. Error of the Estimate Adjusted R Square

.444a

1 .197 .187 .63499

a. Predictors: (Constant), Mat_Mudah, Mat_Guna, Mat_Bosan, Mat_Penting

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 32.479 4 8.120 20.138 .000a

Residual 132.254 328 .403

1

164.733 332

Total

a. Predictors: (Constant), Mat_Mudah, Mat_Guna, Mat_Bosan, Mat_Penting b. Dependent Variable: SE_Mat_tot


(26)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 2.423 .286 8.462 .000

Mat_Penting .140 .043 .197 3.251 .001

Mat_Bosan .123 .032 .217 3.881 .000

Mat_Guna .026 .036 .042 .724 .470

1

Mat_Mudah -.114 .027 -.209 -4.169 .000

a. Dependent Variable: SE_Mat_tot

4.3 BAHASA INDONESIA

Lampiran 4.3.1 Multiple Regression (Data primer) Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate .689a

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .136 .249 .548 .584

me_B_Ind_tot .411 .089 .308 4.630 .000

vp_B_Ind_tot .262 .096 .187 2.738 .007

pas_B_Ind_tot .324 .074 .269 4.398 .000

1

ve_B_Ind_tot01 .069 .054 .070 1.280 .202

a. Dependent Variable: SE_B_Ind_tot

1 .475 .466 .50153

a. Predictors: (Constant), ve_B_Ind_tot01, pas_B_Ind_tot, me_B_Ind_tot, vp_B_Ind_tot

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 52.623 4 13.156 52.301 .000a

Residual 58.105 231 .252

1

110.727 235

Total

a. Predictors: (Constant), ve_B_Ind_tot01, pas_B_Ind_tot, me_B_Ind_tot, vp_B_Ind_tot b. Dependent Variable: SE_B_Ind_tot


(27)

Correlations SE_B_Ind_t ot me_B_Ind_t ot vp_B_Ind_t ot pas_B_Ind_t ot ve_B_Ind_to t01 Pearson

Correlation 1.000 .585

**

.568** .566** .340**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

SE_B_Ind_to t

N 341.000 311 312 278 336

Pearson

Correlation .585

**

1.000 .661** .548** .382**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

me_B_Ind_to t

N 311 319.000 296 265 315

Pearson

Correlation .568

**

.661** 1.000 .588** .462**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

vp_B_Ind_tot

N 312 296 319.000 260 314

Pearson

Correlation .566

**

.548** .588** 1.000 .326**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

pas_B_Ind_t ot

N 278 265 260 285.000 281

Pearson

Correlation .340

**

.382** .462** .326** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

ve_B_Ind_tot 01

N 336 315

Lampiran 4.3.2 Multiple Regression (Data sekunder)

314 281 343.000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Model Summary

Model R R Square

Std. Error of the Estimate Adjusted R Square

.387a

1 .150 .139 .62713

a. Predictors: (Constant), B_Ind_Mudah, B_Ind_Bosan, B_Ind_Guna, B_Ind_Penting

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 22.841 4 5.710 14.519 .000a

Residual 129.786 330 .393

1

152.626 334

Total

a. Predictors: (Constant), B_Ind_Mudah, B_Ind_Bosan, B_Ind_Guna, B_Ind_Penting b. Dependent Variable: SE_B_Ind_tot


(28)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 3.016 .185 16.296 .000

B_Ind_Penting .011 .040 .022 .267 .790

B_Ind_Bosan .075 .030 .169 2.468 .014

B_Ind_Guna .112 .041 .213 2.747 .006

1

B_Ind_Mudah -.086 .027 -.165 -3.238 .001


(29)

5.1 BAHASA INGGRIS

Lampiran 5.1.1 Distribusi Frekuensi Derajat Persepsi Siswa Mengenai Penting atau Tidaknya Pelajaran B_Ing_Penting

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent 2

Lampiran 5.1.2 Distribusi Frekuensi Derajat Persepsi Siswa Mengenai Kemenarikkan Pelajaran

1 .3 .3 .3

3 1 .3 .3 .6

4 9 2.6 2.6 3.2

5 23 6.6 6.6 9.7

6 87 24.9 24.9 34.7

7 228 65.3 65.3 100.0

Valid

Total 349 100.0 100.0

B_Ing_Bosan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1 .3 .3 .3

1

7 2.0 2.0 2.3

2

13 3.7 3.8 6.1

3

53 15.2 15.3 21.4

4

85 24.4 24.6 46.0

5

112 32.1 32.4 78.3

6

7 75 21.5 21.7 100.0

Valid

Total 346 99.1 100.0

Missing System 3 .9

349 100.0

Total


(30)

Lampiran 5.1.3 Distribusi Frekuensi Derajat Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan Pelajaran B_Ing_Guna

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1 1 .3

Lampiran 5.1.4 Distribusi Frekuensi Derajat Persepsi Siswa Mengenai Kesulitan Pelajaran

.3 .3

2 1 .3 .3 .6

3 2 .6 .6 1.2

4 10 2.9 2.9 4.1

5 24 6.9 7.0 11.0

6 83 23.8 24.1 35.1

7 224 64.2 64.9 100.0

Valid

Total 345 98.9 100.0

Missing System 4 1.1

Total 349 100.0

B_Ing_Mudah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1 6 1.7 1.7 1.7

2 16 4.6 4.7 6.4

3 32 9.2 9.3 15.7

4 110 31.5 32.0 47.7

5 92 26.4 26.7 74.4

6 64 18.3 18.6 93.0

7 24 6.9 7.0 100.0

Valid

Total 344 98.6 100.0

Missing System 5 1.4


(31)

5.2 MATEMATIKA

Lampiran 5.2.1 Distribusi Frekuensi Derajat Persepsi Siswa Mengenai Penting atau Tidaknya Pelajaran Mat_Penting

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

2 2 .6 .6 .6

3 6 1.7 1.7 2.3

4 18 5.2 5.2

Lampiran 5.2.2 Distribusi Frekuensi Derajat Persepsi Siswa Mengenai Kemenarikkan Pelajaran

7.5

5 22 6.3 6.4 13.9

6 93 26.6 26.9 40.8

7 205 58.7 59.2 100.0

Valid

Total 346 99.1 100.0

Missing System 3 .9

Total 349 100.0

Mat_Bosan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1 3 .9 .9 .9

2 4 1.1 1.2 2.0

3 17 4.9 4.9 7.0

4 78 22.3 22.6 29.6

5 103 29.5 29.9 59.4

6 81 23.2 23.5 82.9

7 59 16.9 17.1 100.0

Valid

Total 345 98.9 100.0

Missing System 4 1.1


(32)

Lampiran 5.2.3 Distribusi Frekuensi Derajat Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan Pelajaran Mat_Guna

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent 1

Lampiran 5.2.4 Distribusi Frekuensi Derajat Persepsi Siswa Mengenai Kesulitan Pelajaran

4 1.1 1.2 1.2

2 3 .9 .9 2.0

3 3 .9 .9 2.9

4 20 5.7 5.8 8.7

5 36 10.3 10.4 19.1

6 105 30.1 30.4 49.6

7 174 49.9 50.4 100.0

Valid

Total 345 98.9 100.0

Missing System 4 1.1

Total 349 100.0

Mat_Mudah

Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent

1 1 .3 .3 .3

2 11 3.2 3.2 3.5

3 22 6.3 6.4 9.9

4 88 25.2 25.6 35.5

5 91 26.1 26.5 61.9

6 80 22.9 23.3 85.2

7 51 14.6 14.8 100.0

Valid

Total 344 98.6 100.0

Missing System 5 1.4


(33)

5.3 BAHASA INDONESIA

Lampiran 5.3.1 Distribusi Frekuensi Derajat Persepsi Siswa Mengenai Penting atau Tidaknya Pelajaran B_Ind_Penting

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

6 1.7 1.7 1.7

1

7 2.0 2.0 3.7

2

17 4.9 4.9 8.6

3

59 16.9 17.0 25.6

4

91 26.1 26.2 51.9

5

78 22.3 22.5 74.4

6

7 89 25.5 25.6 100.0

Valid

Total

Lampiran 5.3.2 Distribusi Frekuensi Derajat Persepsi Siswa Mengenai Kemenarikkan Pelajaran

347 99.4 100.0

Missing System 2 .6

Total 349 100.0

B_Ind_Bosan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1 15 4.3 4.3 4.3

2 24 6.9 6.9 11.2

3 54 15.5 15.6 26.8

4 86 24.6 24.8 51.6

5 80 22.9 23.1 74.6

6 61 17.5 17.6 92.2

7 27 7.7 7.8 100.0

Valid

Total 347 99.4 100.0

Missing System 2 .6


(34)

Lampiran 5.3.3 Distribusi Frekuensi Derajat Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan Pelajaran B_Ind_Guna

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1 5 1.4 1.4

Lampiran 5.3.4 Distribusi Frekuensi Derajat Persepsi Siswa Mengenai Kesulitan Pelajaran

1.4

2 4 1.1 1.2 2.6

3 14 4.0 4.1 6.7

4 62 17.8 18.0 24.6

5 96 27.5 27.8 52.5

6 96 27.5 27.8 80.3

7 68 19.5 19.7 100.0

Valid

Total 345 98.9 100.0

Missing System 4 1.1

Total 349 100.0

B_Ind_Mudah

Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

1 7 2.0 2.0 2.0

2 15 4.3 4.4 6.4

3 52 14.9 15.2 21.6

4 127 36.4 37.0 58.6

5 77 22.1 22.4 81.0

6 44 12.6 12.8 93.9

7 21 6.0 6.1 100.0

Valid

Total 343 98.3 100.0

Missing System 6 1.7


(35)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, keadaan dunia pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan. Salah satu perkembangan terbaru yang terjadi adalah ditetapkannya standar kurikulum dan kompetensi yang baru sejak awal tahun 2006. Sesuai dengan PP No. 19/2005 mengenai standar pendidikan, dalam PP tersebut diatur tentang berdirinya badan independen yaitu Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP). Badan ini harus menyiapkan berbagai standar pendidikan, diantaranya standar isi atau kurikulum dan standar kompetensi. Standar kompetensi ini, mengatur kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa setelah mereka menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu, sehingga nantinya ada kompetensi lulusan SD, SMP dan SMA. Standar ini disahkan oleh Mendiknas sedangkan yang menyusun dan menetapkan standar adalah BSNP.

Di Indonesia terdapat dua jenis sekolah, yaitu sekolah swasta dan sekolah negeri, dengan jumlah total 243.144 sekolah. SMA”X” merupakan salah satu sekolah negeri favorit di kota Bandung. Kegiatan belajar-mengajar di SMA ”X” meliputi proses belajar di kelas, mengerjakan tugas, ulangan harian dan sebagai puncak penentu kelulusan adalah Ujian Nasional (UN). Program studi di SMA ”X” dibagi menjadi dua, yaitu IPA yang terdiri dari 8 kelas dan 2 kelas dengan program studi IPS. Kriteria penentuan program studi adalah berdasarkan minat siswa dan nilai akademik sebagaimana telah ditetapkan Departemen Pendidikan


(36)

2

Nasional (Depdiknas) dalam buku Panduan Penyusunan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA 2006 (Pikiran Rakyat, 15 September 2006).

Terkait dengan rencana evaluasi kurikulum pendidikan, seperti yang dimuat di www.kapanlagi.com, Prof Dr Bambang Suhendro selaku Kepala BSNP mengakui bahwa kurikulum pendidikan Indonesia dinilai terlalu berat bagi siswa. Ia mengatakan BSNP akan melakukan evaluasi untuk mencari waktu belajar ideal untuk masing-masing jenjang pendidikan sehingga siswa tidak terlalu terbebani dalam menempuh pendidikan. Beban pelajaran 1000-1150 jam setahun yang harus ditanggung siswa semua jenjang pendidikan dari SD-SMA dinilai terlalu berat sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk bermain dan bersosialisasi. Jika menggunakan perbandingan di luar negeri rata-rata waktu belajar siswa maksimal 800-900 jam per tahun. Artinya kurikulum pendidikan di Indonesia kelebihan waktu belajar 20 persen ketimbang siswa di luar negeri.

Rata-rata waktu belajar siswa di Indonesia yang sangat padat tersebut belum ditambah dengan kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain dari pihak sekolah yang cukup menyita waktu. Hal ini berkaitan dengan adanya otonomi sekolah. Otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku. Sekolah memiliki wewenang lebih besar dalam pengelolaan lembaganya, seperti: Kepala Sekolah lebih bebas mengatur strategi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah masing-masing. Kebijakan


(37)

3

tersebut berdampak pada kesibukan dan tuntutan kompetensi siswa, namun yang tidak diketahui adalah bagaimana keyakinan para siswa akan kemampuannya dalam menghadapi tuntutan tersebut.

Selain waktu belajar yang terlalu lama dan adanya otonomi sekolah, kurikulum pendidikan Indonesia mengalami beberapa kali perubahan, bahkan terlalu sering mengalami perubahan. Dalam tujuh tahun terakhir ini saja sudah terjadi dua kali perubahan kurikulum. Pertama adalah kurikulum 2004 atau disebut sebagai KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) sebagai pengganti kurikulum tahun 1994. Lalu sekarang muncul Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004, namun yang disayangkan adalah kurikulum 2004 sesungguhnya belum sepenuhnya dilaksanakan. Hal tersebut mengakibatkan arah pendidikan yang tidak jelas bagi siswa-siswi serta pihak pelaksana pendidikan tidak memiliki kepastian akan tujuan dan arah pendidikan.

Apabila dibandingkan dengan kualitas pendidikan pada negara-negara ASEAN, kualitas pendidikan Indonesia masih tertinggal. Maka, dalam rangka mengejar ketertinggalan kualitas pendidikan Indonesia, pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan demikian, pada 2009/2010 diharapkan kualitas pendidikan Indonesia paling tidak menyamai Malaysia. Keseriusan pemerintah mengejar pendidikan berkualitas itu tampaknya bukan sekadar wacana. Hal ini terindikasi dengan dikeluarkannya peraturan nomor 22 dan 23 tahun 2006 oleh Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo. Dalam peraturan itu antara lain dituliskan, guru sekolah harus menentukan kurikulum


(38)

4

sendiri, dengan memperhatikan ciri khas, keunggulan, dan keunikan masing-masing siswa (Koran Tempo, 17 Juli 2006).

Hal-hal yang telah diungkapkan di atas merupakan tuntutan bahkan tekanan bagi siswa SMA, terutama pada siswa kelas XII. Tuntutan yang dihadapi berupa semakin padatnya kegiatan belajar mengajar yang ditetapkan di sekolah sesuai dengan standar kompetensi yang ingin dicapai oleh sekolah yang bersangkutan. Hal ini membuat siswa menjadi harus lebih bekerja keras dalam belajar.

Dalam menghadapi tuntutan di sekolah yang semakin tinggi (seperti penambahan waktu belajar, penambahan mata pelajaran dan ulangan-ulangan harian atau bahkan tugas sekolah), untuk dapat berhasil menghadapi dan melalui tantangan tersebut dibutuhkan keyakinan dalam diri siswa akan kemampuannya untuk menghadapinya. Sehingga hal tersebut menjadi perhatian peneliti untuk mengetahui bagaimana keyakinan para siswa akan kemampuan dalam menjalani dan menghadapi keadaan tersebut; yang disebut sebagai self-efficacy. Self-efficacy tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan berdasarkan pemaknaan dan penghayatan siswa akan sumber-sumber informasi pembentuk self-efficacy.

Self-efficacy adalah penilaian diri seseorang akan kemampuan dirinya

untuk memulai dan dengan sukses melakukan tugas spesifik pada level tertentu, mengerahkan usaha yang lebih kuat, dan bertahan dalam menghadapi kesulitan (Bandura, 1977, 1986). Secara lebih ringkas self-efficacy adalah keyakinan diri akan kemampuannya untuk dapat melakukan suatu tugas tertentu. Self-efficacy dalam konteks pendidikan disebut dengan academic efficacy. Academic


(39)

5

efficacy merupakan penilaian diri akan kemampuan seseorang untuk mengatur dan

melaksanakan sekumpulan tindakan untuk mencapai educational performances yang ditetapkan (Bandura, 1977; Schunk, 1989, dalam Bandura, 1997). Disampaikan oleh Albert Bandura bahwa self-efficacy merupakan faktor penting yang menentukan seorang remaja (siswa) berhasil atau tidak secara akademis. Hasil penelitian akhir-akhir ini menunjukkan self-efficacy memegang peranan yang signifikan dalam memprediksi dan menjelaskan academic performance dalam berbagai area (Lent, Brown, Larkin; Marsh, Walker, Debus; Schunk; Schunk; Zimmerman, Bandura, Martinez-Pons dalam www.positivepractices.com/Efficacy/SelfEfficacy.html).

Para peneliti melaporkan bahwa keyakinan yang dimiliki para siswa mengenai kemampuan mereka untuk melakukan tugas-tugas akademis atau untuk sukses dalam kegiatan akademis sangat kuat mempengaruhi academic performances (Bandura, 1997; Pajares, 1996, 1997; Pajares & Schunk, 2005

dalam Usher & Pajares, 2005). Pengaruhnya terhadap academic performances dapat dilihat dari prestasi hasil belajar yang baik atau di atas rata-rata kelas, nilai ulangan yang tinggi ataupun nilai pekerjaan rumah yang tinggi. Menurut Bandura, peran dari self-efficacy dan kaitannya dengan bagaimana manusia berfungsi dikatakan bahwa tingkat motivasi, keadaan afektif, dan tindakan seseorang lebih berdasarkan pada apa yang ia percaya daripada apa yang secara objektif benar (Bandura, 1997)

Seorang siswa yang yakin bahwa ia bisa sukses di bidang akademis cenderung menunjukkan minat yang lebih besar dalam pekerjaan akademis,


(40)

6

menetapkan goal yang lebih tinggi, mengerahkan usaha yang lebih besar, dan menunjukkan ketahanan ketika menghadapi kesulitan (Bandura, 1997; Pajares, 1996 dalam Usher & Pajares, 2005). Selain itu, self-efficacy merupakan prediktor yang konsisten dan kuat dari prestasi akademis siswa dalam berbagai area dan tingkat akademis (Pajares & Urdan, 2006). Lebih lanjut diungkapkan oleh Bandura bahwa siswa yang memiliki keyakinan diri yang tinggi (highly efficacious) memandang kesulitan atau hambatan sebagai tantangan untuk

ditaklukkan, bukan merupakan ancaman yang harus dihindari.

Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan prestasi siswa, namun masih sedikit yang mendalami bagaimana peranan sumber-sumber self-efficacy yang dirumuskan oleh Bandura terhadap academic self-efficacy dan prestasi belajar di sekolah. Penelitian yang telah dilakukan oleh Schunk secara khusus menyoroti bagaimana sumber self-efficacy dan pengaruhnya pada siswa. Dari penelitiannya didapat hasil bahwa

student self-efficacy seringkali berasal atau datang dari vicarious experience

(Schunk, 1991), yang merupakan salah satu dari sumber self-efficacy. Dengan itu peneliti ingin mengetahui kontribusi sumber-sumber informasi pembentuk self-efficacy terhadap self-self-efficacy para siswa dalam menghadapi tantangan dan

tuntutan di dunia pendidikan, karena self-efficacy menentukan bagaimana cara siswa dalam menghadapi tantangan akademis.

Sumber self-efficacy terdiri dari empat; sumber pertama yaitu mastery experience, adalah pengalaman keberhasilan atau kegagalan yang berfungsi


(41)

7

mendapatkan nilai tertinggi di kelas pada mata pelajaran tertentu. Sumber kedua yaitu vicarious experience, yang dapat meningkatkan keyakinan diri melalui pengamatan dan perbandingan dengan prestasi orang lain, seperti: siswa melihat temannya berhasil berprestasi pada bidang tertentu. Sumber ketiga yaitu verbal persuasion dan pengaruh sosial lainnya pada seseorang dari orang yang signifikan

bahwa ia memiliki kemampuan tertentu yang disampaikan melalui umpan balik (feedback), pujian dan sebagainya, seperti orangtua memberikan pujian dan dukungan ketika anaknya berhasil menjadi juara kelas. Sumber terakhir adalah physiological and affective state yaitu penilaian seseorang mengenai ketergugahan

fisik dan emosional yang dialami sebagai indikator dari kemampuan, seperti: ketika seorang siswa selalu mengalami kecemasan ketika mempelajari mata pelajaran tertentu sehingga siswa tersebut merasa tidak yakin diri akan kemampuannya. (Bandura, 1997).

Keempat sumber diatas berperan dalam pembentukan academic self-efficacy siswa. Self-self-efficacy yang dimiliki siswa berpengaruh pada tingkah laku

siswa dalam menjalani proses belajarnya, yaitu bagaimana siswa membuat pilihan untuk menentukan target yang ingin dicapai dalam UN, besarnya usaha untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi UN, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat bertahan saat dihadapkan pada kesulitan-kesulitan, serta bagaimana penghayatan perasaan yang dimiliki siswa terhadap pilihan, usaha dan ketahanan yang dilakukannya.


(42)

8

Berdasarkan hasil survei awal yang dilaksanakan dengan memberikan kuesioner ke 20 orang siswa-siswi kelas XII di SMA”X”, diperoleh tiga informasi, yaitu informasi mengenai sumber self-efficacy siswa-siswa pada mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hasil survei awal ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Hasil survei awal sumber mastery experiences.

Mastery experience Pengaruh pengalaman

keberhasilan terhadap keyakinan diri

Pengaruh pengalaman kegagalan terhadap

keyakinan diri Matematika Berpengaruh bagi 90 % siswa.

Pengaruhnya: 65 % Æ lebih yakin 25 % Æ tidak berpengaruh

Berpengaruh bagi 95 % siswa. Pengaruhnya:

20 % Æ lebih yakin 40 % Æ tidak berpengaruh 35 % Æ tidak yakin diri B. Indonesia Berpengaruh bagi 80 % siswa.

Pengaruhnya: 50 % Æ lebih yakin 25 % Æ tidak berpengaruh 5 % Æ tidak yakin diri

Berpengaruh bagi 65 % siswa. Pengaruhnya:

10 % Æ lebih yakin 40 % Æ tidak berpengaruh 15 % Æ tidak yakin diri B. Inggris Berpengaruh bagi 95 % siswa.

Pengaruhnya: 75 % Æ lebih yakin 15 % Æ tidak berpengaruh 5 % Æ tidak yakin diri

Berpengaruh bagi 85 % siswa. Pengaruhnya:

35 % Æ lebih yakin 25 % Æ tidak berpengaruh 25 % Æ tidak yakin diri


(43)

9

Tabel 1.2 Hasil survei awal sumber vicarious experiences.

Kesamaan karakterisitik Kegagalan Teman dekat Vicarious

Experience Berpengaruh Tidak

berpengaruh

Berpengaruh Tidak berpengaruh Matematika 90 % siswa 10 % siswa 65 % siswa 35 % siswa

Pengaruhnya:

35 % Æ lebih yakin 35 % Æ tidak berpengaruh 30 % Æ tidak yakin diri

B. Indonesia 85 % siswa 15 % siswa 70 % siswa 30% siswa

Pengaruhnya:

40 % Æ lebih yakin 45% Æ tidak berpengaruh 15 % Æ tidak yakin diri

B.Inggris 85 % siswa 15 % siswa 70 % siswa 30 % siswa

Pengaruhnya:

40 % Æ lebih yakin 45% Æ tidak berpengaruh 15 % Æ tidak yakin diri

Tabel 1.3 Hasil survei awal sumber verbal persuasion. Verbal

persuasion

Feedback positif Feedback negative Siapa Matematika 100 % Æ meningkatkan 30 % Æ meningkatkan

40 % Æ tidak pengaruh 30 % Æ menurunkan

20 % Æ ortu 45 % Æ teman 35 % Æ guru B. Indonesia 80 % Æ meningkatkan

20 % Æ tidak pengaruh

30 % Æ meningkatkan 40 % Æ tidak pengaruh 30 % Æ menurunkan

15 % Æ ortu 55 % Æ teman 30 % Æ guru B. Inggris 85 % Æ meningkatkan

10 % Æ tidak pengaruh 15 % Æ menurunkan

40 % Æ meningkatkan 40 % Æ tidak pengaruh 20 % Æ menurunkan

10 % Æ ortu 55 % Æ teman 35 % Æ guru


(44)

10

Tabel 1.4 Hasil survei awal sumber physiological and affective states. Apakah berpengaruh?

Physiological & Affective

states Ya Tidak

Bagaimana pengaruhnya? Matematika 75 % 25 % 45 % Æ meningkatkan

55 % Æ menurunkan B. Indonesia 55 % 45 % 65 % Æ meningkatkan

35 % Æ menurunkan B. Inggris 80 % 20 % 70 % Æ meningkatkan

30 % Æ menurunkan

Dari gejala dan fakta yang diperoleh dari survei awal tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian yang lebih memfokuskan pada kontribusi sumber-sumber self-efficacy terhadap academic self-efficacy siswa kelas XII SMA “X” di kota Bandung.

1.1Identifikasi Masalah

Bagaimana kontribusi sumber-sumber self-efficacy terhadap academic self-efficacy pada siswa-siswi SMA “X” kelas XII di Kota Bandung yang akan

menghadapi UN pada mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika dan Bahasa Indonesia.

1.2Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk memperoleh data dan gambaran yang bersifat empirik mengenai kontribusi sumber-sumber self-efficacy terhadap academic self-efficacy pada siswa-siswi SMA ”X” kelas XII di Kota Bandung.


(45)

11

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana kontribusi sumber-sumber self-efficacy terhadap academic self-efficacy siswa kelas XII SMA ”X” di kota Bandung.

1.3Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis

ƒ Memberikan informasi bagi bidang ilmu Psikologi Pendidikan mengenai kontribusi sumber-sumber self-efficacy terhadap academic self-efficacy.

ƒ Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai sumber-sumber self-efficacy.

1.4.2 Kegunaan Praktis

ƒ Memberikan informasi kepada siswa-siswi di SMU bersangkutan mengenai sumber-sumber self-efficacy dan academic self-efficacy; sehingga mereka dapat mempertahankan atau meningkatkan self-efficacy mereka dalam kehidupan akademis.

ƒ Memberi informasi kepada orang tua siswa mengenai self-efficacy anaknya agar dapat turut mendukung dan mengarahkan anak dalam menghadapi tantangan akademis.

ƒ Memberikan informasi kepada SMA yang bersangkutan (Kepala Sekolah dan guru-guru) mengenai kontribusi sumber-sumber self-efficacy terhadap academic self-efficacy. Informasi ini dapat digunakan untuk membimbing


(46)

12

mengembangkan self-efficacy siswa agar dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.

1.5Kerangka Pemikiran

Usia remaja berkisar antara 10-22 tahun (Santrock, 2002). Dalam usianya ini, remaja dituntut untuk lebih mandiri, menjadi pribadi yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sebagai individu, maka remaja harus belajar untuk memikul tanggung jawab bagi diri mereka sendiri dalam setiap dimensi kehidupan. Salah satunya dalam bidang pendidikan yaitu dengan menuntut ilmu sebagai bekal bagi kehidupan di masa yang akan datang.

Siswa menempuh pendidikan formal di sekolah, mulai dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA. Transisi yang dialami siswa pada setiap jenjang pendidikan dapat menimbulkan stress bagi siswa, karena pada masa transisi ini berlangsung banyak perubahan pada remaja, yaitu perubahan fisik, kognitif, dan sosial; serta terjadi perubahan di dalam keluarga dan sekolah, secara serentak. (Eccles & Midgley dalam Santrock, 2002). Siswa kelas XII di SMA “X” berada pada tahap perkembangan masa remaja, tepatnya remaja akhir. Sebagai siswa perubahan yang mereka alami, salah satunya adalah meningkatkan fokus mereka pada prestasi (Santrock, 2002). Prestasi yang perlu dicapai oleh siswa-siswi kelas XII adalah untuk dapat menyelesaikan studi di SMA dan lulus UN, siswa harus mengikuti serangkaian kegiatan belajar mengajar (KBM) dan harus dapat menguasai mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Kegiatan yang dilakukan di sekolah untuk mempersiapkan muridnya menghadapi Ujian Nasional (UN) dan SPMB antara


(47)

13

lain pemberian materi, ulangan harian, pemantapan pelajaran dan try-out. Melalui kegiatan belajar mengajar yang diterapkan di sekolah diharapkan siswa-siswinya dapat berhasil secara akademik dan lulus dari SMA berdasarkan standar kelulusan yang telah ditetapkan pemerintah.

Selain itu, persiapan untuk menghadapi UN adalah suatu tantangan yang harus dihadapi oleh siswa SMA. Agar dapat menghadapi tantangan-tantangan tersebut dengan mantap, yang dibutuhkan bukanlah sekadar kemampuan intelektual dan kesiapan teknis melainkan juga menumbuhkan keyakinan diri dalam dirinya.

Dikatakan oleh W.S Winkel (1983) faktor yang mempengaruhi prestasi akademik, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah; dan yang menjadi faktor internal salah satunya adalah keyakinan diri. Keyakinan diri dalam diri siswa, oleh Bandura (2002) disebut dengan istilah self-efficacy.

Self-efficacy merupakan keyakinan akan kemampuan diri siswa dalam

menyelesaikan tugas tertentu. Self-efficacy merupakan kemampuan siswa dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil (Bandura, 2002). Keyakinan diri merupakan hal yang luas atau beragam dan bersifat lebih kondisional dan kontekstual (Bandura, 1997), sehinga kemampuan diri siswa dalam menghadapi tantangan akademis disebut dengan academic self-efficacy. Academic self-efficacy adalah keyakinan siswa akan


(48)

14

Ada empat sumber informasi pembentuk self-efficacy (keyakinan diri) pada siswa, yaitu mastery experience, vicarious experience, verbal persuasion, dan physiological and affective states. Siswa menerima informasi-informasi tersebut dari sekolah, lingkungan rumah, dan lingkungan sosial (Bandura, dalam Pajares, 2006).

Sumber yang pertama adalah mastery experience (pengalaman keberhasilan) yang merupakan sumber yang sangat berpengaruh dalam self-efficacy karena memberikan bukti apakah seorang siswa dapat mengerahkan

segala kemampuannya untuk mencapai keberhasilan akademis. Mastery experience merupakan pengalaman siswa dalam melakukan suatu hal, baik

pengalaman keberhasilan maupun kegagalan yang dialaminya. Pengalaman keberhasilan ataupun kegagalan yang dialami siswa dimaknai sebagai tolok ukur akan kemampuannya yang kelak akan membentuk keyakinan diri siswa. Keberhasilan dalam mengikuti try out atau latihan mengerjakan soal-soal UN dapat membangun self-efficacy siswa bahwa ia mampu berhasil ketika menghadapi UN. Selain itu, pengalaman kegagalan juga dapat mempengaruhi derajat self-efficacy siswa, pengalaman tersebut dapat menggoyahkan atau merendahkan self-efficacy siswa.

Siswa membangun keyakinan dirinya melalui vicarious experience dengan cara mengamati dan melakukan perbandingan dengan orang lain, seperti: orang tua, teman, keluarga, orang lain yang signifikan atau orang lain yang memiliki kesamaan karakteristik dengan siswa. Pengamatan dan perbandingan terhadap orang lain akan dimaknai secara berbeda, tergantung dari ada atau tidaknya


(49)

15

kesamaan karakteristik dengan orang yang diamati dan dijadikan perbandingan. Semakin banyak kesamaan dengan orang yang dijadikan model, semakin mempengaruhi self-efficacy siswa; apabila hanya terdapat sedikit kesamaan, maka semakin kecil pengaruhnya terhadap self-efficacy siswa. Seorang siswa yang melihat teman atau anggota keluarganya yang berhasil lulus dari SMA dengan nilai UN yang baik akan menimbulkan keyakinan pada dirinya untuk dapat melakukan hal yang sama. Sedangkan jika seorang siswa mengamati teman atau saudaranya mengalami kegagalan dan tidak lulus UN walaupun sudah belajar dengan giat dapat menurunkan penilaian terhadap efficacy mereka. Karena itu, modeling berpengaruh kuat terhadap self-efficacy, tergantung pada

banyak-sedikitnya kesamaan karakteristik siswa dengan obyek (model) yang diamati. Sumber yang ketiga adalah verbal persuasion, yang merupakan dukungan yang disampaikan oleh orang lain (teman, keluarga, guru) termasuk di dalamnya nasehat, anjuran, pujian dan sebagainya. Ungkapan verbal dari orang lain mengenai kemampuan siswa menghadapi tantangan tertentu diolah secara kognitif untuk pembentukan self-efficacy. Pengolahan, dalam hal ini pemaknaannya akan berbeda tergantung dari bentuk ungkapan yang diberikan (positif atau negatif) dan siapa yang memberikan persuasi verbal tersebut (orangtua, teman, guru). Seorang siswa yang dipersuasi secara verbal bahwa mereka memiliki atau tidak memiliki hal-hal yang dibutuhkan untuk berhasil dan lulus dalam menghadapi UN, akan membentuk keyakinan diri mereka mengenai kemampuan mereka. Seorang siswa yang dipersuasi bahwa dirinya memiliki kemampuan yang mencukupi dan dapat lulus UN, maka ia akan memiliki keyakinan yang lebih kuat terhadap


(50)

16

kemampuannya dan akan mengoptimalkan usahanya. Sebaliknya, seorang siswa yang dipersuasi bahwa ia tidak memiliki kemampuan untuk lulus UN, cenderung akan mudah menyerah dan meragukan kemampuannya.

Sumber terakhir yang juga memberikan informasi mengenai keyakinan diri siswa adalah physiological and affective states, yang merupakan bentuk reaksi fisiologis dan emosional seperti ketergugahan, kecemasan, stres, kelelahan, ketenangan, kekecewaan, kemarahan dan kesedihan yang dirasakan siswa sewaktu menghadapi tugas akademis. Keadaan fisik dan emosional ketika menghadapi atau mengerjakan sesuatu akan dimaknai (diolah secara kognitif) oleh siswa yang dapat dijadikan informasi mengenai kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas. Siswa kerap kali menginterpretasikan ketergugahan fisiknya sebagai indikator dari kompetensi diri. Kecemasan yang dirasakan terhadap tugas akademis merendahkan keyakinan siswa dalam kemampuan atau kecakapan akademis mereka. Reaksi emosional yang kuat terhadap tugas-tugas sekolah dapat menjadi petujuk bagi kesuksesan atau kegagalan siswa. Secara umum, meningkatkan kesejahteraan fisik dan emosional seseorang dan mengurangi keadaan emosional yang negatif dapat menguatkan self-efficacy (Usher & Pajares, 2005)

Seseorang bisa membentuk, meningkatkan atau menurunkan keyakinan dirinya berdasarkan salah satu sumber saja atau kombinasi dari berbagai sumber dalam pembentukan keyakinan diri mereka. Keempat sumber self efficacy tersebut adalah kumpulan informasi bagi siswa-siswi yang kemudian akan diolah dalam pembentukan keyakinan diri. Pengolahan ini dilakukan secara kognitif oleh siswa


(51)

17

untuk memaknai pengalaman-pengalaman spesifik yang dialami berkaitan dengan bidang akademis dalam pembentukan self-efficacy. Jadi, self-efficacy tidak terbentuk dengan sendirinya berdasarkan empat sumber yang tersedia, tetapi harus diolah secara kognitif terlebih dahulu oleh siswa. Dari proses kognitif ini, pengolahan dari empat sumber tersebut disimpan untuk dapat diterapkan pada situasi serupa di masa yang akan datang.

Siswa dengan self-efficacy yang rendah untuk belajar akan menghindari banyak kegiatan atau tugas belajar khususnya yang menantang. Sedangkan siswa dengan efficacy yang tinggi bersemangat dalam belajar. Siswa dengan self-efficacy yang tinggi cenderung mengeluarkan lebih banyak usaha dan bertahan

lebih lama dalam kegiatan belajar dibandingkan dengan siswa yang self-efficacy-nya rendah (Santrock, 2007).Kontribusi keempat sumber self-efficacy tersebut akan mempengaruhi tinggi rendahnya academic self-efficacy siswa kelas XII yang akan menghadapi UN pada mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika dan Bahasa Indonesia.

Hal lain yang berpengaruh terhadap self-efficacy siswa adalah task value dari expectancy value theory. Task value dari Eccles dan Wigfield ini memiliki empat komponen yang berkaitan dengan persepsi individual siswa mengenai nilai yang dimaknai siswa mengenai suatu tugas atau kegiatan, yang pertama ialah importance yang merupakan derajat penting atau tidak untuk bisa berhasil dalam

menghadapi suatu tugas akademis. Contohnya, berhasil dalam menghadapi ujian mata pelajaran matematika merupakan hal yang penting bagi seorang siswa


(52)

18

karena aspek yang penting bagi dirinya adalah pandangan siswa tersebut mengenai dirinya sebagai siswa yang pandai matematika.

Komponen yang kedua adalah intrinsic interest yaitu kenikmatan atau kesenangan yang dialami seseorang ketika mengerjakan suatu tugas, atau ketertarikan subjektif pada isi dari suatu tugas (Wigfielfd & Eccles, 1992 dalam Pintrich & Schunk, 2002). Komponen yang kedua ini berkaitan dengan bagaimana siswa menilai suatu tugas menarik atau tidak baginya. Komponen ketiga adalah utility, yaitu kegunaan dari suatu tugas bagi seseorang berkaitan dengan tujuan di

masa yang akan datang, termasuk tujuan karir (Pintrich & Schunk, 2002). Contohnya, seorang siswa tidak memiliki ketertarikan pada pelajaran Bahasa Inggris, tapi karena ia ingin melanjutkan studi ke luar negeri yang menggunakan Bahasa Inggris maka Bahasa Inggris memiliki dinilai berguna bagi siswa.

Komponen terakhir adalah cost belief. Komponen ini didefinisikan sebagai aspek negatif yang dihayati ketika melakuakn suatu tugas (Wigfielfd & Eccles, 1992 dalam Pintrich & Schunk, 2002). Komponen ini berkaitan dengan penghayatan siswa mengenai jumlah usaha yang dikeluarkan untuk menghadapi suatu tantangan tertentu. Dengan kata lain tingkat kesulitan dari tugas yang dihadapi. Apabila suatu tugas dinilai terlalu berat sehingga membutuhkan watu yang lebih banyak dalam mempelajarinya, siswa cenderung menhindar.


(53)

19

Enactive mastery experience

Academic self-efficacy Vicarious experience

Verbal persuasion

Physiological and affective state Siswa kelas XII

SMA di kota Bandung

Task value

• Penting atau tidaknya pelajaran

• Derajat kemenarikkan pelajaran

• Kegunaan pelajaran

• Tingkat kesulitan pelajaran


(54)

20

1.6Asumsi

• Siswa kelas XII SMA menghadapi tantangan yang berat yang menentukan arah pendidikan selanjutnya yaitu UN, dan untuk menghadapinya siswa perlu memiliki penilaian akan kemampuan dan keyakinan bahwa dirinya dapat menghadapi tantangan tersebut.

• Siswa SMA kelas XII yang akan menghadapi UN memiliki sumber-sumber informasi yang membentuk self-efficacy dalam dirinya, yaitu enactive mastery experience, vicarious experience, verbal persuasion dan

physiological and affective states.

Dalam pembentukan self-efficacy, empat sumber tersebut akan diolah melalui proses kognitif.


(1)

3. Task value memiliki kontribusi sebagai prediktor yang mendukung dalam pembentukan self-efficacy. Kontribusinya signifikan, untuk Bahasa Inggris sebesar 14,8%*** (Tabel 4.5); Matematika sebesar 19,7%*** (Tabel 4.7); Bahasa Indonesia sebesar 15%*** (Tabel 4.9).

4. Pada mata pelajaran Bahasa Inggris, task value yang paling signifikan memiliki kontribusi terhadap pembentukan self-efficacy adalah persepsi siswa mengenai derajat kesulitan pelajarannya dan persepsi siswa mengenai kemenarikkan pelajaran. Pada mata pelajaran Matematika, task value yang paling signifikan memiliki kontribusi terhadap pembentukan self-efficacy adalah persepsi siswa mengenai derajat kemenarikkan pelajaran, persepsi siswa mengenai derajat kesulitan pelajaran, dan persepsi siswa mengenai penting atau tidaknya pelajaran Matematika. Lalu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sumber yang paling signifikan memiliki kontribusi terhadap pembentukan self-efficacy adalah persepsi siswa mengenai kegunaan pelajaran, persepsi siswa mengenai kemenarikkan pelajarannya, dan persepsi siswa mengenai derajat kesulitan pelajaran Bahasa Indonesia.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Metodologis

Mengingat item-item sumber vicarious experiences dari alat ukur Sources of Mathematics Self-Efficacy kurang homogen, perlu dilakukan revisi agar item-itemnya menjadi lebih homogen sehingga validitas dan reliabilitasnya dapat lebih tinggi.


(2)

Item nomor 25 yang merupakan bagian dari sumber vicarious experiences, perlu direvisi agar menjadi lebih spesifik sehingga menjadi lebih reliabel.

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Lain

Melakukan penelitian mengenai hubungan self-efficacy dengan prestasi belajar siswa.

Melakukan penelitian yang serupa mengenai kontribusi sumber-sumber self-efficacy terhadap academic self-self-efficacy pada mata pelajaran lain yang diujikan pada UN.

5.2.3 Saran Guna Laksana

Berdasarkan penelitian ini dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

• Bagi siswa kelas XII diharapkan dapat lebih menyadari cara-cara untuk mengembangkan self-efficacy dalam menghadapi UN melalui pemahaman mengenai sumber-sumber self-efficacy. Selain itu siswa kelas XII juga diharapkan untuk mengikuti diskusi dan konsultasi dengan guru yang dapat memberikan pengarahan mengenai self-efficacy.

• Orangtua menciptakan dan membangun lingukungan yang positif dan mendukung serta mengarahkan perkembangan siswa dengan cara menyediakan kesempatan bagi siswa/anak untuk mendapatkan pengalaman yang dapat meningkatkan self-efficacy. Orangtua dapat membuat rumah sebagai pengaruh yang positif dalam perkembangan self-efficacy siswa, seperti


(3)

adanya kehangatan, standar perilaku yag konsisten, komunikasi yang terbuka, dukungan untuk mandiri dan pemantauan yang efektif akan hubungan teman sebaya dan kegiatan sosial (Steinberg, 2001 dalam Pajares & Urdan, 2006). Secara lebih spesifik, orangtua dapat memberi dukungan secara verbal (verbal persuasion) pada siswa dan menjadi panutan yang positif bagi siswa serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih memiliki pengalaman keberhasilan dengan diikutsertakan dalam kegiatan yang edukatif.

• Sekolah perlu menciptakan lingkungan belajar yang menantang dan mendukung perkembangan individu. Selain itu, tim pengajar/guru untuk lebih memahami bahwa peranan mereka penting dalam pembentukan self-efficacy, sebagai pemberi dukungan verbal (verbal persuasion). Selain itu, sekolah dan pihak pengajar dapat mengemas pelajaran dalam bentuk yang lebih menarik bagi siswa sekaligus menantang. Guru yang bersikap dan berperilaku dengan perhatian dan suportif terhadap siswa akan membantu siswa dalam membentuk self-efficacy. .

5.3 Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian yang dilaksanakan, yaitu: • Rendahnya nilai validitas (kurang dari 0,41) pada beberapa item yang

mengukur sumber-sumber self-efficacy.

Rendahnya nilai reliabilitas (kurang dari 0,60) pada alat ukur sumber self-efficacy, khususnya pada sumber vicarious experiences.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert. 2002. Self-efficacy: the exercise of control. New York: W.H Freeman and Company.

Bandura, Albert. 1997. Self-efficacy in changing societies. Cambridge: Cambridge University Press.

Graziano, Anthony M., Raulin, Michael L. 2000. Research methods: a process of inquiry.Boston: Allyn and Bacon.

Gulo, W. 2003. Metodologi penelitian. Jakarta: Grasindo.

Midgley, Carol, Maehr, Martin L., Hruda, Ludmila Z., Anderman, Eric, Anderman, Lynley, Freeman, Kimberley E., Gheen, Margaret, Kaplan, Avi, Kumar, Revathy, Middleton, Michael J., Nelson, Jeanne, Roeser, Robert, and Urdan, Timothy. 2000. Manual for the Manual for the Patterns of Patterns of Adaptive Adaptive Learning Scales. University of Michigan.

Pajares, Frank & Urdan, Tim. Self-efficacy beliefs of adolescence. Greenwich, Connecticut: Information Age Publishing.

Pintrich & Schunk. Motivation in education 2nd edition. Ohio. Merrill Prentice Hall.

Santrock, John W. 2007. Adolescence. New York, NY: McGraw – Hill International Edition.

Santrock, John W. 2007. Life span development 7th edition. New York, NY: McGraw – Hill.


(5)

Usher, Ellen L & Pajares, Frank. 2005. Sources of Academic and Self-Regulatory Efficacy Beliefs of Entering Middle School Students. Contemporary Educational Psychology 31 (2006) 125–141.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Nur Aini, Ifrisa. 2008. Studi Deskriptif mengenai Self-Efficacy pada Siswa Program Intensif Kelas Alumni Lembaga Bimbingan Belajar “X” di Bandung yang akan Menghadapi SPMB.

Koran Tempo, 17 Juli 2006.

Pikiran Rakyat, 15 September 2006

http://bangka.go.id/artikel.php?id_artikel=29&kategori=Info%20Pendidikan

http://www.balitbang.depkominfo.go.id/?mod=BRT0100&view=1&id=BRT0707 12085701&mn=BRT0100|CLDEPTKMF_BRT01

http://www.des.emory.edu/mfp/BanEncy.html#sources

http://www.des.emory.edu/mfp/self-efficacy.html#info

www.harian-global.com/news.php?extend.6425

http://www.kapanlagi.com/h/0000095700.html

http://opini.wordpress.com/2006/10/04/di-bawah-sandera-kurikulum/

http://www.positivepractices.com/Efficacy/SelfEfficacy.html