Implikatur percakapan orang tua dengan anak pada peristiwa makan malam bersama dalam keluarga pendidik di Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Marianti, Maria Evi. 2015. Implikatur Percakapan Orang Tua kepada Anak
pada Peristiwa Makan Malam Bersama dalam Keluarga Pendidik di
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata
Dharma.

Hal yang dikaji dalam penelitian ini adalah implikatur percakapan orang
tua kepada anak pada peristiwa makan malam bersama dalam keluarga pendidik
di Yogyakarta. Penelitian ini menjawab dua masalah, yakni : (1) Jenis implikatur
apa sajakah yang terdapat dalam percakapan orang tua dengan anak pada
peristiwa makan malam dalam keluarga pendidik? (2) Apa sajakah fungsi
implikatur yang terdapat dalam percakapan orang tua dengan anak pada peristiwa
makan malam dalam keluarga pendidik? Data penelitian ini berupa tuturan lisan

percakapan orang tua dengan anak pada peristiwa makan malam dalam keluarga
pendidik.
Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dan data penelitian ini adalah dialog
percakapan antara orang tua kepada anak pada peristiwa makan malam bersama
dalam keluarga pendidik di Yogyakarta. Data penelitiannya berupa tuturan yang
terdapat dalam percakapan antara orang tua dan anak pada peristiwa makan
malam bersama dalam keluarga pendidik di Yogyakarta.
Sesuai dengan dua rumusan masalah di atas, hasil yang ditemukan dalam
penelitian ini, ialah (1) terdapat tiga jenis implikatur dalam percakapan orang tua
dan anak pada peristiwa makan malam bersama, yaitu implikatur percakapan
umum, implikatur percakapan khusus, dan implikatur percakapan berskala; (2)
fungsi implikatur yang terdapat dalam percakapan orang tua dan anak pada
peristiwa makan malam bersama, yaitu representatif, misalnya pemberian
pernyataan, saran, pelaporan, pengeluhan, dan sebagainya; direktif, misalnya
menyuruh, meminta, menasehati; dan ekspresif, misalnya meminta maaf,
berterima ksaih, memberi ucapan selamat, memuji, menyatakan mengkritik.
Penelitian ini secara umum dimaksudkan untuk menambah teori
kebahasaan dan secara khusus menambah pengetahuan mengenai Pragmatik.
Penelitian ini juga dapat menjadi pedoman untuk mengerti makna dari tuturan

percakapan tuturan orang tua kepada anak.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Marianti, Maria Evi. 2015. The Implications of Parents Utterances to Kids in
Educators Family Dinner in Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: PBSI,
JPBS, FKIP, Sanata Dharma University.
This research discussed about the implicature of Parents Utterances
towards Kids in Educators’ Family Dinner in Yogyakarta. This research is to
answer on two problems, namely: (1) what the type of implications appeared in
parents’ utterances towards kids in educators’ family dinner in Yogyakarta are. (2)

Then the second was what the functions of those implications are. The research
data was in for of the spoken utterance of parents’ conversation to their kids in
educators’ family dinner.
Based on the method applied, this is description qualitative research. Data
sources of this research is from oral conversation between children and their
parents during dinner for educator family in Yogyakarta. The data of this research
is direct speech in oral conversation between children and their parents during
dinner for educator family in Yogyakarta.
Based on those problem formulations, the researcher found some findings.
(1) There are three types of implicatures in the conversation of parents and
children in the event dinner together general conversation implications, specific
conversation implications, and scaled implications. The last was the function of
conversation implications; interrogative and imperative sentences; (2) Implicature
functions contained in the conversation of parents and children in the event dinner
together, that is representative, eg the provision of statement, advice, reporting,
grumbling, and so on. Directive, for example, tell, ask, advise; and expressive
example apology, thank you, congratulations, praise, express criticsm.
This research aimed generally to enhance the linguistic theory and
specifically to complement knowledge about Pragmatics. It was also able to be a
base to understand the meaning from parents’ utterance towards kids.


ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

IMPLIKATUR PERCAKAPAN ORANG TUA DENGAN ANAK
PADA PERISTIWA MAKAN MALAM BERSAMA
DALAM KELUARGA PENDIDIK DI YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh:

Maria Evi Marianti
08 1224 051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

IMPLIKATUR PERCAKAPAN ORANG TUA DENGAN ANAK
PADA PERISTIWA MAKAN MALAM BERSAMA
DALAM KELUARGA PENDIDIK DI YOGYAKARTA


SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh:
Maria Evi Marianti
08 1224 051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTO
Kurang semangat mengakibatkan lebih banyak kegagalan berbanding
kurangnya kebijaksanaan atau kemahiran.
(Flower A. Newhause)

Tiada manusia yang berjaya dalam semua yang dilakukannya dan
kewujudan kita ini sebenarnya menempuh kegagalan. Yang
terpengting ialah kita tidak menjadi lemah semasa kegagalan itu
terjadi dan kekalkan usaha hingga akhir hayat
(Joseph Conrad)

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjadi pelindung dalam setiap langkah
hidupku.
2. Kedua orangtuaku Bapak Ignatius Dius dan Ibu Regina Newa, yang
dengan sabar merawat, membimbing dengan segala kasih sayang, serta
memberikan doa, dukungan, dan materi.
3. Abangku Adventio Di Neru, adikku Trimina Jusniarti dan Dedi Kino,
kakak iparku Astrid neni, dan keponakanku Chelsea Des Rya Posa, Joice
Posa dan Alvin Hutapea, yang selalu mendoakan, memberi semangat, serta
memberikan canda-tawa yang membuatku melupakan sejenak akan
kesulitan.
4. Untuk semua sahabat yang selalu mendukungku selama proses
mengerjakan skripsi ini.

v


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya penulisan karya
ilmiah.

Yogyakarta, 31 Juli 2015
Penulis,

Maria Evi Marianti
08 1224 051


vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma:
Nama

: Maria Evi Marianti

Nomor Induk Mahasiswa

: 08 1224 051

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul:
IMPLIKATUR PERCAKAPAN ORANG TUA DENGAN ANAK PADA
PERISTIWA MAKAN MALAM BERSAMA
DALAM KELUARGA PENDIDIK DI YOGYAKARTA
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara
terbatas, dan memublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31 Juli 2015
Yang menyatakan,

Maria Evi Marianti

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Marianti, Maria Evi. 2015. Implikatur Percakapan Orang Tua kepada Anak
pada Peristiwa Makan Malam Bersama dalam Keluarga Pendidik di
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata
Dharma.

Hal yang dikaji dalam penelitian ini adalah implikatur percakapan orang
tua kepada anak pada peristiwa makan malam bersama dalam keluarga pendidik
di Yogyakarta. Penelitian ini menjawab dua masalah, yakni : (1) Jenis implikatur
apa sajakah yang terdapat dalam percakapan orang tua dengan anak pada
peristiwa makan malam dalam keluarga pendidik? (2) Apa sajakah fungsi
implikatur yang terdapat dalam percakapan orang tua dengan anak pada peristiwa
makan malam dalam keluarga pendidik? Data penelitian ini berupa tuturan lisan
percakapan orang tua dengan anak pada peristiwa makan malam dalam keluarga
pendidik.
Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dan data penelitian ini adalah dialog
percakapan antara orang tua kepada anak pada peristiwa makan malam bersama
dalam keluarga pendidik di Yogyakarta. Data penelitiannya berupa tuturan yang
terdapat dalam percakapan antara orang tua dan anak pada peristiwa makan
malam bersama dalam keluarga pendidik di Yogyakarta.
Sesuai dengan dua rumusan masalah di atas, hasil yang ditemukan dalam
penelitian ini, ialah (1) terdapat tiga jenis implikatur dalam percakapan orang tua
dan anak pada peristiwa makan malam bersama, yaitu implikatur percakapan
umum, implikatur percakapan khusus, dan implikatur percakapan berskala; (2)
fungsi implikatur yang terdapat dalam percakapan orang tua dan anak pada
peristiwa makan malam bersama, yaitu representatif, misalnya pemberian
pernyataan, saran, pelaporan, pengeluhan, dan sebagainya; direktif, misalnya
menyuruh, meminta, menasehati; dan ekspresif, misalnya meminta maaf,
berterima ksaih, memberi ucapan selamat, memuji, menyatakan mengkritik.
Penelitian ini secara umum dimaksudkan untuk menambah teori
kebahasaan dan secara khusus menambah pengetahuan mengenai Pragmatik.
Penelitian ini juga dapat menjadi pedoman untuk mengerti makna dari tuturan
percakapan tuturan orang tua kepada anak.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Marianti, Maria Evi. 2015. The Implications of Parents Utterances to Kids in
Educators Family Dinner in Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: PBSI,
JPBS, FKIP, Sanata Dharma University.
This research discussed about the implicature of Parents Utterances
towards Kids in Educators’ Family Dinner in Yogyakarta. This research is to
answer on two problems, namely: (1) what the type of implications appeared in
parents’ utterances towards kids in educators’ family dinner in Yogyakarta are. (2)
Then the second was what the functions of those implications are. The research
data was in for of the spoken utterance of parents’ conversation to their kids in
educators’ family dinner.
Based on the method applied, this is description qualitative research. Data
sources of this research is from oral conversation between children and their
parents during dinner for educator family in Yogyakarta. The data of this research
is direct speech in oral conversation between children and their parents during
dinner for educator family in Yogyakarta.
Based on those problem formulations, the researcher found some findings.
(1) There are three types of implicatures in the conversation of parents and
children in the event dinner together general conversation implications, specific
conversation implications, and scaled implications. The last was the function of
conversation implications; interrogative and imperative sentences; (2) Implicature
functions contained in the conversation of parents and children in the event dinner
together, that is representative, eg the provision of statement, advice, reporting,
grumbling, and so on. Directive, for example, tell, ask, advise; and expressive
example apology, thank you, congratulations, praise, express criticsm.
This research aimed generally to enhance the linguistic theory and
specifically to complement knowledge about Pragmatics. It was also able to be a
base to understand the meaning from parents’ utterance towards kids.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang disusun berjudul Implikatur Percakapan
Orang Tua Kepada Anak pada Peristiwa Makan Malam Bersama dalam
Keluarga Pendidik di Yogyakarta, ini diajukan kepada Universitas Sanata
Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana.
Sebagai tulisan ilmiah, penulis tidak dapat menyusun dan menyelesaikan
tulisan ini tanpa bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis hendak
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Prodi PBSI;
2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum., selaku Wakil Ketua Prodi PBSI yang
bersedia membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini;
3. Robertus Marsidiq selaku staf sekretariat Program Studi PBSI yang turut
membantu kelancaran skripsi ini.
4. Para dosen Prodi PBSI, yang membekali penulis dengan berbagai ilmu
pengetahuan;
5. Kedua orangtuaku Bapak Ignatius Dius dan Ibu Regina Newa, yang dengan
sabar merawat, membimbing dengan segala kasih sayang, serta memberikan
doa, dukungan, dan materi.
6. Abangku Adventio Di Neru, adikku Trimina Jusniarti dan Dedi Kino, kakak
iparku Astrid neni, dan keponakanku Chelsea Des Rya Posa, Joice Posa dan
Alvin Hutapea, yang selalu mendoakan, memberi semangat, serta memberikan
canda-tawa yang membuatku melupakan sejenak akan kesulitan.
7. Teman-teman yang telah memberikan semangat, saran dan dukungan dalam
proses penulisan skripsi serta dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala bentuk kritik, saran, dan sumbangan ide yang membangun

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

kiranya dapat segera disampaikan kepada penulis demi penyempurnaan tulisan
ini. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan banyak manfaat.
Yogyakarta, 31 Juli 2015
Penulis

Maria Evi Marianti
NIM: 081224051

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
HALAMAN PUBLIKASI ............................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
E. Batasan Istilah...................................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...................................................... 7
B. Kajian Teori......................................................................................... 10
1. Pragmatik ..................................................................................... 10
2. Prinsip Kerja Sama ........................................................................ 12
3. Konteks dalam Pragmatik .............................................................. 14
4. Fenomena Pragmatik ..................................................................... 15
5. Implikatur ...................................................................................... 20
a. Implikatur Percakapan ............................................................... 22
b. Implikatur Konvensional ........................................................... 27
6. Fungsi Implikatur .......................................................................... 28

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7. Keluarga ........................................................................................ 31
8. Pendidik ........................................................................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 33
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 33
B. Sumber Data dan Data Penelitian ......................................................... 34
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 34
D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 35
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 36
F. Triangulasi ........................................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 38
A. Deskripsi Data ..................................................................................... 38
B. Analisis Data ....................................................................................... 38
1. Jenis-jenis Implikatur .................................................................... 39
2. Fungsi Implikatur.......................................................................... 46
C. Pembahasan ......................................................................................... 51
1. Jenis Implikatur ............................................................................ 51
2. Fungsi Implikatur.......................................................................... 55
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 57
A. Kesimpulan.......................................................................................... 57
B. Saran ................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 59
LAMPIRAN ................................................................................................. 61
A. Klasifikasi Data Jenis Implikatur ......................................................... 61
B. Tabel Data Fungsi Implikatur............................................................... 67
BIODATA .................................................................................................... 71

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang dipergunakan
oleh masyarakat untuk berhubungan dan bekerja sama, berinteraksi dan
mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 1993: 1). Bahasa memegang peranan
penting dalam kehidupan kita. Bahasa mempunyai fungsi yang penting bagi
manusia tertutama fungsi komunikatif. Bahasa pula yang memungkinkan
seseorang mempelajari segala sesuatu yang dinyatakan oleh orang lain.
Bahasa sebagai alat pergaulan untuk berinteraksi dengan sesama manusia,
sehingga terbentuk sistem sosial/masyarakat.
Perjumpaan antarmanusia dalam komunikasi dapat menimbulkan
dampak positif, seperti kerja sama, suasana kondusif, penuh cinta kasih, saling
tenggang rasa, dapat pula terjadi gesekan-gesekan yang dapat mengakibatkan
terjadinya konflik psikologis maupun fisik, seperti salah paham, bertengkar,
mengumpat, kebencian, keirian, kedengkian, sikap acuh-tak acuh, bahkan adu
fisik. Jika perjumpaan melalui bahasa itu terjadi secara santun, gesekangesekan negatif dapat diminimalisir (Pranowo, 2009: 128).
Penutur dan pendengar yang terlibat dalam percakapan umumnya
bekerja sama. Kerja sama yang dimaksud berupa kesamaan latar belakang
pengetahuan. Setiap peserta pertuturan sama-sama menyadari bahwa ada
kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya
(Wijana, 1996:68). Informasi tentu saja (memiliki makna) lebih banyak dari
pada sekadar kata-kata itu. Makna ini merupakan makna tambahan yang
disampaikan, yang disebut implikatur. Untuk menginterpretasikan pesan atau
makna tambahan dari tuturan yang berimplikatur tersebut ada beberapa prinsip
kerja sama dan prinsip sopan santun yang harus dipahami.
Di dalam pertuturan yang sesungguhnya, penutur dan mitra tutur dapat
secara lancar berkomunikasi karena mereka berdua memiliki semacam
kesamaan latar belakang pengetahuan tentang sesuatu yang dipertuturkan itu.
Grice (dalam Rahardi, 2005: 43) di dalam artikelnya yang berjudul “Logic
and

Conversation”

menyatakan

bahwa

sebuah

tuturan

dapat

mengimplikasikan proposisi yang bukan merupakan bagian dari tuturan
tersebut. Proposisi yang diimplikasikan itu dapat disebut dengan implikatur
percakapan. Tuturan yang berbunyi Bapak datang, jangan menangis! Tidak
semata-mata dimaksudkan untuk memberitahukan bahwa sang ayah sudah
datang. Si penutur bermaksud memperingatkan mitra tutur bahwa sang ayah
yang bersikap keras dan kejam itu akan melakukan sesuatu terhadapnya
apabila ia masih menangis. Di dalam implikatur, hubungan antara tuturan
yang sesungguhnya dengan yang tidak dituturkan itu bersifat tidak mutlak.
Penutur biasanya berharap maksud komunikatifnya dimengerti oleh
pendengar. Penutur dan pendengar biasanya terbantu oleh keadaan di sekitar
lingkungan tuturan itu. Sebagai anggota masyarakat bahasa penutur tidak
hanya terikat pada hal-hal yang bersifat tekstual, yakni bagaimana membuat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

tuturan yang mudah dipahami oleh lawan tuturnya, tetapi ia juga terikat pada
aspek-aspek yang bersifat interpersonal. Untuk ini penutur harus menyusun
tuturannya sedemikian rupa agar lawan tuturnya sebagai individu merasa
diperlakukan secara santun (Wijana, 1996:68).
Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud meneliti percakapan
antara orang tua dan anak dalam keluarga pendidik. Hal yang akan diteliti
berupa percakapan singkat antara orang tua dan anak dari tiga keluarga
pendidik, yaitu keluarga Ibu Maria Wadani, Rusmiyatun, dan Kingking
Wahyuni. Secara khusus, penelitian ini ingin mengkaji implikatur percakapan
dan fungsi implikatur percakapan dalam suatu tuturan karena percakapan
adalah hal yang paling sering dijumpai dalam konteks kemasyarakatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah.
1. Jenis implikatur apa sajakah yang terdapat dalam percakapan orang tua
dengan anak pada peristiwa makan malam dalam keluarga pendidik?
2. Apa sajakah fungsi implikatur yang terdapat dalam percakapan orang
tua dengan anak pada peristiwa makan malam dalam keluarga
pendidik?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas,
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan jenis implikatur yang terdapat dalam percakapan
orang tua kepada anak pada peristiwa makan malam dalam keluarga
pendidik.
2. Mendeskripsikan fungsi implikatur percakapan orang tua kepada anak
pada peristiwa makan malam dalam keluarga pendidik.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang implikatur percakapan orang tua dengan anak pada
peristiwa makan malam bersama dalam keluarga pendidik di Yogyakarta
diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Bagi Penelitian Bidang Bahasa
Penelitian ini secara umum dimaksudkan untuk menambah teori
kebahasaan dan secara khusus menambah pengetahuan mengenai
pragmatik. Penelitian ini juga dapat memberi masukan (sumbangan) untuk
studi bahasa terutama menyangkut implikatur tuturan orang tua kepada
anak.
2. Bagi Penelitian Lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang
sejelas-jelasnya kepada pembaca khususnya para peneliti bidang bahasa
tentang implikatur tuturan orang tua kepada anak.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

E. Batasan Istilah
1. Pragmatik
Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa
secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan di dalam
komunikasi (Wijana, 1996: 1).
3. Konteks dalam Pragmatik
Istilah “konteks” didefinisikan oleh Mey (1993:38) sebagai situasi
lingkungan dalam arti luas yang memungkinkan peserta pertuturan untuk
dapat berinteraksi, dan yang membuat ujaran mereka dapat dipahami
(Nadar, 2009: 3).
4. Fenomena Pragmatik
Kancah yang dijelajahi pragmatik (yang telah disepakati hingga kini) ada
empat: (i) deiksis, (ii) praanggapan (presupposition), (iii) tindak ujaran
(speech acts), dan (iv) implikatur percakapan (conversatinal implicatute)
(Kaswanti Purwo, 1990:17).
5. Implikatur
Artikel yang berjudul Logic and Conversation mengemukakan bahwa
sebuah tuturan dapat mengimplikasikan proposisi yang bukan merupakan
bagian dari tuturan bersangkutan. Proposisi yang diimplikasikan itu
disebut implikatur (implicature)Grice (via Wijana, 1996: 37-38).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

6. Keluarga
Orang-orang yang menjadi penghuni rumah, seisi rumah, bapak beserta
ibu dan anak-anaknya. Keluarga merupakan satuan kekerabatan yang
mendasar dalam masyarakat (KBBI, 2008:569).
7. Pendidik
Pendidik adalah orang yang mendidik (KKBI, 1990:232)

F. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab. Bertujuan untuk
mempermudah pembaca dalam memahami penelitian ini. Bab 1 adalah
pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab
II adalah landasan teori, meliputi penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang saat ini sedang dilakukan oleh peneliti dan landasan teori,
yaitu teori-teori yang mendasari penulis dalam melakukan penelitian. Bab III
adalah metodologi penelitian, meliputi jenis penelitian, sumber data dan data
penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis data.
Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan. Bab V adalah

Penutup

meliputi kesimpulan dan saran. Selain bab-bab diatas, peneliti juga
menyajikan daftar pustaka yang dipergunakan dalam penelitian ini. Selain itu,
terdapat juga lampiran-lampiran yang mendukung dalam penelitian ini.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan teori yang akan digunakan untuk
pemecahan masalah. Teori itu meliputi: (1) penelitian terdahulu yang relevan,
yaitu tinjauan topik-topik sejenis yang dilakukan penelitian terdahulu (2) teori
yang relevan, teori yang digunakan sebagai landasan analisis dalam penelitian.
Di bawah ini diuraikan kedua hal tersebut.

A. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
Ada tiga penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan
penulis, penelitian yang dilakukan oleh V. Yuliani (2009), Hery Susanto
Andreas (2010), dan Erniati Thomas Moda (2012). Ketiga penelitian tersebut
diuraikan di bawah ini:
Penelitian yang dilakukan oleh V. Yuliani (2009) berjudul Implikatur
dan Penanda Lingual Kesantunan Iklan Layanan Masyarakat (ILM)
Berbahasa Indonesia di Media Luar Ruang. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan jenis-jenis implikatur yang terdapat dalam iklan layanan
masyarakat

(ILM)

berbahasa

Indonesia

di

media

luar

ruang

da n

mendeskripsikan penanda lingual yang terdapat dalam iklan layanan
masyarakat (ILM) berbahasa Indonesia di media luar ruang.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya empat jenis implikatur
iklan layanan masyarakat, yaitu tindak tutur langsung literal, tindak tutur

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

langsung tidak literal, tindak tutur tidak langsung literal, dan tindak tutur tidak
langsung tidak literal. Ditemukan penanda lingual kesantunan iklan layanan
masyarakat ada tujuh jenis, yakni: a) partikel – lah, b) pilihan kata (diksi), c)
konjungsi (demi, untuk), d) interjeksi, e) modalitar pengingkaran, f) jenis
kalimat, dan g) gaya bahasa.
Penelitian yang dilakukan oleh Hery Susanto Andreas (2010) berjudul
Implikatur Percakapan Antartokoh dalam Novel Projo & Brojo Karya
Arswendo Atmowiloto. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan jenis
implikatur percakapan antartokoh dalam novel Projo & Brojo karya Arswendo
Atmowiloto; (2) mendeskripsikan fungsi implikatur percakapan antartokoh
dalam novel Projo & Brojo karya Arswendo Atmowiloto.
Hasil penelitian ini adalah pertama, ditemukan tiga jenis implikatur
percakapan, yaitu implikatur percakapan khusus (IPK), implikatur percakapan
umum (IPU), dan implikatur percakapan berskala (IPB). Ketiga jenis
implikatur tersebut mengandung nilai komunikatif deklaratif, interogratif, dan
imperatif. Kedua, fungsi implikatur yang terdapat dalam novel Projo & Brojo
secara umum untuk menghaluskan proposisi, yaitu sebagai penyampai pesan
tak langsung dari pengarang kepada pembaca melalui dialog antartokoh
(sarana dialog antara pengarang dengan pembaca). Selain itu, fungsi
implikatur juga sebagai pembangun cerita.
Penelitian yang dilakukan oleh Erniati Thomas Moda (2012). Berjudul
Jenis Implikatur dan Penerapan Prinsip-prinsip Percakapan Tawar-menawar
antara Penjual dan Pembeli Pakaian Di Trotoar Malioboro Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan jenis implikatur yang
terdapat dalam percakapan tawar-menawar antara penjual dan pembeli
pakaian di trotoar Malioboro Yogyakarta; (2) mendeskripsikan penerapan
prinsip-prinsip percakapan tawar-menawar antara penjual dan pembeli pakaian
di trotoar Malioboro.
Hasil penelitian ini adalah pertama, percakapan tawar-menawar antara
penjual dan pembeli di trotoar Malioboro Yogyakarta mengandung dua jenis
implikatur. Yang muncul di dalam tindak tutur (Parker via Wijana, 1993: 3036), yakni: tindak tutur langsung literal dan tindak tutur langsung tidak literal.
Kedua, percakapan tawar-menawar antara penjual dan pembeli di trotoar
Malioboro Yogyakarta telah melanggar prinsip-prinsip percakapan, pertama
kerja sama (Grice via Wijana, 1996: 46-53) yang terdiri atas maksim
kuantitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan. Sedangkan maksim
kualitas sudah ditaati penjual dan pembeli dengan baik. Kedua sopan santun
(Leech, 1993: 206-207) yang terdiri atas maksim kearifan, maksim
kedermawanan,

maksim

pujian,

maksim

kerendahan

hati,

maksim

kesepakatan, dan maksim simpati.
Sejauh pengamatan peneliti, penelitian tentang pragmatik khususnya
implikatur belum terlalu banyak, sehingga pragmatik masih menjadi cabang
ilmu bahasa yang belum banyak dipahami oleh pengguna bahasa. Penelitian
pragmatik yang mengambil fokus tentang implikatur yang terdapat pada
percakapan antara orang tua dan anak juga masih sedikit yang meneliti. Selain
itu, belum ada peneliti yang mengambil fokus penelitian pada implikatur

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

percakapan orang tua dengan anak pada peristiwa makan malam dalam
keluarga pendididk di Yogyakarta.

B. Kajian Teori
1. Pragmatik
Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa
secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam
komunikasi (Wijana, 1996: 1). Dewasa ini topik ’pragmatik’ sangat dikenal
dalam linguistik, padahal sebelumnya hampir tidak pernah disebut oleh para
ahli bahasa. Namun sekarang, banyak yang berpendapat bahwa kita tidak
dapat mengerti benar-benar sifat bahasa itu sendiri bila kita tidak mengerti
pragmatik, yaitu bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi (Leech,
1993: 1).
Satu perbedaan tentang analisis bahasa membedakan pragmatik dengan
sintaksis dan semantik. Sintaksis adalah studi tentang hubungan antara bentukbentuk kebahasaan, bagaimana menyusun bentuk-bentuk kebahasaan itu
dalam suatu tatanan (urutan) dan tatanan mana yang tersusun dengan baik.
Semantik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik
dengan entitas di dunia, yaitu bagaimana hubungan kata-kata dengan sesuatu
secara harafiah. Pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bentukbentuk linguistik dan pemakai bentuk-bentuk itu. Di antara tiga bagian
perbedaan ini hanya pragmatik sajalah yang memungkinkan orang ke dalam
suatu analisis (Yule, 2006: 4-5).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

Yang menjadi pusat perhatian kajian linguistik struktural adalah bentukbentuk lingual tanpa secara sadar mempertimbangkan situasi tuturan sehingga
analisisnya dikatakan bersifat formal. Sementara itu, yang menjadi pusat
kajian pragmatik adalah maksud pembicara yang secara tersurat dan tersirat di
balik tuturan yang dianalisis.
Berikut ini akan disajikan sebuah contoh analisis wacana secara
linguistik (struktural) dan pragmatik. Adapun wacana yang dijadikan bahan
analisis adalah teks iklan bumbu masak nasi goreng Kokita. Bunyi teks iklan
itu adalah sebagai berikut:
Regu tembak : Coba katakan, apa permintaan terakhirmu!
Tahanan
: Nasi goreng Kokita.
Regu tembak & Tahanan: Hm! (Makan nasi goreng bersama-sama)
Bila dianalisis secara struktural, wacana di atas adalah dialog yang
terbentuk dari kalimat perintah yang didalamnya mengandung klausa
interogatif-informatif Coba katakan, apa permintaan terakhirmu! dan kalimat
jawab Nasi goreng Kokita, serta kalimat minor (kalimat tak berklausa) Hm!.
Analisis formal semacam ini tentunya tidak akan dapat menangkap maksud
penulisan wacana iklan itu. Untuk itu analisis dengan pendekatan pragmatik
dapat melengkapinya.
Analisis pragmatik yang mempertimbangkan situasi tutur akan sampai
pada kesimpulan bahwa penulisan wacana di atas terkandung maksud untuk
mengatakan secara tidak langsung bahwa nasi goreng dengan bumbu Kokita
sangan enak (Wijana, 1996: 13-14).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

Menurut Purwo (1990:16) pragmatik menjelajahi empat hal yakni
deiksis, praanggapan (presupposition), tindak ujar (speech acts) dan implikatur
percakapan (conversational implicature).

2. Prinsip Kerja Sama
Bila terjadi penyimpangan, ada implikasi-implikasi tertentu yang
hendak dicapai oleh penuturnya. Bila implikasi itu tidak ada, maka penutur
yang bersangkutan tidak melaksanakan kerja sama atau tidak bersifat
kooperatif. Jadi, secara ringkas dapat diasumsikan bahwa ada semacam prinsip
kerja sama yang harus dilakukan pembicara dan lawan bicara agar proses
komunikasi itu berjalan secara lancar.
Sangat penting bahwa penuturlah yang menyampaikan makna lewat
implikatur dan pendengarlah yang mengenali makna-makna yang disampaikan
lewat inferensi itu. Kesimpulan yang sudah dipilih ialah kesimpulan yang
mempertahankan

asumsi

kerja

sama

(Yule,

2006:

69-70).

Grice

mengasumsikan bahwa ketika terjadi komunikasi terdapat usaha yang
mengarah pada tujuan yang sama pada diri setiap penutur. Grice menuturkan
ada empat maksim yang harus dipatuhi sebagai berikut.
a. Maksim Kuantitas
Maksim ini mengharuskan penutur memberikan informasi
seinformatif mungkin sesuai dengan apa yang diminta, tapi jangan pula
terlalu berlebihan atau terlalu detail.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

b. Maksim Kualitas
Maksim ini memerintahkan penutur untuk berbicara mengenai
hal yang telah diyakini kebenarannya. jangan berbicara tentang sesuatu
yang salah dan sesuatu yang tidak ada buktinya.
c. Maksim Relevansi
Maksim ini mewajibkan penutur untuk berbicara mengenai
materi yang relevan dengan yang sedang diperbincangkan.
d. Maksim cara
Maksim cara memerintahkan penutur untuk menghindari
ungkapan yang membingungkan. menghindari ungkapan yang bersifat
ambigu, mewajibkan penutur berbicara secara singkat dan berbicara
dengan teratur.
Berbicara tidak selamanya berkaitan dengan masalah yang bersifat
tekstual, tetapi seringkali pula berhubungan dengan persoalan yang bersifat
interpersonal. Bila sebagai retorika tekstual, pragmatik membutuhkan
prinsip kerja sama, sebagai retorika interpersonal, pragmatik membutuhkan
prinsip lain, yakni prinsip kesopanan. Prinsip kesopanan memiliki 6
maksim. Keenam maksim tersebut adalah sebagai berikut:
a.

Maksim Kebijaksanaan: maksim ini menggariskan setiap peserta
pertuturan

untuk

meminimalkan

kerugian

memaksimalkan keuntungan bagi orang lain.

orang

lain,

atau

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

b.

14

Maksim Penerimaan: maksim ini mewajibkan setiap peserta tindak
tutur untuk memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri, dan
meminimalkan keuntungan diri sendiri.

c.

Maksim Kemurahan: maksim ini menuntut setiap peserta pertuturan
untuk memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain, dan
meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain.

d.

Maksim Kerendahan Hati: maksim ini menuntut setiap peserta
pertuturan untuk memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri,
dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri.

e.

Maksim Kecocokan: maksim ini menggariskan setiap penutur dan
lawan tutur untuk memaksimalkan kecocokan di antara mereka, dan
meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka.

f.

Maksim Kesimpatian: maksim ini mengharuskan setiap peserta
pertuturan untuk memaksimalkan rasa simpati, dan meminimalkan
rasa antipati kepada lawan tuturnya.

3. Konteks Pragmatik
Istilah “konteks” didefinisikan oleh Mey (1993:38) sebagai the
surroundings, in the sense, that enable the participants in the communication
process to interact, and that make the linguistic expressions of their
interaction

intelligible

(“situasi

lingkungan

dalam

arti

luas

yang

memungkinkan peserta pertuturan untuk dapat berinteraksi, dan yang
membuat ujaran mereka dapat dipahami”).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

Pentingnya konteks dalam pragmatik ditekankan oleh Wijana (1996:2)
yang menyebutkan bahwa pragmatik mengkaji makna yang terikat konteks.
Pragmatik mengkaji bahasa untuk memahami maksud penutur.
Konteks sangat penting dalam kajian pragmatik. Konteks ini
didefinisikan oleh Leech (1993:13) sebagai background knowledge assumed
to be shared by s and h and which contributes to h’s interpretation of what s
means by a given utterance (“latar belakang pemehaman yang dimiliki oleh
penutur maupun lawan tutur sehingga lawan tutur dapat membuat interpretasi
mengenai apa yang dimaksud oleh penutur pada waktu membuat tuturan
tertentu’) (s berarti speaker “penutur”; h berarti header “lawan tutur”).
Dengan demikian, konteks adalah hal-hal yang gayut dengan lingkungan fisik
dan sosial sebuah tuturan ataupun latar belakang pengetahuan yang samasama dimiliki oleh penutur dan lawan tutur dan yang membantu lawan tutur
menafsirkan makna tuturan ( Nadar, 2009:3- 7).
Jadi, kontekslah yang menjadi pijakan utama di dalam analisis
pragmatik. Yang dimaksudkan dengan konteks adalah ihwal siapa yang
mengatakan kepada siapa, tempat dan waktu diujarkannya suatu kalimat,
anggapan-anggapan mengenai yang terlibat di dalam tindakan mengutarakan
kalimat itu (Kaswanti Purwo, 1990:14).

4. Fenomena Pragmatik
Ada empat kancah/fenomena yang dijelajahi pragmatik (yang telah
disepakati hingga kini), yaitu deiksis, praanggapan (presupposition), tindak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

ujaran (speech acts), dan implikatur percakapan (conversatinal implicatute).
Keempat kajian pragmatik tersebut dipaparkan sebagai berikut.
a. Deiksis
Kata seperti saya, sini, sekarang adalah kata-kata yang deiksis. Katakata seperti ini tidak memiliki diferen yang tepat. Berbeda halnya dengan kata
seperti kursi, rumah, kertas. Siapapun yang mengucapkan kata kursi, rumah,
kertas, di tempat manapun, pada waktu kapan pun, referen yang diacu tetaplah
sama. Akan tetapi, referen dari kata saya, sini, sekarang barulah dapat
diketahui jika diketahui pula siapa, di tempat mana, dan pada waktu kapan
kata-kata itu diucapkan (Kaswanti Purwo, 1990:17).
Kata deiksis dapat pula dipakai sebagai “barang mainan”, yang
dipermainkan adalah diferen yang tidak jelas karena tidak disertai konteksnya.
Di dalam setiap bahasa kata-kata deiksis terbatas jumlahnya, tetapi sekalipun
terbatas jumlahnya, sistem deiksis justru termasuk yang sulit dipelajari orang
yang bukan penutur asli bahasa yang bersangkutan. Seorang anak (usia
prasekolah) yang sedang belajar bahasa ibunya sendiri pun juga mengalami
kesulitan (sampai usia tertentu) jika menghadapi kata-kata deiksis. Tidak
mustahil dalam kebingungannya memakai kata-kata deiksis persona, misalnya
seorang anak akan mengatakan hal yang berikut kepada kakaknya yang lebih
dewasa: “Saya ini ya saya, kamu itu ya kamu; jangan diganti-ganti”. Oleh
karena itu, nama diri lazim dipakai dilingkungan anak-anak sebagai ganti kata
saya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

Levinson (via Nadar (1990)) menyebutkan bahwa dalam bahasa
Inggris deiksis dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu deiksis persona
‘person deixis’, deiksis ruang ‘place deixis’, dan deiksis waktu ‘time deixis’.
Adapun definisi yang diberikan untuk menjelaskan perbedaan masing-masing
deiksis adalah sebagai berikut:
Deiksis persona berhubungan dengan pemahaman mengenai peserta
pertuturan dalam situasi pertuturan di mana pertuturan tersebut di buat.
Deiksis tempat/ruang berhubungan dengan pemehaman lokasi atau tempat
yang dipergunakan peserta petuturan dalam situasi pertuturan. Deiksis waktu
berhubungan dengan pemahaman titik ataupun rentang waktu saat tuturan
dibuat atau pada saat pesan tertulis di buat.
Sebagai contoh, penggunaan kata ganti orang pertama adalah referensi
penutur untuk dirinya sendiri, orang kedua untuk menunjukan kepada satu
atau lebih lawan tuturnya, sedangkan orang ketiga untuk menunjuk selain dari
penutur maupun lawan tuturnya. Deiksis ruang dibedakan lebih lanjut menjadi
lokasi ruang yang dekat dengan penutur, dan lokasi ruang yang jauh dari
penutur. Deiksis waktu diwujudkan dalam keterangan waktu yang bersifat
deiksis seperti now, then, yesterday, this year, dan lain-lain yang menunjukan
kala “tense”.
b. Praanggapan/Presuposisi
Jika suatu kalimat diucapkan, selain dari makna yang dinyatakan
dengan pengucapan kalimat itu, turut tersertakan pula tambahan makna, yang
tidak dinyatakan, tetapi tersiratkan dari pengucapan kalimat itu. Misalnya,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

seperti yang terjadi pada konteks berikut. Saya menitipkan barang saya kepada
seseorang (yang tinggal di kota lain) untuk dijual, tetapi sudah lama orang
yang saya titipi barang itu tidak juga memberi kabar dan mengirimkan uang
hasil penjualan barang saya itu.
(2) Kalau barang saya itu sudah laku, uangnya jangan dikirimkan ke
alamat rumah, tetapi ke alamat kantor saja. Ini alamat kantor saya.
Yang

dinyatakan

(asserted)

pa da

kalimat-kalimat

itu

adalah

pemberitahuan mengenai cara pengiriman uang dan alamat kantor, tetapi yang
dipraanggapkan (presupposed) adalah bahwa orang yang ditelepon itu masih
memiliki tanggungan yang harus dibereskan pada suatu waktu. Kalimatkalimat pada (1) itu dapat pula dikatakan sebagai “pengingatan” (terhadap
kewajiban membayar) yang terselubung. Ihwal praanggapan dapat pula
dipakai untuk menggali perbedaan ciri semantis verba yang satu dengan verba
yang lain.
Presuposisi pragmatik ‘pragmatic presupposition’, sebagaimana
halnya teori tindak tutur ‘speech act theory’, justru ditemukan oleh filsuf dan
bukan linguis. Levinson (1993:169) menyatakan bahwa presuposisi pragmatik
merupakan inferensi pragmatik yang sangat sensitif terhadap faktor-faktor
konteks dan membedakan terminologi presuposisi menjadi dua macam.
Pertama, kata “presuposisi” sebagai terminologi umum dalam penggunaan
bahasa Inggris sehari-hari, serta kata “presuposisi sebagai terminologi teknis
dalam kajian pragmatik (Nadar, 2009:64).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

c. Tindak ujaran
Di dalam mengatakan suatu kaliamat, seseorang tidak semata-mata
mengatakan sesuatu dengan pengucapan kalimat itu. Di dalam pengucapan ia
juga “menindakkan” sesuatu. Dengan pengucapan kalimat Mau minum apa?
Si pembicara tidak semata-mata menanyakan atau meminta jawaban tertentu;
ia juga menindakkan sesuatu, yakni menawarkan minuman.
Hal-hal apa sajakah yang dapat ditindakkan di dalam berbicara? Ada
cukup banyak: antara lain, permintaan, pemberian izin, tawaran, ajakan,
penerimaan akan tawaran. Tindak ujaran ada yang berupa langsung, ada juga
yang tidak langsung. Bandingkan kedua contoh berikut.
(3) Tindak ujaran langsung
A: Minta uang untuk membeli gula!
B: ini.
(4) Tindak ujaran tak langsung
A: Gulanya habis, nyah.
B: Ini uangnya. Beli sana
d. Implikatur percakapan
Jika ada dua orang yang bercakap-cakap, percakapan itu dapat
berlangsung dengan lancar berkat adanya semacam “kesepakatan bersama”.
Kesepakatan itu, antara lain, berupa kontrak tak tertulis bahwa ihwal yang
dibicarakan itu harus saling berhubungan atau berkaitan. Hubungan atau
keterkaitan itu sendiri tidak terdapat pada masing-masing kalimat (yang
dipersambungkan itu) maksudnya, makna keterkaitan itu tidak terungkap
secara “literal” pada kalimat itu sendiri. Ini yang disebut implikatur
percakapan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

Berikut ini contoh yang sehubungan dengan implikatur percakapan.
Kalimat Aku sudah mandi tadi sebagai jawaban pada dialog berikut, secara
literal, memang tidak bersangkut-paut dengan kalimat yang diucapkan oleh
lawan bicaranya sebelumnya, tetapi yang tersirat pada kalimat jawaban itu
dapat dipakai sebagai pengait bagi kelancaran atau “pemasukakalan” dialog
ini. Dengan kalimat jawaban itu, si B mengajak bergurau si A, yakni dengan
menawarkan implikasi bahwa “si A merasa panas karena belum mandi”.
(5) A : Wah, panas sekali ya sore ini! Kamu kok tidak berkeringat, apa
nggak kegerahan?
B : Nggak! Aku sudah mandi tadi.

5. Implikatur
Artikel yang berjudul Logic and Conversation mengemukakan bahwa
sebuah tuturan dapat mengimplikasikan proposisi yang bukan merupakan
bagian dari tuturan bersangkutan. Proposisi yang diimplikasikan itu disebut
implikatur (implicature)Grice (via Wijana, 1996: 37-38). Menurut Nababan
(1987:28) konsep paling penting dalam ilmu pragmatik dan paling
menonjolkan prakmatik sebagai suatu cabang ilmu ialah konsep implikatur
percakapan. Masih dalam Nababan (1987:28), implikatur percakapan ini
diajukan oleh H. P. Grice dalam Ceramah Wiliam James untuk menanggulangi
persoalan makna bahasa yang tidak dapat diselesaikan oleh teori semantik
biasa. Senada dengan Nababan, Yule (2006:80) juga memberikan gambaran
bahwa implikatur adalah salah satu konsep utama dalam pragmatik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Karena

implikatur

bukan

merupakan

bagian

tuturan

21

yang

mengimplikasikannya, hubungan kedua proposisi itu bukan merupakan
konsekuensi mutlak (necessary consequence).

Untuk jelasnya dapat

diperhatikan wacana (5) dan (6) berikut:
5. + Ali sekarang memelihara kucing
- Hati-hati menyimpan daging
6. + Ani di mana, Ton?
- Tati di rumah Wawan.
Tuturan (-) dalam (5) bukan merupakan bagian daru tuturan (+). Tuturan
(+) muncul akibat inferensi yang didasari oleh latar belakang pengetahuan
tentang kucing dengan segala sifatnya. Adapun salah satu sifatnya adalah
senang makan daging. Demikian pula, tuturan (-) dalam (6) bukan merupakan
bagian dari tuturan (+). Tuturan (-) muncul akibat inferensi yang didasari oleh
latar belakang pengetahuan tentang Ani. Ani adalah teman akrab Tati. Kalau
Tati di sana, tentu Ani ada pula di sana.
Penutur dan pendengar yang terlibat dalam percakapan umumnya kerja
sama. Bentuk k