Perancangan Interior Panti Asuhan Putra Maranatha Bala Keselamatan Bandung Dengan Konsep Hangat Dan Ceria.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Kondisi anak di Indonesia sangat memprihatinkan sehingga diperlukan fasilitas berupa panti asuhan. Objek yang dipakai ialah Panti Asuhan Putra Maranatha Bala Keselamatan yang terdapat di Jalan Dr. Cipto 7. Secara psikologis, anak-anak panti asuhan berkepribadian pasif, menyendiri, mudah putus asa, penuh ketakutan dan kecemasan sehingga anak akan sulit menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Maka dari itu, tema yang diambil untuk perancangan ini ialah family. Tema tersebut diambil agar anak-anak yang tinggal di panti asuhan memiliki teman-teman dan pengurus yang dianggap sebagai keluarganya sendiri. Tidak sebatas keluarga yang hubungannya renggang, namun keluarga yang membina hubungan yang dekat dengan pengertian satu sama lain sehingga tercipta kehangatan dan keceriaan yang biasanya dirasakan oleh anak-anak pada umumnya. Maka dari itu, konsep yang akan dibuat untuk perancangan ini ialah hangat dan ceria.

Kesan hangat dan ceria diterapkan melalui penggunaan warna, bentuk, material dan pencahayaan. Selain itu diperlukan fasilitas pendukung yang menciptakan kemandirian dan kepercayaan diri anak panti asuhan berupa fasilitas belajar, pengembangan hobi dan keterampilan. Kebutuhan ’me-time’ dan sosialisasi anak merupakan hal yang penting sehingga diperlukan pengolahan area untuk kebutuhan tersebut.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ... ii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 4

1.4 Sistematika Penulisan... 4

BAB II. LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Standardisasi Panti Sosial ... 6

2.2 Panti Asuhan ... 9

2.2.1 Sifat pelayanan panti asuhan ... 9

2.2.2 Jenis-jenis panti asuhan ... 9


(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.3 Psikologi Perkembangan ... 12

2.4 Merencana dan Merancang Kamar Anak dan Remaja ... 19

2.4.1 Merencana Kamar Anak dan Remaja ... 19

2.4.2 Merancang Kamar ... 23

2.5 Desain untuk Area Bermain ... 25

2.5.1 Bermain dalam Ruangan ... 25

2.5.2 Desain untuk Area Bermain dalam Ruangan ... 25

2.5.3 Desain untuk Area Bermain di Luar Ruang ... 26

2.6 Pencahayaan Ruang Luar dan Dalam ... 26

2.6.1 Tata Cahaya Ruang Luar ... 26

2.6.2 Tata Cahaya Ruang Dalam ... 27

2.7 Studi Banding Panti Asuhan Putra di Yayasan Kristen Dana Mulia ... 29

BAB III. DESKRIPSI OBYEK STUDI ... 35

3.1 Deskripsi Obyek Studi ... 35

3.2 Analisa Fisik ... 38

3.3 Analisa Pengguna dan Program ... 45

3.3.1 Job Description ... 46

3.3.2 Program Kegiatan ... 52

3.3.3 Flow Sirkulasi Pengguna... 53

3.3.4 Kebutuhan Ruang dan Fasilitas Ruang ... 54

3.3.5 Hubungan Antar Ruang ... 72


(4)

Universitas Kristen Maranatha

BAB IV KONSEP DESAIN ... 78

4.1 Tema ... 78

4.2 Konsep ... 80

4.3 Aplikasi Konsep pada Perancangan ... 88

4.3.1 Bentuk ... 88

4.3.2 Warna ... 89

4.3.3 Material ... 90

4.3.4 Pencahayaan dan penghawaan ... 91

BAB V SIMPULAN ... 94

5.1 Simpulan ... 94

5.2 Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kegiatan anak panti asuhan... 33

Tabel 3.1 Struktur organisasi ... 52

Tabel 3.2 Kegiatan anak panti asuhan... 53

Tabel 3.3 Flow sirkulasi anak ... 53

Tabel 3.4 Flow sirkulasi pengguna ... 53

Tabel 4.1 Konsep pada area public ... 82

Tabel 4.2 Konsep pada area semipublic ... 84

Tabel 4.3 Konsep pada area private ruang makan ... 85

Tabel 4.4 Konsep pada area private ruang tidur anak kecil ... 86

Tabel 4.5 Konsep pada area private ruang tidur anak tanggung ... 87


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Yayasan Kristen Dana Mulia ... 31

Gambar 2.2 Tampak luar... 37

Gambar 2.3 Tampak depan ... 37

Gambar 3.1 The Salvation Army ... 37

Gambar 3.2 Tampak depan ... 37

Gambar 3.3 Lapangan bersama ... 37

Gambar 3.4 Ruang ibadah/pertemuan ... 37

Gambar 3.5 Ruang tidur anak kecil... 37

Gambar 3.6 Ruang tidur anak tanggung ... 37

Gambar 3.7 Dapur ... 37

Gambar 3.8 Ruang tamu ... 37

Gambar 3.9 Ruang makan ... 37

Gambar 3.10 Kamar tidur anak besar ... 37

Gambar 3.11 Ruang ganti ... 37

Gambar 3.12 Kantor staff ... 37

Gambar 3.13 Bubble diagram lantai 1 ... 72

Gambar 3.14 Bubble diagram lantai 2 ... 73

Gambar 3.15 Matrix lantai 1 ... 73

Gambar 3.16 Matrix lantai 2 ... 74

Gambar 3.17 Zoning lantai 1 ... 74


(7)

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.19 Blocking lantai 1 ... 76

Gambar 3.20 Blocking lantai 2 ... 77

Gambar 4.1 Sofa... 80

Gambar 4.2 Kursi ... 80

Gambar 4.3 Lemari ... 80

Gambar 4.4 Meja ... 80

Gambar 4.5 Sofa... 80

Gambar 4.6 Rak buku ... 80

Gambar 4.7 Meja ... 80

Gambar 4.8 Partisi ... 80

Gambar 4.9 Warna ... 80

Gambar 4.10 Pencahayaan alami ... 80

Gambar 4.11 Pencahayaan alami ... 80

Gambar 4.12 Pencahayaan alami ... 80

Gambar 4.13 Pencahayaan buatan ... 81

Gambar 4.14 Pencahayaan buatan ... 81

Gambar 4,15 Pencahayaan buatan ... 81

Gambar 4.16 Ruang tidur ... 81

Gambar 4.17 Ruang tidur ... 81

Gambar 4.18 Ruang makan ... 81

Gambar 4.19 Ruang ibadah ... 81


(8)

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.21 Keramik ... 81

Gambar 4.22 Keramik ... 81

Gambar 4.23 Keramik ... 81

Gambar 4.24 Plester semen ... 81

Gambar 4.25 Karet ... 82

Gambar 4.26 Gypsum ... 82

Gambar 4.27 Kayu mahoni ... 82

Gambar 4.28 Vinyl ... 82

Gambar 4.29 Bata ekspos ... 82

Gambar 4.30 Bata dekoratif ... 82

Gambar 4.31 Kayu ... 82

Gambar 4.32 Denah ceiling area semi public... 89

Gambar 4.33 Detail furniture sofa di ruang tamu ... 89

Gambar 4.34 Perspektif kamar tidur anak kecil dan kamar tidur anak tanggung ... 90

Gambar 4.35 Perspektif ruang tamu... 91

Gambar 4.36 Perspektif ruang hobi atau bermain ... 91

Gambar 4.37 Perspektif ruang makan ... 92


(9)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Usia anak-anak adalah kelompok usia yang dinamis dan memerlukan banyak peluang untuk belajar dan mengembangkan diri. Namun kondisi anak di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan karena terdapat jutaan anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan dan mereka berjuang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sendiri. Di tengah krisis yang melanda Indonesia, setiap hari terdapat anak-anak terlantar yang jumlahnya semakin meningkat, sementara kualitas hidup anak-anak Indonesia semakin menurun. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, diantaranya


(10)

Universitas Kristen Maranatha

keadaan ekonomi keluarga yang lemah, tidak adanya perhatian dan perlindungan dari keluarga, kehilangan anggota keluarganya bahkan dibuang oleh keluarga sendiri.

Generasi bangsa bersumber dari anak karena jumlahnya saat ini menduduki sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia. Sebagai penerus bangsa, anak harus mendapat perlindungan dan pendidikan yang layak, baik itu pendidikan formal berupa sekolah tingkat SD sampai SMA maupun pendidikan informal berupa keterampilan-keterampilan dan pendidikan moral untuk membentuk karakter yang baik agar dapat bermanfaat dalam masyarakat. Selain itu, kesehatan anak pun harus diperhatikan karena dalam rentang waktu ke waktu, kesehatan anak secara umum terus memburuk dan angka kekurangan gizi semakin meningkat.

Hal tentang perlindungan anak1 sangat menarik karena tanpa adanya kesadaran bahwa peranan anak sangat penting, bangsa Indonesia mungkin akan terancam punah dengan tidak adanya generasi penerus bangsa. Jika dibiarkan terus-menerus, banyak anak yang akan putus sekolah dan terancam hidup di jalanan, bahkan akan menjadi korban akibat tidak adanya perlindungan dari pemerintah maupun lingkungan masyarakat sendiri.

Anak yang terlantar tersebut harus dilepaskan dari pengaruh orang tua atau orang dewasa, dimana dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk merawat dan melindungi anaknya sendiri, sehingga anak tersebut harus diserahkan kepada orang tua asuh atau lembaga orang dewasa yang dianggap lebih baik. Upaya yang perlu dilakukan ialah mewujudkan fasilitas yang dapat menciptakan lingkungan dengan mengutamakan perlindungan bagi anak, menghidupkan nilai-nilai dan tradisi yang


(11)

Universitas Kristen Maranatha

memajukan harkat dan martabat anak, mengeksplorasi dan memobilisasi untuk mendukung penyelenggaraan perlindungan anak.

Banyak fasilitas dari usaha kelompok agama dan pemerintah yang melakukan upaya tindakan untuk membangun perlindungan dan pengasuhan anak serta secara tidak langsung dapat mendidik anak untuk menjadi generasi penerus bangsa yang lebih baik. Salah satu fasilitas tersebut adalah panti asuhan.

Di panti asuhan, anak-anak juga berhak untuk mendapatkan pendidikan serta perawatan yang layak seperti anak-anak pada umumnya. Semua itu dilandasi Pancasila sila ke - 2 yang berbunyi" kemanusiaan yang adil dan beradab" dan sila ke -5 yang berbunyi" keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." Jadi, setiap warga negara wajib menolong sesamanya yang membutuhkan. Panti asuhan merupakan salah satu tempat yang penting dimana terdapat banyak sekali tunas-tunas bangsa yang bisa bertumbuh kembang dengan baik. Oleh karena itu, interior panti asuhan perlu dirancang dengan baik sehingga dapat menciptakan rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang dibutuhkan oleh anak dan kebutuhan yang membentuk kepercayaan diri dan kemandirian pada anak dalam menyongsong hari depan yang lebih baik.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah perancangan yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

- Bagaimana membentuk ruangan di panti asuhan yang kondusif untuk menciptakan rasa kekeluargaan dan kebersamaan?


(12)

Universitas Kristen Maranatha

- Apa saja fasilitas pendukung yang menciptakan kemandirian dan kepercayaan diri anak-anak panti asuhan?

- Bagaimana mengolah area agar anak-anak dalam panti asuhan terpenuhi

kebutuhan “me-time” dan sosialisasinya?

1.3 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

- Membentuk ruangan di panti asuhan yang kondusif untuk menciptakan rasa kekeluargaan dan kebersamaan dengan cara memberikan kesan hangat dan ceria dalam suasananya. Kesan hangat dan ceria tersebut dapat diterapkan melalui penggunaan warna, pemilihan material dan pencahayaan yang digunakan.

- Membuat fasilitas yang menciptakan kemandirian dan kepercayaan diri anak-anak panti asuhan berupa fasilitas belajar, pengembangan hobi dan keterampilan.

- Mengolah area agar anak-anak dalam panti asuhan terpenuhi kebutuhan “ me-time” dengan menempatkan furnitur berupa kursi di koridor dan membuat fasilitas kebersamaan untuk sosialisasinya.

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam proposal ini diuraikan hasil penelitian bab, yaitu: Bab I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah dan tujuan perancangan.


(13)

Universitas Kristen Maranatha

Bab II Landasan Teori

Berisi literatur yang dilakukan oleh penulis berdasarkan data yang telah diperoleh. Data tersebut diperoleh dari buku-buku, majalah, wawancara dan internet.

Bab III Deskripsi Obyek Studi

Berisi tentang deskripsi obyek studi, ide implementasi konsep pada obyek studi, analisa fisik dan analisa fungsional.

Bab IV Desain

Berisi analisis ide atau konsep yang diterapkan terhadap obyek studi beserta alasan pengambilan keputusan desain tersebut.

Bab V Simpulan

Berisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan di bab pendahuluan beserta saran bagi pembaca yang hendak melakukan perancangan interior panti asuhan.


(14)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari perancangan interior panti asuhan putera Bala Keselamatan antara lain sebagai berikut:

- Memberi kesan hangat dan ceria dalam suasana panti asuhan sehingga membentuk ruangan yang kondusif untuk menciptakan rasa kekeluargaan dan kebersamaan. Kesan hangat dan ceria tersebut dapat diterapkan melalui penggunaan warna seperti warna coklat, kuning, oranye, merah, hijau, biru, putih. Selain itu material yang digunakan ialah kayu, keramik, vinyl, plester semen, bata ekspos, dan bata dekoratif. Pencahayaan yang digunakan ialah


(15)

Universitas Kristen Maranatha

pencahayaan yang memiliki warna cool light khususnya pada general lighting dan warm light pada accent dan task lighting di ruang tidur.

- Membuat fasilitas yang menciptakan kemandirian dan kepercayaan diri anak-anak panti asuhan berupa fasilitas belajar , fasilitas pengembangan hobi dan keterampilan. Fasilitas belajar antara lain ialah perpustakaan, ruang khusus belajar sesuai usia anak. Fasilitas keterampilan ialah ruang komputer, dan ruang menggambar. Fasilitas pengembangan hobi antara lain ialah ruang bermain atau olahraga dan berkebun.

- Pada panti asuhan terdapat 3 zoning, yaitu public, semipublic dan private. Zoning semipublic merupakan area untuk kebersamaan dan sosialisasi anak-anak. Selain area sosialisasi, dibutuhkan juga area untuk menyendiri atau

kebutuhan “me-time”. Maka dari itu, perlu adanya pengolahan area agar anak-anak dalam panti asuhan terpenuhi kebutuhan “me-time” dan

sosialisasinya. Kebutuhan “me-time” dapat dipergunakan pada waktu luang di

kursi-kursi pada koridor bangunan private. Sedangkan kebutuhan sosialisasi dapat terpenuhi melalui lapangan bersama dan ruang hobi atau bermain.


(16)

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Bagi pembaca yang akan melakukan perancangan interior panti asuhan, diperlukan data tentang keadaan psikologis anak, kebutuhan sosialisasi dan kebutuhan untuk menyendiri bagi anak. Perancangan panti asuhan juga diharapkan dapat menciptakan rasa kekeluargaan, kebersamaan, kemandirian dan kepercayaan diri sehingga dapat memajukan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak.


(17)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Dra. T. Sutjihati S. Pengantar Psikologi Perkembangan. Bandung: 48-70

Dreikurs, Rudolf dan Vicky Solt .2002. 37 Kiat Mendidik Anak Menjadi Bahagia, Creativ Media. Jakarta: 237

Fowler, William. 1980. Infant and Child Care. Allyn and Bacon,Inc, Boston,Massachussetts:188-205

Ir. Harry Gon, dkk. Karakter Warna. Serial Rumah Spesial. Jakarta:25-62

Juanda, Akhmad. Serial Rumah Lantai. Jakarta: PT Prima Infosarana Media:55-63 Neufert, Ernst .1991. Data Arsitek. Erlangga, Jakarta

Ningsih, Dwi Rahayu, dkk. Pencahayaan Ruang Luar dan Dalam. Majalah Idea, Jakarta:12-63

Niven, David. PH.D. 2005. 100 Rahasia Sederhana dari Keluarga Bahagia, Batam. Interaksara:303

Sandjaya,Imelda. 1997. Kamar Anak dan Remaja. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama:13-43


(1)

- Apa saja fasilitas pendukung yang menciptakan kemandirian dan kepercayaan diri anak-anak panti asuhan?

- Bagaimana mengolah area agar anak-anak dalam panti asuhan terpenuhi kebutuhan “me-time” dan sosialisasinya?

1.3 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

- Membentuk ruangan di panti asuhan yang kondusif untuk menciptakan rasa kekeluargaan dan kebersamaan dengan cara memberikan kesan hangat dan ceria dalam suasananya. Kesan hangat dan ceria tersebut dapat diterapkan melalui penggunaan warna, pemilihan material dan pencahayaan yang digunakan.

- Membuat fasilitas yang menciptakan kemandirian dan kepercayaan diri anak-anak panti asuhan berupa fasilitas belajar, pengembangan hobi dan keterampilan.

- Mengolah area agar anak-anak dalam panti asuhan terpenuhi kebutuhan “ me-time” dengan menempatkan furnitur berupa kursi di koridor dan membuat fasilitas kebersamaan untuk sosialisasinya.

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam proposal ini diuraikan hasil penelitian bab, yaitu: Bab I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah dan tujuan perancangan.


(2)

Bab II Landasan Teori

Berisi literatur yang dilakukan oleh penulis berdasarkan data yang telah diperoleh. Data tersebut diperoleh dari buku-buku, majalah, wawancara dan internet.

Bab III Deskripsi Obyek Studi

Berisi tentang deskripsi obyek studi, ide implementasi konsep pada obyek studi, analisa fisik dan analisa fungsional.

Bab IV Desain

Berisi analisis ide atau konsep yang diterapkan terhadap obyek studi beserta alasan pengambilan keputusan desain tersebut.

Bab V Simpulan

Berisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan di bab pendahuluan beserta saran bagi pembaca yang hendak melakukan perancangan interior panti asuhan.


(3)

BAB V

SIMPULAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari perancangan interior panti asuhan putera Bala Keselamatan antara lain sebagai berikut:

- Memberi kesan hangat dan ceria dalam suasana panti asuhan sehingga membentuk ruangan yang kondusif untuk menciptakan rasa kekeluargaan dan kebersamaan. Kesan hangat dan ceria tersebut dapat diterapkan melalui penggunaan warna seperti warna coklat, kuning, oranye, merah, hijau, biru, putih. Selain itu material yang digunakan ialah kayu, keramik, vinyl, plester semen, bata ekspos, dan bata dekoratif. Pencahayaan yang digunakan ialah


(4)

pencahayaan yang memiliki warna cool light khususnya pada general lighting dan warm light pada accent dan task lighting di ruang tidur.

- Membuat fasilitas yang menciptakan kemandirian dan kepercayaan diri anak-anak panti asuhan berupa fasilitas belajar , fasilitas pengembangan hobi dan keterampilan. Fasilitas belajar antara lain ialah perpustakaan, ruang khusus belajar sesuai usia anak. Fasilitas keterampilan ialah ruang komputer, dan ruang menggambar. Fasilitas pengembangan hobi antara lain ialah ruang bermain atau olahraga dan berkebun.

- Pada panti asuhan terdapat 3 zoning, yaitu public, semipublic dan private. Zoning semipublic merupakan area untuk kebersamaan dan sosialisasi anak-anak. Selain area sosialisasi, dibutuhkan juga area untuk menyendiri atau kebutuhan “me-time”. Maka dari itu, perlu adanya pengolahan area agar anak-anak dalam panti asuhan terpenuhi kebutuhan “me-time” dan sosialisasinya. Kebutuhan “me-time” dapat dipergunakan pada waktu luang di kursi-kursi pada koridor bangunan private. Sedangkan kebutuhan sosialisasi dapat terpenuhi melalui lapangan bersama dan ruang hobi atau bermain.


(5)

5.2 Saran

Bagi pembaca yang akan melakukan perancangan interior panti asuhan, diperlukan data tentang keadaan psikologis anak, kebutuhan sosialisasi dan kebutuhan untuk menyendiri bagi anak. Perancangan panti asuhan juga diharapkan dapat menciptakan rasa kekeluargaan, kebersamaan, kemandirian dan kepercayaan diri sehingga dapat memajukan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Dra. T. Sutjihati S. Pengantar Psikologi Perkembangan. Bandung: 48-70

Dreikurs, Rudolf dan Vicky Solt .2002. 37 Kiat Mendidik Anak Menjadi Bahagia, Creativ Media. Jakarta: 237

Fowler, William. 1980. Infant and Child Care. Allyn and Bacon,Inc, Boston,Massachussetts:188-205

Ir. Harry Gon, dkk. Karakter Warna. Serial Rumah Spesial. Jakarta:25-62

Juanda, Akhmad. Serial Rumah Lantai. Jakarta: PT Prima Infosarana Media:55-63 Neufert, Ernst .1991. Data Arsitek. Erlangga, Jakarta

Ningsih, Dwi Rahayu, dkk. Pencahayaan Ruang Luar dan Dalam. Majalah Idea, Jakarta:12-63

Niven, David. PH.D. 2005. 100 Rahasia Sederhana dari Keluarga Bahagia, Batam. Interaksara:303

Sandjaya,Imelda. 1997. Kamar Anak dan Remaja. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama:13-43