Kehidupan Mori Ogai Yang Tercermin Dalam Cerpen Fumizukai (文づかひ).

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….……...i

DAFTAR ISI………...……….iv

BAB I PENDAHULUAN……….1

1.1Latar Belakang Masalah……….….1

1.2Pembatasan Masalah………..………..5

1.3Tujuan Penelitian……….5

1.4Metodologi………...6

1.5Organisasi Penulisan………8

BAB II MORI OGAI………...10

2.1 Riwayat hidup Mori Ogai………...10

2.1.1 Riwayat pendidikan……….………...10

2.1.2 Riwayat pekerjaan………...14

2.1.3 Kehidupan pernikahan………...17

2.2 Kehidupan Mori Ogai selama berada di Jerman………..……..19

2.2.1 Pertemuan Mori Ogai dengan kalangan masyarakat berstatus sosial tinggi di Jerman………..…...….20

2.2.2 Keadaan kota yang pernah dikunjungi Mori Ogai………....23

BAB III ANALISIS………...………..26


(2)

3.2 Pergaulan Kobayashi dengan kalangan berstatus sosial tinggi

di Jerman………....31

3.2.1 Pertemuan Kobayashi dengan bangsawan-bangsawan Saxony……31

3.2.2 Perayaan dan pesta yang dihadiri Kobayashi…………..………...37

3.3 Perjodohan………...……….…41

3.3.1 Perjodohan di kalangan bangsawan Saxony……….41

3.3.2 Pemikiran liberal Putri Ida mengenai pernikahan…………...….…45

BAB IV KESIMPULAN……….52

SINOPSIS...vi

DAFTAR PUSTAKA………...xi

RINGKASAN CERITA………..…..….xiii

LAMPIRAN………..………...………xviii

RIWAYAT HIDUP PENULIS………...……xix


(3)

短編

反映

森鷗外

生活

ス ク ス

キ ス 教大学

文学部


(4)

短編 文 反映 森鷗外 実生活

序論

文学 人間 生活 離 い あ 文学 想

像的 別世界 生 出 コ ュ ケ ョン 媒体

娯楽 媒体 役割 果 い あ

文学作品 単 ク ョン 土台 書 作

者 自 身 実 生 活 物 語 あ 年 月 書 森 鷗 外

文 鷗外自身 実生活 反映 要素 多 見 本論文

鷗 外 文 反 映 鷗 外 自 身 実 生 活 析 あ

析 あ クス 使う

本論

文 独逸 派遣 クセ 軍隊 機動演習 参加

森鷗外 経験 語 鷗外 実生活 人物 あ 小林 通 反映

小林 職業

小林 クセ 軍団 日本 少年士官 あ 秋 演習


(5)

鷗外 クセ 師団 秋 演習 参加 クセ 独

逸 州 一 東方 位置 あ 鷗外 学 務 管理 関

学 独逸 派遣 あ 次 文 見

一月中旬 入 昇進任命 あ 士官 奥 目見

え ゆ 正服着 宮 参 …

(文 )

独逸 地位 高い階級 小林 交際

クセ 貴族 小林 出会い

小林 隊 共 演習 参加 時 ハ ビュ 伯

姫 クセ 貴族 出会い 交際 あ 更 彼 クセ

国王 紹介 大隊長 共 流階級 知 合う う

鷗外 ビュ 伯 姫 いうビュ 伯 娘 貴族 出会

あ 彼 王 いう クセ 国王 紹介 あ

鷗外 演習 参加 達 ウ 大将 いう

クセ 学部 軍隊 隊長 推薦 あ 好 鷗外


(6)

ビュ 伯 常 服 黒 衣 い 寛 着更 伯爵

人 居 相識 中 大隊 長 心

握手 わ 引合 胸 底 出 う

告 …

(文 )

小林 出席 祭 宴会

小 林 秋 演 習 参 加 後 隊 共 ス ン 戻 あ

彼 新年 祭 出席 以外 舞踏会 招 あ 鷗外

ス ン 新年 王宮 祭 出席 多 舞踏会 招

あ ス ン 王宮 出入 極 流 社会 交際

時 あ

国王 新年 足 危 蠟磨 寄木 踏 国王

前近う進 正服う 立 姿 拝

日過 国務大臣 ン ス泊 夜会 招 …

(文 )

見合い

文 あ 見合い 森鷗外 見合い結婚 関連 森鷗外

姿 人物 あ 小林 反映 い 鷗外 姫 通

見合い い クセ 貴族 生活 背景 自 感情

考え 表現 あ 文 鷗外 見合い 経験


(7)

クセ 貴族 見合い結婚

クセ 貴族 見合い 瞭 描写 い 姫

姉 いう ンビュ 娘 国務大臣 ス伯 子 結婚 始

結婚 貴族 いう 階級 二 家族 巻 込 姫

続い い 彼女 軍人 貴族出身 あ ハ 結婚 強い

あ 姫 見合い 悔 い あ 親

選 男 ハ 愛 い あ

鷗外 場合 コ 一緒 暮 強制 う

あ 彼 一人 独逸少女 愛 犠牲 自 愛 い コ い

う親 妥当 思う女性 結婚 彼 関係 愛 基 い い

鷗外 結婚生活 営 振 あ

結 婚 絆 一 年 半 持 堪 え 間 鷗 外 苦 労

幸 あ 愛情 鷗外 心 中 育

我 直 心 知 貌 見 目 あ

年頃 あ え わ 胸 う 火 あ 出来

井筒厭 ゆ 彼方 親 親 ゆ 交際

表 借 あ 二人 家

園 ゆ う鬱陶 覚え

熱 忍 う 何 ゆ え 問

誰 知


(8)

結婚 関 姫 自由 考え

姫 ハ 見合い 姫 二親 望 何百

いう年 間 行わ 家族 誉 守 あ 姫

対 自 考え あ 姫 結婚 愛情

基 い あ 小林 部隊

住居 泊 時 彼女 小林 助 求 国務大臣 ス伯

人 いう 姫 伯母 文 届 う 依頼 あ 文

王宮 勤 う 請 あ ハ 見合い結

婚 避 いう目的 あ 姫 小林 ハ 見合

い い 考え 感情 あ い い物語 あ ス

人 姫 文 自由 習慣 対 姫 拒否

好 親 希望 対 拒否 好 あ

鷗外 場合 彼 侍 血筋 あ 家族 代々 高い地 者

あ 一人 独逸少女 彼 家族 大反対 あ 両

親 日本人 国籍 女 鷗外 相応 い あ

コ 離 離婚 鷗外 親 希望 対 鷗外 拒否 あ

貴族 子 生 わ 人 い い 門閥

血 統 迷 信 土 看 破 我 胸 中 投 入

… 習慣 外 い 誰 支


(9)

結論

ク ス 使 文 あ 森 鷗

外 実生活 証

文 い 独 逸 森 鷗 外 職 業 演 習 参 加

ク セ 貴 族 階 級 交 際 登 場 人 物 あ 小 林 通 瞭

反映

文 森 鷗 外 姿 登 場 人 物 あ 小 林

姫 い う 登 場 人 物 通 見 見 合 い 関

姫 自 由 考 え 感 情 鷗 外 実 際 考 え 感 情 代 表


(10)

LAMPIRAN

Peta Jerman


(11)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Risca Christhie

Tempat/ Tanggal Lahir : Purwakarta/ 5 April 1985

Agama : Katolik

Alamat : Jl. Raya Sukatani no. 9, Kp. Cimanglid, Bendul – Purwakarta

Pendidikan :

1991-1997 SD Yos Sudarso, Purwakarta 1997-2000 SMP Yos Sudarso, Purwakarta 2000-2003 SMU Santa Angela, Bandung


(12)

LAMPIRAN

Peta Jerman


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Sastra tidak hanya berfungsi sebagai media komunikasi tetapi juga sebagai media hiburan karena dapat menyajikan dunia lain yang bersifat imajinatif. Ruang lingkup sastra yang begitu luas dapat menjangkau berbagai kalangan masyarakat. Dalam hal ini, sastra memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia.

Jepang merupakan negara yang telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan dalam segala bidang, termasuk kesusastraannya. Perubahan yang sangat mendasar terjadi dengan adanya Restorasi Meiji, yang merupakan langkah pertama bagi Jepang untuk menuju ke zaman modern.

Dari sekian banyak sastrawan Jepang yang berkarya pada zaman modern, penulis tertarik dengan sosok Mori Ogai.

Mori Ogai (1862-1922) adalah sastrawan terkemuka Jepang yang hidup dan berkarya pada dua dekade zaman Meiji (1868-1912) dan dekade pertama zaman Taisho (1913-1926). Selain dikenal sebagai sastrawan, ia dikenal sebagai dokter pada dinas ketentaraan, dan bahkan pernah menduduki jabatan Kepala Korps Medis Angkatan Darat. Ia juga seorang kritikus sastra, sejarahwan, penerjemah, dan pustakawan. Selain sebagai sastrawan, Mori Ogai juga seorang birokrat. Beragamnya


(14)

sastrawan lain dan membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai salah satu dari karya sastranya. Sepanjang perjalanan hidupnya, Ogai telah menghasilkan banyak karya. Karya-karya yang telah dihasilkan Mori Ogai mencakup berbagai bidang dan cukup luas, mulai dari buku harian, esai ilmu kedokteran, karya-karya yang berhubungan dengan estetika, dan kritik sastra hingga biografi, drama, puisi Jepang dan Cina, cerita pendek, serta novel.

Karya sastra Mori Ogai yang merupakan hasil daya ciptanya sendiri (bukan terjemahan), secara keseluruhan berjumlah sekitar 120 judul (sebagian besar merupakan cerita pendek dan novel), dimulai dengan Maihime (Penari, 1890),

Utakata no Ki (Catatan Buih di Atas Air, 1890), dan Fumizukai (Pengantar Surat,

1891). Selama 17 tahun, antara tahun 1892 sampai 1909, Ogai tidak banyak menerbitkan karya fiksi, meskipun demikian ia mengedit majalah Mezamashi-gusa (Rumput Untuk Membangunkan Mata) edisi kedua, mengenai kepustakaan dan kritik. Karyanya yang paling penting pada periode ini adalah terjemahan dari novel

Improvisatoren karya Hans Christian Andersen, yang diberi judul Sokkyou Shijin1

dan Doitsu Nikki (Buku Harian Jerman), yang ia tulis ulang ke dalam bahasa Jepang dari buku harian berbahasa Cina miliknya yang menceritakan kehidupannya selama beberapa tahun berada di Jerman.

Pada tahun 1909, Ogai mulai melanjutkan kegiatannya sebagai penulis. Selama 13 tahun yang tersisa dari hidupnya, ia banyak menulis dan menerbitkan

1 Sokkyou Shijin berarti penulis puisi yang menulis puisi berdasarkan emosinya dan tempat dimana ia


(15)

karya-karyanya. Dari tahun 1909 hingga 1912, Ogai menulis karya fiksi berdasarkan pengalaman pribadinya, diantaranya cerita pendek yang berjudul Hannichi (Separuh Hari, 1909), Shokudou (Ruang Makan, 1910), Mousou (Angan-angan, 1911), Hyaku

Monogatari (Seratus Cerita, 1911), Ka no you ni (Seolah-olah, 1912), serta novel Vita Sexualis2 (1909), Seinen (Masa Muda, 1910-1911), Gan (Angsa Liar, 1911-1913),

dan Kaijin (Abu Kehancuran, 1911-1912).

Periode terakhir dari kreativitas menulis Ogai dimulai pada tahun 1912, ia menulis hampir semata-mata mengenai kesusastraan sejarah. Dalam empat tahun berikutnya, ia menulis cerita bersejarah seperti Abe Ichizoku (Klan Abe, 1913), Gojiin

gahara no Katakiuchi (Balas Dendam di Gojiingahara, 1913), Oshio Heihachiro3

(1914), Sakai Jiken (Peristiwa di Sakai, 1914), Sanshou Dayuu (Sanshou Si Pelayan, 1915), Takasebune (Perahu Takase, 1916), dan Kanzan Jittoku (Biksu Kanzan dan Jittoku, 1916). Dalam cerita-cerita tersebut, ia mengangkat masalah dorongan anarkis terhadap penghancuran dan pembinasaan, serta menampilkan berbagai contoh dari perubahan dorongan tersebut ke dalam emosi yang membangun, seperti perasaan patriotik dan kesediaan untuk mengorbankan diri.

Pada tahun 1916 Ogai kembali menulis biografi mengenai kehidupan dokter ilmu pengobatan Cina pada akhir era Edo, seperti Shibue Chuusai (1916), Izawa

Ranken (1916-1917), dan Hojo Katei (1917-1921). Secara keseluruhan, dari tahun

1912 hingga 1918, ia telah menghasilkan 24 karya. Sebelum tahun 1916, karya Ogai


(16)

meliputi 5 novel, 11 cerpen dan biografi singkat. Sedangkan antara tahun 1916 dan 1918, Ogai menghasilkan 3 biografi panjang serta 5 biografi singkat.

Tiga karya awal Mori Ogai yang terdiri dari Maihime (Penari), Utakata no Ki (Catatan Buih di Atas Air), dan Fumizukai (Pengantar Surat) sering disebut dengan

Doitsu Sanbusaku (Trilogi Jerman) karena ketiga karya yang merupakan cerpen

tersebut banyak diilhami oleh pengalamannya selama tugas belajar di Jerman. Ketiga cerpen tersebut menceritakan percintaan anak muda yang dilukiskan dengan romantis, namun berakhir dengan kesedihan.

Dari ketiga cerpen tersebut, penulis tertarik dengan cerpen Fumizukai karena setelah penulis membacanya, penulis menemukan bahwa Mori Ogai dapat menggambarkan dirinya sendiri dengan cara yang unik dan indah. Penulis bermaksud untuk meneliti dan menganalisis latar belakang kehidupan Mori Ogai yang berpengaruh terhadap cerpen Fumizukai tersebut.

Fumizukai merupakan karya terakhir dari Doitsu Sanbusaku (Trilogi Jerman)

dan ditulis pada bulan Januari 1891. Karya ini pertama kali terbit dalam majalah

Shincho Hakushu nomor 2 tahun 1891. Kisah Fumizukai dimulai dengan cerita

Kobayashi, seorang perwira muda Jepang pada zaman Meiji, dalam pertemuan Klub Persahabatan Jerman tentang pengalamannya selama di Jerman. Kobayashi ikut serta dalam latihan militer Korps pasukan Saxon. Selama berada di Jerman, ia bertemu dengan banyak orang dari kalangan bangsawan Saxony, seperti Von Meerheim, Von Bülow, Ida, dan sebagainya. Selain itu, Kobayashi juga menghadiri perayaan Tahun Baru yang sangat meriah di istana Raja Saxony. Sesuai judulnya, Fumizukai, yang


(17)

berarti pengantar surat, Kobayashi membantu Ida, seorang putri bangsawan, untuk menyampaikan surat kepada bibinya di kediaman Von Fabrice, Menteri Dalam Negeri. Surat itu berisi keinginan Putri Ida menjadi pegawai istana untuk menghindari perjodohannya dengan Meerheim, seorang perwira muda yang ditugaskan di markas besar batalion yang sama dengan Kobayashi. Putri Ida memiliki pemikiran liberal mengenai cinta. Kobayashi sendiri merasa kagum dan tertarik dengan figur Putri Ida.

Cerpen Fumizukai diilhami oleh pengalaman Mori Ogai selama berada di Jerman, dimana saat itu ia sering keluar masuk istana dan bergaul dengan kalangan bangsawan Saxony. Berdasarkan cerpen Fumizukai ini, penulis bermaksud menganalisis kehidupan Mori Ogai yang tercermin dalam cerpen tersebut, ditinjau dari tokoh-tokoh, tempat, dan peristiwa yang terdapat di dalamnya.

1.2 Pembatasan Masalah

Penulis akan membahas permasalahan yang berkaitan dengan sosok pengarang, Mori Ogai, yang tercermin dalam karya sastranya, Fumizukai, dengan membuat tinjauan terhadap latar belakang kehidupan Mori Ogai yang meliputi riwayat hidup dan pengalaman Mori Ogai selama berada di Jerman.

1.3 Tujuan Penelitian


(18)

1.4 Metodologi

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan ekspresif. Metode pendekatan ekspresif adalah metode yang bertolak dari asumsi bahwa sastra merupakan cerminan hidup pengarangnya.

Teori ekspresif, dengan Plato dan Aristoteles sebagai pemulanya, beranggapan dasar bahwa teks sastra pada dasarnya merupakan ekspresi spontan yang terolah melalui kedalaman emosi pengarangnya. Karena ekspresi spontan itu diawali oleh endapan pengalaman pengarang, maka telaah melalui teori ekspresif ini seringkali diawali dengan upaya pemahaman terhadap realitas yang menjadi pangkal timbulnya obsesi atau pengalaman. Oleh sebab itu, dalam telaahnya, riwayat hidup pengarang, peristiwa yang melatari kehadiran suatu karya sastra, menjadi penting (Aminuddin, 1995 : 57).

Secara garis besar, metode pendekatan ekspresif dapat didefinisikan sebagai metode pendekatan yang menekankan hubungan karya sastra dengan pengarang sebagai pencipta karya sastra yang bersangkutan. Luxemburg menyatakan bahwa :

“Teks ekspresif juga memberi informasi tentang dunia nyata dan juga

ditujukan kepada pembaca, namun fungsi utamanya adalah penyajian diri si pengarang. Di dalamnya pengarang menghadapi apa yang dilihat di

sekelilingnya dengan cara yang sangat pribadi” (1992 : 54).

Yudiono K. S dalam bukunya yang berjudul Telaah Kritik Sastra Indonesia menyatakan bahwa :

“Pendekatan ekspresif memandang karya sastra sebagai pernyataan dunia batin pengarang yang bersangkutan. Jika dibayangkan bahwa segala gagasan, cita rasa, emosi, ide, angan-angan merupakan dunia dalam pengarang, maka


(19)

karya sastra merupakan dunia luar yang bersesuaian dengan dunia dalam itu. Dengan pendekatan tersebut, penilaian sastra tertuju pada emosi atau keadaan jiwa pengarang, sehingga karya sastra merupakan sarana atau alat untuk memahami keadaan jiwa pengarang” (1986 : 31).

Orientasi ekspresif memandang karya sastra sebagai ekspresi, luapan, ucapan perasaan, sebagai hasil imajinasi pengarang, pikiran-pikiran, dan perasaannya. Orientasi ini cenderung menimbang karya sastra dengan keasliannya, kesejatiannya, atau kecocokan, dengan keadaan pikiran dan kejiwaan pengarang (Abrams, 1981 : 36-37).

Karya sastra tidak lepas dari penulisnya. Penulis atau pengarang memberikan intensi dalam karyanya. Karya sastra merupakan luapan atau penjelmaan perasaan, pikiran, dan pengalaman (dalam arti luas) pengarangnya. Oleh karena itu, faktor pengarang tidak dapat diabaikan meskipun tidak harus dimutlakkan. Umumnya, keterangan-keterangan pengarang mengenai karya sastranya, baik dalam hal ekspresi ataupun pikiran yang dikemukakan, sangatlah diperlukan untuk memahami karyanya tersebut.

Dengan demikian, metode pendekatan ini sangat mempersoalkan hal-hal yang berada di luar karya sastra, khususnya latar belakang kehidupan pengarang. Latar belakang ekonomi, sosial budaya, harapan, maupun cita-cita pengarang secara pribadi dan keadaan masyarakat secara umum seperti suasana politik atau keadaan ekonomi menjadi sesuatu yang vital serta harus dipahami karena semua itu dapat mempengaruhi cara pengarang dalam menulis cerita dan pada akhirnya berpengaruh


(20)

atau alur. Bukan itu saja, bahkan faktor perasaan dan emosi pengarang pun harus dianggap penting

Melalui pendekatan ekspresif, penulis dapat melakukan penelitian karya sastra bertolak dari kehidupan pengarang, yakni menelusuri riwayat kehidupan pengarang, Mori Ogai, dan meneliti kehidupan pribadinya terhadap karyanya, yaitu Fumizukai.

1.5 Organisasi Penulisan

Untuk mendapatkan karya tulis yang sistematis, maka penulis membagi penelitian ini ke dalam empat bab, di mana setiap babnya terdiri dari beberapa sub-bab, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas lima subbab, yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metodologi, dan organisasi penulisan.

BAB II MORI OGAI

Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang kehidupan Mori Ogai yang terdiri dari dua subbab. Subbab pertama berisi riwayat hidup Mori Ogai, yang terdiri atas tiga sub-subbab, yakni riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, dan kehidupan pernikahan. Subbab kedua berisi kehidupan Mori Ogai selama berada di Jerman, yang terdiri atas dua sub-subbab, yakni pertemuan Mori Ogai dengan kalangan masyarakat berstatus sosial tinggi di Jerman dan keadaan kota yang pernah dikunjungi Mori Ogai.


(21)

BAB III ANALISIS

Analisis kehidupan Mori Ogai yang tercermin dalam cerpen Fumizukai (Pengantar Surat), yang terdiri atas tiga subbab. Subbab pertama berisi pekerjaan Kobayashi, subbab kedua berisi pergaulan Kobayashi dengan kalangan berstatus sosial tinggi di Jerman, yang terdiri atas dua sub-subbab, yakni pertemuan Kobayashi dengan bangsawan-bangsawan Saxony, serta perayaan dan pesta yang dihadiri Kobayashi. Subbab ketiga berisi perjodohan, yang terdiri atas dua sub-subbab, yakni perjodohan di kalangan bangsawan Saxony dan pemikiran liberal Putri Ida mengenai pernikahan.

BAB IV KESIMPULAN


(22)

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah penulis menganalisis cerpen Fumizukai karya Mori Ogai pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Sebuah karya sastra tercipta atas pemikiran si pengarangnya. Dengan demikian, hal yang melatari terbentuknya karya sastra berhubungan langsung dengan sosok pengarang yang bersangkutan. Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa kehidupan pengarang memberi makna pada hasil karyanya.

2. Cerpen Fumizukai merupakan salah satu karya Mori Ogai yang mengambil bahan dan tema berdasarkan pengalaman hidupnya. Namun pengalamannya tersebut tidak serta merta dituangkan sepenuhnya, melainkan diramu dengan khayalan sehingga menjadi sebuah kisah yang menarik. Melalui metode ekspresif, kehidupan Mori Ogai sesungguhnya yang tercermin di dalam cerpen ini dapat terkuak karena adanya hubungan langsung antara kehidupan pengarang dengan karya sastranya. Kehidupan Mori Ogai ketika berada di Saxony melatari terciptanya cerpen Fumizukai. Hal ini terlihat melalui keadaan Saxony yang dijadikannya sebagai latar tempat. Kekaguman Ogai terhadap keadaan istana Raja Saxony, saat menghadiri pesta dansa tampak pula di dalamnya, dimana ia menggambarkannya dengan cukup terperinci. Dengan mengetahui latar belakang kehidupan pengarang, maka kita dapat memahami karyanya tersebut.


(23)

3. Dalam cerpen Fumizukai, terlihat jelas bahwa pekerjaan dan keberadaan Mori Ogai di Jerman saat mengikuti latihan mobilisasi serta bergaul dengan kalangan bangsawan Saxony tercermin melalui tokoh Kobayashi. Bangsawan-bangsawan yang ditampilkan di dalamnya juga sebagian besar merupakan cerminan bangsawan-bangsawan Saxony yang dijumpai Ogai dalam kehidupan yang sesungguhnya, meskipun dari segi cerita tidak sepenuhnya benar.

4. Sosok Mori Ogai dalam cerpen Fumizukai ini tidak hanya tercermin melalui tokoh Kobayashi saja, melainkan juga melalui tokoh Putri Ida. Perjodohan yang dialami Putri Ida memiliki kemiripan dengan perjodohan yang dialami Ogai, dimana keduanya sama sekali tidak mencintai pasangan pilihan orangtuanya dan berusaha untuk menghindarinya. Pemikiran liberal dan juga perasaan Putri Ida, sehubungan dengan perjodohannya itu, mewakili pemikiran serta perasaan Ogai yang sebenarnya. Melalui tokoh Putri Ida, Ogai mengungkapkan bahwa ia sangat menentang perjodohan. Ia juga menekankan bahwa landasan utama dalam membentuk sebuah keluarga adalah cinta, karena hidup bersama seseorang tanpa rasa cinta merupakan sebuah penderitaan.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M. H. 1981. Glossary of Letery Terms. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Angkasa.

Bowring, Richard John. 1979. Mori Ogai and The Modernization of Japanese

Culture. New York : Cambridge University Press.

Dilworth, David, and J. Thomas River, ed. 1991. The Historical Fiction of Mori

Ogai. Honolulu : University of Hawaii Press.

Grolier Encyclopedia of Knowledge. 1991. Connecticut : Grolier Incorporated.

Isogai, Hideo. 1981. Mori Ogai-Kansho Nihon Gendai Bungaku 1. Tokyo : Kadokawa Shoten.

Japan an Illusrated Encyclopedia. 1993. Tokyo : Kodansha.

K. S Yudiono. 1986. Telaah Kritik Sastra Indonesia. Bandung : Angkasa.

Keene, Donald. 1984. Dawn to The West-Japanese Literature of the Modern Era

Fiction. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Luxemburg, Jan Van dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : PT. Gramedia. Matsuura, Kenji. 1994. Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto : Kyoto Sangyo

University Press.

Mori, Ogai. 1991. Chikuma Nihon Bungaku Zenshuu 25. Tokyo : Chikuma Shobo. Nelson, Andrew N. 1994. Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia. Bekasi Timur :


(25)

Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik, dan

Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

The World Book Encyclopedia. 1996. Chicago : World Book International.

Tjhin, Thian Shiang. 2003. Kamus Praktis Jepang-Indonesia, Indonesia-Jepang. Jakarta : Gakushudo.

Wibawarta, Bambang. 2003. Buah Tangan dari Jerman. Jakarta : Kalang.

INTERNET :

1. 文づかひ 治 4年 月 . 25 November 2003.

http ://www2.odn.ne.jp/~cat45780/fumizukai.htm 2. Mori Ogai to Opera. March 2001.

http : //www32.ocn.ne.jp/~tsuzu/operetta-ougai.html

3. Richmond, Indiana. September 18, 2003. Japanese and Western Experiences :

Teaching “Maihime” and Kokoro to American Students.

http : //www.earlham.edu/~japn/content/guohezheng.html 4. Map of Germany. 7 March 2006.

http ://www.theodora.com/maps 5. Albert of Saxony.


(1)

Universitas Kristen Maranatha 8

dianggap penting

Melalui pendekatan ekspresif, penulis dapat melakukan penelitian karya sastra bertolak dari kehidupan pengarang, yakni menelusuri riwayat kehidupan pengarang, Mori Ogai, dan meneliti kehidupan pribadinya terhadap karyanya, yaitu Fumizukai.

1.5 Organisasi Penulisan

Untuk mendapatkan karya tulis yang sistematis, maka penulis membagi penelitian ini ke dalam empat bab, di mana setiap babnya terdiri dari beberapa sub-bab, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas lima subbab, yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metodologi, dan organisasi penulisan.

BAB II MORI OGAI

Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang kehidupan Mori Ogai yang terdiri dari dua subbab. Subbab pertama berisi riwayat hidup Mori Ogai, yang terdiri atas tiga sub-subbab, yakni riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, dan kehidupan pernikahan. Subbab kedua berisi kehidupan Mori Ogai selama berada di Jerman, yang terdiri atas dua sub-subbab, yakni pertemuan Mori Ogai dengan kalangan masyarakat berstatus sosial tinggi di Jerman dan keadaan kota yang pernah dikunjungi Mori Ogai.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 9

BAB III ANALISIS

Analisis kehidupan Mori Ogai yang tercermin dalam cerpen Fumizukai (Pengantar Surat), yang terdiri atas tiga subbab. Subbab pertama berisi pekerjaan Kobayashi, subbab kedua berisi pergaulan Kobayashi dengan kalangan berstatus sosial tinggi di Jerman, yang terdiri atas dua sub-subbab, yakni pertemuan Kobayashi dengan bangsawan-bangsawan Saxony, serta perayaan dan pesta yang dihadiri Kobayashi. Subbab ketiga berisi perjodohan, yang terdiri atas dua sub-subbab, yakni perjodohan di kalangan bangsawan Saxony dan pemikiran liberal Putri Ida mengenai pernikahan.

BAB IV KESIMPULAN


(3)

Universitas Kristen Maranatha 52

KESIMPULAN

Setelah penulis menganalisis cerpen Fumizukai karya Mori Ogai pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Sebuah karya sastra tercipta atas pemikiran si pengarangnya. Dengan demikian, hal yang melatari terbentuknya karya sastra berhubungan langsung dengan sosok pengarang yang bersangkutan. Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa kehidupan pengarang memberi makna pada hasil karyanya.

2. Cerpen Fumizukai merupakan salah satu karya Mori Ogai yang mengambil bahan dan tema berdasarkan pengalaman hidupnya. Namun pengalamannya tersebut tidak serta merta dituangkan sepenuhnya, melainkan diramu dengan khayalan sehingga menjadi sebuah kisah yang menarik. Melalui metode ekspresif, kehidupan Mori Ogai sesungguhnya yang tercermin di dalam cerpen ini dapat terkuak karena adanya hubungan langsung antara kehidupan pengarang dengan karya sastranya. Kehidupan Mori Ogai ketika berada di Saxony melatari terciptanya cerpen Fumizukai. Hal ini terlihat melalui keadaan Saxony yang dijadikannya sebagai latar tempat. Kekaguman Ogai terhadap keadaan istana Raja Saxony, saat menghadiri pesta dansa tampak pula di dalamnya, dimana ia menggambarkannya dengan cukup terperinci. Dengan mengetahui latar belakang kehidupan pengarang, maka kita dapat memahami karyanya tersebut.


(4)

Universitas Kristen Maranatha 53

3. Dalam cerpen Fumizukai, terlihat jelas bahwa pekerjaan dan keberadaan Mori Ogai di Jerman saat mengikuti latihan mobilisasi serta bergaul dengan kalangan bangsawan Saxony tercermin melalui tokoh Kobayashi. Bangsawan-bangsawan yang ditampilkan di dalamnya juga sebagian besar merupakan cerminan bangsawan-bangsawan Saxony yang dijumpai Ogai dalam kehidupan yang sesungguhnya, meskipun dari segi cerita tidak sepenuhnya benar.

4. Sosok Mori Ogai dalam cerpen Fumizukai ini tidak hanya tercermin melalui tokoh Kobayashi saja, melainkan juga melalui tokoh Putri Ida. Perjodohan yang dialami Putri Ida memiliki kemiripan dengan perjodohan yang dialami Ogai, dimana keduanya sama sekali tidak mencintai pasangan pilihan orangtuanya dan berusaha untuk menghindarinya. Pemikiran liberal dan juga perasaan Putri Ida, sehubungan dengan perjodohannya itu, mewakili pemikiran serta perasaan Ogai yang sebenarnya. Melalui tokoh Putri Ida, Ogai mengungkapkan bahwa ia sangat menentang perjodohan. Ia juga menekankan bahwa landasan utama dalam membentuk sebuah keluarga adalah cinta, karena hidup bersama seseorang tanpa rasa cinta merupakan sebuah penderitaan.


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M. H. 1981. Glossary of Letery Terms. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Angkasa.

Bowring, Richard John. 1979. Mori Ogai and The Modernization of Japanese

Culture. New York : Cambridge University Press.

Dilworth, David, and J. Thomas River, ed. 1991. The Historical Fiction of Mori

Ogai. Honolulu : University of Hawaii Press.

Grolier Encyclopedia of Knowledge. 1991. Connecticut : Grolier Incorporated.

Isogai, Hideo. 1981. Mori Ogai-Kansho Nihon Gendai Bungaku 1. Tokyo : Kadokawa Shoten.

Japan an Illusrated Encyclopedia. 1993. Tokyo : Kodansha.

K. S Yudiono. 1986. Telaah Kritik Sastra Indonesia. Bandung : Angkasa.

Keene, Donald. 1984. Dawn to The West-Japanese Literature of the Modern Era

Fiction. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Luxemburg, Jan Van dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : PT. Gramedia. Matsuura, Kenji. 1994. Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto : Kyoto Sangyo

University Press.

Mori, Ogai. 1991. Chikuma Nihon Bungaku Zenshuu 25. Tokyo : Chikuma Shobo. Nelson, Andrew N. 1994. Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia. Bekasi Timur :


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik, dan

Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

The World Book Encyclopedia. 1996. Chicago : World Book International.

Tjhin, Thian Shiang. 2003. Kamus Praktis Jepang-Indonesia, Indonesia-Jepang. Jakarta : Gakushudo.

Wibawarta, Bambang. 2003. Buah Tangan dari Jerman. Jakarta : Kalang.

INTERNET :

1. 文づかひ 治 4年 月 . 25 November 2003.

http ://www2.odn.ne.jp/~cat45780/fumizukai.htm 2. Mori Ogai to Opera. March 2001.

http : //www32.ocn.ne.jp/~tsuzu/operetta-ougai.html

3. Richmond, Indiana. September 18, 2003. Japanese and Western Experiences :

Teaching “Maihime” and Kokoro to American Students.

http : //www.earlham.edu/~japn/content/guohezheng.html 4. Map of Germany. 7 March 2006.

http ://www.theodora.com/maps 5. Albert of Saxony.


Dokumen yang terkait

Analisis 'Setsuzokujoshi' ~たり~たりします Dalam Bahasa Jepang (Kajian Sintaksis dan Semantik).

0 3 21

Perbandingan Struktur Manga Mezon Ikkoku (漫画めぞん刻)Dengan Anime Mezon Ikkoku(アニメめぞん一刻).

0 3 26

Analisis ~ところだdan ~たばかりだPada Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Sintaksis dan Semantik).

0 8 41

Penurunan Angka Pernikahan Yang Berdampak Pada 'Shoushika' 『少子化』Tercermin Dalam Serial Drama 'Konkatsu!'『婚カツ!』.

1 1 45

Peranan CHŌNAN(長男)Dalam Drama 'Hotman-2' (ホットマン-2) dan 'Brother Beat'(ブラザービート)(melalui Pendekatan Sosiologi Sastra).

0 0 58

Analisis ~ていく dan ~てくる Dalam Verba Bahasa Jepang (Kajian Semantik).

2 5 41

Analisis Bentuk Negasi ぬ,ず(に)dan まい Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Morfosintaksis dan Semantik).

1 10 58

Analisis 'Fukujoshi' ~まで dan ~までに Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Sintaksis dan Semantik).

1 4 55

Analisis Penggunaan Partikel ~だけ dan ~しか Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Semantik).

0 8 68

Analisis 'Joshi ~のに dan ~ても'Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Morfosintaksis dan Semantik).

0 13 45