Analisis Perbandingan Kinerja PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk untuk Tahun 2005-2009.

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja dua perusahaan dalam industri yang sama untuk periode tahun 2005 – 2009, sehingga dapat ditarik kesimpulan perusahaan mana yang memiliki kinerja yang lebih baik. Kedua perusahaan tersebut adalah PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Penilaian kinerja kedua perusahaan dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan kedua perusahaan tersebut untuk periode tahun 2005 – 2009. Sedangkan alat analisis laporan keuangan yang digunakan adalah analisis akuntansi dan analisis keuangan. Berdasarkan hasil analisis laporan keuangan kedua perusahaan, dapat disimpulkan bahwa PT PP London Sumatra Indonesia Tbk memiliki kinerja yang lebih baik dan posisi keuangannya lebih baik jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk untuk periode tahun 2005 – 2009.

Keywords : Perbandingan kinerja, analisis laporan keuangan, analisis akuntansi, dan analisis keuangan.


(2)

ABSTRACT

This research aimed to compare the performance of two companies within the same industry for year period 2005 to 2009, so that we can conclude which company has the better performance. Both companies are PT PP London Sumatra Indonesia Tbk and PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. The performance appraisal of both companies is conducted by analyzing financial statements both companies for year period 2005 to 2009. The financial statement analysis tool is in used is accounting analysis and financial analysis. Based on financial statements analysis of both companies, we can conclude that PT PP London Sumatra Indonesia Tbk has better performance and better financial position when compared with PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk for year period 2005 to 2009.

Keywords : Comparative performance, financial statement analysis, accounting analysis, and financial analysis.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul………....i

Lembar Pengesahan………...ii

Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi……….iii

Kata Pengantar………..iv

Abstrak………...vii

Abstract………..viii

Daftar Isi………...ix

Daftar Tabel...xv

Daftar Grafik dan Bagan...xvi

Daftar Lampiran………xvii

BAB I Pendahuluan………...1

1.1. Latar Belakang………1

1.2. Identifikasi Masalah………...7

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian………...7

1.4. Kegunaan Penelitian………...8

1.5. Kerangka Pemikiran………...9

BAB II Tinjauan Pustaka……….10


(4)

2.1.1. Definisi Laporan Keuangan………...10

2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan………11

2.1.3. Pengguna Laporan Keuangan………12

2.1.4. Asumsi Dasar Laporan Keuangan……….15

2.1.5. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan………...18

2.1.6. Isi Laporan Keuangan………20

2.1.6.1. Neraca……….20

2.1.6.2. Laporan Laba Rugi……….24

2.1.6.3. Laporan Perubahan Modal………..28

2.1.6.4. Laporan Arus Kas………...29

2.1.6.5. Catatan Atas Laporan Keuangan………32

2.2. Analisis Laporan Keuangan………..33

2.2.1. Definisi Analisis Laporan Keuangan……….33

2.2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan………..33

2.2.3. Manfaat Analisis Laporan Keuangan………....34

2.2.4. Analisis Akuntansi...34

2.2.5. Analisis Keuangan……….45

BAB III Objek dan Metode Penelitian………55

3.1. Objek Penelitian………...55

3.1.1. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( LSIP )………...55


(5)

3.1.1.2. Penawaran Umum Perdana ( IPO )……….56

3.1.1.3. Pemberian Saham Bonus………57

3.1.1.4. Visi dan Misi………..57

3.1.1.5. Tata Kelola Perusahaan Dan Struktur Organisasi…..57

3.1.1.6. Komposisi Pemegang Saham……….62

3.1.1.7. Produk……….62

3.1.2. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk ( UNSP )………63

3.1.2.1. Sejarah Singkat Perusahaan………63

3.1.2.2. Penawaran Umum Perdana ( IPO )….………64

3.1.2.3. Stock Split, Dividen, dan Saham Bonus...…………..65

3.1.2.4. Misi dan Visi……….……….65

3.1.2.5. Tata Kelola Perusahaan………..66

3.1.2.6. Komposisi Pemegang Saham….…..………..68

3.1.2.7. Produk……….………...69

3.2. Metode Penelitian………..………...70

3.2.1. Metode yang Digunakan……….70

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data………….………..71

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan……….73

4.1. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( LSIP )…….……….73

4.1.1. Analisis Akuntansi………...73


(6)

4.1.1.1.1. Pendapatan Usaha ( Revenue )…..………74

4.1.1.1.2. Beban Usaha ( Operating Expenses )……78

4.1.1.1.3. Laba ( Income )………..81

4.1.1.2. Analisis Aktivitas Investasi………..82

4.1.1.2.1. Aset Lancar ……….………...83

4.1.1.2.2. Kas dan Setara Kas ………..………….….84

4.1.1.2.3. Piutang Usaha ( Account Receivables )..…85

4.1.1.2.4. Persediaan ( Inventories ).………..86

4.1.1.2.5. Aset Tidak Lancar……….……….87

4.1.1.3. Analisis Aktivitas Pendanaan………..88

4.1.1.3.1. Kewajiban ( Liabilities )…….………88

4.1.1.3.2. Kewajiban Lancar…………..……….89

4.1.1.3.3. Kewajiban Tidak Lancar …..……….90

4.1.1.3.2. Ekuitas ( Equity )………94

4.1.2. Analisis Keuangan………...95

4.1.2.1. Analisis Common – Size dan Comparative……...…..95

4.1.2.2. Analisis Rasio………..105

4.1.2.2.1. Analisis Likuiditas……….………...105

4.1.2.2.2. Struktur Modal dan Solvabilitas…...……108

4.1.2.2.3. Analisis Profitabilitas…….………..110


(7)

4.1.2.2.5. Analisis Pemanfaatan Aktiva……..…….116

4.1.2.2.6. Rasio Reinvestasi Kas……….…….118

4.1.3. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana……….…..……….119

4.2. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk ( UNSP )……….………....120

4.2.1. Analisis Akuntansi……….120

4.2.1.1. Analisis Aktivitas Operasi………..121

4.2.1.1.1. Pendapatan Usaha ( Revenue )……..…...121

4.2.1.1.2. Beban Usaha ( Operating Expenses )...123

4.2.1.1.3. Laba ( Income )……….………124

4.2.1.2. Analisis Aktivitas Investasi………127

4.2.1.2.1. Aset Lancar ( Current Assets )………….127

4.2.1.2.2. Kas dan Setara Kas………...128

4.2.1.2.3. Piutang Usaha ( Account Receivables )…129 4.2.1.2.4. Persediaan ( Inventories )……….130

4.2.1.2.5. Aset Tidak Lancar………....131

4.2.1.3. Analisis Aktivitas Pendanaan………132

4.2.1.3.1. Kewajiban ( Liabilities )………..132

4.2.1.3.2. Kewajiban Lancar……….………...133

4.2.1.3.3. Kewajiban Tidak Lancar…..………134

4.2.1.3.4. Ekuitas ( Equity )……….………….135


(8)

4.2.2.1. Analisis Common – Size dan Comparative……….136

4.2.2.2. Analisis Rasio………..150

4.2.2.2.1. Analisis Likuiditas………….…………..150

4.2.2.2.2. Struktur Modal dan Solvabilitas...……...152

4.2.2.2.3. Analisis Profitabilitas……….…….154

4.2.2.2.4. Analisis Kinerja Operasi………….……156

4.2.2.2.5. Analisis Pemanfaatan Aktiva……..……159

4.2.2.2.6. Rasio Reinvestasi Kas……….162

4.2.3. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana………….………….163

4.3. Perbandingan Hasil Analisis…….….……….………164

4.3.1. Analisis Akuntansi………..……….164

4.3.2. Analisis Keuangan………..……….166

BAB V Kesimpulan dan Saran………...172

5.1. Kesimpulan………....………172

5.2. Saran ……….176 Daftar Riwayat Hidup


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Produksi CPO Dunia……….2

Tabel 1.2 Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia………...3

Tabel 1.3 Konsumsi CPO Indonesia……….4


(10)

DAFTAR GRAFIK DAN BAGAN

Halaman

Grafik 1.1 Harga CPO Januari – Desember 2009……….…..……..…...1

Bagan 1.1 Komposisi Pangsa Pasar CPO di Indonesia……….…..……5

Bagan 4.1 Penjualan Lonsum Tahun 2005 – 2009……….….…..74


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Perhitungan Rasio LSIP dan UNSP

Lampiran B : Laporan Keuangan PT London Sumatra Indonesia Tbk ( LSIP ) Tahun 2005 – 2009

Lampiran C : Laporan Keuangan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk ( UNSP ) Tahun 2005 – 2009


(12)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan. Hal ini dikarenakan permintaan kelapa sawit baik dari dalam maupun luar negeri setiap tahunnya mengalami peningkatan. Menurut Kontan, sebuah koran bisnis dan ekonomi, tingginya permintaan kelapa sawit baik dari dalam maupun luar negeri ( ekspor ) dikarenakan melemahnya produksi minyak kanola dan minyak matahari, sehingga menyebabkan ketergantungan pada minyak kelapa sawit yang berbahan dasar kelapa sawit. Selain itu, faktor lain yang membuat prospek industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia masih menjanjikan adalah harga minyak kelapa sawit atau biasa disebut CPO ( Crude Palm Oil ) yang rata-rata mengalami kenaikan dari waktu ke waktu mengikuti harga pasar minyak kelapa sawit dunia ( lihat grafik 1.1 ).

Grafik 1.1

Harga CPO Januari – Desember 2009 ( MYR / Ton )

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 2/ 1/ 20 09 23 /0 1/ 20 09 13 /0 2/ 20 09 6/ 3/ 20 09 27 /0 3/ 20 09 17 /0 4/ 20 09 8/ 5/ 20 09 29 /0 5/ 20 09 19 /0 6/ 20 09 10 /7 /2 00 9 31 /0 7/ 20 09 21 /0 8/ 20 09 11 /9 /2 00 9 2/ 10 /2 00 9 23 /1 0/ 20 09 13 /1 1/ 20 09 4/ 12 /2 00 9 25 /1 2/ 20 09 Harga


(13)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan 2

Meningkatnya permintaan dan tingginya harga CPO dunia mendorong meningkatnya produksi CPO Indonesia setiap tahunnya. Menurut Oil World ( sebuah lembaga riset minyak dunia yang berbasis di Hamburg, Jerman ) sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 produksi minyak kelapa sawit atau CPO Indonesia telah berkembang pesat, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.1

Produksi CPO Dunia ( Juta Ton )

2005 2006 2007 2008 2009 Indonesia 13,97 16,05 17,27 19,20 20,70

Malaysia 14,80 15,88 15,82 17,74 17,75 Negara Lain 4,91 5,21 5,77 6,34 6,53

Total 33,68 37,14 38,86 43,28 44,98 Sumber :Oil World ( http://www.oilworld.biz ), 2010

Pada tabel di atas juga terlihat sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, produksi kelapa sawit Indonesia telah melampaui produksi negara tetangganya yaitu Malaysia. Peningkatan produksi CPO Indonesia dari tahun ke tahun selain dikarenakan tingginya permintaan dan harga CPO, hal ini juga menunjukkan bahwa pangsa pasar industri perkebunan kelapa sawit Indonesia masih tinggi.

Pangsa pasar industri perkebunan kelapa sawit Indonesia terdiri atas dua segmen yaitu ekspor dan dalam negeri ( lokal ). Menurut harian Bisnis Indonesia, salah satu harian bisnis nasional, diperkirakan tahun 2010 Indonesia dapat menguasai 50% pangsa pasar minyak kelapa sawit dunia, menyusul produksi kompetitor utama, Malaysia. Hal serupa juga diungkapkan oleh Tempo Interaktif,


(14)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan 3

sebuah majalah bisnis dan ekonomi nasional, yang meliput pernyataan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang optimis bahwa Indonesia bisa menjadi pengekspor kelapa sawit terbesar di dunia. Berdasarkan data Oil World, negara tujuan ekspor CPO Indonesia adalah negara-negara di kawasan benua Asia, Eropa dan sebagian kecil negara di benua lainnya. Ekspor CPO Indonesia tahun 2005 ke benua Asia sebesar 7,42 juta ton, ke benua Eropa 1,90 juta ton, dan benua lainnya 1,11 juta ton. Sedangkan pada tahun 2006 ekspor CPO Indonesia ke benua Asia sebesar 8,94 juta ton, ke benua Eropa 2,02 juta ton, dan ke benua lainnya sebesar 1,58 juta ton. Secara keseluruhan ekspor CPO Indonesia setiap tahunnya dari tahun 2005 hingga tahun 2008 mengalami peningkatan baik ke benua Asia, Eropa, dan negara lainnya di benua lain.

Tabel 1.2

Ekspor Minyak Sawit Indonesia ( Juta Ton ) 2005 2006 2007 2008 Asia 7,42 8,94 9,08 9,88 Eropa 1,90 2,02 2,01 2,59 Lainnya 1,11 1,58 1,56 2,14 Sumber :Oil World ( http://www.oilworld.biz ), 2009

Sedangkan untuk konsumsi dalam negeri atau segmen lokal, permintaan dan pangsa pasarnya pun mengalami peningkatan setiap tahunnya pada tahun 2007 konsumsi CPO lokal adalah sebesar 4,72 juta ton meningkat 34,47% jika dibandingkan tahun 2006 yang hanya sebesar 3,51 juta ton. Meskipun tahun 2008 pangsa pasar CPO dalam negeri mengalami penurunan sebesar 2,75% tetapi pada


(15)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan 4

tahun 2009 pangsa pasar CPO kembali mengalami kenaikan sebesar 9,37% dibandingkan tahun 2008.

Tabel 1.3

Konsumsi CPO Indonesia ( Juta Ton )

Tahun 2006 2007 2008 2009

Konsumsi 3,51 4,72 4,59 5,02

Pertumbuhan - 34,47% ( 2,75% ) 9,37% Sumber :Oil World dan Hasil olahan penulis, 2010

Masih tingginya pangsa pasar dan permintaan minyak kelapa sawit atau CPO baik dari dalam maupun luar negeri serta menjanjikannya prospek industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia mendorong munculnya perusahaan-perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan terutama kelapa sawit. Sampai Januari 2010, sudah terdapat delapan perusahaan kelapa sawit yang terdaftar di BEI. Delapan perusahaan kelapa sawit tersebut diantaranya :

Tabel 1.4

Daftar Perusahaan Kelapa Sawit BEI

Nama Perusahaan Kode di BEI

Astra Agro Lestari Tbk AALI

BW Plantations Tbk BWPT

Gozco Plantations GZCO

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk LSIP

Sampoerna Agro Tbk SGRO


(16)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan 5

Tunas Baru Lampung Tbk TBLA

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk UNSP Sumber : Koran Kontan, 2010

Kedelapan perusahaan kelapa sawit tersebut merupakan perusahaan swasta yang menurut majalah SWA, majalah bisnis dan ekonomi nasional, merupakan pemegang pangsa pasar CPO Indonesia yang berasal dari pihak swasta terbesar bersama dengan perusahaan swasta lainnya yang belum terdaftar di BEI. Berikut ini persentase pangsa pasar CPO perusahaan swasta, BUMN, dan perkebunan rakyat di Indonesia :

Bagan 1.1

Komposisi Pangsa Pasar CPO di Indonesia ( 2009 )

Per usahaan Swasta 54% BUMN

14% Per kebunan Rakyat

32%

Sumber : Majalah SWA, 2009

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( LSIP ) dan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk ( UNSP ) adalah dua dari delapan perusahaan swasta yang memiliki prospek yang baik dan memiliki asset yang besarnya tidak berbeda jauh. Pendapatan kedua perusahaan yang sama-sama beroperasi di pulau Sumatra ini mengalami peningkatan setiap tahunnya. Seperti contohnya, pada tahun 2006


(17)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan 6

pendapatan LSIP dan UNSP meningkat masing-masing sebesar 17,22% dan 33,66% jika dibandingkan tahun 2005. Hal ini tidak berlaku untuk tahun 2006 saja, sampai dengan tahun 2008 pendapatan kedua perusahaan tersebut masih mengalami peningkatan setiap tahunnya. Prospek bisnis yang baik dari kedua emiten tersebut menjadi contoh kecil yang akan menarik investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham pada industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Tetapi, dalam menilai baik atau buruknya kinerja suatu perusahaan serta saham perusahaan yang bersangkutan tidak hanya dapat dilakukan dengan melihat prospek perusahaan dan komoditas yang dihasilkannya saja. Oleh karena itu dibutuhkan analisis yang memadai terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey ( 2005:13 ), analisis laporan keuangan terdiri atas analisis akuntansi dan analisis keuangan. Analisis akuntansi merupakan proses evaluasi sejauh mana akuntansi dalam perusahaan menggambarkan keadaan realitas ekonomi perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari transaksi dan peristiwa perusahaan, menilai dampak kebijakan akuntansi terhadap laporan keuangan, menyesuaikan laporan tersebut agar lebih mencerminkan keadaan ekonomi yang mendasarinya dan membuatnya lebih sesuai untuk dianalisis. Sedangkan analisis keuangan merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi keuangan dan kinerja perusahaan pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk menganalisis laporan keuangan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( LSIP ) dan PT Bakrie Sumatera


(18)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan 7

Plantations Tbk ( UNSP ). Selain itu penulis juga tertarik untuk membandingkan kinerja kedua perusahaan tersebut agar dapat dijadikan pedoman oleh stakeholder seperti investor, kreditor, supplier, dan lain-lain dalam pengambilan keputusan bisnis. Oleh karena itu penulis mengambil judul “Analisis Perbandingan Kinerja PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Untuk Tahun 2005 – 2009”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakangnya, maka topik permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kinerja keuangan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk jika dibandingkan dengan kinerja keuangan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk untuk tahun 2005-2009 berdasarkan hasil analisis laporan keuangan dengan menggunakan analisis akuntansi dan analisis keuangan?”.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui perusahaan mana yang kinerjanya lebih baik PT PP London Sumatra Indonesia Tbk atau PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk untuk tahun 2005-2009 berdasarkan perbandingan kinerja keuangannya yang dianalisis dengan menggunakan analisis akuntansi dan analisis keuangan”.


(19)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan 8

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis, untuk memenuhi syarat kelulusan sarjana akuntansi di Universitas Kristen Maranatha Bandung dan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dari kegiatan-kegiatan akademik yang telah dijalani oleh penulis.

2. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai referensi posisi perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis.

3. Bagi Investor dan Kreditor, hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan informasi keuangan perusahaan dan kinerjanya sehingga dapat digunakan sebagai panduan dalam berinvestasi dan pemberian kredit pada perusahaan yang bersangkutan.

4. Bagi Masyarakat dan Mahasiswa, diharapkan informasi yang disajikan dalam penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat dan dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian sejenis.


(20)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan 9

1.5. Kerangka Pemikiran

Prinsip Akuntansi Berterima Umum ( PABU )

Laporan Auditor Sta PBU Auditor Independen Laporan Keuangan Analisis

Akuntansi Keuangan

Hasil Analisis Peluang Bisnis LSIP UNSP Perbandingan Hasil Analisis

Keputusan Investasi, Keputusan Kredit, dan Keputusan Bisnis Lainnya

Manajemen Manajemen Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi Disusun dan disajikan sesuai dengan Mengaudit apakah LK menyajikan secara wajar sesuai dengan


(21)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran 172

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV terhadap perbandingan kinerja kedua perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( LSIP ) memiliki kinerja dan posisi keuangan yang lebih baik jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk ( UNSP ). Berikut ini kesimpulan dari analisis akuntansi dan analisis keuangan berdasarkan hasil pembahasan pada BAB IV yang mengindikasikan bahwa kinerja dan posisi keuangan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( LSIP ) lebih baik jika dibandingkan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk ( UNSP ) :

I. Analisis Akuntansi

 Akuntansi kedua perusahaan tersebut telah mencerminkan realitas ekonomi yang sebenarnya. Selain itu pencatatan dan pelaporan keuangan kedua perusahaan tersebut telah menggunakan akuntansi yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ). Dan kebijakan akuntansi yang lain telah disebutkan oleh kedua perusahaan pada catatan atas laporan keuangan kedua perusahaan. Selain itu kedua perusahaan tersebut telah diaudit oleh auditor eksternal dengan hasil laporan auditor “ wajar “.


(22)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran 173

II. Analisis Keuangan

 Jika dilihat dari aktivitas operasi, aktivitas pendanaan, dan aktivitas investasi, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dan PT Bakrie Sumatera Plantations menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi yang meningkat setiap tahunnya dari tahun 2005 hingga tahun 2009. Tetapi arus kas pendanaan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk lebih besar jika dibandingkan dengan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, hal ini mengindikasikan bahwa PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk banyak melakukan pinjaman dari pihak eksternal bahkan dalam jumlah yang cukup besar jika dibandingkan dengan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk selama tahun 2005 – 2009 banyak melakukan kegiatan investasi, sehingga total aktivanya meningkat dengan signifikan, tetapi yang sangat disayangkan keseluruhan aktivitas investasinya tidak disesuaikan dengan arus kas operasi yang masuk, hal ini mendorong PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk melakukan pinjaman yang sangat besar pada pihak eksternal untuk membiayai aktivitas investasinya. Sehingga pembayaran bunga PT Bakrie Sumatera Plantations tergolong sangat besar setiap tahunnya. Sedangkan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk melakukan kegiatan investasinya disesuaikan dengan arus kas operasinya, dan sedikit melakukan pinjaman pihak eksternal.

 Dilihat dari segi likuiditasnya, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk memiliki tingkat likuiditas yang lebih tinggi dari PT Bakrie Sumatera


(23)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran 174

Plantations Tbk. Selain itu rasio cepat PT PP London Sumatra Indonesia Tbk lebih tinggi jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.  Dilihat dari struktur modalnya, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk

memiliki struktur modal yang kuat jika dibandingkan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Hal ini dikarenakan sebagian besar modal PT PP London Sumatra Indonesia Tbk berasal dari pihak internal sedangkan PT Bakrie Sumatera Plantations berasal dari pihak eksternal sehingga beban bunga PT Bakrie Sumatera Plantations pun tergolong cukup besar.

 Jika dilihat dari tingkat pengembalian atas aktiva dan pengembalian atas ekuitas biasa, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi baik tingkat pengembalian atas aktiva maupun tingkat pengembalian atas ekuitas biasa.

 Jika dilihat dari pemanfaatan aktiva yang dilakukan kedua perusahaan, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk memiliki tingkat perputaran kas dan perputaran persediaan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Tetapi tingkat perputaran piutang dan total aktiva PT PP London Sumatra Indonesia Tbk lebih tinggi jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.

 Jika dilihat dari kinerja kedua perusahaan dalam menghasilkan laba, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk mampu menghasilkan margin laba yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Hal ini


(24)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran 175

tercermin dari lebih besarnya nilai rasio margin laba PT PP London Sumatra Indonesia Tbk jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.

 Berdasarkan analisis comparative, dapat dilihat bahwa pertumbuhan laba bersih PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dari tahun 2005 hingga tahun 2009 mencatat pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Indonesia Tbk. Sedangkan jika dilihat dari pertumbuhan penjualannya, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk mencatat pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi, tetapi yang disayangkan pertumbuhan HPPnya juga tinggi sehingga pertumbuhan laba operasinya menjadi kecil. Sedangkan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk pertumbuhan HPPnya lebih rendah sehingga pertumbuhan laba operasinya tinggi.

 Berdasarkan analisis common – size, dapat dilihat persentase komponen kewajiban terhadap total kewajiban dan ekuitas PT PP London Sumatra Indonesia Tbk lebih kecil jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk hal ini mengindikasikan struktur modal PT PP London Sumatra Indonesia Tbk sebagian besar terdiri dari ekuitas pemegang saham sedangkan PT Bakrie Sumatera Indonesia Tbk berasal dari kewajiban / hutang. Selain itu PT PP London Sumatra Indonesia Tbk memiliki persentase laba bersih terhadap penjualan yang lebih tinggi jika dibandingkan PT Bakrie


(25)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran 176

Sumatera Plantations Tbk, hal ini mencerminkan tingkat laba PT PP London Sumatra Indonesia Tbk lebih besar jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.

5.2. Saran

Berikut ini saran yang ingin disampaikan oleh penulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis :

1. Bagi Perusahaan

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk

Sebaiknya PT PP London Sumatra Indonesia Tbk mempertahankan kinerja yang telah dicapai selama ini. Selain itu dikarenakan struktur modal PT PP London Sumatra Indonesia Tbk masih kuat dan tingkat kewajibannya tergolong masih rendah sebaiknya PT PP London Sumatra Indonesia Tbk melakukan ekspansi usaha dengan memanfaatkan pinjaman dari pihak eksternal.

PT Bakrie Sumatera Indonesia Tbk

PT Bakrie Sumatera Indonesia Tbk sama seperti perusahaan Group Bakrie yang lainnya sering melakukan pinjaman baik jangka panjang maupun jangka pendek sehingga perusahaannya memiliki kewajiban yang terlalu tinggi sehingga beban bunga juga tinggi dan likuiditas perusahaan kurang baik. Selain itu perusahaan harus lebih efisien dan efektif sehingga margin


(26)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran 177

laba yang dihasilkan dapat lebih ditingkatkan lagi sehingga tingkat pengembalian untuk investor pun meningkat.

2. Bagi Investor

Dengan tingkat pengembalian atas ekuitas biasa yang tinggi dan posisi serta kinerja keuangan yang baik, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dapat dijadikan alternatif pilihan dalam investasi saham oleh investor. Selain itu harga saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dapat meningkat seiring dengan pertumbuhan laba bersihnya yang tinggi setiap tahunnya. Dan saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk bebas dari risiko aksi korporat yang merugikan investor jika dibandingkan perusahaan – perusahaan Group Bakrie yang sering melakukan aksi korporat yang merugikan investor.

3. Bagi Kreditor

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, selain itu rasio cepatnya juga tinggi oleh karena itu kreditor tidak perlu khawatir dalam memberikan pinjaman jangka pendek kepada PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk juga memiliki struktur modal yang kuat, sehingga kreditor juga tidak perlu khawatir dalam memberikan pinjaman jangka panjang. Sedangkan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk memiliki likuiditas yang tergolong kecil dan rasio cepatnya sangat minim serta struktur modalnya sebagian besar


(27)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran 178

sudah berupa kewajiban sehingga kreditor akan memiliki risiko yang lebih besar dan harus berhati – hati dalam memberikan pinjaman. Selain itu BSP juga sudah memiliki hutang obligasi yang cukup besar sehingga BSP berkewajiban membayar bunga obligasi setiap tahunnya.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Djarwanto, P.S. ( 2004 ). Pokok – Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Hanafi dan Abdul Halim. ( 2002 ). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kesatu, AMP YKPN, Yogyakarta

Harahap, Sofyan Syafri. ( 1998 ). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. ( 2008 ). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kelima, BPFE, Yogyakarta.

http://www.bakriesumatera.com http://www.idx.co.id

http://www.kontan.co.id

http://www.londonsumatra.com http://www.oilworld.biz

http://www.palmoil.com

Ikatan Akuntansi Indonesia. ( 2009 ). Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta.

Jogiyanto. ( 2004 ). Metodelogi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman – pengalaman, Edisi 2004 / 2005, BPFE, Yogyakarta.

Kieso, Weygandt, dan Warfield. ( 2001 ). Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.


(29)

Munawir. ( 2002 ). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta. Smith dan Skousen. ( 1996 ). Akuntansi Intermediate, Edisi Kesembilan, Jilid I,

Erlangga, Jakarta.

Suwardjono. ( 2005 ). Teori Akuntansi – Perekayasaan Pelaporan Keuangan, BPFE, Yogyakarta.

Wagner, Katherine. ( 2005 ). Finance for Nonfinancial Managers – 24 Poin Penting

Untuk Memahami dan Mengevaluasi Kesehatan Keuangan, Bhuana Ilmu

Populer ( BIP ), Jakarta.

Wiaver dan Weston. ( 2007 ). Finance and Accounting for Nonfinancial Managers –

Memahami Laporan Keuangan dan Akuntansi Sekelas MBA, Bhuana Ilmu

Populer ( BIP ), Jakarta.

Wild, Subramanyam, dan Halsey. ( 2005 ). Financial Statement Analysis – Analisis Laporan Keuangan, Edisi Delapan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta. Wild, Subramanyam, dan Halsey. ( 2005 ). Financial Statement Analysis – Analisis


(1)

tercermin dari lebih besarnya nilai rasio margin laba PT PP London Sumatra Indonesia Tbk jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.

 Berdasarkan analisis comparative, dapat dilihat bahwa pertumbuhan laba bersih PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dari tahun 2005 hingga tahun 2009 mencatat pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Indonesia Tbk. Sedangkan jika dilihat dari pertumbuhan penjualannya, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk mencatat pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi, tetapi yang disayangkan pertumbuhan HPPnya juga tinggi sehingga pertumbuhan laba operasinya menjadi kecil. Sedangkan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk pertumbuhan HPPnya lebih rendah sehingga pertumbuhan laba operasinya tinggi.

 Berdasarkan analisis common – size, dapat dilihat persentase komponen kewajiban terhadap total kewajiban dan ekuitas PT PP London Sumatra Indonesia Tbk lebih kecil jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk hal ini mengindikasikan struktur modal PT PP London Sumatra Indonesia Tbk sebagian besar terdiri dari ekuitas pemegang saham sedangkan PT Bakrie Sumatera Indonesia Tbk berasal dari kewajiban / hutang. Selain itu PT PP London Sumatra Indonesia Tbk memiliki persentase laba bersih terhadap penjualan yang lebih tinggi jika dibandingkan PT Bakrie


(2)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran 176

Sumatera Plantations Tbk, hal ini mencerminkan tingkat laba PT PP London Sumatra Indonesia Tbk lebih besar jika dibandingkan dengan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.

5.2. Saran

Berikut ini saran yang ingin disampaikan oleh penulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis :

1. Bagi Perusahaan

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk

Sebaiknya PT PP London Sumatra Indonesia Tbk mempertahankan kinerja yang telah dicapai selama ini. Selain itu dikarenakan struktur modal PT PP London Sumatra Indonesia Tbk masih kuat dan tingkat kewajibannya tergolong masih rendah sebaiknya PT PP London Sumatra Indonesia Tbk melakukan ekspansi usaha dengan memanfaatkan pinjaman dari pihak eksternal.

PT Bakrie Sumatera Indonesia Tbk

PT Bakrie Sumatera Indonesia Tbk sama seperti perusahaan Group Bakrie yang lainnya sering melakukan pinjaman baik jangka panjang maupun jangka pendek sehingga perusahaannya memiliki kewajiban yang terlalu tinggi sehingga beban bunga juga tinggi dan likuiditas perusahaan kurang baik. Selain itu perusahaan harus lebih efisien dan efektif sehingga margin


(3)

laba yang dihasilkan dapat lebih ditingkatkan lagi sehingga tingkat pengembalian untuk investor pun meningkat.

2. Bagi Investor

Dengan tingkat pengembalian atas ekuitas biasa yang tinggi dan posisi serta kinerja keuangan yang baik, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dapat dijadikan alternatif pilihan dalam investasi saham oleh investor. Selain itu harga saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dapat meningkat seiring dengan pertumbuhan laba bersihnya yang tinggi setiap tahunnya. Dan saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk bebas dari risiko aksi korporat yang merugikan investor jika dibandingkan perusahaan – perusahaan Group Bakrie yang sering melakukan aksi korporat yang merugikan investor.

3. Bagi Kreditor

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, selain itu rasio cepatnya juga tinggi oleh karena itu kreditor tidak perlu khawatir dalam memberikan pinjaman jangka pendek kepada PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk juga memiliki struktur modal yang kuat, sehingga kreditor juga tidak perlu khawatir dalam memberikan pinjaman jangka panjang. Sedangkan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk memiliki likuiditas yang tergolong kecil dan rasio cepatnya sangat minim serta struktur modalnya sebagian besar


(4)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran 178

sudah berupa kewajiban sehingga kreditor akan memiliki risiko yang lebih besar dan harus berhati – hati dalam memberikan pinjaman. Selain itu BSP juga sudah memiliki hutang obligasi yang cukup besar sehingga BSP berkewajiban membayar bunga obligasi setiap tahunnya.


(5)

BPFE, Yogyakarta.

Hanafi dan Abdul Halim. ( 2002 ). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kesatu, AMP YKPN, Yogyakarta

Harahap, Sofyan Syafri. ( 1998 ). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. ( 2008 ). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kelima, BPFE, Yogyakarta.

http://www.bakriesumatera.com http://www.idx.co.id

http://www.kontan.co.id

http://www.londonsumatra.com http://www.oilworld.biz

http://www.palmoil.com

Ikatan Akuntansi Indonesia. ( 2009 ). Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta.

Jogiyanto. ( 2004 ). Metodelogi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman – pengalaman, Edisi 2004 / 2005, BPFE, Yogyakarta.

Kieso, Weygandt, dan Warfield. ( 2001 ). Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.


(6)

Munawir. ( 2002 ). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta. Smith dan Skousen. ( 1996 ). Akuntansi Intermediate, Edisi Kesembilan, Jilid I,

Erlangga, Jakarta.

Suwardjono. ( 2005 ). Teori Akuntansi – Perekayasaan Pelaporan Keuangan, BPFE, Yogyakarta.

Wagner, Katherine. ( 2005 ). Finance for Nonfinancial Managers – 24 Poin Penting Untuk Memahami dan Mengevaluasi Kesehatan Keuangan, Bhuana Ilmu Populer ( BIP ), Jakarta.

Wiaver dan Weston. ( 2007 ). Finance and Accounting for Nonfinancial Managers – Memahami Laporan Keuangan dan Akuntansi Sekelas MBA, Bhuana Ilmu Populer ( BIP ), Jakarta.

Wild, Subramanyam, dan Halsey. ( 2005 ). Financial Statement Analysis – Analisis Laporan Keuangan, Edisi Delapan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta. Wild, Subramanyam, dan Halsey. ( 2005 ). Financial Statement Analysis – Analisis