Analisis Modal Kerja PT. PP. London Sumatera Indonesia, Tbk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS MODAL KERJA
PT.PP.LONDON SUMATRA INDONESIA,Tbk
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh: Tiya S Ritonga
112101120
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA :TIYA S RITONGA NIM :112101120
PROGRAM STUDI :DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS MODAL KERJA PADA PT.PP.LONDON SUMATRA INDONESIA,TbK.
Tanggal 2014 DOSENPEMBIMBING
Dra. Yulinda, M.Si
NIP. 19590926 198601 2 001
Tanggal 2014 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA IIIMANAJEMEN KEUANGAN
DR. Yeni Absah, S.E., M.Si NIP. 19741123 200012 2 001
Tanggal 2014 DEKANFAKULTASEKONOMI DAN BISNIS
Prof. DR. Azhar Maksum, M.Ec,Ak, CA NIP. 19560407 198002 1 001
(3)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr.Wb.
Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan kesempatan sehingga penulisan tugas akhir ini dapat selesaitepat waktu dengan judul “Analisa Modal Kerja pada PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk”.
Tujuan penulisan ini guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Manajermen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tugas akhir ini tentu belum sempurna, karena keterbatasan ilmu pengetahuna dan sarana yang dimiliki. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada ayahanda tercinta Drs.Bachtiar Ritonga dan Ibunda Tersayang Sugeng Endang Rahayu yang telah mendidik dan membesarkan penulis, terimakasih atas doa dan kasih sayang serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak akan mungkin terbalas, hanya tugas akhir ini yang penulis persembahkan sebagai awal dari keberhasilan penulis dimasa mendatang. Amin.
Dalam penyusunan Tugas Akhiri ini penulis tidak terlepas dalam bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Untuk kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA, selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara
(4)
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi DIII Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara
3. Ibu Dra. Yulinda, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis dalam memyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Terima kasih kepada abang dan kakak tercinta Ulfha Zahara Ritonga,Fadhlan Ansyari Ritonga, ST., Fahri Azhary Ritonga, Angga Sahputra serta Mila Ayu Destari, Spd. yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini serta keponakanku tersayang Faeyza Aufa.
5. Terima kasih kepada Zunaidi Trianjaya, ST. yang telah banyak memberikan dukungan, motivasi, nasehat dan waktu yang diluangkan untuk membantu penulis selama penyelesaian tugas akhir ini.
6. Seluruh teman-teman DIII Manajemen Keuangan di Kelompok B terutama sahabat saya, Dila,Anggi,Rista,Yessy terima kasih atas kerjasamanya.
7. Sahabat yang selalu membantu dan memberikan dukungan Reny Asifa dan Dwi Wulan terima kasih untuk waktunya.
Akhir kata terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyelesaian tugas akhir ini. Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon dimaafkan dan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pembacanya.
Wassalammualikum Wr.Wb.
Medan, Juli Penulis
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan 6
B. Struktur Organisasi 10
C. Uraian Pekerjaan 12
D. Kinerja Terkini 14
BAB III PEMBAHASAN
A. Teori Modal Kerja 17
1. Pengertian Modal Kerja 17
2. Fungsi Modal Kerja 19
3. Klasifikasi Modal kerja 20
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Modal Kerja 21
5. Analisa Konsep Modal Kerja 22
B. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja 27
1. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja 27 2. Analisa Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja 36
C. Rasio Modal Kerja Perusahaan 41
1. Rasio Modal Kerja 41
2. Perhitungan Rasio Modal Kerja 44
(6)
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 52
B. Saran 54
(7)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Struktur Organisasi PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk 11
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Modal Kerja Kuantitatif Perusahaan Tahun 2012 dan 2013 22 Tabel 3.2 Modal Kerja Kualitatif Perusahaan Tahun 2012 dan 2013 23 Tabel 3.3 Modal Kerja Fungsional Perusahaan Tahun 2012 dan 2013 24 Tabel 3.4 Klasifikasi Perubahan Aset dan Liabilitas Perusahaan 30 Tabel 3.5 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana 31
(9)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kegiatan perusahaan membutuhkan modal kerja guna mencapai tujuan yang telah direncanakan. Modal kerja tersebut digunakan untuk membiayai pelaksanaan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan, apakah digunakan untuk pembelian bahan baku, barang dalam proses dan persediaan barang jadi serta biaya operasi. Modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu mebiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Hal ini sangat penting bagi perusahaan agar perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Seorang manajer perusahaan harus selalu aktif meneliti sumber-sumber dan penggunaan modal kerja, agar perusahaan selalu cukup modal kerjanya. Modal kerja dapat diperoleh dari hasil operasi perusahaan maupun dari luar untuk memenuhi kebutuhan sehingga perusahaan dapat berjalan lancar. Kegagalan memperoleh modal kerja serta kegagalan pengelolaan dalam meningkatkan mutu produksi akan menimbulkan hambatan-hambatan. Faktor-faktor lain dari luar perusahaan juga dapat menimbulkan kegagalan, kerugian maupun kesulitan modal kerja bagi perusahaan.
Peranan modal kerja sangat penting bagi setiap perusahaan walaupun kepentingannya selalu berlainan untuk tiap-tiap jenis perusahaan. Dalam perusahaan industri, salah satu peranan modal kerja ialah menjamin kontinuitas dari perusahaan. Modal kerja dan modal tetap saling erat hubungannya, disamping menjaga kontinuitas juga menjaga likuiditas perusahaan.
(10)
Secara umum suatu perusahaan tentu akan membutuhkan modal kerja yang teratur dan relatif permanen untuk menjalankan perusahaan. Oleh sebab itu seorang manajer harus dapat menyediakan modal kerja yang cukup pada musim di mana aktifitas perusahaan sangat memerlukan dan juga harus dapat mengatasi agar tidak terjadi kelebihan modal kerja dalam bentuk cash pada saat aktifitas perusahaan sedang menurun.
Perusahaan harus disiapkan untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Perusahaan haruslah fleksibel dalam arti dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantuasa berubah sesuai dengan perubahan kondisi perekonomian. Fleksibelitas perusahaan dapat dicapai dengan manajemen modal kerja yang teliti dan hati-hati. Manajer keuangan harus dapat mengatur arus modal kerja yang diperlukan oleh perusahaan dengan baik serta penuh dengan pertimbangan yang bijaksana.
Seorang manajer keuangan melaksanakan berbagai fungsi yang diarahkan pada likuiditas dan porfitabilitas perusahaan. Dalam hal ini, manajer keuangan berperan sebagai pengambil keputusan, yang berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang, juga berperan sebagai seorang yang ahli dibidang keuangan, pasar uang, pasar modal serta kecakapan yang mempunyai pengetahuan yang khusus dan mendalam dibidang manajemen pembelanjaan perusahaan.
Suatu analisa terhadap sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi penganalisa intern dan ekstern. Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan
(11)
perusahaan tidak mengalami kesulitan ataupun bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Akan tetapi dengan adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan oleh perusahaan. Sebaliknya modal kerja yang tidak cukup merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan.
Modal kerja menunjukkan bahwa tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari hutang lancar yang merupakan suatu indeks financial condition atau margin of protection untuk kreditur jangka pendek, yang menjamin kelangsungan operasi dimasa yang akan datang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan menjamin aktiva lancar. Tanpa adanya modal kerja berarti perusahaan tidak akan dapat melaksanakan kegiatannya. Oleh sebab it, untuk mengetahui serta menilai apakah modal kerja telah dimanfaatkan secara efektif dan efisien, maka perlu dilakukan suatu analiisa rasio terhadap modal kerja.
Untuk menilai efektif atau tidaknya modal kerja dapat digunakan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal rata-rata. Rasio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Berdasarkan data tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis Modal Kerja pada PT.PP. London Sumatra Indonesia,Tbk.”
(12)
Dari uraian diatas diketahui bahwa modal kerja yang dimiliki perusahaan harus cukup untuk mencapai laba yang dikehendaki oleh perusahaan. Selain modal kerja yang cukup, pimpinan perusahaan dalam hal ini direktur bagian keuangan harus mampu mengelola modal kerja perusahaan dengan efektif dan efesien. Dari latar belakang yang dikemukakan diatas dapat diambil permasalahan pokok yaitu:
1. Bagaimana PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk. Melakukan analisa modal kerja untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan dalam rangka mencapai posisi keuangan yang lebih baik pada masa sekarang dan pada masa yang akan datang ?
2. Bagaimana PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk. Memenuhi sejumlah modal kerja untuk memenuhi kebutuhan operasi perusahaan, sehingga tidak menimbulkan Technical Insolvency yakni ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang segera harus dipenuhi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian ini pada PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk adalah :
a. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahaan pada Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi USU b. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi modal kerja
(13)
mencapai posisi keuangan perusahaan yang lebih baik pada PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk.
c. Untuk mengetahui berapa besar jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan dan sejauh mana perencanaan dan pegendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan pada PT.PP.london Sumatra Indonesia,Tbk.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari penulisan tugas akhir ini adalah :
a. Bagi Penulis
Penulisan ini bermanfaat dalam mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh oleh penulis selama perkuliahaan, khususnya mengenai perencanaan dan pengendalian modal kerja pada manajemen keuangan. Serta meningkatkan wawasan penulis dalam pemanfaatan modal kerja di perusahaan.
b. Bagi PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk.
Sebagai bahan masukan agi pimpinan perusahaan didalam menentukan kebijaksanaan lebih lanjut berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian modal kerja.
(14)
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Sejalan dengan perkembangan sejarah Indonesia, baik masa penjajahan Belanda, Jepang sampai pada masa kemerdekaan dan masa pembangunan saat ini, perusahaan di Indonesia khususnya dikawasan Sumatra Utara yang dikenal dengan daerah perkebunan yang banyak mengalami perkembangan. Berbagai perusahaan perkebunan mengalami kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di daerah Sumatra Utara.
Pada akhirnya Horrison & Crossfield Ltd mengambil kesempatan ini.
Horrison & Crossfield Ltd berdiri sejak tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906. Pada mulanya perusahaan ini bekas hak Concessie
berdasarkan perjanjian antara Zelbestuur Deli dengan beberapa perusahaan
Rubber Company Ltd, yang disahkan resident Sumatera Timur. Dalam rangka Konfersi Undang-Undang pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1906) Hak Concessie tersebut dikonversi menjadi Hak Guna Usaha sebagaimana ditegaskan dalam Surat Menteri Agraria Tanggal 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1.
Pada tahun 1962 perusahaan ini memperluas bidang usahanya dengan mengadakan penggabungan diantara perusahaan perkebunan Inggris yang memiliki beberapa kebun di Sumatera Utara. Dengan adanya penggabungan ini di bentuklah PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk
PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk didirikan dengan akte pendirian No. 93 tanggal 18 desember 1962 dihadapkan notaris Raden Kardiman da Jakarta, dan
(15)
naskah No. 20 tanggal 9 september 1963 yang dibuat dihadapan notaris yang sama. Kemudian timbul pergolakan akibat adanya perubahan situasi antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Inggris. Pemerintah Indonesia berniat mengambil alih pengurusan perusahaan dan menyerahkannya pada bangsa Indonesia. Pengambil alihan ini segera dilaksanakan pada tanggal 22 januari 1964 yang pengurusannya berada dalam pengawasan dari suatu badan pemerintah dengan nama Badan Pengawasan Perkebunan Asing Republik Indonesia (BPPARI) dan perkebunan ini diganti namanya menjadi PT PP Dwikora I & II.
Pengawasan Perkebunan Asing Republik Indonesia (BPPARI) dan perkebunan ini diganti namanya menjadi PT PP Dwikora I & II. Kemudian berdasarkan ketetapan Presiden No. 6 tahun 1967 diadakanlah suatu perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan Horrison & Crossfield Ltd. dan anak perusahaannya. Persetujuan perjanjian ini berlaku mulai tanggal 20 maret 1968.
Maksud dan tujuan dari persetujuan ini adalah :
1. Pengembangan hak milik penguasaan dari pemerintah Republik Indonesia kepada Horrison & Crossfield Ltd. Terhadap perkebunan yang pernah dikelolanya.
2. Melakukan kerja sama untuk kepentingan bersama dalam hal perkebunan karet dan kelapa sawit dan proyek - proyek pangan yang mungkin dilaksanakan oleh perusahaan.
3. Terwujudnya perjanjian ini juga didasarkan atas pertimbangan
4. Instruksi Presiden Kabinet No. 28/U/1996 dan semua pengaturan lain yang bertalian dengan pengembalian perusahaaan – perusahaan asing di Indonesia.
(16)
5. Undang – undang No. 1 tahun 1967 mengenai penanaman modal asing dan semua peraturan lain mengenai penanaman modal asing Indonesia.
Dengan adanya perjanjian ini maka kepemilikan dan pengusaan perusahaan tersebut oleh pemerintah Republik Indonesia dikembalikan kepada pemiliknya semula yaitu Horrison & Crossfield Ltd. Pada tanggal 1 April 1968 dan diganti kembali namanya menjadi PT PP London Sumatra Indonesia. Dalam perjanjian ini disebutkan tentang hak-hak eksploitasi termasuk menguasai dan menjual produksi dan hak untuk menanam semua jenis tanaman.
Pada tanggal 21 November 1991, PT PP London Sumatra Indonesia melakukan merger dengan beberapa perusahaan di bawah ini :
a. PT. Nagodang Plantation Company b. PT. Seibulan Plantation Company
c. PT. Perusahaan Perkebunan bajue Kidoel d. PT. Perusahaan Perkebunan Sulawesi
Keempat perusahaan ini menggabungkan namanya menjadi PT PP London Sumatra Indonesia. Status PT PP London Sumatra Indonesia adalah perusahaan penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan surat Ketua Badan Penanaman Modal Tanggal 12 November 1991 No. 974 /III/ PMA/ 1991.
Pada tanggal 27 juli 1994, kepemilikan saham PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk sepenuhnya diambil oleh Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi saham mengalami beberapa kali perubahan. Pada tahun 1998 kepemilikan saham PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk adalah Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi saham sebesar 47,23% Commerzbank (SEA) Ltd. Singapura sebesar 5,83% dan sisanya sebesar 46,94% dimilik oleh
(17)
masyarakat. Sejak tahun 1996, perusahaan ini menjadikan perusahaan yang Go Public. Dengan demikian PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk telah dituntut untuk menjalankan aktivitasnya secara lebih professional lagi.
Tujuan PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk adalah menjadi perusahaan terbaik dan menghasilkan keuntungan yang telah ditargetkan.
Misi perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan penyediaan lapangan pekerjaan yang luas dan menjadi salah satu penghasilan pajak terbesar untuk negara.
Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan perkebunan yang paling efisien dengan memberikan strategi yang meliputi :
1) Perusahaan perkebunan dan peningkatan kapisitas produksi 2) Efisiensi operasi dan biaya.
3) Pengembangan secara terus-menerus dalam program penelitian, pengembangan serta produksi CPO ( Crude Palm Oil), karet dan cokelat.
B. Struktur Organisasi
Struktur Orgasnisasi adalah susunan atau perwujudan yang mencerminkan arus atau umumnya suatu organisasi digambarkan dalam bentuk bagan tertentu sehingga dengan bagan tersebut akan dapat dilihat dengan jelas tentang tugas dan kedudukan masing-masing orang dalam organisasi tersebut.
Dalam hal ini dapat dirangkum dalam suatu hal yang penting sebagai petunjuk dalam pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap bagian, sehingga dapat dicegah terjadinya kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dari tiap bagian.
(18)
Dengan demikian struktur organisasi adalah merupakan gambaran yang memperlihatkan susunan, fungsi departemen atau posisi mereka dalam organisasi serta bagaimana hubungannya antara satu sama lainnya disamping menunjukan garis perintah maupun jalur komoditas formal. Sehingga dapat tercipta suatu team kerja yang sejalan dengan hal tersebut diatas, dapat dikemukakan struktur organisasi dari PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk Medan adalah bentuk organisasi dan staf.
(19)
(20)
C. Uraian Pekerjaan
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian atau departemen pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk dapat diketahui sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
a. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan atau program kerja yang diajukan Presiden Direktur.
b. Menyetujui kebijaksanaan yang diambil oleh Presiden Direktur dalam menggunakan cadangan dana menurut cara yang terbaik.
c. Mengawasi jalannya perseroan.
2. Presiden Direktur
a. Membuat perencanaan kerja.
b. Menyusun kebijaksanaan dan strategi perusahaan.
3. Direktur Produksi
a. Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan dan pengaturan bidang produksi, baik kualitas maupun kuantitas.
b. Membawahi semua pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian produksi.
4. Direktur Keuangan
a. Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.
b. Mengontrol pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian keuangan.
5. Direktur Tanaman
a. Mengadakan pengawasan kepada inspektur lapangan terhadap kepincangan yang terjadi dan dilakukan oleh staff dalam menjalankan tugas.
(21)
6. Direktur Manajemen
a. Mengadakan perencanaan tenaga kerja, pendidikan, kenaikan pangkat, pemberhentian staff dan karyawan.
b. Mengurus segala urusan kesekretariatan. c. Bertindak sebagai Publik Relation perusahaan.
7. Estate Departement
a. Membuat laporan tahunan, bulanan dan laporan rutin. b. Mengatur peredaran uang tunai.
c. Mengatur pemakaian modal.
8. Training Sector
a. Melaksanakan training untuk para staff dan karyawan. b. Menyusun perencanaan kebutuhan training.
9. Enginering Departement
a. Pembelian barang untuk pabrik. b. Pemeliharaan mesin-mesin.
c. Membuat peta lokasi pabrik dan kebun.
10. Internal Audit
a. Melaksanakan pengawasan terhadap seluruh aktivitas perusahaan. b. Bertanggung jawab penuh kepada direktur utama perusahaan.
(22)
D. Kinerja Terkini
1. Produksi
Kegiatan operasional PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk mencakup pengelolaan perkebunan dari tahap pengembangan hingga tahap produksi; pengoperasian pabrik pengolahan minyak sawit dan produk turunan sawit, karet remah, biji kakao, kopi dan teh, engineering dan sistem pengelolaan proyek maupun pengendalian seluruh kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan, termasuk prasarana pendukungnya seperti jalan, perumahan dan sarana umum di sekitar perkebunan. Selain itu, Lonsum juga mengoperasikan fasilitas penelitian dan pengembangan yang berkonsentrasi pada kegiatan pembibitan dan persemaian,proteksi tanaman, serta pengendalian dampak lingkungan dan pencapaian proses pengembangan yang berkelanjutan.
2. Lahan perkebunan
PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk memiliki dan mengoperasikan areal perkebunan seluas 65.578 hektar yang tersebar di berbagai penjuru nusantara, dan kini tengah mengupayakan pengembangan perkebunan plasma seluas 31.553 hektar, yang hasilnya akan diolah di pabrik Lonsum sesuai dengan perjanjian kontrak.
Perkebunan kelapa sawit merupakan lahan usaha Lonsum terbesar, dengan luas areal 41.870 hektar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Perkebunan karet meliputi lahan seluas lebih dari 17.600 hektar terutama terletak di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan. Perkebunan kakao mencakup areal seluas kurang lebih 4.400 hektar dari lahan yang ditanami,
(23)
dan perkebunan teh seluas hampir 600 hektar di dataran tinggi Jawa Barat yang subur
Lebih dari 85% keseluruhan areal perkebunan karet, kakao dan teh berada pada tahap menghasilkan. Sementara 27.359 hektar perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara merupakan kebun produktif dengan prasarana yang sudah tertata rapi. Sisanya seluas 9.277 hektar sebagian besar merupakan perkebunan kelapa sawit yang baru mulai matang dalam berbagai tahap pengembangan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur.
3. Penjualan
Keunggulan PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk dalam hal mutu dan penyediaan produk memungkinkan Perseroan memperoleh pembiayaan penjualan yang menguntungkan dengan jaminan piutang Perseroan.
4. Penanganan Logistik
Pengelolaan informasi dan peningkatan sisi keamanan akan menjadi salah satu fitur utama penanganan logistik dan transportasi terpadu.Pengelolaan logistik yang baik dan benar, terutama dalam hal penanganan dan pengiriman tandan buah segar kelapa sawit (TBS) dari perkebunan ke pabrik pengolahan, dan pengiriman CPO dari pabrik ke tangki timbun, sangat mempengaruhi biaya operasional maupun mutu CPO yang sampai ke tangan pelanggan. Mutu CPO sangat bergantung pada rendahnya kandungan asam lemak bebas (FFA), di mana kadar FFA akan meningkat apabila TBS tidak ditangani secara benar, atau terlambat waktu pengirimannya ke pabrik pengolahan, dan pengiriman CPO dari pabrik ke tangki timbun, sangat mempengaruhi biaya operasional maupun mutu CPO yang sampai ke tangan pelanggan.
(24)
Untuk itu, PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk berencana untuk merombak pengelolaan logistiknya melalui pengembangan sistem terpadu yang memungkinkan Perseroan untuk melakukan pengiriman tepat waktu, hemat biaya, namun tetap aman.
5. Tanggung Jawab Pelaporan keuangan
Laporan keuangan dan semua informasi keuangan yang berkaitan dengan Laporan Keuangan Tahunan disiapkan oleh Manajemen Perusahaan. Dalam pelaksanaannya, manajemen menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan melakukan penilaian serta estimasi terhadap hal-hal yang dirasa perlu. Untuk memenuhi standar kebenaran dan kewajaran dari laporan dan segala informasi ini, manajemen menerapkan sistem pengawasan intern untuk memastikan bahwa transaksi dilakukan sesuai dengan otorisasi manajemen, semua aktiva yang dimiliki dilindungi dengan baik dan semua hal tersebut dicatat secara benar. Unsur terpenting dari suatu penetapan kendali adalah dengan pemilihan, penelitian dan pengembangan personilnya termasuk di dalamnya pengawasan intern. Manajemen percaya bahwa sistem pengawasan inter akan mendukung keamanan dan kebenaran dari Laporan keuangan.
(25)
BAB III PEMBAHASAN
A. Teori Modal kerja
1. Pengertian Modal Kerja
Pengertian modal kerja atau working capital merupakan modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek.
Pengertian modal kerja diatas masih umum sehingga masih mengalami kesulitan untuk menetapkan elemen-elemen pada modal kerja. Untuk memudahkan dalam menetapkan elemen-elemen modal kerja, Martono dan Agus Harjanto (2002 : 72) menjelaskan pengertian modal kerja dengan beberapa konsep sebagai berikut :
a. Konsep Kuantitatif, bahwa modal kerja adalah keseluruhan dari aktiva lancar atau disebut modal kerja kotor (gross working capital).
Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan atau keseluruhan daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali kebentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek.
Berdasarkan konsep tersebut disimpulkan bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan darimana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang atau hutang jangka pendek. Modal kerja
(26)
yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya.
b. Konsep Kualitatif, adalah konsep yang melihat selisih jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar atau disebut dengan modal kerja bersih (net working capital).
Modal kerja menurut konsep kualitatif merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menunggu likuiditasnya. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi dimasa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.
c. Konsep Fungsional, adalah dengan menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba.
Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi daripada dana dalam menghasilkan pendapatan atau income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula dana yang dimaksudkan untk
(27)
menghasilkan pendapatan pada periode-periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang.
Jadi modal kerja menururt konsep fungsional adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan, diantaranya adalah kas, piutang dagang sebesar harga pokoknya, persediaan, dan aktiva tetap sebesar penyusutan pada periode tersebut.
2. Fungsi Modal Kerja
Modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan untuk dapt melaksanakan kegiatan perusahaan secara ekonomis dan efisien. Oleh sebab itu suatu perusahaan harus dapat menetapkan modal kerja yang tepat dan ekonomis sebab masalah modal kerja sangat kompleks dan merupakan dasar bagi suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan.
Dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva suatu perusahaan apabila ditinjau dari fungsi bekerjanya bagian-bagian dana di suatu perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dapat dibagi dalam tiga kelompok :
a. Modal kerja, adalah modal yang secara fungsional turut mendatangkan penghasilan pada periode berjalan seperti : kas, harga pokok dalam piutang usaha, persediaan dan penyusutan aktiva tetap.
b. Modal kerja potensil, adalah modal yang tertanam dalam aset yang setelah dalam perputarannya berubah menjadi kas.
(28)
c. Bukan modal kerja, adalah aset yang tidak turut dalam mendatangkan penghasilan pada periode berjalan tetapi ditujukan untuk periode yang akan datang.
3. Klasifikasi Modal kerja
Secara umum suatu perusahaan tentu akan membutuhkan modal kerja yang teratur dan relatif permanen untuk menjalankan perusahaan. Oleh sebab itu seorang pimpinan harus dapat menyediakan modal kerja yang cukup pada musim di mana aktifitas perusahaan sangat memerlukan dan juga harus dapat mengatasi agar tidak terjadi kelebihan modal kerja dalam bentuk kas pada saat aktifitas perusahaan sedang menurun.
Menurut Martono dan Agus Harjanto (2002 : 75) ada beberapa jenis modal kerja, yaitu :
1. Modal kerja Permanen, dimaksudkan sebagai modal kerja yang harus tetap dan ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Terdiri dari : a. Modal Kerja Primer : jumlah modal kerja minimum yang harus
tersedia pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
b. Modal kerja normal : jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksiyang normal.
2. Modal Kerja Variabel dimaksudkan sebagai modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahaan keadaan. Terdiri dari :
a. Modal Kerja Musiman : modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh musim
(29)
b. Modal kerja Siklis : modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya fluktuasi
c. Modal Kerja Darurat : modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal kerja
Ketersediaan modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun terkadang untuk memenuhi kebutuhan modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah mudah. Hal ini disebabkan terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, pihak manajemen dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan terutama dalam upaya pemenuhan modal kerja harus selalu memperhatikan faktor-faktor tersebut.
Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi modal kerja antara lain :
a. Jenis Perusahaan, meliputi dua macam yaitu perusahaan jasa dan industri dimana kebutuhan modal kerja dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan perusahaan jasa. Oleh karena itu, jenis kegiatan perusahaan sangat menentukan kebutuhan akan modal kerjanya.
b. Syarat Kredit, adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil juga sangat mempengaruhi modal kerja.
c. Waktu Produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi .suatu barang akan mempengarui modal kerja yang dibutuhkan
(30)
d. Tingkat Perputaran persediaan, pengaruhnya terhadap modal kerja sangat penting bagi perusahaan.
1. 5. Analisa Konsep Modal Kerja
Atas dasar laporan keuangan tersebut dapatlah ditetapkan besarnya modal kerja PT.PP. London Sumatra Indonesia,Tbk menurut 3 konsep sebagai berikut :
1. Konsep Kuantitatif, bahwa modal kerja adalah keseluruhan dari aktiva lancar atau disebut modal kerja kotor (gross working capital).
Yang termasuk modal kerja kuantitatif perusahaan yaitu : Tabel 3.1
Modal Kerja Kuantitatif Perusahaan pada Tahun 2012 dan 2013
URAIAN 2012 2013
Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Piutang Lain-lain Persediaan
Pajak Dibayar Dimuka Uang Muka
Biaya Dibayar Dimuka
1.799.137.000 37.220.000 14.912.000 645.954.000 75.854.000 15.979.000 4.780.000
1.401.395.000 91.935.000 24.861.000 374.485.000 75.956.000 22.284.000 8.210.000 Total Modal Kerja 2.593.816.000 1.999.126.000
Data diolah dari sumber PT.PP.LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk
Dari data yang diperoleh bahwa modal kerja kuantitatif perusahaan pada tahun 2012 lebih besar dibandingkan tahun 2013. Tingginya jumlah modal kerja kuantitatif tahun 2012 disebabkan tingginya jumlah kas dan setara kas sebesar Rp.1.799.137.000 dibandingkan tahun 2013 hanya sebesar Rp.1.402.395.00 serta tingginya jumlah persediaan perusahaan sebesar
(31)
Rp.645.954.000 dibandingkan tahun 2013 jumlah persediaan perusahaan hanya sebesar Rp.374.485.000. Menurut konsep kuantitatif, dalam hal ini Perusahaan London Sumatera memiliki modal kerja yang tidak baik pada tahun 2013 karena adanya penurunan dari tahun sebelumnya.
2. Konsep Kualitatif, adalah konsep yang melihat selisih jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar atau disebut dengan modal kerja bersih (net working capital).
Yang termasuk modal kerja kualiitatif perusahaan yaitu : Tabel 3.2
Modal Kerja Kualitatif Perusahaan pada Tahun 2012 dan 2013
URAIAN 2012 2013
Jumlah Aktiva Lancar Jumlah Hutang Lancar
2.593.816.000 (361.653.000)
1.999.126.000 (403.062.000) Total Modal Kerja 2.232.163.000 1.596.064.000
Data diolah dari sumber PT.PP.LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk
Dari data yang diperoleh bahwa modal kerja kualitatif perusahaan pada tahun 2012 lebih besar dibandingkan tahun 2013. Tingginya jumlah modal kerja kualitatif pada tahun 2012 disebabkan oleh tingginya jumlah aktiva lancar Perusahaan sebesar Rp.2.593.816.00 dibandingkan tahun 2013 hanya sebesar Rp.1.999.126.000 serta peningkatan jumlah hutang lancar perusahaan pada tahun 2013 sebesar Rp.403.062.000 dibandingkan tahun 2012 hutang lancar perusahaan hanya sebesar Rp.361.653.000. Menurut konsep kualitatif, dalam hal ini Perusahaan London Sumatera memiliki modal kerja yang tidak baik pada tahun 2013 karena adanya penurunan dan peningkatan dari tahun sebelumnya.
(32)
3. Konsep Fungsional, adalah dengan menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba.
Yang termasuk modal kerja fungsional perusahaan yaitu : Tabel 3.3
Modal Kerja Fungsional Perusahaan pada Tahun 2012 dan 2013
Modal Kerja Riil : 2012 2013
Kas
Piutang Dagang (75%) Persediaan
Penyusutan Bangunan dan Prasarana
Penyusutan Mesin dan Peralatan
Penyusutan Kendaraan Penyusutan Alat-alat Berat Penyusutan Perabot Kantor Penyusutan Peralatan Kantor
1.413.366.000 39.099.000 645.954.000 104.636.700 23.771.050 37.777.600 50.886.600 36.463.500 29.741.250 1.251.562.000 87.597.000 374.485.000 129.471.500 30.643.700 50.193.600 64.986.400 39.742.000 33.592.500 Total Modal Kerja Riil 2.381.695.700 2.062.237.700
Modal Kerja Potensial : 2012 2013
Efek-efek
Marjin Laba Piutang (25%)
385.771.000 13.033.000
149.833.000 29.199.000 Total Modal Kerja Potensial 398.804.000 179.032.000
Bukan Modal Kerja : 2012 2013
Bangunan dan Prasarana Mesin dan Peralatan Kendaraan Alat-alat Berat Perabot Kantor Peralatan Kantor 1.046.367.000 475.421.000 188.888.000 254.433.000 145.854.000 118.965.000 1.294.715.000 612.874.000 250.968.000 324.932.000 158.967.000 134.369.000
(33)
Total Bukan Modal Kerja 2.229.928.000 2.776.825.000 Data diolah dari sumber PT.PP.LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk
Dalam konsep fungsional, maka piutang yang terjadi sebagian merupakan kontribusi laba yaitu sebesar 25% sehingga piutang yang diperhitungkan dalam konsep ini hanya sebesar 75% dari piutang yang ada.
Piutang yang Diperhitungkan tahun 2012 dan 2013 adalah :
75% x 52.132.000 = 39.099.000 dan 75% x 116.796.000 = 87.597.000 Margin laba yang diperhitungkan tahun 2012 dan 2013 adalah :
25% x 52.132.000 = 13.033.000 dan 25% x 116.796.000 = 29.199.000
Penyusutan setiap aktiva ditentukan dengan menggunakan metode garis lurus sederhana dengan tingkat penyusutan masing – masing :
1. Bangunan dan Prasarana tingkat penyusutan sebesar 10 % 2. Mesin dan Peralatan tingkat penyusutan sebesar 5 % 3. Kendaraan tingkat penyusutan sebesar 20%
4. Alat-alat Berat tingkat penyusustan sebesar 20%
5. Perabot Kantor dan Peralatan Kantor tingkat penyusutan sebesar 25 % Dari data yang diperoleh bahwa modal kerja fungsional perusahaan pada tahun 2012 lebih besar dibandingkan tahun 2013. Tingginya jumlah modal kerja fungsional pada tahun 2012 disebabkan oleh tingginya jumlah modal kerja riil Perusahaan sebesar Rp.2.381.695.700 dibandingkan tahun 2013 hanya sebesar Rp.2.062.237.700 serta tingginya jumlah modal kerja potensial perusahaan pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp.398.804.000 dibandingkan pada tahun 2013 hanya sebesar Rp.179.032.000 sertaadanya peningkatan jumlah bukan modal kerja ditahun 2013 yaitu sebesar Rp.2.776.825.000
(34)
fungsional, dalam hal ini Perusahaan London Sumatera memiliki modal kerja yang tidak baik pada tahun 2013 karena adanya penurunan dan peningkatan dari tahun sebelumnya.
(35)
B.Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
1. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
a. Sumber Modal Kerja
Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahaan dalam berbagai bentuk. Untuk memenuhikebutuhan tersebut diperlukan sumber modal kerja yang dapat dicari dari brbagai sumber yang ada. Namun dalam pemilihan sumber modal harus memperhatikan untung ruginya pemilihan sumber modal kerja tersebut.
Adapun sumber modal kerja tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sumber modal yang dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan pasiva seperti berikut, hasil operasi perusahaan, keuntungan penjualan surat berharga, penjualan saham, penjualan aktiva tetap, penjualan obligasi, pinjaman dan dana hibah.
2. Sumber modal kerja untuk pembiayaan permanen, merupakan modal kerja yang digunakan untuk mempertahankan sirkulasi modal kerja perusahaan yang biasanya agar perusahaan tidak macet atau mengalami kesulitan. Sumber utama modal kerja ini adalah modal sendiri namun jika masih kurang dapat ditambahkan dari pinjaman jangka panjang.
3. Sumber modal kerja untuk pembiayaan lancar digunakan untuk membiayai modal kerja variabel yang biasanya terdiri dari dua sumber yaitu modal sumber internal seperti penyusutan,kewajiban yang belum jatuh tempo, cadangan dan laba serta modal dari sumber eksternal seperti kredit perdagangan dan pinjaman.
(36)
b. Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan dana yang efisien danefektif juga sangat penting guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dalam praktiknya hubungan antara sumber dan penggunaan modal kerja sangat erat, sebab penggunaan modal kerja akan dapat mempengaruhi jumlah modal kerja itu sendiri.
Secara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk tujuan sebagai berikut :
1. Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya 2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku
3. Untuk menutupi kerugian 4. Pembelian aktiva tetap
5. Pembayaran utang jangka panjang
6. Pembelian atau penarikan saham yang beredar
7. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi
c. Struktur Modal Kerja
Struktur modal kerja yang dianalisa pada PT.PP. LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi Perusahaan, Neraca Perbandingan, Laporan Laba Rugi Perbandingan dan Laporan Sumber Modal dan Penggunaan Modal Kerja Perusahaan.
Berikut ini adalah urutan mengenai struktur modal kerja pada PT.PP LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk selama dua tahun terakhir yakni pada tahun 2012 dan 2013 yaitu :
(37)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK NERACA KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2012
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
URAIAN URAIAN 2012
Aset Liabilitas dan Ekuitas
Aset Lancar Liabilitas Liabilitas Jangka Pendek
Kas dan setara kas
1.799.137 Utang usaha
Pihak ketiga 264.459
Piutang usaha - pihak ketiga
37.220 Pihak berelasi 34.388
Piutang lain-lain Utang lain-lain
Pihak berelasi
403 Pihak ketiga 19.041 Pihak ketiga
14.509 Pihak berelasi 4.825 Persediaan
645.954 Uang muka pelanggan
Pajak dibayar di muka
75.854 Pihak ketiga 111.611 Uang muka
15.979 Pihak berelasi 43.511
Biaya dibayar di muka
4.780 Biaya masih harus dibayar
71.169 Total Aset Lancar
2.593.816 Utang pajak 38.940
Aset Tidak Lancar
Liabilitas imbalan kerja jangka
pendek 204.538
Uang muka
91.150 Total Liabilitas Jangka Pendek 792.482 Beban ditangguhkan
124.421 Liabilitas Jangka Panjang
Piutang plasma
65.144 Liabilitas pajak tangguhan 10.814
Investasi pada entitas asosiasi
141.825 Liabilitas imbalan kerja 468.787
Aset tetap
2.229.928 Total Liabilitas Jangka Panjang 479.661 Tanaman perkebunan Total Liabilitas 1.272.083 Tanaman belum
menghasilkan
605.140 Ekuitas
Tanaman menghasilkan
1.639.045 Modal saham - nilai nominal
Aset tidak lancar lainnya 61.331 Rp100 per saham (angka penuh)
Total Aset Tidak Lancar 4.957.980
Modal dasar - 8.000.000.000
saham
Total Aset
7.551.796 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 6.822.863.965 saham 682.286 Tambahan modal disetor 1.030.312
Saham treasuri - Treasury shares -
2.900.000 saham -
Selisih atas perubahan
ekuitas Entitas Ana
dan dampak transaksi dengan
kepentingan nonpengendali -
Selisih kurs atas penjabaran
akun-akun kegiatan
usaha luar negeri 7.036
Saldo laba
Cadangan umum 45.000 Belum ditentukan penggunaannya 4.515.793 Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk 6.280.427 Kepentingan nonpengendali 714 Total Ekuitas 6.279.713 Total Liabilitas dan Ekuitas 7.551.796
Sumber PT.PP.LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk
(38)
NERACA KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
URAIAN URAIAN
Aset Liabilitas dan Ekuitas
Aset Lancar Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek
Kas dan setara kas
1.401.395 Utang usaha
Pihak ketiga
295.878
Piutang usaha - pihak ketiga
91.935 Pihak berelasi
14.984
Piutang lain-lain Utang lain-lain
Pihak berelasi
5.772 Pihak ketiga
21.009
Pihak ketiga
19.089 Pihak berelasi
4.496
Persediaan
374.485 Uang muka pelanggan
Pajak dibayar di muka
75.956 Pihak ketiga
84.063
Uang muka
22.284 Pihak berelasi
6.284
Biaya dibayar di muka 8.210 Biaya masih harus dibayar 86.643
Total Aset Lancar
1.999.126 Utang pajak 66.695
Aset Tidak Lancar
Liabilitas imbalan kerja jangka
pendek 224.376
Uang muka
92.138 Total Liabilitas Jangka Pendek 804.428
Beban ditangguhkan
143.001 Liabilitas Jangka Panjang
Piutang plasma
59.574 Liabilitas pajak tangguhan 9.951
Investasi pada entitas asosiasi
348.377 Liabilitas imbalan kerja 546.510
Aset tetap
2.776.825 Total Liabilitas Jangka Panjang 556.461
Tanaman perkebunan Total Liabilitas 1.360.889
Tanaman belum menghasilkan
900.472 Ekuitas
Tanaman menghasilkan
1.592.363 Modal saham - nilai nominal
Aset tidak lancar lainnya
63.000
Rp100 per saham (angka
penuh)
Total Aset Tidak Lancar
5.975.750
Modal dasar - 8.000.000.000
saham
Total Aset
7.974.876 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 6.822.863.965 saham 682.286 Tambahan modal disetor 1.030.312
Saham treasuri - Treasury shares
-
2.900.000 saham
(3.270)
Selisih atas perubahan
ekuitas Entitas Ana
dan dampak transaksi dengan
kepentingan nonpengendali 1.673
Selisih kurs atas penjabaran
akun-akun kegiatan
usaha luar negeri 26.414
Saldo laba
Cadangan umum 50.000
Belum ditentukan
penggunaannya 4.829.977
Ekuitas yang Dapat
Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk 6.614.046
Kepentingan nonpengendali
(59) Total Ekuitas 6.613.987 Total Liabilitas dan Ekuitas 7.974.876
Sumber PT.PP.LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk
(39)
LAPORAN LABA RUGI TANGGAL 31 DESEMBER 2012
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
URAIAN
Penjualan 4.133.679
Beban pokok penjualan 2.880.220
Laba bruto 1.253.459
Beban penjualan dan distribusi 84.904
Beban umum dan administrasi 350.321
Pendapatan operasi lain 227.429
Beban operasi lain 20.014
Laba usaha 1.025.649
Pendapatan keuangan 471.663
Beban keuangan 3.036
Bagian atas rugi entitas asosiasi 72.785
Laba sebelum pajak 996.991
Beban pajak penghasilan 228.366
Laba tahun berjalan 768.625
Pendapatan komprehensif lain Selisih kurs atas penjabaran akun-akun kegiatan
usaha luar negeri 19.378 Total pendapatan komprehensif
tahun berjalan 788.003
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk 769.493 Kepentingan nonpengendali 868
Total 768.625
Total pendapatan komprehensif tahun berjalan yang dapat Total diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk 788.871 Kepentingan nonpengendali 868
Total 788.003
Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk (angka penuh) 113
Sumber PT.PP.LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk
(40)
LAPORAN LABA RUGI TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
URAIAN
Penjualan 4.211.578
Beban pokok penjualan 2.530.503
Laba bruto 1.681.075
Beban penjualan dan distribusi 59.000
Beban umum dan administrasi 346.273
Pendapatan operasi lain 60.767
Beban operasi lain 12.596
Laba usaha 1.323.973
Pendapatan keuangan 88.478
Beban keuangan 3.695
Bagian atas rugi entitas asosiasi 36.673
Laba sebelum pajak 1.372.083
Beban pajak penghasilan 256.544
Laba tahun berjalan 1.115.539
Pendapatan komprehensif lain Selisih kurs atas penjabaran akun-akun kegiatan
usaha luar negeri 7.036 Total pendapatan komprehensif
tahun berjalan 1.122.575
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk 1.116.186 Kepentingan nonpengendali 647
Total 1.115.539
Total pendapatan komprehensif tahun berjalan yang dapat Total diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk 1.123.222 Kepentingan nonpengendali 647
Total 1.122.575
Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk (angka penuh) 164
Sumber PT.PP.LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN PERBANDINGAN
(41)
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
URAIAN 2012 2013 PERUBAHAN URAIAN 2012 2013 PERUBAHAN
Aset Liabilitas dan Ekuitas
Aset Lancar Liabilitas Liabilitas Jangka Pendek
Kas dan setara kas 1.799.137
1.401.395 397.742 Utang usaha
- Pihak ketiga
264.459
295.878 (31.419)
Piutang usaha - pihak
ketiga 37.220
91.935 (54.715) Pihak berelasi
34.388
14.984 19.404
Piutang lain-lain - Utang lain-lain -
Pihak berelasi 403
5.772 (5.369) Pihak ketiga
19.041
21.009 (1.968)
Pihak ketiga 14.509
19.089 (4.580) Pihak berelasi
4.825
4.496 329
Persediaan 645.954
374.485 271.469 Uang muka pelanggan -
Pajak dibayar di muka 75.854
75.956 (102) Pihak ketiga
111.611
84.063 27.548
Uang muka 15.979
22.284 (6.305) Pihak berelasi
43.511
6.284 37.227
Biaya dibayar di muka 4.780 (3.430)
8.210 Biaya masih harus dibayar
71.169 86.643 (15.474)
Total Aset Lancar 2.593.816
1.999.126 594.690 Utang pajak
38.940 66.695 (27.755)
Aset Tidak Lancar -
Liabilitas imbalan kerja jangka
pendek 204.538 224.376 (19.838)
Uang muka 91.150
92.138 (988) Total Liabilitas Jangka Pendek
792.482
804.428 (11.946)
Beban ditangguhkan 124.421
143.001 (18.580) Liabilitas Jangka Panjang -
Piutang plasma 65.144
59.574 5.570 Liabilitas pajak tangguhan
10.814 9.951 863
Investasi pada entitas
asosiasi 141.825
348.377 (206.552) Liabilitas imbalan kerja
468.787
546.510 (77.723)
Aset tetap 2.229.928
2.776.825 (546.897) Total Liabilitas Jangka Panjang
479.661 (76.800)
556.461 Tanaman perkebunan - Total Liabilitas
1.272.083
1.360.889 (88.806)
Tanaman belum menghasilkan 605.140
900.472 (295.332) Ekuitas
Tanaman
menghasilkan 1.639.045
1.592.363 46.682 Modal saham - nilai nominal
Aset tidak lancar lainnya 61.331 (1.669)
63.000
Rp100 per saham (angka
penuh)
Total Aset Tidak Lancar 4.957.980
(1.017.770)
5.975.750
Modal dasar - 8.000.000.000
saham
Total Aset 7.551.796 (423.080)
7.974.876 Modal ditempatkan dan disetor
penuh - 6.822.863.965 saham
682.286
682.286 -
Tambahan modal disetor
1.030.312
1.030.312 -
Saham treasuri - Treasury shares
- -
2.900.000 saham -
(3.270) -
Selisih atas perubahan -
ekuitas Entitas Ana -
dan dampak transaksi dengan -
kepentingan nonpengendali - 1.673 -
Selisih kurs atas penjabaran -
akun-akun kegiatan -
usaha luar negeri
7.036 26.414 (19.378)
Saldo laba -
Cadangan umum
45.000 50.000 (5.000)
Belum ditentukan penggunaannya 4.515.793
4.829.977 (314.184)
Ekuitas yang Dapat
Diatribusikan - kepada Pemilik Entitas Induk
6.280.427
6.614.046 (333.619) Kepentingan nonpengendali 714 (59) 773 Total Ekuitas
6.279.713 (334.274)
6.613.987 Total Liabilitas dan Ekuitas
7.551.796 (423.080)
7.974.876 Sumber PT.PP.LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK LAPORAN LABA RUGI PERBANDINGAN
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
(42)
N
Penjualan 4.133.679 4.211.578 77.899
Beban pokok penjualan 2.880.220 2.530.503 349.717
Laba bruto 1.253.459 1.681.075 427.616
Beban penjualan dan distribusi 84.904 59.000 25.904
Beban umum dan administrasi 350.321 346.273 4.048
Pendapatan operasi lain 227.429 60.767 166.662
Beban operasi lain 20.014 12.596 7.418
Laba usaha 1.025.649 1.323.973 298.324
Pendapatan keuangan 471.663 88.478 383.185
Beban keuangan 3.036 3.695 659
Bagian atas rugi entitas asosiasi 72.785 36.673 36.112
Laba sebelum pajak 996.991 1.372.083 375.092
Beban pajak penghasilan 228.366 256.544 28.178
Laba tahun berjalan 768.625 1.115.539 346.914
Pendapatan komprehensif lain Selisih kurs atas penjabaran akun-akun kegiatan
usaha luar negeri 19.378 7.036 12.342 Total pendapatan komprehensif
tahun berjalan 788.003 1.122.575 334.572
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk 769.493 1.116.186 346.693 Kepentingan nonpengendali 868 647 221 Total 768.625 1.115.539 346.914
Total pendapatan komprehensif tahun berjalan yang dapat Total diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk 788.871 1.123.222 334.351 Kepentingan nonpengendali 868 647 221 Total 788.003 1.122.575 334.572
Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk (angka penuh) 113 164 51
Sumber PT.PP.LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
(43)
Tanggal 31 Desember (Dalam jutaan Rupiah)
No URAIAN 2012 2013
1 Sumber Modal Kerja :
Laba Bersih 1.253.459 1.681.075 Penjualan 4.133.679 4.211.578 Penyusutan Aktiva Tetap
283.276 348.593 Selisih Kurs 7.036 26.414
Jumlah Sumber Modal Kerja
5.677.450
6.267.660
2 Penggunaan Modal Kerja :
Investasi Aktiva Tetap
2.229.928
2.776.825 Hutang Jangka Panjang
124.421
143.001 Beban yang Ditangguhkan
479.661
556.461
Jumlah Penggunaan Modal Kerja
2.834.010
3.476.287
3 Penambahan/Pengurangan Modal Kerja :
Kas, Bank, Surat Berharga
1.799.137 1.401.395 Piutang 51.412 116.796 Persediaan 645.954 374.485 Hutang Lancar 792.482 804.428
Jumlah Penambahan/Pengurangan Modal Kerja :
3.288.985
2.697.104
Sumber PT.PP.LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk
(44)
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah transaksi yang menyebabkan perubahan dalam besarnya modal kerja selama periode yang bersangkutan. Maksud utama dari analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut dipakai oleh perusahaan untuk hal-hal yang lebih utama, yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan cepat.
Laporan sumber modal kerja dan penggunaan modal kerja sangat bermanfaat untuk membuat laporan keuangan tertentu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kegiatan operasi perusahaan baik pada masa sekarang dan pada masa yang akan datang. Laporan tentang sumber dan penggunaan modal kerja ini kekuatan utamanya terletak pada kegunaannya untuk mengevaluasi sumber-sumber dan penggunaan modal kerja jangka panjang dan jangka pendek.
Berikut ini akan disajikan neraca perusahaan PT.PP.London Sumatra,Tbk yang akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan dalam analisa laporan sumber dan penggunaan modal kerja.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK
(45)
LAPORAN POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN NERACA
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
URAIAN 2012 2013
Aset
Aset Lancar
Kas dan setara kas 1.799.137
1.401.395
Piutang usaha - pihak ketiga 37.220
91.935
Piutang lain-lain 14.192
24.861
Persediaan 645.954
374.485
Pajak dibayar di muka 75.854
75.956
Uang muka 15.979
22.284
Biaya dibayar di muka 4.780 8.210
Total Aset Lancar 2.593.816
1.999.126
Aset Tidak Lancar
Uang muka 91.150
92.138
Beban ditangguhkan 124.421
143.001
Piutang plasma 65.144
59.574
Investasi pada entitas asosiasi 141.825
348.377
Aset tetap 2.229.928
2.776.825
Tanaman perkebunan 2.244.185
2.492.835
Aset tidak lancar lainnya 61.331 63.000
Total Aset Tidak Lancar 4.957.980
5.975.750 Total Aset 7.551.796
7.974.876 Liabilitas dan Ekuitas
Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha 298.847
310.862
Utang lain-lain 23.866
26.505
Uang muka pelanggan 155.122
90.347
Biaya masih harus dibayar
71.169 86.643
Utang pajak 38.940
66.695
Liabilitas imbalan kerja jangka
pendek 204.538
224.376
Total Liabilitas Jangka Pendek 792.482
804.428 Total Liabilitas Jangka Panjang 479.661
556.461 Total Liabilitas 1.272.083
1.360.889 Ekuitas
Modal Saham 682.286
682.286
Tambahan modal disetor 1.030.312
1.030.312
Saham treasuri -
(3.270)
Selisih atas Perubahan Ekuitas -
1.673
Selisih Kurs 7.036
26.414
Saldo laba 4.560.793
4.879.977
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan
kepada Pemilik Entitas Induk 6.280.427
6.614.046
Kepentingan nonpengendali 714
(59)
Total Ekuitas 6.279.713
6.613.987 Total Liabilitas dan Ekuitas 7.551.796
7.974.876
(46)
Dari neraca tersebut akan ditentukan klasifikasi perubahaan-perubahan dalam asetnya termasuk kedalam sumber dana (S) atau penggunaan dana (P).
Akan ditunjukan pada tabel berikut ini :
Tabel 3.4
Klasifikasi Perubahaan Aset Dan Liabilitas PT.PP LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk
(Dalam jutaan Rupiah)
Perkiraan Perubahaan Klasifikasi
Kas dan setara kas - 397.742 S Piutang usaha - pihak ketiga + 54.715 S Piutang lain-lain + 10.669 S
Persediaan - 271.469 S
Pajak dibayar di muka + 102 P
Uang muka + 6.305 S
Biaya dibayar di muka + 3.430 P
Uang muka + 988 S
Beban ditangguhkan + 18.580 P
Piutang plasma - 5.570 S
Investasi pada entitas asosiasi + 206.552 S
Aset tetap + 546.897 P
Tanaman belum menghasilkan
Tanaman Menghasilkan +
205.335 43.316
P S Aset tidak lancar lainnya + 1.669 S
Utang usaha + 12.015 P
Utang lain-lain + 2.639 P Uang muka pelanggan - 64.775 P Biaya masih harus dibayar + 15.474 P
Utang pajak + 27.755 P
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek + 19.838 P Liabilitas Jangka Panjang + 76.800 P
Saham treasuri + 3.270 S
Selisih atas Perubahan Ekuitas + 1.673 S
Selisih Kurs + 19.378 S
Saldo laba + 319.184 S
Ekuitas yang Diatribusikan kepada Pemilik
Entitas Induk + 333.619 P
Kepentingan nonpengendali - 655 P Data diolah dari sumber PT.PP.LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk
(47)
Untuk lebih jelasnya peningkatan dan penurunan sumber-sumber dana dan penggunaan dana akan disajikan pada tebel berikut ini :
Tabel 3.5
Laporan Sumber-Sumber dan Pengggunaan Dana Perusahaan PT.PP LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk
(Dalam jutaan Rupiah)
Sumber Dana Nilai Penggunaan Dana Nilai
Penurunan Kas dan Setara Kas
397.742 Peningkatan Pajak Dibayar Dimuka
102 Peningkatan Piutang Usaha
54.715 Peningkatan Biaya Dibayar Dimuka
3.430 Peningkatan Piutang Lain-lain
10.669 Peningkatan Beban Ditangguhkan
18.580 Penurunan Persediaan
271.469
Peningkatan Tanaman yang Belum
Menghasilkan 205.335
Peningkatan Aset Tidak Lancar lain
1.669 Penurunan Uang Muka Pelanggan
64.775 Peningkatan Investasi
206.552
Peningkatan Biaya Masih Harus Dibayar
15.474 Peningkatan Selisih Atas
Perubahan
1.673
Peningkatan Ekuitas yang diatribusikan
333.619 Peningkatan Selisih Kurs
19.378
Penurunan Kepentingan Non Pengendali
655 Peningkatan Saldo Laba
319.184
Peningkatan Liabilitas Imbalan Kerja
19.838 Penurunan Tanaman yang
menghasilkan
43.316
Peningkatan liabilitas jangka panjang
76.800 Penurunan Piutang Plasma
5.570 Peningkatan Aset Tetap
546.897 Peningkatan Saham Treasuri
3.270 Peningkatan Utang Usaha
12.015
Peningkatan Utang Lain-lain
2.639
Peningkatan Utang Pajak
27.755
Peningkatan Uang Muka
7.293
Total Sumber Dana 1.335.207 Total Penggunaan Dana
1.335.207
(48)
Didalam penyusunan laporan perubahan modal kerja diatas, maka dapat diketahui sebab-sebab terjadinya perubahan modal kerja selama masa periode yang bersangkutan. Informasi tentang sumber dan penggunaan modal kerja ini sangat penting tidak hanya bagi pihak manajemen perusahaan tetapi sangat berguna bagi kreditur jangka pendek, karena dengan mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja perusahaan yang bersangkutan akan dapat digunakan sebagai penilaian kebijaksanaan manajemen dalam mengelola modal kerjanya dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh kreditur tersebut.
Dari tabel laporan sumber dan penggunaan modal kerja antara tahun 2012 dan 2013 maka terdapat penurunan modal kerja sebesar Rp.563.138.000. Apabila kita lihat satu persatu unsur-unsur modal kerja maka akan diketahui bahwa kas mengalami penurunan sebesar Rp.397.742.000 yang pada tahun 2012 jumlah dana yang tertanam dalam kas adalah Rp.1.799.137.000 menurun menjadi Rp.1.401.395.000. Piutang usaha dan piutang lain-lain mengalami peningkatan sebesar Rp.54.715.000 dan Rp.10.660.000 yang pada tahun 2012 jumlah piutang masing-masing Rp.37.220.000 dan Rp.14.192.000.
Jumlah persediaan pada tahun 2012 sebesar Rp.645.954.000 mengalami penurunan ditahun 2013 sebesar Rp.374.485.000. Penurunan jumlah persediaan disebabkan karena terjualnya persediaan untuk menambah dana kas yang menurun. Sedangkan pada hutang lancar, di tahun 2013 terjadinya peningkatan hutang lancar sebesar Rp.804.428.000, angka tersebut meningkat
(49)
sebanyak Rp.11.946.000 dibandingkan dengan jumlah hutang lancar perusahaan ditahun 2012 hanya sebesar Rp.792.482.000.
Sumber modal kerja yang paling besar jumlahnya adalah kas dan setara kas yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.
Penggunaan modal kerja paling besar terdapat pada aktiva tetap sebesar Rp.546.897.000, angka tersebut meningkat dari tahun 2012 yang hanya sebesar Rp.2.229.928.000 menjadi Rp.2.776.825.000 pada tahun 2013 sehingga kas dan setara kas mengalami penurunan untuk membiayai aset tetap perusahaan yang meningkat.
Setelah dilakukan analisa terhadap sumber dan penggunaan modal kerja, maka PT.PP. London Sumatra Indonesia,Tbk mengalami peningkatan modal kerja di tahun 2013. Hal ini terjadi karena peningkatan sumber modal kerja sebesar Rp.6.267.660 dibandingkan tahun 2012 sumber modal kerja hanya sebesar Rp.5.670.414 jumlah tersebut meningkat sebesar Rp.590.210. Peningkatan sumber modal tersebut disebabkan meningkatnya jumlah laba bersih perusahaan sebesar Rp.427.616. Maka dalam mengelola sumber dan penggunaan modal kerjanya PT.PP.London Sumatera Indonesia,Tbk sudah cukup baik.
Sumber modal kerja pada tahun 2013 sebesar Rp.6.267.660 dan penggunaan modal kerja pada tahun 2013 sebesar Rp. 3.476.287 sehingga jumlah sumber modal kerja lebih besar dari penggunaan modal kerja berarti terjadinya peningkatan modal kerja ditahun 2013.
(50)
C.Rasio Modal Kerja Perusahaan
1. Rasio Modal Kerja
Dalam mengadakan interprestasi dan analisis laporan finansial suatu perusahaan, perusahaan memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis finansial adalah rasio. Ada beberapa jenis rasio keuangan pada perusahaan seperti rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio permodalan dan sebagiannya. Masing-masing perusahaan menggunakan rasio yang berbeda-beda satu sama lain. Namun rasio yang digunakan oleh PT.PP. London Sumatra Indonesia,Tbk dalam mengukur modal kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Current Ratio
Current ratio menunjukkan perbandingan antara harta lancar (current asset) dengan utang lancar (current liabilitas) yang dinyatakn dalam perkalian. Angka tersebut mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar sebesar rasio tersebut.
Komponen yang terdapat pada current rasio adalah sebagai berikut : 1. Total harta lancar yang terdiri dari, kas. piutang dan persediaan.
2. Total hutang lancar yang terdiri dari, utang usaha, utang lancar dan utang pajak.
Current Ratio dirumuskan dengan sebagai berikut :
������������ = ℎ����������
(51)
b. Quick Ratio
Quick ratio menunjukkan perbandingan antara harta lancar yang segera kembali ke kas (total harta lancar dikurangi persediaan) dengan utang lancar yang dinyatakan dalam perkalian. Angka rasio tersebut mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar sebesar rasio tersebut.
Komponen yang terdapat pada Quick Ratio adalah sebagai berikut : 1. Harta lancar yang terdiri dari kas. piutang dan persediaan.
2. Hutang lancar yang terdir dari , utang usaha, utang lancar dan utang pajak. Dirumuskan dengan sebagai berikut :
����������= ℎ���������� − ����������
�����������
c. Cash Ratio
Cash ratio menunjukkan perbandingan antara harta lancar yang setara dengan kas ditambah sekuritas dengan utang lancar yang dinyatakan dalam perkalian. Angka rasio tersebut mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar.
Komponen yang terdapat pada Cash Ratio adalah sebagai berikut : 1. Kas dan sekuritas seperti surat berharga
2. Hutang lancar yang terdir dari , utang usaha, utang lancar dan utang pajak. Dirumuskan dengan sebagai berikut :
���ℎ�����= ���+���������
(52)
d. Inventory Turn Over
Inventory Turn Over menunjukan perputaran persediaan dalam kurun waktu satu tahun. Artinya semakin tinggi perputaran persediaan menunjukkan semakin efisien investasi persediaan.
Komponen yang terdapat pada Inventory Turn Over adalah sebagi berikut :
1. Harga pokok penjualan
2. Persediaan barang di awal dan akhir tahun Dirumuskan dengan sebagai berikut :
��������� �������� = ℎ������������������
�������������� − ����
e. Working Capital To Total Asset Ratio
Working capital turn over merupakan rasio untuk mengukur atau menilai keefektifanya modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode.
Komponen yang terdapat pada rasio working capital to total asset ratio adalah sebagai berikut :
1. Aktiva lancar yang terdiri dari, kas. piutang dan persediaan. 2. Total aktiva yang terdiri dari, aktiva lancar dan aktiva tidak lancar
Dirumuskan dengan sebagai berikut :
���������������������= ������������
(53)
2. Perhitungan Rasio Modal Kerja
Rasio modal kerja bertujuan untuk menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam rangka menganalisa posisi keuangan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang, maka akan dijelaskan perhitungan modal kerja perusahaan dengan rasio berikut :
a. Current Ratio
Dirumuskan dengan sebagai berikut :
������������ = ℎ����������
�����������
Tahun 2012 :
������������= 2.593.816
792.482
= 3,27
Tahun 2013 :
������������= 1.999.126
804.428 = 2,48
Current Ratio pada tahun 2012 adalah sebesar 3,27 : 1, hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar perusahaan dijamin oleh harta lancar sebesar 3,27 sedangkan untuk tahun 2013 Current Ratio pada tahun 2013 adalah sebesar 3,27 : 1, hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar perusahaan dijamin oleh harta lancar sebesar 2,48.
(54)
Current Ratio pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,79 yang disebabkan oleh kenaikan hutang lancar pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp.11.946. dan penurunan harta lancar sebesar Rp.594.690.
Current Ratio pada tahun 2012 dan 2013 yang terletak pada angka 3,27 dan 2,48 menunjukkan angka likuiditas yang tinggi, sebab bagi kreditur jangka pendek bertambah tingginya ratio ini berarti jaminan terhadap piutang mereka akan bertambah tinggi. Sedangkan bagi perusahaan bertambah tinggi hasil ratio ini berarti akan bertambah banyak dana yang tertanam pada aktiva lancar yang tidak dapat dipergunakan. Dan nilai tersebut menunjukkan penurunan nilai pada current ratio pada tahun 2013 dibandingkan dengan 2012, yang menandakan bahwa pada tahun 2013 kemampuan membayar jangka pendek di tahun 2013 kurang baik.
b. Quick Ratio
Dirumuskan dengan sebagai berikut :
����������= ℎ���������� − ����������
�����������
Tahun 2012
����������= 1.947.862
792.482 = 2,45 Tahun 2013
����������= 1.624.641
804.428 = 2,01
(55)
Quick Ratio pada tahun 2012 sebesar 2,45, hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar perusahaan dijamin oleh harta lancar sebesar 2,45 sedangkan untuk tahun 2013 Quick Ratio pada tahun 2013 adalah sebesar 2,01 : 1, hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar perusahaan dijamin oleh harta lancar sebesar 2,01.
Quick Ratio mengalami penurunan sebesar 0,38 yang disebabkan oleh kenaikan hutang lancar pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp.11.946. dan penurunan harta lancar sebesar Rp.594.690.
Quick Ratio pada tahun 2012 dan 2013 yang terletak pada angka 2,45 dan 2,01 menunjukkan angka likuiditas yang tinggi sebab akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan panjang perusahaan. Karena utang perusahaan sebesar Rp.1 akan dijamin dengan Rp.2,45 dan Rp.2,01 aktiva lancar tanpa melibatkan persediaan perusahaan. Dan nilai tersebut menunjukkan penurunan nilai pada quick ratio pada tahun 2013 dibandingkan dengan 2012, yang menandakan bahwa pada tahun 2013 kemampuan membayar jangka pendek di tahun 2013 kurang baik.
c. Cash Ratio
Dirumuskan dengan sebagai berikut :
���ℎ�����= ���+���������
(56)
Tahun 2012 :
���ℎ�����= 1.799.137
792.482 = 2,27 Tahun 2013 :
���ℎ�����= 1.401.395
804.428 = 1,74
Cash Ratio pada tahun 2012 adalah sebesar 2,27 : 1, hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar perusahaan dijamin oleh kas sebesar 2,27 sedangkan untuk tahun 2013 Cash Ratio pada tahun 2013 adalah sebesar 1,74 : 1, hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar perusahaan dijamin oleh kas sebesar 1,74.
Cash Ratio pada tahun 2013 sebesar 1,74 lebih kecil dari tahun 2012 yaitu sebesar 2,27. Sehingga cash ratio pada tahun 2013 mengalami penururnan dari tahun sebelumnya.
Penurunan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kewajiban lancar yaitu pada utang usaha, pihak-pihak ketiga, pihak-pihak berelasi, utang lain-lain, uang muka pelanggan dan utang pajak yang mengalami peningkatan rata-rata diatas 40% pada tahun 2013. Sedangkan kas perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp.594.690 dibandingkan tahun 2012. Hal ini berarti perusahaan pada tahun 2012 lebih likuid dibanding tahun 2013. Akibat penurunan cash ratio di tahun 2013 mengakibatkan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
(57)
d. Inventory Turn Over
Dirumuskan dengan sebagai berikut :
��������� �������� = ℎ������������������
�������������� − ����
Tahun 2012 :
��������� �������� = 2.530.503 510.219,5
= 4,95
Tahun 2013 :
��������� �������� = 2.880.220 510.219,5
= 5,64
Dari perhitungan inventory turn over dapat diketahui bahwa dana yang tertanam dalam persediaan berputar rata-rata 4,95 kali dan 5,64 kali. Hal ini berarti inventory turn over mengalami peningkatan sebesar 0,69 kali yang dikarenakan oleh naiknya harga pokok penjualan pada tahun 2013.
Inventory Turn Over 2012 dan 2013 terletak pada 4,95 kali dan 5,64 kali,, nilai inventory turn over perusahaan di tahun 2013 meningkat dari tahun sebelumnya. Meningkatnya nilai inventory turn over tersebut menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dan likuiditas persediaannya semakin baik. Tidak ada persediaan yang menumpuk dan akan meningkatkan pengembalian investasi.
(58)
e. Working Capital to Total Asset
Dirumuskan dengan sebagai berikut :
���������������������= ������������
�����������
Tahun 2012 :
���������������������= 2.593.816
7.551.796 = 0,34
Tahun 2013 :
���������������������= 1.999.126
7.974.876 = 0,25
Working capital to asset atau rasio modal kerja terhadap aktiva secara keseluruhan pada tahun 2012 adalah sebesar 0,34 yang berarti bahwa perbandingan antara modal kerja dengan total aktiva adalah sebesar 0,34. Sedangkan untuk tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,25. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya aktiva lancar pada tahun 2013 sebesar Rp.594.690 dibandingkan tahun 2012 dan bertambahnya total aktiva sebesar Rp.423.080.
Penurunan Working Capital to Tottal Asset pada tahun 2013 tidak begitu banyak mempengaruhi modal kerja perusahaan sebab nilai working capital to tottal asset perusahaan bernilai positif yang artinya modal kerja tersebut merupakan modal kerja yang besar sehingga kegiatan operasional perusahaan masih lancar, pendapatn masih meningkat dan laba yang diterima juga meningkat.
(1)
50 3. Analisis Rasio Modal Kerja
Dari perhitungan analisa ratio tersebut disimpulkan bahwa pada perusahaan PT.PP. LONDON SUMATERA UTARA INDONESIA,Tbk dalam memenuhi sejumlah modal kerjanya untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjangnya maka pada tahun 2012 perusahaan PT.PP. LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk lebih likuid dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya daripada tahun 2013. Dapat terlihat pada perhitungan ketiga Ratio likuiditas yang masing-masing mengalami penurunan di tahun 2013, dimana nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan pada tahun 2012 memiliki tambahan dana yang tertanam pada aktiva lancar yang tidak dipergunakan, sehingga perusahaan pada tahun 2012 lebih likuid daripada tahun 2013. Akibat dari penurunan nilai ratio tersebut maka pada tahun 2013 perusahaan mengalami penurunan pada kas sebesar Rp.594.690.000 serta mengalami kenaikan hutang lancar sebesar Rp.11.946.000 sehingaa perusahaan tidak begitu baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjangnya. Sedangkan pada inventory turn over ratio, pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 sebanyak 0,69 kali hal ini diakibatkan oleh naiknya harga pokok penjualan. Akibat dari peningkatan nilai tersebut menunjukkan perusahaan semakin efisien dan likuiditasnya semakin baik. Tidak ada persediaan yang menumpuk dan dapat meningkatkan pengembalian investasi. Pada working captal to total asset, pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yaitu sebanyak 0,9. Penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya aktiva lancar sebesar Rp.594.690.000 dan bertambahnya
(2)
total aktiva sebesar Rp.423.080.000. Namun penurunan tersebut tidak terlalu berpengaruh sebab nilai tersebut masih bernilai positif yang modal kerja tersebut merupakan modal kerja yang besar sehingga kegiatan operasional perusahaan masih lancar, pendapatan masih menigkat dan laba yang diterima juga meningkat. Dan dapat disimpulkakn bahwa perusahaan PT.PP. LONDON SUMATERA INDONESIA,Tbk dapat memenuhi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjangnya.
Untuk memudahkan dalam pembacaan data maka pembahasan dari rasio-rasio tersebut diatas akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 3.2
PT.PP. London Sumatra Indonesia,Tbk LAPORAN RASIO MODAL KERJA
NO RASIO
TAHUN PERUBAHAN
2012 2013 NAIK TURUN
1. 2. 3. 4. 5. Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio Inventory Turn Over
Working Capital to Total Asset 3,27 2,45 2,27 4,95 0,34 2,48 2,07 1,74 5,64 0,25 - - - 0,69 - 0,79 0,38 0,53 - 0,09
(3)
52 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan penulis dan dengan mempertahankan data hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Komponen modal kerja terdiri dari tiga konsep yaitu konsep kuantitatif, kualitatif dan konsep fungsional yang rata-rata menunjukkan adanya penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari tahun 2012 dan tahun 2013. Untuk konsep kuantitatif adanya penurunan jumlah modal kerja sebesar Rp.594.690.000 disebabkan karena berkurangnya jumlah kas dan setara kas serta jumlah persediaan ditahun 2013. Pada konsep kulaitatif mengalami penurunan sebesar Rp.636.099.000 yang disebabkan bertambahnya jumlah hutang lancar dan berkurangnya jumlah aktiva lancar ditahun 2013. Dan pada konsep fungsional mengalami penurunan jumlah modal kerja sebesar Rp.539.230.000 yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah modal kerja riil dan modal kerja potensial perusahaan serta terjadinya peningkatan bukan modal kerja sebesar Rp.546.897.000 disebabkan bertambahnya aktiva tetap perusahaan. Dalam konsep ini, PT.PP.London Sumatera Indonesia,Tbk memiliki modal kerja yang baik ditahun 2012 dibandingkan tahun 2013.
2. Sumber modal kerja perusahaan mengalami peningkatan sebesar Rp.590.210.000. peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya laba bersih perusahaan dan penjualan perusahan ditahun 2013. Sedangkan
(4)
penggunaan modal kerja perusahaan mengalami peningkatan sebesar Rp.642.277.000 peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah hutang jangka panjang, beban yang ditangguhkan oleh perusahaan serta investasi aktiva tetap ditahun 2013. Dalam pengelolaan sumber dan penggunaan modal kerjanya PT.PP.Londin Sumatera Indonesia,Tbk sudah cukup baik dikarenakan adanya peningkatan modal kerja disetiap tahunnya. 3. Rasio modal kerja PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk terdiri dari rasio
likuiditas yang mengalami penurunan ditahun 2013, masing-masing sebesar 0,79 pada current ratio, 0,38 pada quick ratio dan 0,53 pada cash ratio. Penurunan nilai ratio tersebut disebabkan oleh berkurangnya kas sebesar Rp.594.690.000 dan bertambahnya hutang lancar sebesar Rp.11.946.000 ditahun 2013. Sedangkan pada rasio iventory turn over mengalami peningkatan sebesar 0,69 kali yang disebabkan oleh bertambahnya harga pokok penjualan perusahaan sebesar Rp.394.717.000 di tahun 2013. Pada rasio working capital to tottal asset mengalami penurunan sebesar 0,9 yang disebabkan oleh berkurangnya aktiva lancar sebesar Rp.594.690.000 dan bertambahnya total aktiva sebesar Rp.423.080.000. Dalam hal ini PT.PP. London Sumatra Indonesia,Tbk ditahun 2012 lebih likuid ddibandingkan tahun 2013 dalam memenuhi kewajiban jangka pendek adan jangka panjangnya.
(5)
54 B.Saran
Adapun saran-saran yang kiranya dapat berguna bagi perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan adalah :
1. PT.PP. London Sumatera Indonesia,Tbk dapat melakukan analisis modal kerja dengan terus menaikkan rasio keuangan dengan jalan menggunakan seluruh modal kerja untuk hal yang lebih penting seperti menambahkan aktiva lancar, menekankan biaya produksi atau mengurangi jumlah hutang lancar untuk memperoleh likuiditas yang baik.
2. Dalam penyediaan dan penggunaan modal kerja, pimpinan perusahaan harus memperhatikan tingkat likuiditas perusahaan agar dapat tercapainya suatu proporsi yang wajar pada aset lancar
3. Perusahaan harus tetap menjaga jumlah aset lancar harus lebih besar dari jumlah hutang lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam melunasi hutang-hutang lancarnya bila sudah jatuh tempo.
4. Dilihat dari peningkatan laba bersih yang cukup baik pada PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk, menggambarkan bahwa perusahaan sudah cukup baik dalam menjalankan usahanya dan diharapkan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan pada tahun-tahun mendatang sehingga dapat terus meningkatkan laba bersih.
5. Kebijaksanaan pembelanjaan perusahaan perlu ditinjau kembali untuk mendapatkan tingkat likuiditas dan profitabilitas yang lebih baik.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, 2012, Analisis Laporan Keuangan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan
ketiga, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Martono dan Agus Harjito,2002, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Ekonista, Yogyakarta.
Purba, Parentahen, 2002, Analisa dan Perencanaan Keuangan, Edisi Satu, Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, Medan
Sitanggang, J.P, 2012, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Asli, Mitra Wacana Media, Jakarta
Sunyoto, Danang, 2013, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Center Of Academic Publishing Service, Yogakarta.
Syamsuddin, Lukman, 2007, Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep dan Aplikasi dalam : Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan, Edisi Baru, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta